Anda di halaman 1dari 20

KERANGKA ACUAN KERJA (TERMS OF REFERENCE)

PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO


(PLTM) BEGALUH 1 (2 X 1,470 KW)

1.

LATAR BELAKANG
Melihat lokasi geografis Kabupaten Wonosobo yang sangat strategis dan kondisi
ketersediaan dan tingkat pelayanan kelistrikan di Kabupaten Wonosobo sendiri
yang masih belum optimal serta masih memerlukan pasokan daya yang cukup
signifikan mengingat di wilayah Kabupaten Wonosobo sendiri banyak terdapat
industri skala menengah yang mempunyai potensi sangat bagus untuk
dikembangkan menjadi industri berskala besar di masa yang akan datang, maka
ketersediaan pasokan daya listrik sudah menjadi hal yang mendesak.
PT ADHISATYA MANDIRI NUSANTARA bermaksud mengembangkan
potensi Sumber Daya Air di Kabupaten Wonosobo yaitu sungai Begaluh yang
aliran airnya akan dimanfaatkan untuk mendukung sistem operasi Pembangkit
Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) yang akan menambah pasokan daya dan
konsistensi tegangan untuk wilayah sekitarnya. Lokasi yang akan dikembangkan
adalah PLTM BEGALUH 1 berada di wilayah Desa Butuh Kidul yang berada di
Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, Propinsi Jawa Tengah.
Pada tahap pelaksanaan pembangunan fisik di lapangan diserahkan kepada
pihak ketiga, yaitu Kontraktor pelaksana pekerjaan. Kontraktor Pelaksana akan
melakukan pelaksanaan pekerjaan fisik yang menyangkut beberapa aspek mutu,
volume, waktu dan biaya. Disamping itu juga bertanggungjawab atas semua
kegiatan selama pelaksanaan berlangsung.
Secara kontraktual, Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab kepada Direktur
Utama PT ADHISATYA MANDIRI NUSANTARA selaku Pemberi Kerja.

2.

MAKSUD DAN TUJUAN

2. 1 Maksud
Maksud dari pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Minihidro (PLTM) BEGALUH 1 ini sesuai dengan apa yang telah direncanakan
dari sisi kualitas, volume, biaya dan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan,
sehingga dicapai wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Detail Engineering Desain yang telah
dikerjakan sebelumnya.
2. 2 Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah mengembangkan potensi Sumber Daya Air di
Kabupaten Wonosobo untuk dapat dimanfaatkan menjadi Sumber Energi Listrik
sehingga dapat memenuhi kebutuhan listrik di sekitar lokasi tersebut.
3.

URAIAN MENGENAI PROYEK

3. 1 Nama Pekerjaan
Nama pekerjaan ini adalah:Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Minihidro (PLTM) BEGALUH 1 (2 x 1,470 kW).
3. 2 Lokasi Proyek
Potensi sumber daya air yang akan dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik
Tenaga Minihidro (PLTM) BEGALUH 1 adalah aliran sungai yang berlokasi di
Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo, Propinsi Jawa Tengah dengan
rencana jaringan transmisi yang berada dibawah kewenangan PLN Distribusi
Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Tata letak PLTM BEGALUH 1 secara geografis adalah sebagai berikut :

Koordinat Rencana Bendung

: 0721'56,81" LS / 11000'25,64" BT

Koordinat Rencana Bak Penenang

: 0722'17,53" LS / 11000'01,85" BT

Koordinat Rencana Power House

: 0722'28,95" LS / 10959'30,09" BT

Dalam lingkup wilayah propinsi, Kabupaten Wonosobo terletak di bagian tengah


yang berbatasan dengan beberapa kabupaten tetangga, yaitu :
a. Sebelah utara

: Kabupaten Kendal dan Batang

b. Sebelah timur

: Kabupaten Temanggung dan Magelang

c. Sebelah selatan

: Kabupaten Kebumen dan Purworejo

d. Sebelah barat

: Kabupaten Banjarnegara dan Kebumen

3. 3 Sumber Pendanaan
Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh dana dari PT ADHISATYA MANDIRI
NUSANTARA.

4.

WAKTU PELAKSANAAN
Waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah selama

) hari kalender

sejak SPMK diterbitkan.


5.

KELUARAN
Keluaran yang diminta dari kontraktor pelaksana pada penugasan ini adalah:
1) Melaksanakan

pekerjaan

pembangunan

yang

menyangkut

kualitas,

biaya dan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai


wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan
dokumen pelaksanaan dan kelancaran penyelesaian administrasi yang
berhubungan dengan pekerjaan di lapangan serta penyelesaian kelengkapan
pembangunan.
2)

Dokumen yang dihasilkan selama proses pelaksanaan yang terdiri dari :

Metode pelaksanaan program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi


pelaksanaan pekerjaan.

Melakukan kontrol terhadap kondisi eksisting di lapangan;

Mengajukan shop drawing pada setiap tahapan pekerjaan yang akan


dilaksanakan;

Membuat laporan harian berisikan keterangan tentang :

- Tenaga kerja.
- Bahan bangunan yang didatangkan, diterima atau tidak.
- Peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan.
- Kegiatan per-kornponen pekerjaan yang diselenggarakan.
- Waktu yang dipergunakan untuk pelaksanaan.
- Kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan.

Membuat laporan mingguan, sebagai resume laporan harian (kemajuan


pekerjaan, tenaga dan hari kerja), Laporan Bulanan;

Mengajukan berita acara kemajuan pekerjaan untuk pembayaran termijn;

Surat perintah perubahan pekerjaan dan berita acara pemeriksaan


pekerjaan

tambah dan kurang (jika ada tambahan atau perubahan

pekerjaan);

Membuat berita acara penyerahan pekerjaan;

6.

Membuat berita acara pernyataan selesainya pekerjaan;

Membuat gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing);

Membuat time schedule / S-Curve untuk pelaksanaan pekerjaan.

PELAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

6.1. Laporan Harian


Laporan harian ini harus dibuat kontraktor pelaksana pekerjaan terhitung
setelah

SPMK

ditandatangani

(dimualinya

pekerjaan

fisik)

sebanyak

6 eksemplar dan berisi antara lain :


1) Buku

Harian

yang

memuat

semua

kejadian,

perintah

atau

petunjuk yang penting dari Konsultan Pengawas/Direksi, yang dapat


mempengaruhi

pelaksanaan

pekerjaan,

menimbulkan

konsekuensi

keuangan, kelambatan penyelesaian dan tidak terpenuhinya syarat teknis.


2) Laporan harian berisikan keterangan tentang :

Tenaga kerja;

Bahan bangunan yang didatangkan, diterima atau tidak;

Peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan;

Kegiatan per-komponen pekerjaan yang diselenggarakan;

Waktu yang dipergunakan untuk pelaksanaan;

Kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan;

6.2. Laporan Pelaksanaan


Laporan pelaksanaan, sebagai resume laporan harian (kemajuan pekerjaan,
tenaga dan hari kerja) terhitung 7 hari setelah dimulainya kerja oleh kontraktor
(7 hari setelah SPMK ditandatangani) sebanyak 6 eksemplar dan berisi antara
lain :
1) Review terhadap rencana kerja kontraktor;
2) Resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja) selama
seminggu tersebut;
3) Gambaran/penjelasan secara garis besar kondisi lokasi proyek.
4) Monitor masalah teknis di lapangan;
5) Permasalahan non teknis yang dihadapi;
6) Monitor kendali mutu;
7) Pemeriksaan gambar kerja;

8) Foto-foto kemajuan pekerjaan dibuat secara bertahap sesuai kemajuan


pekerjaan;
9) Rencana kerja, metoda dan jadwal pelaksanaan pekerjaan selanjutnya;
6.3. Produksi Dalam Negeri
Pelaksana pekerjaan/kontraktor harus mengutamakan pengunaan produksi dalam
negeri. Produksi luar negeri boleh dipakai atau digunakan selama produksi
dalam negeri tidak dapat digunakan.
6.4. Pengumpulan Data Lapangan
Untuk pelaksanaan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM)
BEGALUH 1 ini di dalam perhitungan volume berpedoman kepada peraturan
yang berlaku, antara lain : Regulasi-Regulasi Nasional maupun Internasional
yang berlaku.
6.5. Alih Pengetahuan
Jika diperlukan, penyedia jasa pelaksana pekerjaan berkewajiban untuk
meyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan
kepada personil kegiatan / satuan kerja Kuasa Pengguna Anggaran.
7.

SPESIFIKASI TEKNIS

7. 1 Syarat-Syarat Umum
1) Umum
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk
pekerjaan ini, kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh
gambar pelaksanaan beserta uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan
seperti yang akan diuraikan di dalam buku ini.
Bila terdapat ketidakjelasan dan/atau perbedaan-perbedaan dalam gambar
dan uraian ini, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada
Perencana/Konsultan Pengawas/Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan
penyelesaian.
2) Lingkup Pekerjaan
Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang dibutuhkan
dalam melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi dan
memelihara bahan-bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa

pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai dengan


sempurna.
3) Sarana Kerja
Kontraktor wajib memasukkan jadwal kerja, identifikasi dari tempat kerja,
nama, jabatan dan keahlian masing- masing anggota pelaksana pekerjaan,
serta inventarisasi peralatan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan
ini.
Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan/material ditapak
yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat
mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana yang digunakan harus benarbenar baik dan memenuhi persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan
memudahkan kerja di tapak dapat tercapai.
4) Gambar - Gambar Dokumen
a) Dalam hal terjadi perbedaan dan/atau pertentangan dalam gambargambar yang ada dalam buku uraian pekerjaan ini, maupun perbedaan
yang terjadi akibat keadaan ditapak, kontraktor diwajibkan melaporkan
hal tersebut kepada Perencana/Konsultan Pengawas/Direksi Pekerjaan
secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan di tapak
setelah konsultan pengawas berunding terlebih dahulu dengan perencana.
Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh
Kontraktor untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.
b) Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam
keadaan selesai/terpasang.
c) Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan
memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang
tercantum seperti peil-peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang
dan lain-lainnya sebelum memulai pekerjaan. Bila ada keraguan
mengenai ukuran atau bila ada ukuran yang belum dicantumkan dalam
gambar kontraktor wajib melaporkan hal tersebut secara tertulis kepada
konsultan pengawas dan konsultan pengawas memberikan keputusan
ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan setelah
berunding terlebih dahulu dengan perencana.
d) Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuranukuran

yang

tercantum

di

dalam

gambar

pelaksanaan

tanpa

sepengetahuan konsultan pengawas. Bila hal tersebut terjadi, segala


akibat yang akan ada menjadi tanggung jawab kontraktor baik dari segi
biaya maupun waktu.
e) Kontraktor harus selalu menyediakan dengan lengkap masing-masing
dua salinan, segala gambar-gambar, spesifikasi teknis, berita-berita
perubahan dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disetujui ditempat
pekerjaan.
Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat konsultan pengawas dan
direksi setiap saat sampai dengan serah terima pekerjaan. Setelah serah
terima, dokumen-dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh
Pemberi Tugas.
5) Gambar - Gambar Pelaksanaan dan Contoh
a) Gambar-gambar pelaksana (shop drawing) adalah gambar-gambar,
diagram, ilustrasi, jadwal, brosur atau data yang disiapkan kontraktor
atau sub-kontraktor, supplier atau prosedur yang menjelaskan bahanbahan atau sebagian pekerjaan.
b) Contoh-contoh adalah benda-benda yang disediakan kontraktor untuk
menunjukkan bahan, kelengkapan dan kualitas kerja. Ini akan dipakai
oleh konsultan pengawas untuk menilai pekerjaan, setelah disetujui
terlebih dahulu oleh konsultan perencana.
c) Kontraktor

akan

memeriksa,

menandatangani

persetujuan

dan

menyerahkan dengan segera semua gambar- gambar pelaksanaan dan


contoh-contoh yang disyaratkan dalam dokumen kontrak atau oleh
konsultan pengawas. Gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh
harus diberi tanda-tanda sebagaimana ditentukan konsultan pengawas.
Kontraktor harus melampirkan keterangan tertulis mengenai setiap
perbedaan dengan dokumen kontrak jika ada hal-hal demikian.
d) Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan atau
contoh-contoh dianggap kontraktor telah meneliti dan menyesuaikan
setiap gambar atau contoh tersebut dengan dokumen kontrak.
e) Konsultan pengawas dan perencana akan memeriksa dan menolak
atau menyetujui gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam
waktu sesingkat-singkatnya, sehingga tidak mengganggu jalannya

pekerjaan dengan mempertimbangkan syarat-syarat dalam dokumen


kontrak dan syarat-syarat keindahan.
f) Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta konsultan
pengawas dan menyerahkan kembali segala gambar-gambar pelaksanaan
dan contoh-contoh sampai disetujui.
g) Persetujuan konsultan pengawas terhadap gambar-gambar pelaksanaan
dan contoh-contoh, tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung
jawabnya atas perbedaan dengan dokumen kontrak, apabila perbedaan
tersebut tidak diberitahukan secara tertulis kepada konsultan pengawas.
h) Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan atau
contoh-contoh yang harus disetujui konsultan pengawas dan perencana,
tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan tertulis dari konsultan
pengawas dan perencana.
i) Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus dikirimkan
kepada konsultan pengawas dalam dua salinan, konsultan pengawas
akan memeriksa dan mencantumkan tanda-tanda Telah Diperiksa
Tanpa Perubahan atau Telah Diperiksa Dengan Perubahan atau
Ditolak. Satu salinan ditahan oleh konsultan pengawas untuk arsip,
sedangkan
dibagikan

yang
atau

kedua

dikembalikan

diperlihatkan

kepada

kepada kontraktor untuk


sub-kontraktor

atau

yang

bersangkutan lainnya.
j) Sebutan katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila
menurut konsultan pengawas hal-hal yang sudah ditentukan dalam
katalog atau barang cetakan tersebut sudah jelas dan tidak perlu diubah.
Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk
masing-masing jenis dan diperlukan sama seperti butir di atas.
k) Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis harus
dikirimkan kepada konsultan pengawas dan perencana.
l) Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-contoh, katalogkatalog kepada konsultan pengawas dan perencana menjadi tanggung
jawab kontraktor
6) Jaminan Kualitas
Kontraktor menjamin pada pemberi tugas dan konsultan pengawas, bahwa
semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru,
kecuali ditentukan lain, serta kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan

dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai
dengan dokumen kontrak. Apabila diminta, kontraktor sanggup memberikan
bukti-bukti mengenai hal-hal tersebut pada butir ini. Sebelum mendapat
persetujuan dari konsultan pengawas, bahwa pekerjaan telah diselesaikan
dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab
kontraktor sepenuhnya.
7) Nama Pabrikan/Merek Dagang Ditentukan
Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merek dari
satu jenis bahan/komponen, maka kontraktor menawarkan dan memasang
sesuai dengan yang ditentukan. Jadi tidak ada alasan bagi kontraktor pada
waktu pemasangan menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi
dipasaran ataupun sukar didapat dipasaran.
Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai
pemenang, Kontraktor harus sesegera mungkin memesan pada agennya di
Indonesia. Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada
saat pemesanan bahan/merek tersebut tidak/sukar diperoleh, maka
Perencana akan menentukan sendiri alternatif merek lain dengan spesifikasi
minimum yang sama. Setelah 1 (satu) bulan menunjukkan pemenang,
Kontraktor harus memberikan kepada pemberi tugas fotocopy dari
pemesanan material yang diimport pada agen ataupun importir lainnya,
yang menyatakan bahwa material-material tersebut telah dipesan (order
import).
8) Klausul Disebutkan Kembali
Apabila dalam dokumen tender ini ada klausul-klausul yang disebutkan
kembali pada butir lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir
tersebut tetapi dengan pengertian lebih menegaskan masalahnya.
Jika terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap
spesifikasi teknis, maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai
bobot teknis dan/atau yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.
Pemilik proyek dibebaskan dari patent dan lain-lain untuk segala claim
atau tuntutan terhadap hak-hak khusus seperti patent dan lain-lain.
9) Koordinasi Pekerjaan
Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh
bagian yang terlibat didalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktivitas yang
menyangkut dalam proyek ini, harus dikoordinir lebih dahulu agar

gangguan

dan

konflik

satu

dengan

lainnya

dapat

dihindarkan.

Melokalisasi/memerinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk


menghindari gangguan dan konflik, serta harus mendapat persetujuan dari
konsultan perencana/konsultan pengawas.
10) Perlindungan Terhadap Orang, Harta Benda dan Pekerjaan
a) Perlindungan terhadap milik umum :
Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dari
alat-alat

mesin,

bahan-bahan

bangunan

dan

sebagainya

serta

memelihara kelancaran lalu-lintas, baik baik kendaraan maupun


pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
b) Orang-orang yang tidak berkepentingan :
Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan
memasuki tempat pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah
kepada ahli tekniknya yang bertugas dan para penjaga.
c) Perlindungan terhadap bangunan yang ada :
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, kontraktor bertanggung jawab
penuh atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan,
saluran-saluran pembuangan dan sebagainya di tempat pekerjaan, dan
kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan operasi-operasi kontraktor,
dalam arti kata yang luas. Itu semua harus diperbaiki oleh kontraktor
hingga dapat diterima pemberi tugas.
d) Penjagaan dan perlindungan pekerjaan :
Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan
perlindungan terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama
pelaksanaan kontrak siang dan malam. Pemberi tugas tidak bertanggung
jawab terhadap kontraktor dan sub-kontraktor, atass kehilangan atau
kerusakan bahan-bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang
sedang dalam pelaksanaan.
e) Kesejahteraan, Keamanan dan Pertolongan Pertama :
Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan
dan tindakan pengamanan yang layak untuk melindungi para pekerja dan
tamu yang datang ke lokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti
ini disyaratkan harus memuaskan pemberi tugas dan juga harus menurut
(memenuhi) ketentuan Undang-Undang yang berlaku pada waktu itu.

Di lokasi pekerjaan, kontraktor wajib mengadakan perlengkapan yang


cukup untuk pertolongan pertama, yang mudah dicapai. Sebagai
tambahan hendaknya ditiap site ditempatkan paling sedikit seorang
petugas yang telah dilatih dalam soal-soal mengenai pertolongan
pertama.
f) Gangguan pada tetangga :
Segala pekerjaan yang menurut pemberi tugas mungkin
menyebabkan

adanya

gangguan

akan

pada penduduk yang berdekatan,

hendaknya dilaksanakan pada waktu-waktu sebagaimana pemberi tugas


akan menentukannya dan tidak akan ada tambahan penggganti uang
yang

akan

diberikan

kepada

kontraktor sebagai tambahan, yang

mungkin ia keluarkan.
11) Peraturan Hak Patent
Kontraktor harus melindungi Pemilik (Owner) terhadap semua claim atau
tuntutan, biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan
dengan merek dagang atau nama produksi, hak cipta pada semua material
dan peralatan yang dipergunakan dalam proyek ini.
12) Iklan
Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun di dalam
sempadan (batas) site atau di tanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak
pemberi tugas.
7. 2 Pekerjaan Persiapan/Pendahuluan
1) Jalan Akses Sementara
Dalam kasus tidak ada jalan masuk ke lokasi pekerjaan atau jalan pintas
yang bisa digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus
membuat jalan masuk sementara atau jalan pintas dalam lokasi. Kontraktor
harus melengkapi perlengkapan yang diperlukan untuk melintasi sungai,
saluran air atau lainnya dan bila perlu harus ditingkatkan atau diperkuat
fasilitas yang ada yang dipergunakan untuk masuk ke lokasi pekerjaan. Bila
kontraktor menggunakan jalan masyarakat yang telah ada, maka pada saat
pekerjaan selesai kontraktor wajib memperbaiki jalan tersebut paling tidak
seperti kondisi semula, namun akan terpuji jika akan lebih baik dari kondisi
semula. Semua biaya pekerjaan yang menyangkut jalan masuk sementara
tersebut harus sudah termasuk dalam biaya umum (overhead).

2) Kantor Lapangan
Kontraktor harus mengadakan, melengkapi dan memelihara fasilitas kantor
untuk operasionalnya sendiri di lapangan baik untuk staf dan pekerja
Kontraktor sampai pelaksanaan pekerjaan selesai. Lokasi kantor lapangan
tersebut harus atas persetujuan Direksi.
Untuk kantor lapangan Direksi, Kontraktor harus segera membangun rumah
O&P sesuai spesifikasi yang difungsikan sebagai kantor/mess untuk Direksi
dan Konsultan kemudian diperbaiki kembali sebelum diserahkan.
Kontraktor harus menyediakan, melengkapi dan memelihara fasilitas kantor
lapangan Direksi, seperti 6 buah meja biro, 12 buah kursi plastik, 1 buah
meja rapat, papan tulis 90 cm x 180 cm, 2 buah lemari arsip, air bersih,
listrik dan lain-lain untuk digunakan selama waktu pelaksanaan.
Apabila pekerjaan telah dinyatakan selesai oleh Direksi, maka kantor
sementara Kontraktor itu harus dibongkar dan lahan harus dikembalikan
seperti keadaan semula, sampai tidak ada klaim dari pemilik tanah.
Semua biaya untuk pengadaan kantor lapangan Kontraktor beserta
perlengkapannya dan penyediaan perlengkapan kantor Direksi seperti
disebut di atas sudah harus termasuk pada biaya umum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
3) Gudang, Bengkel, Motor Pool dan Bangunan Laboratorium Lapangan
Kontraktor harus mendirikan bangunan gudang untuk menyimpan material
seperti semen, besi tulangan, material atap, kayu, dan bahan bangunan
lainnya.

Gudang tersebut harus memenuhi syarat-syarat keamanan,

kebersihan dan harus mendapat persetujuan dari direksi berkaitan dengan


lokasi, luas, bentuk, dan material pembuatnya.
Kontraktor juga harus mendirikan bangunan bengkel sebagai tempat untuk
melakukan kegiatan yang berkaitan dengan perbengkelan seperti, bongkarpasang mesin alat berat, perkayuan, potong-memotong besi tulangan dan
sebagainya, menyediakan tempat untuk memarkir alat-alat berat berupa
Motor Pool dan menyediakan tempat untuk melakukan test dalam rangka
kontrol kualitas berupa bangunan laboratorium lapangan.

Gudang, bengkel, motor pool, dan bangunan laboratorium lapangan tersebut


harus dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti suplai air bersih, listrik,
dan fasilitas pendukung lainnya yang diperlukan dan setujui oleh direksi.
Semua biaya pekerjaan yang menyangkut gudang, bengkel, motor pool dan
bangunan untuk laboratorium lapangan tersebut harus sudah termasuk
dalam biaya umum yang ada dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
4) Benchmark
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, Kontraktor akan diberitahu oleh Direksi
sejumlah bench mark dan titik bantu lain yang telah ada untuk keperluan
yang dimaksud. Bench mark ini merupakan dasar elevasi dan koordinat
bagi seluruh pekerjaan. Pihak Kontraktor bertanggung jawab atas posisi dan
elevasi BM selama pekerjaan berlangsung. Kontraktor diwajibkan untuk
memperbaiki kondisi, posisi dan elevasi BM yang rusak selama pelaksanaan
pekerjaan yang mungkin timbul. Pada akhir pekerjaan semua BM yang ada
maupun yang tambahan harus diukur ulang baik elevasinya maupun
koordinatnya.

Semua biaya perbaikan BM yang rusak dan pengukuran

ulang sudah termasuk dalam biaya umum yang ada dalam daftar kuantitas
dan harga.
7. 3 Saluran Pengelak Air
1) Umum
Kontraktor harus menyediakan semua material, tenaga kerja, dan alat yang
diperlukan untuk membangun saluran pengelak sebelum konstruksi bendung
dimulai.
Kontraktor dilarang menghalangi atau mengganggu aliran air sungai asli
atau aliran lain di area kerja Kontraktor untuk maksud apapun tanpa
persetujuan Direksi.
Direksi telah mempelajari dan menyiapkan rencana mengenai Saluran
Pengelak seperti terdapat dalam Gambar Lelang. Adalah tanggung jawab
Kontraktor untuk mengembangkan secara detail rencana dan jadual
pembuatan saluran pengelak tersebut dan harus mendapat persetujuan dari
Direksi.
Paling tidak 14 (empat belas) hari sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor
harus mengajukan kepada Direksi, rencana pengendalian air termasuk
metode untuk memindahkan aliran air sungai selama masa konstruksi

bendung.

Rencana dan metode tersebut harus mengacu kepada jadwal

konstruksi secara keseluruhan.

2) Desain Kapasitas Saluran Pengelak


Banjir 50 tahunan (Q50 musim hujan & kemarau) dipakai sebagai dasar
untuk mendesain saluran pengelak atau bendungan pengelak (cofferdam).
Jika memungkinkan kontraktor disarankan untuk mengevaluasi dan
memodifikasi rencana bangunan pengelak pengelak berdasarkan hasil
pengamatan dan informasi terakhir yang didapat atas persetujuan Direksi.
Semua resiko dan kerugian yang terjadi selama masa pelaksanaan dengan
adanya perubahan desain adalah merupakan tanggung jawab kontraktor.
3) Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran untuk penanganan air (care of water) akan dibuat dalam format
harga Lump Sump di dalam Daftar Harga & Kuantitas Pekerjaan. Harga
Lump Sump tersebut sudah termasuk semua biaya tenaga kerja, alat, dan
material yang diperlukan untuk pekerjaan yang dimaksud.
Pembayaran pekerjaan Penanganan Air akan dilakukan dengan cara lump
sump. Delapan puluh (80) % dari harga Lump Sump akan dibayarkan jika
Direksi telah menyatakan secara tertulis bahwa aliran sungai telah secara
memuaskan dialihkan melalui saluran pengelak atau konduit pengelak atau
talang pengelak atau bangunan pengeluaran lainnya dan bendungan
pengelak (cofferdam) telah berfungsi. Sisa 20% dari harga Lump Sump
akan dibayarkan jika Direksi telah menyatakan secara tertulis bahwa semua
pekerjaan pengendalian air selama pekerjaan lapangan telah selesai.
Untuk pekerjaan saluran pengelak dan bendungan pengelak pembayaran
dilaksanakan sesuai dengan volume galian dan timbunan yang dilaksanakan
di lapangan dan Spesifikasi Teknik yang telah ditentukan.
7. 4 Pekerjaan Tanah
1) Umum
Istilah galian dan urugan kembali (backfill) dalam Spesifikasi ini dipakai
pada semua pekerjaan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaanpekerjaan berikut :

Clearing, grubbing dan stripping,

Galian termasuk pekerjaan pembuatan parit-parit,

Urugan kembali (backfill) dan pekerjaan tumpuan,

Pembuangan dan penggunaan material,

Galian-galian dan urugan kembali lainnya sesuai instruksi Direksi.

Suatu rencana

kerja khusus

tentang

bagaimana

Kontraktor

akan

melaksanakan pekerjaan galian dan urugan kembali (backfill) untuk tiaptiap bagian pekerjaan yang sifatnya khusus harus diajukan kepada Direksi
paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pekerjaan yang dimaksud dimulai
untuk minta persetujuannya.
Kontraktor harus membuang hasil galian yang tidak terpakai pada tempattempat yang ditunjukkan dalam Gambar atau sesuai arahan Direksi.
2) Clearing, grubbing dan stripping
Semua tempat untuk pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan permanen, tempat
alat pembuat bahan konstruksi, camp, jalan masuk, borrow area harus
dilakukan pembersihan (clearing) seperti ditunjukkan dalam Gambar
kontrak atau seperti petunjuk dari Direksi.
Clearing (pembersihan) dan grubbing (pembongkaran) yang dimaksud
adalah pekerjaan-pekerjaan yang terdiri dari pembersihan terhadap
pepohonan, tonggak kayu, semak-semak, akar pohon, rumput, lubanglubang cekukan, sampah, kotoran, tumbuhan liar, sisa-sisa bangunan, sisa
pagar, material buangan dan sejenisnya menurut Spesifikasi atau petunjuk
Direksi. Pembersihan ini juga termasuk pemindahan dan pembuangan
struktur-struktur yang menghalangi pelaksanaan pekerjaan.
Pembakaran hasil clearing dan grubbing harus dilakukan atas persetujuan
Direksi pada saat-saat yang memungkinkan di lokasi-lokasi tertentu yang
tidak membahayakan.
Hasil dari pembersihan (rerumputan, semak belukar, pepohonan, tonggaktonggak dan sampah lainnya) harus dibakar sampai habis pada lokasi yang
aman, dijaga dan tidak membahayakan atau merugikan lingkungan
sekitarnya.

Sisa pembakaran yang dipastikan tidak ada lagi api yang

menyala atau membara dan harus ditanam dan diurug kembali secara rapi.
Kontraktor wajib menanggung segala resiko yang diakibatkan oleh
kesalahan pelaksanaan pembakaran.
Kontraktor harus melakukan stripping (pengupasan) topsoil (tanah
permukaan) di tempat-tempat yang akan dilakukan pekerjaan timbun dan di
borrow area. Topsoil adalah lapisan atas tanah yang biasanya mengandung

humus, material organik, akar rumput, tufa yang mungkin terkumpul di


permukaan tanah. Kedalaman stripping yang diukur vertikal minimal 15 cm
atau seperti petunjuk dari Direksi.
Pekerjaan pengupasan di borrow area dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga mendapatkan material timbunan yang sesuai dengan Spesifikasi.
Pekerjaan stripping dilaksanakan sampai dengan 1.0 m diluar batas tumit
timbunan dan batas galian.
3) Galian
Seluruh pekerjaan galian harus dilaksanakan menurut ukuran dan
kedalaman yang ditunjukkan dalam Gambar, atau menurut ukuran dan
kedalaman sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Ukuran, kedalaman
dan batas-batas penggalian harus ditunjukkan kepada Direksi lebih dahulu,
sebelum memulai pekerjaan penggalian pada setiap tempat.
Kontraktor harus bertanggung jawab akibat penggalian lebih (over
excavation) dan Kontraktor wajib menimbun dan memadatkan kembali
dengan bahan timbunan atau mengisi ruang kelebihan galian dengan beton
sesuai dengan garis rencana atau menurut pengarahan Direksi. Biaya atas
penggalian lebih, penimbunan kembali, pengisian dengan material beton
atau cara lainnya akibat kesalahan penggalian merupakan tanggung jawab
Kontraktor.
Hasil galian yang layak untuk bahan timbunan harus diangkut ke tempat
penimbunan sementara (stock pile) atau tempat lain sesuai dengan
pengarahan Direksi. Hasil galian yang tidak layak untuk bahan timbunan
harus dibuang ke tempat pembuangan (spoil bank) yang telah ditentukan.
Kontraktor wajib meratakan dan merapikan spoil bank. Biaya meratakan
dan merapikan spoil bank sudah termasuk di dalam harga pekerjaan galian
terbuka.
Penentuan jenis tanah galian akan ditentukan sesuai dengan kenyataan di
lapangan dan dibuat berita acara yang ditandatangani oleh Direksi,
Konsultan dan Kontraktor.
Pembayaran pekerjaan galian tanah dihitung dalam satuan meter kubik
tanah tergali sesuai garis rencana.
Keamanan kemiringan lereng galian open-cut pada lapisan tanah harus
dijaga oleh Kontraktor. Sebuah berm minimal selebar 3 meter harus dibuat
pada setiap ketinggian galian 10 meter atau seperti petunjuk Direksi.

Pada setiap pekerjaan penggalian, Kontraktor wajib mengendalikan dan


menguras air agar tempat penggalian tetap kering untuk mengantisipasi
keruntuhan formasi galian akibat air.
Pembayaran pekerjaan galian terbuka akan dilakukan sesuai harga satuan
pekerjaan galian terbuka termasuk backfill
4) Timbunan
Kontraktor harus menyediakan dan menempatkan beberapa jenis material
untuk penimbunan kembali (backfill) dan pekerjaan landasan (bedding
works) pada lokasi-lokasi yang ditunjukkan dalam Gambar -Gambar dan
yang ditunjukkan oleh Direksi. Kualitas material yang digunakan harus
disetujui oleh Direksi, tidak termasuk material yang mengandung organik
atau material yang ditolak.
Kontraktor harus mengajukan proposal kepada Direksi yang berisi rencana
pelaksanaan penimbunan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum
pekerjaan penimbunan dimulai.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan penimbunan menurut batas,
klasifikasi dan dimensi seperti ditunjukkan dalam Gambar Lelang yang
disediakan atau menurut petunjuk Direksi.
Material timbunan harus bersih, bebas dari akar-akar tanaman, rumput,
tonggak kayu, sampah, dan material organik.
Kesiapan fondasi untuk ditimbun dan kelayakan material yang akan
digunakan sebagai material timbunan sepenuhnya ditentukan oleh Direksi.
Tidak boleh ada pelaksanaan penimbunan sebelum ada persetujuan tentang
pelaksanaan penimbunan tersebut dari Direksi secara tertulis.
Material hasil galian dari galian pengelak, bending, saluran hantar,
headpond dan bagian lainnya boleh digunakan sebagai material timbunan
jika ada persetujuan tertulis dari Direksi.
Kontraktor harus bertanggung jawab agar kondisi timbunan tetap stabil
sampai pekerjaan timbunan diterima oleh Direksi. Kontraktor bertanggung
jawab atas pengendalian erosi karena air hujan, proteksi terhadap
kelongsoran, dan rusaknya permukaan timbunan akibat lalu-lintas alat berat.
Kontraktor harus memperbaiki atau mengganti material timbunan yang
rusak atau hilang akibat, erosi, longsor dan lalu lintas alat berat atas biaya
Kontraktor sendiri.

Direksi berhak menghentikan pekerjaan timbunan jika diketahui mutu


pelaksanaan timbunan rendah karena cara, alat, material, tenaga kerja, faktor
efisiensi, dan kondisi cuaca tidak memenuhi Spesifikasi Teknik. Kontraktor
tidak berhak mengajukan biaya tambahan atau kompensasi karena
penghentian tersebut.
Kontraktor harus mengajukan proposal kepada Direksi yang berisi metode
dan alat berat yang akan digunakan untuk mengangkut, menempatkan,
meratakan, dan memadatkan material timbunan.
Kontraktor

tidak

berhak

mengajukan

tambahan

pembayaran

atau

kompensasi jika material harus di stock pile terlebih dahulu sebelum


digunakan sebagai material timbunan.
Timbunan sementara berupa tanjakan atau turunan untuk mempermudah
manuver alat berat boleh diadakan dengan catatan :

Lokasi dan material yang akan digunakan harus diajukan terlebih


dahulu kepada Direksi untuk persetujuan sebelum dilakukan
penimbunan.

Timbunan sementara tersebut harus dibongkar setelah tidak diperlukan


kecuali ada instruksi lain dari Direksi.
Penimbunan disekitar struktur beton harus dilakukan setelah umur
beton cukup dan harus atas persetujuan Direksi sebelum pelaksanaan
penimbunan dimulai

7. 5 Pekerjaan Beton
1) Umum
Pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar

yang telah

disetujui oleh Direksi. Pembayaran pekerjaan beton dihitung dalam satuan


meter kubik beton terpasang sesuai dengan Gambar

dan mutunya,

sedangkan besi atau baja tulangan dihitung dalam satuan kilogram.


Pekerjaan beton harus dilakukan dengan kehadiran dan pengawasan Direksi.
Kontraktor harus mengajukan proposal kepada Direksi untuk persetujuan
yang berisi penjelasan secara detail tentang alat untuk memproduksi bahan
beton seperti pasir, gravel dan bahan lain seperti semen, alat untuk
memproduksi beton seperti molen, winget, screening plant, alat angkut, cara
penanganan,

memroses,

mengangkut,

menuang,

menangani

pasca

pengecoran, pengendalian mutu, penyediaan air dan kalibrasi peralatan.


Kontraktor harus melengkapi proposal tersebut dengan bagan alir (flow
chart), Gambar dan penjelasan tertulis secara detail.

Peralatan yang akan digunakan harus diuji coba terlebih dahulu dan hasilnya
harus memuaskan Direksi sebelum digunakan.
Jika alat yang dipakai ditolak oleh Direksi karena tidak sesuai dengan
Spesifikasi Teknik maka Kontraktor harus mengganti alat tersebut atas
biaya Kontraktor.
2) Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan harus semen Portland dari perusahaan
yang disetujui Direksi dan secara umum memenuhi Standar Nasional
Indonesia NI-8 dan NI-2 (PBI-71) atau ASTM C150 atau standar lain yang
diakui oleh Pemerintah Indonesia.
Sertifikat tes oleh pabrik harus disertakan pada tiap pesanan atau lainnya
yang diperintahkan oleh Direksi. Tipe semen yang lain dapat digunakan
untuk keperluan khusus jika diperintahkan oleh Direksi.
Kontaktor harus menyediakan contoh semen yang berada di gudang
lapangan atau dari pabrik yang dapat diusulkan kepada Direksi untuk dites.
Semen lain yang menurut pendapat Direksi tidak baik, sebagian atau
seluruhnya harus ditolak dan Kontraktor harus memindahkan ke luar daerah
pekerjaan.
Sebelum pemesanan semen, Kontraktor harus mengajukan proposal kepada
Direksi berisi informasi detail mengenai semen yang akan dibeli. Semen
yang dikirim ke lokasi proyek harus disertai sertifikat mutu dan hasil
pengujian dari pabrik yang memproduksi semen tersebut. Sertifikat tersebut
harus diserahkan kepada Direksi.
Kontraktor harus menyediakan gudang penyimpanan semen yang memadai,
dapat melindungi semen dari hujan dan penyerapan air oleh semen. Jika
semen dikemas dalam zak, maka zak berisi semen harus diletakkan minimal
30 cm diatas lantai gudang dan tumpukan zak semen dibatasi hingga
maksimal 10 zak.
Sistem penyimpanan harus diatur agar semen yang masuk dulu harus
dipakai terlebih dahulu. Lama penyimpanan semen dalam gudang
maksimum 90 hari atau sesuai petunjuk Direksi.
Kontraktor harus menjamin kesediaan semen dalam gudang selalu ada untuk
setiap pekerjaan yang membutuhkan semen.

Direksi berhak untuk mengadakan pemeriksaan sewaktu-waktu terhadap


berat semen dalam tiap zak. Jika ditemukan berat semen dalam zak tidak
sesuai dengan yang tertera dalam pembungkus semen, maka kontraktor
harus mengganti semen yang ada digudang dengan semen baru

8.

METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA

Anda mungkin juga menyukai