Anda di halaman 1dari 48

SPESIFIKASI TEKNIS

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1
URAIAN UMUM

Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus di baca dan dimengerti
bersama - sama dengan gambar-gambar rencana, yang keduanya menguraikan
tentang pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor. Identitas pekerjaan
seperti peta lokasi, tempat pekerjaan dilaksanakan dijelaskan dalam gambar
rencana. Dalam uraian ini disebutkan detail dari spesifikasi teknis untuk
PENYUSUNAN PERENCANAAN REHABILITAS SEKOLAH NEGERI DAN
MADRASAH NEGERI, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI dan
pengerjaannya akan diselenggarakan secara hati-hati dan efisien,disesuaikan
dengan Spesifikasi Teknis ini dan dengan petunjuk-petunjuk Direksi.

Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan meliputi :


- Pembersihan Lapangan dan Pembongkaran:
Halaman atau lapangan kerja terutama dimana lokasi tempat bangunan harus
dibersihkan terlebih dahulu dari pembongkaran bangunan lama. Sisa
pembongkaran dibuang dari lokasi site secepatnya sebelum dilaksanakan uitzet.
Segala biaya pembongkaran dan pembersihan menjadi tanggung jawab
kontraktor.

- Uitzet atau Pengukuran dan pemasangan Bouplank:


1. Ukuran - ukuran pokok dan ukuran tinggi (elevasi) telah ditetapkan
dalam gambar rencana.
2. Jika terdapat perbedaan antara gambar - gambar utama dengan
gambar-gambar perincianmaka yang mengikat adalah ukuran - ukuran
pada gambar utama atau ditanyakan pada Direksi Teknis.
3. Sebagai ukuran pokok ± 0.00 disesuaikan dengan ukuran gambar
rencana.
4. Dengan ketentuan tersebut Kontraktor, Perencana, Direksi Teknis dan
Pengawas akan menetapkan patok juga ± 0.00 tersebut di lapangan
dan dibuat dari patok beton yang sifatnya permanen yang dipelihara
selama pelaksanaan pembangunan atau tanda lainnya yang bersifat
permanen selama pelaksanaan pekerjaan.
5. Penetapan ukuran dan sudut siku-siku tetap dijaga dan antara lain
dengan mempergunakan alat - alat Waterpass dan Theodolith atau
berpedoman pada bangunan yang telah ada.
6. Setelah ukuran ditetapkan, baru dilanjutkan dengan pemasangan
1

papan Bouwplank. Kayu papan yang digunakan minimal dari kelas


Page
SPESIFIKASI TEKNIS

kuat II dengan ukuran lebih kurang 2/20 cm dan usuk 4/6. Bouwplank
dipasang dari titik luar Bangunan dengan jarak kurang lebih 2 meter
atau sesuai kondisi lapangan.
7. Perlengkapan peralatan perancah kerja agar dipersiapkan lebih awal
sebelum memulai proses pekerjaan.

- Mobilisasi Peralatan dan Material


Semua peralatan kerja yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus sudah
dipersiapkan oleh Kontraktor. Peralatan tersebut harus dalam kondisi baik dan
layak pakai.Jika dalam masa pelaksanaan pekerjaan, peralatan mengalami
kerusakan atau tidak bisa dipergunakan, kontraktor harus segera menyiapkan
peralatan pengganti yang baru yang layak pakai. Penempatan material di areal
site harus dikonsultasikan dengan Direksi Tenis, agar tidak mengganggu
pekerjaan selama proses pekerjaan berlangsung.

- Papan Nama Proyek


Papan nama kegiatan dipasang pada patok kayu yang kuat, ditanam dalam
tanah dengan ketinggian 2 meter. Ukuran Papan Nama Proyek adalah 80 x 120
cm, terbuat dari bahan multiplek tebal 9 mm, dicat dasar warna putih, tulisan
warna biru, besar huruf disesuaikan.
Letak pemasangan Papan Nama pada lokasi proyek dan Redaksi Papan Nama
agar dibuat sebagai berikut :
 Kop Pemda Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
pada bagian paling kiri atas ,
 Judul Kegiatan,
 Nilai Kegiatan,
 No. Kontrak,
 Masa Kontrak,
 Sumber Biaya,
 Pelaksana,
 Konsultan Pengawas.

- Administrasi dan Dokumentasi


Kontraktor harus menyiapkan administrasi pelaksanaan pekerjaan antara lain :
Request, Gambar shop Drawing, laporan harian pelaksanaan, laporan
mingguan, prestasi fisik pekerjaan, Time schedule pekerjaan dan foto-foto
kemajuan pekerjaan dibuat sesuai dengan laporan prestasi pekerjaan, sekurang
- kurangnya pada saat dilakukan opname kemajuan pekerjaan.
Yang tidak termasuk pekerjaan persiapan akan tetapi kontraktor wajib
menyiapkan dan menyediakan adalah :
a. Pagar pengaman
Kontraktor wajib membuat pagar pengaman di sekeliling areal site,
dengan menggunakan seng atau gedeg atau bahan lainnya dengan
ketinggian minimal 2 meter. Penempatan pagar pengaman supaya
2
Page

dikoordinasikan dengan pihak Direksi Teknis.


SPESIFIKASI TEKNIS

b. Kantor Direksi
Kantor Direksi dengan luas ± 12 m2 ( atau disesuaikan dengan kondisi
yang memungkinkan di lapangan) untuk kegiatan atau ruang kerja
Direksi Teknis atau pengawas, rapat - rapat rutin lapangan dan lain -
lain, dengan perlengkapan sebagai berikut :
 Meja rapat lengkap kursi untuk lebih kurang 15 orang,
 2 stel meja tulis dan tempat duduk,
 Almari atau rak penyimpan alat - alat Kantor atau pengawasan,
 Papan tulis atau white board ukuran 90 x 120 cm,
 Sepatu karet dan helm proyek,
 Kotak P3K beserta isinya.
Kantor Direksi harus terang, aman dan nyaman, serta selalu terjaga
kebersihannya. Penempatan atau lokasi dari kantor Direksi harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknis.
c. Kantor Kontraktor, gudang bahan dan los kerja luasnya
disesuaikan dengan kebutuhan dan keamanan kerja para pekerja
serta terlindungnya bahan banguan dari cuaca dan hujan.
d. WC darurat untuk Direksi, Kontraktor dan pekerja secukupnya serta
tersedia cukup air dan terjamin kebersihannya.
e. Kantor direksi, kantor Kontraktor atau Los Kerja serta wc darurat
setelah selesainya pekerjan adalah milik kontraktor dan segera
harus dibersihkan dari tempat pekerjaan.
f. Lampu penerangan, jika diperlukan untuk pekerjaan pada malam
hari.

- Acuan Normatif
Dalam pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memahami, mengikuti semua
persyaratan yang ditentukan dalam rencana kerja dan syarat - syarat termasuk
standar material yang akan dipakai yang mengacu pada SNI ( Standar Nasional
Indonesia, SII ( Standar Industri Indonesia )). Jika spesifikasi material yang
disaratkan belum ada dalam standar SNI dan SII, maka dapat dipakai standar
lain yang lebih tinggi kualitasnya dari standar Nasional diatas antara lain:
 ISO : International Organization for Standardization,
 JIS : Japanese Industrial Standart,
 BS : British Standart,
 DIN : Deutsche Industrie Norm,
 AWWA : American Water Works Association,
 ASTM : American Society for Testing and Materials,
 ANSI : American National Standard Institute,
 AS : Australian Standard,
 AWS : American Welding Society,
3
Page
SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 3
PEKERJAAN TANAH, GALIAN DAN URUGAN

- Pekerjaan Tanah
1. Sebelum memulai pekerjaan pasangan bouwplank, Kontraktor harus
yakin bahwa semua permukaan tanah, baik tanah datar maupun garis
transis yang tercantum dalam gambar adalah benar.
2. Jika belum merasa yakin terhadap kebenaran keadaan permukaan
tanah, Kontraktor harus melaporkan secara tertulis kepada Direksi
untuk selanjutnya diselesaikan bersama.

- Urugan dan Penimbunan Tanah


1. Bila akan ada penimbunan tanah, terlebih dahulu harus dilakukan
pengupasan lapisan atas tanah (stripping) minimal setebal 30 cm
dengan tujuan untuk menghilangkan lapisan rumput, sisa-sisa akar
tanaman, tanah humus dan benda- benda lainnya yang dapat
mengganggu kekuatan tanah.
2. Kontraktor harus selalu menyediakan pompa air untuk menghindari
genangan air dan lumpur di tempat kerja.
3. Tanah urug harus bebas dari kotoran. Hasil dari pengurugan harus
padat dan mencapai peil yang dibutuhkan.
4. Galian dan urugan (cut & fill) pada tapak harus dilakukan secermat
mungkin untuk menghindari adanya pekerjaan ulangan.
5. Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum lapisan 30
cm dan setiap lapis dipadatkan secara mekanis, dengan menggunakan
Stamper.
6. Setelah seluruh pengurugan selesai, hasil pengurugan harus berada
dalam kondisi baik, padat dan stabil. Apabila hasil urugan belum baik,
maka pengurugan harus diulang sampai mendapat persetujuan
Direksi.
7. Urugan dengan tenaga manusia hanya dapat dilakukan untuk daerah -
daerah urugan yang tidak akan menerima beban besar. Pemadatan
dilakukan dengan stamper. Pemadatan dilakukan pada setiap lapis
yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm.
8. Kepadatan yang disyaratkan untuk kosntruksi tanah urug adalah :
a. Lapisan tanah lebih dari 30 cm di bawah permukaan sub grade,
harus mencapai 90% dari kepadatan (kering) maksimum.
b. Lapisan tanah kurang dari 30 cm di bawah permukaan sub grade,
tanah dasar tanpa kolusi dan tanah dasar berkolusi dengan indeks
plastis kurang dari 25 cm, harus mencapai 100% kepadatan
(kering) maksimum.
c. Tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis sama dengan atau
lebih besar dari 25 cm, terlebih dahulu harus diturunkan indeks
plastisnya.
4
Page
SPESIFIKASI TEKNIS

d. Selama pemadatan berlangsung, kadar air harus dijaga agar tidak


lebih besar dari 2% kadar air optimum.

- Pekerjaan Urugan Pasir


1. Bahan urugan pasir adalah pasir urug atau pasang sesuai dengan
kebutuhan.
2. Pasir urug harus bebas dari kotoran dan biji-bijian yang dapat tumbuh.
3. Urugan pasir digunakan untuk menguatkan lapisan tanah dibawah
pondasi dan lantai.
4. Pemadatan pasir urug menggunakan handpress atau stamper dan
dengan penyiraman secukupnya.
5. Pengukuran ketebalan pasir yang dilakukan setelah pasir direndam air
dan dipadatkan.

- Pekerjaan Galian Tanah dan Urugan Pondasi.


1. Penggalian pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan dasar, tanda
peil lantai serta sumbu dinding dan kolom disetujui Direksi.
2. Semua pekerjaan galian tanah pondasi dilaksanakan sesuai dengan
gambar kerja dan tanah kelebihannya harus digunakan untuk urugan
kembali atau untuk mengurug site dan peilnya belum sesuai dengan
peil rencana atau dibuang.
3. Kontraktor bertanggung jawab penuh, bilamana pekerjaan galian
tersebut melalui atau mengganggu jaringan instalasi yang ada dibawah
tanah, dengan membuat perlindungan atau saluran sementara.
4. Kontraktor harus menjaga hasil galian dari longsoran, genangan air
dan hal - hal lain yang dapat merusak hasil galian.
5. Setelah galian disetujui Direksi, pekerjaan pondasi segera dapat
dimulai.
6. Kontraktor harus dapat menjaga keutuhan bangunan yang sudah ada
apabila didekat bangunan tersebut diadakan penggalian.

- Galian Tanah Lebih dan Galian Salah


Apabila kedalaman tanah galian melebihi dari yang ditentukan atau galian tanah
yang tidak pada tempatnya, maka Kontraktor wajib mengurug kelebihan atau
kesalahan galian tersebut dengan bahan yang sesuai dengan syarat pengisian
bahan pondasi atau sesuai dengan spesifikasi pondasi sampai batas kedalaman
atau keadaan yang dikehendaki.

- Hasil Akhir
Perataan, pembentukan kemiringan, pembentukan transis, pemadatan dan
pekerjaan tanah lainnya harus sesuai dengan yang dikehendaki dan
hasilnya telah mendapat persetujuan Direksi.Yang dimaksud tanah datar
disini adalah tanah yang mempunyai kemiringan 2 – 5%.
5
Page
SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 4
PEKERJAAN PONDASI

- Pondasi Setempat atau Foot Plat atau Bored Pile


1. Galian untuk pondasi setempat sesuai dengan dimensi yangtercantum
pada gambar perencanaan.
2. Prosedur PengecoranSelesai galian, sebelum dimasukannya besi
tulangan, kondisi dasar galian diberi timbunan pasir 5 cm dan dicor
dengan beton rabat tebal 5 cm (lantai kerja). Kemudian dilakukan
pengukuran ulang kedalaman.
3. Pengecoran menggunakan beton K-250 dan K-175 dengan
slump10±2cm atau sesuai dg JMF
4. Beton yang disetujui direksi, untuk mendapat beton dengan
workabilitas yang tinggisehingga memudahkan dalam proses
pengecoran, pengecoran dilakukan sampai denganlevel atau
kedalaman yang ditentukan.
5. Pekerjaan Pemeriksaan
Untuk menjamin pelaksanaan pengecoran berjalan baik, maka dalam
pencampuran harus selalu konstan sesuai dengan Job Mix Formula
(JMF).

Pasal 5
PEKERJAAN PASANGAN

- Pasangan Batu Kosong


1. Batu kosong yang dipergunakan adalah batu sungai yang dibelah dan
tidak porous dan bersih dan besarnya tidak lebih dari 30 cm.
2. Pemecahan batu harus dilakukan di luar batas bowplank bangunan.
3. Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dan tidak mengandung
benda yang lebih besar dari 1,5 cm dengan ketebalan sesuai dengan
gambar kerja, kemudian disiram dengan air secukupnya.
4. Pasangan batu kosong dipasang denganketebalan sesuai gambar
kerja kemudian diisi dengan pasir dan disiram dengan air sampai
semua celah – celah antara batu yang satu dengan yang lain terisi
penuh dengan pasir.
5. Batu kosong terpasang padat.

- Pasangan Batu Kali


a. Bahan
1. Batu kali yang dipergunakan adalah batu kali yang dibelah atau batu
gunung yang keras dan tidak porous dan bersih dan besarnya tidak
lebih dari 30 cm.
6

2. Tidak dibenarkan menggunakan batu kali bulat atau batu endapan.


Page

Pemecahan batu harus dilakukan diluar batas bouwplank bangunan.


SPESIFIKASI TEKNIS

3. Semen, pasir dan air pasangan adalah sama dengan yang ditentukan
dalam pekerjaan beton.
4. Penggunaan adukan :
Kecuali ditunjukkan lain dalam gambar, adukan spesi yang
digunakan adalah 1 pc : 5 ps.
b. Pemasangan
1. Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dan tidak mengandung
benda yang lebih besar dari 1,5 cm dengan ketebalan sesuai dengan
gambar kerja. Kemudian disiram dengan air secukupnya.
2. Pada setiap pokok galian dibuat profil pondasi terbuat dari kayu atau
bambu dengan ukuran sesuai dengan ukuran pondasi yang akan
dibuat.
3. Pasangan batu kosong (anstamping) dipasang dengan ketebalan
sesuai gambar kerja kemudian diisi dengan pasir dan disiram dengan
air sampai semua lubang batu terisi penuh dengan pasir.
4. Batu kali yang telah dibasahi, dipasang dengan adukan yang
ditentukan dalam gambar.
5. Batu kali terpasang padat dan diantara batu kali harus dilapisi oleh
adukan. Tetapi atas dari pondasi batu kali harus datar.
6. Untuk pondasi batu kali yang menumpu kolom beton bertulang harus
dilengkapi dengan stek-stek berdiameter sama dengan tulangan
kolom yang akan ditumpunya.

- Pasangan Bata Ringan


a. Bahan
1. Semua bata ringan yang digunakan harus dari mutu klas I, padat,
keras, benar ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus sesuai
dengan gambar kerja.
2. Semua bata ringan yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu
tempat. Bata ringan yang akan digunakan dengan ukuran yang
mendapat persetujuan Direksi.
3. Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan batako
mengikuti ketentuan peraturan pekerjaan beton
b. Pelaksanaan pemasangan bata ringan :
1. Bata Ringan yang dipakai harus bata ringan utuh yang tanpa cacat,
kecuali pada sudut- sudut pertemuan dapat dipakai bata ringan
potongan dengan ukuran yang semestinya.
2. Bila dalam pasangan terdapat bata ringan cacat bata ringan ini harus
diganti atas beban pelaksana.
3. Semua sambungan antar bata ringan harus terisi penuh oleh adukan
dengan jarak siar yang seragam.
4. Jarak siar batu bata ringan rata - rata 12,5 mm dengan toleransi 2,5
mm.
5. Dalam 1 hari pasangan Bata ringan tidak boleh lebih tinggi dari 1 m.
7

6. Pengakhiran pasangan itu harus dibuat bertangga menurun dan tidak


Page

bergigi untuk untuk menghindari retak kemudian hari.


SPESIFIKASI TEKNIS

7. Pasangan bata ringan diatas kusen atau bidang terbuka lainnya harus
dipasang berdiri ( Pasangan Rolag ).
8. Baik tertera dalam gambar atau tidak, tembok bata ringan harus
diperkuat dengan kolom atau ring beton praktis pada luas paling
besar 12 m2 atau paling jauh setiap jarak 4 m1.
9. Pada tempat yang akan terdapat rangka kayu atau Kusen, Pasangan
bata ringan hendaknya ditinggalkan sampai kusen tersebut terpasang
dengan baik.
10. Semua angker - angker kusen dan lain - lain harus ditunjukkan dulu
kepada Direksi sebelum pekerjaan dilanjutkan. Alur-alur tersebut
harus diisi penuh dengan adukan dan angker - angker ditanam
dengan beton campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krk didalam tembok.
11. Semua pasangan harus rapi, rata, baik horisontal maupun vertikal.
Penjepitan dengan benang harus dilakukan tiap-tiap jarak tidak lebih
dari 30 cm. Semua pertemuan agak lurus harus benar-benar bersudut
90 derajat.
12. Semua pasangan harus dilindungi dari sinar matahari langsung dan
pasangan baru harus selalu dibasahi selama 3 hari dengan karung
basah, atau alat pembasah lainnya.

- Pasangan Paving Block


a. Bahan
1. Paving yang dipakai adalah paving press dengan ukuran 20 x 20 tebal
6 cm dengankekuatan tekan K 225kg / cm2.
2. Kansteen beton cetak atau kerb atau beton pengunci dengan ukuran
sesuai gambar.
b. Toleransi Dimensi
1. Perbedaan ukuran paving rata – rata tidak lebih dari 2 mm setiap
paving.
2. Kerataan permukaan masing – masing paving tidak lebih dari 0,3 mm.
3. Kemiringan permukaan untuk keperluan drainage dibuat rata –
rata max. 2% kearah pembuangan kecuali pada tikungan
menyesuaikan gambar.
4. Alur paving sesuai standar pabrik.
5. Ketebalan rata – rata minimal 6 cm.
6. Paving yang tidak memenuhi standar toleransi tidak diterima (ditolak).
7. Ukuran paving menyesuaikan dengan gambar rencana.
c. Pengujian Contoh Paving Block.
1. Contoh paving block yang akan dipasang kuat tekannya harus
diuji terlebih dahulu dilaboratorium yang direkomendasikan
oleh Direksi.
2. Contoh paving yang diuji adalah yang akan dipasang di
lapangan di ambil secara acak.
3. Setiap kurang lebih 30 m2paving block yang akan dipasang
8

harus diwakili 1 buah benda uji untuk pengetesan kuat tekan.


Page

4. Jumlah benda uji paving keseluruhan minimal 10 buah.


SPESIFIKASI TEKNIS

5. Ketahanan aus dari paving juga diuji dengan menggunakan


Mesin aus (SNI.03-0028-1987). Cara uji ubin semen.
Ketahanan aus maksimal 0,149 mm/menit.
6. Penyerapan Air dari paving juga perlu diuji sehingga di dapat
penyerapan air rata-rata maksimal 6%.
7. Paving block dan kansteen cetak yang tidak memenuhi
persyaratan kuat tekanberdasarkan hasil pengujian di
laboratorium , tidak akan diterima (ditolak).
d. Persyaratan Pasir
1. Pasir Perata
Berfungsi sebagai lapis perata yang dimaksudkan untuk
memberikan kesempatan paving block memposisikan diri
terutama dalam proses penguncian.
2. Pasir Pengisi
Pasir pengisi ini diisikan pada celah – celah diantara paving
block dengan fungsi utama memberikan kondisi kelulusan air,
menghindarkan bersinggungannya.
e. Persyaratan dan tata cara pemasangan paving
1. Pasir alas seperti yang dipersyaratkan segera digelar diatas
lapisan base. Kemudian diratakan dengan jidar kayu sehingga
mencapai kerataan yang seragam dan harus mengikuti
kemiringan yang sudah dibentuk sebelumnya pada lapisan base.
2. Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik atau garis
diatas lapisan pasir alas.
3. Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik
tegang dan kita arahkan melintang sebagai pedoman garis A dan
memanjang sebagai garis B, kemudian kita buat pasangan kepala
masing-masing diujung benang tersebut.
4. Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah
penggelaran pasir alas. Hindari terjadinya kontak langsung
antarblock dengan membuat jarak celah atau naat dengan spasi 2
- 3 mm untuk pengisian pasir halus.
5. Memasang paving harus maju, dengan posisi si pekerja diatas
block yang sudahterpasang.
6. Pengisian pasir halus harus segera kita lakukan setelah
pamasangan paving dan segera dilanjutkan dengan pemadatan
paving.
7. Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat plat
compactor yang mempunyai plat area 0,35 s/d 0,50 m2 dengan17
gaya sentrifugal sebesar 16 s/d 20 kN dan getaran dengan
frekwensi 75 s/d 100 MHz. Pemadatan hendaknya dilakukan
secara simultan bersamaan dengan pemasangan paving dengan
minimal akhir pemadatan meter dibelakang akhir pasangan.
Jangan meninggalkan pasangan paving tanpa adanya pemadatan,
9

karena hal tersebut dapat memudahkan terjadinya deformasi dan


Page

pergeseran garis joint


SPESIFIKASI TEKNIS

8. Akibat adanya sesuatu yang melintas melewati pasangan paving


tersebut Pemadatansebaiknya kita lakukan dua putaran, putaran
yang pertama ditujukan untuk memadatkan pasir alas dengan
penurunan 5 –15 mm (pasir yang dipakai). Pemadatan putaran
kedua, disertai dengan menyapu pasir pengisi celah atau naat
block, dan masing - masing putaran dilakukan paling sedikit 2
lintasan.
f. Hasil akhir
1. Bidang pasang paving rata atau tidak bergelombang, padat, tidak
cacat, (pecah atau patah terbagi).
2. Alur – alur harus lurus dengan ukuran yang sama.
3. Siar terisi penuh dengan pasir halus atau mortar.
4. Air mengalir lancar kesaluran drainage jalan dengan kemiringan
maximal 2%.
5. Permukaan paving harus bersih dari bekas – bekas semen dan
kotoran lainnya.

Pasal 6
PEKERJAAN BETON

- Pengertian dan Lingkup Kegiatan


Beton merupakan hasil suatu adukan yang merata dari bahan-bahan : air,
semen (pc) dan agregat (pasir dan kerikil atau batu pecah). Adukan tersebut
akan mengeras beberapa jam sesuai dengan umur beton tersebut.
Untuk pelaksanaan Kontraktoran hendaknya menyediakan :
1. Tenaga pelaksana yang terampil dalam bidang pekerjaannya.
2. Tenaga-tenaga pekerja harus tenaga-tenaga ahli yang cukup
memadai sesuai denganjenis pekerjaan.
3. Alat-alat pengukur seperti water pass dan alat-alat bantu lain yang
dipergunakan untuk ketelitian, ketetapan dan kerapihan pekerjaan.
Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam
uraian pekerjaan dan syarat-syarat gambar bestek dan detail gambar konstruksi
serta keputusan Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas.
- Referensi dan Standar-Standar
Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam
gambar atau diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard
dan spesifikasi berikut ini :
1. PBI - 1971Peraturan Beton Bertulang Indonesia - 1971
2. SKSNI - 1991 Tatacara Penghitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung
3. PUBI – 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
4. ACI - 304.1R-92,State-of-the Art Report on Preplaced
10

Aggregate Conc. for Structural and Mass Concrete, Part 2ACI


304.2R-91,Placing Concrete by Pumping Methods, Part 2
Page

5. ASTM - C94 Standard Specification for Ready-Mixed Concrete


SPESIFIKASI TEKNIS

6. ASTM - C33 Standard Specification for Concrete Aggregates


7. ACI - 318Building Code Requirements for Reinforced Concrete
8. ACI - 301Specification for Structural Concrete of Building
9. ACI - 212 ACI 212.IR-63,Admixture for Concrete, Part 1 ACI
212.2R-71, Guide for Use of Admixture in Concrete, Part 1
10. ASTM - C143 Standard Test Method for Slump of Portland Cement
Concrete
11. ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly
Mixed Concrete by the Pressure Method
12. ASTM - C171 Standard Specification for Sheet Materials for Curing
Concrete
13. ASTM - C172 Standard Method of Sampling Freshly Mixed
Concrete
14. ASTM - C31 Standard Method of Making and Curing Concrete
Test Specimens in the Field
15.ASTM - C42 Standard Method of Obtaining and Testing Drilled
Cores and Sawed Beams of Concrete
16. ASTM - C309 Standard Specification for Liquid
17.Membrane Forming Compounds for Curing Concret
18. ASTM - D1752Standard Specification forPerformedSpange
Rubberand Cork Expansion Joint Fillers for Concrete Pavingand
Structural Construction
19.ASTM - D1751 Standard Specification for Performed Expansion
Joint Fillers for Concrete Paving and Structural Construction (Non-
extruding and Resilient Bituminous Types)
20.SIIStandard Industri Indonesia
21. ACI - 315Manual of Standard Practice for Reinforced Concrete
22. ASTM - A185 Standard Specification for Welded Steel Wire
Fabric for Concrete Reinforcement.
23. ASTM - A165 Standard Specification for Deformed and Plain Billet
Steel Bars for Concrete Reinforcement, Grade 40, deformed, for
reinforcing bars, Grade 40, for stirrups and ties.
24. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh
pengawas.
- Bahan Beton
Air
Air yang digunakan dalam air yang bersih, tidak mengandung minyak, garam,
kotoran organik atau bahan – bahan lain yang dapat merusak beton dan besi.
Semen
Semen merupakan bahan yang terpenting untuk membuat beton.Semen
merupakan bahan yang dapat menjadi keras apabila diberi air.Dengan demikian
maka semen menjadi bahan yang mempersatukan butir - butir pasir pasir dan
kerikil menjadi satu kelompok. Semen yang akan digunakan sebagai bahan
11

pembuat beton bertulang dan diisyaratkan memenuhi ketentuan yang tercantum


dalam N I 18. Agregat terdiri dari agregat halus yaitu pasir dan agregat kasar
Page

kerikil atau batu pecah.


SPESIFIKASI TEKNIS

Pasir
Penggunaan pasir untuk beton harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Pasir halus mempunyai tekanan hancur yang lebih besar dari
pada tekanan hancur semen yang telah menjadi keras.
2. Tidak mengandung lumpur lebih dari 5% ditentukan terhadap berat
kering.
3. Tidak mengandung bahan–bahan organik.
4. Butiran pasir mempunyai diameter antara 0 – 5 mm dan memenuhi
analisa kerja(PBI-1971).
Kerikil dan Batu Pecah
Penggunaan kerikil dan batu pecah untuk beton harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
1. Agregat kasar harus terdiri dari butir - butir yang keras dan tidak
berpori denganbesar butir lebih dari 5 mm.
2. Dimensi maksimum kerikil tidak lebih dari 2,5 mm dan tidak lebih
dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi
yang bersangkutan.
3. Tidak mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap berat
kering.
4. Tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat -
zat yang reaktif alkali.
5. Besar butir beraneka ragam dan memenuhi analisa kerja (PBI –
1971).
Semen
Semen yang dipakai adalah semen portland type I dari merk yang setara Gresik
dan mendapat persetujuan Direksi dan memenuhi syarat PBI - 1971. Selama
pengangkutan dan penyimpanan, semen tidak boleh kena air dan kantongnya
harus asli dari pabriknya dan tetap utuh dan tertutup rapat.Semen yang sudah
membeku, tidak dibenarkan dipakai dalam pekerjaan ini.Semen disimpan pada
tempat yang beralas dari kayu yang tingginya tidak kurang dari 30 cm dari
lantai.Semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2,00 meter. Pengeluaran
semen dari tempat penyimpanan berurutan sesuai dengan datangnya semen
ditempat penyimpanan.Untuk pekerjaan beton yang berhubungan langsung
dengan tanah, dimana air tanah mengandung kadar sulfat lebih dari 300 ppm,
maka harus digunakan semen khusus yang memiliki ketahanan terhadap sulfat
(Semen Type V).
Pasir dan Kerikil Beton
Pasir dan kerikil beton harus bersih dari segala kotoran seperti bahan organis,
tanah atau lumpur, kapur, garam dan sebagainya, tidak poreus dan sesuai
dengan PBI - 1971.Bahan pengisi (pasir dan kerikil) harus disimpan ditempat
yang bersih dan dicegah agar tidak terjadi pencampuran antara bahan yang
satu dengan yang lainnya dan terlindung dari pengotoran.
Air Beton dan Bahan Campuran Tambahan (Admixture).
12

Air untuk adukan dan untuk merawat beton harus bersih dan bebas dari semua
kotoran yang dapat merusak daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu
Page

beton.Bahan campuran tambahan bila dipandang perlu dapat digunakan untuk


SPESIFIKASI TEKNIS

mempercepat pengerasan, perbaikan beton. Produk yang digunakan adalah


setara ”Sika” atau bahan lain yang setara dan sesuai dengan sifat-sifat yang
diharapkan dan harus mendapat persetujuan Direksi terlebih dahulu. Bahan-
bahan tersebut tidak boleh mengandung bahan - bahan yang merugikan sifat
beton bertulang.
Besi – Beton
Mutu besi beton yang digunakan adalah :
Mutu besi tulangan beton untuk diamater batang polos adalah BJTP 24 (fy =
240 Mpa / 2400 kg/cm2), sedangkan mutu besi beton yang diprofil ( Deform /
ulir) minimal BJTD 40 (fy = 400 Mpa / 4000 kg / cm2), untuk tulangan baja jaring
(wire mesh ) BJTD 50 (fy=500 Mpa / 5000 kg / cm2) dan ukuran sesuai
ketentuan dalam gambar.Simbol “Ø” ( menunjukkan baja tulangan polos ),
Simbol “D” (menunjukan Baja Tulangan Deform/Ulir ). Simbol “M” tulangan baja
jaring ( wire mesh). Semua besi yang dipakai diatas harus mempunyai sertifikat
dari produsen atau pabrik.Ketentuan toleransi ukuran besi disesuaikan dengan
standar SII atau SNI.Merk besi yang digunakan setara KS,CS dan WS. Jika
besi yang di datangkan ke lokasi tidak sesuai dengan yang tercantum dalam
sertifikat atau diragukan, Direksi pekerjaan berhak memerintahkan kontraktor
untuk melakukan pengujian terhadap besi tersebut.Semua biaya hasil
pengujian menjadi tanggungan kontraktor.Bila hasil pengujian tidak sesuai
dengan yang tercantum dalam sertifikat, maka Direksi berhak menolak semua
besi tersebut. Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam
keadaan dingin, sesuai dengan aturan yang berlaku.Panjang penyaluran besi
beton dan panjang pengangkeran pada bagian - bagian konstruksi disesuaikan
dengan gambar kerja atau menurut aturan beton terbaru. Besi beton harus
bebas dari kotoran, karat, minyak, cat dan kotoran lain yang dapat mengurangi
daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu besi beton. Besi beton harus
dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.Kemudian dibentuk dan
dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak
berubah tempat. Kawat beton yang dipergunakan harus lazim dipakai, sehingga
dapat mengikat besi beton tetap pada tempatnya.Untuk mendapatkan mutu
besi beton yang diinginkan, dapat dipergunakan besi beton dari produk yang
ditunjuk Direksi Teknis. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh
tanah dan tidak boleh disimpan di alam terbuka untuk jangka waktu yang
panjang. Dalam segala hal, besi beton harus memenuhi ketentuan PBI - 1971
dan PBI yang telah disempurnakan, serta diameternya harus sama dengan
yang tertera atau disyaratkan dalam gambar rencana. Kontraktor harus
membawa hasil test laboratorium resmi dan contoh terhadap semua jenis dan
diameter besi yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin,
sesuai dengan aturan yang berlaku. Besi beton harus bebas dari kotoran, karat,
minyak, cat, dan kotoran lainnya yang dapat mengurangi daya lekat semen
atau dapat menurunkan mutu besi beton. Kawat beton yang dipergunakan
13

harus yang lazim dipakai, sehingga dapat mengikat besi beton pada
tempatnya.Setiap pertemuan dan atau persilangan besi harus diikat kuat dan
Page

rapi dengan kawat beton.


SPESIFIKASI TEKNIS

Untuk mendapatkan mutu besi beton yang diinginkan, dapat dipergunakan besi
beton dari produk yang berstandar SNI dan mendapat persetujuan Direksi.
Jaminan Mutu
1. Mutu bahan yang dipasok dan campuran yang dihasilkan, cara kerja
dan hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang
disyaratkan dalam Seksi Standar Rujukan. Mutu performance beton
yang ditargetkan adalah kualitas“Beton Expose” terutama untuk Kolom,
Balok, Listplang beton dan Dinding beton dengan finishing expose.
2. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data - data kualitas besi
yang dipasang dengan disahkan oleh Direksi Pekerjaan dan laporan
tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis
tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium. Penunjukan
Laboratorium Pengujian harus dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

Cetakan Beton atau Bekisting


- Bahan.
1. Semua cetakan beton harus dibuat dari papan plywood yang tebalnya
minimal 9 mm tergantung kualitas dan jarak rangka penguat cetakan
tersebut.
2. Cetakan untuk beton finishing kasar, harus terbuat dari papan terentang
atau dari bahan sejenis setelah mendapat persetujuan Direksi.
3. Bahan steger (tiang penyangga) harus terbuat dari kayu bermutu baik.
Bambu tidak dibenarkan dipakai untuk steger.
- Konstruksi
1. Cetakan dibuat dan disangga sedemikian rupa sehingga dapat
mencegah getaran yang merusak, dan tidak merubah bentuk sebelum,
selama pengecoran berlangsung dan selama beton belum padat.
2. Cetakan dibuat sedemikian rupa untuk mempermudah pengecoran dan
pemadatan beton tanpa merusak konstruksi beton.
3. Kayu steger (penyangga) harus dibuat sedemikian rupa dengan ukuran
minimal usuk 4/6 sehingga dapat menahan beban yang dipikulnya.
4. Kontraktor harus membuat shop drawing dari bagian - bagian konstruksi
cetakan atau bekisting serta mendapat persetujuan Direksi.
Pelapis Cetakan
5. Untuk mempermudah membuka bekisting beton, dapat digunakan
melapis cetakan dari bahan plastik yang dipasang sedemikian rupa
dibagian dalam cetakan sehingga mudah dilepaskan dan hasil cetakan
rapi atau dari bahan yang disetujui Direksi.
6. Minyak pelumas, baik bekas maupun yang baru, tidak dibenarkan
dipakai sebagai pelapis cetakan.
- Adukan Beton
Rencana Adukan
1. Nama “jenis adukan” di bawah diberikan untuk setiap jumlah bahan
14

pengisi (pasir dan kerikil) terhadap 50 kg semen.


2. Gradasi butiran bahan pengisi harus sesuai dengan syarat – syarat
Page

gradasi dalam tabel dibawah ini :


SPESIFIKASI TEKNIS

Ukuran Ayakan Persentase Berat Yang


Lolos

Standar Inch Agregat Pilihan Agregat


(mm) (in) Halus Kasar

50 2 - 100 - - -

37 1½ - 95-100 100 - -

25 1 - - 95-100 100 -

19 ¾ - 35-70 - 90-100 100

13 ½ - - 25-60 - 90-100

10 3/8 100 10-30 - 20-55 40-70

4.75 #4 90-100 0-5 0-10 0-10 0-15

2.36 #8 - - 0-5 0-5 0-5

1.18 #16 45-80 - - - -

0.3 #50 10-30 - - - -

0.15 #100 2-10 - - - -

3. Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel


terbesar tidak lebihdari ¾ dari jarak minimum antara tulangan baja atau
antara tulangan baja dengan acuan, atau antara perbatasan lainnya.
4. Jenis adukan Beton :
Catatan :
PC = portland cement m3
Ps = (bahan pengisi halus) m3
Krl = kerikil (bahan pengisi kasar) m3

- Kekuatan beton
Kuat tekan beton yang direncanakan adalah f’c= 21 Mpa atau setara K250
- Pengadukan beton
Pencampuran bahan - bahan penyusun beton dilakukan agar diperoleh suatu
15

komposisi yang solid dari bahan - bahan penyusun berdasarkan rancangan


campuran beton.Sebelum diimplementasikan dalam pelaksanaan konstruksi
Page
SPESIFIKASI TEKNIS

di lapangan, pencampuran bahan - bahan dapat dilakukan di laboratorium,


untuk mendapatkan formula rancangan sesuai rencana (membuat Job Mix
Formula).Secara umum pengadukan beton dengan mesin (batching plant)
harus disesuaikan dengan kecepatan yang direkomendasikan oleh pabrik
pembuatnya. Ketentuan waktu pengadukan minimal untuk campuran beton
yang volumenya lebih kecil atau sama dengan 1 m3 adalah 1.5 menit atau
menurut petunjuk direksi. Selama proses pengadukan, kekentalan campuran
beton harus diawasi terus dengan cara memeriksa nilai slump yang
disesuaikan dengan jarak pengangkutan.

- Beton Dekking
1. Beton dekking atau ganjal 1 pc : 2 ps harus dibuat terlebih dahulu,
sebelum pekerjaan beton konstruksi dimulai. Dicetak setebal 2 cm
berukuran 4 x 4 cm atau sesuai dengan yang diisyaratkan, lengkap
dengan kawat pengikatnya.
2. Sesudah mengeras dan kering udara, beton dekking ini direndam
dengan air.
3. Untuk beton balok dan kolom, dipasang 10 (sepuluh) buah untuk setiap
1 m2 dengan ketebalan 3 cm. Dan untuk beton plat dipasang beton
dekking dengan ketebalan 2 cm sebanyak 5 buah untuk setiap 1 m 2.
4. Selain beton dekking untuk balok yang mempunyai dua baris atau lebih
tulangan, harus diberikan ganjalan dengan besi beton dengan diameter
yang sama dengan tulangan rangkap. Ganjalan ini dipasang pada
bagian samping dan bawah baloksebanyak 3 buah untuk setiap 1 m2.
Adukan Beton “Ready Mix”
5. Bila dipakai adukan beton “ready mix” maka nama dan alamat supplier-
nya harus mendapat persetujuan direksi.
6. Kontraktor bertanggung jawab penuh, bahwa adukan yang disuplai
tersebut memenuhi syarat spesifikasi dengan membawa hasil test
laboratorium sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dalam RKS
dan menjamin kontinuitas kedatangan setiap delivery.
7. Direksi mempunyai wewenang untuk setiap saat meminta kepada
kontraktor untuk mengadakan percobaan mutu beton tersebut. Apabila
mutunya diragukan direksi berhak menghentikan dan menolak beton
ready mix tersebutdan semua kerugian yang ditimbulkan oleh hal ini
menjadi tanggungan kontraktor.Adukan beton “Site Mixing” (setempat)
8. Adukan beton dibuat dengan alat pengaduk “batch mixer” dengan type
dan kapasitas yang mendapat persetujuan direksi.
9. Kecepatan aduk sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya.
10. Kapasitas aduk tidak boleh lebih dari yang di ijinkan. Syarat Mutu Beton
11. Tidak boleh lebih dari satu diantara 21 nilai hasil percobaan kubus coba
berturut - turut terjadi kuat tekan karakteristik kurang dari yang
direncanakan.
16

12. Tidak boleh satupun nilai rata - rata dari empat buah percobaan kubus
coba berturut - turut mempunyai kuat tekan kurang dari (Kr + 0,82 Sr).
Page
SPESIFIKASI TEKNIS

Sebaiknya antara nilai tertinggi dan rendah diantara empat kubus hasil
percobaan berturut- turut tidak boleh lebih besar dari 4,30 x Sr.
- Pengecoran Beton
Proporsi perbandingan campuran semen dengan bahan pengisi (pasir dan
kerikil) adalah minimal.Jadi tidak dibenarkan untuk dikurangi semennya.
Sebelum adukan beton dicorkan, semua cetakan harus betul - betul bersih
dari kotoran seperti serbuk gergaji, tanah, minyak dan kotoran
lainnya.Kemudian cetakan tersebut dibasahi dengan air secukupnya, namun
tidak boleh ada genangan air pada cetakan tersebut. Pengecoran baru bisa
dimulai setelah mendapat persetujuan Direksi. Apabila pengecoran beton
dilakukan tanpa adanya persetujuan Direksi, maka kerugian akibat
pembongkaran, sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor. Adukan harus
homogen atau dengan warna yang merata dan harus sudah dicorkan dalam
waktu 1 ( satu ) jam setelah pencampuran dengan air dimulai. Pengecoran
suatu unit pekerjaan beton harus dilaksanakan terus menerus sampai selesai
dengan tanpa berhenti, kecuali mendapat persetujuan Direksi.Tidak
dibenarkan mengecor beton disaat hujan, kecuali ada tindakan pengamanan
Kontraktor, terutama untuk meneruskan pengecoran suatu unit pekerjaan,
yang mendapat persetujuan Direksi.Dalam hal ini Kontraktor harus berupaya
agar beton yang baru dicorkan tidak dirusak oleh air.Setelah dicorkan pada
cetakan, adukan harus dipadatkan dengan alat penggetar ( vibrator ) yang
berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran setiap menit.
Penggetaran dilakukan selama 20 detik setiap satu adukan yang dicorkan,
mulai pada saat adukan dicorkan dalam cetakan dan dilanjutkan dengan
adukan selanjutnya.Vibrator tidak boleh menyentuh cetakan dan besi beton
yang salah satu bagiannya telah dicor dengan adukan beton yang telah
mengeras. Penggetaran harus dilakukan sebelum adukan yang dicorkan
mencapai 7,5 cm. Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga
dapat dicegah adanya pemisahan atau pengurangan bagian - bagian
bahan.Adukan tidak boleh dijatuhkan lebih dari 2 meter.Untuk kolom - kolom
yang tinggi, harus dibuatkan jendela - jendela dengan jarak vertikal tidak lebih
dari 2 meter.

- Toleransi-toleransi
Toleransi pada beton cetakan kasar.
1. Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi
adalah 1 cm.
2. Toleransi terhadap ukuran masing - masing bagian konstruksi
adalah - 0,3 dan+ 0,5 cm.Toleransi pada beton cetakan halus.
3. Toleransi terhadap posisi untuk masing - masing bagian konstruksi
adalah 0,6 cm.
.
4 Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian
konstruksi adalah - 0,2dan +0,4 cm. Toleransi posisi vertikal : 2
mm/m’. Toleransi posisi horizontal : 1 mm/m’.
17
Page
SPESIFIKASI TEKNIS

- Penggunaan Beton
Pekerjaan beton digunakan untuk :
Bangunan : pondasi, sloof, kolom, balok lantai, plat lantai, ring, dan lain - lain
sesuai dengan gambar kerja.
Halaman :kanstein, beton rabat, pagar halaman dan lain - lain sesuai dengan
petunjuk gambar kerja. Penggunaan adukan beton yang berbeda dalam
pekerjaan yang monolith seperti pada pertemuan balok dengan kolom,
perbedaan adukan beton supaya dicorkan serentak atau berseling dimana
beton yang mutunya lebih tinggi dicorkan lebih dahulu, kemudian tidak lebih
20 menit, dicorkan beton yang mutunya lebih rendah dan kemudian
digetarkan sampai kiranya kedua mutu beton tersebut saling mengikat.
Pemasangan heavy duty sealant merk Sikaflex 15 LM untuk ”expansion joint”
(pertemuan kolom atau balok atau lantai) ada dibawah pengawasan Direksi.

- Perawatan Beton
Beton Harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi pengauapan
cepat. Beton harus dibasahai paling sedikit selama 7 hari setelah pengecoran.

- Perbaikan Permukaan Beton


Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos denngan
caragrouting setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setalah
mendapat persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas. Bahan Grouting
yang akan dipergunakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi atau Pengawas. Jika ketidak sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki
untuk menghasilkan permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Direksi
atau Konsultan Pengawas, maka harus dibongkar dan diganti dengan
pembetonan kembali atas beban biaya kontraktor. Ketidak sempurnaan yang
dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah atau retak, ada
gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan ada yang lain yang tidak
sesuai dengan bentuk diharapkan atau diinginkan.

- Penyerahan-penyerahan
1. Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor
kepada Direksi Lapangan sesuai dengan jadwal yang telah disetujui
untuk menyerahkan dan dengan segera sehingga tidak menyebabkan
keterlambatan pada pekerjaan sendiri maupun pada pekerjaan
kontraktor lain.
2. Gambar Pelaksanaan
Merupakangambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan
oleh Kontraktor kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan
ijin.Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja
sebelum jadwal pelaksanaan pekerjaan beton.
3. Data dari pabrik/sertifikat
18

Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum


pengiriman; Kontraktor harus sudah menyerahkan kepada Direksi
Page

Lapangan sedikitnya 5 hari kerja sebelum pengiriman; hasil-hasil


SPESIFIKASI TEKNIS

percobaan laboratorium, baik hasil percobaan bahan maupun hasil


percobaan campuran (Mix Design dan Trial Mix) yang diperuntukan
proyek ini. Harus diajukan minimal 2 (dua) supplier beton ready-mix
untuk memperlancar pelaksanaan dan mendapat persetujuan Direksi
Lapangan sebelum memulai pengecoran.

- Percobaan Bahan dan Campuran Beton


a. Umum
Test bahan : Sebelum membuat campuran, test laboratorium harus
dilakukan untuk test berikut, sehubungan dengan prosedur-prosedur
ditujukan ke standard referensi untuk menjamin pemenuhan
spesifikasi proyek untuk membuat campuran yang diperlukan.
b. Semen : berat jenis semen
c. Agregat :
Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (kekosongan),
penyerapan, kelembaban dari agregat kasar dan halus, berat kering
dari agregat kasar, modulus terhalus dari agregat halus.
d. Adukan/campuran beton
1. Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design
masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari yang
didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian atau lebih
sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh
Direksi Lapangan. Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus
disertakan selambat-lambatnya 3 minggu sebelum pengerjaan
dimulai, dan selain itu mutu betonpun harus sesuai dengan mutu
standard PBI 1971.Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum
diperiksa Direksi Lapangan tentang kekuatan/kebersihannya.
Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix
sertapembiayaannya adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Trial mix dan design mix harus diadakan lagi bila
agregat yang dipakai diambil dari sumber yang berlainan, merk
semen yang berbeda atau supplier beton yang lain.
2. Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional
semen terhadap agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang
cocok dari ukuran untuk rencana proposional atau perbandingan
yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
3. Percobaan adukan untuk berat normal beton. Untuk perincian
minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan kekuatan dari
berat normal beton, dibuat empat (4) adukan campuran dengan
memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-beda.
4. Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah
benda uji silinder beton diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai PBI
19

1971, ACI Committee - 304, ASTM C 94-98.


5. Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan
Page

pengetesan dilakukan pada hari yang tercantum pada item 6) dari


SPESIFIKASI TEKNIS

satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu volume rata-rata


tidak lebih dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck drum (diambil
yang volumenya terkecil). Disamping itu jumlah maximum dari
beton yang dapat terkena penolakan akibat setiap satu keputusan
adalah 30 m3, kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
6. Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk
umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari.
7. Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI'71, dilakukan
di lokasi pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi Lapangan.
Apabila digunakan metoda pembetonan dengan menggunakan
pompa (concrete pump), maka pengambilan contoh segala macam
jenis pengujian lapangan harus dilakukan dari hasil adukan yang
diperoleh dari ujung pipa "concrete-pump" pada lokasi yang akan
dilaksanakan.
8. Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang
ditentukan dalam Standard Industri Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2
atau metoda uji bahan yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
9. Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan
dan disimpan dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu
tersedia untuk keperluanpemeriksaan selama pelaksanaan
pekerjaan dan selama 5 tahun sesudah proyek bangunan tersebut
selesai dilaksanakan.

e. Pengujian slump
1. Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump,
dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang diisyaratkan
dalam PBI 1971 dan sama sekali tidak diperbolehkan adanya
penambahan air/additive, kecuali ditentukan lain oleh Direksi
Lapangan.
2. "Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump
berikut, beton dengan mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang
akan menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos, ataupun
berongga-rongga. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah
bahwa "Kontraktor" bertanggung jawab penuh untuk produksi dari
beton dan pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian yang
memenuhi syarat batas slump.Bila dipakai pompa beton, slump
harus didasarkan pada pengukuran di pelepasan pipa, bukan di
truk mixer. Maximum slump harus 150 mm.
3. Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan
atau kondisi normal :
20
Page
SPESIFIKASI TEKNIS

Slump pada (cm) :

Konstruksi Beton Maksimum Minimum

Dinding, pelat fondasi dan fondasi


Telapak Bertulang 12.50 10.00

Fondasi telapak tidak bertulang,


kaison dan
konstruksi di bawah tanah. 9.00 7.50

Pelat, balok, kolom dan dinding. 15.00 12.50

Pembetonan massal. 7.50 7.50

Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat


dinaikkan sampai maksimum 1,5 cm.

f. Percobaan Tambahan
1. Kontraktor, tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus
mengadakan percobaan laboratorium selaku percobaan tambahan
pada bahan-bahan beton dan membuat desain adukan baru bila
sifat atau pemilihan bahan diubah atau apabila beton yang ada
tidak dapat mencapai kekuatan spesifikasi.
2. Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan
pelaksanaan akan dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan
yang berhubungan dengan pelepasan perancah/acuan.
Sedangkan untuk pengujian di luar ketentuan pekerjaan tersebut,
harus diserahkan kepada Direksi Lapangan dalam jangka waktu
tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan.

Pasal 7
PEMBESIAN

- Pembesian
Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections) Setiap pengiriman harus
berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus disertai surat keterangan
percobaan dari pabrik. Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus
21

diadakan pengujian periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk
uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja
Page

tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi


SPESIFIKASI TEKNIS

Lapangan. Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung,
harus dilakukan di laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau laboratorium
lainnya direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-
0136-84 salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua
biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor. Segala macam kotoran,
karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan terhadap kekuatan
rekatan harus dibersihkan. Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat
dan tepat dan diikat dengan kawat dari baja lunak. Sambungan mekanis harus
ditest dengan percobaan tarik. Sebelum pengecoran beton, lakukan
pemeriksaan dan persetujuan dari pembesian, termasuk jumlah, ukuran, jarak,
selimut, lokasi dari sambungan dan panjang penjangkaran dari penulangan baja
oleh Direksi Lapangan.

Sertifikat :
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada
saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi
dari Laboratorium.Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.

- Bahan-bahan / Produk
1. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84
dan tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti
dinyatakan pada gambar-gambar struktur.
Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 13 mm harus baja lunak
dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2. Tulangan ulir dengan diameter
lebih besar atau sama dengan 13 mm. Harus baja tegangan tarik
tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2.
2. Tulangan Anyaman (Wire mesh)
Sediakan tulangan anyaman , mutu U-50, mengikuti SII 0784-83.
3. Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)
4. Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat
pengikat yang ditanam, atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High
Chairs).
5. Bolstern, kursi, spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk
mengatur jarak.
a. Pakai besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali
diperlihatkan lain pada gambar.
b. Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang tidak
direkomendasi.
c. Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir
atau horizontal runners dimana bahan dasar tidak akan langsung
menunjang batang kursi (chairs legs). Atau pakai lantai kerja yang
rata.
22

d. Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung


berhubungan/ mengenai cetakan, sediakan penunjang dengan
Page

jenis hot- dip-galvanized atau penunjang yang dilindungi plastik.


SPESIFIKASI TEKNIS

6. Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.
Jaminan Mutu Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang
telah disetujui oleh Direksi Lapangan. Sertifikat dari percobaan
(percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan untuk semua
tulangan yang dipakai. Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan
hasil-hasil dari semua kom- posisi kimia dan sifat-sifat fisik. Persiapan
Pekerjaan/Perakitan. Tulangan Pembengkokkan dan pembentukan.
Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus sedemikian rupa
sehingga posisi dari tulangan sesuai dengan rencana dan tidak
mengalami perubahan bentuk maupun tempat selama pengecoran
berlangsung. Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan
PBI 1971. Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan
disesuaikan dengan persyaratan PBI 1971 atau A.C.I. 315.

Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganannya


Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai
dengan etiket/label yang mencantumkan ukuran batang, panjang dan
tanda pengenal. Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk
mengindari kerusakan.Gudang di atas tanah harus kering, daerah
yang bagus saluran-salurannya, dan terlindung dari lumpur, kotoran,
karat dsb.

- Pelaksanaan Pemasangan Tulangan, Pembengkokan dan Pemotongan


Persiapan
1. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel)
dan karat lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya
lekat.Bersihkan sekali lagi tonjolan pada tulangan atau pada
sambungan konstruksi untuk menjamin rekatannya.
2. Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan. Pemasangan
Tulangan
3. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI 1971
Koordinasi dengan bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan
serta tenaga perlu diadakan untuk mengindari keterlambatan.
Adakan/berikan tambahan tulangan pada lubang-lubang (openings)
/ bukaan.
4. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat
baja, hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah
tempatnya. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus
23

dipasang pada posisi yang benar dan untuk menjaga jarak bersih
digunakan spacers/penahan jarak.
Page
SPESIFIKASI TEKNIS

a. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang


untuk memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton
dengan penjaga jarak, kursi penunjang dan penunjang lain
yang diperlukan.
b. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas
agregat (seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air
harus dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang
mutunya paling sedikit sama dengan beton yang akan dicor.
c. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal
penutup beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan
penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling
sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Penahan-
penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-
gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap
m^2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini
harus tersebar merata.
d. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas
harus ditunjang pada tulangan bawah oleh batang-batang
penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan bawah atau
lantai kerja oleh blok- blok beton yang tinggi. Perhatian khusus
perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari tulangan-
tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan
balok yang berbatasan.
e. Toleransi pada Pemasangan Tulangan
 Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm
 Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm
 Tulangan atas pada pelat dan balok :
 balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari
200 mm : ± 6 mm
 balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi
kurang dari 600 mm : ± 12 mm.
 balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm
 panjang batang : ± 50 mm

f. Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai PBI '71.


g. Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan PBI '71.
 Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan
dengan cara- cara yang merusak tulangan itu.
 Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok
dan diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi
dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.
 Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam
beton tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan di
24

lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-


gambar rencana atau disetujui oleh perencana.
Page
SPESIFIKASI TEKNIS

 Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus


dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali apabila
pemanasan diijinkan oleh perencana.
 Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja
lunak (polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai
kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai
suhu lebih dari 850 oC.
 Apabila batang tulangan dari baja lunak yang
mengalami pengerjaan dingin dalam pelaksanaan
ternyata mengalami pemanasan di atas 100º C yang
bukan pada waktu las, maka dalam perhitungan-
perhitungan sebagai kekuatan baja harus diambil
kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami
pengerjaan dingin.
 Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan,
kecuali diijinkan oleh perencana.
 Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan
tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan
air.
 Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh
dilakukan dalam jarak 8 kali diameter (diameter
pengenal) batang dari setiap bagian dari bengkokan.
h. Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan.
 Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar
rencana dengan toleransi-toleransi yang disyaratkan
oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh
perencana, pada pemotongan dan pembengkokan
tulangan ditetapkan toleransi-toleransi seperti tercantum
dalam ayat-ayat berikut.
 Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong
menurun ukuran dan terhadap panjang total dan ukuran
intern dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi
sebesar ± 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan
dalam ayat (3) dan (4).
 Terhadap panjang total batang yang diserahkan
menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar +
50 mm dan - 25 mm.
 Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok
ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm untuk jarak 60 cm
atau kurang dan sebesar ± 12 mm untuk jarak lebih dari
60 cm.
 Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-
25

ikatan ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm.


Page
SPESIFIKASI TEKNIS

i. Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran.


 Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
 Panjang penjangkaran= 30 diameter dengan kait
 Panjang penyaluran= 30 diameter dengan kait
 Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)
 Panjang penjangkaran= 40 diameter tanpa kait
 Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait
 Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana
terjadi tegangan terbesar. Sambungan untuk tulangan
atas pada balok dan pelat beton harus diadakan di
tengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan.
Sambungan harus ditunjang dimana memungkinkan.
 Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh
melampaui
 perbandingan 1 terhadap 10.
 Standard Pembengkokan
 Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan
SKSNI-91 ( Tata Cara Penghitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung), kecuali ditentukan lain.

- Pemasangan Wire Mesh


Pemasangan pada kepanjangan terpanjang yang memungkinkan dilakukan.
Jangan melakukan penghentian / pengakhiran lembar wire mesh antara
tumpuan balok atau tepat diatas balok dari struktur menerus.
Keseimbangan pengakhiran dari lewatan dalam arah lebar yang
berdampingan untuk mencegah lewatan yan menerus.
Wire mesh harus ditahan pada posisi yang benar selama pengecoran.

- Las
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus sesuai
dengan Reinforcement Steel Welding Code (AWS D 12.1).Pengelasan tidak
boleh dilakukan pada pembengkokan di suatu batang, pengelasan pada
persilangan (las titik) harus diijinkan kecuali seperti di anjurkan atau disahkan
oleh Direksi Lapangan. ASTM specification harus dilengkapi dengan
keperluan jaminan kehandalan kemampuan las dengan cara ini.

- Sambungan Mekanik
Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas penampang kolom
dengan menggunakan diameter 32 mm, sambungan mekanik untuk tulangan
(pada kolom) harus disediakan dan dipakai.
26
Page
SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 8
PEKERJAAN RANGKA ATAP

- Persyaratan Bahan
a. Bahan untuk kuda - kuda menggunakan kontruksi baja ringan profil
UK – 75 dan UK - 53 setara Axis atau APlus Truss atau Iggi Truss.
b. Bergaransi resmi untuk material dari pabrik minimal 20 tahun.
c. Profil harus sudah mempunyai sertifikat ISO 9001.
d. Kuda-kuda / Top Chord dan Jurai : UK 75 0,75 mm Galvalume AZ 100
GALVALUME: Baja mutu tinggi G 550 dilapisi Aluminium, Zinc , dan
Silikon
e. Kuda-Kuda / Botom Chord dan Web member / Cremona : UK 75 0,75
mm Galvalume AZ 100 ( Baja mutu tinggi G 550 dilapisi Aluminium,
Zinc dan Silikon)
f. Reng AX Purlin 39 0,43 mm Galvalume
g. Foot Plat/Plat Kaki( Galvanize) 1,5 mm TCT, 120x101x90 )
h. Accessories (Plat Diafragma - PD 0,55 mm, 100x90 )
i. Talang JD AX 0.53 mm / Valley Gutter ( AX- JD 0,53 mm )
j. Self Drilling Screw ( Screw 12 x 20 , Screw 8 x 12 dan Dynabolt 10 x
12 )
k. Semua Material ada IMBUS Axis dan IMBUS SNI
a. Tipe Baja G550 meliputi :
b. Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
c. Tegangan Maksimum 550 Mpa
d. Modulus Elastisitas 200,000 Mpa
e. Modulus Geser 80,000 Mpa
f. Galvalum tipe cold roll
l. Sudah diuji di Laboratorium dan sudah ada SNI Marking Certificate
m. Menyerahkan surat dukungan dari suplier baja dan menyertakan
contoh serta garansi dari pabrik yang sudah pernah dilaksanakan
n. Surat Penunjukan sebagai distributor dan aplikator resmi dari pabrik.
o. Type screw atau mur dan baut menggunakan self drilling screw (SDS).
p. Pelaksanaan harus disertakan brosur, hasil tes laboratorium,
perhitungan struktur dan surat garansi.
q. Bahan baku yang digunakan plat galvalume, plat dasar baja mutu
tinggi.

- Syarat - syarat Pelaksanaan


1. Konstruksi baja ringan harus dikerjakan oleh tenaga Profesional atau
tenaga kerja yang sudah bersertifikat pada konstruksi baja, dengan
menunjukkan sertifikat resmi.
2. Konstruksi baja ringan dirancang hanya berupa sistem struktur kuda
kuda langsung diikuti dengan reng dari baja tanpa gording dan kaso
27

atau usuk.
Page
SPESIFIKASI TEKNIS

3. Semua penggunaan aksesoris seperti baut reng, baut lisplank dan


dinabold Ø 10 – 65 harus memakai pedoman dari pabrik yang
memproduksi baja ringan.
4. Untuk menghindari salah potong material, pengerjaan atau
pemotongan dilakukan di lapangan agar sesuai dengan ukuran yang
ada dilapangan.
5. Sebelum dilakukan pemasangan baja, semua bahan dites
pembebanan terlebih dahulu dan dilaporkan kepada direksi.
6. .Sebelum pemasangan agar menunjukkan perhitungan struktur dan
shop drawing kepada direksi atau konsultan pengawas.

Pasal 9
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

- Bahan Penutup
1. Penutup atap adalah genteng Kodok Karang Pilang setara GOOD
YEAR.
2. Bubungan menggunakan bubungan genteng karang pilang kualitas
baik.
3. Genteng yang cacat dan rusak tidak boleh dipasang dan harus diganti
dengan yang baru.

- Standard :
Semua genteng dan bubungan yang dipakai adalah bahan yang kedap air
memenuhi peraturan yang berlaku.

- Cara Pelaksanaannya
Penutup genteng
1. Genteng harus dipasang dipilih yang tidak cacat atau pecah baling,
ukuran dan warna genteng seragam dan presisi yang baik.
2. Dalam pemasangan, alur genteng harus lurus dari lapisan yang
terbawah. Ujung lapisan pertama harus rata dan sejajar dengan garis
listplank, jarak ujung genteng ke ujung listplank max. 10 cm.
3. Pemasangan genteng paling bawah harus di perkuat ke bidang reng
baja ringan dengan mempergunakan bout skrup.
4. Barisan genteng dan bubungan pada bagian - bagian atau daerah
yang kemungkinan terhempas angin isap, dipasang sesuai dengan
dimensinya.
5. Pemotongan genteng pada pertemuan bubungan harus
menggunakan alat pemotong yang baik.
6. Kontraktor harus terlebih dahulu menunjukan contoh - contoh
genteng dan bubungan yang akan dipakai, untuk mendapatkan
28

persetujuan dari Direksi Teknis.


Page
SPESIFIKASI TEKNIS

7. Pemasangan genteng dilaksanakan setelah jarak ujung pertama


genteng dari tatab lisplank ditentukan bersama-sama dengan Direksi
Teknis.
8. Setelah itu pemasangan dilakukan sedemikian rupa secara
bertahap,sehingga menghasilkan pasangan genteng yang kuat dan
rapi.
9. Sebelum Genteng bubungan dipasang, kontraktor harus memasang
benang sepat untuk mendapatkan pasangan bubungan yang lurus
dan rapi. Perekat genteng bubungan menggunakan spesi 1 Pc : 3
Ps, dengan pasir yang telah diayak halus.
10. Kontraktor harus menyiapkan genteng cadangan ( ekstra ) satu biji
setiap 100 buah genteng, dan 10 buah genteng bubungan.

- Bubungan genteng
1. Sebelum bubungan dipasang, sepanjang balok jurai luar dan balok
bubungan harus dipasang spesi agar pemasangan genteng kelihatan
rapi .
2. Dipasang lurus dan rata atau menurut petunjuk Direksi dengan
perekat 1 pc : 4 ps. Pada kiri kanan genteng bubungan diplester
halus 1 pc : 2 ps dengan ayakan halus setebal 1,5 cm dari sisi
bubungan.
3. Pada setiap ujung jurai di pasang ikud celedu dari paras P 120 cm.
4. Pada ujung puncak atap di pasang murde dari paras T 30 cm,dan
pada tengah tengah di pasang bentale dari paras T 30 cm.

- Hasil Akhir Yang Dikehendaki


Bidang atap rata atau tidak bergelombang, alur genteng lurus, terpasang
kuat pada posisinya, dan air dapat mengalir dengan lancar, bersih dari
semua kotoran - kotoran.Semua komponen atap dan perlengkapannya
terpasang dengan kokoh dan baik pada tempatnya. Semua bidang atap
maupun accessoriesnya harus bersih dari kotoran-kotoran bekas konstruksi
maupun lainnya. Finishing akhir bidang atap rata, tidak cacat dan bocor.

Pasal 10
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

Kusen dipasang setelah tembok dikerjakan dan di finishnig.


Bahan – bahan kusen meliputi :
1. Kayu Bengkirai
2. Daun pintu Bengkirai
Bahan - bahan diatas, harus memenuhi persyaratan meliputi :
a. Bebas dari cacat dan mata kayu,
29

b. Lurus dan tidak lapuk,


c. Kering dan kuat,
Page

d. Tidak bergetah,
SPESIFIKASI TEKNIS

e. Alur atau urat-urat kayu rapi.


Kontraktor harus menyampaikan secara tertulis bahwa bahan – bahan kayu
yang akan digunakan sudah melalui tes yang diadakan di pabrik atau lembaga
pengujian bahan lainnya dengan disertai sertifikat pengujian.
Pekerjaan kusen, daun pintu dan jendela, kayu tersebut harus diketam rapi dan
diprofil yang sama. Kusen, daun pintu dan daun jendela dibuat rapi, tidak baling
dan siku pada sudut -sudutnya. Ukuran kayu yang digunakan :
Kusen : 5/14cm.
Daun pintu : 3.5/9.5m.
Daun jendela : 2.5/7cm.

- Pelaksanaan Pemasangan Kusen.


1. Semua kayu harus dikerjakan dengan rapi, bagian yang nampak
harus diserut dan diamplas halus.
2. Semua kusen harus mempunyai alur, dan diberi angker besi
diameter 10 mm tiap jarak vertikal 60 mm, dan dicor ke tembok
dengan adukan 1 pc : 2 ps : 3 kr.
3. Semua kusen harus menempel pada beton yang sudah jadi maka
harus dipakai fischer dengan sekrup kuningan.
4. Untuk mencegah gangguan rayap, maka bagian kayu yang
menempel pada dinding dan lantai harus dimenie.
5. Selama pekerjaan berlangsung, kusen-kusen harus dilindungi dari
benturan-benturan benda keras. Kerusakan atau cat-cat harus
diganti oleh Kontraktor dengan biaya sendiri.
6. Pegangan kunci dipasang sesuai dengan gambar. Kalau tidak
disebutkan lain, maka tinggi pegangan kunci adalah 90 cm dari
lantai.
7. Rangka kayu tidak boleh disambung bertepatan dengan
penanaman badan pengunci.
8. Antara kusen dan beton selalu ada alur keliling 6 x 6 mm.

- Hasil Akhir Yang Dikehendaki


Bentuk dan letak pintu sesuai dengan gambar. Tidak ada bagian - bagian
atau sudut - sudut yang cacat. Kusen - kusen terpasang dengan kuat pada
tembok. Daun tidak terpuntir dan dapat dibuka atau ditutup dengan lancar.
Kunci - kunci, penggantung dapat dipergunakan dengan lancar dan baik.
Penyelesaian bersih dan merata.
30
Page
SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 11
PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK

- Standard
1. Keramik yang dipakai adalah setara Asia Tile kualitas 1.
2. Warna dan motif sesuai dengan petunjuk dalam gambar atau sesuai
dengan petunjuk Direksi.
3. Keramik dipasang di atas lantai beton, atau sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar kerja.
4. Pengujian
Semua pengujian yang diperlukan oleh Direksi harus dilakukan di
laboratorium dan hasilnya diperlihatkan untuk mendapatkan
persetujuan Direksi atas beban kontraktor.

- Bahan dan Peralatan


1. Bahan keramik dengan kualitas setara Asia Tile kualitas 1.
2. Pasangan lantai keramik memakai keramik warna ditentukan
kemudian (atas persetujuan direksi) dengan ukuran 40 x 40 cm untuk
lantai dan dinding 25 x 40 cm sedangkan untuk tangga 30 x 30 cm
anti slip dan selasar menggunakan ukuran 40 x 40 anti slip dengan
perpaduan border batu andesit bakar, lantai kamar mandi
menggunakan ukuran 20 x 20 anti slip kualitas klas I atas persetujuan
Direksi.
3. Pasangan border keramik memakai keramik dengan ukuran 10 x 40
cm kualitas I.
4. Pasangan border lantai dan Tangga Luar memakai Andesit Bakar
dengan ukuran Sesuai Gambar kualitas I.
5. Pasangan keramik dinding kamar mandi memakai keramik dengan
ukuran 25 x40 cm kualitas I, ditentukan kemudian sesuai dengan
persetujuan Direksi.

- Pelaksanaan Pemasangan Lantai


1. Susunan lapisan berturut – turut sebagai berikut :
a. Urugan tanah dipadatkan minimal 90% dari kepadatan kering
max (γd)
b. Lapisan pasir sebesar 10 cm dipadatkan dan disiram air.
c. Leveling concrete atau spesi 1 pc : 5 ps untuk lantai biasa
dan spesi 1 pc : 2 psuntuk lantai toilet.
d. Mortar 1 pc : 3 ps.
e. Keramik, atau bahan lain atas petunjuk Direksi.
2. Lantai yang akan dipasang keramik harus dipersiapkan dengan teliti
terlebih dahulu mengenai kepadatan, kerataan, maupun elevasi setiap
lantainya.
31

3. Pola pemasangan keramik harus ditentukan terlebih dahulu, dengan


memasang keramik kepala dan memilih keramik yang warna dan
Page

ukuran yang sama dan dibuat contoh pemasangan minimal 1 m 2


SPESIFIKASI TEKNIS

4. Siar diisi dengan adukan 1 pc : 2 ps halus sesuai dengan warna


keramik ditambah bahan aditive yang disetujui oleh Direksi sampai
mengisi penuh celah siar, tetapi tidak berlebihan.
5. Bekas – bekas semen harus segera dibersihkan dari permukaan
keramik sampai bersih benar, dan pemakaian dan pemakaian
pembersih kimia tidak diperkenankan tanpa persetujuan Direksi.
6. Keramik yang baru dikerjakan minimal selama tiga hari tidak boleh
diganggu, diinjak atau diberi beban lainnya.

- Hasil akhir yang dikehendaki


1. Lantai tidak bergelombang.
2. Kerataan atau kemiringan harus sesuai dengan gambar rencana.
3. Air harus dapat mengalir dengan lancar ke floordrain.
4. Lantai harus bersih dari sisa – sisa adukan semen, cat atau kotoran
lainnya.
5. Dibawah keramik tidak ada rongga sehingga keramik dapat melekat
dengan baik

Pasal 12
PEKERJAAN STYLE BALI

- Standart dan Bahan


1. Pekerjaan style Bali terdiri dari :
a. Pasangan Batu Candi + Bata Press + Palimanan
b. Pasangan Murda paras, Bentale dan ikut celedu parasex.
silekarang.
2. Semua bahan yang digunakan harus mempunyai kualitas I dan
ketebalan paras maupun batu minimal 2 cm.
3. Tempat, bentuk dan ukuran pekerjaan style Bali sesuai dengan
gambar rencana.

- Cara pelaksanaan
1. Sebelum pekerjaan style Bali dilaksanakan, khususnya untuk
pekerjaan yang mempunyai bentuk – bentuk khusus, kontraktor harus
membuat gambar kerja disertai dengan rencana pelaksanaannya.
Pekerjaan style Bali dapat dilaksanakan setelah gambar dan rencana
pelaksanaannya mendapat persetujuan direksi.
Biaya untuk membuat gambar dan rencana pelaksanaan menjadi
tanggung jawab kontraktor.
2. Pemasangan paras direkatkan dengan semen, sehingga pasangannya
menjadi kuat dan tidak mudah lepas.
32

- Hasil Akhir Yang Dikehendaki


1. Semua pasangan harus kuat, rapi, bersih, dan sesuai dengan gambar
Page

kerja baik bentuk maupun ukurannya.


SPESIFIKASI TEKNIS

2. Air semen atau bahan lainnya yang digunakan untuk perekat


pasangan tidak boleh kelihatan dari luar.
3. Pekerjaan style Bali dapat dinyatakan selesai setelah disetujui oleh
Direksi.

Pasal 13
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

- Listrik
Instalasi yang terpasang dianggap selesai 100% apabila sudah
mendapatkan SLO (Sertifikat Layak Operasi) dari PLN.

- Pemasangan Titik Lampu


Menggunakan Pipa PVC Listrik 5/6” / 3/4” dengan pemasangan sistem
inbow/tanam atau OB / luar sesuai dengan kebutuhan. Kecuali disebutkan
lain dalam gambar, kabel yang digunakan adalah type NYY 4 x 10 mm², NYY
3 x 2,5 mm², NYM 3 x 2,5 mm2 dengan merk setara Supreme dan kabel
tersebut sudah LMK atau persetujuan PLN dengan sistem semua kabel –
kabel masuk dalam pipa. Khusus pemasangan tanam menggunakan
inbowdos sebagai pemegang sakelar.Sakelar yang digunakan sesuai
dengankebutuhan dan diharapkan hindari penggunaan sakelar lebih dari 1
titik lampu.Untuk fitting yang digunakan sesuai dengan kebutuhan.Untuk
sakelar dan fitting setara Broco atau produksi dalam negeri.

- Pemasangan Titik Stop Kontak


Menggunakan pipa PVC listrik 5/8” / 3/4”, Kecuali disebutkan lain dalam
gambar kabel - kabel yang digunakan adalah NYM 3 x 2,5 mm² atau NYA 3 x
2,5 mm². Dan instalasi tersebut agar masuk dalam pipa.Cara pemasangan
ada pemasangan inbow atau tanam dan OB atau luar. Khusus untuk
pemasangan tanam menggunakan inbow dos sebagai pemegang stop
kontak. Penggunaan stop kontak sesuai dengankebutuhan. Stop kontak
yang digunakan adalah setara Broco.

- Pemasangan Sekering atau Panel


Ada sistem sekering kast, ada yang sistem pemakaian MCB sesuai dengan
kebutuhan. Penggunaan Kabel NYM, NYY dan NYA dengan ukuran sesuai
dengan beban atau watt yang diperlukan dan kabel tersebut sudah dengan
merk LMK atau sudah persetujuan PLN. Pemasangannya ada sistem tanam
dan luar.Untuk pemasangannya diusahakan pada tempat yang strategis
mudah dijangkau terhindar dari kelembaban hujan.

- Lampu
33

Semua lampu menggunakan komponen Philips dan dengan Armatur yang


digunakan terbuat dari bahan dengan kualitas setara Philips atau Saka Light
Page

atau Arto Light.


SPESIFIKASI TEKNIS

- Penangkal Petir
1. Umum
a. Yang dimaksud dengan sistem penangkal petir dalam pekerjaan
ini ialah semua penyediaan dan pemasangan sistem penangkal
petir, termasuk disini air terminal, penghantar down conductor,
electroda pentanahan dan peralatan lainnya seperti yang
ditunjukan dalam gambar rencana.
b. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah
mempelajari seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk
mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan ini.
c. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam
gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada
spesifikasi ini.
d. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau
peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan
pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti
bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan
ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan
biaya.

2. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah pengadaan dan
pemasangan instalasi penangkal petir jenis non radioaktif,
termasuk air terminal (batang penerima), down conductor
pentanahan/grounding dan bak kontrolnya serta peralatan lain
yang berkaitan dengannya sebagai suatu sistem keseluruhan
maupun bagian-bagiannya seperti yang tertera pada gambar-
gambar maupun yang dispesifikasikan.
b. Termasuk didalam pekerjaan ini adalah pengadaan
barang/material, instalasi dan testing terhadap seluruh material,
serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.
c. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum didalam gambar
maupun pada spesifikasi/syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk
pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga
dimasukkan kedalam pekerjaan ini.
d. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek
ini adalah pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek,
pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan
sistem penangkal petir sesuai dengan peraturan/standar yang
berlaku seperti yang ditunjukkan pada syarat-syarat umum untuk
menunjang bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak
34

tercantum pada syarat-syarat teknis khusus atau gambar


dokumen.
Page
SPESIFIKASI TEKNIS

3. Air Terminal
a. Air terminal haruslah jenis non radioaktif, self powered dan tidak
mempunyai bagian-bagian yang bergerak, dipasang oleh
pelaksana yang direkomendasi oleh pabrik pembuatnya.
b. Air terminal harus dari jenis yang mempunyai respon dinamis
terhadap terjadinya down leader dari petir dengan
membangkitkan elektron-elektron bebas dan menyebabkan
fotonisasi antar bagian yang ditanahkan dan bagian yang
terisolasi. Arus petir minimum yang bisa mengaktifkan air
terminal adalah 1500 A pada impulse 8/20 mikrodetik dan harus
mampu menyalurkan seluruh level arus petir yang mungkin
terjadi.
c. Radius perlindungan dalam bentuk collective volume dengan
radius perlindungan minimal 70 meter.
d. Air terminal harus tidak menimbulkan gangguan gelombang
dalam frekuensi radio (high frequency RFI), kecuali pada saat
terjadinya leader dan pada saat terjadinya sambaran balik (main
return strike).
e. Bentuk dari air terminal harus sedemikian rupa, sehingga
mengurangi kemungkinan terjadinya pelepasan ion korona pada
ujung runcingnya pada kondisi medan statis guruh.
f. Air terminal harus tidak mengalami korosi pada atmosfir normal.
g. Secara keseluruhan air terminal harus terisolasikan dari
bangunan yang dilindunginya pada seluruh kondisi.
h. Dilengkapi dengan FRP Support Mast dan Counter Stright.

4. Batang Peninggi
Sistem penangkal petir dipasang setinggi 1 (satu) meter dari atap
bangunan, atau sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya,
dan harus di sesuaikan dengan gambar arsitek.

5. Saluran / Penghantar
a. Saluran/penghantar haruslah memenuhi test standard IEC 60 –
1:1989 dari kabel high voltage. Saluran penghantar ini mampu
mencegah terjadinya side flashing dan electrification building.
Penghantar dari batang peninggi/tiang ke bak
kontrol pentanahan seperti gambar rencana.
b. Seluruh saluran penghantar, harus diusahakan tidak ada
sambungan baik yang horizontal maupun yang vertical/jalur
menara, dengan kata lain kabel tersebut harus menerus dan utuh
tanpa sambungan.

6. Sambungan Pada Bak Kontrol


35

Sambungan pada bak kontrol harus menjamin suatu kontak yang


baik antar penghantar yang disambung dan tidak mudah lepas.
Page
SPESIFIKASI TEKNIS

Sambungan harus diusahakan agar dapat dibuka untuk keperluan


pemeriksaan atau pengetesan tahanan tanah (ground resistance).

7. Penambat/Klem
Kabel yang turun kebawah vertikal harus diklem agar kuat, lurus dan
rapi dan ditambatkan pada rangka/dinding bangunan.

8. Pentanahan
Tahanan tanah harus lebih kecil dari 2 Ohm. Ground rod harus
terbuat dari tembaga seperti gambar rencana, ditanamkan
kedalam tanah secara vertikal sedalam minimal 12 (dua belas)
meter dan harus mencapai air tanah.

9. Bak Kontrol
Pada setiap ground road harus dibuatkan bak pemeriksaan (bak
kontrol). Sambungan dari Down Conductor ke elektroda Pentanahan
harus dapat dibuka untuk keperluan pemeriksaan tahanan tanah.
Bak kontrol banyaknya sesuai gambar rencana.Sambungan/klem
penyambungan harus dari bahan tembaga.

10. Pemasangan Air Terminal/Penangkal Petir


Pemasangan air terminal (head) dipasang sesuai gambar rencana.

11. Surat Ijin


a. Kontraktor harus mempunyai ijin khusus dan berpengalaman
dalam pemasangan penangkal petir dan dibuktikan dengan
memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah dikerjakan.
b. Kontraktor berkewajiban dan bertanggung jawab atas
pengurusan perijinan instalasi sistem penangkal petir oleh
instalasi Depnaker wilayah setempat hingga memperoleh
sertifikasi/rekomendasi.
12. Pengujian/Pengetesan
Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang
dipasang, maka harus diadakan pengetesan terhadap instalasinya
maupun terhadap sistem pentanahannya. Pengetesan yang harus
dilakukan :
a. Grounding Resistant test :
Ukuran tahanan dari pentanahan dengan mempergunakan
metode standard.
b. Continuity test : Kontraktor harus memberikan laporan hasil
testing tersebut.

13. Referensi Produk


36

Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi


spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif
Page

lain yang setaraf dan Kontraktor baru dapat menggantinya bila


SPESIFIKASI TEKNIS

sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan Manajemen


Konstruksi dan Pemberi Tugas. Referensi produk yang dapat dipakai
adalah sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Teknis Produk


Jenis Non Radio aktif
LPI Guardian, System
1 Air Terminal Radius perlindungan
3000, HELITA, EF, Viking-6
min 70 meter
Dilengkapi dengan FRP
(Batang
2 Support Mast dan
Penerima)
Counter Stright
Kabelindo, Kabel Metal,
3 Conductor HV Cable N2XSY
Tranka, Supreme, Voksel
4 Pipa Galvanized - Medium Class Bakrie, Spindo, PPI

Pasal 14
PEKERJAAN PLAFOND

- Bahan
1. Rangka Hollow 40 x 40 x 0,4 mm (anti karat galvalume).
2. Plafond Gypsum 9 mm setara Jayaboard atau Khauf atau Firestop
dan rangka Plafond Metal Furing.
3. List yang digunakan adalah gypsum 7cm x 7cm.
4. Jointing Compound dari Jayaboard atau Khauf atau Firestop
5. Plafond Kalsiboard setara Jayaboard atau Khauf atau Firestop Dan
rangka Plafond Metal Furing.
6. List Plafond Fiber Semen strep smooth setara Shera komposisi 70%
semen dan 30% fibre cellulose.
7. Plastering Accessories.

- Ukuran
1. Profil Rangka hollow 40x40x0,4 mm (Metal Furing),
2. Plafond Selasar, KM/WC dan Over Stek Kalsiboard (122 mm x
244 m x 05 mm)
3. List Plafond Fiber Semen strep smooth setara Shera
(8x75x3000 mm)
4. Dalam Ruangan Plafond Gypsum 9 mm
5. List Gypsum Dalam Ruangan 7/7
6. Penggantung drat (Metal Furing), besi dengan jarak 1m x 60cm
7. Atau bahan lain atas petunjuk dan persetujuan Direksi.
37

- Penutup :
Bentuk penutup plafond sesuai dengan gambar rencana.Plafonddidalam
Page

Ruangan menggunakan Plafond Gypsum 4 mm setara Jayaboard dengan list


SPESIFIKASI TEKNIS

plafond 7/7, sedangkan untuk area Selasar dan over stek serta KM/WC
menggunakan List Plafond Fiber Semen strep smooth setara Shera
(8x75x3000 mm). Rangka memakai hollow 40x40 dengan tebal 4 mm dengan
jarak rangka 1m x60 cm.

- Pelaksanaan
1. Balok induk minimum dipasang tiap jarak 60 cm.
2. Jarak balok-balok disesuaikan dengan pemasangan penutupnya.
3. Rangka plafond harus digantung dengan baik dan kokoh pada kuda
- kuda di atasnya.
4. Sistem sambungan harus sudah cukup kuat, sedang paku -
paku dan alat penyambung lainnya hanya sebagai
pelengkapanUkuran dan pola plafond harus sama dengan
gambar atau mendapat persetujuan Direksi.

- Hasil Akhir Yang Dikehendaki


1. Pola sesuai dengan rencana atau petunjuk Direksi.
2. Plafond rata, tidak bergelombang dan retak.
3. Garis - garis alur, lurus, rapi, dengan jarak alur seragam.

Pasal 15
PEKERJAAN LISTPLANK

Listplank dipasang setelah pemasangan usuk atau baja ringan Bahan - bahan
yang digunakan adalah Fiber Semen dan 30% fibre cellulose dengan Fiber
semen ukuran (16x240x3000 mm), untuk tatab di pakai Fiber semen ukuran (
10x3000mm ). Pemasangan listplank harus lurus, rapi, rata, kayu yang dipakai
ukuran sesuai gambar detail.

Pasal 16
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

- Adukan dan Plesteran Siap Pakai .


Adukan dan Plesteran Khusus Pasangan Batu Bata Ringan. Adukan khusus
untuk pemasangan bata ringan harus terdiri dari bahan semen, pasir silika
dengan besar butir maksimal 3 mm, bahan pengisi untuk meningkatkan
kepadatan, dan bahan tambahan yang larut air, yang dicampur rata dalam
keadaan kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya menambahkan air
dalam jumlah tertentu, seperti MU-301 buatan PT Cipta Mortar Utama.

- Acian Khusus.
38

Acian khusus untuk permukaan pasangan batu bata ringan harus terdiri dari
bahan semen, tepung batu kapur dan bahan tambahan lainnya yang telah
Page

dicampur rata dalam keadaan kering sehingga adukan siap pakai dengan
SPESIFIKASI TEKNIS

hanya menambahkan air dalam jumlah tertentu, seperti MU-200 buatan PT


Cipta Mortar Utama.

- Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat – zat organik yang
bersifat merusak. Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak
perlu diuji. Pada dasarnya semua air, kecuali yang telah disebutkan di atas,
harus diuji sesuai ketentuan AASHTO T26 dan / atau disetujui Pengawas/
Direksi

- Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pencampuran. Adukan husus. Adukan khusus untuk pasangan batu
bata ringan harus dicamput sesuai petunjuk dan rekomendasi dari
pabrik pembuatnya.
2. Persiapan dan Pembersihan Permukaan. Semua permukaan yang akan
menerima adukan dan / atau plesteran harus bersih, bebas dari
serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang mengganggu. Pekerjaan
plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya pemasangan
instalasi listrik dan air dan seluruh bagian yang akan menerima
plesteran telah terlindung di bawah atap. Permukaan yang akan
diplester harus telah berusia tidak kurang dari dua minggu. Bidang
permukaan tersebut harus disiram air terlebih dahulu dengan air hingga
jenuh dan siar telah dikerok sedalam 10 mm dan dibersihkan.

- Pemasangan.
Plesteran Batu Bata Ringan.
1. Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan
pembersihan selesai.
2. Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang
plesteran dibagi – bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos –
kelos sementara dari bambu.
3. Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak
dengan menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan
kerataan bidang.
4. Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya,
permukaan dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata
dan tidak kepingan – kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran.
5. Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan
akan dilapis dengan bahan lain.
6. Sisa – sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
7. Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan
dengan bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar
Kerja, dibuat dengan menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang
39

telah diserut rata, rapi dan siku. Tidak diperkenankan membuat tali air
dengan menggunakan baja tulangan.
Page
SPESIFIKASI TEKNIS

Plesteran Permukaan Beton.


1. Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan,
dibersihkan dari bagian – bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian
diplester.
2. Permukaan beton harus bersih dari bahan – bahan cat, minyak, lemak,
lumur dan sebagainya sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
3. Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja. Setelah
plesteran selesai dan mulai mengeras, permukaan plesteran dirawat
dengan penyiraman air.
4. Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak – retak,
tidak tegak lurus dan sebagainya harus diperbaiki.

- Ketebalan Adukan dan Plesteran.


Tebal adukan dan / atau plesteran 10 – 25 mm, kecuali bila dinyatakan lain
dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

- Pengacian.
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga
plesteran menjadi rata, halus, tidak ada bag yang bergelombang, tidak ada
bag yang retak dan setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah
kering betul. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan,
Kontraktor harus selalu menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air
sampai jenuh, sekurang – kurangnya dua kali setiap harinya.

- Pemeriksaan dan Pengujian.


Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor
setiap waktu harus memberi kemudahan kepada Pengawas Lapangan untuk
dapat mengambil contoh pada bag yang telah diselesaikan. Bagian yang
ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan dengan cara
yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek.

Pasal 17
PEKERJAAN PENGECATAN

- Bahan
1. Untuk cat tembok luar digunakan cat dari produk dengan kualitas setara
Finilex, yang tahan terhadap cuaca atau sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan Direksi.
2. Untuk cat bagian dalam tembok bangunan menggunakan cat dengan
kualitas setara Finilex
3. Jenis dan warna cat sesuai dengan petujuk Direksi selambat -
lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pekerjaan pengecatan, Kontraktor
harus mengajukan daftar cat yang akan digunakan kepada Direksi
40

untuk mendapatkan persetujuannya.


4. Politur setara Mowilex digunakan untuk polituran daun pintu panil dan
Page

Kusen.
SPESIFIKASI TEKNIS

- Pelaksanaan
1. Tembok atau Plafond
a. Pastikan permukaan tembok atau plafond yang akan dicat dalam
keadaan kering, bebas dari segala jenis kotoran yang melekat.
b. Setelah tembok benar - benar bersih, oleskan Plamur keseluruh
permukaan tembok atau plafond.
c. Setelah Plamur cukup kering diamplas halus, dilanjutkan dengan
lapisan pertama top coating.
d. Lapisan kedua top coating dilanjutkan setelah lapisan cat pertama
betul -betul kering ( jangan sekali - kali melakukan pengecatan lapis
kedua sebelum lapisan pertama betul - betul kering, karena akan
berakibat kegagalan pengecatan,cat akan meleleh dan tertarik oleh
kuas atau roll).

2. Cat Kayu atau Besi


a. Pastikan seluruh bidang permukaan kayu atau Besi yang akan di
cat telah bersih dari segala kotoran, dan telah diamplas halus.
b. Lapisan pertama atau meni menggunakan Cat Primer ( Kayu atau
besi).
c. Setelah itu permukaan kayu di amplas lagi sampai halus.
d. Setelah kering dilanjutkan dengan lapis pertama top coating
dengan.
e. Lapisan kedua top coating dilakukan setelah lapisan pertama benar -
benar kering.

3. Pekerjaan Politur Womilex.


Permukaan yang dipolitur harus diamplas halus dan rata dengan amplas
dan harus benar - benar bersih dari debu dan kotoran lainnya. Kemudian
permukaan tersebut dipolitur lapis demi lapis sebanyak tiga kali.
- Hasil Akhir Yang Dikehendaki
1. Bidang cat rata, tidak bergelombang, tidak retak dan warnanya sama.
2. Bebas dari kotoran - kotoran atau noda - noda lain.
3. Benangan dan alur - alur harus tajam dan lurus.

Pasal 18
PEKERJAAN SANITAIR

- Pekerjaan Saluran Air Bersih


Diameter pipa yang digunakan adalah sesuai dengan gambar rencana.
1. Pekerjaan instalasi air bersih dikerjakan oleh instalatur yang
mempunyai ijin kerja dari instansi yang berwenang yang berlaku
untuk tahun kerja tersebut dan mendapat persetujuan dari Direksi.
41

2. Pipa - pipa yang sudah terpasang tidak boleh ditimbun sebelum


disetujui Direksi dan pemasangan pipa didalam bangunan adalah
Page

bersifat inbow.
SPESIFIKASI TEKNIS

3. Pipa - pipa yang melintas jalan harus dilindungi dengan pipa


pelindung yang berdiameter 2 kali lebih besar dari pipa yang
dipasang.
4. Pekerjaan yang harus dilaksanakan ialah pemasangan dan
pennyambungan saluran air minum lengkap dengan kran - krannya
sampai keluar airnya.
5. Bahan - bahan yang digunakan untuk instalasi air bersih serta cara -
cara pelaksanaan teknisnya harus memenuhi syarat - syarat dalam
A.V, peraturan pemerintah setempat, gambar dan spesifikasi
instalasi.
6. Semua instalasi air minum harus ditest dengan tekanan sekurang -
kurangnya 6 (enam) atmosfir atau selama 30 menit atas persetujuan
jawatan yang bersangkutan.
7. Setelah pemasangan pipa selesai, saluran pipa di halaman harus
diurug dan dipadatkan sampai rata tanah semula.
8. Sebelum pekerjaan dimulai, instalatur harus mengajukan gambar-
gambar rencana pelaksanaan yang diperlukan.
9. Pipa - pipa air bersih : Pipa PVC
10. Penggunaan pipa PVC sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi
yang telah disetujui. Perbandingan diameter dan tebal pipa PVC
adalah sebagai berikut:

Diameter dalam pipa Tebal dinding minimum

50 mm & 75 1,6 mm

100 mm & 125 mm 2,0 mm

150 mm 2,5 mm

200 mm 3,1 mm
a. Fitting - fitting atau alat penyambung yang digunakan harus dari
jenis standard produkpipa dan mendapat persetujuan Direksi .
b. Pipa dan fitting harus disambungkan dengan memakai ring karet
dan perekat khusus dan cara - cara lain yang disetujui Direksi.
c. Untuk fitting pada ujung sambungan kran pakai yang dari besi.

- Perlengkapan Sanitair Yang Dipasang Meliputi :


1. Pasangan closet Jongkok
setara TOTO lengkap dengan accessories (termasuk kran, selang
flexible, jet shower, fitting dan materialbantu lainnya) sehingga bisa
berfungsi dengan baik. Typeyang digunakan mendapat persetujuan dari
Direksi.Closet harus terpasang kokoh dengan letak dan ketinggian
42

sesuai dengan gambar kerja.


Page
SPESIFIKASI TEKNIS

Kemudian semua noda – noda bekas semen dan kotoran – kotoran


lainnya harus dibersihkan dari closet.

2. Pasangan Wastafel setara TOTO


Pasangan Wastafel yang dipakai adalah setara TOTOlengkap dengan
accessories (termasuk kran, selang flexible, leher angsa, fitting dan
material bantu lainnya) sehingga bisa berfungsi dengan baik.dengan
type mendapat persetujuan dari Direksi. Wastafel harus terpasang
kokoh dengan letak dan ketinggian sesuai dengan gambarkerja.
Kemudian semua noda – noda bekas semen dan kotoran – kotoran
lainnya harus dibersihkan dari wastafel.

3. Pasangan Floor Drain


Floor drain dengan lubang 3” lengkap dengan siphon dan tutup
berengsel. Sebelum dipasang floor drain harus ditunjukkan kepada
direksi untuk mendapatkan persetujuan. Tempat yang akan dipasang
floor drain, penutup lantainya harus dilubangi dengan rapi dengan
bentuk dan ukuran sesuai dengan ukuran floor drain. Hubungan
saringan metal dengan beton atau lantai, menggunakan perekat beton
kedap air dan pada lapisan teratas, diisi dengan lem khusus untuk itu
setebal 5 mm. Floor drain terpasang rapi pada tempatnya dan bersih
dari noda–nodaatau kotoran–kotoran.

4. Pekerjaan kran.
a. Stop kran untuk air bersih dipakai dari kuningan dengan skrup
tekanan rendah yang disetujui Direksi atau Owner.Untuk kran kamar
mandi stainless setara TOTO dengan bentuk atau type sesuai
petunjuk Direksi.
b. Kran – kran harus dipasang pada pipa dengan kuat dan siku dan
tidak terjadi kebocoran – kebocoran serta penempatannya sesuai
dengan gambar kerja.

- Pekerjaan Saluran Air Kotor dan Kotoran


1. Pasangan pipa air kotor dan kotoran harus dipasang dengan
kemiringan tidak kurang dari 1 : 100 dan untuk penyaluran ke bawah
harus dipasang tegak.
2. Pipa air harus dipasang sebaik mungkin dengan tidak ada kebocoran
– kebocoran, sehinggan tidak ada bau busuk yang keluar.
3. Untuk pipa panjang diusahakan sedikit mungkin ada sambungan.
4. Pipa – pipa dipasang sedemikian rupa shingga tidak banyak terjadi
tekanan – tekanan dari luar dan diklem setiap jarak maksimal 1,5 m.
5. Semua benda yang dapat menyumbat harus dibersihkan dari dalam
43

pipa sebelum fitting dipasang. Uliran harus dipotong dengan teliti agar
yang kelihatan di luar fitting tidak lebih dari 3 ulir.
Page
SPESIFIKASI TEKNIS

6. Ujung – ujung pipa dan lubang pipa lainnya harus tertutup selama
dalam persiapan pemasangan.
7. Saluran kotor dan kotoran harus terpasang tertutup dari pandangan
umum.
8. Sebelum semua pekerjaan perpipaan dinyatakan selesai terpasang,
harus ditest terlebih dahulu terhadap kelancaran dan kebocoran –
kebocoran.

- Pengujian dan flusing


1. Pipa yang telah dipasang harus ditest diuji pada setiap
sambungannya untuk diketahui apakah penyambungan pipa sudah
dilakukan dengan sempurna.
2. Pengetesan pipa dilaksanakan harus dengan sepengetahuan dan
disaksikan oleh direksi Tenis. Pengetesan ulang harus dilaksanakan
kembali bila hasil pengetesan belum mendapat persetujuan direksi
proyek.
3. Bila tidak ditentukan lain, maka semua biaya yang timbul akibat
pekerjaan pengetesan ini menjadi tanggung jawab rekanan.
4. Pengetesan pipa harus dilakukan dengan tekanan kerja minimal 3 bar
pipa air bersih interior gedung, dan pipa air bersih yang berada diluar
(ekterior) gedung dengan tekanan 8 bar yang ditunjukkan pada jarum
manometer, danapabila selama 1(satu) jam tekanan tidak berubah
atau turun, test dinyatakan berhasil dan dapat diterima.
5. Sebelum dilaksanakan pengujian semua udara harus dikeluarkan dari
dalam pipa dengan cara mengisi pipa dengan air sampai penuh. Bila
pada jalur pipa yang diuji tidak terdapat valve pembuangan udara (air
valve) rekanan dapat memasang kran pembuang udara pada tempat
yang disetujui direksi proyek. Setelah udara habis terbuang dari dalam
pipa, keran pembuang udara dapat dituup rapat-rapat dan kemudian
pengujian dapat dilakukan.
6. Saat - saat dilaksanakan pengujian, semua keran - keran harus dalam
keadaan tertutup. Lama pengujian dilaksanakan minimum 60 menit.
7. Pipa dan perlengkapan lain yang rusak harus diganti dengan yang
baru. Penambalan dengan bahan apapun tidak diperkenankan
8. Rekanan harus mencuci semua pipa yang sudah selesai dipasang.
9. Air yang dipakai untuk mencuci pipa tersebut adalah air bersih
(portable) yang di setujui direksi proyek. Pengurasan dilaksanakan
mulai dari ujung pipa yang sudah dipasang dan dibuang kesaluran -
saluran drainage, secara berangsur - angsur segala kotoran-kotoran
yang ada didalam pipa dibersihkan.
44
Page
SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 19
PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

- Pekerjaan Penggantung
1. Engsel setara Solid dipasang untuk semua pintu dan dipasang
sebanyak 3 buah untuk masing – masing daun pintu panil.
2. Untuk daun jendela menggunakan engsel setara Solid untuk semua
daun jendela dan dipasang masing – masing 2 buah untuk masing –
masing daun.
3. Jarak pemasangan engsel dari tepi atas atu bawah daun adalah 20
cm ke as engsel.
4. Posisi dudukkan engsel pada alur kusen dibuat satu garis lurus
vertikal dan disesuaikan dengan tebal plat engsel.
5. Perekatan engsel dengan kusen dan daun menggunakan screw atau
rivert.
6. Lakukan pengecekan final terhadap operasional, kelengkapan
pasangan paku ulir atau rivert, engsel dan kunci.
7. Kait angin setara Solid dipasang sebanyak 2 buah untuk masing –
masing jendela.

- Pekerjaan Pengunci
1. Semua kunci pintu menggunakan kunci setara Solid
2. Semua daun jendela dan pintu dilengkapi dengan grendel setara
Solid
3. Espanolet setara Solid dipasang pada daun pintu double.
4. Apabila tidak ditentukan lain, jarak pemasangan kunci dari elevasi
lantai keramik ke as kunci adalah 90 s/d 100 cm.
5. Perekatan kunci dengan kusen dan dengan daun pintu menggunakan
screw atau rivert.
6. Dalam membuat lubang dudukan kunci tidak dibenarkan
melakukannya dalam keadaan pintu tergantung atau terpasang.
7. Lakuakan pengecekan final terhadap operasional, kelengkapan
pasangan paku ulir atau rivert engsel dan kunci.
8. Beriakan proteksi pada handle kunci dari benturan, goresan,
kotoran cement dan lain – lain yang sulit dihilangan.

Pasal 20
DINDING PARTISI

- Bahan
1. Rangka Hollow Frame 5 cm x 5 cm (frame dalam).
2. Rangka Hollow 4cm x 4 cm
45

3. Tebal Pintu (±) 78 mm.


4. Rockwoll 60 kg/m3.
Page

5. Mdf 12 mm
SPESIFIKASI TEKNIS

6. Aluminium Profile anodize ( fream luar).


7. Rubber.
8. Mekanik atas bawah.
9. Menggunakan rel atas dan bawah geser satu persatu.
10. Hpl ( warna persetujuan direksi ).
11. Alat penggantung Besi siku 4x4.
12. Besi penunjang hollow 5 cm x 10 cm.

- Ukuran
1. Rangka Hollow Fream 5cm x 5cm ( fream dalam ).
2. Rangka Hollow 4cm x 4cm.
3. Rockwoll 60 kg/m3.
4. Mdf 12 mm.
5. Tinggi pintu 3 m, Lebar 50 cm dan Tebal pintu 7,8 cm.
6. Rell besi Wina 55 x 68 ( 2mm thick).
7. Roda Besi 137 x 57 x 41 (6mm thick).

- Penutup :
Penyekat partisi Type SOREPA dengan penutup memakai Hpl (warna
persetujuan direksi ).

- Pelaksanaan
1. Pemasangan balok untuk pemegang rel atas turun lagi 40 cm
dari plafon.
2. Jarak spelling atas dan bawah pintu adalah 2,5 cm.
3. Rell pintu partisi harus digantung dengan baik dan kokoh.
4. Sistem pengunci dinding partisiharus sudah cukup kuat, harus
sama dengan gambar atau mendapat persetujuan Direksi.

- Hasil Akhir Yang Dikehendaki


1. Dimensi sesuai dengan rencana atau petunjuk Direksi.
2. Dinding Partisi rata, tidak bergelombang dan retak.
3. Dinding Partisi lurus, rapi, dengan jarak alur seragam.

PasaL 21
JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN

Sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis menurut syarat-syarat


Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dalam keadaan siap pakai harus
selalu tersedia di lapangan. Bila terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan
yang memerlukan perawatan serius, kontraktor harus segera membawa korban
ke rumah sakit terdekat dan melaporkan kejadian tersebut kepada pemilik
46

proyek. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan cukup, serta
memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas/pekerja, baik yang
Page

berada di bawah kekuasaannya maupun yang berada di bawah pihak ketiga.


SPESIFIKASI TEKNIS

Kontraktor wajib meyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak bagi
semua petugas dan pekerja di lapangan. Kecuali untuk menjaga keamanan,
membuat tempat penginapan bagi para pekerja tidak diperkenankan berada di
lapangan pekerjaan. Kontraktor wajib menyiapkan peralatan perlengkapan
keselamatan kerja berupa helm, sepatu, sarung tangan, masker, baju rompi bagi
tenaga kerjanya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja termasuk rambu-
rambu pengaman di sekitar lingkungan kerja. Segala hal yang menyangkut
jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, wajib diberikan oleh kontraktor
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 22
KEAMANAN PROYEK

Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan, terhadap barang-barang milik


proyek, Supervise atau pengawas teknik dan milik pihak ketiga yang ada di
lapangan baik terhadap pencurian maupun perusakan. Bila terjadi kehilangan
atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi tanggung jawab
kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah atau
pengunduran waktu pelaksanaan. Apabila terjadi kebakaran, kontraktor
bertanggung jawab atas akibatnya.Untuk itu kontraktor harus menyiapkan alat-
alat pemadam kebakaran yang siap pakai, ditempat – tempat yang stateg dan
mudah dicapai. Kontraktor wajib mengasuransikan seluruh pekerjaan dan pihak
–pihak yang terlibat didalamnya (all risk) pada perusahaan Umum Asuransi yang
di setujui oleh pemberi tugas. Maka pertanggungan ditetapkan sejak tanggal
diterbitkannya SPMK sampai dengan tanggal berakhirnya masa pemeliharaan.
Kecuali atas persetujuan kontraktor dan Supervisi, maka tidak diperkenankan
antara lain :
1. Pekerja menginap ditempat pekerjaan.
2. Memasak ditempat pekerjaan.
3. Menjual makanan, rokok dan sebagainya di tempat bekerja.
4. Keluar masuk dengan bebas bagi yang tidak berkepentingan dalam areal
proyek.

PasaL 22
PENUTUP

Kontraktor wajib membuat as built drawing dan setelah pembangunan selesai


100%, gudang bahan, direksikeet dan semua sampah, bahan – bahan yang
tidak berguna harus dibersihkan. Untuk biaya upacara bangunan yang telah
selesai dikerjakan ditanggung oleh Kontraktor dengan klasifikasi maksimal
tingkat madya, tanpa memasukkan nilainya dalam penawaran. Apabila pada
uraian dan syarat – syarat pekerjaan atau hal – hal lain yang berkaitan dengan
47

kegiatan ini belum disebutkan namun hal tersebut secara teknis menuntut harus
Page
SPESIFIKASI TEKNIS

dikerjakan yang sama sekali tidak bisa ditiadakan, maka hal – hal tersebut
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Denpasar, Desember 2018


Kepala Satuan Kerja
Penataan Bangunan Dan Lingkungan
Provinsi Bali

I Nyoman Sutresna, ST
NIP. 19641103 199703 001

48
Page

Anda mungkin juga menyukai