Anda di halaman 1dari 51

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

NAMA PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR


CAMAT PAYANGAN
LOKASI PEKERJAAN : KEC. PAYANGAN, GIANYAR

UMUM
Setelah kami meneliti dan mempelajari isi dokumen pelelangan untuk pekerjaan
tersebut diatas dan mengikuti rapat penjelasan (Aanwizjing) maka dengan ini kami
mengajukan metode pelaksanaan dengan waktu pelaksanaan 210 (dua ratus puluh )
hari kalender dan masa pemeliharaan 180 ( seratus delapan puluh ) hari kalender.
Setelah kami mendapat penjelasan kantor dan langsung survey ke lapangan untuk
mendapatkan data yang pasti dan tahu medan kerja agar lebih mudah menentukan
tafsiran kerja, yang didasari bestek/gambar yang telah ditentukan.

MANAJEMEN PROYEK
Kantor Pusat dan Proyek Berorientasi untuk melaksanakan seluruh aktivitas
proyek dengan sasaran utama penyelesaian proyek, yang mana akan ditempatkan
seorang Kepala Proyek berkualitas dan berpengalaman. Dibantu oleh tenaga ahli
yang mempunyai pengalaman pekerjaan di bidangnya masing-masing, antara lain
berpengalaman dalam bidang Struktur, Arstektur dan Mep. Kepala Proyek
memimpin seluruh kegiatan di proyek, baik di bidang administrasi, teknik dan
kegiatan lainnya dalam proses penyelesaian proyek, tugas pokok Kepala Proyek
adalah :

 Masalah teknik (engineering) dan quality control, Site Manager dibantu


oleh bagian teknik beserta staffnya.
 Masalah keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian
Personalia dan Keuangan beserta staffnya.
 Masalah logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.
 Masalah aktivitas lapangan, dibantu oleh Site Manager yang dibantu oleh
beberapa pelaksana madya dan pelaksana muda yang masing-masing
mempunyai tanggung jawab berdasarkan jenis pekerjaan atau daerah
pekerjaan.
Kepala proyek mempunyai jaminan dukungan penuh dari Direktur dalam
hal kecukupan SDM, pendanaan, dan logistik & peralatan. Site Manager
mempunyai otoritas penuh untuk semua aktivitas yang ada di proyek termasuk
berhubungan dengan pihak lain. Perusahaan kami melakukan kesatuan
likuiditas sehingga sumber daya benar-benar dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin. Kepala Proyek bertanggung jawab langsung kepada Direktur .

RAPAT KOORDINASI
Disamping rapat koordiansi antara main kontraktor dengan owner yang
seperti disyaratkan dalam kontrak. Koordinasi internal kontraktor antar bagian
dalam organisasi proyek juga diperlukan sedikitnya 1 minggu sekali untuk
mengevaluasi dan merencanakan aktivitas lanjutan dalam mencapai target progres
pekerjaan yang telah ditetapkan. Tidak tertutup kemungkinan adanya rapat harian
di pagi hari yang diadakan khusus untuk memecahkan masalah baru yang muncul
dilapangan atau kantor yang belum terprediksi.

PELAPORAN PROYEK (PROJECT REPORT)


Kontraktor harus mengikuti persyaratan di dalam kontrak dalam format
pelaporan proyek baik harian dan mingguan disamping instruksi lain oleh Direksi
lapangan. Laporan mingguan harus dilengkapi dengan dokumentasi untuk progres
claim, S-curve dan cash flow pembayaran. Disamping laporan eksternal ke pemilik
proyek (pengawas lapangan), laporan internal juga dikirimkan General
Superintendent, hal ini untuk memonitor kualitas pelaksanaan proyek mencakup
kualitas, biaya, mutu dan waktu. Dengan laporan internal tersebut General
Superintendent dapat memonitor posisi sumberdaya yang ada di proyek dan
pencapaian progress, sehingga Direktur dapat mengambil keputusan yang tepat
dalam mensukseskan proyek.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN


Untuk menjaga keselamatan kerja seluruh staff dan pekerja yang terlibat
dalam kegiatan proyek, akan dibentuk unit K-3, Dalam menanggulangi gangguan
keselamatan kerja yang mungkin terjadi, maka unit K-3 akan bekerja sama dengan
instansi yang terkait dalam keselamatan.
Unit K-3 mempunyai tugas antara lain untuk :
 Mengawasi kebersihan daerah kerja.
 Mengawasi penggunaan sarana keselamatan pekerja (helm, safety belt,
sepatu, dll).
 Mengawasi sarana keselamatan kerja (perlengkapan P3K, pemadam api,
bak sampah, dll).
 Menandai daerah bahaya kecelakaan kerja.
 Melakukan tindakan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan.
Untuk menjaga keamanan proyek, akan disediakan tenaga keamanan sesuai
dengan kebutuhan yang mempunyai tugas dalam hal :
 Pengawasan terhadap para pekerja.
 Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan yang beroperasi di proyek.
 Menjaga kelancaran lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan akibat
pembangunan.
 Pencegahan adanya tindak kriminal dan bahaya kebakaran.
Disamping itu sebelumnya kami menyampaikan surat pemberitahuan bahwa
pekerjaan akan kami mulai. Adapaun metode pelaksanaan yang akan kami ajukan
sebagai acuan dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut :

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Nama :Pembangunan Gedung Kantor Camat Payangan
Nama Perencana : CV.JYB
Lingkup Pekerjaan : Pembangunan Gedung Kantor Camat Payangan
Jangka Waktu Pelaksanaan : 210 (dua ratus puluh) hari kalender
Gangguan yang mungkin terjadi : Kebisingan, Kemacetan, Kecelakaan

Pekerjaan persiapan diawali dengan pembersihan lahan dari rumput,


humus, pohon dan sampah. Selanjutnya dilakukan pemasangan pagar
pengaman pada sekeliling area proyek penentuan as dan peil bangunan,
terakhir pemasangan bouwplank. Selain itu air kerja dan listrik kerja harus
sudah diperhitungkan penyediaannya oleh pemborong dengan
membelinya. Administrasi proyek juga diurus pada pekerjaan persiapan.
Pekerjaan yang dilakukan dalam pekerjaan persiapan meliputi :
a. Mengadakan Foto Dokumentasi
Pekerjaan ini kami laksanakan tujuannya untuk mengetahui keadaan
asli/awal lokasi kerja dan membuat foto dokumentasi yang disebut foto 0
%, sebelum lokasi dipersiapkan untuk dilaksanakan pekerjaan selanjutnya.
b. Mengadakan Survey Dan Pengukuran Ulang
Untuk mengetahui lebih rinci mengenai letak atas lokasi pekerjaan
maupun ukuran-ukuran tinggi, peil maupun panjang kami akan mengadakan
pengukuran ulang dengan mempergunakan alat-alat ukur seperti Waterpass
dan alat ukur penunjang lainnya. Kemudian bersama direksi dan pengawas
membuat MC Nol. As dan peil bangunan menentukan letak/posisi dan
orientasi bangunan Posisi As bangunan diukur dari titik acuan yang telah
ditentukan As bangunan harus ditandai dengan jelas(umumnya dengan
warna merah) dan diletakan pada ketinggian referensi (mis. + 0,00) As
bangunan ini menjadi acuan/referensi as-as yang lain untuk mementukan
posisi pondasi, kolom, lantai, dll, pada bangunan yang akan dibuat.
c. Pembuatan Pagar Pengaman
Tinggi Pagar pengaman dibuat setinggi 2 meter, dari muka tanah.
Tiang pagar pengaman menggunakan kolom praktis 11x11 cm, dengan
tulangan 4Ø10, dan beugle Ø8-15 yang dipasang dengan jarak antar tiang
maximum 2,50 meter, dan di tanam pada tanah sedalam 0,70 meter
Pengaku/pegangan dinding kearah horisontal dipasang 4 (empat) jalur
dengan besi hollow ukuran 40x40x0,5 mm Penutup pagar pengaman
dipakai spandek, dipasang vertikal yang kemudian di sisi luar pagar
nantinya dilapis pemasangan spanduk banner dengan disain grafis
menyesuaikan atau seizin direksi.
d. Pembuatan Atau Sewa Direksi Keet
Untuk menunjang dalam Pembuatan Administrasi proyek yang
berupa laporan-laporan kami akan menyewa /membuat kantor direksi keet
dengan konstruksi semi permanen (rangka kayu,atap seng,dinding triplek
dan lantai Pc)
e. Pemasangan Papan Nama
Papan Nama Kegiatan kami buat dengan bentuk serta ukuran yang
sudah diberikan oleh direksi yang akan kami pasang pada jalan menuju
lokasi kegiatan yang bertujuan agar masyarakat di sekitar dan masyarakat
umum mengetahui akan adanya pekerjaan tersebut.
f. Pembersihan Lokasi
Membersihkan lahan dari rumput, humus, pohon dan dari
sampahdan pembongkaran bangunan lama. Arah pekerjaan ditentukan
dengan mempertimbangkan urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan
berikutnya pembersihan yang merata.
g. Pemasangan Bouwplank
Bouwplank adalah papan-papan yang dipasang disekitar lokasi
pekerjaan Kayu yang digunakan adalah kayu 5/7 x 4m dan kayu papan 3/20.
Bowplank dipasang mendatar sesuai ketinggian rencana, dan dipaku pada
beberapa tempat untuk menarik benang-benang as Benang-benang as ini
menjadi acuan dalam semua pekerjaan yang menyangkut letak elemen
bangunan, lebar pondasi dan tembok, kedalaman galian, dan ketinggian
elemen bangunan (lantai, pintu, jendela, dll). Bowplank tidak perlu dipasang
menerus, pada beberapa tempat dapat dikosongkan untuk jalan pekerja.
h. Penempatan Material
Dalam pekerjaan ini penempatan material akan diperhitungkan
sebaik mungkin dengan membuat gudang bahan dengan ketinggian minimal
30 cm diatas tanah supaya material tidak terkontaminasi dengan air.
i. Mobilisasi Tenaga Kerja
Dalam pekerjaan ini untuk mobilisasi tenaga kerja kami akan
membuat tempat pekerja untuk istirahat dengan ukuran 3 x 9 m dan melapor
kepada pihak desa agar tidak terjadinya masalah dengan pihak desa apabila
tenaga kerja kami yang akan melaksanakan pekerjaan berlalu lalang di
daerah permukiman warga.
j. Mobilisasi Dan Demobilisasi Peralatan
Dalam pekerjaan ini untuk mobilisasi peralatan kami akan akan
membuatkan gudang untuk peralatan peralatan yang digunakan dilokasi di
dalam gudang sedangkan untuk kendaraan beromotor kami letakkan di
kantor kami.

II. PEKERJAAN PENGUKURAN


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengukuran seluruh lokasi
proyek yang bertujuan untuk mengecek gambar rencana terhadap
kondisi nyata di proyek.
2. Material, Peralatan, dan Pekerja
Material Yang Diperlukan :
 Kayu Usuk Meranti 5/7
 Paku Biasa 2" - 5"
 Kayu Papan Meranti 3/20
Peralatan yang kami gunakan untuk pekerjaan adalah :
 Theodolit : 1 Unit
 Auto level : 1 Unit
 Alat bantu : 1 Ls
3. Metode pelaksanaan
Setelah dilaksanakan penyerahan lapangan oleh pihak
direksi kepada pihak kontraktor, selanjutnya pihak kontraktor
melaksanakan pekerjaan pengukuran situasi lapangan.Pengukuran
ini dilaksanakan dengan tujuan melakukan cros chek gambar
rencana terhadap kondisi aktual lapangan. Bila terjadi
penyimpangan antara gambar rencana dengan aktual lapangan maka
selanjutnya dibuatkan shop drawing perubahan menyesuaikan
kondisi lapangan dan di awali dengan :
 Ukuran-ukuran pokok dan ukuran tinggi harus dilakukan
pengukuran yang lebih cermat sebagai data existing.
 Ukuran-ukuran pokok dan ukuran tinggi untuk bangunan yang
akan dikerjakan telah ditetapkan didalam gambar.
 Jika terdapat perbedaan antara gambar yang satu dengan gambar
yang lain, maka yang mengikat adalah gambar dengan skala
lebih besar (gambar detail) dengan ditanyakan terlebih dahulu
kepada Direksi atau kepada Pengawas.
 Penggunaan bangunan yang telah ada sebagai acuan
pengukuran pada pekerjaan ini dan patokan ±0,00 leveling
lantai yang dipakai harus mendapat persetujuan dari Direksi
 Penetapan ukuran dan sudut siku-siku tetap dijaga dan antara
lain dengan mempergunakan alat-alat Waterpass dan
Theodolith atau berpedoman pada bangunan yang telah ada.

III. PEKERJAAN TANAH


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan pekerja, material, dan
peralatan untuk melakukan pekerjaan persiapan, galian tanah dan timbunan
tanah sesuai dengan ketentuan persyaratan pelaksanaan.
2. Material, Peralatan, dan Pekerja
Material Yang Diperlukan :
 Tanah Urug
Peralatan yang kami gunakan untuk pekerjaan adalah :
 Alat bantu : 1 Ls
 Stamper : 1 Unit
3. Metode Pelaksanaan
a. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat dan
pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua "pekerjaan
tanah" seperti yang disyaratkan dalam gambar rencana dan spesifikasi ini.
Meliputi pembersihan lapangan, galian tanah, timbunan tanah, dan pemadatan
tanah untuk bangunan seperti yang ditentukan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Direksi/Pengawas.
b. Galian Tanah
Untuk tujuan pengukuran volume dan pembayaran, pekerjaan galian
harus dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan methode yang
diterapkan sebagai berikut :
 Galian Tanah Biasa (Common Soil)
Pekerjaan galian tanah biasa adalah berupa penggalian dengan
Jenis material yang termasuk didalam kategori tanah (common
soil) meliputi semua residual soil yang umumnya disebut "tanah",
tanah liat (clay), lanau (silt), pasir, kerikil, cobble, deposit alami
sirtu sampai kedalaman 3.0 m dan boulder lepas yang volume
butirannya kurang dari 1 m3. (prosentase batu kurang dari 60 %).
 Galian Tanah Cadas
Pekerjaan galian pada tanah cadas adalah merupakan bentuk
transisi antara tanah dan batu.
 Galian Tanah Berbatu
Pekerjaan galian pada tanah berbatu adalah pekerjaan galian
yang prosentasenya batunya lebih besar dari 60 %.
c. Timbunan Tanah
1. Pekerjaan Timbunan Tanah
 Didalam pekerjaan timbunan tanah acak (random fill) dikenal tiga
item pekerjaan timbunan, yaitu pekerjaan timbunan dari hasil galian,
timbunan dari hasil galian di lain bidang kerja yang disimpan di
stockpile selanjutnya disebut timbunan dari stockpile. Bila tidak ada
instruksi lain dari Direksi, maka dalam hal pekerjaan timbunan
didalam satu masa pekerjaan yang telah ditentukan oleh Direksi,
Kontraktor wajib menggunakan terlebih dahulu material timbunan
yang berasal dari hasil galian, apabila material timbunan dari hasil
galian sudah habis maka digunakan material timbunan yang di
simpan di stockpile di lain bidang kerja.
 Semua material timbunan, baik dari hasil galian atau dari stockpile
harus memenuhi syarat kualitas dan bebas dari bahan-bahan organik
seperti tonggak-tonggak kayu, semak belukar, rerumputan, akar-
akaran dan sejenisnya, disamping itu juga harus bebas dari
bongkahan batu cadas dengan diameter lebih dari 15 cm atau bahan-
bahan lain yang oleh direksi dianggap akan membahayakan
konstruksi.
 Material untuk timbunan yang diijinkan adalah material yang
mempunyai sifat dan gradasi sesuai dengan contoh uji laboratorium.
Bila kadar air material ditempat pengambilan lebih rendah dari kadar
air optimum, maka harus dilakukan pembasahan material timbunan
dilokasi pengambilan atau tempat dimana material timbunan
dihampar sebelum dipadatkan.
 Sebelum mulai menimbun permukaan tanah harus digaruk sampai
kedalaman yang lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan
paling tidak sampai kedalaman 0,15 m, dan kadar air dari tanah yang
digaruk harus selalu dijaga secara baik. Bila oleh karena sesuatu
sebab pelaksanaan penghamparan dan pemadatan terhenti,
permukaan dari timbunan harus digaruk kembali dan kadar airnya
diperiksa kembali sebelum pelaksanaan pemadatan dilanjutkan,
pemadatan harus menggunakan alat pemadat bergetar.
 Penimbunan harus dilakukan lapis perlapis dengan ketebalan
maksimum hamparan material sebelum dipadatkan 30 cm.
Penghamparan dan pemadatan material pada sisi kemiringan luar
atau dalam supaya dilebihkan minimal 30 cm dari garis rencana agar
pada saat setelah perapian didapat kepadatan yang sama diseluruh
bidang rencana. Bila dianggap perlu, Direksi bisa meminta pada
Kontraktor untuk melaksanakan pemadatan khusus di tempat-tempat
tertentu tanpa mengubah harga satuan.
 Hasil akhir pekerjaan timbunan untuk bangunan diatas tanah asli
harus rapat air, dan tidak boleh ada rembesan sesudah diisi dengan
debit maksimum. Bila terjadi kebocoran atau rembesan pada tanah
timbunan yang dianggap membahayakan oleh Direksi, maka
Kontraktor wajib memperbaikinya tanpa ada biaya penggantian.
 Pembayaran pekerjaan timbunan sudah termasuk penggalian di
tempat asal material, pengangkutan, penghamparan, penyiraman
(bila perlu), pemadatan dan dihitung dalam meter kubik timbunan
terlaksana sesuai garis rencana atau sesuai perintah Direksi,
sehingga pelaksanaan pekerjaan menjadi :
- Untuk melaksanakan pekerjaan timbunan dengan pemadatan
pada bangunan, tanah biasa dari galian, minimal dilaksanakan
oleh tenaga kerja yaitu Pekerja dan Mandor
- Untuk melaksanakan pekerjaan timbunan dengan pemadatan
pada bangunan, tanah biasa dari stock pile, diangkut dengan
jarak sembarang dari stock pile area ke tempat timbunan dalam
bidang kerja tersebut, minimal dilaksanakan oleh tenaga kerja
yaitu Pekerja dan Mandor.
- Untuk melaksanakan pekerjaan timbunan dengan pemadatan
pada bangunan ke tempat timbunan dalam bidang kerja tersebut,
minimal dilaksanakan oleh tenaga kerja yaitu Pekerja dan
Mandor.
2. Penimbunan dan Pemadatan Tanah Isian
 Penimbunan dan pemadatan tanah isian di bangunan boleh dilakukan
setelah umur bangunan sudah dinilai cukup boleh dilakukan secara
hati-hati dengan menggunakan alat yang diijinkan oleh Direksi.
Penimbunan dilaksanakan secara lapis perlapis dengan ketebalan
hampar sesuai dengan spesifikasi alat yang digunakan. Bila tidak ada
instruksi lain dari Direksi, maka Kontraktor wajib menggunakan
tanah hasil galian untuk penimbunan tanah isian.
 Segala kerusakan bangunan yang diakibatkan oleh kesalahan atau
kekurang hati-hatian selama berlangsungnya pekerjaan merupakan
tanggung jawab Kontraktor, dan Kontraktor wajib memperbaiki atau
membongkar dan membangun kembali sesuai perintah Direksi atas
biaya Kontraktor.
 Pembayaran penimbunan dan pemadatan tanah isian dihitung dalam
satuan meter kubik penimbunan terlaksana sesuai dengan garis
rencana atau sesuai dengan perintah Direksi.

Metode Pekerjaan Galian Tanah dengan Metode Clean Construction :


a. Dilengkapi pagar pengaman dan rambu lalu lintas yang
memadai.Untuk pekerjaan dimalam hari dilengkapi dengan
lampu penerangan.
b. Tidak diperkenankan menaruh material tanah maupun pasir di
luar areal kerja.
c. Penyiraman dengan air di sekitar tempat berkerja dilakukan
setiap hari untuk menghindari debu.

IV. PEKERJAAN URUGAN PASIR


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
urugan pasir bawah foot plat, pondasi menerus, dan bawah lantai.
2. Material, Peralatan, dan Pekerja
Tenaga kerja yang diperlukan adalah :
 Pekerja
 Mandor
Peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah:
 Stamper
 Alat bantu
Material yang diperlukan adalah :
 Pasir pasang, Pasir yang digunakan harus dalam keadaan
bersih, bebas lumpur, tanah karang, garam dan sebagainya
sesuai dengan PBI 1971.
 air
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Bagian-bagian yang diurug kembali, harus diurug dengan pasir
yang bersih dari segala kotoran. Pelaksanaannya harus
dipadatkan dengan compactor lapis demi lapis (setiap lapis
dengan tebal 20 cm).
b. Dibawah pasangan lajur pondasi menerus dan bawah beton foot
plat terlebih dahulu diurug dengan pasir yang dipadatkan.
Dibawah lantai harus diurug dengan pasir urug yang dipadatkan
4. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan pekerjaan urugan pasir diantaranya :
a. Pasir yang digunakan harus dengan persetujuan pihak
Direksi/Pengawas.
b. Pekerjaan urugan pasir dilakukan bila seluruh pekerjaan lain
dibawahnya/didalamnya telah selesai dengan baik dan sempurna.
c. Pekerjaan urugan pasir dilakukan lapis demi lapis, dipadatkan
hingga mencapai tebal 20 cm, atau seperti yang disyaratkan dalam
gambar.
d. Setiap lapis urugan sirtu harus diratakan, disiram air dan
dipadatkan dengan alat pemadat yang disetujui Direksi/Pengawas.
e. Ditempat-tempat yang sulit dilakukan pemadatan dengan alat
pemadat, dapat dikerjakan dengan tenaga manusia dengan
persetujuan Direksi/Pengawas. Hasil pemadatan harus memenuhi
persyaratan/ketentuan.
f. Lapisan pekerjaan di atasnya, dapat dikerjakan bilamana pekerjaan
urugan pasir telah sempurna, memenuhi semua persyaratan yang
ditentukan dan sudah mendapat persetujuan Direksi/Pengawas.
g. Dilengkapi pagar pengaman dan rambu lalu lintas yang
memadai.Untuk pekerjaan dimalam hari dilengkapi dengan lampu
penerangan.
h. Tidak diperkenankan menaruh material tanah maupun pasir di luar
areal kerja.
i. Penyiraman dengan air di sekitar tempat berkerja dilakukan setiap
hari untuk menghindari debu.

V. PEKERJAAN PONDASI BOREPILE


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga,
peralatan, dan bahan untuk menyelesaikan pekerjaan pondasi
borepile, dengan memperhatikan ketentuan dalam uraian syarat
pelaksanaan.
2. Material, Peralatan, dan Pekerja
Tenaga kerja yang diperlukan adalah :
 Pekerja
 Mandor
 Tukang besi
Peralatan yang digunakan adalah :
 Molen
 Mini crane
 Alat ukur/Theodolit
 Pipa tremi
 Alat bantu
Spesifikasi material untuk Bore Pile harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
 Diameter tiang
 Bentuk
 Panjang tiang
 Mutu beton
 Pembesian
 Sengkang
 Rencana beban ijin tiang :
 Kontraktor harus melaporkan hasil pencapaian
kemampuan Beban Tiang Bor pada setiap tiang bor kepada
Konsultan Pengawas secara tertulis.
3. Metode Pelaksanaan
a. Persiapan lokasi
Sebelum memulai pekerjaan, lokasi pekerjaan harus
dipersiapkan dengan cara membersihkan puing-puing yang dapat
menghalangi pekerjaan.
b. Penentuan Titik Pondasi
Setelah lokasi dipersiapkan, kemudian menentukan
titik/lokasi yang akan dilakukan pengeboran dan pembuatan
pondasi bore pile
c. Pelaksanaan Pengeboran
 Kontraktor perlu mengadakan pengamanan terhadap adanya
saluran drainase, pipa – pipa gas, ground cable, dan
sebagainya yang berfungsi.
 Bila terdapat banyak kesulitan selama proses pengeboran maka
kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan petunjuk.
 Sistem pengeboran dilakukan dengan menggunakan bor manual
atau semi manual (mata bor digerakkan mesin).
 Pengeboran harus dilakukan benar – benar vertikal/tegak lurus.
Tiang yang miring toleransi kemiringan 1% dan untuk
pergeseran 7.5 cm.
 Kedalaman lubang bor sesuai dengan gambar rencana.
Kontraktor harus dapat meyakinkan bahwa pengeboran sudah
mencapai tanah keras, dibuktikan dengan pengujian SPT dengan
nilai >30.
 Diameter lubang bor harus dibuat lebih besar dari diameter
lubang yang tertera pada gambar, hal ini bertujuan untuk
memudahkan dalam pemasukan casing tiang bor.
 Casing harus dipasang untuk menghindari tanah di tepi lubang
berguguran, casing dapat terbuat dari pipa PVC/Galvanis yang
mempunyai diameter dalam kurang lebih sama dengan
diameter pondasi tiang bor.
 Setelah tahapan pengeboran selesai, dilanjutkan dengan
memasang tulangan bore pile dengan bentuk penulangan sesuai
dengan gambar rencana.
 Setelah dipasang, ujung atas tulangan harus menyisakan stek
dengan panjang minimal 40 diameter tulangan.
d. Pelaksanaan Pengecoran
 Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan
bore pile.
 Kontraktor harus memberikan laporan kepada konsultan
pengawas, bahwa pelaksanaan pengecoran telah siap, sehingga
Konsultan Pengawas dapat melakukan inspeksi.
 Mutu beton yang dipakai adalah K – 450, dan harus
dibuktikan dengan hasil Mix Design dari laboratorium yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
 Proses penuangan beton cor harus menggunakan Pipa Tremi,
untuk mencegah terjadinya segregasi dan beton tidak bercampur
dengan lumpur ataupun air tanah.
 Sangat tidak dibenarkan menuang campuran beton ke dalam
lubang bor dalam keadaan kering, dengan alasan apapun. Beton
yang dituang harus beton yang sudah dicampur dengan air (Beton
sudah homogen).
 Pengecoran dilebihkan minimal 1 m dari atas kepala tiang atau
dengan persetujuan Konsultan Pengawas, mengingat bagian
beton paling atas telah rusak karena telah bercampur dengan
lumpur sehingga harus dibuang.
 Setelah pengecoran selesai dilaksanakan, kontraktor wajib
bila diperlukan untuk memotong kelebihan panjang tiang
sedemikian rupa sehingga panjang stek tulangan setelah
pemotongan kepala tiang minimum 40 diameter tulangan tiang.
 Stek tulangan tiang setelah pemotongan kepala tiang (40
diameter) harus dalam keadaan bersih, lurus, dan baik.
 Bila panjang stek tulangan lebih pendek dari 40 diameter
tulangan tiang, tanggung jawab kontraktor sepenuhnya untuk
melakukan perbaikan.
 Kepala tiang setelah dipotong harus dibersihkan dengan sikat
kawat untuk membersihkan pecahan – pecahan beton yang masih
menempel dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
Pemasangan Besi bisa dilakukan setelah lahan benar – benar siap, dalam
arti rabatan dan begesting sudah sesuai dan bebas dari kotoran. Sebelum
melakukan Pengecoran Beton K-450 pada Pile Cap, Petugas Surveyor
melaksanakan pengecekan terhadap posisi Grid Line dan Elevasi dari
Pekerjaan Begesting

Pelaksana menyiapkan dan mengecek kekuatan Begesting, kesiapan


material dan peralatan serta jumlah tenaga kerja. Setelah dilakukan pengecekan
bersama oleh Pengawas dan Konsultan serta Request of Work sudah
ditanda tangani, pengecoran sudah bisa dilaksanakan.
VI. PEKERJAAN PONDASI MENERUS
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini adalah menyediakan tenaga, peralatan
dan bahan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan pondasi menerus.
Sesuai dengan ketentuan dalam syarat pelaksanaan.
2. Material, Peralatan, dan Pekerja
Tenaga kerja yang diperlukan adalah :
 Pekerja
 Mandor
 Tukang batu
Peralatan yang diperlukan meliputi :
 Molen
 Palu pemecah batu
 Gerobak sorong/artco
 Alat bantu
Material yang diperlukan dalam pekerjaan ini meliputi :
 Batu, yang dipakai adalah sungai/kali dengan ukuran tidak
melampaui 30 cm
 Pasir pasang
 Portland cement
 Air
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Batu kosong dipasang setebal ±20 cm dan diisi pasir urug
dan disiram dengan air hingga rongga-rongga menjadi
padat/penuh.
b. Pasangan pondasi menerus dipasang diatas pasangan batu
kosong yang telah padat dan penuh menggunakan spesi pasir
dan semen portland. Pasangan harus menerus dan
sambungan tidak boleh terputus sehingga tidak rapuh.
c. Campuran spesi pasangan pondasi adalah 1 Pc : 5 Ps.
d. Pencampuran spesi harus menggunakan alat/mesin/molen
4. Metode Pelaksanaan
a. Bahan untuk spesi harus ditakar dengan menggunakan ukuran
takaran yang sama dan dicampur dalam keadaan kering dengan
molen sebelum ditambah air.
b. Pasangan batu kali dengan campuran sedemikian rupa sehingga
mencapai kekuatan tekan sebesar 90 Kg/cm2.
c. Pencampuran bahan sesuai dengan hasil job Mix Design yang
ditetapkan dan harus diaduk sampai homogen
d. Adukan/spesi selambat-lambatnya satu jam setelah dicampur
dengan air harus diaduk sampai homogen.
e. Spesi yang telah pernah mengering tidak boleh digunakan kembali.
f. Pasangan diusahakan terlindung dari hujan atau air, demikian pula
pasangan yang masih baru/ belum mengeras diusahakan dilindungi
dari hujan atau air.
g. Pekerjaan pasangan batu kali yang langsung terletak pada tanah
asli, terlebih dahulu diberi spesi/adukan dengan campuran adalah
1 Pc : 5 Ps.
h. Batu kali yang digunakan harus batu belah dan pemasangannya
tidak boleh ada rongga-rongga didalam pasangan celah antara batu
yang satu dengan batu yang lainnya sekurang-kurangnya 2 cm.
i. Pelaksanaan pasangan harus padat, diantara batu yang satu dengan
batu lainnya harus berisi spesi sekurang-kurangnya 2 cm.
j. Permukaan bidang/ bidang muka pandangan harus rata mengikuti
garis profil.
k. Pekerjaan pasangan harus memberikan bentuk akhir sebagaimana
gambar konstruksi yang ditetapkan.
l. Dalam pemasangan batu kali supaya dibuatkan profil tiap jarak 10
m kecuali pada tempat-tempat tertentu sesuai petunjuk Direksi.

VII. PEKERJAAN BETON BERTULANG


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan beton bertulang meliputi pengadaan
pekerja, material, dan peralatan untuk dapat menyelesaikan
pekerjaan beton, bekisting, dan baja tulangan. Sesuai dengan
ketentuan yang ada dalam syarat pelaksanaan.
2. Material, Peralatan, Pekerja
Tenaga kerja yang digunakan adalah :
 Pekerja
 Mandor
 Tukang besi
 Tukang batu
Peralatan yang digunakan mliputi :
 Vibrator
 Molen
 Pipa tremi
 Alat bantu
Material yang digunakan dalam pekerjaan ini meliputi
 Portland cement
 Pasir halus
 Kerikil
 Air
 Baja tulangan, Mutu baja tulangan yang digunakan adalah :
- U – 24 (BJTP 24),
- untuk tulangan D ≥13 mm = U – 40 (BJTP 40)
- Tulangan harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI)
 Kayu kelas 2
3. Syarat Pelaksanaan
Beton yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan kantor
camat payangan diantaranya adalah sebagai berikut :
 K-450 dengan kekuatan karakteristik 450 kg/cm2.
Pemakaiannya pada bagian konstruksi gedung adalah pada
pemasangan pondasi bore pile.
 K-250 dengan kekuatan karakteristik 250 kg/cm2.
Pemakaiannya pada bagian konstruksi gedung seperti pondasi
beton poer, kolom, sloof, balok, plat dan lain-lain.
 K-175 dengan kekuatan karakteristik 175 kg/cm2.
Pemakaiannya pada bagian yang tidak bersifat struktural seperti
kolom praktis, sloof praktis, ring praktis maupun balok lantai
dengan perbandingan campuran 1 semen : 2 pasir : 3 batu pecah.
 K-125 dengan kekuatan karakteristik 125 kg/cm2.
Pemakaiannya pada bagian yang tidak bersifat struktural seperti
lantai kerja dan rabatan lantai, dengan perbandingan campuran
1 semen : 3 pasir : 5 batu pecah.
 Bekisting harus dikerjakan dengan baik dan teliti, supaya bentuk
kolom, balok, sloof, dan plat yang sesuai dengan gambar
rencana.
 Bekisting untuk pekerjaan beton, dibuat dari kayu kelas 2 yang
berkualitas baik, lurus dan tidak pecah-pecah.
 Untuk itu Pemborong harus merencanakan konstruksi bekisting
agar kedap adukan (motartight), tidak melengkung bila
menerima beban dari adukan basah, tulangan dan lain-lain serta
tidak berubah bentuk akibat pemadatan adukan dengan vibrator.
 Pembongkaran bekisting beton tidak boleh dilakukan sebelum
waktu pengerasan menurut PBI 1971 dipenuhi yakni 28 hari
untuk umur beton atau telah mendapatkan persetujuan teknis
dari direksi. Pembongkarannya dilakukan hati-hati dan tidak
merusak beton yang sudah mengeras, dengan terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan Direksi.
 Diperkenankan untuk menggunakan concrete pump.
Pengangkutan beton tidak diperkenankan dengan ember-ember.
 Sebelum waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari
pengeringan dan melindunginya dengan menggenangkan air di
permukaannya atau ditutup dengan karung-karung yang
senantiasa dibasahi air, terus-menerus selama paling tidak 10
hari setelah pengecoran.
 Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mutu beton
kurang dari K yang disyaratkan, pemborong diharuskan
mengambil core-sample dari bagian-bagian konstruksi yang
diragukan. Jumlah core-sample untuk setiap pemeriksaan
adalah 3 buah, dan selanjutnya akan diperiksa di laboratorium
dengan petunjuk Direksi.
 Untuk setiap jumlah 5 m3 pengecoran, Pemborong diwajibkan
mengambil contoh (sample) untuk pemeriksaan kekuatan tekan
kubus, pemeriksaan slump test, dengan prosedur sebagaimana
ditentukan di dalam PBI 1971. Slump yang diperkenankan
dalam pelaksanaan adalah antara 7-10 cm dan faktor air semen
maximum 0,5. Pengambilan-pengambilan contoh di atas
dilakukan atas petunjuk Direksi. Kubus-kubus yang diambil
harus dijaga agar dapat mengeras dengan baik. Demikian pula
kubus beton yang diambil selama pengecoran harus diuji
kekuatan tekannya di laboratorium yang dapat disetujui direksi
dan hasilnya dilaporkan secara tertulis kepada Direksi untuk
dievaluasi. Bilamana hasil pengujian menunjukkan mutu beton
kurang dari yang disyaratkan masing-masing untuk bagian yang
sehubungan dengan rencana, Pemborong diwajibkan untuk
mengajukan kepada Direksi rencana dan mengadakan
perkuatan/penyempurnaan konstruksi dengan biaya
Pemborong.
4. Metode Pelaksanaan
a. Persiapan
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material.
 Persiapan alat bantu kerja.
b. Pengukuran
 Pengukuran dilakukan dengan memakai theodolit dan marking
are untuk titik penempatan, dimensi serta leveling sloof, kolom,
balok, plat lantai, dan lain-lain
c. Pekerjaan Bekisting
 Bekisting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan
pengukuran dan mempercepat pelaksanaannya, alasannya yaitu
angkutan bekesting menjadi dekat.
 Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan
tanah, maka bekesting sanggup memakai multiplek atau
pasangan batako.
 Sebelum bekesting batako dipasang, lakukan pengukuran
dengan theodolith untuk kesikuan dan leveling pondasi.
 Pasangan dinding batako harus rapih, siku dan lurus sehingga
hasil pengecoran beton sanggup baik.
 Perkuatan terhadap pasangan dinding batako, supaya pada
waktu pengecoran pasangan dinding batako tidak
ambruk/runtuh.

 untuk struktur beton diatas permukaan tanah menyerupai :


kolom, balok, plat lantai dan tangga memakai materi dari
multiplek dan perkuatan memakai balok/kaso dan alat perancah
schafolding :

 Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar


kerja.
 Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang
akan dicor dengan perkuatan balok/kaso dan schaffolding.

 Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.

 Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil


pengecoran beton sanggup menghasilkan bidang yang
flat/maksimal.
 untuk kolom sebaiknya dibuatkan sepatu kolom dengan besi
beton atau besi plat siku untuk menjaga supaya kolom tetap
tegak lurus dan siku.
 Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.
d. Pekerjaan Baja Tulangan
 Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar
kerja.
 Rangkai besi beton dengan memakai kawat beton.
 Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan
penempatannya, supaya tidak membingungkan/membuang
waktu untuk ketika akan dipasang.
 Untuk kolom, pembesian tulangan dikerjakan lebih dahulu gres
sehabis itu dilanjutkan dengan pemasangan bekesting.
 Untuk balok, plat lantai, plat lantai dan tangga bekesting
dikerjakan dahulu gres sehabis itu dilanjutan dengan pembesian
tulangan.
e. Pekerjaan Beton
 Sebelum melaksanakan pengecoran, semua tulangan harus
diperiksa kebersihan, kekuatan, dan ketelitian penempatan. Jika
pada tulangan terdapat karat maka tulangan harus dibersihkan
dengan mengamplas dan menggunakan cairan penghilang karat,
jika tidak memungkinkan maka tulangan akan diganti.
 Untuk menjaga tulangan supaya tidak bergeser selama proses
pengecoran digunakan penyekat penyekat (spacer), dudukan
(chairs) dari blok-blok.
 Dudukan harus dibuat dengan baik sehingga memiliki kekuatan
yang cukup serta jaraknya harus dibuat dengan baik, supaya
tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak kurang dari
yang disyaratkan.
 Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus, dan
tidak diperbolehkan melakukan penghentian pengecoran
ditengah-tengah kecuali bila sudah dipertimbangkan pada
tempat yang aman dan atas persetujuan Direksi
 Pada pembuatan beton beton yang digunakan adalah beton
ready mix, supaya mendapatkan hasil yang merata dan baik.
 Segera setelah beton dituangkan ke dalam bekisting, adukan
harus dipadatkan dengan concrete vibrator yang jumlahnya
harus mencukupi. Penggetaran dengan concrete vibrator dapat
dibantu dengan pencocokan, apabila dengan concrete vibrator
tidak mungkin dilakukan dan harus mendapatkan persetujuan
dari Pengawas/Direksi terlebih dahulu.
 Untuk menyambung suatu pengecoran, pengecoran sebelumnya
harus sudah dibersihkan permukaannya, dan dibuat kasar
dengan sikat baja agar sempurna sambungannya dan sebelum
adukan beton dituangkan, permukaan yang akan disambung
harus disiram dengan air semen dengan campuran 1 Pc : 0,5 air.

VIII. PEKERJAAN PENUTUP ATAP


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan penutup atap meliputi pengadaan
pekerja, material, dan peralatan untuk dapat menyelesaikan
pekerjaan penutup atap. Sesuai dengan ketentuan yang ada dalam
syarat pelaksanaan.
2. Material, Peralatan, dan Pekerja
Tenaga kerja yang diperlukan meliputi :
 Pekerja
 Mandor
Peralatan yang digunakan adalah :
 Alat bantu
Material yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Bahan penutup atap mengunakan genteng keramik Kanmuri,
dengan mutu yang baik.
b. Untuk bubungan menggunakan bubungan genteng Keramik
Kanmuri.
3. Syarat Pelaksanaan
a. Bahan atap genteng maupun bubungan yang akan dipasang
harus bermutu baik dan disetujui Direksi dengan
memperlihatkan contoh terlebih dahulu.
b. Pemasangan atap harus menghasilkan permukaan yang rata dan
dari pemasangannya harus memenuhi persyaratan yang ada.
4. Metode Pelaksanaan
a. Sebelum pemasangan harus dilakukan pengukuran untuk
area yang akan dipasang.
b. Setelah seluruh kuda-kuda dan reng terpasang dengan benar
dilanjutkan dengan pemasangan penutup atap
c. Kemiringan atap dan kelurusan akhiran reng serta kuda-kuda
diperiksa ulang, karena kalau kemiringan reng dan kuda-
kuda tidak sama dapat mengakibatkan genangan air.
d. Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan penutup atap
adalah jarak reng sesuai dengan aturan yang telah ditentukan
atau berdasarkan gambar kerja

IX. PEKERJAAN KAP DAN ATAP


1. Lingup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan Kap dan Atap meliputi pengadaan
pekerja, material, dan peralatan untuk dapat menyelesaikan
pekerjaan KAP Baja Berat, KAP Baja Ringan, dan pekerjaan
penutup atap. Sesuai dengan ketentuan yang ada dalam syarat
pelaksanaan.
2. Material, Peralatan, dan Pekerja
Tenaga kerja yang diperlukan meliputi :
 Pekerja
 Mandor
 Tukang las konstruksi
Peralatan yang digunakan adalah :
 Alat bantu
Bahan yang digunakan harus memenuhi standar seperti berikut :
a. Seluruh profil baja yang digunakan harus memenuhi standar
Nasional Indonesia ( SNI ), ESO 9001 (Pabrikasi Gunung Garuda
) dan harus mendapat persetujuan konsultan pengawas/ direksi
yang dilampiri sertifikat dari pabrik pembuat profil baja tersebut.
b. Elektroda las yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, harus disimpan
pada tempat terlindung yang menjamin komposisi dan sifat-sifat
lain dari bahan elektroda tersebut.
c. Semua bahan konstruksi baja yang dipergunakan harus memenuhi
persyararatan Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB 1982)
dan harus memenuhi standard ASTMA - 36.
d. Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus diperoleh
dari Supplier/Distributor yang memiliki izin dalam lingkup
penjualan serta pemasangannya.
e. Semua bahan-bahan harus lurus, tidak cacat dan tidak ada
karatnya. Penampang - penampang (profil) yang tepat, bentuk,
tebal, ukuran, berat dan detail-detail konstruksi yang ditujukan
pada gambar.
f. Material Baja Ringan
 Kuda-kuda atap yang digunakan adalah kuda-kuda baja ringan
 Bahan dasar yang digunakan adalah baja lapis ZINC
ALUMINIUM (Zinkalume). Kuda-kuda canopy menggunakan
profil UK-75. Assesories (foot plate 1,50 mm, wind bracing +
tensioner TS-2, TA, Plat diapragma, WA, dan clips).
 Menggunakan baut/screw galvanize penyambung sesuai dengan
persyaratan dari pabrik produsen kuda-kuda atap. Talang
menggunakan vallley gutter.
 Pelat penyambung yang digunakan harus berasal dari material
yang sama dan sesuai persyaratan dari pabrik produsen kuda-
kuda atap.
3. Syarat Pelaksanaan
Semua pelaksanaan pekerjaan baja ini harus memenuhi
persyaratan-persyaratan normalisasi yang berlaku di Indonesia,
seperti :
a. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983, NI-3
PBUBB (1970) atau Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk
Bangunan Gedung, SNI-03-1729-2002 .
b. AISC 'Specification for Fabrication and Erection' 12 Pebruari
1981.
c. Semua Pekerjaan baut (bolt) pada bangunan ini juga harus
memenuhi syarat dari AISC'Spechification for Structural Joints
Bolts'.
d. Semua pekerjaan las harus mengikuti 'American Welding'
Society for Arc Welding in Building Construction Section'
4. Metode Pelaksanaan
a. Persiapan
 Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan
kesehatan kerja, dan memperhatikan petunjuk tentang
persyaratan melaksanakan pekerjaan di atas ketinggian

 Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda


b. Leveling dan marking
 Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan
rata dan siku, mengunakan waterpass. Dan memastikan bahwa
ragkaiana balok telah mengikat semua belahan dan tersambung
secara benar dengan kolom di bawahnya.
c. Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda
 Mengangkat kuda-kuda dengan hati-hati supaya tidak
mengakibatkan kerusakan.
 Memastikan posisi kiri dan kanan kuda-kuda tidak terbalik.
 Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda biar tegak lurus dengan
ringbalok menggunakan benang dan lot
 Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L, dengan
menggunakan screw.
 Setelah selesai mengangkat dan memasang semua kuda-kuda
sesuai dengan gambar kerja, periksa kembali jarak antar kuda-
kuda, dan leveling.
 Memasang balok nok
 Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, bila bekerja
beban angin. Bracing dipasang di atas top-chord dan di bawah
reng.
 Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis
epilog atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan
kuda-kuda diikat menggunakan screw.

X. PEKERJAAN PLAFOND
1. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan plafond adalah sebuah
pekerjaan di atas ruangan yang berfungsi sebagal berikut
a. Pembatas ketinggian
b. Penutup segala macam bentuk yang berada dibawah atap
atau plat beton
c. Peredam hawa panas
Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka penutup plafond dan
penempatan lubang-lubang untuk titik lampu yang diperlukan.
2. Material, Peralatan, dan Pekerja
Material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini meliputi :
1 Jenis Bahan Gypsum board, ACP merk Seven
2 Ketebalan 9 mm untuk gypsum
3 Mutu bahan Gypsum Buatan dalam negeri
merek Jayaboard dan ACP merk.
Seven
4 Pola ukuran Sesuai gambar kerja dan ruangan
5 penggantung Galvanized wired rod M5 drat +
U clamp channel K4-TB.C
6 Rangka - Hollow sinkalume 3,5 x 3,5
untuk gypsum
- Hollow galvanis 4x4 dan 2x4
untuk APC
7 Finishing Flat Joint Compound + textile
tape pada gypsum
8 Kelembaban rangka Pelindung rangka dari bahan
menie/cat pada gypsum
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan
pada NI-5 dan memenuhi 0404/81.
Perlatan yang digunakan dalam pekerjaan ini antara lain :
 Alat bantu
 Waterpas
 Benang
 Meteran
Tenaga kerja yang diperlukan meliputi :
 Pekerja
 Mandor
 Tukang kayu
3. Syarat Pelaksanaan
a. Rangka langit-langit hollow zinkalume dengan penggantung
galvanized wire rod diameter 4,5 mm. yang dilengkapi dengan
mur dan klem, penggantung harus terikat kuat pada beton,
dinding atau rangka baja yang ada.
b. Rangka langit-langit dipasang setelah sisi bagian bawah
diratakan, pemasangan sesuai dengan pola yang
ditunjukkan/disebutkan dalam gambar kerja yang telah
disediakan.
c. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata,
tidak cembung, kaku dan kuat, kecuali permukaan merupakan
bidang miring/tegak sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar.
d. Bahan penutup langit-langit adalah kalsiboard dengan mutu
bahan seperti yang telah dipersyaratkan dengan pola
pemasangan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
kerja.
e. Jarak pemasangan antara unit-unit penutup langit-langit harus
presisi dan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
f. Hasil pemasangan penutup, langit-langit harus rata, dan tidak
melendut.
g. Seluruh pertemuan antara permukaan langit-langit dan dinding
dipasang list profil dari gypsum dengan bentuk dan ukuran
sesuai gambar kerja.
4. Metode Pelaksanaan
Pada umumnya pemasangan plafond akan berhenti pada batas
tertentu yang berupa dinding atau lisplank.
a. Tentukan peil plafond pada dinding atau lisplank.
b. Untuk memastikan ketinggian peil plafond rata gunakan
waterpas pada seluruh batas pasangan plafond.
c. Pemasangan rangka plafond pada dinding dan lisplank
menggunakan baut untuk menggabungkan dan mengunci
rangka plafond.
d. Tentukan arah tulangan pokok dan pasang tulangan pokok tiap
120 cm dengan rangka hollow zinkalume.
e. Selanjutnya pasangan tulangan pembagi yang terbuat dari
rangka hollow zinkalume dengan jarak tiap 60 cm.
f. Rangka plafond yang sudah siap ditutup, digantung dengan
root dalam kondis lurus dan telah dipastikan rata dengan
waterpas.
g. Kalsiboard yang sudah terpasang kemudian dicat supaya
kalsiboard lebih tahan lama.

XI. PEKERJAAN WATERPROOFING


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi plat atap dan talang
beton, lantai KM, serta bagian-bagian yang dinyatakan dalam
gambar.
2. Material, Peralatan, dan Pekerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan meliputi :
 Pekerja
 Mandor
 Tukang cat
Peralatan yang diperlukan adalah :
 Kuas/kuas roll
 Waterpass
 Roskam
Material yang digunakan dalam pekerjaan ini sebagai berikut :
a. Bahan harus sesuai dengan standar yang ditentukan seperti NJ-3,
ASTM-828, ATME, TAPP-1-083 dan 407.
b. Jenis bahan yang digunakan :
 Water proofing menggunakan waterproofing cement base
SIKA SEMEN, dengan penggunaan minimal 2,5 kg/m2
c. Memiliki karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang merata
serta konstan. Kedap air dan uap termasuk pada bagian yang
overlap. Perlindungan terhadap waterproofing menggunakan
screed (perbandingan 1Pc : 3 Psr).
3. Syarat Pelaksanaan
a. Persiapan Permukaan
 Permukaan plat beton yang akan diberi lapisan waterproofing
harus benar-benar bersih, bebas dari minyak, debu dan dalam
kondisi kering (baik dalam arti kata kering leveling screed
maupun kering permukaan).
 Semua pertemuan 90 derajat atau sudut yang lebih tajam harus
dibuat tumpul, yaitu menutup sepanjang sudut tersebut dengan
aduk kedap air 1 Pc : 3 Psr.
 Dalam leveling screed dibentuk menggunakan benang
waterpas. Arah kemiringan menuju ke lubang-lubang talang
dan floordrain sebesar 1 derajat
 Khusus lapisan screed pada bagian atap dan talang beton harus
menggunakan tulangan susut finemesh yang terpasang di
tengah ketebalan screed dan saat pemasangan harus didatarkan
terlebih dahulu supaya tidak melengkung.
 Screed dipasang mengikuti pola-pola yang sudah tertentu dan
diratakan permukaannya dengan menggunakan roskam,
sehingga gelembung-gelembung udara yang terperangkap di
dalam adukan screed dapat keluar.
 Waktu yang diperlukan untuk keringnya screed ini minimal
tujuh hari dalam kondisi cuaca cerah. Untuk cuaca buruk
(hujan tidak termasuk dalam perhitungan waktu pengeringan
screed),
4. Lapisan Waterproofing
 Lapisan Waterproofing harus dipasang mulai dari titik
terendah ke arah titik tertinggi.
 Overlap antara lapisan minimum 65 mm dan/ atau sesuai
spesifikasi pabrik.
 Pelaksanaan waterproofing ini, harus dilindungi dari sengatan
matahari dengan menggunakan tenda-tenda.
 Waterproofing yang sudah dipasang tidak boleh terinjak-injak
apalagi oleh sepatu. atau alas kaki yang tajam. Kontraktor
harus melindungi dan melokalisir daerah yang sudah terpasang
waterproofing ini.
 Pada daerah listplank beton, waterproofing harus dipasang
mengikuti bentuk listplank.
 Kontraktor harus menghentikan pekerjaan apabila teriadi
hujan dan melanjutkan kembali setelah lokasi benar-benar
kering.
5. Perbaikan Lapisan Waterproofing
 Bagian dari lapisan waterproofing di atas kebocoran disobek
secukupnya. Lekatnya potongan lapisan waterproofing baru
sejauh minimal 150 mm ke segala arah dihitung dari celah/
sobekan.
 Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pengujian, dan permukaan
harus kering betul.
6. Lapisan Pelindung
 Setelah waterproofing terpasang, maka di atas permukaan
diberi pelindung screed (perbandingan 1 Pc:3 Psr), setebal 3
cm dengan menggunakan tulangan susut finemesh yang
terletak di tengah-tengah adukan screed.
 Untuk mengatur jarak/ tebal screed, harus menggunakan beton
decking setebal 1,5 cm, setiap jarak 0,5 in.
 Permukaan screed ini dihaluskan dengan roskam pada saat
kondisi screed setengah kening dengan jalan menaburkan
semen dan menggosongkan sehingga licin.
 Setelah semua pemasang lapisan waterproofing dan sebelum
pelaksanaan lapisan pelindung, kontraktor melaksanakan,
pengujian kebocoran terutama untuk permukaan horizontal
plat atap. Cara pengujian adalah dengan menuangkan air ke
area yang tertutup lapisan waterproofing hingga ketinggian air
minimum 50 mm dan dibiarkan selama 3 x 24 jam.

 Beri tanda bagian-bagian yang tidak sempurna atau. bocor.


Untuk plat atap yang miring harus, dibagi menjadi beberapa
segmen agar genangan air tidak terlalu tinggi di titik plat
terendah,

 Kontraktor wajib mengadakan pengamanan dan pelindung


terhadap pemasangan yang telah dilakukan, terhadap,
kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan
lainnya.

 Apabila terdapat kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian


kontraktor baik pada waktu pekerjaan ini dilakukan/
dilaksanakan maupun pada saat pekerjaan telah selesai, maka
kontraktor harus memperbaiki/ mengganti bagian yang rusak
tersebut sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi.
Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah
tanggung jawab kontraktor.
7. Metode Pelaksanaan
a. Lapisan Waterproofing harus dipasang mulai dari titik terendah
ke arah titik tertinggi.
b. Lapisan waterproofing dipasang mengikuti pola-pola yang
sudah tertentu dan diratakan permukaannya dengan
menggunakan roskam, sehingga gelembung-gelembung udara
yang terperangkap di dalam adukan screed dapat keluar.
c. Dalam kondisi setengah kering, screed tadi langsung ditaburi
semen sambil digosok lagi dengan roskam besi sehingga merata.
Setelah lapisan screed kering, tidak boleh diaci.
d. Setelah kering udara kurang lebih 24 jam, screed baru ini harus
dilindungi dengan jalan menutupi permukaan atasnya dengan
goni-goni rami yang sudah dibasahi air terlebih dahulu dan
dijaga kondisi basahnya untuk menghindari kemungkinan
pecah-pecah rambut.
e. lapisan waterproofing pada bagian atap dan talang beton harus
menggunakan tulangan susut finemesh yang terpasang di tengah
ketebalan screed dan saat pemasangan harus didatarkan terlebih
dahulu supaya tidak melengkung.
f. Jika pekerjaan telah selesai tetapi terdapat kebocoran, maka
bagian dari lapisan waterproofing di atas kebocoran disobek
secukupnya. Lekatnya potongan lapisan waterproofing baru
sejauh minimal 150 mm ke segala arah dihitung dari celah/
sobekan.

XII. PEKERJAAN PEMASANGAN DINDING


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja,
material, dan peralatan untuk melaksanakan pekerjaan pasangan
bata supaya dapat memenuhi ketentuan dan persyaratan
pelaksanaan.
2. Material, Peralatan, dan Pekerja
Tenaga kerja yang diperlukan adalah :
 Pekerja
 Mandor
Peralatan yang diperlukan meliputi:
 Molen
 Tempat mencampur spesi/adukan
 Sendok spesi
 Alat bantu
Bahan yang digunakan pada pekerjaan harus memenuhi standar
berikut :
a. Batu bata
 Batu bata yang digunakan harus berkualitas baik sesuai
dengan persyaratan dalam SH-0285-84, dan telah
diperiksa/disetujui oleh direksi.
 Batu bata harus memiliki kuat tekan sebesar 30 kg/cm2,
dan mampu menahan gaya horizontal 1,7 kg/cm2.
 Batu bata harus matang, jika direndam air akan tetap
utuh, dan tidak hancur.
 Dimensi batu bata harus seragam dan disesuiakan
dengan dengan tebal dinding pada gambar kerja.
b. Portland Cement
 Mutu harus sama dengan PC yang digunakan untuk
pekerjaan beton.
 Mutu semen sesuai dalam SKSNI-1991.
c. Pasir Pasang
 Pasir yang digunakan harus dalam keadaan bersih, bebas
lumpur, tanah karang, garam dan sebagainya sesuai
dengan PBI 1971.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Batu bata yang pecah tidak digunakan, kecuali untuk
melengkapi, misalnya sudut.
b. Sebelum dipasang batu bata wajib direndam air.
c. Semen yang datang harus disimpan di gudang, lantai gudang
harus dalam keadaan kering dan memiliki ketinggian
minimal 30 cm untuk menghindarkan semen terkena air.
d. Tidak dibenarkan mencampurkan lebih dari satu merk semen
dalam satu adukan.
e. Semen dan pasir harus dicampur dalam keadaan kering.
f. Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan
adukan baru.
4. Metode Pelaksanaan
a. Batu bata yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu
harus diserahkan sampel atau contoh kepada direksi,
minimal 3 contoh untuk mendapat persetujuan.
b. Seluruh dinding dari pasangan bata menggunakan adukan
dengan campuran 1 Pc : 4 Ps
c. Untuk dinding trasram/kedap air adukan menggunakan 1 Pc
: 2 Ps, dipasang dari atas permukaan sloof sampai minimal
20 cm diatas permukaan lantai sekitarnya. Sedangkan untuk
toilet, KM/WC dipasang sampai setinggi plafon.
d. Setelah pasangan bata selesai terpasang, nat harus dikerok
sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah
kering permukaan pasangan disiram air.
e. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap
maksimum setinggi 1,2 meter
f. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan pekerjaan
beton harus diberi penguat stek-stek besi beton berdiameter
10 mm dengan jarak 75 cm, terlebih dahulu ditanam dengan
baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam
dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm.
g. Pasangan bata dapat diterima apabila devisiasi bidang pada
arah diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm
(sebelum diaci/diplester). Toleransi terhadap as dinding
yang dijinkan maksimal 1 cm (sebelum diaci/diplester).

XIII. PEKERJAAN PLESTERAN


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja,
material, dan peralatan untuk melaksanakan pekerjaan pelesteran
pada dinding yang terdiri dari pasangan batu bata dan Beton, seperti
dinyatakan dalam gambar.
2. Material, Peralatan, dan Pekerja
Tenaga kerja yang diperlukan adalah :
 Pekerja
 Mandor
Peralatan yang diperlukan meliputi :
 Bak tempat pencampur adukan/spesi
 Sendok spesi
 Roskam
 Alat bantu
Bahan yang digunakan pada pekerjaan harus memenuhi standar
berikut :
a. Portland Cement
 Mutu harus sama dengan PC yang digunakan untuk
pekerjaan beton.
 Mutu semen sesuai dalam SKSNI-1991
b. Pasir Pasang
Pasir yang digunakan harus dalam keadaan bersih,
bebas lumpur, tanah karang, garam dan sebagainya sesuai
dengan PBI 1971.
c. Air
Air yang digunakan harus dalam keadaan bersih dan
bebas dari segala macam campuran seperti, minyak, asam,
garam, basa, dan bahan organik lainnya.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Tebal plesteran harus berkisar 1-2 cm, untuk memenuhi
pasangan bata maksimal 15 cm.
b. Permukaan pasangan batu bata dan beton harus dibasahi
dengan menyiram air sebelum pekerjaan pelesteran
dilakukan. Bertujuan unutuk membersihkan pasangan bata
dan beton dari debu.
c. Siar permukaan dinding batu bata harus dikerok sedalam 1
cm supaya pelesteran dapat lebih merata.
4. Metode Pelaksanaan
a. Plesteran dikerjakan menggunakan adukan dengan
campuran trasram 1 Pc : 2 Ps dan campuran batu bata 1 Pc :
4 Ps , dengan ketebalan 1-2 cm atau rata-rata 1,5 cm
b. Pasangan-pasangan yang kemudian ditumbuhi tanah,
terlebih dahulu harus diplester kasar (brapen).
c. Plesteran yang belum kering harus dilindungi dari hujan dan
air.

XIV. PEKERJAAN ACIAN


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan acian pada dinding
yang terdiri dari pasangan batu bata dan Beton, seperti dinyatakan
dalam gambar.
2. Material, Peralatan, dan Pekerja
Tenaga kerja yang diperlukan meliputi :
 Pekerja
 Mandor
Peralatan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini :
 Sendok spesi
 Kuas/busa
 lepan
Material yang diperlukan dalam pekerjaan ini meliputi :
a. Pasir halus
b. Portland cement, mutu semen yang digunakan harus sama
dengan mutu semen beton.
c. Mil tembok
d. Air, yang digunakan harus dalam keadaan bersih dan bebas
dari segala macam campuran seperti, minyak, asam, garam,
basa, dan bahan organik lainnya
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pekerjaan acian dapat dilakukan setelah plesteran berumur 7
hari.
b. Ketebalan acian tidak boleh melebihi 3 mm.
c. Acian harus tetap dibasahi dengan air minimal selama 7 hari.
4. Metode Pelaksanaan
a. Acian harus dilakukan setelah permukaan plesteran sudah
kering atau setelah 7 hari
b. Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram
air. Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah
plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian
sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas
gosok.
c. Setelah selesai acian dibasahi setiap hari selama 7 hari.

XV. PEKERJAAN LAPISAN DINDING


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan lapisan dinding meliputi pekerjaan
persiapan seperti mempelajari gambar, mempelajari spesifikasi, dan
membuat gambar pelengkap pelaksanaan. Dan pekerjaan
pelaksanaan atau pemasangan lapisan dinding.
2. Material, Peralatan, dan Pekerja
Tenaga kerja yang diperlukan diantaranya :
 Pekerja
 Mandor
Peralatan yang diperlukan meliputi :
 Sendok spesi
 Paku
 spacer
Material yang diperlukan dalam pekerjaan ini meliputi :
a. Granito Tile Kw.I dengan ukuran 30 x 60 cm
b. Pasir pasang
c. Portland cement
d. Air
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pemborong wajib mengajukan minimal 3 contoh lapisan
dinding/granite tile atau brosur untuk mendapat pengesahan
dari Owner ataupun direksi teknis.
4. Metode Pelaksanaan
a. Kerjakan plesteran kasar sesuai pedoman pelaksanaan, setebal
batas garis finish dikurangi tebal lapisan dinding dan adukan
perekatnya.
b. Dari pembuatan shop drawing didapat pola pemasang lapisan
dinding. Tarik benang untuk jalur kepala arah vertikal 2 jalur
selebar lapisan dinding, dan arah horizontal 2 jalur setinggi
keramik yang merupakan tempat dimulainya pemasangan
lapisan dinding berdasarkan pola. pemasangan.
c. Pasang jalur kepala pasangan ke arah horizontal maupun
vertikal dengan jarak maksimum 2 m atau kelipatan ukuran
lapisan dinding/granite tile mengikuti benang pertolongan.
Untuk bidang luar, pemasangan kepala arah vertikal-horisontal
disesuaikan dengan batas masing-masing lantai atau sesuai
speksifikasi
d. Pemasangan lapisan dinding tiap-tiap lapis agar mengikuti
benang pertolongan dari kepala. Semua pemasangan dilakukan
dengan terlebih dahulu melekatkan spesi penempel (5-8 mm),
sepanjang kurang lebih dari 1 m pada jalur pasangan yang akan
dipasang, kemudian penutup dinding satu persatu dilekatkan
dengan menumbuk sehingga permukaan pasangan menjadi rata
dengan tarikan benang.
e. Pengerokan nat setebal penutup dinding dan bidang penutup
langsung dibersihkan.
f. Setelah pasangan berumur sesuai spesifikasi
g. dilaksanakan pengisian nat dengan pasta semen atau sesuai
speksifikasi dan langsung dibersihkan.
h. Pembersihan tempat kerja dilakukan setiap hari.

XVI. PEKERJAAN PENGECATAN


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pengecatan meliputi pengadaan pekerja,
material, dan peralatan untuk pekerjaan pengecatan dinding pada
bagian luar dan dalam serta pada seluruh detail pada gambar kerja.
2. Material, Peralatan, dan Pekerja
Tenaga kerja yang diperlukan adalah :
 Pekerja
 Tukang cat
 Mandor
Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini meliputi :
a. Kuas roll
b. Kompresor 4 Bar
Material yang digunakan untuk pekerjaan ini meliputi :
a. Amplas
b. Politur
c. Cat
Dengan spesifikasi bahan seperti berikut :
 Cat yang digunakan bersifat tahan terhadap cuaca, tahan
gesekan, mudah dibersihkan, tidak berbau, daya tutup
tinggi, dan anti bakteri.
 Cat produk nippon spotless plus untuk dinding interior.
 Vinilek digunakan untuk cat plafon
 Dulux digunakan untuk dinding exterior dan untuk
lisplank beton.
 Dulux wathersielh digunakan untuk permukaan beton.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan
langit-langit dan lantai telah selesai dikerjakan.
b. 2 minggu sebelum pekerjaan pengecatan dimulai kontraktor
harus mengajukan daftar bahan kepada manager konstruksi.
c. Pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari
pembuat cat tersebut.
4. Metode Pelaksanaan
Pengecatan Bidang Interior :
 Permukaan bidang cat harus rata, tidak cacat/retak, dan semua
acian atau benangan sudah baik, serta dalam kondisi bersih dan
kering.
 Bidang cat harus diamplas halus dibersihkan dari semua
kotoran-kotoran yang melekat, kemudian dibersihkan dengan
kompresor 4 Bar.
 Setelah bidang cat siap di cat, membuat lapisan pertama yang
dikuaskan merata seluruh bidang dengan kuas roll, setelah
kering kembali kuaskan cat secara merata ke seluruh bidang
secara merata. Setelah kering diamplas hingga halus dan rata,
semua siar dan benangan dibuat rapi dan lurus. Lapis ketiga
digunakan cat yang sama yang dikuas merata dengan kuas roll.
Pengecatan Bidang Exterior:
 Permukaan bidang cat harus rata, tidak cacat/retak, dan semua
acian atau benangan sudah baik, serta dalam kondisi bersih dan
kering.
 Bidang cat harus diamplas halus dibersihkan dari semua
kotoran-kotoran yang melekat, kemudian dibersihkan dengan
kompresor 4 Bar.
 Setelah bidang cat siap di cat, membuat lapisan pertama yang
dikuaskan merata seluruh bidang dengan kuas roll, setelah
kering kembali kuaskan cat secara merata ke seluruh bidang
secara merata. Setelah kering diamplas hingga halus dan rata,
semua siar dan benangan dibuat rapi dan lurus. Lapis ketiga
digunakan cat yang sama yang dikuas merata dengan kuas roll.

XVII. PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan kusen, daun pintu
dan jendela aluminium dan pekerjaan pemasangan kaca, seperti
dinyatakan dalam gambar kerja.
2. Material, Peralatan, dan Pekerja
Tenaga kerja yang diperlukan meliputi :
 Pekerja
 Tukang khusus aluminium/kaca
 Mandor
Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini meliputi :
a. Waterpass
b. Meteran/alat ukur
Material yang digunakan dalam pekerjaan ini meliputi :
a. Kusen, daun pintu dan jendela menggunakan aluminium
merk YKK warna putih, dengan penempatan dan dimensi
sesuai gambar kerja
b. Kaca yang dipakai adalah kaca bening dengan tebal 5 mm
untuk ventilas dan daun jendela, produk asahi mas, mulia.
c. Kaca es tebal 6 mm untuk pintu, produk asahi mas, mulia.
d. Silicone sealant
e. Bahan penyambung (skrup, mur, dan lainnnya) yang terbuat
dari aluminium
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pembuatan dan pemasangan jendela aluminium untuk
bangunan harus memenuhi persyaratan dari aluminium
window manufature association master spesification dan
ASTM
b. Penunjukkan supplier harus dengan izin tertulis dari direksi
c. Bahan untuk penguat atau penyambung (skrup, mur, dan
sebagainya) harus terbuat dari aluminium.
d. Permukaan kaca harus bening dan tidak cacat.
e. Ukuran kaca harus pas pada rangkanya dengan kelonggaran
tidak lebih dari 2 mm.
4. Metode Pelaksanaan
a. Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening
yang akan dipasang kusen aluminium apakah sudah sesuai
dengan gambar kerja atau belum.
b. Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi
lapangan siap yaitu pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai.
Sistem pemasangan dengan di screw fisher menggunakan fisher
S8.
c. Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi
dan kesikuan kusen alumunium dengan alat bantu
waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus maka diganjal
dengan bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan lama.
d. Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium
dengan dinding di isi silicone sealant.
e. Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan
pemasangan frame untuk pintu/jendela, kaca dan hardwere.
Frame pintu/jendela dipasang pada kusen dengan menggunakan
penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
f. Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-
benar aman dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak
kusen dan alumunium dan daunnya.

XVIII. PEKERJAAN LAPISAN LANTAI


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup, pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja,
penyediaan bahan, persiapan pemasangan, pembersihan lantai yang
akan dikerjakan dan pelaksanaan pemasangan.
2. Material, Peralatan, dan Pekerja
Tenaga kerja yang diperlukan adalah :
 Pekerja
 Mandor
Peralatan yang diperlukan meliputi :
 Sendok spesi
 Spacer
Material yang digunakan dalam pekerjaan ini meliputi :
a. Granito Tile Kw.I dengan ukuran 60 x 60 cm digunakan
untuk lantai ruangan dan tangga sedangkan granit 60 x 60
cm anti slip digunakan untuk lantai KM/WC.
b. Granito Tile Kw.I dengan ukurn 10 x 60 cm digunakan untuk
plin lantai.
c. Pasir pasang
d. Portland cement
e. Air
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pemasangan lantai harus dikerjakan secara presisi, rata, rapi,
kuat, dan permukaannya tidak bergelombang, serta terdapat
nat-nat yang lurus dan tegak lurus.
b. Pemasangan lapisan lantai menggunakan adukan 1 ps : 3 psr.
c. Pekerjaan finishing lantai dapat dimulai setelah pekerjaan
plafond dan dinding selesai dikerjakan
d. Nat dibuat sekecil mungkin dan diisi dengan semen
berwarna sama dengan warna dasar lantai yang dipakai.
e. Pemasangan lantai harus memperhatikan nilai estetikanya
atau keindahannya
4. Metode Pelaksanaan
a. Susunan lapisan berturut – turut sebagai berikut:
 Urugan tanah dipadatkan minimal 90% dari
kepadatan kering max(γd)
 Lapisan pasir sebesar 10 cm dipadatkan dan disiram
air.
 Leveling concrete atau spesi 1 pc : 5 ps untuk lantai
biasa dan spesi 1 pc : 2 ps untuk lantai toilet.
 Mortar 1 pc : 3ps.
 Keramik, atau bahan lain atas petunjuk Direksi.
b. Lantai yang akan dipasang keramik harus dipersiapkan
dengan teliti terlebih dahulu mengenai kepadatan, kerataan,
maupun elevasi setiap lantainya.
c. Pola pemasangan keramik harus ditentukan terlebih dahulu,
dengan memasang keramik kepala dan memilih keramik
yang warna dan ukuran yang sama dan dibuat contoh

pemasangan minimal 1m2


d. Siar diisi dengan adukan 1 pc : 2 ps halus sesuai dengan
warna keramik ditambah bahan aditive yang disetujui oleh
Direksi sampai mengisi penuh celah siar, tetapi tidak
berlebihan.
e. Bekas – bekas semen harus segera dibersihkan dari
permukaan keramik sampai bersih benar, dan pemakaian dan
pemakaian pembersih kimia tidak diperkenankan tanpa
persetujuan Direksi.
f. Keramik yang baru dikerjakan minimal selama tiga hari
tidak boleh diganggu, diinjak atau diberi beban lainnya.

XIX. PEKERJAAN MEUBELAIR MELEKAT BANGUNAN DAN


INTERIOR
1. Lingkup Pekerjaan
Pemborong harus melaksanakan pekerjaan meubelair melekat
bangunan & interior seperti yang disebutkan dalam bill of ountity ( BQ )
ini dan/atau diperlihatkan dalam gambar. Sebelum serah terima
dilakukan seluruh pekerjaan sudah dalam keadaan selesai serta indah
bernuansakan konsep yang telah ditentukan.
2. Material, Peralatan, Dan Pekerja
Tenaga kerja yang diperlukan adalah :
 Pekerja
 Mandor
Peralatan yang digunakan meliputi :
Palu, obeng,
Material yang digunakan dalam pekerjaan ini meliputi :
HPL merek TACO, Multiplek kayu meranti 1,8 cm, Paku Scrup,lem,
aksesoris kelengkapan engsel kunci, kelengkapan elektrikal untuk
lighting dari pekerjaan ini sendiri. Sebelum pekerjaan dimulai rekanan
diwajibkan untuk mengajukan sample material yang akan digunakan
kepada direksi. Ukuran bahan menyesuaikan dengan kebutuhan desain
lapangan lapangan nantinya. Motif serta warna HPL sebagai material
finishing akhir yang akan dipasang terlebih dahulu untuk bisa disepakati.
3. Syarat Pelaksanaan
 Dimensi pada pekerjaan meubelair melekat bangunan ini
menyesuikan nantinya dengan situasi tempat yang ada dilokasi, serta
gambar tidak mengikat dan dapat dirubah sesuai dengan hasil
kordinasi serta penyampain dari shop drawing tersebut.
 Kemudian diwajibkan kepada pemborong untuk membuatkan gambar
kerja sebagai acuan pekerjaan dilapangan dan disepakati.
 Finishing dari meubelair serta aksesoris interior yang dimaksd ini
dengan lapis HPL berstektur dengan menggunakan HPL merek
TACO.
 Pekerjaan meubelai melekat ini sudah termasuk dalam pekerjaan
lighting yang disesuikan dengan disain nantinya.
 Pekerjaan Meubelai melekat bangunan diseuikan pekerjaannya dan
harus dikerjakan sesuai dengan pola pengerjaan yang benar.
4. Metode Pelaksanaan
1. Menyiapkan material yang akan digunakan dan disepakati dengan
direksi terhadap material itu sendiri.
2. Menentukan serta mengukur site yang ada pada meubelair melekat
bangunan dengan detail desain yang akan disepakati.
3. Dalam proses pemotongan multiplek dipastikan shop dwaring dari
bentuk serta ukuran meubelair tersebut telah disepakati baik dari
direksi maupun pengguna.
4. Proses perakitan serta perkuatan multiplek menggunakan perekat lem
dengan perkuatan paku, dimana dalam propose penebalan penampang
ataupun bentuk harus dipastikan perkuataan paku rata dalam
permukaan untuk nantinya menghindari terjadinya gelombang antar
multiplek itu sendiri.
5. Setelah bentuk disepakati barulah kemudian penyedia diizinkan untuk
menentukan instalasi lighting meubelair yang melekat bangunan
tersebut disusun sesuai tempat serta fungsingnya.
6. Lampu penerangan yang digunakan menggunakan lampu downlight
temple merek philips press permukaan dengan demensi downlight
disesuikan nantinya. Disetiap plafond, dinding back wall, back stage
minimal harus ada penerangan yang dikombinasikan dengan desain
yang disepakati.
7. Dipastikan ada sap instalasi yang disiapkan guna nantinya digunakan
sebagai akses saat pemeliharaan instalasi tersebut yang ditempatkan
tersembunyi dan tidak menggangu tampak dari meubelair tersebut.
8. Ketika instalasi dinyatakan selesai dilanjutkan dengan proses
finishing lapisan HPL ini. Dimana HPL yang digunakan dengan
merek TACO bertekstur. Warna serta motif ditentukan dan disepakati
kemudian dengan direksi serta pengguna.
9. Dalam proses pelapisan untuk pemasangan HPL itu, dipastikan
permukaan multiplek bersih dari kotoran dan kemudian dilapisi
dengan lem merata dan selanjutnya HPL dipasang. Hasil pasangan
HPL nantinya rata daan tidak bergelombang.

XX. PEKERJAAN STYLE BALI


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksaksanaan
pekerjaan ini sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik sesuai dengan
RKS.
2. Material, Peralatan, dan Pekerja
Tenaga kerja yang diperlukan adalah :
 Pekerja
 Tukang khusus style bali
 Mandor
Peralatan yang diperlukan adalah :
 Alat bantu
Material yang dipergunakan adalah :
a. Material yang digunakan adalah batu press Kw.1 dengan ukuran
sesuai dengan kebutuhan
b. Motif dan warna dari material yang akan dipasang mendekati
sama atau seragam dan semotif
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Dimensi pekerjaan style bali dalam gambar bestek tidak bersifat
mengikat dan dapat disesuikan dengan hasil PCM
b. Kontraktor wajib membuatkan shop drawing sebagai acuan
pekerjaan dilapangan
c. Finishing dari tempelan harus dikerjakan sesuai dengan pola
pengerjaan yang benar
4. Metode Pelaksanaan
Metode Pekerjaan Style Bali dengan Metode Clean Construction :
a. Dilengkapi pagar pengaman dan rambu lalu lintas yang memadai.
Untuk pekerjaan dimalam hari dilengkapi dengan lampu
penerangan.
b. Tidak diperkenankan menaruh material di luar areal kerja.
c. Penyiraman dengan air di sekitar tempat berkerja dilakukan
setiap hari untuk menghindari debu.
d. Memasang jaring pengaman untuk menghindari terjatuhnya
material.
e. Membersihkan sisa kaleng cat dari areal kerja agar tidak
menggangu pekerjaan

PENUTUP
1. Kontraktor Pelaksana wajib menjaga lingkungan agar aktifitas pelaksanaan
pekerjaan fisik tidak mengganggu lingkungan setempat.
2. Setelah pembangunan selesai 100% gudang bahan dan semua sampah,
bahan-bahan yang tidak berguna harus dibersihkan. Pembersihan akhir
dilaksanakan di dalam atau di luar bangunan supaya bersih dari kotoran dan
sisa-sisa bahan lainnya.
3. Persyaratan lain yang belum jelas akan diberikan pada waktu penjelasan dan
peninjauan lapangan.
4. Hal-hal yang belum jelas tentang Metode Pelaksanaan ini akan dijelaskan
pada waktu diadakan rapat pra construction meeting.
5. Hal-hal lain yang tidak tercantum dalam bestek ini, tetapi merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dari pekerjaan ini dan menurut peraturan
yang berlaku hal tersebut harus ada, Kontraktor Pelaksana dianggap telah
tahu dan harus mentaati serta wajib untuk melaksanakanya sesuai petunjuk
Direksi.

Badung, 06 Maret 2021


KONTRAKTOR
PELAKSANA/CV. JYB

I KOMANG JUNIARTA
DIREKTUR

Anda mungkin juga menyukai