Anda di halaman 1dari 152

PERENCANA PEMBETONAN

ULANG/PEMBANGUNAN PRASARANA
PENDUKUNG DAN INSTALASI GEDUNG
PARKIR KEMENTERIAN KESEHATAN RI

RENCANA KERJA DAN SYARATSYARAT TEKNIS (RKS)

LINGKUP PEKERJAAN

SPESIFIKASI TEKNIS
LINGKUP PEKERJAAN

1.0

UMUM

Lingkup pekerjaan dalam proyek ini harus dibaca sebagai satu kesatuan dengan gambar,
spesifikasi teknis, dan BoQ (bill of quantity). Dokumen kontrak harus dibaca secara
keseluruhan. Pekerjaan yang disebutkan dalam kontrak harus diaplikasikan secara
menyeluruh. Ketidak sesuaian antara bagian-bagian kontrak harus diselesaikan dengan
mengacu pada preseden yang ditetapkan dalam kontrak.
Kontrak pekerjaan ini adalah pekerjaan konstruksi baru, oleh karena itu, prinsip-prinsip
umum yang harus diterapkan adalah sbb:
1)
Kontraktor harus benar-benar mengenal kondisi eksisting, tidak hanya
berdasarkan gambar yang telah tersedia, akan tetapi harus mengecek sendiri
selama kunjungan lapangan atau kegiatan survei lainnya yang diperlukan.
Informasi kondisi eksisting yang ada dianggap telah lengkap dan mencukupi pada
saat ini, dan apabila dirasakan kurang maka kontraktor bertanggungjawab atas
kelengkapan dan keakuratan informasi.
2)
Kontraktor bertanggung jawab untuk memperbaiki semua kondisi servis dan
pekerjaan sipil eksisting yang mungkin akan terganggu oleh pelaksanaan yang
ditetapkan di dalam kontrak.
3)
Hindari, atau paling tidak kurangi segala bentuk gangguan dan interupsi yang
disebabkan oleh pekerjaan konstruksi ini, pada aktivitas sekitar di luar area proyek.
Bila kontraktor merasa bahwa beberapa bagian pekerjaan mungkin dapat
membuat gangguan atau interupsi, maka kontraktor harus secepatnya
memberitahukan pada Pemberi Tugas (selanjutnya disebut Owner), melalui
Engineer, sebelum memulai lingkup pekerjaan tersebut. Kontraktor disyaratkan
untuk mengajukan periode interferensi/gangguan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan sebagai bagian dari proposal untuk disetujui oleh Owner
melalui Engineer.
Bila kontraktor menemukan perbedaan atau ketidakpastian dalam dokumen
kontrak,maka hal ini secepatnya diberitahukan kepada Owner melalui Engineer.
Engineer akan memberikan petunjuk tertulis ke kontraktor, yang akan menjadi
bagian kontrak. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai
petunjuk Engineer.
Sebagai Kontraktor Umum, kontraktor harus pula mengikuti lingkup standar
sebagai berikut untuk disetujui oleh Engineer :
1. Kontraktor harus menyediakan gambar detail pelaksanaan sebelum
pelaksanaan pekerjaan, dan perlu disesuaikan dengan spesifikasi teknis yang
berhubungan. Gambar detail pelaksanaan harus disetujui oleh Engineer.
2. Gambar yang sesuai dengan yang terbangun (as-built drawing) harus
diserahkan oleh kontraktor secara bertahap sesuai dengan hasil pelaksanaan
pekerjaan di lapangan dan tidak menunggu atau menunda sampai dengan
akhir proyek. Gambar-gambar ini harus diserahkan kepada Engineer dan
merupakan syarat agar pekerjaan dapat diterima.
3. Semua data pendukung harus disusun terpisah untuk menampung segala
perubahan desain selama periode konstruksi, seperti yang disyaratkan oleh
Engineer.
Kontraktor harus menyediakan petunjuk Operasi dan Perawatan (Operation &
Maintenance Manuals) untuk segala aspek pekerjaan. Petunjuk Operasi dan
Perawatan termasuk gambar-gambar pekerjaan dalam format AutoCad

Hal 1

LINGKUP PEKERJAAN

(*.dwg), yang harus sama dengan format hardcopy-nya. Petunjuk Operasi dan
Perawatan harus disusun sistematik dengan disetujui oleh Engineer, dengan
format sbb:
Detail alamat kontak kontraktor, termasuk detail akses darurat.
Detail Proyek Umum
Petunjuk Operasi
Detail teknis pendukung
Detail perawatan preventif
Daftar peralatan cadangan/spare parts
Gambar sesuai yang terbangun (as built drawing)
Soft Copy untuk As-built Drawings (format *.dwg)
Soft Copy untuk Petunjuk Operasi dan Perawatan (format *.doc)
4. Kontraktor juga harus menyiapkan sendiri akomodasi kantor di lapangan, dan
juga untuk perwakilan Owner dan Engineer.
2.0

SPESIFIKASI, GAMBAR, LAMPIRAN

Semua pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi, gambar-gambar, lampiran dan


dokumen lainnya, yang menjadi bagian dari kontrak.
Penentuan spesifikasi secara mendetail termasuk dalam Dokumen Tender ini yang
secara jelas menunjukkan kualitas pekerjaan yang diperlukan dalam proyek ini.
Spesifikasi ini termasuk (jika diperlukan), tetapi tidak terbatas pada: pengujian yang
terkait, pengiriman, transportasi dan prosedur penggunaan, prosedur penyimpanan,
kualitas bahan bangunan, kualitas pekerjaan, toleransi konstruksi yang diizinkan, garansi
dan perlindungan permukaan selama transportasi hingga pemakaian. Spesifikasi juga
mengindikasikan secara tegas persyaratan material dan pekerjaan yang akan digunakan
dalam fasilitas yang ini.
Kontraktor harus, kecuali jika telah ditentukan lain, menyesuaikan dengan petunjuk
terbaru dari produsen mengenai material, persediaan dan penyimpanan serta metode
pemasangan. Kontraktor harus memberitahukan Engineer secara tertulis tentang segala
konflik antara spesifikasi ini dengan petunjuk produsen. Engineer akan menentukan
dokumen mana yang akan diikuti.
3.0

GAMBAR DAN SKEDUL

Pembuatan Gambar Detail Desain termasuk dalam Dokumen Tender ini. Gambar-gambar
terdiri dari, Gambar-gambar Detail, Denah, Tampak dan Potongan bangunan, Potongan
dinding,Skedul finishing ruangan, detail struktural, Skedul Mekanikal/Elektrikal, dsb.

4.0

JENIS PEKERJAAN

4.1
PEKERJAAN SITE/EKSTERNAL
Pekerjaan Site /Eksternal terdiri dari:
1. Pekerjaan tanah untuk bangunan dan area parkir
2. Pekerjaan pembuangan air tanah
3. Drainase dan penggalian air tanah
4. Pekerjaan dindingan dengan membrane EPDM
5. Berbagai macam pekerjaan lain yang diperlukan sesuai dengan dokumen gambar
yang telah diberikan

Hal 2

LINGKUP PEKERJAAN

4.2
PEKERJAAN BANGUNAN
Pekerjaan struktural dan sipil untuk Pembetonan Ulang/Pembangunan Prasarana
Pendukung dan Instalasi Gedung Parkir Jakarta dengan total luas kotor 800 meter
persegi dengan struktur dinding shear wall dan precast.
4.3
PEKERJAAN UTILITAS
Pekerjaan utilitas termasuk struktur pendukungnya terdiri dari :
1. Sistem penyediaan air bersih
2. Sistem penyediaan listrik kerja.
3. Sanitair dan sistem pembuangan air tanah.
4.4
PEKERJAAN PENDUKUNG
Merupakan pekerjaan untuk fasilitas pendukung antara lain drainase, rumah pompa, dsb.
5.0

KONSTRUKSI FASILITAS DAN UTILITAS SEMENTARA

Selain yang telah ditentukan dalam Dokumen Tender, sebagai bagian lingkup
pekerjaannya, kontraktor harus menyediakan, memasang, merawat dengan benar dan
memindahkan semua fasilitas konstruksi dan utilitas sementara, yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan. Antara lain seperti yang termasuk pada daftar di bawah ini.
Jenis fasilitas, tanggal pemasangan dan pembongkaran, serta lokasi pada site harus
sesuai dengan hasil evaluasi dan mendapat persetujuan Engineer, dan semua biaya dan
pengeluaran menjadi tanggung jawab Kontraktor. Yang termasuk ke dalam pekerjaan
fasilitas dan utilitas sementara antara lain adalah:
1. Gudang, merupakan tempat penyimpanan yang cukup terlindungi, untuk
penyimpanan material, peralatan dan perlengkapan yang dapat rusak karena
pengaruh cuaca.
2. Semua fasilitas sanitair sementara, termasuk servis janitorial, gudang dan
pembuangan air kotor harus dijaga pada kondisi sanitair yang baik dan memenuhi
standar kesehatan atau peraturan yang berlaku. Apabila fasilitas sanitair eksisting
telah tersedia pada site, Kontraktor dapat menggunakannya, selama masih memadai.
3. Konstruksi system daya listrik.
4. Perlengkapan dan fasilitas komunikasi.
5. Pemeliharaan gudang Kontraktor, area pekerjaan dan jalan pada area pekerjaan.
6. Peralatan, perancah, dan semua perlengkapan untuk proses pendirian.
7. Semua perlengkapan lain yang dibutuhkan untuk penggunaan, pengangkatan,
penurunan muatan dan penerimaan persediaan material, peralatan dan perlengkapan
Kontraktor.
8. Penerangan sementara.
9. Semua pengeluaran atau konsumsi barang-barang konstruksi dan supplier.
10. Semua alat pengaman yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan
perlindungan area kerja, termasuk perlengkapan pemadam kebakaran.
11. Pagar sementara untuk mengamankan area, material pekerjaan dan tempat
penyimpanan perlengkapan.
12. Panel listrik dan jaringan perkabelan. Semua pekerjaan penyambungan dan
pemutusan dari sumber catuan daya harus dilakukan oleh kontraktor.
13. Fasilitas pompa dan pemipaan untuk penyaluran air dari saluran drainase eksisting.
14. Fasilitas dan pelayanan P3K.
15. Truk, container dan servis untuk penggerekan, pemindahan dan pembuangan
sampah-sampah sisa konstruksi.

Hal 3

LINGKUP PEKERJAAN

6.0

JADWAL HASIL PERKERJAAN DAN ALUR PEKERJAAN

1. Kontraktor harus mulai melaksanakan pekerjaan di lapangan selambat-lambatnya


dalam tujuh (7) hari kalender setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
dari Owner dan harus menyelesaikan pekerjaan selama 10 bulan kalender.
Penjadwalan Umum dan persyaratan koordinasi dijelaskan pada bagian 7.0 berikut ini.
7.0

PERSYARATAN PELAPORAN DAN RAPAT KOORDINASI

Kontraktor harus menyerahkan jadwal dan laporan yang telah ditetapkan di bawah ini,
(dapat dengan tambahan) jadwal dan laporan tersebut diminta oleh Engineer mengacu
pada pasal Penjadwalan, Laporan dan Koordinasi yang ditetapkan dalam dokumen
kontrak.
1)
1.

2.
3.
4.
5.
6.

7.

8.

9.

2).

Laporan
Jadwal mendetil dalam bentuk diagram batang dengan kurva-S, Volume
Pekerjaan dan daftar kegiatan menggunakan format Manajemen Proyek/
penjadwalan yang biasa digunakan dalam industri konstruksi, harus diserahkan
dalam 14 hari setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Jadwal detil harus
menunjukkan secara rinci dan secara berurutan semua kegiatan, deskripsinya,
dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan serta bagian-bagian
lainnya yang dapat dipisahkan.
Daftar kegiatan dalam jadwal harus menunjukkan informasi sbb:
a.
Identifikasi dengan nomor kode dan deskripsi
b.
Volume pekerjaan
c.
Waktu yang diperlukan
d.
Tanggal mulai dan tanggal selesai tercepat.
e.
Tanggal mulai dan tanggal selesai paling lambat.
Jadwal detail operasi setiap hari yang menunjukkan rencana penggunaan tenaga
kerja untuk kegiatan utama harus diserahkan setiap minggunya.
Perlengkapan konstruksi utama yang berhubungan dengan penjadwalan
pekerjaan harus diperbaharui dan diserahkan berdasarkan jadwal mingguan.
Laporan tenaga kerja harian dan perlengkapan harus dikeluarkan dan diserahkan
pada Engineer.
Semua laporan status bulanan, seperti material, perlengkapan dan pekerjaan
yang disub-kontraktorkan harus diserahkan pada Engineer.
Daftar kemajuan pekerjaan, yang mengidentifikasikan semua pekerjaan yang
telah dicapai, harus diserahkan setelah penyelesaian pekerjaan mencapai 80%
dari pekerjaan yang ditentukan dalam kontrak. Laporan ini harus terus
diperbaharui dan diserahkan mingguan segera setelah pekerjaan selesai 100%.
Selama tahap penyelesaian pekerjaan selanjutnya, dan sebelum menyerahkan
catatan penyelesaian pekerjaan, Kontraktor harus memberikan rencananya untuk
demobilisasi pada pekerjaan lapangan kepada Engineer untuk mendapatkan
persetujuan dan harus sesuai seperti rencana demobilisasi yang telah disetujui
oleh Engineer.
Jika kontraktor gagal menyerahkan laporan dan jadwal kemajuan dalam waktu
yang telah ditetapkan, maka Owner dapat menunda persetujuan perhitungan
pembayaran, sampai Kontraktor menyerahkan data yang disyaratkan.
Kontraktor harus menyediakan pada pekerjaan lapangan (sebagai bagian dari
organisasinya) orang yang bertanggung jawab untuk mengamati kemajuan,
memperbaharui, memeriksa dan merevisi diagram.
Rapat Teknis Mingguan

Hal 4

LINGKUP PEKERJAAN

Kontraktor harus menghadiri rapat teknis mingguan yang dipimpin oleh Engineer
yang ditunjuk. Tujuan rapat adalah untuk memecahkan masalah-masalah teknis
dan bila memungkinkan meminta Kontraktor untuk membahas kemajuan
pekerjaan minggu ini dan mempersiapkan program pekerjaan dua minggu
selanjutnya.
3).

8.0
1)

2)

Rapat Koordinasi Mingguan


1. Kontraktor harus menghadiri rapat koordinasi mingguan bersama-sama dengan
pihak lain yang terlibat dalam pekerjaan lapangan, dipimpin oleh wakil yang
ditunjuk oleh Owner.
2. Orang atau tim yang ditetapkan oleh Kontraktor untuk menghadiri rapat harus
memiliki hak untuk membuat keputusan dan persetujuan kontraktor untuk
penyelesaian/solusi yang disetujui selama rapat koordinasi berlangsung.
PERSYARATAN DATA
Kontraktor harus menyerahkan data sebagai berikut kepada Engineer sebagai
bagian dari lingkup pekerjaan yang disebutkan dalam Peraturan Umum,
Spesifikasi Teknis dan Kondisi Kontrak yang terkait:
1.
Gambar seperti yang terbangun (As-Built drawing)
2.
2 salinan/copy laporan Pengujian
3.
2 salinan/copy desain campuran beton
4.
Satu file dan satu set hasil print semua gambar pemipaan terbaru.
5.
2 salin/copy Dokumentasi Uji Tekan
6.
Program Kontrol Kualitas (QC) untuk mendapat persetujuan, sebelum
memulai pekerjaan
7.
Semua dokumentasi QC yang diperlukan setelah pekerjaan selesai.
8.
Saat pekerjaan selesai, laporan lengkap semua hasil pengujian.
9.
Semua prosedur lifting & rigging untuk dianalisis dan mendapatkan
persetujuan, sebelum perlengkapan diangkut atau didirikan.
Hasil pekerjaan kontraktor tidak dapat dikatakan selesai sampai Engineer
menerima semua data teknis, gambar yang terbangun (as-built drawing) dan
dokumen lainnya yang harus diberikan kepada Engineer, sebagai bagian lingkup
kerja kontraktor, dan dituangkan dalam format yang benar. Kegagalan kontraktor
untuk melengkapi persyaratan data di atas dapat menjadi alasan bagi Owner
untuk menunda pembayaran, atau pembayaran akhir, menunda penerimaan
Owner terhadap data-data tsb di atas, tanpa adanya tuntutan pada Owner.
Kontraktor harus menyerahkan semua data teknis, contoh-contoh dan gambar
detail pelaksanaan (dalam hal ini disebut data) dalam format yang telah disetujui,
kepada Engineer untuk dianalisa. Tiap data kontraktor yang diserahkan harus
ditandatangani oleh kontraktor dan disertai dengan surat yang terdiri dari tanggal
penyerahan, nomor kontrak dan semua informasi yang diperlukan untuk
mengenali dan memeriksa data yang telah diserahkan.
Data yang diserahkan dan telah dianalisa oleh Engineer akan dikembalikan
kepada Kontraktor dengan status sbb:
A
- Lanjutkan
B
- Revisi dan Kumpulkan kembali. Pekerjaan dapat dilanjutkan setelah
melakukan perubahan yang ditunjukkan.
C
- Jangan dilanjutkan. Ubah sesuai dengan catatan Engineer dan
kumpulkan kembali.
D
- Data telah diterima, hanya sebagai informasi.

Hal 5

LINGKUP PEKERJAAN

3)

4)

5)

6)

9.0

Walaupun pada penerimaan gambar dengan kode B beberapa pekerjaan dapat


dilanjutkan, Kontraktor harus melakukan perubahan sesuai dengan yang telah
ditetapkan, mengumpulkannya kembali dan mendapat kode A terlebih dahulu,
sebelum pengiriman material atau pekerjaan lain disetujui oleh Engineer.
Pengembalian salinan gambar dengan kode B dan C harus dikumpulkan tidak
lebih dari tujuh (7) hari setelah tanggal penyerahan data/salinan gambar tersebut
oleh Kontraktor.
Engineer memiliki hak untuk menganalisa laporan uji material untuk semua
material konstruksi kapanpun, selama proses pembangunan di lapangan.
Kontraktor harus menyiapkan dokumen yang dapat dijadikan untuk pemeriksaan
dan analisa, dan harus menyerahkan semua dokumen pada Engineer dalam
proses penyelesaian pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan salinan terbaru dari semua gambar, spesifikasi,
dokumen lainnya dan data tambahan, serta melengkapinya dengan revisi terakhir.
Sebagai tambahan, Kontraktor harus menyediakan catatan tentang semua
perubahan di lapangan, dan pada kesimpulan pekerjaan, harus menyesuaikan
semua perubahan gambar pada gambar bangunan yang terbangun, dan datadata teknis lainnya, untuk selanjutnya menyerahkan sejumlah salinan yang
diperlukan dari data tersebut kepada Engineer.
Bila diperlukan contoh, maka harus diserahkan dengan tanggungan kontraktor.
Penyerahan contoh tidak boleh lebih dari 21 hari kalender sebelum waktu
pengadaan material, dimana contoh tsb diperlukan untuk kesesuaian dengan
semua bagian pekerjaan. Contoh harus dianalisa terlebih dahulu, dan material
tersebut tidak boleh diproduksi, dikirim ke lapangan atau diaplikasikan pada
pekerjaan apapun tanpa dianalisa terlebih dahulu.
Tiap contoh harus diberi label yang menunjukkan nama barang, nama produsen,
merk dagang, nomor model, nama pemasok/supplier dan referensi pada gambar,
dan spesifikasi teknis.
Contoh yang telah dianalisa, jika Engineer menginginkan, dapat dikembalikan
pada kontraktor untuk diaplikasikan pada pekerjaan.
KOMUNIKASI

Semua komunikasi yang mengacu pada atau berhubungan dengan kontrak ini harus
diidentifikasikan dengan Nomor Kontrak Pemberi Tugas (Owner). Keluaran dari nomor
identifikasi, tanggal harus dikomunikasikan seperti yang telah diatur sbb:
1)

Catatan Kontrak
Semua catatan kontrak yang diberikan dalam kotrak ini harus memadai dalam
bentuk tertulis dan dikirimkan secara langsung ke Pimpinan Proyek, atau dengan
surat tercatat, telex, fax atau kabel. telex, fax atau kabel harus dikonfirmasikan
dalam waktu tiga (3) hari setelahnya.
Catatan kontrak kepada Owner harus ditujukan ke alamat kantor Owner proyek
seperti yang telah ditentukan dan diberi tanda:
Kapada : Direktur Proyek
Catatan kontrak pada kontraktor harus ditujukan ke alamat kantor Kontraktor
Proyek yang telah ditentukan dan diberi tanda:
Kepada : Kontraktor Proyek

2)

Catatan Teknis Proyek

Hal 6

LINGKUP PEKERJAAN

Semua catatan teknis proyek yang diberikan dalam kontrak ini harus memadai
dalam bentuk tertulis dan dikirimkan secara langsung ke Engineer, atau dengan
surat tercatat, telex, fax atau kabel. Telex, fax atau kabel harus dikonfirmasikan
dalam waktu tiga hari setelahnya.
Catatan teknis proyek yang ditujukan pada Engineer harus dialamatkan ke kantor
Engineer Proyek yang telah ditentukan dan diberi tanda:
Kepada : Pimpinan Tim Proyek
Catatan teknis proyek untuk Kontraktor harus dialamatkan ke kantor Kontraktor
Proyek yang telah ditentukan dan diberi tanda: Kepada :
10.0
1)

2)

11.0
1)

PEKERJAAN PEMBERSIHAN
Kontraktor harus mejaga agar pekerjaan, kantor dan area bongkar-muatnya selalu
dalam keadaan rapi, bersih dan aman. Kontraktor harus membersihkan,
membuang dengan benar semua sampah dan limbah yang ditimbulkan dari
kegiatannya. Pada saat penyelesaian pekerjaan, Kontraktor harus memindahkan
perlengkapannya, struktur-struktur sementara, sampah dan material lainnya yang
tidak diinginkan, dari proyek di lapangan serta meninggalkan hasil kerjanya, kantor,
kamp/penampungan, area bongkar-muat di lapangan dalam keadaan teratur dan
aman.
Jika Kontraktor gagal menjaga hasil kerjanya, kantor, kamp/penampungan, area
bongkar-muat seperti yang disebutkan di atas, dan/atau yang telah disyaratkan
dalam Dokumen Kontrak, dan dalam tata cara yang memuaskan Engineer, atau
jika Kontraktor gagal untuk melaksanakan pembersihan atau pemindahan segera
setelah menerima perintah untuk melakukannya, maka Engineer memiliki hak
tanpa pemberitahuan lagi kepada Kontraktor, untuk melaksanakan pembersihan
dan pemindahan dalam tanggungan, risiko dan biaya pada Kontraktor. Engineer
dapat menyimpan barang-barang yang telah dipindahkan ke tempat pilihan
mereka dengan tanggungan, risiko dan biaya dari Kontraktor.
KEAMANAN
Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja, Engineer
mensyaratkan kepada Kontraktor untuk membuat program keselamatan proyek
yang akan disetujui oleh Engineer sebelum memulai berbagai pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan dan menjalankan persetujuan dengan semua
subkontraktornya, dengan standard tertinggi tentang keselamatan dan
pencegahan kecelakaan yang disyaratkan dalam program keselamatan proyek
dan sesuai dengan hukum di Indonesia (Termasuk keputusan Presiden dan
Menteri), peraturan bangunan dan konstruksi, kebijakan, tata cara , sistem dan
aturan (termasuk persyaratan teknis).
Peraturan dengan semua prosedur dan aturan serta persiapan laporan dan bentuk
keluaran dalam keselamatan proyek adalah mandatory (sesuatu yang harus
dilaksanakan). Penyimpangan dari hal tersebut dapat menjadi dasar bagi
pemutusan kontrak. Dalam 14 hari setelah memberi kontrak dan sebelum
melakukan mobilisasi ke lokasi proyek, Kontraktor harus membuat dan
menyerahkan rencana keselamatan yang komprehensif secara tertulis, rincian
program keselamatan yang meliputi semua aspek kegiatan Kontraktor di lokasi
dan semua area kerja, termasuk pekerjaan, kantor, kamp dan area bongkar-muat,
kepada Engineer untuk disetujui. Analisa ataupun persetujuan Engineer tidak
boleh memperingan tanggung jawab Kontraktor tentang keselamatan, dan tidak

Hal 7

LINGKUP PEKERJAAN

2)

3)

4)

5)

12.0

pula membatasi tugas kontraktor untuk mengambil alih segala tindakan yang
mungkin diperlukan untuk membuat dan menjaga kondisi keselamatan kerja di
lapangan.
Kontraktor harus menunjuk Penanggung Jawab/PJ (representative) Keselamatan
Proyek yang terjamin kualitasnya dan bekerja penuh waktu (full time). PJ
Keselamatan Proyek dari pihak Kontraktor harus bertanggung jawab untuk
mengusulkan program keselamatan, memastikan persyaratan keselamatan kerja
di
lapangan
dan
prosedur
yang
akan
digunakan,
mendukung
inspeksi/pemeriksaan keselamatan kerja, dan melaksanakan program aktivitas
keselamatan mingguan. PJ Keselamatan Proyek juga harus bertanggung jawab
atas program survei operasionalnya yang berkelanjutan, untuk memastikan bahwa
kemungkinan-kemungkinan penyebab kecelakaan adalah terkontrol serta
perlengkapan operasional, peralatan dan segala fasilitasnya akan digunakan,
diperiksa dan dipelihara seperti yang disyaratkan dalam peraturan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan.
Engineer harus memiliki hak untuk menghentikan pekerjaan bila terjadi
penyimpangan prosedur keselamatan yang dapat membahayakan manusia
ataupun peralatan. Biaya penghentian kerja dan selisih waktu standby adalah
dalam tanggungan kontraktor. Kegagalan penolakan Kontraktor untuk
memperbaiki penyimpangan yang terjadi dapat menghasilkan pengecualian
kontrak dan/atau pemberhentian dari pekerjaan lapangan sebagai tanggung jawab
dari kegagalan atau penolakannya.
Engineer boleh, atas keinginannya, menolak atau mengganti subkontraktor
kapanpun, yang menurut opini Engineer, memiliki risiko kecelakaan, sakit atau
kerusakan yang tidak dapat diterima pada properti Owner ataupun para pekerja.
Biaya penolakan dan pemindahan tersebut adalah tanggungan kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan laporan kecelakaan yang akurat. Kontraktor harus
menyediakan salinan semua laporan untuk Engineer, termasuk laporan-laporan
yang dibuat pada lembaga pemerintah ataupun perusahaan asuransi yang terkait
dengan kecelakaan di lapangan selama pelaksanaan kerja kontraktor.
Kontraktor harus mengusulkan dan menyediakan izin dan program keselamatan
yang mungkin diperlukan untuk menyesuaikan dengan persyaratan keselamatan
dan kesehatan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.
RENCANA MANAJEMEN LINGKUNGAN KONSTRUKSI

1)

Dalam waktu tujuh (7) hari setelah keluarnya SPMK (Surat Perintah
Melaksanakan Kerja) dan sebelum mobilisasi ke lokasi proyek, Kontraktor harus
membuat dan menyerahkan secara tertulis Rencana Manajemen Lingkungan
Konstruksi, rincian program manajemen lingkungan yang meliputi lingkup kerja
kontraktor di lapangan dan semua area pekerjaan, termasuk pekerjaan, kantor
dan area bongkar-muat, pada Engineer untuk mendapat persetujuan. Persetujuan
Engineer pada program Kontraktor tidak berarti memperingan tanggung jawab
kontraktor untuk menyesuaikannya dengan semua peraturan dan hukum yang
berlaku di kawasan Republik Indonesia.

2)

Jika Kontraktor gagal melaksanakan aktivitas manajemen lingkungan atau


Rencana Manajemen Lingkungan dari kontraktor yang telah disyaratkan, setelah
menerima catatan untuk melakukannya, maka Engineer memiliki hak tanpa
pemberitahuan lagi pada kontraktor, untuk melaksanakan atau menyuruh pihak
lain untuk melaksanakannya, dalam tanggungan, risiko dan biaya pada kontraktor.
Owner harus secepatnya membayar kembali pengeluaran-pengeluaran untuk
pelaksanaan pekerjaan.

Hal 8

LINGKUP PEKERJAAN

13.0

KONSTRUKSI

Kontraktor harus membuat, menyediakan, mengorganisasikan dan menerapkan hal


sebagai berikut :
1)
Tempat Konstrusi dan Perlengkapan Kontraktor
Kontraktor harus menyediakan dan hanya menggunakan tempat konstruksi dan
perlengkapan yang memadai untuk menghasilkan pekerjaan dan bahan material
dengan kualitas dan kuantitas yang disyaratkan oleh kontrak dan dalam waktu
yang tercantum dalam jadwal kontrak konstruksi untuk semua pekerjaan.
Perlengkapan Kontraktor dan subkontraktornya, setiap saat harus dalam keadaan
aman dan dapat digunakan dengan baik. Penggunaan perlengkapan yang tidak
memenuhi standar ini, sebagaimana yang telah ditentukan Engineer, harus
dihentikan sampai perlengkapan diperbaiki. Engineer memiliki hak memerintahkan
Kontraktor untuk memindahkan perlengkapan yang kualitas dan kondisinya di
bawah standard dari lokasi proyek. Tempat konstruksi dan perlengkapan untuk
Kontraktor harus memiliki persetujuan Engineer terlebih dahulu sebelum
mobilisasi perlengkapan ke lokasi proyek. Engineer harus memeriksa ukuran,
kondisi dan jenis perlengkapan serta tarif yang diajukan.
2)
Kantor Kontraktor pada Lokasi Proyek
Selama pelaksanaan kontrak ini, Kontraktor harus menyediakan kantor dan
fasilitas kantor yang sesuai, termasuk ruang rapat proyek di lapangan, yang akan
menjadi tempat bagi personal/ wakil pihak yang berwenang untuk menerima
gambar, instruksi atau komunikasi, ataupun catatan-catatan lainnya. Segala
komunikasi yang diberikan pada wakil pihak kontraktor atau dikirimkan pada
kantor Kontraktor di lapangan atas apabila tidak hadir, harus dipastikan telah
dikirim ke Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan fasilitas kantor dengan
perabot dan perlengkapan kantor yang diperlukan, termasuk (tetapi tidak terbatas
hanya ini) komputer-komputer yang memadai dan peralatan reproduksi gambar
dan dokumen lainnya, untuk mendukung pelaksanaan
dan penyelesaian
pekerjaannya.
3)
Batas Penempatan dan Area Konstruksi
Jalan untuk pekerjaan di lokasi proyek akan digunakan berhubungan oleh
Kontraktor dan semua subkontraktor. Engineer akan menentukan batas akses
jalan, parkir, penyimpanan dan area konstruksi. Kontraktor tidak boleh melewati
batas yang tidak ditetapkan untuk area konstruksi. Dalam kasus pekerjaan
tertutup/ terisolasi yang ditempatkan dalam area tersebut, Engineer akan
mengeluarkan izin pada personel kontraktor spesifik untuk masuk dan
melaksanakan pekerjaan.
4)

5)

6)

Tanda Pengenal Personel.


Tanda pengenal personel harus disediakan oleh kontraktor untuk utilitas pekerjaan,
baik secara langsung maupun tidak langsung di bawah Engineeran Kontraktor.
Tanda pengenal ini harus dipakai secara jelas oleh para pekerja setiap waktu,
pada pekerjaan lapangan .
Larangan Merokok
Larangan merokok dapat diterapkan pada area bebas rokok (non-smoking area)
atau di seluruh area pekerjaan.
Pakaian dan Perlengkapan Personel
Personel kontraktor harus menggunakan helm dengan kode warna (Engineer
akan memberikan warnanya pada saat mengeluarkan kontrak) secara jelas
ditandai dengan nama pekerja dan logo perusahaan, sepatu boot, dan semua

Hal 9

LINGKUP PEKERJAAN

7)

8)

9)

10)

11)

13)

14)

perlengkapan dan pakaian yang diperlukan dan disyaratkan untuk keselamatan


kerja.
Polusi Air
Kontraktor harus menyediakan dan menanggung biaya fasilitas yang sesuai untuk
mencegah masuknya substansi atau material ke dalam sungai atau got/saluran air.
Kontraktor harus setiap saat menyesuaikan dengan Hukum dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia tentang Polusi Air.
Polusi Udara
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaannya dengan tidak mengotori udara
dengan berbagai sumber, baik berupa asap, debu atau pencemaran udara lainnya
yang menyimpang dari hukum dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.
Pengudaraan
1.
Mencegah akumulasi debu, kabut, uap atau gas yang membahayakan di
area kerja selama konstruksi.
2.
Menyediakan ventilasi setempat untuk mencegah kerusakan akibat
akumulasi substansi berbahaya ke udara.
3.
Pembuangan material dengan tatacara yang tidak akan menghasilkan
gangguan yang berbahaya pada manusia atau gangguan maupun efek
lainnya yang mempengaruhi operasi fasilitas eksisting.
4.
Memberikan ventilasi pada ruang penyimpanan yang memuat material yang
berbahaya, mudah terbang ataupun material yang sensitif pada temperatur
tinggi.
Penanda Lokasi
Papan Penanda dan tulisan peringatan atau petunjuk keselamatan dapat diizinkan
di lapangan hanya setelah mendapat persetujuan dari Engineer untuk format,
lokasi dan jumlahnya.
Konstruksi Pintu Masuk / Entrance
Owner harus menyediakan pos beserta penjaganya/satpam di gerbang masuk
yang dapat digunakan oleh kontraktor. Penjaga tersebut akan mengontrol akses
personel kontraktor dan memberitahukan area penerimaan ketika pengiriman
barang telah sampai di gerbang masuk. Pengendara pribadi diperkenankan
masuk hanya untuk pihak yang berwenang dan terkait dengan prosedur.
Pemindahan Perlengkapan, Material dsb, dari Lokasi Proyek
Semua perlengkapan, material, persediaan dan peralatan yang dibawa dari lokasi
harus disertai dengan surat yang dikeluarkan oleh Engineer.
Pencahayaan
Bila pekerjaan dilakukan di malam hari atau bila cahaya di siang hari terhalang,
maka kontraktor harus menyediakan dan menanggung biaya cahaya buatan yang
memadai agar pekerjaan dapat tetap dilaksanakan secara efisien, memuaskan,
aman, dan dapat dilakukan pemeriksaan. Selama periode tersebut, akses ke
tempat pekerjaan harus juga diberi pencahayaan yang jelas. Semua pengkabelan
untuk cahaya listrik dan sumber tenaga harus dipasang dan disediakan dalam tata
cara terbaik (kelas I), dipasang ditempat dengan aman di setiap titiknya, dan harus
dijaga sejauh mungkin dari kabel telephone dan kawat sinyal.

Hal 10

Kondisi Umum

SPESIFIKASI TEKNIS
KONDISI UMUM

1.0

PERSYARATAN UMUM

1.1.

Kontraktor dianjurkan untuk membaca dan membekali dirinya dengan dokumen


Pelaksanaan Tender dan Persyaratan Kontrak dan Gambar Tender, yang terdiri
dari persyaratan esensial untuk Spesifikasi Teknis ini.
Kondisi dan persyaratan bagian ini harus diaplikasikan untuk semua bagian dalam
dokumen volume II, baik yang telah khusus ditetapkan maupun yang tidak.
Kontraktor harus melaksanakan semua pekerjaan yang disebutkan dalam
Spesifikasi Teknis, termasuk Penkondisian Umum dan semua jenis pekerjaan di
tiap-tiap bagian. Kegagalan untuk menetapkan jenis pekerjaan tidak secara
eksplisit disebutkan dalam Spesifikasi atau dalam Dokumen Kontrak, tetapi bila
benar-benar diperlukan, tidak berarti meringankan tanggungjawab kontraktor
untuk melaksanakannya, sesuai dengan sistem perdagangan yang berlaku.
Bila terjadi konflik atau ketidaksesuaian antara gambar dan Spesifikasi Teknis,
maka dokumen paling baru yang harus diikuti dan segala ketidakpastian yang
dimunculkan dalam Spesifikasi Teknis harus disesuaikan dengan kalimat dan
persyaratan yang ditetapkan dalam pasal-pasal persyaratan Umum, Dokumen
Persyaratan Pelaksanaan Tender dan Kontrak.
Proyek ini menggunakan sistem pengukuran metrik (cm, kg) disesuaikan pada
cetakan ketiga Peraturan Pengukuran yang dikeluarkan oleh Kantor Direktorat
Kementrian Pekerjaan Umum 1951, atau Unit Sistem Internasional (SI Unit) oleh
Organisasi Standardisasi Internasional (ISO).

1.2.
1.3.

1.4.

1.5.

2.0
2.1.

2.2.

2.2.1.

2.2.2.
2.2.3.

2.2.4.

2.2.5.

ISTILAH DAN DEFINISI


Istilah dan definisi yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis harus memiliki arti
yang ditujukan untuk itu, kecuali bila isi dari tiap bagian Spesifikasi menafsirkan
lain.
Kontraktor dianjurkan pula untuk mengacu ke dokumen mengenai Kondisi Kontrak,
persyaratan Umum, dan peryaratan Khusus, yang terdiri dari definisi dan
interpretasi sebagai tambahan atau pengganti istilah dan definisi yang disebutkan
di sini.
Persetujuan: Petunjuk yang disetujui oleh Engineer secara tertulis. Kecuali bila
ditetapkan lain, persetujuan dibatasi pada tampilan visual pekerjaan, material atau
komponen yang terlibat dan tidak membebaskan kontraktor untuk menyesuaikan
dengan spesifikasi.
Seperti yang ditunjukkan: Istilah ini berarti seperti yang ditetapkan untuk
Persetujuan di atas.
Seperti yang diperlihatkan dalam gambar: Ini adalah istilah yang diterapkan dalam
spesifikasi yang mensyaratkan Kontraktor mengacu pada gambar untuk jenis-jenis
pekerjaan dan detailnya, untuk kemudian disesuaikan.
Seperti yang telah ditentukan: Istilah ini berarti bahwa pekerjaan yang
dimaksudkan telah dideskripsikan di suatu bagian dalam Spesifikasi Teknis, atau
dalam Dokumen Kontrak, seperti dalam gambar atau dalam BoQ, dan tidak perlu
lagi disebutkan dalam Spesifikasi.
Sementara: Istilah ini berarti fasilitas, perlengkapan atau peralatan, pekerjaan dan
servis yang disyaratkan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
permanen dalam kontrak, baik selamanya maupun hanya sementara.
Hal. 11

Kondisi Umum

2.2.6. Kontraktor: Istilah Kontraktor yang digunakan dalam spesifikasi harus termasuk
semua subkontraktor atau pekerjaan yang diserahkan pada pihak lain, seolah
kontraktor itu sendiri yang melakukan pekerjaan tersebut; dan tidak ada pekerjaan
yang akan dilaksanakan selain oleh kontraktor.
2.2.7. Cuaca: Kondisi cuaca spesifik yang mensyaratkan adanya perhatian dan
perlindungan akibat hujan. Embun, hujan es, angin kencang/badai, cahaya
matahari yang merusak, angin kering, banjir, atau keadaan cuaca lainnya yang
dapat menyebabkan terjadinya kerusakan atau sebaliknya mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan.
3.0

DESKRIPSI PROYEK

3.1

Persyaratan Umum: Kontraktor harus memahami dengan baik bahwa deskripsi


dari lingkup pekerjaan yang telah disebutkan di sini hanya merupakan garis besar
atau hal utama dari semua pekerjaan yang disyaratkan dalam kontrak, dan
kegagalan untuk mendeskripsikan pekerjaan lain yang berhubungan ataupun
sewaktu-waktu diperlukan untuk mendukung pekerjaan utama, tidak berarti
membebaskan Kontraktor dari tanggungjawabnya untuk menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan yang disyaratkan dalam kontrak.

3.2

Lokasi Proyek
Pekerjaan-pekerjaan dan servis yang ada dalam kontrak harus dikirimkan dan
disediakan di lokasi proyek pembetonan ulang/pembangunan prasarana
pendukung dan instalasi gedung parkir, jakarta indonesia.
Pekerjaan proyek pembetonan ulang/pembangunan prasarana pendukung dan
instalasi gedung parkir, Jakarta Indonesia terdiri dari pekerjaan utama beserta
pekerjaan lainnya yang terkait sebagai berikut:
Pekerjaan Persiapan: termasuk mobilisasi, demobilisasi, survey lapangan,
persiapan fasilitas sementara di lapangan dan pekerjaan lainnya yang
berhubungan.
pembetonan ulang/pembangunan prasarana pendukung dan instalasi gedung
parkir dengan luas lantai kotor sekitar 800 meter persegi dengan struktur shear
wall.
Fasilitas-fasilitas pendukung (drainase air hujan dan air buangan, rumah pompa,
tiang pemadam kebakaran, dsb)
Lansekap di sekeliling bangunan.

3.3

3.3.1

3.3.2

3.3.3
3.3.4
4.0

INVESTIGASI DAN KONDISI LAPANGAN

4.1.

Pasal ini digunakan hanya untuk informasi umum. Peserta tender atau Kontraktor
harus memberikan opininya terhadap pekerjaan, dan ia harus membuat
interpretasi/pemahamannya terhadap semua kondisi yang mempengaruhi
pekerjaan yang akan dilaksanakan. Berbagai perubahan yang muncul tidak berarti
membebaskan Kontraktor dari tanggungjawabnya untuk menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan yang disyaratkan dalam kontrak. Kontraktor harus
memahami pernyataan-pernyataan di bawah ini.

4.1.1

Kontraktor memahami bahwa ia telah mengambil langkah yang diperlukan untuk


memastikan kondisi alami lokasi pekerjaan, dan bahwa ia telah menginvestigasi
dan puas dengan kondisi umum dan lokal yang akan mempengaruhi pekerjaan
atau pengeluarannya, termasuk -tetapi tidak terbatas- pada (1)kondisi pendukung
transportasi,
pembuangan,
penggunaan
dan
penyimpanan
material;
Hal. 12

Kondisi Umum

(2)ketersediaan tenaga kerja, air, tenaga listrik dan jalan; (3)ketidaktentuan cuaca,
ketinggian sungai atau kondisi sejenisnya di lapangan; (4)penyesuaian dan
kondisi tanah; dan (5)karakter perlengkapan dan fasilitas yang diperlukan di awal
dan selama pelaksanaan pekerjaan.
4.1.2

Kontraktor juga harus memahami bahwa ia telah mengenal karakter, kualitas dan
kuantitas permukaan dan sub permukaan material atau rintangan yang terkait
dengan pekerjaan yang dikerjakan oleh pihak lain, seperti pemahaman yang
diketahuinya dari gambar dan spesifikasi yang dibuat sebagai bagian kontrak.
Berbagai kegagalan Kontraktor untuk mengambil langkah seperti yang
didekripsikan dan ditentukan dalam paragraf ini tidak membebaskan kontraktor
dari tanggungjawabnya untuk menghitung (mengestimasi) dengan benar kesulitan
dan biaya yang dikeluarkan untuk keberhasilan pelaksanaan pekerjaan, atau
untuk melanjutkan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan tanpa adanya
pengeluaran tambahan pada Owner.

4.1.3

Owner tidak bertanggung jawab untuk segala kesimpulan atau pemahaman yang
dibuat oleh kontraktor berdasarkan pada informasi yang disediakan oleh Owner.
Owner juga tidak bertanggung jawab terhadap pengertian atau representasi yang
dibuat mengacu pada kondisi yang dapat mempengaruhi pekerjaan yang
dilakukan oleh delegasi atau agen sebelum pengambilan keputusan kontrak,
walaupun pengertian atau representasi tsb dinyatakan dalam kontrak ini.

4.2.

Kondisi Meteorologis

4.2.1

Kondisi meteorologis Jakarta pada umumnya tingkat kelembaban tinggi dan


beriklim tropis. Ada dua musim, musim kemarau dari Maret sampai Agustus dan
musim penghujan dari September sampai Februari.
1.
Temperatur dan Kelembaban
Temperature di Jakarta lima tahun terakhir ini maksimum 320 C dan
minimum 130 C. Kelembaban bulanan rata-rata berperubahan antara 73 %
dan 84%, dan perubahan perjam dan perbulan relatif kecil.
2.
Curah hujan
Curah hujan rata-rata pertahun di Jakarta relatif besar, sekitar 2,323 mm.
Selama musim kemarau, curah hujan rata-rata perbulan sekitar 151mm.
Pada musim hujan tercatat sekitar 236.

5.0

MEMBEDAKAN KONDISI LAPANGAN

5.1

Kontraktor harus secepatnya, dan sebelum kondisi terganggu, memberikan


laporan tertulis pada Engineer berupa (1) sub permukaan atau kondisi fisik khusus
di lapangan dibedakan berdasarkan material dari yang diindikasikan dalam
kontrak ini, atau (2) kondisi fisik lapangan yang tidak diketahui, berupa kondisi
alami yang tidak biasa, yang materialnya lain dari yang biasa dan umumnya dibuat
sebagai pekerjaan turunan dari karakter dalam kontrak.

5.2

Engineer harus mengintesvigasi kondisi lapangan secepatnya setelah menerima


catatan. Bila kondisi material sangat berbeda dan menyebabkan kenaikan atau
penurunan biaya Kontraktor, atau waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan
segala macam bagian pekerjaan dalam kontrak ini, apakah diubah atau tidak
sebagai hasil dari kondisi tsb, maka penyesuaian yang setara harus dibuat dalam
pernyataan dan kontrak yang dibuat tertulis.

Hal. 13

Kondisi Umum

5.3

6.0
6.1
6.2.1

6.2.2

6.2.3

6.2.4

6.2.5

Tidak ada permintaan penyesuaian setara oleh Kontraktor untuk kontrak dalam
pernyataan ini yang diperkenankan, walaupun kontraktor telah memberikan
catatan tertulis yang diperlukan; disediakan, pada waktu yang telah ditetapkan
dalam (pernyataan 5.1) di atas, untuk memberikan catatan tertulis yang mungkin
diteruskan oleh Engineer.
GAMBAR DAN PRIORITAS DOKUMEN
Gambar Tender
Gambar untuk Tender dan kontrak proyek yang disebutkan dalam dokumen
gambar tender, gambar detail desain untuk konstruksi bangunan dengan nomor
dan judul telah disebutkan pada permulaan dokumen tersebut.
Gambar-gambar pekerjaan utilitas berupa diagram dan mengindikasikan susunan
umum dari sistem dan pekerjaan yang disyaratkan dalam kontrak. Kontraktor
harus melaksanakan pemeriksaan dan pengujian yang benar dari gambar-gambar
ini, sebelum peaksanaan pekerjaan, untuk memastikan tidak akan terjadi
penyimpangan. Bila terdapat ketidaksesuaian dalam gambar dengan pekerjaan
lainnya; kontraktor harus memberitahukan hal ini pada Engineer untuk klarifikasi.
Jika terjadi ketidakpastian antara gambar dengan spesifikasi, hal tersebut harus
didasarkan pada yang dispesifikasikan dalam Lingkup Pekerjaan dan Peruntukan
Umum ini.
Gambar-gambar di atas yang mendasari kontrak akan berupa gambar-gambar
yang disediakan untuk Tender dan gambar-gambar yang lebih jauh disediakan
dan dikeluarkan selama pelaksanaan pekerjaan dimana dan bilamana diperlukan.
Gambar detail pelaksanaan.

6.2
Prioritas Dokumen
6.2.1 Preseden Dokumen Kontrak untuk tujuan pemecahan konflik yang mungkin timbul,
harus disesuaikan dengan urutan prioritas sbb :
a.
Amandemen pada Kontrak
b.
Persetujuan, jika ada
c.
Formulir Persetujuan Kontrak
d.
Pasal-pasal Kontrak
e.
Spesifikasi Teknis
f.
Gambar-gambar
g.
BoQ
6.2.2 Lembaran lampiran harus mengambil preseden dari standardisasi atau formulir
dokumen.
6.2.3 Selain preseden dokumen kontrak dalam pernyataan 6.2.1 di atas, segala
ketidakpastian masalah teknis yang muncul dari dokumen teknis harus
dipecahkan dengan cara sbb:
a.
Ketidaksesuaian/ ketidakpastian antara Spesifikasi dan Gambar
Segala sesuatu yang disebutkan dalam Spesifikasi dan tidak ditunjukkan
dalam gambar, atau ditunjukkan dalam gambar tetapi tidak disebutkan
dalam spesifikasi, dapat memberikan efek seolah ditunjukkan dan
disebutkan pada keduanya. Dalam kasus adanya perbedaan antara gambar
dan Spesifikasi, keputusan Engineer akan menjadi keputusan akhir.
b.
Ketidaksesuaian antar Gambar
Untuk Ketidaksesuaian antar Gambar, pemahaman atau keputusan
Engineer akan menjadi keputusan akhir.

Hal. 14

Kondisi Umum

7.0

PEKERJAAN OLEH PIHAK LAIN

7.1
Sebelum Pelaksanaan Kerja
7.1.1 Orang yang melakukan Tender atau Kontraktor dianjurkan untuk memeriksa dan
memfoto pekerjaan proyek (atau pekerjaan di lapangan) yang dilakukan oleh
pihak lain untuk pekerjaan dalam kontrak ini, dan diperlukan untuk
menyambungkan atau menyatukan pekerjaannya.
7.1.2 Jika memungkinkan, Engineer akan melengkapi gambar yang akan dibangun (as
built drawing) dengan pekerjaan sebelumnya untuk dimanfaatkan kontraktor guna
mengenali kondisi eksisting. Kontraktor dianjurkan untuk melakukan pengukuran
lapangan untuk semua pekerjaan dimana ia akan mengaplikasikan pekerjaannya.
7.1.3 Bila ada bagian pekerjaan kontraktor yang diperlukan untuk pelaksanaan atau
hasil yang benar sebelum pelaksanaan pekerjaan oleh Kontraktor lain, Kontraktor
harus secepatnya- sebelum pelaksanaan pekerjaan - melaporkan pada Engineer
segala ketidaksesuaian atau penyimpangan dalam pekerjaan lain tsb yang akan
mempengaruhi penerimaan pada pekerjaan sebelumnya (kecuali jika
menimbulkan penyimpangan pekerjaan oleh pihak lain yang nantinya akan terlihat
dengan jelas).
Jika Kontraktor menyebabkan kerusakan pada pekerjaan atau properti Owner
atau pada pekerjaan lainnya di lapangan, Kontraktor harus secepatnya mengganti
kerusakan tsb.
7.1.4 Kontraktor juga perlu menyesuaikan dengan persyaratan dalam paragraf 5.0,
Membedakan Kondisi Lapangan.
7.2
7.2.1

7.2.2

7.2.3

7.2.4

7.2.5
7.2.6

Pekerjaan oleh pihak lain yang terkait dengan pekerjaan ini


Owner berhak untuk melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan proyek
dengan usahanya sendiri dan untuk menandatangani kontrak terpisah dalam
hubungannya dengan bagian lain dari proyek atau pekerjaan lainnya dalam lokasi
proyek dibawah kondisi ini atau kondisi sejenis dari kontrak. Jika kontraktor
menuntut adanya penundaan atau biaya tambahan karena tindakan yang
dilakukan oleh Owner, maka ia harus membuat tuntutan seperti yang telah
disebutkan di salah satu bagian Dokumen Kontrak.
Bila kontrak terpisah telah ditandatangani untuk bagian berbeda dari proyek atau
pekerjaan lapangan lainnya, istilah Kontraktor dalam Dokumen Kontrak dalam
tiap kasus memiliki arti: Kontraktor yang melaksanakan tiap bagian pekerjaan
yang tercantum dalam Persetujuan Kontraktor.
Kontraktor harus memberikan kesempatan kepada Owner dan Sub kontraktor
untuk mengetahui, tempat penyimpanan dan perlengkapan, pelaksanaan kerja
dan harus menghubungkan dan mengkoordinasikan pekerjaannya dengan mereka
seperti yang disyaratkan oleh Dokumen Kontrak.
Bila ada bagian pekerjaan kontraktor yang harus dilakukan namun harus sangat
terkait dengan eksekusi atau hasil yang benar dari pelaksanaan pekerjaan
sebelumnya oleh Kontraktor lain, Kontraktor harus secepatnya- sebelum
pelaksanaan pekerjaan - melaporkan pada Engineer segala ketidaksesuaian atau
penyimpangan dalam pekerjaan lain tsb. Kegagalan Kontraktor untuk
melaporkannya dapat memperlambat penerimaan Owner atau Kontraktor lainnya
(kecuali jika menimbulkan penyimpangan pekerjaan oleh pihak lain yang nantinya
akan terlihat dengan jelas).
Segala biaya yang disebabkan oleh penyimpangan atau waktu terbuang harus
ditanggung oleh pihak yang bertanggung jawab untuk itu.
Jika Kontraktor menyebabkan kerusakan pada pekerjaan atau properti Owner
atau pada pekerjaan lainnya di lapangan, Kontraktor harus secepatnya mengganti
kerusakan tsb.
Hal. 15

Kondisi Umum

7.3

8.0

Pekerjaan Selanjutnya: Kontraktor harus mempersiapkan pekerjaan selanjutnya


(sesuai kontrak) seperti yang ditunjukkan atau tercantum dalam gambar atau
disebutkan dalam Spesifikasi. Jika beberapa pekerjaan yang terkait dengan
pekerjaan selanjutnya, yang akan diperlukan untuk pelaksanaan kerja tetapi tidak
ditunjukkan atau disebutkan dalam Dokumen Kontrak ini, maka Kontraktor harus
memberitahukannya pada Engineer, yang akan memberikan masukan.
PENGGUNAAN LOKASI OLEH KONTRAKTOR

8.1

Kontraktor harus mempersiapkan rencana layout konstruksi di lapangan, membuat


gambar berskala, menunjukkan fasilitas yang diusulkan dan usulan kontraktor
tentang drainase jalan, fasilitas penyimpanan, parkir, tempat utama, kantor di
lapangan, dsb yang bersifat sementara. Kantraktor harus menyerahkan 4 copy
dokumen kepada Engineer untuk mendapatkan persetujuan minimal 2-minggu
sebelum konstruksi dimulai.

8.2

Menyediakan dan memelihara akses ke lokasi untuk para pejalan kaki maupun
pengiriman material dan perlengkapan. Menyediakan semua jembatan, goronggorong, penanaman, penumpukan bebatuan untuk alas jalan, dsb yang bersifat
sementara, diperlukan untuk memastikan akses berkelanjutan untuk semua
tempat penyimpanan dan area pekerjaan. Relokasi pekerjaan sementara yang
diperlukan, selama pelaksanaan pekerjaan dan memindahkannya kembali pada
saat penyelesaian proyek untuk agar hasil pekerjaan diterima oleh Engineer.

8.3

Pembatasan kegiatan di lapangan dapat dilakukan berdasarkan:


a.
Hukum
b.
Peraturan Lokal
c.
Perizinan
d.
Dokumen Kontrak
e.
Owner
f.
Engineer

8.4

Jika memungkinkan, hanya material yang diperlukan untuk kemajuan kerja saja
yang dibawa ke lokasi proyek.

8.5

Pelaksanaan Pekerjaan harus sesuai dengan permintaan dan larangan dari


Owner yang mengacu pada:
a.
Prosedur Akses
b.
Identifikasi untuk para pekerja
c.
Obat-obatan, senjata & minuman beralkohol
d.
Transportasi untuk pekerja
e.
Pemeriksaan Keamanan
f.
Keamanan dan Pencegahan Kebakaran
g.
Pengendalian Polusi
h.
Prosedur Cuaca Darurat
i.
Persyaratan lain dan pembatasan/pelarangan yang tidak diperlihatkan
selama pelaksanaan pekerjaan.
Mencegah pengotoran (dengan tanah) pada jalan-jalan umum, membersihkan
semua sampah yang tertinggal di jalan umum ataupun jalur pejalan kaki.
Mencegah kerusakan pada jalan umum ataupun jalur pejalan kaki oleh
perlengkapan dan mesin, dan menanggung semua konsekuensi dan kerugian
yang muncul sebagai akibat dari kerusakan tsb. Mengkoordinasikan dengan

8.6

Hal. 16

Kondisi Umum

kebijaksanaan lokal tentang perpindahan menuju dan dari lokasi,


menyesuaikan dengan segala peraturan tentang perpindahan lalu lintas.

dan

8.7

Pekerjaan Lapangan Sementara

8.7.1

Kontraktor akan disediakan area untuk melaksanakan Pekerjaan Lapangan


Sementara. Area tersebut tidak dikenakan biaya apapun. Kontraktor harus
mereklamsi, menggali atau mengurug area dengan biayanya sendiri, jika
diperlukan.
Bila kontraktor perlu untuk menggunakan area selain yang telah disediakan oleh
Owner, maka kontraktor harus mengaturnya sendiri dengan tanggungjawab dan
biayanya sendiri.
Untuk area, baik yang telah direncanakan oleh Engineer maupun yang diaturnya
sendiri untuk Pekerjaan Lapangan Sementara, kontraktor disyaratkan untuk
membuat rencana konstruksi dan lay out untuk Pekerjaan Lapangan Sementara
termasuk pemasangan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan.

8.7.2

8.7.3

8.8
8.8.1

8.8.2

8.8.3

8.8.4
8.8.5

9.0
9.1

Pembersihan Lokasi Proyek


Kontraktor harus membongkar fasilitas eksisting dan utilitas yang berhubungan
atau berdekatan pada lokasi proyek, jika ada, dan memindahkan dari lokasi dan
membuangnya ke area yang disetujui oleh Engineer.
Kontraktor harus melaksanakan pembersihan site secara keseluruhan sebelum
pelaksanaan pekerjaan yang ada dalam kontrak. Limbah, akar-akar pohon dan
pembuangan pada area yang telah ditentukan oleh Engineer dilakukan dengan
tata cara yang memuaskan bagi Engineer.
Pohon-pohon eksisting di lokasi, yang dapat merusak pekerjaan atau yang tidak
diperlukan lagi, harus dipindahkan oleh Kontraktor seperti yang diperintahkan oleh
Engineer, selain yang tela ditentukan oleh Engineer untuk utilitas sebagai bagian
pekerjaan lansekap.
Segala jenis pasir dan tanah di lokasi tidak boleh digunakan atau dipindahkan dari
lokasi tanpa mendapat izin dari Engineer terlebih dahulu.
Penyelesaian
1) Selama atau sebelum penyelesaian pekerjaan - jika disyaratkan atau
diperintahkan struktur-struktur dan pemasangan sementara harus
dipindahkan.
2) Area eksterior yang digunakan untuk pekerjaan atau pemasangan sementara
harus dikembalikan pada kondisi semula sedapat mungkin atau dengan kata
lain diselesaikan seperti yang disyaratkan.
PENEMPATAN OLEH OWNER
Owner berhak menempati sebagian atau seluruh hasil pekerjaan sebelum seluruh
pekerjaan selesai.
Penempatan tersebut tidak boleh dilakukan sebelum waktu yang disetujui
bersama oleh Owner dan kontraktor, dan bila perusahaan asuransi yang
menyediakan asuransi properti telah terlibat dengan adanya pengesahan
terhadap kebijakan tersebut. Asuransi ini tidak boleh dibatalkan atau diubah oleh
Kontraktor Konstruksi Umum dan oleh perusahaan asuransi untuk penempatan
tersebut atau penggunaan yang tidak beralasan.
Sebagian atau seluruh penggunaan atau penempatan proyek oleh Owner tidak
boleh terhitung sebagai penerimaan pekerjaan sehubungan dengan Dokumen
Kontrak.
Hal. 17

Kondisi Umum

Bila Owner menempati bagian dari proyek, maka Owner tidak boleh melakukan
penerimaan pekerjaan sehubungan dengan tanggungjawab kontraktor dan Owner
yang telah ditetapkan.
9.2

9.2.1
9.2.2
9.2.3

9.3

10.0

Kontraktor harus menjadwal kegiatannya untuk memfasilitasi penyelesaian bagian


pekerjaan yang telah ditentukan untuk penempatan oleh Owner, sebelum
penyelesaian seluruh pekerjaan
Membuat sertifikat penyelesaian substansial sesuai dengan pernyataan 33.2
untuk masing-masing bagian pekerjaan sebelum penempatan oleh Owner.
Melaksanakan pembersihan akhir sesuai dengan pernyataan 34.0
Setelah penempatan Owner, kontraktor harus mengizinkan :
a)
Akses untuk personel Owner
b)
Akses untuk orang umum
c)
Persiapan sistem Elektrikal
d)
Penggunaan sistem Telephone
Selama penempatan, Owner akan menyediakan (dalam area yang telah
ditentukan):
a)
Pengoperasian Sistem Elektrikal
b)
Pengoperasian SistemTelephone
c)
Keamanan Publik
KOORDINASI PROYEK

10.1 Engineer harus membuat garis otoritas dan komunikasi di lapangan.


10.1.1 Menjadwal dan mengadakan rapat pra konstruksi dan rapat kemajuan.
10.1.2 Membuat prosedur komunikasi intra proyek :
- Pengumpulan
- Laporan dan Catatan
- Gambar-gambar Rekomendasi
- Jadwal-jadwal
- Pemecahan masalah/ konflik
10.1.3 Mengendalikan penggunaan lokasi:
- Membahas teknis lapangan dan lay out site.
- Mengalokasikan ruang untuk tiap penggunaan kontraktor untuk kantor di
lapangan, dan area penyimpanan.
10.1.4 Pemeriksaan dan pengujian :
Memeriksa pekerjaan untuk memastikan bahwa pekerjaan tsb dilaksanakan
sesuai dengan persyaratan Dokumen Kontrak.
Menghentikan pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan Dokumen
Kontrak:
- Mengadakan pengujian dan pemeriksaan khusus untuk pekerjaan yang
dicurigai.
- Menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan Dokumen Kontrak
- Mengkoordinasi Pelayanan Pengujian Laboratorium
- Memastikan bahwa personel laboratorium yang disyaratkan hadir.
- Memastikan bahwa pengujian dibuat sesuai dengan standard yang telah
ditentukan.
- Menganalisa laporan pengujian agar sesuai dengan kriteria yang ditentukan
- Merekomnedasikan dan mengatur pengujian kembali
10.1.5 Mengamati pekerjaan pembersihan periodik oleh kontraktor dan mengusahakan
kesesuaian dengan spesifikasi yang digunakan.
10.2 Tugas Kontraktor
Hal. 18

Kondisi Umum

10.2.1 Memberikan izin dan persetujuan yang disyaratkan untuk pembangunan


permanen atau untuk fasilitas sementara.
10.2.2 Memastikan bahwa subkontraktor telah memenuhi persyaratan pemeriksaan.
10.2.3 Koordinasi Umum pekerjaan proyek yang dilakukan oleh subkontraktor
10.2.4 Jadwal konstruksi:
- Mengkoordinasikan jadwal beberapa subkontraktor.
- Mengobservasi pekerjaan tiap subkontraktor dan mengamati kesesuaiannya
dengan jadwal :
- Memastikan bahwa tenaga kerja dan perlengkapan telah memadai untuk
melaksanakan jadwal
- Memastikan bahwa produk yang dikirimkan telah memadai untuk
melaksanakan jadwal
- Mengidentifikasikan perubahan potensial antara yang telah dijadwal dengan
kemungkinan waktu penyelesaian untuk tiap tahap.
- Merekomendasikan pada Engineer penyesuaian jadwal agar sesuai dengan
waktu penyelesaian yang diperlukan.
- Sesuaikan jadwal semua subkontraktor seperti yang telah ditentukan.
- Dokumentasikan semua perubahan dalam jadwal dan serahkan pada
Engineer, dan semua subkontraktor yang terlibat
10.2.5 Mengamati penggunaan fasilitas dan utilitas sementara :
- Memastikan bahwa telah tersedia servis yang memadai
- Memeriksa pengoperasian dan perawatan
- Membuat administrasi penggunaan fasilitas Owner
10.2.6 Mengatur pengiriman produk perlengkapan Owner :
- Memeriksa kondisi selama pengiriman
- Menyerahkannya pada subkontraktor terkait dan menyediakan surat
penerimaan
- Memberitahukan ke Engineer
10.2.7 Perubahan dan Penggantian:
- Merekomendasikan perubahan yang diperlukan atau memungkinkan ke
Engineer
10.2.8 Membuat laporan dan catatan pada pekerjaan lapangan dan memberikan satu
salinannya ke Engineer: catatan harian dan ringkasan mingguan kemajuan
pekerjaan tiap kontraktor, yang mencatat:
- Kontrak
- Gambar seperti yang telah dibangun/ As-Built Drawings
- Spesifikasi (dengan revisi)
- Gambar detail pelaksanaan, data dan contoh produk yang telah disetujui
- Urutan Perubahan
- Perintah di lapangan dan/atau petunjuk tertulis
- Catatan pengiriman material dan perlengkapan
- Korespondensi
- Peraturan yang digunakan dan skedul standard konstruksi yang digunakan
(masing-masing revisinya)
- Foto-foto konstruksi
- Informasi dari kontraktor
10.3 Koordinasi dengan kontraktor pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
10.3.1. Mengkoordinasikan pekerjaan dan jadwal pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal Memastikan secara berkala, pengiriman produk untuk pekerjaan pemasangan
- Memastikan bahwa tenaga kerja dan material telah memadai untuk
melaksanakan jadwal.

Hal. 19

Kondisi Umum

10.3.2.

Mengadakan konferensi antara kontraktor utama Mekanikal/ Elektrikal dan pihak


lain yang terlibat, yang diperlukan untuk:
- Mendiskusikan kemajuan pekerjaan Mekanikal/ Elektrikal
- Merekomendasikan perubahan jadwal yang diperlukan
- Memecahkan masalah
10.3.3. Mengkoordinasikan pemasangan, pengoperasian dan perawatan utilitas
Mekanikal/ Elektrikal semetara untuk menyesuaikannya dengan persyaratan
proyek dan dengan dokumen kontrak; memastikan servis yang diperlukan di
lokasi telah memadai
10.3.4. Menginformasikan Engineer untuk memeriksa pengujian yang diperlukan dan
membuat catatan pengujian:
- Agen penguji dan nama pemeriksa
- Subkontraktor
- Wakil Produsen yang hadir
- Tanggal dan Waktu Pengujian
- Jenis produk atau perlengkapan
- Jenis pengujian dan hasilnya
- Pengujian kembali yang disyaratkan oleh Engineer
10.3.5 Memastikan bahwa subkontraktor membuat dokumen catatan yang akurat
10.3.6 Mempersiapkan usulan dan permintaan untuk sub bagian dan perubahan untuk
Engineer
- Memeriksa kesesuaian dengan Dokumen Kontrak
- Memastikan kesesuaian dengan pekerjaan dan perlengkapan oleh pihak lain
- Memberitahukan keputusan Engineer dan informasi yang berhubungan,
pada subkontraktor
10.3.7. Memeriksa pekerjaan Mekanikal/ Elektrikal agar sesuai dengan Dokumen
Kontrak.
10.3.8. Menyusun dokumentasi untuk penanganan aduan atau perselisihan dengan
pihak Mekanikal/ Elektrikal yang terlibat
10.3.9. Mempersiapkan jadwal konstruksi sesuai dengan paragraf
10.3.10. Memproses gambar detail pelaksanaan, data dan contoh produk sesuai dengan
paragraph
10.3.11. Mempersiapkan gambar koordinasi berdasarkan gambar detail pelaksanaan
atau informasi yang diserahkan oleh berbagai subkontraktor. Sebelum
penyerahan pada Engineer, periksa terlebih dahulu agar sesuai dengan
dokumen kontrak.
10.4

Tugas Subkontraktor : Tiap subkontraktor harus:


a.
Mengkoordinasi pekerjaan para pekerjanya
b.
Mengatur dan memeriksa pekerjaannya untuk memastikan kesesuaian
dengan jadwal
c.
Mengkoordinasikan pekerjaannya dengan subkontraktor lain dan pekerjaan
oleh Owner
d.
Menyesuaikan dengan perintah dan petunjuk Kontraktor
e.
Sebelum memulai pekerjaan, temui subkontraktor untuk pekerjaan yang
terkait di lapangan. Bahas area yang potensial terganggu dan pecahkan
konflik sebelum memulai pekerjaan.

10.5 Catatan Proyek


10.5.1 Kontraktor harus: menyediakana di lapangan satu salinan :
- Kontrak
- Gambar seperti yang telah dibangun / As-Built Drawings
- Spesifikasi (dengan revisi)
Hal. 20

Kondisi Umum

Gambar detail pelaksanaan, data dan contoh produk yang telah disetujui
Urutan Perubahan
Perintah di lapangan dan/atau petunjuk tertulis dari Engineer
Catatan Pengujian di lapangan
Catatan pengiriman material dan perlengkapan
Korespondensi
Peraturan yang digunakan dan skedul standard konstruksi yang digunakan
(masing-masing revisinya)

Foto-foto konstruksi
Informasi dari subkontraktor

10.5.2 Menyimpan dokumen dan contoh pada kantor kontraktor di lapangan, terpisah dari
dokumen yang digunakan uintuk konstruksi
- Menyediakan buku file dan rak penyimpanan dokumen
- Menyediakan lemari terkunci untuk mengamankan penyimpanan contohcontoh
- Menjaga dokumen dalam keadaan bersih, kering, dan dalam susunan yang
baik
- Jangan menggunakan catatan dokumen untuk tujuan konstruksi
- Buat agar dokumen dan contoh tersedia setiap saat untuk pemeriksaan oleh
Engineer
10.5.3 Label untuk tiap dokumen CATATAN PROYEK dengan huruf-huruf yang dicetak
berukuran besar. Catatan informasi seperti yang dibangun, segera setelah
kemajuan konstruksi. Jangan menutup/ melapisi pekerjaan apapun hingga
informasi seperti yang telah dibangun selesai dicatat
10.5.4 Bubuhkan tanda pada gambar untuk mencatat konstruksi aktual :
- Kedalaman berbagai elemen pondasi dalam hubungannya dengan ketinggian
finishing lantai dasarnya
- Lokasi horizontal dan vertikal utilitas dan perlengkapan bawah tanah,
mengacu pada permukaan permanen yang dibuat
- Lokasi utilitas dan perlengkapan internal yang tertutup konstruksi, mengacu
pada elemen struktur yang terlihat dan dapat diakses
- Perubahan di lapangan terhadap dimensi dan detail
- Perubahan yang dibuat oleh perintah di lapangan dari berbagai sumber
- Detail-detail yang tidak ada dalam gambar-gambar kontrak asli
10.5.5 Bubuhkan tanda pada tiap bagian spesifikasi untuk mencatat :
- Produsen, merk dagang, nomor katalog, dan pemasok tiap produk dan barang
perlengkapan yang telah terpasang
- Perubahan yang dibuat oleh perintah di lapangan dari berbagai sumber
10.5.6 Menyerahkan catatan proyek ke Engineer pada saat penyelesaian proyek, sesuai
dengan paragraf
10.5.7 Mengirimkan secara mingguan pada Engineer laporan (dalam format yang
disetujui) yang meliputi jumlah orang yang dipekerjakan tiap harinya, ringkasan
semua material yang dikirimkan ke lokasi, material pemasangan dan
perlengkapan yang digunakan, kondisi cuaca tiap hari, dan pekerjaan yang telah
diselesaikan minggu lalu dan menghitung persen penyelesaian, pelaksanaan
pengujian, dsb.
11.0
11.1
11.2
11.3

PEMOTONGAN
Kontraktor harus menjadwal, mengkoordinasikan dan membuat layout pekerjaan
untuk menghindari pemotongan pekerjaan yang telah selesai
Gali dan Urug bila diperlukan untuk menemukan/membongkar pekerjaan
Jangan mengurangi pekerjaan kontraktor lain tanpa persetujuan Engineer
Hal. 21

Kondisi Umum

11.4

11.5
11.6
11.7

11.8

12.0
12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

Sebelum pemotongan, shore, pengkaku, atau bagian pendukung pekerjaan


lainnya yang terkait seperti yang disyaratkan untuk membuat kesatuan struktural,
sediakan perlindungan dan lindungi pekerjaan di sekelilingnya yang telah
difinishing.
Potong dan pindahkan hanya sejumlah yang dibutuhkan
Kembalikan pekerjaan yang telah dipotong atau dipindahkan. Pasang produk baru
untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan persyaratan Dokumen kontrak
Mengulang finishing permukaan seperti yang dibutuhkan untuk:
a. Permukaan menerus : ke bagian pertemuan/sambungan terdekat
b. Rakitan: Finishing ulang seluruhnya
Pembayaran untuk Pemotongan
a. Biaya untuk waktu terbuang atau pekerjaan yang menyimpang, atau pekerjaan
yang tidak sesuai dengan Dokumen Kontrak (termasuk kompensasi untuk
servis pelaksanaan teknis yang diperlukan): adalah tanggung jawab kontraktor
untuk waktu terbuang, pekerjaan yang ditolak dan pekerjaan yang tidak sesuai.
b. Pekerjaan yang telah dilakukan berdasarkan petunjuk tertulis dari Engineer
(selain pekerjaan yang menyimpang atau tidak sesuai) ditanggung oleh Owner
STANDAR DAN PERATURAN
Aturan dan standar yang telah disebutkan mungkin saja tidak seluruhnya
komprehensif. Persyaratan dari pihak pembuat peraturan lainnya yang memiliki
keputusan resmi harus diaplikasikan, kecuali bila khusus dinyatakan tidak dapat
diaplikasikan.
Referensi peraturan dan standar dalam spesifikasi ini dipilih dengan inisial yang
diberikan, dilanjutkan dengan publikasi yang sesuai atau nomor seri dengan judul
masing-masing publikasi.
Nomor Publikasi yang digunakan adalah nomor yang dipilih dalam indeks atau
katalog pihak terkait, assosiasi atau organisasi yang mengeluarkan dokumen yang
berhubungan.
Bila dapat diaplikasikan, standar setara dari pihak terkait, assosiasi atau
organisasi atau hal serupa dari negara lain, dapat ditawarkan untuk digunakan
sebagai standar yang disebutkan dalam bagian teknis, menyediakan penggantian
dan penggunaan untuk :
a. Membandingkan dengan standar dimana pengganti diusulkan dan dibedakan
hanya dalam bahasa umum, konteks dan sebagian kecil aspek detail
b. Dapatkan hasil yang dapat dibandingkan dalam hal kualitas dan utilitas atau
pekerjaan seperti yang ada dalam spesifikasi ini
Usulan standar pengganti seperti yang disyaratkan di atas harus diserahkan
sebagai bagian dari pengumpulan awal. Pengganti standar setelah itu tidak akan
diperkenankan atau disetujui.

12.6 Standar dan Peraturan


12.6.1 Standar-standar dan peraturan berikut ini akan dapat digunakan untuk pekerjaan,
kecuali bila ditetapkan lain dalam tiap bagian spesifikasi.
a. Pekerjaan Sipil
1)
Standard spesifikasi Patron Perencanaan metrik Jalan Raya -No.13/1970
2)
Peraturan Pembebanan Indonesia 1983
3)
Peraturan Beton Indonesia 1994
4)
Pedoman Pelaksanaan Perbaikan Lingkungan Perumahan Kota 1987
5)
Buku Pedoman Perencanaan Untuk Struktur Beton Bertulang 1987
Hal. 22

Kondisi Umum

6)
7)
8)
10)
11)
12)

PPBI 1987
Tata Cara Pemasangan Blok Beton Terkunci untuk permukaan jalan 1990
Tata Cara Perencanaan Umum Drainage Perkotaan 1990
Spesifikasi Bukaan Pemisah Jalur 1990
Standard jalan Perkotaan 1987
Peraturan lain yang berhubungan dengan konstruksi di Indonesia

b)
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Pekerjaan Arsitektural
ASTM Standard
Peraturan Bangunan Nasional
Standard Industri Indonesia
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5 PKKI 1961 (SNIT-05-1990)
Spesifikasi Koordinasi Modular untuk Bangunan Rumah dan Gedung
Spesifikasi Ukuran Terpilih untuk Bangunan Rumah dan Gedung
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan Bangunan dari Logam
Besi/Baja)
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian C (Bahan Bangunan dari Logam bukan
Besi)
Tata Cara Pencegahan rayap pada Pembuatan Bangunan Rumah dan
Gedung
Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung
Tata Cara Pengecatan Logam
Tata Cara Pengecatan genteng Beton
Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dan cat Emulsi
Spesifikasi Bangunan Tepi Jalan
Spesifikasi Kuda-Kuda balok paku tipe 30/6
Petunjuk Perencanaan Bangunan dan Lingkungan untuk Pencegahan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung
Peraturan lain yang berhubungan dengan konstruksi di Indonesia

8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
c.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

13)
14)

Pekerjaan Struktural
Peraturan Pembebanan Bangunan Indonesia 1983
Peraturan Beban Gempa untuk Bangunan Indonesia 1987
Peraturan Beton Tulangan Indonesia 1971
Peraturan Bangunan Baja Indonesia 1983
Elastyc Analysys of Reionforced Concrete Section
Ultimate Strength Analysis of Reinforced Concrete Section
Analysis of Reinforced Concrete Column Section
Manual Planning Book for Reinforcement Concrete Structures &
Rinforcement Wall Structures for a Building 1983
American Society for Testing & Materilas (ASTM)
Building Code Requirement for Reinforced Concrete (ACI 318-83)
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI 61
Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung; SKBI-2.3.53.1987 UDC :
699.81:624:04
Standar Industri Indonesia (SII)
Peraturan lain yang berhubungan dengan konstruksi di Indonesia

d.
1)
2)

Pekerjaan Electrical
PUIL (Peraturan Umum Instalasi listrik Indonesia) 2000
PUIPP (Peraturan Umum Penangkal Petir Indonesia)

9)
10)
11)
12)

Hal. 23

Kondisi Umum

3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)

Pedoman Engineeran Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja &


Transmigrasi no 59/DP/1980
Peraturan Telekomunikasi 1989.
IEC (International Electrotechnic Stdanard USA)
VDE (German Electrotechnic Stdanard)
NEC (National Electric Code USA)
NEPA (Nation Fire Protection Association)
CCIT (International Code for Telecomunication)
Electrical Design Stdanards for Ministry of Construction, Japan
Japanese Industrial Stdanard (JIS)
Peraturan lain yang berhubungan dengan konstruksi di Indonesia

e.
1)
2)

Pekerjaan Mekanikal/Plumbing
Pedoman Plumbing Indonesia 1979-Departemen Pekerjaan Umum
Pedoman Instalasi Alaram Kebakaran Otomatik 1980 (Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI)
3)
Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.3 Tahun 1975, tentang
Ketentuan Penanggulangan Bahaya Kebakaran
4)
Pedoman penanggulangan bahaya kebakaran th. 1980 (Departemen PU).
5)
Peraturan Pokok Teknik Penyehatan mengenai air minum dan air buangan,
rancangan 1986 dari Dirjen Cipta Karya, Direktorat Teknik Penyehatan
6)
Peraturan Instalasi Air Minum dari PAM Batam
7)
Algemeene Voorwarden Voor Drink Water Instalatir (AVWI)
8)
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
No.
173/Men.Kes/Per/VIII/77, tentang Engineeran Pencemaran Air dari Badan
Air untuk berbagai kegunaan yang berhubungan dengan kesehatan
9)
National Standard Plumbing Code (NSPC), Section Drain Fold, American
Standard
10)
Peraturan lain yang berhubungan dengan konstruksi di Indonesia
Selain yang diinstruksikan oleh Engineer, penggunaan peraturan dan standard ini
harus disesuaikan dengan edisi terbarunya.

12.6.2 Jika salah satu standard di atas dijadikan acuan, korespondensi pada standard
lainnya yang disebutkan di atas harus dipertimbangkan agar dapat diaplikasikan
setara terhadap pelaksanaan dan fungsi material, hubungan kerja atau metode
pengujian, dsb, adalah setara atau lebih baik dari yang disebutkan dalam standard
acuan dan juga membuat jumlah pekerjaan tidak akan bertambah jika disesuaikan
dengan standard baru
12.6.3 Kontraktor harus menyerahkan bukti, jika mengajukan standar selain yang telah
ditentukan, fakta bahwa standar usulan tersebut setara atau lebih baik dari
standar yang telah ditentukan. Referensi tsb dalam setiap kasus harus
dipertimbangkan agar dibuat berdasarkan edisi terbaru pada saat undangan
Tender, kecuali bila ditetapkan lain dalam Spesifikasi ini.
12.7 Peraturan/standar lainnya:
Singkatan
Referensi
AA
AASHTO
ACI
AI
AIJ

Judul Lengkap (Kepanjangan)


Alumunium Association of U.S.A
American Association of State Highway Transportation
Organization
American Concrete Institute
Asphalt Institute U.S.A
Architectural Institute of Japan
Hal. 24

Kondisi Umum

AITC
AISC
AISI
ANSI
APA
ASTM
AWI
AWS
BS
CP
CRSI
FGMA
FS

GA
JASS
JEC
JEM
JCMA
JIS
JWWA
MLSFA
NAAMM
NWMA
NTMA
PCA
PCI
SDI
SDI
SSPC
TCA
UL

American Institute of Timber Construction


American Institute of Steel Construction
American Iron dan Steel Institute
American National standard Institute
American Plywood Association
American Society for Testing dan Materials
Architectural Woodwork Institute of U.S.A
American Welding Society
British Standard Institution
Council for Codes of Practice for Building of United
Kingdom
Concrete Reinforcing Steel Institute of U.S.A
Flat Glass Marketing Association of U.S.A
Federal Specification
General Services Administration Specification dan
Consumers Information Distribution Section
(WFSIS ) of U.S.A
Gypsum Association of U.S.A
Japanese Agricultural Standard Specification
Institute of Electrical Engineers of Japan
Japan Electrical Manufacturers Association
Japan Curtain Wall Manufacturer Association
Japan Industrial Standards
Japan Water Works Association
Metal Lath/Steel Framing association of U.S.A
National Association of Architectural Metal
Manufacturers of USA
National Woodwork Manufacturers Association of USA
National Terazzo dan Mosaic Association of USA
Portland Cement Association of USA
Priestesses Concrete Institute of USA
Steel Deck Institute of USA
Steel Door Institute of USA
Steel Structures Painting Council of USA
Tile Council of America, Inc. of USA
Underwriters Laboratories,Inc. of USA

Peraturan atau standar lainnya akan ditentukan oleh Engineer. Penerjemahan


adalah tanggungjawab Kontraktor.
13.0
13.1

13.2

13.3

SYARAT PERATURAN
Melaksanakan semua pekerjaan proyek sesuai dengan semua peraturan hukum
yang berlaku. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melaksanakan syarat
peraturan yang digunakan.
Kontraktor harus mengajukan perizinan dan menanggung semua biaya atasnya
serta pemeriksaan yang disyaratkan oleh pihak yang memiliki otoritsas terhadap
keberlanjutan pekerjaan.
Kontraktor harus membuat pada eksisting utilitas utama atau mengatur untuk
memiliki fasilitas yang diperoleh dari perusahaan utilitas lokal. Termasuk segala
macam aplikasi, izin, pemeriksaan, pengukuran, pemberian catatan, persetujuan,
Hal. 25

Kondisi Umum

13.4
13.5

14.0
14.1
14.2
14.3

14.4

dsb yang dibutuhkan dan semua biaya untuk pekerjaan termasuk batas yang
diperlukan.
Kontraktor harus memenuhi semua perizinan dan pemeriksaan yang ditentukan.
Mengkoordinasikan dengan pihak kepolisian setempat berkaitan dengan mobilitas
kendaraan dan perlengkapan dari dan menuju lokasi, serta menyesuaikan dengan
segala peraturan lalu lintas.
RAPAT PROYEK
Engineer harus menjadwal dan membuat administrasi rapat prakonstruksi, rapat
kemajuan periodic dan rapat-rapat khusus untuk durasi pekerjaan
Wakil kontraktor, subkontraktor dan pemasok yang menghadiri rapat harus
berkualitas dan memiliki wewenang untuk bertindak mewakili pihaknya.
Rapat pra-konstruksi
a. Membuat jadwal dalam tujuh (7) hari setelah SPMK
b. Membagikan catatan tertulis tiap kali rapat, empat hari sebelum tanggal rapat
c. Membuat susunan agenda rapat
d. Lokasi: Lokasi utama, kenyamanan untuk semua pihak, diatur oleh Engineer.
e. Undangan rapat kepada :
Owner
Manajemen Proyek
Engineer dan konsultannya
User
Wakil kontraktor di lapangan
Subkontraktor Utama
Pemasok Utama
Pihak lain yang terkait
f. Rapat dipimpin oleh Engineer
g. Mencatat laporan; termasuk semua pelaksanaan dan keputusan yang
signifikan. Membuat dan membagikan salinan laporan/notulensi paling lambat
dalam waktu tujuh hari setelah tiap rapat pada semua peserta rapat dan
semua pihak yang terlibat dalam keputusan yang dibuat dalam rapat.
h. Agenda yang disarankan
Penggunaan dasar pemikiran (perbagian A-6): Distribusi Dokumen
Kontrak
Prosedur pembuatan catatan dokumen
Prosedur proses
Keputusan di lapangan
Pilihan dan permintaan penggantian
Pengumpulan/penyerahan data
Urutan Perubahan
Aplikasi Pembayaran
Koordinasi Proyek
Distribusi dan diskusi
Daftar subkontraktor dan pemasok utama
Menjadwal Konstruksi proyek serta tanggal pengiriman dan pemasangan
perlengkapan utama
Tahap pekerjaan kritis
Fasilitas dan Utilitas konstruksi sementara
Persyaratan dan prosedur keselamatan dan pertolongan pertama
Persyaratan dan prosedur keamanan
Persyaratan dan prosedur rumah tangga
Rapat Kemajuan
Hal. 26

Kondisi Umum

a. Membuat jadwal rapat regular secara periodik, yang diperlukan untuk


kemajuan kerja
b. Lokasi: Engineer dan konsultan profesionalnya sebagaimana yang
diperlukan, subkontraktor dan pemasok yang sesuai agenda
c. Agenda yang disarankan :
- Pembahasan dan persetujuan laporan dari rapat sebelumnya
- Observasi, permasalahan dan konflik di lapangan
- Masalah yang mengganggu pelaksanaan konstruksi
- Pembahasan jadwal pabrikasi dan pengiriman di luar lokasi proyek
- Koreksi pengukuran dan prosedur yang diperlukan untuk meyusun
jadwal proyek
- Membuat jadwal pekerjaan selama periode pelaksanaan kerja
- Membahas jadwal pengumpulan data dan percepatan yang dibutuhkan
- Membuat dan memelihara standard kualitas
- Membahas perubahan-perubahan yang diusulkan
- Pengaruh pada jadwal konstruksi dan tanggal penyelesaian
- Pengaruh pada kontrak lain dalam proyek
15.0
15.1
15.2
15.3

15.4

15.5

15.6

15.7

15.8

15.9

ADMINISTRASI PEKERJAAN LAPANGAN


Engineer akan meyediakan administrasi kontrak yang telah disebutkan di sini
Engineer akan menjadi wakil Owner selama konstruksi dan akan memiliki
wewenang untuk bertindak atas nama Owner dalam dokumen kontrak
Engineer akan tetap menginformasikan pada Owner tentang kemajuan pekerjan
dan akan berusaha keras mendampingi Owner untuk menolak segala macam
penyimpangan dalam
Engineer tidak akan bertanggung jawab (dan tidak akan mengendalikan atau
mengenakan biaya pada) alat-alat, metode, teknik, tahapan konstruksi atau
prosedur ataupun peringatan dan program keselamatan dalam hubungannya
dengan pekerjaan
Engineer tidak akan bertanggung jawab atas kegagalan kontraktor untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak. Engineer tidak akan
bertanggung jawab untuk atau mengendalikan atau mengubah tindakan atau
kesalahan kontraktor, subkontraktor atau agennya atau pekerja atau pekerjaan
yang dilakukan oleh orang lain
Berdasarkan observasi dan evaluasi Engineer tentang aplikasi kontraktor untuk
pembayaran, Engineer akan menentukan jumlah pembayaran pad kontraktor dan
akan mengeluarkan surat bukti pembayaran
Engineer akan menjadi orang yang menginterpretasikan persyaratan dokumen
kontrak dan keputusan yang akan dilaksanakan baik oleh Owner maupun oleh
kontraktor
Engineer akan membuat interpretasi yang diperlukan untuk pelaksanaan yang
benar atau kemajuan pekerjaan dengan kecepatan yang memungkinkan dan
sesuai dengan berbagai batas waktu yang telah di setujui di atas. Pihak yang
terlibat dalam kontrak dapat membuat permintaan tertulis pada Engineer untuk
intrepretasi tsb.
Pengaduan, perselisihan dan dan hal lainnya dalam pertanyaan antara kontraktor
dan Owner yang berhubungan dengan pelaksanaan atau kemajuan pekerjaan
atau interpretasi dokumen kontrak harus ditujukan secepatnya pada Engineer
untuk keputusan tentang waktu yang memungkinkan yang akan dibuat tertulis
oleh Engineer.
Semua interpretasi dan keputusan Engineer harus konsisten dengan tujuan dan
alasan yang diambil kesimpulannya dari dokumen kontrak dan akan tertulis atau
Hal. 27

Kondisi Umum

berupa gambar. Dalam kapasitasnya sebagai penginterpretasi dan pengambil


keputusan, Engineer akan berusaha keras untuk menjaga keakuratan/kebenaran
pelaksanaan oleh Owner dan kontraktor, tidak akan menunjukkan sebagian dan
tidak bertanggung jawab untuk hasil berbagai inbterpretasi atau keputusan yang
dibuat dalam kapasitas keperecayaan yang baik.
15.10 Keputusan Engineer dalam hal yang berhubungan dengan efek artistik akan
menjadi keputusan akhir bila sesuai dengan tujuan dokumen kontrak
15.11 Engineer akan mempersiapkan perintah perubahan dan akan memiliki wewenang
untuk memerintahkan perubahan minor dalam pekerjaan
15.12 Subkontraktor akan diperkenankan masuk ke dalam bangunan selama jam yang
ditentukan oleh kontraktor. Mereka harus mengatur jadwal dengan kontraktor jika
mereka menginginkan untuk melakukan pekerjaan tsb di lain waktu. Subkontraktor
harus bertanggung jawab terhadap bangunan dan semua isi yang mereka
kerjakan.
15.13 Kontraktor dan tiap subkontraktor harus mempekerjakan mandor/kepala tukang
penuh waktu, di lokasi proyek, untuk tiap pekerjaan
15.14 Kontraktor harus bertanggung jawab untuk penempatan material dan perlengkapan
yang diperlukan untuk pekerjaannya dalam kontrak ini. Kontraktor memlakukan
pemesananan dalam batas waktu yang:
a. Cukup lambat untuk menghindari waktu penyimpanan yang lama dan
kemungkinan terjadinya kerusakan, penurunan kualitas ataupun pencurian
b. Cukup cepat untuk menghindari penundaan pekerjaan
Atas permintaan Engineer, kontraktor harus menyediakan bukti pemesanan
material.
16.0

HARGA KONTRAK

16.1

Harga Kontrak Lump-sum

16.1.1

Persetujuan kontrak ini harus berdasarkan harga unit price. Jumlah/volume dari
masing-masing pekerjaan menjadi risiko dan tanggungan kontraktor. Hal ini
berarti bahwa, walaupun kontraktor disyaratkan untuk menghitung daftar
biayanya untuk setiap jenis pekerjaan yang berbeda yang disebutkan dalam
BoQ, harga tender diusulkan olehnya dalam bentuk tender dan telah diterima
oleh Owner harus dapat memunculkan harga kontrak yang akan dapat dibayar
total untuk pelaksanaan kontrak tetapi tidak membuat segala macam
penyesuaian harga untuk jumlah/volume antara yang dihitung oleh kontraktor
pada tahap tender dengan yang benar-benar terjadi di lapangan untuk
pekerjaan individual yang disebutkan dalam BoQ
Oleh karena itu, harga kontrak dapat menjadi harga akhir dan dipastikan dalam
kontrak ini. Daftar harga pekerjaan individual, baik yang dihitung berdasarkan
harga unit maupun lump-sum dalam BoQ, yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan evaluasi dan perbandingan tender, perhitungan pembayaran, dan dalam
beberapa kasus harga berdasarkan keluaran perubahan seperti yang telah
disebutkan dalam kondisi kontrak.

16.1.2.

16.2 Harga Penyelesaian Pekerjaan


16.2.1 Harga jenis pekerjaan yang dihitung dalam BoQ dan sebagai hasil harga tender
yang dimasukkan oleh kontraktor dalam bentuk gambar tender. Spesifikasi
Teknis, BoQ dan dokumen tender lainnya dan termasuk tata cara yang
disyaratkan dalam dokumen terkait, semua biaya dan pengeluaran, semua biaya
tak terduga, pembayaran, risiko dan segala jenis obligasi, keuntungan, biaya
Hal. 28

Kondisi Umum

16.2.2

16.2.3

pengoperasian, kewajiban pajak dan asuransi, semua yang harus ditanggung


oleh kontraktor dalam kontrak ini.
Biaya dan pengeluaran tsb harus dihitung termasuk - dengan cara yang
disyaratkan dalam BoQ - pembelian material dan barang, pemeriksaan,
pengujian, pengepakan, transportasi dan penyimpanan. Pengiriman, baik lokal
maupun internasional, pabrikasi, pemasangan dan biaya konstruksi, biaya
penyusutan/depresiasi mesin, dan biaya administratif-manajemen kontraktor
yang digunakan untuk pekerjaan sementaranya di lapangan, kantor, tempat
tinggal, air dan listrik untuk kebutuhan hidup dan konstruksi. Semua biaya pokok
untuk pelaksanaan kontrak, walaupun tidak disebutkan di sini, harus dihitung
dan dimasukkan dalam harga tender sebagai tanggung jawab kontraktor.
Barang atau pekerjaan yang tidak disebut dalam BoQ tetapi menurut kontraktor
merupakan sesuatu yang penting dan diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan
harus dipertimbangkan dapat tertutupi oleh biaya unit lain atau harga lump sum
dalam BoQ dan tidak akan dibayar terpisah.

16.3
Prosedur
16.3.1 Selama pelaksanaan pekerjaan, berikan tagihan pembayaran pekerjaan yang
telah selesai ke Engineer untuk mendapat persetujuan sesuai dengan paragraf
16.0
16.3.2 Engineer akan membahas dan menyetujui (atau mengambil tindakan lain yang
sesuai) untuk tagihan dari kontraktor
16.3.3 Jika tagihan disetujui, Engineer akan mengeluarkan perubahan pengubah
sesuai dengan paragrapf 17.0 penyesuaian harga kontrak.
17.0

TAGIHAN PEMBAYARAN

17.1

Kontraktor harus memberikan tagihan pembayaran ke Engineer sesuai dengan


jadwal sesuai persyaratan kontrak dan perjanjian antara Owner dengan kontraktor.

17.2

Menyerahkan tagihan dalam format yang disyaratkan oleh Owner, dengan data
diketik pada kertas A4

17.2.1 Mengisi daftar total semua komponen pekerjaan yang telah dijadwal, dengan
nomor jenis barang/pekerjaan dan daftar nilai Rupiah atau mata uang lain yang
digunakan pada masing-masing barang/pekerjaan.
17.2.2 Mengisi tiap kolom untuk tiap pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan mata
uang lainnya yang diinstruksikan oleh Engineer. Membulatkan nilai ke mata uang
lainnya tsb.
17.2.3 Mencatat setiap perubahan pekerjaan yang dibuat sebelum tanggal penagihan, di
lembar terakhir.Pencatatan dilakukan sesuai urutan pekerjaan, dilengkapi dengan
jenis pekerjaan awal/sebelum perubahan.
17.3
Tagihan Pembayaran Terakhir
17.3.1 Mengisi formulir penagihan seperti yang ditentukan atau diinstruksikan oleh
Engineer untuk pembayaran sementara
17.3.2 Menggunakan lembaran bersambung untuk menampilkan pernyataan perhitungan
akhir seperti yang ditentukan dalam bagian Penyelesaian Pekerjaan
17.4
Prosedur Penyerahan
17.4.1 Memberikan tagihan pembayaran ke Engineer pada waktu yang telah ditentukan
dalam persetujuan
17.4.2 Jumlah : Enam salinan untuk setiap tagihan

Hal. 29

Kondisi Umum

17.4.3 Jika Engineer sudah mendapatkan tagihan telah lengkap dan benar, maka ia akan
memberikan surat pembayaran pada Owner, dengan salinan/ copy untuk
kontraktor.
18.0
18.1

18.2

18.3

18.4

19.0

PERUBAHAN PEKERJAAN
Owner tanpa menggagalkan kontrak, dapat memerintahkan perubahan dalam
pekerjaan dalam lingkup umum kontrak. Oleh karena itu, harga kontrak dan waktu
kontrak akan disesuaikan kembali. Semua perubahan pekerjaan tersebut harus
disetujui dan harus dilaksanakan dalam kondisi dokumen kontrak yang dapat
diaplikasikan.
Perubahan pekerjaan adalah perintah tertulis untuk kontraktor yang
ditandatangani oleh Owner dan Engineer, dikeluarkan setelah pelaksanaan
kontrak, yang memperkenankan perubahan dalam pekerjaan atau penyesuaian
dalam harga maupun waktu kontrak. Harga dan waktu kontrak hanya mungkin
diubah oleh perubahan pekerjaan. Perubahan pekerjaan yang ditandatangani oleh
kontraktor menunjukkan persetujuannya untuk penyesuaian harga dan waktu
kontrak.
Biaya atau tagihan pada Owner yang merupakan akibat dari perubahan dalam
pekerjaan harus dinyatakan dengan salah satu cara sbb :
Dengan cara lump sum, sesuai dengan kesepakatan bersama, yang
diuraikan dengan benar dan didukung dengan data yang memadai untuk
evaluasi perizinan
Dengan cara harga satuan yang disebutkan dalam dokumen kontrak atau
sejenisnya yang telah disetujui
Dengan cara fixed/percentage fee yang disepakati bersama.
Perintah Perubahan pekerjaan harus ditulis oleh Engineer untuk:
a)
Pekerjaan tambahan atau pengurangan yang diperintahkan oleh Owner
b)
Alternatif-alternatif yang disetujui setelah penandatanganan kontrak
c)
Perubahan lainnya dalam pekerjaan yang diperintahkan oleh Engineer
PENYERAHAN

19.1

Kontraktor harus menyediakan contoh, data produk dan gambar detail


pelaksanaan yang disyaratkan dalam dokumen kontrak dan segala hal yang
isyaratkan oleh Engineer ataupun Owner.

19.2

Pembuatan gambar detail pelaksanaan harus dikoordinasikan dengan kontraktor


dan harus menunjukkan jadwal konstruksi dan waktu untuk memperkenankan
Engineer untuk memeriksa gambar, membuat amandemen dan memeriksa
gambar lagi sebelum persetujuan akhir oleh Engineer.

19.3

Kontraktor harus menganalisa, dalam waktu yang memungkinkan, semua gambar


detail pelaksanaan, data dan contoh produk sebelum penyerahan ke Engineer
Dengan menyetujui penyerahan, kontraktor menyatakan bahwa ia telah
memahami dan mengkonfirmasi semua material, pengukuran lapangan dan
kriteria konstruksi lapangan yang berhubungan (atau akan berhubungan) dan
bahwa ia telah memeriksa dan mengkoordinasikan informasi yang berisi
penyerahan persyaratan kerja dan dokumen kontrak.

19.4

Kontraktor harus mengajukan berkas yang dibutuhkan ke Engineer untuk


mendapat persetujuan sesuai jadwal konstruksi
Hal. 30

Kondisi Umum

19.4.1 Menyerahkan 4 contoh yang dibutuhkan, contoh bahan dan 6 salinan dari semua
gambar kerja
19.4.2 Contoh harus mempunyai ukuran yang sesuai dan ukuran yang dapat
menggambarkan dengan jelas fungsi karakteristik dari produk ternasuk pola dan
textur produk tersebut.
19.4.3 Produk atau katalog harus melampirkan gambar standar dari pabrik, lembar
katalog, brosur, jadwal, ilustrasi, dan standar data lainnya.
- Memberi tanda tiap kopi untuk menunjukkan material / produk yang
berhubungan.
- Menunjukkan ukuran yang dibutuhkan, kemampuan karakteristik produk,
kapasitas, diagram pemasangan dan kendali yang sesuai.
19.4.4 Persetujuan dari perusahaan disertai dengan pengiriman surat dan salinannya,
berisi:
- Tanggal
- Judul dan nomor proyek, nama kontraktor, dan alamat kontraktor
- Penjelasan dari data yang akan diserahkan.
19.4.5 Dokumen pemesanan yang diserahkan harus berisi:
- Tanggal asli
- Tanggal dan nomor revisi
- Judul dan nomor proyek
- Nama dari kontraktor, subkontraktor, supplier, pabrik, separate detailer, yang
sesuai
- Ke khasan dari produk.
- Sambungan, penyambung dan pengelasan
- Hubungan dari produk berbatasan dengan struktur
- Menerangkan dengan jelas ukuran di lapangan
- Prosedur pembangunan/pendirian.
- Spesifikasi Section number
- Kebutuhan utilitas (yang sesuai)
- Standar kegunaan seperti JIS
- Menyediakan space kosong seluas 10cm x 20cm, untuk cap dari Engineer
- Pengenalan dan penjelasan jika ada perubahan dari yang ada dalam kontrak
- Menyediakan contoh dari pola, warna dan tekstur
- Menyamakan gambar detail pekerjaan dengan kontrak.
Untuk setiap dokumen yang diserahkan, Sedikitnya tiga minggu disediakan untuk
pengecekan dan persetujuan. Penundaan dikarenakan keterlambatan pemasukan
dokuman atau tidak adanya persetujuan yang diakibatkan oleh kesalahan
berulang (repeated error) tidak termasuk dalam kaadaan yang dikategorikan
sebagai alasan untuk meminta waktu tambahan
19.4.6 Engineer bertugas meninjau dan menyetujui (atau mengambil tindakan yang
sesuai) atas pengajuan kontraktor tapi hanya untuk menyesuaikan dengan desain
dan informasi yang didapat dari dokumen kontrak. Engineer tidak bertanggung
jawab untuk mengoreksi dimensi, detail, jumlah banyak atau prosedur yang tertulis
pada gambar atau dokumen.
Kekurangan pada gambar kerja pada setiap material yang tercantum pada
spesifikasi kontrak atau yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan, tidak
mengurangi tanggung jawab kontraktor untuk menyediakan material yang
dibutuhkan. Kontraktor bertanggung jawab untuk ketepatan, dimensi, jumlah,
kekuatan dari sambungan, berkoordinasi dengan supplier disesuaikan dengan
kebutuhan proyek.

Hal. 31

Kondisi Umum

Dokumen yang tidak disetujui akan ditandai dan dikembalikan kepada kontraktor.
Kontraktor dapat mengoreksi atau mengajukan alternatif bahan untuk untuk
mendapat persetujuan.. Biaya dari dokumen akan dibebankan pada kontraktor
Kontraktor bertanggung jawab untuk menyesuaikan kebutuhan dari kontrak sesuai
dari gambar kerja, data produk atau contoh yang telah disetujui Engineer.
Kontraktor bertanggung jawab akan kesalahan atau kelalaian yang terjadi gambar
detail pelaksanaan, produk data atau contoh yang telah disetujui Engineer.
Sebelum pembuatan atau pemasangan perakitan diluar site, kontraktor
memperlihatkan pada Engineer gambar asli detail pelaksanaan (pada kertas
Mylar) yang telah disetujui.
19.4.7 Setelah persetujuan, Kontraktor mengeluarkan salinan atau gambar detail
pelaksanaan dan data produk untuk:

Arsip Kontraktor file dan arsip data proyek.

Subkontraktor, supplier dan pembuat yang bersangkutan.

Subkontraktors lainnya yang bersangkutan.


19.4.8 Pengajuan persetujuan Engineer untuk:

Detail untuk keamanan proyek

Detail untuk penanganan kebakaran pada proyek

Detail untuk penanganan cuaca pada proyek.


19.5

Untuk menjamin bahwa semua lubang yang harus ada di beton maupun dinding,
untuk penyejuk udara dan sirkulasi udara, kontraktor harus menyiapkan gambar
saluran yang lengkap. Tiap kontraktor yang menangani mekanikal, pumbing, dan
elektrikal harus memberikan keterangan mengenai saluran yang dibutuhkan.
Kontraktor yang menangani mekanikal dan elektrikal juga harus memberikan
keterangan pada kontraktor mengenai kebutuhan alas beton dan angkur-baut
untuk peralatan mekanikal dan elektrikal. Kontraktor harus menyiapkan 1 set
gambar asli untuk mendapat persetujuan Engineer. Kontraktor harus mengatur
dan menyediakan saluran yang dibutuhkan seperti tertera pada gambar.

19.6

Setelah ditetapkan, kontraktor harus membuat dan memasang mock-up sesuai


rakitan yang diharuskan di tempat yang disetujui oleh Engineer. Mock-up dibuat
berdasar bahan yang sama sesuai persetujuan Engineer atau sesuai dengan cara
kontraktor menyelesaikan pekerjaan tersebut. Mock-up tetap berada pada lokasi
selama konstruksi dan akan dibongkar atau dipindahkan oleh kontraktor ( dengan
biaya kontraktor ) setelah Engineer menyetujui pembongkaran/pemindahan
tersebut.

19.7

Dalam 28 hari setelah serahterima terakhir selesai, kontraktor harus menyerahkan


pada Engineer as-built drawing seluruh proyek. As Built drawing berupa 1 set
gambar asli komplit pada kertas Mylar dan microfilm yang menunjukkan
perubahan, bentuk bangunan dan ketinggian.

20.0

JADWAL KONSTRUKSI

20.1

Dalam 14 hari setelah penandatanganan Surat Perintah Kerja, Kontraktor harus


menyiapkan dan menyerahkan pada Engineer estimasi jadwal konstruksi dengan
jadwal tambahan juga ditambahkan jadwal tambahan yang vital yang
berhubungan dengan kemajuan proyek.

20.2.
20.3

Memberikan revisi jadwal kemajuan setiap 2 minggu.


Menyusun jadwal: membuat jadwal berbentuk diagram batang.
Hal. 32

Kondisi Umum

20.4 Isi dari jadwal:


20.4.1 Kemajuan konstruksi:
Memperlihatkan urutan aktifitas kontruksi
Memperlihatkan tanggal awal dan selesainya tiap tahapan penting konstruksi.
Jadwal khusus

Pekerjaan persiapan dan sementara

Pekerjaan site

Tulangan struktur

Perlengkapan instalasi

Pekerjaan finishing
Menunjukkan prosentase penyelesaian proyek dari tiap harinya setiap bulan.
20.4.2 Menyerahkan jadwal kerja detail pelaksanaan, data produk dan contoh,
memperlihatkan tanggal kontraktor myerahkan dan persetujuan Engineer.
20.4.3 Mencatat tanggal penyerahan produk
20.4.4 Mencatat tanggal penyerahan kelengkapan produk utama.
20.5 Revisi:
20.5.1 menandakan kemajuan tiap aktivitas dari tanggal penyerahan
20.5.2 Memperlihatkan perubahan yang terjadi sejak penyerahan dari jadwal:
Perubahanan besar
Perubahan sejak awal penyerahan
Revisi tentang kemajuan dan penyelesaian proyek
Perubahan lainnya
20.5.3 Membuat laporan bila dibutuhkan untuk:
Masalah dilapangan, antisipasinya dan pengaruh pada jadwal
Tindakan koreksi yag disarankan dan hasil yang didapat
Pengaruhnya terhadap jadwal subkontraktor
20.6 Penyerahan:
20.6.1 Penyerahan jadwal awal dalam waktu 14 hari setelah penandatanganan Surat
Perintah Kerja.
Engineer harus mengecek jadwal dan mengembalikan salinan jadwal dalam
waktu 10 hari setelah penyerahan
Bila diharuskan, jadwal diserahkan kembali 7 hari setelah salinan jadwal
pertama dikembalikan.
20.6.2 Mengajukan perubahan jadwal kemajuan
20.6.3 Memberikan 2 salinan yang akan disimpan oleh Engineer.
20.7 Distribusi
20.7.1 Kontraktor harus mendistribusikan/menyebarkan salinan untuk :
File pekerjaan lapangan
Semua subkontraktor
Semua pihak yang bersangkutan
20.7.2 Penerima salinan jadwal harus segera memberitahukan kontraktor, secara tertulis,
masalah yang mungkin timbul dengan jadwal yang diberikan oleh kontraktor.
21.0

CATAAN HARIAN, LAPORAN DAN FOTO

21.1 Catatan harian, Laporan mingguan, dan laporan bulanan.


21.1.1 Kontraktor harus membuat laporan harian menjelaskan tindakan penting
mengenai pekerjaan, waktu pekerjaan, jumlah pekerja, lama perlengkapan
Hal. 33

Kondisi Umum

digunakan, lama lembur, penundaan akibat kondisi cuaca, rekomendasi yang


dibuat oleh Engineer. Catatan harus diserahkan tiap hari dan disetujui oleh
Engineer.
21.1.2 kontraktor harus menyerahkan pada Engineer 5 salinan dari laporan mingguan
tiap hari selasa setiap minggunya dimulai dari kemajuan proyek yang dicapai,
peralatan dan material yang digunakan pekerja, jumlah pekerja dan semua
pekerjaan penting yang berkenaan mengenai proyek.
Laporan kemajuan bulanan harus berisi:
1) Penjelasan yang jelas megenai pekerjaan yang dilakukan selama sebulan
disertai foto berwarna untuk memperlihatkan aktifitas konstruksi dan juga
penjelasan berkenaan pekerjaan utama atau pekerjaan yang terjadwal pada
bulan berjalan.
2) Salinan dari jadwal konstruksi secara garis besar kemajuan proyek dari
berbagai macam pekerjaan.
3) Daftar material yang diterima yang dipasang permanent pada lokasi.
Pekerjaan dan material yang ada di gudang penyimpangan di lapangan
selama bulan yang dilaporkan.
4) Daftar peralatan yang digunakan selama pekerjaan juga daftar peralatan yang
tak terpakai pada bulan yang sama.
5) Keseluruhan jumlah pekerjaan selama bulan berjalan juga daftar yang
tersusun menurut tugas dari tiap pekerja termasuk pekerjaan pada lokasi.
6) Daftar material, tenaga kerja dan jadwal peralatan yang digunakan pada bulan
berjalan susunan pekerja menurut keahlian.
7) 5 salinan laporan kemajuan bulanan harus diserahkan pada Engineer dalam
waktu 7 hari setelah habis bulan.
21.1.4 Semua item yang dijelaskan dalam formulir pencatatan harian. Laporan bulanan
dan mingguan harus mendapat persetujuan dari Engineer.
21.2 Foto-foto
21.2.1 kontraktor harus melampirkan foto-foto yang berkenaan dengan proyek juga
berdasar catatan yang diperlukan menurut spesifikasi. Paling lambat 10 hari
setelah foto diambil harus diserahkan untuk Engineer.
21.2.3 Kontraktor harus mengambil foto lokasi dengan gambar panorama dari 2 sudut
yang berbeda juga harus menunjukkan aktifitas pekerjaan dari seluruh aktifitas
proyek. Tiap foto harus diambil setiap bulannya. Tempat dan lokasi pengambilan
tidak boleh berubah kecuali atas permintaan Engineer. Kontraktor harus
meyerahkan foto-foto bersamaan dengan laporan bulanan dalam 2 set dengan
ukuran yang cukup menggambarkan aktivitas dan kemajuan pekerjaan. Tiap foto
harus disertai tanggal.
21.2.4 kontraktor harus menyerahkan 3 set album dari semua foto yang diambil selama
konstruksi sesuai urutan kemajuan pekerjaan, bersamaan dengan gambar as-bulit
drawing pada Engineer..
21.3

Penfotoan Setelah Selesai


Setelah pekerjaan selesai, Kontraktor harus mengambil foto berwarna interior dari
bangunan. Keseluruhannya terdiri dari 80 set gambar detail penting dari fasade,
interior diserahkan 1 set gambar negative dan 6 cetakan dari tiap negative ukuran
200mm x 250mm. Disertai juga nomor, data dan catatan sesuai ketika gambar itu
diambil.

21.4

Keseluruhan dari foto diambil dari pandangan mata burung. Dalam jangka waktu
28 hari setelah pekerjaan selesai kontraktor harus menyiapkan dana untuk
menyediakan 20 cetakan dari semua cetakan foto beserta negatifnya.
Hal. 34

Kondisi Umum

22.0
22.1

22.2
22.3

23.0
23.1
23.2
23.3
23.4

23.5

23.6

23.7
24.0

ENGINEER LAPANGAN
Kontraktor harus menggunakan jasa Engineer lapangan (untuk internal kontraktor)
yang professional untuk merencanakan dan mengawasi pembuatan fasilitas
sementara pada lokasi.
Engineer tersebut harus seorang yang terampil pada bidangnnya, mempunyai
pengalaman pada bidangnya dan mempunyai izin bekerja pada lokasi proyek.
Kontraktor harus menyediakan dan menjaga setiap saat sebuah Auto-Plumb dan
mempekerjakan teknisi yang kompeten dan berpengalaman dalam
mengoperasikan Auto-Plumb terutama selama masa pembuatan struktur beton
juga untuk pemipaan bangunan.
SURVEY DATA
kontraktor harus menyediakan dana untuk survey yang dibutuhkan untuk proyek.
kontraktor harus mempunyai data survey tentang lokasi dan sediktnya memberi 3
patokan (benchmark) dan 4 patok sudut kecuali telah disediakan oleh Owner.
Sebelum waktu pekerjaan dimulai kontraktor harus menandai semua patok, juga
semua perizinan telah diselesaikan dan harus dibuktikan pada Engineer.
Mempertahankan semua titik acuan selama proses kontruksi berlangsung
a)
Tidak membuat perubahan tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari
Engineer
b)
Melapor pada Engineer bila titik acuan hilang atau rusak atau harus
dipindahkan selama pekerjaan berlangsung.
c)
Menyewa surveyor untuk menempatkan kembali patokan yang hilang atu
yang rusak (berdasar atas data awal survey)
Memeriksa kembali batas dan ketinggian pada gambar dengan keadaan asli pada
lokasi dan memberitahukan pada ketidaksesuaian sebelum berlanjut pada
pekerjaan.
Menyamakan batas dan ketinggian. Mengalokasikan dan merencanakan
penggunakan peralatan yang sesuai :
a)
Batter boards untuk struktur
b)
Batas untuk perataan tanah dan ketinggian tanah
c)
Memeperhatikan kebutuhan batasan dan ketinggian untuk mekanikal dan
elektikal
d)
Batas-batas lain, sudut dan ketinggian.
Memcatat semua data dari hasil survey.Memperhatikan dengan seksama senua
hasil survey.
QUALITY CONTROL

24.1

Peralatan dan material yang digunakan harus mempunyai standar yang sesuai
dan mempunyai jenis dan kualitas yang ditentukan kecuali disyaratkan untuk
kebutuhan yang khusus. Engineer berhak menolak material dan/atau jenis
pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi setiap saat sebelum serahterima
terakhir. Persetujuan Engineer untuk material atau pekerjaan tidak akan
mencegah penolakan dikemudian hari jika kerusakan baru diketahui kemudian
hari. Kontraktor harus mengganti material yang ditolak oleh Engineer tanpa
penambahan biaya.
24.1.1 prodik pabrikasi:

Hal. 35

Kondisi Umum

Perancangan, pembuatan dan pemasangan dikoordinasikan dengan Engineer


dan disesuaikan dengan gambar detail pelaksanaan.
Dapat diperbanyak sehingga dapat ditukar atau diganti.
Dua atau lebih dari produk yang sama harus dikerjakan oleh pabrik yang sama
Produk harus sesuai dengan situasi dilapangan.
Kemampuan peralatan, ukuran dan dimensinya harus sesuai dengan
spesifikasi kecuali ada perubahan tertulis yang telah disetului.
24.1.2 Jangan menggunakan bahan atau peralatan untuk tujuan apapun selain untuk
digunakan sesuai spesifikasinya
24.1.3 Bahan dan peralatan yang digunakan harus berupa produk standar pabrik
pembuat peralatan dan material tersebut. Pabrik tersebut harus mempunyai
pengalaman membuat bahan dan perlengkapan yang sama paling tidak selama 5
tahun.
24.2

Pembuatan, penyelesaian atau pemasangan harus dikerjakan oleh ahli dalam


bidangnya. Dan selama pengerjaan tersebut, ahli harus diawasi oleh Engineer
yang berkompeten untuk pekerjaan tersebut. Setiap bahan dan perlengkapan
harus dipasang sesuai ketentuan. Tidak diperbolehkan mengubah tanpa ada
persetujuan dari Engineer.

24.3

Engineer mempunyai hak untuk mengawasi pekerjaan yang berlangsung dan


terhadap semua peralatan dan material yang digunakan. Engineer berhak untuk
memindahkan atau mengganti tiap peralatan dan material bila ia berpendapat
tidak sesuai standar. Bila kontraktor menolak untuk mengganti produk yang ditolak,
maka Engineer dapat mengganti atau memindahkan atas biaya kontraktor.
Kontraktor bertanggung jawab atas selesainya pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi dan gambar. Setiap penundaan merupakan tanggung jawab kontraktor.
Engineer akan terus mengawasi kontraktor terhadap tanggungjawabnya pada
kualitas material dan standar pekerjaan yang diizinkan.

24.4

Bila dibutuhkan, sertifikat pemenuhan standar bahan disertai persyaratan lainnya


yang dibutuhkan harus dilampirkan dan diserahkan. Setiap sertifikat harus
ditandatangani petugas yang berwenang dari perusahaan pembuat dan semua
nama dan alamat kontaktor. Nama proyek, alamat, jumlah dan tanggal pengiriman
disertakan pada sertifikat. Salinan hasil tes laboratoriun harus diserahkan
bersama dengan sertifikat, disebutkan juga nama dan laboratoriun penguji,
Tanggal pengujian, tes yang dilakukan dan material yang diuji. Bila dalam
pengujian, contoh tidak memenuhi standar yang dibutuhkan maka contoh ditolak.

24.5

Pekerjaan harus dilakukan oleh subkontraktor yang berpengalaman. Engineer


mempunyai atas persetujan tiap subkontraktor, produk yang digunakan dan
distributor. Kontrak antara kontraktor dan subkontraktor sama seperti kontraktor
mengadakan kontark terhadap karyawannya.

24.6

Secara bersama kontraktor dan subkontraktor harus memperhatikan lokasi, baik


lokasi yang berbatasan maupun lokasi yang terletak di tengah-tengah untuk
menyelesaikan pekerjaannya.
Bila dibutuhkan mengambil ukuran dilapangan memeriksa lokasi melihat
pengaruhya terhadap pekerjaan juga perbedaan kondisi eksisting terhadap
toleransi yang diperbolehkan. Memberitahukan Engineer terhadap masalah yang
ada. Tidak diperbolehkan melanjutkan pekerjaan sampai mendapat kondisi yang
telah disesuaikan.
Keluhan tidak berlaku atas kondisi yang tidak sempurna
kecuali diajukan pada Engineer secara tertulis sebelum pekerjaan dimulai.
Hal. 36

Kondisi Umum

Setelah pekerjaan dimulai maka kontraktor harus menerima semua kondisi di


lapangan.
24.7

Pada pekerjaan pemasangan harus diselesaikan oleh pabrik pembuat sesuai


instruksi. Kontraktor harus memeberikan pada pabrik pembuat gambar untuk
pemasangan yang benar. Kontraktor harus memberikan salinan instruksi kepada
semua pihak yang terkait untuk pemasangan, termasuk 2 salinan pada Engineer
dan mempunyai 1 set lengkap petunjuk pemasangn pada lokasi.
Kontraktor harus menangani, memasang, menyambung dan membersihkan juga
mengatur produk sesuai petunjuk dan penyesuain yang dibutuhkan dilapangan.
Pemasangan harus sesuai petunjuk pemasangan pabrik.kecuali ada modifikasi
atau tertulis pada kontrak atau petunjuk Engineer. Pekerjaan harus sesuai
kebutuhan dan petunjuk dari pabrik pembuat,juga meminta persetujuan Engineer.
Tidak melakukan pekerjaan tanpa menerima petunjuk yang jelas.
Bila dibutuhkan kontraktor menyerahkan surat keterangan yang ditandatangani
pemasang menyatakan bahwa bahan telah dipasang sesuai petunjuk tertulis dan
disesuaikan kondisi dilapangan.

24.8

Daftar dari sumber bahan, dilampirkan pada akhir dokumen spesifikasi sebagai
appendix. Keterangan diberikan hanya merupakan refrensi, tanpa ada kewajiban
dari kontraktor. Itu juga merupakan catatan untuk informasi yang menandakan
bahwa informasi yang disertakan tidak memberikan jaminan pada Owner atau
Engineer mengenai kualitas pekerjaan dari material tersebut.

24.9 Pekerjaan.
24.9.1 Pekerjaan harus dilakukan sesuai kontrak, kecuali ditentukan secara khusus
dalam spesifikasi.
a.
Merencanakan permukaan yang lurus dan datar juga membuat batas yang
jelas, ketinggian tanah, lantai, plafon, soffits level, tembok, sudut pipa
vertikal, dan pipa vertikal; meratakan permukaan yang tidak teratur,
pertemuan sudut sambungan gingga sambungan lurus.
b.
Pekerjaan baja yang berulang harus seragam dan benar. Pekerjaan baja
solid, pipa, atau batangan harus lurus, dengan ketinggian pemipaan yang
sesuai, tidak bengkok dan berputar, dan tegak lurus sesuai aksis terhadap
bidang datar atau garis; semua sambungan harus benar dan rapat.
c.
Rangka dan pekerjaan rakitan harus siku, sama tinggi, dan tegak lurus
terhadap bidang datar atau garis; semua sambungan harus benar dan rapat.
d.
Pemasangan dari bata dan material yag sejenis harus simeteris terhadap
lantai, tembok dan garis tengah langit-langit atau seperti terlihat pada
gambar, bila dibutuhkan pemotongan tidak lebih dari satu setengah dari
garis keliling, kecuali ada kebutuhan lainnya.
e.
Bagian yang tetap harus lekat pada tempatnya, tidak distorsi, berderit, atau
bergoyang.
f.
Lapisan akhir (finishing) harus bersih dari kotoran, minyak, sidik jari, goresan,
retak, karat, noda, atau kerusakan dan kondisi lain yang tidak diinginkan.
24.9.2 Penanggulangan Kebisingan
a.
Perlengkapan yang digunakan harus tidak menimbulkan polusi suara dan
tidak bergetar. Kontraktor harus memperbaiki atau mengganti peralatan
yang diperkirakan akan menimbulkan kebisingan atau bergetar. Juga harus
menyediakan pengyekat untuk mencegah kebisingan. Semua system harus
bebas dari dengung atau gelombang suara yang berlebih.

Hal. 37

Kondisi Umum

b.

25.0
25.1

25.2

25.3

25.4

25.5

25.6

25.7

Pintu,panel dan semua yang berhubungan harus dilengkapi perlengkapan


peredam kebisingan dan harus tidak terjepit squeak, vibration dan other
objectionable kondisi
PENGUJIAN LABORATORIUM

Harus dilakukan pengujian secara independent yang tidak mempengaruhi


keputusan Owner yang diajukan oleh kontraktor. Hal ini dimaksudkan agar tidak
terjadi pembiasan quality control dan memperoleh masukan teknis yang berguna
untuik proyek.
a. Mengacu pada bagian spesifikasi tentang kebutuhan pengujian dan
Engineering
b. Subkontraktor yang bersangkutan harus menyediakan salinan laporan semua
hasil pengujian.
c. Laboratorium penguji harus memeberikan keterangan pengujian apa saja yang
dilakukan dan pengujian tambahan bila dibutuhkan.
Laboratorium penguji tidak berwenang :
a. Mengurangi, menambah dari yang tercantum pada kontrak.
b. Menyetujui atau menerima bagian apapun dari pekerjaan.
c. Mengikuti saran kontraktor
Staff dari laboratorium penguji yang berhubungan dengan kontraktor dibebaskan
dari tugasnya. Pengujian harus berhubungan dengan spesifikasi yang diperlukan
tidak membebaskan kontraktor dari kewajiban untuk menyelesaikan
tanggungjawabnya terhadap pekerjaan dan material yang diujikan.
Pengujian dan Engineering berkala harus dibayar atas biaya kontraktor.Tambahan
tes dan Engineering terhadap material dan pekerjaan biayanya juga harus
ditanggung kontraktor .
Biaya dari pengujian bahan penggantian dari peraturan dibebankan pada
kontraktor bila hasil pengujian bertujuan untuk menguji material pengganti yang
diusulkan oleh kontraktor.
Tanggungjawab Kontraktor
a. Bekerja sama dengan staf laboratorium dengan cara menyediakan
kemudahan di lapangan juga terhadap gambar detail pelaksanaan bila
dibutuhkan untuk menyelesaikan pengujian.
b. Menyediakan contoh bahan yang cukup dan layak untuk diuji.
c. Memberikan salinan dari tiap hasil uji bila dibutuhkan untuk pengujian di
laboratorium.
d. Menyediakan perlengkapan dan fasilitas juga kemudahan untuk mendapatkan
contoh pada lokasi proyek.
e. Memberi penjelasan secara detail pada pihak laboratorium untuk
memudahkan dalam penjadwalan dan pengujian.
f. Berkoordinasi dengan laboratorium dan membayar contoh tambahan
pengujian tambahan yang dibutuhkan untuk kebaikan kontraktor.
g. Menyediakan penyimpanan dan perlindunngan bahan. Menyiapkan contoh
bahan untuk pemeriksaan dan menyimpannya kembali setelah pemeriksaan.
h. Mengingatkan laboratorium tentang jadwal pengujian.
Tanggungjawab Engineer.
a. Mengawasi pekerja dan peralatan yang ada.
b. Mengawasi tiap pengujian yang telah ditetapkan sesuai jadwal.
c. Mengawasi pengujian untuk memastikan sesuai kebutuhan yang tertera pada
kontrak.
Hal. 38

Kondisi Umum

d. Mengawasi hasil pengujian sesuai ketentuan. Pengajuan pengujian kembali


jika diperlukan.
e. Mengatur dengan Owner untuk meninjau atau menguji bila dibutuhkan.
f. Menolak pekerjaan bila tidak sesuai dengan yang tertulis pada kontrak.
26.0
26.1
26.1
26.1.1
26.1.2
26.1.3
26.1.4
26.1.5
26.1.6
26.1.7
26.1.8
26.1.9

FASILITAS SEMENTARA
Umum
Kontraktor harus menyediakan, memasang, dan memelihara fasilitas sementara
beserta sarana utilitasnya yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek.
Disesuaikan menurut peraturan yang ada.
Mematuhi semua sistem peraturan utilitas setempat.
Membayar semua biaya yang disebabkan pemasangan sarana utilitas sama
seperti pembayaran Engineeran dan pemeriksaaan.
Membayar semua pemakaian listrik dan lainnya.
Mempersiapkan pengggalian pondasi untuk kepentingan fasilitas sementara
proyek.
Menyediakan pembatas, pagar gerbang, tanda dan semua peringatan bahaya.
Secepatnya memindahkan semua bahan dan perlengkapan sementara bila tidak
diperlukan lagi atas persetujuan Engineer.
Membersihkan dan memperbaiki kerusakan yang diakibatkan dari pemasangan
fasilitas sementara.
Mengembalikan seperti semula keadaan fasilitas yang digunakan untuk fasilitas
sementara.

26.2 Listrik dan Penerangan Sementara


26.2.1 Kontraktor harus menyediakan dan memelihara semua penerangan sementara
beserta listriknya untuk keperluan proyek.
26.2.2 Menyediakan kebutuhan penerangan untuk tangga dan jalan yang berhubungan
dengan peraturan dari pihak berwenang.
26.2.3 Menyediakan listrik untuk semua pekerjaan konstruksi yang membutuhkan.
26.2.4 Menyediakan dan menjaga kabel listrik sementara untuk peralatan yang
membutuhkan listrik hingga kabel listrik permanen dipasang
26.2.5 Menyediakan pengamanan listrik sementara pada lokasi dibawah koordinasi
penngawas.
26.2.6 Menyediakan kebutuhan akan sambungan, grounding, dan peralatan lainnya
yang membutuhkan kelistrikan.
26.2.7 Menyediakan kebutuhan akan transformator, sekering utama, distribution board,
panel pemutus hubungan, pengkabelan dan grounding, soket, lampu, sekering
dan motor connections untuk memenuhi semua persyaratan.
26.2.8 Menyesuaikan semua peralatan listrik dengan kemampuan daya
26.2.9 Menyediakan persediaan sekering, lampu dan semua peralatan listrik lainnya
selama pekerjaan berlangsung
26.2.10 Memindahkan fasilitas listrik sementara bila diperlukan untuk pemasangan
fasilitas listrik permanent.
26.2.11 Menyediakan dan memelihara semua sarana sementara hingga perlengkapan
permanen terpasang dan beroperasi. Pemindahan dilakukan setelah perangkat
yang permanent siap beroperasi. Pemindahan dapat dilakukan ketika jam
lembur tanpa tambahan biaya dari Owner.
26.2.12 Kontraktor dapat menyediakan tenaga listrik sementara dari generator didaptat
dari PLN setempat. Pemasangan, pemeliharaan, dan pemindahan generator
(dan semua peralatan yang berhubungan) harus sesuai dengan ketentuan dari
kontrak. Kontraktor harus mengatur dengan kontraktor lainnya tentang
Hal. 39

Kondisi Umum

pemakaian dan pembayaran listrik. Setiap keberatan dan penundaan pekerjaan


yang berkaitan dengan kecukupan atau kekurangan listrik adalah tanggung
jawab kontraktor.
26.3

Untuk sarana pemanas, pendingin dan ventilasi kontraktor harus menyediakan


fasilitas dan perlengkapan sementara untuk menjaga kebutuhan kondisi di
lapangan, untuk kemajuan pekerjaan, untuk menjaga kondisi yang optimal
pemasasangn bahan dan untuk menjaga bahan untuk awet terlindung dari kondisi
suhu dan kelembapan.

26.4

Fasilitas Telepon Sementara


Kontraktor harus mengatur dengan TELKOM setempat tentang penyediaan
saluran telepon pada lokasi.
Kebutuhan yang diperlukan:
a.
Nomor yang langsung tersambung dengan kantor kontraktor.
b.
Nomor ekstensi tersambung untuk kantor Engineer.
c.
Kontraktor harus membayar semua biaya pemasangan, pemeliharaan,
pemindahan dan membayar semua tagihan

26.5

Fasilitas air sementara

Kontraktor harus menyediakan pengairan sementara dan perlindungan


terhadap kebakaran.

Pembagian air dalam bangunan diatur oleh kebijakan kontraktor, tapi tetap
mencukupi persediaan untuk perlindungan kebakaran. Menyerahkan pada
Engineer rencana penanggulangan kebakaran.

Menyediakan sistem drainase yang cocok atas persetujuan Engineer, untuk


membuang air buangan dari bangunan pada tempat yang telah ditentukan.

Bila dibutuhkan, pindahkan sistem air sementara supaya tidak menggangu


bangunan yang didirikan.

Air minum harus disediakan oleh kontraktor atas biaya dan tanggungjawab
kontraktor. Kontraktor harus menydiakan dan memelihara tempat persediaan
air minum yang cukup.

26.6

Fasilitas Toilet Sementara


Kontraktor harus menyediakan:
a.
Sarana sanitasi yang sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
b.
Dapat berfungsi dengan baik,bersih dan tertutup.
c.
Fasilitas pemipaan permanen tidak boleh digunakan untuk pekerja
konstruksi.

26.7

P3K
Kontraktor harus menyediakan sarana P3K (Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan) dan memeliharanya dan dapat digunakan oleh semua kontraktor.
Perlindungan Kebakaran Pada Konstruksi
a.
Kontraktor harus menyiapkan jalur darurat dan prosedur yang tepat sesuai
persetujuan Engineer.
b.
Alat pemadam kebakaran, pipa air yang berhubungan, dan perkengkapan
lainnya yang dinutuhkan untuk pemadaman harus selslu tersedia pada
lokasi pekerjaan.

26.8

26.9

Panggilan Darurat.

Hal. 40

Kondisi Umum

Daftar telepon dan alamat kantor polisi, rumah sakit dan semua yang
bersangkutan dengan keadaan darurat harus ada pada kantor kontraktor.
26.10 Bangunan sementara
a.
Kontraktor harus membuat dan memelihara juga membiayai semua fasilitas
sementara termasuk perancah dan steger.
b.
Fasilitas tersebut harus dapat digunakan untuk semua kepentingan yang
bersangkutan untuk penyelesaian pekerjaan.
c.
Fasilitas tersebut harus direncanakan oleh Engineer yang sesuai dengan
keahliannya dan mempunyai izin untuk bekerja pada lokasi.
d.
Kontraktor harus memindahkan atau membongkar semua bangunan
sementara atas biayanya setelah mendapat persetujuan Engineer.
26.11

Hoist
Kontaktor harus menyediakan dan memelihara semua hoist sementara.
Menyerahkan rencana layout dari hoist pada Engineer untuk mendapat
persetujuan.
26.11.1 Kantor Sementara
Kontraktor harus menyediakan kantor sementara untuk Engineer beserta
staffnya (lihat bagian 27) dan untuk subkontraktor. Kontraktor juga harus
memelihara, memindahkan atau membongkar dari site atas persetujuan
Engineer.
26.12
Komunikas dan Sistem Alarm Kebakaran.
26.12.1 Kontraktor harus menyediakan peralatan komunikasi antara lapangan dan
kantor kontraktor.
26.12.2 Kontraktor harus membayar segala ongkos biaya dalam penyambungan dan
pembongkaran setelah penyelesaian pekerjaan.
26.12.3 Walkie talkies
Kontraktor harus menyediakan tiga (30) set dari walkie talkies untuk keperluan
Engineer beserta staffnya. Megurus segala perizinan dan membayar semua
biaya perizinan.
26.13
Perlindungan Dalam Konstruksi
26.13.1 Harus disediakan jembatan atau yang sejenis, diatas parit-parit yang ada guna
menjamin kelancaran lalu lintas di dalam lokasi.
26.13.2 Lubang terbuka, lantai terbuka harus dilindungi dengan pembatas atau railing
yang kokoh.
26.13.3 Scaffolding, ladders, ramps, jalan yang menurun dan semua kondisi yang
berbahaya harus dilindungi oleh pembatas atau railing yang kokoh.
26.13.4 Gudang dan penyimpanan gambar detail pelaksanaan harus diatur, dan
dipelihara pada tempat yang telah ditentukan, juga penyimpanan dan
pemeliharaan berbagai bahan dan peralatan harus sesuai semestinya.
26.13.5 Pagar sementara harus dibangun menggunakan bahan yang cocok disekitar
lokasi dan juga tempat lainnya atas persetujuan Engineer. Tempat masuk harus
disediakan kontraktor setalah mendapat persetujuan Engineer.
27.0
27.1

KANTOR SEMENTARA UNTUK ENGINEER BESERTA STAFF


Kontraktor harus mendirikan dan memelihara, membongkar bila tidak diperlukan
lagi kantor sementara untuk Engineer dan staffnya. Dilengkapi pula dengan
perlengkapannya. Semua atas biaya dan tanggung jawab kontraktor selama
pekerjaan berlangsung.
Hal. 41

Kondisi Umum

27.2

Kontraktor harus menyerahkan pada Engineer untuk mendapat persetujuan


catalog, brosur untuk fasilitas sementara dan kelengkapan yang dibutuhkan dalam
waktu 2 minggu setelah keluarnya Surat Perintah Kerja.

27.3 Kantor lapangan


27.3.1 Dalam waktu 30 hari setelah keluarnya Surat Perintah Kerja, Kontraktor harus
menyediakan kantor yang tahan cuaca guna keperluan Engineer dan staff.
27.3.2 Tempat kantor lapangan harus berada di daerah tempat pekerjaan sementara
kontraktor. Dan harus terpisah dari kantor kontraktor. Kantor lapangan harus
mempunyai, tetapi tidak terbatas, paling tidak hal-hal berikut:
1)
Terdiri dari satu ruangan seluas 100m2 mempunyai pintu ke ruangan
kontraktor
2)
Disediakan toilet beserta kamar mandi dengan luas masing-masing1m x 1m
dan 1,5m x 1,5m.
27.3.3 konstruksi.
Kontraktor harus mendirikan dan melengkapi kantor sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditentukan dan atas arahan Engineer. Semua bahan, peralatan dan
kelengkapan furniture harus baru kecuali ada permintaan Engineer.
1. Pondasi
: Rolag batu bata
2. Dinding luar
: Kayu triples dicat
3. Dinding pemisah
: Spesi tembok
4. Balok dan Kolom
: Kayu yang sesuai
5. Lantai
: Sampuran semen
6. Atap
: Asbes corrugated dilapis alumunium foil
7. Langit-langit
: Fiber cement board
8. Door
: Pintu kayu dengan cylinder lock
9. Window
: Jalusi alimunium dengan kaca untuk kantor dan kaca
es untuk toilet.
10. Internal finish
:Vinyl dicat
11. Perlengkapan
: Kloset tipe duduk dilengkapi juga dengan washtafel
sanitari
dan perlengkapan mandi
12. Drainage
: Semua sambungan sanitari sementara dihubungkan
pada septic tank
13. Pencahayaan
: Lampu TL ditempel pada atap
14. AC window unit
: 1 (satu) PK
27.3.4 Furniture dan perlengkapan
Furniture dan perlengkapan untuk kantor pada lokasi harus disediakan oleh
konraktor. Semua furniture dan perlengkapan harus mendapat persetujuan dari
Engineer sebelum pemasangan.
27.4 Pengoperasian dan Pemeliharaan
27.4.1 kontraktor harus mengoperasikan dan memelihara semua fasilitas dan
perlengkapn sementara atas biaya dan tanggung jawab kontraktor sendiri.
Termasuk penggantian dan komponen dan lainnya tapi tidak termasuk persediaan
air dan listrik termasuk operasional dari Engineer dan staffnya.
27.4.2 Jika kontraktor gagal untuk memelihara, memperbaiki atau pengganti pekerjaan
yang harus diganti atau gagal mengadakan material, barang, atau benda yang
dibutuhkan dalam jangka waktu yang ditentukan oleh Engineer, Maka Engineer
dapat melakukan atau meminta pihak lain untuk melakukan pekerjaan tersebut,
dan kontraktor harus membayar semua biaya akibat pengadaan sesuai
permintaan Engineer.

Hal. 42

Kondisi Umum

27.5 Penundaan pekerjaan.


27.5.1 Bila terjadi penundaan dalam pekerjaan fasilitas sementara maka kontraktor harus
menyediakan, dengan biaya sendiri, segera fasilitas sementara lainnya sampai
fasilitas yang diminta selesai dikerjakan dan dapat digunakan.
27.5.2 Engineer berhak menunda tiap pekerjaan bila menurut Engineer, kontraktor tidak
dapat melakukannya tanpa Engineeran dari Engineer. Jika diharuskan, maka
penyelesaian pekerjaan harus ditunda.
27.6

28.0
28.1.
28.1.1
28.1.2
28.1.3

Pembongkaran dan Pembersihan


Setelah pekerjaan kontrak selesai maka atas persetujuan Engineer dapat
dilakukan semua fasilitas sementara pada lokasi. Engineer .
KEAMANAN
Engineeran pintu masuk
Mengawasi tiap orang dan kendaraan yang masuk dan meninggalkan lokasi
Menyediakan tanda pengenal tiap orang pada lokasi
Membuat daftar tamu.menyediakan tanda pengenal untuk tamu.

28.2. Penjagaan pada lokasi


28.2.1. Memperkerjakan satuan pengamanan yang berpengalaman untuk menjaga
keamanan selama pekerjaan berlangsung, juga menyediakan penjagaan selama
pekerjaan sedang tidak berlangsung.
28.2.2. Menyediakan sarana untuk pengamanan.
29.0

PERLINDUNGAN TERHADAP PEKERJA DAN BANGUNAN

29.1.

Kontraktor bertanggugnjawab terhadap tindakan pencegahan dan melindungi dari


kerusakan kondisi eksisting lokasi, drainase, gas, air dan listrik atau pekerjaan
bawah tanah baru ataupun yang lama. Mendirikan dan memeliharaan bracing,
shoring, penerangan, pembatas, tanda peringatan, dan penjaga untuk
menjaga/memisahkan dari jalan raya, pejalan kaki dan bangunan yang
berdampingan sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku pada
lokasi setempat. Setiap kerusakan yang ditimbulkan akibat pekerjaan harus
segera dilaporkan pada Engineer dan harus dilakukan pembetulan diawasi
Engineer dengan biaya Engineer.

29.2.

Kontraktor harus memberitahukan Engineer dengan cepat tiap pekerjaan pipa,


kabel bawah tanah dan semua pekerjaan galian tanah dan harus secepatnya
menyediakan dengan layak pendukung dan perlindungan terhadap pekerjaan itu

29.3.

Semua bahan yang mudah terbakar harus disimpan pada tempat yang aman atas
persetujuan Engineer.
Pekerja dari kontraktor harus mengerti peraturan mengenai pekerja di lokasi, dan
harus menjaga area bekerjanya sesuai dengan yang dialokasikan oleh kontraktor.
Orang yang mengganggu pekerjaan harus didisiplinkan baik secara verbal
maupun tertulis dari Engineer.
Kontraktor harus mengupayakan keamanan pada lokasi sesuai dengan standar
yang berlaku.

29.4.

29.5.

Hal. 43

Kondisi Umum

29.5.1. Semua perlalatan listrik, kabel,kabel sementara, electrical arc welders, etc., harus
mendapat persetujuan pegawas. Engineer tidak menyetujui pada peralatan yang
yang digunakan dan dapat memerintahkan untuk penggantian.
29.5.2. Pekerjaan dibawah tanah harus dilakukan secara hati-hati
29.5.3. Kontraktor harus menyediakan helm intuk semua personel dilapangan.
29.5.4. Harus disediakan alat pemadam kebakaran yang cukup, Perlangkapan alat
pemadam kebakaran harus disediakan kontraktor pada lokasi yang berpotensi
terhadap timbullnya kebakaran.
29.6.

Tidak boleh terjadi kelebihan beban pada struktur pada bagian manapun tanpa
izin tertulis dari Engineer. JIka izin didapatkan, semua bagian struktur yang
mendapat beban melebihi beban yang diijinkan harus diperkuat dan/atau
didukung sesuai petunjuk Engineer.
Dengan keluarnya izin Engineer tidak melepaskan tanggungjawab kontraktor
atas kerusakan struktur yang disebabkan kelebihan beban yang terjadi

29.7.

Kontraktor harus menyediakan dan menjaga semua pembatas sementara


disekitar lokasi proyek untuk perlindungan bersama dengan disediakannya pintu
gerbang untuk kebutuhan pejalan kaki dan jalan bongkar muat material.

29.8.

Kontaktor harus menjaga kebersihan jalanan umum dari kotoran dan puing-puing.
Kontraktor harus mencegah kerusakan dari sarana umum akibat penggunaan
peralatan. Kontraktor harus berkoordinasi dengan polusi setempat untuk
pengaruran lalu-lintas disekitar proyek.

30.0

PEMBERSIHAN YANG TERJADWAL.

30.1

Kontraktor harus menydiakan dan memelihara tempat sampah untuk digunakan


semua kontraktor dan subkontraktor.
30.2 Kontraktor harus membuang semua sampah dan buangan yang sihasilkan selama
pekerjaan dan menjaga kebersihan tempat dia bekerja.
30.3
Kontraktor harus membuang semua sampah termasuk sampah sampah pada
bawah tanah. Pengangkutan sampah menuju tempat buangan harus dilakukan
oleh diatu oleh kontraktor.
30.4 Kontraktor harus mengubah atau memindahkan akomodasi tersebut diatas sesuai
arahan dan pemindahan tersebut dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
31.0
31.1
31.2
31.3
31.4
32.0

TANDA PROYEK
Kontraktor harus menyediakan, membuat satu atau lebih dan memelihara tanda
/rambu proyek
Tanda/rambu yang dibuat harus berwarna dan dilakukan oleh oleh kontraktor yang
mempunyai pengalaman 5 tahun pada bidangnya.
Kontraktor harus membayar semua biaya perizinan dan lainnya yang
bersangkutan dengan pemasangan tanda/rambu.
Kontraktor harus membongkar tanda/rambu atas instruksi Engineer.
PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN PERLINDUNGAN

32.1 Penerimaan dan Perlindungan


32.1.1 Kontraktor harus mencatat semua tanggal penerimaan dari tiap bahan atau
perlengkapan pada jadwal konstruksi.

Hal. 44

Kondisi Umum

32.1.2 Penerimaan bahan harus disesuaikan dengan jadwal konstruksi untuk


menghindari kepadatan pada lokasi proyek.
32.1.3 Produk yang diterima dalam kondisi tidak rusak, dalam kemasan dari pabrik
pembuat disertai label yang lengkap dan terbaca.
32.1.4 Menyediakan peralatan dan personel untuk menangani produk dari kerusakan.
32.1.5 Ketika penerimaan, secepatnya memeriksa kiriman untuk memastikan sesuai
dengan kebutuhan kontrak yang telah disetujui dan produk tidak rusak dan
dikemas dengan baik. Laporkan segala kerusakan produk, kemasan yang rusak
atu tidak adany label, karat yang terjadi.
32.1.6 Shipping
32.1.7 Perizinan Pajak
32.1.8 kontraktor haru
s bertanggung jawab memberitahukan perusahaan transportasi yang menyewakan mobil
dan truk yang digunakan dan bertanggungjwab atas biaya yang dibebankan
terhadap mobil dan truk tersebut.
32.2 Penyimpanan
32.2.1 Kontraktor harus bertanggungjawab menyediakan tempat ,mendirikan dan
memelihara juga membersihkan segala kelengkapan penyimpanan,termasuk
membayar semua biaya yang ada. Kontraktor harus bertanggungjawab untuk
menyediakan penyimpanan diluar lokasi dikarenakan kekurangan tempat
padalokasi proyek.
32.2.2 Penyimpanan produk harus sesuai petunjuk dari label yang terbaca dari pabrik
pembuat. Produk harus dijaga dari kemungkinan kerusakan dan pencemaran.
Material yang rusak,retak, tergores atau melengkung akan ditolak
Lindungi produk dari kerusakan akibat cuaca. Jaga suhu dan kelembaban sesuai
dari petunjuk pabrik.
32.2.3 Penyimpanan di luar
Simpan produk diatas permukaan tanah dengan ganjalan,lindungi dari kelunturan
dan kotoran ,Bungkus produk untuk mencegah menurunnya qualitas dengan
bahan yang kedap air dan menyediakan saluran ventilas untuk mencegah
terjadinya kondensasi. Simpan bahan seperti pasir dan tanah pada tempat kering
dan permukaan yang keras untuk mencegah bercampur dengan materi yang lain
lain provide adequate ventilation to avoid condensation.
32.2.4 Tempat penyimpanan harus mudah diawasi.Buat jadwal pemeriksaan barang
untuk memastikan semua bahan dalam kondisi baik dan bebas dari kerusakan
dan penurunan mutu.

32.3
Perlindungan
32.3.1 kontraktor harus menjaga semua bahan, perlengkapan, peralatan selama
pengiriman, penyimpanan dan pemasangan dari kerusakan, kotoran, dan
pencurian. Ganti barang yang telah hilang. Memperbaiki, membersihkan, atau
mengganti barang yang telah rusak atau kotor.
32.3.2 Menutup semua permukaan yang telah selesai dikerjakan dari kerusakan dan
kotoran. Lakukan selama pekerjaan berlangsung dan melepaskan setelah Owner
setuju dengan pekerjaannya atau atas persetujuan dari Engineer.
32.3.3 Merundingkan tentang bagian yang membutuhkan produk tambahan dan
perawatn yang dibutuhkan.

Hal. 45

Kondisi Umum

33.0

SELESAINYA PEKERJAAN

33.1.1 Kontraktor harus melaksanakan pembersihan secara menyeluruh untuk terakhir


kalinya sesuai paragraph 34.0 mengenai hal yang penting dalam penyelesaian.
33.1.2 Setelah pekerjaan selesai, memberikan dokumen laporan pada Engineer sesuai
paragraph 21.0
33.1.3 Setelah pekerjaan selesai, memberikan data operasi dan perawatan pada
Engineer.
33.1.4 Setelah pekerjaan selesai, memberikan semua jaminan dan garansi pada
Engineer sesuai paragraph 36
33.1.5 Setelah pekerjaan selesai, menyerahkan kelebihan bahan dan bahan cadangan
lainnya pada Engineer.
33.2 Substantial Completion (Peyelesaian yang substantif)
33.2.1 Substantial completion dapat diartikan penyelesaian proyek sehingga Owner
dapat menggunakannya secara sah dan aman atau dapat disewakan dan dapat
digunakan sebagaimana semestinya.
33.2.2 Bila kontraktor menganggap pekerjaannya telah selesai, maka ia harus
menyerahkan pada Engineer:
o Memberi laporan tertulis (atau bagiannya) telah diselesaikan, pembersiahan
telah dilakukan dan semua sarana fasilitas sementara telah dibongkar dari
lokasi.
o Daftar dari item yang diselesaikan atau dibenarkan.
33.2.3 Dalam jangka waktu tidak lama setelah tidak diterimanya laporan. Maka Engineer
melakukan peninjauan ulang untuk menentukan selesai atau tidaknya pekerjaan.
33.2.4 Engineer dapat menentukan selesai atau tidaknya pekerjaan:
o Memberi laporan tertulis pada kontraktor dengan cepat disertai alasan dan
daftar item yang belum diselesakan atau dibetulkan
o Kontraktor harus menyelesaikan kekurangan pekerjaannya dan sekali lagi
meyerahkan laporan tertulis menyatakan telah menyelesaikan pekerjaannya
pada Engineer.
o Engineer harus memeriksa kembali pekerjaannya.
33.2.5 Bila Engineer menyetujui bahwa pekerjaan telah selesai secara keseluruhan maka
ia akan:
Menyiapkan surat keterangan selesainya proyek,disertai dengan daftar
pekerjaan yang telah dikerjakan atau dibetulkan ( sesuai atas persetujuan
Engineer ) .
Memberikan surat keterangan pada Owner dan kontraktor untuk meminta
persetujuan atas tanggung jawab yang tercantum pada surat keterangn.
33.2.6 Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan yang tercantum pada daftar.
33.2.7 Kontraktor harus melakukan Engineeran ulang terhadap kekurangan/ kerusakan
to comply with claims of the status of completion made by the kontraktor,
pemilik/Owner akan membayar biaya Engineer untuk tambahan Engineeran dan
memotong dari jumlah yang akan dibayarkan untuk kontraktor.
33.3 Pemerikasaan Akhir
33.3.1 Ketika kontraktor menganggap pekerjaannya selesai, ia harus menyerahkan surat
keterangan yang berisi:
Dokuman kontrak telah di review
Pekerjaan telah diperiksa sesuai dengan dokumen kontrak
Pekerjaan telah selesai sesuai dengan dokumen kontrak
Semua perlengkapan dan system telah diuji coba oleh Owner dan bisa
beroperasi sebagaimana semestinya.
Hal. 46

Kondisi Umum

Pekerjaan telah selesai dan siap untuk pemeriksaan akhir.


33.3.2 Engineer akan memeriksa untuk membuktikan selesainya pekerjaan dengan
tepat waktu setelah menerima surat keterangan dari kontraktor.
33.3.3 Bila Engineer menggangap pekerjaan tersebut belum selesai atau belum
sempurna maka
Engineer memberitahukan kontraktor mendaftar secara detail semua
pekerjaan yang belum selesai atau belum sempurna dikerjakan.
Kontraktor harus segera menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai dan
mengirimkan lagi surat keterangan pada Engineer bahwa pekerjaan telah
diselesaikan.
Engineer kembali memeriksa pekerjaan tersebut.
33.3.4 Bila Engineer menyatakan menerima bahwa pekerjaan sesuai dengan dokumen
kontrak ,maka Engineer akan meminta kontraktor untuk menyerahkan surat
keterangan selesainya proyek.
33.4 Kontraktor menyerahkan pada Engineer
33.4.1 Bukti penyelesaian pekerjaan sesuai dengan ketentuan pemerintah
a. Surat keterangan kepemilikan
b. Surat keterangan pengujian untuk:

Instalasi listrik

Sistem mekanikan

Sistem pemadam kebakaran

Dan sistem lainnya yang dibutuhkan.


33.4.2 kunci dan daftar kunci dengan kotak kunci
33.4.3 Bukti dari pembayaran dan pembebasan tanah (sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi tambahan yang ada)
33.4.4 Surat keterangan jaminan dari produk dan completed operations
33.4.5 Engineer harus memeriksa surat keterangan kontraktor dan menyerahkan pada
Owner atas rekomendasi Engineer.
33.5
33.5.1
33.5.2
33.5.3
33.5.4

Selesainya pekerjaan Engineer setelah peralatan mekanikal dan listrik berfungsi


dengan baik.
Pemeriksaan langsung pada system utilitas
Membantu dalam menghidupkan dan pengujian
Mencatat tanggal dihidupkan dan beroperasinya system dan peralatan.
Menyerahkan untuk Owner laporan tertulis awal berikutnya waktu garansi
perlengkapan.

33.6
Pemeriksaan pengeluaran akhir
33.6.1 Kontraktor harus menyerahkan catatan akhir pengeluaran pada Engineer.
33.6.2 Catatan harus sesuai dengan nilai kontrak, termasuk:
a. Harga awal kontrak
b. Tambahan dan berkurangnya dari:

Perubahan kerja

Pengurangan dari penghapusan akibat kerusakan

Pengurangan dari pembayaran Engineeran tambahan

Penyesuain yang lainnya


c. Jumlah harga kontrak yang telah disesuaikan.
d. Pembayaran awal
e. Other remaining dues or outstaning accounts
f. Kewajiban kontraktor lainnya berdasarkan kontrak.

Hal. 47

Kondisi Umum

33.6.3 Engineer harus menyiapkan catatan perubahan akhir, berdasarkan penyesuaian


pada nilai kontrak yang tidak termasuk dalam perubahan pekerjaan.
33.6.4 Kontraktor harus menyerahkan catatan pembayaran akhir sesuai prosedur dan
kebutuhan yang telah disebutkan pada kontrak.
34.0

PEMBERSIHAN AKHIR

34.1. Produk
34.1.1. Gunakan hanya bahan dan cara kerja yang disarankan oleh pabrik pembuat
material yang sedang dibersihkan.
34.1.2 Gunakan bahan yang tidak merusak permukaan dan menciptakan polusi yang
membahayakan kesehatan.
34.2
34.2.1
34.2.2
34.2.3

Pelaksanaan
Bersihkan bagian interior dan eksterior yang terlihat permukaannya secukupnya.
Lepaskan penutup sementara dan label yang tidak dibutuhkan lagi
Bersihkan bagian tranparan dan mengkilap untuk digosok.Gosok hingga
permukaan mengkilat.
34.2.4 Vacuum semua karpet dan semua permikaan yang lembut.
34.2.5 Bersihkan dengan lap basah,wax,polish resilient untuk permukaan yang keras.
34.2.6 Bersihkan semua permukaan peralatan,perlengkapan,bersihkan sisa pelumas
yang ada.
34.2.7 Bersihkan semua sarana plumbing dan sanitari
34.2.8 Bersihkan semua filter perlengkapan ventilasi dan buang semua filter yang telah
digunakan selama proses konstruksi.Bersihkan saluran, blower, dan koil yang
telah digunakan tanpa filter selama proses konstruksi.
34.2.9 Bersihkan semua peralatan penerangan termasuk semua lampu.
34.2.10Menjaga kebersihan hingga peyelesaian akhir.
34.2.11Buang semua sampah, puing, runtuhan dari atap,termasuk dari selokan dan
drainase.
34.2.12Buang semua sampah, puing, sisa material dari lokasi proyek bersihkan semua
permukaan eksterior.
35.0
35.1

PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN DATA


Perlengkapan
Kontraktor harus memberikan data produk, pemeliharaan dan petunjuk pemakaian.

35.2 Format
35.2.1 Siapkan data dalam petunjuk penggunaan. Susun data dalam baik dengan ukuran
A4 dengan hard cover plastic.Cantumkan daftar isi.
35.2.2 Susun daftar isi berdasarkan material atau sistem sesuai dengan susunan
spesifikasi.Sediakan halaman pembagi dengan memberi tanda pada tiap bab atau
susun sesuai berdasar nama baba dan nomor.
35.2.3 Lubangi kertas data dari pabrikan dan gambar yang dibutuhkan, lipat sesuai
aturan. Masukan gambar sesuai ukuran A4 dan simpan dalam folder.
35.3 Isi Petunjuk Manual
35.3.1 Nama proyek,nama,alamat dan nomor telefon Engineer,subkontraktor dan daftar
isi disusun berdasarkan nomor atau system.
35.3.2 Nama,alamat dan nomor telefon supplier dan sunkontraktor untuk tiap produk atau
system termasuk penyedia jasa servis suku cadang setempat.
Hal. 48

Kondisi Umum

35.3.3 Tandai tiap halaman yang berisi data produk untuk menjelaskan spesifikasi produk
components dan control diagrams. Jangan mengunakan gambar catatan proyek
sebagai gambar pemeliharaan.
35.3.4 Halaman data tambahan dengan gambar komponen dan diagram kontrol. Jangan
menggunakan gambar catatan proyek sebagai gambar pemeliharaan.
35.3.5 Data tambahan dari pabrikan berupa teks sesuai yang diminta untuk melengkapi
instruksi, penjelasan, dan cara pemeliharaan.
35.3.6 Sertakan pada lembar petunjuk manual salinan jaminan, garansi dan perjanjian
yang dibutuhkan untuk tiap material dan komponen.
35.4 Petunjuk untuk bahan dan finishing
35.4.1 Sertakan nama produk, data, nomor catalog, ukuran, komposisi dll untuk tiap
material dan finishing.
35.4.2 Sertakan rekomendasi pembuat dan petunjuk dari pabrikan tentang bahan
pembersih dan metoda pencegahan kerusakan dan juga jadwal yang dianjurkan
untuk pembersihan dan pemelihaaan. Termasuk detail pemasangan bahan
pelindung dan rekomendasi pembuat untuk Engineeran, pemeliharaan dan
perbaikan.
35.4.3 Termasuk catatan perbaikan dan penggantian.
35.5 Petunjuk untuk peralatan dan sistem
35.5.1 Sertakan penjelasan dari tiap system dan komponen. Berikan deskripsi fungsi,
karakteristik pada saat operasi normal, kurva kinerja, dan batasan kondisi.
35.5.2 Menyediakan daftar suku cadang asli pabrik,daftar suku cadang, dan catatan yang
dibutuhkan untuk memesan suku cadang.
35.5.3 Menyediakan prosedur pengoperasian penyalaan awal,break in, dan pada
beroperrasi secara normal.
35.3.4 Menyediakan papan sirkuit sesuai yang terpasang,disertai diagram kode warna
kabel dan karakteristik kelistrikan.
35.5.5 Sediakan diagram control pemasangan dan kontrol urutan pengoperasian dari
pabrik pembuat.
35.5.6 Menyediakan petunjuk perawatan dari pabrik termasuk prosedur yang rutin
dilakukan, pembongkaran dan petunjuk perbaikan, pensejajaran, penyetelan,
penyeimbangan dan petunjuk pemeriksaan juga panduan pemecahan masalah.
35.5.7 Menyediakan jadwal pelumasan dan daftar pelumas yang digunakan.
35.5.8 Menyediakan diagram diagram pengkodean warna pipa dengan nomor
katup.Menyediakan daftar lokasi katup yang telah diberi label juga fungsi dari tiap
katup beserta diagram kontrolnya.
35.5.9 Sertakan laporan pengujian dan penyeimbangan.
35.6 Petunjuk penggunaan
35.6.1 Sebelum pengujuan akhir, perintahkan personil yang ditunjuk oleh Owner untuk
mengoperasikan, mengatur, dan memelihara produk dan perlengkapan.
35.6.2 Gunakan petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan yang diinstruksikan.
Diharuskan menjelaskan isi dari manual dengan orang yang ditugasi oleh Owner.
35.6.3 Siapkan data tambahan dan masukkan pada petunjuk penggunaan bila sewaktu diperlukan.
35.6.4 Jika diperlukan untuk kepentingan proyek dan pekerjaan yang telah dilakukan
sangat kompleks, instruksi lisan secara periodik harus diperpanjang lebih dari
tanggal penyerahan, dalam batasan yang wajar dan praktis.
35.7

Penyerahan Prosedur

Hal. 49

Kondisi Umum

35.7.1 Menyerahkan 2 salinan petunujuk manual sesuai ukuran yang telah ditentukan
dan daftar isi dalam waktu 28 hari setelah kontrak. Engineer akan mempelajarinya
dan mengembalikan 1 salinan sebagai komentarnya.
35.7.2 Menyerahkan 1 salinan dari tiap volume akhir yang telah diselesaikan dalam
jangka waktu 14 hari setelah inspeksi akhir. Salinan akan dikembalikan setelah
pemeriksaan akhir Engineer. Tinjau kembali bahan yang dibutuhkan dan
menyerahkan 4 salinan dalam jangka waktu 10 hari setelah menerima salinan
yang telah dibahas.
36.0

JAMINAN DAN PERJANJIAN

36.1 Bentuk dari pengajuan


36.1.1 Kontraktor harus mendokumenkan bahan dalam binder plastik yang keras, dan
diberi label Garansi dan Jaminan termsuk judul proyek, nama, alamat dan no
telepon dari kontraktor, nama penanggung jawab dari perusahaan.
36.1.2 Sertakan daftar penggunaan sesuai nomor bagian pada daftar isi
spesifikasi.Susun tiap bahan sesuai nomor bagiannya.
36.1.3 Sediakan halaman pembatas dengan label pada tiap bagian.. Tuliskan nama
bagian dan nomor pada tiap label.
36.1.4 Untuk tiap jaminan atau perjanjian, sediakan semua keterangan subkontraktor,
supplier, pabrik pembuat dengan nama, alamat, nomor telefon, dan semua pihak
yang bersangkutan.
36.2 Persiapan untuk Persetujuan
36.2.1 Mematuhi jaminan dan perjanjian dilaksanakan dengan membuat salinannya atas
tanggung jawab kontraktor, supplier, dan pembuat dalam jangkan waktu 10 hari
setelah selesainya pekerjaan. Pengecualian untuk barang yang digunaka atas
seizin pemilik. Kosongkan tanggal awal jaminan sampai tanggal persetujuan
penggunaan ditentukan. Gunakan tanggal tersebut untuk waktu dimulai awal
jaminan kecuali atas persetujuan pemilik untuk memejukan tanggal jaminan.
36.2.2 Memeriksa persetujuan sesuai dengan ukuran yang ditentukan, berisi informasi,
dan juga disahkan oleh notaris.
36.3 Waktu persetujuan
36.3.1 Untuk perlengkapan lakukan ketika sedang masa kontsruksi atas persetujuan
pemilik, serahkan dokumen dalam waktu 10 hari setelah penerimaan.
36.3.2 Membuat persetujuan lainnya dalam jangka waktu 10 hari setelah penyelesaian
akhir, dahulukan persetujuan mengenai pembayaran akhir.
36.3.3 ketika penerimaan pekerjaan ditunda dari tanggal yang telah disepakati, maka
masukkan formulir penerimaan 10 hari setelah serah terima, dan catat tanggal
tersebut sebagai permulaan masa jaminan.
37.0

WAKTU PERAWATAN

37.1 Maksud dari waktu perawatan


37.1.1 Maksud dari waktu perawatan yang tertera dalam kontrak bermaksud masa
pertanggungjawaban akan kerusakan dimulai dari tanggal selesainya pekerjaan
atas persetujuan Engineer berdasar bagian 9 dari kontrak.
37.1.2 Selama periode perawatan kontraktor harus melakukan pekerjaan, jika melebihi
batas waktu serahterima, seperti tertulis pada dokumen kontrak dan harus
menyelesaikan pekerjaannya atas petunjuk Engineer Pekerjaan termasuk tetapi
Hal. 50

Kondisi Umum

tidak terbatas pada perbaikan, perubahan, dan hal lain yang ditentukan oleh
Engineer.
37.1.3 Semua pekerjaan harus diselesaikan dan dengan biaya kontraktor atas
persetujuan kontraktor, bila bahan atau pekerjaan tidak sesuai spesifikasi teknik
atau gambar atau mengabaikan isi kontrak.
37.1.4 Sesuai kontrak, sertifikat perawatan yang akan dikeluarkan oleh Owner harus
sesuai dan setara dengan sertifikat akhir yang dirujuk untuk sertifikat
penyelesaian yang membebaskan kontraktor dari kewajibannya.
37.1.5 Pada sertifikat akhir harus mencantumkan:
- Jumlah yang menurut persetujuan Engineer sesuai dengan yang ada pada
kontrak akhir.
- Perjanjian retensi sebesari 5% dari nilai kontak, dan
- Setelah memberi harga pada Owner tentang semua biaya yang dikeluarkan
Owner sebelumnya. Sesuai kontrak,. The balance bila hak Owner pada
kontraktor atau kontraktor pada Owner saling terpenuhi.
37.2 Kebutuhan perawatan
37.2.1 Perawatan oleh kontraktor
a. Waktu perawatan : Untuk semua pekerjaan harus dilakukan dalam 12 bulan
waktu kalender dimulai dari tanggal selesainya pekerjaan.
Surat keterangan selesainya pekerjaan dikeluarkan terpisah untuk penetuan
pembagian pekerjaan , waktu pekerjaan harus dimulai dari tanggal terakhir
dikelurkannya surat keterangan.
b. Perawatan oleh kontraktor harus termasuk: mencari atau penelitian yang
dibutuhakan lainnya untuk menguji dan mencari jalan keluar berkenaan
pekerjaan yang kurang sempurna.
c. Perawatan pekerjaan mencangkup semua tenaga kerja,material,dan semua
yang bersangkutan dengan pembongkaran,perbaikan,pembetulan atau
kebutuhan lainnya yang dibutuhkan untuk pada pekerjaan yang kurang
sempurna.
Lakukan perbaikan yang dibutuhkan selama pekerjaan perawatan dikerjakan
sesuai kontrak dan lakukan perawatan secara keseluruhan uphold integrity of
pekerjaans as accepted at dated or dates of substantial completion.
d. Bial ditemukan pekerlaan yang belum sempurna selama waktu perawatan
maka harus dilaksanakan perbaikan atau penggantian oleh kontraktor tanpa
penundaan dan dilaksanakan secepat-cepatnya.
e. Bila pekerjaan yang tidak sempurna ditemukan oleh Engineer atau Owner
maka harus dilaksanakan perbaikan atau penggantiaan dalam jangka waktu
tidak lebih dari 14 hari setelah tanggal terakhir waktu perawatan.
f. Pekerjaan kontraktor selama waktu perawatan harus dikoordinasikan dengan
Owner dan peraturan yang berkaitan dengan waktu proyek, lokasi, dan cara
kerja pekerjaan perawatan yang dilakukan.
37.2.2 Perawatan oleh Owner
a. Owner harus bertanggungjawab terhadap pembersihan rutin yang dilakukan
sehari-hari dan perawatan secara umum juga pengoperasian dari system
setelah diserahkan dari kontraktor.
b. Owner mempunyai hak untuk:
Membuat perbaikan sementara yang dibutuhkan untuk menjaga system tetap
beroperasi atau tetap efektif tanpa menghilangkan garansi atau melepaskan
kontraktor dari tanggung jawab dan
c. Membuat perbaikan tanpa dilakukan oleh kontraktor dan memotong biaya
yang dikeluarkan untuk kontraktor.

Hal. 51

Kondisi Umum

d. Owner harus dengan cepat memberitahukan kontraktor tiap tindakan yang


diambil tentang perawatan yang menjadi tanggung jawab kontraktor sesuai
kontrak.
37.2.3 Biaya perawatan
a. Atas perintah Owner atau Engineer ,ketika kontraktor dibutuhkan untuk
menyelidiki pekerjaan yang tidak sempurna, Biaya dari perbaikan atau
penggantian harus dibayar:
- Kontraktor, bila pekerjaannya terbukti tidak sempurna atas pertimbangan
Engineer.
- Owner, bila atas perintahnya pekerjaan menjadi tidak sempurna.
b. Setiap pekerjaan perawatan yang dilakukan Owner atas kepentingan
kontraktor, apakah itu dalam keadaan mendesak , apakah itu dilakukan orang
suruhan Owner atau kontraktor lainnya, biayanya harus ditanggung kontraktor.
38.0

SUKU CADANG DAN MATERIAL PERAWATAN

38.1 Produk
38.1.1 Untuk memenuhi produk yang dibutuhkan guna menyelesaikan pekerjaan. Maka
kontraktor harus menyediakan produk, suku cadang, peralatan perawtan dan
material perawatan yang disebutkan pada bagian sebelumnya. Material harus
baru,bersih,dalam kemasan atau terbungkus rapih dan diberi label dan harus
sesuai dengan material atau bagian yang terpasang, termasuk suku cadang dan
material pengganti untuk menghindari perubahan dari pabrik.
38.2 Penyimpanan
Secara umum, menurut paragraph 31.0. Penyimpanan suku cadang sesuai
petunjuk pada kemasan yang dapat terbaca.
38.3 Penerimaan
Penerimaan harus dikoordinasikan dengan Owner atau staff manajemen
bangunan.Serahkan produk suku cadang pada Owner di lokasi proyek( dan juga
tanda terima) utamakan tanda terima pembayaran.

Hal. 52

PEKERJAAN PERSIAPAN

SPESIFIKASI PEKERJAAN PERSIAPAN


SI-001 DEWATERING
SI-002 SITE PILING

SI-001

Dewatering

SPESIFIKASI
SI-001
DEWATERING

1.0.

LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan harus termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
- Kontraktor harus menyediakan peralatan, perlengkapan, dan pekerjaan yang cukup
untuk pekerjaan ini.
- Persiapan dewatering sesuai dalam Gambar Kerja.
- Pembersihan setelah dewatering sesuai dengan Gambar Kerja.

2.0.

STANDAR/RUJUKAN.

2.1.
2.2.
2.3.
2.4.

American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO).


American Society for Testing and Materials (ASTM).
All applicable local rules and codes, the highest or most stringent value to apply.
Spesifikasi teknis:
- SI-004 Penggalian, Pengurugan, dan Pemadatan.

3.0.

PROSEDUR UMUM.

3.1.

Umum.

3.1.1. Kontraktor harus mengajukan semua contoh material dari semua pekerjaan
kepada Engineer untuk pengujian dan persetujuan.
Kontraktor harus mengajukan Gambar Detail Pelaksanaan sesuai permintaan
Engineer.
3.1.2. Kontraktor harus dengan teliti mempelajari setiap detail/potongan, ketinggian,
bentuk, ukuran, dan garis yang diperlihatkan dalam Gambar Kerja. Jika Kontraktor
ragu-ragu atas ujuran yang kurang jelas maka Engineer harus diberitahu sebelum
pelaksanaan di lapangan. Setiap kesalahan dalam pelaksanaan yang dilakukan
oleh Kontraktor merupakan tanggung jawab dari Kontraktor tersebut dan semua
biaya yang diakibatkan oleh kecerobohan tersebut akan ditanggung oleh
Kontraktor dan tidak dapat ditagihkan kepada Klien.
3.1.3. Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis, yang terlebih dahulu ditanda
tangani oleh perwakilan kontraktor, tempat dan waktu pelaksanaan setiap bagian
pekerjaan kepada Engineer dan mendapat persetujuan dari Engineer.
3.1.4. Kontraktor harus mengajukan kepada Engineer jadwal pekerjaan yang akan
dikerjakan setiap minggunya, dan dalam jadwal tersebut harus terdapat hal-hal
sebagai berikut:
- Daftar peralatan yang digunakan
- Daftar pekerja
- Volume yang akan dikerjakan.

ST 010 - 1

SI-001

Dewatering

Jadwal tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh Engineer sebelum pekerjaan
dimulai.
3.1.5. Kontraktor tidak diijinkan untuk mengalihkan setiap peralatan dan pekerja yang
dialokasikan untuk pekerjaan yang telah disebutkan dalam jadwal kerja yang telah
disetujui kecuali telah dperhitungkan kembali sebaik-baiknya dan disetujui oleh
Engineer.
3.1.6. Kontraktor harus mendapatkan semua ijin pemerintah dan kebutuhan lain yang
diperlukan untuk
Penundaan pekerjaan diakibatkan oleh keterlambatan pemberian ijin oleh pejabat
pemerintah yang berwenang tidak dapat dijadikan alasan untuk permintaan
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan seperti yang disebutkan dalam
kontrak ini.
3.1.7. Selama cuaca buruk dan/atau terjadi hujan atau jika lahan yang akan dikerjakan
basah, Kontraktor tidak diperbolehkan untuk melakukan pekerjaan kecuali
ditentukan lain oleh Engineer.
3.1.8. Shift malam tidak diperbolehkan kecuali disetujui oleh Engineer.
3.2.

Dewatering.

3.2.1. Tim Survei harus selalu siaga di lahan selama pekerjaan berlangsung.
3.2.2. Pengujian akan dilakukan sesuai dengan langkah-langkah berikut:
- Sebelum pekerjaan dimulai.
- Sebelum pekerjaan dihentikan setiap harinya.
3.2.3. Semua peralatan dan perlengkapan survey yang akan digunakan pada pekerjaan
ini harus diperikasa dan diuji sebelum dipakai.
3.3.

Pembersihan.

Area diatas tanah asli harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan, seperti pohon,
batangan kayu, bonggol pohon, sisa tebangan pohon, semak-semak, rumput, ilalang, dan
objek-objek lain yang tidak dibutuhkan, dalam batasan sesuai dengan Gambar Kerja atau
sesuai petunjuk Engineer.
Dalam area pembersihan, area dibawah permukaan tanah asli harus digali sampai
kedalam tertentu untuk menghilangkan semua sisa tanaman, akar, atau batang kayu
yang terkubur, dan objek-objek lain yang tidak dibutuhkan.

4.0.

MATERIAL.

Mengacu pada bagian 5.0. Pelaksanaan pekerjaan dari spesifikasi.

5.0.

PELAKSANAAN PEKERJAAN.

5.1.

Umum.

ST 010 - 2

SI-001

Dewatering

5.1.1. Kedalaman dari tanah yang akan dipompa, tidak boleh kurang dari 5m di bawah
ketinggian yang dimaksudkan dan air harus dapat mengalir dengan bebas di
permukaannya.
Kemiringan tepi lubang harus dipotong dengan rapi sesuai dengan ketinggian dan
garis yang terlihat pada Gambar Kerja.
5.1.2. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kestabilan tanggul dan mengganti setiap
bagian yang rusak atau bergeser karena kecerobohan atau kelalaian Kontraktor
atau akibat sebab alami atau badai.
5.1.3. Semua pekerjaan yang telah selasai tetapi diketahui tidak stabil atau dibawah
standar atau tidak diterima harus diperbaiki dan dibenahi oleh Kontraktor tanpa
tambahan biaya.
5.1.4. Semua Bench Mark yang ada harus tetap ditempatnya dan tidak boleh diubah
dalam keadaan apapun.
5.1.5. setelah Pekerjaan selesai, semua tiang atau pengontrol vertikal yang hancur atau
rusak harus dibangun kembali pada titik yang ditentukan oleh Engineer.
5.1.6. Pada akhir hari kerja, semua lubang harus ditutup atau diisi dan area yang terdiri
dari tanah lepas harus disamatinggikan dan dipadatkan.
5.1.7. Setiap penggalian, pengurugan, dan pemadatan yang diperlukan dalam pekerjaan
ini harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis SI-004 Penggalian,
Pengurugan, dan Pemadatan.
5.2.

Dewatering.

Batasan untuk pembersihan dan grubbing sesuai dengan yang terdapat pada Gambar
Kerja atau sesuai dengan petunjuk dari Engineer.

ST 010 - 3

SPESIFIKASI
SI-002
SITE PILING

1.0.

LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan ini akan meliputi pendukung lapisan (base course) pasir dan kerikil. Pekerjaan
ini harus dilakukan di seluruh area meliputi walkway, jalan, area parkir, atau sesuai
dengan yang terdapat pada Gambar Kerja.

2.0.

STANDAR/RUJUKAN.

2.1.
2.2.
2.3.

American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO).


All applicable local standards, regulation and codes. The most stringent values to
apply.
Spesifikasi teknis: SI-001 Persiapan lahan dan grading.

3.0.

PROSEDUR UMUM.

3.1.

Perlindungan untuk setiap pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan yang
terdapat pada Gambar Kerja.

3.2.

Sub Grade yang telah dipersiapkan harus dilindungi dari kekeringan dan pecah.
Setiap kerusakan yang terjadi akaibat kelalaian akan diperbaiki dengan biaya dari
Kontraktor sendiri.

4.0.

MATERIAL.

Tidak ada.

5.0.

PELAKSANAAN PEKERJAAN.

5.1.

Umum.

Area yang akan dilapisi dengan sub grade harus dibersihkan dengan hati-hati sehingga
tidak ada objek yang tidak diperlukan terdapat didalamnya.
Sub Grad harus dibuat sesuai dengan garis, grade dan kemiringan, dan dipadatkan
sampai kepadatan 90% - 95% sampai memenuhi ketentuan Engineer sehingga lapisan
material, ketika diletakkan dan dipadatkan akan mempunyai garis dan grade yang sama
dengan sub grade.
Semua material di kedalaman 150 mm dibawah pemotongan ketinggian sub grade dan di
kedalaman 300 mm di tanggul harus dipadatkan sampai mencapai 90% - 95 % dari
kepadatan kering yang disyaratkan oleh AASHTO T99.

SI 004- 1

5.2.

Sub Grade pada Tanah Galian.

Jika sub grade berada di daerah tanah galian, maka sub grade harus dibentuk untuk
memperbaiki bentuk potongan melintang dan memanjang.
Tanah harus dipadatkan dengan Tamping rod yang disetujui. Disesuaikan dengan
pemadatan, kelembaban tanah harus diperhatikan dengan cara membasahi tanah
dengan truk penyiram yang disetujui, atau membiarkan tanah kering, sesuai kebutuhan,
untuk menjaga ketinggian pemadatan yang diinginkan.
Jika keadaan tanah tidak memungkinkan dicapainya CBR yang disyaratkan oleh proyek,
maka tanah tersebut harus diganti dengan persetujuan tertulis dari Engineer.
Penggantian tanah yang tidak sesuai harus digolongkan sebagai penggalian biasa. Pada
ketinggian sub grade, Kontraktor harus menimbun lubang akibat pembuangan tanah
tersebut dengan tanah urug yang disetujui. Biaya pekerjaan tersebut termasuk dalam
harga kontrak dan tidak akan diminta lagi dari Klien.
5.3.

Sub Grade pada Tanah Urug atau tanggul.

Ketika sub grade dilakukan pada daerah urugan, maka prosedur berikut harus
diperhatikan dengan seksama:
- Dikarenakan adanya pengurugan, area tersebut akan dipadatkan sesuai dengan
persyaratan dan/atau petunjuk Engineer.
- Material pengurugan yang disetujui harus dihamparkan secara merata sampai
ketebalan maksimum 200 mm untuk setiap lapisan dengan road grader dan digilas
secara berkesinambungan. Kecepatan yang disarankan untuk road roller adalah
5km/jam dan kecepatan ini harus dipertahankan sampai selesai. Selama pemadatan
atau penggilasan, kelembaban tanah yang diinginkan harus dikontrol dengan hati-hati.
Lintasan harus minimal enam (6) kali dan maksimum delapan (8) kali dan/atau
sesuai dengan ketentuan Engineer.
- Pekerjaan Pemadatan atau penggilasan akan megikuti prosedur yang sama dengan
yang diatas sampai pekerjaan pengurugan selesai dengan memuaskan dan diterima
oleh Engineer.
5.4.

Sub Grade pada Galian berbatu.

Jika sub grade dilakukan pada galian berbatu, maka batu-batuan tersebut harus digali
dengan hati-hati untuk membetulkan bentuk potongan melintang dan memanjangnya.
Kontraktor harus memindahkan semua material gembur dan meningkatkan ketinggian
sehingga mencapai ketinggian yang diingikan dengan menambahkan material urugan
berbutir yang disetujui, dipadatkan dan dibentuk sesuai dengan persyaratan yang ada
pada gambar. Tidak ada galian berbatu yang berada di atas ketinggian grade.
Tidak akan ada pembayaran tambahan untuk penggalian dibawah ketinggian grade yang
benar.
5.5.

Perlindungan terhadap Pekerjaan yang telah Selesai.

Setiap bagian sub grade yang telah diselesaikan dan diterima oleh Engineer harus
dilindungi dari kekeringan dan pecah. Setiap kerusakan yang terjadi akibat dari kontraltor
akan diperbaiki sesuai petunjuk Engineer tanpa biaya tambahan.
5.6.

Toleransi Sub Grade.

Permukaan yang telah selesai tidak bolah bervariasi lebih dari 10 mm diatas atau
dibawah ketinggian yang ditentukan dan harus dapat dialiri air dengan bebas.

SI 004- 2

CIVIL WORK

SPESIFIKASI PEKERJAAN TANAH (CIVIL WORK)

SI-001 PENGGALIAN, PENGURUGAN DAN PEMADATAN

Spesifikasi SI-004

Penggalian, Pengurugkan dan Pemadatan

SPESIFIKASI
SI-001
PENGGALIAN, PENGURUGAN, DAN PEMADATAN

1.0.

LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan ini akan meliputi tapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
- Mempersiapkan peralatan dan perkakas, material, pekerja yang cukup untuk
menyelesaikan semua pekerjaan termasuk retaining wall sementara dan cofferdam,
jika diperlukan.
- Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan semua pekerjaan yang
memperlukan penggalian dan/atau pengurugan kembali seperti pondasi, saluran,
timbunan, jalur utilitas, dan lain-lain yang terlihat pada Gambar Kerja.
- Memindahkan semua material urugan yang tidak diperlukan ke tempat pembuangan
yang ditentukan.
- Menggali dan membawa material urugan dari suatu tempat penggalian.
- Untuk menyelesaikan pekerjaan yang diminta oleh spesifikasi ini.

2.0.

STANDAR/RUJUKAN.

2.1.
2.2.
2.3.

American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO).


American Society for Testing and Materials (ASTM).
Semua Kode dan standar yang dapat digunakan, yang paling lengkap dan paling
sering digunakan.

3.0.

PROSEDUR UMUM.

3.1.

Penggalian.

3.1.1. Penggalian harus dilakukan sesuai dengan garis dan kedalaman yang ditunjukkan
oleh Gambar Kerja dan yang ditentukan oleh Engineer. Penggalian harus cukup
lebar untuk memudahkan pergerakan selama pekerjaan dilakukan.
3.1.2. Ketinggian yang ditunjukkan oleh Gambar Kerja hanya berupa perkiraan dan
Engineer dapat menginstruksikan peubahan yang dibutuhkan.
3.1.3. Setiap penggalian yang telah diselesaikan, Kontraktor harus memberitahukan
Engineer dan tidak ada pekerjaan lanjutan yang dapat dilakukan sampai Engineer
menyetujui kedalaman penggalian dan ciri lapisan tanah yang terdapat pada
dasar penggalian.
3.1.4. Semua lapisan keras dan permukaan keras lainnya yang akan digali harus bebas
dari material gembur, bersih dan dapat dipotong lurus atau miring sesuai dengan
Gambar Kerja atau petunjuk dari Engineer sesuai dengan material pengurugan
kembalinya.

SI 001- 1

Spesifikasi SI-004

Penggalian, Pengurugkan dan Pemadatan

3.1.5. Tempat material yang tidak sesuai terlihat pada ketinggian penggalian yang
direncanakan, Kontraktor diharuskan untuk melakukan tambahan penggalian,
sesuai dengan petunjuk dari Engineer, sampai kedalaman tempat material yang
sesuai ditemukan.
3.1.6. Untuk lapisan gembur, permukaan akhir dari penggalian tidak boleh disudahkan
sebelum pekerjaan berikutnya siap utnuk dikerjakan sehingga air hujan atau air
yang mengalir tidak dapat merusak permukaan galian.
Untuk menggali tanah gembur, Kontraktor harus memasang dinding penahan
sementara untuk mencegah tanah longsor ke dalam lubang penggalian
Kontraltor harus melindungi lubang penggalian dari air atau air hujan dengan
menyediakan saluran sementara atau pompa.
3.1.7. Material yang tergali lebih dari ketinggian yang diinginkan, baik karena kesalahan
ataupun kecerobohan Kontraktor harus diperbaiki sesuai petunjuk dari Engineer
tanpa beban biaya apapun kepada klien.
Diasumsikan bahwa material pada pekerjaan lahan dapat digali peralatan biasa
seperti sekop atau bulldozer.
Jika menemui lapisan bebatuan, Kontraktor harus memberitahu Engineer yang
akan memberikan keputusan sebelum penggalian dilakukan lebih jauh.
Setelah masing-masing penggalian, Kontraktor harus memberitahukan Engineer,
dan pekerjaan dapat dilanjutkan setelah Engineer menyetujui kedalaman dan jenis
dari lapisan tanah yang terdapat di dasar lubang penggalian.
3.2.

Pengurugan Kembali dan Pembuatan Tanggul.

3.2.1. Pengurugan kembali atau pembuatan tanggul hanya dapat dimulai jika material
pengurugan dan lokasi pekerjaan telah disetujui oleh Engineer.
3.2.2. Kontraktor tidak akan melanjutkan pekerjaaan pengurugan kembali sebelum
Engineer menyetujui pekerjaan sebelumnya.
3.2.3. Material hasil penggalian yang cocok untuk digunakan sebagai material
pengurugan kembali dan pembuatan tanggul dapat disimpan oleh Kontraktor di
tempat penyimpanan yang dapat dijangkau dengan mudah selama proses
pengurugan kembali dan pembuatan tanggul. Lokasi tempat penyimpanan harus
disetujui oleh Engineer.
3.2.4. Pengurugan kembali pekerjaan beton hanya boleh dilakukan ketika usia beton
sudah mencapai minimum 14 hari, dan pekerjaan beton telah berusia minimum 7
hari, atau setelah mendapat persetujuan dari Engineer.
3.3.

Pemadatan.

Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadat (compactor) yang dapat digerakan


dengan tangan di tempat yang memungkinkan untuk memadatkan urugan sebaik di
tempat galian. Untuk memadatkan tanah kohesif dapat dipakai roda penggilas yang dapat
diisi dengan zat cair atau dengan penggilas kaki kambing (Sheep Foot Roller) yang
ditarik. Penggilas getar (Vibratory Rollers) dengan roda baja yang rata dapat digunakan
untuk memadatkan tanah timbunan yang berbutir. Pemadatan melalui aliran atau air yang
menggenang tidak diijinkan.

SI 001- 2

Spesifikasi SI-004

Penggalian, Pengurugkan dan Pemadatan

Jika tingkatan kepadatan urugan tidak memuaskan, penyesuaian harus dilakukan sampai
persyaratan pemadatan dapat dipenuhi. Material yang dihamparkan di atas lapisan yang
pemadatannya tidak memuaskan harus disingkirkan dan area yang belum memuaskan
tersebut dipadatkan kembali sesuai petunjuk Engineer.

4.0.

MATERIAL.

Merujuk pada bagian 5.0. Pelaksanaan pekerjaan dari Spesifikasi.

5.0.

PELAKSANAAN PEKERJAAN.

5.1.

Penggalian.

5.1.1. Pekerjaan penggalian selesai ketika dasar dari penggalian memenuhi ketinggian
yang diinginkan sesuai dengan Gambar Kerja atau telah disetujui oleh Engineer.
5.1.2. Semua material pengurugan kembali harus disimpat pada tempat yang ditentukan
sesuai dengan petunjuk Engineer sehingga ketika dibutuhkan dan memungkinkan
material tersebut dapat digunakan untuk pengurugan kembali atau dibuang sesuai
ketentuan oleh Engineer.
5.2.3. Penggalian yang melewati atau keluar dari garis dan grade yang ditunjukkan oleh
Gambar Kerja atau ketentuan Engineer karena kesalahan maupun kelalaian
kontraktor, material yang telah tergali tidak akan dibayar dan kontraktor
diharuskan untuk memperbaiki pekerjaannya menjadi sesuai dengan Gambar
Kerja dengan biaya sendiri.
5.2.4. Penggalian harus dilakukan tanpa merusak bench mark atau pekerjaan lain yang
telah selesai. Semua kerusakan diakibatkan oleh pekerjaan ini menjadi tanggung
jawab Kontraktor tanpa adanya penambahan biaya dan waktu.
5.2.5. Pada daerah galian terdapat batuan, Kontraktor harus membongkar sampai ke
dalaman 150 mm di bawah ketiggian akhir yang direncanakan. Batuan yang harus
dibongkar adalah batu tulis yang keras, batu besar bundar dengan volume di atas
m3 atau dimensinya lebih dari 1 meter. Pembongkaran batuan dapat
menggunakan peralatan khusus atau dengan cara diledakan..
5.2.

Pengurugan Kembali dan Pembuatan Tanggul.

5.2.1. Material Pengurugan kembali.


Material yang disetujui untuk digunakan dalam pengurugan kembali tidak
mengandung kerikil atau partikel batu yang ukurannya lebih dari 100 mm dan
tingkatan ukuran yang disetujui untuk pemadatan.
Ketika, menurut pendapat Engineer, material tersebut tidak tersedia, maka
penggunaan batu atau kerikil dicampur dengan tanah diijinkan, dengan catatan
tidak ada partikel yang ukurannya lebih besar dari 150 mm dan lebih kecil
ukurannya dari 50 mm, dan persentase material halusnya mencukupi untuk
menutupi kekosongan antara batu dan menjamin keseragaman dan dapat
dipadatkan untuk mencapat kepadatan yang dibutuhkan.

SI 001- 3

Spesifikasi SI-004

Penggalian, Pengurugkan dan Pemadatan

Semua material yang digali kecuali tanah tidak dapat digunakan sebgai material
pengurugan kembali kecuali disetujui oleh Engineer seperti yang disebutkan
dalam ayat 5.1.2 dari spesifikasi ini.
Material pengurugan kembali yang disimpan di dekat tempat bekerja lebih dari 12
jam, harus dilindungi dengan lembaran polyethylene (plastik) sehingga tidak
terjadi kerusakan pada material yang telah disetujui oleh Engineer.
Setiap lapisan dari material pengurugan kembali, jika kering, harus dibasahi
secara merata utnuk mendapatkan kandungan kelembaban yang dibutuhkan
untuk mencapai kepadatan yang ditentukan.
5.2.2. Persiapan.
Untuk menempatan material untuk pengurugan kembali, pekerjaan berikut harus
dilakukan lebih dahulu:
- Pembersihan lokasi dan/atau penggalian sesuai dengan Gambar Kerja atau
sesuai pentunjuk dari Engineer.
- Kontraktor harus memberitahukan kepada Engineer sebelum meletakan
material pengurugkan kembali dan Engineer akan memeriksa kondisi lokasi
yang telah disiapkan.
- Lokasi yang telah dipenuhi oleh material pengurugan kembali dan pembuatan
tanggul harus dikeringkan dari air yang mengalir dengan menggunakan pompa
atau peratan yang disetujui oleh Engineer.
5.2.3. Meletakan Material Pengurugan Kembali.
Material pengurugan kembali tidak boleh tersebar atau terpadatkan jika hujan
turun.
Pengurugan kembali di dalam atau di luar area tanggul harus dihamparkan lapis
per lapis dengan ketebalan maksimum 200 mm (ukuran gembur) dan harus
dipadatkan.
Pengurugan kembali di dalam area tanggu harus dipadatkan sehingga mencapai
tingkatan yang disebutkan dalam bagian 5.3. dalam spesifikasi ini.
Kecuali terdapat pada rencana atau petunjuk khusus, hand tamping tidak dapat
diterima sebagai alternative dari pemadatan menggunakkan peralatan mekanik.
Kontraktor tidak boleh menghamparkan lapisan baru material pengurugan kembali
sampai lapisan sebelumnya telah disetujui oleh Engineer.
Tidak akan ada pekerjaan pengurugan kembali yang dilakukan tanpa persetujuan
dari Engineer.
5.3.

Pemadatan.

5.3.1. Umum.
Jika diperlukan, setiap lapisan sebelum dipadatkan harus diprose untuk
memdapatkan kandungan kelembaban yang cukup mendekati nilai optimum yang
memungkinkan pemadatannya menghasilkan kepadatan yang diinginkan. Material
harus mempunyai keseragaman kelembaban sepanjang lapisan yang akan
dipadatkan.
Setiap lapisan material harus dipadatkan secara seragam dengan menggunakan
penggilas berban kembang (Pneumatic tire rollers), grid rollers three-wheeled
power rollers, vibratory, sheep foot atau tamping rollers atau peralatan pemadatan
tipe lain yang disetujui.
Penggilasan harus dilakukan dari arah memanjang sepanjang tanggul dan harus
dimulai dari pinggir terluar dan menuju ke tengah dengan perlakuan tertentu
sehingga setiap bagian menerima tekanan yang sama. Paling tidak ada satu

SI 001- 4

Spesifikasi SI-004

Penggalian, Pengurugkan dan Pemadatan

penggilas yang bekerja secara berkesinambungan untuk setiap 600 m3, atau
kelipatannya, material yang dihamparkan setiap jamnya.
Hauling equipment harus beroperasi melebihi lebar dari tiap-tiap lintasan yang
dipadatkan.
5.3.2. Kepadatan Kering Maksimum dan Kandungan Kelembaban Optimum.
Kepadatan kering maksimum dan kandungan kelembaban optimum dari tanah
harus ditentukan berdasarkan salah satu cara yang dijelaskan dalam ASTM
D1557-90 (AASHTO T180-74) yang umum dikenal sebagai the Modified Proctor
Test.
5.3.3. Pengendalian kelembaban.
Pada saat area pemadatan tempat kepadatan tinggi diperlukan, material urugan
dan permukaan tempat dihamparkan harus berada dalam range kandungan
kelembaban yang ditentukan. Kontraktor tidak boleh memadatkan urugan sampai
kelembabannya berada dalam range kandungan kelembaban yang ditentukan.
Kontraktor akan menambahkan sejumlah air dengan hati-hati pada material atau
permukaan yang terlalu kering.
Kontraktor juga hrus menyebarkan, agar kering, material yang terlalu basah, dan
jika perlu menggaru dan menghaluskannya dengan tangan maupun mekanik.
5.3.4. Proofrolling.
Kontraktor haru mengupas dan menggali pada lokasi proofroll sesuai dengan
petunjuk Engineer jika terdapat bagian yang lunak. Peralatan pengangkut (dump
truck) dan pemadat (compaction roller) yang akan digunakan oleh Kontraktor, baik
type, ukuran dan berat harus disetujui oleh Engineer.
Kontraktor harus menempatkan dan memadatkan material urugan pada titik yang
rendah. Jika area menjadi basah dan berbusa, maka kontraktor harus segera
memberitahukan kepada Engineer sehingga tindakan yang tepat dapat dilakukan.
Area yang akan menjadi dasar struktur, harus diperiksa selama proofrolling dan
disetujui oleh Engineer sebelum pekerjaan tanah dilakukan lebih lanjut.
5.3.5. Kepadatan tanah kohesif.
Untuk tanah yang memiliki 30% atau lebih, dari berat, partikal yang melewati
saringan No. 200, diperlukan pemadatan sesuai kebutuhan, seperti yang
ditentukan oleh salah satu metode yang digambarkan dalam ASTM D1557-90
(AASHTO T180-74), dan diperlihatkan sebagai persentase dari kepadatan kering
maksimum, dan kandungan kelembaban, pada saat pemadatan harus sebagai
berikut:
Relative
Moisture
Daerah Urugan
Compaction
Range
(%)
(%)
General Fill
90
-3 W +3
Jalan Utama dan Parkir kendaraan berat (Top
95
-4 W +2
Meter)
Jalan Penghubung dan Parkir kendaraan ringan
95
-4 W +3
(Top Half Meter)
Lantai Gudang dan Bengkel (Top Half Meter)
95
-4 W +2
Pengurugan Kembali (Kecuali Tempat yang
90
-3 W +3
membutuhkan tingkat kepadatan lebih tinggi)
W = Optimum Moisture Content.

SI 001- 5

Spesifikasi SI-004

Penggalian, Pengurugkan dan Pemadatan

5.3.6. Kepadatan tanah non-kohesif.


Tanah yang memiliki kurang dari 30%, dari beratnya, partikel yang melewati
saringan No. 200, memerlukan pemadatan yang ditentukan oleh salah satu
metode dalam ASTM D1557-90 (AASHTO T180-74), dan diperlihatkan sebagi
persentase dari kepadatan kering maksimum sebagai berikut:
Daerah Urugan
Drainage blanket beneath
embankments traffic
Urugan bantalan di bawah slab
lantai.

Relative Compaction (%)


Tidak diperlukan.
Dipadatkan dengan Bulldozer ringan
(eg. D-6)
95
may be inspected by proof rolling at
Engineers options

Road Base
Trench Back Fill
Trench or Chimney Drains
5.4.

95
92
Tidak diperlukan

Pembuangan Material hasil Penggalian.

Semua material dari penggalian yang disetujui oleh Engineer, harus digunakan dalam
pengurugan kembali. Material yang tidak dibutuhkan untuk pengurugan kembali harus
dibuang ditempat yang ditentukan.
Kontraktor bertanggungjawab untuk seluruh pengaturan dan biaya untuk pembuangan
material yang berlebih atau tidak memenuhi syarat, termsuk pengangkutan dan perolehan
ijin dari pemilik tanah tempat pembuangan dilakukan.
5.5.
Perlindungan Timbunan yang sudah Dipadatkan
5.5.1. Kontraktor harus menjaga dan melindungi timbunan yang sudah dipadatkan daria
segala pengaruh yang merusak mutu bahan.
5.5.2. Kontraktor harus memelihara timbunan terhadap terjadinya longsoran lokal. Apabila
terjadi longsoran local, maka Kontraktor harus memperbaikinya dalam waktu 24
jam setelah ada instruksi dari Engineer. Semua biaya perbaikan yang diperlukan
menjadi tanggungan Kontraktor.
5.5.3. Apabila Engineer memandang perlu, maka Engineer berhak memerintahkan
pengujian tambahan pada sebagian atau keseluruhan timbunan yang sudah diuji
dan diterima. Apabila terbukti bahwa timbunan tersebut mengalami penurunan
mutu sehingga tidak memenuhi Spesifikasi Teknik ini, maka Kontraktor wajib atas
biayanya sendiri memperbaiki timbunan tersebut sampai memenuhi Spesifikasi
Teknis ini dan menanggung biaya pengujian yang diperintahkan Engineer.

SI 001- 6

SPESIFIKASI ARSITEKTURAL

SPESIFIKASI ARSITEKTURAL

SPESIFIKASI
AR-001
PEKERJAAN DINDING

SPESIFIKASI ADUKAN DAN PLESTERAN

SPESIFIKASI
AR - 002
PEKERJAAN FINISHING

SPESIFIKASI PENGECATAN
SPESIFIKASI PENGISI DAN PENUTUP CELAH

SPESIFIKASI
AR - 003
PEKERJAAN KHUSUS

SPESIFIKASI LAPISAN KEDAP AIR (WATERPROOFING)


SPESIFIKASI BERBAGAI JENIS LOGAM

SPESIFIKASI AR-001

Pekerjaan Dinding

SPESIFIKASI
AR-001
PEKERJAAN DINDING

SPESIFIKASI ADUKAN DAN PLESTERAN


1.0.
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan mencakup penyediaan sumber tenaga kerja, bahan bangunan, mesin
pengaduk, dan semua pekerjaan yang termasuk pengerjaan adukan semen. Pekerjaan
ini termasuk acian dinding, nat dinding batu, sambungan dan lapisan kedap air
(waterproofing) dengan jumlah sesuai yang dibutuhkan dalam adukan. Pekerjaan harus
disesuaikan dengan garis, posisi, penempatan dan susunan yang benar sesuai gambar
atau seperti yang ditentukan oleh Konsultan pengawas.

2.0.
STANDAR / RUJUKAN
2.1. American Society for Testing dan Materials (ASTM).
2.2. Standar Nasional Indonesia (SNI):
- SNI.15-2049-1994 - Semen Portland.
2.3. Spesifikasi Beton Cor di tempat

3.0.
PROSEDUR UMUM
3.1. Contoh
Sebelum pekerjaan konstruksi, kontraktor harus memberikan contoh-contoh bahan untuk
adukan semen kepada Konsultan pengawas, untuk mendapatkan persetujuan.
3.2.
Pengiriman dan Penyimpanan
3.2.1. Semua semen dalam bungkusnya harus dikirimkan dan disimpan sesuai dengan
persyaratan dalam Spesifikasi Beton Cor di tempat.
3.2.2. Agregat harus disimpan di atas permukaan yang bersih, bebas dari genangan air,
memiliki sistem drainase yang mencukupi, dan bebas dari bahan-bahan asing.
Ketinggian tumpukan tidak boleh lebih dari 120cm, guna mencegah
segregasi/pemisahan.
4.0.
MATERIAL
4.1. Semen
Semen sebaiknya Semen Portland (PC) tipe I yang memenuhi standar SNI.15-20491994 atau ASTM C150-89, seperti Cibinong, Tiga Roda, Gresik, Semen Padang, Semen
Andalas atau setara.
Semen Portland yang digunakan harus dari satu nama/merk yang sama.
4.2. Agregat
Agregat harus bersih, keras, padat, memiliki ujung kasar, dan tidak mengandung bahan
perusak seperti lumpur, tanah liat atau bahan organik lain. Agregat harus memenuhi
syarat dan dites sesuai dengan ASTM C 33.

AR 001 - 1

SPESIFIKASI AR-001

Pekerjaan Dinding

4.3. Air
Air untuk campuran aduk harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang dapat merusak,
seperti alkali, asam, garam dan bahan non organik lainnya. Air yang telah diketahui
kualitasnya dan sesuai untuk konsumsi air minum manusia, tidak perlu di tes lagi. Akan
tetapi, untuk mengantisipasi segala kemungkinan, jenis air lainnya harus dites dan harus
disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan pengawas.
4.4. Campuran
Campuran untuk meningkatkan kekedapan air dan untuk sambungan harus berasal dari
produk yang telah teruji, seperti Febond SBR, Cemecryl, Barra Emulsion 57 atau setara.

5.0.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Komposisi
5.1.1. Perbandingan 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan di tempat basah/
lembab pada 150mm di bawah permukaan tanah sampai dengan 200mm di atas
finishing lantai (seperti yang ditunjukkan/tidak ditunjukkan dalam gambar), acian
untuk permukaan beton ekspos, dan di tempat-tempat lain yang ditunjukkan dalam
gambar.
5.1.2. Perbandingan 1 semen dan 5 pasir digunakan untuk semua pekerjaan acian pada
daerah kering, selain pengecualian yang ditunjukkan dalam gambar.
5.1.3. Campuran kedap air harus diaplikasikan pada adukan semen sesuai dengan
rekomendasi produsen, agar menghasilkan lapisan kedap air (waterproofing) dan
sambungan yang efektif.
5.2. Pengadukan
Semua bahan kecuali air, harus diaduk dengan benar dalam sebuah wadah atau dalam
alat pengaduk semen yang disetujui, sampai adukan menghasilkan warna yang sama.
Setelah itu ditambahkan air dengan jumlah yang tepat, dan pengadukan dilanjutkan.
Adukan harus dicampur dengan jumlah yang dibutuhkan untuk digunakan. Waktu
pengadukan minimum harus 1 sampai 2 menit untuk aplikasi. Adukan semen yang tidak
digunakan dalam waktu lebih dari 45 menit setelah pengadukan, tidak boleh digunakan
lagi.
5.3. Persiapan dan Pembersihan Permukaan
5.3.1. Semua permukaan yang akan diberi adukan semen harus bebas dari karbonat
dan bahan-bahan yang tidak diinginkan.
5.3.2. Aplikasi adukan semen dapat digunakan setelah semua pekerjaan pemasangan
selesai. Semua bagian yang akan diberi adukan semen adalah yang telah
terlindungi di bawah atap.
Permukaan yang akan diaci tidak boleh berumur lebih dari dua minggu, kemudian
permukaan harus dibasahi terlebih dahulu dengan air sampai terlapisi air dan
sambungannya mencapai kedalaman10 mm.
5.4. Acian untuk Permukaan Beton
5.4.1. Permukaan beton yang akan diaci harus dikasarkan, bebas dari bahan-bahan
yang tidak diinginkan dan dibasahkan dulu dengan air, baru kemudian diaci.
5.4.2. Permukaan beton yang akan diaci harus bebas dari cat, minyak, lemak dan
sebagainya.
Permukaan beton harus dibersihkan dengan sikat kawat. Setelah pekerjaan acian
selesai dan mengeras, permukaan harus dipelihara dengan siraman air berkala.

AR 001 - 2

SPESIFIKASI AR-001

Pekerjaan Dinding

Acian yang tidak sempurna seperti permukaan yang tidak rata, retak dan
sebagainya harus diganti dan diperbaiki.
5.5. Ketebalan Acian
Ketebalan adukan semen dan/atau acian harus minimum 10 mm, kecuali bila ditetapkan
lain dalam gambar atau sesuai dengan yang ditetapkan oleh Konsultan pengawas.
5.6. Penghalusan
Penghalusan permukaan harus dilakukan setelah acian terlapisi siraman air sehingga
acian menjadi halus tanpa retak dan acian berumur 8 hari atau telah benar-benar kering.
Selama tujuh hari setelah penghalusan permukaan, kontraktor harus selalu membasahi
permukaan tersebut sampai terlapisi air, minimum dua kali sehari.
5.7. Pemeriksaan dan Pengetesan
Semua pekerjaan harus dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor harus menyediakan asisten
Konsultan pengawas setiap kali dibutuhkan, untuk mendapatkan contoh dari pekerjaan
yang telah diselesaikan.
Segala macam hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan dengan tata
cara yang sama seperti sebelumnya tanpa ada biaya tambahan kepada pemilik (Owner).

AR 001 - 3

SPESIFIKASI AR-003

Pekerjaan Khusus

SPESIFIKASI
AR - 002
PEKERJAAN FINISHING

SPESIFIKASI PENGECATAN
1.0.
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan, tenaga
kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan selengkapnya,
sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Tekjnis ini.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior harus dicat dengan standar
pengecatan minimal 1(satu) kali cat cat dasar dan 2(dua) kali cat akhir.

2.0.
STANDAR / RUJUKAN
2.1. Steel Structure Painting Council (SSPC).
2.2. Swedish Standard Institution (SIS).
2.3. British Estndar (BS)
2.4. Petunjuk Pelaksanaan dari Pabrik Pembuat

3.0.
PROSEDUR UMUM
3.1. Data Teknis dan Kartu Warna
Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang akan
digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.
Semua warna ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan akan diterbitkan secara terpisah
dalam suatu Skema Warna.
3.2. Contoh dan Pengujian
3.2.1 Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek dalam
kemasan tertutup, bertanda merek dagang dan mencantumkan identitas cat yang
ada didalamnya, serta harus diserahkan tidak kurang 2 (dua) bulan sebelum
pengerjaan pengecatan,sehingga cukup dini untuk memungkinkan waktu
pengujian selama 30 (tiga puluh) hari.
3.2.2. Pada saat bahan cat tiba di lokasi, kontraktor dan Konsultan Pengawas
mengambil 1 liter contoh dari setiap takaran yang ada dan di ambil secara acak
dari kaleng/kemasan yang masih tertutup. Isi dari kaleng/kemasan contoh harus
diaduk dengan sempurna untuk memperoleh contoh yang benar-benar dapat
mewakili.
3.2.3. Untuk pengujian, kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat tersebut di
atas 2 (dua) potongan kayu lapisan atau panel semen berserat berukuran 300mm
x 300mm untuk masing-masing warna. 1 (satu) contoh disimpan kontraktor dan 1
(satu) contoh lagi disimpan Konsultan Pengawas guna memberikan kemungkinan
untuk pengujian di masa mendatang bila bahan tersebut ternyata tidak memenuhi
syarat setelah dikerjakan.
3.2.4. Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna cat menjadi
tanggung jawab kontraktor.

AR 003 - 1

SPESIFIKASI AR-003

Pekerjaan Khusus

4.0. MATERIAL
4.1. Umum
4.1.1 Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas
menunjukan nama/merek dagang, nomor formula atau spesifikasi cat, nomor
takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrik, petunjuk dari pabrik dan nama
pabrik pembuat, yang kesemuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya.
Semua bahan harus sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.
4.1.2. Cat dasar yang dipakai dalam pengerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek
dagang dengan cat akhir yang akan digunakan.
Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang
dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi Mowilex,
jotun, ICI atau Danapaint.
4.2. Cat Dasar
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setara :
- Water-based sealer dengan bahan emulsi akrilik 100% untuk permukaan
pelesteran, beton, papan gipsum dan panel silikum silikat.
- Masonry sealer untuk permukaan pelesteran yang akan menerima cat akhir kilap.
- Wood primer sealer untuk permukaan kayu yanga akan menerima cat akhir
berbahan dasar minyak.
- Solvent-based anti-corrosive zinc chromate untuk permukaan besi/baja.
4.2. Undercoat
Undercoat digunakan untuk permukaan besi/baja.
4.3. Cat Akhir
Cat akhir yang dipergunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setara :
- Emulsi jenis copolymer Veova untuk permukaan interior pelesteran, beton, dan
panel kalsium silikat.
- Emulsi jenis akrilik emulsi murni khusus untuk permukaan eksterior pelesteran,
beton, gipsum dan panel kalsium silikat.
- Acrylic gloss enamel untuk permukaan pelesteran, beton dengan tampilan kilap.
- High quality solvent-based high quality gloss finishes untuk permukaan kayu dan
besi baja.
4.4. Warna dan Tekstur
Area yang didisain adalah subjek pemilihan warna yang tertera dalam Bagan Warna atau
seperti yang disetujui oleh Konsultan pengawas setelah contoh alternatif warna dan
tekstur yang direkomendasikan telah dilengkapi seperti pada point 3.2. di atas. Hal yang
sama harus dilakukan pada warna, dan tekstur permukaan pra-finishing.
Warna dan tekstur harus sesuai dengan contoh warna relevan yang telah dipilih oleh
Konsultan pengawas dan harus sesuai dengan standar warna produsen.
Bagan warna akan dikeluarkan kemudian dan pemilihan harus dengan persetujuan dari
Konsultan pengawas.
5.0.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.
5.1.1. Umum
AR 003 - 2

SPESIFIKASI AR-003

Pekerjaan Khusus

Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan


polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang
ditutupi atau dilindungi sebelum pelaksanaan persiapan permukaan
pengecatan dimulai.
Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang
tersebut.
Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan
pengecatan. Minyak dan lemak harus dihilangkan dengan memakai kain
bersih dan zat pelarut/pembersih yang berkadar racun rendah dan mempunyai
titik nyala diatas 38C.
Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikia rupa
sehingga debu dan pencemar lainnya yang berasal dari proses pembersihan
tersebut tidak jatuh di atas permukaan cat yang baru dan basah.

5.1.2. Permukaan Pelesteran dan Beton


Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang
waktu 4 (empat) minggu untuk mengering di udara terbuka.
Semua pekerjaan pelesteran atau semen yang cacat harus dipotong dengan tepitepinya bersambung menjadi rata dengan pelesteran sekelilingnya.
Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan
menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, Lumpur, lemak,
minyak aspal, adukan yang berlebihan dan tetesan-tetesan adukan.
Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan pelesteran dibasahi
secara menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan genangan air.
Hal ini dapat dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan
memberikan selang waktu dari saat penyemprotan hingga air dapat diserap.
5.1.3. Permukaan Gipsum
Permukaan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli, atau gemuk dan
permukaan gipsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus untuk gipsum,
untuk menutup permukaannya yang berpori, seperti ditentukan dalam Spesifikasi
Panel Gipsum
Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai ketentuan
Spesifikasi ini.
5.1.4. Permukaan Panel Kalsium Silikat
Permukaan panel kalsium silikat harus kering dan bersih sebelum melakukan
pengecatan lapisan pertama. Minyak, lemak atau bercak karat harus benar-benar
dibersihkan dengan zat pelarut yang sesuai dan alat yang lain yang sesuai
dengan rekomendasi.
Sesudah cat lapisan pertama mengering dan sebelum dilakukan pengecatan akhir,
perlu dilakukan pengecatan perbaikan setempat pada tempat-tempat yang
meresap cahaya.
5.1.5. Permukaan kayu
Permukaan kayu harus bersih dari minyak, lemak dan serbuk kayu gergajian, sisa
pengamplasan serta kotoran lainnya, sebelum pelapisan cat dimulai.
5.1.6. Permukaan Barang Besi/atau Baja
a.
Besi/baja baru
Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda benda asing
lainnya harus dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau
menyemprotan pasir/send blasting sesuai standar Sa2 (SP6).
AR 003 - 3

SPESIFIKASI AR-003

Pekerjaan Khusus

Semua debu, kotoran minyak, gemuk dan sebagainya harus dibersihkan


dengan zat pelarut yang sesuai dan kemudian dilap dengan kain bersih.
Sesudah pembersihan selesai, pelapisan cat dasar pada semua
permukaan barang besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan
yang disyaratkan.
b.

Besi/baja dilapis dasar dipabrik/bengkel


Bahan cat dasar yang diaplikasikan di pabrik/bengkel harus dari merek
yang sama dengan cat akhir yang akan diaplikasikan di lokasi proyek dan
memenuhi ketentuan dalam butir 4.2. dari Spesifikasi Teknis ini.
Barang Besi/baja yang telah dilapis dasar dipabrik/ bengkel harus
dilindungi terhadap karat, baik sebelum maupun sesudah pemasangan
dengan cara segera merawat permukaan karat yang terdeteksi.
Permukaan harus dibersihkan dengan zat pelarut untuk menghilangkan
debu, kotoran, minyak, gemuk.
Bagian-bagian permukaan yang tergores atau berkarat harus dibersihkan
dengan sikat kawat sampai bersih, sesuai standar St2/SP-2, dan kemudian
dicat kembali (touch - up) dengan bahan cat yang sama dengan yang telah
disetujui, sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.

c.

Baja/besi lapis seng/galvani


Permukaan besi/baja berlapis seng/galvanis yang akan dilapisi cat warna
harus dipaparkan terlebih dahulu dengan bahan kimia khusus yang
diproduksi untuk maksud tesebut, atau disikat dengan sikat kawat.
Bersihkan permukaan dari kotoran-kotoran, debu dan sisa-sisa
pengasaran, sebelum pengaplikasian cat dasar.

5.2. Selang Waktu antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan


Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkah untuk di cat, harus
mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disyaratkan, secepat mungkin
setelah persiapan-persiapan diatas selesai.
Harus diperhatikan bahwa hal ini harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada
permukaan yang sudah dipersiapkan diatas.
5.3. Pelaksanaan Pengecatan
5.3.1. Umum
Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat, tetesan
cat, penonjolan, gelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna dan tekstur.
Usaha untuk menutupi semua kekerangan tersebut harus sudah sempurna dan
semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan yang
sama.
Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk bagian
tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bias memperoleh ketebalan lapisan yang
sama dengan permukaan-permukaan disekitarnya.
Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan permukaan
yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus setelah diberi lapisan cat
dasar terlebih dahulu.
5.3.2. Proses Pengecatan

AR 003 - 4

SPESIFIKASI AR-003

Pekerjaan Khusus

Harus diberi selang waktu yang cukup diantara pengecatan yang berikutnya untuk
memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan
keadaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud.
Pengecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat
kering), sesuai ketentuan berikut:
a.
Permukaan interior pelesteran, beton, gipsum, panel kalsium silikat.
Cat dasar
: 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat akhir
: 2 (dua) lapis emulsi jenis copoliner veova
b.

Permukaan eksterior pelesteran, beton, panel kalsium silikat.


Cat dasar
: 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat akhir
: 2 (dua) lapis acrylic emulsi murni khusus eksterior.

c.

Permukaan interior dan eksterior pelesteran atau beton dengan cat akhir
kilap
Cat dasar
: 1 (satu) lapis masonry sealer.
Cat akhir
: 2 (dua) lapis acrylic gloss enamel.

d.

Permukaan kayu.
Cat dasar
: 1 (satu) lapis wood primer sealer.
Cat akhir
: 2 (dua) lapis high quality solvent-based high quality gloss
finish.

e.

Permuakaan Besi/Baja
Cat dasar
: 1 (satu) lapis sovent-based anti corrosive zinchromate
primer.
Undercoat
: 1 (satu) lapis undercoat
Cat akhir
: 2 (dua) lapis high quality solvent-based high quality gloss
finish.
Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan
ketentuan dan/atau standar dari pabrik pembuat cat yang telah disetujui untuk
digunakan.
5.3.3. Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran
Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukan tanda-tanda mengeras,
membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainya.
Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.
Bila disyaratkan oleh keadaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda pengecaan,
maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan pengecatan dengan
mentaati petunjuk yang diberikan oleh pabrik pembuat cat dan tidak melebihi
jumlah 0,5 liter zat pengencer yang baik untuk 4 liter cat.
Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab kontraktor untuk
memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu menutup warna lapis
dibawahnya).
5.3.4. Metoda Pengecatan.
Cat dasar untuk permukaan beton, plesteran, panel kalsium silikat, diberikan
dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
Cat dasar untuk permukaan gipsum diberikan dengan kuas dan lapisan berikutnya
boleh dengan kuas atau rol.
Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya dapat dilakukan dengan kuas dan rol atau semprotan.
AR 003 - 5

SPESIFIKASI AR-003

Pekerjaan Khusus

Cat dasar untuk permukaan barang besi atau baja diberikan dengan kuas atau
disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.
5.4. Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas
Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas harus
dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.

SPESIFIKASI PENGISI DAN PENUTUP CELAH


1.0.
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan bahan penutup dan pengisi celah
termasuk di antaranya, tetai tidak terbatas pada hal-hal berikut:
- Celah antara dinding dengan kolom bangunan
- Celah antara peralatan dengan dinding, lantai atau langit-langit
- Celah antara langit-langit dan dinding
- Celah-celah lainnya yang memerlukannya, seperti disebutkan dalam Spesifikasi
Teknis terkait.

2.0.
STANDAR / RUJUKAN
2.1. American Society for Testing dan Materials (ASTM).
2.2. Spesifikasi :
- AR 001 Pekerjaan Dinding Spesifikasi Dinding Bata Beton Ringan
3.0.
PROSEDUR UMUM
3.1. Contoh dan Data Teknis
Contoh bahan beserta data teknis dan/atau brosur bahan harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas untuk disetujui sebelum pengadaan bahan ke lokasi proyek.
3.2. Pengiriman dan Penyimpanan
Bahan-bahan harus dikirim ke lokasi proyek dalam keadaan baru, utuh/masih di segel,
bermerek jelas dan harus disimpan dalam tempat yang kering bersih dan terlindung dari
segala kerusakan yang diakibatkan oleh kondisi udara.

4.0.
MATERIAL
4.1. Bahan Pengisi Celah
4.1.1. Tipe Umum
Bahan penutup dan pengisi celah bagian-bagian bangunan yang sifatnya nonstruktural harus merupakan produk yang dibuat dari bahan silikon, yang sesuai
untuk daerah tropis dengan kelembaban tinggi dan dapat diaplikasikan pada
berbagai jenis bahan, seperti produk Dow Corning 795 silicone Building Sealant,
GE Silglaze N 10, IKA Glazing Netral atau yang setara.
Untuk permukaan yang berpori harus digunakan pelapis dasar yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat bahan penutup dan pengisi celah.
4.1.2. Tipe Struktural
AR 003 - 6

SPESIFIKASI AR-003

Pekerjaan Khusus

Bahan penutup dan pengisi celah untuk bagian-bagian bangunanyang sifatnya


structural harus merupakan produk yang dibuat dari bahan silikon dengan formula
khusus sehingga mampu menahan beban struktural seperti angin, dapat
diaplikasikan pada berbagai jenis bahan, seperti GE Ultraglaze 4400.
4.1.3. Tipe Akrilik
Bahan penutup dan pengisi celah untuk bagian-bagian bangunan yang akan dicat
harus dari tipe yang dapat dicat setelah 2 jam pengeringan, tahan terhadap air,
jamur dan lumut, memeiliki daya rekat yang baik pada segala jenis bahan, seperti
IKA Glazing Acrylic atau setara yang disetujui Konsultan Pengawas.
4.2. Batang Penyangga.
Lihat butir 5.3 dari Spesifikasi Teknis ini.

5.0.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Pekerjaan Persiapan
Semua permukaan yang akan menerima bahan penutup dan pengisi celah harus bebas
dari debu, air, minyak dan segala kotoran.
Bahan metal atau kaca yang berhubungan dengan dinding harus dibersihkan dengan
bahan pembersih yang tidak mengandung minya seperti methyl.
5.2. Desain Pertemuan
Desain pertemuan pada lokasi bahan penutup celah akan ditempatkan tidak lebih lebar
dari 12,7mm dan tidak lebih kecil dari 4mm, dengan kedalaman tidak lebih besar dari
6,4mm dan tidak lebih kecil dari 4mm.
5.3. Metode Aplikasi
5.3.1. Batang penyangga dari bahan polyethylene closed cell foam atau polyurethane
rod dipasang pada dasar celah/tempat yang akan diberi bahan penutup atau
pengisi celah untuk mendapatkan kedalaman celah yang tepat.
5.3.2. Daerah disekitar tempat yang akan diberi bahan penutup celah harus dilindungi
dengan lembaran pelindung.
5.3.3. Lembaran pelindung ini tidak boleh menyentuh bagian permukaan yang akan
diberi bahan penutup celah.
5.3.4. Lembaran pelindung harus segera dibuka setelah bahan penutup celah selesai
diaplikasikan.
5.3.5. Pelapis dasar harus diaplikasikan terlebih dahulu pada permukaan yang berpori,
agar bahan penutup dan pengisi celah dpat melekat dengan baik. Bahan pelapis
dasar harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat bahan penutup dan pengisi
celah.
5.3.6. Bahan penutup celah harus diaplikasikan secara menerus (tidak terputus-putus)
dengan menggunakan alat yang sesuai rekomendasi pabrik pembuatnya.
5.3.7. lembaran pelindung harus segera dibuka setelah bahan penutup celah selesai
diaplikasikan.
5.3.8. bahan penutup celah yang baru saja terpasang tidak boleh diganggu paling sedikit
selama 48 (empat puluh delapan) jam.

AR 003 - 7

SPESIFIKASI AR-003

Pekerjaan Khusus

SPESIFIKASI
AR - 003
PEKERJAAN KHUSUS

SPESIFIKASI LAPISAN KEDAP AIR (WATERPROOFING)


1.0.

LINGKUP PEKERJAAN
a.

Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat


bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam
gambar dengan hasil yang baik dan sempurna.
b.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan, penyetelan dan pemasangan sistem
waterproofing membrane
RubberGardTM EPDM standard seperti yang
tercantum dalam gambar.

2.0.
STANDAR / RUJUKAN
2.1. American Sosiety for Testing and Materialis (ASTM).
2.2. Spesifikasi :
- ASTM 3676, UNI8202p2-p7
2.0.

PERSYARATAN BAHAN
Produk waterproofing membrane RubberGardTM EPDM standardFully Adhered
System (F.A.S) inisudah merupakan satu kesatuan sistem waterproofing yang
didalamnya sudah termasuk :
a. Waterproofing membrane RubberGardTM EPDM 1.14mm dan asesorisnya.
b. Geotextile Non Woven 300 gr/m.

3.0

BAHAN DASAR
Material waterproofing yang digunakan adalah membrane RubberGardTM EPDM
standard 1.1 mm (0.045). waterproofing membrane RubberGardTM EPDM
standard adalah 100% cured unreinforced EPDM waterproofing membrane yang
terbuat dari synthetic rubber Ethylene-, Propylene-, Diene terpolymer dengan
ukuran lebar 6.10 m. Tebal nominal 1.15 mm. dan memiliki panjang 30.5 m serta
dengan berat 1.14 kg/m2.
Bahan membrane waterproofing membrane RubberGardTM EPDM standard 1.1
mm (0.045) yang digunakan harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Tensile strength
: >= 9.0 MPa
b. Elongation, ultimate

: >= 300%

c. Tear Resistance

: >= 30 kN/m

d. Brittleness Point

: >= -45 C

AR 003 - 8

SPESIFIKASI AR-003

Pekerjaan Khusus

e. Ozon Resistance

4.0

: no cracks

f. Heat Aging

g. Tensile Strength

: >= 8.30 MPa

h. Elogation, ultimate

:>= 250%

i. Tear Resistance

: >= 25 kN/m

SISTEM PEMASANGAN FULLY ADHERED SYSTEM (F.A.S)


Sistem pemasangan Fully Adhered System (F.A.S) menggunakan waterproofing
membrane RubberGardTM EPDM standard dengan ukuran lebar 6.10 m. Material
waterproofing membrane RubberGardTM EPDM standard ini langsung di pasang
pada permukaan pelat beton dengan menggunakan Bonding Adhesives. Sistem
penyambungan pada waterproofing membrane RubberGardTM EPDM standard
ini memiliki jarak 100 mm dan dilapisi dengan QuickSeam Splice Tape. Semua
flashings sekitar area perimeter basement dan penetrasi yang dipasang harus
sesuai dengan spesifikasi Building Products.

5.0

SISTEM PELAKSANAAN W ATERPROOFING MEMBRANE RUBBERGARDTM

EPDM STANDARDFULLY ADHERED SYSTEM (F.A.S)


5.0.1

PEKERJAAN SISTEM WATERPROOFING EPDM Fully Adhered System

(F.A.S) Dinding Basement, terdiri dari empat layer yaitu :


Lapisan Layer Dinding Basement :
(darikanan ke kiri)
1. Dinding Basement Plat
Beton
2. Waterproofing Membrane
Firestone RubberGardTM
EPDM standard 1.15 mm
3. Geotekstile non wofen 300
gr
4. Screed / acian
- Layer Pertama : Dinding Basement Plat Beton
Beton konstruksi dinding basement harus menggunakan mutu beton K-225 atau setara
campuran 1Pc : 2Ps : 3Kr. Mutu dari semen, pasir, kerikil dan air yang digunakan sesuai
dengan struktur bangunan. Beton kondstruksi dinding basement harus diberikan finishing
plesteran dengan kerebalan tidak boleh kurang dari 1 cm, atau lebih dari 2 cm kecuali
ditetapkan lain, dengan acian dari Pc.Pekerjaan plesteran akhir harus betul-betul lurus,
rata, datar ataupun tegak lurus dan pada bagian-bagian sudut harus betul-betul siku dan
tegak lurus ke atas.Pada plesteran beton adukan yang digunakan adalah 1Pc : 3 Ps
dan permukaan beton-beton yang diplester harus dibuat kasar terlebih dahulu, disiram
dengan air semen baru kemudian diplester.

AR 003 - 9

SPESIFIKASI AR-003

Pekerjaan Khusus

- Layer Kedua :Waterproofing membrane RubberGardTM EPDM standard.


Waterproofing membrane RubberGardTM EPDM standard 1.15 mm (0.045). adalah
100% cured unreinforced EPDM waterproofing membrane yang terbuat dari synthetic
rubber Ethylene-, Propylene-, Diene terpolymer. Lembaran waterproofing membrane
RubberGardTM EPDM standard ini terdiri dari dua lapisan senyawa standar yang
disatukan dengan rakitan pabrik menjadi lembaran besar dan di vulkanisir pada sistem
sambungannya sehingga halus dan tidak terlihat sambungan. Material waterproofing
membrane RubberGardTM EPDM standard ini memiliki spesifikasi sebagai berikut :

Berat
: 1170 kg/m;

Panjang
: 30.50 m

Lebar
: 6.10 m;
Karakteristik waterproofing membrane RubberGardTM EPDM standard
ini telah sesuai dengan standar test dari ASTM.

Tensile strength
Elongation, ultimate
Tear Resistance
Brittleness Point
Ozon Resistance
Heat Aging
:
Tensile Strength
Elogation, ultimate
Tear Resistance

:>= 9.0 MPa


:>= 300%
:>= 30 kN/m
:>= -45 C
:no cracks
:>= 8.30 MPa
:>= 250%
:>= 25 kN/m

Waterproofing membrane RubberGardTM EPDM standard ini telah sesuai dengan EN


13956 (CE mark), ASTM D-4637 (Tipe I), DIN V 20000-201 dan memiliki sertifikat FM
approved serta diakui oleh sertifikat : BBA, ATG, KOMO IKB, AT, CCT, NBI. EPDM
Membran dan aksesoris harus dipasok dari produsen yang sama. Waterproofing
membrane RubberGardTM EPDM standard ini harus di produksi oleh pabrik yang telah
memiliki ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004 bersertifikat
- Layer Ketiga :Underlayer Geotextiles Non Woven 300 gr/m.
Material underlayer geotextiles terbuat dari nonwoven polyester reinforcement.
- Layer Keempat : Lantai Kerja Plat Beton
Beton konstruksi lantai basement harus menggunakan mutu beton K-225 atau setara
campuran 1Pc : 2Ps : 3Kr. Mutu dari semen, pasir, kerikil dan air yang digunakan sesuai
dengan struktur bangunan.Beton konstruksi lantai basement harus dalam keadaan kering
dan secara struktur, pelat beton harus memiliki usia minimal 2 minggu sebelum dilakukan
pekerjaan finishing.
6.0

SISTEM PENDUKUNG PELAKSANAAN WATERPROOFING MEMBRANE

RUBBERGARDTM EPDM STANDARD FULLY ADHERED SYSTEM (F.A.S).


Accessories dan alat bantu lainnya seperti dalam brosur digunakan harus sesuai
persyaratan dari pabrik yang bersangkutan dan berasal dari produsen yang sama dengan
material W aterproofing membrane RubberGardTM EPDM standard.
7.0

SISTEM PENDUKUNG PELAKSANAAN WATERPROOFING MEMBRANE

RUBBERGARDTM EPDM STANDARD FULLY ADHERED SYSTEM (F.A.S).


AR 003 - 10

SPESIFIKASI AR-003

7.0.1

Pekerjaan Khusus

Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan dimulai, kontraktor diwajibkan memeriksa
gambar-gambar
pelaksanaan
termasuk
layer-layer
aplikasi
waterproofing membrane RubberGardTM EPDM standard seperti yang
dinyatakan dalam gambar, serta melakukan pengukuran-pengukuran
setempat.
b. Kontraktor atas dasar gambar pelaksanaan diwajibkan menyediakan
shop drawing yang memperlihatkan sambungan antara bahan yang satu
dengan yang lain, pengakhiran-pengakhiran dan lain-lainnya yang
belum/tidak tercakup dalam gambar kerja, namun memenuhi
persyaratan pabrik.
c. Penyimpanan bahan material harus dalam keadaan tetap kering, tidak
boleh berhubungan dengan tanah/lantai dan sebaiknya disimpan di
dalam gudang beratap.
d. Penyimpanan
ditempat
terbuka
waterproofing
membrane
RubberGardTM EPDM standard' harus diselimuti dengan terpal atau
plastik untuk mencegah agar air hujan/embun tidak masuk kedalam
celah-celah
tumpukan
lembaran
waterproofing
membrane
RubberGardTM EPDM standard'. Air yang sempat masuk kedalam celah
tersebut dapat memberikan cacat terhadap penempelanwaterproofing
membrane RubberGardTM EPDM standard' akibat kondensasi.
e. Sebelum dimulai pemasangan, pemasangan sistem Fully Adhered
System (F.A.S) harus menggunakan Bonding Adhesives dan pada tiap
titik sambungannya dilapisi dengan Splice Tape yang berasal dari
produsen material waterproofing membrane RubberGardTM EPDM
standard. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat pemasangan
adalah permukaan harus benar-benar bersih, rata, kering dan tidak ada
permukaan yang panasnya diatas 60oC.
f. Sistem pemasangan harus sesuai dengan petunjuk pemasangan yang
disarankan oleh pihak penyedian barang dimana berdasarkan dari
panduan teknis penyimpanan barang yang diterbitkan oleh produsen
tersebut.
g. Pemasangan
yang
tepat
akan menjamin
kualitas
sistem
waterproofingFully Adhered Systems (F.A.S). Sebaliknya pemasangan
yang tidak tepat akan mengakibatkan gangguan terutama jika layerlayer pada sistem ini tidak diikuti dengan benar.
h. Pada waktu pelaksanaan harus selalu diperiksa dengan seksama, untuk
menghindarkan penggeseran pada pemasangan. Untuk memperbaiki
kelurusan lembaran dapat distel dengan menarik pelat kait menjauhi
atau menekannya kearah lembaran pada saat pemasangan pelat itu.

Untuk dinding dengan sudut kemiringan yang besar ataupun tegak, harus
dipergunakan pengikat positip (termination bar) untuk mencegah waterproofing
membrane RubberGardTM EPDM standard bergerak ke bawah.
7.0.1

Catatan Pelaksanaan
a. Spesifkasi Building Products ini akan dilaksanakan secaraketat untuk
semua produk yang dipasok oleh produsen waterproofing membrane
RubberGardTM EPDM standard.
b. Sebelum proses instalasi, Building Products harus menyetujui setiap
perubahan dari data RKS ini.

AR 003 - 11

SPESIFIKASI AR-003

Pekerjaan Khusus

c. Proses pelaksanaan pekerjaan waterproofing membrane RubberGardTM


EPDM standard, hanya dapat dipasang oleh kontraktor berwenang.
d. Metode pelaksanaan instalasi harus mematuhi semua standar yang
relevan saat ini, kode praktek, dan Peraturan Bangunan.
e. Material waterproofing membrane RubberGardTM EPDM standard
memiliki standar garansi selama 10 tahun, dan akan diterbitkan kepada
pemilik bangunan pada saat selesai pemasangan.
f. Semua bahan harus disimpan diarea kering tanah dan bebas lembab
dan pada ruangan tertutup. jauhkan semua perekat, sealants dan primer
jauh dari sumber api.
g. Jangan menerapkan membran atap selama cuaca buruk atau ketika
kondisi ambien tidak akan membiarkan aplikasi yang tepat.

SPESIFIKASI BERBAGAI JENIS LOGAM


1.0.
LINGKUP KERJA
Pekerjaan dalam spesifikasi ini mencakup semua penyediaan secara lengkap, tenaga
kerja, bahan dan semua bentuk pekerjaan yang diperlukan untuk pekerjaan pemasangan
logam yang berhubungan dengan pekerjaan sipil dan arsitektural seperti yang ditunjukkan
dalam gambar. Pekerjaan harus termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal sbb:
- Baut angkur,
- Pekerjaan mur-baut dan cincin penutup,
- Lembar logam berpori (Perforated logam sheet),
- Pekerjaan kisi dan teralis,
- Tiang tambak/pengikat (Bollard),
- Penggantung atau penyangga rangka langit-langit, lampu penerangan, ruang
saluran/ducting dan pemadam kebakaran,
- Pegangan tangga dan railing,
- Dan lain-lain yang ditunjukkan dalam gambar.

2.0.
STANDAR/RUJUKAN
2.1. American Society for Testing and Materials (ASTM).
2.2. American Welding Society (AWS).
2.3. American Institute of Steel Construction (AISC).
2.4. American National Standard Institute
2.5. Standar Industri Indonesia (SII) and/or Standar Nasional Indonesia (SNI).
2.6. Spesifikasi teknis:
- Spesifikasi Struktur Baja Struktural

3.0.
PROSEDUR UMUM
3.1. Contoh dan Pengujian Pabrik
Sebelum pabrikasi, contoh-contoh dan sertifikat pencampuran mencakup dimensi, sifat
kimia, fisika, charpy V-notch properties, data perawatan panas matahari (yang
diaplikasikan) dan ukuran semua baja atau logam yang akan digunakan, harus diberikan
pada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Semua pengujian harus dilakukan pada contoh produk jadi.

AR 003 - 12

SPESIFIKASI AR-003

Pekerjaan Khusus

3.2. Gambar detail pelaksanaan


Sebelum pabrikasi, gambar detail pelaksanaan dan daftar material barang-barang
pabrikasi yang masuk dalam kategori harus diberikan pada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan. Setelah itu, Kontraktor tidak boleh membuat penyimpangan
atau perubahan pada Gambar detail pelaksanaan yang terakhir diterima, tanpa
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Hal-hal di bawah ini harus termasuk dalam
Gambar detail pelaksanaan yang akan diaplikasikan :
- Spesifikasi Bahan,
- Nomor penanda,
- Daftar bagian-bagian material,
- Dimensi (ukuran dan bentuk tepatnya) dan berat,
- Detail Pembuatan,
- Detail Pengelasan,
- Syarat Pengecatan,
- Detail dan lokasi bengkel kerja,
3.3. Pemeriksaan dan Pengujian
3.3.1. Bahan, sambungan dan hubungan antar pekerjaan pada umumnya harus menjadi
subjek untuk diuji atau diperiksa di bengkel kerja dan di lapangan oleh Konsultan
Pengawas. Pemeriksaan di bengkel dan di lapangan tidak berarti melepaskan
kontraktor dari tanggungjawabnya menyediakan bahan-bahan baru dengan
kualitas pertama dan hubungan antar pekerjaan.
3.3.2. Kontraktor harus menanggung dan membayar biaya pengadaan contoh dan
pengujian bahan dan pekerjaan yang disyaratkan, termasuk segala demo produk
yang diminta oleh Konsultan Pengawas.
3.3.3. Konsultan Pengawas memiliki hak untuk menolak material dan/atau barang
pabrikasi, setiap saat sebelum penerimaan akhir struktur, bila terjadi hal-hal sbb:
- Penyediaan material tidak sesuai dengan spesifikasi.
- Barang pabrikasi tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi.
- Modifikasi dibuat tanpa persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
3.4.
Penggunaan dan Penyimpanan Material
3.4.1. Material harus disimpan tidak langsung berhubungan dengan tanah dengan tata
cara dan lokasi yang dapat meminimalisasikan karat.
3.4.2. Semua logam harus benar-benar dirawat dengan tata cara yang tidak
menyebabkan goresan atau cacat yang merusak, seperti yang telah ditentukan
oleh Konsultan Pengawas.
3.4.3. Segala sesuatu yang tidak sempurna harus diperiksa dan potongan mendalam
atau abrasi serius harus diperbaiki dan dihaluskan kembali. Prosedur perbaikan
plat harus diberikan pada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Tidak ada pengasahan lain yang diperkenankan pada bahan dasar untuk
menghilangkan permukaan yang tidak sempurna kecuali guna mempersiapkan
permukaan untuk pengelasan. Pembakaran tidak boleh digunakan untuk
meluruskan atau untuk mengikat material, kecuali dengan persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas.

4.0.
MATERIAL
4.1.
Umum
4.1.1. Semua logam harus baru dan bebas dari segala penyimpangan yang
mempengaruhi kekuatan, daya tahan atau tampilan, dan harus dari kulitas
komersial terbaik.
AR 003 - 13

SPESIFIKASI AR-003

Pekerjaan Khusus

4.1.2. Selain yang telah disebutkan, baja untuk bentuk dan plat struktural melengkung
harus sesuai dengan SNI.1729.1989-F atau ASTM A36 seperti yang dinyatakan
dalam Spesifikasi Struktur - Baja Struktural. Barang yang akan diganti harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
4.2.
Baut Angkur
Baut Angkur harus terbuat dari baja batangan bundar Bj. 40 grade, dalam diameter dan
panjang seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
4.3.
Mur-Baut dan Cincin Penutup
4.3.1. Mur- baut harus sesuai ASTM A-307, dan harus dilapisi cadmium, kecuali dimana
baut berkekuatan tinggi ditunjukkan atau ditentukan. Dimensi baut harus sesuai
dengan ANSI B-1 8.2.1 -1972 dan dimensi mur harus sesuai dengan ANSI B-1
8.2.2.-1972.
4.3.2. Cincin penutup dan hal lain yang berhubungan dengan kepala mur-baut
berkekuatan tinggi harus sesuai dengan ANSI B 18.22.1-1965. Semua cincin
penutup harus dilapis cadmium.
4.4.
Kisi dan Teralis Selokan/Drainase
Kisi dan Teralis Selokan/Drainase harus tersusun dari batangan baja bundar dan/atau
plat baja dan profil baja lainnya yang ditentukan, dalam ukuran seperti yang ditunjukkan
gambar.
4.5.
Pipa Baja
Pipa baja untuk berbagai macam pekerjaan logam harus berupa pipa baja hitam kelas
medium, sesuai dengan standar S11-0161-81 /SNI.07-0039-1987 seperti produk Bumi
Karya, Bakrie, PPI atau Radjin. Panjang dan diameter yang akan digunakan harus
ditunjukkan dalam gambar.
4.6.
Bahan Stainless Steel
Bahan-bahan baja anti karat/Stainless steel untuk pekerjaan-pekerjaan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar harus sesuai dengan AISI 304. Diameter pipa harus
ditetapkan dalam gambar.
4.7.
Berbagai Jenis Logam
4.7.1. Lembar Logam Berpori (Perforated Logam Sheet).
Lembar Logam Berpori harus memiliki ketebalan minimum 2,5mm, dengan ukuran
yang ditunjukkan dalam gambar.
4.7.2. Plat Tembaga.
Selain yang telah ditentukan, plat tembaga harus memiliki ketebalan minimum 3
mm.
4.7.3. Plat Baja dilapis Tembaga.
Plat Baja dilapis Tembaga untuk ornamen tepi harus memiliki ketebalan minimum
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
4.7.4. Lembaran seng.
Selain yang telah ditentukan, lembar seng harus memiliki ketebalan minimum
1mm.

AR 003 - 14

SPESIFIKASI AR-003

Pekerjaan Khusus

4.8.
Penggantung dan Penyangga
Penggantung dan/atau Penyangga rangka langit-langit, alat penerangan, ruang
saluran/ducting, pemadam kebakaran dan perlengkapan lainnya, harus terbuat dari profil
baja dalam ukuran dan bentuk sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

5.0.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1.
Umum
5.1.1. Berbagai jenis barang logam harus diberi ukuran, bentuk dan dikonstruksi dengan
bahan-bahan sesuai yang ditetapkan dalam gambar. Selain yang telah disebutkan,
barang-barang yang dilengkapi harus berupa produk yang telah disetujui,
dipabrikasi sesuai dengan metode kerja yang efisien. Sebelum pabrikasi, semua
pengukuran yang diperlukan harus dilaksanakan dan dicek, diperiksa berdasarkan
prosedur kontrol kualitas sesuai dengan persyaratan AISC.
5.1.2. Desain, peralatan dan sambungan untuk berbagai bagian struktur yang tidak
ditunjukkan dalam gambar harus dilengkapi oleh Kontraktor dan ditunjukkan
dalam Gambar Detail Pelaksanaan.
5.1.3. Kontraktor harus bertanggungjawab terhadap semua kesalahan dan
ketidaktepatan pekerjaan detail, tata letak/layout dan pabrikasi dengan biayanya
sendiri.
5.2.
Hubungan antar Pekerjaan
5.2.1. Berbagai jenis barang logam harus diberi ukuran, bentuk dan dikonstruksi dengan
bahan-bahan sesuai yang ditetapkan dalam gambar. Selain yang telah disebutkan,
barang-barang yang disediakan harus berupa produk yang telah disetujui,
dipabrikasi sesuai dengan metode kerja yang efisien.
5.2.2. Pabrikasi berbagai jenis logam harus dilaksanakan sesuai dengan gambar,
gambar detail pelaksanaan yang telah disetujui, spesifikasi ini dan Spesifikasi
Struktur - Baja Struktural.
5.2.3. Untuk pabrikasi pekerjaan yang akan diperlihatkan/diekspos, gunakan hanya
bahan yang halus dan bebas dari permukaan yang ternoda termasuk lekukan,
lubang, gores, tanda bekas gulungan, merk/cap nama dagang dan kekasaran.
Hilangkan tanda-tanda tersebut dengan mengasah,atau dengan mengelas dan
mengasah, sebelum pembersihan, perawatan dan aplikasi finishing pemukaan.
5.3.
Pabrikasi dan Pemasangan
5.3.1. Umum.
- Pemasangan berbagai jenis logam dalam jenis, ukuran dan bentuk yang
ditunjukkan dalam gambar dan dalam Spesifikasi ini harus sesuai dengan
Spesifikasi Struktur - Baja Struktural.
- Baut angkur, perakitan baut angkur dan baut pengait harus dilengkapi dan
dipasang sesuai dengan gambar dan seperti yang ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas. Semua angkur baja yang dibenamkan dalam beton harus benarbenar dibersihkan dari karat, serbuk, minyak dan segala sesuatu yang tidak
diinginkan, guna pembentukan ikatan yang baik pada beton.
- Sediakan dan posisikan angkur dengan jenis yang ditentukan, dengan struktur
penyangga. Buat dan beri ruang penataan angkur untuk menyediakan
penyangga yang memadai guna mencapai tujuan pemakaian pekerjaan.
- Sambungan yang diperlihatkan dengan sambungan licin yang dibenamkan
merata, jika memungkinkan harus dibentuk menggunakan pengikat yang
dilapisi. Gunakan jenis pengikat yang diperlihatkan/diekspos seperti yang telah

AR 003 - 15

SPESIFIKASI AR-003

Pekerjaan Khusus

ditentukan, atau bila tidak ditentukan, gunakan sekrup dengan kepala


terbenam rata.
5.3.2. Pegangan tangga (handrail) dan Railing.
- Sesuaikan dan atur railing terlebih dahulu sebelum dipasang, untuk
memastikan bahwa railing benar-benar sesuai pada sambungan tegak sisi
dinding dan penempatan yang tepat sesuai panjangnya. Tanamkan tiang di
tempatnya masing-masing. Sandarkan tiang dan akhiran railing ke konstruksi
bangunan.
- Tiang harus dilas ke dasar stainless steel dengan flens/ flange, tipe siku atau
tipe lantai seperti yang disyaratkan berdasarkan kondisi ataupun gambar.
Kemudian tiang dan alasnya harus disekrupkan ke perangkat penopang
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
5.3.3. Tiang Bollard.
Tiang Bollard harus terbuat dari pipa baja diameter 100 mm, kecuali bila
ditetapkan lain dalam gambar. Tiang Tambak Pengikat harus dibenamkan
sedalam 500mm dan isi pipa dengan beton untuk memberikan ketahanan
benturan yang diperlukan, dengan ketinggian 1200 mm dari permukaan lantai,
kecuali bila ditetapkan lain dalam gambar.
Selain yang telah ditentukan, posisi Tiang Bollard adalah pada sisi luar dan/atau
sisi dalam tiap pintu masuk kendaraan, dengan cara tiang tersebut tidak
mempengaruhi kegiatan membuka dan menutup pintu.
5.3.4. Penggantung dan Penyangga.
Penggantung dan/atau Penyangga rangka langit-langit, alat penerangan, ruang
saluran/ducting, pemadam kebakaran dan perlengkapan lainnya, harus terbuat
dari profil baja dalam ukuran dan bentuk sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
Penggantung harus ditopangkan pada struktur bangunan dengan tata cara agar
penggantung dapat disebarkan merata pada area yang ditunjukkan dalam gambar.
Penggantung untuk pemadam kebakaran harus seperti yang direkomendasikan
oleh pabrik pembuat alat pemadam kebakaran.
5.4.
Pelapisan/ Pengecatan Lapisan Pelindung
5.4.1. Selain yang telah disebutkan, semua pekerjaan berbagai jenis logam harus dilapis
anti karat dengan pengecatan warna sesuai yang ditentukan dalam Bagan Warna,
yang akan dikeluarkan kemudian.
5.4.2. Cat dan pekerjaan pengecatan harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan
Spesifikasi Struktur - Baja Struktural

AR 003 - 16

SPESIFIKASI STRUKTUR

SPESIFIKASI STRUKTUR

STR-001 BETON CETAK DI TEMPAT


STR-002 PENGUJIAN BETON
STR-003 ADUKAN ENCER (GROUT)
STR-004 BESI TULANGAN
STR-005 BESI STRUKTURAL
STR-006 BERBAGAI JENIS LOGAM

RKS STR 001

Beton Cor di tempat

SPESIFIKASI TEKNIS
STR - 001
BETON COR DI TEMPAT

1.0.

LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan bahan, peralatan dan tenaga
kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja. Pekerjaan ini termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :
Seluruh pekerjaan beton struktural seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Beton
tumbuk, lantai kerja dan beton ringan serta beton non-struktural lainnya seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

2.0.

STANDAR / RUJUKAN

2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.

American Concrete Institute (ACI).


American Society for Testing and Materials (ASTM).
American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO).
Standar Industri Indonesia (SU)/Standar Nasional Indonesia (SNI).
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971).
Spesifikasi Teknis
- STR-003 - Uji Beton.
- STR-004 - Galian, Urugan Kembali dan Pemadatan
- STR-006 - Baja Tulangan.

3.0.

PROSEDUR UMUM

3.1.
Gambar Detail Pelaksanaan
Gambar Detail Pelaksanaan berikut harus diserahikan Kontraktor kepada Konsultan
pengawas untulk disetujui, dan harus meliputi
- Diagram penulangan yang menunjukkan pembengkokan kait, lewatan,
sambungan dan lainnya sesuai ketentuan Spesifilkasi Teknis ST-004
- Bentuk cetakan harus menunjukkan batang struktur, spasi, ukuran,
sambungan, sisipan dan pekerjaan lainnya yang terkait.
- Metoda pengecoran termasuk desain campuran, tenaga kerja, peralatan dan
alat-alat kerja.
3.2.
Pemeriksaan, Pengambilan Contoh dan Pengujian
3.2.1. Pemeriksaan Lapangan.
Sebelum memulai pekerjaan beton, pengujian pendahuluan tersebut di bawah
akan dilakukan oleh Konsultan pengawas dengan biaya Kontraktor.

STR 001 - 1

RKS STR 001

Beton Cor di tempat

Pengujian tambahan harus dilakukan bila diperlukan.


Kontraktor harus mengacu kepada hasil campuran percobaan dan estimasi yang
akan digunakan dalam pekerjaan ini.
Kontraktor harus membantu Konsultan pengawas dalam pelaksanaan
pengambilan contoh dan pengujian. Pengujian pendahuluan akan meliputi
penentuan hal-hal berikut:
- Keawetan.
- Karakteristik batu pecah.
- Tipe dan kualitas semen.
- Pernilihan dan dosis bahan tambahan.
- Perbandingan kelas batu pecah dalam campuran.
- Kekuatan semen.
- Faktor air semen.
- Pengujian slump.
- Karakteristik berbagai campuran beton segar.
- Kuat tekan.
- Kerapatan air.
- Ketahanan terhadap cuaca.
- Ketahanan terhadap reaksi bahan kimia.
Pengujian-pengujian ini harus dilakukan sampai diperoleh campuran yang sesuai
dengan ketentuan Spesifikasi ini.
3.2.2. Pengambilan Contoh dan Pengujian.
Semua pengambilan contoh dan pengujian harus dilakukan oleh Kontraktor tanpa
tambahan biaya. Pekerjaan ini akan berlangsung terus selama pelaksanaan
pekerjaan beton.
Pengambilan contoh dan pengujian harus ditentukan oleh Konsultan pengawas,
seperti tersebut di bawah :
- Semen.
Semen harus memiliki sertifikat dari pabrik pernbuat, yang menunjukkan berat
per zak, bahan alkali yang sesuai.
- Agregat.
Agregat harus sesuai dan diuji menurut standar ASTM C 33. Pengujian
dimulai 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan beton.
- Beton.
Minimal 30 (tiga puluh) hari sebelurn pekerjaan beton dimulai, Kontraktor
harus membuat percobaan campuran untuk pengujian, material yang akan
digunakan, dan metode yang akan digunakan untuk pekerjaan ini.
6 (enam) buah uji beton silinder harus dibuat dari setiap 6 (enam) adukan dari
setiap campuran yang diajukan untuk setiap mutu beton dan jumlah maksimal
batu pecah.
- Bahan Tambahan.
Sernua bahan tambahan untuk beton harus diuji sesuai standar ASTM
minimal 30 (tiga puluh) hari sebelum pekerjaan beton dimulai.
Bahan tambahan tidak diijinkan digunakan tanpa persetujuan Konsultan
pengawas.

3.3.
Campuran Beton
Desain campuran beton harus ditentukan oteh hal-hal berikut:
- Mengambil contoh dengan peralatan laboratorium yang dibutuhkan.
- Mengukur berat pasir, kerikil, semen, kerucut air dan contoh batu pecah.

STR 001 - 2

RKS STR 001

Beton Cor di tempat

Perhitungan.

3.4.
Pengiriman dan Penyimpanan
3.4.1. Semen.
- Sernua bahan semen dalam zak yang didatangkan ke lokasi harus segera
disimpan di tempat terlindung yang disediakan oleh Kontraktor. Lantai tempat
penyimpan harus berada di atas tanah, sehingga bila hujan lantai tidak
menjadi basah/harus mencegah kelembaban.
- Semen tidak boleh disimpan di luar, kecuali bila akan segera digunakan.
- Penyimpanan harus ditumpuk tidak lebih dari tinggi 150cm dan harus
dipisah-pisah berdasarkan umur produksi. Penyimpanan semen dalam zak
harus dibatasi sampai 90 (sembilan puluh) hari, dan 6 (enam) bulan dalam
kemasan besar. Bila waktu penyimpanan melebihi dari yang disyaratkan,
semen harus diuji berdasarkan standar ASTM C 150 dan/atau peraturan lokal
yang berlaku dan/atau disetujui Konsultan pengawas.
- Kontraktor harus mencatat dan memberikannya kepada Konsultan pengawas,
sebuah catatan, tanggal, jumlah dan lokasi penyimpanan setiap semen yang
didatangkan dan digunakan. Kontraktor setiap waktu harus menyediakan
fasilitas untuk pemenksaan semen, bila diperlukan.
3.4.2. Batu Pecah.
Batu pecah harus disimpan di lokasi yang bersih, bebas dari aliran air permukaan,
yang dilengkapi dengan drainase yang bak, dan bebas dad benda asing lainnya.
Tinggi penumpukan tidak lebih dari 120cm agar batu pecah tidak berhamburan.
3.4.3. Bahan Tambahan.
Tanggal produksi bahan tambahan harus tercanturn pada kemasan dan disimpan
di suatu tempat yang terlindung.
Penggunaan bahan tambahan harus ditentukan dan disetujui Konsultan
pengawas.
Sernua biaya penggunaan bahan tambahan harus sudah termasuk dalam harga
penawaran kontrak.

4.0.

MATERIAL

4.1.
Beton
4.1.1. Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan
pengawas, beton dikelompokkan dalam kelas yang berbeda yang terdiri dari :
- Mutu beton K-225 untuk beton struktural.
- Mutu beton K-175 untuk beton non-struktural.
- Mutu beton K-125 untuk beton pengisi dan lantai kerja pondasi.
4.1.2. Komposisi beton, baik berat atau volume, harus ditentukan oleh Konsultan
pengawas dan harus memenuhi kondisi berikut: :
- Slump harus ditentukan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis STR-002.
- Campuran alternatif harus digunakan sebelum disetujui Konsultan pengawas.
- Tanpa air yang berasal dari batu pecah.

4.2.

Semen

STR 001 - 3

RKS STR 001

Beton Cor di tempat

Semen harus dari tipe 1 dan memenuhi persyaratan SIl-0013-81/SNI.15-2049-1994 atau


ASTM C 150-96.
Sebelum pengadaan semen, sertifikat semen harus diserahkan kepada Konsultan
pengawas untuk disetujui, termasuk metoda dan cara pengangkutan harus disertakan.
Semen harus diadakan dafam kemasan besar atau zak, tergantung persetujuan dari
Konsultan pengawas.

4.3.
Air
Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan bebas dari unsurunsur yang merusak seperti alkali, asam, gararn dan bahan anorganik fainnya.
Air dari kualitas yang dikenal dan untuk konsumsi manusia tidak pedu diuji.
Bagaimanapun, bila hal ini terjadi, sernua air kecuali yang telah disebutkan di atas, harus
diuji dan disetujui Konsultan pengawas.

4.4.
Agregat Halus
4.4.1. Agregat halus untuk beton harus terdiri dari pasir keras dan harus disetujui
Konsultan pengawas. Agregat halus harus memenuhi ketentuan berikut:
JENIS BAHAN
Gumpalan tanah liat
Batubara dan bahan terbakar
Bahan lolos saringan no. 200

METODA UJI
AASHTO
T 112
T113
T11

BERAT %
MAKSIMAL
0,5%
0,5&
3%

4.4.2. Agregat halus tidak boleh mengandung material anorganik, asam, alkali dan
bahan lain yang merusak.
Agregat halus harus merata digradasi dan harus memenuhi ketentuan gradasi
berikut :
SARINGAN
3/8
No. 4
No. 16
No. 50
No. 100

(9,5mm)
(4,75mm)
(1,18mm)
(0,30mm)
(0,15mm)

% BERAT YANG LOLOS


(AASHTO T 27)
100
95-100
45-80
10-30
2-10

4.5.
Agregat Kasar
4.5.1. Agregat kasar untuk konstruksi harus terdiri dari batu butiran, batu pecah, terak
dapur tinggi atau bahan lainnya yang disetujui yang memiliki karakteristik serupa
yang keras, tahan lama dan bebas dari material yang tidak diinginkan. Agregat
kasar harus bebas dari material yang merusak dan harus memenuhi ketentuan
berikut:
METODA UJI
BERAT %
BAHAN
AASHTO
MAKSIMAL
Gumpalan tanah liat
T 112
0,25%
Bahan lolos saringan no. 200
T11
1%

STR 001 - 4

RKS STR 001

Beton Cor di tempat

Bahan tipis panjang lebih dari 5x ketebalan


10%
maksimal
Material lain yang merusak harus tidak lebih dari batas persentase yang
ditentukan dalarn Spesifikasi Teknis ini dan/atau disetujui Konsultan pengawas.
4.5.2. Gradasi batuan kasar harus memenuhi ketentuan berikut:
PERSENTASE BERAT LOLOS SARINGAN %

UKURAN
MAKSIMAL
BATU PECAH
(CM)

5,08

2,54

3,81
1,905
0,952

95-100
-

100
-

UKURAN SARINGAN
No. No.
8
16
10-30
0-5
90-100 20-55 0-10 0-5
100 85-100 10-30 0-10 0-5
1,905 1,27 0,952

No. 4

4.5.3. Agregat kasar dari ukuran yang berbeda harus digabung dengan ukuran lain
dengan perbandingan berat atau volume untulk menghasilkan batuan yang
memenuhi persyaratan gradasi yang ditentukan.

4.6.

Bahan Perawatan
Bahan untuk perawatan harus memenuhi ketentuan berikut:
NO.
1.
2.
3.

DESKRIPSI
Tikar katun untuk perawatan beton
Lembaran kain dari serat/goni
Kertas kedap air untuk perawatan beton

4.

METODA UJI
AASHTO M 73
AASHTO M 182
AASHTO M 139
(ASTNI C 171)
AASHTO M 148

Lapisan cairan untuk perawatan beton


Lembaran polyethylene putih untuk perawatan
5.
AASHTO M 171
beton
Metoda lain untuk perawatan beton harus disetujui Konsultan pengawas.

4.7.
Bahan Tambahan
4.7.1. Bahan tambahan untuk menahan gelembung udara untuk sernua beton ekspos
harus memenuhi ketentuan ASTM C 260.
4.7.2. Bahan tambahan untuk mengurangi air dan memperlambat pengerasan beton,
bila dibutuhkan, harus memenuhi ketentuan ASTM C 494 tipe B dan D.
4.7.3. Bahan tambahan untuk mempercepat pengerasan beton, bila diperlukan, harus
memenuhi ketentuan ASTM C 494 tipe C.

4.8.
Pengisi Sambungan/Joint Filler dan Joint Sealant
4.8.1. Joint filler harus memenuhi persyaratan AASHO M 213-65 dan US Federal
Specification HH-F 34 1a type 1 class B, seperti Febseal Fibrefill, Fiber-Pak, TexLite atau yang setara.
4.8.2. Joint sealant harus memenuhi persyaratan US Federal Specification SS-S-200
D/TT-S-00227 E type II, BS 4254, seperti Sikaflex T68 HM, Febseal 2 part
Polysulphide atau yang setara.

STR 001 - 5

RKS STR 001

4.9.

Beton Cor di tempat

Water Stop
Water Stop harus dari tipe/jenis dan bentuk yang sesuai dengan tipe/jenis
sambungan pekerjaan beton seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, sesuai
atau setara dengan produk Blue-Chip.

4.10. Baja Tulangan


Baja tulangan harus memenuhi ketentuan Spesifilkasi Teknis STR-005.

5.0.

PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1.
Perancah dan Cetakan
5.1.1. Perancah harus dibuat di atas pondasi dengan kekuatan yang memadai untulk
menerima beban tanpa penurunan.
5.1.2. Perancah yang berdiri di atas tanah lembek harus didukung dan diperkuat dengan
perancah tambahan yang sesuai. Sebelum menempatkan perancah, gambar
rancangan pemasangan/penempatan perancah harus diserahkan kepada
Konsultan pengawas untulk disetujui.
5.1.3. Cetakan harus memenuhi ketentuan berikut:
- Semua cetakan harus dilengkapi dengan lubang pembersihan yang memadai
untuk pemeriksaan dan pembershan setelah pemasangan baja tulangan.
- Bahan cetakan harus dari papan kayu tebal minimal 20mm, kayu lapis tebal
minimal 12mm, baja pelat lembaran tebal minimal 0,6mm, atau bahan lain
yang disetujui.
- Permukaan beton yang menghendaki penyelesaian halus dan di-ekspos
harus menggunakan cetakan kayu lapis.
- Cetakan harus rapat dan kaku agar tidak terjadi distorsi yang diakibatkan oleh
tekanan alat penggetar dan beban beton atau lainnya.
- Cetakan harus dibuat dengan teliti dan diperiksa kernampuan konstruksinya
sebelum pengecoran.
- Semua sudut sambungan/pertemuan harus kaku untuk mencegah terbukanya
cetakan selama pekerjaan pengecoran berlangsung. Kontraktor bertanggung
jawab untuk cetakan dan penopangnya yang memadai.
- lkatan metal, penunjang, baut dan batang harus disusun sedemikian rupa
sehingga ketika cetakan dibuka, semua metal harus berada tidak kurang dari
50mm dari permukaan beton ekspos.
- Untuk permukaan beton ekspos, ikatan metal, bila diijinkan, harus disingkirkan
sampai kedalaman minimal 25mm dari permukaan beton tanpa merusak.
- Kerucut yang sesuai harus disediakan. Cekungan-cekungan harus diisi
dengan adukan dan permukaan harus tetap halus, rata dan seragam dalam
warna.
5.1.4. Bila dasar cetakan sukar dicapai, dinding bagian bawah cetakan harus dibiarkan
terbuka, atau perlengkapan lain harus disediakan sehingga material asing dapat
disingkirkan dari cetakan dengan mudah sebelum penempatan beton.
5.1.5. Semua dinding cetakan harus diberi lapisan oli yang disetujui sebelum
penempatan baja tulangan, dan cetakan dari kayu harus dibasahi dengan air
sebelum penempatan beton.

STR 001 - 6

RKS STR 001

Beton Cor di tempat

Bahan pelapis yang akan menyebabkan perubahan warna ash beton tidak boleh
digunakan.

5.2.
Toleransi
Kontraktor harus menjaga dan menyetel cetakan untuk memastikan, setelah
pembongkaran cetakan dan sebelum pekerjaan akhir, bahwa tidak ada bagian beton
yang melebihi toleransi yang diijinkan dalarn Gambar Kerja. Variasi ketinggian lantai
harus diukur sebelum pembongkaran pelindung dan penumpu.
Toleransi harus memenuhi ketentuan ACI 347 dan/atau disetujui Konsultan pengawas.

5.3.
Selimut Beton.
Bila tidak ditentukan, ukuran minimal selimut beton yang disesuaikan dengan
penggunaannya (tidak termasuk pelesteran), adalah sebagai berikut:
- Pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dengan tanah
75mm atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
- Kolom dan balok-balok beton 40mm, atau sesuai petunjuk dalam Gambar
Kerja.

5.4.
Perbandingan dan Campuran Beton.
5.4.1. Perbandingan bahan ditentukan dengan penimbangan atau dengan metoda yang
disetujui Konsultan pengawas
Perbandingan volume tidak diijinkan. tanpa persetujuan Konsultan pengawas.
5.4.2. Semua beton harus dicampur dengan mesin. Waktu pencampuran harus sesuai
dengan petunjuk kapasitas alat pencampur.
5.4.3. Slump yang diijinkan minimal 65mrn dan maksimal 75mm. Pencampuran beton
tidak boleh dimulai tanpa memastikan persediaan bahan yang memadai, dalarn
batas yang aman, agar pengecoran beton dapat dilaksanakan.
5.4.4. Bila pengecoran tidak dapat dihentikan, Kontraktor harus menyediakan peralatan
tambahan yang memadai yang disetujui Konsultan pengawas.
5.4.5. Beton ready-mixed harus dicampur dan didatangkan sesuai ketentuan ASTM C
944 atau ASTM C 685.

5.5.
Pengecoran Beton dan Pembongkaran Cetakan
5.5.1. Beton tidak boleh dicor sampai semua cetakan, penulangan, sisipan, block out
dan lainnya telah disetujui Konsultan pengawas.
Cetakan harus dibersihkan, bebas dari benjolan, celah, mata kayu, kotoran dan
bengkokan sebelum pengecoran.
5.5.2. Metoda dan urutan pengecoran harus sesuai dengan Spesifikasi Teknis ini dan
petunjuk Gambar Kerja.
Bagian yang dipersiapkan dan disetujui untuk dicor tidak boleh lebih luas dari
16,83m2 setiap bloknya.
Pada setiap pelaksanaan, pengecoran harus dilakukan blok demi blok.
5.5.3. Bagian luar permukaan beton harus dikerjakan dengan baik selarna pengecoran.
Penggetaran terus-menerus pada jarak 380-500mm harus dilakukan untuk
mencegah kropos dan untuk mendapatkan permukaan yang halus.

STR 001 - 7

RKS STR 001

Beton Cor di tempat

Selama penggetaran beton, tangkai penggetar harus dipegang tegak lurus


terhadap permukaan horisontal beton cair.

5.6.
Corong dan Saluran
5.6.1. Beton harus ditempatkan sedemikian rupa untuk mencegah terpisahnya material
dan bergesemya baja tulangan.
Bila dibutuhkan kemiringan yang tajam, corong harus dilengkapi dengan papanpapan berukuran pendek yang mengubah arah gerakan. Semua corong, saluran
dan pipa harus dijaga agar bebas dari beton yang mengeras dengan cara
menyiram air setiap kali setelah penuangan. Siraman air harus jauh dari beton
yang baru saja selesai ditempatkan.
5.6.2. Beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 150cm kecuali melalui
corong tertutup atau pipa. Setelah ikatan awal beton, Cetakan tidak boleh
digetarkan dan tekanan tidak boleh dilakukan pada ujung pelindung tulangan.
Beton harus dipindahan dari mesin pengaduk dan diangkut dalarn waktu 1 jam ke
lokasi akhir yang disetujui Konsultan pengawas.
Hal ini untuk memastikan bahwa beton sesuai dengan mutu yang disyaratkan
pada waktu penempatan dan Kontraktor harus menjaga pengangkutan beton
yang menerus/tidak terputus-putus.
5.6.3. Sernua peralatan, mesin dan alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan ini harus
bersih, dan bekerja dengan baik. Bila memungkinkan, sebuah unit pengganti atau
suku cadang harus disediakan di lokasi.
5.6.4. Bila digunakan, jalur pompa harus diletakkan sedemikian rupa sehingga aliran
beton tidak terganggu. Benda-benda tajam harus disingkirkan.
5.6.5. Kadar air dan ukuran partikel batuan harus diawasi dengan teliti ketika beton
dipompa untuk mencegah pemampatan.
Kemiringan saluran untuk mengalirkan beton segar harus dipilih dengan tepat
sehingga beton dengan kadar air rendah dapat mengalir dalam aliran seragam
tanpa pemisahan semen dan batuan.
5.6.6. Bila beton ditempatkan langsung di alas tanah, alas atau dasar harus bersih dan
padat, dan bebas dari air atau aliran air.
Permukaan lantai yang akan diberi beton harus benar-benar bersh dari lumpur,
batu lepas, kotoran dan bahan lapisan lain yang mengganggu. Prosedur ini harus
diketahui dan disetujui Konsultan pengawas.

5.7.
Pengisi Sambungan
5.7.1. Sambungan muai yang diisi harus dibuat serupa dengan sambungan terbuka. Bila
ditentukan pembentukan ulang sambungan muai, ketebalan pengisi yang
dipasang sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja. Pengisi sambungan harus
dipotong dengan bentuk dan ukuran yang sama dengan permukaan yang akan
disambung.
5.7.2. Pengisi harus dipasang dengan kuat terhadap permukaan beton yang telah
ditempatkan dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak bergeser bila
disampingnya ditempatkan beton.
5.7.3. Bila diperlukan penggunaan lebih dari 1 lembar pengisi untuk mengisi
sambungan, lembaran harus ditempatkan secara rapat dan celah di antaranya
diisi dengan aspal kelas 18kg, dan salah satu sisinya harus ditutup dengan aspal
panas agar tersimpan dengan bak

STR 001 - 8

RKS STR 001

Beton Cor di tempat

5.7.4. Segera setelah pembongkaran Cetakan, sambungan muai harus diperiksa


dengan teliti.
5.7.5. Beton atau adukan yang menutup sambungan harus dipotong dengan rapih dan
dibuang. Bila, selama pelaksanaan, bukaan sebesar 3mm atau lebih muncul pada
sambungan yang akan banyak dilalui, bukaan tersebut harus ditutup dengan ter
panas atau aspal sesuai petunjuk Konsultan pengawas.

5.8.
Sambungan Besi dan Water Stop
Sambungan besi dan water stop harus ditempatkan pada sernua sambungan konstruksi
yang berhubungan langsung dengan tanah atau air bawah tanah dan tempat-tempat lain
sesuai Gambar Kerja dan/atau sesuai petunjuk Konsultan pengawas. Water Stop harus
ditempatkan secara menerus dan teliti, dan harus ditumpu dengan aman untuk
mencegah perubahan posisi. Sambungan harus dilakukan sesuai rekomendasi dari
pabrik pembuatnya.

5.9.
Pembongkaran Cetakan
Cetakan dan perancah tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Konsultan pengawas.
Persetujuan Konsultan pengawas tidak membebaskan Kontraktor dari keamanan
pekerjaan tersebut. Jadwal pembongkaran harus ditentukan oleh Konsultan pengawas.

5.10. Penyelesaian Beton


Kecuali ditentukan lain, permukaan beton harus segera diselesaikan setelah
pembongkaran dan harus diselesaikan sesuai tingkat dan dimensi seperti ditunjukkan
dalarn Gambar Kerja.
Penyelesaian beton dengan koral sikat dilaksanakan dengan detail sesuai petunjuk
Gambar Kerja.

5.11. Pengurugan
Bahan urugan ditempatkan lapis demi lapis setebal maksimal 200mm dan dipadatkan
secara menerus segera setelah uji beton menunjukkan kekuatan 28 (dua puluh delapan)
hari. Semua bahan urugan harus disetujui Konsultan pengawas sebelurn memulai
pekerjaan pengurugan, seperti ditentukan dalarn Spesifikasi Teknis STR-003.

5.12. Perawatan dan Perlindungan


Beton harus dilindungi dari kerusakan karena sinar matahari, hujan, aliran air dan
kerusakan mekanik dan harus dibiarkan mengering dari saat ditempatkan sampai masa
akhir perawatan yang ditentukan.
Perawatan harus dilakukan dengan menyiramkan air terus-menerus dalam batas waktu
minimal 14 (empat belas) hari, dengan karung goni yang dibiarkan lembab atau metoda
perawatan lainnya yang disetujui Konsultan pengawas.

STR 001 - 9

RKS STR 002

Uji Beton

SPESIFIKASI
STR - 002
UJI BETON

1.0.

LINGKUP PEKERJAAN

Spesifikasi teknis ini membahas tentang prosedur pengadaan uji beton pada pondasi,
plat lantai, lantai kerja, sloof atau balok struktur, beton untuk waterproofing, dan
pekerjaan beton lainnya seperti yang ditunjukkan pada Gambar Kerja.
Pekerjaan ini termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :
Peralatan dan perlengkapan laboratorium yang dibutuhkan.
- Tempat penyimpanan.
- Tempat pengadukan didekat tempat penyimpanan.
- Non-absorptive mold dengan base.
- Steel tamping-rod bullet pointed at the bottom, the dimensions shall be 16mm
(5/8") diameter by 60cm (2') long.
- Slump cone.
- Air content test.
- Shovel dan sekop.
- Kotak penyimpanan untuk pengiriman contoh.

2.0. STANDAR / RUJUKAN


2.1.
American Society of Testing and Materials (ASTM) :
- ASTM C31-90 Method of Making and Curing Concrete Test Specimens in the
Field.
- ASTM C39-86 Test Method for Compressive Strength of Cylindrical Concrete
Specimens
- ASTM C42-90 Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and Saved
Beams of Concrete.
- ASTM C143-90a Test Method for Slump of Portland Cement Concrete.
- ASTM C172-90 Method of Sampling Freshly Mixed Concrete.
- ASTM C231-90 Test Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by the
Pressure Method.
2.2.
Japanese Industrial Standard (JIS) :
- JIS A1107-93 Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and Sawed
Beams of Concrete.
- JIS A1108-93 Method of Test for Compressive Strength of Concrete
- JIS A1115-75 Method of Sampling Fresh Concrete.
- JIS A1128-93 Method of Test for Air Content of Fresh Concrete by Pressure
Method.
- JIS A1132-93 Method of Making and Curing Concrete Specimens.
2.3.
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971).

STR 002 - 1

RKS STR 002

2.4.
2.5.

Uji Beton

American Concrete Institute (ACI) :


- ACI 308-92 Standard Practice for Curing Concrete.
Spesifikasi Teknis
- STR-001 Beton Cor di Tempat.

3.0.

PROSEDUR UMUM

3.1.

Contoh beton harus diambil sesuai dengan petunjuk dari ASTM C172-90, PBI (NI2, 1971) atau seperti yang dijelaskan berikut yang disesuaikan dengan standar
ASTM C172-90.
Contoh harus mewakili semua bagian adukan dan harus diambil dari beberapa
tempat dari adukan.
Contoh harus diambil dari 3 (tiga) kali atau lebih selama pengadukan kecuali pada
saat mulai dan selesai, dan ditempatkan dalam wadah metal seperti boggie atau
wheelbarrow.
Contoh untuk uji tekan harus diambil dari pengecoran setiap 30 m3 atau kurang.
Kecepatan pengaliran pengecoran harus disesuaikan dengan kecepatan
perputaran teromol dan bukan dengan besarnya bukaan. Pengambilan contoh
harus dilakukan dengan cara melewatkan penampung pada aliran pengecoran
beberapa kali atau langsung mengubah aliran menuju wadah contoh yang
disediakan. Harus diperhatikan bahwa pengambilan contoh tidak boleh
mengganggu aliran pengecoran yang dapat mengakibatkan pemisahan material
beton.
Contoh harus dicampur secara merata dengan menggunakan sekop untuk
menjamin keseragaman. Tes slump dan tes specimen harus segera dilakukan.

3.2.
3.3.

3.4.

4.0.

MATERIAL

Megacu kepada Pelaksanaan Pekerjaan pada Spesifikasi ini.

5.0.

PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1.
Kandungan Ion Chloric
Kandungan dari ion Chloric dalam beton struktur yang berasal dari semen, agregat, air
dan bahan aditif tidak boleh melebihi 0,30 kg/m3
Tes kandungan ion chloric harus dilakukan pada concrete plant dan concrete site
sebelum beton dicurahkan, dan hasilnya harus diserahkan pada Konsultan pengawas
untuk disetujui.

5.2.
Slump Test
Suatu slump test harus dilakukan untuk setiap contoh yang diambil. Metodanya merujuk
kepada standard ASTM C143-90a atau seperti dijelaskan berikut ini:
- Bersihkan dan basahi slump-cone dengan benar.
- Isi slump-cone dengan 3 (tiga) lapisan yang hampir sama tebal.

STR 002 - 2

RKS STR 002

Uji Beton

Aduk setiap lapisan 25 (dua puluh lima) kali dengan tamping-rod (batang
pengaduk). Pengadukan harus dilakukan secara merata dari sisi ke sisi
slump-cone.
- Ratakan puncak dari slump-cone sehingga slump-cone benar-benar terisi.
- Bersihkan semua beton yang tumpah disekitar dasar cone.
- Pindahkan slump-cone dari beton dalam waktu kurang lebih 5 (lima) (5) detik,
angkat hanya ke arah vertikal dengan hati-hati.
- Segera ukur Slump untuk mengetahui perbedaan tinggi antara slump-cone
dan tinggi contoh beton.
Slump harus sesuai dengan yang disebutkan dalam Spesifikasi teknis STR-002 atau
sesuai dengan yang ditentukan oleh Pengawas.
-

5.3.
Pencetakan
Metoda pencetakan harus disesuaikan dengan standard ASTM C31-90. Waktu
pembuatan contoh harus sedekat mungkin dengan waktu pengiriman.
Jika material diambil dari tempat yang jauh dari sumber, maka beton harus diaduk
kembali dengan sekop sebelum membuat cetakan.
Prosedurnya adalah sebagai berikut:
- Letakan cetakan pada dasar yang berat, terutama dari metal.
- Isi cetakan dengan tiga (3) lapisan yang hampir sama tebal
- Aduk setiap lapisan 25 (dua puluh lima) kali dengan tamping-rod (batang
pengaduk). Jangan sampai melekukkan dasar dari wadah ketika mengaduk
lapisan bawah.
- Sapu bagian atas agar rata dan tutup dengan plat metal atau kaca untuk
mencegah penguapan. Jangan pernah menggunakan sepotong kayu.

5.4.
Laboratory-Cured Specimens
5.4.1. Contoh untuk uji kekuatan harus diambil sesuai dengan :
- JIS 1115-75 Method of Sampling Fresh Concrete (Metoda mengambil contoh
beton segar).
- ASTM C172-90 Method of Sampling Freshly Mixed Concrete (Metoda
mengambil contoh adukan beton yang baru jadi).
5.4.2. Kubus untuk uji kekuatan harus dicetak dan dikeringkan di laboratorium
(Laboratory-cured) dan diuji sesuai dengan PBI (NI-2, 1971).
5.4.3. Silinder untuk uji kekuatan harus dicetak dan dikeringkan di laboratorium sesuai
dengan:
- JIS A 1132-93 Method of making and curing concrete specimens (Metoda
pembuatan dan pengeringan beton contoh).
- ASTM C31-90 Method of Making and Curing Concrete Test Specimens in the
Field (Metoda pembuatan dan pengeringan beton contoh untuk pengujian, di
lapangan) .
- JIS A 1108-93 Method of test for compressive strength of concrete.
- ASTM C39-86 Test Method for Compressive Strength of Cylindrical Concrete
Specimens.

5.5.
Penanganan dan Penyimpanan
5.5.1. Pengeringan contoh harus sesuai dengan ACI 308-92 and ASTM C 31-90.

STR 002 - 3

RKS STR 002

Uji Beton

5.5.2. Dua puluh empat (24) jam pertama setelah pencetakan sangat penting. Contoh
hanya dapat dipindahkan dari tempat pencetakan ke tempat penyimpanan yang
telah direncanakan, dengan tetap menjaga agar posisinya tidak terbalik dan
dihindarkan dari getaran dan gangguan. Contoh dapat disimpan dalam kotak kayu
yang kuat, tempat pasir, atau di bangunan sementara selama suhu disekitar
contoh dapat dijaga antara 15,6C sampai 26,7C dan kelembaban contoh dapat
dijaga.
5.5.3. Setelah berumur 1 (satu) hari setiap contoh harus dikirim/dianalisa ke
laboratorium yang disetujui untuk pengeringan dan pengujian. Tempatkan contoh
dalam kotak yang kokoh dengan tetap mengunakan wadahnya. Ruang antara
contoh dan kotak harus diisi dengan pasir basah atau sandust. Setiap contoh
harus dilengkapi dengan data yang berisi tanggal pembuatan contoh tersebut.
5.5.4. Jika pengiriman contoh saat berumur 1 (satu) hari tidak memungkinkan, maka
contoh harus disimpan dalam damp sand setelah waktu 24 jam pertamanya
terlewati dan harus tetap dijaga kelembabannya dalam suhu 21C sampai 24C
sampai pengiriman dapat dilakukan. Contoh harus dikirim secepatnya beberapa
hari sebelum waktu 7 (tujuh) hari terlewati, dan laboratorium harus menerima
contoh tersebut minimal sehari sebelum waktu uji 7 (tujuh) hari.
5.5.5. Kontraktor harus menyediakan tempat dan kotak kedap udara yang cukup
ukurannya untuk menyimpan peralatan dan contoh di lapangan dan apapun yang
dibutuhkan oleh pekerja dalam mempersiapkan contoh.

5.6.
Pengujian
5.6.1. Pemeriksaan dan pengujian dilakukan oleh perusahaan yang ditunjuk oleh
kontraktor.
Pengujian semen dan agregat dapat dilakukan untuk menjamin kesesuaian
dengan prosedur yang dijelaskan dalam spesifikasi teknis ST 002.
5.6.2. Pengujian untuk kandungan udara pada setiap contoh adalah compression
testing. Pengujian harus sesuai dengan JIS A1128-93 atau ASTM C231-90.
5.6.3. Kontraktor harus bekerjasama dengan Laboratorium pengujian untuk membantu
pekerjaan mereka. Kontraktor harus memberitahu Laboratorium Pengujian dan
Konsultan pengawas minimum 24 jam sebelum membuat beton untuk
pemeriksaan dan pengujian baik di pabrik maupun di lapangan, dan untuk
pemeriksaan perancah dan tulangan.
5.6.4. Pekerjaan pembuatan, penanganan, pemindahan, dan pengeringan beton hanya
dapat dilakukan oleh staff dari laboratorium pengujian.
5.6.5. Pemeriksaan dan pengujiaan alat pembuatan beton (Plant) minimal harus
memenuhi prosedur berikut:
- Pengambilan contoh dan pengujian bahan-bahan beton.
- Review dan pengecekan rencana campuran yang diajukan oleh kontraktor.
- Memeriksa peralatan dan perlengkapan untuk mengukur, mencampur dan
membawa beton.
- Memeriksa tempat dan pelaksanaan pencampuran.
- Memeriksa campuran beton.
5.6.6. Pemeriksaaan dan pengujian di lapangan minimal harus memenuhi prosedur
berikut:
- Memeriksa kartu penyerahan campuran beton dari pabrik.
- Memeriksa jumlah air yang ditambahkan pada campuran beton, jika diijinkan,
di lapangan.
- Membuat contoh dan menguji kandungan udara dalam beton.

STR 002 - 4

RKS STR 002

Uji Beton

- Membuat uji slump.


- Membuat contoh untuk uji kekuatan tekan di laboratorium.
- Mengukur suhu beton saat dicampur, dituangkan, dan saat pengeringan.
- Mengukur suhu udara selama penuangan dan pengeringan beton.
- Mengecek prosedur penuangan dan pengeringan beton.
5.6.7. Pemeriksaan dan pengujian di laboratorium minimal harus memenuhi prosedur
berikut:
Uji kuat tekan sesuai dengan JIS A 1108-93 atau ASTM C39-86 :
Tiga (3) buah contoh dikeringkan di laboratorium untuk uji kekuatan beton
umur 7 (tujuh) hari.
Tiga (3) buah contoh dikeringkan di laboratorium untuk uji kekuatan beton
umur 28 (dua puluh delapan) hari.
Tiga (3) buah contoh dikeringkan di lapangan untuk uji kekuatan beton umur
7 (tujuh) hari.
Tiga (3) buah contoh dikeringkan di lapangan untuk uji kekuatan beton umur
28 (dua puluh delapan) hari.
Uji kekuatan beton umur yang lain sesuai kebutuhan.
Tiga (3) buah contoh dikeringkan di laboratorium dan dilapangan untuk uji
kekuatan beton umur 3 (tiga) hari dan umur yang diharapkan jika
menggunakan bahan aditif untuk mempercepat pengerasan.
Mengukur berat semua contoh.
5.6.8. Uji inti (Core tests) untuk beton yang telah mengeras harus sebagai berikut:
- Uji inti akan dilakukan jika hasil dari uji kuat tekan dari laboratorium tidak
memuaskan atau diketahui adanya kelalaian dalam penuangan beton.
- Konsultan pengawas mempunyai hak untuk memilih tempat diambilnya contoh
untuk pemeriksaan dan pengujian ini. Peralatan pemotongan dan metoda
penerasan harus disetujui oleh Konsultan pengawas. Contoh harus diambil
dan duji sesuai dengan JIS A1107-93 atau ASTM C 42-90.
Bagian inti (cored portion) dari pekerjaan harus dilakukan dengan baik untuk
memenuhi persyaratan Konsultan pengawas.
- Kontraktor harus menanggung biaya dari pengadaan pengujiaan ini jika
diperlukan karena kegagalan pengujian contoh, atau jika uji inti gagal.
5.6.9. Jika Pengujian dan laporan memperlihatkan bahwa beton yang dituangkan tidak
sesuai dengan kekuatan yang disyaratkan, maka Konsultan pengawas akan
memberitahu kontraktor masalah tersebut secara tertulis. Penerasan tambahan
yang disyaratkan oleh Konsultan pengawas harus dilakukan, dan perubahan
perbandingan campuran diperlukan untuk campuran beton untuk pekerjaan beton
yang tersisa, atau beton yang telah jadi harus diganti, dengan segala biaya
ditanggung oleh Kontraktor.

5.7.
Kondisi Lingkungan
Jangan menuangkan beton ketika hujan atau akan hujan kecuali pekerjaan dapat
dilindungi dari hujan atau aliran air.

STR 002 - 5

RKS STR 003

Adukan Encer (Grout)

SPESIFIKASI TEKNIS
STR - 003
ADUKAN ENCER (GROUT)

1.0.

LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini nneliputi pengadaan tenaga kerja, alat-alat dan bahan serta pemasangan
adukan cair pada pekerjaan-pekerjaan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan/atau
sesuai petunjuk Konsultan pengawas.

2.0.

STANDAR / RUJUKAN

2.1.
2.2.
2.3.
2.4.

American Society for Testing and Materials (ASTM).


American Concrete Institute (ACI).
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971).
Spesifikasi Teknis :
STR-001 - Beton Cor di Tempat.
STR-006 - BESI Struktur.

3.0.

PROSEDUR UMUM

3.1.
Contoh Bahan dan Data Teknis
Contoh, brosur dan/atau data teknis bahan yang akan digunakan harus diserahkan
kepada Konsultan pengawas untuk disetujui tedebih dahulu sebelum didatangkan ke
lokasi.

3.2.
Pengiriman dan Penyimpanan
Kantong kemasan asli dari pabrik harus dalam keadaan tertutup rapat dan harus
disimpan dalam gudang yang cukup ventilasinya, fidak terkena air. tidak berubah warna
dan tidak berbongkah serta diletakkan pada tempat yang tingginya 30cm dari lantai.

4.0.

MATERIAL

4.1.
Adukan Encer
Adukan encer harus dibuat dari bahan dasar semen, dan harus memiliki karakteristik
minimal sebagai berikut:
- Bebas dari bahan klorida dan alumina,
- Jenis non-shrinkage dan non-metallic,
- Memiliki kuat tekan minimal 700kg/cm2 pada umur 28 (dua puluh delapan)
hari, seperti Sika Grout 214-11, Conbextra EP, Pagel Grout atau yang setara.

STR 003 - 1

RKS STR 003

Adukan Encer (Grout)

4.2.
Air
Air sebagai bahan pencampur/pengencer harus air yang bersih seperti disyaratkan dalam
Spesifikasi Teknis STR-002.

4.3.
Cetakan
Bahan cetakan dibuat dari bahan besi pelat atau kayu lapis dengan ketebalan yang
sesuai, yang dibentuk sedemikian rupa sesuai dengan ukuran dan bentuk yang
ditunjukan dalam Gambar Kerja.
Cetakan harus sama pada semua tempat yang menghendaki ukuran dan bentuk yang
sama.

5.0.

PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1.
Persiapan
5.1.1. Cetakan harus dibuat sedemikian rupa sehingga adukan encer dapat dialirkan
seluruhnya selama pelaksanaan. Jalan masuk yang baik harus disediakan.
5.1.2. Cetakan harus sudah disiapkan dan bagian yang akan menerima adukan encer
harus dibersihkan dari minyak, gemuk dan segala kotoran lainnya yang akan
mengurangi daya lekat. Debu harus ditiup keluar dari cetakan.
5.1.3. Angkur-angkur, baut pengencang dan pelat landasan harus sudah tepat
elevasinya sebelum penuangan adukan encer.

5.2.
Cuaca
Cuaca pada saat akan melaksanakan pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan
dari pabrik pembuat adukan encer bersangkutan.

5.3.
Campuran Adukan Encer
Perbandingan campuran antara bahan adukan encer dengan air sesuai petunjuk dari
pabrik pembuat.
Pencampuran harus dilakukan dengan cara mekanis, dengan alat pencampur bertenaga
atau tangkai pengaduk yang sesuai yang dipasang pada mesin bor kecepatan rendah.

5.4.
Pelaksanaan
5.4.1. Adukan encer dapat dituangkan atau dipompakan ke dalam cetakan atau sesuai
petunjuk pabrik pembuat.
Penggetaran halus akan memperlancar aliran.
5.4.2. Penggunaan tali atau rantai akan memperlancar aliran pada bagian yang berjarak
lebih dari 100cm (gerakan menggergaji dari tali atau rantai melancarkan aliran
adukan encer - cara ini harus dilakukan sedemikian rupa agar tidak terbentuk
ruang kosong).
5.4.3. Aliran adukan encer harus tetap terjaga sampai adukan encer mengisi rongga
cetakan dan telah memenuhi seluruh panjang cetakan pada sisi lainnya.
Penempatan adukan encer harus dilakukan dari salah satu sisi saja.

STR 003 - 2

RKS STR 004

Baja Tulangan

SPESIFIKASI TEKNIS
STR - 004
BESI TULANGAN

1.0.

LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan baja tulangan yang sesuai Gambar Kerja.
Pekerjaan ini termasuk sernua mesin, peralatan, tenaga kerja, dan pemasangan baja
tulangan.
Spesifikasi ini akan lebih kuat dari pada Gambar Kerja bila ada perbedaan detail yang
mungkin terjadi.

2.0.

STANDAR / RUJUKAN

2.1.
2.3.
2.4.
2.5.

Peraturan Beton Bertulang Indonesia (N 1-2, 1971


American Concrete Institute (ACI).
Standar Industri Indonesia (SII/Standar Nasional Indonesia (SNI).
Spesifikasi Teknis
STR-001 - Beton Cor di Tempat.

3.0.

PROSEDUR UMUM

3.1.
Contoh Bahan dan Sertifikat Pabrik
3.1.1. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan pengawas, contoh bahan
beserta sertifikat pabrik bahan baja tulangan untuk disetujui.
3.1.2. Sebelum pengadaan bahan, semua daftar bahan dan daftar pemotongan harus
disiapkan oleh Kontraktor dan diserahkan kepada Konsultan pengawas untuk
disetujui.
Persetujuan yang diberikan tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung
jawabnya untuk memastikan kebenaran daftar pemesanan dan daftar
pemotongan.
Setiap penyimpangan dari daftar bahan dan daftar penulangan yang telah
disetujui menjadi tanggung jawab Kontraktor untulk menggantinya atas biayanya.

3.2.
Gambar Detail Pelaksanaan
3.2.1. Gambar Detail Pelaksanaan berikut harus diserahkan oleh Kontraktor kepada
Konsultan pengawas untulk disetujui :
- Daftar penulangan yang menunjukkan pembengkokkan, ukuran kait, lewatan,
sambungan dan lainnya yang memenuhi ACI 315 dan/atau PBI (NI-2,1971).
- Gambar harus menunjukkan spasi tulangan, selimut dan jarak antara, pasak
besi dan penahan jarak/gelang-gelang.

STR 004 - 1

RKS STR 004

Baja Tulangan

3.2.2. Kontraktor diijinkan mengganti ukuran rencana baja tulangan yang ditunjukkan
dalam Gambar Kerja selarna penggantian tersebut dianalisa dengan teliti dan
Kontraktor telah memeriksa bahwa kekuatan yang dinginkan tetap terpenuhi.
Penggantian harus disetujui Konsultan pengawas sebelum pelaksanaan
pekerjaan.

3.3.
Pengiriman dan Penyimpanan
Baja tulangan setiap waktu harus dilindungi dari kerusakan dan harus diternpatkan di
atas balok-balok untuk mencegah menempelnya lumpur atau benda asing lainnya pada
baja tulangan. Tempat penyimpanan harus dinaikkan agar aman dari air permukaan.

4.0.

MATERIAL

4.1.
Umum
Sernua baja tulangan lunak harus dalarn keadaan baru, tidak berkarat atau memiliki
cacat lainnya serta harus memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini.

4.2.
Baja Tulangan Polos
Kecuali ditentukan lain, baja tulangan polos dengan diameter < 13mrn harus dari baja
mutu BjTP-24 dengan tegangan leleh minimal 2400kg/cm2 , dan memenuhi ketentuan
Sil-0136-84/SN1.07-2052-1990.
Diameter yang digunakan harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

4.3.
Baja Tulangan Berulir
Kecuali ditentukan lain, baja tulangan berulir dengan diameter > 13mm harus dari mutu
BjTD-40 dengan tegangan leleh minimal 4000kg/cM2 , dan memenuhi ketentuan
SII-0136-84/SNI.07-2052-1990.
Diameter yang digunakan harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

5.0.

PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1.
Kait dan Pembengkokkan
Penulangan harus dilengkapi dengan kait/bengkokan minimal sesuai ketentuan PB1
(NI-2, 1971), atau sesuai petunjuk Konsultan pengawas dan/atau Gambar Kerja.

5.2.
Pemotongan
Panjang baja tulangan yang melebihi ketentuan Gambar Kerja (kecuali lewatan) harus
dipotong dengan alat pernotong besi atau alat pemotong yang disetujui Konsultan
pengawas.
Pada bagian yang membutuhkan bukaan untuk dudukan mesin, peralatan dan alat
utilitas lainnya, baja tulangan harus dipotong sesuai dengan besar atau ukuran bukaan.

5.3.

Penempatan dan Pengencangan

STR 004 - 2

RKS STR 004

Baja Tulangan

5.3.1. Sebelum pemasangan. baja tulangan harus bebas dari debu, karat, kerak lepas,
oli, cat dan bahan asing lainnya.
5.3.2. Semua baja tulangan harus terpasang dengan baik, sesuai dengan mutu, dimensi
dan lokasi seperti ditunjukkan dalarn Gambar Kerja. Penahan jarak dengan
bentuk balok persegi atauz gelang-gelang harus dipasang pada setiap m2 atau
sesuai petunjuk Konsultan pengawas. Batu, bata atau kayu tidak diijinkan
digunakan sebagai penahan jarak atau sisipan. Sernua penahan jarak atau
sisipan harus diikat dengan kawat no. AWG 16 ( 1,62mm) atau yang setara. Las
titik dapat dilakukan pada baja lunak pada tempat-tempat yang disetujui
Konsultan pengawas.

5.4.
Pengecoran Beton
Pengecoran beton harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis STR-001.

STR 004 - 3

RKS STR 005

Baja Struktural

SPESIFIKASI
STR - 005
BESI STRUKTURAL

1.0.

LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan harus meliputi pengangkutan/transportasi, penyediaan peralatan, pabrikasi,


pemeriksaan dan pemasangan baja struktural di bengkel kerja atau di lapangan, seperti
yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang ditentukan dalam spesifikasi ini.

2.0.
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.

2.6.
2.7.
2.8.

3.0.

STANDAR/RUJUKAN
Pedoman Perencanaan Bangunan Baja untuk Gedung (SNI. 1729.1989-F).
Standar Industri Indonesia (Sll) dan/atau Standar Nasional Indonesia (SNI).
Japanese Architectural Standard Spesifikasi for Steel Work (JASS).
Japanese Industrial Standards (JIS).
American Institute of Steel Construction (AISC)
- AISC M 013-83 Detailing for Steel Construction
- AISC M 013-84 Konsultan pengawasing for Steel Construction
- AISC M 016-89 Manual of Steel Construction ASD
American Welding Society (AWS):
- AWS D1.1-96 Struktural Welding Code Steel
American Society for Testing and Materials (ASTM).
Spesifikasi Teknis:
- ST-003 Adukan Encer (grout)

PROSEDUR UMUM

3.1.
Sertifikat Pabrik dan Informasi Lainnya
3.1.1. Sebelum pabrikasi, Sertifikat Pabrik mencakup dimensi, struktur mikro dan kimia,
fisika, charpy V-notch properties, data perawatan panas matahari (yang
diaplikasikan) dan ukuran semua baja yang akan digunakan, harus diberikan
pada Konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
3.1.2. Sebelum memesan bahan/material, semua daftar pemesanan harus disediakan
oleh kontraktor untuk kemudian diserahkan pada Konsultan pengawas guna
mendapatkan persetujuan.
3.1.3. Sebelum memulai pekerjaan bengkel, kontraktor harus melengkapi Konsultan
pengawas dengan informasi sbb:
Fasilitas-fasilitas pabrikasi.
Bahan-bahan yang akan digunakan dan produsen serta pemasok bahanbahan.
Sertifikat dan Laporan Pengujian:
- Sertifikat Pabrik.

STR 005 - 1

RKS STR 005

Baja Struktural

- Laporan kekuatan tarik dan uji bengkokan untuk bentuk baja, batangan,
dan plat.
Prosedur dan skedul Gambar Detail Pelaksanaan. Jenis pengukuran yang
akan digunakan.
Metode dan Prosedur Kontrol Kualitas.
Prosedur dan skedul produk, seperti pemberian tanda, pemotongan,
pembengkokan, pembuatan teralis dan perawatan, penanganan gesekan
permukaan untuk sambungan baut, dsb.
Fasilitas dan prosedur perakitan di bengkel kerja.
Pengajuan pembuatan detail-detail pengelasan untuk :
- Flux, gas, batang dan kawat pengelasan beserta rekomendasi
penyimpanan dari produsen.
- Pengelasan sementara, sekuens dan prosedur pengelasan, pemanasan,
peralatan dan perlengkapan las, pengukur tekanan udara.
Metode pengencangan angkur baut dan penempatan plat dasar. Prosedur
pemasangan dan toleransi penempatan angkur baut yang diizinkan.
Pemeriksaan termasuk pemeriksaan gambar ukuran penuh, pemeriksaan
perakitan dan pemeriksaan produk.
Salinan dari formulir pemeriksaan kontraktor harus diserahkan. Formulir
pemeriksaan yang diajukan harus dikumpulkan.
Metode Aplikasi Cat.
Penyimpanan di lapangan.
Fasilitas pengangkutan dan rute dari bengkel ke lapangan.
Kualifikasi tukang ahli las dan tukang ahli lainnya.
3.1.4. Selama pelaksanaan pekerjaan, jaga agar catatan-catatan perakitan dan
pemasangan baja struktural berikut ini harus disiapkan terpisah dari hal-hal sbb:
(menunjukkan metode dan hasil pengujian dan pemeriksaan):
- Uji Bahan.
- Metode Uji Keterampilan tukang las. Uji pekerjaan pengelasan.
- Pemeriksaan pada produk yang dibuat di bengkel produksi (las, bentuk,
ukuran, tampilan, dsb).
- Pemeriksaan kinerja di lapangan (Pengencangan baut berkekuatan tinggi,
toleransi pemasangan, dsb).
- Toleransi baut angkur.
- Catatan pengujian, pemeriksaan dan koreksi yang disyaratkan oleh Konsultan
pengawas.
- Foto-foto setiap bagian pekerjaan. Berikan laporan lengkap pada Konsultan
pengawas.
3.2.
Gambar Detail Pelaksanaan
3.2.1. Sebelum proses pabrikasi, kontraktor harus memberikan
Gambar detail
pelaksanaan ke Konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Hal-hal di
bawah ini harus termasuk dalam Gambar detail pelaksanaan yang akan
diaplikasikan:
- Spesifikasi Bahan.
- Nomor Penanda.
- Daftar bagian-bagian material.
- Detail Pembuatan.
- Detail Pengelasan,
- Syarat Pengecatan,
- Detail dan lokasi bengkel produksi.

STR 005 - 2

RKS STR 005

Baja Struktural

3.2.2. Persetujuan Gambar detail pelaksanaan oleh Konsultan pengawas tidak berarti
melepaskan kontraktor dari tanggung jawabnya terhadap kesalahan dan
kegagalan.
3.2.3. Kontraktor tidak boleh melakukan perubahan pada Gambar detail pelaksanaan
yang paling akhir diterima, tanpa persetujuan tertulis dari Konsultan pengawas.
3.2.4. Perubahan yang berasal dari inisiatif kontraktor untuk kenyamanannya harus
meminta persetujuan Konsultan pengawas dan dibuat dengan biaya dari
kontraktor.

3.3.
Pemeriksaan dan Pengujian
3.3.1. Bahan, sambungan dan hubungan antar pekerjaan pada umumnya harus
menjadi subjek untuk diuji atau diperiksa di bengkel kerja dan di lapangan.
3.3.2. Pemeriksaan dan Pengujian harus dilaksanakan oleh orang yang berkualitas atau
laboratorium pengujian yang disediakan oleh kontraktor disetujui oleh Konsultan
pengawas. Kontraktor harus melengkapi semua material untuk pengujian dan
segala akses untuk itu, atau menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk
pengujian material.
3.3.3. Komposisi kimiawi dan properti mekanis semua material harus diuji dan diperiksa
sebelum memulai kerja di bengkel produksi.
3.3.4. Periksa rakitan bengkel dan pengelasan untuk disesuaikan dengan persyaratan
yang ditentukan.
3.3.5. Bersihkan, asah dan siapkan semua area yang diperlukan agar uji ultrasonik dan
radiografik.
3.3.6. Konsultan pengawas harus memiliki wewenang untuk melakukan pemeriksaan
dan pengujian kapan pun. Konsultan pengawas harus memiliki hak, pada setiap
waktu yang beralasan, untuk masuk ke pabrik kontraktor untuk tujuan pengujian
dan pemeriksaan kerja. Kontraktor harus menyediakan semua pekerja dan alatalat yang dibutuhkan untuk pengujian dan pemeriksaan di bengkel kerja.
3.3.7. Konsultan pengawas memiliki hak untuk setiap saat menolak material dan/atau
pekerjaan yang rusak berdasarkan gambar perancangan, sebelum penerimaan
terakhir. Penerimaan bahan / material pekerjaan oleh Konsultan pengawas tidak
mencegah adanya penolakan jika ditemukan penyimpangan di kemudian hari.
Kontraktor harus membongkar bahan-bahan terpasang yang telah ditolak oleh
Konsultan pengawas dan menggantinya tanpa ada biaya tambahan pada
pekerja.
3.3.8. Semua tukang las harus memiliki izin yang masih berlaku. Jika disyaratkan oleh
Konsultan pengawas, kontraktor harus mengadakan uji keterampilan tukang las.
Pengujian, bila disyaratkan, harus dilakukan tanpa adanya biaya tambahan pada
pemilik/Owner.

3.4.
Pita Ukur Baja
Kontraktor harus menyediakan beberapa pita pengukur presisi yang diperlukan untuk
pelaksanaan kerja (minimum 3 pita ukur).
Setiap waktu, suhu lingkungan harus dicatat dan penyesuaian thermal harus dibuat pada
semua pengukuran. Pita ukur yang digunakan di bengkel kerja baja harus sesuai dengan
pita ukur yang digunakan untuk pendirian pekerjaan baja di lapangan.
Kontraktor harus menyusun pengujian yang diperlukan Konsultan pengawas untuk
menyetujui toleransi antar penggunaan pita ukur tidak pada lokasi, yang terlewatkan.
Semua hasil pengukuran adalah tanggung jawab kontraktor.

STR 005 - 3

RKS STR 005

Baja Struktural

3.5.
Penggunaan dan Penyimpanan
3.5.1. Semua bahan harus dikirimkan lengkap dengan sertifikat asli pencampurannya.
3.5.2. Semua bahan baja harus ditangani dengan perawatan yang benar, sesuai tata
cara yang tidak meyebabkan goresan mendalam, sesuai yang ditentukan oleh
Konsultan pengawas.
3.5.3. Bahan harus disimpan tidak langsung terhubung dengan tanah sesuai dengan
tata cara dan lokasi, yang akan meminimalisasikan karat dan proses pengkaratan.

4.0.
MATERIAL
4.1.
Persyaratan Umum
4.1.1. Semua material harus sesuai dengan yang ditentukan dalam spesifikasi ini,
kecuali bila ditetapkan lain.
4.1.2. Kompisisi kimiawi, properti mekanikal, ukuran dan kualitas lainnya dari bahan
telah ditentukan pada tiap-tiap standarnya. Kualitas material ini dikonfirmasikan
dengan pengujian sebelum pekerjaan bengkel yang setara dengan sertifikat
pembuatannya oleh produsen.

4.2.
Baja struktural
4.2.1. Semua bahan baja harus baru dan bebas dari segal penyimpangan yang
mempengaruhi kekuatan, daya tahan atau tampilan dan harus dari kualitas
komersial terbaik, serta sesuai dengan standar relatif
4.2.2. Baja struktural harus berupa produk yang distandardisasikan aeperti daftar
berikut ini atau setara yang disetujui oleh Konsultan pengawas.
Pedoman Perencanaan Bangunan Baja untuk Gedung (SNI.03-1729-1989).
Persyaratan uji kuat tegang
Tingkatan Baja
Kuat luluh
Kuat tarik
Perpanjangan
kg/mm2
kg/mm2
Relatif
St 37
24,0
37
(Bj37)

JIS G 3101-87 Rolled steel untuk struktur umum (SS 400) JIS G 3350-87 Light
gauge steels untuk struktur umum (SSC 400)

JIS G 3444-88 Carbon steel tubes for general structure purposes (STK 400)
JIS G 3466-88 Carbon steel square pipes for general structure purposes
(STKR 400)
Persyaratan uji kuat tegang
Perpanjangan
Tingkatan Baja
Kuat tarik
Kuat luluh
Relatif
Kg /mm2
Kg /mm2
%
SS 400
41 - 52
24
17
SSC 400
41 - 55
24
21
STK 400
24
41
23
STKR 400
25
41
23

STR 005 - 4

RKS STR 005

Baja Struktural

ASTM A36/A36M-94 Spesifikasi for Struktural Steel

Jenis Baja
Plat, Batang
dan Bentuk

Persyaratan uji kuat tegang


Perpanjangan
Kuat tarik
Kuat luluh
Relatif
2
2
kg/mm
kg/mm
%
25,31
40,78-56,25
21
(36 ksi)
(58-80 ksi)

4.2.3. Bentuk dan Ukuran.


Bentuk dan ukuran plat baja, plat baja tahan karat (stainless steel) dan
barang-barang lain yang berhubungan harus sesuai persyaratan standar
sebagai berikut atau setara :
- JIS G 3101-87 SS400 Rolled steel untuk struktur umum.
- JIS G 4305-91 SUS304 Cold rolled stainless steel plates, sheets and
strips.

Baja yang akan digunakan tidak boleh memiliki penyimpangan struktural dan
tidak boleh berkarat. Bentuk dan ukurannya harus relatif sesuai dengan
SIUSNI, JIS, ASTM, atau setara. Toleransi ukuran baja struktural harus sesuai
dengan:
- SII 0163-79/SNI.07-2054-1990 Baja Siku Sama Kaki Bertepi Bulat Canal
Panas, Mutu dan Cara Uji
- SII 0233-79/SNI.07-0052-1987 Baja Kanal Bertepi Bulat Canal Panas,
Mutu dan Cara Uji.
- SII 0234-79/SNI.07-0329 Baja Bentuk I Bertepi Bulat Canal Panas, Mutu
dan Cara Uji.
- SII 0999-84/SNI.07-0138-1987 Baja Kanal C Ringan.
- SIl.2524-90/SNI.07-3018-1992 Baja Pelat, Strip dan Lembaran Canal
Panas.
- JASS 6-82 Standar Toleransi Baja Struktural.

4.2.4. Mur-Baut, Sekrup, Cincin Penutup, Baut angkur dan Plat.


Mur-Baut, Sekrup dan Cincin Penutup biasa harus sesuai dengan persyaratan
berikut ini atau setara :
- SNI.03-1729-1989 (Bj. 37)
- JIS B 1180-85 Hexagon head bolts and hexagon head screws
- JIS B 1181-93 Hexagon nuts and hexagon thin nuts
- JIS B 0205-82 Metric coarse screw threads
- JIS B 1251-84 Spring lock washers
- JIS B 1256-78 Plain washers
- ASTM A307-89 Specification for Carbon Steel externally Threaded
Standard Fasteners.
Dalam JIS B 1180-85 dan JIS B 1181-93, tingkatan finishing harus "Medium",
tingkatan presisi harus "3rd class" dan perangkat mekanikal harus "4T".
Baut angkur harus sesuai dengan persyaratan berikut ini atau setara :
- SNI.03-1729-1989 (Bj. 37)
- JIS G 3101-87 SS 400
- ASTM A36/A36M-94

STR 005 - 5

RKS STR 005

Baja Struktural

Mur,cincin penutup dan penutup sekrup harus sesuai standar baut biasa yang
disebutkan di atas.
Penyusunan sekrup berkekuatan tinggi harus sesuai dengan persyaratan
standar berikut ini atau setara:
- JIS B 1186-79 Penyusunan sekrup, mur segi delapan berkekuatan tinggi
dan cincin penutup untuk sambungan geser.

Tingkatan Baja
F10T A

Persyaratan uji kuat tegang


Perpanjangan
Kuat tarik
Kuat luluh
Relatif
2
2
kg/mm
kg/mm
%
100-120
14
90

Jika Kontraktor ingin menggunakan jenis sekrup berkekuatan tinggi


lainnya, ia harus memberikan sertifikat pengujian mekanikal dan kimiawi
pembuatan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan pengawas.
- ASTM A325M-93 Spesifikasi untuk Sekrup Berkekuatan Tinggi untuk
Sambungan Baja Struktural [Metric].
4.2.5. Space frame dan rangka baja pabrikasi.
Untuk space frame kubah utama dan kubah kecil dan rangka baja untuk kubah
menara kecil dan minaret harus berupa pabrikasi dari produsen pembuatan space
frame dan rangka baja seperti Tridome atau setara.
4.2.6. Uji Bahan.
Untuk barang-barang yang distandardisasi, sertifikat yang membuktikan
kesesuaian produk dengan standar yang disetujui dapat diberikan tanpa diuji lagi.
Akan tetapi bila diperlukan, Konsultan pengawas dapat meminta kontraktor untuk
mengadakan pengujian mekanikal bahan dengan biaya Kontraktor.

4.3.
Material Pengelasan
4.3.1. Elektroda yang akan digunakan untuk pengelasan harus berupa produk yang
sesuai standar "JIS Z 3211-91 mengenai lapisan elektroda untuk baja lunak atau
setara. Elektroda-elektroda yang sesuai harus dipilih sesuai dengan jenis baja
yang akan dilas.
4.3.2. Material pengelasan harus E70xx, yang memiliki kuat luluh 415MPa dan kuat tarik
500MPa.
4.3.3. Material pengelasan selain yang disebutkan di atas harus dipilih sesuai dengan
metode pengelasan yang akan dikerjakan.
4.3.4. Ketika logam dasar dari dua tekanan luluh yang berbeda dilas bersamaan, logam
pengisi harus dipilih berdasarkan logam dasar yang memiliki tekanan luluh
tertinggi.

4.4.
Perlindungan
Persiapan permukaan untuk baja yang akan diberi cat dasar harus sesuai dengan:
- JIS K 3151-68 Phosphatizing compounds under pengecatan
- JIS K 5633-83 Etching primer
- FS*' TT-C-490 (Rev.C)(Amd.1) Metode pembersihan permukaan yang
mengandung besi dan penanganan awal untuk lapisan organik.
- FS*' TT-P-645 (Rev.A) Jenis Cat dasar/meni, cat, seng-kromat dan alkali.

STR 005 - 6

RKS STR 005

Baja Struktural

4.5.
Pengecatan
Material Pengecatan untuk permukaan baja harus memiliki karakteristik sbb:
- Cat dasar harus jenis Meni Logam Kromat/Seng-Kromat Cepat Kering.
- Cat finishing harus berupa Enamel Sintetik/Synthetic Super Gloss.

4.6.
Adukan Encer (grout)
Adukan Encer (grout) untuk mengisi lubang-lubang angkur, landasan plat dasar, dan
sebagainya yang ditunjukkan dalam gambar harus terbuat dari bahan semen jenis tidak
susut dan tidak mengandung logam seperti yang ditetapkan dalam Spesifikasi ST-005.

5.0.

PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1.
Pabrikasi
5.1.1. Umum.
Kontraktor harus memberi catatan satu minggu kepada Konsultan pengawas,
sebelum melaksanakan segmen pabrikasi apapun, seperti menutup sisi
berbagai bagian struktur.
Barang-barang baja harus memiliki ukuran, bentuk dan konstruksi seperti
yang telah ditentukan.
Sebelum pabrikasi, semua pengukuran yang diperlukan harus dilaksanakan
dan diperiksa sesuai dengan persyaratan prosedur kontrol kualitas dalam
AISC.
Selain yang telah ditentukan, barang-barang harus dipabrikasi sesuai dengan
metode pekerjaan bengkel yang efisien.
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap koreksi/ perbaikan dari semua
kesaklahan dan ketidaktepatan pada pekerjaan detail, tata letak dan pabrikasi,
dengan biayanya sendiri.
5.1.2. Lokasi Pabrikasi.
Baja Struktural harus dipabrikasi dan dirakit di bengkel atau pekarangan milik
Kontraktor atau di lokasi yang disetujui oleh Konsultan pengawas.
Tidak diperkenankan melakukan pengelasan dasar di lapangan.
5.1.3. Pengelasan.
a. Tukang Las.
Pada prinsipnya, kualifikasi tukang las harus sesuai dengan JIS Z
3801-79 Standar Prosedur Kualifikasi untuk Teknik Pengelasan
berdasarkan jenis pengelasan yang akan dikerjakan. Tukang las hatrus
berpengalaman berkelanjutan lebih dari satu tahun dalam pengelasan
struktural dan akan menerima persetujuan dari Konsultan pengawas.
Jika Konsultan pengawas meragukan kualifikasi tukang las, walaupun
persetujuan telah diberikan, sesuai dengan JIS, AWS atau setara lainnya
yang berhubungan, persetujuan dapat dibatalkan.
b. Persiapan Material.
Persiapan Bagian Tepi .
- Sudut alur harus sesuai dengan desain dan Gambar Detail
Pelaksanaan. Akan tetapi hal tersebut dapat dimodifiaksi
sesuai dengan jenis pengelasan yang akan dilakukan dengan
persetujuan Konsultan pengawas.

STR 005 - 7

RKS STR 005

Baja Struktural

Alur harus dibuat ke bentuk seperti yang ditentukan di atas


dengan alat pemotong gas otomatik atau metode mekanikal
lainnya. Pemotong gas manual dapat diperkenankan pada
situasi yang tidak diragukan, dengan persetujuan Konsultan
pengawas.
c. Pekerjaan Pengelasan.
Pengelasan harus dikerjakan dengan kecepatan yang memadai, arus dab
tegangan yang benar sesuai dengan jenis dan posisi pengelasan.
Pengelasan di bengkel kerja, bila mungkin, dilakukan dari bawah ke atas
dengan menggunakan ukuran perputaran yang ditetapkan.
Elemen-elemen baja harus dipanaskan terlebih dahulu seperti yang
disyaratkan sesuai dengan ketebalan dan jenis material.
Pabrikasi balok built-up harus disatukan dengan pengelasan arkus bila
memungkinkan.
Pengelasan :
- Metode dan sekuens pengelasan harus sudah direncanakan agar tidak
menyebabkan bekas sambungan atau meninggalkan sisa tekanan
apapun.
- Sebelum atau selama pengelasan permanen, pengelasan sementara
harus dibersihkan, bila pengelasan sementara mengalami kerusakan.
Kondisi Finishing
- Permukaan pengelasan harus memiliki pola yang seragam, ukuran
dan panjang pengelasan tidak boleh kurang dari ukuran yang
ditunjukkan dalam gambar. Ukuran pengelasan bisa saja lebih besar
dari yang ditentukan tapi tidak boleh terlalu besar atau menjadi tidak
teratur dalam pola.
- Bagian yang dilas tidak boleh retak, tidak selesai, lumer, kekurangan
penetrasi, berlubang, menggelembung, dipotong terlalu pendek,
bersinggungan atau tertimpa, atau memiliki kesalahan-kesalahan
lainya.
Pengelasan Sudut (Fillet welding)
- Pada kasus pengelasan kaki sudut yang setara, tidak boleh terjadi
perbedaan antara kedua kaki tersebut.
- Kedalaman tulangan las harus kurang dari 0,1 S + 1 mm (S: ukuran
sudut yang ditentukan).
Busur :
- Perhatian khusus harus diberikan untuk mencegah kekurangan
penetrasi dan slag inclusion pada titik awal busur. Busur harus
dipindahkan ke logam dasar atau elemen yang akan dilas, baik itu
permulaan las maupun lanjutan rigi las.
- Perhatian khusus harus diberikan agar tidak menyebabkan retak pada
rigi las di akhiran busur. Slag dan spatters harus dihilangkan dari
permukaan las dan dari permukaan di sekitar pengelasan.
d. Kondisi Cuaca.
Pengelasan tidak boleh dilakukan saat permukaan pengelasan basah karena
hujan atau karena alasan lain atau saat angin berhembus kencang. Akan
tetapi jika posisi las dan tukang las cukup terlindungi dan persiapan logam
dasar telah dilakukan, pengelasan dapat dilaksanakan setelah konfirmasi tidak
adanya kelembaban/basah pada permukaan, dan dengan persetujuan
Konsultan pengawas.
e. Koreksi Material.
-

STR 005 - 8

RKS STR 005

5.1.4.

5.1.5.

5.1.6.

5.1.7.

5.1.8.

Baja Struktural

Kesalahan pada material harus dikoreksi/ diperbaiki dengan peralatan


mekanis atau dengan pemanasan yang tidak menyebabkan kerusakan pada
material.
f. Pemeriksaan Pengelasan.
Pemeriksaan harus dilakukan selama dan setelah pengelasan di bengkel
kerja. Bagian yang rusak harus dikoreksi kembali guna kepuasan
Konsultan pengawas. Tagihan dihitung sebagai biaya Kontraktor.
Pemeriksaan minimum untuk pengelasan yang harus dilakukan oleh
Kontraktor dan/atau pembuat harus dengan uji visual, uji penetrasi cair
dan uji radiogafik. Semua las harus ditampilkan seragam. Tampilan dan
kelebihan potongan harus seminimal mungkin.
Setelah pengelasan dan setelah pemeriksaan yang disebutkan di atas, las
harus diperiksa oleh Konsultan pengawas. Akan tetapi aturan di atas dapat
dipersingkat dengan persetujuan Konsultan pengawas, berdasarkan hasil
pemeriksaan di bengkel kerja.
Sambungan Baut.
a. Diameter Lubang.
Semua lubang untuk sambungan yang dibaut harus berdiameter lebih dari
2mm, menggunakan sekrup, kecuali bila ditetapkan lain.
b. Pembuatan Lubang.
Semua lubang harus dibor pada sudut yang benar terhadap permukaan
logam dan tidak boleh diperbesar dengan pembakaran. Pembesaran lubang
dengan perluasan hanya diperkenankan bila disetujui Konsultan pengawas.
Lubang harus dibersihkan tanpa sobekan atau tepi yang kasar. Pembakaran
di bagian luar yang dihasilkan dari kegiatan pelubangan atau perbesaran
lubang harus dihilangkan dengan alat siku 1,5875 mm.
Semua lubang harus dilubangi dan diperbesar seperti yang dibutuhkan,
sebelum aplikasi lapisan pelindung.
c. Tulangan Lubang.
Dimana lubang disediakan untuk sambungan perlengkapan, atau untuk akses
kabel - pemipaan, dan mempengaruhi komponen struktural, maka harus diberi
tulangan yang memadai, sesuai dengan yang didesain oleh Konsultan
pengawas.
Pemotongan, Pembagian dan Pengguntingan.
Pemotongan dengan api, pembagian dan pengguntingan harus dilakukan secara
hati-hati, akurat dan teliti dengan alat dengan petunjuk mekanis. Semua tepi harus
bebas dari terak. Semua tepian siku yang mengalami kerusakan harus
dikembalikan ke toleransi minimumnya.
Toleransi Pabrikasi.
Lokasi tiap komponen sangat penting bagi rancangan struktur. Tiap komponen
harus ditempatkan akurat seperti yang ditunjukkan dalam gambar, dengan
toleransi pabrikasi diberikan dalam AISC.
Pemeriksaan Produk.
Laporan Pemeriksaan produk jadi yang dibuat di bengkel kerja,harus diberikan
pada Konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Setelah laporan pemeriksaan, produk harus diperiksa oleh
Konsultan
pengawas. Produk harus diletakkan agar tidak menghalangi pemeriksaan dan
peralatan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan.
Bagian yang salah harus diperbaiki.
Lapisan Pelindung.

STR 005 - 9

RKS STR 005

Baja Struktural

Setelah pabrikasi dan pemeriksaan, baja struktural harus diberi dua lapis cat anti
karat. Permukaan yang akan dibenamkan atau ditanamkan dalam beton tidak
boleh dicat dengan lapisan dasar.
Lapisan cat dasar dan cat finishing harus dari berasal dari produsen/pabrik
pembuat yang sama, seperti yang disebutkan dalam spesifikasi ini. Persiapan
permukaan dan pemberian lapisan dasar harus sesuai dengan persyaratan sbb:
Permukaan baja harus dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau
amplas sesuai standar pada pasal 2.5
Semua material, seperti serbuk, kotoran, minyak dan lemak harus dibersihkan
dengan larutan yang sesuai, kemudian dibersihkan menggunakan pembersih
dari pabrik.
5.1.9. Galvanisasi.
Sediakan proses galvanisasi setelah pabrikasi seperti yang ditetapkan atau
ditunjukkan, bila cukup praktis.
Metode galvanisasi harus sesuai dengan JIS H 8641-82 Zinc Hot Dip
Galvanizing, dan berat lapisan seng rata-rata tidak kurang dari 275gr/m2 (21
microns). Pengujian metode galvanisasi harus sesuai JIS H 0401-83 Methods
of Test for Hot Dip Galvanized Coatings.
Gunakan cat pemulih galvanisasi untuk bagian galvanisasi yang rusak
disebabkan oleh penanganan, pengangkutan, pemotongan, pengelasan atau
penyekrupan. Jangan memanaskan permukaan dimana cat pemulih
diaplikasikan.

5.2.
Pemasangan
5.2.1. Prosedur dan Urutan.
Sebelum membuat jadwal pendirian struktur, Kontraktor harus memberikan
Prosedur dan Urutan Pemasangan dengan perhitungan pendukung pada
Konsultan pengawas, guna menjelaskan bahwa telah dilakukan teknik yang
memadai untuk memastikan keberhasilan pendirian, untuk selanjutnya
mendapat persetujuan dari Konsultan pengawas.
Sebelum memmulai pendirian di lapangan, Kontraktor harus melengkapi
Konsultan pengawas dengan informasi-informasi sbb:
- Pendirian Struktur atap.
Pemasangan perlengkapan pendirian dan perancah.
Detail pondasi crane, pendirian dan pemindahannya.
Pemasangan dan penyilangan sementara.
Perlengkapan pendirian yang dibutuhkan.
Pengangkutan dan Pengiriman (termasuk jadwal).
Pekarangan tempat penyimpanan sementara dan metode
penanganan.
Persediaan listrik sementara.
Urutan, prosedur dan metode pendirian.
Toleransi pendirian dan metode perawatan.
Perlengkapan dan prosedur untuk mengencangkan pemasangan
sekrup/baut.
- Pengaturan baut angkur dan plat dasar.
- Pengecatan.
- Pemeriksaan Lapangan.
- Upaya keselamatan yang diajukan.

STR 005 - 10

RKS STR 005

Baja Struktural

5.2.2.

5.2.3.
5.2.4.

5.2.5.

5.2.6.

5.2.7.

Perlengkapan pemasangan dan pendirian harus disediakan dalam jumlah,


kualitas dan kapasitas yang memadai guna menghasilkan operasi tanpa
kegagalan. Jadwal harus disediakan untuk pengeluaran/pemakaian lengkap
proses pendirian dan pemasangan.
Pengangkatan.
Kontraktor harus bertanggung jawab pada ketidaktepatan struktural pada
semua struktur atau bagian struktur yang diangkat atau dipindahkannya.
Kontraktor harus membuat analisis struktural yang diperlukan untuk
memastikan bahwa pemasangan tersebut akan dibuat tanpa kerusakan pada
struktur.
Kontraktor harus memberikan metode pengangkatan untuk pekerjaan
pendirian pada Konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Kontraktor harus menyediakan semua biaya bahan tambahan dan pabrikasi
yang diperlukan untuk metode pengangkatan alternatif tanpa biaya tambahan
apapun pada Konsultan pengawas.
Kondisi Lingkungan.
Jangan mendirikan struktur atap selama kondisi angin bertiup kencang.
Toleransi Pemasangan.
Kontraktor harus memasang struktur pada tempat pendirian yang telah
dirancang. Kontraktor harus mengenali kondisi lapangan sebelum memulai
prosedur pemasangan dan harus memberikan laporan pada Konsultan
pengawas tentang segala kondisi yang termasuk lpemasangan struktur
sesuai toleransi AISC.
Semua struktur harus didirikan sesuai dengan toleransi dalam spesifikasi
AISC, kecuali bila ditetapkan lain. Semua komponen struktur yang didirikan
harus memiliki sistem penopang sendiri untuk berbagai gaya dari luar yang
akan digunakan selama pelaksanaan pendirian.
Beberapa ikatan sementara yang ditambahkan pada struktur untuk sistem
penopang sendiri dan perletakannya yang dirancang untuk menahan semua
kondisi pembebanan, adalah biaya kontraktor, pada setiap bagian kerja.
Pengencangan Baut/ Sekrup.
Sebelum pendirian, semua pembautan, penyambungan, penempatan,
pengisian, dan fasilitas bahan pasir harus sudah dikerjakan terlebih dahulu.
Pengencangan baut harus dilakukan dengan calibrated torque wrench untuk
menentukan tegangan baut yang diperlukan.
Lubang sekrup harus diatur penempatannya agar sekrup-sekrup tersebut
dapat diputar pada ulirnya. Kepala sekrup/mur-baut harus dipasang tanpa
menimbulkan kerusakan pada logam. Sekrup harus memiliki panjang yang
dapat diperbesar, tetapi tidak boleh lebih dari 6,35 mm di luar mur. Kepala
baut dan mur harus dipasang kencang ke permukaan kerja dengan alat yang
sesuai, tidak kurang dari 381mm. Kepala sekrup tidak boleh dipukul dengan
palu ketika mur sedang dikencangkan. Setelah selesai dikencangkan, mur
harus disikat dan dicat.
Adukan Encer (grout).
Persyaratan dan aplikasi pemberian Adukan Encer (grout) harus sesuai dengan
yang ditetapkan dalam Spesifikasi ST-006.
Pengecatan di Lapangan.
Jika hasil pengecatan di bengkel mengalami kerusakan selama
pengangkutan, Konsultan pengawas boleh memerintahkan pada Kontraktor
bahwa baja struktural harus diberi dua lapis cat anti karat di lapangan. Satu
lapis secepatnya setelah penurunan barang ke lapangan, dan satu lapis lagi

STR 005 - 11

RKS STR 005

Baja Struktural

sebelum proses pendirian. Cat yang akan digunakan harus sama jenisnya dan
produsennya, dengan cat dasar dari bengkel produksi. Pekerjaan pelapisan
harus dilaksanakan dengan persyaratan sbb:
- Cat dasar :
2 (dua) lapis Meni Logam Kromat Cepat Kering/ Meni sengkromat , ketebalan @ 50 micron.
- Finish paint: 2 (dua) lapis Enamel Sintetik/Synthetic Super Gloss,
ketebalan@ 40 micron.
Bagian yang akan dibenamkan dalam beton tidak boleh dicat. Kerusakan
pada permukaan cat pendirian harus diperbaiki segera setelah proses
pendirian di lapangan selesai, dengan cara pengecatan seperti yang
disebutkan di atas.
Cat finishing baja struktural harus seperti yang disebutkan dalam pasal 4.5
spesifikasi ini.

STR 005 - 12

RKS STR 006

Berbagai Jenis Logam

SPESIFIKASI
STR - 006
BERBAGAI JENIS LOGAM

1.0.

LINGKUP KERJA

Pekerjaan dalam spesifikasi ini mencakup semua penyediaan secara lengkap, tenaga
kerja, bahan dan semua bentuk pekerjaan yang diperlukan untuk pekerjaan pemasangan
logam yang berhubungan dengan pekerjaan sipil dan arsitektural seperti yang
ditunjukkan dalam gambar. Pekerjaan harus termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal
sbb:
- Baut angkur,
- Pekerjaan mur-baut dan cincin penutup,
- Lembar logam berpori (Perforated logam sheet),
- Pekerjaan kisi dan teralis,
- Tiang tambak/pengikat (Bollard),
- Penggantung atau penyangga rangka langit-langit, lampu penerangan,
ruang saluran/ducting dan pemadam kebakaran,
- Pegangan tangga dan railing,
- Dan lain-lain yang ditunjukkan dalam gambar.

2.0.

STANDAR/RUJUKAN

2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.

American Society for Testing and Materials (ASTM).


American Welding Society (AWS).
American Institute of Steel Construction (AISC).
American National Standard Institute
Standar Industri Indonesia (SII) and/or Standar Nasional Indonesia (SNI).
Spesifikasi teknis:
- ST-005 Besi Struktural

3.0.

PROSEDUR UMUM

3.1.
Contoh dan Pengujian Pabrik
Sebelum pabrikasi, contoh-contoh dan sertifikat pencampuran mencakup dimensi, sifat
kimia, fisika, charpy V-notch properties, data perawatan panas matahari (yang
diaplikasikan) dan ukuran semua baja atau logam yang akan digunakan, harus diberikan
pada Konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Semua pengujian harus dilakukan pada contoh produk jadi.

STR 006 - 1

RKS STR 006

Berbagai Jenis Logam

3.2.
Gambar detail pelaksanaan
Sebelum pabrikasi, gambar detail pelaksanaan dan daftar material barang-barang
pabrikasi yang masuk dalam kategori harus diberikan pada Konsultan pengawas untuk
mendapatkan persetujuan. Setelah itu, Kontraktor tidak boleh membuat penyimpangan
atau perubahan pada Gambar detail pelaksanaan yang terakhir diterima, tanpa
persetujuan tertulis dari Konsultan pengawas. Hal-hal di bawah ini harus termasuk dalam
Gambar detail pelaksanaan yang akan diaplikasikan :
- Spesifikasi Bahan,
- Nomor penanda,
- Daftar bagian-bagian material,
- Dimensi (ukuran dan bentuk tepatnya) dan berat,
- Detail Pembuatan,
- Detail Pengelasan,
- Syarat Pengecatan,
- Detail dan lokasi bengkel kerja,

3.3.
Pemeriksaan dan Pengujian
3.3.1. Bahan, sambungan dan hubungan antar pekerjaan pada umumnya harus
menjadi subjek untuk diuji atau diperiksa di bengkel kerja dan di lapangan oleh
Konsultan pengawas. Pemeriksaan di bengkel dan di lapangan tidak berarti
melepaskan kontraktor dari tanggungjawabnya menyediakan bahan-bahan baru
dengan kualitas pertama dan hubungan antar pekerjaan.
3.3.2. Kontraktor harus menanggung dan membayar biaya pengadaan contoh dan
pengujian bahan dan pekerjaan yang disyaratkan, termasuk segala demo produk
yang diminta oleh Konsultan pengawas.
3.3.3. Konsultan pengawas memiliki hak untuk menolak material dan/atau barang
pabrikasi, setiap saat sebelum penerimaan akhir struktur, bila terjadi hal-hal sbb:
Penyediaan material tidak sesuai dengan spesifikasi.
Barang pabrikasi tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi.
Modifikasi dibuat tanpa persetujuan tertulis dari Konsultan pengawas.

3.4.
Penggunaan dan Penyimpanan Material
3.4.1. Material harus disimpan tidak langsung berhubungan dengan tanah dengan tata
cara dan lokasi yang dapat meminimalisasikan karat.
3.4.2. Semua logam harus benar-benar dirawat dengan tata cara yang tidak
menyebabkan goresan atau cacat yang merusak, seperti yang telah ditentukan
oleh Konsultan pengawas.
3.4.3. Segala sesuatu yang tidak sempurna harus diperiksa dan potongan mendalam
atau abrasi serius harus diperbaiki dan dihaluskan kembali. Prosedur perbaikan
plat harus diberikan pada Konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Tidak ada pengasahan lain yang diperkenankan pada bahan dasar untuk
menghilangkan permukaan yang tidak sempurna kecuali guna mempersiapkan
permukaan untuk pengelasan. Pembakaran tidak boleh digunakan untuk
meluruskan atau untuk mengikat material, kecuali dengan persetujuan tertulis dari
Konsultan pengawas.

4.0.

MATERIAL

STR 006 - 2

RKS STR 006

4.1.

Berbagai Jenis Logam

Umum

4.1.1. Semua logam harus baru dan bebas dari segala penyimpangan yang
mempengaruhi kekuatan, daya tahan atau tampilan, dan harus dari kulitas
komersial terbaik.
4.1.2. Selain yang telah disebutkan, baja untuk bentuk dan plat struktural melengkung
harus sesuai dengan SNI.1729.1989-F atau ASTM A36 seperti yang dinyatakan
dalam Spesifikasi STR-005. Barang yang akan diganti harus mendapat
persetujuan dari Konsultan pengawas.

4.2.
Baut Angkur
Baut Angkur harus terbuat dari baja batangan bundar Bj. 40 grade, dalam diameter dan
panjang seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

4.3.
Mur-Baut dan Cincin Penutup
4.3.1. Mur- baut harus sesuai ASTM A-307, dan harus dilapisi cadmium, kecuali dimana
baut berkekuatan tinggi ditunjukkan atau ditentukan. Dimensi baut harus sesuai
dengan ANSI B-1 8.2.1 -1972 dan dimensi mur harus sesuai dengan ANSI B-1
8.2.2.-1972.
4.3.2. Cincin penutup dan hal lain yang berhubungan dengan kepala mur-baut
berkekuatan tinggi harus sesuai dengan ANSI B 18.22.1-1965. Semua cincin
penutup harus dilapis cadmium.

4.4.
Kisi dan Teralis Selokan/Drainase
Kisi dan Teralis Selokan/Drainase harus tersusun dari batangan baja bundar dan/atau
plat baja dan profil baja lainnya yang ditentukan, dalam ukuran seperti yang ditunjukkan
gambar.

4.5.
Pipa Baja
Pipa baja untuk berbagai macam pekerjaan logam harus berupa pipa baja hitam kelas
medium, sesuai dengan standar S11-0161-81 /SNI.07-0039-1987 seperti produk Bumi
Karya, Bakrie, PPI atau Radjin. Panjang dan diameter yang akan digunakan harus
ditunjukkan dalam gambar.

4.6.
Bahan Stainless Steel
Bahan-bahan baja anti karat/Stainless steel untuk pekerjaan-pekerjaan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar harus sesuai dengan AISI 304. Diameter pipa harus
ditetapkan dalam gambar.

4.7.
Berbagai Jenis Logam
4.7.1. Lembar Logam Berpori (Perforated Logam Sheet).
Lembar Logam Berpori harus memiliki ketebalan minimum 2,5mm, dengan
ukuran yang ditunjukkan dalam gambar.
4.7.2. Plat Tembaga.

STR 006 - 3

RKS STR 006

Berbagai Jenis Logam

Selain yang telah ditentukan, plat tembaga harus memiliki ketebalan minimum 3
mm.
4.7.3. Plat Baja dilapis Tembaga.
Plat Baja dilapis Tembaga untuk ornamen tepi harus memiliki ketebalan minimum
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
4.7.4. Lembaran seng.
Selain yang telah ditentukan, lembar seng harus memiliki ketebalan minimum
1mm.
4.8.
Penggantung dan Penyangga
Penggantung dan/atau Penyangga rangka langit-langit, alat penerangan, ruang
saluran/ducting, pemadam kebakaran dan perlengkapan lainnya, harus terbuat dari profil
baja dalam ukuran dan bentuk sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

5.0.

PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1.
Umum
5.1.1. Berbagai jenis barang logam harus diberi ukuran, bentuk dan dikonstruksi dengan
bahan-bahan sesuai yang ditetapkan dalam gambar. Selain yang telah
disebutkan, barang-barang yang dilengkapi harus berupa produk yang telah
disetujui, dipabrikasi sesuai dengan metode kerja yang efisien. Sebelum
pabrikasi, semua pengukuran yang diperlukan harus dilaksanakan dan dicek,
diperiksa berdasarkan prosedur kontrol kualitas sesuai dengan persyaratan AISC.
5.1.2. Desain, peralatan dan sambungan untuk berbagai bagian struktur yang tidak
ditunjukkan dalam gambar harus dilengkapi oleh Kontraktor dan ditunjukkan
dalam Gambar Detail Pelaksanaan.
5.1.3. Kontraktor harus bertanggungjawab terhadap semua kesalahan dan
ketidaktepatan pekerjaan detail, tata letak/layout dan pabrikasi dengan biayanya
sendiri.

5.2.
Hubungan antar Pekerjaan
5.2.1. Berbagai jenis barang logam harus diberi ukuran, bentuk dan dikonstruksi dengan
bahan-bahan sesuai yang ditetapkan dalam gambar. Selain yang telah
disebutkan, barang-barang yang disediakan harus berupa produk yang telah
disetujui, dipabrikasi sesuai dengan metode kerja yang efisien.
5.2.2. Pabrikasi berbagai jenis logam harus dilaksanakan sesuai dengan gambar,
gambar detail pelaksanaan yang telah disetujui, spesifikasi ini dan spesifikasi ST007.
5.2.3. Untuk pabrikasi pekerjaan yang akan diperlihatkan/diekspos, gunakan hanya
bahan yang halus dan bebas dari permukaan yang ternoda termasuk lekukan,
lubang, gores, tanda bekas gulungan, merk/cap nama dagang dan kekasaran.
Hilangkan tanda-tanda tersebut dengan mengasah,atau dengan mengelas dan
mengasah, sebelum pembersihan, perawatan dan aplikasi finishing pemukaan.

5.3.
Pabrikasi dan Pemasangan
5.3.1. Umum.

STR 006 - 4

RKS STR 006

Berbagai Jenis Logam

Pemasangan berbagai jenis logam dalam jenis, ukuran dan bentuk yang
ditunjukkan dalam gambar dan dalam Spesifikasi ini harus sesuai dengan
Spesifikasi STR-006.
Baut angkur, perakitan baut angkur dan baut pengait harus dilengkapi dan
dipasang sesuai dengan gambar dan seperti yang ditetapkan oleh Konsultan
pengawas. Semua angkur baja yang dibenamkan dalam beton harus benarbenar dibersihkan dari karat, serbuk, minyak dan segala sesuatu yang tidak
diinginkan, guna pembentukan ikatan yang baik pada beton.
Sediakan dan posisikan angkur dengan jenis yang ditentukan, dengan struktur
penyangga. Buat dan beri ruang penataan angkur untuk menyediakan
penyangga yang memadai guna mencapai tujuan pemakaian pekerjaan.
Sambungan yang diperlihatkan dengan sambungan licin yang dibenamkan
merata, jika memungkinkan harus dibentuk menggunakan pengikat yang
dilapisi. Gunakan jenis pengikat yang diperlihatkan/diekspos seperti yang telah
ditentukan, atau bila tidak ditentukan, gunakan sekrup dengan kepala
terbenam rata.
5.3.2. Pegangan tangga (handrail) dan Railing.
Sesuaikan dan atur railing terlebih dahulu sebelum dipasang, untuk
memastikan bahwa railing benar-benar sesuai pada sambungan tegak sisi
dinding dan penempatan yang tepat sesuai panjangnya. Tanamkan tiang di
tempatnya masing-masing. Sandarkan tiang dan akhiran railing ke konstruksi
bangunan.
Tiang harus dilas ke dasar stainless steel dengan flens/ flange, tipe siku atau
tipe lantai seperti yang disyaratkan berdasarkan kondisi ataupun gambar.
Kemudian tiang dan alasnya harus disekrupkan ke perangkat penopang
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
5.3.3. Tiang Tambak Pengikat/Bollard.
Tiang Tambak Pengikat/Bollard harus terbuat dari pipa baja diameter 100 mm,
kecuali bila ditetapkan lain dalam gambar. Tiang Tambak Pengikat harus
dibenamkan sedalam 500mm dan isi pipa dengan beton untuk memberikan
ketahanan benturan yang diperlukan, dengan ketinggian 1200 mm dari
permukaan lantai, kecuali bila ditetapkan lain dalam gambar.
Selain yang telah ditentukan, posisi Tiang Tambak Pengikat adalah pada sisi luar
dan/atau sisi dalam tiap pintu masuk kendaraan, dengan cara tiang tersebut tidak
mempengaruhi kegiatan membuka dan menutup pintu.
5.3.4. Penggantung dan Penyangga.
Penggantung dan/atau Penyangga rangka langit-langit, alat penerangan, ruang
saluran/ducting, pemadam kebakaran dan perlengkapan lainnya, harus terbuat
dari profil baja dalam ukuran dan bentuk sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
Penggantung harus ditopangkan pada struktur bangunan dengan tata cara agar
penggantung dapat disebarkan merata pada area yang ditunjukkan dalam
gambar. Penggantung untuk pemadam kebakaran harus seperti yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat alat pemadam kebakaran.

5.4.
Pelapisan/ Pengecatan Lapisan Pelindung
5.4.1. Selain yang telah disebutkan, semua pekerjaan berbagai jenis logam harus dilapis
anti karat dengan pengecatan warna sesuai yang ditentukan dalam Bagan
Warna, yang akan dikeluarkan kemudian.
5.4.2. Cat dan pekerjaan pengecatan harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan
Spesifikasi STR-005

STR 006 - 5

SPESIFIKASI MEKANIKAL

SPESIFIKASI MEKANIKAL
PL-001 UMUM
PL-002 SISTEM PEMIPAAN
PL-003 POMPA AIR
PL-004 SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

SPESIFIKASI PL-001

Umum

SPESIFIKASI
PL - 001
UMUM

1.0.
HAL-HAL UMUM
Pekerjaan yang dimaksud disini adalah penyediaan bahan-bahan, tenaga kerja,
peralatan-peralatan yang diperlukan agar seluruh instalasi sump pit, sistem pembuangan
air tanah, pompa dapat dipasang, diuji dan siap untuk digunakan dengan kualitas bahan
dan kualitas pengerjaan/pemasangan yang terbaik, sesuai gambar-gambar dan
spesifikasi yang ditentukan dalam perencanaan ini.
2.0.

SYARAT UMUM

Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan suatu kesatuan dan tidak
dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan
yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik, dan hanya dinyatakan
dalam salah satunya gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja, Kontraktor
harus tetap melaksanakannya tanpa ada biaya tambahan.
Gambar-gambar perenencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukan semua pipa,
fitting-fitting dan katup-katup secara terperinci. Semua bagian-bagian tersebut diatas
walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik, harus disediakan dan
dipasang oleh Kontraktor apabila diperlukan agar instalasi ini lengkap dan dapat bekerja
dengan baik tanpa adanya biaya tambahan.
Sebelum memulai pekerjaannya, kontraktor harus memeriksa dan memahami pekerjaanpekerjaan pelaksanaan dari pihak-pihak lain yang ikut menyelesaikan proyek ini, apabila
pekerjaan pelaksanaan dari pihak-pihak lain tersebut dapat mempengaruhi kualitas
pengerjaan Kontraktor itu sendiri.
Apabila terjadi suatu keadaan dimana Kontraktor tidak mungkin menghasilkan kualitas
pengerjaan yang terbaik, Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis kepada
Kontraktor Utama dan Pemilik/Penanggung Jawab Proyek dan mengajukan saran-saran
perubahan/perbaikan.
Apabila hal itu tidak dilakukan, Kontraktor tetap bertanggung jawab atas kerugiankerugian yang ditimbulkannya.
Kontraktor harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan dan syarat-syarat yang
diperlukan dengan Kontraktor lainnya, agar peralatan-peralatan, saluran-saluran (ducts).
Pipa-pipa dan lain-lain dapat dipasang pada tempat-tempat yang telah disediakan dan
disesuaikan dengan gambar kerja.
Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
dan undang-undang yang berlaku, serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan
dari Jawatan Keselamatan Kerja.
Semua pekerjaan yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai
dengan syarat-syarat pelaksanaan atau peraturan-peraturan pelaksanaan dari badan
pemerintah yang berwenang.

PL 001- 1

SPESIFIKASI PL-001

Umum

Kontraktor harus mengusahakan dan menanggung semua biaya untuk memperoleh


semua izin yang mungkin diperlukan guna menjalankan instalasi, pemeriksaan, pengujian
dan lain-lain. Kontraktor harus menyerahkan semua izin-izin atau keterangan-keterangan
resmi lainnya tentang instalasi ini kepada Pemberi Tugas.
Kontraktor harus menyatakan secara tertulis bahwa bahan-bahan dan peralatanperalatan yang diserahkannya adalah baru dan dari kualitas terbaik, bahwa cara
pelaksanaan/pengerjaan dilakukan dengan cara yang terbaik, dan bahwa instalasi yang
diserahkannya adalah lengkap dan dapat bekerja dengan baik, tanpa mengurangi atau
menghilangkan bahan-bahan, peralatan-peralatan yang sewajarnya disediakan,
walaupun tidak disebutkan secara nyata dalam spesifikasi ini ataupun tidak dinyatakan
secara tegas dalam gambar-gambar yang menyertai spesifikasi ini.
Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga ahli dalam bidangnya (skilled labour) agar
dapat memberikan hasil kerja yang terbaik dan rapih.Bertanggung jawab penuh atas
semua hasil pekerjaannya.
Kontraktor harus menyediakan alat-alat pengaman tambahan yang diwajibkan oleh
ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.
Semua peralatan dan perlengkapan-perlengkapan lainnya yang diperlukan harus
disediakan oleh kontraktor, kecuali peralatan-peralatan lain yang menurut kontrak harus
disediakan oleh Pemberi Tugas.
Apabila ada peralatan-peralatan yang disediakan atau pekerjaan yang diselesaikan oleh
pihak lain, maka Kontraktor bertanggung jawab atas peralatan-peralatan dan pekerjaanpekerjaan tersebut.
Kontraktor bertanggung jawab atas Pengawasan yang ketat terhadap jadwal atau urutan
pekerjaannya, sehingga tidak menggangu penyelesaian proyek ini secara keseluruhan
pada waktu yang ditetapkan.
Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan kerusakan atau pencurian
bahan/peralatan untuk instalasi ini.
Bahan/peralatan yang rusak atau hilang harus diganti oleh kontraktor tanpa tambahan
biaya.
Dalam waktu 10 hari setelah Kontraktor memperoleh kontrak pekerjaan ini, Kontraktor
harus mengajukan daftar yang lengkap (rangkap 2) dari pabrik-pabrik atau perusahaanperusahaan yang menbuat bahan-bahan dan alat-alat yang akan dipasang dalam
instalasi ini, untuk memperoleh persetujuan dari Pemilik/Penanggung Jawab Proyek
melalui Konsultan Pengawas dan Konsultan Perancang.
Setelah daftar tersebut diatas disetujui, dan sebelum melakukan pembelian atas bahanbahan dan alat-alat, Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemilik daftar yang lengkap
dari peralatan-peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam instalasi ini
lengkap dengan brosur-brosur dan/atau gambar kerja dari pabrik/perusahaan yang
membuatnya.
Sesuatu bahan, peralatan atau fixture-fixture yang akan digunakan dan tidak disebutkan
dalam spesifikasi ini hanya diperbolehkan, apabila disetujui secara tertulis oleh
Pemilik/Penanggung Jawab Proyek (dalam hal ini konsultan Pengawas dan konsultan
perancang) dan biaya pengujian bahan/peralatan/fixture-fixture tersebut (apabila diminta

PL 001- 2

SPESIFIKASI PL-001

Umum

oleh Pemilik/Penanggung Jawab Proyek) ditanggung oleh kontraktor


bahan/peralatan/fixture-fixture tersebut diinstall atau diserahterimakan.

PL 001- 3

sebelum

SPESIFIKASI PL-002

Sistem Pemipaan -

SPESIFIKASI
PL - 002
SISTEM PEMIPAAN
1.0.
LINGKUP PEKERJAAN
Sistem pembuangan air tanah dan sump pit sampai kesaluran riool kota terdekat.
Sistem perpipaan pembuangan air tanah dan sump pit sampai kesaluran riool kota
terdekat, lengkap dengan sambungan-sambungan, belokan-belokan, tikungan, fittingfitting, dan perlengkapan lain yang diperlukan.
Semua peralatan sanitair yang direncanakan untuk dipasang termasuk kran-kran,
lengkap dengan sambungan-sambungan dan perlengkapan lain yang diperlukan dalam
persyaratan.
Sistem perpipaan pembuangan air kotor dan perpipaan vent dari peralatan sanitair dalam
bangunan sampai ke bak-bak penampung, saluran air hujan lengkap dengan
sambungan-sambungan, tikungan-tikungan, bak kontrol, dan perlengkapan lain yang
diperlukan.

Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus sesuai dengan Pedoman Plambing
Indonesia, serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan
Keselamatan Kerja.
Kontraktor Plambing harus memintakan izin-izin yang mungkin diperlukan untuk
menjalankan instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini, atas tanggungannya sendiri.
Kontraktor Plambing harus menyerahkan izin-izin/keterangan tertulis tersebut si atas
kepada Pemilik/Penanggung Jawab Proyek.

2.0.
PENGENDALIAN PEKERJAAN
Syarat-syarat penerimaan untuk bahan-bahan dan peralatan, cara-cara pemasangan,
kualitas pengerjaan, harus sesuai dengan standar yang wajar berlaku dan disesuaikan
dengan Pedoman Plambing Indonesia dan Departemen Pekerjaan umum (Cipta Karya)

3.0.

PROSEDUR UMUM.

3.1. Contoh dan Data Teknis.


Sebelum proses pengiriman, contoh dan data teknis semua kompon perapatan dan
penyegelan yang akan digunakan pada bangunan harus diberikan pada Pengawas untuk
mendapat persetujuan.
3.2. Penyimpanan.
Semua bahan harus dikirim ke lokasi proyek dalam wadah / bungkus asli bersegel dan
harus disimpan di tempat bersih yang kering, dapat dikunci, dan harus dilindungi dari
hujan, kondisi atmosferik dan segala sesuatu yang dapat merusak sesuai dengan
rekomendasi produsen.

PL 002-1

SPESIFIKASI PL-002

4.0.

Sistem Pemipaan -

MATERIAL

4.1.
Pipa, fitting, dan kran
Semua bahan pipa dan peralatan-peralatan diperlukan harus memenuhi standar-standar
di bawah ini:
1. ASTM-A 120-57 untuk pipa-pipa dan fitting dari Galvanized Iron skedul 40
2. ASTM-3 338-51 untuk Malleable Iron Fittings
3. SII 1246-85 & SII 1448-85 untuk pipa dan fitting PVC
Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), fitting, peralatan sanitair dan peralatan yang akan
dipasang pada instalasi ini harus mempunyai tanda-tanda merek yang jelas dari pabrik
pembuatnya.
Fitting-fitting dan peralatan sanitair yang tidak memiliki tanda-tanda tersebut harus diganti
atas tanggung jawab Kontraktor.
Bahan-bahan, peralatan-peralatan dan peralatan-peralatan tambahan yang disediakan
harus baru dan dapat diterima.
Pipa-pipa air tanah dan sump pit utama maupun pipa-pipa cabang untuk distribusi air
sampai ke peralatan sanitair, baik yang ditanam di dalam tanah, maupun yang
ditempatkan diatas langit-langit dibuat dari galvanized steel pipe class medium dengan
standard BS-1387.
Pipa-pipa sanitair dari peralatan sanitair sampai ke bak kontrol, dibuat dari PVC standar
SII 1246-85 type B dan SII 1448-85 (6 kg/cm2).
Semua pipa-pipa sanitair diluar bangunan dibuat dari PVC standar SII 1246-85 type B
dan SII 1448-85 ( 6 kg/cm2).
Pipa-pipa fitting untuk Vent dibuat dari PVC standar SII 1246-85 type A dan SII 1448-85
(6 kg/cm2).
Fitting-fitting dan pipa PVC harus cetakan satu pabrik dengan bahan penyambung solvent
cement.

Semua Clean Out (CO) terbuat dari pelat yang dilapisi chrome, dilengkapi dengan Slot
dan setaraf dengan kualitas merek SAN-EI.
Pipa air hujan, pipa talang di dalam/luar bangunan dibuat daru PVC standar SII 1246-85
type B dan SII 1448-85 (6 kg/cm2).
4.2.
Toilet Fixtures
Sesuai dengan spesifikasi AR 004 Spesifikasi sanitair

DAFTAR PERALATAN PLAMBING

NO.
1.

NAMA PERALATAN
Pipa air kotor

MODEL
6 kg/cm2

PL 002-2

REFERENCE
MEREK (atau yang
setaraf)
WAVIN, RUCHIKA,

SPESIFIKASI PL-002

Sistem Pemipaan -

- PVC SII 1246-85


Type A & SII 1448-85

BANLON

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1.
Perencanaan
Selama pemasangan berjalan, Kontraktor harus menutup setiap ujung pipa yang terbuka
untuk mencegah masuknya tanah, debu, kotoran, dan lain-lain.
Setiap jaringan pipa yang telah selesai dipasang harus ditiup dengan udara kempa
(compressed air) untuk jangka waktu yang lama, agar kotoran-kotoran yang mungkin
berada di dalam dapat keluar.
Cabang-cabang pipa air tanah dan sump pit harus dilengkapi dengan katup yang
ditempatkan sedemikian rupa sehingga jaringan tersebut dapar berfungsi, diganti, dan
dikontrol alirannya untuk masing-masing kelompok outlet atau peralatan sanitair.
Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau anker yang
cukup kokoh (rigid). Pipa-pipa tersebut ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah
tempatnya, agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran, dan harus
sedemikian sehingga masih memungkinkan konstruksi dan expansi pipa oleh perubahan
temperatur.
Pipa horizontal harus ditumpu sepertu dalam gambar mekanikal dengan jarak antara
tidak lebih dari 3.00 meter. Untuk itu kontraktor harus berkoordinasi terus dengan
kontraktor struktur pada saat pengecoran terutama di lokasi lantai toilet untuk
menyesuaikan penggantung pipa horizontal.
Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (Clamp atau Collar).
Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan ditutup
oleh tembok atau bagian bangunan lainnya garus dilapisi terlebih dahulu dengan cat meni
atau cat penahan karat.
Semua sambungan/cabang dari pipa pembuangan air kotor (sanitair) harus dibuat
dengan cabang Y.
Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan diameter yang berbeda
harus digunakan Reducing Fitting atau Increasing Fitting. Sedapat mungkin harus
digunakan belokan-belokan jenis Long Radius.
Dari jenis Short Radius hanya boleh digunakan apabila kondisi setempat tidak
memungkinkan penggunaan belokan jenis Long Radius dan Kontraktor harus
memberitahukan hal ini kepada Pemilik/Penanggung Jawab Proyek. Fitting atau alat-alat
lain yang akan menimbulkan tahanan aliran yang tidak wajar tidak boleh digunakan.
Semua sambungan harus dibuat kedap udara dan kedap air.
5.2.
Pemasangan
Sebelum memulai pekerjaannya, kontraktor harus memeriksa dan memahami pekerjaanpekerjaan pelaksanaan dari pihak-pihak lain yang ikut menyelesaikan proyek ini, apakah
pekerjaan pelaksanaan dari pihak-pihak lain tersebut dapat mempengaruhi kualitas
pekerjaan Kontraktor ini sendiri. Apabila terjadi suatu keadaan dimana Kontraktor ini tidak
mungkin menghasilkan kualitas pengerjaan yang terbaik, Kontraktor ini wajib

PL 002-3

SPESIFIKASI PL-002

Sistem Pemipaan -

memberitahukan secara tertulis kepada Supervisor dan mengajukan saran-saran


perubahan/perbaikan.
Apabila hal itu tidak dilakukan, Kontraktor ini tetap bertanggung jawab atas kerugiankerugian yang mungkin ditimbulkannya.
Lokasi yang tepat dari peralatan-peralatan Sanitair, Floor Drain, pipa-pipa utama dan
pupa-pipa cabang harus diperiksa dalam gambar-gambar perencanaan mekanikal dan
asritektur dan disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang diberikan oleh pabrik pembuat
alat-alat tersebut.
Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik, dan semua pembongkaran
bagian-bagian bangunan lainnya hanya boleh dilakukan setelah ada izin tertulis dari
Pemilik/Penanggung Jawab Proyek.
Gambar-gambar pemasangan instalasi secara mendetail harus dibuat oleh Kontraktor,
sementara penyambungan struktur bangunan dilaksanakan. Hal ini agar dapat diketahui
dengan tepat letak/ukuran lubang-;ubang pada dinding dan lantai yang diperlukan untuk
lewatnya pipa-pipa. Kontraktor bertanggung jawab atas ukuran (dimensi) dan lokasi
lubang-lubang tersebut dan apabila perlu harus melakukan pembobokan/penambalan
tanpa tambahan biaya.
Semua peralatan sanitair harus dipasang dengan baik dan didalamnya bebas dari
kotoran yang akan mengganggu aliran atau kebersihan air, dan garus terpasang dengan
kokoh (rigid) ditempatnya dengan tumpuan yang sesuai (bracket/plate anchor).
Kontraktor bertanggung jawab atas penyediaan dan lokasi pemasangan yang tepat.
Semua peralatan sanitair harus ditumpu (supported) dan ditetapkan ditempatnya dengan
baik dan kuat.
Insert (tempat menyekrupkan) harus tertanam dengan baik dalam dinding atau lantai
tersebut dan setelah alat-alat tersebut terpasang insert harus tidak kelihatan.
Semua baut, mur dan sekerup yang kelihatan (exposed) harus dibuat dengan dilapis
chronium atau nikel, demikian pula cincin (washer) untuk pemasangannya.
Setelah semua peralatan dan peralatan sanitair terpasang, Kontraktor wajib menjaga
agar semua peralatan sanitair tersebut tidak dipergunakan, bersih dan berfungsi dengan
baik, sampai diserahkan kepada Pemilik/Penanggung Jawab Proyek.
5.3.
Pembersihan
Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finish arsitektural atau
timbulnya kerusakan lainnya, yang semuanya atas kelalaian Kontraktor karena tidak
membersihkan sistem perpipaan dengan baik, maka semua perbaikannya adalah menjadi
tanggungan Kontraktor.
5.4.
Pengujian dan desinfeksi
5.4.1. Pengujian Sistem Pembuangan
a. Seluruh sistem pembuangan air kotor harus mempunyai lubang-lubang yang
dapat ditutup (plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat diisi dengan air
sampai lubang vent tertinggi.

PL 002-4

SPESIFIKASI PL-002

Sistem Pemipaan -

b. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut diatas
minimum selama 120 menut dan penurunan air selama waktu tersebut tidak
lebih dari 10 cm.
c. Apabila dan pada waktu Pemilik/Penanggung Jawab Proyek menginginkan
pengujian lain disamping pengujian diatas, Kontraktor harus melakukannya
tanpa tambahan biaya.
5.4.2. Pengujian Sistem Distribusi Air dan Pemadam Kebakaran
a. setelah roughing-in selesai dipasang dan sebelum memasang fixture,
seluruh sistem distribusi air harus diuji dengan tekanan hidrostatik minimum
7,5 atm 1 kali tekanan kerja, dalam jangka waktu 4 jam tanpa mengalami
kebocoran.
b. Apabila sesuatu bagian dari instalasi pipa akan tertutup oleh tembok atau
konstruksi bangunan lainnya, maka bagian dari instalasi tersebut harus diuji
dengan cara yang sama seperti di atas sebelum ditutup dengan tembok atau
bagian bangunan tersebut.
5.4.3. Kerusakan atau Kegagalan Uji
a. Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau
kegagalan dari sesuatu bagian dari instalasi atau sesuatu bahan dari instalasi,
maka Kontraktor harus mengganti bagian atau bahan yang rusak/gagal
tersebut dan pemeriksaan/pengujian dilakukan lagi sampai memuaskan
Pemilik/Penanggung Jawab Proyek tanpa adanya tambahan biaya.
b. Penggantian atas bagian pipa atau bahan yang gagal/rusak tersebut harus
dengan pipa atau bahan yang baru. Penambalan (caulking) dengan bahan
apapun tidak diperkenankan.

PL 002-5

SPESIFIKASI PL-003

Pompa Air

SPESIFIKASI

PL - 003
POMPA AIR
1.0.
LINGKUP PEKERJAAN
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah penyediaan, pemasangan dan pengujian
pompa-pompa, lengkap dengan alat-alat kelengkapan dan pengaturan yang diperlukan.
Pompa-pompa yang dimaksud disini adalah Pompa sump pit.
2.0.
MATERIAL
Pompa-pompa pengisi tangki air harus dari jenis submersible dengan impeller tertutup
terbuat dari kuningan, casing dari besi cor dan poros dari baja tahan karat. Komponenkomponen yang ada untuk pompa-pompa yang dipergunakan harus dari bahan seperti
dalam standar perencanaan oleh pabrik pembuatnya.
REFERENSI MEREK
Daftar Peralatan Sistem Plambing
NO.

NAMA PERALATAN

1.

Pompa Sump pit

2.

Accessories :
Gate Valve

MODEL
Submersible Pump

Jenis, Katup
sorong

REFERENCE
MEREK (atau yang
setaraf)
GRUNDFOS,
EBARA,
TORISIMA
TOYO, KITA
ZAWA,
KAKASIMA.

Check Valve
Jenis, Lift/Swing
Check
Flexible Joint

PROCO, TOZEN
Short Type All
Flanged, Flex dari
karet pejal

Foot Valve
3.

Unit Water Level Control

4.
5.

Tangki Atas
GSP Pipe

6.

Pipa PVC

7.

Pressure Gauge

Incl. Strainer
Stainless Elektrode
Probe
Fibre Glass
SII Skedule 40,
Medium Class
SII 1246-85
Type A & B
SII 1448-85
Dial 75 mm,
Indikator kg/cm2,
psi

PL 003- 1

TOYO, SIHI, KITA


ZAWA,
NAKASIMA.
NATIONAL,
FANAL
PPI, BAKRIE
BROTHERS,
TALANG TIRTA.
WAVIN, PRALON,
RUCHIKA,
BANLON
HEUER,
ASNCROFT,
NAGANO.

SPESIFIKASI PL-003

Pompa Air

3.0.

PROSEDUR UMUM

3.1.

Rekomendasi
Pompa-pompa yang dipergunakan harus dipasang seperti rekomendasi dari
pabrik pembuatnya.

3.2.

Referensi Merek
Pompa yang direncanakan dengan referensi merek GRUNDFOS, TORISHIMA,
EBARA, dari jenis Submersible Pump, atau yang disetujui setara.

3.3.

Shop Drawings
Pada watu akan memulai pelaksanaan Kontraktor harus menyerahkan gambargambar kerja terlebih dahulu (Shop Drawings) untuk mendapatkan persetujuan
dari Konsultan MK, gambar-gambar tersebut harus diserahkan minimal dalam
waktu 2 minggu sebelum pelaksanaan.

3.4.

Tanda Perubahan
Selama pelaksanaan pemasangan instalasi ini berjalan, Kontraktor harus
memberikan tanda-tanda dengan pensil/tinta merah pada 2 set gambar Plumbing
atas segala perubahan, penghapusan/penambahan pada rencana instalasi atau
sesuatu dari gambar tersebut.

3.5.

Gambar Terlaksana (As-built Drawings)


Kontraktor garus menyerahkan pada Pemilik/Penanggung Jawab Proyek, gambar
instalasi sesungguhnya sebagaimana yang terpasang pada bangunan (as-built
drawings) memuat lengkap semua perubahan yang terlah dilakukan (kalau ada).
Satu set lengkap tergambar pada kalkir dan 3 copy lengkap.

4.0.

PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.1.
Perencanaan
4.1.1. Motor Penggerak
Kontraktor menyediakan dan memasang semua motor-motor listrik yang
diperlukan untuk menggerakan pompa-pompa dalam lingkungan pekerjaan ini,
sesuai dengan spesifikasi daya dan kecepatan yang ditentukan. Apabila akan
digunakan motor dengan kecepatan-kecepatan yang lain maka Kontraktor
bertanggung jawab atas penyesuaian kecepatan-kecepatan tersebut sehingga
sesuai dengan besatan-besaran yang diminta dalam persyaratan peralatan.
Semua motor-motor listrik pemasangannya dan penyambungannya harus
memenuhi ketentuan-ketentuan PUIL. Semua motor-motor listrik harus
tropicalized.
4.1.2. Jaminan
Kontraktor harus menjamin bahwa instalasi pompa yang dipasangnya tidak akan
menyebabkan penerusan suara dan getaran (vibration & noise transmission) ke
dalam tuangan-ruangan atau bangunan-bangunan di sekitarnya. Dalam hal ini
penilaian dilakukan oleh Ahli atau Tenaga Ahli yang ditunjuk. Kontraktor
bertanggung jawab atas modifikasi-modifikasi yang perlu untuk memenuhi syarat
tersebut.

PL 003- 2

SPESIFIKASI PL-003

Pompa Air

4.1.3. Perlengkapan
Masing-masing harus dilengkapi dengan katup-katup yang dijelaskan dalam
gambar Mekanikal dan pengukur tekanan pada bagian discharge pompa.
Pengukur tekanan tersebut harus dari jenis, range, dan merek yang disetujui oleh
Konsultan MK/Ahli.
4.1.4. Pengaturan
Operasi pompa air bersih pengisi tangki air diatur dengan level switch (water level
electrode). Pompa harus mati bila tinggi permukaan air di dalam tangki air atas
mencapai maksimumnya dan pompa harus hidup bila tinggi air kurang dari garha
yang ditentukan. Bila tinggi air dalam tangki bawah kurang dari yang ditentukan,
pompa harus mati.
Priming unruk semua pompa-pompa dilaksanakan dengan pipa-pipa priming yang
dihubungkan dengan sump pit.
4.2.

Pengujian
Setelah pemasangan instalasi pompa selesai Kontraktor harus siap untuk
sewaktu-waktu diadakan pengujian terhadap pompa yang dipasang, sehingga
diperoleh kapasitas maupun head yang dikehendaki. Pengujian ini harus
disaksikan oleh Konsultan MK/Ahli yang ditunjuk.

4.3.

Petunjuk khusus
Kontraktor harus menyerahkan brosur popa yang meliputi, nama ukuran,
nomor/type, pabrik pembuatnya dari unit-unit pompa yang akan dipakao untuk
disetujui Ahli.

4.4..

Garansi
Kontraktor harus memberikan jaminan tertulis dari pompa-pompa tersebut selama
1 (satu) tahun, setelah serah terima kedua.

4.5..

Manual
Kontraktor harus menyerahkan petunjuk pengoperasian, perawatan dan trouble
shooting dari instalasi ini untuk memberi kemudahan kepada operator dan
petugas perawatan untuk mengoperasikan dan merawat instalasi ini.

PL 003- 3

SPESIFIKASI PEKERJAAN ELEKTRIKAL

SPESIFIKASI PEKERJAAN ELEKTRIKAL

EL-000

SPESIFIKASI PROSEDUR UMUM

EL-001

PEKERJAAN INSTALASI & DISTRIBUSI DAYA

EL-002

PEKERJAAN PENERANGAN

SPESIFIKASI EL-000

Prosedur Umum

SPESIFIKASI
EL- 000
PROSEDUR UMUM

1.0.
1.1.
1.2.

2.0.
2.1.

2.2.

2.3.

2.4.

Contoh, Data Teknis, dan Daftar Material


Sebelum pengadaan, semua contoh data teknis/brosur dari material dan peralatan untuk
pekerjaan ini harus diberikan kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa dan disetujui.
Kontraktor harus membuat dan memberikan daftar material dan peralatan yang akan
digunakan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

Gambar Detail Pelaksanaan


Kontraktor harus menyiapkan dan memberikan gambar detail semua pelaksanaan sistem
elektrikal kepada konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan
Semua Gambar detail Pelaksanaan harus diberikan terlebih dahulu sehingga tersedia
cukup waktu untuk pengecekan sebelum pelaksanaan, dan keterlambatan pelaksanaan
akibat terlambatnya pemasukan gambar detail pelaksanaan tidak dapat dijadikan alasan
untuk perpanjangan waktu kontrak.
Semua dokumen harus dilengkapi dan harus berisi semua detail informasi yang
dibutuhkan.
Jika terjadi perbedaan antara satu gambar dengan gambar lain atau perbedaan antara
gambar dan spesifikasi, Kontraktor harus melaporkan perbedaan tersebut kepada
Konsultan Pengawas untuk penyelesaiannya.
Gambar rencana secara umum mengambarkan letak material dan peralatan, jalur kabel dan
sambungan.
Gambar ini harus diikuti setepat-tepatnya. Sebelum membuat gambar detail
pelaksanaan, pemeriksaan silang terhadap gambar arsitektur, struktur dan gambar
bidang lain yang berhubungan dengan pekerjaan harus dilakukan untuk mendapatkan
kejelasan ukuran.
Kontraktor harus secara hati-hati memeriksa kebutuhan ruang untuk peralatan yang akan
dipasang sehingga peralatan dapat dipasang dengan sempurna.

3.0.

Pemesanan dan Penyimpanan

3.1.

Semua bahan dan perlengkapan harus sampai dalam keadaan baik, baru, tidak cacat, dan
harus dilengkapi dengan label, data teknis, dan data lain yang diperlukan.
Semua material dan perlengkapan harus disimpan secara urut dalam paketnya dan harus
dilindungi dari kerusakan dan kelembaban

3.2.

4.0.

Penolakan

4.1.

Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk menolak bahan yang sampai atau dipasang
jika tidak memenuhi persyaratan baik dari gambar maupun Spesifikasi.
Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti pekerjaan yang tidak sesuai
atau ditolak oleh Konsultan Pengawas dengan biayanya sendiri.
Jika material dan perlengkapan yang dipesan berbeda dengan persyaratan dokumen
kontrak, kontraktor harus memberitahukan secara tertulis perbedaan tersebut, beserta

4.2.

EL 000 - 1

SPESIFIKASI EL-000

Prosedur Umum

alasan terjadinya perbedaan sehingga, jika disetujui, dapat dilakukan penyesuaian dengan
baik. Jika tidak, maka kontraktor tidak terlepas dari kewajiban untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan Dokumen Kontrak.
5.0
5.1.

5.2.
5.3.

Persyaratan lainnya
Kontraktor harus mempekerjakan pengawas, tukang listrik dan pekerja yang dibutuhkan
untuk penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya dan harus dapat membuktikan
keahlian/kompetensi pekerja-pekerja tersebut jika diminta.
Kontraktor harus mempunyai ijin kerja (SIKA) dan sertifikat sebagai instalator minimal kelas
C.
Semua material, peralatan dan sistem harus dipasang oleh tenaga ahli yang ditentukan
dibawah pengawasan mandor yang kompeten dalam pelaksanaan pekerjaan seperti
tersebut dalam spesifikasi ini. Kontraktor harus segera memperbaiki pekerjaan yang
dinyatakan tidak sesuai dengan spesifikasi oleh Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus menyediakan semua perlengkapan, peralatan kontruksi, dan peralatan
pengujian dan melakukan pengujian serta mencatat hasil pengujian sesuai yang ditentukan.

EL 000 - 2

SPESIFIKASI EL-001

Instalasi dan Distribusi Daya

SPESIFIKASI
EL- 001
INSTALASI DAN DISTRIBUSI DAYA

1.0.
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan harus mecakup pengadaan barang/material, instalasi, testing/pengujian, pengesahan
terhadap seluruh material berikut pemasangan/instalasinya oleh badan resmi PLN, LMK dan /
atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah-terima dan pemeliharaan / garansi selama 12 (dua
belas) bulan, seperti yang disyaratkan dalam gambar dan/atau spesifikasi ini.
Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi/
syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus
juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah:
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjuk
pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya system / peralatan, walaupun tidak
tercantum pada Syarat-syarat Khusus Teknik atau gambar dokumen.
Pekerjaan ini meliputi:
1.1.
Pekerjaan di Ruang Panel
1.1.1. Pengadaan, pemasangan dan penyetelan 1 (satu) set panel tegangan rendah SDP,
termasuk pengujian hi-post test dengan mobil unit gangguan PLN.
1.1.2. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel tegangan rendah jenis (NYFGBY 4x70 mm2)
untuk menghubungkan dari Tiang Lisrtik PLN ke SDP berikut dengan MCCB Eksisting dan
kelengkapan panel sesuai gambar.
1.1.4. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan 1 (satu) set panel utama tegangan rendah
SDP dengan konfigurasi dan komponen sesuai gambar rencana.
1.1.5. Pengadaan dan pemasangan seluruh kabel daya tegangan rendah jenis NYY dan NYFGBY
yang menghubungkan:
- SDP ke panel pada masing-masing lantai
- kabel daya lainnya
Kabel penghubung tersebut lengkap dengan terminasi (sepatu kabel) yang diperlukan.
1.1.6. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan daya (stop kontak), lengkap
dengan armatur, power receptacle outlet, panel-panel daya/penerangan dan alat-alat bantu
yang diperlukan untuk Power House.
1.1.7 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pentanahan, baik pentanahan sistem listrik
maupun badan (body) peralatan listrik, dengan sistem pentanahan dengan kawat BC yang
mengelilingi bangunan di setiap lantai dengan sistem pantek terdiri dari 1 titik sebagai
pengaman sistem panel, daya distribusi dan armatur lampu sesuai gambar detil.

EL 001 - 1

SPESIFIKASI EL-001

1.2.
1.2.1.

1.2.2.
1.2.3.

Instalasi dan Distribusi Daya

Pekerjaan Tray Kabel di Shaft


Pengadaan dan pemasangan Kabel Tray dengan ukuran lebar tray 50 cm, dengan tinggi
dari dasar lantai dasar sampai ujung shaft di lantai 4, anak tangga tray diletakkan setiap 40
cm, sesuai gambar detil.
Kabel terpasang pada tray kabel dengan cara diikat dengan plastik trap secara beraturan
rapih dan sistematis.
Pemasangan tray kabel pada dinding shaf dengan menggunakan alat bantu Dynabolt dan
dipastikan terpasangan dengan baik dan kokoh.

1.3.

Pekerjaan pada Bangunan

1.3.1.

Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya / penerangan. Termasuk


di dalam pekerjaan ini adalah penarikan kabel / konduktor pentanahan netral / badan panel
(khusus badan panel, kondisi akhir adalah benar-benar terkoneksi ke ground).
Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel daya jenis NYM untuk penghubung antar panel
daya / penerangan dan kabel-kabel daya .
Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak. Termasuk
pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan armatur penerangan, baik penerangan
normal maupun darurat.
Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel NYM (3x2,5), stopkontak, armatur penerangan
dan pentanahan, serta panel kontrolnya secara sistematis dan sesuai gambar dan
spesifikais teknis.

1.3.2.
1.3.3.

1.3.4.

2.0.
STANDAR/RUJUKAN
2.1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL-1987).
2.2. Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP-1983).
2.3. International Electrotechnical Commision (IEC).
2.4. Verband Deutscher Electrotechniker (VDE).
2.5. Standar Industri Indonesia (SII) and/or Standar Nasional Indonesia (SNI).
2.6. British Standard (BS).
3.0.
MATERIAL
3.1.
Peralatan Instalasi Tegangan Rendah.
Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop-kontak), saklar, kotak-kotak
tarik (pull box), kabinet/panel daya, kabel, alat-alat bantu dan semua peralatan lain yang
diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian yang memuaskan dari sistem instalasi daya
tegangan rendah 220V dan penerangan.
3.1.1. Kotak-kotak (doos) Outlet.
a. Jenis.
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL 2000, AVE atau
standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single/multi gang box empat persegi atau
segi delapan. Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus dipasang
dengan baik dan benar.
b. Ukuran.
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di tempat yang
diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran konduit,
sesuai dengan persyaratan, tetapi tidak kurang dari ukuran yang ditunjuk atau
dipersyaratkan.
c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type).
Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut di bawah ini harus dari tipe yang diberi
gasket tahan cuaca :
- tempat-tempat yang kena matahari.
- tempat-tempat yang kena hujan.
EL 001 - 2

SPESIFIKASI EL-001

Instalasi dan Distribusi Daya

tempat-tempat yang kena minyak.


tempat-tempat yang kena udara lembab.
tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.

3.1.2.

Saklar dan Stop Kontak.


a. Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar dinding
dan receptacles outlet harus dari bahan galvanized steel dan tidak boleh berukuran
lebih dari 101 mm x 101 mm untuk peralatan tunggal dan 119 mm x 119 mm untuk
dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua peralatan.
b. Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanism dengan rating minimum10 A / 250
V.
Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan tembok (inbouw), kecuali
ditentukan lain pada gambar.
Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar,Stopkontak harus dipasang pada ketinggian
150 cm (untuk saklar), & 30 cm (untuk stopkontak)lebar dari kusen pintu 30 cm di
atas lantai yang sudah selesai dan s
Saklar,Stopkontak tersebut harus dipasang pada doos (kotak) yang sesuai.
Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 150
cm, lebar dari kusen pintu 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai atau
sesuai dengan petunjuk Konsultan pengawas.
Spesifikasi BROCO, NATIONAL atau setara.
c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan pentanahan)
dengan rating minimum 10 A / 220 V.
Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL 2000 dan diberi
saluran pentanahan.
d. Pendukung dan Pengikat.
Kotak-kotak pelat baja harus didukung atau diikat dengan cukup supaya mempunyai
bentuk yang tetap.

3.1.3.

Kabel-kabel.
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi kabel tegangan
rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang
diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari
semua sistem dan peralatan.
a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL 2000,
IEC, VDE, SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi dan peralatan
(mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh
pabrik pembuatnya.
2
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diijinkan adalah 2,5 mm kecuali untuk
pemakaian kontrol pada sistem remote control yang kurang dari 30 meter
panjangnya bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2.
Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus dari jenis dan kabel instalasi di dalam
bangunan dari jenis NYM. Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di
dalam konduit atau dipasang di dalam pipa PVC min 3/4 jenis EGA dan diklem/diikat
dengan pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan kebutuhannya.
Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam
bangunan harus diadakan secara lengkap.
Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah sebesar 40 %.
Kabel merek SUPREME atau setara (4 besar).
EL 001 - 3

SPESIFIKASI EL-001

Instalasi dan Distribusi Daya

b. Kabel Tanah Tegangan Rendah.


Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL 2000,
IEC, VDE, SPLN, dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi yang ditanam
langsung di dalam tanah.
2
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm .
Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct burrial) harus sesuai
dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan pipa air, kabel
telekomunikasi dan kabel tegangan rendah.
Apabila diperlukan penyambungan kabel di dalam tanah, harus dilakukan dengan
alat penyambung khusus (jointing kit) tegangan rendah jenis epoxy resin - cold pour
system.
Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang benar-benar
ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti anjuran pabrik pembuat
jointing kit yang digunakan sehingga diperoleh hasil penyambungan yang andal,
tahan terhadap lembab, mempunyai sifat isolasi yang tinggi dan mempunyai
kekuatan mekanis yang tinggi.
Kabel merek SUPREME atau setara (4 besar).
c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.
Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan daya
harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel daya ke saklar
dan titik cahaya serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar.
Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak harus
dari jenis NYM dan diletakkan di dalam konduit PVC high-impact heavy gauge
(EGA).
2
Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm , kecuali tercatat
lain.
d. Splice / Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan sambungan di dalam pipa konduit.
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam kotak-kotak cabang atau
kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak.
Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus kuat secara elektris
dengan solderless connector jenis tekan, jenis compression atau soldered.
Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor harus dihubungkan pada
konduktor-konduktor dengan baik sedemikian rupa, sehingga semua konduktor
tersambung dan tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas
oleh getaran.
e. Kabel Kontrol.
Di tempat-tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel kontrol motor,
starter dan peralatan-peralatan lain harus terbuat dari tembaga jenis stranded
annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tahan lembab dan ozon dengan rating tegangan sampai 600
V.
Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5 mm2 untuk
panjang lebih dari 30 m) untuk mendapatkan operasi yang memuaskan dari
peralatan yang dikontrol, dengan pertimbangan-pertimbangan mengenai panjang
sirkuit dan sebagainya.
Kabel merek SUPREME atau setara (4 besar).
f. Bahan Isolasi.
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC,
varnished cambric, asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case, composition dan
lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan
lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut
anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.
EL 001 - 4

SPESIFIKASI EL-001

Instalasi dan Distribusi Daya

g. Pemasangan Kabel.
1.
Pemasangan di Permukaan.
a. Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan.
Semua kabel harus dipasang di dalam konduit PVC high-impact heavy
gauge, dipasang di permukaan pelat beton langit-langit dengan klem
pendukung yang sesuai.
Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan teratur.
Pembelokan kabel harus dilakukan dengan jari-jari lengkungan tidak boleh
kurang dari syarat-syarat pabrik (minimum 15 kali diameter kabel).
b. Kabel Daya Penghubung Antarpanel.
Kabel-kabel daya harus diletakkan didalam pipa PVC,dan di klem
Pemasangan cable harus mengikuti jalur yang direncanakan secara rapi
dan digantung atau disangga secara kokoh dengan penggantung /
penyangga besi yang diklem ke pelat beton.
Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus menyediakan
sendiri peralatan penunjang seperti tray, klem, besi penunjang,
penggantung dan peralatan lainnya, baik untuk kabel yang dipasang
horizontal maupun vertikal.
Peralatan penunjang tersebut harus sudah diperhitungkan pada biaya
pemasangan kabel tersebut.
c. Kabel Daya dari Panel Daya ke Motor-motor Pompa.
Jenis kabel yang digunakan adalah NYM yang ditempatkan di dalam
konduit metal tahan karat (galvanized / white metal conduit) yang
diletakkan di atas pelat lantai.
Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur kabel menuju box terminal motor
dengan faktor pengisian maksimum 40 %.
Dari pipa konduit yang dipasang menuju menuju box terminal, kabel ditarik
ke box terminal motor Pompa melalui flexible kepanel.
Ukuran konduit fleksibel ini harus sesuai dengan ukuran pipa konduit dan
disambung dengan cara sedemikian rupa, sehingga benar-benar kedap
air. Demikian juga penyambungan pipa fleksibel terhadap box terminal.
Untuk instalasi kabel daya AC, Exhaust Fan dan Sitem LIFT,
pengelompokan grup daya beracuan pada rekapitulasi daya yang tertera
pada gambar kerja.
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan contoh konduit
fleksibel serta cara penyambungannya terlebih dahulu kepada Konsultan
pengawas untuk disetujui.
2.
Pemasangan di Dalam Dinding.
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang di dalam dinding
harus diletakkan di dalam konduit PVC high-impact heavy-gauge (ega) dengan
ukuran minimum 3/4".
Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah pipa
selesai ditanam.
3.
Pemasangan Menembus Dinding.
Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel yang terbuat
dari
pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang kabel.
4.
Penggunaan Warna Kabel.
Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa, netral
dan nol harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL 2000, yaitu :
a. Sistem tegangan 220 V, 1 fasa :
hitam
: fasa
biru
: netral
kuning / hijau
: pentanahan
EL 001 - 5

SPESIFIKASI EL-001

Instalasi dan Distribusi Daya

b. Sistem tegangan 220/380 V, 3 fasa :


merah
: fasa R
kuning
: fasa S
hitam
: fasa T
biru
: netral (N)
kuning / hijau
: pentanahan (G)
c. Pendukung Kabel.
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas panel
daya dan panel daya pompa, harus diberi cukup banyak klem dan
peralatan pendukung lain-lainnya.
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan
pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.
d. Konduit Tertanam.
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus
juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau
langit-langit.
3.1.4.

Penerangan.
Jenis penerangan harus sesuai dengan gambar detil dan BoQ, yang merupakan satu
kesatuan.

3.1.5.

Kabinet Panel Daya.


Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 1,2 mm untuk
panel yang dipasang menempel di dinding dan minimum 2 mm untuk jenis floor standing,
kecuali yang sering kena basah / hujan, harus dibuat dari jenis besi tuang yang tahan
kelembaban atau konstruksi khusus.
Kabinet untuk panel daya / kontrol harus mempunyai ukuran yang proporsional seperti
dipersyaratkan untuk panel daya yang besarnya menurut kebutuhan sehingga untuk
jumlah dan ukuran kabel yang dipakai tidak perlu sesak.
Frame / rangka panel harus ditanahkan secara efektif.
Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan
menyetel panel daya serta penutupnya.
Kabinet dengan kawat-kawat through feeder harus diatur dengan baik, rapi dan benar.
a. Finishing.
Semua rangka, penutup, cover plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus dibuat
tahan karat dengan diberi cat dasar atau prime coating dan diberi pelapis cat akhir
(finishing paint).
Penentuan warna dan merek cat sebelumnya harus dimintakan persetujuannya ke
Konsultan pengawas/Konsultan Pengawas.
Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized cadmium plating
atau dengan zinc cromate primer dan dicat dengan cat akhir sitem baker (oven)
b. Kunci
Pada Box panel harus dilengkapi dengan kunci "catch and flat key lock".
Jenis kunci untuk setiap kabinet harus dari tipe "common key", sehingga kunci untuk
setiap kabinetnya adalah sama. Pada masing-masing kabinet harus disediakan dua
anak kunci.
c. Tinggi Pemasangan Panel.
Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di dalam panel
dengan mudah masih dapat dijangkau.
Tergantung pada tipe/macam panel, bila dibutuhkan alas/pondasi/penumpu/
penggantung, Kontraktor harus menyediakan dan memasang, sekalipun tidak
tertera pada gambar.
d. Label
EL 001 - 6

SPESIFIKASI EL-001

Instalasi dan Distribusi Daya

Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch group,
pemutus daya (CB) dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi label sesuai dengan
fungsinya untuk mengindikasikan/mengidentifikasikan penggunaan / nama alat
tersebut.
Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf-huruf hitam.
e. Pengakhiran dan Sambungan.
Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet dan lain-lain,
dengan dua lock nut dan sebuah insulating bushing insert yang harus terbuat dari
thermoplastic atau "fibre minded" yang dimatikan untuk mencegah rusaknya kawat
dan kabel dan tidak mengurangi kontinuitas dari sistem grounding.
Sambungan untuk race way / pipa logam elektrikal harus dari jenis yang tahan hujan
atau fitting dengan konsentrasi tinggi dengan sistem penguncian interlock
compressed.
f. Pentanahan.
Pengukuran akhir jangan dilupakan yaitu dengan alat ukur MERGER .
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari tegangan ekstra
rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif.,
Bahan-bahan logam / metal dari peralatan-peralatan listrik yang terbuka, termasuk
pelindung kabel (sheath / armour), konduit, saluran metal, rack, tray, doos, stop
kontak, armatur, saklar dengan penutup metal harus dihubungkan dengan konduktor
kontinyu untuk pentanahan.
Penggunaan konduit metal sebagai satu-satunya konduktor pentanahan tidak
diperbolehkan.
Dalam hal ini harus digunakan konduktor pentanahan tersendiri yang terbuat dari
tembaga dengan daya hantar yang tinggi.
2
Luas penampang minimum konduktor pentanahan adalah 6 mm dan dimasukkan ke
dalam konduit. Penyambungan konduktor pentanahan harus menggunakan
penyambung mekanis yang disetujui oleh Konsultan pengawas / Pengawas.
Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah pentanahan netral bus-bar dan panel
maksimum 5 ohm.
3.2.0

Panel Utama Tegangan Rendah dan Perlengkapannya


a. U m u m.
Panel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit breaker, indikator,
magnetic contactor, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang
diperlukan untuk pemasangan dan operasi yang sempurna dari segenap sistem dan
peralatan-peralatannya.
Kontraktor harus dapat membuktikan bahwa telah memiliki pengalaman yang luas di
bidang manufacturing dan perencanaan panel-panel tegangan rendah dan dapat
memberikan keterangan bahwa panel-panel tersebut telah beroperasi dengan baik
selama paling sedikit 3 tahun.
Penawaran harus disertai dengan reference list sebagai suatu bukti.
b. Panel-panel.
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kecuali ditentukan lain.
Seluruh assembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat pelindung harus
direncanakan, dibuat, dicoba dan bila perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan
minimum dengan penyesuaian dan / atau penambahan seperti disyaratkan di bawah
ini :
1.
Umum.
Setiap panel daya utama harus dari jenis indoor, dead-front, terbuat dari plat baja
(metal clad).
Konstruksi panel harus terbuat dari rangka baja struktur atau rangka profil baja
yang diperkuat dan dilas, sehingga kokoh dan tidak rusak dalam pengiriman atau
pemasangan.
EL 001 - 7

SPESIFIKASI EL-001

2.

3.

4.

Instalasi dan Distribusi Daya

Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanis serta termal akibat
hubung-singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1 detik).
Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah, atas dan
sisi-sisinya dengan pelat-pelat penutup yang bisa dilepas. Panel harus bisa
dicapai dari depan maupun belakang.
Semua alat ukur atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus dikelompokkan
pada sisi depan yang berengsel.
Tutup yang berengsel tersebut harus mempunyai engsel yang tersembunyi dan
gerendel / kunci. Semua sumber yang perlu untuk rangkaian kontrol, daya dan
lain-lain harus dipasang pada sisi belakang dari penutup yang berengsel tersebut.
Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grill (louvres) ventilasi untuk
membatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus pada
nilai-nilai yang dipersyaratkan dalam standar VDE / IEC untuk peralatan yang
tertutup.
Penutup panel bagian belakang yang bisa dilepas harus mempunyai konstruksi
sekrup (screwed on / bolted on).
Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna terhadap
kemungkinan terkena percikan air.
Tebal pelat baja yang digunakan minimum 2 mm.
Pull Box.
Bila ditunjuk dalam gambar atau bila diperlukan oleh kondisi pemasangan, harus
dipasang sebuah pull box pada ketinggian yang cukup dari jenis konstruksi yang
sama dengan switch board pada bagian atas dari switch board.
Bagian sisi atas dan samping dari pull box harus dari bagian-bagian yang bisa
dibuka lepas. Dasar dari pull box harus terdiri atas papan asbestos atau bahan
tahan api yang serupa.
Kabel menuju individual breaker harus tegak lurus melalui lubang-lubang yang
terpisah- pisah pada dasar pull box ini.
Penutup atas yang ditempatkan di bagian belakang struktur harus bisa dilepas
dengan mudah supaya memungkinkan pembuatan lubang - lubang untuk konduit
kabel atau bus duct yang diperlukan.
Penunjang-penunjang untuk kabel harus diatur sedemikian rupa, sehingga
terhindar kemungkinan terjadinya loncatan bunga api (arc proofing).
Pull box harus mempunyai ukuran yang layak guna memungkinkan ventilasi dan
pemasangan peralatan circuit breaker yang bisa dipindah-pindahkan bilamana
perlu.
Konstruksi.
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan seperti ditunjuk dalam
gambar untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan.
Lokasi yang tepat dan jenis perlengkapan yang diperlihatkan boleh berbeda
menurut keperluan penyesuaian material pabrik, sejauh bahwa fungsi dan
operasi yang dimaksud dapat dicapai.
Akan tetapi, identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain harus diikuti dalam
urutan yang tepat untuk mempermudah pemeriksaan bangunan (konstruksi).
Tempat struktur dan hubungan-hubungannya harus dibangun dan ditunjang
untuk dapat menahan arus hubung-singkat yang terjadi pada lokasi tertentu
tersebut.
Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur untuk menjamin
daerah kontak yang baik.
Ventilasi
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch machine.
Untuk menjaga benda-benda asing masuk melalui lubang tersebut, pada bagian
dalam harus diberi lapisan pelat yang juga dilubangi (di-punch).
EL 001 - 8

SPESIFIKASI EL-001

Instalasi dan Distribusi Daya

5.

Papan Nama.
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papan nama
yang dipasang pada pintu panel dekat dengan pemutus daya dan dapat dilihat
dengan mudah.
Cara-cara pemberian nama harus menunjukkan dengan jelas rangkaian dari
pemutus daya atau alat-alat yang tersambung padanya.
Keterangan mengenai hal ini harus diajukan dalam gambar kerja.
Mimic diagram berwana biru harus dipasang pada pintu, lengkap dengan
komponen-komponen dan tanda-tanda untuk komponen tersebut.
6.
Cadangan Sambungan di Kemudian Hari.
Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruangan - ruangan
tersebut harus dilengkapi dengan pemutus daya cadangan, terminal, klem-klem
pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk peralatan yang dipasang di
kemudian hari.
Kemungkinan penyambungan di kemudian hari dapat berupa peralatan baru,
misalnya saklar, pemutus daya, dan lain-lain.
7.
Bus-Bar / Rel Daya.
Rel daya harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun secara mendatar
dengan rapi sepanjang panel di dalam ruang yang berventilasi.
Jarak antar rel daya harus memenuhi ketentuan pemasangan rel daya di dalam
PUIL 2000.
Rel daya harus terbuat dari bahan tembaga jenis "hard drawn high conductivity"
yang memenuhi standar B.S. 1433, dilapisi perak pada bagian luarnya secara
menyeluruh dengan ukuran sesuai dengan kemampuan 150 % dari arus beban
terpasang.
Ukuran rel daya disesuaikan dengan ukuran yang tertera di dalam gambar
rencana dan Kontraktor diwajibkan untuk memeriksanya kembali apakah sudah
tepat sesuai dengan peraturan PUIL 2000.
Semua rel daya harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator yang terbuat
dari bahan yang tidak menyerap air (non-hygroscopic) misalnya porselain atau
moulded insulator, sedemikian rupa sehingga mampu menahan gaya mekanis
yang terjadi akibat hubung-singkat.
Rel daya dicat dengan warna yang sesuai dengan penandaan fasa menurut PUIL
o
2000. Cat tersebut harus tahan terhadap temperatur sampai 70 C.
Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral (N) dan pentanahan (G) dengan
kapasitas penuh sesuai dengan kapasitas bus-bar fasa.
c. Kualitas dan Pengerjaan.
Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum maupun khusus
harus dari kualitas terbaik.
Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armatur setara dengan standar
komersil yang utama.
Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul, atau seperti yang dipersyaratkan
dalam spesifikasi EL-004 Penerangan
3.2. Panel dan Komponennya
a. Sebelum pembuatan panel, kontraktor harus memberikan Gambar Detail Pelaksanaan
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan
b. Panel harus dibuat dan dipasang pada tempat yang ditentukan dalam gambar
c. Semua sirkuit breaker, overload devices, protective relays dan timers harus dipasang sesuai
dengan catatan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
d. Semua cabinet panel control, panel daya, circuit breaker, saklar keamanan, dan peralatan
elektrikal lainnya, jika tidak dilabel oleh pabrikan, harus dipasangkan plat nama untuk
penandaan.
EL 001 - 9

SPESIFIKASI EL-001

Instalasi dan Distribusi Daya

e. Plat nama/petunjuk pada setiap papan panel harus ditandai dengan rapi untuk

f.

memperlihatkan penempatan setiap sirkuit yang dipasang. Label ini terbuat dari
bahan logam anti karat dengan huruf-huruf hitam. Plat nama harus mempunyai
ketebalan minimum 3mm. Plat nama harus dipasang permanent dan tidak mudah
dilepas.
Pull box dan cabinet harus diperiksa ukuran dan jumlah conduit, konduktor dan
konfigurasi konduktor.

g. Setiap panel harus dibuatkan pentanahannya dengan tahanan maksimum 2 Ohm. Sistem
pentanahan adalah PP.
h. Setiap panel harus dilengkapi dengan diagram pengkabelan dan kartu petunjuk

yang dipasang pada bagian dalam pintu panel. Kartu tersebut harus diisi oleh
kontraktor, berisi semua beban terpasang.
i.
j.

Setiap pintu panel harus disambungkan dengan kabel pentanahan dengan sekeliling panel.
Semua bukaan ke papan panel, pull box, atau kotak outlet tanpa penutup, jalur conduit
harus diamankan pada tempatnya dengan mur galvanized untuk bagian luar box dan murbaut untuk bagian dalamnya. Mur baut harus terbuat dari jenis insulator.

4.0. Pemasangan kabel, outdoor dan indoor


4.1.1. Outdoor
- Pemasagnan kabel bawah tanah harus dilakukan sedemikan rupa sehingga kabel
terlindungi dari kerusakan mekanis maupun kimawi yang mungkin terjadi di tempat
kabel ditanam.
Kabel harus ditanam sesuai dengan gambar
- kabel yang ditanam melintasi jalan harus ditempatkan dalam pipa baja galvanis (GSP)
sesuai dengan gambar.
- Semua penggalian, pemasangan pelindung kabel, dan pengurugan harus sesuai
dengan spesifikasi SI-004
Daerah yang telah digali, harus diurug dan diperbaiki sehingga kembali ke keadaan
awal dengan baik sehingga tidak terjadi settlement.
- Posisi kabel yang tertanam harus ditandai dengan tiang penanda.
- Setiap kabel yang harus dipotong, harus dipotong dengan peralatan yang sesuai.
4.1.2.

Indoor.
- Sistem conduit harus disediakan dan dipasang sesuai gambar. Sistem ini harus
menghubungkan kotak outlet (termasuk saklar dan stopkontak), kotak junction, fixture
penerangan, papan panel, cabinet dan lainnya sesuai dengan Gambar.
- Belokan dan perpindahan harus sesuai seragam dan simetris, tanpa merapatkan
conduit atau merusaknya.
Belokan harus dilakukan dengan peralatan dan perlengkapan standar yang khusus
untuk membuat belokan conduit.
Radius minimum belokan tidak boleh dari 15 kali besar diameter conduit.
- Kabel ke stopkontak, saklar, titik lampu, dan peraltan, baik yang di dinding maupun di
langit-langit, harus ditempatkan di dalam conduit sesuai spesifikasi ini.
- Jika conduit melalui dinding, maka harus ada jarak dengan dinding tersebut tidak boleh
langsung mengenai dinding kecuali ditentukan lain dalam gambar.
Semua conduit horizontal harus diarahkan ke conduit vertikal yang akan dihubungkan.
- semua conduit yang dipasang di plat lantai harus berupa pipa PVC, kecuali ditentukan
lain dalam Gambar. Jenis PVC harus sesuai dengan yang ditentukan dalam spesifikasi
ini.
Konduit yang dipasang di plat lantai harus mempunyai ketebalan minimal 50mm.
- Semua sambungan dan/atau ujung harus dibuat di dalam junction box dan terminal box.
EL 001 - 10

SPESIFIKASI EL-001

Instalasi dan Distribusi Daya

Sambungan kabel pada terminal busbar harus dilengkapi dengan penyangga kabel.

4.2. Pengujian dan penyetelan peralatan dan sistem.


4.2.1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan pengujian (testing),
penyetelan serta commissioning dari seluruh peralatan listrik yang dipasang.
4.2.2. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol yang
tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta penyediaan semua instrumentasi
dan tenaga kerja harus dilaksanakan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commissioning test.
4.2.3. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan
Konsultan pengawas antara lain :
a. Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian (section)
maupun keseluruhan (overall).
b. Pengujian pentanahan panel.
c. Pengujian kontinuitas konduktor.
d. Pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel daya.
e. Pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
f. Load testing.
g. Penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan mencatat
data setelan yang dilakukan.
h. Semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan (keur) dari PLN atau
badan resmi yang ditunjuk Konsultan pengawas.
4.2.4. Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah diuraikan di atas
atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta dibuatkan berita acara pengujiannya.

EL 001 - 11

SPESIFIKASI EL-002

Penerangan

SPESIFIKASI
EL- 002

PEKERJAAN PENERANGAN
1.0.
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup semua pengadaan material, pekerja, peralatan, perlengkapan dan
pemasangan semua penerangan dan aksesorisnya seperti yang disyaratkan dalam gambar atau
spesifikasi ini
2.0.
STANDAR/RUJUKAN
2.1. Standar Industri Indonesia (SII) dan/atau Standar Nasional Indonesia (SNI)
2.2. Spesifikasi EL-001 Instalasi dan Distribusi Daya
2.3. Standar instalasi dari pabrikan
3.0.
MATERIAL
3.1. Armatur Lampu Flourescent (TL).
Nominal luminous flux untuk TL 36 W paling tidak 3000 Lm
Armatur inbouw (pemasangan terbenam) dan outbouw (pemasangan permukaan) harus dibuat
dari pelat besi dengan ketebalan paling tidak 0,7 mm, diproses anti karat dan electrostatic
powder coating finished yang tidak akan pudar atau berubah warna menjadi kuning kotor,harus
sesuai dengan spek.
Setiap armatur harus dilengkapi dengan terminal pentanahan dan harus ditanahkan secara
efektif melalui kabel pentanahan yang ditarik menuju ke titik pentanahan panel (setiap kabel
menuju armatur menggunakan kabel NYM 3 x 2,5 mm2).
Untuk twin lamp atau TL ganda harus dirangkai secara lead-lag untuk meniadakan efek
stroboskopis.
Masing-masing lampu menggunakan satu set ballast, capacitor dan starter yang terpisah, tidak
diperkenankan menggunakan satu ballast untuk dua lampu TL secara bersamaan.
Semua armatur harus dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan faktor kerja sehingga
mencapai minimum 0,96. Ballast harus dari tipe low losses. Perlengkapan lain seperti starter,
ballast, pemegang lampu harus memenuhi standar PLN / SII / LMK.
Armatur ex ARTOLITE, UNIVERSAL atau setara.
Fitting ex VOSSLOH atau setara.
Capacitor, ballast, starter dan lampu TL (neon) ex PHILIPS atau setara
3.2. Armatur Downlight.
Armatur downlight yang dipasangkan di dalam ruang-ruang tertentu menggunakan jenis lampu
sesuai dengan gambar rencana dan detail-detailnya.
Setiap armatur downlight menggunakan fitting yang sesuai dengan tipe lampu yang digunakan,
yaitu tipe E-27 untuk lampu pijar, mercury dan spot / flood light PAR, dan fitting tipe G.23. untuk
lampu tipe PL.
Badan armature terbuat dari alumunium dengan kerangka pelat besi yang dicat tahan karat
(electrostatic powder coating finished), konstruksi dibuat untuk pemasangan terbenam (inbow)
yang akan menghasilkan pemasangan kokoh dan rapi. Harus terdapat bukaan-bukaan di bagian
atas armature untuk membuang panas lampu.
Armatur ex MEGASIGN, ARTOLITE atau setara.
Fitting ex VOSSLOH atau setara.
Capacitor, ballast dan lampu ex PHILIPS atau setara

EL 002 - 1

SPESIFIKASI EL-002

Penerangan

3.3. Armatur Lampu taman


Semua armatur lampu taman harus sesuai dengan lampiran gambar yang tertera (sesuai dengan
model gambar ) begitupula pada lampu taman.
3.3. Pendukung
Semua pendukung yang diperlukan untuk pemasangan peralatan dalam spesifikasi ini harus
disediakan.
Pendukung harus berupa rangka, plat, kotak, box, dan bentuk lainnya yang diperlukan dengan
ukuran yang ditentukan. Semuanya harus diperkuat dengan baut, mur, paku atau las, agar kaku.
4.0.

PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.1. Umum
4.1.1. Sumber Daya Listrik
Sumber daya listrik untuk penerangan sesuai dengan spesifikasi EL-001
4.1.2. Perlindungan
Sistem pentanahan harus sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir
(PUIPP-1983)
4.1.3. Sistem Elektrikal
Sistem eletrikal untuk pekerjaan penerangan, seperti panel, kabel daya, conduit,
perlindungan, dan lainnya harus sesuai dengan spesifikasi EL-001
4.2. Pemasangan.
4.2.1. Semua armatur dan perlengkapannya harus dipasang oleh tukang yang berpengalaman
dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui Direksi / Pengawas.
4.2.2. Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan lain yang
diperlukan agar diperoleh hasil pemasangan yang baik. Pengikat, penyangga dan
penggantung harus sudah termasuk di dalam harga armatur yang ditawarkan.
Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehingga betul-betul
lurus dan rapi.
4.2.3. Armatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak boleh
mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian armatur dan permukaan - permukaan di
sebelahnya.
4.2.4. Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded).
4.2.5. Pada waktu diselesaikannya pemasangan armature, peralatan tersebut harus siap untuk
bekerja dengan baik dan berada dalam kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat /
kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus menyala
secara lengkap.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengganti armature jika terjadi kerusakan
pada armature, temasuk kaca lampu, dan lainnya sampai pemeriksaan akhir dan serah
terima dilakukan.

EL 002 - 2

Anda mungkin juga menyukai