Anda di halaman 1dari 29

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)


Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1 dari 29 17 Februari 2017

BAHAN AJAR/DIKTAT

BUKU TEKS BAHASA INDONESIA


KODE MK 20P02577
2 SKS

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 2 dari 29 17 Februari 2017

VERIFIKASI BAHAN AJAR

Pada hari ini Selasa tanggal 2 bulan Februari tahun 2022. Bahan Ajar Mata Kuliah Buku Teks
Bahasa Indonesia Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa
dan Seni telah diverifikasi oleh Ketua Jurusan/Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia.

.
Semarang, 28 Februari 2018
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 3 dari 29 17 Februari 2017

PRAKATA

Bahan Ajar Buku Teks ini ditulis untuk melengkapi bahan perkuliahan pada
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Semarang,
terutama bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Buku Teks. Bahan ajar ini
diharapkan merupakan awal dari rangkaian buku-buku pembelajaran. Buku ini ditulis
berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang berasal dari berbagai literatur, hasil
penelitian, pengalaman melakukan penelitian, memberikan perkuliahan, dan pelayanan
bimbingan bagi mahasiswa pengambil mata kuliah Buku Teks.
Oleh karena itu, jika dalam bahan ini terdapat tulisan tentang suatu ide atau
pikiran yang telah dikemukakan oleh pengarang lain tanpa menyebutkan sumbernya,
maka hal itu bukan bermaksud untuk melakukan plagiat, tetapi karena penulis sudah
tidak ingat lagi siapa pencetus ide atau pikiran pertama; atau mungkin karena secara
kebetulan ide atau pikiran tersebut memiliki kesamaan dengan ide atau pikiran penulis.
Jika terjadi hal yang semacam itu, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya
karena tidak ada maksud sedikit pun untuk tidak menghargai karya orang lain.
Bahan ajar ini ditulis karena adanya kebutuhan dan permintaan berbagai
kalangan kaitannya dengan pembelajaran mikro. Oleh karena itu, perkenankanlah
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu terwujudnya buku ini.
Kepada Pimpinan Universitas Negeri Semarang, Pimpinan Fakultas Bahasa dan
Seni Universitas Negeri Semarang, dan Ketua Jurusan, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk menulis buku ini. Kepada semua
teman dosen, khususnya dosen pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Negeri Semarang, penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas segala
masukan yang bermanfaat bagi kesempurnaan buku ini. Begitu pula kepada para
mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Universitas Negeri Semarang yang telah
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 4 dari 29 17 Februari 2017

memberikan masukan demi kesempurnaan buku ini, penulis menyampaikan ucapan


terima kasih.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang tidak mungkin
disebut satu per satu, yang telah banyak jasanya dalam memberikan bantuan terhadap
penyelesaian buku ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada pengikut kuliah
yang pernah menjadi mahasiswa penulis, yang telah memberikan inspirasi dan
kearifan dalam memandang pentingnya kajian ini. Dari mereka itulah penulis belajar
memahami dan mempertemukan kebutuhan-kebutuhan mereka dalam kajian ini.
Semoga buku yang masih perlu banyak penyempurnaan ini memiliki nilai ibadah
kepada Allah Swt. bagi penulisnya dan bermanfaat bagi pembacanya.

Semarang, Februari 2022


Penulis,

Drs. Bambang Hartono, M.Hum.


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5 dari 29 17 Februari 2017
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 6 dari 29 17 Februari 2017

DESKRIPSI MATAKULIAH

Capaian pembelajaran lulusan adalah menguasai dan mempraktikkan analisis buku teks.
Adapun capaian pembelajaran matakuliah ini adalah menguasai berisi konsep dasar buku teks
pelajaran, fungsi, struktur, desain, ragam, permasalahan, kualitas, dan keterbatasan buku teks;
penelaahan, pemilihan, dan pemanfaatan buku teks yang baik atau layak untuk anak; dan
pengembangan bahan ajar.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 7 dari 29 17 Februari 2017

DAFTAR ISI
Prakata i
Daftar Isi ii
Bab I Konsep Dasar Buku Teks 1
Deskripsi Singkat 1
Capaian pembelajaran pertemuan 1
A. Hakikat Buku Teks 1
B. Istilah-istilah Buku Teks 4
C. Fungsi Buku Teks 4
D. Karakteristik Buku Teks
E. Sososok Buku Teks 8
F. Rangkuman
Pertanyaan 14
Bab II Pemilihan Buku Teks 15
Deskripsi Singkat 15
Capaian pembelajaran pertemuan 15
A. Pengertian Pemilihan Buku Teks 15
B. Acuan Pemilihan Buku Teks 16
C. Langkah-langkah Pemilihan Buku Teks
D. Praktik Pemilihan Buku Teks
H. Rangkuman
Pertanyaan 23
Daftar Pustaka 94
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 8 dari 29 17 Februari 2017

BAB I
KONSEP DASAR BUKU TEKS

A. Hakikat Buku Teks


1. Pengertian Buku Teks
Pengertian buku teks dapat dirumuskan berdasarkan dua sudut pandang, yaitu pengertian secara
umum dan pengertian secara khusus.
a. Pengertian Umum
Pengertian umum adalah pengertian yang berlaku untuk semua buku teks. Pengertian umum
dapat dilihat dari kamus, ensiklopedi, buku-buku referensi, atau dokumen peraturan, dan lain-lain.
Istilah buku teks sama dengan istilah textbook dalam Inggris. Istilah textbook di Indonesia
diterjemahkan menjadi buku teks. Istilah buku teks berpadanan dengan istilah buku pelajaran. Pada
tulisan ini istilah buku teks disamakan dengan buku pelajaran. Karena itu, kedua istilah ini digunakan
secara bergantian.
Pengertian buku teks banyak diungkapkan para ahli. Beberapa pengertian itu di antaranya
disajikan pada bagian berikut.
1) Bacon (dalam Tarigan 1990:11) mengatakan bahwa buku teks adalah buku yang dirancang buat
penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan siapkan oleh para pakar atau para ahli dalam
bidang itu dan dilengkapi dengan sarana pengajaran yang sesuai dan serasi.
2) Buckingham (dalam Tarigan 1990:11) mengatakan bahwa buku teks adalah sarana belajar yang biasa
digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran
dalam pengertian modern dan yang umum dipahami.
3) Alan Cunningsworth (dalam Sumardi 2000:6) menyatakan bahwa buku teks terdiri atas buku siswa,
buku guru, dan buku kerja. Buku siswa adalah buku teks yang terpenting dalam proses kegiatan
belajar-mengajar yang terutama digunakan oleh siswa. Buku guru digunakan oleh guru sebagai
pedoman dalam pelaksanaan KBM, terutama yang berkenaan dengan metodologi pembelajaran. Buku
kerja digunakan oleh siswa untuk mengerjakan tugas-tugas atau latihan dalam pelaksanaan KBM.
Dari ketiga buku itu, buku siswa memiliki kedudukan terpenting dalam konteks buku teks. Begitu
pentingnya kedudukan ”buku siswa” itu sehingga sering disebut ”buku teks” yang sebenarnya sebutan
untuk payungnya. Menyadari kenyataan ini, juga kebiasaan di lingkungan pendidikan, istilah ”buku
teks” yang digunakan dalam tulisan ini sebenarnya mengacu kepada ”buku siswa” itu.
4) Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Umum (2004) buku teks adalah sekumpulan tulisan yang
dibuat secara sistematis berisi tentang suatu materi pembelajaran tertentu, yang disiapkan oleh
pengarangnya dengan menggunakan acuan kurikulum yang berlaku.
5) Menurut Pusat Perbukuan 2004, buku teks adalah media pembelajaran (instructional) yang
dominan peranannya di kelas; media penyampaian materi kurikulum; dan bagian sentral dalam
suatu sistem pendidikan. Rumusan pengertian ini belum menggambarkan hakikat buku teks.
Pengertian itu justru menggambarkan fungsi buku teks. Adapun antara fungsi dan pengertian berbeda.
Karena itu, rumusan pengertian di atas belum tepat.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 9 dari 29 17 Februari 2017

6) Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005 tentang Buku Teks Pelajaran,
buku teks diartikan sebagai buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi
pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis,
potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Pada pengertian
di atas, kata wajib apakah mensyaratkan keharusan. Jika jawabannya ya. Artinya, buku teks itu
harus dipakai. Dengan demikian, kata wajib dalam pengertian buku teks itu adalah sekolah wajib atau
harus menggunakan buku teks yang telah dinilai oleh BSNP. Karena itu, istilah yang dipandang tepat
adalah standar.
7) Menurut Pusat Perbukuan (2006) buku teks adalah buku yang dijadikan pegangan siswa pada jenjang
tertentu sebagai media pembelajaran (instruksional), berkaitan dengan bidang studi tertentu. Buku
teks merupakan buku standar yang disusun oleh pakar dalam bidangnya, biasa dilengkapi sarana
pembelajaran (seperti pita rekaman), dan digunakan sebagai penunjang program pembelajaran.
Rumusan pengertian ini juga belum menggambarkan hakikat buku teks. Pengertian itu justru
menggambarkan fungsi buku teks, seperti pengertian yang dikemukakan tahun 2004. Karena itu,
rumusan pengertian di atas belum tepat.
Dari rumusan pengertian buku teks di atas, indikator/ciri penanda buku teks dapat dideskripsikan.
Indikator/ciri penanda suatu buku dikatakan sebagai buku teks sebagai berikut (lihat juga Tarigan 1990;
Muslich 2010)..
1) Buku teks merupakan buku sekolah yang ditujukan bagi siswa pada jenjang pendidikan dan kelas
tertentu.
2) Buku teks berisi bahan yang terseleksi.
3) Buku teks selalu berkaiatan dengan bidang studi atau mata pelajaran tertentu.
4) Buku teks biasanya disusun oleh para pakar di bidangnya.
5) Buku teks ditulis untuk tujuan pembelajaran tertentu.
6) Buku teks biasanya dilengkapi dengan sarana pembelajaran.
7) Buku teks disusun secara sistematis mengikuti strategi poembelajaran tertentu yang dipesankan
kurikulum.
8) Buku teks diasimilasikan (disesuaikan/dileburkan) dalam pembelajaran.
9) Buku teks disusun untuk menunjang program pendidikan.
10) Buku teks biasanya merupakan buku acuan yang digunakan di sekolah.
11) Buku teks adalah buku standar.
Berdasarkan berbagai pengertian dan cirri penanda buku teks di atas, selanjutnya dirumuskan
pengertian buku teks dalam buku ini. Buku teks adalah buku standar yang berisi bahan/materi
pembelajaran sesuai kurikulum pendidikan yang digunakan sebagai buku pegangan belajar dan
mengajar, baik sebagai pegangan pokok maupun pelengkap (Lihat juga Hartono 2003; 2007).

b. Pengertian Khusus
Pengertian khusus tentang buku teks yang dimaksud di sini adalah pengertian buku teks yang
berkaitan dengan bidang ilmu atau mata pelajaran tertentu, misalnya Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia, Mata pelajaran Matematika, dan lain-lain. Karena itu, muncul istilah buku teks bahasa dan
sastra Indonesia, buku teks matematika, buku teks IPA, buku teks IPS, dan sebagainya.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 10 dari 29 17 Februari 2017

Pusat Perbukuan (2004) memberikan definisi Buku Teks Bahasa dan Sastra Indonesia (BSI)
sebagai berikut.
 Buku teks BSI adalah buku teks yang berkaitan dengan bidang Bahasa dan Sastra Indonesia yang
digunakan dalam pembelajaran BSI di sekolah yang sesuai dengan kurikulum BSI.
 Buku teks BSI merupakan buku pegangan siswa (buku standar)
 Buku teks BSI disusun oleh pakar bidang bahasa dan sastra Indonesia untuk tujuan pembelajaran
sesuai dengan kurikulum BSI.
 Buku teks BSI dilengkapi dengan sarana pembelajaran yang memadai.
 Buku teks BSI mudah dipahami siswa sehingga menunjang program pembelajaran, khususnya dalam
mengasah pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa agar mereka memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap berbahasa dan bersastra Indonesia.

Pengertian di atas, menurut penulis belum menggambarkan hakikat buku teks BSI. Pengertian di
atas bercampur dengan syarat buku teks BSI. Artinya, ada pernyataan yang lebih pas sebagai syarat,
seperti
 Buku teks BSI disusun oleh pakar bidang bahasa dan sastra Indonesia untuk tujuan pembelajaran
sesuai dengan kurikulum.
 Buku teks BSI dilengkapi dengan sarana pembelajaran yang memadai.
 Buku teks BSI mudah dipahami siswa sehingga menunjang program pembelajaran, khususnya dalam
mengasah pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa agar mereka memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap berbahasa dan bersastra Indonesia.

Adapun pernyataan (2) lebih tepat disebut sebagai fungsi atau kegunaan buku teks BSI.
Lalu apa itu buku teks BSI? Buku teks BSI adalah buku teks yang berisi bahan/materi pelajaran
bahasa dan sastra Indonesia sesuai kurikulum pendidikan yang berlaku dalam bentuk buku
standar yang digunakan sebagai bahan pegangan belajar dan mengajar, baik sebagai pegangan
pokok maupun pelengkap.
Pengertian khusus ini berkaitan dengan keunikan setiap mata pelajaran atau bidang studi.
Misalnya, buku teks bahasa dan sastra Indonesia memiliki keunikan yang berbeda dengan buku teks
mata pelajaran lain.
Salah satu keunikan pelajaran BSI adalah tercakupnya dua materi, yakni bahasa dan sastra
(Pusat Perbukuan 2004). Kedua materi ini, sebenarnya, saling menunjang. Salah satu fungsi bahasa
adalah fungsi imajinatif, yakni mengkreasikan realitas. Pengembangan fungsi ini tertampung dalam materi
sastra. Di sisi lain, sarana penciptaan karya sastra sebagai karya seni adalah bahasa. Dengan demikian,
untuk dapat mengapresiasi sastra dan berkreasi diperlukan penguasaan bahasa. Kemampuan
berbahasa untuk kepentingan bersastra merupakan kemampuan bahasa tingkat kedua, yakni bahasa
sebagai hasil kreasi atas kemampuan dan pengetahuan berbahasa sesuai dengan kesepakatan kaidah
bahasa tingkat pertama. Untuk itu, pada awalnya, siswa harus menguasai bahasa pada tingkat pertama
(bahasa yang umum digunakan, seperti bahasa denotatif); kemudian, siswa harus menguasai bahasa
tingkat kedua (bahasa yang sudah diisi oleh maksud-maksud subjektif, seperti bahasa konotatif) agar
mampu mengapresiasi dan menghasilkan karya sastra.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 11 dari 29 17 Februari 2017

Bahasa (Indonesia), pada dasarnya, merupakan suatu sistem untuk mengekspresikan makna.
Dalam hal ini, fungsi yang diutamakan adalah fungsi interaksi dan komunikasi. Pengertian ini berimplikasi
pada ancangan pembel-ajaran bahasa: “fungsi yang ditonjolkan dalam pembelajaran bahasa adalah
interaksi dan komunikasi, bukan pengetahuan tentang bahasa.”
Fungsi bahasa, khususnya fungsi sebagai alat komunikasi, merupakan dasar pembelajaran
bahasa dengan ancangan komunikatif. Ancangan komunikatif dalam pembelajaran bahas adalah
pembelajaran bahasa yang bertumpu pada pengembangan kemampuan siswa dalam menggunakan
bahasa sebagai alat ungkap pesan/makna untuk berbagai tujuan berbahasa. Artinya, kegiatan berbahasa,
sebagai wujud khas perilaku manusia, akan bertumpu pada hal kebermaknaan merupakan persyaratan
mendasar dalam upaya pengem-bangan dan penyajian materi bahasa dan sastra (Indonesia).
Teori yang mendasari ancangan komunikatif adalah teori pemerolehan bahasa kedua yang
berkembang di Amerika Serikat setelah tahun 1970. Asumsi teori ini adalah proses belajar bahasa lebih
efektif jika bahasa diajarkan secara informal melalui komunikasi langsung dalam bahasa sasaran.
Pembelajaran bahasa secara formal lebih cenderung mengajarkan pada siswa pengetahuan dan
keterampilan bahasa (skill getting) tanpa memberi kesempatan pada siswa untuk menggunakan
keterampilan itu (skill using).
Pembelajaran bahasa dengan ancangan komunikatif mencerminkan kebutuhan siswa, yakni
keterampilan menggunakan bahasa secara bermakna. Pembelajaran dengan ancangan ini bersifat
humanis, yakni menempatkan siswa pada posisi aktif. Penempatan ini sesuai dengan tujuan umum
pembelajaran bahasa dalam ancangan kumunikatif, yakni mengembangkan kompetensi komunikatif yang
mencakup kemampuan siswa untuk menafsirkan bentuk-bentuk linguistik, baik yang eksplisit maupun
implisit (Pusat Perbukuan 2004). Bentuk-bentuk linguistik ini dimanifestasikan sebagai berikut.

1) Berdasarkan medium yang dipakai, yakni perangkat fisik untuk memaniestasikan system
bahasa berupa berbicara dan mengarang sebagai keterampilan produktif. Berbicara
menggunakan medium oral dan mengarang menggunakan medium visual. Keterampilan
reseptif siswa dapat dibedakan dalam keterampilan mendengar dan memahami.
2) Berdasarkan modus, yakni cara-cara yang dipakai untuk menyatakan sistem bahasa, dapat
dibedakan dalam modus tulis dan bicara. Modus tulis adalah menulis dan membaca dan
modus bicara adalah berbicara dan menyimak.
3) Berdasarkan cara, yakni kegiatan sosial yang termasuk dalam komunikasi yang dapat
dibedakan dalam keterampilan resiprokal, yakni berbicara dan menghubungkan, dan
keterampilan nonresiprokal, yakni menafsirkan.

Berdasarkan pandangan terhadap bahasa dan sastra tersebut, hal yang harus dipertimbangkan
dalam menyusun sebuah buku pelajaran BSI adalah kemampuan komunikasi yang bagaimanakah yang
diperlukan siswa. Untuk itu, ada tujuh prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu 1) prinsip kebermaknaan, 2)
keotentikan, 3) keterpaduan, 4) keberfungsian, 5) performansi komunikatif, 6) kebertautan (kontekstual),
dan 7) penilaian (Pusat Perbukuan 2004).
1) Prinsip kebermaknaan. Prinsip ini disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Artinya, buku teks itu dapat
memberi manfaat bagi siswa. Prinsip ini bertumpu pada pemenuhan dorongan bagi siswa untuk
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 12 dari 29 17 Februari 2017

mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, perasaan, dan informasi kepada orang lain, baik secara lisan
maupun tertulis.
2) Prinsip keotentikan. Artinya, buku teks menuangkan sesuatu yang otentik atau asli. Prinsip ini
bertumpu pada pemilihan dan pengembangan materi pelatihan berbahasa yang
a) berupa teks atau wacana tulis atau lisan;
b) banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemahiran fungsi
berbahasanya;
c) menekankan fungsi komunikatif berbahasa, yakni menekankan pada proses belajar-mengajar;
d) memenuhi kebutuhan berbahasa siswa;
e) berisi petunjuk, pelatihan, dan tugas-tugas dengan memanfaatkan media cetak atau elektronik
seoptimal mungkin.
f) Didasarkan atas hasil analisis kebutuhan berbahasa siswa;
g) Sedapat mungkin bersifat otentik;
h) Mengandung pemakaian unsur bahasa yang bersifat selektif dan fungsional; dan
i) Mendukung terbentuknya performansi komunikatif siswa yang andal.
3) Prinsip keterpaduan. Artinya, buku teks bahasa dan sastra Indonesia memadukan materi bahasa
dan sastra dalam satu buku. Pemaduan ini diwujudkan dalam penataan materi pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia dilakukan dengan:
a) mempertahankan keutuhan materi,
b) menuntut siswa untuk mengerjakan atau mempelajari materi secara bertahap,
c) mengaitkan materi secara fungsional, yakni bagian yang satu bergantung kepada bagian yang
lain dalam jalinan yang padu dan harmonis menuju kebermaknaan yang maksimal.
4) Prinsip keberfungsian. Artinya, buku teks memperhatikan fungsi bahasa bagi manusia. Prinsip ini
tampak dalam pemilihan metode dan teknik pembelajaran. Hal yang harus diperhatikan adalah bahwa
metode dan teknik pembelajaran harus
a) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil bagian dalam peristiwa berbahasa yang
seluas-luasnya;
b) memberikan kepada siswa informasi, praktik, latihan, dan pengalaman-pengalaman berbahasa
yang sesuai dengan kebutuhan berbahasa siswa;
c) mengarahkan siswa kepada penggunaan bahasa, bukan penguasaan pengetahuan bahasa;
d) jika memungkinkan, memanfaatkan berbagai ragam bahasa dalam tindak/peristiwa berbahasa
yang terjadi;
e) mengarahkan siswa untuk mengembangkan kemahiran berbahasanya; dan
f) mendorong siswa secara terus-menerus agar performansi komunikatif siswa muncul.
5) Prinsip performansi komunikatif. Artinya, buku teks harus memperhatikan performansi komunikatif
pembelajar bahasa. Performansi komunikatif memperhatikan pengalaman belajar pembelajar.
Pengalaman belajar adalah segala sesuatu yang memungkinkan terjadinya peristiwa belajar.
Pengalaman ini dapat berupa kegiatan berbahasa, mengamati, beratih, atau, bahkan, merenung. Hal
yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pengalamanbelajar adalah dukungan atau pembentukan
performansi komunikatif siswa dengan sifat-sifat
a) sesuai dengan bahan pembelajaran;
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 13 dari 29 17 Februari 2017

b) bermakna bagi pengembangan potensi dan kemahiran berbahasa siswa;.


c) sesuai dengan tuntutan didaktik metodik yang mutakhir, dan
d) disajikan secara berkelanjutan dan berkaitan dengan pengalaman-pengalaman belajar
berbahasa yang lain secara tepadu.
6) Prinsip kebertautan (kontekstual). Artinya, buku teks harus memperhatikan kondisi atau konteks
yang ada pada pembelajar. Prinsip ini, khususnya berkaitan dengan pemanfaatan media dan sumber
belajar. Agar diperoleh hasil yang optimal dalam pembelajaran bahasa dengan menggunakan
ancangan komunikatif, penggunaan media dan sumber belajar harus memperhatikan persyaratan
a) dapat memberikan pengalaman langsung bagi siswa untuk belajar berbahasa (reseptif maupun
produktif, lisan maupun tulis);
b) merupakan fakta berbahasa (rekaman peristiwa berbahasa) atau peristiwa aktual yang dapat
ditemukan siswa atau diadakan oleh guru;
c) sesuai dengan tuntutan atau kebutuhan berbahasa siswa, baik di dalam maupun di luar kelas;
d) bervariasi, baik wujud (tertulis/lisan) maupun ragamnya (majalah, koran, radio, percakapan di
pasar, di tempat dokter praktik, dalam rapat, dan lain-lain; dan
e) memberikan kemudahan bagi pengembangan performansi komunikatif siswa yang andal
(1) sedapat mungkin, fakta bahasa dan berbahasa yang disajikan kepada siswa harus;
(2) berguna atau dapat ditemukan setiap saat di sekitarnya;
(3) sesuai dengan tuntutan kegiatan berbahasa yang mungkin diharapi di masyarakat; dan
(4) bervariasi dan menantang; bermakna bagi pengembangan performansi komunikatif siswa
secara optimal.
7) Prinsip penilaian. Artinya, buku teks harus memperhatikan penilaian yang akan digunakan dalam
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Pembelajaran bahasa dengan ancangan komunikatif
menuntut sistem penilaian yang
a) mengukur dengan langsung kemahiran berbahasa siswa secara menyeluruh dan terpadu;
b) mendorong siswa agar aktif berlatih berbahasa (Indonesia) secara tulis/lisan, baik produktif
maupun reseptif; dan
c) mengarahkan kemampuan siswa dalam menghasilkan wacana lisan maupun tulisan.
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, menurut Pusat Perbukuan (2004) pendekatan komunikatif
dalam memandang bahasa dan sastra dapat digambarkan melalui uraian berikut ini.

1) Konsep kegiatan berbahasa adalah kegiatan menggunakan bahasa. Jadi, berbagai unsur
bahasa, seperti kosakata, bentuk serta makna kata, bentuk serta makna kalimat, bunyi
bahasa, dan ejaan, tidak diajarkan sebagai unsur-unsur yang terpisah, tetapi dijelaskan
sebagai bagian dalam kegiatan berbahasa.
2) Kegiatan berbahasa mencakup kegiatan mendengarkan (menyimak), kegiat-an berbicara,
kegiatan membaca, dan kegiatan menulis.
3) Kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis itu digunakan dalam
berkomunikasi, yaitu oleh seseorang untuk berhu-bungan dengan orang lain. Dalam
berkomunikasi, bahasa digunakan untuk bertukar pikiran, perasaan, pendapat, imajinasi, dan
sebagainya sehingga terjadi kegiatan sambut-menyambut.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 14 dari 29 17 Februari 2017

4) Kegiatan berbahasa itu serempak dilakukan dengan kegiatan lain, baik kegiatan jasmani
maupun kegiatan rohani
5) Kegiatan berbahasa dilakukan serempak dengan kegiatan tangan, kaki, kepala, pencaindra,
dan sebagainya.
6) Kegiatan berbahasa pun dilakukan serempak dengan kegiatan merasa, berpikir, berimajinasi,
dan sebagainya.
7) Kegiatan berbahasa dan kegiatan berbuat itu terjadi dalam konteks, berupa tempat, waktu, dan
suasana. Di dalamnya terdapat tanah, air, udara, cahaya, tumbuhan, bintang, manusia dengan
masyarakat dan budayanya, serta Tuhan YME sebagai pencipta segala yang ada di alam
semesta.

2. Istilah lain Berkaitan dengan Buku Teks


Dalam kajian buku teks terdapat istilah-istilah yang muncul, antara lain (1) buku pelengkap, (2) buku
wajib, (3) buku paket, dan (4) buku elektronik (BSE).
a.Buku pelengkap adalah buku teks yang melengkapi buku wajib. Buku ini digunakan untuk mendukung
pembelajaran di sekolah. Buku pelengkap ini merupakan buku teks yang diterbitkan oleh penerbit swasta.
b.Buku wajib adalah buku teks yang diwajibkan dipakai oleh guru untuk mendukung kegiatan pembelajaran
di sekolah. Buku teks ini diterbitkan oleh pemerintah dan dibagikan secara gratis.
c. Buku paket adalah buku cetak yang menjadi acuan mata pelajaran tertentu di sekolah.
d.Buku Sekolah Elektronik (BSE) atau buku elektronik (e-book) merupakan salah satu sarana penting
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. BSE adalah buku teks yang disajikan melalui kamputer
yang diharapkan dapat diunduh oleh sekolah secara murah. Karena berbagai hal, buku BSE ini dicetak
juga sehingga tidak hanya disajikan dalam bentu eletronik. Saat ini justru buku BSE banyak disajikan
dalam bentuk buku cetak dengan ditandai BSE di kover bukunya.

3. Buku dan Buku Ajar yang Digunakan di Sekolah/Madrasah (Dunia Pendidikan)


a. Buku yang Digunakan di Sekolah/Madrasah
Buku-buku yang digunakan di sekolah/madrasah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK) (dunai
pendidikan) di Indonesia bila dirinci paling tidak terdiri atas 10 jenis buku, yakni (1) buku bacaan, (2) buku
acuan/buku sumber/referensi, (3) buku pegangan guru, dan (4) buku pelajaran atau buku teks, 5) buku
latihan, 6) buku kerja (lembar kerja), 7) buku catatan, 8) buku pengayaan (buku pendalaman materi), 9)
buku pedoman/buku acuan/buku pegangan, dan 10) buku petunjuk (lihat KBBI Pusat Bahasa 2008;
Muslich 2010; Hartono 2010)).
1) Buku bacaan adalah buku yang memuat kumpulan bacaan, informasi, atau uraian yang dapat
memperluas pengetahuan siswa tentang bidang tertentu. Buku ini dapat digunakan untuk mendukung
penguasaan bidang studi tertentu. Buku ini dimaksudkan untuk mendorong minat siswa dalam hal
membaca. Dasar pengembangan buku bacaan bukan kurikulum dan tidak dikembangkan untuk
keperluan pembelajaran. Buku bacaan, seperti buku cerita fiksi dan nonfiksi, buku ilmiah populer, dan
sebagainya.
2) Buku sumber disebut juga buku referensi/buku rujukan adalah buku yang memuat informasi yang
singkat dan padat tentang berbagai hal yang diperlukan oleh pemakai. Buku ini dijadikan referensi
atau berisi informasi dasar tentang bidang atau hal tertentu, baik oleh guru maupun murid. Informasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 15 dari 29 17 Februari 2017

dasar atau pokok ini dipakai sebagai acuan (referensi/sumber) oleh guru atau murid untuk memahami
sebuah masalah/topik secara teoretis. Buku jenis ini antara lain kamus, ensiklopedi, dan atlas. Buku ini
disusun tidak berdasarkan kurikulum atau keperluan pembelajaran.
3) Buku pegangan guru adalah buku yang berisi uraian rinci dan teknis tentang bidang tertentu. Buku
ini dipakai sebagai pegangan guru untuk memecahkan, menganalisis, dan menyikapi permasalahan
yang akan dibelajarkan kepada siswa. Karena itu, tujuan disusunnya buku ini untuk memberikan
pedoman kepada guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Buku pegangan guru disusun
berdasarkan kurikulum, buku pelajaran, dan untuk keperluan pembelajaran. Ciri yang membedakan
buku pegangan guru dari buku pelajaran adalah bahwa buku pegangan guru dikembangkan
berdasarkan buku pelajaran.
4) Buku pelajaran atau buku teks adalah buku yang berisi uraian bahan/materi pembelajaran tentang
mata pelajaran atau bidang studi tertentu yang didasarkan pada kurikulum yang berlaku. Buku ini
disusun secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, dan
perkembangan siswa. Buku ini dipakai sebagai sarana belajar dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah/madrasah.
5) Buku latihan disebut juga buku evaluasi adalah buku yang berisi bahan-bahan latihan atau soal-soal
latihan untuk memperoleh kemampuan atau keterampilan tertentu. Buku ini dipakai siswa secara
periodik agar siswa memiliki kemahiran dalam bidang tertentu. Buku ini disusun berdasarkan buku
teks yang berlaku.
6) Buku kerja/lembar kerja disebut buku kegiatan atau lembar kegiatan/kerja bila berupa lembar-lembar
yang tidak terjilid menjadi satu. Buku kerja adalah buku yang digunakan siswa untuk menuliskan hasil
pekerjaan atau hasil tugas yang diberikan guru dalam proses pembelajaran. Tugas-tugas sebagai
lanjutan kegiatan pembelajaran ini bisa ditulis di buku atau lembaran secara lepas. Buku ini ditulis
berdasarkan kurikulum yang berlaku.
7) Buku catatan adalah buku tulis yang digunakan untuk mencatat informasi atau hal-hal yang
diperlukan dalam kegiatan pembelajaran atau belajar. Buku ini biasanya digunakan siswa untuk
memahami dan mendalami kembali informasi atau hal-hal yang dicatat dalam kegiatan pembelajaran
dengan cara membaca ulang pada kesempatan lain.
8) Buku pengayaan (buku pendalaman materi) adalah buku yang berisi jabaran materi pembelajaran
yang digunakan untuk pengayaan belajar anak. Buku ini berisi uraian materi secara teoretis tentang
pokok-pokok materi. Buku ini ditulis berdasarkan kurikulum yang berlaku. Buku ini ditulis dengan
tujuan untuk menambah kajian teoretis tentang pokok-pokok materi yang terdapat dalam silabus.
Biasanya, struktur sajian buku ini terdiri atas pengertian, jenis, dan contoh suatu pokok-pokok materi.
Buku-buku ini seperti buku Menulis Artikel dan Tajuk Rencana untuk SMP dan SMA, Mahir
Menggunakan Kamus Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP dan SMA, Kompetensi
Ketatabahasaan dan Kesusastraan untuk SMA/MA, dan sebagainya.
9) Buku pedoman/buku acuan/buku pegangan adalah buku yang berisikan informasi (keterangan) yang
dipakai sebagai panduan dalam melaksanakan sesuatu (pembelajaran dan sebagainya). Buku ini
digunakan sebagai acuan/pegangan dalam melaksanakan pembelajaran atau sesuatu. Buku ini
misalnya Pedoman Penilaian Bahasa dan Sastra Indonesia SMP, Pedoman Penyusunan Silabus, dan
sebagainya.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 16 dari 29 17 Februari 2017

10) Buku petunjuk adalah buku berisikan keterangan dan petunjuk praktis untuk melakukan
(melaksanakan, menjalankan) sesuatu/pembelajaran. Yang termasuk buku ini di antaranya petunjuk
pembelajaran, buku petunjuk praktikum, dan petunjuk penilaian..
Berdasarkan penjelasan di atas, tampak bahwa buku teks berbeda dengan buku-buku sekolah
(pendidikan) lainnya. Buku teks adalah buku yang dijadikan pegangan siswa pada jenjang tertentu
sebagai media pembelajaran (instructional) dan berkaitan dengan bidang studi tertentu. Buku teks
merupakan buku standar yang disusun oleh pakar dalam bidangnya, biasanya dilengkapi sarana
pembelajaran (seperti pita rekaman) dan digunakan sebagai penunjang program pembelajaran.
Berikut ini disajikan jabaran perbedaan antara buku teks dengan buku-buku lain yang ada di sekolah
(dunia pendidikan).

Perbedaan Buku Pelajaran dan Buku Sekolah Lain


Dasar/Sumber
No. Jenis Buku Kegunaan
Penulisan
1 Buku teks Kurikulum Buku utama proses pem-belajaran
2 Buku bacaan Bukan kurikulum Untuk mendorong minat membaca anak bukan
pembelajaran
3 Buku sumber Bukan kurikulum Untuk memperluas wawasan keilmuan
/referensi/ rujukan
4 Buku pegangan Kurikulum dan buku Untuk pedoman guru dalam proses KBM
guru teks
5 Buku latihan Buku teks Untuk memahirkan siswa dalam penguasaan
bidang tertentu
6 Buku kerja Buku teks Untuk menuliskan hasil pekerjaan atau hasil tugas
yang diberikan guru
7 Buku cacatan Bukan kurikulum untuk mencatat informasi atau hal-hal yang
dan buku teks diperlukan dalam kegiatan pembelajaran atau
belajar
8 Buku pengayaan Kurikulum dan buku untuk menambah keluas-an dan kedalama materi
teks pembelajaran
9 Buku Kurikulum untuk digunakan sebagai acuan/pegangan dalam
pedoman/acuan/ melaksanakan pembelajaran oleh guru.
pegangan
10 Buku petunjuk Kurikulum untuk arahan melaksanakan kegiatan
pembelajaran

Dengan demikian, perbedaan buku pelajaran/buku teks dan buku sekolah yang lain antara lain
(1) buku pelajaran adalah buku yang dijadikan pegangan siswa pada jenjang tertentu sebagai media
pembelajaran, berkaitan dengan bidang studi/mata pelajaran tertentu; (2) buku pelajaran merupakan buku
standar yang disusun oleh pakar dalam bidangnya, biasa dilengkapi sarana pembelajaran (seperti pita
rekaman), dan digunakan sebagai penunjang program pembelajaran; (3) buku pelajaran dapat dipandang
sebagai simpanan pengetahuan tentang berbagai segi kehidupan; (4) karena sudah dipersiapkan dari
segi kelengkapan dan penyajiannya, buku pelajaran itu memberikan fasilitas bagi kegiatan belajar
mandiri, baik tentang substansinya maupun tentang caranya; dan (5) dengan demikian, penggunaan buku
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 17 dari 29 17 Februari 2017

pelajaran oleh siswa merupakan bagian dari budaya buku, yang menjadi salah satu tanda dari
masyarakat yang maju.

b. Buku Ajar di Sekolah/Madrasah


Di sekolah atau di dunia pendidikan, selain buku teks yang dijadikan sebagai bahan ajar untuk
sarana atau bahan pendukung pembelajaran, terdapat juga buku-buku lain. Buku ajar adalah buku selain
buku teks. Di sekolah juga dapat digunakan buku ajar, seperti modul, diktat, dan handout.
1) Modul
Modul adalah materi pelajaran yang disusun dan disajikan secara tertulis sedemikian rupa
sehingga pembacanya diharapkan dapat menyerap sendiri materi tersebut. Menurut Finch &
Crunkilton yang dikutif (Ismet 2008) modul adalah “….as a self-contained package that includes a
planned series of learning experiences designed to help the student master specified objectives).
Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (2008), modul diberi pengertian
sebagai berikut.

a) Suatu unit bahan yang dirancang secara khusus sehingga dipelajari oleh pelajar secara
mandiri.
b) Merupakan program pembelajaran yang utuh, disusun secara sistematis, mengacu pada
tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur.
c) Memuat tujuan pembelajaran, bahan dan kegiatan untuk mencapai tujuan serta evaluasi
terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.
d) Biasanya digunakan sebagai bahan belajar mandiri.

Berdasarkan pengertian modul di atas, dapat dirumuskan ciri/ karakteristik modul. Karakteristik
modul menurut Ismet (2008) setidak-tidaknya ditandai dengan karakterisrik sebagai berikut.
a) Selft-containd. Dalam hal ini informasi, petunjuk, dan arahan tertuang dalam modul secara jelas.
Dengan bantuan modul, peserta didik dapat mengetahui kompetensi apa yang diperoleh setelah
menyelesaikan modul, bagaimana cara memperoleh kompetensi tersebut, dengan alat Bantu ajar
apa guna mencapai kompetensi, serta bagaimana memperoleh bimbingan dari fasilitator.
b) The module typicall individualized. Dalam hal ini pencapaian kompetensi dapat dilakukan sesuai
dengan kecepatan peserta didik. Dalam modul tersedia arahan-arahan dan materi serta alat
asesmen sebagai umpan balik pencapaia kompetensi.
c) The module is a complete package. Dalam modul tertuang informasi yang lengkap, kapan peserta
didik memulai dan mengakhiri aktivitas belajar dan kapan serta kondisi bagaimana peserta didik
berbantu modul berikutnya atau harus melakukan remodo.
d) The module includes learning experiences, objectives, and assessment. Pengalaman belajar
diberikan secara lengkap dan sistematis dalam pencapauan tujuan belajar. Asesmen disediakan
untuk mengukur apakah peserta didik telah mencapai tujuan belajarnya atau belum.
Selain karakteristik di atas, menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Lanjutan Pertama (2008),
modul juga memiliki karakteristik sebagai berikut.

a) Dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri.


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 18 dari 29 17 Februari 2017

b) Progranm pembelajaran yang utuh dan sistematis.


c) Mengandung tujuan, bahan/kegiatan dan evaluasi.
d) Disajikan secara komunikatif, dua arah.
e) Diupayakan agar dapat mengganti beberapa peran pengajar.
f) Cakupan bahasan terfokus dan terukur.
g) Mementingkan aktivitas belajar pemakai.

Modul memiliki kerangka berbeda dengan diktat dan buku pelajaran (Depdikbud 2001). Modul
umumnya terdiri atas seperangkat buku berikut.

a) Buku petunjuk siswa


b) Buku isi materi pelajaran
c) Buku kerja siswa
d) Buku evaluasi, dan
e) Buku pegangan tutor (bila ada)

Ciri lain modul adalah satu modul biasanya untuk waktu penyelesaian belajar antara 1-3
minggu. Umumnya satu modul menyajikan satu topik materi bahasan yang merupakan satu unit
program pembelajaran tertentu.
Sebagai bagian modul, buku materi bahasan mempunyai kerangka isi yang tidak berbeda
dengan buku pelajaran. Ciri khas modul adalah tersedianya berbagai petunjuk yang lengkap dan rinci
agar siswa mampu menggunakan modul dalam membelajarkan diri mereka sendiri
Ada 15 hal yang seharusnya tersaji pada rancangan modul yang lengkap sebagai berikut.
1) Judul
2) Prakata
3) Petunjuk penggunaan modul
4) Tujuan umum pembelajaran
5) Kemampuan prasyarat
6) Pretes
7) Tujuan khusus pembelajaran
8) Isi bahasan
9) Kegiatan belajar
10) Rangkuman
11) Tes
12) Sumber media yang dapat digunakan
13) Tes akhir dan umpan balik
14) Rancangan pengajaran remidial
15) Daftar pustaka

Format modul sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, asesmen awal sebagai prasyarat dapat
dirinci menjadi beberapa tipe asesmen, kegiatan belajar dibagi-bagi menjadi Kegiatan Belajar 1, 2, 3
dan seterusnya. Dalam modul juga dapat dilampirkan informasi tambahan. Gambar 3 merupakan
contoh format modul. Perhatikan gambar contoh lain formal modul.

Format 1: Format Modul Depdikbud (2001)


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 19 dari 29 17 Februari 2017

1. Halaman Judul
2. Kata Pengantar
3. Deskripsi
4. Peta Kedudukan Modul
5. Prasyarat
6. Daftar Isi
7. Peristilahan/Glossary
8. Petunjuk Penggunaan Modul
9. Tujuan
a. Tujuan Akhir
b. Tujuan Antara
10. Kegiatan Belajar 1
a. Lembar Informasi
b. Lembar Kerja
1) Alat
2) Bahan
3) K3
4) Langkah Kerja
c. Lembar Latihan
11. Kegiatan Belajar 2
a. Lembar Informasi
b. Lembar Kerja
1) Alat
2) Bahan
3) K3
4) Langkah Kerja
c. Lembar Latihan
12. Kegiatan Belajar n
13. Lembar Evaluasi
a. Kognitif
b. Kinerja (Performance)
c. Afektif
14. Lembar Kunci Jawaban
a. Lembar Kunci Jawaban Latihan
b. Lembar Kunci Jawaban Evaluasi
15. Daftar Pustaka

Format 2: Format Modul Pusdiklat Depag (2010)


HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Deskripsi Singkat
C. Tujuan
D. Manfaat/Relevansi
E. Petunjuk Penggunaan Modul
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 20 dari 29 17 Februari 2017

BAB II Kegiatan Belajar 1: ...................


A. Kompetensi Dasar
B. Materi Pokok
C. Uraian Materi
1. ...........................
2. ..........................
D. Rangkuman
E. Latihan/Tugas
F. Tes mandiri
BAB III Kegiatan Beajar ke-n: …………
BAB IV EVALUASI
A. Maksud dan Tujuan Evaluasi
B. Materi Evaluasi
C. Soal-Soal Evaluasi
BAB VII PENUTUP
A. Tindak lanjut
1. Pengayaan
2. Perbaikan
B. Harapan
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
KUNCI JAWABAN EVALUASI

Format 3: Format Modul Direktorat Pembinaan SMP (2008)


A. Pendahuluan
1. Tujuan
2. Pengenalan topik yang akan dipelajari
3. Informasi tentang pelajaran
4. Hasil belajar
5. Orientasi

B. Kegiatan Belajar
Kegiatan Belajar 1: Judul ....
1. Tujuan
2. Materi pokok
3. Uraian materi, berisi penjelasan, contoh, ilustrasi,
aktivitas, tugas/latihan, rangkuman
4. Tes mandiri 1

Kegiatan Belajar 2: Judul ...., dengan struktur seperti


Kegiatan Belajar 1.

C. Penutup
1. Salam, rangkuman, aplikasi, tindak lanjut, kaitan
dengan modul berikutnya.
2. Daftar kata penting
3. Daftar pustaka
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 21 dari 29 17 Februari 2017

4. Kunci tes mandiri

Dari format-format modul di atas, format-format itu secara umum terbentuk atas tiga bagian, yaitu
1) pendahuluan, 2) inti, yang berupa kegiatan belajar, dan 3) penutup. Penulis dalam hal ini lebih suka
dengan yang sederhana tetapi mencakupi semua hal. Dengan demikian, disarankan format modul
sebagai berikut.
Format Alternatif
HALAMAN JUDUL
PRAKATA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan/Kompetensi
3. Manfaat/Relevansi
4. Petunjuk Penggunaan Modul

B. KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan Belajar 1: ...................
1. Kompetensi Dasar
2. Materi Pokok
3. Uraian Materi
a. .........................
b. .........................
4. Rangkuman
5. Latihan/Tugas
6. Tes mandiri

Kegiatan Beajar ke-n: …………


Struktur seperti Kegiatan Belajar 1.

C. PENUTUP
1. Evaluasi
a. Materi Evaluasi
b. Soal-soal Evaluasi
2. Tindak lanjut
a. Pengayaan
b. Perbaikan
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
KUNCI JAWABAN EVALUASI

2) Diktat
Diktat termasuk salah satu jenis cara pengemasan materi pembelajaran, seperti buku, namun
tidak selengkap buku dan digunakan untuk kalangan sendiri (secara formal, diktat tidak memiliki ISBN)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 22 dari 29 17 Februari 2017

(Depdiknas 2008). Diktat merupakan salah satu bentuk bahan ajar. Diktat adalah catatat tertulis suatu
mata pelajaran atau bidang studi yang dipersiapakan guru untuk mempermudah/memperkaya materi
mata pelajaran/bidang studi yang disampaikan oleh guru dalam proses kegiatan belajar mengajar
(Depdikbud 2001).
Penyusunan diktat mengacu juga pada pedoman pengembangan materi pembelajaran.
Biasanya diktat digunakan untuk kalangan sendiri untuk mendukung buku teks pelajaran dan dikarang
oleh guru yang bersangkutan. Oleh akrena itu, isi diktat seyogyanya lebih bersifat kontekstual.
Sebelum menyusun diktat hendaknya dicermati keadaan potensi sekolah agar lingkup materi yang
disampaikan menjadi kontekstual.
Diktat dan buku pelajaran mempunyai kerangka isi yang sama, terdiri atas tiga bagian, yaitu
pendahuluan, sajian isi, dan penunjang. Adapun yang membedakan adalah kelengkapan isi pada
dikatat tidak selengkap buku pelajaran. Karena itu, Diktat sering disebut dengan buku pelajaran yang
‘masih’ mempunyai keterbatasan. Selain itu, diktat dan buku pelajaran dibedakan oleh
a) Diktat umumnya disusun oleh guru untuk keperluan mengajarnya sendiri.
b) Diperbanyak dan diedarkan secara terbatas.
c) Cakupan isi diktat umumnya terbatas terbatas (bila buku mencakkup isi pelajaran satu semester,
diktat hanya beberapa kali pertemuan)
d) Cukup banyak diktat, setelah disempurnakan, pada akhirnya menjadi buku pelajaran. Sering
dikatakan bahwa diktat adalah calon buku pelajaran.
e) Kelangkapan Kerangka isi diktat berbeda, seperti di bawah ini.

Perbedaan Diktat dan Buku Teks


Buku Teks Diktat
Bagian Pendahuluan: Bagian Pendahuluan:
Prakata Daftar isi
Daftar isi Penjelasan tujuan diktat pelajaran
Kejelasan tujuan buku pelajaran
Petunjuk penggunaan buku
Petunjuk pengerjaan soal latihan
Bagian Isi:
Bagian Isi: Judul bab atau topik isi bahasan
Judul bab atau topik isi bahasan Penjelasan tujuan bab
Uraian singkat isi pokok bahasan Uraian isi pelajaran
Penjelasan tujuan bab Penjelasan teori
Uraian isi pelajaran Sajian contoh
Penjelasan teori Soal latihan
Sajian contoh
Ringkasan isi bab
Soal latihan Bagian Penunjang:
Kunci jawaban soal latihan Daftar pustaka
Bagian Penunjang:
Daftar pustaka
Lampiran-lampiran
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 23 dari 29 17 Februari 2017

(Sumber: Depdikbud 2001)

Dalam pengemasan kembali informasi, instruktur tidak menulis bahan ajar sendiri dari awal
(from nothing atau from scratch), tetapi instruktur memanfaatkan buku-buku teks dan informasi yang
sudah ada di pasaran untuk dikemas kembali sehingga berbentuk diktat yang memenuhi karakteristik
bahan ajar yang baik, dan dapat dipergunakan oleh instruktur dan peserta didik dalam proses
pembelajaran. Informasi yang sudah ada di pasaran dikumpulkan berdasarkan kebutuhan (sesuai
dengan tujuan pembelajaran). Kemudian, disusun kembali atau ditulis ulang dengan gaya bahasa dan
strategi yang sesuai untuk menjadi suatu buku (atau “digubah”), juga diberi tambahan keterampilan
atau kompetensi yang akan dicapai, bimbingan belajar bagi peserta didik, latihan dan tes formatif, dan
umpan balik bagi peserta didik agar mereka dapat mengukur sendiri kemampuan yang telah dicapai.
Pengemasan kembali informasi memerlukan keterampilan instruktur untuk menulis ulang atau
menggubah dan melengkapi informasi-informasi tersebut untuk menjadi suatu bahan ajar yang baik.
Dalam proses ini instruktur perlu menentukan seberapa banyak perubahan yang perlu dilakukan
terhadap bahan yang sudah ada, kemudian apakah perubahan tersebut mungkin dilakukand alam
batas waktu yang ditentukan, dengan sumber daya yang tersedia,d an seizing atau sepengetahuan
pengarang asli. Bantuan perancang pembelajaran dalam tahap ini mungkin diperlukan oleh instruktur
untuk memberikan masukan tentang perubahan-perubahan yang perlu dilakukan dan sesuai dengan
prinsip-prinsip pembelajaran, serta kelayakan perubahan-perubahan tersebut.
Pengemasan kembali informasi merupakan cara penyusunan diktat yang jauh lebih cepat jika
dibandingkan dengan penulisan dari awal. Namun, proses ini dapat menjadi lebih mahal, karena
memerlukan proses memperoleh izin dari pengarang asli. Kegiatan penyusunan diktat dengan cara
pengemasan kembali informasi ini selain menghasilkan seperangkat diktat yang digubah dari buku
teks atau informasi yang ada di pasaran, juga memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada
instruktur untuk mengubah buku teks dan I nformasi yang ada menjadi suatu diktat yang berkualitas
dan dapat digunakan olehnya langsung dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
3) Handout
Di dalam dunia pendidikan, handout merupakan selembar (atau beberapa lembar) kertas yang
berisi tugas atau tes yang diberikan guru kepada siswa. Jadi, bentuknya dapat berupa ringkasan suatu
topik, makalah suatu topik, LKS, petunjuk praktikum, tugas, atau tes dan diberikan kepada siswa
secara terpisah-terpisah (tidak menjadi suatu kumpulan LKS) (Depdiknas 2008).

B. Karakteristik Buku Teks


Kata karakteristik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (2008:623) diartikan ’ciri-ciri
khusus; ciri khulki’. Dengan demikian, yang dimaksud dengan karakteristik buku teks dalam tulisn ini adalah ciri-
ciri khusus buku teks. Karakteristik buku teks dapat dilihat dari dua sifat, yaitu ciri umum dan ciri khusus (lihat
Sumardi 2000; Muslich 2010).
1. Ciri Umum, yaitu ciri yang berlaku umum untuk karya tulis ilmiah. Ciri umum buku teks sama dengan ciri
karya tulis ilmiah karena buku teks termasuk karya tulis ilmiah. Karena itu, karakteristik umum buku teks
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 24 dari 29 17 Februari 2017

sama dengan karakteristik karya tulis ilmiah pada umumnya. Kesamaan ini dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu
isi, sajian, dan format).
a) Aspek isi, yaitu buku teks berisi serangkaian pengetahuan atau informasi yang bisa
dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
b) Aspek sajian, yaitu materi yang terdapat dalam buku teks diuraikan dengan mengikuti pola penalaran
tertentu, sebagaimana pola penalaran dalam sajian ilmiah, yaitu pola penalaran induktif, deduktif, atau
campuran (kombinasi induktif-deduktif).
c) Aspek format, yaitu buku teks mengikuti konvensi buku ilmiah, baik pola penulisan, pola pengutipan,
pola pembagian, maupun pola pembahasannya.
2. Ciri khusus, yaitu ciri buku teks yang berbeda dengan buku ilmiah/karya tulis ilmiah pada umumnya. Ciri-ciri
khusus buku teks terlihat sebagai berikut (Muslich 2010).
a. Buku teks disusun berdasarkan pesan kurikulum pendidikan.
b. Buku teks memfokuskan ke tujuan tertentu.
c. Buku teks menyajikan bidang pelajaran tertentu.
d. Buku teks berorientasi kepada kegiatan belajar siswa.
e. Buku teks dapat mengarahkan kegiatan mengajar guru di kelas.
f. Pola sajian buku teks disesuaikan dengan perkembangan intelektual siswa sasaran.
g. Gaya sajian buku teks dapat memunculkan kreativitas siswa dalam belajar.

Karakteristik buku teks tersebut pada dasarnya dapat dipakai sebagai tolok ukur penentuan kualitas
buku teks. Buku teks dikatakan bekualitas tinggi apabila serangkaian karakteristik tersebut dipenuhi.
Sebaliknya, dikatakan berkualitas rendah apabila sebagian besar butir karakteristik tersebut tidak terpenuhi.

C. Sosok Buku Teks


Kata sosok dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (2008:1332) diartikan ‘bentuk wujud atau
rupa’. Dengan demikian, yang dimaksud dengan sosok buku teks dalam tulisan ini adalah bentuk wujud atau
rupa buku teks.
Berbeda dengan karakterisik buku teks yang bersifat terpisah, sosok buku teks lebih bersifat terpadu
(united) (lihat Muslich 2010). Sosok mengikuti konvensi karya tulis ilmiah, baik dari segi bahan sajian,
pengorganisasian bahan, penyajian bahan, maupun bahasa yang digunakan. Karena itu, sosok buku teks dapat
dilihat dari empat segi tersebut.
1. Bahan sajian
Bahan yang disajikan dalam buku teks berupa ilmu pengetahuan bidang tertentu. Oleh karena itu, isinya
harus bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya menurut bidang studi yang bersangkutan. Bahan yang
disampaikan haruslah bisa menambah wawasan dan pemahaman siswa sasaran secara objektif, kritis, dan
berdasarkan fakta terhadap bidang yang dipelajarinya. Bahan yang terdapat dalam buku teks diorganisasikan
secara runtut dan utuh, dengan tetap memperhatikan rangkaian pokok-pokok yang terdapat dalam silabus. Ini
berarti bahwa pokok-pokok materi yang terdapat dalam atau silabus merupakan muatan minimal buku teks.
Dilihat dari jenisnya, bahan yang disajikan bisa berupa teori, gagasan, dan informasi. Tiap-tiap jenis
bahan sajian ini mempunyai ciri tersendiri.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 25 dari 29 17 Februari 2017

a.Bahan sajian berjenis teori, yaitu apabila yang dituangkan dalam buku teks didominasi oleh serangkaian
definisi suatu konsep dan penjelasannya, pernyataan dalil dan contoh-contoh yang mendukungnya serta
penampilan rumus dan bukti-buktinya.
b.Bahan sajian berjenis gagasan, yaitu apabila yang dituangkan dalam buku teks didominasi oleh pendapat,
keyakinan, doktrin, petunjuk, dan sasaran.
c. Bahan sajian berjenis informasi, yaitu apabila yang dituangkan dalam buku teks berupa uraian tentang
serangkaian peristiwa, penggambaran fenomena atau gejala alam, atau penampilan kasus atau persoalan
yang ada dalam kehidupan.
Dalam penerapannya, tidak ada buku teks yang menampilkan bahan sajian hanya berjenis tertentu.
Ketiga jenis bahan tersebut saling melengkapi penyajian buku teks. Yang ada adalah kecenderungan
dominasi jenis bahan tertentu, dibandingkan dengan jenis bahan yang lain.

2. Pengorganisasian bahan
Pola pengorganisasian bahan dibedakan menjadi empat jenis, yaitu (1) pengorganisasian bahan
berdasarkan pola urutan waktu (kronologis), (2) pengorganisasian bahan berdasarkan pola urutan ruang, (3)
pengorganisasian bahan berdasarkan pola penalaran logis, dan (4) pengorganisasian bahan berdasarkan
pola kausal (Muslich 2010).
a.Pengorganisasian bahan berpola urutan waktu, yaitu pola pengorganisasian bahan yang mengikuti
kronologi urutan waktu. Pengorganisasian bahan berpola urutan waktu ini bisa dilakukan dengan dua
cara, yaitu urutan maju dan urutan mundur. Pengorganisasian bahan dikatakan mengikuti urutan maju
apabila pengorganisasian bahan berdasarkan urutan alamiah atau sebagaimana yang terjadi, yaitu mulai
dari hal-hal yang lalu, hal-hal yang kini, dan hal-hal mendatang; atau kemarin, sekarang, besok atau tadi,
saat ini, dan nanti. Bahan yang cocok untuk pengorganisasian urutan waktu ini adalah bahan-bahan yang
berisi uraian peristiwa, gejala atau proses. Adapun pola pengorganisasia bahan berdasarkan urutan
mundur merupakan kebalikan dari pola maju. Artinya, pola pengorganisasia bahan dimlai dari hal-hal
yang sekarang dilanjutkan dengan hal-hal masa lalu.
b.Pengorganisasian bahan berpola urutan ruang bisa dilakukan dengan model berlawanan, model
penjelajahan, dan model menyebar. Pengorganisasian dikatakan model berlawanan apabila
pengorganisasian bahan berdasarkan fokus yang berlawanan, misalnya dari kiri ke kanan, dari atas ke
bawah, dari utara ke selatan, dari luar ke dalam, dan sebagainya. Pengorganisasian dikatakan model
penjelajahan apabila pengorganisasian bahan berdasarkan fokus yang berurutan sebagaimana
seseorang yang sedang menjelajah, misalnya dari utara, timur, selatan, dan barat; dari muka, samping
kanan, belakang, samping kiri; dari yang dekat, sedang dan jauh. Selanjutnya, dikatakan model menyebar
apabila pengorganisasian bahan dimulai dari fokus tertentu, lalu menyebar ke fokus lainnya yang berada
disekitarnya. Bahan yang cocok untuk diorganisasikan dengan pola urutan ruang ini adalah bahan-bahan
yang berisi penggambaran suatu keadaan.
c. Pengorganisasian bahan berpola penalaran logis bisa dilakukan dengan berbagai kemungkinan model,
yaitu rincian dari umum ke khusus, klasifikasi dikotomis, dan klasifikasi paralel. Bahan yang cocok untuk
diorganisasikan dengan pola penalaran logis ini adalah bahan-bahan yang berisi teori dan gagasan.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 26 dari 29 17 Februari 2017

d.Pengorganisasian bahan berpola kausal bisa dilakukan dengan dua model, yaitu dari sebab ke akibat dan
dari akibat ke sebab. Bahan yang cocok untuk diorganisasikan dengan pola kausal ini adalah bahan-
bahan yang berisi uraian tentang peristiwa dan gejala.

3. Penyajian bahan
Bahan yang terdapat di buku teks disajikan dengan mengikuti pola pikir ilmiah, dengan tetap
mempertimbangkan kondisi mental (intelektual) siswa sasaran. Pada umumnya, penyajian bahan bisa
dilakukan dengan pola (1) induktif; (2) deduktif; atau (3) campuran (gabungan antara induktif dan deduktif).
a.Penyajian bahan dikatakan mengikuti pola pikir induktif apabila sajian bahan-nya diawali dengan
penampilan fakta empiris yang diperoleh dari pengalaman inderawi, dianalisis dengan sistematika
tertentu, lalu disampaikan.
b.Penyajian bahan dikatakan mengikuti pola pikir deduktif apabila sajian bahannya diawali dengan
penampilan teori, dalil, pandangan, ;pendapat, informasi atau pernyataan-pernyataan abstrak, dianalisis
dengan menampilkan bukti, ilustrasi, atau pengalaman inderawi lainnya, lalu dimantapkan.
c. Penyajian bahan dikatakan mengikuti pola pikir campuran (gabungan antara induktif-deduktif) apabila sajian
bahannya diawali dengan penampilan teori dan fakta empiris, dianalisis dengan mengikuti pola tertentu,
lalu ditutup dengan pemantapan.

4. Bahasa yang digunakan


Bahasa yang digunakan sebagai alat penyampaian bahan dalam buku teks hendaknya
memperhatikan 1) struktur bahasa, 2) istilah, 3) gaya penulisan, dan 4) penyajian bahasa.
a.Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kemampuan bahasa siswa sasaran yang beragam.
Struktur bahasa ini bisa menyangkut struktur kalimat dan struktur kata.
b.Istilah yang digunakan mendukung konsep secara akurat. Berbeda dengan kata biasa, kata istilah selalu
berhubungan dengan bidang tertentu. Oleh karena itu, untuk konsep yang sama (dalam bidang tertentu)
hendaknya menggunakan istilah yang sama agar pembaca (dalam hal ini siswa sasaran) tidak mengalami
kesulitan memahaminya. Sebaliknya, istilah yang sama akan mendukung konsep yang berbeda apabila
digunakan dalam bidang yang berbeda.
c. Gaya penulisan yang digunakan terlihat luwes sehingga bisa memotivasi belajar siswa sasaran. Keluwesan
bahasa ini tidak boleh diartikan dengan penggunaan bahasa yang seenaknya, bombastis, dan penuh
humor. Tetapi, hendaklah diartikan dengan penggunaan bahasa yang alami, tidak bertele-tele, dan sesuai
dengan kemampuan bahasa dan daya pikir siswa sasaran.
d.Penyajian bahasanya mencerminkan “berkomunikasi langsung” dengan siswa sasaran. Ini berarti, sesuai
dengan prinsip komunikasi, siswa sasaran diposisikan sebagai orang kedua, sedangkan buku teks
(sebagai wakil penulis) diposisikan sebagai orang pertama.

D. Fungsi Buku Teks


Buku teks dapat dipandang sebagai simpanan pengetahuan tentang berbagai segi kehidupan. Karena
sudah dipersiapkan dari segi kelengkapan dan penyajiannya, buku teks itu memberikan fasilitas bagi kegiatan
belajar mandiri, baik tentang substansinya maupun tentang caranya. Dengan demikian, penggunaan buku teks
oleh siswa merupakan bagian dari budaya buku, yang menjadi salah satu tanda dari masyarakat yang maju.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 27 dari 29 17 Februari 2017

Melalui kegiatan membaca buku, seseorang dapat memperoleh pengalaman tidak langsung yang banyak
sekali. Memang, dalam pendidikan merupakan hal yang berharga jika siswa dapat mengalami sesuatu secara
langsung. Akan tetapi, banyak bagian dalam pelajaran yang tidak dapat diperoleh dengan pengalaman
langsung. Karena itu, dalam belajar di sekolah, dan sesungguhnya juga, dalam kehidupan di luar sekolah,
mendapatkan pengalaman tidak langsung itu sangat penting. Kemajuan peradaban masa sekarang banyak
mendapat dukungan dari kegiatan membaca buku. Karena itulah, penyiapan buku teks patut dilakukan dengan
sebaik-baiknya.
Dipandang dari proses pembelajaran, buku teks itu mempunyai peran penting. Jika tujuan pembelajaran
adalah untuk menjadikan siswa memiliki berbagai kompetensi untuk mencapai tujuan tersebut, siswa perlu
menempuh pengalaman dan latihan serta mencari informasi. Alat yang efektif untuk itu adalah buku teks sebab
pengalaman dan latihan yang perlu ditempuh dan informasi yang perlu dicari, begitu pula tentang cara
menempuh dan mencarinya, disajikan dalam buku teks secara terprogram.
Manfaat buku teks bukan hanya bagi siswa. Guru pun terbantu. Memanglah, buku pelajaran
diperuntukkan bagi siswa. Akan tetapi, guru pada waktu mengajar mempertimbangkan pula apa yang tersaji
dalam buku pelajaran. Guru, tentulah, memiliki kebebasan dalam memilih, mengem-bangkan, dan menyajikan
materi. Semua itu merupakan wewenang dan kewajiban profesionalnya. Ia memiliki pengetahuan tentang
struktur keilmuan berkenaan dengan materi yang akan diajarkannya. Ia pun memiliki keterampilan dalam
mengolah dan menyajikannya. Walaupun demikian, segala yang tersaji dalam buku teks tetap saja berguna
baginya, misalnya sebagai bahan untuk dipilihnya, dan disusun bersama dengan bahan dari sumber lain. Juga,
cara penyajian dalam buku teks dapat dijadikan sebagai contoh pada menyajikan bahan dalam kegiatan
pembelajaran siswanya. Memang, diharapkan guru menggunakan pula sumber-sumber lain untuk memperkaya
bahan pembelajaran dan menemukan berbagai teknik mengajar yang cocok dengan situasi kelasnya.
Cunningswort (1995) dalam bukunya Choosing Your Coursebook (dalam Sumardi 2000:7) menjelaskan
berbagai fungsi buku pelajaran, yaitu
1. sumber bahan yang disajikan untuk pelatihan bahasa lisan dan tulis;
2. sumber kegiatan siswa dalam latihan berkomunikasi;
3. sumber acuan siswa untuk belajar tata bahasa, kosa kata, lafal, dan sebagainya;
4. sumber gagasan dan dorongan kegiatan-kegiatan belajar mengajar di kelas;
5. perwujudan silabus yang didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran telah digariskan;
6. sumber belajar dan tugas mandiri; dan
7. bantuan bagi guru yang kurang berpengalaman untuk mengembangkan kepercayaan diri.

Dilihat dari pengguna buku teks, buku teks berfungsi bagi siswa dan juga bagi guru. Memanglah, buku
teks diperuntukkan bagi siswa. Akan tetapi, guru pada waktu mengajar mempertimbangkan pula apa yang tersaji
dalam buku pelajaran. Karena itu, buku pelajaran tidak hanya berfungsi bagi siswa, tetapi berfungsi juga bagi
guru.
1. Bagi siswa, buku pelajaran memiliki fungsi yang banyak, yaitu (1) sebagai sarana kepastian tentang apa yang
ia pelajari; (2) alat kontrol untuk mengetahui seberapa banyak siswa telah mengetahui materi pembelajaran;
(3) alat belajar siswa untuk dapat menemuan teori atau konsep dan bahan-bahan latihan dan evaluasi; (4)
perwujudan silabus yang di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran telah digariskan; dan (5) sumber belajar
dan tugas mandiri.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 28 dari 29 17 Februari 2017

2. Bagi guru, buku pelajaran juga memiliki fungsi yang beragam, yaitu (1) sebagai dasar mengidentifikasi materi
ajar (apa) yang harus dibelajarkan; (2) mengetahui urutan penyajian bahan belajar; (3) mengetahui metode
dan teknik pembelajarannya; (4) memperoleh bahan ajar secara mudah; (5) menggunakannya sebagai alat
pembelajaran siswa di dalam atau di luar sekolah; dan (6) bantuan bagi guru yang kurang berpengalaman
untuk mengembangkan kepercayaan diri.

E. Rangkuman
Pengertian umum adalah pengertian yang berlaku untuk semua buku teks. Pengertian umum dapat dilihat
dari kamus, ensiklopedi, buku-buku referensi, atau dokumen peraturan, dan lain-lain. Istilah buku teks sama
dengan istilah textbook dalam Inggris. Istilah textbook di Indonesia diterjemahkan menjadi buku teks. Istilah buku
teks berpadanan dengan istilah buku pelajaran. Pada tulisan ini istilah buku teks disamakan dengan buku
pelajaran. Karena itu, kedua istilah ini digunakan secara bergantian.
Buku-buku yang digunakan di sekolah/madrasah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK) (dunai
pendidikan) di Indonesia bila dirinci paling tidak terdiri atas 10 jenis buku, yakni (1) buku bacaan, (2) buku
acuan/buku sumber/referensi, (3) buku pegangan guru, dan (4) buku pelajaran atau buku teks, 5) buku latihan, 6)
buku kerja (lembar kerja), 7) buku catatan, 8) buku pengayaan (buku pendalaman materi), 9) buku
pedoman/buku acuan/buku pegangan, dan 10) buku petunjuk
Kata sosok dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (2008:1332) diartikan ‘bentuk wujud atau
rupa’. Dengan demikian, yang dimaksud dengan sosok buku teks dalam tulisan ini adalah bentuk wujud atau
rupa buku teks. Berbeda dengan karakterisik buku teks yang bersifat terpisah, sosok buku teks lebih bersifat
terpadu (united) (lihat Muslich 2010). Sosok mengikuti konvensi karya tulis ilmiah, baik dari segi bahan sajian,
pengorganisasian bahan, penyajian bahan, maupun bahasa yang digunakan.
Buku teks dapat dipandang sebagai simpanan pengetahuan tentang berbagai segi kehidupan. Karena
sudah dipersiapkan dari segi kelengkapan dan penyajiannya, buku teks itu memberikan fasilitas bagi kegiatan
belajar mandiri, baik tentang substansinya maupun tentang caranya. Dengan demikian, penggunaan buku teks
oleh siswa merupakan bagian dari budaya buku, yang menjadi salah satu tanda dari masyarakat yang maju.

F. Pertanyaan/Diskusi
1. Jelaskan pengertian buku teks!
2. Jelaskan karakteristik buku teks!
3. Jelaskan fungsi buku teks!
4. Jelaskan sosok buku teks!

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat SMP.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 29 dari 29 17 Februari 2017

Depdikbud. 1994. Penulisan Bahan-Bahan Pelajaran: Buku Acuan bagi Para Penulis Bahan-bahan
Pelajaran dan Buku-buku Panduan Guru. Jakarta: Blitbang Dikbud, Pusbangkurandik.

Depdikbud. 2001. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan.

Depdiknas. 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Buku 5” Pembelajaran dan
Pengajaran Kontekstual. Jakarta: Direktorat PLP.

Depdikbud. 2002. Pendekatan Kontekstual. Direktorat PLP.

Halim, Amran. 1985. “Dasar Kebijakasanaan Pemilihan Bahan Pengajaran Bahasa untuk Sekolah Dasar”
dalam Seminar Penulisan Bahan Pengajaran Bahasa. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Depdikbud.

Hartono, Bambang. 2003. “Bagaimana Menyusun Buku Pelajaran (yang Bermutu)?”. Makalah Pelatihan
Penulisan Buku Pelajaran bagi Guru SLTP Negeri 1 Sragi (Program Kerja sama dengan Jaica) di
SMP Negeri 1 Sragi Kabupaten Pekalongan Tanggal 14 April 2003.

Hartono, Bambang. 2009a. ”Pemilihan Bahan Ajar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah
yang Mendukung Penciptaan Kedamaian Hidup Masyarakat Multikultural”. Makalah
disampaikan pada Seminar Internasional dan Temu Ilmiah Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia se-Jateng DIY di UPS Tegal 9-11 November 2009.

Hartono, Bambang. 2009b. “Buku Teks Bahasa dan Sastra Indonesia: Konsep Dasar, Pemilihan,
Pemanfaatan, dan Penilaian”. Modul Kuliah. Semarang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Hartono, Bambang. 2016. Dasar-Dasar Kajian Buku Teks: Konsep Dasar, Pemilihan, Pemanfaatan,
Penilaian, dan Penulisan Materinya. Semarang: Unnes Press.

Hernowo. 2001. Mengikat Makna: Kiat-kiat Ampuh untuk Melejitkan Kemampuan Plus Kemampuan
Membaca dan Menulis Buku. Bandung: Kaifa.

Pusat Kurikulum. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat
Kurikulum, Balitbang Depdiknas.

Trim, Bambang. 2002. Menggagas Buku: Langkah Efektif dan Sistematik Menuliskan Ide Anda ke dalam
Buku. Bandung: Bunaya.

Anda mungkin juga menyukai