BAHAN AJAR/DIKTAT
BAHAN TEKNIK
20P01533
2 SKS
Pada hari ini Rabu tanggal 18 bulan Agustus tahun 2021 Bahan Ajar Mata Kuliah
Bahan Teknik Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik telah
diverifikasi oleh Ketua Jurusan/ Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Mesin
Semarang, 18 Agustus 2021
Ketua Jurusan/ Ketua Prodi PTM Tim Penulis
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadlirat Allah SWT dan
mengharapkan ridho yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan buku ajar untuk mata kuliah “ Bahan Teknik”.
Mata kuliah Bahan Teknik ini bersifat teoritis dengan beban SKS sebesar
2. Cakupan dari mata kuliah ini terdiri dari: material teknik, Jenis & aplikasi
material, sifat & pengujian mekanik, sifat teknologi, fisik, & kimia, heat treatment,
struktur & sifat material, metode penguatan logam, pengaruh beban dinamik,
serta pengetasan logam.
Penulis berharap semoga bahan ajar ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa
dalam meingkatkan kapasistas dan kuliatasnya menempuh mata kuiah Pengujian
Bahan. Masukan yang bersifat konstruktif sangat diperlukan penulis dalam
mengembangkan bahan ajar ini. Selamat berkarya dan semoga suskses.
DESKRIPSI MATAKULIAH
Mata kuliah ini membahas tentang material teknik, jenis & aplikasi
material (jenis – logam, polimer, keramik, komposit), sifat & pengujian mekanik
(uji tarik, hardness, impact), sifat teknologi (machinability, formability, weldability,
hardenability), fisik, & kimia, teori atom dan cacat kristal, kristalografi, dislokasi,
diagram fasa (binary – Cu-Ni, Pb-Sn), baja dan paduannya – diagram Fe-Fe3C,
Heat treatment (annealing, hardening, tempering, time-temp-transf. diagram),
alloy (non-ferrous & paduannya), standard & code, struktur & Sifat Material, teori
dislokasi, slip, twinning, yield phenomena, metode penguatan logam, deformasi
pada temperatur tinggi (creep, superelasticity), pengaruh beban dinamik
(fatigue), dan pengetasan logam (embrittlement)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5dari 35 17 Februari 2017
DAFTAR ISI
Prakata
Daftar Isi
Bab I Jenis Dan Aplikasi Material
A. Deskripsi Singkat
B. Capaian pembelajaran pertemuan
C. Isi Materi Perkuliahan
D. Rangkuman
E. Pertayaan/Diskusi
Bab II Sifat & Pengujian mekanik
A. Deskripsi Singkat
B. Capaian pembelajaran pertemuan
C. Isi Materi Perkuliahan
D. Rangkuman
E. Pertayaan/Diskusi
Bab III Heat Treatment
A. Deskripsi Singkat
B. Capaian pembelajaran pertemuan
C. Isi Materi Perkuliahan
D. Rangkuman
Daftar Pustaka
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5dari 35 17 Februari 2017
BAB I
JENIS DAN APLIKASI MATERIAL
A. Deskripsi singkat
Materi pengujian tarik mempelajari konsep (jenis – logam, polimer, keramik,
komposit)
No. Nama Unsur Simbol Berat Jenis Berat Atom Titik cair °C
Keterangan :
* bukan logam
** metalloid
Dalam penggunaan serta pemakaiannya, logam pada umumnya tidak
merupakan logarn murni tetapi merupakan senyawa logam atau merupakan
paduan. Pada umumnya senyawa antara logam dengan logam dan senyawa
antara logam dengan metalloid mempunyai sifat-sifat logam. Tetapi senyawa
antara logam dengan bukan logarn tidak mempunyai sifat-sifat logam, antara lain
Fe203. Contoh paduan logam dengan logam antara lain Cu dengan Zn yang
disebut kuningan, Cu dengan Sn disebut perunggu. Contoh paduan logam
dengan metalloid antara lain, Fe dengan C yang disebut "fero karbon", Fe
dengan Si yang disebut "ferro silikon".
Logam-logam dan paduannya merupakan bahan teknik yang penting,
umpamanya dipakai untuk konstruksi mesin, kendaraan, jembatan, bangunan,
pesawat terbang, peralatan rumah tangga. Hubungannya dengan teknik mesin.
sifat-sifat logam yang penting adalah sifat mekanis, fisis dan kemis yang me-
nentukan juga pada pemilihan penggunaannya. Logam teknik yang sering
dipakai adalah :
1. Baja.
2. Aluminium dan paduannya.
3. Tembaga dan paduannya.
4. Nikel dan paduannya.
5. Timah putih dan paduannya.
Selain logam-logam tersebut diatas timah hitam, seng, magnesium,
mangan, chromium, vanadium dan molibden adalah logam-logam yang sering
pula dipakai untuk keperluan khusus atau sebagai unsur paduan.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5dari 35 17 Februari 2017
Istilah dalam
Bijih besi Komposisi % Fe Perdagangan
Bijih besi diolah dalam tanur tinggi untuk menghasilkan besi kasar. Besi
kasar ini adalah bahan baku untuk pembuatan besi cor (cast iron), besi Tempa
(Twrought iron) dan baja (steel) dimana ketiga macam bahan ini banyak dipakai
dalam teknik. Baja adalah logam paduan antara besi dengan karbon dengan
kadar karbonnya secara teoritis maksimum 1,7%. Best cor adalah logam paduan
antara besi dengan karbon dengan kadar karbonnya dari 1,7% ± 3,5%. Besi
tempa adalah baja dengan kadar karbon rendah.
Dilihat dari kegunaannya maka besi dan baja merupakan tulang
punggung peradaban moderen, antara lain sampai saat ini untuk peralatan
transportasi, peralatan rumah tangga, peralatan bangunan, peralatan pertanian,
peralatan mesin-mesin. Apabila besi dan baja tidak dapat dipergunakan untuk
sesuatu kegunaan tertentu atau untuk pemakaian khusus maka dipakailah baja
paduan yaitu baja yang dipadu dengan logam lain atau dengan unsur lain.
Mengenai besi dan baja, lebih lanjut akan dibahas pada bab-bab berikutnya.
Aluminium ( Al)
Bijih Aluminium yang terkenal yaitu bauksit (Al2 03 .2H2 0) yang
mengandung 60% Al203, 10% Si02 , 10% Fe203 dan 20% H20, dan Kreolit (AI Fe 3
.3NaF). Pengolahan bijih aluminium pada langkah pertama yaitu memisahkan
alumina (Al203) murni dari senyawa-senyawa lain di dalam bijihnya. Pada langkah
selanjutnya alumina tersebut dengan proses elektrolisasi akan kita peroleh
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5dari 35 17 Februari 2017
logam-logam, sedikit lebih keras dari besi. Nikel mempunyai keliatan yang tinggi
dan mudah dibentuk dalam keadaan dingin ataupun panas. Tetapi karena
kekerasannya yang tinggi maka untuk dirol dan ditarik diperlukan panas. Nikel
sangat tahan akan korosi bahkan terhadap air laut, oleh sebab itu nikel banyak
dipakai baik sebagal lapisan pelindung baja maupun sebagai unsur paduan
untuk baja. Pemakaian nikel antara lain untuk industri kimia, alat-alat listrik, alat-
alat kedokteran. Contoh paduannya antara lain adalah nikel-perak, nikel-
tembaga, baja-nikel, monel (76% Ni, 30% Cu dan 0,28% Mn) serta paduan
lainnya yang tahan panas dan listrik.
Timah putih ( Sn )
Satu-satunya bijih timah putih yang terkenal adalah cassiterit yaitu oksida
timah putih (Sn02). Untuk memperoleh timah putih, kita haluskan batu timah putih
dan dicuci untuk membuang batu-batu galiannya yang ringan. Kalau batu itu
mengandung belerang, ia digarang (dipanaskan). Selanjutnya ia dicairkan
meredusir dalam tanur cemuk atau tanur putar dengan menambahkan kokas.
Timah putih berwarna putih perak dan tahan terhadap udara luar. Mempunyai
berat jenis 7,3 dan mempunyai titik lebur 231,85°C. Mempunyai kekerasan dan
kekuatan rendah, dapat dicor, dipukul dan digiling.
Pemakaian timah putih biasanya merupakan paduan antara lain dalam
pembuatan sendok, tempat air kita pakai logam brittania yang terdiri dari 86%-
92% Sn, yang kekuatannya telah bertambah dengan adanya antimon (6%--10%)
dan 2%-4% Cu, logam babit terdiri dari 89% Sn, 7% antimon dan 4% Cu;
dipergunakan sebagai bahan metal blok-blok bantalan, bahan soldir yaitu paduan
antara timah putih dengan timah hitam.
Komposit
Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau
lebih material sehingga dihasilkan material komposit yang mempunyai sifat
mekanik dan karakteristik yang berbeda dari material pembentuknya. Klasifikasi
bahan komposit dapat dibentuk dari sifat dan sturkturnya. Bahan komposit dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis. Menurut Schwartz (1984: 16), secara
umum klasifikasi komposit yang sering digunakan mencakupi:
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5dari 35 17 Februari 2017
2. Patah Tunggal
Patah yang disebabkan karena pada saat serat putus terkena beban
tarik, matriks tidak mampu lagi menahan beban tambahan. Patahan terjadi pada
satu bidang (Schwartz, 1984).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5dari 35 17 Februari 2017
3. Debonding
Debonding terjadi karena lepasnya ikatan pada bidang kontak matriks
serat, disebabkan gaya geser yang tidak mampu ditahan oleh matriks (Schwartz,
1984).
Gambar 3. Debonding
Fiber Pull Out terjadi karena tercabutnya serat dari matriks yang
disebabkan ketika matriks retak akibat beban tarik, kemampuan untuk menahan
beban akan segera berkurang, namun komposit masih mampu menahan beban
walaupan beban yang mampu ditahan lebih kecil daripada beban maksimum.
Pada saat matriks retak, beban akan ditransfer dari matriks ke serat ditempat
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5dari 35 17 Februari 2017
E. Pertanyaan/Diskusi
1) Buatlah analisa bentuk-bentuk penampang patah berdasarkan kajian
akademik
2) Buatlah analisis unsure-unsur paduan
3) Sebut dan jelaskan jenis-jenis komposit
4) Biatlah jenis dan aplikasi material secara skematik.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5dari 35 17 Februari 2017
BAB II
SIFAT DAN PENGUJIAN MEKANIK
A. Deskripsi singkat
Materi sifat dan pengujian mekanik mempelajari konsep pengujian tarik,
pengujian impak dan pengujian bending
li − l0 L
= =
l0 l0
Dimana ( l0 ) adalah panjang sebelum diberi beban, ( li ) adalah panjang
c. Deformasi Elastik
Deformasi elastik dimana tegangan dan regangan dalam kondisi
proportional dan ditunjukkan dengan garis linier pada kurva tegangan-regangan.
U = Pmax
A0
Facture stress ( f )
Nilai tegangan dimana material uji mengalami perpatahan. Dari bentuk kurva
tegangan-regangan, terdapat beberapa istilah untuk menggambarkan
karakteristik material, antara lain:
Resilience/Elastisitas
Kemampuan material menyerap energi ketika terdeformasi elastik dan kembali
ke bentuk semula ketika beban ditiadakan.
Brittle
Brittle merupakan salah satu sifat mekanik. Material uji hanya sedikit mengalami
deformasi plastik atau bahkan tidak sama sekali, sebelum patah.
Ductile
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5dari 35 17 Februari 2017
Pengujian Impak
Pengujian impak dilakukan untuk mengukur kegetasan bahan atau juga
keuletan bahan terhadap beban tiba-tiba dengan cara mengukur perubahan
energi potensial pendulum yang dijatuhkan pada ketinggian tertentu. Perubahan
energi tersebut dapat dilakukan dengan mengukur energi yang diserap sampai
menyebabkan spesimen patah. Perbedaan ketinggian ayunan pendulum
merupakan ukuran energi yang diserap oleh benda uji. Besar energi yang
diserap tergantung pada keuletan bahan uji dan dinyatakan dalam joule. Secara
skematik pengujian impak seperti ditunjukkan pada Gambar 11. di bawah.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5dari 35 17 Februari 2017
Rangkuman
Pengujian impak dilakukan untuk mengukur kegetasan bahan atau juga keuletan
bahan terhadap beban tiba-tiba dengan cara mengukur perubahan energi
potensial pendulum yang dijatuhkan pada ketinggian tertentu
Pertanyaan/Diskusi
1. Buat analisa hasil pengujian impak yang brittle dan ductile
2. Rancang pengujian impak dengan basis material dari komposit
Pengujian Bending
Flexure behavior dari suatu material dapat dilakukan dengan pengujian
bending. Pengujian bending adalah suatu proses pengujian material dengan cara
ditekan untuk mendapatkan hasil berupa data kekuatan lengkung (bending)
suatu material yang diuji. Proses pengujian bending memberikan dampak pada
bagian atas spesimen mengalami tekanan dan bagian bawah mengalami tarikan.
Kekuatan tekan komposit sisi atas lebih tinggi dibanding kekuatan tariknya di sisi
bawah. Kegagalan yang terjadi akibat uji bending komposit mengalami patah
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5dari 35 17 Februari 2017
pada bagian bawah karena tidak mampu menahan beban tarik. Proses pengujian
bending dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: three point bending dan four
point bending. Perbedaan dari kedua cara pengujian ini hanya terletak dari
bentuk dan jumlah point yang digunakan.
Pada proses pengujian dengan three point bending menggunakan 2
point pada bagian bawah berfungsi sebagai tumpuan dan 1 point pada bagian
atas yang berfungsi sebagai penekan, sedangkan perhitungan kekuatan bending
menggunakan persamaan sebagai berikut:
3.P.L
fB =
2.b.d 2
dimana:
fB = Kekuatan bending ( N )
mm2
P = Beban yang diberikan (N)
L = Jarak point (mm)
b = Lebar benda uji (mm)
d = Ketebalan benda uji (mm)
3.P.L
fB = 2
dimana:
fB = Kekuatan bending ( N )
mm2
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5dari 35 17 Februari 2017
Kekurangan
- Kesulitan menentukan titik tengah - Pembuatan point lebih rumit
persis, karena jika posisi tidak di - 2 point atas harus
tengah persis penggunaan rumus bersamaan menekan benda uji.
berubah Jika salah satu point lebih dulu
- Kemungkinan terjadi menekan benda uji maka
pergeseran, sehingga terjadi three
benda yang diuji point bending, sehingga rumus
pecah/patah tidak tepat di tengah yang digunakan berbeda.
maka rumus yang digunakan
kombinasi tegangan lengkung
dengan tegangan geser
semakin besar pula tegangan yang diperlukan untuk regangan tertentu. Modulus
elastisitas bending berdasarkan ASTM D790 dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan:
L3.m
EB =
4.b.d 3
dimana:
EB = Kekuatan bending ( N )
mm2
Rangkuman
Pengujian bending dilakukan untuk mengetahui flexure strength, modulus
elastisitas bending dan tingkat defleksitas. Proses pengujian bending dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu: three point bending dan four point bending.
Perbedaan dari kedua cara pengujian ini hanya terletak dari bentuk dan jumlah
point yang digunakan.
Pertanyaan/Diskusi
1. Buatlah analisa bila dalam pengujian bending dengan proses three point
bending dan four point bending bila model pembenannya tidak simetris
2. Rancang pengujian bending untuk specimen berbasis komposit
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 29dari 35 17 Februari 2017
BAB III
HEAT TREATMENT
A. Deskripsi singkat
Heat treatment mempelajari konsep dan proses annealing, hardening,
tempering dan normalizing.
perlakuan panas baja didasarkan pada perubahan fasa austenit pada sistem Fe-
C. Transformasi austenit selama perlakuan panas ke fasa lain akan menentukan
struktur mikro dan sifat yang didapatkan pada baja.
Besi merupakan logam allotropik, artinya besi akan berada pada lebih
dari bentuk kristal tergantung dari temperaturnya. Pada suhu kurang dari 912 0C
(1674 0F) berupa besi alfa (). Besi gamma () pada suhu antara 912-1394 0C
(1674-2541 0F). Besi delta () berada pada suhu 1394 oC – 1538 oC (2541 oF-
1538 oF). Penambahan unsur karbon ke besi memberikan perubahan yang besar
pada fasa-fasa yang ditunjukan oleh diagram keseimbangan besi karbon. Selain
Karbon pada baja terkandung juga unsur-unsur lain seperti Si, Mn dan unsur
pengotor lain seperti P, S dan sebagainya. Unsur-unsur ini tidak memberikan
pengaruh utama kepada diagram fasa sehingga diagram tersebut dapat
digunakan tanpa menghiraukan adanya unsur-unsur tersebut. (Surdia dan Saito,
1999: 69).
3. Pengerasan (Hardening)
Hardening atau pengerasan dan disebut juga penyepuhan merupakan
salah satu proses perlakuan panas yang sangat penting dalam produksi
komponen-komponen mesin. Untuk mendapatkan struktur baja yang halus,
keuletan, kekerasan yang diinginkan, dapat diperoleh melalui proses ini.
Pengerasan baja membutuhkan perubahan struktur kristal dari body-
centered cubic (BCC) pada suhu ruangan ke struktur kristal face-centered cubic
(FCC). Dari diagram keseimbangan besi karbon dapat diketahui besarnya suhu
pemanasan logam yang mengandung karbon untuk mendapatkan struktur FCC.
Logam tersebut harus dipanaskan dengan sempurna sampai daerah austenit.
Gambar 16 menunjukkan daerah temperatur pengerasan untuk baja karbon.
Pengerasan meliputi pekerjaan pendinginan yang menyebabkan karbon
terbentuk dalam struktur kristal. Pendinginan dilakukan dengan mengeluarkan
dengan cepat logam dari dapur pemanas (setelah direndam selama waktu yang
cukup untuk mendapatkan temperatur yang dibutuhkan) dan mencelupkan
kedalam media pendingin air atau oli.
4. Pelunakan (Annealing)
Selain untuk tujuan pengerasan perlakuan panas dapat dilakukan untuk
tujuan pelunakan. Hal ini diperlukan untuk perlakuan baja-baja yang keras,
sehingga dapat dikerjakan dengan mesin. Disamping itu juga pelunakan di
lakukan untuk tujuan meningkatkan keuletan dan mengurangi tegangan dalam
yang menyebabkan material berperilaku getas. Secara umum proses pelunakan
dapat berupa proses normalizing, full annealing dan spheroidizing.
a. Normalizing.
Normalizing merupakan proses perlakuan panas yang bertujuan untuk
memperhalus dan, menyeragamkan ukuran serta distribusi ukuran butir
logam. Proses ini diperlukan untuk komponen atau material yang mengalami
proses pembentukan seperti pengerolan dingin, tempa dingin dan
pengelasan.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 32dari 35 17 Februari 2017
b. Full annealing.
Full annealing merupakan proses perlakuan panas yang bertujuan
untuk melunakkan logam yang keras sehingga mampu dikerjakan dengan
mesin. Proses ini banyak dilakukan pada baja medium. Proses ini dilakukan
dengan cara memanaskan material baja pada temperatur 15 hingga 40 0C di
atas temparatur A3 atau A1 tergantung kadar karbonnya. Pada temperatur
tersebut pemanasan ditahan untuk beberapa lama hingga mencapai
kesetimbangan. Selanjutnya material didinginkan dalam dapur pemanas
secara perlahan-lahan hingga mencapai temperatur kamar. Struktur mikro
hasil full annealing berupa pearlit kasar yang relatif lunak dan ulet.
c. Spheroidizing.
Baja karbon medium dan tinggi memiliki kekerasan yang tinggi dan
sulit untuk dikerjakan dengan mesin dan dideformasi. Untuk melunakkan baja
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 33dari 35 17 Februari 2017
D. Rangkuman
Perlakuan panas adalah suatu proses pemanasan dan pendinginan logam dalam
keadaan padat untuk mengubah sifat-sifat mekaniknya. Proses perlakuan panas
dapat dilakukan melalui annealing, normalizing, tempering, dan hardening.
E. Pertanyaan/Diskusi :
a. Lakukan percobaan proses perlakuan panas pada baja karbon dan
lakukan pengujian fisis dan mekanis.
.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 35dari 35 17 Februari 2017
Daftar Pustaka
William D., Callister Jr., Materials Science and Engineering., 4th Edition, John
Wiley, 2004