Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang dan Deskripsi Permasalahan


Sebuah bendungan berfungsi sebagai penangkap air hujan dan
menyimpannya ketika air sungai mengalir dalam debit yang besar serta melebihi
kebutuhan baik digunakan untuk pengairan, air minum, industri dan lain
sebagainya. Berbeda dengan fungsi sebuah bendung yang tidak dapat menyimpan
air melainkan hanya untuk meninggikan muka air sungai dan mengalirkan sebagian
aliran air sungai yang ada ke arah tepi kanan atau kiri sungai untuk mengalirkannya
ke dalam saluran melalui sebuah bangunan pengambilan jaringan irigasi. Dengan
memiliki daya tampung tersebut, sejumlah besar air sungai yang melebihi
kebutuhan dapat disimpan di waduk tersebut kemudian baru dilepas mengalir ke
dalam sungai lagi di hilirnya sesuai dengan kebutuhan pada waktu yang diperlukan.
Waduk adalah wadah yang mampu menampung air, baik secara alami maupun
buatan karena dibangunnya bendungan (Sidharta S.K, 1977).
Tinggi bendungan cukup bervariasi mulai dari sekitar 15 meter sampai
dengan ratusan meter. Tinggi bendungan adalah perbedaan elevasi antara puncak
bendungan dengan dasar sungai. Seiring dengan kemajuan teknologi dan metode
konstruksi yang semakin baik serta efisien maka terbukalah kini kemungkinan
untuk merencanakan dan membangun sebuah bendungan yang memiliki ketinggian
mencapai hingga 330 m (Sidharta S.K, 1977)
Fungsi utama sebuah waduk adalah untuk menstabilkan atau menciptakan
pemerataan aliran air sungai baik dengan cara menampung persediaan air sungai
yang berubah sepanjang tahun maupun dengan melepas air yang telah ditampung
secara periodik melalui saluran air yang dibuat khusus di dalam tubuh bendungan
sesuai yang dibutuhkan (Sidharta S.K, 1977).
Dalam tahapan penentuan tipe bendungan diperlukan beberapa tahapan
utama yang harus dilakukan yaitu survei dan investigasi, desain bendungan,
spesifikasi teknik, konstruksi, serta inspeksi keamanan bendungan. Kelima
kelompok tahapan tersebut saling berkaitan dan mendukung dalam memenuhi
desain dan spesifikasi yang dibutuhkan, sehingga akan menghasilkan bendungan
yang aman, efektif, dan efisien. Untuk menjamin agar bendungan dapat berfungsi

Analisis geologi teknik dalam menentukan tipe bendungan pada rencana pembangunan bendungan leuwikeris ,
Kabupaten Ciamis , Provinsi Jawa Barat
Aspin Nicholas
dengan baik serta mempunyai keamanan yang cukup, maka diperlukan suatu
pengawasan yang ketat dan berkelanjutan pada waktu pelaksanaan agar sesuai
dengan desain dan spesifikasi yang telah direncanakan. Oleh karena itu pada saat
sebelum pelaksanaan konstruksi dimulai, perlu dilaksanakannya analisis geologi
serta geologi teknik yang mendalam.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini, sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi bentang alam, litologi, dan struktur penyusun daerah
penelitian?
2. Apa saja material penyusun daerah penelitian, serta bagaimana tingkat
pelapukan dari material tersebut?
3. Bagaimana kondisi geologi teknik dan berbagai syarat teknis dari daerah
calon lokasi bendungan?
4. Tipe bendungan apa yang sesuai untuk dibangun di daerah tersebut?

I.3 Maksud dan Tujuan Penelitian


Maksud penelitian ini adalah untuk melakukan pemetaan geologi, geologi
teknik, dan analisis aspek-aspek geologi teknik dalam penentuan tipe bendungan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui kondisi geologi dan geologi teknik daerah penelitian melalui
pemetaan geologi dan geologi teknik.
2. Menganalisis aspek-aspek geologi teknik dari daerah lokasi calon bendungan
dan menentukan tipe bendungan.

I.4 Ruang Lingkup Penelitian dan Batasan Masalah


Dalam penelitian ini daerah yang akan dianalisa hanya terbatas di daerah
sekitar genangan Bendungan Leuwikeris, Kecamatan Cijeunjing, Kabupaten
Ciamis, Provinsi Jawa Barat.
Sementara batasan masalah diperlukan sehingga tidak akan timbul
permasalahan baru yang lebih luas, adapun permasalahan yang akan dibahas pada
bab selanjutnya yaitu meliputi:

Analisis geologi teknik dalam menentukan tipe bendungan pada rencana pembangunan bendungan leuwikeris ,
Kabupaten Ciamis , Provinsi Jawa Barat
Aspin Nicholas
1. Kondisi tatanan geologi serta geologi teknik daerah penelitian
berdasarkan tingkat pelapukan pada daerah penelitian melalui derajat
pelapukan (ISRM, 1978).
2. Melakukan analisis kualitas pondasi berdasarkan hasil uji SPT, uji
permeabilitas, UCS, dan RQD.
3. Melakukan analisis kualitas material bendungan berdasarkan hasil uji
laboratorium.
4. Melakukan analisis seismisitas yang berkembang di daerah rencana
bendungan.
5. Melakukan analisis daya dukung pondasi melalui perhitungan Terzaghi.

Gambar I.1 Lokasi Penelitian berdasarkan Foto Satelit (Google Earth, 2018)
Untuk menuju lokasi penelitian dari Jakarta yaitu dengan menggunakan
kereta api dari Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Ciamis ± 7 jam, dilanjutkan
dengan motor atau mobil selama ± 30 menit menuju lokasi proyek (Gambar I.1).
Penelitian yang dilaksanakan meliputi pemetaan geologi dan geologi teknik lokasi
tapak bendungan dan rencana daerah genangan, pemboran inti dan pengujian in-
situ (uji permeabilitas dan uji penetrasi standar), sumuran uji (testpit), pengambilan
sampel tanah tak terganggu (undisturbed sample) & sampel tanah terganggu
(disturbed sample), pengambilan sampel batu dan pengujian laboratorium.

Analisis geologi teknik dalam menentukan tipe bendungan pada rencana pembangunan bendungan leuwikeris ,
Kabupaten Ciamis , Provinsi Jawa Barat
Aspin Nicholas
Gambar I.2 Peta Topografi Daerah Penelitian

Analisis geologi teknik dalam menentukan tipe bendungan pada rencana pembangunan bendungan leuwikeris ,
Kabupaten Ciamis , Provinsi Jawa Barat
Aspin Nicholas
Kajian yang dilakukan dalam penelitian ini bersifat lokal dan terbatas pada
penentuan tipe bendungan, namun tetap mengacu pada data geologi regional yang
sudah ada.

I.5 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi mengenai geologi dan geologi teknik saat ini melalui
hasil pemetaan lapangan berupa data struktur, petrologi, dan tingkat
pelapukan daerah penelitian (ISRM, 1978).
2. Memberikan rekomendasi untuk tipe bendungan yang sesuai berdasarkan
kajian geologi dan geologi teknik dalam rencana pembangunan Bendungan
Leuwikeris.

I.6 Peneliti Terdahulu

Tabel I.1 Peneliti Terdahulu


Peneliti dan Tahun Judul Penelitian dan Hasil Metodologi
Penelitian Lokasi
1. Van Bemmelen (1949) “The Geology of Penelitian geologi Pemetaan
Indonesia” berlokasi secara umum fisiografi
di Negara Indonesia meliputi fisiografi,
secara umum. stratigrafi, dan
struktur.
2. T. Budhitrisna (1986) “Peta Geologi Lembar Peta Geologi Pemetaan
Tasikmalaya, Jawa Tasikmalaya geologi
Barat” 1:100.000
3. Pulunggono dan “Peta Struktur Geologi Pola struktur yang Pemetaan
Martodjojo (1994) Pulau Jawa” berlokasi berkembang di struktur
di Pulau Jawa Pulau Jawa geologi
4. Balitbang Pekerjaan “Zonasi Gempabumi” Peta zonasi gempa Pemetaan
Umum (2004) belokasi di Indonesia Indonesia zonasi gempa
bumi
berdasarkan
nilai PGA

Analisis geologi teknik dalam menentukan tipe bendungan pada rencana pembangunan bendungan leuwikeris ,
Kabupaten Ciamis , Provinsi Jawa Barat
Aspin Nicholas

Anda mungkin juga menyukai