Anda di halaman 1dari 45

1.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

BAHAN AJAR

TRADUCTION

15P00126

2 SKS

BAHASA DAN SASTRA ASING


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021

i
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

VERIFIKASI BAHAN AJAR

Pada hari ini Selasa tanggal 17 bulan Agustus tahun 2021 Bahan Ajar Mata Kuliah Traduction
Program Sastra Perancis Fakultas Bahasa dan Seni telah diverifikasi oleh Ketua Jurusan/ Ketua
Program Studi Sastra Perancis

Semarang, 17 Agustus 2021


Ketua Jurusan Penulis

Dr. Rina Supriatnaningsih, M.Pd Dra. Anastasia Pudjitriherwanti, M.Hum


NIP. 196110021986012001 NIP. 196407121989012001

ii
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

PRAKATA
Penerjemahan merupakan suatu kebutuhan. Berbagai dokumen penting misalnya kitab
suci, buku-buku ilmu pengetahuan, dan informasi dari berbagai negara diterjemahkan ke
bahasa sasaran demi untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan. Sejarah kebudayaan
bangsa-bangsa di dunia, khususnya yang mengenal aksara, dari zaman kuno hingga
masa kini, telah membuktikan pentingnya kegiatan penerjemahan sebagai sarana efektif
untuk mengembangkan saling pengertian antarbangsa.
Bahan ajar ini disusun untuk memberikan pengetahuan mengenai teori penerjemahan
secara umum dan konsep teoritis Bahasa Perancis secara mendalam. Diharapkan dengan
bahan ajar ini dapat memberikan bekal dasar mengenai teori penerjemahan dan aspek-
aspek yang terdapat di dalamnya.
Bahan ajar ini tersusun dari 3 bab, yang masing-masing akan membahas topik yang berbeda
namun tetap saling berhubungan. dimulai dengan bahasan mengenai konsep dasar
penerjemahan, persepektif semiotika atas aspek budaya dalam penerjemahan teks kuliner
peran, pedoman penerjemahan praktis dan komprehensif bagi pembelajar traduktologi
prancis-indonesia. Bahan ajar ini juga bukan sebagai satu-satunya sumber dalam proses
pembelajaran, sehingga bahan lain terutama yang berkaitan dengan jurnal penelitian akan
ditambahkan untuk memperkaya konteks teori penerjemahan.
Melalui buku ini diharapkan mahasiswa dapat muncul ketertarikan dalam memahami teori
penerjemahan, serta mengembangkannya dalam kajian keilmuan yang lebih mendalam.
Selanjutnya, masukan dan tanggapan terhadap bahan ajar ini akan sangat membantu untuk
mengembangkan dan menyempurnakan isi dalam bahan ajar ini. Semoga bahan ajar ini
dapat berguna bagi dosen maupun mahasiswa yang mempelajari matakuliah traduction
français-Indonésien.
Penulis

iii
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

DAFTAR ISI
Lembar verifikasi ii
Prakata iii
Daftar Isi iv
Deskripsi Mata Kuliah v
Bab I Konsep Dasar 1
Deskripsi Singkat 1
Capaian pembelajaran pertemuan 1
A. Definisi 1
B. Ruang Lingkup 3
Bab II Persepektif Semiotika atas Aspek Budaya dalam Penerjemahan Teks 8
Kuliner Peran
Deskripsi Singkat 8
Capaian pembelajaran pertemuan 8
A. Pendahuluan 8
B. Teori dan metodologi: penerjemahan dan semiotika 10
BAB III Pedoman Penerjemahan Praktis Dan Komprehensif Bagi 18
Pembelajar Traduktologi Prancis-Indonesia
Deskripsi Singkat 18
Capaian Pembelajaran Pertemuan 18
A. Padanan Penerjemahan 18
B. Prosedur Penerjemahan 26
Daftar Pustaka 45

iv
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

DESKRIPSI MATA KULIAH


Traduction
Capaian Pembelajaran Lulusan :
Sikap
CPL 1.1 Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius;
CPL 1.8 Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang keahliannya
secara mandiri;
CPL 1.10 Menginternalisasi nilai dan karakter konservasi, menghargai seni dan budaya,
serta memelihara sumber daya alam dan lingkungan.
Pengetahuan
CPL 2.9 Memahami dan menguasai strategi penerjemahan teks khusus untuk menerjemahakan
teks yang berkaitan dengan bidang tertentu;
Keterampilan Umum
CPL 3.2 Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur.
Keterampilan Khusus
CPL 3.10 Praktik menerjemahkan teks sastra dan teks pariwisata, periklanan dan teks lain
berbahasa Prancis ke Bahasa Indonesia dan sebaliknya dengan menerapkan strategi penerjemahan
yang sudah dipelajari.
Capaian Pembelajaran Mata kuliah :
CPMK-1 Mampu memahami teori penerjemahan dengan cerdas dan teliti
CPMK-2 Mampu menerjemahkan berdasarkan teori penerjemahan penawaran dengan cerdas dan
teliti.
CPMK-3 Mampu menerjemahkan idiom dan peribahasa Perancis-Indonesia dengan cerdas dan
teliti.
CPMK-4 Mampu menerjemahkan teks prosa (novel, komik, kutipan drama, Persurat Kabaran)
dan puisi Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Prancis dengan cerdas dan teliti.
CPMK -5 Mampu menerjemahkan cerita rakyat, dongeng dan cerita pendek Bahasa indonesia ke
dalam Bahasa Prancis dengan cerdas dan teliti.
Deskripsi Mata kuliah : Mata kuliah ini merupakan kajian teori penerjemahan dan
praktek penerjemahan baik dari dari bahasa Perancis ke bahasa Indonesia. Teori penerjemahan ini
mencakupi definisi terjemahan, jenis teks yang diterjemahkan, muatan budaya yang
diterjemahkan, metode penerjemahan, kriteria kualitas penerjemahan, bahasa sasaran khalayak
penerjemahan, proses penerjemahan, dan pemeriksaan penerjemahan. Nilai-nilai karakter yang
terkandung di dalam materi diterjemahkan. Nilai-nilai karakter yang diintegrasikan ke dalam mata
kuliah ini adalah: sikap tangguh dalam berlatih menterjemahkan teks bahasa Perancis ke dalam
v
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

bahasa Indonesia, mampu berpikir secara cerdas dan kritis, serta mengedepankan rasa tanggung
jawab.

ii
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

BAB I
Pertemuan ke- 1 sampai ke- 5

TEORI DASAR PENERJEMAHAN

Deskripsi Singkat
Bab ini membahas tentang konsep dasar penerjemahan yang meliputi definisi dan ruang
lingkup teori penerjemahan.

Capaian Pembelajaran Pertemuan (Sub-CPMK)


1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi penerjemahan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan ruang lingkup teori penerjemahan

A. Definisi

Penerjemahan yang baik adalah penerjemahan yang setia (fidèle) dan indah (belle).
Penerjemahan yang setia bukanlah penerjemahan yang harfiah (littérale), tetapi juga bukan
penerjemahan bebas (libre). Kesetiaan yang dimaksud adalah kesetiaan pada pesan yang
terkandung dalam teks bahasa sumber, dimana hal itu dianggap sebagai suatu pertautan yang
diharapkan antara karya asli dan terjemahannya, yang tidak harfiah dan juga tidak terlalu bebas.
Sedangkan yang dimaksud dengan indah adalah hasil terjemahan itu harus sesuai dengan sistem
bahasa sasaran sehingga tidak berkesan seperti hasil terjemahan (Mounin, 1976:116).

Karena Penerjemahan itu melibatkan dua bahasa atau lebih yang memiliki cirinya masing-
masing, maka dalam proses penerjemahannya sering timbul hambatan-hambatan yang disebabkan
oleh (Nida, 1966:91-97) :
a. Perbedaan ekologi :
Lingkungan alam suatu masyarakat mempengaruhi perbendaharaan kata suatu bahasa.
1
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

Misalnya : Perancis yang mengenal musim dingin memiliki perbendaharaan kata untuk
salju seperti grêle, glace, verglas.
Sedangkan Indonesia yang hanya mengenal dua musim yaitu kemarau dan hujan, tidak
mempunyai sedemikian banyak perbendaharaan kata untuk salju. Sehingga sulit
memberikan padanan yang tepat untuk bentuk-bentuk salju tersebut.
b. Perbedaan kebudayaan sosial :
Tradisi kebudayaan dan sistem sosial suatu masyarakat memberikan ciri tertentu pada
bahasanya, yang sulit dijumpai padanannya dalam bahasa lain.
Misalnya dalam bahasa Indonesia dikenal berbagai sebutan bagi saudara laki-laki lebih tua
seperti abang, kakak, mas. Istilah tersebut berhubungan dengan tata cara kehidupan
masyarakat Indonesia yang berbeda dengan tata cara kehidupan masyarakat Perancis.
Sehingga sulit untuk mencari padanannya yang tepat dalam bahasa Perancis.
c. Perbedaan kebudayaan materi :
Kebudayaan materi berupa semua benda hasil ciptaan suatu masyarakat juga tergambar
dalam bahasanya.
Misalnya aneka macam nama keju buatan Perancis seperti : gruyère, camembert, roquefort,
fromage blanc.
Indonesia tidak memproduksi sedemikian banyak jenis keju sehingga sulit memberikan
padanan yang tepat untuk jenis-jenis keju Perancis tersebut.
d. Perbedaan religi :
Agama dan kepercayaan mewarnai perbendaharaan kata tertentu pada masyarakatnya.
Misalnya berbagai istilah liturgis dalam bahasa Perancis dimana sebagian besar
penduduknya beragama Katholik, seperti : Mercredi Cendres, Mardi Gras, Carême, Tous-
saint. Sulit bagi kita untuk memberikan padanan yang tepat untuk istilah agama katholik
2
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

tersebut karena dalam masyarakat agama katholik di Indonesia tidak ditemui istilah-istilah
seperti tersebut di atas.
e. Perbedaan bahasa :
Sistem dan struktur bahasa yang satu berbeda dengan bahasa lainnya.
Misalnya adanya bentuk partitif du, de la, des dalam bahasa Perancis. Bentuk seperti itu
tidak dikenal dalam sistem tata bahasa Indonesia, sehingga akan sulit untuk memberikan
padanannya.
Contoh :
- La porte de la maison.
‘Pintu rumah.’

Pada kalimat di atas, preposisi de tidak mendapatkan padanan formal dalam bahasa
sasaran karena bentuk partitif seperti itu tidak dikenal dalam sistem tata bahasa Indonesia.

Oleh karena adanya hambatan-hambatan seperti tersebut di atas, maka sangatlah sulit untuk
mendapatkan hasil terjemahan yang belle dan fidèle tersebut. Meskipun demikian, penerjemah
diharuskan untuk mengalihkan pesan atau amanat yang terkandung dalam teks bahasa sumber
dengan bahasa sasaran, sehingga sering terjadi pergeseran-pergeseran. Hal tersebut selanjutnya
akan dijelaskan pada kerangka teori.

Harimurti Kridalaksana (1975:83) berpendapat bahwa seorang penerjemah juga harus


menyadari bahwa tiap bahasa mempunyai kodrat masing-masing, artinya tiap bahasa mempunyai
kemampuan sendiri untuk membentuk kata, kalimat dan sebagainya yang berbeda dengan
kemampuan bahasa lain. Misalnya : Hampir semua pronomina personalia bahasa Perancis
mengalami modifikasi bentuk menurut fungsi yang didudukinya. Berbeda dengan bahasa
Indonesia, yang hampir sama realisasi dari pronomina personalianya tetap sama, walaupun fungsi
3
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

yang didudukinya berubah. Pronomina personalia bahasa Perancis, khususnya persona ketiga
tunggal dan jamak, juga dibedakan menurut jenisnya (maskulin/feminin). Sedangkan dilihat dari
perbedaan jenisnya, pronomina personalia bahasa Indonesia memiliki realisasi yang sama untuk
feminin maupun maskulin. Jadi bahasa Perancis memiliki lebih banyak jenis pronomina
personalia dengan berbagai bentuk dan fungsinya dibandingkan dengan bahasa Indonesia.
Bertolak dari kenyataan tersebut, maka diasumsikan bahwa pronomina personalia bahasa Perancis
tidak selalu diterjemahkan menjadi pronomina personalia bahasa Indonesia, yang disebut
depronominalisasi. Hal tersebut membuat penulis tertarik untuk meneliti bentuk-bentuk padanan
apa sajakah yang diberikan dan apa penyebab dari gejala tersebut.

B. KERANGKA TEORI

Sebagai landasan analisis penelitian ini akan dipakai terjemahan Nida dan Taber ( Theory
and Practice of Translation: 1974 ) dan Catford ( A Linguistic Theory of Translation : 1965 ),
yang meliputi konsep perpadanan dalam penerjemahan, pergeseran, serta probabilitas perpadanan.
Selain itu, teori mengenai pronomina personalia bahasa Perancis diambil dari Grevisse-Grosse (
Nouvelle Grammaire Française : 1983 ), Grevisse ( Le Bon-Usage : 1980 ) dan dari Dubois ( La
Nouvelle Grammaire du Française : 1973 ), sedangkan untuk teori pronomina personalia bahasa
Indonesia yang mencakup teori tentang kata acuan dan kata sapaan diambil dari Anton Moeliono
(Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia : 1988).

2.1 Teori Penerjemahan


Teori Penerjemahan yang digunakan dalam analissi skripsi ini adalah teori mengenai
perpadanan, pergeseran, dan probabilitas perpadanan. Teori mengenai perpadanan digunakan
untuk melihat jenis padanan depronominalisasi apa saja yangdiberikan dalam penerjemahan
pronomina personalia bahasa Perancis ke dalam bahasa Indonesia. Untuk melihat pergeseran apa
4
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

saja yang terjadi digunakan teori tentang pergeseran. Dan akhirnya untuk melengkapi gambaran
tentang perpadanan proses depronominalisasi tersebut dan untuk menarik suatu kesimpulan akan
digunakan teori tentang probabilitas perpadanan.

2.1.1 Perpadanan dalam penerjemahan


Padanan adalah bentuk dalam Bahasa Sasaran (yang selanjutnya akan disingkat menjadi
BSa) yang dilihat dari segi semantiknya mengandung pesan yang sama dengan suatu bentuk dalam
Bahasa Sumber (yang selanjutnya akan disingkat menjadi BSu) (Catford 1974 : 27) juga
mengemukakan bahwa dalam hal hubungan antara BSu dan BSa ada dua segi yang harus
diperhatikan, yaitu segi pesan yang tercakup dalan pengertian textual equivalent (padanan tekstual)
dan segi bentuk yang tercakup dalam pengertian formal correspondance (kesejajaran bentuk).

2.1.1.1 Padanan tekstual


Padanan tekstual terjadi apabila teks atau bagian teks BSa memiliki atau mengandung
pesan yang sama dengan teks BSu. Jadi, yang dipentingkan dalam padanan tekstual bukanlah
kesejajaran bentuk antara BSu dengan BSa, melainkan penyampaian amanat.
Contoh :
- Le tonnere est tombé sur un chêne.
‘Pohon jati itu disambar petir.’
Pada kalimat di atas, kata kerja tomber tidak diterjemahkan dengan jatuh tetapi dengan
disambar karena kata tersebut lebih lazim digunakan dalam masyarakat bahasa sasaran.
Sedangkan dilihat dari unsur gramatikalnya, terlihat bahwa kalimat dalam BSu adalah kalimat
aktif sedangkan padanannya merupakan kalimat pasif. Jadi dapat kita lihat pada contoh di atas,
bentuk BSa tidak terpaku pada bentuk BSu, tetapi yang lebih dipentingkan adalah maknanya.

5
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

Karena dipentingkan dalam padanan tekstual adalah pengalihan pesan dari BSu ke dalam
BSa, jika BSu dan BSa sangat berbeda sistemnya, maka padanan dalam BSa cenderung menjadi
tidak sejajar, sehingga terjadi pergeseran. Dapat terjadi, suatu kategori dalam BSu tidak muncul
dalam padanan pada tingka gramatikal dan leksikal BSa-nya. Tidak munculnya suatu kategori
dapat disebabkan oleh sistem BSa yang tidak menghadirkan kategori tersebut meskipun
memilikinya atau karena memang tidak dikenalnya kategori tersebut dalam BSa-nya. Dalam
hubungan ini, Catford (1974 : 29) membedakannya menjadi padanan zero dan padanan nil.
a. Padanan zero adalah padanan yang tidak muncul tetapi sistemnya dikenal dalam BSa.
Contoh :
- Il est professeur.
‘Ia guru’
Pada contoh di atas, verba kopulatif être tidak muncul dalam terjemahannya karena dalam
sistem BI unsur kopulatif adalah tidak selalu harus digunakan. Jadi, adalah tidak dimunculkan
dalam penerjemahannya, meskipun ada bentuk :
Ia adalah guru.
b. Padanan nil adalah padanan yang tidak muncul pada tataran gramatikal dan leksikal dalam
BSa karena sistem bahasanya tidak dikenal oleh masyarakat BSa.
Contoh :
- Il mange du riz.
‘Ia makan nasi.’
Artikula partitif du tidak muncul dalam terjemahannya karena bahasa Indonesia tidak
dikenal kategori sejenis yaitu yang digunakan untuk menyatakan ‘sebagian dari keseluruhan’.

6
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

2.1.1.2 Kesejajaran bentuk


Kesejajaran bentuk terjadi apabila unsur yang berpadanan dalam BSa menduduki kategori
(unit, kelas, struktur) yang sejenis dalam BSu.
Contoh :
- Il dort.
‘Dia tidur’
Dua kalimat tersebut berpadanan dan memiliki bentuk yang sejajar karena setiap unsur
dalam BSa memiliki kategori yang tepat sama dalam BSu yaitu : il ‘dia (subyek, pronomina), dort
‘tidur’ (predikat, verba).

2.1.2 Pergeseran dalam Penerjemahan


Untuk mengalihkan pesan atau amanat yang terkandung dalam teks BSu, yaitu dengan cara
menemukan oadanannya yang wajar dan terdekat dalam BSa, penerjemah terkadang harus
melakukan pergeseran-pergeseran. Di samping itu, Nida dan Taber juga mengemukakan (1974 :
22-23) bahwa dalam menerjemahkan suatu teks, textual equivalent (padanan tekstual) harus lebih
dipentingkan dari pada formal coresspondance (kesejajaran bentuk). Pergeseran (translation shift)
adalah penyimpangan dari kesejajaran bentuk dalam proses penerjemahan. Catford (1974 : 73-
82) mengemukakan dua macam pergeseran yaitu pergeseran tataran (level shift) dan pergeseran
kategori (category shift).

2.1.2.1 Pergeseran tataran (Level Shift)


Pergeseran tataran adlah pergeseran yang terjadi dalam penerjemahan dari suatu tataran
dalam BSu ke tataran lain dalam BSa seperti pada tataran grafologis, fonologis, gramatikal maupun
leksikal.
7
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

Contoh :
- Le soleil s’était couché.
‘Matahari telah terbenam’
Padanan bentuk composé yang terdiri atas verba bantu être + participe passé, untuk
menunjukkan kala lampau dalam s’était couché, diterjemahkan ke tataran leksikal telah terbenam.

2.1.2.2 Pergeseran Kategori (Category Shift)


Pergeseran kategori adalah pergeseran yang meliputi :
a. Pergeseran struktur (Structure shifts), yaitu pergeseran yang berkaitan dengan struktur
frase, klausa maupun kalimat.
Contoh :
- Une petite fille.
Adjektiva Nomina
- Seorang gadis kecil
Nomina adjektiva
Pada contoh di atas, frase petite fille dalam BSu berstruktur Adjektiva-Nomina. Sedangkan
dalam BSa-nya padanan frase tersebut berubah strukturnya menjadi Nomina-Adjektiva yaitu gadis
kecil.
b. Pergeseran tingkat (Rank shift) yaitu terjadi dari tingkat sintaksis yang lebih tinggi ke
tingkat yang lebih rendah, atau sebaliknya. Catford (1965 : 17) mengatakan bahwa dalam
tata bahasa terdapat 5 tingkatan, yaitu : morfem (morphême), kata (word), frase (group),
klausa (clause) dan kalimat (sentence).
Contoh :
- Absolument !

8
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

‘Tak mungkin disangsikan lagi!’


Pergeseran tingkatan nampak terjadi dalam penerjemahan kata absolument yang
mendapatkan padanan sebuah frase tak mungkin disangsikan lagi.
c. Pergeseran kelas (Class shift) yaitu pergeseran yang terjadi bila suatu kelas kata dalam BSu
berpindah ke kelas lainnya dalam BSa.
Contoh :
- Nanette m’a guidée jusqu’à ce gros bateau dans les sables. Comment s’appelle-t-
il déjà ?
‘Nanette membawaku ke kapal besar di pantai itu. Apa namanya ?
Pada contoh di atas, kata s’appelle merupakan kelas verba, namun dalam BSa mengalami
pergeseran kelas menjadi kelas nomina namanya.
d. Pergeseran Intra sistem (Intra-system shift) yaitu pergeseran yang terjadi karena adanya
perbedaan sistem intern kedua bahasa.
Contoh :
- Et si ces gens se disputent tout le temps comme ça, je retourne à Carcassone.
‘Dan kalau orang-orang di rumah itu bertengkar terus, aku pulang saja ke
Carcassone.’
Pada contoh di atas, bentuk jamak ces gens BSu yang mendapat tambahan s pada
determinator dan nomia, diterjemahkan menjadi orang-orang dengan pengulangan nomina BSa.

9
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

BAB II

Pertemuan Ke- 6 sampai Ke- 8

Persepektif Semiotika atas Aspek Budaya dalam Penerjemahan Teks Kuliner Peran

Deskripsi Singkat
Bab ini membahas tentang perspektif semiotika atas aspek budaya dalam penerjemahan
teks kuliner peran.

Capaian Pembelajaran Pertemuan (Sub-CPMK)


Mahasiswa mampu menjelaskan penerjemahan dan semiotika.

A. PENDAHULUAN

Penerjemahan merupakan suatu kebutuhan. Berbagai dokumen penting misalnya kitab


suci, buku-buku ilmu pengetahuan, dan informasi dari berbagai negara diterjemahkan ke bahasa
sasaran demi untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan. Sejarah kebudayaan bangsa-
bangsa di dunia, khususnya yang mengenal aksara, dari zaman kuno hingga masa kini, telah
membuktikan pentingnya kegiatan penerjemahan sebagai sarana efektif untuk mengembangkan
saling pengertian antarbangsa. Selain itu, pengalaman panjang berbagai bangsa yang rajin belajar
dari terjemahan karya bangsa lain menyimpulkan bahwa kekayaan pengetahuan yang
terkandung dalam karya terjemahan meningkatkan khazanah pengetahuan bangsa sendiri.
Hal itu mencakup perbendaharaan kata yang mereka serap dari naskah dalam bahasa sumber
yang memperkaya perbendaharaan kata bahasa mereka sendiri. Begitu juga, karya-karya sastra
besar dari bangsa lain ternyata dapat menjadi ilham, rangsangan, dan bahan belajar tentang
dunia, ideologi, konsep, teori sejarah dan masyarakat, cara hidup, dan bahkan arti kehidupan.
Pengalaman berbagai budaya di Indonesia pun menunjukkan peran positif penerjemahan; salah
10
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

satu buktinya adalah susastra daerah, misalnya susastra Jawa dan Melayu berkembang, selain
berkat kreativitas pujangganya dan juga karena penerjemahan atau penyaduran karya asing dari
bahasa Sanskerta, Arab, dan Parsi (http://www.hpi.or.id)

Karena begitu pentingnya kegiatan penerjemahan, di dalam dunia akademik hampir


semua program studi bahasa di perguruan tinggi di dunia menyediakan mata kuliah
penerjemahan. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai mata kuliah ini adalah kemampuan bagi
mahasiswa menerjemahkan pesan (makna, informasi) dari bahasa sumber (asing) ke bahasa
sasaran berdasarkan teori penerjemahan yang telah diajarkan. Pada umumnya, jumlah sks mata
kuliah penerjemahan yang ditawarkan adalah 2 - 4 sks, dengan menyajikan materi teori dan
praktik.

Satu hal menarik dalam kegiatan penerjemahan pada mata kuliah penerjemahan
Perancis-Indonesia bagi penerjemah (mahasiswa) adalah pengetahuan budaya baik budaya
sumber maupun budaya sasaran. Penerjemah diperhadapkan dua budaya, yang terkadang
menjadi kendala dalam pengalihan pesan ke bahasa sasaran. Newmark dalam Hoed (2006: 27)
mengatakan bahwa sebuah teks sumber dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain faktor
penulis, norma yang berlaku dalam bahasa sumber, kebudayaan yang melatari teks sumber,
budaya tulis dan cetak teks sumber dan hal yang dibicarakan dalam teks sumber. Pada sisi teks
sasaran, faktor yang mempengaruhi adalah calon pembaca yang diperkirakan, norma yang
berlaku dalam bahasa sasaran, kebudayaan yang melatari teks sasaran, budaya tulis dan cetak
teks sasaran dan penerjemah. Dari pendapat tersebut dapat diketahui budaya merupakan faktor
yang melatari baik teks sumber maupun teks sasaran. Ini berarti bahwa terdapat dua budaya
yang memerlukan proses penyesuaian dalam mengalihkan pesan dari teks sumber ke teks

11
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

sasaran. Faktor lainnya adalah penerjemah yang memiliki latarbelakang bahasa dan budaya
sasaran, dan pengetahuan penerjemah atas bahasa dan budaya sumber.

Jika dikaitkan dengan penerjemahan, salah satu defeinisi kebudayaan adalah way of life
(cara pandang/hidup) yang perwujudannya terlihat dalam bentuk perilaku serta hasilnya terlihat
secara material, yang diperoleh melalui proses pembiasaan dan pembelajaran dalam suatu
masyarakat dan diteruskan dari generasi ke genarasi. Tentunya, kebudayaan bersifat khas bagi
masyarakat tertentu dan penguasaannya melalui proses pembiasaan dan pembelajaran dari generasi
ke generasi. Karena bersifat khas bagi suatu masyarakat, maka tidak ada budaya yang sama.(Hoed,
2006: 97).

Dengan demikian, salah satu defenisi penerjemahan jika dikaitkan dengan kebudayaan
adalah pengalihan padanan budaya dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Salah satu
contoh sederhanan padanan budaya dalam bahasa Perancis adalah kata ‟cuillère à café‟ (sendok
kopi) memiliki padanan budaya dalam bahasa Indonesia menjadi ‟sendok teh‟. Masyarakat
Perancis memiliki kebiasaan menggunakan sendok ukuran kecil yang digunakan untuk
mengaduk minuman kopi dengan istilah ‟cuillère à café‟. Sementara itu, masyarakat Indonesia
memiliki kebiasan menggunakan kata ‟sendok teh‟ untuk mengaduk minuman teh, kopi, dll.

B. TEORI DAN METODOLOGI: PENERJEMAHAN DAN SEMIOTIKA

Kegiatan penerjemahan, pada dasarnya, merupakan hal yang sering dilakukan dan
ditemukan dalam keseharian, baik di dalam keluarga maupun di dalam kehidupan sehari-hari. Kita
seringkali mengalihkan suatu pesan, dengan tujuan untuk memperjelas pesan yang dimaksud
oleh seseorang sebagi pembicara kepada orang lain, sebagai penerima, dengan tujuan si penerima
dapat memahami maksud si pembicara. Misalnya, seorang keluarga kita datang dari suatu daerah

12
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

bertamu di rumah kita di suatu kota. Kemudian, salah seorang anggota keluarga, misalnya anak
menjelaskan suatu perangkat elektronik seperti Tablet, yang sama sekali asing bagi mereka,
sehingga membuat mereka bingung apa yang dikemukakan oleh sang anak. Lalu, kita menjelaskan
ulang maksud sang anak, yang membuat mereka mengerti produk yang dijelaskan. Begitu pun
sebaliknya, seorang keluarga tadi yang datang dari suatu kampung berbicara kepada anak kita
dengan menggunakan bahasa daerah, misalnya mereka memuji anak kita. Sang anak pun tidak
mengerti apa yang disampaikan, kemudia, kita mengalihkan pesan itu ke dalam bahasa yang
dipahami sang anak, misalnya bahasa Indonesia, yang kemudian pengalihan itu membuat anak
mengerti. Itu lah apa yang disebut kegiatan perjemahan. Kegiatan penerjemahan sebagai tindak
komunikatif juga ditemukan melalui media. Misalnya media televisi. Program acara televisi,
berupa tayangan film asing (Hollywood) yang disajikan oleh berbagai stasiun televisi swasta juga
merupakan salah satu aktivitas penerjemahan dalam keluarga. Tentunya, cerita dari film-film
berbahasa asing (bahasa Inggris) yang ditayangkan melalui media televisi diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia. Penerjemahan film ini dilakukan dengan metode, yaitu metode dubbing dan
teks. Pertama adalah suara asli dari pemain dihilangkan dan diisi suara dengan menggunakan
bahasa Indonesia. Kedua, menuliskan teks terjemahan di bagian bawah layar kaca.

Kegiatan penerjemahan program acara tayangan film merupakan tindak komunikatif yang
terjadi di dalam keluarga bagi mereka yang tidak mengerti penggunaan bahasa asing (bahasa
Inggris). Dengan demikian, penerjemahan pada dasarnya merupakan kegiatan mengalihkan
maksud (makna) berdasarkan konteksnya (pesan) dari pembicara pertama, yang disebut sebagai
pengirim kepada pembicara kedua, yang disebut penerima, yang membuat terjadinya
komunikasi efektif. Jadi, inti dari kegiatan penerjemahan adalah makna secara kontekstual. Dan
tujuan utama kegiatan penerjemahan adalah bagaimana membuat orang lain sebagai penerima
(pembaca, penonton, dsb) membuat paham. Seseorang bekerja dengan mengalihkan makna
13
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

sesuai dengan konteks dari bahasa sumber yang dikuasai kepada bahasa sasaran, misalnya
bahasa ibu, maka itulah disebut penerjemah.

Beberapa definisi penerjemahan telah dikemukakan oleh beberapa tokoh, antara lain:

a. Catford (1965: 1) memberikan definisi dengan mengatakan bahwa penerjemahan


adalah suatu kegiatan yang terjadi dalam bahasa, yaitu proses mengganti teks dari
suatu bahasa ke teks bahasa lain. Cattford memberikan penekanan definisi
penerjemahan pada pengalihan teks, yang tentunya di dalam teks tersebut terkandung
makna.
b. Nida dan Taber: Nida (1967) mengatakan bahwa, “ Translating consist in
producing in the receptor language the closest natural equivalent to the
message of the source language, first in meaning and secondly in style ”.
Definisi ini menitikberatkan pada bagaimana menemukan padanan yang paling
dekat dengan bahasa penerima terhadap bahasa sumber, baik dalam hal makna
maupun gaya bahasanya. Nida dan Taber yang lebih banyak
membicarakan pengalaman mereka menerjemahkan alkitab yang dituangkan
dalam bukunya, The Theory and Practice of Translation (1969). Mereka
mengatakan bahwa kegiatan penerjemahan menfokuskan dua hal. Pertama adalah
lebih mementingkan bentuk dan gaya; kedua, lebih mementingkan respon pembaca
penerima hasil terjemahan. Focus penerjemahan ini dikaitakan dengan padanan
dinamis. Bila respon pembaca Teks sumber (Tsu) dan pembaca Tsu sama
terhadap teks sumber dan sasarna, maka terjemahan itu dianggap sebagai
padanan dinamis.

14
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

c. Larson (1989: 3) memberikan definisi pene rjemahan dengan mengatakan


bahwa penerjemahan berarti mengungkapkan kembali makna yang sama dengan
menggunakan leksikon dan struktur gramatikal yang sesuai dalam bahasa
sasaran dan konteks budayanya. Definisi yang dikemukakan Larson
menghubungkan makna de ngan konteks budaya. Pengalihan makna yang sama
dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran harus dikaitkan dengan konteks
budaya. Larson mengajukan konsep penerjemahan berdasarkan makna.
Menurutnya, penerjemahan merupakan pengalihan makna dari Bsu ke Bsa.
Makna lebih utama, karena itu tidak boleh diubah, sedangkan bentuk boleh
berubah. Lebih kanjutkan Larson menjelaskan bahwa untuk menentukan
makna yang diungkapkan, seorang penerjemah tidak hanya menganalisis
struktur formal Teks Sasaran (Tsu) tetapi juga aspek makna yang dikemas dalam
struktur formal bahasa tersebut. Hasil analisisnya yang berupa makna yang ada
dalam pikiran penerjemah dikonstruksi kembali dengan struktur formal Bsa
yang sesuai menjadi Tsa.

Dalam perpektif semiotik, penerjemahan adalah kegiatan pengalihan tanda. Yang menjadi
pertanya apakah itu tanda? Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam konsep
penerjemahan, yaitu bahasa sebagai media untuk menyampaikan makna (pesan, gagasan, dll)
dan makna atau pesan itu sendiri yang menjadi inti dalam penerjemahan. Dari aspek bahasa,
pada umumnya terdapat dua bahasa yang terlibat. Pertama adalah bahasa sumber, kedua adalah
bahasa sasaran atau tujuan, misalnya bahasa Indonesia. Makna adalah sesuatu yang tekandung
dalam bahasa. Secara semiotis, bahasa adalah tanda (verbal).

15
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

Semiotika adalah studi yang mengkaji tanda dalam kedidupan sosial: bagaimana tanda
berkerja, diproduksi dan digunakan dalam masyarakat. Adalah Ferdinand de Saussure yang
pertama kali menyatakan akan adanya suatu ilmu, yaitu semiologi sebagai ilmu tentang
kehidupan tanda dalam kehidupan sosial, (Saussure, 1967: 33.)

Semiologi adalah teori dan analisis yang menfokuskan pada tanda-tanda (signs) dalam
kehidupan sosial. Saussure mengajukan konsep tanda dikotomi, yang disebut signifiant
(penanda) dan signifié (petanda), yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Satu
contoh yang diberikan Saussure adalah bunyi /arbròr/ yang terdiri atas enam huruf “arbror‟.
Kata “arbor‟ merupakan penanda dalam sebuah konsep yang berhubungan pada sebuah objek
yang kenyataannya merupakan pohon yang memiliki batang, dan daun. Penanda tersebut (citra
bunyi atau kata) itu sendiri bukanlah sebuah tanda, kecuali seseorang mengetahuinya sebagai
hal demikian dan berhubungan dengan konsep yang ditandainya. Saussure menggunakan istilah
signifiant untuk segi bentuk tanda, dan signifié untuk segi maknanya.

Dalam perspektif semiotik, penerjemahan adalah tanda yang dibangun atas dua
unsur: penanda dan petanda. Penanda adalah bentuk, yaitu susunan kata, kalimat, teks
yang terstruktur. Petanda adalah makna yang dibangkitkan dari penanda. Dengan mengacu
pada defenisi penerjemahan yang dikemukakan oleh Larson (1989: 3): mengungk apkan
kembali makna yang sama dengan menggunakan leksikon dan struk tur gramatikal yang
sesuai dalam bahasa sasaran dan konteks budayanya, maka yang dialihkan adalah makna
atau pesan dari satu bentuk (bahasa sumber) ke bentuk lain (bahasa sasaran). Demikian
pula, defenisi penerjemahan yang dikemukakan oleh Venuti dalam Ho ed (2006: 80), yaitu
“translation is process by which the chain of signifiers that constitutes the source langage text

16
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

is replaced by chain of signifier in the target language which the translator provides on the
strength of an interpretation‟.

Dengan demikian, penanda adalah bentuk bahasa sumber dan petanda adalah
makna yang dibangkitkan dari bentuk bahasa sumber. Dalam kegiatan penerjemahan,
penanda pertama sebagai sumber diubah menjadi penanda kedua sebagai bahasa sasaran
(bahasa Indonesia). Dan petanda adalah makna atau pesan yang dialihkan dala m bentuk
bahasa kedua (penanda) dengan menyesuaikan konteks budaya bahasa sasaran.

Gambar 1: Proses semiotis dalam penerjemahan

Salah satu contoh sederhanan padanan budaya dalam bahasa Perancis adalah kata
‟cuillère à café‟ (sendok kopi) memiliki padanan budaya dalam bahasa Indonesia menjadi
‟sendok teh‟. Masyarakat Perancis memiliki kebiasaan menggunakan sendok ukuran kecil yang
digunakan untuk mengaduk minuman kopi dengan istilah ‟cuillère à café‟. Sementara itu,
masyarakat Indonesia memiliki kebiasan menggunakan kata ‟sendok teh‟ untuk mengaduk
minuman teh, kopi, dll.

17
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

18
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

BAB III
Pertemuan Ke- 10 sampai Ke- 15

Pedoman Penerjemahan Praktis Dan Komprehensif Bagi Pembelajar Traduktologi


Perancis-Indonesia

Deskripsi Singkat
Bab ini membahas tentang pedoman penerjemahan praktis dan komprehensif bagi
pembelajar traduktologi Perancis-Indonesia.

Capaian Pembelajaran Pertemuan (Sub-CPMK)


1. Mahasiswa mampu menjelaskan padanan penerjemahan.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan prosedur penerjemahan.
A. Padanan Penerjemahan
Salah satu kata kunci dalam penerjemahan adalah padanan. Pada dasarnya, apabila dua
kesatuan mempunyai nilai yang sama, maka keduanya dianggap sepadan. Wills (1982:2)
mengemukakan peristilahan padanan yang ada sekarang sebagai berikut : (1) padanan fungsional
(functional equivalence, Jager); (2) pemadanan dalam ketidaksamaan (equivalence in difference,
Jakobson); (3) pemertahanan isi penerjemahan agar tidak berubah-ubah (maintenance/retention of
translation invariance on the contect level, Kade); (4) persamaan efek (aspek kognitif atau emotif)
teks (equality of textual effect, Koler); (5) penerjemahan ilusionis atau anti-ilusionis (illusionist or
anti-illusionist translation, Levy); (6) padanan wajar yang terdekat (closest natural equivalent,
Nida); (7) korespondensi bentuk versus pemadanan dinamis (formal correspondence versus
dynamic equivalence, Nida); (8) pemadanan gaya bahasa (stylistic equivalence, Popovic); (9)
padanan fungsional yang tidak berubah-ubah (functional invarience, Roganova); (10) pemadanan

19
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

komunikatif (communicative equivalence, Reiss); (11) pemadanan pragmatis (pragmatic


equivalence, Wills).
Istilah padanan atau pemadanan dalam penerjemahan yang dikemukakan oleh para pakar
traduktologi di atas menunjukkan bahwa saat ini kajian tentang model padanan penerjemahan
merupakan hal yang penting dalam penerjemahan. Denganm kata lain hal ini merupakan salah satu
indikasi bahwa konsep padanan penerjemahan akan terus berkembang seperti yang diharapkan.
Istilah-istilah itu dapat diorganisasikan, dan disusun menjadi pengetahuan yang jelas, teratur, dan
sistematis; sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan pelbagai permasalahan dalam
penerjemahan yang tidak dapat dipahami tanpa teori.
Mengenai perpadanan, Catford membedakan antara padanan tekstual (textual equivalent)
dan kesejajaran bentuk (formal correspondance).
1. Padanan Textual (Textual Equivalent)
Padanan tekstual adalah teks atau bagian teks pada BSa yang dianggap sama dengan teks
atau bagian teks pada BSu. Padanan tekstual tidak bergantung pada bentuk, melainkan pada cara
pengalihan amanat dari BSu ke BSa (Catford 1965:28).
Contoh :
BSu : Paul travaillera dans cette banque.
BSa : ‘Paul akan bekerja di bank ini’.
Pada contoh di atas, perpadanan dilakukan secara gramatikal dan leksikal. Secara
gramatikal, verba ‘travaillera’ pada BSu sudah menunjukkan makna “akan” bekerja. Namun, pada
BSa untuk menyatakan makna “akan”, tidak dapat dilakukan dengan menambahkan suatu huruf
tertentu pada verbanya. Oleh karena itu, padanan ‘travaillera’ dengan “akan bekerja” dilakukan
secara leksikal.
Selain padanan tekstual, Catford (1965:29) juga membedakan antara padanan zero dan nil.
20
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

a. Padanan Zero
Padanan zero yaitu, padanan yang terjadi apabila kategori dalam BSu tidak muncul secara
formal pada tataran gramatikal dan leksikal dalam BSa, walaupun kategori ini terdapat dalam BSa.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tempat untuk kategori itu “kosong” atau tidak diisi karena
tuntutan sistemnya.
Contoh :
BSu : Helmi Yahya est présentateur.
BSa : ‘Helmi Yahya pembawa acara’.
Pada contoh di atas, verba kopulatif ‘être’ tidak muncul dalam terjemahan karena dalam
sistem bahasa Indonesia unsur kopulatif ‘adalah’ tidak harus digunakan meskipun bentuk itu ada.
b. Padanan Nil
Padanan nil adalah padanan yang terjadi apabila kategori BSu tidak muncul pada tataran
gramatikal dan leksikon BSa karena kategori itu memang tidak ada dalam sistemnya.
Contoh :
BSu : Mon frère mange du gâteau que maman fait.
BSa : ‘Adikku makan kue buatan ibu’.
Artikulasi partitif ‘du’ pada contoh di atas, tidak muncul dalam terjemahan karena dalam
bahasa Indonesia tidak mengenal kategori yang sejenis itu, yaitu yang digunakan untuk
menyatakan “sebagian dari keseluruhan”.
2. Kesejajaran Bentuk (Formal Correspondance)
Kesejajaran bentuk terjadi apabila unsur yang berpadanan dalam BSa menduduki kategori
(unit, kelas atau struktur) sejenis dalam BSu (Catford 1965:32).
Contoh :
BSu : Nadine achète un livre.
21
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

BSa : ‘Nadine membeli sebuah buku’.


Kalimat BSu dan BSa di atas berpadanan dan memiliki bentuk sejajar karena setiap unsur
dalam BSa memiliki kategori yang tepat sama dalam BSu, yakni pronomina-verba-nomina.
Namun, adakalanya bentuk BSa tidak sejajar dengan BSu walaupun terdapat kesepadanan
di antara keduanya. Misalnya pada kalimat berikut :
BSu : Comment allez-vous ?
BSa : ‘Apa kabar?’
Kalimat BSu pada contoh di atas, perpadanan dengan kalimat BSa. Meskipun bentuknya
tidak sejajar. Hal ini karena, masing-masing unsurnya tidak menduduki kategori yang sama dalam
struktur kedua bahasa tersebut. Struktur pada BSu adalah pronomina penanya-verba-pronomina
persona sedangkan pada BSa pronomina-penanya-nomina.
Apabila bentuk pada BSA yang sepadan tidak sejajar dengan bentuk pada BSu, maka
terjadi pergeseran (shift) yang salah satu di antaranya adalah transposisi (pergeseran bentuk).
3. Padanan Makna
Padanan penerjemahan dapat juga dikelompokkan menjadi dua menurut padanan
maknanya, yaitu padanan konstan dan padanan dinamis. Padanan dinamis atau padanan
interpretatif dibedakan menjadi tiga, yaitu padanan gramatikal, padanan leksikal, dan padanan
budaya.
a. Padanan konstan adalah kegiatan mental dalam upaya menyelaraskan citra makna dua
bahasa yang keberadaannya relatif tetap, baik di dalam maupun di luar konteks wacana, dan proses
pengalihannya sesuai dengan norma kemasyarakatan BSa yang berlaku. Padanan konstan
mencakupi nomina nama diri, istilah khusus dalam bidang IPTEK, dan angka-angka yang
menunjukkan kuantitas.

22
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

b. Padanan dinamis, yaitu kegiatan mental dalam upaya menyelaraskan pengalihan citra
makna dari dua bahasa dan dua budaya dan proses pengalihan itu dilakukan melalui interpretasi
agar satuan-satuan makna itu memiliki bobot nilai pesan yang sama. Padanan dinamis mencakupi
(1) padanan leksikal, (2) padanan gramatikal, dan (3) padanan lintas budaya.
c. Padanan leksikal adalah kegiatan mental dalam upaya menyelaraskan pengalihan citra
makna leksikal kedua bahasa yang keberadaannya selalu berubah-ubah tergantung pada konteks
bahasa yang melekat pada satuan makna itu, dan proses pengalihannya dilakukan melalui
interpretasi agar satuan makna tersebut memiliki bobot nilai pesan yang sama.
d. Padanan gramatikal, yaitu kegiatan mental dalam upaya menyelaraskan pengalihan citra
makna dua sistem struktur bahasa atau sistem tataran gramatikal-leksikal dan proses pengalihan
dilakukan melalui interpretasi, agar satuan makna bobot nilai pesan yang sama.
e. Padanan budaya, yaitu kegiatan mental dalam upaya menyelaraskan pengalihan citra
makna dua sistem budaya BSu dan BSa yang berbeda. Padanan konstan merupakan pemadanan
makna satu lawan satu, sedangkan padanan dinamis atau padanan interpretatif adalah pemadanan
satu lawan banyak. Dalam pemadanan makna ini, pembelajar dituntut menetapkan diksi yang
paling dekat dan paling sesuai dengan kehendak penulisannya dengan cara mempertimbangkan
konteks wacana. Pembelajar senantiasa dituntut mencari solusi untuk menangani berbagai masalah
yang berubah-ubah dan seringkali tidak terduga selama melakukan penerjemahan.
 Contoh padanan gramatikal (gramatikal-leksikal):
1. Preposisi/frasa preposisi+nominal/frasa nominal
Pour
Contoh : Elle a travaillé pour sa réussite
‘Dia bekerja demi keberhasilannya’

23
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

Kalimat pada contoh di atas menggunakan preposisi diikuti nominal. Preposisi yang
digunakan adalah pour diikuti frasa nominal sa réussite.
2. Preposisi/frasa preposisional+infinitif
Pour
Contoh : Je t’attends pour pouvoir partir avec toi
‘Aku menunggumu supaya dapat berangkat bersamamu’
Kalimat pada contoh di atas menggunakan preposisi diikuti infinitif. Preposisi yang
digunakan adalah pour diikuti infinitif pouvoir.
3. Afin de
Contoh : Ils travaillent avec assiduité afin d’améliorer leur niveau de vie
‘Mereka bekerja dengan tekun untuk meningkatkan taraf hidup mereka’
Kalimat pada contoh di atas menggunakan frasa preposisional diikuti infinitif. Frasa
preposisional yang digunakan adalah afin de diikuti infinitif améliore.
4. En vue de
Contoh : Il travaillé en vue de réussir
‘Dia belajar supaya berhasil’
Kalimat pada contoh di atas menggunakan frasa preposisional diikuti infinitf. Frasa
preposisional yang digunakan adalah en vue de diikuti infinitif réussir.
5. Dans la carinte de
Contoh : Elle s’est dépêchée dans la crainte d’arriver en retard à son bureau
‘Dia terburu-buru karena khawatir terlambat tiba di kantornya’
Kalimat pada contoh di atas menggunakan frasa preposisional diikuti infinitif. Frasa
preposisional yang digunakan adalah la crainte de diikuti infinitif arriver.
6. De peur de
24
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

Contoh : Elle se lève doucement de peur de réveiller son bébé


‘Dia bangun dengan hati-hati karena takut membangunkan bayinya’
Kalimat pada contoh di atas menggunakan frasa preposisional diikuti infinitf. Frasa
preposisional yang digunakan adalah de peur de diikuti infinitif réveiller.
7. Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menggabungkan kata atau klausa yang
berstatus sama (Kridalaksana 2001:117). Dalam bahasa Prancis yang termasuk konjungsi
koordinatif adalah et, ou, ni, mais or, car, dan donc (Dubois 1961:117).
Contoh : Ferme le fênêtre, car il y a un courant d’air
‘Tutuplah jendela karena banyak angin’
Konjungsi car menggabungkan klausa ferme le fênêtre dan klausa il y a un courant d’air.
Menurut Mauger (1968:400), pada konjungsi koordinatif tidak terdapat konjungsi yang
menyatakan tujuan.
8. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menggabungkan dua klausa atau lebih, dan
klausa itu tidak memiliki status sintaksis yang sama (Alwi, dkk 2000:299). Dalam bahasa Prancis
komjungsi subordinatif adalah afin de, pour que, de pour que, que (Dubois 1961:130).
Contoh : Cachons-nous ici qu’on ne vous votre voie pas
‘Mari kita bersembunyi di sini agar tidak terlihat’
9. Afin que
Contoh : Nous l’avons accompagnée chez le médecin afin qu’elle se soigne
‘Kami mengantarkannya ke dokter supaya ia terawat’
Kalimat pada contoh di atas menggunakan berkonjungsi diikuti modus subjonctif. Frasa
preposisional yang digunakan adalah afin que diikuti verba yang bermodus subjonctif se soigne.
25
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

10. Pour que


Contoh : Nous avons prévenu Madame Girard pour qu’elle ne s’inquète pas
‘Kami memberitahu bu Girard supaya beliau tidak khawatir’
Kalimat pada contoh di atas menggunakan berkonjungsi diikuti modus subjonctif.
Konjungsi yang digunakan adalah pour que diikuti verba yang bermodus subjonctif s’inquète.
11. Que
Contoh : Parlez plus fort qu’on vous entende
‘Berbicaralah lebih keras supaya kami mendengar anda’
Kalimat pada contoh di atas menggunakan berkonjungsi diikuti modus subjonctif.
Konjungsi yang digunakan adalah que diikuti verba yang bermodus subjonctif entende.
12. De crainte que
Contoh : Il m’a téléphone de crainte que je l’attende ce soir
‘Dia menelponku karena khawatir aku menunggunya malam ini’
Kalimat pada contoh di atas menggunakan berkonjungsi diikuti modus subjonctif.
Konjungsi yang digunakan adalah de crainte que diikuti verba yang bermodus subjonctif attende.
13. De peur que
Contoh : Il a frappé à la porte avant d’entrer de peur que le chien ne le mordre
‘Dia mengetuk pintu sebelum masuk karena takut anjing menggigitnya’
Kalimat pada contoh di atas menggunakan berkonjungsi diikuti modus subjonctif.
Konjungsi yang digunakan adalah de peur que diikuti verba yang bermodus subjonctif mordre.
14. Subjonctif
Contoh : Je veux quelqu’un qui me soit une compagnie
‘Saya menginginkan seseorang bisa menemaniku’

26
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

Kalimat pada contoh di atas menggunakan klausa relatif yang diikuti modus subjonctif.
Pronomina relatif yang digunakan adalah qui diikuti modus subjonctif soit.
15. Infinitif
Contoh : Donnez-moi un coin où me reposer
‘Berilah aku tempat untuk beristirahat’
Kalimat pada contoh di atas menggunakan klausa relatif yang diikuti verba yang bermodus
subjonctif. Pronomina relatif yang digunakan adalah qui diikuti modus infinitif me reposer.
B. PROSEDUR PENERJEMAHAN
Salah satu bentuk pengalihan makna, yaitu proses penerjemahan dikemukakan oleh
Newmark (1988:85-88). Dalam kajian dipilih tiga macam prosedur penerjemahan, yaitu
transposisi, modulasi, dan adaptasi.
1. Transposisi
a. Transposisi versi Newmark
Transposisi, menurut Newmark adalah suatu prosedur penerjemahan yang mengacu pada
pergeseran bentuk gramatikal dari BSu ke BSa. Ada empat jenis transposisi, yaitu :
1) Transposisi wajib dan otomatis yang disebabkan oleh sistem dan kaidah BSu dan BSa
berbeda.
Contoh :
BSu : Il met des chaussures marrons.
BSa : ‘Dia mengenakan sepatu coklat’.
2) Transposisi dilakukan apabila struktur grmatikal dalam BSu tidak terdapat dalam BSa.
Transposisi jenis kedua ini serupa dengan pergeseran gramatikal versi Catford (1974:3).

27
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

3) Transposisi yang dilakukan pada kata-kata yang bersifat kultural, yang membutuhkan
pemahaman lintas budaya. Transposisi jenis ketiga ini serupa dengan penerjemahan lintas budaya
pada majas dan idiom.
4) Transposisi yang dilakukan untuk mengisi kesenjangan leksikal dengan menggunakan
suatu struktur gramatikal.
Contoh :
BSu : C’est mon oncle qui a acheté ma voiture.
BSa : ‘Pamankulah yang membeli mobilku’.
b. Transposisi versi Catford
Dalam penerjemahan komunikatif, maka maknalah yang harus dipertahankan, sedangkan
bentuk dapat berubah.
Catford (1973:73), membagi pergeseran bentuk menjadi dua, yaitu pergeseran tataran (lefel
shif) dan pergeseran kategori (category shif). Pergeseran tataran terjadi dari suatu tataran dalam
BSu ke tataran lain dalam BSa yang mencakupi tataran grafologi, fonologi, gramatikal dan
leksikal. Tataran grafologi dan fonologi tidak dibahas karena kedua tataran itu berkaitan dengan
BSu dan BSa yang sangat berbeda baik dalam sistem penulisan dan ejaan, sepertyi penerjemahan
bahasa Arab ke bahasa Cina atau sebaliknya.
1) Pergeseran tataran gramatikal terjadi karena tataran sistem gramatikal dalam BSu tidak ada
padanan setara dengan sistem gramatikal dalam BSa. Perumusan kembali makna gramatikal BSu
dilakukan dengan bentuk leksikal dalam BSa.
Pergeseran tataran gramatikal mencakupi kategori jumlah (jamak-tunggal, tunggal-jamak),
kala (future, passé composé, future proche, passé récent), diatesis (aktif-pasif, pasif-aktif), dan
aspek.
a) Pergeseran jamak-tunggal
28
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

Contoh :
BSu : Ils sont très faim et les viandes sont très bonnes.
BSa : ‘Mereka sangat lapar dan daging itu sangat lezat’.
b) Pergeseran tunggal-jamak
Contoh :
BSu : Le Derwis est déjà loin, et de tout façon, il ne peut pas l’entendre.
BSa : ‘Derwis telah pergi jauh, teriakan-teriakan panggilannya tidak dapat didengar lagi
oleh Derwis’.
c) Pergeseran Kala Futur
Contoh :
BSu : Tu transverseras d’autres salles, toutes remplies d’or.
BSa : ‘Kau akan melewati ruangan-ruangan yang lain, semuanya berisi emas’.
d) Pergeseran kala Passé Composé
Contoh :
BSu : Il a pris l’habitude de jouer avec les mauvais garçons de quartier.
BSa : ‘Dia (telah) terbiasa bermain dengan anak kampung yang nakal’.
e) Pergeseran kala Futur Proche
Contoh :
BSu : Je vais aller vendre au marché un morceau de tissue.
BSa : ‘Saya akan segera pergi ke pasar menjual sepotong kain’.
f) Kala Passé Récent
Contoh :
BSu : Le soleil vient de se coucher
BSa : ‘Matahari baru saja tenggelam’.
29
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

g) Pergeseran Aktif-Pasif
Contoh :
BSu : On va chercher le premier minister
BSa : ‘Perdana Menteri diminta segera menghadap’.
h) Pergeseran Pasif-Aktif
Contoh :
BSu : Il donne des orders, le mouchoir est enlevé, la corde est coupée.
BSa : ‘Dia memerintahkan untuk melepaskan sapu tangan dari memotong tali’.
2) Pergeseran tataran leksikal terjadi karena tataran leksem dalam BSu tidak asa padanan
setara denga leksem BSa.
Contoh :
BSu : Venait ensuite la société des duchesses.
BSa :‘Komunitas yang adatang berikutnya adalah dari kalangan duchesses (gelar
bangsawan untuk wanita).’
Pada BSu leksikal ‘des duchesses’ tidak ada padana makna yang setara dalam BSa.
Pembelajaran dapat memberi penjelasan pada terjemahan BSa.
Newmark (1988:81), menyatakan penjelasan itu dapat ditulis pada catatan kaki atau catatan
akhir, yanga disebut pemadanan bercatatan.
3) Pergeseran Kategori
Pergeseran kategori mencakupi pergeseran struktur (structure shifts), pergeseran satuan
(unit shifts), pergeseran kelas (class shifts), dan pergeseran instrasistem (intra shifts).
a) Pergeseran struktur terjadi karena adanya perbedaan struktur BSu dengan BSa dalam
tataran sintaksis.
Contoh :
30
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

BSu : Nadine achète une belle voiture.


BSa : ‘Nadine membeli sebuah mobil bagus.’
Pada BSu frasa ‘belle voiture’ berstruktur adjektiva-nomina, sedangkan pada BSa ‘mobil
bagus’ berstruktur nomina-adjektiva.
b) Pergeseran satuan terjadi karena adanya perubahan satuan gramatikal dari tingkat satuan
lebih tinggi ke satuan tingkatan yang lebih rendah dan sebaliknya dalam padanan BSa yang
mencakupi leksem, frasa atau kalimat.
Contoh :
BSu : Absolument!
BSa : ‘Tak mungkin disangsikan lagi!’
Pada BSu leksem ‘absolument’ mendapat padanan dalam BSa ‘tak mungkin disangsikan
lagi’ yang berupa frasa.
c) Pergeseran kelas dilakukan dalam penerjemahan sehubungan dengan perubahan dalam
kelas kata seperti pronominal-nomina, nomina-pronomina, adjektiva-verba, verba-nomina.
Contoh pergeseran kelas :
(1) Pergeseran pronominal-nomian
Contoh :
BSu : Celle-ci ne peut-être mariée qu’à un homme riche.
BSa : ‘Putri saya ini hanya mungkin menikah dengan orang kaya.’
(2) Pergeseran nomina-pronomina
Contoh :
BSu : Cet enfant vient d’avoir dix ans.
BSa : ‘Dia baru saja menginjak umur sepuluh tahun.’
(3) Pergeseran adjektifa-verba
31
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

Contoh :
BSu : Tu devras être gaie et tu es triste.
BSa : ‘Kamu seharusnya ceria, tetapi kau malahan bersedih.’
(4) Pergeseran verba-nomina
Contoh :
BSu : Aladin l’entend encore parler à son oreille.
BSa : ‘Aladin masih mendengar ocehan-ocehan di telinganya.’
2. Modulasi
Menurut Newmark (1988:88), modulasi adalah prosedur penerjemahan yang menyangkut
pencarian dan pengaturan variasi melalui pengubahan sudut pandang, perspektif ataupun
perubahan kategori pemikiran. Modulasi digolongkan menjadi dua, yaitu modulasi wajib dan
modulasi bebas.
Modulasi wajib dilakukan apabila suatu leksem, frasa, atau struktur kaliamt tidak ada
padanannya dalam BSa, sehingga perlu diciptakan atau ditambahkan. Modulasi bebas merupakan
prosedur penerjemahan yang wajib dilakukan karena alasan nonlinguistik, misalnya memperjelas
makna, mencari padanan yang terasa wajar dalam BSa.
a. Modulasi Pergeseran Makna
Prosedur modulasi pergeseran makna dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu pergeseran
sudut pandang dan pergeseran medan makna.
1) Pergeseran susdut pandang, yaitu modulasi yang merumuskan BSa yang berupa unsur
dengan padanan semantis berebeda.
Contoh :
BSu : J’ai fait des courses au supermarché
BSa : ‘Saya belanja di toko swalayan.’
32
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

Pada BSu menggunakan kelonggaran (supermarché) sedangkan pada BSa menggunakan


cara memberi layanan (swalayan).
2) Pergeseran medan makna, yaitu modulais yang merumuskan BSa dalam medan makna
yang lebih besar atau lebih kecil.
Contoh :
BSu : Jean adore des goujons grillés.
BSa :’Jean sangat menyukai ikan bakar.’
Pada BSu di atas menunjukkan bhawa adanya pergeseran makana dari ‘des goujons’
merupakan suatu nama jenisn ikan yang memiliki medan makna yang lebih sempit. Pada BSa
dirumuskan dengan ‘ikan’ yang medan maknanya lebih luas.
Contoh yang dilakukan oleh Chuquet dan Paillard (1987:26-39), menerangkan bahwa
modulasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu modulasi gramatikal dan modulasi leksikal.

b. Modulasi Gramatikal
Modulasi gramatikal merupakan suatu prosedur penerjemahan yang emngacu pada
pergeseran bentuk gramatikal dari BSu ke BSa. Modulasi gramatikal pada umumnya berkaitan
dengan modus, aspek, dan modalitas.
(1) Modus indikatif-interogatif menjadi modus impératif
Contoh :
BSu : On commence maintenant ?
BSa : ‘Ayo kita mulai!’
Bentuk negatif menjadi bentuk deklaratif
Contoh :
BSu : N’en parlons plus.
33
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

BSa : ‘Sudahlah, lupakan saja.’


(2) Bentuk negatif ganda menjadi bentuk deklaratif
Contoh :
BSu : Ce n’a pas été sans querelle.
BSa : ‘Kadang-kadang terjadi perselisihan juga.’
BSu : Ce n’est pas possible pour acheter une crêpe ici.
BSa : ‘Mungkin, kita bisa membeli kue dadar di sini.’
Bentuk aktif menjadi pasif
Contoh :
BSu : On le fait tourner à droite.
BSa : ‘Dia diminta memutar badan ke kanan.’
BSu : On les ramène chez le roi.
BSa : ‘Mereka diantar kembali menghadap raja.’
(3) Modulasi Leksikal
Modulasi leksikal sering berkaitan dengan penerjemahan majas metafora dan metonimia.
Modulasi leksikal mencakupi leksem, frasa, dan idiom.
1) Contoh modulasi leksikal adalah sebagai berikut :
Pergeseran metaforis dari abstrak ke kongkret.
Contoh :
BSu : Il achète Fanta en gros.
BSa : ‘Dia membeli Fanta dalam kraf.’
Pada BSa ‘en gros’ artinya jumlah besar yang bersifat abstrak, sedangkan pada BSu adalah
‘dalam kraf’ yang bersifat kongkrit.
2) Pergeseran metaforis dan idiom BSu ke idiom BSa yang sepadan.
34
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

Contoh :
BSu : Il y a anquille sous la roche.
BSa : ‘Ada udang di balik batu.’
3) Pergeseran metaforis BSu ke idiom ke BSa non idiom yang sepadan.
Contoh :
BSu : Il te fait les yeux deux.
BSa : ‘Dia memandangmu dengan penuh cinta.’
4) Pergeseran metaforis yang menyangkut perbedaan perumpamaan BSu dan BSa melalui
padanan lintas budaya.
Contoh :
BSu : Ils rassemblent comme deux gouttes.
BSa : ‘Mereka mirip seperti pinang di belah dua.’
5) Pergeseran metonomis dari satu sifat ke sifat yang lain
Contoh :
BSu : Il est un grand philosophie.
BSa : ‘Dia seorang filosof kawakan.’
Adjektiva ‘grand’ bersifat besar dalam BSa bersepadan dengan sifat lain ‘kawakan’ artinya
sangat berpengalaman.
6) Pergeseran metonomis dari sebab ke akibat
Contoh :
BSu : Leurs deux cheveux moururent de fatigue.
BSa : ‘Kedua kuda mereka mati lemas.’
Pergeseran metonomis dari sebab ‘fatigue’ (kelelahan) ke akibat ‘lemas’ (mati lemas).
7) Pergeseran metonomis dari sebagian untuk seluruhnya atau sebaliknya.
35
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

Contoh :
BSu : Je pars pour Manado en voile.
BSa : ‘Saya berangkat ke Manado naik kapal.’
Pada BSu ‘en voile’ (layar) merupakan bagian dari ‘kapal’ (keseluruhan).
8) Pergeseran metonomis dari bagian suatu benda ke bagian benda yang lain.
Contoh :
BSu : On veut avoir la bouté de lui casser la tête.
BSa : ‘Mereka berkeanan menghabisi nyawany.’
Pada BSu ‘casser la tête’ yang dihabisi adalah ‘la tête’ (kepala), sedangkan pada BSa
bagian yang dihabisi adalah ‘nyawanya’.
9) Pergerseran dari tempat ke fungsi
Contoh :
BSu : Ils se promènent au Pigale.
BSa : ‘Mereka berjalan-jalan ke kawasan pornografi Paris.’
Pada BSu ‘le Pigale’ adalah nama suatu wilayah di Paris, sedangkan pada BSa padanan
menggunakan pergeseran dan tempat ke fungsi sebagai kawasan pornografi di kota Paris.
Contoh lain :
BSu : Le Palais Bourbon soutient toujours Jacques Chirac.
BSa : ‘Parlemen Prancis selalu mendukung Jacques Chirac.’
10) Modulasi dengan Perubahan Subjek Kalimat
Contoh :
BSu : Vous ferez une fortune prodigieuse
BSa : ‘Ini kesempatan untuk mengumpulkan kekayaan yang besar’
BSu : Il manquait à ce pouvre homme la jambe gauche et la main droite.
36
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

BSa : ‘Kaki kiri dan tangan kanan orang yang malang itu buntung.’
Sejak masa Catford (1985) sampai kini, teori penerjemahan berkembang sangat pesat,
namun demikian, masih ada orang yang menyatakan bahwa tanpa teori dapat dilakukan kegiatan
penerjemahan dan dia sendiri telah membuktikannya. Sebagai penerjemah, dia telah menunjukkan
kemampuannya dalam mengatasi berbagai permasalahan dalam penerjemahan. Dan tentunya dia
seorang yang istimewa. Biasanya orang yang demikian ini tidak masuk perhitungan dalam
perencanaan pendidika. Pendidikan direncanakan untuk orang-orang yang biasa dan jumlahnya
jauh lebih banyak dari orang yang istimewa itu tadi. Adapun kegunaan teori adalah sebagai berikut
:
1) Teori dapat membantu mengorganisasikan dan menyusun pengetahuan secara jelas, teratur
dan sistematik.
2) Teori dapat dimanfaatkan sebagai acuan dan paduan dalam melaksanakan penelitian
3) Teori dapat digunakan untuk meramalkan hasil-hasil praktik apakah hasil itu sesuai dengan
tujuan yang diharapkan
4) Teori dapat membantu menjelaskan fenomena kegiatan atau perilaku yang tidak dapat
dipahami secara teori.
3. Adaptasi
Adaptasi merupakan upaya untuk mencari padanan lintas budaya di antara dua situasi
tertentu (Newmark, 1988:91). Adaptasi dilakukan bila ungkapan budaya pada BSu dan BSa tidak
sama. Contoh penutup surat resmi dalam BSu digunakan kalimat :
a. Veuller agréer l’expression de mes sentiments dévouves
b. Je vous prie d’accepter l’expression de mes sentiments les meilleurs
Padanan penutup surat adalah yang lazim digunakan dalam BSa
a. Atas perhatian dan bantuan Bapak, saya mengucapkan terima kasih
37
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

b. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya mengucapkan banyak terima kasih.

38
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Alamat : Gedung H, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Telp: (024) 8508092/93 Fax: (024) 8508093/850808, Laman: www.unnes.ac.id –
Surel: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari ... 21 Januarii 2020

DAFTAR PUSTAKA

Catford, J.C. 1965. A linguistic Theory of Translation. London : Oxford University Press.

Khan, D. Yahya. 2006. Pedoman Penerejmahan : Praktis dan Komprehensif Bagi Pembelajar
Traduktologi Perancis-Indonesia. Semarang : Universitas Negeri Semarang Press.
Mounin, Georges. 1976. Les Problèmes Théorique de la Traduction. Editions Galiimard.

Nida, E.A dan Ch. R. Taber. 1974. The Theory and Practice of Translation. Leiden : E.J. Brill.

39

Anda mungkin juga menyukai