REGULASI KETENAGALISTRIKAN
Oleh:
ARIEF INDARTO
“Diklat Teknis Pengenalan Bidang, Proses Bisnis dan Kegiatan
Ketenagalistrikan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)(Sistem Distance Learning)”
Elektro
Teknik
Magister Management
ariefindarto@gmail.com
081289998029
INSTALASI PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
10 kWh
DASAR HUKUM
UNDANG-UNDANG
1. Undang - Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
2. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
PERATURAN PEMERINTAH
1. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Penunjang Tenaga Listrik
2. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2012 tentang Jual Beli Listrik Lintas Negara
3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 Kegiatan Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik
4. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
PERATURAN MENTERI
1. Peraturan Menteri ESDM Nomor 28 Tahun 2012 jo. Peraturan Menteri ESDM Nomor 07 Tahun 2016 tentang Tata Cara Permohonan
Wilayah Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Umum;
2. Peraturan Menteri ESDM Nomor 35 Tahun 2013 jo. Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2016 tentang Tata Cara Perizinan Usaha
Ketenagalistrikan;
3. Peraturan Menteri ESDM Nomor 31 Tahun 2015 tentang Penyediaan Tenaga Listrik dalam Kawasan Terbatas;
4. Permen ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
5. Peraturan Menteri ESDM Nomor 38 Tahun 2018 tentang Tata Cara Akreditasi dan Sertifikasi Ketenagalistrikan;
6. Peraturan Menteri ESDM Nomor 39 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Bidang
Ketenagalistrikan.
7. Peraturan Menteri ESDM Nomor 10 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik;
8. Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2019 tentang Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Sendiri Yang Dilaksanakan
Berdasarkan Izin Operasi;
4
PENGELOLAAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
(Undang-undang Ketenagalistrikan Nomor 30 Tahun 2009)
5
PENGUASAAN DAN PENGUSAHAAN
6
pengawasan
Pasal 3 Menetapkan: melaksanakan uptl
Pasal 4
Dikuasai: Penyelenggaraan:
Pasal 4
Pelaksanaan UPTL (Pasal 18)
KEWENANGAN PENGELOLAAN
8
KEWENANGAN PENGELOLAAN
(UU 20 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan)
14
15
Kebijakan Sektor Ketenagalistrikan
(Undang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan)
✓ Penggunaan BBM diminimalkan dan dibatasi, kecuali untuk menjaga keandalan sistem,
dan mengatasi krisis penyediaan tenaga listrik jangka pendek atau daerah-daerah yang
tidak memiliki sumber daya alam lain.
9,15%
23% 25%
30% 31%
20,12% 37,15%
REALISASI TARGET TARGET
2019 2025 2050
22% 20%
25% 24%
33.58
17
www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 17
RENCANA UMUM KETENAGALISTRIKAN (RUK)
18
LANDASAN HUKUM PERENCANAAN BIDANG ENERGI DAN
KETENAGALISTRIKAN [1/2]
UU 30/2007 UU 30/2009
(Energi) (Ketenagalistrikan)
PP 79/2014 PP 14/2012
(Kebijakan Energi Nasional-KEN)
jo PP 23/2014
Pasal 11 ayat (2)
Kebijakan Energi Nasional ditetapkan oleh
(Kegiatan Usaha
Pemerintah dengan Persetujuan DPR Penyediaan Tenaga Listrik)
0,0 -
0
KEN RUEN RUKN *) KEN RUEN RUKN *)
KEN RUEN RUKN *) (2019-2038)
(2019-2038) (2019-2038)
*) Sudah memperhitungkan konservasi energi
PROSES PROYEKSI DEMAND DAN SUPPLY TENAGA LISTRIK
Data Historis (Input) Analisa Regresi (Model)
• Jumlah penduduk • Kebutuhan energi listrik:
• Jumlah rumah tangga ✓ Rumah tangga : f (PDRB total, jumlah konsumen
• Inflasi /Indeks Harga Konsumen rumah tangga, tarif listrik rumah
• PDRB real: tangga)
− Total
✓ Bisnis : f (PDRB bisnis, tarif listrik bisnis)
− Bisnis (perdagangan, hotel dan restoran, jasa
perusahaan) ✓ Publik : f (PDRB publik, tarif listrik publik)
− Publik (jasa-jasa) ✓ Industri : f (PDRB industri, tarif listrik
− Industri (industri bukan migas) industri)
• Konsumsi listrik • Pertumbuhan PDRB: target Pemerintah
• Jumlah konsumen/pelanggan
• Jumlah konsumen/pelanggan:
• Tarif listrik ✓ Rumah tangga : rasio elektrifikasi x jumlah rumah
• Rasio elektrifikasi tangga
✓ Bisnis : f (PDRB bisnis)
✓ Publik : f (PDRB publik)
✓ Industri : f (PDRB industri)
• Rasio elektrifikasi : ditargetkan (± 99% pada tahun 2020)
Supply
• Skenario tarif : nilai riil tetap (nilai nominal naik
Prakiraan Produksi Energi Listrik (GWh)
(= prakiraan kebutuhan energi listrik + losses & pemakaian sendiri)
sebesar inflasi)
• Inflasi : target Pemerintah
• Pertumbuhan penduduk: proyeksi BPS
Prakiraan Beban Puncak (MW)
(= prakiraan produksi energi listrik / (load factor x 8.760 jam)
Hasil Simulasi (Output)
Prakiraan Kebutuhan Daya (MW) Prakiraan Kebutuhan Energi Listrik (GWh):
(= prakiraan beban puncak + reserve margin) ✓ Rumah tangga
✓ Bisnis
✓ Publik
Prakiraan Kebutuhan Tambahan Daya (MW) ✓ Industri
(= prakiraan kebutuhan daya – kapasitas existing)
RUKN 2019-2038
PERATURAN PEMERINTAH 23 TAHUN 2014 TENTANG
KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
PROYEKSI KEBUTUHAN DAN REALISASI PENJUALAN TENAGA LISTRIK
RUPTL 2019-2028
1,5% -4,4%
15,3% 17,9%
Persentase penjualan pada masing-masing pulau jika dibandingkan dengan total penjualan nasional adalah Sumatera (15,5%), Jawa-Madura-Bali (72,8%),
Kalimantan (4,6%), Sulawesi (4,6%), Maluku-Papua (1,2%) dan Nusa Tenggara (1,3%).
REALISASI DAN RENCANA PEMBANGKIT RUPTL 2019-2028
12.000
PLTBio/Sa
PLTA/M & PS 795
9.558 2%
9.716 17%
10.000 PLTD
207
PLTU/MT/USC
27.392 56.976 0%
48%
8.000 7.515
7.287
7.476 MW PLTG/GU/MG
12.605
22%
6.397 6.226
VRE PLTP
6.000 1.8254.619
3% 8%
4.634
4.000
3.153
2.423
2.174
2.000
-
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028
PLTD 105 46 2 3 47 3 - - - -
VRE 50 97 255 489 470 54 400 - 2 8
PLTBio/Sa 10 142 60 357 50 103 19 5 15 35
PLTG/GU/MG 934 3.914 1.017 3.155 1.535 845 40 280 400 485
PLTA/M & PS 202 671 1.234 200 350 1.716 3.074 149 486 1.477
PLTP 192 161 147 455 245 415 2.759 45 145 55
PLTU/MT/USC 3.142 4.686 3.681 2.856 4.590 3.090 1.184 1.695 1.375 1.093
Total 4.634 9.716 6.397 7.515 7.287 6.226 7.476 2.174 2.423 3.153
Realisasi termasuk percepatan COD Kapasitas sesuai dengan Summary Report Program Strategis PT PLN (Persero)
USAHA KETENAGALISTRIKAN
27
USAHA KETENAGALISTRIKAN (UU 30/2009 pasal 8)
28
USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (UU 30/2009 pasal 9 dan 10)
Peraturan Menteri ESDM No. 35 Tahun 2013 Jo. Permen ESDM No. 12 Tahun 2016
• Diselenggarakan berdasarkan Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL) yang diterbitkan oleh
Menteri/Gubernur sesuai kewenangannya.
• Pelaku Usaha: BUMN, BUMD, Swasta, Koperasi, dan Swadaya masyarakat yang berusaha di bidang
penyediaan tenaga listrik
• Diselenggarakan berdasarkan Izin Operasi (IO) yang diterbitkan oleh Menteri/Gubernur sesuai
kewenangannya.
• Menteri menetapkan besaran kapasitas pembangkit untuk IO
29
32
PERIZINAN
37
SKEMA IZIN USAHA KETENAGALISTRIKAN
Sesuai UU 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
38
PENERBIT IZIN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (IUPTL)
Kewenangan Penerbitan IUPTL
39
IZIN USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK
PP 62/2012 tentang Usaha Jasa Penunjang TL
Pasal 17 :
▪ Izin usaha jasa penunjang tenaga listrik diberikan sesuai
dengan klasifikasi, kualifikasi, dan/atau sertifikat yang
dimiliki badan usaha;
▪ Izin diberikan oleh:
a.Menteri : -badan usaha milik negara dan badan
usaha swasta yang mayoritas
sahamnya dimiliki oleh penanam modal
asing
-usaha jasa pemeriksaan dan pengujian
di bidang instalasi pemanfaatan tenaga
listrik tegangan rendah
b.Bupati/Walikota: badan usaha yang mayoritas sahamnya
dimiliki oleh penanam modal dalam
negeri
NB : Sesuai ketentuan UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, penerbitan Izin Usaha Jasa
Penunjang Tenaga Listrik untuk badan usaha yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh
penanam modal dalam negeri diterbitkan oleh Pemerintah Provinsi.
IZIN USAHA JASA PENUNJANG (2)
Pasal 18:
▪ Permohonan izin usaha jasa penunjang tenaga listrik harus
memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis.
▪ Persyaratan administratif:
a. Identitas pemohon;
b. Akta pendirian badan usaha;
c. Profil badan usaha;
d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
e. Surat keterangan domisili dari pejabat yang berwenang.
▪ Persyaratan teknis:
a. sertifikat badan usaha sesuai dengan klasifikasi dan
kualifikasinya, kecuali untuk usaha jasa pemeriksaan
dan pengujian di bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga
Listrik tegangan rendah dan LSBU;
b. tenaga teknik yang bersertifikat;
c. penanggung jawab teknik;
d. sistem manajemen mutu.
KLASIFIKASI USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK (1/2)
• Konsultansi
• Pemeliharaan • Pembangunan & • Pendidikan dan
Jenis Usaha
• Pengoperasian Pemasangan Pelatihan
• Pemeriksaan & Pengujian
Bidang
P T D Pemanfaat
Kualifikasi Pasal 71
KESDM *
KUALIFIKASI USAHA JASA PENUNJANG
PELAPORAN KEGIATAN IZIN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK …1/3
Sesuai Pasal 13 Peraturan Menteri ESDM 35 Tahun 2013 tentang Tatacara Perizinan Usaha
Ketenagalistrikan, bahwa:
(1) Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik wajib melaporkan kegiatan usahanya secara berkala
setiap 6 (enam) bulan
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya memuat antara lain: LAPORAN disampaikan
a. Data umum kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik; secara manual/
b. Tahap usaha penyediaan tenaga listrik; pengiriman berkas.
c. Data kemajuan pembangunan instalasi penyediaan tenaga listrik;
d. Data realisasi investasi; Untuk mempercepat
e. Data realisasi tingkat komponen dalam negeri; dan mempermudah
f. Data tenaga kerja; proses pelaporan
g. Data instalasi penyediaan tenaga listrik beserta sertifikat laik operasi; secara online, maka
h. Data pengusahaan tenaga listrik; dibangunlah aplikasi
i. Data jumlah konsumen; SIPPLO
j. Data pembelian dan penggunaan energy primer;
k. Data produksi dan penjualan tenaga listrik;
l. Data gangguan operasi;
m. Data pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan; dan
n. Data pelaksanaan corporate social responsibility
PERIZINAN SEKTOR LAIN PADA KEGIATAN USAHA KETENAGALISTRIKAN …1/3
1 Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL) Terintegrasi 3 Izin Pembelian & Interkoneksi Tenaga Listrik Lintas Negara Kewenangan Ditjen Gatrik
2 Izin Penjualan & Interkoneksi Tenaga Listrik Lintas Negara 4 Izin Pemanfaatan Jaringan Telematika (Diterbitkan Menteri ESDM)
1 Wilayah Kerja Panas Bumi 14 Izin Pipa Gas
2 Izin Panas Bumi 15 Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing
3 Izin Survey di Hutan Lindung & Hutan Produksi 16 Izin Pengoperasian Tersus/TUKS
4 Izin Lokasi 17 Izin Pengerukan
5 Izin Lokasi Perairan 18 Izin Reklamasi
6 Izin Pengelolaan Perairan 19 Izin Sarana Bantu Navigasi Pelayaran Kewenangan
7 Izin Lingkungan 20 Izin Operasi Tersus/TUKS 24 Jam Pemerintah Pusat
8 Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan / Perjanjian Kerjasama 21 Izin Konstruksi Sumber Daya Air
9 Izin Mendirikan Bangunan 22 Izin Pengusahaan Sumber Daya Air (Diterbitkan Menteri)
10 Izin Membangun Kabel Listrik Bawah Laut 23 Izin Pemanfaatan Air Permukaan
11 Izin Pekerjaan Kabel Bawah Laut 24 Izin Telekomunikasi Khusus/ Izin Stasiun Radio
12 Izin Membangun Transmisi di Atas Perairan 25 Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk Penghasil
13 Izin Pembangunan/Penyesuaian/Perpanjangan Tersus/TUKS 26 Izin Pembuangan Air Limbah
1 Izin Prinsip Kesesuaian Tata Ruang (IPPR) 12 Perjanjian Kerjasama Kawasan Hutan Konservasi
2 Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI) 13 Izin Mendirikan Bangunan
3 Izin Trase 14 Izin Gangguan
4 Penetapan Lokasi 15 Izin Site Plan Kewenangan
5 Izin Pengangkutan Peralatan Konstruksi 16 Rekomendasi Peil Banjir Pemerintah Daerah
6 Izin Temporary Jetty 17 Izin Pengalihan Aliran Sungai
7 Izin Peledakan 18 Rekomendasi Analisis Dampak Lalu Lintas (Diterbitkan Gubernur
8 Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT) 19 Izin Pengangkutan Bahan Bakar /Bupati/Walikota)
9 Izin Lokasi Perairan 20 Izin Pengelolaan Limbah B3 Untuk Penghasil
10 Izin Pengelolaan Perairan 21 Izin Pembuangan Air Limbah
11 Izin Lingkungan
47
PERIZINAN SEKTOR LAIN PADA KEGIATAN USAHA KETENAGALISTRIKAN …2/3
1. Perizinan Sektor Lain, antara lain:
a. Izin terkait Pemanfaatan Sumber Daya Air
Saat ini terdapat beberapa izin terkait pemanfaatan Sumber Daya Air, antara lain terkait Izin Pemanfaatan
Air Tanah (di dalamnya terdapat juga Izin Pengeboran Air Tanah, Izin Penggalian Air Tanah, dan Izin
Pemakaian Air Tanah), dan Izin Pengusahaan Sumber Daya Air, serta terdapat pula Izin Pemanfaatan Air
Permukaan.
b. Izin terkait Terminal Khusus/TUKS
Saat ini terdapat 5 Izin terkait Terminal Khusus/TUKS yang dapat disatukan, yaitu Izin Pembangunan Terminal
Khusus/TUKS, Izin Operasi Terminal Khusus/TUKS, dan Izin Operasi 24 jam, serta Izin SBNP dan Izin
Pengerukan/Reklamasi yang diterbitkan oleh HUBLA
c. Izin Lingkungan
Saat ini terdapat beberapa izin terkait Lingkungan Hidup, antara lain Izin Lingkungan, Izin Pengelolaan Limbah
B3 yaitu TPS LB3, Pemanfaatan, Penimbunan, dan Pengelolaan LB3, dan Izin Pembuangan Limbah Cair
yaitu IPAL ke Laut atau Air Permukanan
d. Izin terkait Peralatan Boiler dan Turbin
Saat ini, izin terkait Peralatan Boiler dan Turbin diterbitkan oleh ESDM (untuk peralatan Boiler dan Turbin) dan
Disnaker (untuk aspek K3), sementara dalam izin yang diterbitkan ESDM sudah mempertimbangkan aspek K3
48
PERIZINAN SEKTOR LAIN PADA KEGIATAN USAHA KETENAGALISTRIKAN …3/3
2. Biaya terkait Perizinan, antara lain:
Biaya terkait perizinan pemanfaatan Sumber Daya Air. Saat ini, untuk pemanfaatan sumber daya air dikenakan
biaya-biaya tertentu, seperti BJPSDA untuk pemanfaatan sumber daya air, Pajak Air Permukaan untuk pemanfaatan
air permukaan, dan Pajak Air Tanah untuk pemanfaatan air tanah.
4. Jangka waktu izin lain disesuaikan dengan jangka waktu izin utama (IUPTL), antara lain:
a. Izin Operasi Terminal Khusus/TUKS, Izin Sarana Bantu Navigasi diberikan untuk jangka waktu 10 tahun,
sementara PLN membutuhkan selama jangka waktu sesuai operasi PLTU (>10 tahun)
b. Pemanfaatan BMN untuk SKTM dan SKTT diberikan jangka waktu yang tidak seragam (1-5 tahun), sementara
PLN membutuhkan selama jangka waktu pemanfaatan
49
REGULASI LINGKUNGAN HIDUP DAN KETEKNIKAN
50
PENDAHULUAN
1. Pembangunan ketenagalistrikan bertujuan untuk menjamin ketersediaan
tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan harga yang
wajar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
secara adil dan merata serta mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan
2. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada 3 aspek penting yang diatur oleh
pemerintah melalui UU 30/2009 tentang Ketenagalistrikan, yaitu:
DIRJEN
a.n. MENTERI
Syarat Adm. Permen ESDM No Dalam melakukan audit Akreditasi, Direktur Jenderal
3820168 PAK dapat membentuk Panitia Akreditasi
Ketenagalistrikan (Pasal 23 Permen ESDM no
38/2018)
Syarat teknis (Pasal 18 Syarat teknis (Pasal 10 dan 12
Syarat teknis (Pasal 14
ayat (1) Permen ESDM ayat (1) Permen ESDM No
dan 16 ayat (1) Permen AKREDITASI
No 38/2018) 38/2018)
LSBU ESDM No 38/2018) LSK LIT
Sertifikat
SBU (Pasal 34 Kompetensi (Pasal SLO (Pasal 12 Permen
Permen ESDM No 25 Permen ESDM No ESDM No 10/2016) SERTIFIKASI
10/20146 10/2016)
Badan Usaha Jasa Penunjang Tenaga Teknik Instalasi Tenaga Listrik
ya
Uji Kompetensi
Pasal 63 3 (tiga) hari kerja
Tulis Lisan Praktek
Hasil Uji
tidak
Belum Kom
Kompeten peten?
D.35.1 1 3.01.KUALIFIKASI.3.KITLTD
Kode KBLI:
“KETENAGALI Sub Bidang: JKK-KKNI :
STRIKAN 1. Konsultansi 1. Pelaksana Area Pekerjaan:
2. Pembangunan Muda 1. KITLTU =
dan pemasangan 2. Pelaksana PLTU
Bidang: 3. Pemeriksaan dan Madya 2. KITLTG=PLT
1. Pembangkit Pengujian 3. Pelaksana G
2. Transmisi 4. Pengoperasian Utama 3. KITLTP=PLT
3. Distribusi 5. Pemeliharaaan 4. Teknisi Muda P
4. Instalasi 6. Pendidikan dan 5. Teknnisi 4. KITLTD=PLT
Pemanfaatan pelatihan Madya D
5. Penjualan 7. Sertifikasi 6. Teknisi Utama 5. Dst…
6. Integrasi Kompetensi 7. Ahli Muda
8. Sertifikasi Badan 8. Ahli Madya\
usaha 9. Ahli Utama
9. Pekerjaan Lainnya
skttk.djk.esdm.go.id kontak.skttk@djk.esdm.go.id 021-5225180 ext 4071
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
Menerbitkan
Pemilik SLO
Permohonan Instalasi TR PIUPTL
Sertifikasi Permohonan
Penyambungan
(Pasal 56) BU
Menerbitkan (Pasal 59)
Jasa Pembangunan
SLO
Dan Pemasangan Pemeriksaan dan
BU Jasa Konsultansi Pengujian*)
Perencana
Penetapan
Evaluasi dan
Penilaian
MENTERI DJK
⚫ Kriteria LIT: memenuhi persyaratan Permen 5/2014 tentang Akreditasi dan Sertifikasi Ketenagalistrikan
⚫ PP= Pemeriksaan dan Pengujia
⚫ *) Belum terdapat LIT TR yang ditetapkan Menteri dan LIT TR tidak dapat menerbitkan SLO dalam 3 hari
SERTIFIKAT PRODUK
1. Peralatan Ketenagalistrikan harus memenuhi standar yang
berlaku, antara lain Standar Nasional Indonesia (SNI) dan IEC,
yang dibuktikan dengan kepemilikan Sertifikat Produk.
74
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM)
Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi (DJLPE) www.djlpe.go.id
SKEMA PEMBERLAKUAN STANDAR WAJIB +)
KESELAMATAN PERALATAN LISTRIK
(Hasil Kesepakatan dengan Stakeholders pada tanggal 07 Januari 2003)
Ya
Pengawasan
Barang beredar
Sanksi**)
Keterangan: djlpe 07012003
+) Tanpa SNI, produk peralatan listrik dilarang beredar, ++) Sesuai ketentuan perundangan yang berlaku
*) Laboratorium Uji dan Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu dapat terpisah, tapi masing-masing harus telah diakreditasi oleh KAN., memiliki izin usaha jasa penunjang tenaga listrik
**) Pemberian sanksi kepada Lembaga Sertifikasi Produk berupa pencabutan akreditasi dilakukan oleh KAN dan pencabutan penugasan oleh Otoritas Listrik. 75
***) Sebelum ada Lembaga Sertifikasi Produk yang diakreditasi, maka Otoritas Listrik dapat menunjuk Lembaga Sertifikasi Produk untuk melakukan Sertifikasi bagi keselamatan peralatan listrik.
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM) www.djlpe.go.id
Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi (DJLPE)
SKEMA PEMBERLAKUAN STANDAR WAJIB +)
KESELAMATAN PEMANFAAT LISTRIK
(Hasil Kesepakatan dengan Stakeholders pada tanggal ………….)
Pasal 77 Tembusan
Pemberlakuan SNI wajib oleh Menteri ESDM Akreditasi
(Persyaratan Keselamatan untuk No. ……...
Produk Pemanfaat Listrik)
Lembaga Sertifikasi
Produk Aplikasi/Registrasi
Otoritas Aplikasi untuk
Otoritas Listrik
Industri dan Perizinan ++) Sertifikasi Produk Penunjukan/
Pabrikan Laboratorium Uji *)
Perdagangan Pemanfaat Listrik Penugasan (KESDM
Pasal 79 cq. DJK)
(Kemenperin) Lembaga Sertifikasi
Sistem Mutu *)
Pemanfaat
Tenaga Listrik
Bertanda
Tembusan
S Sertifikat Produk
Pengawasan/
Pemanfaat Listrik
Registrasi
Importir/ Pemberitahuan
Distributor (Produk yang
Tidak tidak memenuhi
persyaratan)
Ya
Pengawasan
Barang beredar
Sanksi**)
Keterangan: Draft djlpe: 08012003
+) Tanpa Tanda Keselamatan, produk peralatan listrik dilarang beredar
++) Sesuai ketentuan perundangan yang berlaku
*) Laboratorium Uji dan Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu dapat terpisah, tapi masing-masing harus telah diakreditasi oleh KAN., memiliki izin usaha jasa penunjang tenaga listrik
**) Pemberian sanksi kepada Lembaga Sertifikasi Produk berupa pencabutan akreditasi dilakukan oleh KAN dan pencabutan penugasan oleh Otoritas Listrik. 76
***) Sebelum ada Lembaga Sertifikasi Produk yang diakreditasi, maka Otoritas Listrik dapat menunjuk Lembaga Sertifikasi Produk untuk melakukan Sertifikasi bagi keselamatan peralatan listrik.
PERMEN 38 TAHUN 2013
TENTANG
KOMPENSASI ATAS TANAH, BANGUNAN DAN
TANAMAN YANG BERADA
DI BAWAH RUANG BEBAS SUTT DAN SUTET
DASAR HUKUM
1. UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
❖ Pasal 27, 30, 31, 32, dan 33
✓ Kewenangan Pemegang Izin menggunakan/melintasi tanah, bangunan dan
tanaman
✓ Ganti Rugi dan Kompensasi tanah, bangunan dan tanaman
✓ Tatacara Pemberian Ganti rugi dan Kompensasi sesuai peraturan yang berlaku
2. PP No. 14 Tahun 2012 tentang Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
❖ Pasal 33, 35, 36 dan 37
✓ Kompensasi diberikan untuk penggunaan tanah secara tidak langsung
✓ Obyek Kompensasi adalah tanah, bangunan dan tanaman di bawah ruang
bebas SUTT/SUTET
✓ Besaran kompensasi ditetapkan oleh Lembaga Penilai Independen
3. Permenkeu No. 125/PMK 01 Tahun 2008 tentang Jasa Penilai Publik
❖ Pasal 2, 3 dan 7
✓ Penilaian properti (tanah, bangunan dan tanaman) dilakukan oleh Penilai
Publik yang profesional dan independen
✓ Penilai Publik harus tergabung dalam suatu badan usaha yaitu Kantor Jasa
Penilai Publik (KJPP)
✓ Penilai Publik dan KJPP harus mendapat izin dari Menteri Keuangan
SUBJEK (PEMBERI KOMPENSASI)
Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan Pemegang Izin Operasi
wajib memberikan Kompensasi atas tanah, bangunan dan tanaman yang
berada di bawah ruang bebas SUTT atau SUTET sebelum melaksanakan
penarikan jaringan SUTT atau SUTET
Keterangan :
500
No. Lokasi 66 kV 150 kV 275 kV 500 kV 250 kV
kV
(m) (m) (m) (m) (m)
(m)
1. Lapangan terbuka atau daerah terbuka a) 7,5 8,5 10,5 12,5 7,0 12,5
- Jalan/jalan raya/rel kereta api a) 8,0 9,0 11,0 15,0 10,0 15,0
- Lapangan umum a) 12,5 13,5 15,0 18,0 13,0 17,0
- SUTT lain, saluran udara tegangan rendah 3,0 4,0 5,0 8,5 6,0 7,0
(SUTR), saluran udara tegangan
menengah (SUTM), saluran udara
komunikasi, antena dan kereta gantung b)
- Titik tertinggi tiang kapal pada kedudukan 3,0 4,0 6,0 8,5 6,0 10,0
air pasang/tertinggi pada lalu lintas air b)
CATATAN
a) Jarak bebas minimum vertikal dihitung dari konduktor ke Permukaan bumi atau permukaan jalan/rel
b) Jarak bebas minimum vertikal dihitung dari konduktor sampai titik tertinggi/terdekatnya
86
SUBSIDI LISTRIK
REGULASI PEMBELIAN/HARGA JUAL TENAGA LISTRIK
98
PERATURAN PEMERINTAH 23 TAHUN 2014 TENTANG KEGIATAN USAHA
PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
100
PERATURAN PEMERINTAH 23 TAHUN 2014 TENTANG KEGIATAN USAHA
PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
101
Permen ESDM Nomor 4 Tahun 2020 Perubahan ke 2
PM 50 Th 2017
Kepmen 55 K/20/MEM/2019:BPP pembangkitan nasional pada 1 April 2019 hingga 31 Maret 2020 ditetapkan
sebesar Rp 1.119 per kWh atau US$ 7,86 cent per kWh
Permen ESDM Nomor 4 Tahun 2020 Perubahan ke 2 PM 50 Th 2017
Kepmen 55 K/20/MEM/2019:BPP pembangkitan nasional pada 1 April 2019 hingga 31 Maret 2020 ditetapkan
sebesar Rp 1.119 per kWh atau US$ 7,86 cent per kWh
Permen ESDM Nomor 4 Tahun 2020 Perubahan ke 2 PM 50 Th 2017
PLT BBN
Kepmen 55 K/20/MEM/2019:BPP pembangkitan nasional pada 1 April 2019 hingga 31 Maret 2020 ditetapkan
sebesar Rp 1.119 per kWh atau US$ 7,86 cent per kWh
BPP Pembangkitan
Kepmen 55 K/20/MEM/2019:BPP pembangkitan nasional pada 1 April 2019 hingga 31 Maret 2020 ditetapkan
sebesar Rp 1.119 per kWh atau US$ 7,86 cent per kWh
Trend harga pembangkit EBT
Harga EBT Indonesia 25.0
13.4 13.5
10.5 11.0 11.6
9.6 10.2
8.8 8.9
5.9 5.5 5.8 6.4 5.7 5.8
3.7
UEA (Dubai) : 5,85 US$ cent/kWh, 200 MW (2015), USA : 1,99 US$ cent/kWh, 400 MW (2019);
5,60 US$ cent/kWh, 200 MW (2015), Brazil : 1,75 US$ cent/kWh, 211 MW (2019);
2,99 US$ cent/kWh, 800 MW (2016), Portugal : 1,65 US$ cent/kWh, 150 MW (2019)
2,44 US$ cent/kWh, 700 MW (2017),
2,34 US$ cent/kWh, 300 MW (2018),
1,69 US$ cent/kWh, 900 MW (2019),
1,35 US$ cent/kWh, 900 MW (2020),
https://www.forbes.com/sites/dominicdudley/2019/10/17/cheapest-solar-energy-in-the-world/#6e0a90cc4772
REGULASI PENETAPAN WILAYAH USAHA (PWU)
112
PENETAPAN WILAYAH USAHA (PWU) PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
Peraturan Menteri ESDM Nomor 28 Tahun 2012 jo. Nomor 7 Tahun 2016
Ketentuan Wilayah Usaha:
1. Penetapan Wilayah Usaha (PWU) dilakukan oleh Menteri.
2. Satu badan usaha dalam satu wilayah usaha.
3. Berlaku untuk usaha penyediaan tenaga listrik terintegrasi serta usaha penyediaan tenaga listrik kepentingan umum
yang hanya meliputi distribusi tenaga listrik dan/atau penjualan tenaga listrik
Persyaratan Kondisi
1. Wilayah yang diusulkan belum terjangkau oleh pemegang Wilayah Usaha yang sudah ada;
2. Pemegang Wilayah Usaha yang sudah ada tidak mampu menyediakan tenaga listrik atau jaringan
distribusi tenaga listrik dengan tingkat mutu dan keandalan yang baik; atau
3. Pemegang Wilayah Usaha yang sudah ada mengembalikan sebagian atau seluruh Wilayah Usahanya
kepada Menteri.
122
TINGKAT MUTU PELAYANAN TENAGA LISTRIK
Permen ESDM No. 27/2017 jo Permen ESDM 18/2019 Tentang Tingkat Mutu
Pelayanan Dan Biaya Yang Terkait Dengan Penyaluran Tenaga Listrik Oleh PT PLN
(Persero)
Pasal 3
1.Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara wajib
mengumumkan besaran tingkat mutu pelayanan tenaga listrik dan realisasinya
pada masing-masing unit pelayanan dan tempat-tempat yang mudah diketahui
Konsumen untuk setiap awal triwulan.
2.Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara wajib memenuhi
dan meningkatkan tingkat mutu pelayanan tenaga listrik.
Pasal 5 (1)
Besaran tingkat mutu pelayanan, ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Ketenagalistrikan setiap awal tahun dengan memperhatikan usulan Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara.
REGULASI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
124
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
(Pasal 46 Ayat 2)
Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (I), Pemerintah dan
pemerintah daerah dapat:
a. melakukan inspeksi pengawasan di lapangan;
b. meminta laporan pelaksanaan usaha di bidang ketenagalistrikan;
c. melakukan penelitian dan evaluasi atas laporan pelaksanaan usaha di bidang
ketenagalistrikan; dan
d. memberikan sanksi administratif terhadap pelanggaran ketentuan perizinan
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
(Pasal 46 Ayat 2)
129
SANKSI ADMINISTRASI
KETENTUAN PIDANA dan DENDA
KETENTUAN PIDANA DAN DENDA
KETENTUAN PIDANA DAN DENDA
KETENTUAN PIDANA
Ketentuan Sanksi
• PP No. 62/2012: Pasal 23
• Setiap pemegang izin usaha penunjang tenaga listrik yang
melanggagar ketentuan dalam Pasal 19 ayat (1) (tenaga
teknik wajib memilliki sertifikat kompetensi) atau ayat (2),
Pasal 20 huruf a, huruf b, huruf c, atau huruf d, dikenai sanksi
administratif oleh Menteri, atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenanggannya.
REGULASI SEKTOR KETENAGALISTRIKAN (1)
(BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 30 TAHUN 2009 TENTANG KETENAGALISTRIKAN)
13-4-2015
PELAPORAN KEGIATAN IZIN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK …2/3
Sesuai Pasal 3 Peraturan Menteri ESDM 10 Tahun 2017 jo. Peraturan Menteri ESDM 10
Tahun 2018 tentang Pokok-Pokok dalam Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik, bahwa:
(1) PJBL antara PT PLN (Persero) dengan Badan Usaha paling sedikit memuat antara lain ketentuan
mengenai: LAPORAN
a. jangka waktu PJBL; disampaikan secara
b. hak dan kewajiban penjual dan pembeli; manual / pengiriman
c. alokasi risiko; berkas.
d. jaminan pelaksanaan proyek;
e. komisioning dan COD; Untuk mempercepat
f. pasokan bahan bakar; dan mempermudah
proses pelaporan
g. transaksi;
secara online, maka
h. pengendalian operasi sistem;
dibangunlah aplikasi
i. penalti terhadap kinerja pembangkit;
SIPPLO
j. pengakhiran PJBL;
k. pengalihan hak;
l. persyaratan penyesuaian harga;
m. penyelesaian perselisihan; dan
n. keadaan kahar (force majeur).