Anda di halaman 1dari 36

I.

Defenisi Terowongan

Terowongan adalah lubang bukaan mendatar atau sedikit miring yang dibuat di

bawah tanah, gunung, sungai, laut, daerah industri, bahkan pemukiman padat penduduk.

Terowongan umumnya tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya yang terbuka pada

lingkungan luar. Ada dua tujuan utama manusia membuat terowongan. Terowongan yang

dibuat untuk mengambil bahan galian di bawah tanah, dikenal dengan terowongan tambang.

Terowongan yang dibuat untuk menembus rintangan alam atau rintangan yang dibuat oleh

manusia disebut terowongan sipil. Beberapa ahli teknik sipil mendefinisikan terowongan

sebagai sebuah tembusan di bawah permukaan yang memiliki panjang minimal 0.1 mil, dan

yang lebih pendek dari itu lebih pantas disebut underpass.

Terowongan umumnya dibuat melalui berbagai jenis lapisan tanah dan bebatuan

sehingga metode konstruksi pembuatan terowongan tergantung dari keadaan tanah. Metode

konstruksi yang lazim digunakan dalam pembuatan terowongan antara lain:

 Cut and Cover System

 Pipe Jacking System (Micro Tunneling)

 Tunneling Bor Machine (TBM)

 New Austrian Tunneling Method (NATM)

 Immersed-Tube Tunneling System.

II. Klasifikasi Terowongan

 Berdasarkan kegunaannya terowongan, Made Astawa Rai (1988) membagi

terowongan menjadi 2 bagian, yaitu:


1. Terowongan lalu – lintas (traffic tunnel)

Terowongan lalu lintas berfungsi untuk mengangkut material tambang atau barang

dan manusia sebagai media transportasi.

a. Terowongan kereta api, adalah terowongan yang merupakan terowongan paling

penting di antara terowongan lalu – lintas. Kebanyakan terowongam kereta api

ditemukan didaerah pegunugan, tetapi ada juga yang dibangun dibawah sungai

atau dibawah kota.

 Terowongan Kereta api di bawah kota

Walaupun merupakan terowongan kereta api, terowongan kereta api dibawah

kota merupakan kelompok tersendiri dari terowongan kereta api, berbeda

dengan terowongan jalan raya dilihat dari sudut lokasi, metode kontruksi,

material dan kegunaannya. Terowongan jalan raya bentuk penampangnya tapal

kuda (horse shoes). Sedangkan terowongan kereta api biasanya bentuk

penampangnya bulat, empat persegi panjang atau segi banyak (polygonal)

tergantung dari letaknya dibawah permukaan tanah. Yang menjadi rintangan

untuk terowongan dibawah kota adalah kerapatan dari bangunan diatas tanah,

jaringan jalan dan gedung-gedung. Syarat utama yang harus dipenuhi oleh

terowongan kereta api dibawah kota dibedakan dengan terowongan kereta api

lainnya, yaitu:

 Menambah persyaratan keamanan yang diakibatkan oleh rapatnya dan

tingginya

kecepatan dari lalu lintas (bebas dari displacement dan deformasi dari rel

dan dinding terowongan).

 Hati-hati water sealing.

 Standar yang tinggi dari kebersihan dan peranginan (ventilation).


Gambar 1. 1 Seikan Tunnel, Jepang
Seikan Tunnel di Jepang merupakan terowongan kereta api bawah laut

terpanjang di dunia dengan panjang 53,9 km (33,5 mil), dimana 23,3

km (14,5 mil) berada di bawah laut.

b. Terowongan jalan raya

Terowongan jalan raya dapat diklasifikasikan kedalam tiga macam kelompok :

 Terowongan yang dibangun untuk kendaraan bermotor karena pesatnya

pertambahan lalu lintas jalan raya bersamaan dengan berkembangnya industri

kendaraan bermotor.

 Terowongan interkoneksi, melewati daerah berbukit didalam kota, berbeda

dalam dimensi dengan kelompok pertama. Terowongan ini biasanya


merupakan lanjutan dari jalan raya (jalan arteri) dan mempunyai bentuk

penampang yang tinggi untuk mendapatkan peranginan alam.

 Terowongan yang melewati bawah sungai, didaerah perkotaan. Terowongan

ini dibangun untuk menggantikan jembatan disungai yang lalu lintas

kapalnya padat karena seringnya jembatan tersebut diangkat pada saat kapal

lewat yang

mengakibatkan lalu lintas terhenti.

Gambar 1. 2 Lærdal Tunnel


Lærdal Tunnel di Norwegia dari Laerdal ke Aurland merupakan terowongan jalan
raya terpanjang di dunia, dimaksudkan untuk mobil dan kendaraan yang
sejenis, dengan panjang 24,5 km (15,2 mil).

c. Terowongan pejalan kaki


Terowongan ini termasuk dalam grup terowongan jalan (road tunnel) tetapi

penampangnya lebih kecil, jari – jari belokannya pendek dan kemiringannya besar

(lebih besar dari 10%). Terowongan ini biasanya digunakan dibawah jalan raya

yang ramai atau dibawah sungai dan kanal sebagai tempat menyebrang bagi

pejalan kaki.

Gambar 1. 3 Kanmon Tunnel

Shin-Kanmon Tunnel adalah 18.713 m panjang dan untuk jalur kereta api Sanyo
Shinkansen (kereta api tercepat dudunia)di bawah Selat Kanmon. Selain itu,
tunnel ini ada ruangan untuk pejalan kaki dan sepeda

d. Terowongan navigasi

Terowongan ini dibuat untuk kepentingan lalu-lintas air di kanal-kanal dan

sungai-sungai yang menghubungkan satu kanal atau sungai ke kanal lainnya.


Disamping itu juga dibuat untuk menembus daerah pegunungan untuk

memperpendek jarak dan memperlancar lalu – lintas air. Hal yang khusus dari

terowongan navigasi adalah dinding (lining) terowonganyang kedap air

(impermeable), sambungan-sambungan dibuat secara hati-hati dan diberipenutup/

penyekat dan bentuknya dibuat melebar agar tahan air pada saat kapal

lewatsekecil mungkin. Daerah-daerah yang mempunyai kemungkinan gerakan

tektonik serta formasi dan struktur batuannya banyak mengandung patahan dan

rekahan yang mempunyai kecendrungan akanbergeser maka terowongan navigasi

ini sebaiknya tidak dibuat pada daerah tersebut

e. Terowongan transportasi dibawah kota

Biasanya terowongan ini dibangun di bawah kota yang penduduknya padat

sebagai alternatif jalan raya.

f. Terowongan transportasi ditambang bawah tanah

Terowongan ini dibuat sebagai jalan masuk kedalam tambang bawah tanah yang

digunakan untuk lalu – lintas para pekerja tambang, mengangkut peralatan

tambang, mengangkut batuan dan bijih hasil penambangan. . Pada umumnya

terowongan ini dibuat pada massa batuan yang sudah terganggu akibat kegiatan

penambangan dan umur terowongan adalah sampai kegiatan penambangan

selesai. Penyangga didalam terowongan dan kekuatan batuan disekitar

terowongan sangat diperlukan dan harus direncanakan sebaik mungkin agar

kegiatan pengangkutan tidak terhenti dan keamanan para pekerja terjamin


Gambar 1. 4 Terowongan Transportasi Di Tambang Bawah Tanah

2. Terowongan angkutan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa terowongan angkut berfungsi

sebagai media transportasi material atau barang dan manusia yang berguna untuk

kepentingan masyarakat banyak, seperti media penyalur aliran air untuk tenaga

listrik dan sebagainya

a. Terowongan stasiun pembangkit listrik air

Air dialihkan atau dialirkan dari sungai atau reservoir untuk digunakan

sebagai pembangkit listrik di sebuah stasiun pembangkit yang letaknya lebih

rendah. Terowongan ini dapat dikategorikan pada suatu grup utama

berdasarkan kegunaannya. Terowongan yang penampangnya terisi penuh oleh

air langsung dari reservoir ke turbin disebut terowongan tekan (pressure

tunnel). Karena perbedaan ketinggian yang sangat besar maka terowongan

akan mengalami tekanan dari dalam yang sangat besar. Sedangkan

terowongan yang dibuat untuk mengalirkan air hanya dengan gravitasi dari

suatu tempat ke tempat lainnya dibalik gunung atau memindahkan aliran

sungai dengan kemiringan kecil disebut sebagai terowongan saluran

(discharge tunnel).Perbedaan antara kedua jenis terowongan ini adalah dalam


hal beban yang diterima dan bentuk penampangnya. Terowongan tekan

menerima tekanan air dari dalam dan juga tekanan luar yang diakibatkan oleh

massa batuan dan air tanah. Untuk menahan resultan dari tegangan tarik, yang

paling baik dan paling ekonomis adalah jika bentuk penampang terowongan

bulat. Oleh karena itu terowongan tekan dibuat dengan bentuk penampang

bulat atau tapal kuda. Bentuk tapal kuda lebih cocok dengan metode

pemboran yang dilakukan pada saat penggalian. Untuk menahan gaya tarik

maka dinding terowongan tekan harus dibuat dari beton yang diperkuat.

Terowongan saluran biasanya dirancang dengan bentuk penampangnya tapal

kuda sama dengan bentuk terowongan kereta api. Tekanan dalam oleh air

biasanya kecil dan dapat diabaikan, dibandingkan dengan tekanan dari massa

batuan. Kedua terowongan ini tidak dapat dibangun didaerah yang massa

batuannya masih bergerak dan tidak solid. Terowongan tekan sebaiknya tidak

dibuat pada massa batuan yang mengandung patahan atau crack yang saling

berpotongan atau gerakan tektoniknya masih ada.

Gambar 1. 5Terowongan Perusahaan Listrik Tenaga Air

b. Terowongan penyediaan air


Terowongan ini hampir sama dengan terowongan stasiun pembangkit listrik

air, perbedaannya hanya pada fungsi kedua terowongan tersebut. Fungsi dari

terowongan penyediaan air adalah menyalurkan air dari mata air ketempat

penyimpanan air di dalam kota atau membelokkan air ke tempat

penyimpanan tersebut. Perbedaan yang utama adalah bahwa terowongan

penyediaan air ini dibuat untuk menyediakan air dari tempat penyimpanan

ketempat pemungkiman sehingga lokasi terowongan ini adalah pada lapisan

aluvial yang baru. Sedangkan terowongan tekan dibuat menembus daerah

pegunungan sehingga lokasinya adalah pada batuan yang lebih solid.

Disamping itu tekanan air dan head-nya juga berbeda.

c. Terowongan untuk saluran air kotor

Terowongan ini dibuat untuk membuang air kotor dari kota atau pusat

industri ke tempat pembuangan yang sudah disediakan. . Oleh karena itu

hampir sama dengan terowongan penyediaan air. Aliran air kotor ini karena

pengaruh gaya gravitasi akan menggerus dinding dari terowongan.

Demikian juga apabila mengandung sisa-sisa bahan kimia. Oleh karena itu

bagian dalam dinding terowongan harus dilindungi oleh satu material seperti

keramik, bahan yang tahan terhadap asam, aspal beton dan lain-lain.

Biasanya terowongan ini dibuat ditempat yang cukup dalam dan berukuran

besar sehingga metode pembuatan

terowongan yang umum dapat diterapkan pada saat pembuatannya.

Pembuatan terowongan untuk saluran air kotor perlu dibuat dibawah

saluran-saluran air atau dibawah jalan-jalan didalam kota, karena selain

mengalirkan air kotor juga untuk menampung/menerima air kotor kesaluran

tersebut.
Gambar 1. 6 Terowongan saluran air kotor

d. Terowongan yang digunakan untuk kepentingan umum

Terowongan ini biasanya dibuat di daerah perkotaan untuk menyalurkan

kabel listrik dan telepon, pipa gas dan air, dan juga pipa – pipa lainnya yang

penting, dibuat dibawah saluran air, jalan raya, jalan kereta api, blok

bangunan untuk memudahkan inspeksi secara kontinyu, pemeliharaan dan

perbaikan sewaktu-waktu kalau ada kerusakan. Terowongan ini berbeda dari

terowongan-terowongan yang sudah disebutkan sebelumnya oleh adanya

sumuran (shaft) vertikal untuk menghubungkan terowongan dengan

permukaan tanah. Keuntungan yang besar sekali dari terowongan ini adalah

kemungkinan pembuatannya dengan metode

penerowongan, sehingga penggalian terbuka yang dapat menggangu lalu

lintas

dipermukaan dapat dihindari. Pemeliharaan dan inspeksi dapat dilakukan

bersamaan. Penampang terowongan ini dapat berbentuk empat persegi

panjang atau bulat, tergantung dari cara pembuatannya. Lokasi dan

dimensinya biasanya hampir sama dengan terowongan pejalan kaki.

 Berdasarkan lokasinya terowongan dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut:


1. Underwater Tunnels

Terowongan yang dibangun di bawah dasar muka air. Pada umumnya dibangun di

bawah dasar dan sungai atau laut. Perhitungannya lebih kompleks, selain ada

tekanan tanah juga terdapat tekanan air yang besar.

Gambar 1. 7 Blomlafjord Tunnel, Norwegia


Blomlafjord Tunnel adalah terowongan bawah laut yang melewati selat

Blomlafjorden yang menghubungkan Pulau Foyno dengan Dalshovda di Sveio,

Norwegia. Terowongan sepanjang 7, 82 kilometer dengan kedalaman 260,4 meter

dibawah permukaan laut. Rencana membuat terowongan bawah laut ini muncul pada

tahun 1980. Pembangunannya dimulai pada tahun 1997 dan dibuka pada 27

Desember 2000.
2. Mountain Tunnels

Terowongan jenis ini adalah salah satu terowongan yang mempunyai peran penting

ketika suatu daerah memiliki topografi yang beragam, sehingga perlu adanya

terowongan yang dibangun menembus sebuah bukit maupun gunung.

Gambar 1. 8 Hsuehshan Tunnel, Taipei


Hsuehshan Tunnel atau lebih dikenal Snow Mountain Tunnel adalah terowongan

yang menembus perut gunung dan terpanjang kedua di Asia, dari Taipei ke Yilan

sepanjang 12,9 km. Terowongan ini hanya bisa dilewati dengan mobil atau bus.

3. Tunnels at Shallow Depth and Water City Streets

Jaringan transportasi di negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, dan Jepang

banyak yang menerapkan tipe terowongan ini. Terowongan jenis ini sangat cocok

untuk dibangun di perkotaan. Baik itu untuk transportasi maupun saluran drainase

kota.
 Klasifikasi terowongan berdasarkan kedalamannya

Menurut kedalamannya terowongan dibedakan menjadi dua jenis yakni

terowongan dalam dan terowongan dangkal. Suatu terowongan dianggap dalam jika

kedalaman terowongan lebih besar dari 20 kali jari-jari terowongan.

1. Pada terowongan dalam

Kondisi tegangan dianggap sama disegala arah. Hal ini disebabkan karena

kedalaman terowongan sehingga perbedaaan antara tegangan vertikal dan

tegangan horizontal semakin kecil. Jika kita membuka lubang galian bulat di

tempat yang dalam, maka kenyataan yang terjadi adalah respon deformasi yang

sama pada seluruh dinding lubang galian.

2. Pada terowongan dangkal

Perbedaan antara tegangan vertikal dengan tegangan horizontal masih sangat

berpengaruh pada perilaku tanah. Hal ini menyebabkan adanya perbedaaan

perilaku bagian atas, tengah dan bawah terowongan. Pengaruh dari beban

permukaan juga menjadi pertimbangan tersendiri, sehingga dapat kita

simpulkan bahwa analisis pada terowongan dangkal lebih rumit daripada

terowongan dalam.

 Klasifikasi terowongan berdasarkan material yang dipakai, Paulus P Raharjo (2004)

menjelaskan terdapat 3 jenis terowongan, yaitu:

1. Terowongan Batuan (Rock Tunnels)

Terowongan batuan dibuat langsung pada batuan massif dengan cara pemboran

atau peledakan. Terowongan batuan umumnya lebih mudah dikonstruksikan

daripada terowongan melalui tanah lunak karena pada umumnya batuan dapat

berdiri sendiri kecuali pada batuan yang mengalami fracture.


Gambar 1. 9 Terowongan Zion-Mount Carmel
Terowongan Zion Mount Carmel adalah sebuah terowongan yang merupakan

jalan penghubung antara Gunung Sion di taman nasional Utah dan Bryce Canyon

National Park. Keunikan dari Terowongan Zion Mount Carmel adalah adanya

serangkaian ukiran apik yang menghiasi sisi terowongan dan dimaksudkan

sebagai sarana hiburan bagi pengemudi untuk menikmati pemandangan ketika

melewati Terowongan Zion Mount Carmel ini. Tidak hanya itu saja, dalam

terowongan ini Anda dapat melihat formasi batu karang dan pemandangan cantik

karya engineer (insinyur) hebat. Terowongan Zion Mount Carmel yang dibangun

menembus batu pasir yang relatif soft rock ini para insinyur harus memperkuat

struktur asli Terowongan Zion Mount Carmel selama kurang lebih 80 tahun yang

kemudian setelah itu menambahkan rusuk beton dan sistem pemantauan 24 jam

untuk memantau bila terjadi tanda-tanda akan runtuh.

2. Terowongan melalui tanah lunak (Soft Ground Tunnels)

Terowongan melalui tanah lunak dibuat melalui tanah lempung atau pasir atau

batuan lunak (soft rock). Karena jenis material ini runtuh bila digali, maka

dibutuhkan suatu dinding atau atap yang kuat sebagai penahan bersamaan dengan

proses penggalian. Umumnya digunakan shield (pelindung) untk memproteksi

galian tersebut agar tidak runtuh. Teknik yang umum digunakan pada saat ini
adalah shield tunneling Pada terowongan melalui tanah lunak ini, lining langsung

dipasang dibelakang shield bersamaan dengan pergerakan maju dari mesin

pembor terowongan (Tunnel Boring Machine).

Gambar 1. 10 Yulhyeon Tunnel

3. Terowongan gali – timbun (Cut and Cover Tunnel)

Terowongan ini dibuat dengan cara menggali sebuar trench pada tanah, kenudian

dinding dan atap terowongan dikonstruksikan di dalam galian. Sesudah itu galian

ditimbun kembali dan seluruh struktur berada dibawah timbunan tanah.

 Klasifikasi menurut metode perancangan dan pelaksanaan terowongan.

Dalam pembangunan terowongan, terdapat dua material utama lokasi pembangunan

yakni tanah dan batuan. Kondisi ini memberikan perbedaaan dalam metode

perancangan dan pelaksanaan terowongan. Beberapa perbedaaan yang muncul dapat

kita tinjau dari segi:

1. Metoda Pelaksanaan

Terowongan yang dibangun pada tanah lunak biasanya bisa digali dengan

menggunakan tenaga manusia, dengan metode cut and cover dan dengan

menggunakan jacking. Sedangkan pada batuan penggalian terowongan harus

dilakukan dengan bantuan peralatan-peralatan khusus. Penggunaan bahan


peledak, pemboran dengan menggunakan road header, ataupun menggunakan

Tunnel Boring Machine merupakan beberapa alternatif dalam pembangunan

terowongan pada batuan.

2. Material lokasi dibangunnya terowongan

Secara umum kita ketahui bahwa batuan lebih kuat dari tanah. Kekuatan batuan

selain ditentukan oleh materialnya sendiri juga ditentukan oleh kondisi

geologinya. Kondisi- kondisi seperti rekahan, patahan, dan retakan akan

membentuk bidang-bidang lemah pada struktur batuan. Sedangkan untuk tanah,

karena tidak memiliki karakteristik seperti batuan, maka kekuatannya hanya

ditentukan oleh material penyusun tanah itu sendiri.

3. Keadaaan tegangan awal

Batuan memiliki keadaaan tegangan yang lebih kompleks daripada tanah. Selain

tegangan overburden pada batuan juga ditemukan tegangan tektonik dan tegangan

sisa (residual stress). Pada tanah biasanya yang diperhitungkan adalah tegangan

overburden saja.

4. Pengalaman desain empiris

Dalam pertambangan jenis-jenis batuan telah diklasifikasikan berdasarkan

pengalaman empiris. Klasifikasi ini disebut dengan Klasifikasi Massa Batuan.

Klasifikasi massa batuan merupakan cikal bakal dari pendekatan rancangan

empiris yang secara luas digunakan pada rekayasa batuan. Dalam kenyataannya,

klasifikasi digunakan sebagai dasar praktis untuk merancang struktur bawah tanah

yang kompleks. Untuk terowongan pada tanah, karena masih jarang dilakukan

sehingga dalam pelaksanaannya, para pelaksananya harus melakukan beberapa

test dan analisis untuk memodelkan kondisi tanah dimana terowongan itu akan

dibangun.
 Klasifikasi Terowongan berdasar Cara Pelaksanaannya

1. Micro Tunnel

Penggunaannya mayoritas untuk penempatan jalur pipa, kabel, dan jaringan air.

Ukuran dari terowongan ini berkisar antara 60 cm s/d 100 cm dan dikerjakan

secara modern dengan cara otomatis dengan peralatan robot.

2. Terowongan Dongkrak (Jacking)

Teknik pelaksanaan ini dipilih sebagai alternatif karena pengggalian biasa terlalu

mahal karena panjang yang terbatas, misalnya pembuatan underpass dan

sejenisnya. Secara umum pelaksanaannya dilakukan dengan mendongkrak secara

horizontal sebuah segmen beton precast atau baja memotong tanah dan

membuang keluar secara manual bagian volume tanah yang terpotong segmen

yang didongkrak tersebut.

3. Terowongan Batuan (Rock)

Terowongan ini dibuat menembus batuan masif yang relative keras dan dapat

dilakukan langsung dengan metode penggalian menggunakan peralatan manual,

mekanis maupun blasting. Masalah yang mungkin dihadapai adalah yang

berkaitan dengan air tanah, dan struktur penopang pada zona patahan.

4. Terowongan melalui tanah lunak (Soft Ground)

Termasuk dalam kategori ini adalah terowongan yang di buat melalui tanah

lempung, pasir dan batuan lunak (soft rock), karena mudah runtuh maka untuk

pelaksanaan penggalian digunakan pelindung (shield). Sedangkan lining tunnel

harus segera dipasang bersamaan dengan kemajuan gerakan Tunnel Boring

Machine (TBM).

5. Terowongan Gali dan Timbun (Cut and Cover)


Terowongan ini dilaksanakan dengan menggali sebuah alur yang cukup sampai

kedalaman yang diinginkan, kemudian pengecoran lining tunnel atau pemesangan

lining precast dan melakukan penimbunan kembali (covering). Metode ini cocok

dilaksanakan jika tersedia area yang cukup, tidak mengganggu aktifitas di

permukaan dan letak jalur terowongan cukup dekat dengan permukaan.

6. Terowongan Bawah air (Underwater)

Terowongan ini biasanya melewati jalur batuan atau tanah lunak. Hal yang

membedakan dengan terowongan tanah lunak adalah adanya tekanan air yang

sangat tinggi, sehingga diperlukan metode untuk membuat terowongan menjadi

kedap air. Salah satu metodenya yaitu dengan membuat trench di dasar sungai

atau laut lalu menempatkan precast tube lining dan menerapkan teknik

sambungan kedap air.

III. Terowongan Sipil dan Terowongan Tambang

Perbedaan mendasar antara terowongan Sipil dan terowongan tambang adalah sebagai

berikut:

1. Kebanyakan terowongan sipil adalah permanen, sedangkan terowongan tambang

kebanyakan bersifat sementara (temporary). Beberapa terowongan tambang ada

yang dirancang untuk dapat digunakan beberapa puluh tahun.

2. Terowongan sipil digunakan untuk melayani kepentingan umum (transportasi, dll)

sedangkan terowongan tambang digunakan untuk kepentingan khusus (pekerja atau

aktifitas tambang).

3. Panjang terowongan tambang biasanya cukup besar karena digunakan untuk

terowongan produksi tambang sedangkan terowongan sipil kebanyakan dibuat

sependek mungkin dan dilaksanakan dengan standart yang sangat ketat.

4. Jalur di mana terowongan tambang dibuat umumnya secara geologi telah diketahui

cukup rinci karena adanya survey yang mendalam bersamaan dengan penyelidikan
potensi material tambangnya. Sedangkan terowongan sipil biasanya dibangun pada

lokasi yang baru sehingga memerlukan penyelidikan geoteknik yang baru dan

terperinci.

5. Kegiatan penambangan merupakan proses dinamis sehingga dapat mengakibatkan

perubahan kondisi batuan (rock reinforcement).

6. Biaya penyelidikan terowongan sipil jauh lebih besar karena tuntutan masalah

keamanan.

a. Akses Terowongan dan Manajemen Material

1. Konstruksi Portal

Akses masuk ke areal bawah tanah secara umum disebut portal. Akses ini dapat

berupa sebuah shaft yang dikontruksi secara vertikal sampai kedalaman

tertentu sesuai elevasi rencana terowongan utama (horizontal), atau berupa

muka terowongan yang bisa disiapkan secara horizontal karena kondisi lahan

memungkinkan.

2. Manajemen Material

Yang dimaksud dengan manajemen material yang memerlukan pengaturan

disini adalah:

 Material hasil galian yang harus dibawa keluar terowongan.

 Material supporting system dan elemen lining precast atau formwork dan

beton cair yang harus dibawa masuk dalam terowongan bersamaan

dengan gerakan alat keluar masuk terowongan.

 Air hasil dewatering di dalam terowongan yang harus dibuang keluar

terowongan.
IV. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan terowongan

 Lokasi

 Metode konstruksi

 Material

 Kegunaan

Rancangan terowongan perlu memperhatikan :


1. Massa batuan yang komplek ; gaya-gaya yang dihasilkan oleh redistribusi tegangan
awal.
2. Sifat-sifat material di sekitar, kemungkinan failure / keruntuhan di struktur bahan
dan kekuatan batuan.

Rencana rekayasa yang baik adalah rancangan yang seimbang dalam semua faktor yang
saling berkaitan, meski tidak selalu dapat dikualifikasi tapi selalu di masukkan dalam
perhitungan.
Pembuatan terowongan menggunakan mesin bor, mesin bor memungkinkan terowongan

dibuat tanpa harus menggali area di atas lokasi yang akan di jadikan terowongan. Mesin

bor melubangi tanah sepanjang lokasi terowongan. Mesin bor bisa dioperasikan secara

otomatis selama proses konstruksi terowongan, dan dapat menembus hampir seluruh

jenis bebatuan. Mesin bor yang pertama kali digunakan adalah mesin

yangmembangun terowongan rel Fréjus antara Prancis dan Italia melalui pegunungan

Alpen tahun 1845.

Gambar 1. 11 Pembuatan Terowongan Menggunakan Mesin Bor

V. Penyelidikan Geoteknik Sebelum Konstruksi Terowongan

Penyelidikan geoteknik adalah elemen yang sangat penting dalam perencanaan dan

pelaksanaan sebuah terowongan. Dengan data geologi yang memadai dapat ditentukan

desain terowongan yang sesuai, metode pelaksanaan yang paling optimal, biaya

pelaksanaan yang paling rasional serta persiapan yang sebaik – baiknya direncanakan

aspek keamanan pelaksanaan. Biaya pelaksanaan akan sangat berpotensi membengkak

karena kurang tersedianya data geologi.


Secara spesifik tujuan penyelidikan tersebut adalah untuk :

 Menentukan stratifikasi tanah atau batuan pada jalur terowongan.

 Menentukan sifat fisik batuan.

 Menentukan parameter desain untuk batuan dan tanah.

 Memberikan kepastian setinggi – tingginya bagi suatu proyek dan dan memberi

wawasan kepada engineer mengenai kondisi yang mungkin terjadi saat

pelaksanaan.

 Mengurangi unsur ketidakpastian bagi kontraktor.

Meningkatkan keselamatan kerja.

 Memberi pengalaman bekerja sehingga dapat memperbaiki kualitas – kualitas

keputusan di lapangan.

Dalam penyelidikan lapangan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Tinjauan literatur

 Dilakukan sebelum berangkat ke lapangan

 Cari informasi yang pernah dipublikasikan mengenai geologi, tanah, air tanah,

sejarah seismik, struktur

 Untuk kota, informasi daerah penimbunan lama atau alterasi pola penirisan.

 Peta geologi →Litbang geologi, geoteknologi LIPI

b. Studi foto udara (bila ada)

 Untuk melihat kondisi lokasi dari jarak yang jauh dan luas.

 Analisis geomorfis dan sifat-sifat batuan dari evaluasi respon batuan terhadap

lingkungan

 Teknik pemotretan : vertikalitas dan kemiringan, fotografi warna,infra merah,

radar.

 Topografi lereng yang terdiri dari dua tipe dapat dikenali


 Mudah dikenali adanya tanah longsor, patahan, struktur geologi seperti antiklin-

sinklin, dome.

c. Peninjauan geologi permukaan

 Untuk mengetahui jenis dan penyebaran batuan dilokasi berupa ketebalan, sifat

fisik dan mekanis di lapangan.

 Terdiri dari pemetaan batuan dasar dan pemetaan geologi teknik.

 Peta batuan :litologi dan batas-batasnya serta struktur geologi

 Peta geologi teknik : singkapan batuan dan derajat pelapukan, material bahan

bangunan

d. Survei geofisika

 Keuntungan : tidak merusak obyek yang diselidiki, cepat dan unit costnya

rendah.

 Kerugiannya : ketelitian rendah

 Dilakukan sebelum pemboran → untuk menentukan lokasi pemboran

 Teknik yang umum digunakan neutron density dan teknik gamma.

 Metode yang digunakan : seismic refraction, survei resistivity.

e. Pemboran eksplorasi

Pemboran merupakan metoda yang paling umum untuk eksplorasi detil, seperti

keterangan yang spesifik dari batuan,variasi material dan sifat-sifat fisiknya.

Daerah yang memerlukan eksplorasi lebih detil adalah :

Portal

 Topografi rendah di atas terowongan, yang biasanya menggambarkan struktur

batuan lemah.

 Tipe batuan dengan potensial pelapukan yang dalam


 Di daerah yang banyak air

 Daerah geser

f. Sumur uji

g. Pengujian in-situ

h. Pengujian laboratorium

i. Pengujian model skala penuh

j. Tahap Konstruksi

k. Pengamatan pasca konsruksi

Pemboran teknik untuk pengambilan sampel batuan adalah cara yang paling umum dipakai

untuk pekerjaan terowongan. Dengan pengambilan sampel (core) dapat diketahui sifat

fisik batuan, dan informasi penting lainnya. Lokasi – lokasi yang memerlukan pengeboran

secara detail adalah :

 Daerah portal

 Daerah yang secara topografi dekat terowongan, karena biasanya secara struktur

lemah (overburden tipis).

 Lokasi yang berpotensi mengalami pelapukan berat.

 Daerah yang berpotensi air tanah tinggi dan dan adanya batuan porous.

VI. Metode Dasar Pembuatan Terowongan Pada Batuan

Cara penggalian permukaan lubang bukaan digolongkan:

a. Cara portal

b. Cara open cut


Cara-cara tersebut dipengaruhi oleh kondisi tanah permukaan yang akan digali.

Metoda penggalian ada 5 cara, yaitu:

1. Full Face

Cara dimana seluruh penampang terowongan digali secara bersamaan. Cara ini cocok

untuk penampang melintang kecil hingga diameter 3 m, tapi dengan gunakan Drill

jumbo menjadi dapat untuk terowongan ukuran besar

Keuntungan dari menggunakan cara ini adalah pekerjaan menjadi lebih cepat, lintasan

pembuangan hasil peledakan dapat langsung dipasang bersamaan dengan proses

penggalian berikutnya, dan proses tunneling dapat dilakukan secara kontinu. Sedangkan

kerugiannya adalah saat penggalian banyak membutuhkan alat mekanis, tidak dapat

digunakan untuk batuan yang tidak stabil, dan hanya terbatas untuk terowongan yang

lintasannya pendek.

2. Heading dan bench

Cara penggaliannya adalah bagian atas terowongan digali lebih dulu sampai mencapai 3

– 3.5 m (heading), selanjutnya penggalian bagian bawah penampang dikerjakan (bench

cut) sampai membentuk penampang yang diinginkan. Proses ini diulangi sampai seluruh

lintasan terowongan tercapai


Untuk kondisi batuan yang buruk, cara penggalian dapat dimodifikasi menjadi “top

heading” → heading diperpanjang sampai 25 m – 35m atau lebih, kemudian pasangi

penyangga, baru kemudian bench cut dibuat.

Keuntungan dari menggunakan cara ini adalah memungkinkan pekerjaan pengeboran

dan pembuangan sisa peledakan dilakukan secara simultan, efektif untuk ukuran

terowongan penampang besar dan lintasan, dan dapat diterapkan untuk setiap kondisi

batuan. Sedangkan kerugian dari menggunakan cara ini adalah metoda ini

membutuhkan waktu yang lebih lama bila dibandingkan metoda full face.

3. Drift

Cara yang digunakan dalam metoda ini adalah dengan menggali terlebih dahulu lubang

bukaan yang berukuran kecil sepanjang lintasan terowongan, kemudian diperbesar

sampai membentuk penampang yang direncanakan. Berdasar posisi lubang terhadap

sumbu terowongan :

 Center drift
Diawali dengan penggalian lubang berukuran 2.5 m x 2.5 m – 3m x 3m dari portal ke

portal. Perluasan dimulai setelah penggalian center drift selesai, dengan membuat

lubang untuk bahan peledakan yang dibor melingkar pada selimut drift dari sumbu

terowongan.

Keuntungan dari posisi lubang terhadap sumbu terowongan ini adalah sistem

ventilasinya baik, tidak memerlukan sistem penyangga sementara, dan mucking dapat

dikerjakan bersama dengan pekerjaan penggalian.Sedangkan kerugiannya adalah

pekerjaan perluasan harus menunggu center drift selesai secara keseluruhan, dan alat

bor dipasang dengan pola tertentu, seringkali spasi alat bor dirubah sesuai dengan

kondisi batuan yang diledakan.

 Side drift

Dua drift digali sekaligus pada sisi-sisi penampang, sepanjang lintasan terowongan.

Selanjutnya penggalian bagian arch diikuti dengan pemasangan penyangga sementara.

Selesai penyangga dipasang, penggalian bagian tengah dikerjakan.

Keuntungan dari cara ini adalah proses lining dapat dikerjakan sebelum penggalian

bagian tengah dilaksanakan, metoda ini efektif untuk terowongan besar dengan kondisi

batuan yang buruk. Sedangkan kerugiannya adalah pekerjaan perluasan harus

menunggu drift selesai dikerjakan.


 Top drift

Digunakan untuk penggalian endapan. Metodanya mirip dengan heading and

bench.

 Bottom drift

Penggalian dimulai dengan membuka bagian bawah penampang. Pembuatan lubang –

lubang bahan peledak untuk membuka bagian atas penampang dilakukan dengan

membor dari Bottom drift vertikal ke atas.


4. Sumuran vertikal

Awal dibuat lubang vertikal sampai pada terowongan yang akan digali. Dengan

demikian akan terbentuk tiga buah heading face.

Sumuran dapat bersifat sementara atau permanen. Sumuran sementara berfungsi saat

pelaksanaan → membantu pembuangan pelaksanaan pembuangan sisa – sisa peledakan

(mucking), salah satu jalur untuk mensuplai peralatan dan material, dsb. Sumuran

permanen → bila masih tetap berfungsi setelah terowongan mulai digunakan untuk

keperluannya, misal sebagai sarana ventilasi.

5. Pilot tunnel
Pillot tunnel digali paralel pada jarak ± 25 meter dari sumbu terowongan yang

direncanakan dengan ukuran 2 x 2 m2 – 3 x 3 m2. Penggalian pada terowongan utama

sendiri dilakukan dengan metoda drift.

Pada interval tertentu dibuat cross cut memotong sumbu utama rencana. Bila cross cut

mencapai drift, proses pelebaran dimulai dari titik ini dengan dua heading face. Bila

cross cut mencapai titik dimana drift belum mencapai titik ini, maka drift heading

dilakukan dengan titik potongan melintang.

Keuntungannya adalah efektif untuk terowongan yang lintasannya panjang, dengan

topografi yang tidak memungkinkan untuk membuat sumuran, pilot tunnel dengan

sendirinya merupakan sistem ventilasi, mucking dapat dilakukan dengan cepat.

Sedangkan kerugiannya adalah pekerjaannya memerlukan lebih banyak waktu, biaya

dibandingkan dengan metoda penggalian lainnya.

VII. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Terowongan

Dalam melaksanakan konstruksi terowongan memang tidak mudah, sedikit

kesalahan maka terowongan bisa langsung runtuh. Area sekitar yang akan dibangun

terowongan juga tidak boleh ada kabel melintang, pipa gas dan saluran air yang dapat

membahayakan para pekerja.

Pelaksanaan galian terowongan dapat menggunakan bantuan alat berat dengan

standar tinggi sehingga waktu pengeboran akan berjalan dengan efisien.

Berikut ini 5 metode konstruksi terowongan yang benar.

1. Pipa Jacking System (Micro Tunneling)

Microtunneling adalah metode konstruksi tanpa galian menggunakan mesin

bor (Microtunnel Boring Machines, MTBM) dan dikombinasikan dengan teknik

pipe jacking.

Pipe jacking adalah suatu teknik dalam pemasangan pipa dengan mendorong

pipa pra cetak ke dalam tanah dari sebuah lubang vertikal/pit. Pipe jacking
merupakan suatu metode pemasangan pipa tanpa galian (trenchless technology).

Menggunakan metode ini relative murah dan memiliki keuntungan lainnya

seperti lalu lintas tidak terganggu, pipa dapat di pasang dalam keadaan cuaca

apapun dan penurunan level air yang mempengaruhi vegetasi dapat dicegah.

Keuntungan Teknologi Tanpa Galian (Trencless Technology) :

o Tidak ada galian terbuka, pipa dipasang tanpa publik mengetahuinya

o Kota-kota dan bentang alam tidak terpengaruh oleh pekerjaan

konstruksi

o Penurunan level air,yang mempengaruhi vegetasi, dapat dicegah

o Jumlah dari tanah yang dibutuhkan untuk digali dan dibuang secara

perbandingan ialah kecil.

o Tidak dibutuhkan gudang penyimpanan khusus untuk material dan alat

o Lalu lintas jalan tidak terganggu

o Pipa dapat dipasang di keadaan cuaca apapun

o Pemukiman dan alam terlindungi dari polusi suara, debu/kotoran, dan

getaran

o Secara substantial terdapat sedikit kerusakan yang terjadi dibandingkan

dengan metode open-cut

o Emisi karbon sangat rendah selama konstruksi dan kemacetan lalu

lintas dapat dicegah

Metode microtunneling menggunakan sistem remote-controlled jacking yang

menyediakan continuous support pada excavation face dengan menerapkan

tekanan mekanis atau cairan untuk menyeimbangkan tekanan air tanah dan bumi.

Metode ini banyak diterapkan pada terowongan yang melintasi jalan raya

maupun jalan kereta api. Pada prinsipnya adalah alat jacking pipe akan

mendorong beton pracetaknya kedalam tanah. Alat ini juga mempunyai cairan

untuk menyeimbangkan tekanan air tanah saat proses berlangsung.


Microtunneling membutuhkan poros jacking shaft dan reception shaft pada

ujung-ujung setiap drive. Proses microtunneling adalah operasi cyclic pipe

jacking. MTBM didorong ke bumi dengan hydraulic jack yang terpasang pada

poros jacking. Jack kemudian ditarik dan slurry lines dan kabel kontrol terputus.

Sebuah pipa diturunkan ke poros dan disisipkan di antara frame jacking dan

MTBM atau pipa jack sebelumnya. Sambungan Slurry lines dan kabel listrik dan

kabel kontrol dibuat dan pipa serta MTBM dimajukan. Proses ini diulang sampai

MTBM mencapai reception shaft. Selama penyelesaian, MTBM dan peralatan

diambil dan dilepas dari pipa.

2. Tunneling Bor Machine ( TBM)

Metode konstruksi terowongan yang sering digunakan saat ini adalah

Tunneling Bor Machine (TBM). Alat ini merupakan alat penggali terowongan.

Karena bentuk mesin yang menyerupai silinder, permuka terowongan yang

terbentuk jadi seperti lingkaran.

TBM dapat digunakan pada batuan lunak hingga batuan keras. Diamater alat

ini bervariasi mulai dari semeter hingga 19 meter. TBM dilengkapi dengan mata

bor yang tersebar di permukaan kepala bor. Kepala bor yang berbentuk silinder

ini kemudian berputar dan menggerus batuan. Begitu seterusnya sambil TBM

bergerak maju.

TBM digunakan sebagai alternatif metode drilling and blasting (D&B).

Drilling and blasting merupakan metode konvensional untuk membuat

terowongan yang terdiri dari beberapa tahap dengan drilling (membor) dan

blasting (meledakkan) sebagai dua tahap paling utama.

Penggunaan mesin bor ini untuk terowongan ukuran besar, pengeboran ini

dilakukan secara menerus karena mesin ini memiliki pipa pembuangan dengan

kecepatan yang sama. Ketika terowongan menemukan tanah yang memiliki

karakteristik lunak akan menyebabkan mesin ini susah untuk mengebor karena
tanah tidak mampu menahan beban alat tersebut.

Mesin juga akan memutar tidak konstan dan sering berubah posisinya.

Biasanya ketika menemukan tanah lunak akan dilakukan grouting dahulu

sebelum dilewati oleh mesin bor tersebut.

Kekurangan terbesar TBM ada di biaya kapital (capital cost). Harga TBM

ukuran besar jelas sangat mahal, belum lagi kendala transportasi dan

infrastruktur penunjang yang perlu pula disiapkan di lapangan.

Sejarah TBM bermula pada 1825, setelah versi awal mesin ini sukses

menggali terowongan Thames di Inggris. Tentu saja pada waktu itu mesin ini

masih sederhana. Setelah terowongan digali, proses finishing masih perlu

dilakukan. Sedang TBM terbesar dibuat oleh Herrenknecht AG of Schwanau,

perusahaan asal Jerman. Mesin ini memiliki diameter 19 meter, digunakan untuk

menggali terowongan Gotthard Base sepanjang 57 km.

3. New Austrian Tunneling Method (NATM)

NATM sendiri kepanjangan dari New Austrian Tunneling Method atau biasa

juga disebut SEM (Sequential Excavation Method). Seperti yang udah dibahas

sebelumnya, saat ini NATM sedang digunakan di proyek Terowongan

Cisumdawu. Selain itu metode ini digunakan juga di Proyek Terowongan Notog,

Purwokerto.
Berbeda dengan metode sebelumnya, NATM nggak menggunakan boring

machine. Excavation pada terowongan dilakukan secara manual dan bertahap.

Tahapan pertama dalam metode ini adalah proses excavation pada area tunnel

yang dapat dilakukan dengan menggunakan alat twin header. Pembuangan tanah

kerukan dapat menggunakan loader tertentu disesuaikan dengan diameter tunnel.

Setelah itu proses excavation dilanjutkan dengan pekerjaan temporary support

menggunakan rock bolt, wire mesh dan steel rib. Lalu dilakukan proses proteksi

pada area dinding dengan menggunakan shotcrete. Selanjutnya untuk ring

building, dilakukan secara cast in situ, didahului dengan pembesian dinding

struktur dan pengecoran. Pada tahapan akhir dilakukan back fill grout untuk

memperbaiki retak-retak yang terjadi pada dinding tunnel.

4. Cut and Cover System

Konstruksi terowongan ini dibuat dengan cara menggali sebuah trench pada

tanah. Kemudian dinding dan atap terowongan dikonstruksikan didalam galian.

Sesudah itu galian ditimbun kembali dan seluruh struktur berada dibawah

timbunan tanah.

Metode ini hanya dilaksanakan bila elevasi terowongan relatif berada

didekat permukaan tanah dan bila daya dukung tanah memungkinkan dengan

metode ini.
5. Immersed-Tube Tunneling System

Metode ini digunakan untuk konstruksi terowongan yang melintasi perairan

dangkal . Pada umumnya terowongan ini berfungsi sebagai jalan atau rel

terowongan maupun suplay kabel listrik dan internet.

Anda mungkin juga menyukai