A. LATAR BELAKANG
Sejak gedung Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Intan Jaya berdiri maka perlu
dilaksanakan Rehabilitasi dan beberapa fasiltas penunjang lainnya. Untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan maka dilaksanakan kegiatan Rehabilitasi Berat
Gedung Puskesmas Non Perawatan Hitadipa sebagai Fasilitas Penunjang.
Untuk itu dalam pelaksanaannya haruslah benar-benar dilakukan dengan baik dan
sesuai dengan apa yang telah direncanakan serta sesuai dengan ketentuan teknis
pengadaaan bangunan aset Pemerintah sehingga prosesnya dapat berlangsung
dengan arah yang benar. Pada tahap pelaksanaan Rehabilitasi fisik di lapangan
diserahkan kepada pihak ketiga, yaitu Kontraktor pelaksana pekerjaan. Kontraktor
Pelaksana akan melakukan pelaksanaan pekerjaan fisik yang menyangkut beberapa
aspek mutu, volume, waktu dan biaya. Disamping itu juga bertanggung jawab atas
semua kegiatan selama pelaksanaan berlangsung. Secara kontraktual, Kontraktor
Pelaksana bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan selaku Pengguna Anggaran.
Namun dalam kegiatan operasional, Kontraktor Pelaksana akan mendapat bantuan
bimbingan untuk menetukan arah pekerjaan Pelaksanaan Fisik dari Pejabat Pembuat
Komitmen
Jangka waktu penyelesaian pekerjaan : 120 (Seratus Dua Puluh) hari kalender
Masa Pemeliharaan berlaku selama : 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender
F. KELUARAN
Keluaran yang diminta dari Kontraktor Pelaksana pada penugasan ini adalah :
1. Melaksanakan pekerjaan rehabilitasi yang menyangkut kualitas, biaya dan
ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai wujud akhir
bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan Dokumen
Pelaksanaan dan kelancaran penyelesaian administrasi yang berhubungan
dengan pekerjaan di lapangan serta penyelesaian kelengkapan pembangunan.
2. Dokumen yang dihasilkan selama proses pelaksanaan yang terdiri dari :
Metode Pelaksanaan Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pelaksanaan
pekerjaan.
Melakukan control terhadap kondisi eksisting di lapangan;
Mengajukan Shop Drawing pada setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan;
Membuat Laporan harian berisikan keterangan tentang :
Tenaga kerja.
bahan bangunan yang didatangkan, diterima atau tidak.
peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan.
kegiatan per-komponen pekerjaan yang diselenggarakan.
waktu yang dipergunakan untuk pelaksanaan.
kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan.
Membuat Laporan mingguan, sebagai resume laporan harian (kemajuan
pekerjaan, tenaga dan hari kerja), Laporan Bulanan;
3. Mengajukan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran termijn;
4. Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
Tambah dan Kurang (jika ada tambahan atau perubahan pekerjaan);
5. Membuat Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan;
6. Membuat Berita Acara Pemyataan Selesainya Pekerjaan;
7. Membuat Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing);
8. Membuat Time schedule/S curve untuk pelaksanaan pekerjaan.
Setiap jenis laporan harus disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen, untuk
dibahas guna mendapatkan persetujuan. Sesuai dengan lingkup pekerjaan, maka
jadwal tahapan pelaksanaan kegiatan dan jenis laporan yang harus diserahkan
kepada Konsultan Pengawas adalah :
a) LAPORAN HARIAN
1. Laporan Harian ini harus dibuat Kontraktor Pelaksana pekerjaan terhitung
setelah SPMK ditandatangani (dimulainya pekerjaan fisik) sebanyak 6 eksemplar
dan berisi antara lain, Buku Harian yang memuat semua kejadian, perintah atau
petunjuk yang penting dari Konsultan Pengawas/Direksi, yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, menimbulkan konsekuensi keuangan,
kelambatan penyelesaian dan tidak terpenuhinya syarat teknis.
2. Laporan harian berisikan keterangan tentang :
Tenaga kerja, Bahan bangunan yang didatangkan, diterima atau tidak; Peralatan
yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan; Kegiatan per-komponen
pekerjaan yang diselenggarakan; Waktu yang dipergunakan untuk pelaksanaan;
Kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan;
b) LAPORAN PELAKSANAAN
Laporan Pelaksanaan, sebagai resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga
dan hari kerja) terhitung 7 hari setelah dimulainya kerja oleh kontraktor (7 hari
setelah SPMK ditandatangani) sebanyak 6 eksemplar dan berisi antara lain :
Review terhadap rencana kerja kontraktor;
Resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja) selama
seminggu tersebut
Gambaran/penjelasan secara garis besar kondisi lokasi proyek
Monitor masalah teknis di lapangan;
Permasalahan non teknis yang dihadapi, Monitor Kendali Mutu
Pemeriksaan Gambar Kerja;
Foto-foto Kemajuan Pekerjaan dibuat secra bertahap sesuai kemajuan
pekerjaan;
Rencana kerja, metoda dan jadwal pelaksanaan pekerjaan selanjutnya;
H. PRODUKSI DALAM NEGERI
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mengutamakan pengunaan produksi dalam
negeri. Produksi luar negeri boleh dipakai atau digunakan selama produksi dalam
negeri tidak dapat digunakan.
J. ALIH PENGETAHUAN
Jika diperlukan, Penyedia jasa Pelaksana pekerjaan berkewajiban untuk
meyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada
personil kegiatan / satuan kerja Kuasa Pengguna Anggaran
K. S P E S I F I K A S I T E K N I S
Q. JENIS KONTRAK
Jenis Kontrak : Harga Satuan
R. KESIMPULAN
Produk yang dihasilkan adalah terbangunnya lanjutan pagar kantor Dinas Kesehatan
Kabupaten Intan Jaya.
Demikianlah Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk pedoman dalam pelaksanaan
pekerjaan
SPESIFIKASI TEKNIK
Kegiatan
Pekerjaan
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan Rehabilitasi Berat Gedung Puskesmas Non Perawatan Hitadipa Distrik Hitadipa,
2. Lokasi untuk Pembangunan ini akan diserahkan oleh Pemberi Tugas dalam keadaan bebas dari
3. Sumber dana : DPA Dinas Kesehatan kabupaten Intan Jaya Tahun Anggaran 2022
Total pagu Anggaran : Rp. 1.836.750.000,00
4. Dari nilai total HPS diatas pekerjaan ini dilaksanakan dengan Metode Pemilihan yaitu Tender
Elektronik
Pasal 2
1. Semua bahan yang akan dipergunakan, sebelum dipakai harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi dan Konsultan Pengawas terlebih dahulu dan untuk itu Penerima Tugas harus
memberikan contohnya terlebih dahulu dan atas bahan-bahan yang disetujui akan disimpan oleh
Pemberi Tugas untuk dijadikan standar penilaian,
2. Seluruh bahan yang digunakan adalah buatan dalam negeri kecuali bahan yang dianggap mutlak
3. Semua bahan yang tidak memenuhi persyaratan harus segera dikeluarkan dari lokasi paling
lambat 2 X 24 Jam,
4. Bilamana bahan yang ditolak tersebut ternyata masih digunakan oleh Penerima Tugas, maka
5. Adapun kerugian yang terjadi akibat itu menjadi beban pihak Penerima Tugas dan disamping itu
pihak Penerima Tugas tetap dikenakan denda sebesar 2 o/oo (dua permil) dari harga borongan,
6. Bila terjadi perselisihan dari mutu bahan yang digunakan oleh Penerima Tugas, maka bahan
tersebut akan diuji di balai penelitian bahan-bahan dan biaya dibebankan kepada pihak Penerima
Tugas,
7. Sebelum ada kepastian tentang mutu bahan-bahan dari Balai Penelitian, maka Penerima Tugas
Pasal 3
1. Gambar-gambar terdiri dari gambar Denah, Tampak, Potongan Standar, Gambar Struktur, detail-
2. Gambar yang bersifat prinsipil yang belum ada akan diberikan oleh Pemimpin Kegiatan sebagai
Pihak Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas. Gambar yang belum ada dan dianggap perlu,
Pasal 4
PERATURAN TEKNIK PEMBANGUNAN.
c. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 03-1726-2002,
g. dan lain-lain,
Pasal 5
PEMBORONGAN PEKERJAAN
1. Penerima Tugas wajib meneliti dan mempelajari gambar-gambar dan Spesifikasi Teknik sebelum
pekerjaan dilaksanakan dan bila terdapat perbedaan gambar, maka yang diambil adalah gambar
2. Bila terdapat perbedaan antara gambar dan Spesifikasi Teknik atau jika ada penyimpangan dan
keterangan mengenai ukuran-ukuran dan lainnya yang terasa janggal, maka pihak Penerima
Tugas harus segera melaporkan kepada pihak Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas untuk
memutuskan.
Pasal 6
JADWAL PELAKSANAAN/BART CHART
Sebelum memulai pekerjaan, maka pihak Penerima Tugas harus membuat bart chart dan rencana kerja ini
harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Pengajuan rencana kerja tersebut harus diajukan
selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah SPMK diterima. Rencana kerja tersebut meliputi :
b. Tanggal yang diusulkan untuk memulai dan menyelesaikan pekerjaan masing-masing bagian,
Pasal 7
Penerima Tugas harus mengangkat seseorang Pelaksana Lapangan yang dianggap cakap dan
bertanggung jawab penuh di lapangan, dan dapat memutuskan dan menetapkan serta menyelesaikan
Pasal 8
DOMISILI PIHAK PEMBERI TUGAS DAN PEMBORONG
Domisili Pihak Pemberi Tugas maupun Penerima Tugas adalah di Kabupaten Intan Jaya.
Pasal 9
DOKUMEN LAPORAN
Pada setiap kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan, Penerima Tugas harus menuangkannya ke dalam
laporan yang berisikan segala macam kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan, baik pekerjaan
administrasi maupun pekerjaan teknis, dan laporan harus diperiksa oleh pihak Direksi dan Konsultan
a. Laporan Harian memuat semua kejadian, perintah atau petunjuk yang penting dari Konsultan
tenaga kerja, bahan dan peralatan yang datang, diterima atau ditolak, pekerjaan yang
b. Laporan Mingguan sebagai resume dari Laporan Harian yang memuat persentase kemajuan
pekerjaan,
c. Laporan Bulanan, sebagai resume Laporan Mingguan yang memuat persentase kemajuan pekerjaan,
Pasal 10
KEAMANAN DI LAPANGAN
2. Penerima Tugas diwajibkan mengasuransikan seluruh pekerja kepada Perum Jamsostek. Sesuai
dengan keputusan Gubernur KDH Tk. I Irian Jaya No. 138/GIJ/1984 dan 139/GIJ/1984 tanggal 19
3. Satu minggu setelah kontrak ditandatangani Penerima Tugas, sudah harus melaporkan para
pekerja kepada Perum Jamsostek terdekat. Pembayaran dana tersebut kepada Perum Jamsostek
Pasal 11
keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia, dan lingkungan serta terganggunya kegiatan
konstruksi.
2. Risiko Sedang, Mencakup pekerjaan konstruksi yg pelaksanaannya dapat berisiko
membahayakan keselamatan umum, harta benda dan jiwa manusia serta terganggunya kegiatan
konstruksi.
DESKRIPSI RESIKO
NO.
Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Tingkat Resiko
A. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1 Pek. Pembersihan Lokasi - Terjadi insiden pada pekerja saat penggunaan alat
bantu kerja
2 Pek. Pembongkaran lantai papan - Terpleset/jatuh pada saat melakukan pekerjaan diatas
ketinggian
Sedang
3 Pek. Pembongkaran Dinding papan dan Tripleks - Tertimpa alat/bahan pada saat pembongkaran
D. PEKERJAAN PLAFOND
1 Pek. Rangka Plafond, Kayu Lokal 5/5 - Terpleset/jatuh pada saat melakukan pekerjaan diatas
ketinggian
2 Pek. Plafond Tripleks 3 mm - Tertimpa alat/bahan pada saat kerja Sedang
- Terjadi insiden pada pekerja saat penggunaan alat
bantu kerja
E. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1 Pas. Nok Seng Plat BJLS 30 lbr 40 - Terjadi insiden pada pekerja saat penggunaan alat
bantu kerja
2 Pek. Penggantian dan perbaikan Lisplank Papan Kayu - Terpleset/jatuh pada saat melakukan pekerjaan diatas
Sedang
Lokal Kls. II Setempat ketinggian
- Tertusuk potongan seng
- Tertimpa alat/bahan pada saat kerja
F. PEKERJAAN PENGECATAN dan FINISHING
1 Pek. Pengecatan Kusen Pintu, Jendela, Ventilasi dan
Jalusi Papan
2 Pek. Pengecatan Reling, Tiang Teras, dan Daun Pintu - Terjadi insiden pada pekerja saat penggunaan alat
bantu kerja
3 Pek. Pengecatan Dinding Papan - Tertimpa alat/bahan pada saat kerja Kecil
4 Pek. Pengecatan Dinding Tripleks Bagian Dalam - Iritasi pada mata akibat pengecatan
5 Pek. Pengecatan Listplank - Terpleset/jatuh pada saat melakukan pekerjaan diatas
ketinggian
6 Pek. Pengecatan Plafond
G. PEKERJAAN PENGUNCI dan PENGGANTUNG
Pas. Kunci tanam 2 slaag - Terkena alat bantu kerja, Terjadi insiden pada Pekerja
saat penggunaan alat bantu kerja
Pas. Engsel ring nilon pintu (3x4)
Berikut ini contoh salah satu Uraian Pekerjaan yang memiliki tingkat resiko terbesar dari uraian pekerjaan Rehabilitasi Berat Gedung Puskesmas Non Perawatan Hitadipa :
1 Pekerjaan Plafond dan Pekerjaan Atap Terpleset dan Jatuh pada saaat pekerjaan Sedang
pemasangan
Pasal 12
ALAT PELAKSANAAN
4. Penerima Tugas wajib menyediakan alat-alat pelaksanaan lainnya, sehingga dalam pelaksanaan
pekerjaan dapat berjalan lancar dan menghasilkan pekerjaan yang lebih baik,
5. Pengukuran-pengukuran yang baik yang horizontal maupun vertikal serta sudut-sudut harus
dilakukan dengan teliti. Untuk pengukuran yang horizontal menggunakan water pass,
Pasal 13
1. Sepanjang tidak ada ketentuan lain dalam Spesifikasi Teknik ataupun dalam Berita Acara
Aanwijzing, maka semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi syarat-
syarat yang tercantum dalam SNI 03-2847-2002, PUBB tahun 1970 NI 3 serta peraturan lain yang
berlaku dalam pelaksanaan pekerjaan,
2. Bilamana pekerjaan tidak memuaskan pihak Pemberi Tugas/Direksi, maka pihak Pemberi
3. Pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan dan tidak sesuai dengan gambar-gambar dan RKS,
maka direksi berhak menegur dan Penerima Tugas diharuskan memperbaiki kembali pekerjaan
yang tidak memenuhi syarat tersebut dan biaya yang dikeluarkan menjadi beban Penerima
Tugas,
Pasal 14
URAIAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan Rehabilitasi Berat Gedung Puskesmas Non Perawatan Hitadipa, secara garis besar meliputi
o Pekerjaan Pendahuluan
o Pekerjaan Plafon
o Pekerjaan Atap
o Pekerjaan Akhir
2. Pekerjaan yang dimaksud sekaligus mendatangkan, mengangkut dan mengerjakan semua bahan,
peralatan, tenaga kerja dan lain sebagainya, umumnya semua perlengkapan yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknik pelaksanaan gambar-gambar
dan detail,
3. Dalam pekerjaan beton bertulang ataupun pekerjaan kayu, meskipun telah ada perhitungan atau
tidak ada perhitungan dari Direksi, maka pihak Penerima Tugas sama sekali tidak lepas dari tangung
jawab untuk menghitung kembali dan melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan dalam
perhitungan tersebut,
4. Volume pekerjaan yang diberikan panitia adalah volume standar, calon Penerima Tugas wajib
menghitung kembali volume pekerjaan yang diberikan sebelum melakukan penawaran pekerjaan
tersebut.
Pasal 15
Dari Uraian Pekerjaan Rehabilitasi Berat Gedung Puskesmas Non Perawatan Hitadipa yang termasuk 2
Uraian pekerjaan Bukan Pekerjaan Utama yaitu :
a) Pekerjaan Pendahuluan
b) Pekerjaan Akhir
Pasal 16
PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Sebelum memulai pekerjaan, Penerima Tugas harus membersihkan dan meratakan lokasi/lahan yang
akan di bangun,
3. Patok-patok bouwplank harus ditanam kuat dan kokoh, sehingga tidak berubah berubah pada
tempatnya. Papan bouwplank menggunakan kayu klas III dan permukaan/sisi atas harus diserut rata
dan halus,
4. Sebagai peil +/- 0,00 diambil dari permukaan lantai bangunan dengan ketinggian dari permukaan
tanah disesuaikan gambar kerja dan mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Pasal 17
1. Galian tanah pondasi, ukuran dan bentuk galian tanahnya dapat dilihat dan disesuaikan dengan
gambar pelaksanaan, Tanah bekas galian diurug kembali pada sisi pondasi dan selebihnya dapat
2. Urugan tanah/pasir bawah lantai harus dilakukan lapis demi lapis dan dipadatkan
3. Pekerjaan pondasi batu kali menggunakan pasangan batu kali dengan campuran 1 Pc : 4 Pasir.
Batu kali yang dipakai harus batu yang telah dibelah/dipecah. Agar didapat daya rekat dengan
Pasangan batu kali harus terbuat dari belahan belahan batu kali yang besar (maks dia. 30 cm).
batu dengan ukuran kecil digunakan untuk mengisi pada rongga – rongga yang tak dapat
dimasuki batu besar.
Lapisan bawah pondasi batu kali menggunakan pasangan batu kosong/aanstamping. Ukuran dan
bentuk disesuaikan dengan gambar pelaksanaan. Susunan batu kosong disusun sedemikian rupa
agar saling mengunci tidak boleh dalam keadaan tidur agar kesatuan susunan menjadi kuat.
4. Sebelum pengecoran beton direksi/konsultan pengawas harus memeriksa Semua bahan yang akan
digunakan.
5. Sejak pengecoran dimulai harus tanpa berhenti sampai pada siar-siar yang telah ditetapkan oleh
direksi ataupun pengawas. Adukan beton sudah harus dicor dalam waktu 30 menit setelah
pengadukan dengan air dimulai. Cara pengangkutan campuran beton harus lancar sehingga tidak
terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah di cor dan yang akan
dicor
7. Pekerjaan Lantai Papan menggunakan Papan Kayu Klas I Lokal setempat dengan ukuran 2/20 cm
disusun secara teratur dan rapi serta dilapisi pada bagian atas lantai papan menggunakan Tripleks 3
mm.
Pasal 18
PEKERJAAN KONSTRUKSI RANGKA DAN DINDING
Pada dinding ampig menggunakan pasangan papan kayu klas I Lokal setempat dengan ukuran
papan 2/20 yang dipasang secara bersusun vertikal untuk penutup sambungan antar papan. Rangka
dinding papan terbuat dari balok kayu klas I lokal setempat 5/10
Pasal 19
PEKERJAAN PLAFOND
1. Rangka plafond menggunakan kayu kls II lokal setempat dengan ukuran baluk kayu 5/5 cm
dipasang dengan ketinggian sesuai dengan gambar. Sebagai perkuatan plafon diperkuat dengan
2. Pemasangan rangka plafond harus menggunakan waterpas atau selang berisi air.
Pasal 20
1. Bubungan atap menggunakan Seng Plat BJLS 30 lebar 40 cm dialas papan kayu besi dipaku
menggunakan paku seng dan harus dapat dijamin tidak akan terjadi kebocoran-kebocoran
2. Lisplank papan kayu klas I 2/20 cm dan disekap rata dan halus dan setiap sambungan
Pasal 21
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Semua permukaan kusen-kusen, jalusi, pintu dan lisplank di cat dengan cat minyak sebanyak 3
2. Jenis cat kayu yang digunakan adalah cat yang sekualitas dengan Aviapaint, warna cat ditentukan
kemudian oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Pekerjaan cat yang kemudian retak-retak atau tidak
3. Semua permukaan dinding tembok dan plafond tripleks dicat menggunakan cat air sebanyak 3
(tiga) kali sampai seluruh bidang terlapisi dengan rata dengan menggunakan cat tembok Avian
atau yang setara,
dalam hal ini penggunaan dan kualitas kayu ataupun dinding yang akan dicat
Pasal 22
tarikan pintu.
3. Pintu panil menggunakan engsel pintu 4” 3 buah unutk 1 daun pintu dilengkapi dengan gerendel
pintu besar 1 bh
4. Jendela bingkai menggunakan engsel jendela 2 bh untuk 1 buah jendela bingkai dengan
Pasal 23
Peralatan minimal konstruksi bangunan yang digunakan pada pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Berat
Pasal 24
PERSONIL MANAJERIAL
Jumlah Pengalaman
No Jabatan Kualifikasi Keterangan
Orang (tahun)
KTP, NPWP, CV
Sertifikat,
Petugas Keselamatan SMK/SMA
2 1 - Ijazah, KTP,
Kerja Konstruksi (K3) Sederajat/Sarjana (S1)
NPWP dan CV
Pasal 25
LAIN-LAIN
1. Apabila terdapat perbedaan ukuran atau keterangan antara gambar dengan dokumen ini, maka
yang mengikat adalah gambar, namun perbedaan ini harus disampaikan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas,
2. Hal-hal yang belum tercantum dalam Spesifikasi Teknik ini, akan ditentukan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.