BAHAN AJAR/DIKTAT
AKUNTANSI PEMERINTAHAN
SKS: 3 SKS
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2017
0
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Pada hari ini tanggal ...... bulan Februari tahun 2017 . Bahan ajar Mata Kuliah Akuntansi
Pemerintahan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi telah diverifikasi oleh Ketua
Jurusan Akuntansi.
1
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
PRAKATA
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmatnya, diktat mata kuliah Statistika Ekonomi ini dapat terselesaikan. Adapun
tujuan dari diktat ini adalah sebagai bahan belajar mahasiswa tanpa mengurangi esensi
penggunaan diktat-diktat atau buku ajar lainnya. Diktat ini sepenuhnya diadopsi dari
penulis Drs. Djati Kusdiarto, M.M. Diktat berisi tentang definisi statistika ekonomi,
macam-macam grafik, penggunaan ilmu stattistika dan lain-lain. Selanjutnya diktat ini
juga dilengkapi dengan latihan contoh soal dan jawabannya.
Semoga diktat ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan akan dilakukan
penyesuaian di kemudian hari.
Tim Penulis,
2
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Mata kuliah ini membahas tentang konsep dan ruang lingkup Dalam mata kuliah ini akan dibahas
tentang kebutuhan akuntansi pemerintahan pada saat ini, pemahaman tentang berbagai peraturan
dan ketentuan tentang pengelolaan keuangan Negara/Daerah, pemahaman tentang berbagai
konsep-konsep dasar dan teknik-teknik akuntansi pemerintahan, pemahaman tentang berbagai
informasi dan laporan keuangan Negara/daerah dalam organisasi birokrasi sesuai dengan standar
akuntansi pemerintahan yang ditetapkan.
3
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
DAFTAR ISI
BAB I
4
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdapat beberapa pokok bahasan mengenai gambaran umum akuntansi
pemerintahan dan materi yang akan disajikan dalam buku ini, antara lain:
1. Mengapa akuntansi pemerintahan dan bukan akuntansi sektor publik?
2. Identifikasi karakteristik yang membedakan antara pemerintah dan swasta.
3. Lembaga-lembaga yang bertanggung jawab untuk menetapkan standar pelaporan keuangan
pemerintah.
4. Tujuan pelaporan keuangan pemerintah Indonesia dan Amerika.
5. Komponen-komponen laporan keuangan untuk pemerintahan.
6. Permasalahan akuntan pemerintah daerah dan solusinya.
7. Masa depan akuntansi pemerintahan.
8. Materi buku, dan sasaran pengguna buku.
Istilah dalam buku ini sengaja dipilih Akuntansi Pemerintahan, dan bukan Akuntansi Sektor
Publik, dengan alasan:
1. Mayoritas pembahasan di sektor publik adalah pemerintahan, sisanya sedikit membahas
sektor non-profit.
2. Nama standar yang menjadi acuan buku ini adalah Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Oleh karena itu sangat janggal apabila buku ini mengacu kepada SAP tetapi menggunakan
istilah Akuntansi Sektor Publik.
3. Mata kuliah akuntansi pemerintahan telah dipinggirkan dengan beberapa alasan, sehingga
digantikan dengan akuntansi sektor publik. Padahal mata kuliah akuntansi sektor publik
banyak membahas akuntansi pemerintahan.
4. Akuntansi pemerintahan dan akuntansi sektor publik memiliki bidang garap masing-masing.
Masing-masing memiliki penekanan sendiri-sendiri terhadap tujuan pengajarannya.
Sebagaimana kita ketahui bahwa organisasi bisnis/swasta merupakan entitas yang profit oriented,
yaitu organisasi yang mempunyai tujuan menyediakan atau
menjual barang/jasa dengan maksud untuk memperoleh laba yang akan dinikmati oleh para
pemilik atau anggota. Sumber pendanaannya berasal dari investor, kreditur, dan para anggota.
Sedangkan pemerintah dan organisasi non-profit memiliki tujuan dan layanan yang berbeda dari
entitas bisnis. Tujuan dari pemerintah dan organisasi non-profit adalah menyediakan layanan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagian besar sumber dana yang diperoleh
pemerintah dan organisasi non-profit berasal dari pajak, donasi/sumbangan, hutang, laba
perusahaan negara atau daerah dan sumber lainnya. Seringkali sulit untuk memperkirakan
5
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
besarnya keuntungan, manfaat atau imbal balik langsung bagi masyarakat secara proporsional.
Pemerintah sebagai manajemen yang mengelola keuangan negara memiliki tugas khusus dan
dituntut untuk mempertanggungjawabkan penggunaan sumber-sumber dana tersebut kepada
masyarakat selaku pembayar pajak, donatur, kreditur, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Pada masing-masing negara, ruang lingkup pemerintahan dan organisasi non-profit berbeda-beda
dan tidak ada definisi yang pasti dan komprehensif bagi
semua sistem pemerintahan di setiap negara. Namun yang pasti, pemerintah dan organisasi non-
profit di setiap negara memiliki ruang lingkup dan peranan yang
besar dalam pelayanan masyarakat umum. Contohnya, di Amerika Serikat pemerintahan dibagi
menjadi general purpose governments dan special purpose governments.
Sekolah, perguruan tinggi dan universitas umum termasuk contoh kategori bidang
pemerintahan dengan tujuan khusus (special purpose government), yaitu pemerintah hanya
menyediakan atau menangani fungsi yang terbatas (seperti
pendidikan, drainase dan pengendalian banjir, irigasi, konservasi tanah dan air, serta
pengadaan air). Special purpose government ini memiliki kekuasaan untuk mengenakan dan
memungut pajak serta memperoleh pendapatan dari berbagai sumber lainnya yang diijinkan
oleh hukum pemerintah untuk mendanai layanan-layanan yang mereka sediakan.
Di Amerika Serikat, organisasi non-profit terdiri dari beberapa bentuk dan melayani berbagai
fungsi yang berbeda-beda meliputi perguruan tinggi dan universitas-universitas swasta, berbagai
jenis organisasi layanan kesehatan, perpustakaan dan museum, asosiasi profesi dan perdagangan,
organisasi sosial, serta organisasi keagamaan.
Di Indonesia sendiri, pemerintahan terdiri dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah (termasuk
perusahaan negara/daerah). Sedangkan organisasi non-profit terdiri dari bermacam-macam bentuk
diantaranya organisasi di bidang pendidikan, kesehatan, dan organisasi-organisasi massa, berbagai
LSM dan lain-lain sebagainya.
6
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Pemerintahan dan organisasi non-profit memiliki perbedaan yang penting dari organisasi bisnis
(swasta), termasuk perbedaan dalam prinsip-prinsip akuntansi dan pelaporan keuangannya. Dalam
Statement of Financial Accounting Concepts Nomor 4, Financial Accounting Standards Board
(FASB) menyatakan beberapa
karakteristik yang membedakan antara pemerintahan dan entitas non-profit dengan organisasi
bisnis, antara lain:
Receipts of significant amounts of resources from resource providers who do not expect to
receive either repayment or economic benefits proportionate to the resources provided.
Operating purposes that are other than to provide goods or services at a profit or profit
equivalent.
Absence of defined ownership interest that can be sold, transferred, or redeemed, or that
convey entitlement to a share of a residual distribution of resources in the event of liquidation
of the organization.
Untuk membedakan, misalnya seorang pelanggan yang membeli sebuah produk komersial dapat
memilih antara kualitas yang bagus, lebih bagus, atau paling bagus. Pembeli tersebut secara
sukarela dapat membayar dengan jumlah yang sesuai dengan kualitas produk yang diinginkan.
Sedangkan dalam pelayanan pemerintah memiliki situasi yang lebih kompleks. Contohnya, dua
orang wajib pajak mungkin membayar pajak dengan jumlah yang sama besar, namun dalam
menikmati pelayanan pemerintah bisa saja berbeda baik kuantitas maupun kualitasnya. Misalnya
jika salah satu dari mereka menyekolahkan anaknya di sekolah umum (negeri) sedangkan yang
lain tidak, berarti yang mendapatkan pelayanan pemerintah adalah yang menyekolahkan anaknya
pada sekolah yang mendapat fasilitas dan subsidi dari pemerintah sedangkan yang tidak
menyekolahkan anaknya tidak menikmati fasilitas dan layanan tersebut.
7
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
8
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
SAP merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan pemerintah. SAP dirumuskan oleh sebuah komite independen yang disebut
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) yang dibentuk oleh Menteri Keuangan. Dasar
hukum yang memperkuat kedudukan KSAP adalah Undang-undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara dan Undang-undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara yang mengamanatkan tugas penyusunan SAP kepada Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan (KSAP) dan selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Presiden RI
Nomor 84 Tahun 2004.
KSAP terdiri dari Komite Konsultatif Standar Akuntansi Pemerintahan (Komite Konsultatif)
dan Komite Kerja Standar Akuntansi Pemerintahan (Komite Kerja). Komite Konsultatif bertugas
memberi konsultasi dan/atau pendapat dalam rangka perumusan konsep Rancangan Peraturan
Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Komite Kerja bertugas mempersiapkan,
merumuskan dan menyusun konsep Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. Selanjutnya KSAP menyampaikan konsep Peraturan Pemerintah tentang Standar
Akuntansi Pemerintah kepada Menteri Keuangan untuk proses penetapan menjadi Peraturan
Pemerintah.
KSAP bertujuan meningkatkan akuntabilitas dan keandalan pengelolaan keuangan
pemerintah melalui penyusunan dan pengembangan standar akuntansi pemerintahan, termasuk
mendukung pelaksanaan penerapan standar tersebut. Dalam mencapai tujuan tersebut, KSAP
mengacu pada praktek-praktek terbaik internasional, diantaranya dengan mengadaptasi
International Public Sector Accounting Standards (IPSAS) yang diterbitkan oleh International
Federation of Accountant (IFAC). Dalam menyusun SAP, KSAP menggunakan materi/referensi
yang dikeluarkan oleh:
1. International Federation of Accountants (IFAC).
2. International Accounting Standards Board (IASB)
3. International Monetary Fund (IMF)
4. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia)
5. Financial Accounting Standard Board (FASB) USA
6. Governmental Accounting Standard Board (GASB) USA
7. Pemerintah Indonesia, berupa peraturan-peraturan di bidang keuangan negara dan akuntansi
pemerintah.
8. Organisasi profesi lainnya di berbagai negara yang membidangi pelaporan keuangan,
akuntansi, dan audit pemerintahan
Sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, SAP ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah (terbaru adalah PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. SAP diterapkan di lingkup pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan satuan
organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah, jika menurut peraturan perundang-undangan
satuan organisasi tersebut wajib menyajikan laporan keuangan.
9
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
10
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Konsep akuntabilitas sebagai tujuan dari pelaporan keuangan pemerintahan erat hubungannya
dengan konsep GASB dengan apa yang disebut sebagai ekuitas antar periode (equity interperiod).
Singkatnya, pelaporan keuangan hendaknya dapat membantu para penggunanya dalam menilai
apakah pendapatan pada tahun tersebut mencukupi untuk mendanai pelayanan-pelayanan yang
disediakan pada tahun tersebut dan apakah para wajib pajak di masa yang akan datang akan
menanggung beban untuk pelayanan-pelayanan yang telah disediakan sebelumnya.
Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005 (terbaru adalah PP
Nomor 71 Tahun 2010) tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) di Indonesia, pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah wajib menyajikan laporan keuangan dengan mengacu kepada
SAP. Tujuan umum laporan keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi mengenai posisi
keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang
bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi
sumber daya.
Tujuan pelaporan keuangan menurut regulasi otoritatif di Indonesia, yaitu PP 71 Tahun 2010,
menyatakan bahwa pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang
bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik
keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan:
(a) menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan; (b)
Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai
seluruh pengeluaran; (c) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi
yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai; (d)
Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya
dan mencukupi kebutuhan kasnya; (e) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan
kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman; (f)
Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah
mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode
pelaporan.
(b) Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai
sumber dan penggunaan sumber daya keuangan/ekonomi, transfer, pembiayaan, sisa
lebih/kurang pelaksanaan anggaran, saldo anggaran lebih, surplus/defisit-Laporan
Operasional (LO), aset, kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatu entitas pelaporan.
Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi
yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas
pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan menyediakan informasi
mengenai: (1) perubahan posisi dan penggunaan sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas
dana pemerintah; (2) ketaatan realisasi terhadap anggaran; (3) cara entitas pelaporan mendanai
aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya; (4) potensi pemerintah untuk membiayai
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan; dan (5) evaluasi kemampuan entitas pelaporan dalam
mendanai aktivitasnya.
Pelaporan keuangan juga menyajikan informasi bagi pengguna mengenai (1) indikasi apakah
sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan anggaran, dan (2) indikasi apakah
sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan, termasuk batas anggaran yang
telah ditetapkan.
11
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Tabel di bawah ini merupakan beberapa aspek perbedaan antara laporan keuangan
pemerintahan dan laporan keuangan entitas bisnis (swasta) menurut Likierman and Taylor dalam
Mahsun dkk. (2006).
12
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Required Supplementary
Information (RSI) [other
than MD&A]
13
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
komprehensif tahunan. Standar untuk isi dari CAFR ditetapkan dalam GASBs Codification of
Governmental Accounting and Financial Reporting Standard. CAFR hendaknya memuat bagian-
bagian Introductory Section (bagian pendahuluan), Financial Section (bagian keuangan), dan
Statistical Section (bagian statistik).
Introductory Section terdiri dari beberapa poin seperti halaman judul, dan halaman isi, letter
of transmittal (seperti nama, alamat, tanda tangan pimpinan eksekutif dan nama unit
pemerintahannya), dan poin lainnya yang dimiliki/disediakan manajemen. Financial Section
sebaiknya meliputi (1) laporan auditor, (2) MD&A, (3) Basic Financial Statement (Government-
wide Financial Statement dan Fund Financial Statement), (4) RSI, dan (5)informasi pelengkap
lainnya seperti laporan dana kombinasi dan laporan dana individual serta skedulnya. Sebagai
tambahannya CAFR juga dapat memuat bagian statistik. Bagian ini secara khusus menyajikan
tabel-tabel dan diagram yang menunjukkan data sosial dan ekonomi, tren/kecenderungan
keuangan, dan kapasitas/kemampuan fiskal pemerintah secara terinci yang mungkin dibutuhkan
oleh para pembaca yang berkepentingan dengan aktivitas-aktivitas dari unit pemerintahan
tersebut.
Di Indonesia (sesuai UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara), laporan keuangan pemerintah pokok setidak-
tidaknya terdiri atas Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK), dan
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Di samping menyajikan keempat laporan keuangan
pokok tersebut, suatu entitas pelaporan diperkenankan menyajikan Laporan Kinerja Keuangan
berbasis akrual dan Laporan Perubahan Ekuitas. Penjelasan lebih lanjut mengenai laporan
keuangan pemerintahan di Indonesia akan dibahas pada bab tersendiri dalam buku ini.
Strategi yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah dalam rangka menutup kebutuhan
tenaga akuntan adalah:
1. Mengangkat lulusan jurusan akuntansi dan menempatkannya di Badan Pengawas Keuangan
Daerah (BPKD), dinas, atau bagian keuangan untuk mengerjakan proses akuntansi.
Sementara itu untuk mendidik akuntan, perlu sumber daya yang memadai. Mahasiswa
akuntansi harus menempuh pendidikan 144 SKS (kira-kira 4 tahun) sebagai sarjana
akuntansi. Fokus sarjana akuntansi adalah akuntan bisnis, bukan akuntansi pemerintahan.
Akuntansi pemerintahan hanyalah mata kuliah minor dan pilihan, bukan mata kuliah utama.
Akibatnya ketertarikan mahasiswa sedikit karena bukan kajian utama.
2. Mengangkat banyak akuntan menjadi PNS sementara kapasitas pengangkatan PNS oleh
Pemda terbatas. Strategi pertama nampaknya sulit untuk dilakukan karena keterbatasan
formasi pegawai untuk pengangkatan akuntan. Seringkali berpindahnya lulusan akuntan ke
15
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
bagian yang bukan bidang akuntansi menjadi permasalahan juga. Disamping itu, kebutuhan
Pemda bukan hanya akuntan, tetapi lulusan perguruan tinggi dari multi disiplin.
3. Strategi lainnya adalah mendidik PNS yang ada di pemerintah daerah dengan serangkaian
pendidikan akuntansi pemerintahan. Pendidikan akuntansi pemerintahan harus berlandaskan
logika akuntansi ilmiah, dan bukan berfokus pada aturan. Aturan seringkali berubah, sebagai
contoh, Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 yang empat tahun kemudian diganti dengan
Kepmendagri Nomor 13 Tahun 2006. Untuk mengantisipasi perubahan tersebut, tentu
pemerintah daerah harus memiliki tenaga yang cukup andal dalam menyusun Sistem
Akuntansi Pemerintahan (SAP). Apalagi urusan sistem akuntansi pemerintahan sekarang
bukan lagi monopoli pemerintah pusat, namun telah menjadi kewenangan dari pimpinan
pemerintah daerah. Rasionalnya aturan selalu berubah, namun logika akuntansi akan tetap.
Oleh karena itu dibutuhkan perumusan mengenai konsep akuntansi yang sedang terbangun
dan akan digunakan sebagai basis perubahan.
4. Pendidikan akuntansi (dan bukan sosialisasi aturan akuntansi) di pemerintah daerah terutama
untuk para pengelola keuangan daerah, akan sangat bermanfaat. Hal ini dikarenakan:
Aturan dalam akuntansi yang cepat sekali berubah.
Pemerintah daerah adalah pihak yang menetapkan sistem akuntansi.
Tingginya turnover pegawai akuntansi di pemerintah daerah, mengakibatkan perlunya
pendidikan yang lengkap bagi pegawai yang baru.
Jawaban sementara tentunya adalah tahap sekarang pendidikan akuntansi di pemerintah daerah
baru pada tahap memahami peraturan yang ada dan berusaha mematuhinya. Jika di masa depan
ada perubahan aturan maka aturan akuntansi yang lama dianggap berubah sama sekali dan sulit
untuk mengantisipasi perubahan aturan.
Referensi utama akuntansi keuangan di Indonesia adalah Prinsip-prinsip Akuntansi yang Berlaku
Umum (PABU) di Indonesia, terutama Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Mata kuliah relevan
lainnya adalah mata kuliah Akuntansi Manajemen, Auditing, dan Sistem Informasi. Sarjana
16
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Salah satu sebab tidak menariknya mata kuliah akuntansi pemerintahan barangkali karena mata
kuliah akuntansi pemerintahan sebelum munculnya Standar Akuntansi Pemerintahan, hanya
membahas anggaran pemerintah pusat dan akuntansi pemerintahan di Amerika Serikat yang gagal
diterapkan di Pemerintahan Indonesia. Materi akuntansi pemerintahan yang demikian tentu saja
mendekati pepatah Jauh panggang dari api. Terlalu jauh antara praktek di pemerintahan dengan
apa yang diajarkan di bangku perkuliahan. Oleh karena itu, sekaranglah saatnya dunia pendidikan
mereformasi pendidikan akuntansi pemerintahan dengan materi-materi baru yang membahas teori
serta praktek akuntansi pemerintahan di Indonesia. Sebagai ilustrasi, pada Program Pendidikan
Profesi Akuntansi dan Magister akuntansi, telah terdapat pembahasn Akuntansi Pemerintahan
secara Khusus dan Program Kekhususan Keuangan dan Akuntansi Pemerintahan, dengan fokus
pada akuntansi keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Konsentrasi ini didesain untuk
memberikan bekal teknis bagi para mahasiswa untuk memahami akuntansi yang diterapkan pada
pemerintahan.
Apabila dilihat dari perkembangan akuntansi pemerintahan, maka model pengembangan mata
kuliah akuntansi pemerintahan dapat dirumuskan dalam materi-materi sebagai berikut:
1. Akuntansi Keuangan Pemerintah
2. Akuntansi Manajemen dan Anggaran Pemerintah
3. Auditing Laporan Keuangan Pemerintah
Materi buku ini akan difokuskan pada akuntansi keuangan pemerintahan dengan menjelaskan
konsep-konsep dasar akuntansi pemerintahan. Pembahasan dihindarkan sebisa mungkin
membahas konsep dasar dan bukan aturan/regulasi akuntansi pemerintahan. Konsep dasar akan
berguna bagi mahasiswa untuk menyikapi perubahan-perubahan yang akan terjadi di aturan
keuangan dan akuntansi pemerintahan. Alasan fokus pada akuntansi keuangan:
1. Akuntansi keuangan adalah state of the art dari akuntansi itu sendiri, dimana kecanggihan
dan reformasi akuntansi ditunjukkan dalam akuntansi pemerintahan.
2. Materi akuntansi keuangan merupakan materi dasar.
3. Audit laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi keuangan.
17
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
BAB 2
KEUANGAN NEGARA DAN AKUNTANSI PEMERINTAHAAN
Setelah membaca bab 2, diharapkan mahasiswa dapat menganalisis perubahan paradigma dalam
pengelolaan keuangan Negara terutama yang berkaitan dengan akuntansi pemerintahan,
perubahan basis akuntansi yang dianut pemerintah Indonesia dan mampu membandingkan dengan
basis akuntansi yang berlaku secara internasional. Mahasiswa diharapkan mampu memahami
esensi perubahan dalam regulasi keuangan dan akuntansi pemerintahan dan mampu
mengantisipasi perubahan di masa depan.
Otonomi daerah yang dimulai tahun 2001 berdampak pada perubahan hubungan keuangan antara
pusat dan daerah dimana sebagian besar urusan fungsi pemerintahan yang menyangkut pelayanan
dasar diserahkan penanganannya kepada pemerintah daerah, termasuk pengelolaan anggaran yang
digunakan untuk belanja atas pelayanan-pelayanan dasar wajib tersebut. Hal ini mutlak
memerlukan suatu metode pengawasan yang memadai. Salah satu bentuknya adalah keterlibatan
masyarakat (stakeholder).
18
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Bentuk reformasi pengelolaan keuangan negara ini antara lain dilakukan dengan cara:
Penataan peraturan perundang-undangan sebagai landasan hukum.
Penataan kelembagaan.
Penataan sistem pengelolaan keuangan negara.
Pengembangan sumber daya manusia di bidang keuangan.
Untuk melaksanakan reformasi manajemen keuangan negara baik pada pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah diperlukan landasan hukum yang memadai dan andal. Pada tahun 2004 telah
ditetapkan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah sebagai pengganti UU Nomor
22 Tahun 1999 dan UU Nomor 25 Tahun 1999. Setelah perubahan dimaksud, produk hukum yang
mendasari pengelolaan keuangan negara/daerah selengkapnya sebagai berikut:
a. UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
b. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
c. UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara.
d. UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
e. UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah.
f. PP Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
g. PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan PP 71 Tahun 2010.
h. PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
i. PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
Tiga undang-undang pertama dikenal sebagai paket undang-undang di bidang keuangan negara.
Pasal 1 butir (5) PP Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (PKD)
mengartikan Keuangan Daerah sebagai semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya
segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.
Selanjutnya Pasal (2) menyebutkan bahwa
pengelolaan keuangan daerah mencakup:
a. Hak daerah memungut pajak-retribusi daerah dan melakukan pinjaman.
b. Kewajiban daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan membayar tagihan.
c. Penerimaan daerah.
d. Pengeluaran daerah.
e. Kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain: uang, surat berharga, piutang,
barang, serta hak-hak lain.
f. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah.
19
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Selanjutnya pengelolaan keuangan negara/daerah juga mengadopsi azas-azas baru yang berasal
dari best practises yang telah diterapkan di berbagai Negara untuk menjamin terselenggaranya
pengelolaan keuangan negara/daerah secara akuntabel dan transparan. Azas-azas dimaksud terdiri
dari:
1. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
Pemerintah wajib mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan negara, baik
pertanggungjawaban keuangan (financial accountability) maupun pertanggungjawaban kinerja
(performance accountability).
2. Profesionalitas
Keuangan negara harus dikelola secara profesional. Oleh karena itu sumber daya manusia di
bidang keuangan harus profesional, baik di lingkungan Bendahara Umum Negara/Daerah
maupun di lingkungan Pengguna Anggaran/Barang.
3. Proporsionalitas
Sumber daya yang tersedia dialokasikan secara proporsional terhadap hasil yang akan dicapai.
Hal ini diakomodasi dengan diterapkannya prinsip penganggaran berbasis kinerja.
4. Keterbukaan
Pengelolaan keuangan dilaksanakan secara transparan, baik dalam perencanaan dan
penganggaran, pelaksanaan anggaran, pertanggungjawaban, maupun hasil pemeriksaan.
5. Pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri Pemeriksaan atas
tanggung jawab dan pengelolaan keuangan negara/daerah dilakukan oleh badan pemeriksa
yang independen, dalam hal ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pemeriksaan oleh
BPK dilaksanakan sesuai dengan amanat undang-undang dan hasil pemeriksaan disampaikan
langsung kepada
parlemen. Kedudukan BPK terhadap pemerintah adalah independen, dengan kata lain BPK
merupakan external auditor pemerintah.
20
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Menteri Keuangan sebagai pembantu Presiden dalam bidang keuangan pada hakekatnya adalah
Chief Financial Officer (CFO) Pemerintah Republik Indonesia, sementara setiap
menteri/pimpinan lembaga pada hakekatnya adalah Chief Operasional Officer (COO) untuk suatu
fungsi pemerintah tertentu.
Aspek akuntansi pemerintah yang mengalami perubahan yang signifikan antara lain adalah
sebagai berikut:
21
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Secara teoritis, manfaat dari dasar akrual jauh lebih besar daripada dasar kas. Oleh karena itu,
mengaplikasikan dasar akrual merupakan tujuan dari akuntansi pemerintahan. Namun demikian
perlu dipertimbangkan apakah tujuan akuntansi pemerintahan itu sesuai dengan tujuan nasional
dari masing-masing negara. Jika manfaat yang dihasilkan oleh penerapan dasar akrual lebih kecil
daripada biaya yang dikeluarkan untuk penerapan dasar akrual tersebut, maka dasar modifikasi
kas atau modifikasi akrual lebih tepat digunakan di negara tersebut.
Dasar Kas (Cash Basis) adalah dasar akuntansi yang mengakui transaksi dan kejadian pada saat
kas diterima atau dibayarkan. Fokus pengukurannya ada pada saldo kas dan perubahan saldo kas,
yaitu mengukur hasil-hasil keuangan untuk satu periode dengan membedakan antara kas yang
diterima dan kas yang dikeluarkan. Dasar ini meliputi pembahasan mengenai saldo kas,
penerimaan kas, dan pengeluaran kas. Keterbatasan dasar kas, antara lain adalah:
Pemakai laporan keuangan membutuhkan informasi yang lebih kompleks yang tidak dapat
disediakan oleh akuntansi dasar kas.
Informasi dasar kas kurang relevan bagi para pengambil keputusan, karena dasar kas hanya
berfokus pada aliran kas dan mengabaikan aliran sumber daya lainnya.
Akuntansi dasar kas tidak dapat memberikan informasi modal (aktiva) secara akurat.
Publik mempunyai keterbatasan untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah atas
penggunaan sumber daya. Informasi dasar kas berarti pemerintah mempertanggungjawabkan kas
yang digunakan, tetapi tidak disebutkan pertanggungjawaban atas aktiva dan kewajiban.
Dasar Kas Modifikasian (Modified Cash Basis) pada dasarnya mirip dengan dasar kas dalam
mengakui transaksi dan kejadian pada saat kas diterima atau dibayarkan, hanya saja diantara
keduanya terdapat beberapa perbedaan. Perbedaan tersebut antara lain karena pada dasar kas
modifikasian:
Pembukuan masih dibuka pada akhir periode dengan ditambah suatu jangka waktu tertentu
setelah tahun buku.
Penerimaan dan pengeluaran yang terjadi selama periode perpanjangan tersebut, namun berasal
dari transaksi periode sebelumnya, diakui sebagai pendapatan dan pengeluaran dari tahun fiskal
sebelumnya.
22
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Arus kas pada awal periode pelaporan yang telah dipertanggungjawabkan pada periode
sebelumnya, dikurangkan dari aliran kas periode saat ini.
Terdapat persamaan antara dasar kas dan dasar kas modifikasian, yaitu dalam hal pengakuan dan
pelaporan saldo kas. Hanya saja, dalam dasar kas modifikasian masih dibuka pembukuan untuk
mengakui suatu jumlah yang diterima dan dibayar selama periode perpanjangan tertentu. Pos-pos
dasar kas modifikasian dan dasar kas adalah pos-pos dasar kas modifikasian termasuk saldo neto
jumlah diterima dan dibayar selama periode tertentu yang terjadi di periode sebelumnya.
Dasar Akrual Modifikasian (Modified Accrual Basis) mengakui transaksi dan peristiwa pada
saat transaksi atau peristiwa terjadi, dan bukan pada saat kas diterima atau dibayarkan. Perbedaan
utama dasar akrual modifikasian dari dasar akrual adalah:
Aset fisik dibiayakan (expensed) pada waktu pembelian.
Seluruh aset dan kewajiban lainnya diakui seperti dasar akrual.
Dasar akrual modifikasian menyediakan informasi mengenai sumber daya, alokasi sumber daya
dan penggunaan sumber-sumber keuangan bagi para pemakai laporan keuangan.
Dasar Akrual (Accrual Basis) mengakui transaksi dan peristiwa pada saat transaksi atau
peristiwa terjadi, dan bukan saat kas diterima atau dibayarkan. Elemen dasar akrual adalah aset,
kewajiban, laba bersih, pendapatan dan biaya. Pengukuran akuntansi akrual berfokus pada
pengukuran sumber daya ekonomis dan perubahan sumber daya tersebut pada suatu entitas.
Model pelaporan pada dasar akrual yaitu Laporan Posisi Keuangan (Neraca), Laporan Kinerja
Keuangan dan Laporan Arus Kas.
Cash toward accruals adalah suatu basis yang menyatakan bahwa mengakui pendapatan dan
belanja pada saat dikeluarkan kas; serta mengakui aset, kewajiban dan ekuitas dana dengan dasar
akrual (pada saat terjadinya peristiwa atau transaksi). Pengertian dari berbagai variasi transisi
antara cash dan accrual adalah relatif, tergantung pihak yang mengeluarkan definisinya.
Untuk akuntansi pemerintahan di Indonesia, maka pembahasan cash toward accruals akan
menjadi lebih relevan. Hal ini dikarenakan di Indonesia menggunakan istilah ini sebagai transisi
menuju penerapan akrual di tahun 2009.
Jika pengertian dasar kas dan dasar akrual tidak diperdebatkan lagi oleh para ahli akuntansi, lain
halnya dengan modifikasi kas dan modifikasi akrual. Beberapa penulis dan referensi menunjukkan
penggunaan istilah modifikasi kas dan modifikasi akrual dengan pengertian yang sangat bervariasi
antara satu dengan yang lain, tergantung penerapannya masing-masing.
23
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Pembukuan Tunggal (Single Entry) adalah tata cara pembukuan dengan mencatat pada suatu
pos laporan keuangan yang terpisah antara satu sama lainnya. Pos-pos laporan keuangan dalam
model pembukuan tunggal hanya dicatat pada suatu pos saja dalam laporan keuangan, dan tidak
ada kaitannya antara satu pos dengan pos yang lain. Teknik pembukuan single entry tidak
mengkaitkan satu pos dengan pos yang lain, masing-masing pos dalam laporan keuangan tidak
memiliki hubungan secara matematis dengan pos yang lainnya. Pada umumnya teknik pembukuan
tunggal diterapkan bersama dengan basis kas. Hal ini dikarenakan, basis kas merupakan basis
yang paling sederhana. Sebagai contoh, sebelum reformasi akuntansi pemerintahan, semua
pencatatan di pemerintahan menggunakan sistem tata buku tunggal. Buku tunggal yang dimaksud
biasanya disebut buku kas umum.
Pembukuan Berpasangan (Double Entry). Pada tahun 1419 Luca Pacioli, ahli matematika Italia,
menerbitkan buku pertama akuntansi tentang sistem pembukuan berpasangan. Sistem tata buku
berpasangan ini merupakan dasar yang kokoh bagi perkembangan akuntansi karena dalam sistem
ini setiap transaksi yang terjadi dicatat dengan memperlihatkan kedua aspeknya (akun-akun
dicatat dengan pasangannya) sehingga menghasilkan keseimbangan.
Sejak digunakannya sistem tata buku berpasangan dalam akuntansi pemerintahan, setiap
pencatatan transaksi harus dianalisa terlebih dahulu. Analisa dilakukan dengan menghubungkan
transaksi dengan persamaan akuntansi. Rasionalnya setiap transaksi akan mempengaruhi
persamaan akuntansi baik sisi debet (kiri) dan sisi kredit (kanan). Tata buku berpasangan akan
mencatat setiap transaksi di dua buku yang berbeda. Apabila setiap transaksi langsung dicatat
dalam dua atau lebih buku yang berbeda maka tentu saja tidak praktis dan akan merepotkan.
Untuk meringkas kegiatan tersebut, maka transaksi dianalisis dan hasilnya ditulis dalam bentuk
jurnal, debet dan kredit.
Laporan Akuntansi merupakan laporan yang dihasilkan dari proses akuntansi (proses dan
siklus akuntansi akan dijelaskan lebih lanjut pada bab 4). Berdasarkan praktik akuntansi
pemerintahan yang berkembang di Indonesia, laporan akuntansi dapat dihasilkan dari proses
akuntansi dan tanpa proses akuntansi.
24
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Laporan yang dihasilkan dari proses akuntansi. Laporan ini dihasilkan dari proses
akuntansi dimulai dari pengidentifikasian bukti transaksi, jurnal, buku besar, daftar saldo
buku besar, dan tersusunnya laporan. Laporan jenis pertama inilah yang dapat diaudit, dan
kemungkinan akan menghasilkan audit dengan opini wajar tanpa syarat.
Laporan yang dihasilkan tanpa proses akuntansi. Laporan ini dihasilkan dengan
menggunakan informasi penerimaan dan pengeluaran kas, serta inventarisasi aset pada akhir
tahun. Informasi aset, kewajiban dan ekuitas dana dihasilkan dari informasi yang tidak
tersistem.
Laporan keuangan yang dihasilkan tanpa proses akuntansi, dapat dipastikan banyak informasi
yang tidak lengkap dan tidak akurat. Oleh karena itu maka UU Perbendaharan Negara
mewajibkan agar laporan keuangan pemerintahan dihasilkan dari proses akuntansi.
Selanjutnya, untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan
negara, maka laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah harus disusun menurut
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Teknik pembukuan dan dasar akuntansi berhubungan dalam hal keduanya saling mendukung.
Single entry mendukung basis kas. Double entry mendukung basis akrual. Hubungan ini dapat
digambarkan:
Menurut basis cash toward accrual yang dianut oleh Standar Akuntansi Pemerintah Indonesia
aset kewajiban dan ekuitas diakui berbasis akrual, sementara pendapatan dan belanja diakui
berbasis kas. Basis akrual di pemerintah Indonesia mengakui transaksi pada saat terjadinya.
25
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
BAB 3
PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Tujuan bab 3, adalah memahamkan pembaca mengenai prinsip, kerangka konseptual, standar dan
kebijakan akuntansi pemerintahan di Indonesia. Pembaca diharapkan dapat menganalisis dan
sintesa terhadap posisi prinsip, kerangka konseptual, standar dan kebijakan akuntansi
pemerintahan di Indonesia dengan perkembangan referensi internasional dan penerapan praktis
dalam kebijakan akuntansi pemerintahan di dalam laporan keuangan pemerintah Indonesia.
26
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Kaitan antara Kebijakan Akuntansi, Standar Akuntansi, Prinsip Akuntansi, dan PABU
Standar akuntansi pemerintah adalah konsep, ketentuan, cara, prosedur, metode, teknik yang
tersedia baik di Indonesia maupun di dunia Internasional baik secara teoretis maupun praktis
untuk mencatat, mengklasifikasi, mengikhtisarkan, menyesuaikan, melaporkan dan menganalisis
transaksi keuangan pemerintah, yang telah dipilih oleh Badan yang berwenang untuk menyusun
standar dan dikodifikasi menjadi Standar.
Meskipun dinyatakan bahwa kerangka konseptual merupakan basis untuk penyusunan standar
akuntansi, namun dimungkinkan standar akuntansi menyimpang dari kerangka konseptual.
Kerangka konseptual akuntansi pemerintah Indonesia menyatakan apabila ada pertentangan antara
kerangka konseptual akuntansi maka yang dipakai adalah standar akuntansi. Sebagai ilustrasi,
dalam Kerangka konseptual dinyatakan bahwa aset diakui berdasarkan nilai historis, namun
pengakuan persediaan dalam neraca pemerintah menggunakan nilai pembelian terakhir. Ketidak
sesuaian ini menunjukkan bahwa yang didahulukan dalam praktik akuntansi pemerintah adalah
standar akuntansi diatas kerangka konseptual.
Kebijakan akuntansi adalah konsep, ketentuan, cara, prosedur, metode, teknik yang dipilih dari
PABU, Kerangka Konseptual, Standar, atau praktik sehat yang digunakan dan dipilih oleh suatu
27
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
entitas, kemudian ditetapkan sebagai kerangka penyusunan laporan keuangan untuk periode
tertentu.
Pemerintah sebagai lembaga yang khas memiliki sejarah tersendiri dalam pengembangan prinsip-
prinsip pemerintahannya. Di Amerika, pengembangan prinsip-prinsip akuntansi pemerintahan
sejajar dan berkembang sesuai dengan perkembangan dalam bidang akuntansi swasta. Namun
walaupun di Amerika perkembangan akuntansi berkembang pesat, di Indonesia pengembangan
akuntansi terlihat stagnan. Hal ini disebabkan adanya UU yang menghambat perkembangan
akuntansi yaitu menurut ICW 1927 yang mewajibkan Negara menerapkan stelsel kas dalam
pengelolaan keuangan Negara. Akuntansi pemerintah di Indonesia baru berkembang setelah
ditetapkannya UU Keuangan Negara No. 17 Tahun 2003 tentang kewajiban menggunakan basis
akrual dalam pelaporan keuangan Negara.
28
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
29
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi
yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan, yang terdiri dari:
Pemerintah pusat
Pemerintah daerah
Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika menurut
peraturan perundang-undangan satuan organisasi tersebut wajib menyajikan laporan keuangan.
Tujuan umum pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang
bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan ekonomi,
sosial, maupun politik.
Pelaporan keuangan oleh entitas pelaporan memiliki beberapa peran diantaranya untuk
kepentingan:
Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen
Memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban,
dan ekuitas dana pemerintah.
Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat (stakeholders).
Keseimbangan antargenerasi (intergenerational equity)
Memberikan informasi mengenai kecukupan penerimaan pemerintah untuk membiayai seluruh
pengeluaran, dan apakah generasi yang akan datang akan ikut menanggung beban pengeluaran
tersebut.
30
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
31
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Materialitas
Laporan keuangan pemerintah harus memuat informasi yang memenuhi kriteria materialitas.
Suatu informasi dikatakan material apabila kelalaian atau kesalahan dalam penyajian informasi
tersebut akan berpengaruh pada keputusan ekonomi yang diambil para penggunanya.
Pertimbangan biaya dan manfaat
Biaya yang dikeluarkan dalam penyusunan/penyajian informasi dalam laporan keuangan harus
lebih kecil dari manfaat yang bisa diperoleh atas informasi tersebut. Oleh karena itu, laporan
keuangan pemerintah tidak semestinya menyajikan segala informasi yang manfaatnya lebih
kecil dari biaya penyusunannya.
Keseimbangan antar karakteristik kualitatif
Keseimbangan antar karakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai suatu keseimbangan
yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang diharapkan dari laporan keuangan
pemerintah.
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, pemerintah diwajibkan
menerapkan basis akuntansi akrual secara penuh atas pengakuan dan pengukuran pendapatan
dan belanja negara paling lambat tahun anggaran 2008.
32
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
historisnya. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai
wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan.
Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk
memenuhi kewajiban tersebut di masa yang akan datang.
Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena lebih obyektif dan
dapat diverifikasi. Dalam hal tidak terdapat nilai historis, dapat digunakan nilai wajar.
33
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam
kondisi ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan
kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral dan
tidak andal.
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos
dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai
perolehan historis. Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah.
Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam
mata uang rupiah.
Saat ini PSAP yang telah ditetapkan oleh KSAP adalah sebagai berikut:
1. PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan.
2. PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran.
3. PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas.
4. PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan.
5. PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan.
6. PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi.
7. PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap.
8. PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan.
9. PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban.
10. PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa
Luar Biasa.
11. PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian.
34
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, SAP ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah (terbaru adalah PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan). SAP diterapkan di lingkup pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan satuan
organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah, jika menurut peraturan perundang-undangan
satuan organisasi tersebut wajib menyajikan laporan keuangan.
Namun sistem akuntansi tidak bisa dilepaskan dari Standar Akuntansi. Sistem akuntansi
pemerintahan pasti harus diatur dengan regulasi yang dibuat oleh pemerintah dengan
memperhatikan standar akuntansi. Sistem terdiri dari komponen input, proses dan output.
Komponen lainnya berupa outcome. Untuk menghitung kinerja pemerintah daerah, maka
diperlukan konsep efisiensi, efektivitas, dan ekonomis dengan memperhatikan input, proses,
output dan outcome.
Pemerintah menyusun sistem akuntansi pemerintahan yang mengacu pada Standar Akuntansi
Pemerintahan. Sistem akuntansi pemerintahan pada tingkat pemerintah pusat diatur dengan
Peraturan Menteri Keuangan. Sistem akuntansi pada tingkat pemerintah daerah diatur dengan
peraturan Gubernur/bupati/walikota, dengan mengacu pada Peraturan Daerah tentang pengelolaan
keuangan daerah yang berpedoman pada peraturan pemerintah.
Didalam literatur sektor publik, maka kinerja keuangan dapat dilihat dari efisiensi, efektivitas, dan
ekonomis. Efisiensi terjadi apabila rasionalitas nilai anggaran dibandingkan dengan nilai hasil
kerja. Efektivitas terjadi apabila rasionalitas kerja anggaran dengan pencapaian hasil. Ekonomi
terjadi apabila terdapat penghematan nilai anggaran dalam pencapaian hasil. Dalam penilaian
akuntabilitas penganggaran daerah, biasanya disertakan Equity yang merupakan ketepatan sasaran
pemanfaat.
35
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
BAB 4
SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN
NEGARA , ANGGARAN DAN AKUNTANSI
Secara umum dalam bab ini pembaca diharapkan untuk memahami siklus anggaran dan siklus
akuntansi dalam pemerintahan di Indonesia. Pembaca diharapkan mampu untuk mendeskripsikan
dan menganalisa serta mensitesakan model ringkas pelaporan pemerintah baik laporan anggaran
maupun akuntansi dalam memahami kompleksitas yang ditemui dalam laporan anggaran dan
akuntansi pemerintah Indonesia.
Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa atau peserta pelatihan mampu untuk:
1. Menjelaskan tahapan dalam siklus pengelolaan keuangan negara.
2. Menjelaskan pelaksanaan anggaran/perbendaharaan pada pemerintah pusat dan pemerintah
daerah dalam siklus pengelolaan keuangan negara.
3. Menjelaskan sistem penerimaan dan sistem pembayaran dalam pelaksanaan anggaran di
satuan kerja pada siklus pengelolaan keuangan negara.
4. Menjelaskan sistem dan prosedur akuntansi dalam pelaksanaan anggaran pada siklus
pengelolaan negara.
5. Menjelaskan sistem akuntansi bagi pengguna anggaran dan bendahara umum pada
pengelolaan keuangan negara.
6. Mengetahui macam-macam opini atas laporan keuangan pemerintahan yang diberikan oleh
pemeriksa.
7. Mengetahui kriteria yang digunakan pemeriksa dalam menentukan opini atas laporan
keuangan pemerintahan.
8. Menjelaskan tahapan dalam siklus anggaran pemerintah daerah.
9. Menjelaskan jadwal penyusunan dan penetapan anggaran pemerintah daerah.
10. Menjelaskan tahapan dalam siklus akuntansi.
11. Menjelaskan perbedaan siklus anggaran dengan siklus akuntansi.
Pada pengelolaan keuangan negara, siklus terdiri dari perencanaan dan penganggaran,
pelaksanaan anggaran/perbendaharaan, akuntansi, pemeriksaan, dan pertanggungjawaban.
36
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) memiliki satu dokumen anggaran. Tidak
ada lagi pemisahan antara anggaran rutin dan pembangunan. Dengan pendekatan ini
diharapkan tidak terjadi duplikasi anggaran.
Penganggaran Berbasis Kinerja
Alokasi anggaran sesuai dengan hasil yang akan dicapai, terutama berfokus pada output
atau keluaran dari kegiatan yang dilaksanakan.
Penggunaan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM)
Dalam rangka menjaga kesinambungan program/kegiatannya, pemerintah daerah dituntut
menyusun anggaran dengan perspektif waktu jangka menengah. Selain menyajikan
anggaran yang dibutuhkan selama tahun berjalan, pemerintah daerah juga dituntut
memperhitungkan implikasi biaya yang akan menjadi beban APBD Pemerintah daerah
pada tahun anggaran berikutnya sehubungan dengan adanya program/kegiatan tersebut.
Klasifikasi Anggaran
Pemerintah menggunakan klasifikasi anggaran yang dikembangkan mengacu pada
Government Finance Statistic (GFS). Klasifikasi anggaran tersebut terdiri dari klasifikasi
menurut fungsi, menurut organisasi, dan menurut jenis belanja.
Tahap perencanaan pada pemerintah pusat dikoordinir oleh Bappenas sedang pada
pemerintah daerah dikoordinir oleh satuan kerja perencanaan daerah. Tahap penganggaran
pada pemerintah pusat dipimpin oleh Kementerian Keuangan sedangkan pada pemerintah
daerah dikelola oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah.
Penyusunan rencana kerja dimulai pada bulan Januari dengan menyiapkan rancangan
kebijakan umum, program indikatif, dan pagu indikatif, yang diperlukan oleh
Kementrian/Lembaga/SKPD untuk menyusun Rencana Kerja dan Anggaran-KL/Rencana
Kerja dan Anggaran-Satuan Kerja perangkat Daerah (RKA-KL/SKPD). Rancangan
RKP/RKPD ini selesai bulan Juni untuk selanjutnya disampaikan ke DPR/DPRD untuk
dibahas dalam pembicaraan pendahuluan. Setelah disepakati bersama dengan DPR/DPRD,
maka kebijakan umum, program prioritas, dan plafon anggaran sementara, akan menjadi dasar
bagi Kementrian/Lembaga/SKPD untuk menyusun RKA. RKA ini selanjutnya digunakan
untuk menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah (RAPBN/D)
yang wajib disampaikan ke legislatif untuk dibahas dan diperbaiki sebelum disetujui untuk
ditetapkan menjadi APBN/APBD. Proses pengesahan RAPBN dilakukan setelah ada
persetujuan oleh DPR, pada RAPBD ada tambahan proses evaluasi. Evaluasi atas RAPBD
yang telah disetujui oleh DPRD dilakukan oleh gubernur untuk RAPBD kabupaten/kota dan
Mendagri untuk RAPBD provinsi.
2. Pelaksanaan Anggaran/Perbendaharaan
Pada pemerintah pusat, pelaksanaan APBN dimulai dengan diterbitkannya Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Segera setelah suatu tahun anggaran dimulai, maka DIPA
harus segera diterbitkan untuk dibagikan kepada satuan-satuan kerja sebagai pengguna
anggaran pada kementrian/lembaga.
Pada pemerintah daerah, setelah terbit Peraturan Daerah tentang APBD, SKPD wajib
menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Pada pemerintah daerah masih diperlukan
Surat Penyediaan Dana (SPD) yaitu suatu dokumen yang menyatakan tersedianya dana untuk
37
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
melaksanakan kegiatan. Setelah DPA dan SPD terbit, maka masing-masing satuan kerja wajib
melaksanakan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya.
Dalam pelaksanaan kegiatan oleh satuan kerja terdapat dua sistem yang terkait dengan
pelaksanaan anggaran, yaitu sistem penerimaan dan sistem pembayaran.
Sistem Penerimaan
Seluruh penerimaan negara/daerah harus disetor ke Rekening Kas Umum Negara/Daerah dan
tidak diperkenankan digunakan secara langsung oleh satuan kerja yang melakukan
pemungutan (azas bruto). Pendapatan diakui setelah uang disetor ke rekening Kas Umum
Negara/Daerah (basis kas). Oleh karena itu penerimaan wajib disetor ke Rekening Kas
Umum selambat-lambatnya pada hari berikutnya. Dalam rangka mempercepat penerimaan
pendapatan, Bendahara Umum Negara/Daerah dapat membuka rekening penerimaan pada
bank. Bank yang bersangkutan wajib menyetorkan penerimaan pendapatan setiap sore hari ke
Rekening Kas Umum Negara/Daerah.
Sistem Pembayaran
Dalam sistem pembayaran terdapat dua pihak yang terkait, yaitu Pengguna Anggaran/Barang
dan Bendahara Umum Daerah. Terdapat dua cara pembayaran, yaitu pembayaran yang
dilakukan secara langsung oleh BUD kepada yang berhak menerima pembayaran atau lebih
dikenal dengan sistem LS (pembayaran langsung). Pembayaran dengan sistem LS dilakukan
untuk belanja dengan nilai yang cukup besar atau di atas jumlah tertentu. Cara lainnya adalah
dengan menggunakan Uang Persediaan (UP) melalui Bendahara Pengeluaran. Pengeluaran
dengan UP dilakukan untuk belanja yang nilainya kecil di bawah jumlah tertentu untuk
membiayai keperluan sehari-hari perkantoran.
3. Akuntansi
Sistem dan prosedur akuntansi sangat diperlukan dalam pelaksanaan anggaran, tujuannya
adalah:
Untuk menetapkan prosedur yang harus diikuti oleh pihak-pihak yang terkait sehingga jelas
pembagian kerja dan tanggung jawab diantara mereka.
Terselenggaranya pengendalian intern untuk menghindari terjadinya penyelewengan.
Untuk menghasilkan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban entitas
pelaporan dalam pengelolaan keuangan.
Setiap entitas pelaporan terdiri dari dua bagian entitas akuntansi, yaitu sebagai pengguna
anggaran bendahara umum.
Pengguna Anggaran
Sistem ini diterapkan pada satuan kerja sesuai dengan perannya sebagai pengguna anggaran,
bagian sistem ini terutama untuk mencatat transaksi yang menjadi kewenangannya,
diantaranya adalah pendapatan (pendapatan bukan pajak atau retribusi daerah, umumnya
terkait dengan jasa yang dikelola instansi tersebut), belanja (dilakukan dengan
menggunakan uang persediaan maupun dengan sistem langsung) dan aset yang dikelola dan
digunakan. Dari kegiatan akuntansi oleh satuan kerja sebagai pengguna anggaran, pada
akhir periode akan menghasilkan tiga laporan, yaitu Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
38
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Bendahara Umum
Bagian ini terutama mengelola pendapatan pajak dan pendapatan lain yang tidak diserahkan
pengelolaannya kepada satuan kerja pengguna anggaran (pendapatan bunga dan hasil
investasi), belanja (belanja bunga, hibah dan dana perimbangan), pembiayaan (investasi
dalam bentuk penyertaan modal, obligasi dan pemberian pinjaman jangka kepada pihak
lain). Dari pelaksanaan akuntansi ini oleh bendahara umum ini, ada 4 jenis laporan yang
dihasilkan, yaitu LRA, Neraca, Laporan Arus Kas (LAK) dan CaLK.
4. Pemeriksaan
Pemerintah pusat maupun daerah wajib mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangannya
kepada rakyat yang diwakili oleh DPR/DPRD, namun lembaga perwakilan tersebut tidak
mempunyai informasi secara penuh mengenai laporan pertanggungjawaban atas pengelolaan
keuangan daerah dari eksekutif. Oleh karena itu diperlukan pihak yang kompeten dan
independen untuk menguji laporan pertanggungjawaban tersebut. Lembaga yang berwenang
untuk melakukan pemeriksaan atas laporan pertanggungjawaban tersebut adalah Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK).
Pemeriksaan keuangan oleh BPK akan menghasilkan pernyataan pendapat (opini) tentang
tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Ada empat macam opini
yang diberikan pemeriksa, yaitu:
a. Wajar tanpa pengecualian.
b. Wajar dengan pengecualian.
c. Tidak wajar.
d. Menolak memberikan opini.
Hasil setiap pemeriksaan yang dilaksanakan oleh BPK disusun dan disajikan dalam Laporan
Hasil Pemeriksaan (LHP). Selanjutnya LHP dimaksud disampaikan kepada DPR/DPRD/DPD
sesuai dengan kewenangannya (kecuali yang memuat rahasia negara) dan kepada pemerintah.
LHP atas laporan keuangan selambat-lambatnya disampaikan kepada legislatif 2 (dua) bulan
setelah diterimanya laporan keuangan dari pemerintah. Dalam rangka transparansi dan
partisipasi publik, LHP yang telah disampaikan kepada legislatif dinyatakan terbuka untuk
umum. Dengan demikian masyarakat dapat memperoleh kesempatan untuk mengetahui hasil
pemeriksaan.
5. Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN/APBD berupa laporan keuangan. Laporan
keuangan yang disampaikan ke DPR/DPRD adalah laporan keuangan yang telah diperiksa oleh
BPK. Laporan keuangan yang telah diaudit ini disampaikan kepada lembaga legislatif
selambat-lambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir. Selain laporan keuangan
tersebut, juga dilampirkan ikhtisar laporan keuangan perusahaan daerah dan satuan kerja
39
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
lainnya yang pengelolaanya diatur secara khusus seperti misalnya Badan Layanan Umum
(BLU).
Siklus dan proses penganggaran di setiap negara berbeda satu dengan yang lainnya, namun pada
dasarnya mempunyai urut-urutan yang sama makna dan tujuannya. Menurut buku panduan
tentang Analisis dan Advokasi Anggaran
Pemerintah Daerah di Indonesia, yang diterbitkan oleh Yayasan Asia (The Asia Foundation) dari
Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB)
proses/siklus anggaran dapat dibagi kedalam 4 (empat) tahapan, yaitu:
1. Penyusunan Anggaran
Tahapan penyusunan anggaran terdiri dari pengumpulan aspirasi masyarakat melalui forum
pertemuan komunitas Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang), proses penyusunan kegiatan oleh satuan kerja perangkat daerah
(dinas/instansi) sampai dengan penyiapan draft usulan APBD diserahkan oleh kepala daerah
(pihak eksekutif) kepada DPRD (pihak legislatif) untu dibahas dan disetujui bersama. Dalam
proses penyusunan anggaran yang memerlukan waktu beberapa bulan, Tim Anggaran
Eksekutif yang beranggotakan unsur-unsur dari Sekretariat Daerah, BAPPEDA dan Badan
Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting.
Walaupun masyarakat dimintai pendapatnya dalam proses penentuan prioritas program
namun pada akhirnya proses penyusunan program dilakukan secara tertutup di masing-
masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
2. Penetapan Anggaran
Penetapan anggaran merupakan tahapan yang dimulai ketika pihak eksekutif menyerahkan
usulan anggaran kepada pihak legislatif. Pada umumnya proses ini ditandai dengan pidato
dari kepala daerah (Bupati/Walikota) di hadapan anggota DPRD. Selanjutnya DPRD akan
melakukan pembahasan untuk beberapa waktu. Selama masa pembahasan akan terjadi
diskusi antara pihak Panitia Anggaran Legislatif dengan Tim Anggaran Eksekutif dimana
pada kesempatan ini pihak legislatif berkesempatan untuk menanyakan dasar-dasar kebijakan
eksekutif dalam membahas usulan anggaran tersebut.
3. Pelaksanaan Anggaran
Pelaksanaan Anggaran adalah tahapan yang dimulai sejak APBD disahkan melalui peraturan
daerah pada setiap akhir tahun sebelum tahun anggaran baru dimulai. Tahapan pelaksanaan
berlangsung selama 1 (satu) tahun terhitung mulai awal tahun anggaran baru pada bulan
40
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Januari setiap tahunnya. Tahapan Pelaksanaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak
eksekutif melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang jumlahnya sesuai dengan
struktur organisasi pemerintah daerah yang bersangkutan.
Apabila dijabarkan secara rinci, setiap tahapan mempunyai siklus waktu yang berbeda. Tahap 1
dan 2 (Penyusunan Anggaran dan Penetapan Anggaran) memerlukan waktu 12 bulan, Tahap 3
(Pelaksanaan Anggaran) berlangsung 12 bulan, dan Tahap 4 (Auditing Anggaran) memerlukan
waktu 6 bulan. Dengan demikian proses anggaran di Indonesia memerlukan waktu 30 bulan (dua
setengah tahun).
Dalam UU Nomor 25 Tahun 2004, SKB Nomor 0259/M.PPN/1 Tahun 2005 dan PP Nomor 58
Tahun 2005, diberikan alokasi penjadwalan waktu untuk Tahap 1 dan 2 (Penyusunan dan
Penetapan Anggaran) yang mempunyai siklus waktu 12 bulan, meskipun pada kenyataannya
setiap pemerintahan kabupaten/kota mempunyai variasi tersendiri dalam pengatuaran waktunya.
Secara singkat, siklus dan mekanisme APBD dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu
perencanaan, pelaksanaan dan monitoring, dan evaluasi dan audit. Semua tahap atau proses
tersebut dapat dibagi menjadi input proses dan output. Siklus ini dapat dilihat di bawah ini:
SIKLUS AKUNTANSI
Dari sudut pemakai, akuntansi merupakan suatu fungsi yang menyediakan informasi yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu
organisasi. Sementara dari sudut proses kegiatannya, akuntansi merupakan proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan, penganalisaan, dan penafsiran data keuangan suatu unit ekonomi
tertentu dengan cara tertentu. Dengan demikian, akuntansi harus mencakup: identifikasi data yang
relevan, proses atau analisis data, dan pengubahan dari data menjadi informasi yang dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan yang tertuang dalam laporan keuangan.
Prosedur pencatatan transaksi sampai menjadi laporan keuangan disebut proses akuntansi atau
siklus akuntansi. Siklus akuntansi dimulai dari analisa transaksi keuangan dan diakhiri dengan
analisa laporan keuangan.
Siklus akuntansi dimulai dengan adanya suatu transaksi yang harus didukung dengan bukti. Setiap
transaksi yang terjadi harus dibuktikan dengan dokumen-dokumen sumber. Atas dasar
dokumen/bukti tersebut, setiap transaksi dianalisa dan dicatat secara kronologis (berdasarkan
urutan waktu) dalam jurnal. Setiap transaksi yang telah dianalisa, diklasifikasikan dan dicatat
dalam jurnal kemudian dipindahkan ke perkiraan/rekening/akun dalam buku besar dan buku besar
pembantu. Proses pemindahan ini disebut pembukuan (posting).
Selanjutnya, neraca saldo disusun atas dasar saldo-saldo dari setiap akun buku besar. Penyesuaian
diperlukan untuk membuat akun-akun dalam buku besar mencerminkan kondisi yang sebenarnya
41
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
pada akhir periode akuntansi. Setelah menjurnal dan memposting penyesuaian yang diperlukan,
dibuatlah neraca saldo setelah penyesuaian. Dengan dasar penyesuaian tersebut maka dapat
disusun laporan keuangan. Dalam akuntansi pemerintahan, laporan keuangan tersebut terdiri dari
Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK), Laporan Kinerja
Keuangan dan Catatan atas Laporan Keuangan. Selain keempat laporan keuangan pokok tersebut,
dapat juga menyelenggarakan laporan keuangan tambahan seperti Laporan Operasional dan
Laporan Perubahan Ekuitas Dana.
Pada akhir periode akuntansi, akun-akun nominal harus ditutup dengan membuat ayat-ayat
penutup dalam jurnal penutup untuk kemudian diposting ke buku besar. Setelah semua ayat
penyesuaian dipindahkan ke akun buku besar dan akun nominal sudah ditutup, maka dihitung
saldo dari setiap akun buku besar untuk menyusun neraca saldo setelah penutupan. Setelah tahap
penutupan dan dibuat daftar saldo setelah penutupan serta pembalikan, maka Neraca Awal dapat
disusun.
Terdapat perbedaan antara siklus anggaran dan siklus akuntansi. Penekanan siklus anggaran
adalah ketaatan terhadap aturan dan pencapaian target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sementara itu penekanan siklus akuntansi adalah pencatatan realisasi transaksi tanpa terlewat satu
transaksi pun.
Anggaran ditetapkan di masa lalu, maka dapat dipastikan dalam siklus akuntansi akan terdapat
transaksi yang tidak dapat dianggarkan sebelumnya. Hal ini adalah suatu hal yang wajar,
dikarenakan anggaran merupakan prediksi di masa yang akan datang. Jarang terjadi prediksi yang
pasti tepat seratus persen, oleh karena itu pasti akan terdapat perbedaan antara pencatatan
anggaran dan akuntansi. Pencatatan transaksi yang tidak dianggarkan sebelumnya disebut dengan
transaksi non-anggaran. Transaksi non-anggaran dipastikan akan terjadi dalam siklus akuntansi.
Titik singgung antara siklus anggaran dengan siklus akuntansi adalah terletak pada tahap
pelaksanaan anggaran.
42
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
BAB 5
PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Menurut Suwardjono (2005: 504), dana (fund) mempunyai dua pengertian yang
saling dirancukan. Dana dapat diartikan sebagai kas (uang), aset likuid, atau sumber keuangan
(financial resources) yang dapat digunakan untuk mendanai
suatu kegiatan, program, atau proyek dalam rangka mencapai tujuan tertentu (spesifik). Dana juga
dapat berarti kesatuan, wadah, atau pusat yang dapat berupa kegiatan, program, atau proyek yang
didanai dengan aset likuid tersebut.
43
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
A fund is formally defined as a fiscal and accounting entity with self balancing set of
accounts recording cash and other financial resources, together with all related liabilities
and residual equities or balances and changes there in, which are segregated for the
purpose of carrying on spesific activities or attaining certain objectives in accordance with
special regulations, restrictions, or limitations.
Konsep dana sangat fundamental bagi akuntansi pemerintah. Sebagaimana dinyatakan di dalam
definisi tersebut, suatu dana adalah merupakan entitas fiskal yang terpisah yang memiliki sumber
daya sendiri dan melaporkan kewajibannya sendiri dan hasil operasi untuk periode fiskal. Lebih
jauh, suatu dana secara konseptual memiliki catatan akuntansi tersendiri (misalnya jurnal, buku
besar) dan dapat menyiapkan laporan keuangan sendiri secara terpisah. Dengan demikian suatu
dana merupakan entitas akuntansi tersendiri. Konsep ini memandang bahwa kegiatan, program,
proyek atau unit kegiatan lainnya sebagai kesatuan atau entitas yang berdiri sendiri dan menjadi
pusat pelaporan disebut dengan dana. Sumber keuangan yang dianggarkan dan diserahkan untuk
pelaksanaan kegiatan dipertanggungjawabkan melalui kegiatan tersebut sebagai dana yang berdiri
sendiri terpisah dengan dana yang lain. Dengan demikian diperlukan seperangkat sistem akuntansi
yang dapat menghasilkan data akuntansi dan laporan keuangan untuk pertanggungjawaban
kesatuan dana tersebut.
Penjelasan mengenai pos ekuitas dalam neraca dapat ditemukan di dalam Buletin Teknis Nomor
03 tentang Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan dengan Konversi, yang menyatakan:
Pendekatan yang digunakan untuk menyajikan pos-pos ekuitas ke dalam
format neraca berdasarkan SAP, dilakukan dengan pendekatan self balancing.
Pendekatan self balancing di dalam neraca yang digunakan oleh SAP merupakan selisih antara
saldo Aset dan Kewajiban. Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ekuitas dana di
dalam neraca merupakan:
1. kelompok dana umum
2. penyeimbang (self balancing) terhadap akun aset dan kewajiban
Saldo dana dalam neraca dapat diinterpretasi sebagai dana likuid yang siap digunakan adalah
ekuitas dana lancar Selisih Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) dan dana cadangan. Untuk
menggunakan SiLPA dan dana cadangan perlu ketetapan hukum yang mengatur penggunaan dana
SiLPA yang tersedia.
44
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Persamaan akuntansi adalah hubungan fungsional antar akun (tempat mencatat transaksi) dalam
suatu sistem akuntansi, akibat dimintanya pertanggungjawaban atas dasar konsep entitas
pelaporan dan kemandirian entitas yang menghendaki agar kekayaan yang dikelola oleh
pemerintah dapat ditunjukkan sumber atau asalnya. Secara sederhana, persamaan akuntansi
pemerintah dapat digambarkan sebagai berikut:
A = K + ED
Setiap kelompok dibagi menjadi akun-akun yang spesifik sesuai dengan dana yang dimaksudkan.
Setiap kelompok dapat dijelaskan sebagai berikut:
45
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Dikurangi:
Jumlah Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Hutang Jangka Panjang
Pasangan Akun dalam Ekuitas Dana Investasi
46
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Adanya 3 jenis Ekuitas Dana di dalam akuntansi pemerintahan Indonesia, akan mengubah struktur
persamaan akuntansi, menjadi sebagai berikut:
Dari persamaan diatas, A adalah Aset, K adalah Kewajiban, EDL adalah Ekuitas Dana Lancar,
EDI adalah Ekuitas Dana Investasi, dan EDC adalah Ekuitas Dana Cadangan.
Untuk mengecek ketepatan dalam penjumlahan angka-angka di dalam setiap kelompok ekuitas
dana, dapat menggunakan rumus berikut ini:
Hubungan posisi keuangan awal dan posisi keuangan akhir setelah transaksi yang berdasarkan
anggaran pemerintah, dapat digambarkan dalam notasi persamaan akuntansi sebagai berikut.
Posisi keuangan awal:
A = K + EDL + EDI + EDC
Tanda dalam persamaan di atas menunjukkan bahwa komposisi dan jumlah rupiah aset,
kewajiban, dan ekuitas dana berubah setelah adanya transaksi tetapi jumlah rupiah aset total akan
selalu sama dengan jumlah rupiah kewajiban dan ekuitas dana. Apabila elemen penyebab
47
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
perubahan ekuitas dipisahkan maka selama periode fiskal terjadinya transaksi, ekuitas awal tidak
akan berubah dan sebagai gantinya timbul elemen-elemen Pendapatan (P), Belanja Operasi (BO),
Belanja Modal (BM), Pendapatan Pembiayaan (PF), dan Belanja Pembiayaan (BF) dalam
persamaan di atas. Pada akhir periode, persamaan akuntansi pemerintah akan menjadi sebagai
berikut:
Neraca disajikan dengan basis akrual dan Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus
Kas disajikan dengan basis kas.
Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran merupakan laporan-laporan yang saling berhubungan.
Pendapatan yang merupakan isi Laporan Realisasi Anggaran didefinisikan sebagai semua
penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar
kembali oleh pemerintah. Selanjutnya belanja yang juga menjadi isi Laporan Realisasi Anggaran
didefinisikan sebagai semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Ekuitas dana lancar merupakan unsur neraca sehingga pendapatan dan belanja seharusnya
langsung mempengaruhi ekuitas dana lancar dalam neraca. Akan tetapi penerimaan pendapatan
dan pengeluaran belanja berdasarkan basis kas hanya mempengaruhi jumlah kas tetapi tidak
secara langsung mempengaruhi ekuitas dana lancar. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa akun-
akun pendapatan dan belanja merupakan akun pembantu ekuitas dana lancar.
Penerimaan pendapatan dicatat terlebih dahulu dalam akun pendapatan dan pengeluaran belanja
dicatat dalam akun belanja kemudian pada akhir tahun ditutup ke akun ekuitas dana lancar
(bandingkan dengan pengertian pendapatan dan biaya sebagai akun pembantu modal dalam
akuntansi komersial). Seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah harus ada dalam anggaran,
artinya harus melalui atau tercantum dalam Laporan Realisasi Anggaran. Pendapatan, belanja, dan
pembiayaan yang merupakan unsur Laporan Realisasi Anggaran akan diakui atau dicatat pada
saat kas diterima atau dikeluarkan. Pendapatan, belanja, dan pembiayaan hanya mempengaruhi
kas dan tidak mempengaruhi komponen lainnya dalam pos neraca pada saat penerimaan dan
48
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
pengeluaran kas. Akibat perlakuan seperti ini, neraca hanya terdiri dari kas pada sisi debet dan
ekuitas pada sisi kredit. Ekuitas pun hanya muncul pada akhir periode pada saat pendapatan dan
biaya ditutup ke ekuitas dana lancar.
Perlakuan-perlakuan penerimaan dan pengeluaran dalam penerapan basis kas menuju akrual ini
dapat diuraikan sebagai berikut:
Kas merupakan unsur atau akun neraca yang disebut juga dengan akun riil (real
account) sedangkan pendapatan adalah unsur Laporan Realisasi Anggaran yang disebut juga akun
nominal (nominal account).
Pada saat pengeluaran belanja untuk perolehan aset tetap berupa gedung misalnya akan dijurnal:
Pertanyaannya, Mengapa tidak langsung dijurnal ke aset tetap yang bersangkutan? Seharusnya,
seperti halnya di akuntansi komersial, pengeluaran untuk perolehan aset tetap (belanja modal
untuk pembangunan gedung) dapat dicatat dalam persamaan akuntansi pemerintah sebagai
berikut:
Akun gedung dan bangunan dan akun kas merupakan akun riil (real account). Jika dilakukan
penjurnalan seperti di atas maka pengeluaran tersebut tidak akan mempengaruhi belanja dalam
Laporan Realisasi Anggaran. Perlakuan seperti ini hanya mempengaruhi akun-akun neraca. Oleh
karena seluruh transaksi kas pemerintahan harus melalui Laporan Realisasi Anggaran maka
pengeluaran untuk belanja modal tidak dapat dijurnal langsung ke aset yang bersangkutan, tetapi
harus melalui Laporan Realisasi Anggaran terlebih dahulu.
49
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Contoh lain, misalnya pengeluaran untuk pembayaran pokok hutang. Pembayaran pokok hutang
akan dicatat dalam persamaan akuntansi pemerintah sebagai berikut:
(Kas) = Pengeluaran Pembiayaan Pokok Hutang Bayar pokok hutang
Pengeluaran uang kas untuk pembayaran hutang tidak dikredit secara langsung pada kewajiban di
Neraca, melainkan dijurnal ke unsur Laporan Realisasi Anggaran yaitu Pengeluaran Pembiayaan
untuk Pembayaran Pokok Hutang.
Dari uraian di atas terlihat bahwa setiap pengeluaran pemerintah atau penerimaan
pemerintah harus melalui Laporan Realisasi Anggaran. Oleh
karena itu, penerimaan dan pengeluaran mempengaruhi unsur-unsur dalam Laporan Realisasi
Anggaran dan kas di Neraca sekaligus. Jadi yang terpengaruh di Neraca hanya akun kas. Akan
tetapi penerimaan dan pengeluaran uang tidak hanya mempengaruhi kas di Neraca.
Pengeluaran uang untuk membayar pengadaan aset tetap yang merupakan belanja modal selain
mempengaruhi kas juga mempengaruhi aset tetap yang bersangkutan dan akun pasangannya
dalam kelompok ekuitas. Contohnya pengadaan aset tetap berupa bangunan tersebut. Contoh
lainnya, penerimaan uang dari pinjaman akan menambah kas tetapi sekaligus juga menambah
kewajiban yang harus muncul di Neraca. Untuk itu harus ada mekanisme agar pengeluaran kas
tidak hanya mempengaruhi kas tetapi juga unsur neraca lainnya yang terkait sekaligus juga masuk
dalam Laporan Realisasi Anggaran. Demikian juga halnya dengan penerimaan pinjaman yang
masuk dalam Laporan Realisasi
Anggaran tetapi juga harus masuk dalam kewajiban di Neraca. Mekanisme ini yang disebut
dengan jurnal korolari.
Melalui mekanisme jurnal korolari, pengeluaran belanja untuk pembelian aset tetap seperti
pembelian gedung dicatat sebagai pengeluaran belanja modal.
Selanjutnya, agar perolehan aset tersebut muncul dalam Neraca maka perlu dibuat jurnal
pendamping (jurnal korolari). Jurnal korolari dibuat dengan mendebet aset yang bersangkutan dan
mengkredit akun Ekuitas Dana Diinvestasikan dalam kelompok Ekuitas. Misalkan dikeluarkan
belanja modal sebesar Rp 100 miliar untuk pembelian gedung, maka agar dapat masuk dalam
Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran harus dibuat persamaan akuntansi sebagai berikut:
(Kas) = EDL - SiLPA Belanja Modal
(100) = (100)
Persamaan ini akan mempengaruhi belanja modal dalam Laporan Realisasi Anggaran. Pencatatan
tersebut belum masuk dalam akun aset tetap berupa gedung dan akun ekuitasnya. Untuk itu
dibuatkan persamaan korolari:
50
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Tetap Modal
100 = 100
Dengan penjurnalan di atas, Pengeluaran Kas akan dicatat dalam Neraca dan Laporan Realisasi
Anggaran. Bukan hanya itu, akun Gedung dan Bangunan dalam kelompok aset tetap dan akun
Diinvestasikan dalam Aset Tetap pada kelompok
Ekuitas juga dicatat sebesar jumlah yang sama. Dari uraian di atas terlihat bahwa jurnal korolari
digunakan agar transaksi yang mempengaruhi akun Neraca (selain kas) dan Laporan
Realisasi Anggaran dapat dicatat pada waktu yang sama.
Pertanyaannya adalah Apakah tidak ada mekanisme lain yang dapat memungkinkan dapat
disajikannya unsur neraca selain kas? Jawabnya adalah Ada. Akun-akun yang dimaksud bisa
saja dicatat pada akhir tahun dengan menggunakan jurnal penyesuaian. Seluruh buku besar untuk
akun-akun terkait dibuka pada saat penyusunan neraca lajur. Akan tetapi dapat dibayangkan
begitu rumitnya menghimpun semua bukti transaksi untuk dilakukan penyesuaian pada akhir
tahun dengan mekanisme ini.
51
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
BAB 6
SIKLUS AKUNTANSI PEMERINTAHAN:
BUKTI TRANSAKSI DAN JURNAL
Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa atau peserta pelatihan mampu untuk:
1. Menjelaskan bukti transaksi.
2. Menjelaskan bukti transaksi utama?
3. Menjelaskan bukti transaksi pendukung?
4. Menjelaskan pengertian jurnal.
5. Menjelaskan syarat-syarat penjurnalan.
6. Mengetahui aturan debet dan kredit serta aturan kontra akun dalam akun ekuitas dana.
7. Menjelaskan dan membuat kode akun sederhana dalam akuntansi pemerintahan daerah.
8. Menjelaskan bukti/formulir jurnal dalam akuntansi pemerintahan.
9. Mengetahui format jurnal umum.
10. Menjelaskan prosedur menjurnal.
11. Membuat jurnal umum atas transaksi aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, belanja, dan
pembiayaan manual dalam akuntansi pemerintahan.
12. Membuat jurnal korolari dalam akuntansi pemerintahan.
52
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Dalam akuntansi pemerintahan, bukti transaksi pada umumnya dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
BKM (bukti transaksi kas masuk)
BKK (bukti transaksi kas keluar)
BM (bukti transaksi memorial/non-kas)
JURNAL
Dokumen pembukuan merupakan bukti tertulis yang mendasari pencatatan suatu transaksi.
Transaksi-transaksi dicatat berdasarkan informasi yang diberikan oleh dokumen pembukuan.
Bukti dokumen tersebut dicatat pertama kali dalam sebuah
daftar yang disebut jurnal. Karena itu jurnal sering disebut dengan the book of original entries
atau buku ayat asli.
Mencatat transaksi ke dalam buku jurnal disebut dengan menjurnal. Jurnal (journal) adalah buku
catatan transaksi secara kronologis sesuai dengan urutan
tanggal terjadinya. Jurnal mencatat akun-akun yang akan terpengaruh oleh transaksi beserta
jumlah dan keterangan ringkas tentang transaksi.
Setiap transaksi yang akan dicatat, terlebih dahulu harus dianalisa. Tahap-tahap dalam
menganalisa suatu transaksi adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan perkiraan/rekening/akun yang dipengaruhi transaksi tersebut.
2. Menetapkan akun-akun yang terpengaruh tersebut bertambah atau berkurang.
3. Menetapkan penambahan atau pengurangan tersebut mengakibatkan perkiraan yang
bersangkutan harus didebet atau harus dikredit dalam jurnal.
Oleh karena itu terdapat beberapa persyaratan yang harus diketahui oleh seorang akuntan dalam
membuat jurnal dalam akuntansi pemerintahan, antara lain sebagai berikut:
1. Pemahaman bahwa jurnal merupakan implikasi dari sistem tata buku berpasangan
(double entry system)
Sebelum reformasi akuntansi pemerintahan, semua pencatatan di pemerintahan menggunakan
sistem tata buku tunggal. Sistem tata buku tunggal merupakan sistem yang mencatat transaksi
ekonomi dalam satu buku. Buku tunggal yang dimaksud biasanya buku kas umum.
53
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Sejak digunakannya sistem tata buku berpasangan dalam akuntansi pemerintahan, setiap
pencatatan transaksi harus dianalisa terlebih dahulu. Analisa dilakukan dengan
menghubungkan transaksi dengan persamaan akuntansi. Rasionalnya setiap transaksi akan
mempengaruhi persamaan akuntansi baik sisi debet (kiri) dan sisi kredit (kanan). Tata buku
berpasangan akan mencatat setiap transaksi di dua buku yang berbeda. Apabila setiap
transaksi langsung dicatat dalam dua atau lebih buku yang berbeda maka tentu saja tidak
praktis dan akan merepotkan. Untuk meringkas kegiatan tersebut, maka transaksi dianalisis
dan hasilnya ditulis dalam bentuk jurnal, debet dan kredit.
2. Mengetahui aturan debet, kredit, saldo normal, dan aturan kontra akun
Istilah debet dan kredit dalam akuntansi menunjukkan sisi sebelah kiri dan kanan. Debet dan
kredit bukan berarti debet sama dengan tambah dan kredit sama dengan kurang, tetapi
menunjukkan kolom kiri atau kanan. Saldo normal klasifikasi kode akun ditunjukkan melalui
tabel berikut ini:
Secara khusus, aturan debet dan kredit untuk akun ekuitas dana menurut
Standar Akuntansi Pemerintahan adalah sebagai berikut:
a. Ekuitas Dana Lancar
Pendapatan yang
Ditangguhkan Kredit Kredit Debet
Cadangan Piutang Kredit Kredit Debet
54
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
55
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
apalagi di dalam akuntansi pemerintahan. Daftar akun ini sudah ditetapkan dengan keputusan
menteri keuangan untuk daftar akun instansi pemerintah pusat dan keputusan menteri dalam
negeri untuk daftar akun pemerintah daerah.
Setiap nama akun ditetapkan dan diberi kode untuk memudahkan penjurnalan dan cek silang
(cross check) apabila ada kesalahan. Kode akun dalam akuntansi, dapat disusun
menggunakan metode pengkodean angka, huruf atau gabungan angka dan huruf. Metode
manapun yang dipilih, kode akun harus dibuat secara sistematis. Pada umumnya kode awal
diberikan untuk akun neraca dan kemudian untuk akun anggaran (pendapatan dan belanja).
Suatu kode akun harus menjadi alat identifikasi yang bersifat unik dan tepat. Pada umumnya
digunakan 3 cara sistem penyusunan kode akun:
Block account codes
Group account codes
Decimal account codes
Pada pemerintahan daerah misalnya, urusan kode akun ini menjadi hal yang kompleks,
karena banyaknya informasi yang harus diolah dan struktur organisasi yang kompleks juga.
Sebagai contoh, menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, diperlukan kode akun untuk:
a. kode dan klasifikasi urusan pemerintahan daerah dan organisasi
b. susunan kode akun keuangan daerah
c. kode rekening pendapatan propinsi
d. kode rekening pendapatan kabupaten/kota
e. kode dan klasifikasi fungsi
f. klasifikasi belanja daerah menurut fungsi untuk keselarasan dan keterpaduan pengelolaan
keuangan negara
g. kode dan daftar program dan kegiatan menurut urusan pemerintahan daerah
h. kode rekening belanja daerah
i. kode rekening pembiayaan daerah
Permendagri ini hanya memberikan gambaran umum semata dan tidak mengatur secara
spesifik kode akun yang diperlukan dalam akuntansi pemerintahan daerah. Oleh karena itu
pemerintahan daerah harus mengembangkan sendiri kode akunnya. Kode akun secara umum
yang digunakan dalam pemerintahan daerah adalah Aset, Kewajiban, Ekuitas, Pendapatan,
dan Belanja termasuk juga Pembiayaan.
56
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
PENJURNALAN TRANSAKSI
Rancangan buku jurnal berkembang dari yang mula-mula naratif sifatnya, kemudian menjadi
jurnal standar. Berdasarkan jenisnya, jurnal terdiri dari jurnal transaksi, jurnal penyesuaian, jurnal
penutupan, jurnal pembalikan, jurnal reklasifikasi, dan jurnal koreksi. Sedangkan berdasarkan
format sajiannya, jurnal terbagi menjadi format jurnal umum (memorial dua kolom) dan jurnal
khusus (multi kolom). Pembahasan pada bab ini akan dijelaskan mengenai jurnal transaksi dengan
format jurnal umum. Berikut ini adalah contoh format jurnal umum:
Halaman: 01
Jumlah (Rp)
Tanggal Uraian Transaksi Ref.
Debet Kredit
20X
X
Jan 01 Kas xxx
Pendapatan xxx
(Pencatatan realisasi PAD)
57
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Proses pencatatan suatu transaksi dalam sebuah buku jurnal disebut menjurnal/penjurnalan
(journalizing). Prosedur menjurnal pada jurnal umum
adalah sebagai berikut:
1. Pada kolom tanggal diisi dengan tahun dan bulan (cukup dicatat satu kali pada setiap halaman,
kecuali jika tahun dan bulan tersebut berganti) serta tanggal (dicatat setiap tanggal terjadinya
transaksi).
2. Menuliskan ayat jurnal pada kolom uraian transaksi.
Nama akun yang akan didebet ditulis di sebelah kiri sekali dalam kolom uraian dan jumlah
uangnya dimasukkan dalam kolom debet.
Nama akun yang akan dikredit ditulis di bawah akun yang didebet dan agak masuk ke
kanan, lalu jumlah uangnya dimasukkan dalam kolom kredit.
3. Penjelasan singkat mengenai transaksi dapat ditulis di bawah setiap ayat jurnal.
Nama-nama akun yang digunakan dalam jurnal harus sesuai dengan nama-nama akun yang ada
dalam buku besar. Lajur referensi baru digunakan setelah ayat-ayat jurnal dipindahkan ke akun-
akun yang bersangkutan dalam buku besar. Sebagai contoh, beberapa transaksi Kabupaten
Makmur akan digunakan untuk menunjukkan penjurnalan transaksi.
Secara deskriptif, transaksi akuntansi keuangan yang terjadi pada Kabupaten Makmur, dalam
tahun 2006 dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
A. Inventarisasi aset Pemerintah Daerah Kabupaten Makmur Rp 11.000.
B. Realisasi pendapatan asli Pemerintah Daerah Kabupaten Makmur Rp 20.000.
C. Realisasi belanja operasi Pemerintah Daerah Kabupaten Makmur Rp 15.000.
D. Realisasi belanja modal Pemerintah Daerah Kabupaten Makmur Rp 10.000.
E. Korolari: Pengakuan aset atas realisasi belanja modal Pemerintah Daerah Kabupaten Makmur
Rp 10.000.
F. Realisasi penerimaan pembiayaan dari hutang jangka panjang Rp 7.000.
G. Korolari: Pengakuan hutang jangka panjang Rp 7.000.
H. Pengeluaran pembiayaan berupa pembentukan dana cadangan Pemda untuk pembuatan
Bandara di Pemkab Makmur Rp 5.000.
I. Korolari: Pengakuan atas penambahan dana cadangan Rp 5.000
Diminta untuk membuat:
1. Kode akun untuk menampung transaksi yang berlaku untuk semua transaksi tersebut,
menggunakan metode penyusunan kode akun angka dan sistem blok.
2. Jurnal untuk transaksi inventarisasi.
3. Jurnal untuk transaksi realisasi anggaran tahun 2006.
Jawaban:
1. Kode Akun
Kode Akun Nama Akun
1 Aset
58
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
2. Jurnal Inventarisasi
Pada contoh ini, kolom tanggal diisi dengan urutan terjadinya transaksi sesuai abjad.
(dalam jutaan rupiah)
Jumlah (Rp)
Tanggal Uraian Ref.
Debet Kredit
A Kas di Kas Daerah 100 5.000
Persediaan 110 2.000
Aset Tetap 150 3.000
Dana Cadangan 190 1.000
Hutang Jangka Pendek 200 1.500
Hutang Jangka Panjang 250 2.500
SiLPA/SiKPA 300 5.000
Cadangan Persediaan 301 2.000
Diinvestasikan dalam Aset Tetap 320 3.000
Diinvestasikan dalam Dana Cadang. 350 1.000
DYHD u. Pembayaran Hutang J. 302 -1.500
59
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Pendek
DYHD u. Pembayaran Hutang J.
Panjang 321 -2.500
(Pencatatan Inventarisasi Aset
Pemerintah
Daerah)
3. Jurnal Transaksi
(dalam jutaan rupiah)
60
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
JURNAL KOROLARI
Selain jurnal transaksi, jurnal penyesuaian, jurnal penutupan, jurnal pembalikan, dan jurnal
koreksi, dalam akuntansi pemerintah juga diselenggarakan suatu pencatatan yang disebut dengan
jurnal korolari. Jurnal korolari dibuat ketika ada transaksi yang mempengaruhi neraca pemerintah.
Sebelumnya, korolari dalam persamaan akuntansi pemerintahan juga dibahas dalam bab 5
(Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintahan).
Jurnal korolari dibuat untuk memasukkan pos-pos neraca terhadap sistem pencatatan akuntansi
pencatatan akuntansi pemerintahan. Pos-pos yang terpengaruh dengan jurnal korolari adalah:
1. Pencatatan belanja modal. Pencatatan belanja modal memerlukan jurnal korolari,
dikarenakan belanja modal memerlukan pencatatan belanja modal di laporan realisasi
anggaran dan pengeluaran kas di pos kas neraca dan laporan arus kas. Sedangkan pencatatan
pada nilai aset tetap di neraca, belum bisa diakui dari jurnal tersebut. Oleh karena itu
diperlukan jurnal korolari setelah pengakuan belanja modal tersebut.
2. Pencatatan pelepasan aset tetap. Pencatatan pelepasan aset tetap memerlukan jurnal
korolari karena pelepasan aset tetap memerlukan pencatatan penerimaan pelepasan aset tetap
di laporan realisasi anggaran dan penerimaan kas di pos kas neraca dan laporan arus kas.
Sedangkan pencatatan pengurangan nilai aset tetap di neraca, belum bisa diakui dari jurnal
tersebut. Oleh karena itu diperlukan jurnal korolari setelah pelepasan aset tersebut.
Pelepasan aset tetap
Kas di Kas Negara/Daerah Rp xxx
Penerimaan Pelepasan Aset Tetap Rp xxx
61
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
3. Pencatatan dana cadangan. Dana cadangan pada umumnya dipisahkan dari kas daerah atau
kas negara. Dana cadangan baru bisa dipergunakan oleh eksekutif apabila ada persetujuan
dari DPR/DPRD. Pencatatan dana cadangan memerlukan jurnal korolari, dikarenakan
pencatatan dana cadangan memerlukan pencatatan pengeluaran kas atau dana pemerintah di
laporan realisasi anggaran dalam bentuk belanja pembiayaan dan pengeluaran kas di pos kas
neraca dan laporan arus kas. Sedangkan pencatatan penambangan dana cadangan di neraca,
belum bisa diakui dari jurnal tersebut. Oleh karena itu diperlukan jurnal korolari setelah
pembentukan dana cadangan tersebut.
62
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Kas Rp xxx
Hutang Rp xxx
Dana yang Harus Disediakan untuk Pemb. Hutang Rp xxx
63
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
BAB 7
SIKLUS AKUNTANSI PEMERINTAHAN:
BUKU BESAR DAN NERACA SALDO
Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa atau peserta pelatihan mampu untuk:
1. Menjelaskan pengertian dan fungsi buku besar.
2. Mengetahui macam-macam format buku besar.
3. Menjelaskan pengertian posting.
4. Menjelaskan prosedur posting.
5. Melakukan posting dalam buku besar menggunakan T-account.
6. Menjelaskan fungsi buku besar pembantu.
7. Menjelaskan fungsi buku besar pembantu kas.
8. Mengetahui format buku besar pembantu kas.
9. Menjelaskan pengertian dan fungsi neraca saldo.
10. Menjelaskan langkah-langkah dalam menyusun neraca saldo.
11. Membuat neraca saldo.
12. Menjelaskan beberapa penyebab tidak seimbangnya neraca saldo dan cara mendeteksi letak
kesalahan yang mungkin terjadi.
BUKU BESAR
Buku Besar (ledger) merupakan suatu buku yang berisi kumpulan rekening atau akun dalam
kategori yang sama yang dicatat dalam jurnal dan digunakan dalam keseluruhan aktivitas akuntasi
suatu entitas. Akun dalam buku besar berfungsi sebagai media atau wadah dalam meringkas
transaksi yang klasifikasinya sejenis.
Berdasarkan hubungannya dengan neraca dan laporan laba rugi (sektor swasta) atau laporan
realisasi anggaran (sektor pemerintahan), akun dalam buku besar dapat digolongkan menjadi:
Akun riil (permanent/real account), yaitu akun-akun yang saldonya akan terlihat dalam neraca
seperti aset, kewajiban dan ekuitas.
Akun nominal (temporary/nominal account), yaitu akun-akun yang saldonya akan terlihat
dalam laporan realisasi anggaran seperti pendapatan dan belanja.
Jumlah buku besar akan berkembang, dan jumlahnya akan mengikuti atau sesuai dengan jumlah
rekening yang ada di pedoman rekening atau chart of accounts. Jika
seandainya pemerintah daerah memiliki jumlah akun sebanyak 1.000 akun, maka jumlah buku
besar yang harus disediakan adalah juga 1.000.
Bentuk buku besar yang paling sederhana disebut dengan T-account. Dinamakan akun T, karena
bentuknya seperti huruf T dan digunakan dalam diskusi mengenai akuntansi. Akun T ini
merupakan bahasa kedua bagi akun. Dan merupakan
implikasi atau keharusan karena penggunaan sistem double entry. Berbeda dengan sistem single
entry, yang tidak memiliki buku besar dalam pencatatannya.
64
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Diisi dengan tanggal dan jumlah Diisi dengan tanggal dan jumlah
transaksi transaksi
Proses pemindahan ayat jurnal ke buku besar disebut pembukuan atau posting. Pemindahan
dari jurnal ke buku besar format T-account relatif lebih mudah. Oleh
karena itu, berikut ini hanya akan dijelaskan contoh prosedur pemindahan suatu ayat jurnal
ke buku besar dengan format yang lebih kompleks yaitu bentuk dua kolom (skontro):
1. Mencatat tanggal dalam rekening/akun yang bersangkutan.
2. Memindahkan jumlah uang dari jurnal ke rekening/akun yang bersangkutan.
Apabila akun tersebut didebet dalam jurnal, maka jumlah uangnya dipindahkan ke
kolom debet dalam akun yang bersangkutan.
Apabila akun tersebut dikredit dalam jurnal, maka jumlah uangnya dipindahkan ke
kolom kredit dalam akun yang bersangkutan.
3. Mencantumkan nomor halaman buku jurnal dalam kolom referensi pemindahan dari
akun tersebut.
4. Mencantumkan nomor (kode) akun buku besar dalam kolom referensi pemindahan pada
buku jurnal.
Halaman: 1
65
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
Jumlah (Rp)
Tanggal Uraian Transaksi Ref.
Debet Kredit
20X
X
Jan 01 Kas 100 20.000
Pendapatan 400 20.000
(Pencatatan realisasi PAD)
1 2 4
Nama Rekening: Kas Kode Rekening: 100
Tg Uraia Ref
l Uraian Ref. Debet Tgl. n . Kredit
20XX
Jan 01 1 20.000
66
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati,
Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 03 5 dari 11 27 Februari 2017
NERACA SALDO
Untuk mengikhtisarkan saldo-saldo dalam buku besar, disusunlah neraca saldo. Neraca Saldo atau
Daftar Saldo merupakan daftar rekening/akun-akun beserta saldo yang menyertainya dalam suatu
periode tertentu, sebagai ringkasan dari buku besar. Neraca saldo juga berguna untuk memeriksa
kebenaran pencatatan dalam jurnal dan buku besar dengan melihat apakah jumlah debet sama
besar dengan jumlah kredit.
2. Transposisi angka.
Transposisi angka adalah kesalahan penempatan dalam penulisan angka, misalnya seharusnya
Rp 150 tetapi ditulis Rp 105. Cara untuk mendeteksinya adalah dengan menghitung selisih
antara jumlah debet dan kredit, jika hasilnya habis dibagi dengan 9 maka kemungkinan telah
terjadi transposisi angka lalu telusurlah. Contoh: jumlah debet Rp 125.300 dan jumlah kredit
Rp 117.200, perhitungannya adalah Rp 125.300 Rp 117.200 = Rp 8.100 (hasilnya habis
dibagi dengan 9), maka ada kemungkinan telah terjadi transposisi angka sehingga jumlah sisi
debet dan kredit tidak seimbang.
67
BAB 8
SIKLUS AKUNTANSI PEMERINTAHAN:
PENYESUAIAN DAN NERACA LAJUR
Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa atau peserta pelatihan mampu untuk:
1. Menjelaskan pengertian penyesuaian didalam akuntansi pemerintahan.
2. Menjelaskan perbedaan jurnal penyesuaian antara akuntansi pemerintahan dengan swasta.
3. Menjelaskan implikasi basis cash toward accruals dalam akuntansi pemerintahan terhadap jurnal
penyesuaian.
4. Menjelaskan jenis-jenis (objek) penyesuaian di akuntansi pemerintahan.
5. Membuat jurnal penyesuaian untuk setiap transaksi yang mungkin dalam akuntansi pemerintahan.
6. Memposting jurnal penyesuaian ke buku besar.
7. Membuat Neraca Saldo Disesuaikan.
8. Menjelaskan pengertian neraca lajur atau kertas kerja.
9. Menjelaskan fungsi neraca lajur dalam pembuatan laporan keuangan pemerintahan.
10. Menjelaskan fungsi kolom-kolom dalam neraca lajur.
11. Membuat neraca lajur.
12. Meneliti kesalahan dalam neraca lajur.
JURNAL PENYESUAIAN
Ayat jurnal penyesuaian (adjusting journal entry) merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode
akuntansi untuk menyesuaikan saldo-saldo buku besar, sehingga mencerminkan angka yang benar dan
wajar. Penyesuaian berarti pencatatan atau pengakuan (penjurnalan dan posting) data-data transaksi
tertentu pada akhir periode sehingga jumlah rupiah yang terdapat dalam tiap akun sesuai dengan
kenyataan pada akhir periode tersebut dan statement
keuangan yang dihasilkan menggambarkan keadaan yang senyatanya pada tanggal statement (neraca).
Penyesuaian dicatat dalam jurnal umum 2 kolom dan di posting ke akun buku besar yang bersangkutan.
Segera setelah setiap kali melakukan posting dari tiap
ayat jurnal penyesuaian ke dalam buku besar yang bersangkutan, seluruh akun ditentukan saldonya,
dilanjutkan dengan menyusun neraca saldo disesuaikan.
Berikut ini adalah penjelasan masing-masing objek penyesuaian dalam akuntansi pemerintahan di atas:
1. Penyusutan
Penyusutan bisa dilaksanakan dengan 3 tujuan:
a. Penentuan nilai aset yang wajar (Standar Akuntansi Pemerintah)
Penyusutan di sektor pemerintahan bukan ditujukan untuk alokasi dana, tetapi ditujukan untuk
menyajikan secara wajar nilai aset pemerintah. Untuk mencatat penyusutan, maka dijurnal
sebagai berikut:
Diinvestasikan pada aset tetap termasuk Ekuitas Dana Investasi (EDI). Pada saat akuntan
mencatat suatu transaksi pengadaaan aset tetap, akuntan pemerintah akan mencatat dengan 2
jurnal:
Jurnal anggaran/jurnal kas
Misalnya pada APBD dianggarkan pengadaan gedung sebesar Rp 2
miliar. Pada waktu realisasi pengadaan gedung, akan dicatat sebagai berikut:
Belanja Modal Pengadaan Gedung Rp 2 M
Kas Rp 2 M
c. Pembentukan dana cadangan penggantian aset tetap (Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002)
Untuk tujuan ini, maka diperlukan jurnal pembentukan dana cadangan aset tetap, namun jurnal
ini tidak akan mengurangi nilai aset.
Persediaan Rp xxx
Cadangan Persediaan Rp xxx
Jurnal untuk mencatat transaksi persediaan, jika nilai persediaan akhir lebih kecil daripada nilai
persediaan awal:
Contoh:
Nilai persediaan akhir lebih besar daripada nilai persediaan awal.
Saldo awal persediaan di neraca Kabupaten Makmur adalah Rp 100.000.000. Pada akhir periode
dilaksanakan stock opname terhadap
persediaan yang dimiliki di seluruh instansi Pemerintah Kabupaten Makmur. Hasil dari stock
opname tersebut, menunjukkan nilai persediaan yang ada di seluruh dinas dan instansi Pemerintah
Kabupaten Makmur adalah Rp 120.000.000. Buatlah jurnal penyesuaian atas transaksi ini! Jurnal
persediaan di neraca awal:
Persediaan Rp 100.000.000
Cadangan Persediaan Rp 100.000.000
Agar persediaan menunjukkan nilai yang sebenarnya pada akhir periode, maka dibuat jurnal
penyesuaian persediaan, dengan jurnal:
Persediaan Rp 20.000.000
Cadangan Persediaan Rp 20.000.000
Persediaan Rp 100.000.000
Cadangan Persediaan Rp 100.000.000
Agar persediaan menunjukkan nilai yang sebenarnya pada akhir periode, maka dibuat jurnal
penyesuaian persediaan, dengan jurnal:
Contoh:
Misalnya di bendahara penerimaan pada tanggal 31 Desember terdapat kas dari hasil pembayaran
pajak sebesar Rp 150.000.000. Kas akan disetor pada tanggal 2 Januari tahun berikutnya. Untuk
tujuan pelaporan keuangan, maka pada tanggal 31 Desember akan dibuat jurnal penyesuian dengan
jurnal sebagai berikut;
Rasional:
Jurnal untuk mencatat timbulnya hutang
Kas Rp xxx
Pendapatan Pembiayaan Rp xxx
Ilustrasi:
Menurut Laporan Keuangan Pemerintah Pusat 2004, pada tahun 2004 memiliki hutang jangka
panjang yang jatuh tempo sebesar Rp 82 triliun. Buatlah jurnal untuk mencatat penyesuaian
reklasifikasi hutang jangka panjang terhadap hutang jangka pendek untuk tahun 2004!
Contoh:
Untuk membuat lapangan terbang Wirasaba menjadi lapangan terbang komersial di daerah
Barlingmascakeb, diperlukan dana sebesar Rp 10 miliar. Untuk mengumpulkan dana tersebut
kemampuan APBD Purbalingga adalah Rp 5 miliar per tahun. Akuntan pemerintah daerah
Purbalingga akan mencatat penyesuaian pembentukan dana cadangan pada tahun pertama
dengan jurnal sebagai berikut:
Dana Cadangan Rp 5 M
Diinvestasikan dalam Dana Cadangan Rp 5 M
Jurnal yang dibuat untuk penyesuaian pajak pada akhir tahun fiskal adalah:
Ilustrasi:
Pemerintah Kabupaten Makmur menugaskan Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda) untuk mengelola
segala jenis pajak kabupaten. Pada akhir tahun, Dipenda mengindentifikasi terdapat pajak yang
seharusnya dibayar oleh wajib pajak, namun belum diterima di Kas Daerah sebesar Rp 50.000.000.
Untuk mencatat pengakuan piutang pajak ini, maka Pemerintah Kabupaten Makmur akan mencatat
transaksi ini dengan jurnal penyeseuaian:
NERACA LAJUR
Pada akhir periode akuntansi, laporan keuangan sudah dapat disusun berdasarkan catatan pada neraca
saldo, ayat-ayat penyesuaian serta neraca saldo disesuaikan. Namun sebagai langkah alternatif sebelum
laporan keuangan disusun, dapat digunakan neraca lajur atau kertas kerja (working sheet). Tujuannya
adalah untuk membantu mempermudah dalam penyusunan laporan keuangan.
Neraca lajur merupakan kolom-kolom yang digunakan dalam proses akuntansi keuangan manual. Neraca
lajur dibuat pada akhir periode dalam format lembar kerja (spreadsheet). Format ini biasanya akan
ditampilkan dengan kolom untuk menyajikan jumlah saldo tiap akun dalam bentuk 8 kolom, 10 kolom,
atau 12 kolom.
Apabila pada akhir periode akuntansi digunakan neraca lajur untuk membantu penyusunan laporan
keuangan, maka ayat penyesuaian dicatat dalam neraca lajur pada kolom Penyesuaian. Dalam neraca lajur
juga sekaligus tersedia kolom Neraca Saldo Disesuaikan untuk mengetahui jumlah atau saldo
rekening/akun setelah mengalami penyesuaian. Setelah dicatat dalam neraca lajur dan jurnal, maka ayat
penyesuaian tersebut juga dipindahkan (posting) ke buku besar. Berikut ini adalah contoh format neraca
lajur dalam akuntansi pemerintahan.
Kabupaten Makmur
Neraca Lajur per Desember 20XX
Selain Kode Akun dan Nama Akun, neraca lajur terdiri dari beberapa kolom (lajur) utama yaitu kolom
untuk Neraca Saldo (NS), Penyesuaian (P), Neraca Saldo Disesuaikan (NSD), Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Neraca (NRC), dan Laporan Arus Kas (LAK). Apabila standar akuntansi pemerintahan
yang diterapkan adalah full accrual maka akan disediakan tambahan kolom untuk Laporan Operasional
(LO) dan Laporan Perubahan Ekuitas Dana (LPED).
BAB 9
SIKLUS AKUNTANSI PEMERINTAHAN:
PENYELESAIAN DAN KOREKSI
Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa atau peserta pelatihan mampu untuk:
1. Menjelaskan pengertian dan fungsi jurnal penutup dalam akuntansi pemerintahan.
2. Membandingkan jurnal penutup akuntansi pemerintahan dengan akuntansi sektor swasta.
3. Membuat jurnal penutup.
4. Memposting jurnal penutup ke buku besar.
5. Membuat neraca saldo setelah penutupan.
6. Menjelaskan pengertian jurnal pembalik dalam akuntansi pemerintahan.
7. Menjelaskan kegunaan jurnal pembalik dan akibat jurnal pembalik jika tidak dibuat.
8. Membandingkan jurnal pembalik akuntansi pemerintahan dengan akuntansi sektor swasta.
9. Membuat jurnal pembalik.
10. Menjelaskan koreksi dan kesalahan laporan keuangan.
11. Menjelaskan jurnal koreksi dan kesalahan laporan keuangan.
12. Menjelakan kegunaan jurnal koreksi dan kesalahan laporan keuangan.
Pada akuntansi sektor swasta, laporan keuangan utama terdiri dari laporan laba rugi, neraca, dan laporan
perubahan modal ditambah dengan laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Sedangkan pada
akuntansi pemerintahan terdiri dari empat laporan keuangan pokok, yaitu laporan realisasi anggaran,
neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Selanjutnya dapat juga memberikan
informasi tambahan berupa laporan kinerja keuangan (laporan operasional) dan laporan perubahan
ekuitas dana.
Pembahasan mengenai laporan keuangan dalam akuntansi pemerintahan selanjutnya akan dijelaskan
secara lebih rinci pada bab 10 (Laporan Keuangan Pemerintah).
JURNAL PENUTUP
Setelah laporan keuangan dibuat, tahap penyelesaian dalam siklus akuntansi meliputi tahap menyiapkan
jurnal penutup, neraca saldo setelah penutupan, dan terakhir adalah menyiapkan jurnal pembalik.
Pada saat akhir periode pembukuan dibuat ayat jurnal penutupan (closing journal entry). Jurnal penutup
ini merupakan prosedur penutupan akun-akun temporer (nominal) pada akhir periode akuntansi.
Tujuannya adalah untuk membuat akun-akun nominal tersebut menjadi bersaldo nol pada awal tahun
pembukuan periode akuntansi selanjutnya.
Ayat-ayat penutupan yang akan dibuat merujuk pada saldo rekening/akun yang terdapat pada neraca
saldo disesuaikan. Ayat-ayat penutupan dicatat dalam jurnal umum dua kolom lalu diposting ke dalam
akun buku besar yang bersangkutan. Dalam akuntansi sektor swasta, akun-akun penghasilan dan biaya
ditutup ke akun ikhtisar laba rugi, lalu akun ikhtisar laba rugi tersebut akan ditutup ke akun modal
pemilik (perseorangan) atau laba ditahan (perseroan), kemudian menutup akun prive ke akun modal
pemilik (perseorangan) atau akun laba ditahan ke akun dividen (perseroan).
Penutupan pembukuan dalam akuntansi pemerintahan pada dasarnya sama seperti dalam akuntansi sektor
swasta, hanya saja nama akun yang digunakan berbeda. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam
penutupan pembukuan dan penjurnalannya dalam akuntansi pemerintahan:
3. Tentukan saldo yang merupakan selisih antara jumlah sisi debit dengan kredit akun ikhtisar
surplus/defisit, lalu tutup ke akun ke akun SiLPA/SiKPA.
Apabila akun ikhtisar surplus/defisit sisi kredit (langkah 1) lebih kecil dari sisi debit (langkah 2).
SiLPA/SiKPA Rp xxx
Ikhtisar Surplus/Defisit Rp xxx
Apabila akun ikhtisar surplus/defisit sisi kredit (langkah 1) lebih besar dari sisi debit (langkah 2).
Ikhtisar Surplus/Defisit Rp xxx
SiLPA/SiKPA Rp xxx
Pada akuntansi sektor swasta, jurnal penyesuaian yang boleh dan perlu dibalik adalah jurnal penyesuaian
untuk pos-pos transitoris dan pos-pos antisipasi. Pos-pos transitoris meliputi biaya dibayar di muka dan
pendapatan diterima di muka. Sedangkan pos-pos antisipasi meliputi biaya yang belum dibayar dan
pendapatan yang belum diterima.
Pada akuntansi pemerintahan, jurnal penyesuaian yang perlu dibalik adalah untuk reklasifikasi Utang
jangka panjang yang jatuh tempo, dari klasifikasi sebagai utang jangka panjang kepada jangka pendek.
Pada awal periode berikutnya utang tersebut perlu diklasifikasi lagi sebagai utang jangka panjang
Contoh, Pemda D memiliki Utang jangka Pendek sebesar Rp2.000 dan Utang Jangka Panjang Rp30.000.
Dari hutang jangka panjang tersebut sebesar Rp3.000 merupakan utang jangka panjang yang telah jatuh
tempo.
Penyesuaian atas Reklasifikasi hutang jangka panjang menjadi hutang jangka pendek:
KOREKSI KESALAHAN
Jurnal koreksi diperlukan apabila suatu tansaksi dijurnal pada rekening/akun yang salah atau
memasukkan jumlah rupiah yang salah dan diketahui sudah diposting ke buku besar. Fungsi dari jurnal
koreksi ini adalah untuk menetralkan kesalahan dan mencatat transaksi sebagaimana yang seharusnya.