Anda di halaman 1dari 18

SALINAN

PERATURAN
DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
NOMOR 1 TAHUN 2022
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
DPM KM NOMOR 1 TAHUN 2021
TENTANG TATA TERTIB

Menimbang :
a. bahwa dalam rangka melaksanakan sebuah pemerintahan mahasiswa yang
demokratis dan konstitusional berdasarkan Konstitusi Dasar Keluarga
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang, Dewan Perwakilan Mahasiswa
Keluarga Mahasiswa Universitas Negeri Semarang memandang perlu
memiliki Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang mengatur susunan dan
kedudukan, hak dan kewajiban, serta pelaksanaan fungsi, tugas dan
wewenang Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas
Negeri Semarang beserta alat kelengkapannya;
b. bahwa sesuai dengan rapat internal sebelumnya telah disepakati perlunya
dibentuk sebuah Peraturan tata tertib Dewan Perwakilan Mahasiswa
Keluarga Mahasiswa Universitas Negeri Semarang.

Mengingat:
a. Konstitusi Dasar Keluarga Mahasiswa Universitas Negeri Semarang pasal
18 tentang tugas dan fungsi Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang;
b. Keputusan Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas
Negeri Semarang Nomor 2 Tahun 2022.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PERATURAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA KELUARGA
MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TENTANG TATA
TERTIB.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
(1) Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Negeri
Semarang yang selanjutnya disingkat dengan DPM KM UNNES adalah
lembaga legislatif tinggi yang berada di tataran Keluarga Mahasiswa
Universitas Negeri Semarang.
(2) Alat kelengkapan adalah struktur fungsional yang terdapat dalam tubuh
DPM KM UNNES selama satu periode kepengurusan.
(3) Anggota DPM KM UNNES adalah mahasiswa aktif UNNES yang terpilih
pada saat Pemilihan Umum Raya KM UNNES dan mempunyai jabatan satu
periode kepengurusan.
(4) Staf ahli adalah mahasiswa aktif UNNES yang dipilih melalui mekanisme
perekrutan terbuka oleh DPM KM UNNES dan mempunyai jabatan satu
periode kepengurusan.
(5) Fungsionaris adalah keseluruhan anggota DPM KM UNNES dan staf ahli
yang tercantum dalam susunan struktural kelembagaan DPM KM UNNES
dan mempunyai jabatan satu periode kepengurusan.
(6) Struktur DPM KM UNNES adalah suatu tata kerja organisasi yang berfungsi
untuk menjalankan tujuan pokok dan fungsi kelembagaan.

BAB II
STRUKTUR DPM KM UNNES
Pasal 2
Struktur Kepengurusan DPM KM UNNES 2022.
Pasal 3
Struktur DPM KM UNNES bersifat tetap berlangsung selama satu periode kepengurusan.
Dan untuk pembentukan komisi dapat ditentukan sesuai jumlah mitra.
Pasal 4
Struktur DPM KM UNNES bertujuan untuk memudahkan kinerja DPM KM UNNES dan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.

BAB III
PERSIDANGAN UMUM
Pasal 5
Bentuk persidangan anggota DPM KM UNNES adalah:
(1) Sidang Komisi;
(2) Sidang Pleno;
(3) Sidang Paripurna.
Pasal 6
(1) Sidang komisi adalah sidang yang diikuti oleh masing-masing komisi untuk
membahas materi-materi yang menjadi tugas dari komisi yang bersangkutan;
(2) Sidang pleno adalah sidang yang diikuti oleh seluruh peserta sidang komisi
untuk membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan
permusyawaratan;
(3) Sidang paripurna adalah sidang yang diikuti oleh seluruh peserta sidang pleno
untuk mengesahkan segala ketetapan dan keputusan yang berhubungan
dengan permusyawaratan dan perundang-undangan.
Pasal 7
(1) Sidang dimulai sesuai waktu yang telah disepakati;
(2) Sidang dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya 50%+1 dari
peserta sidang yang kemudian disebut kuorum;
(3) Apabila kuorum tidak terpenuhi maka sidang ditunda selama 2x5 (lima) menit;
(4) Apabila ketentuan sebagaimana diatur pada ayat (2) tidak terpenuhi maka
sidang dianggap sah dan dapat dilanjutkan dengan persetujuan peserta sidang
yang hadir.

BAB IV
KETUA
Pasal 8
Ketua adalah struktur fungsional tinggi di kepenguruan DPM KM UNNES dan bersifat
tetap.
Pasal 9
Ketua DPM KM UNNES mempunyai hak:
(1) Menjadi delegasi;
(2) Mengadakan rapat dan/atau sidang;
(3) Mengambil keputusan yang bersifat umum; dan
(4) Meminta laporan pertanggungjawaban dari BEM KM UNNES.
Pasal 10
Ketua DPM KM UNNES berkewajiban:
(1) Bertanggung jawab atas keberlangsungan kinerja DPM KM UNNES;
(2) Memimpin rapat dan/atau sidang;
(3) Mediator jika terjadi perbedaan pendapat; dan
(4) Menindaklanjuti usulan Badan Kehormatan (BK) tentang pemberhentian
tetap fungsionaris.
Pasal 11
Ketua DPM KM UNNES diangkat dan ditetapkan dalam Sidang Umum MPM
KM UNNES.
Pasal 12
Pemberhentian sementara ketua DPM KM UNNES diberlakukan apabila
meninggalkan kampus dalam jangka waktu 30 hari berturut-turut.
Pasal 13
(1) Pembahasan pemberhentian sementara ketua DPM KM UNNES dilakukan
dalam sidang pleno dengan persetujuan kuorum;
(2) Hak dan kewajiban Ketua DPM KM UNNES digantikan oleh Penanggung
Jawab Sementara (PJS) yang ditentukan dengan kesepakatan sidang pleno;
(3) Pemberhentian sementara ketua DPM KM UNNES disahkan dalam sidang
paripurna.
Pasal 14
(1) Penanggung jawab sementara disahkan dalam sidang paripurna;
(2) Pengesahan penanggung jawab sementara diketahui oleh pendamping DPM
KM UNNES dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan.
Pasal 15
Pemberhentian tetap ketua DPM KM UNNES diberlakukan apabila:
(1) Meninggal dunia;
(2) Terbukti melakukan tindak pidana;
(3) Mengundurkan diri;
(4) Cuti kuliah; dan/atau
(5) Meninggalkan kampus dalam jangka waktu 60 hari
berturut-turut tanpa kabar.
Pasal 16
(1) Pembahasan pemberhentian tetap ketua DPM KM UNNES dilakukan dalam
sidang pleno dengan persetujuan kuorum;
(2) Ketua DPM KM UNNES digantikan oleh satu orang anggota yang
ditentukan dengan kesepakatan sidang pleno;
(3) Pemberhentian tetap ketua DPM KM UNNES disahkan dalam sidang paripurna.
Pasal 17
(1) Pengesahan Ketua Baru DPM KM UNNES disahkan dalam sidang paripurna;
(2) Pengesahan Ketua Baru DPM KM UNNES diketahui oleh pendamping
DPM KM UNNES dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan.

BAB V
WAKIL
Pasal 18
Wakil adalah struktur fungsional tetap dibawah ketua DPM KM UNNES yang
bertugas untuk mengkoordinasikan komisi dan badan.
Pasal 19
Wakil DPM KM UNNES mempunyai hak:
(1) Mempimpin rapat/sidang jika ketua berhalangan hadir;
(2) Meminta laporan perkembangan dari komisi dan badan.
Pasal 20
Wakil DPM KM UNNES mempunyai kewajiban:
(1) Mengadakan koordinasi atas pelaksanaan tugas komisi dan badan;
(2) Mengawasi pelaksanaan tugas dan kewajiban komisi dan badan;
(3) Mengadakaan koordinasi dengan kementrian koordinasi BEM KM UNNES;
(4) Meminta laporan pertanggungjawaban dari Sekretaris Jenderal, Ketua Komisi, dan
Ketua Badan.

BAB VI
SEKRETARIAT JENDERAL
Bagian Kesatu
Sekretaris Jenderal
Pasal 21
Sekretariat Jenderal adalah struktur fungsional tetap di bawah garis instruksi
ketua DPM KM UNNES yang bekerja untuk mengkoordinasikan Sekretaris,
Bendahara, PSDM,dan URT.
Pasal 22
Sekretariat Jenderal mempunyai hak:
(1) Memimpin rapat sesuai ranah kerja;
(2) Meminta laporan pertanggungjawaban dari masing-masing bidang yang
dibawahinya;
(3) Memberikan rekomendasi kepada badan kehormatan mengenai pemberian
sanksi terhadap staf ahli.
Pasal 23
Sekretariat Jenderal mempunyai kewajiban:
(1) Melaporkan perkembangan tugas fungsional kepada ketua DPM KM UNNES;
(2) Melakukan koordinasi dengan badan kehormatan;
(3) Memberikan laporan pertanggungjawaban tugas fungsional kepada ketua
DPM KM UNNES.

Bagian Kedua
Sekretaris
Pasal 24
Sekretaris adalah struktur fungsional tetap DPM KM UNNES yang bekerja dalam ranah
administrasi dan kesekretariatan DPM KM UNNES.
Pasal 25
Sekretaris DPM KM UNNES mempunyai hak:
(1) Memimpin rapat jika ketua dan wakil ketua berhalangan hadir;
(2) Meminta laporan pertanggung jawaban dari komisi.
Pasal 26
Sekretaris DPM KM UNNES mempunyai kewajiban;
(1) Menyiapkan administrasi internal kelembagaan yang dibutuhkan (SOP);
(2) Membuat notulensi dan presensi rapat / sidang; dan
(3) Membuat laporan pertanggungjawaban DPM KM UNNES.
Bagian Ketiga
Bendahara
Pasal 27
Bendahara adalah struktur fungsional tetap DPM KM UNNES yang bekerja
dalam ranah keuangan dan anggaran DPM KM UNNES.
Pasal 28
Bendahara DPM KM UNNES mempunyai hak:
(1) Memimpin rapat jika ketua, wakil ketua, dan sekretaris berhalangan hadir;
(2) Meminta laporan keuangan dari komisi; dan
(3) Mengumpulkan iuran kas fungsionaris.
Pasal 29
Bendahara DPM KM UNNES mempunyai kewajiban:
(1) Mengelola keuangan DPM KM UNNES atas persetujuan Anggota DPM
KM UNNES; dan
(2) Mengawasi penggunaan keuangan DPM KM UNNES.

Bagian Keempat
Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM)
Pasal 30
Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa adalah struktur fugsional tetap
dibawah Sekjend DPM KM UNNES yang bekerja dalam ranah pembinaan dan
pengembangan potensi mahasiswa di bidang legislatif.
Pasal 31
PSDM DPM KM UNNES mempunyai wewenang:
(1) Menyusun alur dan kurikulum kaderisasi legislatif bersama anggota DPM
KM UNNES;
(2) Melakukan koordinasi bersama Sekjend dan Anggota DPM KM UNNES
mengenai pelaksanaan tugas fungsional;
(3) Melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan program kerja kepada
Sekjend DPM KM UNNES.

Bagian Kelima
Urusan Rumah Tangga (URT)
Pasal 32
Urusan Rumah Tangga adalah struktur fungsional tetap dibawah Sekjend DPM
KM UNNES yang bekerja dalam ranah pengadaan, perawatan, dan penjagaan
inventaris DPM KM UNNES.
Pasal 33
URT DPM KM UNNES mempunyai wewenang:
(1) Melakukan pengadaan, perawatan, dan penjagaan inventaris DPM KM UNNES;
(2) Melakukan koordinasi bersama Sekjend dan Anggota DPM KM UNNES mengenai
pelaksanaan tugas fungsional;
(3) Melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan program kerja kepada Sekjend DPM
KM UNNES.

BAB VII
KOMISI
Pasal 34
Komisi adalah struktur fungsional tetap dibawah ketua DPM KM UNNES yang
bergerak dalam bidang pengawasan, legislasi, anggaran, advokasi dan informasi
komunikasi.
Pasal 35
Komisi DPM KM UNNES mempunyai hak:
(1) Mengusulkan program kerja; dan
(2) Mendapatkan anggaran.
Pasal 36
(1) Pembentukan komisi disesuaikan dengan jumlahmitra DPM KM UNNES;
(2) Keanggotaan komisi terdiri atas anggota dan stafahli DPM KM yang ditetapkan
dalam sidang pleno DPM KM UNNES;
(3) Ketua komisi dipilih dari dan oleh anggota DPMKM UNNES.
Pasal 37
Komisi DPM KM UNNES terdiri atas:
(1) Komisi I (Kemahasiswaan dan Kesejahteraan Mahasiswa);
(2) Komisi II (Kebijakan Organisasi Kemahasiswaan);
(3) Komisi III (Humas IT dan Propaganda).
Pasal 38
Komisi I mempunyai hak dan kewajiban:
(1) Menjalankan fungsi pengawasan terhadap BEM KM UNNES sesuai mitra kerjanya;
(2) Mengevaluasi kinerja BEM KM UNNES sesuai mitra kerjanya;
(3) Menyusun dan menjalankan program kerja;
(4) Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada sekretaris;
(5) Menggali informasi dari institusi terkait kemahasiswaan dan kesejahteraan
Mahasiswa;
(6) Mengawal kebijakan institusi terkait kemahasiswaan dan kesejahteraan Mahasiswa;
(7) Menghimpun aspirasi mahasiswa terkait kemahasiswaan dan kesejahteraan
Mahasiswa; dan
(8) Membuat peraturan dalam ruang lingkup kemahasiswaan dan kesejahteraan
Mahasiswa.
Pasal 39
Komisi II mempunyai hak dan kewajiban:
(1) Menjalankan fungsi pengawasan terhadap BEM KM UNNES sesuai mitra kerjanya;
(2) Mengevaluasi kinerja BEM KM UNNES sesuai mitra kerjanya;
(3) Menyusun dan menjalankan program kerja;
(4) Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada sekretaris;
(5) Mengawal kebijakan institusi terkait organisasi kemahasiswaan;
(6) Menghimpun aspirasi mahasiswa dan/atau lembaga kemahasiswaan
terkait kebijakan organisasi kemahasiswaan;
(7) Mengawal isu, kebijakan organisasi kemahasiswaan, dan rencana strategis kampus;
(8) Membuat peraturan dalam ruang lingkup organisasi
kemahasiswaan dan Kebijakan Publik;
(9) Membuat rancangan rencana strategis kampus yang akan dibahas
dalam Sidang Umum MPM KM UNNES.
Pasal 40
Komisi III mempunyai hak dan kewajiban:
(1) Menjalankan fungsi pengawasan terhadap BEM KM UNNES sesuai mitra kerjanya;
(2) Mengevaluasi kinerja BEM KM UNNES sesuai mitra kerjanya;
(3) Menyusun dan menjalankan program kerja;
(4) Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada sekretaris;
(5) Mengelola media sebagai basis informasi;
(6) Menjalin komunikasi dan jaringan baik di dalam maupun di luar kampus; dan
(7) Mengadakan kajian strategis guna mengawal isu terknini dalam cara
pandang lembaga legisatif.

BAB VIII
ALAT KELENGKAPAN
Bagian Kesatu
Badan Kehormatan
Pasal 41
Badan Kehormatan yang selanjutnya disebut sebagai BK adalah badan etik yang
bergerak dalam bidang kontrol dan evaluasi lembaga.
Pasal 42
BK mempunyai wewenang:
(1) Mengingatkan ketua atas kinerja DPM KM UNNES;
(2) Mengingatkan kedisiplinan fungsionaris;
(3) BK mempunyai hak melakukan persidangan atas temuan yang sebelumnya
telah ditentukan klarifikasi terhadap fungsionaris yang terbukti melakukan
pelanggaran kode etik dan/atau tata tertib;
(4) Mengusulkan pemberhentikan tetap fungsionaris yang melanggar kode etik
dengan persetujuan ketua.
Pasal 43
BK mempunyai tugas:
(1) Mengawasi kinerja fungsionaris;
(2) Mengawasi jalannya rapat;
(3) Melakukan evaluasi pelaksanaan peraturan DPM KM UNNES tentang Kode
Etik dan Tata Tertib DPM KM UNNES;
(4) Membuat dan mensosialisasikan Kode Etik dan Tata Tertib DPM KM UNNES
(5) Melakukan penyidikan dan verifikasi atas pengaduan terhadap anggota
DPM KM UNNES;
(6) Memberikan peringatan kepada fungsionaris;
(7) Membuat laporan kerja pada masa akhir kepengurusan.
Pasal 44
(1) Keanggotaan BK ditetapkan dalam sidang pleno DPM KM UNNES;
(2) Perubahan anggota dapat dilakukan dalam tengah periode sesuai dengan
kebutuhan struktur dan fungsional; dan
(3) Keanggotaan BK dapat merangkap alat kelengkapan yang lain.

Bagian Kedua
Badan Legislasi
Pasal 45
Badan Legislasi dibentuk oleh DPM KM UNNES dan merupakan alat
kelengkapan DPM KM UNNES yang bersifat tetap.
Pasal 46
Badan Legislasi mempunyai wewenang:
(1) Melakukan kunjungan kerja pada masa reses atau pada masa sidang dengan
persetujuan Ketua DPM KM UNNES;
(2) Melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan komisi terkait untuk
menerima masukan mengenai program legislasi DPM KM UNNES;
(3) Mengadakan rapat koordinasi dengan komisi dan/atau panitia khusus yang
mendapat penugasan membahas rancangan undang-undang hasil prolegun; dan
(4) Melakukan inventarisasi dan evaluasi Undang-Undang hasil prolegun.
Pasal 47
Badan Legislasi mempunyai tugas:
(1) Melakukan drafting terhadap program legislasi DPM KM UNNES;
(2) Menyerahkan hasil draft undang-undang untuk selanjutnya di bahas dalam
sidang pleno anggota dewan;
(3) Melakukan pemantauan dan peninjauan terhadap undang-undang; dan
(4) Melakukan sosialisasi prolegun;
(5) Membuat laporan kinerja dan inventarisasi masalah di bidang perundang-undangan
setiap akhir tahun sidang untuk disampaikan kepada Pimpinan DPM KM UNNES.
Pasal 48
(1) Keanggotaan Badan Legislasi ditetapkan dalam sidang pleno DPM KM UNNES;
(2) Perubahan anggota dapat dilakukan dalam tengah periode sesuai dengan
kebutuhan struktur dan fungsional.

Bagian Ketiga
Badan Anggaran
Pasal 49
Badan Anggaran dibentuk oleh DPM KM UNNES dan merupakan alat
kelengkapan DPM KM UNNES yang bersifat tetap.
Pasal 50
Badan Anggaran mempunyai wewenang:
(1) Memanggil pihak terkait dan melakukan kerjasama dalam hal klarifikasi dan
audit keuangan;
(2) Melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan komisi terkait untuk
menerima masukan pengawasan anggaran terhadap BEM KM UNNES.
Pasal 51
Badan Anggaran mempunyai tugas:
(1) Membahas bersama pihak eksekutif yang diwakili oleh presiden mahasiswa
dan/atau sekertaris dan bendahara untuk menentukan pokok-pokok kebijakan fiskal
umum dan prioritas anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap
kementerian/lembaga dalam menyusun usulan anggaran;
(2) Menetapkan Anggaran Pendapatan Belanja Organisasi (APBO) bersama eksekutif
dengan mengacu pada usulan komisi terkait;
(3) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja
Organisasi (APBO);
(4) Membuat laporan keuangan analisis pada akhir masa kepengurusan untuk dijadikan
bahan rekomendasi sebagai acuan anggaran BEM KM UNNES di tahun berikutnya.
BAB IX
PERGANTIAN ANTAR WAKTU
Pasal 52
Pergantian antar waktu atau yang disebut reshuffle adalah sebuah mekanisme
penggantian struktur dan keanggotaan DPM KM UNNES sesuai dengan
keterbutuhan lembaga.
Pasal 53
Reshuffle struktur DPM KM UNNES dilakukan saat adanya kejadian luar biasa yang
bertujuan untuk optimalisasi kepengurusan dan atas dasar evaluasi bersama.
Pasal 54
Yang dimaksud kejadian luar biasa pada pasal 53 adalah berdasarkan usulan
minimal 50%+1 anggota DPM KM UNNES ketika melanggar tatib dan kode etik.
Pasal 55
Reshuffle dapat dilakukan dengan merubah struktur dan/atau pergantian anggota
antar alat kelengkapan.

BAB X
ALAT KELENGKAPAN LAIN
Pasal 56
Alat kelengkapan lain DPM KM UNNES adalah struktur fungsional DPM KM
UNNES yang bersifat tidak tetap.
Pasal 57
Alat kelengkapan lain DPM KM dapat berupa:
(1) Panitia khusus yang selanjutnya disebut Pansus;
(2) Panitia pengawas yang selanjutnya disebut Panwas; dan
(3) Panitia kerja yang selanjutnya disebut sebagai Panja.
Pasal 58
Tujuan pembentukan alat kelengkapan lain DPM KM UNNES adalah dalam
rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi DPM KM UNNES atau ketetapan
lain yang telah disepakati dalam sidang pleno DPM KM UNNES.
Pasal 59
Pembentukan alat kelengkapan lain DPM KM UNNES dilakukan dalam
rentang waktu yang telah ditentukan sebelumnya yaitu hingga terselesaikannya
mandat yang diberikan.
Pasal 60
Keanggotaan alat kelengkapan lain dapat berasal dari anggota DPM KM
UNNES dan/atau staf ahli yang bertugas.

BAB XI
PANSUS
Pasal 61
Pansus adalah panitia khusus yang dibentuk untuk menangani agenda khusus
dalam lingkup internal DPM KM UNNES.
Pasal 62
Pansus mempunyai hak:
(1) Menentukan struktur internal pansus atas persetujuan anggota DPM KM UNNES; dan
(2) Mendapatkan anggaran.
Pasal 63
Pansus mempunyai kewajiban:
(1) Menangani agenda khusus;
(2) Menyusun Rancangan Undang-Undang; dan
(3) Melaporkan perkembangan kinerja Pansus kepada Ketua DPM KMUNNES secara
periodik.
Pasal 64
(1) Pansus dibentuk dalam siding pleno;
(2) Pansus dibentuk berdasarkan kesepakaran dan pemerataan komisi/badan/biro;
(3) Jumlah anggota pansus disesuaiakan dengan kebutuhan tugas yang diberikan.
Pasal 65
Pansus bekerja setelah mendapat surat tugas dari Ketua DPM KM UNNES
hingga selesai masa tugasnya.

BAB XII
PANWAS
Pasal 66
Panwas adalah panitia pengawas yang dibentuk untuk menangani proses
pengawasan terhadap BEM KM UNNES.
Pasal 67
Panwas mempunyai hak:
(1) Menentukan struktur internal panwas atas persetujuan Anggota DPM KM
UNNES; dan
(2) Mendapatkan anggaran.
Pasal 68
Panwas mempunyai kewajiban:
(1) Mengawasi dan menilai kinerja kepanitiaan program kerja tertentu dalam
kementrian BEM KM UNNES; dan
(2) Melaporkan hasil kinerja Panwas kepada ketua komisi yang
bersangkutandan Ketua DPM KM UNNES.
Pasal 69
(1) Panwas dibentuk oleh ketua komisi yang bersangkutan dengan
persetujuanKetua DPM KM UNNES;
(2) Jumlah anggota Panwas disesuiakan dengan kebutuhan tugas yang diberikan.
Pasal 70
(1) Panwas bekerja setelah mendapat surat tugas dari ketua komisi yang
bersangkutan hingga selesai masa tugasnya;
(2) Mekanisme kerja panwas lebih lanjut diatur dalam undang-undang pengawasan.

BAB XIII
PANJA
Pasal 71
Panja adalah panitia pelaksana program kerja.
Pasal 72
Panja mempunyai hak:
(1) Mengambil kebijakan sesuai indikator keberhasilan dan tujuan yang diberikan; dan
(2) Mendapatkan anggaran.
Pasal 73
Panja mempunyai kewajiban:
(1) Menyusun proposal kegiatan;
(2) Menjalankan kebijakan sesuai hasil rapat;
(3) Melaporkan perkembangan kinerja kepada Steering Commitee; dan
(4) Menyusun laporan pertanggungjawaban kegiatan.
Pasal 74
(1) Panja dibentuk oleh Sekjend dan/atau Ketua Komisi dengan persetujuan
Ketua DPM KM UNNES;
(2) Jumlah anggota Panja disesuiakan dengan kebutuhan tugas yang diberikan.
Pasal 75
Panja bekerja mulai saat disosialisasikan hingga selesai masa tugasnya.

BAB XIV
ADMINISTRASI KEUANGAN KELEMBAGAAN
Pasal 76
Administrasi dan keuangan kelembagaan adalah segala standar organisasi yang
ditentukan oleh sekretaris dan bendahara atas persetujuan Ketua DPM KM
UNNES yang berlaku untuk seluruh fungsionaris DPM KM UNNES.
Pasal 77
Administrasi dan keuangan kelembagaan adalah segala standar organisasi yang
ditentukan oleh sekretaris dan bendahara atas persetujuan Ketua DPM KM
UNNES yang berlaku untuk seluruh fungsionaris DPM KM UNNES.
Pasal 78
Mekanisme pembentukan SOP DPM KM UNNES ditentukan secara penuh
oleh sekretaris bersama dengan bendahara.

BAB XV
ANGGOTA DPM KM UNNES
Pasal 79
Anggota DPM KM UNNES adalah mahasiswa aktif UNNES yang terpilih pada
saat Pemilihan Umum Raya KM UNNES.
Pasal 80
Anggota DPM KM UNNES mempunyai hak:
(1) Hak angket, adalah hak DPM KM untuk mengadakan penyelidikan
mengenai masalah tertentu;
(2) Hak interpelasi, adalah hak DPM KM untuk meminta keterangan kepada
presiden dan wakil presiden mahasiswa;
(3) Hak menyatakan pendapat, adalah hak DPM KM untuk menyatakan
pendapat atas kebijakan presiden dan wakil presiden mahasiswa atau
mengenai kejadian luar biasa di dalam maupun diluar kampus;
(4) Hak budget, adalah hak DPM KM UNNES untuk menetapkan RAPBO
menjadi APBO;
(5) Hak bertanya, adalah hak DPM KM UNNES untuk mengajukan
pertanyaan pada presiden dan wakil presiden mahasiswa secara tertulis;
(6) Hak imunitas, adalah hak DPM KM UNNES yang tidak dapat diganggu
gugat dimuka sidang dari hasil keputusan atau ketetapan yang telah
dibuatnya;
(7) Hak petisi, adalah hak DPM KM UNNES untuk mengajukan usul atau
anjuran serta pertanyaan mengenai suatu masalah; dan
(8) Hak inisiatif, adalah hak DPM KM UNNES untuk mengajukan usul RUU.
Pasal 81
Anggota mempunyai kewajiban:
(1) Melaksanakan Konstitusi Dasar KM UNNES dan menaati
peraturan perundang-undangan;
(2) Menaati tata tertib dan kode etik;
(3) Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain;
(4) Menyerap dan menghimpun aspirasi konstituen melalui kunjungan kerja
secara berkala;
(5) Menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan mahasiswa;
(6) Menghadiri setiap sidang DPM KM UNNES; dan
(7) Memberikan pertanggungjawaban secara moraldan
sosial kepada konstituen di daerah
pemilihannya;
(8) Mengevaluasi pelaksanaan APBO BEM KM UNNES.

BAB XVI
STAF AHLI
Pasal 82
Staf ahli adalah fungsionaris DPM KM UNNES yang dipilih melalui
mekanisme perekrutan terbuka.
Pasal 83
Staf ahli mempunyai hak:
(1) Mendapatkan pencerdasan dan pemahaman mengenai pengelolaan
kelembagaan DPM KM UNNES;
(2) Mendapatkan penjelasan mengenai beberapa hal yang kurang jelas
atau membingungkan; dan
(3) Mendapatkan bantuan dalam pelaksanaan tugasnya.
Pasal 84
Staf ahli mempunyai kewajiban:
(1) Membantu alat kelengkapan yang bersangkutan dalam menjalankan
fungsinya; dan
(2) Meminta izin kepada ketua alat kelengkapan yang bersangkutan apabila
berhalangan hadir dalam suatu kegiatan DPM KM UNNES.
Pasal 85
Staf ahli bertanggungjawab terhadap komisi dan alat kelengkapan yangmemayunginya.

BAB XVII
FUNGSIONARIS
Pasal 86
Fungsionaris adalah keseluruhan anggota DPM KM UNNES dan staf ahli yang
tercantum dalam susunan struktural kelembagaan DPM KM UNNES.
Pasal 87
Fungsionaris mempunyai hak:
(1) Mendapatkan pembelajaran kelegislatifan; dan
(2) Berkarya dalam lembaga.
Pasal 88
Fungsionaris mempunyai kewajiban:
(1) Berkontribusi dalam setiap agenda DPM KM UNNES;
(2) Menaati aturan dalam setiap alat kelengkapan yang bersangkutan; dan
(3) Menjaga nama baik DPM KM UNNES di dalam dan di luar kampus;
(4) Mengikuti alur kaderisasi legislatif Dewan Perwakilan Mahasiswa.

BAB XVIII
SANKSI DAN PERINGATAN
Pasal 89
Sanksi adalah suatu hal yang diberikan dalam rangka penegakan kedisiplinan
dan manajemen organisasi yang profesional dan baik.
Pasal 90
Pemberian sanksi ditujukan kepada fungsionaris DPM KM UNNES.
Pasal 91
Sanksi yang diberikan berupa:
(1) Sanksi ringan; atau
(2) Sanksi berat.
Pasal 92
Sanksi ringan diberikan kepada fungsionaris untuk memberikan peringatan
secara periodik berupa peringatan bertingkat dan memorandum serta
pencabutan sementara haknya dalam kepengurusan.
Pasal 93
Sanksi ringan diberikan dalam bentuk surat peringatan secara berkala dari BK
DPM KM UNNES yang disetujui oleh ketua DPM KM UNNES.
Pasal 94
Sanksi berat diberikan kepada fungsionaris dalam bentuk pemberhentian dari
struktur DPM KM UNNES.
Pasal 95
Sanksi ringan diberikan apabila:
(1) Fungsionaris tidak menjalankan tugas yang dimandatkan kepadanya
setidaknya dalam 3 kali perkara;
(2) Fungsionaris menghabiskan anggaran diluar estimasi yang diberikan oleh
bendahara;
(3) Melanggar norma susila; dan/atau
(4) Tidak menghadiri sidang/rapat setidaknya selama 3 kali berturut-turut
tanpa keterangan yang jelas.
Sanksi berat diberikan apabila :
(1) Akumulasi pelanggaran kode etik dan/atau tata tertib;
(2) Mendapatkan Surat Peringatan sebanyak 3 kali;
(3) Melanggar Konstitusi Dasar KM UNNES;
(4) Melakukan tindak kriminal.
Pasal 96
Mekanisme pemberian sanksi atas dasar evaluasi dari BK secara periodik, yang
kemudian bersama dengan ketua DPM KM UNNES membentuk kebijakan
tanpa melalui mekanisme sidang pleno.
Pasal 97
(1) Mekanisme pemberhentian fungsionaris dilakukan apabila hal-hal yang menyangkut
alasan sebelumnya;
(2) Melanggar kode etik dan/atau tata tertib yang dihitung dari akumulasi pelanggaran;
(3) Anggota yang diberhentikan, maka haknya tidak bisa digantikan oleh siapapun.

BAB XIX
PENGUNDURURAN DIRI
Pasal 98
Pengunduran diri adalah tindakan fungsionaris DPM KM UNNES yang secara
sadar dan tanpa paksaan menanggalkan jabatan struktural dalam kelembagaan
DPM KM UNNES.
Pasal 99
(1) Bagi anggota DPM KM UNNES yang mengundurkan diri secara pribadi
wajib memberikan surat edaran kepada Dapil yang memilihnya dengan
mengetahui Ketua DPM KM UNNES;
(2) Anggota DPM KM UNNES yang mengundurkan diri, maka haknya tidak
bisa digantikan oleh siapapun;
(3) Anggota DPM KM UNNES yang masih tercatat sebagai mahasiswa aktif
dapat mengajukan pengunduran diri dengan persetujuan sekurang-
kurangnya 25% dari jumlah Anggota DPM KM UNNES.
Pasal 100
Bagi staf ahli yang mengundurkan diri wajib melayangkan surat pengunduran
diri yang diketahui oleh Ketua Komisi/Sekjen, BK, dan Ketua DPM KM
UNNES.

BAB XX
ATURAN PERALIHAN
Pasal 101
(1) Perubahan peraturan tata tertib ini dapat dilakukan apabila diusulkan oleh
lebih dari 50% dari jumlah anggota;
(2) Usul perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada
ketua DPM KM UNNES dalam sidang pleno;
(3) Sidang pleno sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memutuskan menerima
atau menolak usul perubahan Peraturan DPM KM UNNES tentang Tata
Tertib;
(4) Dalam hal usul perubahan disetujui, sidang paripurna menyerahkannya
kepada BK untuk melakukan pembahasan; dan
(5) Hasil pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaporkan kepada
rapat paripurna untuk diambil keputusan.
Pasal 102
Evaluasi dan penyempurnaan Peraturan DPM KM UNNES tentang Tata Tertib
dilakukan dalam sidang paripurna Anggota DPM KM UNNES UNNES.
Lampiran 1 atas Bab II Pasal 6

STRUKTUR DPM KM UNNES 2022

Ketua Badan Kehormatan

Wakil Ketua

Sekretariat Jenderal

Sekretaris Bendahara PSDM URT

Badan Anggaran Badan Legislasi

Komisi II Komisi II Komisi III

Anda mungkin juga menyukai