Anda di halaman 1dari 9

Jaring Aliran (Flownet)

Apa itu jaring aliran (flownet)? Jaring aliran merupakan penggambaran hukum kontinuitas aliran
air didalam tanah, umumnya digunakan untuk tanah dengan batasan tertentu (akan dibahas
lebih lanjut nanti).
Misalnya pada kasus bendungan pada gambar dibawah ini, bila kita telah mengetahui beda
gradien hidrolik total dari bagian hulu dan hilir bendungan, maka kita dapat menggambarkan
jaring aliran yang terjadi di dalam pasir (homogeneous sand).

Contoh kasus dimana kita bisa menggunakan pendekatan jaring aliran (flownet)

Flownet merupakan metode grafis yang awalnya dikembangkan oleh Philipp Forchheimer
seorang Insinyur Austria dan disempurnakan oleh Arthur Casagrande, seorang insinyur Amerika
yang merupakan salah satu dari pengembang pertama bidang keilmuan mekanika tanah.
Mengapa kita memerlukan jaring aliran? Pada tahun xx-an, belum ada perangkat lunak
komersial yang dapat dengan mudah mengkalkulasi kecepatan aliran air didalam tanah. Oleh
karena itu pada saat itu metode grafis jaring aliran merupakan metode yang sangat
powerful untuk mengkalkulasi kecepatan rembesan air.
Di perkuliahan sering kali kita hanya diajarkan bagaimana membuat jaring aliran dan
menghitung kecepatan aliran dari jaring aliran yang telah dibuat, tanpa mengetahui

mengapa kita bisa merepresentasikan rembesan tersebut dengan jaring aliran.

Persamaan Kontinuitas
Persamaan kontinuitas yang saya maksud disini adalah hukum kekekalan massa.
mengenai hukum kekekalan massa saya telah membahas dan menurunkan persamaan
kekekalan massa ini.

Persamaan tersebut juga telah saya bahas lebih jauh di posting mengenai fluida yang
kompresibel dan inkompresibel. Pada kasus fluida yang inkompresibel, rumus diatas dapat
disederhanakan menjadi

Persamaan terakhir ini mengatakan bahwa bila fluida bersifat inkompresibel, maka kekekalan
massa akan tercapai bila setiap volume elementer tanah memenuhi persyaratan persamaan
diatas.
Kita juga dapat menuliskan persamaan tersebut sbb:
Kontinuitas aliran rembesan pada fluida inkompresibel
Dari hukum Darcy klasik, kita ketahui kecepatan aliran rembesan

didefinisikan sbb:

Dengan:

Dengan definisi kecepatan aliran rembesan dari hukum Darcy diatas, maka persamaan
kontinuitas dari bagian sebelumnya dapat kita tuliskan menjadi:

Karena gradien hidrolik didefinisikan sebagai beda tekanan hidrolik disepanjang arah aliran
rembesan, maka:

Sehingga

Persamaan kontinuitas pada fluida inkompresibel dan tanah isotrop


Pada tanah isotrop, besarnya konduktivitas hidrolik

sama besarnya sama semua

arah, dimana
Sehingga:

Ini merupakan bentuk persamaan harmonik yang dikenal dengan nama persamaan Laplace
Pada kasus 2D, persamaan Laplace dapat diatas disederhanakan menjadi:

Persamaan inilah yang menggambarkan kontinuitas tinggi hidrolik aliran. Dari formulasi ini, kita
dapat menggambarkan garis ekuipotensial, yang mana garis ini menyatakan titik-titik di gambar
yang memiliki tinggi hidrolik yang sama (equivalent potential).
Dua garis ekuipotensial tentu saja membentuk apa yang dikenal sebagai beda potensial
sehingga bila kita ketahui jarak antar garis ekuipotensial maka kita akan peroleh gradien
hidroliknya

Bila kita ingat formulasi hukum Darcy yang menyatakan bahwa aliran air terjadi akibat beda
gradien hidrolik, maka garis yang tegak lurus garis ekuipotensial otomatis merupakan garis
aliran (stream line).
Hal inilah yang menyebabkan perpotongan antara garis ekuipotensial dan garis aliran harus
tegak lurus.

Bendungan dengan garis alirannya (sumber)

Bendungan dengan garis aliran dan garis ekuipotensial (sumber)

Mekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah


1. 1. Aliran Air dalam Tanah Permeabilitas dan Rembesan
2. 2. Pengertian Dasar Tanah adalah merupakan susunan butiran padat dan pori-pori yang
saling berhubungan satu sama lain sehingga air dapat mengalir dari satu titik yang
mempunyai energi lebih tinggi ke titik yang mempunyai energi lebih rendah. Studi
mengenai aliran air melalui pori-pori tanah diperlikan dalam mekanika tanah karena hal
ini sangat berguna dalam : memperkirakan jumlah rembesan air dalam tanah
menyelidiki masalah-masalah yang menyangkut pemompaan air untuk konstruksi di
bawah tanah menganalisis kestabilan suatu bendungan tanah dan konstruksi dinding
penahan tanah yang terkena gaya rembesan.
3. 3. Gradien Hidrolik Menurut persamaan Bernoulli : dimana : h = tinggi energi total p =
tekanan v = kecepatan g = percepatan disebabkan oleh gravitasi w = berat volume air
Karena kecepatan rembesan air di dalam tanah adalah sangat kecil, maka bagian dari
persamaan yang mengandung tinggi kecepatan dapat diabaikan. Z g v w p h 2 2 Z w p h
4. 4. Gambar 1. Tekanan, elevasi, dan tinnggi enegi total energy untuk aliran di dalam
tanah Kehilangan energi antara dua titik A dan B: Gradien Hidrolik : B B A Z w p Z w pA
hBhAh L h i
5. 5. Aliran air melalui ruang pori dapat dianggap sebagai aliran laminar sehingga : v i
Gambar 2. Variasi kecepatan aliran v dengan gradien hidrolik i
6. 6. 3. HUKUM DARCY Pada tahun 1856, Darcy memperkenalkan suatu persamaan
sederhana yang digunakan untuk menghitung kecepatan aliran air yang mengalir dalam
tanah jenuh, dinyatakan sbagai berikut : dimana : v = kecepatan aliran, k = koefisien
rembesan kiv
7. 7. 4. KOEFISIEN REMBESAN Koefisien rembesan (coefficient of permeability)
tergantung pada beberapa factor , yaitu: - kekentalan cairan, - distribusi ukuran butir
pori, - distribusi ukuran butir, - angka pori, - kekasaran permukaan butiran tanah, - dan
derajat kejenuhan tanah. Pada tanah berlempung struktur tanah memegang peranan

penting dalam dalam menentukan koefisien rembesan. Faktor-faktor lain yang


mempengaruhi sifat rembesan tanah lempung adalah konsentrsi ion dan ketebalan
lapisan air yang menempel pada butiran lempung.
8. 8. Tabel 1 harga-harga koefisien rembesan pada umumnya.
9. 9. Penentuan Koefisisen Rembesan di Laboratorium Ada 2 metode, yaitu : Uji tinggi
konstan Uji tinggi jatuh
10. 10. Uji Rembesan dengan Tinggi Konstan Dimana Q = Volume Air Yang Dikumpulkan
A = Luas Penampang Melintang Tanah t = waktu yang digunakan untuk
mengumpulkan air
11. 11. CONTOH HASIL PENGUJIAN Dari hasil suatu uji tinggi konstan di lab untuk tanah
pasir halus dengan diameter 150 mm dan Panjang 300 mm adalah : Perbedaan tinggi
konstan = 500 mm Waktu untuk mengumpulkan air = 5 menit Volume air yang
dikumpulkan = 350 cc Temperatur air = 24 oC Tentukan koefisien rembesan pada 20
oC
12. 12. PENYELESAIAN Untuk uji rembesan konstan Diket Q=350 cc (350 x 103 mm3),
L=300 mm, A =phi .75.75 =17671,46 mm2, h = 500 mm t = 5 x 60 = 300 dt Maka k =
(350 x 103 ) x 300 17671,46 x 500 x 300 = 3,96 x 10-2mm/dt 24 /2o = 0,910 Jadi k20
= (3,96 x 10-2)x0,910 =3,604 x 10-2 mm/dt
13. 13. Tingggi Jatuh q = jumlah air yang mengalir melalui tanah persatuan waktu a =
luas penampang pipa inlet A = luas peanampang contoh tanah
14. 14. Contoh Suatu sumur uji dalam lapisan tembus air yang didasari lapisan kedap
dalam keadaan steady di dapatkan hasil-hasil sebagai berikut q = 13,37 ft3/mnt; h1 = 20
ft, h2 = 15 ft; r1 = 150 ft, r2 = 50 ft:
15. 15. Penyelesaian .k = 2,303 x 13,37 log10 (150/50) (202 152) = 0,0267 ft/menit =
0,027 ft/ menit
16. 16. Penyelesaian .i = _____4m_______= 0,0972 (50 m/ cos 8o) .q = kiA =(0,08
cm/detik) x (0,0972)(3 cos 8o x 1) 102 = 0,188 x 10-3 m3/dt/m lebar

17. 17. Rembesan Ekivalen pada tanah berlapis Aliran Horisontal


18. 18. Rembesan Ekivalen pada tanah berlapis Aliran Vertikal
19. 19. Rembesan dan Jaringan Aliran PENGERTIAN DASAR Konsep dari tinggi energi dan
kehilangan energi ketika air mengalir melalui tanah telah disebutkan dalam modul
sebelumnya. Ketika air mengalir melalui medium berpori seperti tanah akan terjadi
kehilangan energi yang terserap oleh tanah. Seperti pada gambar di bawah di mana air
mengalir melalui bawah bendung atau di bawah sheet pile cofferdam (gb..1)
20. 20. ALIRAN DUA DIMENSI DI BAWAH BENDUNG
21. 21. JARINGAN ALIRAN Garis aliran adalah suatu garis sepanjang mana butir-butir akan
bergerak dari bagian hulu ke bagian hilir sungai melalui media tanah yang tembus air
(permeable). Garis ekipotensial adalah suatu garis sepanjang mana tinggi potensial di
semua titik pada garis tersebut adalah sama. Jadi apabila alat-alat piezometer
diletakkan di beberapa titik yang berbeda-beda di sepanjang suatu garis ekipotensial, air
di dalam piezometer tersebut akan naik pada ketinggian yang sama. Gambar 3 a
menunjukkan definisi garis aliran dan garis ekipotensial untuk aliran di dalam lapisan
tanah yang tembus air (permeable layer) di sekeliling jajaran turap yang ditunjukkan
pada gambar tersebut (untuk kx = kz = k) Kombinasi dari beberapa garis aliran dan garis
ekipotensial dinamakan jaringan aliran (flow net). Seperti telah disebutkan sebelumnya
bahwa jaringan aliran dibuat untuk menghitung aliran air tanah.
22. 22. Dalam pembuatan jaringan aliran, garis-garis aliran dan ekipotensial digambar
sedemikian rupa sehingga : Garis ekipotensial memotong tegak lurus aliran Elemenelemen aliran dibuat kira-kira mendekati bentuk bujur sangkar. keadaan batas yang
dipakai adalah : Permukaan lapisan tembus air pada bagian hulu dan hilir dari sungai
(garis ab dan de) adalah garis-garis ekipotensial. Karena garis ab dan de adalah garisgaris ekipotensial, semua garis- garis alirannya memotomh tegak lurus. Batas lapisan
kedap air, yaitu garis fg, adalah garis aliran ; begitu juga permukaan turap kedap air,
yaitu garis acd. 4. Garis-garis ekipotensial memotong acd dan fg tegak lurus.

23. 23. i available = 0.2 i critic = 0.5 SF = 2.5


24. 24. Tahap 4a3a: Perhitungan tegangan tanah initial dan tekanan air pori initial Tegangan
tanah initial
25. 25. Tahap 4b: Perhitungan tegangan tanah initial dan tekanan air pori initial Tekanan air
pori initial
26. 26. Tahap 4d: Perhitungan konstruksi bertahap (steady state seepage) Rembesan di
bawah bendung
27. 27. Tahap 4d: Perhitungan konstruksi bertahap (steady state seepage) Equipotential line
28. 28. Tahap 4d: Perhitungan konstruksi bertahap (steady state seepage) Tekanan air
akibat rembesan
29. 29. Hasil Analisis Equipotential line
30. 30. Hasil Analisis Equipotential line
31. 31. Hukum Laplace
32. 32. Perhitungan Jumlah Rembesan dengan Flow Net Sekumpulan flow lines &
equipotential line, menurut Darcy: dimana: Nd = equipotential drops Total flow-nya
menjadi: atau: untuk a =b persamaan menjadi: H = h1 h2 = head loss from
upstream to downstream H N N kq b a H N N kq N hh b a kNqq N H N hh h b h
k1aAkiAvq d f d f d 21 f dd 21
33. 33. TEKANAN KE ATAS (UPLIFT PRESSURE) PADA DASAR BANGUNAN AIR.
Jaringan aliran dapat dipakai untuk menghitung besarnya tekanan ke atas yang bekerja
pada dasar sautu bangunan air . Cara perhitungannya dapat ditunjukkan denga suatu
contoh yang sederhana. Gambar .6 menunjukkan sebuah bendungan dimana dasarnya
terletak pada kedalaman 6 ft di bawah muka tanah. Jaringan aliran yang diperlukan
sudah digambar (dianggap kx = ky = k). Gambar distribusi tegangan yang bekerja pada
dasar bendungandapat ditentukan dengan cara mengamati garis- garis ekipotensial
yang telah digambar.

34. 34. Ada tujuh buah penurunan energi potensial (Nd) dalam jaringan aliran tersebut, dan
perbedaan muka air pada bagian huku dan hilir sungai adalah H = 21 ft. Jadi kehilangan
tinggi energi untuk tiap-tiap penurunan energi potensial adalah H/ 7 = 21/7 = 3. Tekanan
ke atas (uplift pressure) pada titik-titik berikut adalah : Titik a (ujung kiri dasar
bendungan) = (tinggi tekanan pada titik a ) x (w) = ((21 +6)-3) w = 24 w Dengan cara
yang sama, pada b = (27-(2)(3) w = 21w Dan pada f = (27 (6)(3) w = 9 w
35. 35. 24 ft

Anda mungkin juga menyukai