Anda di halaman 1dari 15

KERANGKA ACUAN KERJA

PENGAWASAN PLTS TERPUSAT OFFGRID DESA TELUK


ALULU KEC. MARATUA KAB. BERAU

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR


Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral
Tahun Anggaran 2017

1
Program : Program Diversifikasi Energi
Kegiatan : Energi Skala Kecil
Pekerjaan : Pengawasan PLTS terpusat Offgrid Desa Teluk Alulu Kec.
Maratua Kab. Berau
Lokasi : Desa Teluk Alulu Kec. Maratua Kab. Berau
Volume : 1 (satu) Dokumen

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara tropis yang hanya mengalami dua musim, panas
dan hujan dan matahari akan bersinar sepanjang tahun, meskipun pada musim
hujan intensitasnya berkurang. Kondisi ini menyebabkan matahari dapat
menjadialternatif sumber energi masa depan di Indonesia. Selain matahari,
Indonesia jugamempunyai cadangan minyak dan gas bumi yang relatif banyak.
Fakta menunjukkan konsumsi energi terus meningkat sejalan dengan laju
pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Terbatasnya sumber energi
fosil menyebabkan perlunya pengembangan energi terbarukan dan konservasi
energi yang disebut pengembangan energi hijau. Masalahnya minyak dan gas
bumi adalah sumber energi yang tidak terbaharui. Tanpa pemakaian yang
bijaksana suatu saat sumber tersebut akan habis.Selain itu, efek samping
pembakaran minyak dan gas bumi menimbulkan polusi udara.
Ketika isu lingkungan makin keras disuarakan oleh kelompok hijau,
sumber energi yang ramah lingkungan dan terbarui menjadi aset berharga.
Apalagi penggunaan energy surya Indonesia saat ini masih kurang dari 5% total
pemakaian energi nasional. Kondisi bumi kita kian lama kian mengenaskan karena
tercemarnya lingkungan dariefek rumah kaca (green house effect) yang
menyebabkan global warming, hujan asam, rusaknya lapisan ozon hingga
hilangnya hutan tropis. Semua jenis polusi iturata-rata akibat dari penggunaan
bahan bakar fosil seperti minyak bumi, uranium, plutonium, batu bara dan lainnya
yang tiada hentinya. Kita tahu bahwa bahan bakar dari fosil tidak dapat
diperbaharui, tidak seperti bahan bakar non-fosil.
Dengan kondisi yang sudah sedemikian memperihatinkan, gerakan hemat
energy sudah merupakan keharusan di seluruh dunia. Salah satunya dengan
hemat bahan bakar dan menggunakan bahan bakar dari non-fosil yang dapat
diperbaharui seperti tenaga angin, tenaga air, energi panas bumi, tenaga

2
matahari, dan lainnya. Dunia pun sudah mulai merubah tren produksi dan
penggunaan bahan bakarnya, dari bahan bakar fosil beralih ke bahan bakar non-
fosil, terutama tenaga surya yang tidak terbatas. Di Indonesia pemanfaatan energi
terbarukan dapat digolongkan dalam tiga kategori. Yang pertama adalah energi
yang sudah dikembangkan secara komersial, seperti biomassa, panas bumi dan
tenaga air. Yang kedua adalah energi yang sudah dikembangkan tetapi masih
secara terbatas, yaitu energi surya dan energi angin. Dan yang terakhir adalah
energi yang sudah dikembangkan, tetapi baru sampai pada tahap
penelitian,misalnya energi pasang surut. Sumber energi surya (matahari)
merupakan salah satu potensi terbesar yang ada di bumi guna menggantikan
peran bahan bakar minyak di masa mendatang. Untuk memanfaatkan potensi
energi surya ada dua macam teknologi yang sudah diterapkan, yaitu energi
matahari solar sel dan energi surya termal.
Pada sistem termal, radiasi matahari digunakan untuk memanaskan fluida
atau zat tertentu yang selanjutnya fluida atau zat tersebut dimanfaatkan untuk
membangkitkan listrik. Sedangkan pada sistem solar sel, radiasi matahari yang
mengenai permukaan semikonduktor akan menyebabkan loncatan elektron yang
selanjutnya menimbulkan arus listrik. Karena tidak memerlukan instalasi yang
rumit, sistem solar sel lebih banyak digunakan.
Berdasarkan usulan dari Kepala Desa yang ada di Kabupaten Berau dan
hasil pemantauan langsung, masih terdapat banyak permukiman khususnya di
daerah terpencil yang belum dapat terjangkau oleh daya listrik PLN. Berdasarkan
hasil identifikasi dan peninjauan dilapangan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Provinsi Kalimantan Timur terhadap Desa Teluk Alulu Kec. Maratua Kab.
Berau belum terdapat aliran listrik dan memiliki potensi energi terbarukan berupa
energi cahaya matahari yang dapat dijadikan sumber energi sebagai Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS). Masyarakat setempat menggunakan pembangkit
listrik tenaga diesel (PLTD) secara individual maupun berkelompok, sebagai sarana
penerangan yang biayanya sangat mahal karena sulitnya mendapatkan suplai
bahan bakar minyak (BBM) bahkan sebagian besar masih menggunakan lampu
lentera sebagai sarana penerangan.

2. Dasar Hukum

3
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang mendasari kegiatan Pengawasan
PLTS terpusat Offgrid Desa Teluk Alulu Kec. Maratua Kab. Berau adalah sebagai
berikut:
Undang-Undang Nomor : 30 Tahun 2007 tentang Energi;

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2016 tentang


Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Fisik;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal 27
Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan energi
Nasional;
Peraturan Menteri ESDM No. 10 Tahun 2012 tentang pelaksanaan kegiatan fisik
pemanfaatan energi baru terbarukan;
Peraturan Menteri ESDM No. 3 Tahun 2017 tentang Petunjuk Operasional
Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Fisik Penugasan Bidang Energi Skala Kecil;
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk
bagi konsultan pengawas yang memuat masukan, azas, kriteria dan proses
keluaran yang dipenuhi dan diperhatikan serta diinterpretasikan kedalam
pelaksanaan tugas pengawasan.
Sedangkan tujuan dari pengawasan ini diharapkan konsultan pengawas
dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan
keluaran yang memenuhi sesuai KAK Pembangunan PLTS Terpusat di Desa Teluk
Alulu Kec. Maratua Kab. Berau.

C. TARGET / SASARAN

Yang menjadi Target / sasaran dalam pekerjaan konsultansi ini adalah :


a) Penyelesaian pekerjaan konstruksi yang tepat waktu
b) Biaya pekerjaan konstruksi sesuai dengan anggaran kegiatan.
c) Pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang sesuai dengan spesifikasi teknis

D. SUMBER PENDANAAN

4
Sumber dana untuk melakukan pembuatan Pengawasan PLTS terpusat
Offgrid Desa Teluk Alulu Kec. Maratua Kab. Berau ini adalah menggunakan Dana
Alokasi Khusus (DAK) melalui Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD)
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017 dengan Kegiatan Energi Skala Kecil.

E. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA

- Nama Pengguna Anggaran : H. Amrullah


- Jabatan Struktural : Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
- Nama KPA : Ir. P. R. Bantolo, M.Sc
- Jabatan Struktural : Kepala Bidang EBTKE
- Nama PPTK : Achmad Prannata, ST
- Jabatan Struktural : Kepala Seksi Pengembangan Aneka EBT
- Satuan Kerja : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Prov.
Kaltim

F. NOMOR PAKET PEKERJAAN

Sesuai dengan DPA SKPD Tahun Anggaran 2017 pada Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Kalimantan Timur Kegiatan Energi Skala Kecil
dengan Nomor Paket Pekerjaan : 01/KPA-PGWS/ESK/2017.

G. BIAYA PAKET PEKERJAAN


Berdasarkan Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2017 nilai pagu Kegiatan Pengawasan Pembangunan
PLTS Terpusat di Desa Teluk Alulu Kec. Maratua Kab. Berau adalah Rp.
119.170.000,- (seratus sembilan belas juta seratus tujuh puluh ribu
rupiah ).

H. KATEGORI PAKET PEKERJAAN


Kategori dalam paket pekerjaan pengawasan PLTS Terpusat Off-Grid Desa
Teluk Alulu Kec. Maratua Kab. Berau adalah Jasa Konsultansi.

5
I. LOKASI PEKERJAAN

Lokasi pekerjaan pengawasan PLTS Terpusat Off-Grid terletak pada Desa


Teluk Alulu Kec. Maratua Kab. Berau.

J. WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan paket kegiatan ini adalah 180 (seratus
delapan puluh) hari kalender, atau sampai dengan batas akhir serah terima I
(PHO) seluruh paket pekerjaan. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) menyesuaikan
dengan pelaksanaan kegiatan pekerjaan fisik yang akan diawasi.

K. RUANG LINGKUP KEGIATAN PENGAWASAN


Rincian lingkup kegiatan pengawasan di Desa Teluk Alulu Kec. Maratua Kab.
Berau adalah sebagai berikut :
1. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang
akan dijadikan dasar pengawasan pekerjaan dilapangan.
2. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metoda pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi. Mengawasi
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan laju
pencapaian volume / realisasi fisik.
3. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metoda pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi. Mengawasi
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan laju
pencapaian volume / realisasi fisik.
4. Mengumpulkan data dan informasi dilapangan untuk memecahkan persoalan
yang terjadi selama proses pelaksanaan konstruksi dan dilaporkan kepada
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
5. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan
bulanan pekerjaan pengawasan dengan masukan hasil-hasil rapat lapangan,
laporan harian, mingguan, dan bulanan pekerjaan konstruksi yang dibuat
oleh pemborong.
6. Menyusun berita acara kemajuan pekerjaan, pemeliharaan pekerjaan, serah
terima pertama dan serah terima kedua pekerjaan konstruksi.

6
7. Meneliti gambar-gambar yang telah sesuai dengan pelaksanaan (As- Built
Drawing) sebelum serah terima pertama.
8. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima pertama, mengawasi
perbaikannya pada masa pemeliharaan dan laporan akhir pekerjaan
pengawasan.
9. Menyampaikan surat teguran kepada pelaksana kegiatan ketika terjadi
keterlambatan pekerjaan dan/atau ditemukan ketidak sesuaian antara
perencanaan dan pelaksanaan di lapangan.

L. TANGGUNG JAWAB PENGAWASAN


1) Konsultan pengawas bertanggung jawab secara professional atas jasa
pengawasan yang dilakukan sesuai ketentuan kode etik profesi yang berlaku.
2) Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut :
a) Kesesuaian pelaksanaan konstruksi dengan dokumen pelelangan
/pelaksanaan yang dijadikan pedoman, serta peraturan, standard dan
pedoman teknis yang berlaku.
b) Kinerja pengawasan telah memenuhi standar hasil kerja pengawasan yang
berlaku.
3) Hasil evaluasi pengawasan dan dampak yang ditimbulkan serta penanggung
jawab professional pengawasan adalah tidak hanya konsultan sebagai suatu
perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli professional pengawasan
yang terlibat dalam proses pekerjaan tersebut.

M. KELUARAN

Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan pengawas berdasarkan Kerangka


Acuan Kerja ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang
minimal meliputi :

1) Laporan Bulanan
Pada setiap akhir bulan dibuat evaluasi kemajuan pekerjaan berdasarkan
laporan mingguan selain itu laporan bulanan juga berisikan hal-hal yang
dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan. Keterlambatan karena gangguan
cuaca atau masalah-masalah lainnya dan tindakan yang diambil sebagai
upaya penanganan masalah tersebut. Laporan bulanan ini dibuat
sebagai.pertanggung jawaban dari Konsultan Pengawas terhadap kondisi

7
fisik pelaksanaan konstruksi setiap bulan selama pelaksanaan, berikut proses
- proses yang mendukung dan membatasinya. Prestasi kemajuan fisik yang
dilaporkan dalam laporan bulanan, digunakan sebagai acuan untuk
penagihan. Laporan bulanan dilengkapi dengan foto-foto yang berfungsi
sebagai dokumentasi proyek. Laporan ini diserahkan sebanyak 5 (lima)
rangkap setiap bulannya.

2) Laporan Akhir
Pada akhir pekerjaan konsultan diwajibkan membuat laporan akhir dari hasil
pangawasan selama dilapangan. Laporan ini diserahkan sebanyak 5 (lima)
rangkap berwatna dilengkapi foto-foto beserta soft copynya.

N. KRITERIA
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan pengawas seperti
dimaksud pada KAK harus memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai
berikut :

1) PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN


Setiap bagian dari pekerjaan pengawasan harus dilaksankan secara benar
dan tuntas sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan dan diterima
dengan baik oleh pejabat pembuat komitmen.

2) PERSYARATAN OBJEKTIF
Pelaksanaan pekerjaan pengawasan teknis konstruksi yang objektif untuk
kelancaran pelaksanaan baik yang menyangkut macam, kualitas dan
kuantitas dari setiap bagian pekerjaan sesuai standar hasil kerja pengawasan
yang berlaku.

3) PERSYARATAN FUNGSIONAL
Pekerjaan pengawasan konstruksi fisik harus dilaksanakan dengan
profesionalisme yang tinggi sebagai konsultan pengawas yang secara
fungsional dapat mendorong peningkatan kinerja kegiatan.

4) PERSYARATAN PROSEDURAL
Penyelesaian administrative sehubungan dengan pekerjaan di lapangan harus
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

5) PERSYARATAN TEKNIS LAINNYA

8
Selain kriteria umum di atas, untuk pekerjaan pengawasan berlaku pula
ketentuan-ketentuan seperti standar, pedoman dan peraturan yang
berlaku antara lain:
a) Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan kegiatan yang
bersangkutan yaitu Surat Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan beserta
kelengkapannya, dan ketentuan - ketentuan sebagai dasar
perjanjiannya.
b) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007
tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
c) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat yang berkaitan
dengan lokasi dan ruang lingkup pekerjaan yang bersangkutan.

O. PROSES PEKERJAAN PENGAWASAN

1) UMUM
Konsultan pengawas dalam menjalankan tugasnya diperlukan oleh KPA agar
pembangunan fisik dapat diselesaikan sesuai dengan yang diharapkan.

2) URAIAN TUGAS OPERASIONAL KONSULTAN PENGAWAS


Konsultan pengawas harus membuat uraian kegiatan secara terinci yang
sesuai dengan setiap bagian pekerjaan pengawasan pelaksanaan yang
dihadapi di lapangan, secara garis besarnya yaitu :
1. Pekerjaan Persiapan
a. Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan
pengawasan.
b. Memeriksa Time schedule, Bar Chart, S-Curve, dan Net Work
Planning yang diajukan oleh kontraktor pelaksana untuk
selanjutnya diteruskan kepada pengelola kegiatan untuk
mendapatkan persetujuan.
2. Pekerjaan Teknis Pengawasan Lapangan
a. Melaksanakan pekerjaan pengawasan secara umum,
pengawasan lapangan, koordinasi dan inpeksi kegiatan- kegiatan
pembangunan agar pelaksanaan teknis maupun administrasi teknis

9
yang dilakukan dapat secara terus menerus sampai dengan
pekerjaan diserahkan untuk yang kedua kalinya.
b. Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari
bahan atau komponen bangunan, peralatan, dan perlengkapan
selama pekerjaan pelaksanaan di lapangan atau ditempat kerja
lainnya.
c. Mengawasi kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan mengambil
tindakan yang tepat dan cepat agar batas waktu pelaksanaan
minimal sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
d. Memberikan masukan pendapat teknis tentang penambahan atau
pengurangan pekerjaan yang dapat mempengaruhi biaya dan waktu
pekerjaan serta berpengaruh pada ketentuan kontrak, untuk
mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen.
e. Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai
pengurangan dan penambahan biaya dan waktu pekerjaan serta
tidak menyimpang dari kontrak, dapat langsung disampaikan kepada
pemborong, dengan pemberitahuan tertulis kepada pengelola
kegiatan.
f. Memberikan bantuan dan petunjuk kepada pelaksana
pekerjaan dalam mengusahakan perijinan sehubungan dengan
pelaksanaan pembangunan.

3. Konsultasi
a. Melakukan konsultasi dengan Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA) atau petugas yang ditunjuk oleh KPA untuk membahas segala
masalah dan persoalan yang timbul selama masa pembangunan.
b. Mengadakan rapat dengan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau
petugas yang ditunjuk oleh KPA, Pelaksana Pekerjaan serta unsur
wilayah (jika diperlukan) dengan tujuan untuk membicarakan
masalah dan persoalan yang timbul dalam pelaksanaan baik secara
teknis maupun sosial untuk kemudian membuat risalah rapat dan
mengirimkan kepada semua pihak yang bersangkutan, serta sudah
diterima paling lambat 1 (satu) hari kerja kemudian.

4. Laporan

10
a. Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan
teknis teknologis kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
mengenai volume presentasi dan nilai bobot bagian-bagian
pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh penyedia.
b. Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan dan
dibandingkan dengan jadwal yang telah disetujui.
c. Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah
tenaga kerja dan alat yang digunakan.
d. Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh
pemborong terutama yang mengakibatkan tambah dan
berkurangnya pekerjaan, dan juga perhitungan serta gambar
konstruksi yang dibuat oleh pemborong (Shop drawing).
e. Melaporkan sebagaimana dimaksud khususnya pada huruf 4 a,b,c,d
dalam laporan bulanan dan laporan akhir.
5. Dokumen
a. Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan
penyelesaian pekerjaan di lapangan, serta untuk keperluan
pembayaran angsuran.
b. Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan serta
penambahan atau pengurangan pekerjaan guna keperluan
pembayaran.
c. Mempersiapkan format, laporan harian, mingguan dan bulanan
Berita Acara kemajuan pekerjaan penyerahan pertama dan
kedua serta formulir-formulir lainnya yang diperlukan untuk
kebutuhan dokumen pembangunan.
P. INFORMASI

a) Untuk melaksanan tugasnya konsultan pengawas harus mencari sendiri


informasi yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini
b) Konsultan pengawas harus memeriksa kebenaran informasi yang
digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari kegiatan
maupun yang dicari sendiri. Kesalahan pengawasan/kelalaian pekerjaan

11
sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab sepenuhnya
dari konsultan pengawas.
c) Informasi pengawasan antara lain :
1. Dokumen pelaksanaan yaitu :
- gambar-gambar pelaksanaan
- Rencana Kerja dan Syarat-syarat
- Berita acara aanwijzing sampai dengan penunjukan
pemborong
- Dokumen kontrak pelaksanaan
2. Bar Chart dan S-Curve serta Net work Planning dari pekerjaan yang dibuat
oleh pemborong (setelah disetujui)
3. Kerangka Acuan Kerja (KAK) pengawasan
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal 27
Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
5. Peraturan Menteri ESDM No. 10 Tahun 2012 tentang pelaksanaan
kegiatan fisik pemanfaatan energi baru terbarukan;
6. Peraturan Menteri ESDM No. 3 Tahun 2017 tentang Petunjuk Operasional
Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Fisik Penugasan Bidang Energi Skala
Kecil
7. Peraturan-peraturan, standard dan pedoman yang berlaku untuk
pekerjaan pengawasan teknis konstruksi, termasuk petunjuk teknis simak
pengawasan mutu pekerjaan dll.
8. Informasi lainnya.
Q. TENAGA KERJA
Untuk mealaksanakan tugasnya konsultan pengawas harus menyediakan
tenaga yang memenuhi kebutuhan kegiatan, baik ditinjau dari lingkup (besar)
kegiatan maupun tingkat kompleksitas pekerjaan.
Tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan dalam kegiatan pengawasan ini minimal
terdiri dari :
1. Penanggung Jawab Pengawas (Site Engineer), dengan persyaratan:
a. Memiliki Ijazah S1 Teknik L i s t r i k / Elektro, dari perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah lulus ujian

12
negara atau yang telah diakreditasi, atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi, dibuktikan dengan salinan ijazah;
b. Mempunyai SKA Ahli Teknik Tenaga Listrik - Madya yang masih
berlaku. yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang
mengeluarkan sesuai dengan keahlian/ profesi yang disayaratkan.
c. Berpengalaman dibidangnya minimal 5 (lima) tahun dibuktikan dengan
Curriculum Vitae yang diketahui oleh perusahaan tempatnya bekerja dan
dilampiri Surat Keterangan Pekerjaan Terakhir (Referensi) dari
PPK/Pengguna Jasa sebelumnya.
d. Memiliki KTP, NPWP.
2. Inspektur sipil, dengan persyaratan:
a. Memiliki Ijazah S1 Teknik Sipil, dari perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah lulus ujian negara atau yang
telah diakreditasi, atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi, dibuktikan dengan salinan ijazah;
b. Mempunyai SKA bangunan gedung - muda yang masih
berlaku yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang mengeluarkan
sesuai dengan keahlian/ profesi yang disayaratkan.
c. Berpengalaman dibidangnya minimal 4 (empat) tahun dibuktikan
dengan Curriculum Vitae yang diketahui oleh perusahaan tempatnya
bekerja dan dilampiri Surat Keterangan Pekerjaan Terkahir (Referensi)
dari PPK/Pengguna Jasa sebelumnya.
d. Memiliki KTP, NPWP.
3. Inspektur ME, dengan persyaratan :
a. Memiliki Ijazah S1 Teknik L i s t r i k / Elektro, dari perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah lulus ujian
negara atau yang telah diakreditasi, atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi, dibuktikan dengan salinan ijazah;
b. Mempunyai SKA Teknik Tenaga Listrik - Muda yang masih berlaku
yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang mengeluarkan.
c. Berpengalaman dibidangnya minimal 3 (tiga) tahun dibuktikan dengan
Curriculum Vitae yang diketahui oleh perusahaan tempatnya bekerja dan
dilampiri Surat Keterangan Pekerjaan Terkahir (Referensi) dari
PPK/Pengguna Jasa sebelumnya.

13
d. Memiliki KTP dan NPWP.
4. Administrasi/Operator Komputer, sebanyak 1 (satu) orang dengan
persyaratan:
a. Memiliki minimal Ijazah SMU/SMK Segala jurusan
b. Berpengalaman dibidangnya minimal 4 (empat) tahun dibuktikan dengan
Curriculum Vitae yang diketahui oleh perusahaan tempatnya bekerja.

Tabel 1.
kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan
Strata /
No Kode
No. Posisi Uraian Klasifikasi SKA Pendidikan Pengalaman Keterangan
SKA
minimal
Sebagai koordinator
Ahli Teknik Tenaga S1 Teknik
1. Site engineer 5 tahun 401 dilapangan maupun dikantor
Listrik Madya Listrik/Elektro
kaitan dalam pekerjaan
Ahli Teknik Tenaga S1 Teknik Sebagai pengawas lapangan di
2 Inspector ME 3 tahun 401
Listrik - Muda Listrik/Elektro bidang ME
Ahli Teknik S1 Teknik Sipil 4 tahun 201
Sebagai pengawas lapangan di
3 Inspector Sipil bangunan gedung -
bidang sipil
muda
4 Administrasi - SMA/SMK 4 tahun Pembuatan laporan

R. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


Dalam menjalankan tugasnya personil konsultan pengawas setidaknya
menggunakan peralatan seperti tersebut dibawah ini :
1. Komputer
2. Printer
3. Kompas
4. Kamera
5. Odo meter (pengukur jarak)
6. Meteran
7. Jangka Sorong
8. Thermo Gun
9. Insulation Tester
10. Tang ampere
11. AVO Meter
12. Tespen
13. Lumen meter
14. Dan peralatan lain yang dibututuhkan

14
Kesiapan alat tersebut harus dibuktikan oleh calon Penyedia Jasa Konsultan
Pengawas melalui surat pernyataan sanggup menyediakan peralatan seperti
tersebut diatas.
S. PROGRAM KERJA

1) Sebelum melaksanakan tugasnya, konsultan pengawas harus segera


menyusun:
a) Program kerja, termasuk jadwal kegiatan secara detail
b) Alokasi tenaga ahli yang lengkap (disiplin dan jumlahnya). Tenaga-
tenaga yang diusulkan oleh konsultan pengawas harus mendapatkan
persetujuan dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
c) Konsep penanganan pekerjaan pengawasan kegiatan.

2) Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari


Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), setelah sebelumnya dipresentasikan
oleh konsultan pengawas dan mendapatkan pendapat teknis dari
pengelola teknis kegiatan.

T. PENUTUP

Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, konsultan hendaknya


memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain
yang dibutuhkan. Berdasarkan bahan-bahan tersebut, maka selanjutnya
konsultan agar segera menyusun program kerja untuk dibahas dengan Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA).

Samarinda, 23 Maret 2017


Kuasa Pengguna Anggaran

Ir. P. R. Bantolo, M.Sc


NIP. 19650601 199303 1 014

15

Anda mungkin juga menyukai