BAHAN AJAR
TRADUCTION
15P00126
2 SKS
i
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
Pada hari ini Selasa tanggal 17 bulan Agustus tahun 2021 Bahan Ajar Mata Kuliah Traduction
Program Sastra Perancis Fakultas Bahasa dan Seni telah diverifikasi oleh Ketua Jurusan/ Ketua
Program Studi Sastra Perancis
ii
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
PRAKATA
Penerjemahan merupakan suatu kebutuhan. Berbagai dokumen penting misalnya kitab
suci, buku-buku ilmu pengetahuan, dan informasi dari berbagai negara diterjemahkan ke
bahasa sasaran demi untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan. Sejarah kebudayaan
bangsa-bangsa di dunia, khususnya yang mengenal aksara, dari zaman kuno hingga
masa kini, telah membuktikan pentingnya kegiatan penerjemahan sebagai sarana efektif
untuk mengembangkan saling pengertian antarbangsa.
Bahan ajar ini disusun untuk memberikan pengetahuan mengenai teori penerjemahan
secara umum dan konsep teoritis Bahasa Perancis secara mendalam. Diharapkan dengan
bahan ajar ini dapat memberikan bekal dasar mengenai teori penerjemahan dan aspek-
aspek yang terdapat di dalamnya.
Bahan ajar ini tersusun dari 3 bab, yang masing-masing akan membahas topik yang berbeda
namun tetap saling berhubungan. dimulai dengan bahasan mengenai konsep dasar
penerjemahan, persepektif semiotika atas aspek budaya dalam penerjemahan teks kuliner
peran, pedoman penerjemahan praktis dan komprehensif bagi pembelajar traduktologi
prancis-indonesia. Bahan ajar ini juga bukan sebagai satu-satunya sumber dalam proses
pembelajaran, sehingga bahan lain terutama yang berkaitan dengan jurnal penelitian akan
ditambahkan untuk memperkaya konteks teori penerjemahan.
Melalui buku ini diharapkan mahasiswa dapat muncul ketertarikan dalam memahami teori
penerjemahan, serta mengembangkannya dalam kajian keilmuan yang lebih mendalam.
Selanjutnya, masukan dan tanggapan terhadap bahan ajar ini akan sangat membantu untuk
mengembangkan dan menyempurnakan isi dalam bahan ajar ini. Semoga bahan ajar ini
dapat berguna bagi dosen maupun mahasiswa yang mempelajari matakuliah traduction
français-Indonésien.
Penulis
iii
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
DAFTAR ISI
Lembar verifikasi ii
Prakata iii
Daftar Isi iv
Deskripsi Mata Kuliah v
Bab I Konsep Dasar 1
Deskripsi Singkat 1
Capaian pembelajaran pertemuan 1
A. Definisi 1
B. Ruang Lingkup 3
Bab II Persepektif Semiotika atas Aspek Budaya dalam Penerjemahan Teks 8
Kuliner Peran
Deskripsi Singkat 8
Capaian pembelajaran pertemuan 8
A. Pendahuluan 8
B. Teori dan metodologi: penerjemahan dan semiotika 10
BAB III Pedoman Penerjemahan Praktis Dan Komprehensif Bagi 18
Pembelajar Traduktologi Prancis-Indonesia
Deskripsi Singkat 18
Capaian Pembelajaran Pertemuan 18
A. Padanan Penerjemahan 18
B. Prosedur Penerjemahan 26
Daftar Pustaka 45
iv
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
bahasa Indonesia, mampu berpikir secara cerdas dan kritis, serta mengedepankan rasa tanggung
jawab.
ii
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
BAB I
Pertemuan ke- 1 sampai ke- 5
Deskripsi Singkat
Bab ini membahas tentang konsep dasar penerjemahan yang meliputi definisi dan ruang
lingkup teori penerjemahan.
A. Definisi
Penerjemahan yang baik adalah penerjemahan yang setia (fidèle) dan indah (belle).
Penerjemahan yang setia bukanlah penerjemahan yang harfiah (littérale), tetapi juga bukan
penerjemahan bebas (libre). Kesetiaan yang dimaksud adalah kesetiaan pada pesan yang
terkandung dalam teks bahasa sumber, dimana hal itu dianggap sebagai suatu pertautan yang
diharapkan antara karya asli dan terjemahannya, yang tidak harfiah dan juga tidak terlalu bebas.
Sedangkan yang dimaksud dengan indah adalah hasil terjemahan itu harus sesuai dengan sistem
bahasa sasaran sehingga tidak berkesan seperti hasil terjemahan (Mounin, 1976:116).
Karena Penerjemahan itu melibatkan dua bahasa atau lebih yang memiliki cirinya masing-
masing, maka dalam proses penerjemahannya sering timbul hambatan-hambatan yang disebabkan
oleh (Nida, 1966:91-97) :
a. Perbedaan ekologi :
Lingkungan alam suatu masyarakat mempengaruhi perbendaharaan kata suatu bahasa.
1
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
Misalnya : Perancis yang mengenal musim dingin memiliki perbendaharaan kata untuk
salju seperti grêle, glace, verglas.
Sedangkan Indonesia yang hanya mengenal dua musim yaitu kemarau dan hujan, tidak
mempunyai sedemikian banyak perbendaharaan kata untuk salju. Sehingga sulit
memberikan padanan yang tepat untuk bentuk-bentuk salju tersebut.
b. Perbedaan kebudayaan sosial :
Tradisi kebudayaan dan sistem sosial suatu masyarakat memberikan ciri tertentu pada
bahasanya, yang sulit dijumpai padanannya dalam bahasa lain.
Misalnya dalam bahasa Indonesia dikenal berbagai sebutan bagi saudara laki-laki lebih tua
seperti abang, kakak, mas. Istilah tersebut berhubungan dengan tata cara kehidupan
masyarakat Indonesia yang berbeda dengan tata cara kehidupan masyarakat Perancis.
Sehingga sulit untuk mencari padanannya yang tepat dalam bahasa Perancis.
c. Perbedaan kebudayaan materi :
Kebudayaan materi berupa semua benda hasil ciptaan suatu masyarakat juga tergambar
dalam bahasanya.
Misalnya aneka macam nama keju buatan Perancis seperti : gruyère, camembert, roquefort,
fromage blanc.
Indonesia tidak memproduksi sedemikian banyak jenis keju sehingga sulit memberikan
padanan yang tepat untuk jenis-jenis keju Perancis tersebut.
d. Perbedaan religi :
Agama dan kepercayaan mewarnai perbendaharaan kata tertentu pada masyarakatnya.
Misalnya berbagai istilah liturgis dalam bahasa Perancis dimana sebagian besar
penduduknya beragama Katholik, seperti : Mercredi Cendres, Mardi Gras, Carême, Tous-
saint. Sulit bagi kita untuk memberikan padanan yang tepat untuk istilah agama katholik
2
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
tersebut karena dalam masyarakat agama katholik di Indonesia tidak ditemui istilah-istilah
seperti tersebut di atas.
e. Perbedaan bahasa :
Sistem dan struktur bahasa yang satu berbeda dengan bahasa lainnya.
Misalnya adanya bentuk partitif du, de la, des dalam bahasa Perancis. Bentuk seperti itu
tidak dikenal dalam sistem tata bahasa Indonesia, sehingga akan sulit untuk memberikan
padanannya.
Contoh :
- La porte de la maison.
‘Pintu rumah.’
Pada kalimat di atas, preposisi de tidak mendapatkan padanan formal dalam bahasa
sasaran karena bentuk partitif seperti itu tidak dikenal dalam sistem tata bahasa Indonesia.
Oleh karena adanya hambatan-hambatan seperti tersebut di atas, maka sangatlah sulit untuk
mendapatkan hasil terjemahan yang belle dan fidèle tersebut. Meskipun demikian, penerjemah
diharuskan untuk mengalihkan pesan atau amanat yang terkandung dalam teks bahasa sumber
dengan bahasa sasaran, sehingga sering terjadi pergeseran-pergeseran. Hal tersebut selanjutnya
akan dijelaskan pada kerangka teori.
yang didudukinya berubah. Pronomina personalia bahasa Perancis, khususnya persona ketiga
tunggal dan jamak, juga dibedakan menurut jenisnya (maskulin/feminin). Sedangkan dilihat dari
perbedaan jenisnya, pronomina personalia bahasa Indonesia memiliki realisasi yang sama untuk
feminin maupun maskulin. Jadi bahasa Perancis memiliki lebih banyak jenis pronomina
personalia dengan berbagai bentuk dan fungsinya dibandingkan dengan bahasa Indonesia.
Bertolak dari kenyataan tersebut, maka diasumsikan bahwa pronomina personalia bahasa Perancis
tidak selalu diterjemahkan menjadi pronomina personalia bahasa Indonesia, yang disebut
depronominalisasi. Hal tersebut membuat penulis tertarik untuk meneliti bentuk-bentuk padanan
apa sajakah yang diberikan dan apa penyebab dari gejala tersebut.
B. KERANGKA TEORI
Sebagai landasan analisis penelitian ini akan dipakai terjemahan Nida dan Taber ( Theory
and Practice of Translation: 1974 ) dan Catford ( A Linguistic Theory of Translation : 1965 ),
yang meliputi konsep perpadanan dalam penerjemahan, pergeseran, serta probabilitas perpadanan.
Selain itu, teori mengenai pronomina personalia bahasa Perancis diambil dari Grevisse-Grosse (
Nouvelle Grammaire Française : 1983 ), Grevisse ( Le Bon-Usage : 1980 ) dan dari Dubois ( La
Nouvelle Grammaire du Française : 1973 ), sedangkan untuk teori pronomina personalia bahasa
Indonesia yang mencakup teori tentang kata acuan dan kata sapaan diambil dari Anton Moeliono
(Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia : 1988).
saja yang terjadi digunakan teori tentang pergeseran. Dan akhirnya untuk melengkapi gambaran
tentang perpadanan proses depronominalisasi tersebut dan untuk menarik suatu kesimpulan akan
digunakan teori tentang probabilitas perpadanan.
5
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
Karena dipentingkan dalam padanan tekstual adalah pengalihan pesan dari BSu ke dalam
BSa, jika BSu dan BSa sangat berbeda sistemnya, maka padanan dalam BSa cenderung menjadi
tidak sejajar, sehingga terjadi pergeseran. Dapat terjadi, suatu kategori dalam BSu tidak muncul
dalam padanan pada tingka gramatikal dan leksikal BSa-nya. Tidak munculnya suatu kategori
dapat disebabkan oleh sistem BSa yang tidak menghadirkan kategori tersebut meskipun
memilikinya atau karena memang tidak dikenalnya kategori tersebut dalam BSa-nya. Dalam
hubungan ini, Catford (1974 : 29) membedakannya menjadi padanan zero dan padanan nil.
a. Padanan zero adalah padanan yang tidak muncul tetapi sistemnya dikenal dalam BSa.
Contoh :
- Il est professeur.
‘Ia guru’
Pada contoh di atas, verba kopulatif être tidak muncul dalam terjemahannya karena dalam
sistem BI unsur kopulatif adalah tidak selalu harus digunakan. Jadi, adalah tidak dimunculkan
dalam penerjemahannya, meskipun ada bentuk :
Ia adalah guru.
b. Padanan nil adalah padanan yang tidak muncul pada tataran gramatikal dan leksikal dalam
BSa karena sistem bahasanya tidak dikenal oleh masyarakat BSa.
Contoh :
- Il mange du riz.
‘Ia makan nasi.’
Artikula partitif du tidak muncul dalam terjemahannya karena bahasa Indonesia tidak
dikenal kategori sejenis yaitu yang digunakan untuk menyatakan ‘sebagian dari keseluruhan’.
6
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
Contoh :
- Le soleil s’était couché.
‘Matahari telah terbenam’
Padanan bentuk composé yang terdiri atas verba bantu être + participe passé, untuk
menunjukkan kala lampau dalam s’était couché, diterjemahkan ke tataran leksikal telah terbenam.
8
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
9
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
BAB II
Persepektif Semiotika atas Aspek Budaya dalam Penerjemahan Teks Kuliner Peran
Deskripsi Singkat
Bab ini membahas tentang perspektif semiotika atas aspek budaya dalam penerjemahan
teks kuliner peran.
A. PENDAHULUAN
satu buktinya adalah susastra daerah, misalnya susastra Jawa dan Melayu berkembang, selain
berkat kreativitas pujangganya dan juga karena penerjemahan atau penyaduran karya asing dari
bahasa Sanskerta, Arab, dan Parsi (http://www.hpi.or.id)
Satu hal menarik dalam kegiatan penerjemahan pada mata kuliah penerjemahan
Perancis-Indonesia bagi penerjemah (mahasiswa) adalah pengetahuan budaya baik budaya
sumber maupun budaya sasaran. Penerjemah diperhadapkan dua budaya, yang terkadang
menjadi kendala dalam pengalihan pesan ke bahasa sasaran. Newmark dalam Hoed (2006: 27)
mengatakan bahwa sebuah teks sumber dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain faktor
penulis, norma yang berlaku dalam bahasa sumber, kebudayaan yang melatari teks sumber,
budaya tulis dan cetak teks sumber dan hal yang dibicarakan dalam teks sumber. Pada sisi teks
sasaran, faktor yang mempengaruhi adalah calon pembaca yang diperkirakan, norma yang
berlaku dalam bahasa sasaran, kebudayaan yang melatari teks sasaran, budaya tulis dan cetak
teks sasaran dan penerjemah. Dari pendapat tersebut dapat diketahui budaya merupakan faktor
yang melatari baik teks sumber maupun teks sasaran. Ini berarti bahwa terdapat dua budaya
yang memerlukan proses penyesuaian dalam mengalihkan pesan dari teks sumber ke teks
11
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
sasaran. Faktor lainnya adalah penerjemah yang memiliki latarbelakang bahasa dan budaya
sasaran, dan pengetahuan penerjemah atas bahasa dan budaya sumber.
Jika dikaitkan dengan penerjemahan, salah satu defeinisi kebudayaan adalah way of life
(cara pandang/hidup) yang perwujudannya terlihat dalam bentuk perilaku serta hasilnya terlihat
secara material, yang diperoleh melalui proses pembiasaan dan pembelajaran dalam suatu
masyarakat dan diteruskan dari generasi ke genarasi. Tentunya, kebudayaan bersifat khas bagi
masyarakat tertentu dan penguasaannya melalui proses pembiasaan dan pembelajaran dari generasi
ke generasi. Karena bersifat khas bagi suatu masyarakat, maka tidak ada budaya yang sama.(Hoed,
2006: 97).
Dengan demikian, salah satu defenisi penerjemahan jika dikaitkan dengan kebudayaan
adalah pengalihan padanan budaya dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Salah satu
contoh sederhanan padanan budaya dalam bahasa Perancis adalah kata ‟cuillère à café‟ (sendok
kopi) memiliki padanan budaya dalam bahasa Indonesia menjadi ‟sendok teh‟. Masyarakat
Perancis memiliki kebiasaan menggunakan sendok ukuran kecil yang digunakan untuk
mengaduk minuman kopi dengan istilah ‟cuillère à café‟. Sementara itu, masyarakat Indonesia
memiliki kebiasan menggunakan kata ‟sendok teh‟ untuk mengaduk minuman teh, kopi, dll.
Kegiatan penerjemahan, pada dasarnya, merupakan hal yang sering dilakukan dan
ditemukan dalam keseharian, baik di dalam keluarga maupun di dalam kehidupan sehari-hari. Kita
seringkali mengalihkan suatu pesan, dengan tujuan untuk memperjelas pesan yang dimaksud
oleh seseorang sebagi pembicara kepada orang lain, sebagai penerima, dengan tujuan si penerima
dapat memahami maksud si pembicara. Misalnya, seorang keluarga kita datang dari suatu daerah
12
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
bertamu di rumah kita di suatu kota. Kemudian, salah seorang anggota keluarga, misalnya anak
menjelaskan suatu perangkat elektronik seperti Tablet, yang sama sekali asing bagi mereka,
sehingga membuat mereka bingung apa yang dikemukakan oleh sang anak. Lalu, kita menjelaskan
ulang maksud sang anak, yang membuat mereka mengerti produk yang dijelaskan. Begitu pun
sebaliknya, seorang keluarga tadi yang datang dari suatu kampung berbicara kepada anak kita
dengan menggunakan bahasa daerah, misalnya mereka memuji anak kita. Sang anak pun tidak
mengerti apa yang disampaikan, kemudia, kita mengalihkan pesan itu ke dalam bahasa yang
dipahami sang anak, misalnya bahasa Indonesia, yang kemudian pengalihan itu membuat anak
mengerti. Itu lah apa yang disebut kegiatan perjemahan. Kegiatan penerjemahan sebagai tindak
komunikatif juga ditemukan melalui media. Misalnya media televisi. Program acara televisi,
berupa tayangan film asing (Hollywood) yang disajikan oleh berbagai stasiun televisi swasta juga
merupakan salah satu aktivitas penerjemahan dalam keluarga. Tentunya, cerita dari film-film
berbahasa asing (bahasa Inggris) yang ditayangkan melalui media televisi diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia. Penerjemahan film ini dilakukan dengan metode, yaitu metode dubbing dan
teks. Pertama adalah suara asli dari pemain dihilangkan dan diisi suara dengan menggunakan
bahasa Indonesia. Kedua, menuliskan teks terjemahan di bagian bawah layar kaca.
Kegiatan penerjemahan program acara tayangan film merupakan tindak komunikatif yang
terjadi di dalam keluarga bagi mereka yang tidak mengerti penggunaan bahasa asing (bahasa
Inggris). Dengan demikian, penerjemahan pada dasarnya merupakan kegiatan mengalihkan
maksud (makna) berdasarkan konteksnya (pesan) dari pembicara pertama, yang disebut sebagai
pengirim kepada pembicara kedua, yang disebut penerima, yang membuat terjadinya
komunikasi efektif. Jadi, inti dari kegiatan penerjemahan adalah makna secara kontekstual. Dan
tujuan utama kegiatan penerjemahan adalah bagaimana membuat orang lain sebagai penerima
(pembaca, penonton, dsb) membuat paham. Seseorang bekerja dengan mengalihkan makna
13
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
sesuai dengan konteks dari bahasa sumber yang dikuasai kepada bahasa sasaran, misalnya
bahasa ibu, maka itulah disebut penerjemah.
Beberapa definisi penerjemahan telah dikemukakan oleh beberapa tokoh, antara lain:
14
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
Dalam perpektif semiotik, penerjemahan adalah kegiatan pengalihan tanda. Yang menjadi
pertanya apakah itu tanda? Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam konsep
penerjemahan, yaitu bahasa sebagai media untuk menyampaikan makna (pesan, gagasan, dll)
dan makna atau pesan itu sendiri yang menjadi inti dalam penerjemahan. Dari aspek bahasa,
pada umumnya terdapat dua bahasa yang terlibat. Pertama adalah bahasa sumber, kedua adalah
bahasa sasaran atau tujuan, misalnya bahasa Indonesia. Makna adalah sesuatu yang tekandung
dalam bahasa. Secara semiotis, bahasa adalah tanda (verbal).
15
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
Semiotika adalah studi yang mengkaji tanda dalam kedidupan sosial: bagaimana tanda
berkerja, diproduksi dan digunakan dalam masyarakat. Adalah Ferdinand de Saussure yang
pertama kali menyatakan akan adanya suatu ilmu, yaitu semiologi sebagai ilmu tentang
kehidupan tanda dalam kehidupan sosial, (Saussure, 1967: 33.)
Semiologi adalah teori dan analisis yang menfokuskan pada tanda-tanda (signs) dalam
kehidupan sosial. Saussure mengajukan konsep tanda dikotomi, yang disebut signifiant
(penanda) dan signifié (petanda), yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Satu
contoh yang diberikan Saussure adalah bunyi /arbròr/ yang terdiri atas enam huruf “arbror‟.
Kata “arbor‟ merupakan penanda dalam sebuah konsep yang berhubungan pada sebuah objek
yang kenyataannya merupakan pohon yang memiliki batang, dan daun. Penanda tersebut (citra
bunyi atau kata) itu sendiri bukanlah sebuah tanda, kecuali seseorang mengetahuinya sebagai
hal demikian dan berhubungan dengan konsep yang ditandainya. Saussure menggunakan istilah
signifiant untuk segi bentuk tanda, dan signifié untuk segi maknanya.
Dalam perspektif semiotik, penerjemahan adalah tanda yang dibangun atas dua
unsur: penanda dan petanda. Penanda adalah bentuk, yaitu susunan kata, kalimat, teks
yang terstruktur. Petanda adalah makna yang dibangkitkan dari penanda. Dengan mengacu
pada defenisi penerjemahan yang dikemukakan oleh Larson (1989: 3): mengungk apkan
kembali makna yang sama dengan menggunakan leksikon dan struk tur gramatikal yang
sesuai dalam bahasa sasaran dan konteks budayanya, maka yang dialihkan adalah makna
atau pesan dari satu bentuk (bahasa sumber) ke bentuk lain (bahasa sasaran). Demikian
pula, defenisi penerjemahan yang dikemukakan oleh Venuti dalam Ho ed (2006: 80), yaitu
“translation is process by which the chain of signifiers that constitutes the source langage text
16
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
is replaced by chain of signifier in the target language which the translator provides on the
strength of an interpretation‟.
Dengan demikian, penanda adalah bentuk bahasa sumber dan petanda adalah
makna yang dibangkitkan dari bentuk bahasa sumber. Dalam kegiatan penerjemahan,
penanda pertama sebagai sumber diubah menjadi penanda kedua sebagai bahasa sasaran
(bahasa Indonesia). Dan petanda adalah makna atau pesan yang dialihkan dala m bentuk
bahasa kedua (penanda) dengan menyesuaikan konteks budaya bahasa sasaran.
Salah satu contoh sederhanan padanan budaya dalam bahasa Perancis adalah kata
‟cuillère à café‟ (sendok kopi) memiliki padanan budaya dalam bahasa Indonesia menjadi
‟sendok teh‟. Masyarakat Perancis memiliki kebiasaan menggunakan sendok ukuran kecil yang
digunakan untuk mengaduk minuman kopi dengan istilah ‟cuillère à café‟. Sementara itu,
masyarakat Indonesia memiliki kebiasan menggunakan kata ‟sendok teh‟ untuk mengaduk
minuman teh, kopi, dll.
17
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
18
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
BAB III
Pertemuan Ke- 10 sampai Ke- 15
Deskripsi Singkat
Bab ini membahas tentang pedoman penerjemahan praktis dan komprehensif bagi
pembelajar traduktologi Perancis-Indonesia.
19
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
a. Padanan Zero
Padanan zero yaitu, padanan yang terjadi apabila kategori dalam BSu tidak muncul secara
formal pada tataran gramatikal dan leksikal dalam BSa, walaupun kategori ini terdapat dalam BSa.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tempat untuk kategori itu “kosong” atau tidak diisi karena
tuntutan sistemnya.
Contoh :
BSu : Helmi Yahya est présentateur.
BSa : ‘Helmi Yahya pembawa acara’.
Pada contoh di atas, verba kopulatif ‘être’ tidak muncul dalam terjemahan karena dalam
sistem bahasa Indonesia unsur kopulatif ‘adalah’ tidak harus digunakan meskipun bentuk itu ada.
b. Padanan Nil
Padanan nil adalah padanan yang terjadi apabila kategori BSu tidak muncul pada tataran
gramatikal dan leksikon BSa karena kategori itu memang tidak ada dalam sistemnya.
Contoh :
BSu : Mon frère mange du gâteau que maman fait.
BSa : ‘Adikku makan kue buatan ibu’.
Artikulasi partitif ‘du’ pada contoh di atas, tidak muncul dalam terjemahan karena dalam
bahasa Indonesia tidak mengenal kategori yang sejenis itu, yaitu yang digunakan untuk
menyatakan “sebagian dari keseluruhan”.
2. Kesejajaran Bentuk (Formal Correspondance)
Kesejajaran bentuk terjadi apabila unsur yang berpadanan dalam BSa menduduki kategori
(unit, kelas atau struktur) sejenis dalam BSu (Catford 1965:32).
Contoh :
BSu : Nadine achète un livre.
21
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
22
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
b. Padanan dinamis, yaitu kegiatan mental dalam upaya menyelaraskan pengalihan citra
makna dari dua bahasa dan dua budaya dan proses pengalihan itu dilakukan melalui interpretasi
agar satuan-satuan makna itu memiliki bobot nilai pesan yang sama. Padanan dinamis mencakupi
(1) padanan leksikal, (2) padanan gramatikal, dan (3) padanan lintas budaya.
c. Padanan leksikal adalah kegiatan mental dalam upaya menyelaraskan pengalihan citra
makna leksikal kedua bahasa yang keberadaannya selalu berubah-ubah tergantung pada konteks
bahasa yang melekat pada satuan makna itu, dan proses pengalihannya dilakukan melalui
interpretasi agar satuan makna tersebut memiliki bobot nilai pesan yang sama.
d. Padanan gramatikal, yaitu kegiatan mental dalam upaya menyelaraskan pengalihan citra
makna dua sistem struktur bahasa atau sistem tataran gramatikal-leksikal dan proses pengalihan
dilakukan melalui interpretasi, agar satuan makna bobot nilai pesan yang sama.
e. Padanan budaya, yaitu kegiatan mental dalam upaya menyelaraskan pengalihan citra
makna dua sistem budaya BSu dan BSa yang berbeda. Padanan konstan merupakan pemadanan
makna satu lawan satu, sedangkan padanan dinamis atau padanan interpretatif adalah pemadanan
satu lawan banyak. Dalam pemadanan makna ini, pembelajar dituntut menetapkan diksi yang
paling dekat dan paling sesuai dengan kehendak penulisannya dengan cara mempertimbangkan
konteks wacana. Pembelajar senantiasa dituntut mencari solusi untuk menangani berbagai masalah
yang berubah-ubah dan seringkali tidak terduga selama melakukan penerjemahan.
Contoh padanan gramatikal (gramatikal-leksikal):
1. Preposisi/frasa preposisi+nominal/frasa nominal
Pour
Contoh : Elle a travaillé pour sa réussite
‘Dia bekerja demi keberhasilannya’
23
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
Kalimat pada contoh di atas menggunakan preposisi diikuti nominal. Preposisi yang
digunakan adalah pour diikuti frasa nominal sa réussite.
2. Preposisi/frasa preposisional+infinitif
Pour
Contoh : Je t’attends pour pouvoir partir avec toi
‘Aku menunggumu supaya dapat berangkat bersamamu’
Kalimat pada contoh di atas menggunakan preposisi diikuti infinitif. Preposisi yang
digunakan adalah pour diikuti infinitif pouvoir.
3. Afin de
Contoh : Ils travaillent avec assiduité afin d’améliorer leur niveau de vie
‘Mereka bekerja dengan tekun untuk meningkatkan taraf hidup mereka’
Kalimat pada contoh di atas menggunakan frasa preposisional diikuti infinitif. Frasa
preposisional yang digunakan adalah afin de diikuti infinitif améliore.
4. En vue de
Contoh : Il travaillé en vue de réussir
‘Dia belajar supaya berhasil’
Kalimat pada contoh di atas menggunakan frasa preposisional diikuti infinitf. Frasa
preposisional yang digunakan adalah en vue de diikuti infinitif réussir.
5. Dans la carinte de
Contoh : Elle s’est dépêchée dans la crainte d’arriver en retard à son bureau
‘Dia terburu-buru karena khawatir terlambat tiba di kantornya’
Kalimat pada contoh di atas menggunakan frasa preposisional diikuti infinitif. Frasa
preposisional yang digunakan adalah la crainte de diikuti infinitif arriver.
6. De peur de
24
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
26
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
Kalimat pada contoh di atas menggunakan klausa relatif yang diikuti modus subjonctif.
Pronomina relatif yang digunakan adalah qui diikuti modus subjonctif soit.
15. Infinitif
Contoh : Donnez-moi un coin où me reposer
‘Berilah aku tempat untuk beristirahat’
Kalimat pada contoh di atas menggunakan klausa relatif yang diikuti verba yang bermodus
subjonctif. Pronomina relatif yang digunakan adalah qui diikuti modus infinitif me reposer.
B. PROSEDUR PENERJEMAHAN
Salah satu bentuk pengalihan makna, yaitu proses penerjemahan dikemukakan oleh
Newmark (1988:85-88). Dalam kajian dipilih tiga macam prosedur penerjemahan, yaitu
transposisi, modulasi, dan adaptasi.
1. Transposisi
a. Transposisi versi Newmark
Transposisi, menurut Newmark adalah suatu prosedur penerjemahan yang mengacu pada
pergeseran bentuk gramatikal dari BSu ke BSa. Ada empat jenis transposisi, yaitu :
1) Transposisi wajib dan otomatis yang disebabkan oleh sistem dan kaidah BSu dan BSa
berbeda.
Contoh :
BSu : Il met des chaussures marrons.
BSa : ‘Dia mengenakan sepatu coklat’.
2) Transposisi dilakukan apabila struktur grmatikal dalam BSu tidak terdapat dalam BSa.
Transposisi jenis kedua ini serupa dengan pergeseran gramatikal versi Catford (1974:3).
27
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
3) Transposisi yang dilakukan pada kata-kata yang bersifat kultural, yang membutuhkan
pemahaman lintas budaya. Transposisi jenis ketiga ini serupa dengan penerjemahan lintas budaya
pada majas dan idiom.
4) Transposisi yang dilakukan untuk mengisi kesenjangan leksikal dengan menggunakan
suatu struktur gramatikal.
Contoh :
BSu : C’est mon oncle qui a acheté ma voiture.
BSa : ‘Pamankulah yang membeli mobilku’.
b. Transposisi versi Catford
Dalam penerjemahan komunikatif, maka maknalah yang harus dipertahankan, sedangkan
bentuk dapat berubah.
Catford (1973:73), membagi pergeseran bentuk menjadi dua, yaitu pergeseran tataran (lefel
shif) dan pergeseran kategori (category shif). Pergeseran tataran terjadi dari suatu tataran dalam
BSu ke tataran lain dalam BSa yang mencakupi tataran grafologi, fonologi, gramatikal dan
leksikal. Tataran grafologi dan fonologi tidak dibahas karena kedua tataran itu berkaitan dengan
BSu dan BSa yang sangat berbeda baik dalam sistem penulisan dan ejaan, sepertyi penerjemahan
bahasa Arab ke bahasa Cina atau sebaliknya.
1) Pergeseran tataran gramatikal terjadi karena tataran sistem gramatikal dalam BSu tidak ada
padanan setara dengan sistem gramatikal dalam BSa. Perumusan kembali makna gramatikal BSu
dilakukan dengan bentuk leksikal dalam BSa.
Pergeseran tataran gramatikal mencakupi kategori jumlah (jamak-tunggal, tunggal-jamak),
kala (future, passé composé, future proche, passé récent), diatesis (aktif-pasif, pasif-aktif), dan
aspek.
a) Pergeseran jamak-tunggal
28
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
Contoh :
BSu : Ils sont très faim et les viandes sont très bonnes.
BSa : ‘Mereka sangat lapar dan daging itu sangat lezat’.
b) Pergeseran tunggal-jamak
Contoh :
BSu : Le Derwis est déjà loin, et de tout façon, il ne peut pas l’entendre.
BSa : ‘Derwis telah pergi jauh, teriakan-teriakan panggilannya tidak dapat didengar lagi
oleh Derwis’.
c) Pergeseran Kala Futur
Contoh :
BSu : Tu transverseras d’autres salles, toutes remplies d’or.
BSa : ‘Kau akan melewati ruangan-ruangan yang lain, semuanya berisi emas’.
d) Pergeseran kala Passé Composé
Contoh :
BSu : Il a pris l’habitude de jouer avec les mauvais garçons de quartier.
BSa : ‘Dia (telah) terbiasa bermain dengan anak kampung yang nakal’.
e) Pergeseran kala Futur Proche
Contoh :
BSu : Je vais aller vendre au marché un morceau de tissue.
BSa : ‘Saya akan segera pergi ke pasar menjual sepotong kain’.
f) Kala Passé Récent
Contoh :
BSu : Le soleil vient de se coucher
BSa : ‘Matahari baru saja tenggelam’.
29
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
g) Pergeseran Aktif-Pasif
Contoh :
BSu : On va chercher le premier minister
BSa : ‘Perdana Menteri diminta segera menghadap’.
h) Pergeseran Pasif-Aktif
Contoh :
BSu : Il donne des orders, le mouchoir est enlevé, la corde est coupée.
BSa : ‘Dia memerintahkan untuk melepaskan sapu tangan dari memotong tali’.
2) Pergeseran tataran leksikal terjadi karena tataran leksem dalam BSu tidak asa padanan
setara denga leksem BSa.
Contoh :
BSu : Venait ensuite la société des duchesses.
BSa :‘Komunitas yang adatang berikutnya adalah dari kalangan duchesses (gelar
bangsawan untuk wanita).’
Pada BSu leksikal ‘des duchesses’ tidak ada padana makna yang setara dalam BSa.
Pembelajaran dapat memberi penjelasan pada terjemahan BSa.
Newmark (1988:81), menyatakan penjelasan itu dapat ditulis pada catatan kaki atau catatan
akhir, yanga disebut pemadanan bercatatan.
3) Pergeseran Kategori
Pergeseran kategori mencakupi pergeseran struktur (structure shifts), pergeseran satuan
(unit shifts), pergeseran kelas (class shifts), dan pergeseran instrasistem (intra shifts).
a) Pergeseran struktur terjadi karena adanya perbedaan struktur BSu dengan BSa dalam
tataran sintaksis.
Contoh :
30
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
Contoh :
BSu : Tu devras être gaie et tu es triste.
BSa : ‘Kamu seharusnya ceria, tetapi kau malahan bersedih.’
(4) Pergeseran verba-nomina
Contoh :
BSu : Aladin l’entend encore parler à son oreille.
BSa : ‘Aladin masih mendengar ocehan-ocehan di telinganya.’
2. Modulasi
Menurut Newmark (1988:88), modulasi adalah prosedur penerjemahan yang menyangkut
pencarian dan pengaturan variasi melalui pengubahan sudut pandang, perspektif ataupun
perubahan kategori pemikiran. Modulasi digolongkan menjadi dua, yaitu modulasi wajib dan
modulasi bebas.
Modulasi wajib dilakukan apabila suatu leksem, frasa, atau struktur kaliamt tidak ada
padanannya dalam BSa, sehingga perlu diciptakan atau ditambahkan. Modulasi bebas merupakan
prosedur penerjemahan yang wajib dilakukan karena alasan nonlinguistik, misalnya memperjelas
makna, mencari padanan yang terasa wajar dalam BSa.
a. Modulasi Pergeseran Makna
Prosedur modulasi pergeseran makna dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu pergeseran
sudut pandang dan pergeseran medan makna.
1) Pergeseran susdut pandang, yaitu modulasi yang merumuskan BSa yang berupa unsur
dengan padanan semantis berebeda.
Contoh :
BSu : J’ai fait des courses au supermarché
BSa : ‘Saya belanja di toko swalayan.’
32
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
b. Modulasi Gramatikal
Modulasi gramatikal merupakan suatu prosedur penerjemahan yang emngacu pada
pergeseran bentuk gramatikal dari BSu ke BSa. Modulasi gramatikal pada umumnya berkaitan
dengan modus, aspek, dan modalitas.
(1) Modus indikatif-interogatif menjadi modus impératif
Contoh :
BSu : On commence maintenant ?
BSa : ‘Ayo kita mulai!’
Bentuk negatif menjadi bentuk deklaratif
Contoh :
BSu : N’en parlons plus.
33
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
Contoh :
BSu : Il y a anquille sous la roche.
BSa : ‘Ada udang di balik batu.’
3) Pergeseran metaforis BSu ke idiom ke BSa non idiom yang sepadan.
Contoh :
BSu : Il te fait les yeux deux.
BSa : ‘Dia memandangmu dengan penuh cinta.’
4) Pergeseran metaforis yang menyangkut perbedaan perumpamaan BSu dan BSa melalui
padanan lintas budaya.
Contoh :
BSu : Ils rassemblent comme deux gouttes.
BSa : ‘Mereka mirip seperti pinang di belah dua.’
5) Pergeseran metonomis dari satu sifat ke sifat yang lain
Contoh :
BSu : Il est un grand philosophie.
BSa : ‘Dia seorang filosof kawakan.’
Adjektiva ‘grand’ bersifat besar dalam BSa bersepadan dengan sifat lain ‘kawakan’ artinya
sangat berpengalaman.
6) Pergeseran metonomis dari sebab ke akibat
Contoh :
BSu : Leurs deux cheveux moururent de fatigue.
BSa : ‘Kedua kuda mereka mati lemas.’
Pergeseran metonomis dari sebab ‘fatigue’ (kelelahan) ke akibat ‘lemas’ (mati lemas).
7) Pergeseran metonomis dari sebagian untuk seluruhnya atau sebaliknya.
35
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
Contoh :
BSu : Je pars pour Manado en voile.
BSa : ‘Saya berangkat ke Manado naik kapal.’
Pada BSu ‘en voile’ (layar) merupakan bagian dari ‘kapal’ (keseluruhan).
8) Pergeseran metonomis dari bagian suatu benda ke bagian benda yang lain.
Contoh :
BSu : On veut avoir la bouté de lui casser la tête.
BSa : ‘Mereka berkeanan menghabisi nyawany.’
Pada BSu ‘casser la tête’ yang dihabisi adalah ‘la tête’ (kepala), sedangkan pada BSa
bagian yang dihabisi adalah ‘nyawanya’.
9) Pergerseran dari tempat ke fungsi
Contoh :
BSu : Ils se promènent au Pigale.
BSa : ‘Mereka berjalan-jalan ke kawasan pornografi Paris.’
Pada BSu ‘le Pigale’ adalah nama suatu wilayah di Paris, sedangkan pada BSa padanan
menggunakan pergeseran dan tempat ke fungsi sebagai kawasan pornografi di kota Paris.
Contoh lain :
BSu : Le Palais Bourbon soutient toujours Jacques Chirac.
BSa : ‘Parlemen Prancis selalu mendukung Jacques Chirac.’
10) Modulasi dengan Perubahan Subjek Kalimat
Contoh :
BSu : Vous ferez une fortune prodigieuse
BSa : ‘Ini kesempatan untuk mengumpulkan kekayaan yang besar’
BSu : Il manquait à ce pouvre homme la jambe gauche et la main droite.
36
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
BSa : ‘Kaki kiri dan tangan kanan orang yang malang itu buntung.’
Sejak masa Catford (1985) sampai kini, teori penerjemahan berkembang sangat pesat,
namun demikian, masih ada orang yang menyatakan bahwa tanpa teori dapat dilakukan kegiatan
penerjemahan dan dia sendiri telah membuktikannya. Sebagai penerjemah, dia telah menunjukkan
kemampuannya dalam mengatasi berbagai permasalahan dalam penerjemahan. Dan tentunya dia
seorang yang istimewa. Biasanya orang yang demikian ini tidak masuk perhitungan dalam
perencanaan pendidika. Pendidikan direncanakan untuk orang-orang yang biasa dan jumlahnya
jauh lebih banyak dari orang yang istimewa itu tadi. Adapun kegunaan teori adalah sebagai berikut
:
1) Teori dapat membantu mengorganisasikan dan menyusun pengetahuan secara jelas, teratur
dan sistematik.
2) Teori dapat dimanfaatkan sebagai acuan dan paduan dalam melaksanakan penelitian
3) Teori dapat digunakan untuk meramalkan hasil-hasil praktik apakah hasil itu sesuai dengan
tujuan yang diharapkan
4) Teori dapat membantu menjelaskan fenomena kegiatan atau perilaku yang tidak dapat
dipahami secara teori.
3. Adaptasi
Adaptasi merupakan upaya untuk mencari padanan lintas budaya di antara dua situasi
tertentu (Newmark, 1988:91). Adaptasi dilakukan bila ungkapan budaya pada BSu dan BSa tidak
sama. Contoh penutup surat resmi dalam BSu digunakan kalimat :
a. Veuller agréer l’expression de mes sentiments dévouves
b. Je vous prie d’accepter l’expression de mes sentiments les meilleurs
Padanan penutup surat adalah yang lazim digunakan dalam BSa
a. Atas perhatian dan bantuan Bapak, saya mengucapkan terima kasih
37
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
38
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020
DAFTAR PUSTAKA
Catford, J.C. 1965. A linguistic Theory of Translation. London : Oxford University Press.
Khan, D. Yahya. 2006. Pedoman Penerejmahan : Praktis dan Komprehensif Bagi Pembelajar
Traduktologi Perancis-Indonesia. Semarang : Universitas Negeri Semarang Press.
Mounin, Georges. 1976. Les Problèmes Théorique de la Traduction. Editions Galiimard.
Nida, E.A dan Ch. R. Taber. 1974. The Theory and Practice of Translation. Leiden : E.J. Brill.
39