FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari 35 17 Februari 2017
BAHAN AJAR/DIKTAT
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 2 dari 35 17 Februari 2017
Pada hari ini, Jumat, tanggal 16 Agustus 2022 Bahan Ajar Mata Kuliah
Pembelajaran Apresiasi Sastra, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni telah diverifikasi oleh Ketua Jurusan/ Ketua
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia.
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 3 dari 35 17 Februari 2017
DESKRIPSI MATAKULIAH
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 4 dari 35 17 Februari 2017
DAFTAR ISI
Prakata i
Daftar Isi ii
Bab I Konsep Pembelajaran Sastra 1
A. Deskripsi Singkat 1
B. Capaian pembelajaran pertemuan 1
C. Isi Materi Perkuliahan 1
1. Tujuan Pembelajaran Sastra 4
2. Ruang Lingkup Pembelajaran Sastra 4
D. Rangkuman 8
E. Pertanyaan 11
Bab II Prinsip Pembelajaran Apresiasi Sastra 15
A. Deskripsi Singkat 15
B. Capaian pembelajaran pertemuan 15
1. Prinsip Pembelajaran 15
2. Prinsip Pembelajaran Apresiasi Sastra 16
Bab III Pendekatan Pembelajaran Apresiasi Sastra 16
C. Deskripsi Singkat
D. Capaian pembelajaran pertemuan
1. Pendekatan Pembelajaran 17
2. Pendekatan Pembelajaran Apresiasi Prosa 17
A. Rangkuman
B. Pertanyaan 23
Daftar Pustaka 94
Glosarium
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5 dari 35 17 Februari 2017
BAB I
KONSEP PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA
A. Deskripsi singkat
Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, seorang guru sastra harus
memahami arah dan tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran
pembelajaran sastra yang pada gilirannya akan dapat memudahkan siswa dalam
Pada bab ini Anda akan mempelajari topik yang berkaitan dengan tujuan dan
dengan sungguh-sungguh. Untuk lebih memahami topik pada bab ini ada baiknya
Anda juga membaca referensi yang disarankan pada akhir bab ini.
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 6 dari 35 17 Februari 2017
apresiatif terhadap karya sastra, yaitu sikap menghargai dan mencintai karya
karya sastra yang bermutu, gemar membaca karya sastra, gemar membicarakan
sastra, gemar mengikuti pembicaraan dan diskusi tentang sastra, suka membantu
orang lain dalam menelaah dan memahami suatu karya sastra, dapat menikmati
nilai-nilai yang terkandung dalam suatu karya sastra, dan gemar mengikuti
secara kreatif dan konstruktif, baik secara lisan maupun tertulis. Melalui sastra,
siswa diajak untuk memahami, manikmati, dan menghayati karya sastra. Adapun
karya sastra.
sastra.
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 7 dari 35 17 Februari 2017
kepekaan batin dan (2) pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan
yang diungkapkan pengarang. Pada sisi lain, Squire dan Taba berkesimpulan
bahwa sebagai suatu proses, apresiasi melibatkan tiga unsur inti, yakni (1) aspek
internal terkandung dalam suatu teks sastra, misalnya unsur intrinsik prosa fiksi,
dan unsur-unsur di luar teks sastra itu sendiri, misalnya unsur ekstrinsik prosa fiksi.
Unsur intrinsik yang bersifat objektif itu misalnya aspek tulisan serta aspek bahasa
dan struktur wacana dalam hubungannya dengan kehadiran makna yang tersurat.
Sedangkan unsur ekstrinsik antara lain berupa biografi pengarang, latar proses
sastra.
upaya menghayati unsur-unsur keindahan dalam karya sastra yang dibaca. Selain
itu, unsur emosi juga sangat berperanan dalam upaya memahami unsur-unsur
yang bersifat subjektif. Unsur subjektif itu dapat berupa bahasa paparan yang
berupa unsur signifikan tertentu, misalnya penampilan tokoh dan setting yang
bersifat metaforis.
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 8 dari 35 17 Februari 2017
Misalnya, pelaku wanita yang tampil dengan pupur tebal, tengah malam
duduk sendirian di sebuah nite club, akan memberikan sugesti makna yang
berbeda apabila dibandingkan dengan pelaku wanita yang tampil dengan jernih,
penataan setting yang terpapar secara sugestif tersebut tentu saja sangat
ditentukan oleh kepekaan pembaca yang pada dasarnya dibentuk oleh endapan
buruk, indah tidak indah, sesuai-tidak serta sejumlah ragam penilaian utama yang
tidak harus hadir dalam serbuah karya kritik, tetapi secara personal cukup dimiliki
oleh pembaca. Dengan kata lain, keterlibatan unsur penilaian dalam unsur ini
masih bersifat umum sehingga setiap apresiator yang telah mampu merespons
karya sastra yang telah dibaca sampai pada tahap pemahaman dan penghayatan,
telah memahami karakter pelaku yang tampil dengan pupur tebal, duduk di nite
club sendirian tengah malam, secara imajinatif, mampu menghayati kualitas ragam
memuaskan rohaninya.
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 9 dari 35 17 Februari 2017
kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra.
Dari pendapat itu juga disimpulkan bahwa kegiatan apresiasi dapat tumbuh
dengan baik apabila pembaca mampu menumbuhkan rasa akrab dengan teks
melaksanakan kegiatan apresiasi itu sebagai bagian dari hidupnya, sebagai suatu
apresiasi sastra sebenarnya bukan merupakan konsep abstrak yang tidak pernah
menyiratkan adanya suatu kegiatan yang harus terwujud secara kongkret. Perilaku
kegiatan itu dalam hal ini dapat dibedakan antara perilaku kegiatan secara
menikmati karya sastra secara langsung. Kegiatan membaca karya sastra secara
serta mengevaluasi karya sastra , baik yang berupa prosa, puisi maupun drama.
pikiran dan perasaan dalam rangka mengapresiasi suatu karya sastra yang
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 10 dari 35 17 Februari 2017
langsung itu dapat ditempuh dengan cara mempelajari teori sastra, membaca
terhadap suatu karya sastra serta mempelajari sejarah sastra. Kegiatan itu disebut
sebagai apresiasi sastra secara tidak langsung karena kegiatan tersebut pada
sastra.
Dengan demikian, kegiatan apresiasi sastra secara tidak langsung itu pada
sastra jika bahan bacaan yang ditelaahnya itu memiliki relevansi dengan kegiatan
apresiasi sastra.
karya sastra, ia selalu berusaha menciptakan sikap serius, tetapi dengan suasana
batin riang. Penumbuhan sikap serius dalam membaca karya sastra itu terjadi
karena karya sastra bagaimana pun lahir dari daya kontemplasi batin pengarang
pembacanya. Sementara pada sisi lain, karya sastra merupakan bagian dari seni
pembacanya.
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 11 dari 35 17 Februari 2017
Kandungan makna yang begitu kompleks serta berbagai macam nilai keindahan
tersebut akan tergambar lewat media kebahasaan, media tulisan, dan struktur
wacana.
Dengan demikian, sastra sebagai salah satu cabang seni, sebagai bacaan,
tidak cukup dipahami lewat analisis kebahasaannya, lewat studi yang disebut text
grammar atau text linguistics, tetapi juga harus melalui studi khusus yang
berhubungan dengan literary text karena teks sastra bagaimana pun memiliki ciri-
ciri tersendiri yang berbeda dengan ragam bacaan lainnya. Adanya ciri-ciri khusus
teks sastra itu salah satunya ditandai oleh adanya unsur-unsur intrinsik karya
lainnya.
antara lain (1) unsur keindahan, (2) unsur kontemplatif yang berhubungan dengan
berhubungan dengan ciri karakteristik cipta sastra itu sendiri sebagai suatu teks.
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 12 dari 35 17 Februari 2017
yakni (1) kepekaan emosi atau perasaan sehingga pembaca mampu memahami
dan menikmati unsur-unsur keindahan yang terdapat di dalam karya sastra, (2)
dengan masalah kemanusiaan, misalnya buku filsafat dan psikologi, dan (3)
sebagai bekal awal karena untuk mampu mengapresiasi karya sastra seseorang
harus secara terus menerus menggauli cipta sastra. Pemilikan bekal pengetahuan
kegiatan menggauli karya sastra sebagai kegiatan pengasahan sehingga pisau itu
menjadi tajam dan semakin tajam, yakni jika pembaca semakin sering dasn akrab
Lebih lanjut, kepekaan emosi dan perasaan itu bukan hanya berhubungan
bersifat konotatif. Oleh sebab itu, dalam kegiatan apresiasi sastra Brooks
membedakan adanya dua level, yakni level objektif yang berhubungan dengan
emosional.
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 13 dari 35 17 Februari 2017
Pada dasarnya pembelajaran sastra meliputi tiga jenis sastra yaitu prosa,
membaca, dan menulis. Jika dilihat dari sisi lain, dapat di yang tiga kegiatan yakni
tulis,
dan
bahasa tulis.
buku sastra (puisi, cerpen, novel, drama, dan esei) dan lima belas buku sastra
(puisi, cerpen, novel, drama, dan esei) pada jenjang SMA/MA selama tiga tahun
D. Rangkuman
Tujuan utama pembelajaran sastra adalah agar siswa memiliki
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 14 dari 35 17 Februari 2017
penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap
karya sastra. Perilaku kegiatan apresiasi dapat berupa kegiatan secara langsung
Pada dasarnya pembelajaran sastra meliputi tiga jenis sastra yaitu prosa,
E. PERTANYAAN/DISKUSI
1. Jelaskan tujuan utama pembelajaran sastra di sekolah!
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 15 dari 35 17 Februari 2017
BAB II
PRINSIP PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA
A. Deskripsi singkat
Untuk dapat mengajarkan apresiasi sastra dengan baik, diperlukan
pemahaman tentang prinsip-prinsip pembelajaran, baik prinsip pembelajaran yang
berlaku secara umum untuk semua kegiatan pembelajaran, maupun yang berlaku
untuk pembelajaran apresiasi sastra. Pengetahuan dan pemahaman terhadap
prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat bermanfaat untuk dapat merancang
langkah-langkah pembelajaran untuk mencapai tujuan sebagaimana yang
diharapkan.
Bagian ini berisi ulasan singkat mengenai prinsip umum dan prinsip khusus
pembelajaran apresiasi sastra.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 16 dari 35 17 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 17 dari 35 17 Februari 2017
Sebab tanpa kedua unsur tersebut kegiatan pembelajaran sulit untuk berhasil.
Seseorang yang mempunyai motivasi yang cukup besar sudah dapat berbuat
tanpa motivasi dari luar dirinya, itulah yang disebut motivasi intrinsik, atau tenaga
pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sebaliknya, bila
motivasi intrinsiknya kecil, maka dia perlu motivasi dari luar yang dalam hal ini
disebut ekstrinsik, atau tenaga pendorong yang ada di luar. Motivasi ekstrinsik ini
berasal dari guru, orang tua, teman, buku-buku dan sebagainya. Kedua motivasi
dibutuhkan untuk keberhasilan proses pembelajaran, namun yang memegang
peranan penting adalah peserta didik itu sendiri yang dapat memotivasi dirinya
yang didukung oleh kepiawaian seorang guru dalam merancang pembelajaran
yang dapat merangsang minat sehingga motivasi peserta didik dapat
dibangkitkan.
Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat pembelajaran. Sebagai tujuan,
motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar, sebagai alat, motivasi
merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensia dan hasil belajar
sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar peserta didik dari segi
kognitif, afektif dan psikomotor. Motivasi adalah unsur utama dalam pembelajaran
dan pembelajaran tidak dapat berlangsung tanpa adanya perhatian. Jadi, sesuatu
hal dikatakan menarik perhatian anak, apabila anak memperhatikannya secara
spontan tanpa memerlukan usaha (perhatian tidak sekehendak, perhatian tidak
disengaja). Bila terjadi perhatian spontan yang bukan disebabkan usaha dari guru
yang membuat pelajaran begitu menarik, maka perhatian seperti ini tidak
memerlukan motivasi, walaupun dikatakan bahwa motivasi dan perhatian harus
sejalan. Berbeda halnya kalau perhatian yang disengaja atau sekehendak, hal ini
diperlukan motivasi.
b. Keaktifan
Menurut Thomas M. Risk dalam Zakiah Daradjat, “teaching is the guidance
of learning experiences.” Mengajar adalah proses membimbing pengalaman
belajar. Pengalaman tersebut diperoleh apabila peserta didik mempunyai keaktifan
untuk bereaksi terhadap lingkungannya. Apabila seorang anak ingin memecahkan
suatu persoalan dia harus dapat berpikir sistematis atau menurut langkah-langkah
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 18 dari 35 17 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 19 dari 35 17 Februari 2017
secara langsung dalam arti peserta didik yang aktif mengerjakan tugas kelompok
dan melaporkan hasilnya maka peserta didik akan mampu mengingat sampai 90%
dari apa yang dikerjakan. Jadi, jelaslah bahwa keterlibatan langsung dalam proses
pembelajaran sangat besar pengaruhnya bagi keberhasilan atau peningkatan
hasil pembelajaran. Walaupun demikian perlu dijelaskan bahwa keterlibatan itu
bukan dalam bentuk fisik semata, bahkan lebih dari itu keterlibatan secara
emosional dengan kegiatan kognitif dalam perolehan pengetahuan, penghayatan
dalam pembentukan afektif dan pada saat latihan dalam pembentukan nilai
psikomotor.
d. Pengulangan
Prinsip pembelajaran yang menekankan pentingnya pengulangan yang
barangkali paling tua seperti yang dikemukakan oleh teori psikologi daya. Menurut
teori ini bahwa belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang
terdiri dari daya mengamat, menangkap, mengingat, menghayal, merasakan,
berpikir dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya
tersebut akan berkembang
Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori
koneksionisme. Tokohnya yang terkenal adalah Thorndike dengan teorinya yang
terkenal pula yaitu “law of exercise” bahwa belajar ialah pembentukan hubungan
antara stimulus dan respon, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman
itu memperbesar timbulnya respon benar. Selanjutnya teori dari phychology
psikologi conditioning respons sebagai perkembangan lebih lanjut dari teori
koneksionisme yang dimotori oleh Pavlov yang mengemukakan bahwa perilaku
individu dapat dikondisikan dan belajar merupakan upaya untuk mengkondisikan
suatu perilaku atau respons terhadap sesuatu. Begitu pula mengajar membentuk
kebiasaan, mengulang-ulang sesuatu perbuatan sehingga menjadi suatu
kebiasaan dan pembiasaan tidak perlu selalu oleh stimulus yang sesungguhnya,
tetapi dapat juga oleh stimulus penyerta.
Ketiga teori di atas menekankan pentingnya prinsip pengulangan dalam
pembelajaran walaupun dengan tujuan yang berbeda. Teori yang pertama
menekankan pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa, sedangkan teori yang
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 20 dari 35 17 Februari 2017
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 21 dari 35 17 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 22 dari 35 17 Februari 2017
Hasil yang baik akan merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh
baik bagi hasil usaha belajar selanjutnya. Namun dorongan belajar tidak saja oleh
penguatan yang menyenangkan atau penguatan positif, penguatan negatif pun
dapat berpengaruh pada hasil belajar selanjutnya. Apabila peserta didik
memperoleh nilai yang baik dalam ulangan tentu dia akan belajar bersungguh-
sungguh untuk memperoleh nilai yang lebih baik untuk selanjutnya. Karena nilai
yang baik itu merupakan penguatan positif. Sebaliknya, bila peserta didik
memperoleh nilai yang kurang baik tentu dia merasa takut tidak naik kelas, karena
takut tidak naik kelas, dia terdorong pula untuk belajar lebih giat. Inilah yang
disebut penguatan negatif yang berarti bahwa peserta didik mencoba menghindar
dari peristiwa yang tidak menyenangkan. Format sajian berupa tanya jawab,
eksprimen, diskusi, metode penemuan dan sebagainya merupakan cara
pembelajaran yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan. Balikan
yang diperoleh peserta didik setelah belajar dengan menggunakan metode-
metode yang menarik akan membuat peserta didik terdorong untuk belajar lebih
bersemangat.
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 23 dari 35 17 Februari 2017
D. Rangkuman
Pembelajaran apresiasi sastra hendaknya memenuhi prinsip
pembelajaran umum dan khusus. Prinsip pembelajaran umum meliputi (1)
perhatian dan motivasi, (2) keaktifan, (3) keterlibatan langsung, (4)
pengulangan, (5) perbedaan individual, (6) tantangan, serta (7) balikan dan
penguatan. Prinsip pembelajaran khusus meliputi lima hal, yaitu (1) tujuan
pembelajaran sastra adalah pembinaan apresiasi sastra siswa, (2) siswa
harus berhadapan langsung dengan karya yang diapresiasi, (3) pengetahuan
tentang sastra diajarkan dalam rangka mempermudah proses apresiasi, (4)
interpretasi terhadap karya sastra bukan interpretasi tunggal, dan (5) siswa
diberi kesempatan untuk banyak membaca karya sastra.
E. Pertanyaan/Diskusi
Apakah implikasi dari prinsip-prinsip pembelajaran umum dan khusus tersebut
bagi guru dan siswadi dalam pembelajaran apresiasi sastra? Diskusikanlah!
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 24 dari 35 17 Februari 2017
BAB III
PENDEKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA
A. Deskripsi singkat
Pendekatan dapat didefinisikan sebagai cara pandang, filsafat, atau segala
sesuatu yang diyakini kebenarannya sehingga ingin mewujudkannya.
Berdasarkan definisi tersebut, pendekatan pembelajaran dapat dimaknai sebagai
proses, cara, perbuatan mendekati atau usaha dalam rangka melakukan aktivitas
pembelajaran untuk mengadakan interaksi dengan peserta pembelajaran dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran; ancangan untuk melakukan interaksi
dalam pembelajaran.
Berkaitan dengan pembelajaran sastra, pendekatan pembelajaran sastra
berupa seperangkat asumsi tentang hakikat sastra, hakikat belajar sastra, dan
hakikat mengajarkan sastra. Dengan demikian pendekatan pembelajaran sastra
juga dapat dipahami sebagai suatu prinsip dasar atau landasan dalam
pembelajaran (apresiasi) sastra.
Pendekatan sebagai suatu prinsip dasar atau landasan dalam
mengapresiasi karya sastra dapat bermacam-macam. Hal itu disebabkan adanya
(1) perbedaan tujuan dan apa yang diapresiasi lewat teks sastra yang dibacanya,
(2) kelangsungan apresiasi itu terproses lewat kegiatan bagaimana, dan (3)
landasan teori yang digunakan dalam kegiatan apresiasi.
Pada bab ini Anda akan mempelajari berbagai pendekatan dalam
pembelajaran sastra, khususnya dalam mengapresiasi sastra. Pada bab ini akan
dibicarakan pendekatan yang sifatnya umum, tetapi dapat digunakan dalam
pembelajaran apresiasi sastra dan pendekatan yang sifatnya khusus. Silakan
Anda pahami dengan baik karena pemahaman terhadap berbagai pendekatan ini
akan memberikan arah yang jelas dalam pembelajaran sastra di sekolah.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 25 dari 35 17 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 26 dari 35 17 Februari 2017
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 27 dari 35 17 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 28 dari 35 17 Februari 2017
Tahap ini merupakan bagian puncak dari pendekatan berbasis teks. Pada
tahap ini siswa secara kreatif menghasilkan teks dengan berbagai konteks
komunikasi. Tahap ini berisi panduan, tugas, dan latihan menyusun teks secara
mandiri. Guru bertindak sebagai fasilitator.
Tahap mengonstruksi terbimbing dan mengonstruksi mandiri disebut Siklus
dua.
.
2. Pendekatan Pembelajaran Apresiasi Sastra
Bertolak dari tujuan dan apa yang akan diapresiasi, di dalam pembelajaran
apresiasi sastra, guru antara lain dapat menggunakan (1) pendekatan emotif, (2)
pendekatan analitis, (3) pendekatan historis, (4) pendekatan sosiopsikologis, dan
(5) pendekatan didaktis.
1. Pendekatan Emotif
Pendekatan emotif adalah suatu pendekatan yang berusaha menemukan
unsur-unsur yang mengajuk perasaan pembaca. Ajukan emosi itu dapat
berhubungan dengan keindahan penyajian bentuk maupun ajukan emosi yang
berhubungan dengan isi atau gagasan yang lucu dan menarik.
Prinsip dasar yang melatarbelakangi pendekatan ini adalah pandangan
bahwa cipta sastra merupakan bagian dari karya seni yang hadir di hadapan
masyarakat pembaca untuk dinikmati sehingga mampu memberikan hiburan dan
kesenangan. Dengan menerapkan pendekatan ini diharapkan pembaca mampu
menemukan unsur-unsur keindahan maupun kelucuan yang terdapat dalam karya
sastra yang dibaca.
Dalam pelaksanaannya, melalui pendekatan ini pembaca akan dihadapkan
pada pertanyaan tentang (1) adakah unsur keindahan dalam karya sastra yang
dibaca, (2) bagaimana cara pengarang menampilkan keindahan itu, (3) bagaimana
wujud keindahan itu setelah digambarkan pengarangnya, (4) bagaimana cara
pembaca menemukan keindahan itu, dan (5) berapa banyak keindahan itu dapat
ditemukan.
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 29 dari 35 17 Februari 2017
2. Pendekatan Analitis
Pendekatan analitis adalah pendekatan yang berusaha memahami
gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan atau mengimajikan ide-idenya,
sikap pengarang dalam menampilkan gagasan-gagasannya, elemen intrinsik dan
mekanisme hubungan dari setiap unsur intrinsik sehingga membangun
keselarasan dan kesatuan dalam rangka membangun totalitas bentuk maupun
totalitas maknanya.
Prinsip dasar yang melatarbelakangi pendekatan analitis adalah bahwa (1)
karya sastra dibentuk oleh elemen-elemen tertentu, (2) setiap elemen dalam karya
sastra memiliki fungsi tertentu dan senantiasa memiliki hubungan antara yang satu
dengan yang lain, dan (3) setiap elemen dapat dibicarakan secara terpisah tetapi
pada akhirnya setiap elemen harus disikapi sebagai satu kesatuan.
Dalam pelaksanaannya, penerapan pendekatan analitis selalu dihadapkan
pada pertanyaan tentang (1) unsur-unsur apakah yang membangun karya yang
saya baca ini, (2) bagaimana unsur-unsur itu ditata dan diolah oleh pengarangnya,
(3) bagaimana peran setiap unsur dan bagaimana hubungan antarunsurnya, dan
(4) bagaimana cara memahaminya.
Adapun secara konkret langkah-langkah yang harus ditempuh adalah (1)
membaca teks secara keseluruhan, (2) memahami unsur-unsur intrinsik karya
sastra yang dibacanya, (3) memahami mekanisme hubungan antarunsur
intrinsiknya, (4) menganalisis fungsi setiap unsur dalam rangka mewujudkan karya
sastra.
3. Pendekatan Historis
Pendekatan historis menekankan pada pemahaman tentang biografi
pengarang, latar belakang peristiwa kesejarahan yang melatarbelakangi masa-
masa terwujudnya karya sastra yang dibaca, serta tentang bagaimana
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 30 dari 35 17 Februari 2017
4. Pendekatan Sosiopsikologis
Pendekatan sosiopsikologis berusaha memahami latar belakang
kehidupan sosial budaya, kehidupan masyarakat, maupun tanggapan kejiwaan
atau sikap pengarang terhadap lingkungan kehidupannya atau zamannya pada
saat karya sastra diwujudkan.
Dalam pelaksanaannya, melalui pendekatan ini kita berusaha memahami
bagaimana kehidupan sosial masyarakat pada masa karya itu diciptakan,
bagaimana sikap pengarang terhadap lingkungannya, dan bagaimana hubungan
antara karya sastra dengan zamannya.
5. Pendekatan Didaktis
Pendekatan didaktis berusaha menemukan dan memahami gagasan,
tanggapan evaluatif maupun sikap pengarang terhadap kehidupan. Gagasan,
tanggapan, maupun sikap itu dalam hal ini akan mampu terwujud dalam suatu
pandangan etis, filosofis, maupun agamis, sehingga akan mengandung nilai-nilai
yang mampu memperkaya kehidupan rohaniah pembaca.
Dalam pelaksanaannya, penerapan pendekatan didaktis dilakukan melalui
upaya memahami satuan-satuan pokok pikiran yang terdapat dalam suatu karya
sastra yang disarikan dari paparan gagasan pengarang yang berupa tuturan
ekspresif, komentar, dialog, lakuan, maupun deskripsi peristiwa dari pengarang.
Dari pemahaman tersebut, kita dapat menyimpulkan nilai-nilai apa yang
terkandung di dalam karya sastra yang kita hadapi.
Demikianlah berbagai pendekatan dalam mengapresiasi karya sastra.
Dalam pelaksanaannya, berbagai pendekatan itu pada umumnya digunakan
secara eklektik, yakni pendekatan yang satu digunakan secara bersamaan dengan
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 31 dari 35 17 Februari 2017
pendekatan yang lain. Adapun alasannya adalah (1) agar pembaca tidak merasa
bosan, (2) apresiasi yang hanya menekankan pada satu pendekatan saja akan
memberikan informasi yang tidak lengakap, atau bahkan salah, dan (3) penerapan
pendekatan secara eklektik sesuai dengan konpleksitas aspek maupun
keragaman karakteristik karya sastra itu sendiri.
D. SIMPULAN
Bertolak dari tujuan dan apa yang akan diapresiasi, di dalam pembelajaran
apresiasi sastra, guru antara lain dapat menggunakan (1) pendekatan emotif, (2)
pendekatan analitis, (3) pendekatan historis, (4) pendekatan sosiopsikologis, dan
(5) pendekatan didaktis.
Dalam pelaksanaannya, berbagai pendekatan itu pada umumnya
digunakan secara eklektik.
E. LATIHAN
1. Sebutkan berbagai pendekatan dalam pembelajaran apresiasi sastra!
2. Jelaskan teori yang mendasari berbagai pendekatan pembelajaran
apresiasi sastra!
3. Pilihlah sebuah KD yang termasuk lingkup pembelajaran apresiasi sastra
kemudian tentukan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik KD
tersebut! Jelaskan alasannya!
F. DAFTAR RUJUKAN
Aminuddin. 1995. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Ampera, Taufik. 2010. Pengajaran Sastra: Teknik Mengajar Sastra Anak Berbasis
Aktivitas. Bandung: Widya Pajajaran.
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 32 dari 35 17 Februari 2017
Sarumpaet, Riris K. Toha. 2002. Sastra Masuk Sekolah. Magelang: Indonesia Tera.
Situmorang, B.P. 1983. Puisi dan Metodologi Pengajarannya. Ende Flores:Nusa Indah.
Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa
Indah.
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 33 dari 35 17 Februari 2017
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 34 dari 35 17 Februari 2017
a
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 35 dari 35 17 Februari 2017