Anda di halaman 1dari 109

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

PASAL 1
RENCANA KERJA DAN SYARAT UMUM
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan Elektrikal yang dikerjakan dalam kontrak ini meliputi pengadaan,
pengiriman, instalasi, testing dan commissioning sehingga baik perbagian
maupun sistem secara keseluruhan dapat bekerja dan beroperasi secara baik dan
efisien sesuai dengan yang standar-standar acuan yang direncanakan. Termasuk
di dalam lingkup pekerjaan ini adalah jaminan kualitas peralatan maupun sistem
selama 2 (dua) tahun sejak dilakukannya serah terima kedua dari penyedia jasa
kepada pemberi kerja. Lingkup tugas dan tanggung jawab adalah sebagai berikut
ini:

1. Pekerjaan Listrik dan Instalasi


Pekerjaan Listrik dan Instalasi meliputi:
 Penyambungan Daya dari PLN ke Power House Fisipol
 Pengadaan dan Cubicel TM, meliputi Incoming, Metering dan
Transformator Protection
 Pengadaan dan pemasangan LVMDP
 Pengadaan dan pemasangan Automatic Modular Capacitor Bank System
dengan PF 0.95
 Pengadaan dan Pemasangan Transformator
 Pengadaan dan Pemasangan Kabel TM dan Kabel TR
 Pengadaan dan Pemasangan Generator Set
 Pengadaan dan Pemasangan SDP
 Pengadaan dan pemasangan panel-panel distribusi
 Pengadaan dan Pemasangan Panel Pompa
 Pengadaan dan Pemasangan Panel AC
 Pengadaan dan pemasangan Fixtures
 Pekerjaan instalasi Lampu Penerangan bangunan dan lampu penerangan
lingkungan
 Pengadaan dan pemasangan instalasi stop kontak
 Pengadaan dan pemasangan cable tray serta cable ladder
 Pekerjaan Sistem Pembumian
 Pengurusan ijin-ijin
 Melaksanakan Test Comissioning
 Melaksanakan pelatihan
 Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi

2. Pekerjaan Sistem Penyalur Petir


 Pengadaan dan pemasangan system Penyalur Petir jenis Electrostatic
MEP - 1
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

 Pengadaan dan pemasangan striking counter


 Pegadaan dan pemasangan Obstruction Lamp 60 Watt
 Pengadaan dan pemasangan Down Conductor
 Pengadaan dan pemasangan Grounding system 2 Ohm
 Pengurusan ijin-ijin

3. Pekerjaan Fire Alarm Control System


Pekerjaan Fire Alarm Control System Semi Addressable meliputi:
 Pengadaan dan pemasangan unit utama FACP tipe Semi Adressable
 Pengadaan dan pemasangan instalasi Photoelectric type Smoke Detector
 Pengadaan dan pemasangan instalasi Rate Of Rise Temperature Detector
 Pengadaan dan pemasangan Indicator Lamp, Alarm Bell dan Manual
Station Break Glass
 Pengurusan ijin-ijin
 Pekerjaan test commissioning
 Melaksanakan pelatihan
 Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi

4. Pekerjaan Komunikasi Data dan Suara


Pekerjaan Komunikasi data dan suara meliputi :
 Pengadaan dan pemasangan Core Switch
 Pengadaan dan pemaangan User Switch
 Pengadaan dan pemasangan Analog Port For Faximile
 Pengadaan dan pemasangan Hand Set IP Telephone
 Pengadaan dan pemasangan Wifi Transmitter Access Point WPA Series
 Pengadaan dan pemasangan sistem distribusi telekomunikasi data
sampai dengan outlet data
 Pengadaan dan pemasangan PABX
 Melakukan migrasi Sistem Data dengan PABX
 Mengurus ijin-ijin dan penyambungan telphone ke Telkom
 Melaksanakan pemprograman sistem sesuai dengan yang dibutuhkan
user
 Melaksanakan test commisioning
 Melaksanakan pelatihan
 Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan
perawatan

5. Pekerjaan Tatasuara
 Pengadaan dan pemasangan Amplifier Set
 Pengadaan dan pemasangan Horn Speaker
 Pengadaan dan pemasangan Sistem instalasi Tatasuara sesuai dengan
gambar perencanaan
MEP - 2
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

 Melaksanakan test commisioning


 Melaksanakan pelatihan
 Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan
perawatan

6. Pekerjaan Nuse Call


 Main Conrol System Nuse Call
 Pengadaan dan pemasangan Annuciator, Programmable display
 Pengadaan dan pemasangan Ipnet Call Pnit General – Code Blue icon
 Pengadaan dan pemasangan Flashing Over door light LED Red, British
Plate
 Melaksanakan test commisioning
 Melaksanakan pelatihan
 Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan
perawata

1.2 STANDAR DAN REFERENSI


1. Standar dan Referensi
Standar dan referensi yang dipakai dalam proyek ini harus sesuai dengan
standard :
 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)
 Standard Nasional Indonesia (SNI)
 International Electrotechnical Commission (IEC)
 National Electric Code (NEC)
 Standards Association Australia (SAA)
 Britist Standard Institution (BSI)
 Panduan Pemasangan Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk
Pencegahan
 Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung
 Peraturan-peraturan setempat
 Peraturan PLN
 Peraturan Keselamatan Kerja
 Peraturan Instansi yang berwenang
 Peraturan-peraturan lain yang berhubungan dengan pekerjaan yang
dikerjakan.

2. Persyaratan Pemborong Listrik


Persyaratan yang melaksanakan proyek ini adalah sebagai berikut:
 Pemborong Listrik harus anggota dari AKLI
 Harus mempunyai Pas Instalatir kelas C yang masih berlaku sampai
pekerjaan ini selesai

MEP - 3
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

 Harus mempunyai Surat Ijin Pemborongan sesuai dengan ketentuan


Undang-undang Jasa Konstruksi no 18 tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi dan Undang-undang no 20 tahun 2002 tentang
Ketenagalistrikan
 Harus mempunyai tenaga ahli minimal bersertifikat Ahli Madya di
bidang listrik yang berafiliasi dengan Asosiasi Profesionalis Elektrikal
Indonesia (APEI)

3. Garansi
Semua pekerjaan dalam lingkup ini harus mempunyai jaminan kualitas baik
peralatan maupun sistem instalasinya.
 Cakupan garansi untuk peralatan utama selama 1 (satu) tahun
 Cakupan garansi sistem instalasi selama 1 (satu) tahun atau sesuai
dengan masa pemeliharaan proyek

1.3 GAMBAR-GAMBAR KERJA


Setelah daftar bahan bersesuaian dengan keadaan lapangan /lokasi dan disetujui
oleh Direksi Proyek, kontraktor masih harus menyediakan gambar-gambar kerja
(shop drawing) untuk mendapatkan persetujuan dari direksi proyek.
Dalam gambar kerja, lebih dijelaskan katalog dari manufacture, dimensi-dimensi,
data performance, nama badan usaha yang menyediakan spare part dan after sales
service untuk material-material tertentu. Dalam gambar kerja harus jelas terlihat
dan dijamin bekerjanya peralatan di dalam sistem secara keseluruhan. Bila dirasa
perlu adanya perubahan ataupun penyimpangan dari sistem yang direncanakan
sebelumnya sehubungan dengan daftar bahan yang diajukan, pada prinsipnya
dapat dilakukan sepanjang didukung dengan alasan tertulis dari pabrikan atau
prinsipal/distributor utama dari peralatan tersebut. Perubahan di atas haruslah
mendapatkan persetujuan dari Direksi Projek dan tidak membawa akibat
pertambahan biaya.

1.4 KOORDINASI PEKERJAAN


Untuk kelancaran pekerjaan, maka setiap pemborong harus berkoordinasi atau
menyesuaikan pelaksanaan pekerjaan dengan pemborong lainnya atau sesuai
dengan petunjuk Direks Projek, sebelum pekerjaan dimulai. Gangguan dan
konflik haruslah dihindari

1.5 PERSYARATAN UMUM BAHAN DAN PERALATAN


1. Syarat-syarat Dasar
 Untuk menjamin keaslian, pelayanan purna jual, ketersediaan spare part
dan tanggung jawab garansi, maka semua barang dan peralatan
import, harus mendapatkan dukungan dari principal atau agen yang
berada di Indonesia.

MEP - 4
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

 Untuk menjamin keaslian, pelayanan purna jual, ketersediaan spare part


dan tanggung jawab garansi, maka semua barang dan peralatan lokal,
harus mendapatkan dukungan dari pabrikan lokal.
 Semua bahan atau peralatan harus baru, dalam arti bukan barang bekas
atau hasil perbaikan
 Bahan atau peralatan harus mempunyai kapasitas yang cukup
 Harus sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan yang telah ditentukan
secara khusus seperti tercantum pada bagian RKS dan Sfesifikasi Teknis
untuk masing-masing jenis pekerjaan yang secara rinci.
 Ukuran fisik harus cukup dan tidak meminta ruangan lebih besar dari
yang telah telah disediakan
 Kapasitas yang tercantum baik dalam gambar atau spesifikasi merupakan
ukuran minimum. Penyesuaian dalam pemilihan boleh dilakukan oleh
kontraktor dengan syarat-syarat sebagai berikut :
- Mendapatkan persetujuan dari Direksi Proyek
- Tidak menyebabkan tambahan peralatan
- Sistem tidak menjadi lebih sulit
- Tidak membutuhkan tambahan ruang
- Tidak menyebabkan pertambahan biaya operasi dan pemeliharaan

2. Syarat-syarat Fisis
 Bahan atau peralatan dari klasifikasi atau tipe yang sama, diminta dari
merk atau dibuat oleh pabrik yang sama
 Apabila suatu unit peralatan terdiri dari bagian-bagian komponen, maka
seluruh bagiannya sebaiknya dari merk yang sama

3. Syarat-syarat Administrasi Teknis


 Untuk menjamin keaslian produk, maka semua material dan peralatan
yang dipasang harus dilengkapi dengan certificate of Origin
 Certificate of Origin harus disertakan bersamaan dengan pengiriman
material/peralatan
 Certificate of Origin harus ditunjukan kepada Direksi Projek dan Direksi
Projek diberi copynya
 Certificate of Origin disampaikan kepada pengguna jasa (owner) sebagai
kelengkapan administrasi serah terima pertama

1.6 DAFTAR MATERIAL


Dalam waktu tidak lebih dari dua minggu setelah pemborong menerima
pemberitahuan memulai pekerjaan, pemborong diharuskan menyerahkan daftar
material-material yang akan digunakan. Daftar ini harus dilengkapi nama, alamat
pabrik, katalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh direksi
proyek, terutama yang berisi informasi mengenai data teknis. Persetujuan oleh
direksi atas dasar data-data tersebut, akan diberikan setelah mendapatkan
MEP - 5
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

persetujuan dari Direksi Proyek.

1.7 MATERIAL
Semua material yang akan dipergunakan harus dalam keadaan baru dan dalam
kondisi yang baik. Material atau peralatan lain yang disebut dengan nama pabrik
dalam spesifikasi, maka pemborong harus menyediakan material atau peralatan
tersebut sesuai dengan nama yang dimaksud

1.8 CONTOH BAHAN/MATERIAL


Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan/material yang akan dipasang untuk
dimintakan persetujuan dari Direksi Proyek. Semua biaya yang berkenan dengan
penyerahan dan pengembalian contoh-contoh, menjadi tanggung jawab kontraktor

1.9 PERALATAN YANG DISEBUT DENGAN MERK


Kontraktor wajib/harus menyediakan bahan-bahan, perlengkapan, peralatan,
fixtures dan lain-lain yang disebutkan serta dipersyaratkan, dengan persetujuan
Direksi Proyek.

1.10 PERLINDUNGAN PEMILIK


Atas penggunaan bahan, material, sistem sertifikat lisensi dan lain-lain oleh
kontraktor, pemberi tugas dijamin dan dibebaskan dari segala klaim ataupun
tuntutan yuridis lainnya

1.11 PENGECATAN
Untuk perlengkapan-perlengkapan yang sudah “Finished” di pabrik, apabila
dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi lecet, maka harus di “finished” kembali
untuk memperoleh permukaan yang sama/merata.

1.12 PERCOBAAN
Kontraktor harus melaksanakan uji coba atau percobaan seperti yang
dipersyaratkan dan mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang
disaksikan oleh direksi proyek. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang
perlu untuk percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
Peralatan/bahan yang pengerjaannya tidak baik, harus diganti dan diperbaiki oleh
kontraktor untuk dicoba dan didemonstrasikan kembali

1.13 MANUAL
Petunjuk pelaksanaan pengoperasian serta pemeliharaan peralatan harus
disampaikan kepada Pemilik selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh)
hari sebelum dimulainya pengoperasian oleh pemilik. Petunjuk pengoperasian ini
harus lengkap dengan petunjuk-petunjuk yang mendetil mengenai pemeliharaan,
perlengkapan sistem, serta harus lengkap meliputi informasi-informasi yang perlu
untuk pengoperasian jangka panjang.
Manual ini harus menjelaskan model dan ukuran yang tepat serta sistem yang
MEP - 6
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

dipakai. Manual ini harus dibuat serta dijilid dengan rapih dan diserahkan dalam
rangkap 4 (empat).

1.14 TANDA PENGENAL


Semua Feeder Cable atau Conduit Cable tertentu, harus diberi tanda pengenal,
untuk menjelaskan penggunaan dan tujuannya. Tanda-tanda pengenal ini harus
memakai kode nama, dan dipasang pada setiap tempat masuk atau keluar dimana
“conduit” ini menembus dinding atau lantai. Disamping huruf-huruf, pada tanda
pengenal ini harus digambarkan pula anak panah yang menunjukan arah
sedemikian rupa sehingga mudah terbaca dari ketinggian lantai.

1.15 PLAT NAMA


Pada semua kabinet-kabinet/panel, tempat kontrol, panel board, circuit breaker ,
tombol-tombol dan barang-barang perlengkapan lain kecuali tercatat lain, harus
dipasang plat nama yang menerangkan penggunaanya.

1.16 SERAH TERIMA PEKERJAAN


1. Serah terima pekerjaan tahap pertama
 Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan tahap pertama, kontraktor
bersama-sama dengan direksi projek harus melaksanakan check list
terhadap semua item pekerjaan.
 Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan tahap pertama kontraktor
harus menjamin bahwa semua pekerjaan sudah dilaksanakan dengan baik
dan benar. Hal tersebut dibuktikan dengan berita acara pemeriksaan
pekerjaan yang telah ditandatangani oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dengan itu yaitu pihak kontraktor dan pihak direksi
proyek (konsultan pengawas atau konsultan manajement konstruksi)
 Disamping persyaratan umum dan persyaratan khusus yang sudah
ditentukan pada RKS sebelumnya, khusus untuk pekerjaan Electrical,
pada serah terima tahap pertama ini kontraktor dipersyaratkan dan
diwajibkan untuk menyerahkan persyaratan administrasi sebagai berikut
a. Sertifikat produk asli (certificate of origin) dari semua peralatan
utama yang dipakai pada projek ini
b. Sertifikat garansi dari semua produk peralatan yang dipakai pada
produk ini
c. Berita acara pengetesan (test commisioning)
Jika persyaratan ini tidak dipenuhi, maka serah terima pekerjaan tidak
dapat dilaksanakan.

2. Serah terima pekerjaan tahap kedua


Untuk pelaksanaan serah terima kedua harus dipenuhi ketentuan sebagai
berikut:
MEP - 7
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

a. Masa pemeliharaan projek ditentukan selama 180 (seratus delapan


puluh) hari kalender
b. Kontraktor menjamin bahwa semua perbaikan dan penyempurnaan
yang harus dilaksanakan selama masa pemeliharaan sudah
dilaksanakan dengan baik dan benar
c. Kebenaran jaminan tersebut dibuktikan dengan berita acara
pemeriksaan pekerjaan yang ditanda tangani oleh pihak kontraktor
dan pihak direksi proyek
d. Berita acara ini merupakan salah satu syarat mengikat dalam
pelaksanaan serah terima pekerjaan projek
e. Melaksanakan pelatihan

3. Persyaratan administrasi serah terima pekerjaan tahap kedua


Dalam melaksanakan serah terima kedua kontraktor wajib melampirkan
syarat administrasi bidang electrical sebagai berikut:
1. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan masa pemeliharaan
2. Berita Acara telah melaksanakan Pelatihan
3. Menyerahkan buku pedoman pengoperasian peralatan (Manual
Operation), untuk semua pekerjaan yang telah dilaksanakan
4. Menyerahkan brosure asli (teknis) untuk semua peralatan yang ada.
Brosur ini disusun dan di jilid rapi sehingga tidak tercecer.
5. Menyerahkan As Build Drawing yang telah diperiksa dan disahkan oleh
direksi proyek dalam bentuk Print Out ukuran A1 sebanyak tiga
exemplar
6. Menyerahkan File dalam bentuk CD sebanyak empat copy yang terdiri
dari :
a. Dokumen As Built Drawing dalam format AUTOCAD
b. Dokumen teknis peralatan/brosure dalam format PDF

MEP - 8
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

PASAL 02
SISTEM TATA UDARA

2.1 UMUM
Selain untuk kenyamanan, system tata udara ini dirancang agar konsumsi energi
listrik menjadi sangat efisien. Disamping itu, untuk menghindari terjadinya udara
jenuh di dalam ruangan maka dirancang pula suplay udara ke masing-masing
ruangan. Suply udara tersebut diaktifkan secara otomatis dengan memanfaatkan
sensor CO2 di masing-masing ruangan. Untuk itu jenis system tataudara
ditentukan harus dari system Multi Digital Scroll atau Inverter atau dengan
system MULTI VRF/VRV INVERTER yang mempunyai karakteristik sebagai
berikut :
 kemampuan rentang pendinginan secara linear dari kapasitas beban 10
s/d 110 %
 Effisiensi pemakaian daya listrik sangat tinggi
 Mempunyai system pengendalian suhu yang sangat presisi
 Tingkat kebisingan 26 dB
 Sistem switching tidak menimbulkan efek harmonic terhadap system
kelistrikan
 Tidak menimbulkan interferensi
 Bekerja dengan kecepatan konstan untuk semua rentang beban
 Mempunyai kemampuan diagnosa secara otomatis terhadap kejadian
yang tidak dikehendaki oleh system serta dapat memberikan
sinyal/alarm
 System gas dan system liquid tidak menggunakan system by pass
 Single Microprocessor
 Single Solenoid
 Small unloading power
 Real time monitoring
 Dilengkapi dengan system monitoring circuit dan monitoring sevice.
 Menggunakan BLDC Inverter Compressor
 BLDC Inverter pada Fan Motor Condenser

2.2 LINGKUP PEKERJAAN


Sistem tata udara pada tahapan pekerjaan ini meliputi
1. Pengadaan dan pemasangan mesin Indoor dan outdoor sistem tata udara
2. Pengadaan dan pemasangan pemipaan tata udara lengkap dengan system
isolasinya serta pengetesan kebocoran.
3. Pengadaan dan pemasangan sistem ducting untuk keperluan suply udara
segar (fresh air) lengkap dengan difuser grill lengkap dengan volume
dumpernya

MEP - 9
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

4. Pengadaan dan pemasangan sistem variable air volume.


5. Pengadaan dan pemasangan inline duct fan
6. Pemasangan system pembuangan udara dari kamar mandi/toilet lengkap
dengan Fan dan ducting seperti terlihat pada gambar pelaksanaan

2.3 SPESIFIKASI TEKNIS UMUM


1. Persyaratan Umum
Semua persyaratan umum maupun suplementer yang ada merupakan bagian
dari persyaratan sistem tata udara yang berlaku bagi pekerjaannya.
Apabila ada beberapa hal dari persyaratan umum yang dituliskan kembali
dalam spesifikasi ini, berarti hanya memintakan khusus dan ini juga tidaklah
berarti menghilangkan hal-hal yang lainnya dari persyaratan umum dan
suplementer yang ada. Hanya apabila ada yang dinyatakan lain tersendiri di
dalam spesifikasi ini, maka hal-hal dari persyaratan umum maupun
suplementer tidak berlaku lagi untuk sistem instalasi ini.

2. Persyaratan Material
Persyaratan material yang akan dipakai pada proyek ini meliputi persyaratan
pipa referigeran, persyaratan isolasi dan persyaratan lainnya

3. Unit Mesin Tata Udara


Mesin tata udara yang dipakai adalah dari jenis Multi Digital Scroll lengkap
dengan system kendali dan system monitoringnya. Tipe yang dipakai adalah :
 Tipe Wall Mounted
 Type Ceiling Casset
 Type Ceiling Conceal
 Produk Merk.
o Produk merk yang direkomendasikan adalah : Climaveneta,
Mc Quay, Carrier, Mitsubisi
Kapasitas dan dimensi masing-masing seperti tercantum di dalam gambar
perencanaan

4. Referigerant
Referigerant yang dipakai adalah R 410 A

5. Pipa Referigerant
 Pipa Referigerant harus dari jenis high pressure refrigerant tube
dan support untuk pemakaian Referigerant jenis R 410
 Merk Produk : Setara Merk Kembla, Denzi

6. Ducting
 Material : Pre Insulated Alumunium Duct
 Sandwich : Polyurethrane

MEP - 10
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

 Thickness : 20 mm
 Desity Polyuretrhane : 52 kg/m3
 Compressive Strength : 200 N/mm2
 Thermal Conductivity : 0.021 W/m. 0C
 Flame retardant : B1
 Friction Coefficient : 0.0135
 Weight :1.4 kg/m2
 Temperature Rang : -50 s/d 80 0C
 Humidity : 0 s/d 100 %
 Pressure in duct max. : 2000 Pa
 Air Flow Max. : 12 m/det
 Produk Merk : Setara TD

7. Isolasi
 Tebal : Minimum 25 mm
 Density : 48 kg/m3
 Thermal Conductivity : 0.28 Btu.in/hr.ft² .F
 Product Merk : Setara Superlon, Hermaflex, Armaflex

8. Persyaratan Pelaksanaan
 Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan
sesuai dengan undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku
saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.
 Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara
pemasangan kualitas pekerjaan dan lain-lain untuk sistem instalasi
ini harus sesuai dengan Standar Internasional maupun Nasional
seperti ARI, ASHRAE, SMACNA, ASTM, NFPA, NEC, ASME
dengan senantiasa mengutamakan peraturan/standar/persyaratan
nasional.

9. Pemborong
 Yang dimaksud dengan pemborong dalam spesifikasi ini adalah
badan pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh kontrak kerja
untuk penyediaan dan pemasangan instalasi pemipaan AC
 Pemborong wajib mempelajari dan memahami semua undang-
undang dan peraturan-peraturan, persyaratan umum maupun
suplementernya, persyaratan pabrik pembuat unit-unit AC, buku
dokumen pelelangan, gambar-gambar serta petunjuk tertulis yang
telah dikeluarkan.
 Pemborong dapat meminta penjelasan kepada Direksi, Konsultan
atau pihak yang ditunjuk bilamana menurut pendapatnya pada

MEP - 11
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

dokumen pelelangan, gambar atau hal lainnya ada yang kurang jelas.
 Pemborong wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan
pelaksanaan dari pihak pemborong lain yang ikut mengerjakan
proyek ini apabila pekerjaan pihak-pihak lain dapat mempengaruhi
kelancaran pekerjaannya. Bilamana sampai terjadi gangguan maka
pemborong wajib mengerjakan saran-saran perbaikan untuk segenap
pihak.

10. Koordinasi dengan Pihak Lain


 Pemborong wajib koordinasi dengan pihak-pihak lainnya demi
kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek ini. Terutama koordinasi
dengan pihak Pemborong sipil, elektrikal, plumbing, perlindungan
terhadap kebakaran.
 Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan
oleh pihak lain atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam
lingkup instalasi ini, pemborong bertanggung jawab penuh atas
segala peralatan dan pekerjaan ini.

11. Izin
 Semua izin-izin dan persyaratan yang diperlukan untuk
melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh pemborong atas
tanggungan dan biaya pemborong.
 Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain beserta keterangan
resminya yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini.
 Pemborong harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang
dipantentkan, kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang
diperlukan untuk ini. Pemborong wajib menyerahkan surat
pernyataan mengenai hal ini.

MEP - 12
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

PASAL 03
SISTEM AIR BERSIH

3.1 UMUM
Secara umum dalam pelaksanaan pekerjaan sistem air bersih ini terdiri dari tiga
kegiatan pokok yaitu pengadaan air bersih dan pekerjaan pendistribusian air
bersih serta pekerjaan instalasi air bersih.
Air baku diambil dari PDAM. Air baku tersebut ditampung dalam reservoir
berkapasitas 216 m3, yang mana reservoir ini juga difungsikan untuk reservoir
pemadam kebakaran selama 30 menit. Untuk kebutuhan air bersih, ditampung
dalam reservoir dengan kapasitas 50% untuk air bersih,. Air bersih ini kemudian
diangkat ke Roof tank dengan kapasitas 2x345 liter/mnt yang ditempatkan di
lantai atap gedung yang selanjutnya melalui pipa distribusi dan didistribusikan
ke outlet pengguna ke masing masing lantai dan taman.

3.2 PEKERJAAN DISTRIBUSI AIR BERSIH


Air bersih dipompakan dari ground reservoir menuju Roof tank dengan
menggunakan dua pompa yang bekerja secara bergantian (altertate sistem).
Pengoperasian dapat secara otomatis maupun manual serta dilengkapi dengan
Water level control untuk Roof tank dan Ground reservoir. Selanjutnya dari

a. Spesifikasi Pompa Transfer


Technical:
Speed : 2900 rpm
Rated flow : 345 lpm
Rated head : 60 m
Motor : 11 kw /3- 400 V
Suction : DN 50, PN 16
Discharge : DN 32, PN 16
Pumpp material
Casing : Cast iron
Impeller : Cast Iron
Shaft : Stainless steel
Sealing : Mechanical seal

b. Spesifikasi Pompa Booster


Technical:
Speed : 2900 rpm
Rated flow : 2x 174 lpm
Rated head : 20 m
Motor : 1,1 kw /3- 400 V
Suction : DN 50, PN 6

MEP - 12
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

Discharge : DN 50, PN 10
Pumpp material
Casing : Stainless steel
Impeller : Stainless steel
Shaft : Stainless steel
Sealing : Mechanical seal

1. Pekerjaan Instalasi Pipa


a. Pipa.
Pekerjaan pipa dimulai dari watter torent (roof tank) sampai ke pangkal
instalasi
 Untuk distribusi air bersih harus dari pipa Poly Propeline (PP)
kelas 10kg/cm2 atau PN 10 yang memenuhi standar ISO 4065, ISO
4427 dan atau DIN 8075.
 Diameter dan panjang pipa yang dibutuhkan harus sesuai ketentuan
dalam Gambar Kerja.

b. Sambungan Pipa.
Sambungan-sambungan pipa seperti socket, elbow, reducer, knee, nipple,
tee dan sebagainya, harus terbuat dari bahan Poly Propeline (PP) yang
sesuai untuk pipa Poly Propeline (PP) kelas 10kg/cm2, serta berasal dari
merek yang sama dengan merek pipa.

c. 3.3. Sistem Sambungan.


Sistem sambungan terdiri dari compression fitting, butt-fussion welding,
electrofunction atau sesuai petunjuk dari pabrik pembuat pipa Poly
Propeline (PP). Sistem sambungan yang dipilih harus disetujui
Pengawas Lapangan / Manajemen Konstruksi.

Setelah pekerjaan ini selesai, kontraktor berkewajiban untuk


memberikan dua set peralatan pengerjaan pipa sistem polypropiline ke
pemberi tugas untuk kepentingan perawatan. Selain itu kontraktor
berkewajiban untuk melaksanakan pelatihan kepada pengelola mengenai
cara menggunakan peralatan tersebut.

MEP - 13
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

MEP - 14
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

PASAL 04
SISTEM AIR KOTOR

4.1 LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan ini mencakup semua pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan
dan pemasangan system pemipaan serta perijinan yang berkaitan dengan yang
lengkap seperti ditentukan dan/atau ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Sistem plambing ini meliputi pemipaan sanitasi internal sampai dengan sumur
peresapan luar bangunan, berikut pengujian, penyeimbangan dan semua kebutuhan-
kebutuhan lain yang diperlukan agar system sempurna dalam segala hal dan siap
untuk dioperasikan. Secara rinci pekerjaan system air kotor ini meliputi :
1. Pekerjaan pengadaan dan pemasangan system pengolahan air limbah (black
water)
2. Pekerjaan pengadaan dan pemasangan grey water reservoir
3. Pekerjaan pengadaan dan pemasangan system instalasi plumbing air kotor dan
air bekas

4.2 STANDAR / RUJUKAN


1. Peraturan Plumbing Indonesia
2. Standar Nasional Indonesia (SNI)
3. Japanese Industrial Standar (JIS)
4. American Water Works Associantion (AWWA)
5. Spesifikasi Teknis:

4.3 PROSEDUR UMUM


1. Contoh Bahan dan Data Teknis.
a. Kontraktor harus menyerahkan contoh dan data teknis/brosur dari bahan
yang akan dipergunakan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas
Lapangan / Manajemen Konstruksi terlebih dahulu, sebelum
mendatangkannya ke lokasi.
b. Semua biaya penyerahan dan pengadaan contoh bahan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
c. Bila contoh yang diserahkan berbeda dari yang ditentukan, kontraktor
harus menjelaskan perbedaan tersebut secara tertulis, dengan permohonan
pengantian, bersamaan dengan alasan penggantian, sehingga bila diterima,
tindakan yang sesuai dapat dilakukan untuk penyesuaian. Bila kontraktor
mengabaikan hal ini maka Kontraktor tidak dibebaskan dari tanggung
jawab untuk menghasilkan pekerjaan sesuai dengan ketentuan Gambar
Kerja.

MEP - 14
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

2. Gambar Detail Pelaksanaan.


a. Kontraktor harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Detail
Pelaksanaan pekerjaan pemipaan yang disebutkan disini, atau yang
membutuhkan koordinasi dengan pekerjaan lain.
b. Gambar kerja hanya berupa diagram pemipaan dan menunjukkan secara
garis besar tata letak bahan dan peralatan. Gambar kerja harus diikuti se-
seksama mungkin. Gambar Arsitektural, Struktural dan lainnya yang
terkait dan semua elemen yang akan dipasang harus diperiksa dimensi dan
kebutuhan ruang geraknya sebelum pemasangan dimulai.
c. Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan
se-segera mungkin sebelum pengadaan bahan sehingga diperoleh cukup
waktu untuk memeriksa, dan tidak ada tambahan waktu bagi Kontraktor
bila mengabaikan hal ini.
1. Gambar Detail pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail
yang diperlukan.
d. Kontraktor harus membuat Gambar Kerja yang dibutuhkan untuk
mendapatkan ukuran dan penempatan yang pasti. Disamping itu kontraktor
harus mengurus ijin-ijin tertentu yang diperlukan yang berhubungan
dengan sistem pemipaan yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini.

3. Pengiriman dan Penyimpanan.


a. Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), sambungan dan perlengkapan lain
yang digunakan dalam system pemipaan harus mempunyai tanda/merek
yang jelas dari pabrik pembuatnya dan kelas produk bila ditentukan oleh
standar yang berlaku.
b. Semua bahan harus disimpan di tempat yang aman dan terlindung dari
segala kerusakan.

4. Ketidaksesuaian.
a. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap
kemungkinan kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, kapasitas,
jumlah maupun pemasangan dan lain-lain.
b. Jika ada bahan yang didatangkan atau dipasang ternyata tidak memiliki
tanda-tanda yang sesuai harus disingkirkan dan diganti dengan bahan yang
memebuhi persyaratan, tanpa tambahan biaya kepada Pemilik Proyek.

5. Jaminan.

MEP - 15
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek surat jaminan yang


menyatakan bahwa sistem plambing telah bekerja dengan baik untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun sejak tanggal penyerahan terakhir. Selama periode tersebut
Kontraktor harus memperbaiki atau mengganti kerusakan dan membayar biaya
setiap perbaikan atau penggantian.

4.4.BAHAN - BAHAN
1. Umum
Semua bahan, peralatan utama dan peralatan tambahan yang akan dipasang harus
dalam keadaan baru, tidak rusak/cacat dan berkualitas baik.

2. Pipa PVC AW dan Sambungan


a. Pipa.
Pipa air buangan harus dari pipa PVC AW standar SNI 06-0084-1987
dengan kelas tekanan kerja 8kg/cm2 . Pipa harus dari jenis sambungan
solvent cement.
Diameter dan panjang pipa yang dibutuhkan harus sesuai dengan ketentuan
dalam Gambar Kerja.

b. Sambungan Pipa.
Sambungan-sambungan pipa dengan jenis sambungan solven cement seperti
elbow, reducer, knee, tee dan sebagainya, harus terbuat dari bahan dan kelas
yang sama dengan pipa PVC dan memenuhi standar SNI 06-0135-1989, dari
merek yang sama dengan merek pipa yang disetujui digunakan.
c. Perekat.
Perekat untuk penyambungan pipa PVC AW harus dari merek yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat pipa PVC.

4.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. Umum.
a. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus mempelajari semua pekerjaan
lainnya yang terkait atau yang akan mempengaruhi pekerjaannya, sesuai
yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis ini, dan harus melaporkannya
kepada Pengawas Lapangan semua keadaan yang akan menurunkan atau
mengurangi pekerjaannya.
b. Kontraktor harus memeriksa kebutuhan ruang untuk semua peralatan, pipa-
pipa dan sebagainya, untuk menjamin bahwa semuanya dapat dipasang pada
tempat yang direncanakan sesuai rencana.

MEP - 16
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

c. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan mutu kelas satu dan rapi oleh
teknisi-teknisi yang terlatih untuk pekerjaan tersebut dan teknisi-teknisi ini
harus disetujui Pengawas Lapangan.

2. Pemasangan.
a. Pemipaan.
Semua sistem pemipaan yang akan dipasang harus dijaga tetap bersih
dan tetap teratur serta bekerja dengan baik melalui pengujian berkala
yang dilakukan Kontraktor sampai pekerjaan diserahkan dan diterima
Pemilik Proyek.
Semua pipa harus dipasang sesuai koordinat yang ditentukan.
Kontraktor bertanggung-jawab mengadakan bagian sambungan yang
diperlukan untuk melengkapi pemasangan. Semua sambungan yang
harus diperiksa dengan teliti untuk memastikan bagian-bagian yang
harus disediakan untuk melengkapi pemasangan.
Semua pemipaan yang disambung dan yang akan dihubungkan dengan
peralatan, harus dilengkapi dengan sambungan pipa atau flends yang
sesuai seperti disebutkan dalam Spesifikasi ini.
Pipa harus digunakan dalam panjang penuh jika memungkinkan.
Perubahan ukuran pipa harus dilengkapi dengan alat sambungan reducer
atau increaser.
Katup yang disediakan untuk kesempurnaan sistem kontrol harus
ditempatkan pada lokasi yang mudah dicapai dengan ruang gerak yang
cukup untuk bukaan penuh, pembongkaran, penggantian dengan batang
pengoperasian ke arah horisontal atau vertikal.
Setiap peralatan harus dilengkapi dengan katup penutup air yang
ditempatkan sesuai Gambar Kerja, sehingga setiap peralatan dapat
diperiksa secara terpisah tanpa mengganggu peralatan lainnya.
Semua sambungan peralihan antara pipa baja dan pipa PVC,
sambungan-sambungan atau belokan dan aksesori peralatan harus
dilengkapi dengan adaptor yang dibuat khusus untuk maksud tersebut.
Pekerjaan pemipaan yang membutuhkan penggalian dan pengurukan
harus dilaksanakan sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh konsultan
pengawas

3. Pembersihan dan Penyesuaian.


a. Selama pelaksanaan, Kontraktor harus menutup semua saluran/pipa, untuk
mencegah masuknya pasir, kotoran dan lainnya. Setelah selesai pemasangan

MEP - 17
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

setiap system pemipaan harus dihembus langsung dengan udara selama


mungkin untuk membersihkan seluruh system pemipaan.
b. Setelah seluruh system terpasang lengkap, kontraktor harus menjalankan
peralatan pada kondisi normal untuk membuat semua penyesuaian penting
menyeimbangkan katup, kontrol tekanan otomatis dan lainnya, sampai
persyaratan tercapai.

4. Pengujian Sistem Tanpa Tekanan.


a. Seluruh system saluran harus dilengkapi lubang-lubang yang dapat ditutup
dengan rapat sehingga seluruh system dapat diisi dengan air sampai elevasi
tertinggi saluran.
b. Sistem ini harus menahan air tersebut selama 12 jam dan dalam waktu
tersebut ketinggian air tidak berubah.
c. Bila menurut pendapat Pengawas Lapangan / Manajemen Konstruksi
dibutuhkan pengujian tambahan, seperti pengujian asap/udara pada system
saluran pembuangan. Kontraktor harus melaksanakan pengujian tersebut
tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

5. Lapisan Pelindung.
a. Semua pipa, sambungan dan penumpu pipa yang terlihat harus dicat dalam
warna sesuai Skema Warna yang akan diterbitkan kemudian. Semua pipa
yang terlihat juga harus diberi tanda arah aliran.
b. Bahan cat dan pekerjaan pengecatan harus sesuai ketentuan dan petunjuk
konsultan pengawas

4.6. SISTEM AIR LIMBAH


1. LINGKUP PEKERJAAN
Uraian singkat lingkup pekerjaan dalam sistem air limbah disini antara lain adalah
sbb :
1. Perpipaan
2. Penyambungan dengan peralatan Plambing
3. Floor Drain
4. Clean Out
5. Roof Drain
2. PERPIPAAN
1. Umum
- Macam perpipaan air limbah adalah, Air Hujan, Air Limbah Saniter, Limbah
Dapur.
- Jenis pipa lihat "SPESIFIKASI PERPIPAAN".

MEP - 18
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

2. Limbah Saniter
Perpipaan Limbah Saniter mulai dari Alat Saniter antara lain Kloset, Urinal,
Lavatory, dan Floor drain, sampai saluran halaman melalui STP.
3. Limbah Air Hujan
Perpipaan air hujan mulai dari roof drain dan kanopy drain diatap dialirkan
kedalam sumur resapan sebelum dialirkan kesaluran kota.

5.6. SUMUR RESAPAN


1. Rembesan yang dimaksud disini adalah untuk memasukkan air hujan yang berasal
dari pipa riser sebelum dialirkan over flow nya ke selokan kota.
2. Air yang akan dimasukkan dalam rembesan adalah air hujan.
3. Jenis rembesan yang dimaksud disini adalah sumur rembesan, pekerjaan sumur
rembesan akan merupakan pekerjaan divisi sipil/ konstruksi.
4. Konstruksi sumur rembesan antara lain sbb :
- Dasar sumur berupa batu kerikil
- Dinding sumur berupa dinding berlubang yang dibuat dari beton atau beton blok
berlubang.
- Tutup dibuat dari plat beton/ plat baja
- Diantara tanah dan dinding luar harus diisi koral dan ijuk sesuai gambar.
5. Rembesan hanya dapat berfungsi dengan baik didaerah yang mempunyai lapisan
pasir kasar, maka bidang rembesan harus berada dilapisan pasir kasar.

PRODUK INSTALASI PLUMBING

No. URAIAN MERK

1. Pompa centrifugal dan pompa WILO, Grundfos,


Booster (paket)
2. Sewage Tratment plant 80 BIOTECH, BIOCELL, Jaya tek
m3(STP )
3. Pipa Galvainized GIP Bakrie, Rise, Spindo
4. Fitting class 10 K Conex, Mico, Weflo, Kit
5. Pipa PVC Kubota CI, Wavin, Rucika
Klass AW 12,5 kg/cm
6. Fitting Pipa PVC ML, Maspion,Rucika, Wavin
7 Pipa PPR Pn 10 SD, BE, Wavin Tegres
7. Flow Switch PENN, Potter
8. Gate Valve Class 20 K Conex, Mico, Weflo, Kit

MEP - 19
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

Class 10 K Conex, Mico, Weflo, Kit

9. Globe Valve Class 20 K Conex, Mico, Weflo, Kit


Class 10 K

10. Air Vent Valve Yoshitake, Fushiman, Sam Yang


11. Flexible Joint Class 10 K Proco, Tosen
12. Level Switch Fanal
13. Pressure Gauge Nagano
14. Roof Drain+ Floor drain Oyo, Antasan
15. . “P” Trap Aleum USA, Rucika, Austindo
16. Roof tank bahan FRP kotak Bio Tech, bio Fit, Graha Jaya

MEP - 20
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

PASAL 05
SISTEM HYDRANT DAN SPLINKLER

5.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud ialah mengenai pelaksanaan pekerjaan :
Pengadaan, pemasangan dan penyetelan INSTALASI FIRE FIGHTING yang
terdiri dari : Fire Hydrant Pump, Instalasi-instalasi system fire hydrant, system
sprinkler dan fire extinguiser
a) Lingkup pekerjaan ini mencakup semua pengadaan bahan, tenaga kerja,
peralatan dan pemasangan system pemipaan yang lengkap seperti
ditentukan dan/atau ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
b) Membuat gambar instalasi terpasang secara lengkap.
c) Melatih operator yang ditunjuk oleh pemberi tugas tentang instalasi yang
dipasang. Pemborong diwajibkan pula menyerahkan Dokumen cara operasi
maupun pemeliharaan dari sistem tersebut.
d) Melaksanakan masa pemeliharaan, Pemborong harus menyediakan
tenaga yang cakap untuk pemeliharaan terhadap instalasi yang telah
dipasangnya selama 6 (enam) bulan dihitung dari masa penyerahan
instalasi. Pemborong harus bersedia datang sewaktu-waktu jika terjadi
masalah atau kerusakan serta memperbaikinya segera.

5.2 STANDAR / RUJUKAN


1. NFPA – National Fire Protection Association
2. Seluruh Standard yang berlaku di Indonesia.

5.3 SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN UTAMA


1. Electric Pump
 Kapasitas : 800 gpm
 Total Head : 100 m
 Putaran : 2970 rpm
 Daya Listrik : 75 KW/380V/50Hz/3 phasa
 System Operasi : Start Automatic/Stop Manual
 Type : End suction
 Sandrat NFPA 20

2. Diesel Pump
 Kapasitas : 800 gpm
 Total Head : 100 m
 Putaran : 2970 rpm
 Daya Listrik : 74 KW/380V/50Hz/3 phasa
 Engine : Cummins 78 kw

MEP - 21
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

 System Operasi : Start Automatic/Stop Manual


 Type : End suction
 Sandrat NFPA 20

3. Jockey Pump
 Kapasitas : 44 gpm
 Total Head : 100 m
 Putaran : 2900 rpm
 Daya Listrik : 5.5 KW/380V/50Hz/3 phasa
 System Operasi : Start/Stop Automatic
 Type : Vertical Multistage
 Sandrat NFPA 20

5.4 PROSEDUR UMUM


1. Gambar-gambar
a. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan
suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikat.
b. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan
memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan
mempertimbangkan juga kemudahan service/maintenance jika
peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
c. Gambar-gambar arsitek dan struktur/sipil harus dipakai sebagai
referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
d. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar
kerja dan detail kepada Konsultan pengawas untuk dapat diperiksa dan
disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar
tersebut, Kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi
lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
e. Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi
terpasang yang disertai dengan operating dan maintenance instruction
serta harus diserahkan kepada Konsultan pengawas pada saat
penyerahan pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiri 1 kalkir dan 3
blurprint, dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi.

2. Koordinasi
a. Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor
instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
b. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak
menghalangi kemajuan instalasi yang lain.

MEP - 22
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

c. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka


semua akibatnya tanggung jawab Kontraktor.

3. Pelaksanaan Pemasangan, Testing dan Commisioning


a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Kontraktor
harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Konsultan
pengawas dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
b. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran
dan kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang
diragukan, Kontraktor harus segera menghubungi Konsultan pengawas.
Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah
akan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
c. Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran
yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi
dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan
yang diminta.
d. Semua bahan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan
testing tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.

4. Pemeriksaan Dan Tes


a. Umum
Semua yang berhubungan dengan sistem instalasi hydrant dan
splinkler harus di periksa terlebih dahulu, baik dari kualitas produk
material maupun hasil pekerjaanya (dalam hal ini kualitas dan cara
pengelasan).
Direksi/tenaga ahli harus diperbolehkan untuk memeriksa semua
peralatan pada saat dites. Sertifikat kalibrasi instrumen/alat-alat ukur
yang dipakai dalam pengetesan ini harus mendapat persetujuan dari
direksi/tenaga ahli.
Semua tenaga kerja, peralatan tes dan kalibrasi peralatan/alat ukur yang
dipakai pada pengetesan (di pabrik/di lokasi) maupun biaya pengetesan
merupakan tanggung jawab atau disediakan oleh Kontraktor.

5.5 BAHAN-BAHAN
Seluruh bahan dan alat yang akan dipasang harus benar-benar baru dengan
kualtias yang dapat diterima.
1. Daftar Material
Pada waktu mengajukan penawaran Kontraktor harus
menyertakan/melampirkan Daftar Material yang lebih diperinci dari
semua bahan yang akan dipasang pada proyek ini nantinya, dan yang
sesuai dengan dipersyaratkan dalam spesifikasi.

MEP - 23
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

Dalam daftar material ini harus disebut pabrik, merk, manufacturer, type,
lengkap dengan brosur/katalog.
Dalam brosur/katalog atau keterangan-keterangan lain yang harus
dimasukkan pada waktu penawaran harus dinyatakan:
o Spesifikasi Teknis
o Cara pemasangan
o Karakteristik cara kerjanya
o Dimensi
o Dan lain-lain

2. Nama Pabrik/merk yang ditentukan


Apabila pada spesifikasi teknik ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu
jenis bahan maka Kontraktor wajib menawarkan dan memasang sesuai
dengan yang ditentukan. Apabila pada saat pemasangan bahan/merk
tersebut tidak/sukar diperoleh, maka Konsultan pengawas akan menunjuk
merk lain tapi dengan spesifikasi yang setara.

3. Contoh Bahan
a. Apabila dianggap perlu Contoh Bahan oleh Konsultan pengawas (dan
hal itu memungkinkan), maka Kontraktor wajib memperlihatkan
contoh pada Konsultan pengawas Lapangan dan Perencana. Apabila
contoh-contoh tersebut ditolak oleh Konsultan pengawas Lapangan
dan Perencana, maka Kontraktor harus mengganti dan
memperlihakan yang sesuai dengan spesifikasi untuk disetujui.
b. Kualitas teknis, merk/pabrik, karakteristik kerja, besar fisik dan
kualitas estetika dari contoh material/bahan maupun instalasi yang
telah disetujui adalah mengikat.
c. Biaya mengadakan contoh material adalah menjadi tanggungan dan
biaya Kontraktor.

5.6 URAIAN PEKERJAAN DAN SPESIFIKASI MATERIAL/PERALATAN


1. Perpipaan
a. Umum
Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi:
 Pipa
 Sambungan
 Katup
 Penggantungan dan penumpu
 Slave
 Bak kontrol
 Blok beton
 Galian

MEP - 24
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

 Pengecatan
 Pengakhiran
 Pengujian
 Peralatan bantu
Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter nominal pipa dan letak
serta arah dari masing-masing sistem pipa.
Seluruh pekerjaan yang terlihat pada gambar dan/atau spesifikasi
dipasang terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari
gangguan dengan bagian lainnya.
Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air
karat dan stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan.
Semua barang/perlengkapan yang dipergunakan harus jelas
menunjukkan identitas pabrik pembuat.

b. Ringkasan Spesifikasi Bahan Perpipaan


Sistem Tekanan Spesifikasi
Hidrant 10 bar BSP SCH 40

Uraian Keterangan
Pipa  Black Steel pipe 1387 Skedul 40
 Sambungan/fitting Dia 40 mm ke bawah
malleable iron ANSI B 16.3 class 150 lb,
W.O.G. screwed end.
 Dia 50 mm keatas, wrought steel butt weld
fitting ANSI B 16.9, sch 40.
Flange  Dia 40 mm kebawah black maleable cas iron RF
class 150 lb, screwed
 Dia 50 mm keatas cast iron RF class 300 lb,
welding joint.
Valves  Dia 40 mm kebawah black melleable cast iron
RF class 150 lb dengan ulir, BS 21/ANSI B.2.1.
 Dia 50 mm keatas, cast iron body class 150 lb
dengan sambungan flange.

c. Persyaratan Jenis Peralatan


Jenis peralatan yang boleh dipergunakan disini adalah sebagai berikut :
Fungsi Ukuran & Joint Jenis
Peralatan

MEP - 25
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

Butter Fly
s/d 40 mm screwed Gate
Katup-katup
Diafragma
(stop valve)
Butterfly
50 mm keatas flanged
Gate
Globe
Katup Pengatur s/d 40 mm screwed ButterFly
(regulating Diafragma
valve) Butterfly
50 mm keatas flanged
Gate
Swing check
s/d 40 mm screwed
Non return Globe check
valve Double Swing Check
50 mm keatas flanged
Dick Check
Pressure Reducer Dial and flow type
Pressure Indicator Dial dia 100 m Dial Type

d. Persyaratan Pemasangan
1) Umum
a) Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk
menjamin kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta
memperkecil banyaknya penyilangan.
b) Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar,
tidak kurang dari 50 mm di antara pipa-pipa atau dengan
bangunan dan peralatan.
c) Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan
teliti sebelum dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-
benda tajam atau runcing, serta penghalan lainnya.
d) Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-
katup yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur,
katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi system dan
yang diperlukan digambar.
e) Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan,
harus dilengkapi dengan UNION atau FLANGE.
f) Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-
sambungan pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan
fitting buatan pabrik.
g) Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun
kearah titik buangan. Drains dan vents harus disediakan guna
mempermudah pengisian maupun pengurasan.

MEP - 26
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

h) Katup/valve harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan


penggantian. Pegangan katup/valve handled tidak boleh
menukik.
i) Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves
harus disediakan dimana pipa-pipa menembus dinding-
dinding, lantai, balok, kolom atau langit-langit. Dimana pipa-
pipa melalui dinding tahan api, ruang-ruang kosong diantara
sleeves dan pipa-pipa harus dipakai dengan bahan rock-wool.
j) Selama pemasangan bila terdapat ujung-ujung pipa yang
terbuka dalam perpipaan yang tersisa pada setiap tahap
pekerjaan harus ditutup dengan menggunakan caps/plugs
untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
k) Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta
pemadatan.
l) Pekerjaan galian, harus juga termasuk penutupan kembali
serta pemadatan.

2) Penggantung dan Penunjang Pipa


a) Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger,
brackets atau sadle dengan tepat dan sempurna agar
memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau perenggangan
pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan
dalam tabel berikut ini:

Batas max Ruang (mm)


Jenis Ukuran pipa
Interval mendatar Interval tegak (m)
pipa (mm)
(m)
BSP 1 Sampai 20 1.8 2
25 s/d 40 2.0 3
50 s/d 80 3.0 4
100 s/d 150 4.0 4
200 s/d lebih 5.0 4

b) Penunjang atau penggantung tambahan harus disediakan pada


pipa berikut ini:
- Perubahan-perubahan arah
- Titik percabangan
- Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal
lain yang sejenis.
c) Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah
sebagai berikut :
- Diameter Batang

MEP - 27
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

- Bentuk gantungan
- Split ring type atau clevis type

Ukuran pipa Diameter Batang


Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar dihitung dengan faktor keamanan 5
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas.
Penunjang pipa lebih dari 2 Dihitung dengan faktor keamanan 5 terhadap
kekuatan puncak

d) Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk


pipa tegak.
e) Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar
zinchromat sebelum dipasang.

3) Pemasangan Katup-Katup
Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar,
spesifikasi dan untuk bagian-bagian berikut ini:
a) Sambungan masuk dan keluar peralatan
b) Sambungan ke saluran pembuangan pada titik-titik rendah.
4) Pemasangan Katup-katup
Katup-katup pelepasan tekanan harus disediakan ditempat-tempat
yang mungkin timbul kelebihan tekanan.
Katup-katup pengaman harus disediakan di tempat-tempat yang
dekat dengan sumber tekanan.
Katup-katup pengurangan tekanan harus disediakan ditempat-
tempat dimana tekanan pemakai lebih rendah dari tekanan suplai.
5) Pemasangan Vent Otomatis
Vent udara otomatis harus disediakan ditempat-tempat tertinggi
dan pada daerah kantong udara.
6) Penyambungan pipa-pipa
Sambungan Ulir
- Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan
sambungan ulir berlaku untuk ukuran sampai dengan 40 mm
- Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat
masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir
- Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan
zinkwite dengan campuran minyak

MEP - 28
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

- Semua sambungan pipa harus memakai pipe cutter dengan


pisau roda.
Sambungan Las
- Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las.
- Kawat las atau elektroda yang dipakai harus sesuai dengan jenis
pipa yang dilas
- Sebelum pekerjaan las dimulai Kontraktor harus mengajukan
kepada direksi contoh hasil las untuk mendapatkan persetujuan
tertulis
- Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja
sesudah mempunyai ijin tertulis dari Konsultan pengawas.
- Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat
khusus untuk ini
Sleeves
- Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik
- Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan
rubber sealed atau Caulk.
7) Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian
dilaksanakan, pemipaan di setiap service harus dibersihkan dengan
seksama, menggunakan cara/metoda yang disetujui sampai semua
benda-benda asing disingkirkan.

e. Pengecatan
1) Umum
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :
- Pipa service
- Support pipa dan peralatan
- Konstruksi besi
- Flange
- Peralatan yang belum dicat dari pabrik
- Peralatan yang catnya harus diperbaharui
2) Pengecatan
Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :

Lokasi pengecatan Pengecatan


Pipa dan peralatan Zinchromate primer 2 lapis dan dicat warna
merah
Pipa dan peralatan expose Zinchromate primer 2 lapis dan dicat akhir 2
lapis warna merah
Pipa dalam tanah Bitumin 2 lapis

MEP - 29
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

f. Label Katup (valve tag)


- Tags untuk katup harus disediakan ditempat-tempat penting guna
operasi dan pemeliharaan
- Fungsi-fungsi seperti Normally Open atau Normally Closed harus
ditunjukkan di tags katup.
- Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan
rantai atau kawat.

g. Peralatan-peralatan Hidrant
1. Hidrant box dalam/luar gedung terdiri dari:
- Steel box indoor tebal plat mm
- Hose rack
- Linen hose dia 40 mm, panjang 30 mm
- Hidrant valve dia 40 mm dan 65 mm kombinasi
- Hidrant nozzle, short straight type 1 ½” x ½”.
2. Hidrant pillar dia 100 mm

MEP - 30
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

PASAL 6
PEKERJAAN SENTRAL GAS MEDIS

Sentral Gas Medis adalah sarana distribusi kebutuhan gas di rumah sakit dari ruang sentral
ke ruang – ruang yang membutuhkannya. Sistem sentral menggantikan cara distribusi gas
konvensional yang memakai tabung yang didorong keruangan.

Dengan sistem sentral maka pengadaan, inventory dan pengawasan terhadap tabung-
tabung gas medis dapat dilakukan dengan lebih mudah.

Pendistribusian dari sentral ke ruangan dilakukan dengan menggunakan pipa tembaga.


Pada area tertentu dipasang zone valve dan area alarm, yang berguna untuk
membuka/menutup jalur distribusi gas, area alarm berfungsi untuk memberikan
tanda/alarm apabila tekanan gas pada pipa tidak sesuai dengan yang seharusnya.

Jenis gas yang didistribusikan antara lain: Oksigen (O2), Nitrous Oxide (N2O)
Compressed Air 5 bar, Vacum / Suction dan Anaesthetic Gas Scavening System (AGSS)

Outlet gas medis terletak pada ruangan dan berfungsi seperti stop kontak. Apabila
dibutuhkan maka perawat atau pasien tinggal memasukan connector pada outlet gas
tersebut.

Agar tidak terjadi kesalahan pemakaian, yang dapat berakibat fatal pada pasien, maka
connector setiap gas berbeda bentuk dan dimensinya. Dengan kata lain connector oksigen
tidak akan pernah dapat digunakan pada outlet nitrous oxide dan sebaliknya.

6.1 Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan Sentral Gas Medis meliputi pengadaan, pemasangan, penyetelan,


pengelasan dan pengetesan dari semua peralatan/material/mesin seperti yang
disebutkan dalam spesifikasi teknis, maupun pengadaan dan pemasangan
peralatan/material yang tidak disebutkan, akan tetapi secara umum dianggap perlu
agar dapat diperoleh sistem sentral gas medis yang baik, dimana setelah diuji, dicoba
dan disetel dengan teliti, siap untuk dipakai.
b. Jaringan distribusi adalah dari ruang sentral ke ruang / instalasi tertentu, seperti Unit
Gawat Darurat, Radiologi, PONEK, ICU, ICCU, PICU, NICU, Bedah Sentral, Ruang
Hemodialisa dan Ruang Rawat Inap.
c. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi, pipa, peralatan dan sentral gas yang
meliputi, oksigen manifold, sentral comp. air dan sentral vacuum

MEP - 31
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

d. Melakukan testing dan commissioning


e. Code dan Standard yang digunakan dalam perencanaan ini adalah : Peraturan
Menteri Kesehatan No. 4 Tahun 2016, SNI 03-7011 Tahun 2004, NFPA 99,

6.2 Peralatan Utama

1. Sentral Gas Oksigen (O2)

Semi automatic self-contained shuttle-valve


Dual line pressure regulator
High pressure header isolation valves
Max. Inlet Pressure : 200 bar
Outlet Pressure : 5 bar
Max. Flow : 140 Nm3/h
Manifold Panel : Al 2t color printed, Powder sheet coating
Frame : Aluminium profile 30x30
Manifold terdiri dari :
Master Valve for Gas Distribution : 1 Bh
Changeover Actuating Pressure Switch : 1 Bh
Pressure Regulator : 2 Bh
Header pada sentral oksigen terdiri dari :
Pigtail with Check Valve : 20 bh
High Flow Rate Connection Ramp Unit : 1 Set
High Pressure purge Valve : 2 Buah
Shut-Off Valve : 1 Bh
Certificate of Free Sales
Tidak Termasuk :
Cylinder 2 x 10 tabung (optional)
2. Sentral Gas Nitrous Oxide
Semi automatic self-contained shuttle-valve
Dual line pressure regulator
High pressure header isolation valves
Max. Inlet Pressure : 200 bar
Outlet Pressure : 5 bar
Max. Flow : 140 Nm3/h
Manifold Panel : Al 2t color printed, Powder sheet coating
Frame : Aluminium profile 30x30
Manifold terdiri dari :
Master Valve for Gas Distribution : 1 Bh

MEP - 32
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

Changeover Actuating Pressure Switch : 1 Bh


Pressure Regulator : 2 Bh
Header pada sentral oksigen terdiri dari :
Pigtail with Check Valve : 4 bh
High Flow Rate Connection Ramp Unit : 1 Set
High Pressure purge Valve : 2 Buah
Shut-Off Valve : 1 Bh
Certificate of Free Sales
Tidak Termasuk :
Cylinder 2 x 2 tabung (optional)
3. Sentral Compressed Air
sistem udara tekan harus meghasilkan udara tekan, ruang bertekanan non konstan 50
psi pada outlet dengan kondisi kering,bersih dan bebas minyak.

Air Compressor : 2 Unit


Type : Duplex, Oil Free, Reciprocating
Free Air Delivery : 255 Liter/Menit
Power Comsumptions : 2.2 kW/3 Ph/220-380V/50 Hz
Outlet Pressure : 5 bar

Receiver Tank : 1 Unit


Material : Carbon Steel for Pressure Vessel
Thickness : 8 mm
Working Pressure : 6 bar
Max Working Pressure : 11 bar
Test Pressure : 16 bar
Tank Capacity : 500 L (1 Pcs) and 160 L (2 Pcs)
Connections : 3/4"

After Cooler : 1 Unit


Capacity : 2.2 m3/min
Inlet Temperature : Max 95°C
Ambient Temperature : Max 45°C
Connections : 3/4"

Refrigarted Air Dryer : 1 Unit


Heat Exchanger : using stainless steel container
Capacity : 1.2 m3/min

MEP - 33
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

Motor Power : 0.47 kW


Connections : 3/4"
Auto Drain Trap : 1 Pcs

Pre-, Line-, Coalescent-, Adsorbent Filter 1 Set


Air Pressure Regulator 1 Bh
Pressure Gauge 3 Bh
Stop Valve 3 Bh
Pressure Switch 3 Bh
Safety Valve 3 Bh
Panel Control Unit (auto, alternate, manual) 1 unit
Memiliki ISO 13485

4. Sentral Sistem Vacuum


Pompa vacuum, Oil Sealed

Vacuum Pump : 2 Unit


Type : Dupplex, Oil sealed
Kapasitas Pompa : 2660 Liter/Menit
Tekanan : 550 mmHg – 700 mmHg
Daya Motor per Unit : 3.7 kW/380 V/3 ph/50 Hz
Receiver Tank : 1 Unit
Material : Carbon Steel for Pressure Vessel
Thickness : 8 mm
Max Working Pressure : 6 bar
Max Pressure : 11 bar
Test Pressure : 16 bar
Tank Capacity : 500 L
Connections : 3/4"
Non Return Valve 2 Bh
Vacuum Switch 2 Bh
Vacuum Gauge 1 Bh
Pump disconnect Valve 2 Bh
Stop Valve 2 Bh
Bacterial Filter 1 Bh
Panel Control Unit (auto, alternate, manual) 1 Unit
Memiliki ISO 13485

MEP - 34
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

5. Master Alarm 4 Gas


- Installing in central control room to monitor an operating sound against
malfunction of gas supply system, compressed air and vacuum pump, gaseous
exhaustion, malfunction of machines by over electric current.
- Six alarm signal can be installed in one module
- Audible and gauge visual alarm
- Electric : 110/220 V AC, 24 V DC
- Easily tested
- Easily installed

6. Outlet Gas Medis


- Outlet gas medis berada dalam box, khusus pada Vakum Outlet memiliki
Hook Base
- Outlet Gas Medis memiliki sistem pin Index push type, dibedakan menurut
warna dan memiliki Label nama Gas
- Ditanam di dalam tembok (Wall Mounted)
- Outlet memiliki penutup (dust cover) dan screw valve yang dapat digunakan
untuk menutup aliran gas apabila terdapat kebocoran pada outlet gas
- Box Outlet terbuat dari bahan steel 1.6 mm tebal backed painting

7. Area Alarm
- Area Alarm terdapat di dalam Box yang terbuat dari plat besi dengan
ketebalan 1,6 mm, dengan finishing backed painting
- Panel Box bagian depan terbuat dari plat besi dengan ketebalan 1,2mm
dengan finishing Backed Painting. Pada panel box bagian depan terdapat
label nama gas
- Pada panel depan terdapat : Test Lamp, Tombol On/Off. Power,Power
Lamp,signal Lamp untuk indikasi Low Pressure, Reset Switch, Pressure
Gauge
- Power supply 110V/220V 50Hz

8. Zona Valve
- Zone Valve terdapat di dalam Box dan memiliki Shut Off Valve dan Pressure
Gauge untuk setiap jenis gas
- Panel Box bagian depan terbuat dari plat besi dengan tebal 1.6 mm (Backed
Painting)
- Box terbuat dari plat besi dengan ketebalan 1.2 mm, Backed painting
- Pada Panel box bagian depan terdapat label nama tiap jensi gas
- Keran Pembuka/Penutup dapat menahan tekanan sampai 18 Kg/cm2

MEP - 35
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

9. Anaesthetic Gas Scavenging System (AGSS)


Sistem AGSS dilakukan menggunakan ejector dari compressed air.
Sistem AGSS terdiri dari :
- Terminal AGSS dengan Katup pengontrol
- Ejector menggunakan tenaga dari compressed air.
- Pipa pembuangan
- Besaran aliran dikontrol oleh valve yang terdapat pada terminal

10. Pipa Tembaga


- Pipa Tembaga yang digunakan memenuhi syarat standart ASTM B 819 type L
- Diameter pipa yang digunakan bervariasi antara 12mm s/d 50 mm
- Pipa tembaga tidak mengandung phosphor atau oli, kedua ujungnya tertutup
- Fitting material seperti tube fitting terbuat dari tembaga
- Kawat las yang dipakai untuk menyambung pipa tembaga yang tebuat dari perak

11. BedHead
Type : Horizontal wall exposed mount
Main Frame and Panel : Aluminium profile, powder coating
Dimensions : 1200 x 220 x 80 mm (WxDxH)

6.3 Pekerjaan instalasi


1. Bracked dan gantungan pipa yang digunakan dari pipa besi, long drath atau besi siku.
Jarak maksimal antara gantungan pipa adalah 2 meter.
2. Penyambungan pipa dilakukan dengan fitting material dari tembaga dan di las
dengan kawat perak
3. Setelah pekerjaan pengelasan selesai antara sentral dan outlet akan dilakukan
flushing
4. Test kebocoran pada pipa distribusi dilakukan dengan cara preassure test dengan
tekana sekitar 10-12 bar selama 2 (dua ) hari
5. Non Crossing test dilakukan untuk mengecek bahwa pipa distribusi setiap jenis
adalah benar dan tidak tertukar satu sama lain

6.4 Ketentuan Umum


a. Tahap persiapan
Tata cara pelaksanaan yang tercantum dalam peraturan pembangunan yang sah
berlaku di Republik Indonesia ini harus ditaati, kecuali bila dibatalkan oleh Rencana
Kerja dan Syarat-syarat
b. Gambar Kerja / Shop Drawing

MEP - 36
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

Kontraktor harus membuat gambar detail untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk


detail support/penyangga/dudukan berikut perhitungannya yang telah disetujui oleh
Konsultan MK / Pemberi Tugas
c. Sarana Kerja
Kontraktor diharuskan mengirim contoh bahan yang akan digunakan untuk
disepakati konsultan MK / Pemberi Tugas.
Menyerahkan daftar peralatan kerja yang digunakan sebelum dilakukan pemesanan.
Menyediakan peralatan kerja yang baik untuk pelaksanaan yang memenuhi
persyaratan keselamatan kerja.
d. Pemeriksaan Bahan / Material
Apabila Konsultan MK / Pemberi Tugas meragukan kualitas bahan atau alat tertentu,
maka bahan tersebut akan dikirim ke laboratorium penyelidikan bahan atas biaya
kontraktor.
e. Ponalakan dan Penyingkiran
Bahan yang dinyatakan tidak baik oleh konsultan MK/Pemberi Tugas, harus segera
disingkirkan dari lokasi proyek oleh kontraktor dalam waktu 1 x 24 jam.
f. Tahap Pelaksanaan
Kontraktor harus mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja.
Perlengkapan keselamatan kerja yang dibutuhkan harus disediakan. Cara-cara kerja
yang kurang aman atau tidak selamat harus dihindarkan. Kontraktor harus juga
memperhatikan keselamatan kerja termasuk kesehatan para pekerja dan kebersihan
lingkungan. Perhatian diharapkan pula terhadap lokasi pemondokan pekerja di job-
site, agar tidak terlalu mengganggu waktu kerja.
g. Seleksi tenaga kerja
Kontraktor harus berusaha untuk mengadakan seleksi tenaga kerja, baik mengenai
keahlian ataupun kesehatannya, bagi tukang-tukang las pipa, serta kejuruan-kejuruan
lain yang dianggap perlu, harus lulus dari ujian penilaian dari MK/Pemberi Tugas.
Bilamana di kemudian hari dalam proyek ini didapati tenaga-tenaga yang ternyata
tidak cukup ahli, MK/Pemberi Tugas berhak untuk minta tenaga kerja tersebut
diganti.
h. Prosedur dan Cara Kerja
Kontraktor wajib melaksanakan prosedur dan cara kerja yang baik (tepat, cepat, dan
selamat). Kontraktor wajib mengkonsultasikan kedua hal tersebut kepada
MK/Pemberi Tugas, untuk dimintakan persetujuannya guna pelaksanaan. Hasil kerja
harus menunjukan “workmanship” yang baik dalam bentuk kerapian.
i. Uji coba Sentral Gas Medis
Uji coba harus dilakukan untuk mengetahui berjalan tidaknya mekanisme sistem
yang bersangkutan. Kontraktor harus menunjukannya dalam berbagai variasi
alternative, sejauh kemampuan mekanisme sistem sentral gas medis. Untuk jaringan

MEP - 37
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

pipa dilakukan uji tekanan (pressure test) dengan mengunakan tekanan sebesar 10-12
bar selama 2x24 jam, uji tekanan dimaksudkan selain untuk mengetahui kebocoran
pada jaringan pipa juga ditujukan untuk mengechek ketahanan dari pengelasan dan
penyambungan pipa. Test berikut yang dilaksanakan adalah non crossing test, test ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah jaringan pipa yang terpasang sudah sesuai
dengan gas yang diinginkan, contohnya: pipa oksigen dari sentral yang terhubung
sampai ke outlet gas oksigen di dinding ruang harus kontinyu, kesalahan dalam
penyambungan (apabila tertukar dengan pipa gas yang lain seperti nitrous oxide),
akan berakibat sangat fatal. Keseluruhan test dan pengujian harus disaksikan oleh
MK/Pemberi Tugas, yang juga berhak untuk memerintahkan alternatif-alternatif
yang dipilihnya.

6.5 Tahap Penyelesaian


a. Pemeriksaan / Commissioning
Pada awal dari tahap penyelesaian perlu diadakan pemeriksaan / commissioning.
Obyek Commisioning adalah membuktikan bahwa setiap peralatan sudah berfungsi,
dengan kuantitas dan kualitas yang diminta. Semua peralatan seperti sentral, zone
valve, alarm, outlet dan pipa sudah berfungsi dan bekerja dengan bagus.
Semua kegagalan / kekurang berhasilan harus dicari penyebabnya dan diupayakan
cara-cara mengatasi. Pemeriksaan / Commissioning dilakukan oleh kontraktor, MK
dan User atau Pemberi Tugas. Perlu dibuatkan Berita Acara atas hasil-hasil
pemeriksaan / Commissioning yang telah dilakukan bersama.
b. Serah Terima
Akan dilaksanakan serah terima hasil pekerjaan dari Kontraktor kepada MK/Pemberi
Tugas, apabila operasional penggunaan sistem sentral gas medis tanpa hambatan dan
terukur sesuai standar produk.
c. As Built Drawing
Kontraktor harus membuat As Built Drawing, yaitu gambar instalasi dan sistem yang
terpasang yang sebenarnya. As Built Drawing ini harus secepatnya diserahkan
kepada MK/Pemberi Tugas untuk mendapatkan komentar/koreksi. Kontraktor wajib
mengadakan revisi terhadap as built drawing, dengan petunjuk MK/Pemberi Tugas.
As Built Drawing ini akan menjadi dokumen bagi proyek.

MEP - 38
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

6.6 Referensi Produk

No Uraian Spesifikasi Teknis Produk


1 Manifold O2, Automatic
Medimax, Samaras dan Draeger

2 Manifold Nitrous Oxide Automatic Medimax, Samaras dan Draeger


3 Sentral Air Compressor Duplex Medimax, Samaras dan Draeger

4 Sentral Vacuum Duplex Medimax, Samaras dan Draeger


6 Master Alarm 4 Gas Medimax, Samaras dan Draeger
7 Outlet Gas Medis Pin Index, Push Type Medimax, Samaras dan Draeger
8 Area Alarm Analog Medimax, Samaras dan Draeger
9 Zone Valve Medimax, Samaras dan Draeger
Anaesthetic Gas Medimax, Samaras dan Draeger
10 Scavenging System
(AGSS)
11 Pipa Tembaga ASTM B819 Type L Brasco, Denji, Kembla
12 Bedhead Alumunium NSS

MEP - 39
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

PASAL 07
PEKERJAAN PNEUMATIC TUBE SYSTEM

7.1. SYARAT-SYARAT UMUM


1.1 Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada, agar dapat
mengetahui hal-hal yang akan mempengaruhi atau mengganggu pekerjaan pemasangan
pneumatic tube.
1.2 Apabila timbul persoalan, Kontraktor wajib mengajukan saran penyelesaian paling
lambat seminggu sebelum bagian pekerjaan ini seharusnya dilaksanakan.
1.3 Pada waktu akan memulai pelaksanaan, Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar
kerja (shop drawing) terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
pengawas dan gambar-gambar tersebut harus diserahkan minimal 2 minggu sebelum
dilaksanakan.

7.2. PERATURAN, IZIN DAN STANDAR


1.4 Instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus sesuai dengan peraturan-
peraturan dan undang-undang yang berlaku, serta tidak bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan dari Departemen Tenaga Kerja (Depnakertrans).
1.5 Kontraktor harus mengurus izin-izin kepada instansi yang bersangkutan yang mungkin
diperlukan untuk menjalankan instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini atas
tanggungan sendiri.
1.6 Kontraktor sebelumnya harus mengajukan contoh bahan-bahan dan peralatan-peralatan
yang akan digunakan. Cara pelaksanaan pengerjaan harus dilakukan dengan cara yang
wajar dan terbaik, dan bahwa instalasi yang diserahkannya adalah lengkap dan dapat
bekerja dengan baik, tanpa mengurangi atau rnenghilangkan bahan-bahan atau
peralatan-peralatan yang sewajarnya disediakan, walaupun tidak disebutkan secara
nyata dalam persyaratan ini ataupun tidak dinyatakan secara tegas dalam gambar-
gambar yang menyertai persyaratan teknis ini.
1.7 Gambar-gambar dan persyaratan teknis perencanaan ini merupakan suatu kesatuan dan
tidak dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan
yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik, dan hanya dinyatakan
dalam salah satu gambar perencanaan atau persyaratan teknis perencanaan saja.
Kontraktor harus tetap pelaksanaannya tanpa ada biaya tambahan.
1.8 Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua pipa,
fitting, secara terperinci. Semua bagian-bagian tersebut diatas walaupun tidak
digambarkan atau disebutkan secara spesifik, namun apabila untuk berfungsinya sistem
maka harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor dengan baik dan sesuai dengan
pelaksanaan yang wajar dan berlaku untuk pekerjaan pneumatic tube pada umumnya.

MEP - 40

PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU


RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

7.3. LINGKUP PEKERJAAN


1.9 Pekerjaan yang dimaksud disini adalah pengadaan material, pemasangan,
penyambungan, tenaga kerja, peralatan bantu agar seluruh instalasi pneumatic tube
dapat dipasang, diuji, dan siap untuk digunakan dengan kualitas bahan dan kualitas
pengerjaan yang terbaik sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan yang ditentukan
dalam perencanaan ini.
1.10 Persyaratan teknis ini dan gambar-gambar yang menyertai dimaksudkan untuk
menjelaskan dan menegaskan tentang segala pekerjaan, bahan-bahan, peralatan-
peralatan yang diperlukan untuk pemasangan, pengujian dan penyetelan dari seluruh
sistem agar lengkap dan siap untuk bekerja dan dapa digunakan dengan baik. Secara
umum bagian-bagian peralatan dan pekerjaan utama yang termasuk dalam Persyaratan
Teknis dan adalah sebagai berikut :
1. Pemasangan instalasi pipa pneumatic tube berikut kabel control, clamp, dll.
2. Pemasangan Blower 3 phase lengkap dengan air diverter, by pass, sound absorber,
central control unit dan power supply unit.
3. Pengadaan kapsul transportasi, rak kapsul, keranjang penerima kapsul.
4. Pengadaan dan pemasangan pencabangan (Diverter).
5. Pengadaan dan pemasangan stasiun penerima dan pengirim (Station).
6. Pengadaan dan pemasangan PC-Monitoring (bila dibutuhkan).

7.4. SPESIFIKASI TEKNIS


Spesifikasi Umum :
1. Memakai Single Line System, artinya hanya mungkin satu carrier dikirim /
diterima pada setiap transaksi.
2. Sistem dapat dikembangkan : jumlah station ditambah dan line diupgrade tanpa
membuang / mengganti alat yang sudah terpasang (high model / type of control
unit).
3. Pipa / Tube yang digunakan berdiameter 110 mm, Bend yang digunakan berradius
R=800 mm. Warna tube dan bend adalah abu-abu dan/atau transparan.
4. Kecepatan dari kapsul (carrier) adalah 3-5 m/s, berat yang dapat dikirim 2-3 kg.
5. Menggunakan sistem RFID (autoreturn of empty carrier pada station di
laboratorium).
6. Menggunakan PC-Monitoring (bila dibutuhkan).

1.11 Stasiun Pengirim dan/atau Penerima (Station)


Station bekerja secara automatis dimana hal di bawah ini dapat dilakukan diantaranya :
1. Alamat tujuan dapat disetting untuk menghindari kesalahan pengiriman ke alamat lain.
2. Station dapat menerima kapsul pengiriman keluar dimana pada saat bersamaan station
tersebut sedang menerima kapsul masuk, tanpa harus membuat si pengirim menunggu.
3. Station terdiri station akhir (End station) dan station perantara (Through station).
4. Dilengkapi display LCD yang dapat menunjukkan alamat tujuan pengiriman dan

MEP - 41

PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU


RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

menunjukkan nama (alpha numeric).


5. Setiap station mempunyai alamat tujuan yang berbeda dan dapat dihubungkan dengan
signal penerima dengan masing-masing alamat yang berbeda dan sinyal hanya dapat
dimatikan apabila barang diambil.
6. Dilengkapi dengan langkah konfirmasi saat akan mengirim ke alamat yang dituju.
7. Pada station tidak terjadi electro static pada saat pengiriman dan penerimaan.
8. Dilengkapi dengan sinyal kedatangan yang dapat diset sesuai dengan keinginan.
9. Station dapat melakukan auto clearing jika terjadi sesuatu atau kapsul tertinggal pada
instalasi.
10. Khusus di Laboratorium dan Farmasi, station yang digunakan adalah Multi Lab Station,
dipasang RFID system yang berfungsi mengembalikan kapsul (carrier) ke station asal
secara otomatis.
11. Multi Lab Station (MLS) berfungsi untuk mengirim dan menerima carrier. Pada MLS
terdapat 3 selongsong (dispatch), dimana satu dispatch untuk menerima dan dua
dispatch untuk mengirim. Pada sending dispatch dapat secara bersamaan diletakkan 2
carrier berbeda masing-masing satu pada setiap dispatch. Pengiriman dilakukan secara
otomatis TANPA harus menekan / memilih kode station yang dituju.
12. RFID sistem memungkinkan station mengirim carrier TANPA harus menekan kode
station yang dituju.
13. Code Tag (RFID) menggunakan gelombang radio frequency.
14. Apabila listrik padam dan terdapat kapsul yang sedang dikirim sebelum listrik padam
didalam jaringan, maka kapsul tersebut harus dapat melanjutkan pengiriman ke station
yang dituju, bila tidak maka kapsul tersebut harus dapat dikirim ke Default Station.
15. Default Station adalah station yang didefinisikan sebagai station yang harus dituju
kapsul tiba apabila ada masalah listrik dan control system disaat pengiriman kapsul
tersebut.
16. Memiliki test report EMC sertifikat dari badan sertifikasi bertaraf internasional.

1.12Carrier / Kapsul transportasi


1.Tahan lama dengan tutup dilapisi karet dan tahan benturan.
2.Kapsul anti bocor tidak mudah pecah (leak proof carier).
3.Kapsul transportasi diameter 110 mm atau 4 inci untuk pengiriman sample lab dan
obat-obatan.
4. Pada kapsul tertentu terdapat microchip sebagai pengenal asal dari kapsul tersebut
(untuk sistem RFID).

1.13 Blower 3-phase


1. Blower 3-phase yang mampu untuk memberikan volume udara yang cukup untuk
pengiriman hingga titik terjauh.
2. Blower dilengkapi dengan air diverter yang berfungsi untuk mengatur posisi “pressure”
atau “suction” pada sistem.

MEP - 42

PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU


RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

3. Reaksi cepat Air Diverter pengubah posisi tekanan udara secara halus dan tidak
mengejutkan serta maintenance free.
4. Perlambatan kecepatan ketika pengiriman darah dan sample darah bila diinginkan.
5. Dilengkapi Silencer untuk mengurangi bunyi dari blower.
6. Dilengkapi proteksi untuk blower agar tidak mudah terbakar dikarenakan oleh fluktuasi
listrik dan kehilangan 1 phase.

1.14 Pipa (Tube) dan Bend


1. Pipa (tube) dan bend terbuat dari hard PVC yang berwarna abu-abu dan transparan.
2. Pipa dan bend berdiameter 110 mm.
3. Bend memiliki radius 800 mm.
4. Memenuhi standard DIN 6660 dan memiliki test certificate dari lembaga bertaraf
internasional.

1.15 Diverter
1. Di dalam Diverter terdapat 1 unit motor yang dapat menggerakan selongsong (dispatch)
dalam diverter secara automatis dan Tube Switch (Fotosensor/Non Contact Sensor).
2. Diverter yang digunakan adalah Three Way – Diverter.
3. Pergantian posisi pada diverter dilakukan secara microcontrolled.
4. Memiliki test report EMC sertifikat dari badan sertifikasi bertaraf internasional.
1.16 Central Control Unit
1. Control Unit dapat diprogram dan dapat memonitor secara real time transaksi pada
jaringan.
2. Control Unit harus dapat dihubungkan ke periphery device lainnya seperti PC/Printer.
3. Control Unit harus dapat melakukan transaksi internal dalam satu line secara
indenpenden dan harus dapat melakukan transaksi antar line.
4. Control Unit harus dapat secara automatis melakukan restart apabila terjadi power
failure.
5. Sistem menggunakan satu power supply untuk satu line.
6. Memiliki test report EMC sertifikat dari badan sertifikasi bertaraf internasional.

1.17 Sistem Kabel


1. Sistem Kabel adalah kabel yang didalamnya terdapat kabel data dan kabel daya,
terisolasi dalam satu sistem kabel.
2. Kabel yang digunakan tipe F-(Y+VYAY)FY 3x2,5 + 2x2x0,22.
3. Kabel harus resistant terhadap ultraviolet dan gangguan elektromagnetik dari luar.
Didalam sistem kabel terdapat kabel data dan kabel power yang adalah kabel DC untuk
menghindari losing pada kabel.
4. Instalasi sistem kabel sesuai dengan jalur pipa (tube) dan diikat pada pipa.
5. Memiliki test report EMC sertifikat dari badan sertifikasi bertaraf internasional.

MEP - 43

PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU


RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

1.18 PC-Monitoring (optional)


1. Berfungsi untuk memonitor status transaksi pada sistem secara real time.
2. Sistem dapat tetap berfungsi walaupun PC / Laptop dalam keadaan switch off (mati).
3. Software yang digunakan harus dapat menampilkan pada monitor minimal transaksi
pengiriman, data pengiriman, data penerimaan, grafik animasi dan error table.

1.19 Instalasi
Jarak clamp pipa minimal 3 buah per pipa, shock penyambung, lem, kabel ties dan
elbow disesuaikan kebutuhan.

7.5. Referensi Produk


Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Pelaksana pekerjaan dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setara dan
pelaksana pekerjaan baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan
tertulis dari Konsultan Manajemen Konstruksi.

Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

No Uraian Produk
1 Peralatan Pneumatic Tube - Sumetzberger (Austria)
- Hoertig (Jerman)
- Thalmayr (Austria)

MEP - 44

PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU


RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

PASAL 08
PANEL TEGANGAN RENDAH

8.1 LINGKUP PEKERJAAN


Meliputi :
Pengadaan, pemasangan, penyambungan dan pengujian panel-panel tegangan menengah
sesuai dengan gambar rencana yaitu :
 Pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan
selama masa pemeliharaan.
 Panel utama tegangan menengah di ruang trafo/power house
 Pengadaan seluruh peralatan proteksi termasuk relay, dengan peralatan bantu lainnya
sehingga sistem dapat berjalan dengan baik.
 Pengadaan spare part dan operation manual termasuk training bagi operator.
 Testing dan commissioning lengkap dengan perizinan yang diperlukan untuk
penyambungan dengan sistem PLN.
 Pengurusan semua ijin-ijin yang terkait dengan pekerjaan kelistrikan,
Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan
spesifikasi teknis ini maupun tambahan-tambahan lainnya.

1. Spesifikasi Teknis Panel Tegangan Menengah


a. Incoming Cubicle
Incoming/Outgoing Cubicle, tipe IM-SM6 , lengkap dengan :
 Switch Cubicle (LBS-SF6) 6/20 kV ; 16 kA ; 630 A
 CI2 Operating Mechanism (Motorise)
 Earthing Switch with SF6 gas Technology
 Voltage Indicator
 Heater 50W 220V
 busbar 630 Ampere 3 Pcs.
 Motor Mechanism, Closing Coil, Opening Coil, Aux.Contact 220VAC
 Dimension : Width:500mm, Depth:940mm, Height:1600mm
 colour : White RAL 9002 Smooth

b. Metering Cubicle
Metering Cubicle, tipe GBC-B - SM6 , lengkap dengan :
 Switch Cubicle (LBS-SF6) 6/20 kV ; 16 kA ; 630 A
 CS Manual Operating Mechanism
 voltage Transformer VRQ2 3 Pcs
 Current Transformer ARM3 3 Pcs.
 Earthing Switch with SF6 gas Technology

MEP - 45
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

 voltage indicator
 Heater 50 W, 220 VAC
 busbar 630 Ampere 3 Pcs.
 LV Compartment
 Dimension : Width:500mm, Depth:940mm, Height:1600mm
 Colour : White RAL 9002 Smooth

c. Transformator Protection Cubicle/Outgoing


Trafo Protection Cubicle, tipe QM-SM6 , lengkap dengan :
 Switch Cubicle (LBS-SF6) 6/20 kV ; 16 kA ; 630 A
 CI2 Operating Mechanism (Motorise)
 Earthing Switch with SF6 gas Technology
 Voltage Indicator
 Heater 50W 220V
 busbar 630 Ampere 3 Pcs.
 MV Fuse, tipe : solefuse/ Fusarc 3 Pcs.
 Shunt Trip 220VAC
 Mechanical Indication for blown fuses
 Motor Mechanism, Closing Coil, Opening Coil, Aux.Contact 220VAC
 Relay proteksi SEPAM 1000+ Merlin Gerin ( Thermal Over Load Protection )
 Dimension : Width:500mm, Depth:940mm, Height:1600mm
 Colour : White RAL 9002 Smooth

8.2 KARAKTERISTIK CUBICLE


Switch Gear minimal dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut
 Jenis pemutus : LBS dengan fuse.
 Tegangan kerja : 20/24 kV
 Frekwensi kerja : 50 Hz
 Tingkat isolasi : 50/125 kV
 Standard Impulse with stand voltage. : 125 kV
 Power frequency with stand voltage, 1 menit : 50 kV
 Tegangan test (50 Hz) 1 menit. : 50 kV DC
 Rated short-time with stand current. : 16/25 kA
 Rated closing time : 50 ms
 Rated opening time : 42 ms
 Rated break time : 60 ms
 Besaran arus :
- Busbar : 630 A
- Circuit-Breaker : 630 A
MEP - 46
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

 Kondisi kerja :
- Jenis produksi : Tahan terhadap iklim tropis
- Temperatur ruangan : 40°C
- Kelembaban ruangan : 80% - 100%

8.3 KONSTRUKSI CUBICLE


Cibicle harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas.
 Pemutus beban tidak dapat dimasukkan jika saklar pembumian tertutup atau saklar
pembumian tidak dapat dimasukan jika pemutus beban tertutup yang mana dapat
dioperasikan secara mekanik dan elektris.
 Pengamatan-pengamatan seperti apakah suatu saklar pemutus beban atau pembumian
dalam keadaan terbuka atau tertutup dan sebagainya dapat dilakukan tanpa membuka
pintu/pelindung switchgear.
 Switchgear terdiri dari kotak-kotak/lemari yang dipergunakan untuk pemasangan
peralatan-peralatan atau penyambungan-penyambungan. Setiap ruang kotak / lemari
switchgear hanya dapat dicapai/dimasuki, bila semua peralatan dalam ruangan tersebut
telah mati/terputus atau terhubungkan ke tanah.
 Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengaman (atau sistem intrelock) harus
dibuat dari bahan yang cukup kuat, dan harus sedemikian rupa sehingga tidak
mungkin terjadi kecelakaan akibat kesalahan-kesalahan operasi yang dibuat oleh
Petugas.
 Switchgear harus dapat dibuat sedemikian rupa, sehingga cara-cara operasi, sistem
pengaman dan perawatan adalah sesederhana mungkin. Operasi terhadap switchgear
harus dapat dilakukan dengan satu gerakan dengan sebuah handel mekanis yang
dipasang.
 Panel-panel/kubikel dibuat dari stainless steel, tebal tidak kurang dari 2.30 mm,
dengan ukuran standard, sehingga dapat ditukar-tukar bagian-bagiannya dan dapat
diperluas dengan mudah. Masing-masing terpisah satu sama lain dengan pelat
pemisah.
 Ruangan busbar, dilengkapi dengan penutup yang dapat dilepaskan dengan
mur/sekrup, setelah switchgear dimatikan.
 Ruangan peralatan, dilengkapi dengan pintu disebelah muka yang dihubungkan
dengan sebuah handel pembuka peralatan sedemikian rupa, sehingga hanya dapat
dibuka bila bagian dalam ruangan tersebut telah mati.
 Bagian muka dari panel dilengkapi dengan lubang/jendela untuk mengamati posisi
dari alat-alat didalamnya.

8.4 INTERLOCK
Perlengkapan untuk locking dan interlocking harus disediakan untuk mencegah
kemungkinan terjadinya kekeliruan dalam operasi dan menjamin keselamatan petugas.

MEP - 47
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

Peralatan ini bekerja mekanis, dan mempunyai kekuatan mekanis lebih besar dari alat yang
dikontrol.
Perlengkapan alat interlock disediakan untuk :
Interlock Pintu :
 Pintu tidak dapat dibuka bila switch dalam posisi tertutup dan bila switch
pembumian dalam kedudukan terbuka.
 Pintu tidak dapat ditutup bila switch pentanahan dalam keadaan tertutup.

Interlock untuk Switch TM :


 Switch tidak dapat dioperasikan bila pintu dalam keadaan terbuka dan switch
pembumian dalam keadaan tertutup.

8.5 PAD LOCKING


Padlocking harus disediakan untuk :
 Switch pentanahan dalam keadaan terbuka dan tertutup
 Pengaman dalam keadaan terbuka
 Pintu dari panel switchgear

8.6 SISTEM PEMBUMIAN


 Semua bagian metal/logam yang dalam keadaan normal tidak bertegangan harus
dihubungkan menjadi satu secara elektrik dengan baik.
 Harus disediakan suatu rel pentanahan sepanjang panel, dimana bagian-bagian metal
tersebut diatas dihubungkan. Hubungan antara bagian yang tetap dan yang bergerak
dilakukan dengan pita tembaga yang fleksibel dan pita ini harus dilindungi terhadap
gangguan mekanis (pintu dan lain-lain).
Hal-hal dibawah ini harus dihubungkan pada rel pembumian :
 Pisau switch pembumian
 Pelindung baja dari kabel tegangan menengah
Rangkaian pentanahan harus tahan terhadap arus hubung singkat sebesar 25 KA, selama 1
detik tanpa mengalami kerusakan.

8.7 PEMBERIAN TANDA PENGENAL


Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
 Fungsi dari peralatan dalam panel
 Posisi terbuka atau tertutup
 Arah putaran dari handle pengontrol dari switch
 Nama dari feeder
Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak boleh hilang.

MEP - 48
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

8.8 FINISHING
 Semua mur dan baut harus tahan karat dan dilapisi cadmium. Semua bagian-bagian
dari baja harus bersih dan di“sandblasted”, serta harus dilindungi terhadap karat
sebelum dirangkai.
 Pengecatan akhir dilakukan dengan empat lapis warna abu-abu atau warna lain yang
disetujui.

8.9 PENGUJIAN
a) Pengujian ini perlu dilakukan di pabrik dengan menunjukkan sertifikat pengujian yang
disetujui oleh lembaga yang berwenang meliputi :
 Temperature rise test at continuous box rating
 Making and breaking capacity type test
 Mechanical endurance type test.
 Power frequency voltage type test.
 Impulse voltage withstands type test.
b) Routine test
 Operating routine test
 Power frequency voltage routine test.
 Timing routine test for isolating devices
 Dielectric routine test for isolating devices
Setiap hasi test yang dilengkapi dengan berita acara pengujian harus disiapkan
rangkap 4 (4 copy) untuk mendapatkan persetujuan MK/direksi pengawas.
c) Site Test
Setiap site test harus dihadiri oleh MK/direksi pengawas dan lembaga yang
berwenang, site test yang dilakukan antara lain :
 Cable and equipment insulation
 Phasing out
 Insulating oil
 Relay setting (current injection method) and tripping test
 High pot tests to 75% of the rated power frequency withstand voltage
 Current transformer and voltage transformers
 Operational and control sequence and mechanical test
 Joint and contact resistance
 Corona and partial discharges test
 Instrumentation test
d) Local power authority test

MEP - 49
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

Setelah seluruh peralatan dipasang, pengaturan dan penyelenggaraan testing dengan


local power authority harus segera dilaksanakan, segala biaya dan akibat yang timbul
selama dilakukan pengetesan ditanggung oleh sub contractor pelakasana. Hasil test
sebanyak 4 copy diserahkan kepada Konsultan Pengawas.

8.10 PRODUK
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi teknis. Pemborong dimungkinkan untuk
mengajukan alternative lain yang setara dengan yang telah dijadikan acuan dalam
perencanaan. Pemborong baru bisa mengganti bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis
dari para pihak yang berkewenangan untuk itu.
Produk bahan dan peralatan yang dapat dipakai dalam pekerjaan ini adalah :
Terlampir di lis material

MEP - 50
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

PASAL 09
KABEL DAYA TEGANGAN MENENGAH

9.1 SKUP PEKERJAAN


Skup pekerjaan kabel daya tegangan menengah meliputi :
 Pengadaan dan pemasangan kabel dari jenis N2XSEFGbY, N2XSEbY dan
N2XSY dengan berbagai jenis ukuran kabel sesuai dengan gambar
perencanaan
 Pengadaan dan pemasangan terminal kit kabel system tegangan menengah
 Penyambungan terminal kit kabel tegangan menengah ke terminal system
pengaman di Cubicle
 Penyambungan terminal kit kabel tegangan menengah ke terminal/bushing
trafo sisi primer
 Melaksanakan pengujian
 Membuat as built drawing

9.2 KARAKTERISTIK SISTEM


Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type :
 Tegangan antar phasa : 20 Kv
 Tegangan kontinue sistem : 24 Kv
 Test tegangan impuls : 125 Kv
 Frekwensi : 50 Hz
 Rating daya hubung singkat pada jaringan : 500 MVA
Semua kabel NYY yang ditanam di dalam perkerasan (tembok, beton, dll) harus
berada di dalam conduit Galvanis yang diameter dalamnya minimal 1,3 dari
diameter luar kabel.

9.3 PENYAMBUNGAN KABEL


 Semua sambungan merupakan sambungan kabel bawah tanah. Setiap
sambungan harus diberi bak control yang dirancang sedemikian rupa sehingga
kedap air
 Semua penyambungan kabel dilakukan dengan menggunakan splacing kit
(jointing kit) sesuai dengan spesifikasi kabel yang akan disambung
 Setiap sambungan harus diberikan spare kabel dengan panjang minimal 5
meter di sisi hulu atau hilir
 Kable spare harus ditanam dengan lay out bentuk huruf S atau melingkar,
disesuaikan dengan lokasi yang paling memungkinkan
 Cara penyambungan harus sesuai dengan petunjuk dari pabrikan spacing kit
(jointing kit)
 Setelah dilakukan penyambungan, tahanan isolasi harus diukur dengan meger.
MEP - 51
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

 Tahanan isolasi antar fase harus sama (seimbang) dengan besaran tak
terhingga
 Tahanan isolasi fase ke netral harus harus mencapai besaran tak terhingga
 Khusus tahanan isolasi penyambungan kabel ini menyimpang dari
ketentuan PUIL yang menyatakan bahwa tahanan isolasi minimal 1000
kali besaran tegangan kerja.
 Penyambungan kabel harus dilakukan oleh ahli yang bersertifikat resmi
 Penyambungan tidak boleh dilaksanakan sebelum tenaga ahli tersebut
menunjukan sertifikat dan pengalaman kerjanya, atau yang direkomendasikan
oleh direksi proyek

9.4 PENANAMAN KABEL TANAH


 Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan bata
merah, dan diberi pasir, ditanam minimal sedalam 60 cm.
 Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilindungi dengan
pipa Galvanized dengan diameter minimum 2 kali. .
 Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan pipa
galvanized atau pipa beton yang dilapisi dengan pipa PVC type AW, kabel
harus berjarak tidak kurang dari 30 cm dari pipa gas, air dan lain-lain.
 Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih dari
bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran
bahan kimia dan lain sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi dengan pasir
kali setebal 10 cm. kemudian kabel diletakkan, diatasnya diberi bata atau
concrete plate dan akhirnya ditutup dengan tanah urug.
 Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung.
Penyambungan harus mempergunakan peralatan khusus untuk penyambungan
kabel dalam tanah.
 Agar memudahkan didalam pengoperasian, pengurutan kabel dan
menghindari kecelakaan akibat tergali/tercangkul. Penanaman dan
penyambungan kabel harus diberikan tanda yang jelas pada jalur-jalur
penanaman kabelnya. Kabel yang tertanam di dalam tanah harus diberi tanda
patok setiap jarak 25 meter dan/atau di setiap belokan. Patok harus diberi
keterangan jenis kabel, ukuran kabel dan arah aliran arus.

9.5 KONSTRUKSI KABEL


 Konduktor dari bahan tembaga stranded dengan kandungan tembaga
99,99%.
 Jenis bahan isolasi dari jenis cross linked polyethylene (XLPE) yang bagian
dalamnya dilapisi dengan inner semi conductive dan bagian luar dilapisi
dengan outer semi conductive.
MEP - 52
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

 Mempunyai selubung semi conductive water blocking tape yang di beri


copper tape pada bagian luar.
 Mempunyai selubung non conductive water blocking tape yang di beri shaper
filler.
 Mempunyai selubung non conductive water blocking tape yang di beri PVC
(Polyvynil chloride) dan PVC inner sheath.
 Untuk kabel tanah mempunyai flat steel wire dan steel tape.
 Selubung terluar dari PVC berwarna merah.

SATUAN
NO. PROPERTIES XLPE PVC
BESARAN
1. Density g/cm³ 0.92 1.4
2. Tensile strength Mpa 22 20
3. Elongation % 600 300
4. Volume resistivity Ohm-cm > 1017 > 1014
5. AC breakdown voltage kV/mm 40-50 20-35
6. Dielectric constant - 2.28 6-8
7. Dissipation faktor % 0.02 4-12
8. Temperatur normal °C 90 70
9. Short circuited temp. °C 250 160

9.6 PENGUJIAN/TESTING
Dalam melaksanakan pekerjaan kelistrikan, sebelum dioperasikan harus dilakukan
pengetesan. Adapun pengetesan terdiri dari dua jenis yaitu pengetesan di lapangan
dan pengetesan di laboratorium atau pengetesan di fabrik (Factory Test). Berikut
adalah beberapa penjelasan mengenai sistem pengetesan tersebut:
a. Factory Test
 Pengetesan Individuil
Pengetesan ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari
pengetesan sebagai berikut :
- Pengetesan ukuran tahanan hantaran
- Pengetesan dielektrik
- Pengukuran loss factor
- Continuity
 Pengetesan Khusus
Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai.
Pengetesan tersebut terdiri dari test sebagai berikut :
- Test tegangan impuls
- Mekanikal test
- Pengukuran loss factor pada bermacam-macam temperature
MEP - 53
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

- Pengetesan dielektrik
- Pengetesan perambatan (Creep Test)
Pelaksanaan pengetesan dapat dilaksanakan di work shop jika memungkinkan.
Jika pengetesan di work shop tidak memungkinkan, maka cukup dengan
menyampaikan hasil sertifikat factory test yang sudah di sahkan oleh instansi
yang berwenang untuk itu.

b. Site Test
Pengetesan setelah instalasi kabel. Setelah kabel ditanam, penyambungan-
penyambungan dan pemasangan kotak akhir, maka dilakukan pengetesan
dielektrik/insulation test.

9.7 KOTAK UJUNG KABEL


Kotak Ujung Kabel (Junction Box) harus mempunyai ukuran yang sama dengan
kabel yang akan disambungkan. Harus tahan terhadap pengetesan-pengetesan yang
dilakukan pada kabel.

MEP - 54
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

PASAL 10
KABEL DAYA TEGANGAN RENDAH

10.1 UMUM
Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan
type yang sesuai dengan gambar rencana (NYY, NYFGbY, NYM 06/1 KV,
NYMHY 0.6/1 KV) kabel daya tegangan rendah ini harus sesuai dengan standard
SII atau S.P.L.N.

10.2 INSTALASI DAN PEMASANGAN KABEL


a. Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
persyaratan PUIL 2000/LMK. Semua kabel/ kawat harus baru dan harus jelas
ditandai dengan ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
Semua kawat dengan panampang 6 mm² ke atas haruslah dari jenis dipilin
(stranded). Sistem instalasi listrik di proyek ini tidak boleh memakai kabel
dengan penampang lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian kabel
kendali/control.

Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type :


 Untuk instalasi penerangan dan kontak tusuk adalah NYM dengan
conduit Hight Impact uPCV
 Untuk kabel distribusi /kabel tovoer menggunakan jenis kabel NYY,
NYFGbY
 Kabel yang ditanam di tanah harus menggunakan kabel NYFGbY
 Kabel penerangan luar/jalan dengan menggunakan kabel NYFGbY.
 Untuk kabel-kabel dari alternator genset menuju ke LVMDP
menggunakan kabel jenis NYY
 Untuk kabel-kabel dari LVMDP menuju ke panel hydrant menggunakan
kabel jenis FRC
 Kabel yang digunakan harus setara dengan merk Kabelindo, Kabelmetal,
Tranka dan Supreme kecuali kabel FRC digunakan merk : Radox,
Elcuflamex, Wilson, Fuji, Pirelli
Semua kabel NYY yang ditanam di dalam perkerasan (tembok, beton, dll)
harus berada di dalam conduit Galvanis yang diameter dalamnya minimal 1,3
dari diameter luar kabel.

MEP - 55
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

b. "Splice" / Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-sambungan baik
dalam feeder maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak
penghubung yang bisa dicapai (accessible).

Sambungan pada kabel circuit cabang harus kuat secara mekanis dan harus
memenuhi syarat kemampuan hantar arus listrik. Penyambungan dilakukan
dengan cara-cara "Solderless Connector", kompresi atau disolder.

Dalam membuat "Splice" konector harus dihubungkan pada konduktor dengan


baik, sehingga semua konductor tersambung, tidak boleh ada kabel-kabel
telanjang yang kelihatan dan tidak boleh lepas oleh getaran.

Semua sambungan kabel baik di dalam kotak sambung, panel ataupun tempat
lainnya harus mempergunakan connector terbuat dari tembaga yang diisolasi
dengan porselen atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan
dengan diameter kabel.

c. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, sambungan dan lain-lain seperti karet, PVC,
asbes, tape sintetis, resin, splice case, composit dan lain-lain harus dari type
yang sesuai untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lainnya. Isolasi
harus dipasang dengan cara yang sesuai dengan persyaratan atau petunjuk
teknis dari pabrik pembuat.

d. Penyambungan Kabel
1. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-
kotak penyambung yang khusus untuk itu (misalnya junction box dan
lain-lain). Pemborong harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-
cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada Perencana.
2. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama
masing-masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum
dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus dibuat
berita acara dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
3. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambung
tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan harus kuat. Penyambungan
kabel harus dengan ukuran yang sesuai.
4. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa
PVC / procelen yang khusus untuk listrik.

MEP - 56
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

5. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga


tingkat isolasi tertentu.
6. Cara-cara pengecoran sambungan kabel yang ditentukan oleh pabrik
harus diikuti, misal temperatur-temperatur pengecoran dan semua lobang-
lobang udara harus dibuka selama pengecoran.
7. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus
dilindungi dengan pipa baja dengan tebal minimal 2,5 mm.

e. Saluran Penghantar dalam Bangunan


1. Untuk instalasi penerangan di daerah terbuka tanpa menggunakan plafond
gantung, saluran penghantar (conduit) ditanam dalam beton.
2. Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan plafond
gantung, saluran penghantar (conduit) dipasang di atas kabel tray dan
diletakkan di atas plafond dengan tidak membebani plafond.
3. Cable tray harus menggunakan produk pabrikan yang di galvanis dengan
ketebalan plat disesuaikan dengan ukuran lebar kable tray itu sendiri
4. Cable tray harus digantung dengan jarak penggantung maksimal setiap 2
meter dan di setiap belokan dan atau percabangan
5. Penggantung harus dapat diatur ketinggiannya dengan menggunakan baut
6. Untuk instalasi saluran penghantar di luar bangunan, dipergunakan
saluran beton, kecuali untuk penerangan taman, dipergunakan pipa
galvanized dengan diameter sesuai standar. Saluran beton dilengkapi
dengan hand-hole untuk belokan-belokan.
7. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit dengan
diameter minimum 5/8". Setiap pencabangan ataupun pengambilan keluar
harus menggunakan junction box yang sesuai. Untuk sambungan yang
lebih dari satu di dalam junction box harus menggunakan terminal strip
Junction box yang terlihat dipakai junction box ex. Jerman Eropa,
dengan tutup blank plate stainless steel, type "star point".
8. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus
dilengkapi dengan "Socket / lock nut", sehingga pipa tidak mudah
tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang
berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m, harus
dimasukkan dalam pipa PVC dan pipa harus diklem ke bangunan pada
setiap jarak 50 cm.

f. Pemasangan Kabel dalam Tanah


1. Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 60 cm.
2. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan bata
merah, dan diberi pasir, ditanam minimal sedalam 60 cm.

MEP - 57
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

3. Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilindungi
dengan pipa Galvanized dengan diameter minimum 2 kali. .
4. Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan pipa
galvanized atau pipa beton yang dilapisi dengan pipa PVC type AW,
kabel harus berjarak tidak kurang dari 30 cm dari pipa gas, air dan lain-
lain.
5. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih
dari bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu,
kotoran bahan kimia dan lain sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi
dengan pasir kali setebal 10 cm. kemudian kabel diletakkan, diatasnya
diberi bata atau concrete plate dan akhirnya ditutup dengan tanah urug.
6. Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung.
Penyambungan harus mempergunakan peralatan khusus untuk
penyambungan kabel dalam tanah.
7. Agar memudahkan didalam pengoperasian, pengurutan kabel dan
menghindari kecelakaan akibat tergali/tercangkul. Penanaman dan
penyambungan kabel harus diberikan tanda yang jelas pada jalur-jalur
penanaman kabelnya. Kabel yang tertanam di dalam tanah harus diberi
tanda patok setiap jarak 25 meter dan/atau di setiap belokan. Patok harus
diberi keterangan jenis kabel, ukuran kabel dan arah aliran arus.

10.3 PENGUJIAN & TESTING


Dalam melaksanakan pekerjaan kelistrikan, sebelum dioperasikan harus dilakukan
pengetesan. Adapun pengetesan terdiri dari dua jenis yaitu pengetesan di lapangan
dan pengetesan di laboratorium atau pengetesan di fabrik (Factory Test). Berikut
adalah beberapa penjelasan mengenai sistem pengetesan tersebut:
a. Factory Test
 Pengetesan Individuil
Pengetesan ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari
pengetesan sebagai berikut :
- Pengetesan ukuran tahanan hantaran
- Pengetesan dielektrik
- Pengukuran loss factor
- Continuity

 Pengetesan Khusus
Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai.
Pengetesan tersebut terdiri dari test sebagai berikut :
- Test tegangan impuls
- Mekanikal test

MEP - 58
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

- Pengukuran loss factor pada bermacam-macam temperature


- Pengetesan dielektrik
- Pengetesan perambatan (Creep Test)
Pelaksanaan pengetesan dapat dilaksanakan di work shop jika memungkinkan.
Jika pengetesan di work shop tidak memungkinkan, maka cukup dengan
menyampaikan hasil sertifikat factory test yang sudah di sahkan oleh instansi
yang berwenang untuk itu.

b. Site Test
Pengetesan setelah instalasi kabel. Setelah kabel ditanam, penyambungan-
penyambungan dan pemasangan kotak akhir, maka dilakukan pengetesan
berupa
 Dielektrik/insulation test.
 Continuity test

MEP - 59
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

PASAL 11
PANEL TEGANGAN RENDAH

11.1 LINGKUP PEKERJAAN


Meliputi :
 Pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan
selama masa pemeliharaan.
 Pengurusan semua ijin-ijin yang terkait dengan pekerjaan kelistrikan,
 Pengadaan tenaga teknisi dan tenaga ahli.
Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan spesifikasi
teknis ini maupun tambahan-tambahan lainnya.

1. Type dan Macam Panel


Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada
seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi
pada 220/380 V, 3 phase, 4 kawat, 50 Hz. Seluruh bagian body panel yang terbuat dari
logam harus ditanahkan (Solidly Grounded) dan harus dibuat mengikuti standard IEC,
VDE/DIN, BS, NEC, PUIL dan sebagainya.
Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (Metal enclosed), free
standing untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-
komponen yang ada :
 LVMDP
 SDP
 PANEL AC
a. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup (metal enclosed),
Coulomb/Wall mounting untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan
semua komponen-komponen yang ada :
 Panel Pompa
 Panel Penerangan
b. Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis ini, tetapi
tercantum dalam gambar rencana sebagai panel yang masuk dalam lingkup
pekerjaan.

2. Karakteristik Panel
 Tegangan kerja : 400 volt
 Tegangan uji : 3.000 volt
 Tegangan uji impulse : 20.000 volt
 Frekwensi : 50 Hz

MEP - 60
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

3. Panel Kondali Motor (Pompa)


Sistem starting motor pada pekerjaan ini dibagi menjadi dua jenis starting yaitu dengan
cara Direct On Line (DOL) dan dengan cara kendali Star-Delta.
Persyaratan-persyaratan Kerja Starter Motor Y - D
Kerja starter motor Y-D adalah Automatic starter motor Y-D dan harus dapat
dihidupkan secara manual atau otomatis.

Masing-masing starter motor Y-D terdiri dari :


 3 buah kontaktor daya
 1 thermal overload relay
 1 motor timer
 1 tombol start stop
 1 selector switch 3 posisi (local, stop, otomatis)
 3 indicator lamp :
- Merah : Fault
- Hijau : Stop
- Orange : Start

11.2 KONSTRUKSI PANEL


a. Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas,
misalnya seperti pengoperasian pemutus tenaga (MCCB), pemutus tenaga mini
(MCB), pemasangan kembali indikator-indikator, pengecekan tegangan, pengecekan
gangguan dan sebagainya.
b. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang digunakan untuk
pemasangan peralatan-peralatan atau penyambungan-penyambungan.
c. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan/interlock harus dibuat
sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat kesalahan-
kesalahan operasi yang dibuat oleh petugas.
d. Panel/kubikel dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari 2,50 mm dan diberi penguat
besi siku atau besi kanal dengan ukuran standard, sehingga dapat dipertukarkan dan
diperluas dengan mudah dan masing-masing terpisah satu sama lain dengan alat
pemisah.
e. Tiap panel terdiri dari bagian sebagai berikut :
 Ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup yang dapat dilepaskan
dengan baut setelah switchgear dimatikan.
 Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka, yang dihubungkan
dengan sebuah handel pembuka peralatan sedemikian rupa, sehingga hanya dapat
dibuka bila bagian dalam ruangan tersebut telah off/mati.
 Letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus disesuaikan ketinggiannya.

MEP - 61
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

 Finishing panel harus dilaksanakan sebagai berikut :


- Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium
- Semua bagian dari baja harus bersih dan setelah pengelasan harus secepatnya
dilindungi terhadap kemungkinan terjadinya karat dengan cara galvanisasi atau
"Chromium Plating" atau dengan "Zinc Chromate Primer".
- Pengecatan akhir dilakukan dengan empat lapis cat oven atau cat “Powder
Coating”, warna abu-abu atau warna lain yang disetujui Direksi.
f. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan Mini Circuit Breaker (MCB)
dengan breaking capacity minimal 6 - 8 KA simetris.
Circuit Breaker lainnya harus dari type Moulded Case Circuits Breaker (MCCB) atau
No Fuse Breaker (NFB), sesuai dengan yang diberikan pada gambar rencana dengan
breaking capacity seperti ditunjukkan dalam gambar rencana.
Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) harus dari type automatic trip dengan
kombinasi thermal dan instantaneous magnetic unit. MCCB induk dari setiap panel
daya (power panel) harus dilengkapi dengan “Phase Failure Relay” dan kabel
controlnya harus tahan api.

g. Sistem pengkabelan
Untuk mempermudah dan menghindarkan kesalahan dalam melaksanakan perawatan,
maka penghantar dalam panel harus dibedakan dengan menggunakan kriteria sebagai
berikut :
 Kabel Daya
o Phasa R : Warna Merah
o Phasa S : Warna Kuning
o Phasa T : Warna Hitam
o Netral : Warna Biru
o Ground : Warna Kuning-hijau
 Kabel control
o Kabel Arus Bolak-balik
 Phasa : NYAF 1.5 mm2, warna Kuning
 Netral : NYAF 1.5 mm2, warna Biru
o Kabel Arus Searah (DC)
 Positif (+) : NYAF 1.5 mm2, warna Merah
 Negatif (-) : NYAF 1.5 mm2, warna Hitam
 Kabel trafo pengukuran :
o Potensial Transformer : NYAF 2 mm2, warna kuning
o Current Transformer : NYAF 2 mm2, warna hijau
o Grounding : NYAF 2 mm2, warna hijau-kuning

MEP - 62
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

h. Busbar induk dalam panel harus dipasang horizontal dibagian bawah/ atas dan
mempunyai kemampuan hantar arus kontinu minimal sebesar 1,5 (satu setengah) kali
dari rating ampere frame pemutus tenaga induk.
Busbars dari bahan tembaga murni dengan minimum konduktivitas 99,99% .
Busbars harus dicat sesuai code warna dalam PUIL 2000;
Phasa : Merah, kuning, hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau - Kuning.

i. Magnetic Contactor harus dapat bekerja tanpa getaran. Kumparan contactor harus
sesuai untuk tegangan 220 Volt, 50 HZ dan tahan bekerja secara kontinyu pada 10%
tegangan lebih dan harus pula dapat menutup dengan sempurna pada 85% tegangan
nominal. Magnetic Contactor harus dari produk setara Telemecanique, ABB atau
Merlin Gerin

j. Pemberian Tanda Pengenal


Harus dipasang tanda pengenal yang menunjukkan hal-hal berikut :
 Fungsi peralatan dalam panel
 Posisi terbuka atau tertutup
 Arah putaran handel pengontrol dan switch
 Dan lain-lain.
Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak boleh hilang.

k. Pengujian
Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan sertifikat pengujian yang
diakui oleh PLN (LMK) :
 Test kekuatan tegangan impuls
 Test kenaikan temperatur
 Test kekuatan hubung singkat
 Test arus beban lebih
 Test untuk alat-alat pengaman
 Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud
 Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel
 Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
 Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.

MEP - 63
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

11.3 PRODUK
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi teknis. Pemborong dimungkinkan untuk
mengajukan alternative lain yang setara dengan yang telah dijadikan acuan dalam
perencanaan. Pemborong baru bisa mengganti bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis
dari para pihak yang berkewenangan untuk itu.
Produk bahan dan peralatan yang dapat dipakai dalam pekerjaan ini adalah :lihat lampiran
list material

MEP - 64
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

PASAL 12
SISTEM PEMBUMIAN

12.1 UMUM
Yang dimaksud dengan pembumian dalam hal ini dibagi menjadi dua bagian yaitu
pembumian system dan pembumian perlengkapan (peralatan).

1. Pembumian Sistem
Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal (panel-panel, housing
peralatan, cable rack, pintu-pintu besi, tangki-tangki dan lain-lain) harus
dihubungkan pada elektroda pembumian baik secara terpadu atau secara
terpisah (individual).
Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 5/8" dan harus
ditanam sehingga dapat dicapai tahanan pembumian maksimal 2 Ohm.
Untuk peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat dibuat hubungan
pembumian terpadu, yaitu dengan mengikuti standard-standard yang berlaku
dalam PUIL 2000.

Ketentuan-ketentuan yang harus diikut antara lain sebagai berikut :


Penampang Konduktor
Penghantar daya yang digunakan (mm2) Penghantar pembumian (mm2)
≤10 mm² 6 mm²
16 mm² 10 mm²
35 mm² 16 mm²
70 mm² 50 mm²
120 mm² 70 mm²
≥150 mm² 95 mm²

2. Pembumian Perlengkapan
Sistem pembumian perlengkapan, terutama peralatan-peralatan elektronik
harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Tahanan pentanahan untuk peralatan elektronik atau peralatan medis
maksimum 0,5 Ohm.
b. Peralatan elektronik lainnya seperti server, telephone/PABX, sound
system, FACP dan peralatan kondali Lift, tahanan pentanahannya
maksimum 1 Ohm.
3. Teknik Pengerjaan Pembumian
 Tanam pipa galvanis 1,5 “ secara vertical sampai kedalaman tanah
tertentu setelah diukur tahanan pembumian nya harus kurang dari 2 Ohm
 Kemudian pipa dicabut kembali sehingga akan meninggalkan lubang
dengan diameter 1,5 “.

MEP - 65
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

 Isi lubang tersebut dengan serbuk arang padat


 Tanam elektrodanya di tengah-tengah serbuk arang tersebut.
 Terminal pembumian tersebut harus terletak di dalam bak kontrol
khusus.
 Sambungan sistem pembumian dengan down conductor ditempatkan
dalam bak kontrol
 Penempatan bak kontrol harus mudah dijangkau dan mudah untuk
dilakukan pemeriksaan dan pengetesan.
 Sambungan antara down conductor dan sistem pembumian harus terikat
erat sehingga konduktivitasnya terjamin. Namun demikian harus pula
mudah di buka untuk dilakukan pengetesan.

Jika tahanan pembumiaan yang diinginkan belum bisa dicapai, sehingga


untuk pencapaianya diperlukan beberapa elektrode maka jarak antara
elektrode tersebut minimum harus dua kali panjangnya. Jika elektrode
tersebut tidak bekerja efektif pada seluruh panjangnya, maka jarak minimum
antara elektroda harus dua kali panjang efektifnya.

MEP - 66
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

PASAL 13
INSTALASI PENERANGAN DAN STOP KONTAK

13.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan instalasi penerangan dan tusuk kontak ini meliputi :
 Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan di dalam bangunan maupun di
luar bangunan
 Jenis lampu yang digunakan adalah :
- Lampu TL : LED
- Lampu Down Light : Type Essensial (E27)
 Pengadaan dan pemasangan kotak kontak (saklar) dan tusuk kotak (stop
kontak)

13.2 LAMPU DAN ARMATURE PENERANGAN UMUM


1. Umum
Lighting System merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari Housing dan
Reflector,
 Housing, reflector, lampu dan gears (capacitor, ballast, starter dan
accessories) sebaiknya merupakan satu set dari satu merk (bukan
campuran)
 Reflector harus dilengkapi dengan system anti glare (Optic Lighting
Control), yang terbuat dari optic dengan konstruksi tiga dimensi
lengkung, sehingga sumber cahaya yang tertangkap oleh kaca (misal :
monitor komputer) tidak terpantulkan.

2. Housing Material dan Finishing Lampu Fluorescent (TL)


 Zinc coated white paint sheet steel 0.5 mm
 Optics : High impurity pre-anodize alumunium sheet, semispecula and
Specula finished
 In-fill panel : Cold Rolled steel with white paint
 Product : Interlite, Philips, Artolite, General Electric(GE),
 Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti
yang dilukiskan dalam gambar-gambar elektrikal .
 Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pentanahan
(grounding).
 Semua lampu Fluorescent dan lampu gas discharge lainnya harus
dikompensasi dengan "power factor correction capasitor"
 Housing lampu harus cukup kuat terhadap kenaikan temperatur dan beban
mekanis dari louver.
 Reflector terutama untuk ruangan office harus memakai bahan tertentu,
sehingga diperoleh derajat pemantulan yang sangat tinggi.

MEP - 67
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

 Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus
cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan
tidak mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu
itu sendiri.
 Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam
box harus diberikan saluran atau klem-klemn tersendiri, sehingga tidak
menempel pada ballast atau kapasitor.
 Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,8 mm, diproses anti korosi
proses “posphating”, dicat dasar tahan karat, kemudian di finish dengan
cat akhir dengan powder coating warna putih.
 Box yang terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass insert
harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia
 Cover yang terbuat dari dari clear polycarbonate harus tahan terhadap
bahan kimia, maupun gas kimia.
 Pelat kisi armatur lampu tipe surface mounted harus mempunyai
ketebalan minimum 0,5 mm.
 Ballast untuk lampu TL harus dari jenis ballast elektronik atau "Low
Loss Ballast" dan harus pula dipergunakan single lamp ballast (satu
ballast untuk satu lampu fluorescent).
 Tabung Fluorescent harus dari type TLD tipe T5.
 Armatur Down Light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana dudukan
harus dari bahan aluminium silicon aloy atau dari moulded plastic.
Diffuser harus dari bahan gelas susu atau satin etached opal plastic.
Armatur down light tersebut harus tahan terhadap bahan kimia maupun
gas kimia.
 Skedul Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar rencana dan desain
Perencanaan.

13.3 LAMPU DAN ARMATURE SPORT LIGHTING/FLOOD LIGHT


 Lampu : tipe high pressure metal halida
 Daya lampu sesuai dengan yang tertera dalam gambar perencanaan juga
item pada Bill of Quantity
 Armature. Semua armature yang dipaang di luar gedung harus memiliki
spesifikasi IP 65, Isolasi class 1 dan memenuhi standard IEC 598

13.4 TUSUK KONTAK BIASA


 Tusuk kontak dinding yang dipakai adalah tusuk kontak biasa 1 phasa +
N + E, rating 250 Volt, 16 Ampere, untuk pemasangan di dinding /
kolom.

MEP - 68
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

 Tusuk kontak baik tipe tunggal maupun ganda dengan kontak


pembumian disisinya harus dari tipe pemasangan terbenam (inbow) dan
harus memenuhi standar CEE7
 Kapasitas minimal tusuk kontak adalah 250 volt, 16 A baik tipe tunggal
maupun ganda
 Tusuk kontak dipasang pada ketinggian 30 cm dari atas permukaan
lantai, kecuali ditentukan secara khusus.
 Kotak kontak baik tipe tunggal, rangkap maupun hotel, harus dari tipe
pemasangan terbenam dengan kapasitas minimal 10 A dan harus
memenuhi standard BS 3676
 Kotak kontak dipasang pada ketinggian 150 cm dari atas permukaan
lantai, kecuali ditentukan secara khusus
 Tusuk kontak dan kontak kontak untuk peralatan harus sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan
 Kecuali ditentukan lain, semua tusuk kontak dan kotak kontak dan grid
switch harus berwarna putih.
 Product ex MK, EGA

13.5 TUSUK KONTAK INDUSTRIAL, 1 PHASA DAN 3 PHASA + N + E


 Tusuk kontak industrial yang dipakai adalah tusuk kontak industrial 1
phasa dengan 3 pin, untuk pemasangan pada dinding/kolom dengan
ketinggian 80 cm di atas lantai dan harus mempunyai terminal phasa,
netral dan pentanahan.
 Tusuk kontak industrial 3 phasa yang dipakai adalah tusuk kontak
industrial 3 phasa dan harus mempunyai terminal phasa, netral dan
pentanahan. Rating 3 Phasa, 415 Volt, 32 A yang dilengkapi switch.

13.6 ISOLATING SWITCHES / CAM SWITCH ATAU ROTARY SWITCH


 Isolating switches harus dipasang pada panel dan dilengkapi dengan
indicating lamp.
 Rating isolating switch harus lebih tinggi dari rating MCB / MCCB pada
feeder di panelnya.
 Rating tegangan adalah untuk 1 fasa 250 Volt, 3 phasa, 415 Volt.
 Switches harus dipasang pada box.

13.7 BOX UNTUK KOTAK KONTAK DAN TUSUK KONTAK


 Box harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan kedalaman tidak
kurang dari 35 mm.
 Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan kotak kontak
atau tusuk kontak dinding terpasang pada box harus menggunakan baut,
pemasangan dengan cara yang mengembang tidak diperbolehkan.

MEP - 69
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

13.8 KABEL INSTALASI


 Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi tusuk kontak
harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYM,
NYY).
 Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm² kode warna
insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut :
Fasa R : merah
Fasa S : kuning
Fasa T : hitam
Netral : biru
Grounding : hijau/kuning

13.9 PIPA INSTALASI PELINDUNG KABEL


 Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah conduit uPVC
high impact. Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan accessories
lainnya harus sesuai yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari
diameter 19 - 25 mm.
 Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak
sambung (T-Junction box) dan armature lampu.
 Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan tusuk kontak dengan
pipa conduit uPVC, high impact conduit-heavy gauge, minimum
diameter 16 - 25 mm.

13.10 RAK KABEL


 Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis
cable ladder dan cable tray yang terbuat dari plat Mild Steel dengan
ketebalan min. 2,0 mm, dan difinishing Hot Dip Galvanis dilapisi oleh
Zinchromate harus tahan terhadap bahan kimia dan gas kimia.

 Demikian pula untuk cable tray yang berfungsi sebagai jalur kabel NYM
untuk penerangan dan tusuk kontak, yang terbuat dari sheet steel dengan
ketebalan min. 2,0 mm dengan difinishing hot dip galvanized.
 Pabrik pembuat, ex Interact, Trisigma, Triabadi

13.11 TESTING / PENGUJIAN


Testing dilakukan dengan disaksikan oleh pengawas lapangan dan dibuat berita
acara yang disahkan oleh lembaga yang berwenang pengujian meliputi :
1. Test ketahanan isolasi
2. Test kekuatan tegangan impuls
3. Test kenaikan temperatur
4. Continuity test

MEP - 70
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

PASAL 14
SISTEM PENYALUR PETIR

14.1 LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan ini termasuk:
 pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja, dan lain – lain
 pemasangan, pengetesan, commisioning
 pemeliharaan seluruh instalasi system penyalur petir sesuai dengan yang
disyaratkan dalam buku ini dan pada gambar perencanaan.
Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan – pekerjaan kecil lain yang
berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci
di dalam buku ini, tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan kesempurnaan
fungsi dan operasi instalasi sistem penyalur petir.
Item – item pekerjaan yang harus dilaksanakan meliputi :
 Pengadaan dan pemasangan Elektroda penyalur petir, termasuk batang
penangkap petir (air termination), dudukan air termination dan peralatan
bantu lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi sistem penyalur
petir.
 Hantaran turun. Di dalam item ini termasuk juga pipa pelindung, penyangga,
klem untuk dudukan dan pemasangan hantaran turun.
 Elektroda pembumian, terminal penyambungan, bak kontrol dan material –
material bantu lainnya.
Instalasi sistem penyalur petir harus mengikuti Persyaratan Umum Instalasi
Penyalur Petir atau peraturan lainnya yang berlaku di Indonesia, serta harus
mendapat rekomendasi dari Departemen Tenaga Kerja RI.

14.2 STANDARD / RUJUKAN


Pekerjaan Sistem Penyalur Petir harus merujuk kepada peraturan dan standar
sebagai berikut :
 Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000)
 Peraturan Umum Instalasi Penyalur Petir (PUIPP 1983)
 British Standard (BS)
 Standar Nasional Indonesia (SNI)
 Japanese Industrial Standard (JIS)
 Institute Electrotechnical Commision (IEC)
 Spesifikasi Teknis 03300 – Beton Cor di Tempat

14.3 PROSEDUR UMUM


1. Elektroda Penyalur Petir.

MEP - 71
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

 Air Termination dari jenis Electrostatis Guardian IEC 60-1: 1989


lightning terminal dengan radius perlindungan minimum 100 meter,
sehingga seluruh bangunan gedung dapat terlindungi dengan baik
 Dudukan air termination terbuat dari fibre glass reinforce plastic (FRP)
dengan diameter 70 mm dan ketinggian 240 cm dengan ketebalan
minimum 5mm.
 Pemasangan dudukan air terminator harus tahan terhadap pengaruh
goncangan dan angin.
 Air termination yang dipakai harus mendapat ijin atau rekomendasi dari
Departemen Tenaga Kerja RI atau instansi lain yang berwenang.
 Air termination yang dipakai dengan menggunakan air termination dari
jenis bukan radioaktif.
 Detail dan tata letak instalasi penyalur petir sesuai dengan Gambar Kerja.
 Air termination harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri arus
listrik yang cukup besar tanpa terjadi kerusakan.
 Elektroda penyalur petir harus dihubungan dengan hantaran turun.
 Pemasangan penyalur petir harus diatur sedemikian rupa, sehingga semua
bagian atau benda yang berada di atap sampai dengan lantai basement
harus dapat terlindung oleh sistem instalasi penyalur petir.

2. Hantaran Turun
 Hantaran turun berfungsi untuk mengalirkan muatan listrik petir yang
diterima / ditangkap oleh elektroda penyalur petir ke konduktor
pembumian, oleh karena itu hantaran turun harus dihubungkan secara
sempurna baik dengan elektroda penyalur petir maupun elektroda
pembumian.
 Hantaran turun terbuat dari NYY cable atau coaxial cable yang
digunakan harus mendapat rekomendasi dari pabrik pembuatnya yang
menyatakan bahwa kabel tersebut dapat digunakan untuk sistem penyalur
petir.
 Untuk hantaran turun dengan kabel coaxial harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
- Tegangan isolasi antara konduktor dalam dan luar 250 kV pada
µ sesuai standar IEC 230
- Tegangan isolasi kulit luar 80 kV pada µ sesuai standar IEC
230
 Luas penampang hantaran turun NYY minimal 70 mm2, coaxial cable
minimal 35 mm2 atau sesuai dengan petunjuk teknis dari pabrik pembuat
 Hantaran turun harus dipasang dengan baik, lurus dan mempunyai
kekuatan yang cukup sehingga mampu menahan gangguan mekanis.

MEP - 72
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

3. Elektroda Pembumian
 Elektroda pembumian terbuat dari pipa GIP  1 ½“ dan plat tembaga
serta lilitan kawat timah dengan konstruksi seperti tercantum di dalam
Gambar Kerja.
 Elektroda pembumian harus ditanam langsung di dalam tanah dengan
panjang bagian yang tertanam minimal sepanjang 6 m dan mempunyai
tahanan pentanahan maksimum sebesar 2 Ohm.
 Terminal penyambungan untuk menghubungkan elektroda pembumian
dengan hantaran turun harus dilakukan di dalam bak kontrol.
Penyambungan tersebut harus menggunakan mur baut berukuran M-10
sebanyak tiga titik.
 Sistem pembumian untuk penyalur petir ini harus terpisah dari sistem
pembumian untuk sistem elektrikal lainnya.

4. Bak control / Terminal Penyambungan


 Bak kontrol berfungsi sebagai tempat penyambungan antara hantaran
penyalur petir dengan elektroda pembumian (terminal pembumian) dan
sebagai tempat untuk melakukan pengukuran tahanan pembumian.
 Dimensi konstruksi bak kontrol sesuai dengan Gambar Kerja.
 Dinding dan tutup bak kontrol terbuat dari konstruksi beton.
 Bak kontrol mempunyai tutup yang dilengkapi dengan handle. Tutup bak
kontrol ini harus dapat dibuka dengan mudah.

5. Bak control / Terminal Penyambungan


 Penyangga digunakan untuk memegang hantaran penyalur petir.
 Penyangga terbuat dari besi yang digalvanis sehingga tahan terhadap
karat.
 Dimensi dan konstruksi penyangga sesuai dengan Gambar Kerja.
 Jarak antara dua penyangga yang berdekatan minimal 40 cm.

14.4 PENGUJIAN & TESTING


Dalam melaksanakan pekerjaan kelistrikan, sebelum dioperasikan harus dilakukan
pengetesan. Pengetesan sistem penyalur petir dilakukan pada :
1. Pengetesan kemampuan Preventor Head
Pengetesan kemampuan preventor head dilakukan dilaboratorium yang
mempunyai kompetensi untuk itu. Dalam hal pengetesan preventor head
cukup dibuktikan dengan sertifikat hasil factory test dari unit peralatan
tersebut
2. Pengetesan Tahanan Pentanahan

MEP - 73
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

Pengetesan tahanan pentahanan dilakukan dilapangan dengan prosedure dan


peralatan yang sesuai dengan yang telah ditentukan pada bagian lain (lihat bab
: Sistem Pembumian)
3. Pengetesan Sambungan /Continuity
Sistem sambungan harus dilakukan untuk menjamin bahwa sambungan telah
dilaksanakan dengan baik. Tahanan antara penghantar yang disambung harus
0 (nol) Ohm.

MEP - 74
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

PASAL 15
GENERATOR SET

15.1 UMUM
Generator direncanakan sebagai suplai daya utama jika terjadi gangguan pada catu
daya PLN, sehingga harus mempunyai kemampuan bekerja secara terus menerus
minimal selama 4 kali 24 jam, aman terhadap hubung singkat dan perubahan suhu
secara tiba-tiba, kemampuan terhadap beban lebih yang tinggi dan akrab
lingkungan.

15.2 SPESIFIKASI TEKNIS GENERATOR SET


Spesifikasi Teknis Genset adalah tiga phasa empat kawat, tegangan output
380/220 Volt, 50HZ, kemampuan proteksi memenuhi standard NEMA1, Index
Proteksi IP23.
a. Type Generator set :
i. Totally Build Up
ii. Open type dengan double Silencer Resident type
iii. Prime Rating 625 KVA/500KW
iv. Integrated Steel Base tank and sprayed, 8-hour operation

v. Oil and fuel filter fitted, water separator


vi. Lube-oil drain valve fitted
vii. Electric starter Charge motor 24 v D.C
viii. Induction system: Natural aspirated
ix. Key start / auto start
x. Mechanical /Electrical governor
xi. 4 pole MCB, set mounted starting battery
xii. Operation & Maintenance manual
xiii. Warna: argent blue

b. Voltage Regulation
Voltage regulation hanya diperbolehkan ±0.5%
i. Between 0.8 and 1.0 lagging and unity
ii. From no load to full load
iii. At speed droop variation up to 4.5%

c. Frequency Adjustable Ratio


i. Change load from 0-100%, within 1.0% (electric speed
regulator), within 4.5% (mechanical speed regulator)

d. Frequency Undulation
i. Load from 0-100%, Frequency undulation within 0.25%

MEP - 75
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

ii. No load wire volts max undulation ratio within 1.8%


iii. Three phase balanced load in the order of 5%

e. Effect factor of telecom


i. TIF better than 50
ii. THF to BS4999 Part 40 better than 2%

f. Electromagnetism
i. In compliance with BS800 and VDE levels G and N

g. Prime Mover
i. Type :
Water cooled, four cycle, Turbocharged
ii. Construction
 Two valves per cylinder, forged steel crankshaft and
connecting rods, cast iron block.
 Starting 24 volt negative earth. battery charging alternator
35 amp on engine. Cranking current 640 amps at 0oc.

iii. Fuel System


 24 volt fail safe actuator. Spin-on paper element fuel filters
with Bosch fuel pump injection system with integral
Electronic governor.
 Dual flexible fuel lines and connectors.
 Standard fuel water separator.

iv. Filters.
 Air cleaner with dry element and restriction indicator.
 Spin full flow lube oil filter.
 Cooling 55 oC radiator as std Oil cooler.
 Drain Tap

v. Alternator
 Exciter : Brushless
 Cooling Fan : Cast alloy aluminum
 Bearing : Single, double shielded
 Windings : 100% copper
 Connection Type : Reconnectable
 Insulation Type : Class H
 Pitch : 2/3
 Amortisseur Winding : Full

MEP - 76
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

 Voltage Regulation NL - FL : ± 1.5%


 Underspeed Protection : Standard
 Overexcitation Protection : IP23
 Standards : NEMA, IEC, IEEE, CSA,
BS
 Phase Sequence : A(U), B(V), C(W)
 TIF (1960 Weightings) : <50
 Self regulating
 With fan cooling
 Resist humid grease
 AC excitation, rotating rectification tube
 Stator grease insulation covered
 Rotator and excitation high polymer, Resist the corruption
of oil and acid.
 Rotator balance is in accordance with BS5625 standard 12.5
 High-quality lubrication sealed long-time bearing
 Rotator silicon steel close tight
 Excitation System : PMG – optional

vi. Produk Merk


 Prime Mover : Sekualitas Perkin UK
 Alternator : Sekualitas Stamford, Leroy
Somer

2. Automatic Transfer Switch, Automatic Main Failure, Autosycnchrone


Sistem catudaya untuk Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Islam
Negeri Jakarta harus dilengkapi dengan ATS, AMF dan Autosynchrone
system.
i. Cara kerja
Cara kerja dari system ini adalah sebagai berikut :
 Jika sumber PLN mendapat gangguan sehingga
catu listrik ke Fisipol mati, maka saat itu juga generator
langsung hidup
 Generator langsung menerima beban dalam kurun
waktu tidak lebih dari 12 detik
 Jika PLN kembali normal, generator secara otomatis
melakukan syncronisasi dengan sumber PLN dan
melakukan power sharing kurang lebih selama 5 menit,
yang kemudian Genset melepaskan bebannya ke
sumber PLN

MEP - 77
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

15.3 TESTING DAN COMMISSIONING


Pengetesan dilakukan dalam 2 (dua) tahapan yaitu Loading Test (Bank Load Test)
dan Site Load Test.
 Loading Test (Bank Load Test) dilaksanakan di workshop dengan factor
daya beban sama dengan 1 (pf =1)
 Site test dilaksanakan di lokasi projek dengan beban instalasi yang ada
dibangunan proyek. Pelaksanaan test selama 2 x 24 jam.
 Semua biaya yang timbul atas pengetesan tersebut menjadi tanggung
jawab kontraktor

MEP - 78
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

PASAL 16
FIRE ALARM CONTROL SYSTEM

16.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan instalasi Fire Alarm Control System ini meliputi :
• pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja, dan lain – lain
• pemasangan, pengetesan, commisioning
• pemeliharaan seluruh instalasi system dan instalasi Fire Alarm sesuai dengan
yang disyaratkan dalam buku ini dan pada gambar perencanaan.
Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan – pekerjaan kecil lain yang
berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci
di dalam buku ini, tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan kesempurnaan
fungsi dan operasi instalasi sistem Fire Alarm secara keseluruhan
Lingkup pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Pusat Kontrol
Berupa pekerjaan pengadaan dan pemasangan Fire Alarm Control Panel
(FACP) beserta peralatan bantu lainnya yang diperlukan untuk kesempurnaan
sistem lokasi FACP di Ruang Kontrol. FACP adalah dari type Full
Addressable
2. Initiating Devices
Berupa pekerjaan pengadaan dan pemasangan peralatan deteksi dini
kebekaran, seperti Smoke Detector, Heat Detector dan Manual Alarm Station
( Manual Call Pont ) tipe Break Glass.
3. Alarm Devices
Berupa pekerjaan pengadaan dan pemasangan peralatan pemberi isyarat awal
adanya kebakaran, seperti Indication Lamp, dan Alarm Bell.
4. Instalasi Sistem
Berupa pekerjaan pengadaan dan pemasangan Terminal Box (TB-FA), Zone
Module, pengkabelan lengkap dengan konduit, sparing, metal doos untuk
fixtures unit, pencabangan dan penyambungan, serta peralatan bantu lainnya.

16.2 KEMAMPUAN OPERASI.


1. Ketentuan Umum
a. Sistem harus mampu melakukan fungsi Monitoring, yaitu :
 Memonitor kejadian atau kondisi ruang / tempat yang dilengkapi
dengan peralatan deteksi yang sesuai dengan tujuan penggunaannya.
 Memonitor kondisi operasi peralatan yang disupervisi.
b. Sistem harus mampu melakukan fungsi Alerting dan Signaling, yaitu :
 Bila terjadi kondisi yang tidak normal, maka sistem secara otomatis
akan memberikan memberikan tanda-tanda tertentu.
c. Sistem harus mampu melakukan fungsi Controlling, yaitu :
Mengoperasikan semua bagian sistem yang dikontrolnya.

MEP - 79
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

Pengoperasiannya dapat dilakukan dengan cara :


 Otomatis berdasarkan kejadian, artinya apabila sistem mendeteksi
adanya ketidak normalan kondisi, maka secara otomatis sistem
menjalankan fungsi pengontrolan. Sebagai contoh jika sistem
mendeteksi adanya asap dalam suatu ruangan, maka sistem akan
secara otomatis memberikan tanda alarm.
 Manual, melalui pusat kontrol.

2. Fire Detection
a. Dari pusat kontrol, harus harus dapat diprogram (maupun secara manual)
perintah pengoperasian sistem. Adanya indikasi bahaya kebakaran dan
bekerjanya Control Point pada masing masing zona dapat dimonitor oleh
Pusat Kontrol (FACP) dan ditandai dengan adanya alarm cahaya ataupun
alarm bunyi.
b. Dari Pusat Kontrol harus dapat diprogram secara otomatis (maupun secara
manual) untuk melakukan general alarm keseluruh area zona
penginderaan.

3. Self Diagnostic
a. Pusat kontrol harus mampu melakukan System Self Diagnostic, yaitu
penyampaian indikasi adanya gangguan / ketidak normalan kondisi yang
terjadi pada pusat kontrol atau sistem itu sendiri.
b. Gangguan yang dapat diindikasikan yaitu :
 Gangguan pada jaringan
 Terputusnya jalur kabel ke detector
 Terputusnya fuse untuk Alarm Bell
 Terputusnya suplai daya dari battery

4. Pusat Kontrol
a. Pusat kontrol yang digunakan adalah Semi Addressable Multi Zone Solid
State Micro Processor dengan Pre-signal type yang bekerja pada sistem
tegangan rendah (24 V DC) dan tetap beroperasi dengan normal pada
temperatur operasi 0 sampai 40C.
b. Perlatan ditempatkan dengan sistem module (standard) di dalam box (sheet
metal enclosure). Kabel untuk merangkai modul harus dari jenis Factory-
made dan penyambungannya secara ‘solderless’.
c. Pengkabelan ke semua Initiating Devices (Monitor Point), Alarm Devices,
dan Releasing Devices (Control Point) harus dilengkapi dengan alat-alat
supervisi secara elektris untuk melihat adanya gangguan yang terjadi
melalui Pusat Kontrol dan interface unit. Gangguan yang dideteksi yaitu
Short-circuit, Open-circuit, dan Ground-fault.

MEP - 80
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

d. Pusat kontrol harus dilengkapi dengan beberapa switch kontrol untuk reset
silence switch, alarm lamp test switch, battery test switch, dan beberapa
switch lain sesuai standar produk.
e. Pusat kontrol harus sesuai atau yang setara dengan produk setara produk
Esser, Gent.

5. Power Supply
a. Catu daya primer menggunakan sistem tegangan 1 phase, 220 V AC, 50
Hz, sistem 3 kawat, dan dilengkapi dengan ‘electronic voltage stabilizer’.
b. Pusat kontrol dilengkapi dengan catu daya cadangan / backup yang berupa
standby battery unit (24 V DC) dari jenis Nickel Cadmium Battery,
Rechargeable, lengkap dengan Charger-nya.
c. Jika catu daya primer mengalami kegagalan, maka secara otomatis beban
akan dilayani oleh catu daya cadangan.
d. Standby battery harus mampu melayani sistem selama 24 jam dalam
operasi normal dan ditambah 30 menit dalam keadaan alarm atau terjadi
bahaya kebakaran.
e. Standby Battery harus sesuai atau yang setara dengan produk ESSER,
Gent

6. Peralatan Pendeteksi (Initiating Devices)


a. Ketentuan Dasar
1) Initiating devices yang digunakan terdiri dari tipe automatic dan
manual.
2) Initiating devices yang digunakan dari tipe surface mounting.
3) Rangkaian initiating devices harus menggunakan End-of-Line
Resistance (EOLR) yang ditempatkan dalam box atau sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik pembuat.
b. Smoke Detector
1) Photoelectric Smoke Detector yang digunakan harus dari jenis
completely solid state sehingga sensitivitas deteksinya stabil walaupun
terjadi perubahan kondisi lingkungan.
2) Photoelectric Smoke Detector harus mempunyai lampu indikator
alarm (berupa LED) yang menyala dalam kondisi alarm.
a) Data teknis Photoelectric Smoke Detector sebagai berikut :
 Rating Voltage : 24 V DC
 Operating Voltage : 16 – 30 V DC
 Ambient Temperature : -10C sampai +50C
 Ambient Humidity : 0 sampai 95%
 Air Movement : 0 sampai 80 cm/detik
b) Photoelectric Smoke Detector harus mampu mendeteksi asap
yang tampak maupun yang tidak tampak mata.

MEP - 81
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

c) Photoelectric Smoke Detector harus sesuai atau yang setara


dengan produk ESSER, GENT

3) Heat Detector
a) Heat Detector yang digunakan mempunyai fungsi yang
merupakan kombinasi fungsi dari Rate-of-Rise Heat Detector dan
Fixed-Temperature Heat Detector.
b) Sensor Fixed-Temperature bekerja pada saat temperatur udara
sekitar mencapai 70C.
c) Sensor Rate-of-Rise merasakan laju kenaikan temperatur udara
sekitar yang cepat dan tidak normal, dan bekerja pada kecepatan
aliran udara 0,85 m/detik dan temperatur 30C lebih tinggi dari
temperatur udara sekitar, dan beroperasi dalam waktu 30 detik.
d) Heat Detector harus seuai atau yang setara dengan produk
ESSER, GENT

c. Manual Initiating Devices


a) Manual Initiating Devices atau Manual Alarm Station yang
dipakai adalah dari jenis Break Glass Switch yang tidak
memerlukan penggatian protection glass setelah pengaktifan.
b) Manual Initiating Devices terbuat dari bahan metal difinish
dengan cat merah enamel, dipasang pada dinding secara exposed
atau dipasang pada permukaan dinding (surface mounting).
c) Manual Alarm Station harus seuai atau yang setara dengan produk
ESSER, GENT

d. Alarm Bell
a) Alarm suara yang digunakan berupa Bell 24 V DC.
b) Alarm Bell mempunyai sound level sekitar 100 db pada jarak 1
meter.
c) Alarm Bell harus sesuai atau yang setara dengan produk ESSER,
GENT

7. Persyaratan Pemasangan
a. Smoke Detector dan Heat Detector dipasang langsung menempel pada
plafond ruangan.
b. Manual Alarm Station dipasang pada dinding secara exposed (surface
mounted) pada ketinggian sekitar 1,40 meter dari lantai.
c. Alarm Bell dipasang tepat disebelah Manual Alarm Station.
d. Kecuali kabel untuk keperluan komunikasi suara, maka semua kabel
instalasi baik yang ada di FACP maupun di luar panel kontrol harus

MEP - 82
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

menggunakan kabel jenis solid conductor (bukan stranded conductor) dari


bahan tembaga.
e. Semua instalasi ke circuit yang ada menggunakan kabel PVC dengan
ukuran luas penampang kabel minimal 1,5 mm2 atau sesuai rekomendasi
pabrik pembuat peralatan sistem.
f. Semua kabel instalasi, kecuali dari jenis tahan api harus dimasukkan dalam
konduit yang sesuai (minimal diameter ¾ inch).

16.3 POSEDUR UMUM


1. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan
 Sebelum diadakan/didatangkan ke lokasi, contoh dan/atau brosur/data
teknis bahan/barang/peralatan untuk pekerjaan ini harus diajukan terlebih
dahulu kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui.
 Kontraktor harus membuat daftar yang lengkap untuk bahan, barang, dan
peralatan yang akan digunakan, dan menyerahkannya kepada Pengawas
Lapangan untuk mendapat persetujuan dengan dilampiri brosur-brosur
yang lengkap dengan data teknis serta performance dari peralatan.
 Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus disertai
dengan Surat Keterangan Keaslian Barang (Letter of Origin) dari pabrik
pembuatnya (Manufacturer) atau agen utamanya (Authorized
Dealer/Agent).

2. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)


 Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan
sistem elektrikal kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui.
 Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan bahan
agar diperoleh cukup waktu untuk pemeriksaan dan tidak ada tambahan
waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan hal ini.
 Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang
diperlukan.
 Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar Kerja
yang lain atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor
harus melaporkannya kepada Pengawas Lapangan untuk dicarikan jalan
keluarnya.
 Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukan tata letak bahan dan peralatan,
jalur kabel dan sambungan-sambungan.
 Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seksama.
 Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang
gerak yang digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan
Gambar Kerja lainnya yang berkaitan, harus diperiksa.
 Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan
Kontraktor lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk

MEP - 83
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

memastikan bahwa semua peralatan dapat dipasang pada tempat yang telah
ditentukan.

3. Pengiriman dan Penyimpanan


 Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan baik,
baru, bebas dari segala cacat dan dilengkapi dengan label, data teknis dan
data lain yang diperlukan.
 Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus disertai
dengan surat jaminan keaslian barang (Letter of Origin) dan mempunyai
jaminan serta garansi (Warranty).
 Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada
tempat yang aman dan terlindung dari kerusakan.

4. Ketidaksesuaian
 Pengawas Lapangan berhak menolak semua bahan yang didatangkan atau
dipasang yang tidak memenuhi ketentuan dalam Gambar Kerja dan/atau
Spesifikasi Teknis.
 Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan
yang tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
 Bila bahan-bahan yang akan didatangkan ternyata menyimpang atau
berbeda dengan yang ditentukan, Kontraktor harus terlebih dahulu
membuat pernyataan tertulis yang menjelaskan usulan penggantian,
dengan maksud bila diterima, akan segera diadakan penyesuaian. Bila
Kontraktor mengabaikan hal di atas, Kontraktor bertanggung jawab
melaksanakan pekerjaan sesuai Gambar Kerja.

16.4 BAHAN-BAHAN.
1. Umum
 Fire Alarm Control Panel, Detector, Manual Alarm Station, dan Alarm
Bell harus berasal dari merek yang dikenal luas dan setara dengan merek
ESSER, GENT
 Sistem harus sesuai untuk daerah dengan temperatur sekeliling maksimal
40 C.

2. Pelaksanaan Pekerjaan
 Semua bahan dan perlengkapan yang akan dipasang harus dalam keadaan
baru, tidak rusak, bukan barang bekas dan tidak bercacat, serta telah diuji
di pabrik pembuatnya.
 Fire Alarm Control Panel, Detector, Manual Alarm Station, dan Alarm
Bell harus dipasang sesuai petunjuk dari pabrik pembuat dengan tetap
memperhatikan ketentuan dalam Gambar Kerja.

MEP - 84
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

3. Pengujian dan Uji Penampilan


 Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang
dianggap perlu oleh Pengawas Lapangan untuk memeriksa bahwa seluruh
instalasi dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi semua persyaratan
dan seluruh peralatan harus lulus uji fungsional.
 Kontraktor harus menyediakan peralatan dan fasilitas untuk pengukuran,
pengujian dan uji penampilan.
 Waktu pelaksanaan pengujian dan uji penampilan akan ditentukan oleh
Pengawas Lapangan.
 Kabel-kabel feeder sebelum dan sesudah diinstalasikan harus lulus uji
kesinambungan.
 Kontraktor harus menyerahkan kepada pemilik Proyek melalui Pengawas
Lapangan, buku asli pengoperasian/pemeliharaan peralatan berikut
salinannya dalam jumlah tertentu, sesuai persyaratan kontrak.
 Kontraktor harus menyerahkan kepada pemilik Proyek melalui Pengawas
Lapangan, Surat Jaminan (Warranty) atas produk sistem pengindera
kebakaran, dengan jangka waktu masa garansi sesuai standar dari pabrik
pembuat.

4. Uji Penerimaan
 Setelah pemasangan selesai, Kontraktor harus mengadakan uji
penerimaan / acceptance test, dengan prosedur pengujian yang disetujui,
untuk menunjukkan bahwa semua perangkat bekerja dan beroperasi
dengan baik sesuai ketentuan.
 Uji penerimaan akan meliputi simulasi bahaya kebakaran di setiap ruang
dimana suatu detektor terpasang sesuai dengan jenis detektor yang
dipasang. Juga dilakukan pengujian terhadap semua fasilitas yang dimiliki
oleh unit panel pusat kontrol (FACP).

5. Training (Pelatihan)
Kontraktor diwajibkan mengadakan Training atau Pelatihan kepada bagian
operasional Gedung atau yang ditunjuk Pemilik sampai mampu
mengoperasikan peralatan Fire Alarm sistem .

6. Pemeliharaan dan Pengoperasian Peralatan


Masa pemeliharaan pekerjaan sistem Fire Alarm sesuai persyaratan dalam
kontrak. Penyedia jasa diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakan serta
kekurangan-kekurangan atas berfungsinya sistem.

MEP - 85
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

PASAL 17
SISTEM NURSE CALL

17.1. LINGKUP PEKERJAAN


Kontraktor harus menyediakan sistem Nurse Call Berbasis IP dengan komunikasi suara antara staf
dan pasien dan staf rumah sakit.
Ruang lingkup pekerjaan yang tercantum dalam dokumen tender mensyaratkan bahwa kontraktor
harus mengadakan, memasang, menguji dan melakukan testing dan komisioning untuk
memastikan bahwa sistem yang diadakan sudah sesuai dengan yang dipersyaratkan, serta
melakukan training dan uji fungsi alat kepada user.
Kontraktor wajib untuk menyelesaikan pemasangan kabel yang diperlukan dan menyediakan
Backbone untuk keberhasilan pemasangan sistem Nurse Call Berbasis IP.
Kontraktor harus memasok semua item pekerjaan yang sesuai lingkup pekerjaan yaitu gambar,
spesifikasi teknis, dan bill of quantity pekerjaan. Kontraktor wajib untuk melakukan survei lokasi
untuk mengumpulkan informasi yang lebih akurat.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atauperalatan yang dipasang dengan
spesifikasi teknis yang dipersyaratkan pada pasalini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebutsehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa
adanya ketentuan tambahanbiaya.

17.2. URAIAN SISTEM NURSE CALL


Sistem Nurse Call berbasis IP adalah suatu sistem komunikasi yang terpadu dan indenpenden,
dimana sistem ini juga dapat berkomunikasi dengan jaringan data yang lain.
Sistem komunikasi Nurse Call merupakan saluran kebutuhan komunikasi terhadap pelayanan
pasien mulai dari staff bagian klinik, staff bagian Teknik, bagian keperawatan dan bagian
administrasi management yang memiliki kriteria sbb:

a. Berbasis IP teknologi, yaitu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan jaringan


teknologi komunikasi yang lain seperti: piranti IP, LAN, WAN, GSM, Building
Management System, dll.
b. Komunikasi 2 arah full duplex antara nurse station dan kamar perawatan / pasien.
c. Dapat melakukan pengumuman sentral (voice announcement) melalui suara dari master
terminal di nurse station ke semua ruangan yang dilayani oleh petugas di nurse station
tersebut.
d. Voice navigation dari sistem menggunakan Bahasa Indonesia.
e. Panggilan dapat ditampilkan di LCD Panel atau Display Information.
f. Memiliki panggilan code blue pada setiap kamar, dimana panggilan tersebut dapat
diteruskan melalui sms ke nomor HP dari team code blue rumah sakit.

MEP - 86
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

g. Memiliki opsi untuk ekspansi kebutuhan masa depan (upgrade system) seperti: interface
ke jaringan telepon (analog dan VoIP), IP Camera, IP Radio, DECT Phone, SOS Call
Nirkabel, Paging, Panic Button Call Nirkabel dan RFID Card sebagai indentifikasi
personal.
h. Dapat menyimpan dan mengunduh riwayat panggilan (Call History).
i. Sistem dapat mengidentifikasi elemen panggilan yang tidak berfungsi normal secara
otomatis.
j. Produk Nurse Call harus merupakan satu sistem kesatuan, tidak diperkenankan
menggabungkan atau integrasi dari beberapa produk atau sistem.

17.3. PERSYARATAN KHUSUS


Kontraktor harus mendapat Surat Dukungan dari Agen Tunggal Pemegang Merk yang
mendapatkan Surat Penunjukan dari Principal.

PERALATAN UTAMA:
1. IP Based Master Terminal (2 Ways Communication & Call History)
Terletak pada Nurse Station / Ruang Dokter, 10.4’’ LCD color touch screen panel, dapat
melakukan pembicaraan dua arah dengan pasien melalui room terminal.
Memiliki standar tinggi dan penggunaan yang mudah dalam komunikasi antar perawat,
dokter dan pasien.
Memiliki software berbasis PC dengan kemampuan untuk mengunduh dan menyimpan
semua call history.
Memiliki kemampuan untuk menghubungkan sistem Nurse Call dengan Database Hospital
Information System berbasis SQL
Ditampilkan juga di layar informasi kehadiran perawat di ruangan, lengkap dengan kode
warnanya (ikon dengan warna hijau untuk Nurse Presence ,ikon dengan warna kuning
untuk Assistance Presence ).
Setiap Panggilan terlihat di layar master terminal lengkap dengan tipe dan kode warna
panggilan (Hijau untuk panggilan Biasa, Merah untuk panggilan Darurat, dan Biru untuk
panggilan Code Blue).
Dapat menginput data pasien.

2. Server dan Central Control


Semua perangkat pada Nurse Call terkoneksi melalui Local Area Network (IP, Ethernet).
Sistem dapat terhubung dengan DECT Phone, Paging System dan Smart Phone untuk
menunjukkan informasi tentang panggilan Nurse Call (seperti Code Blue).
Sistem dapat berkomunikasi dengan jaringan telepon.
Sistem dapat terkoneksi dengan IP Camera, pengunci pintu (door lock),bila diperlukan.

MEP - 87
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

Central Control memungkinkan semua perangkat terhubung secara sentral, termasuk catu
daya / power supply yang ada di pusat, sehingga memudahkan pemeliharaan system.
Konfigurasi system juga dilakukan lewat PC secara sentral.

3. LCD Corridor Display


Menampilkan pesan panggilan yang berisikan tipe panggilan, lengkap dengan kode
warnanya, asal panggilan yang berisikan nama pasien (optional), asal area panggilan,
nomor kamar dan tempat tidur serta pesan audio lewat speaker yang ada di LCD Panel.
Ukuran dari LCD Display bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

4. IP Based Room Terminal 2 Ways Communication (Assitance Button, Nurse Present


Butoon, Code Blue, and Cancel Button, 2 Ways Communication with Voice)
Dapat melakukan komunikasi dua arah antara personil di ruang pasien dengan yang di
Nurse Station atau dengan dokter via DECT Phone nirkabel. Tombol Call button, Nurse
Presence, Assistance Button dan Tombol Code Blue terdapat juga di Room Terminal
dan terpantau juga di layar Master Terminal.
Khusus untuk Panggilan Code Blue pesan dapat diterima pada: Master Terminal di ruang
perawat (Nurse Station) dengan pesan audio visual berisi asal panggilan, nama pasien,
nomor kamar dan nomor tempat tidur, begitu juga pesan yang sama seperti di Master
Terminal disampaikan lewat Corridor LCD Panel, panggilan juga diteruskan ke DECT
Phone nirkabel yang bisa dibawa oleh dokter yang bertugas dan SMS pada Smart Phone
yang terdaftar, selain itu bisa dilihat lewat sinyal yang disampaikan pada LED Door Light
di atas pintu ruangan.

5. Patient’s Bed Terminal With Holder


yang dapat dikonfigurasi sesuai dengan kebutuhan yakni tiap tombol bisa disesuaikan ke
tipe panggilan yang diinginkan dan standar dari tombol di handset pasien adalah untuk
panggilan biasa. Untuk kenyamanan pasien, Bed Terminal bisa diupgrade sehingga 10
program hiburan terpilih bisa terhubung ke terminal pasien yang bisa didengar lewat
handset ataupun lewat speaker yang ada di Bed Terminal, selain itu untuk terminal tertentu,
pasien bisa juga mengatur nyala lampu ataupun televisi.

6. LED Door Light


yang ditempatkan di atas pintu ruangan bisa menjadi indikator yang jelas tentang panggilan
dari ruangan tersebut dan tentunya sinyal yang disampaikan lewat pesan visual sudah
disesuaikan dengan tipe panggilan.

7. Emergency Call / Toilet Call

MEP - 88
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

perlu ditempatkan di area terjangkau, biasanya dekat pintu, di kamar mandi / toilet untuk
kebutuhan panggilan darurat (emergency) dimana panggilan tersebut tidak bisa dibatalkan
di tempat lain selain dari ruangan dimana kamar mandi / toilet itu terhubung, sehingga bisa
dipastikan kehadiran tenaga perawat disana.

8. Call History
disimpan di Server dan bisa dilihat di Master Terminal ataupun di PC yang terhubung ke
system guna memudahkan Analisa dan bisa diunduh untuk disimpan ditempat lain sebagai
arsip dan bahan Analisa lebih lanjut manajemen Rumah Sakit.

9. Central announcement
yang memungkinkan pesan dibagikan secara broadcast dari master terminal ke seluruh
ruangan yang memiliki terminal dengan speaker.

10. LCD Panel 23”


ditempatkan pada koridor. Panel ini menampilkan: jenis panggilan, nama ruang perawatan,
nama pasien, nomor kamar dan nomor tempat tidur

17.4. PENGKABELAN:

a. Kabel yang digunakan adalah FTP Kabel. Instalasi kabel terstruktur dalam tata letak
bintang (star), yang menjadi dasar untuk implementasi rangkaian kabel untuk sistem IP
komunikasi. Pemilihan lokasi untuk server dan rak data, harus memenuhi persyaratan
panjang maksimum kabel FTP dari rak data ke element terjauh.
b. Dalam sistem struktur kabel ini, data dan daya (Ethernet dan PoE) dihubungkan ke elemen
(device) dengan menggunakan kabel FTP secara bersamaan. Kabel Data (Ethernet) ditarik
melalui rak data dari Data Switch, lalu ke PoE Injector dan kemudian ditarik bersama sama
ke elemen (device) terjauh.
c. Sistem tersentral pada setiap ruang rawat inap dan dikontrol dari Nurse Station via Master
Terminal. Master Terminal diletakkan pada Nurse Station dan dihubungkan ke server satu
sama lain melalui LAN sehingga antar Nurse Station dapat saling berkomunikasi

17.5. PERSYARATAN KERJA


a) Kontraktor harus mempelajari dan memahami lokasi pekerjaan setempat dan gambar-
gambar rencana yang secara umum menunjukan tata letak, instalasi dan lain-lain.
Kontraktor harus melakukan penyesuaian dengan keadaan dilapangan sehubungan
dengan adanya beda tinggi dan keadaan sebenarnya dilapangan.

MEP - 89
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

b) Kontraktor harus menempatkan secara tetap/full time seorang koordinator yang ahli dalam
bidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat sepenuhnya mewakili
Kontraktor dengan predikat baik.
c) Kontraktor harus membuat gambar detail untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk detail
support/penyangga/dudukan berikut perhitungan yang telah disetujui oleh Pemberi
Tugas
d) Kontraktor diharuskan menyediakan: contoh bahan yang akan digunakan untuk disepakati
konsultan MK dan Pemberi Tugas, menyerahkan daftar peralatan kerja dan menyediakan
peralatan kerja yang baik untuk pelaksanaan yang memenuhi persyaratan keselamatan
kerja yang berlaku.
e) Tenaga pelaksana lainnya harus dipilih hanya yang sudah berpengalaman dan mampu
menangani pekerjaan ini secara aman, kuat dan rapi
f) Pemeriksaan pekerjaan (Commissioning), dilaksanakan untuk membuktikan bahwa setiap
peralatan yang terpasang sudah berfungsi, dengan kuantitas dan kualitas yang diminta.
Semua peralatan nurse call yang terpasang di nurse station, koridor, kamar, tempat tidur
dan toilet sudah berfungsi dan bekerja dengan bagus

17.6. PENGUJIAN PEKERJAAN


a) Seluruh instalasi kabel dan peralatan harus diuji terlebih dahulu sebelum dihubungkan
dengan Nurse Call.
b) Kontraktor harus dapat memperagakan bahwa seluruh sistem dapat bekerja dengan
sempurna dan sesuai seperti yang dimaksud.
c) Kontraktor harus menyerahkan jadwal waktu tentang keperluan pengujian yang akan
diselenggarakannya dan cara-cara pelaksanaan pengujian tersebut selambat-lambatnya
14 hari sebelum waktu pengujian, kepada Pengawas Lapangan.
d) Seluruh biaya dan pelaksaan pengujian yang harus dilakukan sehubungan dengan
pekerjaan ini, adalah sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.
e) Terhadap kegagalan-kegagalan pengujian Kontraktor harus melaksanakan penggantian-
penggatian bahan dan pekerjaan atau memperbaikinya menurut pendapat Pengawas
Lapangan dengan tanpa adanya tambahan untuk penggantian atau perbaikan pekerjaan
yang gagal tersebut.

17.7. PENYERAHAN PEKERJAAN


a. Dokumen Pelaksanaan
Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian-
penyesuaian pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Catatan tersebut harus dituangkan
dalam 2 (dua) set lengkap gambar sephia dan 3 (tiga) set gambar cetak biru (blue
print) sebagai gambar-gambar sesuai pelaksaan (as built drawings).

MEP - 90
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

Kontraktor harus meyerahkan pada Pengawas Lapangan, Dokumen terlaksana yang


terdiri dari gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built drawings) dan 3 (tiga) copy
hasil pelaksanaan pengujian yang telah dilakukan oleh pihak yang berwenang dan
telah di sahkan, selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah pekerjaan selesai.
b. Dokumen Lainnya
Pemborong harus menyerahkan 3 (tiga) set lengkap buku-buku pedoman
penggunaan (operation manual) sistem Nurse Call yang telah terpasang, dari pabrik
pembuat.
Kontraktor memberikan surat garansi alat untuk kurun waktu 1 (satu) tahun dan
memberikan jaminan akan ketersediaan suku cadang

MEP - 91
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

PASAL 18
SISTEM TELEKOMUNIKASI

18.1.UMUM
Yang dimaksud dengan sistem telekomunikasi disini meliputi komunikasi data
dan suara. Sistem telekomunikasi yang dirancang untuk proyek ini berbasis
teknologi Internet Protokol (IP Base) kecuali Interkom sehingga dapat melayani
kebutuhan Internet dan Local Area Network (LAN), seperti terlihat pada gambar
perencanaan.
Pekerjaan sistem telekomunikasi meliputi pengadaan semua peralatan dan tenaga
kerja, pemasangan, pemograman, pengujian dan perbaikan selama masa
pemeliharaan dan training bagi calon operator dan bagian maintenace, sehingga
seluruh sistem telekomunikasi dapat beroperasi dengan baik dan benar.

18.2.LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan system komunikasi dan data ini meliputi penyediaan dan pemasangan :
1. Pengadaan, pemasangan, pemograman dan pengujian Sistem Komunikasi
data lengkap beserta kelengkapan sistem keamanan jaringan internetnya.
2. Pengadaan dan pemasangan Router lengkap dengan sistem keamanannya
3. Pengadaan dan pemasangan Server lengkap dengan sistem keamanannya
4. Pengadaan dan pemasangan Core Switch dan Acess Switch
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Sistem IP Phone
6. Pengadaan dan pemasangan Wifi Transmitter Access Point WPA Series
7. Pengadaan dan pemasangan Sistem PABX
8. Pengadaan dan penyambungan system telephone konvensional dari system
PABX
9. Pengadaan dan pengerjaan instalasi system telephone konvensional
10. Mengurus sistem perijinan yang berkaitan dengan sambungan PSTN
11. Pengaturan, pemrograman dan pengintegrasian seluruh sistem untuk
keperluan komunikasi data, pengolahan data dan sistem komunikasi suara
12. Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi jaringan dari mulai Acess Switch
sampai dengan socket outletnya
13. Melakukan penarikan kabel dan pemipaan kabel end to end. Sistem
pengkabelan tidak ada bagian yang terbuka sesuai procedure dan standar
Structured Cabling System.
14. Melakukan terminasi pada panel dan outlet sesuai standard EIA/TIA.
15. Setting configuration active device untuk data sehingga semua fitur dapat
berjalan dengan optimal.
16. Mengadakan testing dan commisioning untuk seluruh sistem telepon dan
seluruh peralatan yang terpasang.
17. Melakukan testing dan commissioning

MEP - 92
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

18. Pemberian paket training kepada sekelompok Engineer / teknisi pemilik


dengan materi : pengesetan, pemrograman serta trouble shooting sederhana
dari jaringan data dan voice yang dipasang.
19. Pembuatan dokumentasi untuk keperluan sertifikasi.
20. Pembuatan dokumentasi untuk user guide.

18.3.PERSYARATAN DAN PERATURAN UMUM


1. Pekerjaan sistem telekomunikasi ini harus dikerjakan oleh profesional
Network Design & Installer atau System Integrator resmi atau Authorized
yang dibuktikan dengan melampirkan fotocopy surat keterangan atau
sertifikat dari principle yang masih berlaku.
2. Jika kontraktor utama tidak mempunyai spesialisasi di bidang IT, maka harus
dilakukan kerjasama dengan badan atau perusahaan yang berkompeten di
bidang IT. Kerjasama ini harus dibuktikan dengan melampirkan surat
pernyataan kesediaan dukungan dari perusahaan tersebut untuk melaksanakan
pekerjaan di bidang IT
3. Perusahaan harus mempunyai Certified Enginner atau tenaga ahli yang
bersertifikat, yang ahli dan berpengalaman dalam instalasi dan setting
peralatan dibuktikan dengan fotocopy sertifikat yang masih berlaku.
4. Perusahaan harus mampu mengeluarkan sertifikat garansi atas nama
perusahaan sendiri bukan melalui pihak kedua atau rekanan.
5. Sertifikat garansi yang dimaksud adalah 25 (dua puluh lima) tahun garansi
untuk sistem kabel terstruktur (Structured Cabling System) dan 1 (satu) tahun
untuk peralatan aktif dan 1 (satu) tahun untuk peralatan wireless hot spot.
6. Kontraktor menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan dalam
spesifikasi dan gambar rencana, dengan bahan-bahan, peralatan dan
pengerjaan yang sesuai dengan yang tertera dalam spesifikasi ini. Bila
ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang disyaratkan, maka kontraktor wajib untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sesuai ketentuan dengan tanpa
adanya tambahan biaya.
7. Kontraktor wajib mendapatkan dukungan dari vendor pemegang lisensi yang
dibuktikan dengan melampirkan surat pernyataan dukungan.
8. Kontraktor harus menunjukkan semua surat dan sertifikat ASLI apabila
diperlukan.
9. Kontraktor wajib menunjukkan daftar referensi proyek atau customer yang
sudah pernah dikerjakan.

18.4.PERSYARATAN BAHAN DAN JARINGAN KOMUNIKASI DATA


1. Semua alat dan bahan yang dipasang haruslah ASLI dan BARU dan tidak
terdapat cacat sedikitpun. Terhadap ketidaksempurnaan / kekurangan alat dan

MEP - 93
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

bahan tersebut, Pengawas / Direksi berhak untuk menolak dan Kontraktor


wajib mengganti dengan yang baru sesuai persyaratan.
2. Demi tercapainya performance yang optimal dari suatu sistem, maka sistem
cabling jaringan data haruslah end-to end solution dari satu vendor.
3. Semua active equipment harus mempunyai standard 19” rack mounted.

Demi kompatibilitas dan tercapainya performance yang optimal dari suatu sistem,
maka active equipment untuk jaringan data juga harus end-to end

18.5.PERSYARATAN PERALATAN DAN BAHAN


1. Active Equipment
 Menggunakan switch 24 port atau 48-port
 Untuk Core Switch, minimal layer-3 atau multilayer
 Untuk Edge Switch, minimal layer-2.
 Disediakan link Gigabit Ethernet untuk koneksi ke server.
 Disediakan link Fast Ethernet untuk koneksi ke workstation (data )
 Disediakan link Gigabit Ethernet untuk koneksi fiber optic dan UTP
backbone.

 Octaplane dirancang sedemikian rupa sehingga fiturnya merupakan


multiple back up stack supervisors and loop back stack redundancy
sehingga jika salah satu switch mendapat gangguan, maka layanan
sambungan tidak terganggu
 Mendukung Rapid Spanning Tree Protocol (RSTP).

Server
Server yang diadakan minimum dapat memenuhi spesifikasi teknis sebagai
berikut:
Form Factor Rack/4U per chassis
Processor Intel®Xeon®Processor7400 series up to 2.66GHz (six
cores)/1066MHz front-side bus
Number of Processor (Std
/ Max) 2/4 per chassis (optional 2,3,4 chassis support)
Cache (max) Up to 16MB
Memory5(max) 4 GB or 8 GB/256 GB max PC2-5300 DDR II
7 total PCI-Express half-length,(2 Active™ PCI-
Expansion slots
Express)
Disk bays (total/hot-swap) 4/4 2.5" Serial Attached SCSI (SAS)
Maximum internal 587 GB SAS per chassis (supports 73.4GB and
storage5,6 146.8GB hard disk drives)
Network interface Integrated dual Gigabit Ethernet with TCP-IP Offload

MEP - 94
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

Engine
Power supply (std/max) 1440W 220V 2/2
Power supplies,fans,memory,HDDs and PCI-Express
Hot-swap components
adapters
RAID support Integrated RAID-0,-1,optional RAID 5

Alert on LAN®2,Automatic Server


Restart,IBMDirector,IBMServerGuide,Remote
Supervisor
Adapter II SlimLine,light path diagnostics
Systems management
(independently powered),Predictive Failure
Analysis®onhard disk drives,processors,VRMs,fans and
memory,Wake on LAN®,Dynamic System
Analysis(DSA)

Microsoft®Windows Server®2003 (Standard,Enterprise


and Datacenter editions 32-bit and
Operating systems
64-bit),32- and 64-bit Red Hat Enterprise Linux®and
supported
SUSE Enterprise Linux,(Server andAdvanced
Server),VMware ESX Server

2. Core Switch
Core Switch yang diadakan minimum dapat memenuhi spesifikasi teknis
sebagai berikut:
WS-C3750G-24TS-E
Series Catalyst 3750
Model WS-C3750G-48TS-E
Ports 24 Ethernet 10/100/1000 ports
4 SFP-based Gigabit Ethernet ports

Speed 10/100/1000Mbps
MAC Address Table Up to 12,000
Buffer Memory 128 MB DRAM and 16 MB Flash memory

Security EEE 802.1x allows dynamic, port-based security,


providing user authentication.
IEEE 802.1x with VLAN assignment allows a dynamic
VLAN assignment for a specific user regardless of
where the user is connected.
IEEE 802.1x with voice VLAN permits an IP phone to
access the voice VLAN irrespective of the authorized or

MEP - 95
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

unauthorized state of the port.


IEEE 802.1x and port security are provided to
authenticate the port and manage network access for all
MAC addresses, including that of the client.
IEEE 802.1x with an ACL assignment allows for
specific identity-based security policies regardless of
where the user is connected.
IEEE 802.1x with guest VLAN allows guests without
802.1x clients to have limited network access on the
guest VLAN.
CISCO security VLAN ACLs on all VLANs prevent
unauthorized data flows from being bridged within
VLANs.
CISCO standard and extended IP security router ACLs
define security policies on routed interfaces for control-
plane and data-plane traffic.
Port-based ACLs for Layer 2 interfaces allow security
policies to be applied on individual switch ports.
Secure Shell (SSH) Protocol, Kerberos, and Simple
Network Management Protocol Version 3 (SNMPv3)
provide network security by encrypting administrator
traffic during Telnet and SNMP sessions.
SSH Protocol, Kerberos, and the cryptographic version
of SNMPv3 require a special cryptographic software
image because of U.S. export restrictions.
Private VLAN Edge provides security and isolation
between switch ports, which helps ensure that users
cannot snoop on other users' traffic.
Dynamic ARP Inspection helps ensure user integrity by
preventing malicious users from exploiting the insecure
nature of the ARP protocol.
DHCP Snooping prevents malicious users from
spoofing a DHCP server and sending out bogus
addresses.
This feature is used by other primary security features to
prevent a number of other attacks such as ARP
poisoning.

Cabling 10BASE-T ports: RJ-45 connectors, 2-pair Category 3


(Cat-3), 4, or 5 unshielded twisted-pair (UTP) cabling
100BASE-TX ports: RJ-45 connectors, 2-pair Cat-5

MEP - 96
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

UTP cabling
100BASE-FX ports: MT-RJ connectors, 50/125 or
62.5/125 micron multimode fiber
1000BASE-T ports: RJ-45 connectors, 2-pair Cat-5
UTP cabling
1000BASE-T SFP-based ports: RJ-45 connectors, 2-pair
Cat-5 UTP cabling
1000BASE-SX, -LX/LH, -ZX, and CWDM SFP-based
ports: LC fiber connectors (single-mode, or multimode
fiber)
10GBASE-ER XENPAK-based port (single-mode)
10GBASE-LR XENPAK-based port (single-mode)
CISCO StackWise stacking ports: copper-based CISCO
StackWise cabling
Management console port: RJ-45-to-DB9 cable for PC
connections

LEDs Per-port status LEDs: link integrity, disabled, activity,


speed, and full-duplex indications
System-status LEDs: system, RPS, and bandwidth-
utilization indications

Power AC Input Voltage and Frequency: 100-240 VAC, 3.0-


1.5A, 50-60 Hz
DC Input Voltages: +12V at 17A

Dimensions 17.5" x 11.6" x 2.6"

Features 32 Gbps, high-speed stacking bus


Innovative stacking technology
1.5 RU stackable, multilayer switch
Enterprise-class intelligent services delivered to the
network edge
IP Services Image installed
Full dynamic IP routing
Ease of Use and Deployment
Superior Redundancy for Fault Backup
High-Performance IP Routing
Integrated CISCO IOS Software Features for Bandwidth
Optimization
Scalable Stacking

MEP - 97
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

Advanced QoS
Granular Rate Limiting

3. Acess Switch
Acess Switch yang diadakan minimum dapat memenuhi spesifikasi teknis
sebagai berikut:
Series Catalyst 2960
Model WS-C2960G-48 TS-E
Form Factor Externa 1U
Ports Qty 48 x RJ 45
Speed 10/100 MBPS
 10 Base-T Port RJ-45 connector, two pair Cat 5, 6 UTP
Connector and Cabling
cabling  1000 base SX, -LX/LH, -ZX and CDWM SFP-base
ports: LC Fiber Connector (single/multimode fiber)
MAC Address Table 8 K
Buffer Memory 8 MB
A private VLAN edge provides security and isolation
between ports on a switch, ensuring that voice traffic travels
directly from its entry point to the aggregation device
through a virtual path and cannot be directed to a different
port.
Support for the 802.1x standard allows users to be
authenticated regardless of which LAN ports they are
accessing, and it provides unique benefits to customers who
have a large base of mobile (wireless) users accessing the
network.
802.1x with voice VLAN permits an IP phone access to the
voice VLAN regardless of the authorized or unauthorized
Security
state of the port.
802.1x with Port Security authenticates the port and
manages network access for all MAC addresses, including
that of the client.
IEEE 802.1x with Guest VLAN allows guests without
802.1x clients to have limited network access on the Guest
VLAN.
IEEE 802.1x with VLAN assignment allows a dynamic
VLAN assignment for a specific user regardless of where the
user is connected.
SSHv2 provides network security by encrypting
administrator traffic during Telnet sessions.

MEP - 98
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

SSHv2 requires a special cryptographic software image due


to US export restrictions
Port Security secures the access to a port based on the MAC
address of a user's device.
The aging feature removes the MAC address from the switch
after a specific time to allow another device to connect to the
same port.
Multilevel security on console access prevents unauthorized
users from altering the switch configuration.
Trusted Boundary provides the ability to trust the QoS
priority settings if an IP phone is present and disable
the trust setting in the event that the IP phone is removed,
thereby preventing a rogue user from overriding
prioritization policies in the network.
TACACS+ and RADIUS authentication enables centralized
control of the switch and restricts unauthori
10BASE-T ports: RJ-45 connectors, two-pair Category 3, 4,
or 5 unshielded twisted-pair (UTP) cabling
100BASE-TX ports: RJ-45 connectors; four-pair Category 5
Cabling UTP cabling
1000 base SX, -LX/LH, -ZX and CDWM SFP-base ports:
LC Fiber Connector (single/multimode fiber)
Dilengkapi dengan modul terminal converter GB FO ke
UTP
Per-port status LEDs: link integrity, disabled, activity, speed,
LEDs and full-duplex indications
System status LEDs: system, RPS, and bandwidth-utilization
indications
Power consumption: 30W (maximum), 102 BTUs per hour
AC input voltage: 100 to 127, 200 to 240 VAC (auto-
ranging)
Power AC input frequency: 47 to 63 Hz
DC input voltages for CISCO RPS 675 and CISCO RPS
300: +12V at 4.5A

Dimensions 1.7" x 17.5" x 9.5"

Wire-speed, nonblocking performance on all ports, including


Features Gigabit ports
8.8Gbps switching fabric and 6.6 million packets-per-second
maximum forwarding rate ensures maximum throughput ven

MEP - 99
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

for the most performance-sensitive applications


24 10/100 autosensing ports, each delivering up to 200 Mbps
of bandwidth to individual users, servers or workgroups to
support bandwidth-intensive applications
8MB shared memory architecture ensures the highest
possible throughput with a design that eliminates head-of-
line blocking, minimizes packet loss, and delivers better
overall performance
in environments with extensive multicast and broadcast
traffic
16MB of DRAM and 8MB of Flash on-board enable the
addition of future feature upgrades, maximizing customer
investments
Bandwidth aggregation through Fast EtherChannel and
Gigabit EtherChannel technology enhances fault tolerance
and offers up to 4 Gbps of aggregated bandwidth between
switches, to routers and to individual servers
802.1Q standards-based VLAN trunking on each port; 64
VLANs per switch with 64 instances of Spanning Tree
(PVST+)
Superior multicast management via support for IGMP
snooping in hardware

4. Wireless Access Point


Wireless Access Point yang diadakan minimum dapat memenuhi spesifikasi
teknis sebagai berikut:
Series ORINOCO AP-700
INTERFACE
Wired ethernet 10/100 base-T Ethernet (RJ-45)
Wireless ethernet 1 integrated 802.11a/b/g radio
Rs-232 Unit configuration
HARDWARE
SPECS
Memory 32 MB SDRAM; 4 MB Flash

 Power, Ethernet LAN Activity


LEDS TYPES
 Wireless 802.11a/b/g Activity
 SNMPv1, SNMPv2c and secure SNMPv3 management
MANAGEMENT
 Standard & ORiNOCO traps

MEP - 100
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

 ORiNOCO MIB, Etherlike MIB, 802.11 MIB, Bridge


MIB, MIB-II
 TFTP support
 Telnet CLI, Serial Port CLI (no proxy required)
 HTTPS (SSL) server for secure web-based management
 ProximVision NMS for group management (not
included)
 Syslog
 DHCP Server and Client

5. Kabel Instalasi (Structured Cabling System)


Yang dimaksud dengan Structured Cabling System adalah
mengimplementasikan sistem jaringan terstruktur untuk jaringan data dan
suara yang mana terdiri dari beberapa sub sistem berikut:
 Sistem jaringan Horizontal
o Menggunakan cable UTP category-5e atau category-6 dan siap
untuk running Fast Ethernet up to Gigabit Ethernet
 Sistem jaringan Backbone
o Menggunakan cable fiber optic tipe indoor 50 µm, 4 core dan
siap untuk running Fast Ethernet up to Gigabit Ethernet.
Demikian juga untuk patch cord fiber optic menggunakan 50 µm
atau menggunakan cable UTP category-6 (dengan syarat
maksimum panjang backbone tidak lebih dari 100 mtr). Patch
cord dan accessories pendukungnya harus menyesuaikan dengan
category cable, yaitu Category-6.
 Sistem administrasi pada Main Distribution Frame
o Menggunakan patch panel 24 port category-5e atau category-6
dan dilengkapi wire management.
o Menggunakan patch cord original category-5e atau category-6
(strainded type) dan color code : blue color untuk data
 Sistem administrasi pada Intermediate Distribution Frame
o Menggunakan patch panel 24 port category-5e atau category-6
dan dilengkapi wire management.
o Menggunakan patch cord original category-5e atau category-6
dan color code: blue color untuk data.
 Sistem administrasi pada Telecommunication Closed
o Dilengkapi label dan color code untuk memudahkan sistem
administrasi. Menggunakan patch cord original category-5e atau
category-6 dan color code yang sesuai.

MEP - 101
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

6. Spesifikasi Teknis Peralatan Pengkabelan


Horizontal Sub System
 Pemborong harus menyediakan kabel horizontal untuk menghubungkan
tiap outlet dengan system jaringan backbone pada tiap lantai yang sama.
 Tipe kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) 4 pair category-5e atau
category-6. Memiliki separator pada masing-masing pair ( cat-6), jacket
isolasi PVC sesuai standard EIA/TIA 568.
 Kabel UTP 4 pair tersebut di atas, dapat digunakan untuk data dengan
kecepatan minimal Fast Ethernet (100 MBps)
 Kabel UTP 4 pair tersebut di atas dipasang sesuai topology star dari IDF
tiap lantai menuju ke workstation.
 Pemasangan kabel UTP secara keseluruhan harus terlindungi oleh PVC
conduit atau cable protector dan tidak diperkenankan adanya sambungan.
 Panjang kabel horizontal maksimum yang diinstall tidak boleh lebih dari
90 m (295 ft).
 Panjang total kabel jumper maksimum 10 m (33 ft).
 Conduit yang dipasang oleh tidak diijinkan terdapat lebih dari dua
bengkokan bersudut 90o.

Backbone Sub System


 Kabel Fiber Optic menggunakan tipe Indoor / Outdoor cable 4 core 50 m
micron dan rodent resistant.
 Tidak dianjurkan menggunakan tipe armored. Jika kontraktor tetap
menggunakan tipe armored maka kontraktor wajib menyediakan
grounding.
 Bila menggunakan UTP cable backbone, minimal harus category-6
dengan separator diantara pairnya, dengan panjang maksimum 295 ft ( 90
mtr ).
 Panel fiber optic atau panel UTP, menggunakan model 19” rack mounted
dan dilengkapi dengan wire management.
 Fiber optic patch cord yang disediakan adalah 50 m micron tipe ST – LC
dengan panjang 10 ft, sedangkan untuk patch cord UTP cat-6, adalah
type stranded dengan panjang 4 ft, yang dilengkapi color code (boot)
 Kabel riser harus dilindungi dengan conduit dan terpasang pada shaft
yang telah ditentukan.
 Conduit untuk riser fiber optic atau UTP cable diberi tanda pengenal
guna menghindari kerusakan oleh pihak ketiga yang tidak diinginkan.
 Tidak diijinkan adanya bending radius lebih dari 60o baik kabel riser
maupun patch cordnya.

Outlet

MEP - 102
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

 Outlet yang disediakan adalah tipe RJ45 untuk kabel UTP category-5e
atau category-6 dan sesuai dengan standar EIA/TIA 568.
 Faceplate yang digunakan adalah bentuk bujur sangkar / British Style
dilengkapi dengan tutup / shutter, label dan color code.
 Faceplate harus dipasang dengan inbow doos dan modular jack tipe
RJ45.
 Faceplate yang digunakan adalah 1 atau 2 hole.
 Pada saat pemasangan faceplate harus dipasang tertutup plastic
pembungkus dan baru dibuka saat finishing cat sudah selesai guna
menghindari kotor / cacat karena terkena material lain.
 Outlet / modular jack yang digunakan adalah tipe punch down atau 110
standard bukan menggunakan tipe tool less.
 Terminasi modular jack hanya diijinkan satu kali punch down, tidak
boleh ada kegagalan berulang-ulang dan dilakukan engineer certified dan
yang sudah berpengalaman.
 Apabila ada modular jack yang sudah dipunch down berulang kali
sehingga kurang layak dipakai karena akan mengurangi performance
maka kontraktor wajib mengganti dengan yang baru.

Patch cord / Kabel Jumper


 Kabel patch cord yang disediakan haruslah original factory assembly
bukan hand made.
 Kabel patch cord sesuai standard EIA/TIA category-5e atau category-6,
stranded type.
 Kabel patch cord yang disediakan harus dibedakan warnanya antara yang
untuk data maupun yang untuk voice.
 Panjang kabel patch cord untuk administrasi di panel disarankan 4 ft.
 Panjang kabel patch cord untuk outlet – workstation disarankan 10 ft.
 Panjang kabel patch cord untuk data – voice disarankan 4 ft.
 Semua patch cord harus terpasang label pada kedua ujungnya.
 Kedua ujung patch cord dilindungi dengan plug boot yang warnanya
sesuai dengan kabel patch cord.

7. Spesifikasi Teknis Material Bantu

 Menggunakan pipa conduit high impact 20 mm warna putih berikut


kelengkapannya seperti sock, clamp, flexible, T-doos dan X-doos.
 Cable tray ukuran 300 x 50 x 2400 dengan finishing hot deep galvanize
berikut kelengkapannya seperti reducer, joining, dll. Termasuk
penggantung tray.

MEP - 103
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

 Rack 19” wallmounted maupun cabinet menggunakan yang local made


dengan tebal plat 2 mm warna putih grey atau black.
 Untuk cabinet ukuran 600W x 1150D dengan pintu depan menggunakan
bahan tempered glass.

18.6.PERSYARATAN INSTALASI / PEMASANGAN


 Semua kabel yang dipergunakan harus terlindungi dalam PVC conduit
high impact dan dipasang tertanam dalam tembok (inbow).
 Semua kabel yang ditarik tidak diperkenankan ada kabel yang putus /
sambungan kabel walaupun di dalam conduit sekalipun.
 Bila ada bagian di luar tembok, maka pipa harus dipasang clamp pada
jarak setiap 1 (satu) meter.
 Demikian juga pada lintasan melingkar, maka PVC flexible conduit
harus di pasang klem.
 Satu PVC conduit 20 mm hanya digunakan maksimum untuk 2 jalur
kabel UTP category-6, sedangkan untuk kabel UTP category-5e
maksimum untuk 4 jalur.
 Untuk jalur-jalur utama menggunakan cable tray dan dilengkapi dengan
tutup tray dan haruslah menggunakan accessories yang sesuai.

18.7.PERSYARATAN PENGUJIAN
 Sebelum melakukan pengujian jaringan komputer, Kontraktor wajib
memberitahu Pengawas / Direksi terlebih dahulu. Setiap pengujian yang
dilakukan tanpa disaksikan oleh Pengawas / Direksi, akan dinyatakan
tidak sah dan harus diulang kembali.
 Sebelum melakukan pengujian, Kontraktor harus melaporkan kesiapan
alat uji / alat ukur yang akan digunakan.
 Semua biaya yang diperlukan untuk melakukan pengujian, baik untuk
daya listrik dan perlatan bantu serta peralatan ukur, sepenuhnya manjadi
tanggung jawab Kontraktor.
 Apabila terdapat ketidak sempurnaan ataupun kegagalan dalam
pengujian, maka Kontraktor wajib memperbaikinya dengan biaya yang
sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.
 Pengujian terutama juga dilakukan terhadap jaringan listrik /
pengkabelannya, dengan persyaratan yang sesuai untuk instalasi
perangkat data communication. Pengujian terhadap grounding juga harus
dilakukan (bisa koordinasi dengan kontraktor ME).
 Hasil pengujian dibuat dalam bentuk soft copy (didownload dalam disket
/ CDROM) dan juga hard copy harus diserahkan bersamaan pada saat
setelah pengetesan.

MEP - 104
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

 Semua peralatan Jaringan Komputer ini harus diuji oleh perusahaan


pemegang keagenan peralatan tersebut dengan disaksikan oleh Pengawas
/ Direksi.

 Pengujian meliputi:
o Integrasi jaringan komputer dengan sistem yang ada (existing
network)
o Uji pengesetan feature-feature perangkat jaringan sesuai
spesifikasi yang ditentukan, misalkan: VLAN, dll.
o Uji koneksi pada tiap-tiap titik komputer : untuk cable UTP
menggunakan Microtest Omniscanner dengan Module Channel
Link Category 6 dan minimum firmware versi 6.10 sedangkan
pengujian cable fiber Optic menggunakan Microtest Simplifiber
pada 850nm dan 1300 nm.
o Uji aplikasi berbasis Netware, Windows Network, IP Phone dan
Internet
o Uji Network Management system untuk seluruh perangkat
jaringan : (configuring, monitoring dan traffic analysis).

18.8.PRODUK
Cable UTP (horizontal) AMP NetConnect, SYSTIMAX
Cable Backbone AMP NetConnect, SYSTIMAX
Switch/HUB CISCO
Wireless Access Point PROXIM - ORINOCO
PVC conduit Clipsal, Ega
Rack 19” ABBA, V-Series

18.9.JAMINAN GARANSI
Untuk Structured Cabling System
 Sertifikat garansi selama 25 (dua puluh lima) tahun yang meliputi garansi
product dan system yang dikeluarkan oleh partner resmi / authorized partner.
Untuk Active Equipment (Switch / HUB)
 Jaminan garansi selama 1 (satu) tahun yang dikeluarkan oleh partner resmi /
authorized partner.
Semua sertifikat atau jaminan garansi yang diserahkan adalah yang ASLI dan
dikeluarkan langsung oleh pihak peserta tender, bukan melalui pihak kedua atau
rekanan.

MEP - 105
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

 PENYERAHAN PEKERJAAN

Pelaksana Lapangan harus menyelesaikan semua bagian pekerjaan yang tertera dalam
Dokumen. Gambar-gambar dan Syarat-syarat pada Dokumen ataupun perubahan -
perubahan Pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh Tim
Perencana dan Pengawas dan Pihak Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan.

Pada saat pekerjaan akan diserah terimakan untuk pertama kalinya, Pelaksana
Lapangan harus menyerahkan :

 Foto-foto pelaksanaan pekerjaan.


 Laporan Bulanan dan Mingguan.

Bersama-sama dengan Tim Perencana dan Pengawas, Pelaksana Lapangan harus


meneliti, mencatat dan menyetujui, bagian-bagian pekerjaan yang belum sempurna,
untuk dibuatkan daftar (Check List) pekerjaan-pekerjaan yang akan diperbaiki dalam
masa pemeliharaan.

KETENTUAN MENGENAI PENERAPAN MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI :


Penerapan Manajemen K3 pada pekerjaan ini mengikuti ketentuan dan perundangan
yang berlaku.

MEP - 106
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

12. PENUTUP

a. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini pada
penjelasan pekerjaan kemudian ternyata diperlukan akan dicantumkan dalam
Berita Acara Penjelasan pekerjaan.
b. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di
lapangan, akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Manajemen konstruksi
dengan Kontraktor serta bersama Pemberi Tugas.
c. PPK tidak menyediakan Layanan dan Fasilitas pada Penyedia
barang/jasa.

Ditetapkan Oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
RSUD KAB. LAMANDAU

dr. NING AGUSTINA, MM


NIP. 19800805 200903 2 004

MEP - 107
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMANDAU

Anda mungkin juga menyukai