Anda di halaman 1dari 18

Scope : Civil Const.

RENCANA KERJA & SYARAT (RKS)


Dept. : Engineering
BANGUNGAN GARDU
20 kV Division : Operational
PT. BEKASI POWER No. Doc. : -

BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM DAN TEKNIS

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor / Pemborong meliputi bagian-bagian


pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja, Built of Quantity (BoQ) serta Buku
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini.

1.1. Pekerjaan Site Development

Termasuk dalam pekerjaan ini perataan / pembersihan dan melaksanakan pekerjaan site
development sesuai Gambar Kerja dan RKS.

1.2. Pekerjaan Persiapan

Meliputi pekerjaan mobilisasi peralatan, pengadaan air dan listrik untuk bekerja dan
pembongkaran dan/atau perbaikan bangunan existing.

1.3. Pekerjaan Sipil, Asitektur, Mekanikal

Sesuai dalam gambar kerja.

PASAL 2
MEMULAI KERJA

Selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah tanggal instruksi pelaksanaan pekerjaan, pihak


Kontraktor / Pemborong harus sudah memulai melaksanakan pembangunan fisik secara
nyata di lapangan, Apabila setelah 5 (lima) hari Kontraktor / Pemborong yang ditetapkan
belum melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan
ketentuan yang telah dibuat oleh Pemberi Kerja / Owner.

I-1
Scope : Civil Const.
RENCANA KERJA & SYARAT (RKS)
Dept. : Engineering
BANGUNGAN GARDU
20 kV Division : Operational
PT. BEKASI POWER No. Doc. : -

PASAL 3
MOBILISASI

Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :

3.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan kebutuhan konstruksi, dari tempat
pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan
ini.

3.2. Dengan selalu disertai ijin Pemberi kerja/owner, Kontraktor / Pemborong dapat
membuat berbagai perubahan, pengurangan dan/atau penambahan terhadap alat-alat
konstruksi dan instalasinya.

3.3. Dalam jangka waktu 1 (hari) hari sebelum kerja Kontraktor / Pemborong harus
menyerahkan program mobilisasi berupa data identitas pekerja (KTP), jadwal pelaksanaan
pekerjaan, struktur organisasi kontraktor/pemborong yang akan ditempatkan pada lokasi
pekerjaan kepada Pemberi kerja / owner untuk disetujui.

PASAL 4
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

4.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor / Pemborong wajib menunjuk seorang Kuasa


Kontraktor atau biasa disebut ‘Site Manajer’ yang cakap dan ahli untuk memimpin
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor /
Pemborong.

4.2. Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Kontraktor / Pemborong lepas
tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

4.3. Bila dikemudian hari bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidak cukup
cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor / Pemborong
secara tertulis untuk mengganti ‘Pelaksana’.

I-2
Scope : Civil Const.
RENCANA KERJA & SYARAT (RKS)
Dept. : Engineering
BANGUNGAN GARDU
20 kV Division : Operational
PT. BEKASI POWER No. Doc. : -

PASAL 5
RENCANA KERJA

5.1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor / Pemborong wajib


membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa Schedule
pelaksanaan yang sesuai dengan Surat Perintah Kerja (SPK).

5.2. Kontraktor / Pemborong harus selalu dalam pelaksanaan penbangunan pekerjaan


sesuai dengan Rencana Kerja tersebut.

5.3. Pemilik pekerjaan akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor / Pemborong


berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

PASAL 6
PAGAR PROYEK

6.1. Pagar Pengaman Proyek.

Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Pemilik dapat memerintahkan kepada
Kontraktor / Pemborong untuk memagari proyek sehingga aman.

PASAL 7
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA

7.1. Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa memelihara


kebersihan lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkut dan
dikumpulkan di suati tempat yang telah ditentukan.

7.2. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja,
bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas. Dalam hal
terjadinya kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab
untuk memperbaikinya.

I-3
Scope : Civil Const.
RENCANA KERJA & SYARAT (RKS)
Dept. : Engineering
BANGUNGAN GARDU
20 kV Division : Operational
PT. BEKASI POWER No. Doc. : -

7.3. Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor / Pemborong selekas mungkin memberitahukan


kepada dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban kecelakaan itu.

7.4. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor / Pemborong wajib menyediakan


tabung alat pemadam kebakaran (Fire Extinguisher) lengkap dan siap pakai, dengan jumlah
sekurang-kurangnya 1 (satu) buah tabung. Tabung berkapasitas 12 kg.

PASAL 8
TENAGA DAN SARANA KERJA

Kontraktor / Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan
berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan
pengamanan, an dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat- alat kerja maupun hasil
pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai
dengan sempurna sampai dengan diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi
Tugas.

8.1. Tenaga kerja / tenaga ahli

Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan
volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.

8.2. Peralatan Bekerja

Menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat-alat pengangkat dan
pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.

8.3. Bahan-Bahan Bangunan

Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.

8.4. Penyediaan Air dan Listrik untuk Bekerja

I-4
Scope : Civil Const.
RENCANA KERJA & SYARAT (RKS)
Dept. : Engineering
BANGUNGAN GARDU
20 kV Division : Operational
PT. BEKASI POWER No. Doc. : -

Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor / Pemborong

Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor / Pemborong

PASAL 9
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

9.1. Persyaratan Pelaksanaan.

Untuk menghindari klaim dari ‘User’ / Proyek dikemudian hari, maka Kontraktor /
Pemborong harus betul-betul memperhatikan pelaksanaan pekerjaan struktur dengan
memperhitungkan “ukuran jadi (finished)” sesuai persyaratan ukuran pada gambar kerja
dan penjelasan RKS.

Kontraktor / Pemborong wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk


dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan
sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan atau petunjuk yang diberikan
oleh Pemilik Proyek.

Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, pemborong harus menyediakan :

1. Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama pelaksanaan
pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.

2. Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari pekerjaan.

9.2. Standar yang di Pergunakan.

Semua pekerjaan yang akan silaksanakan harus mengikuti Standar Normalisasi Indonesia,
Standar Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan
pekerjaan, antara lain :

1. PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia.

3. NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.

I-5
Scope : Civil Const.
RENCANA KERJA & SYARAT (RKS)
Dept. : Engineering
BANGUNGAN GARDU
20 kV Division : Operational
PT. BEKASI POWER No. Doc. : -

4. NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia.

5. NI-10 : Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.

6. PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia.

7. PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik.

8. PPBI-1984: Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia.

9. SII: Standar Industri Indonesia.

10. SKSNIT-15-1991-03(PBI-1991 ) : Peraturan Beton Bertulang Indonesia.

11. AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.

12. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981.

13. Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Tentang Keselamatan Tenaga Kerja
yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.

14. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tentang penanggulangan


bahaya kebakaran.

Jika tidak terdapat di dalam Peraturan / Standar / Normalisasi tersebut di atas, maka
berlaku Peraturan / Standar / Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal produsen
bahan / material / komponen yang bersangkutan.

Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :

1. Dokumen Lelang yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas (Gambar Kerja, RKS, BoQ,
BA, Aanwijzing dan Surat Perjanjian / Kontrak ).

2. Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor / Pemborong dan sudah disetujui / disahkan
oleh Pemberi Tugas dan Pemberi Kerja.

I-6
Scope : Civil Const.
RENCANA KERJA & SYARAT (RKS)
Dept. : Engineering
BANGUNGAN GARDU
20 kV Division : Operational
PT. BEKASI POWER No. Doc. : -

PASAL 10
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

10.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik bersifat teknis
maupun administratif.

10.2. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor / Pemborong harus memberikan
data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.

10.3. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh kontraktor

PASAL 11
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

11.1. Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah RKS.

11.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi (bagian) dan
detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor /
Pemborong harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan
spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam
gambar atau dari ketidak-sesuaian antara gambar dan spesifikasinya.

11.3. Pemilik Proyek akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang
semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.Permukaan- permukaan
pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan bagian dan ukuran yang
tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari .

11.4. Ukuran

Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar Pelengkap
meliputi :

I-7
Scope : Civil Const.
RENCANA KERJA & SYARAT (RKS)
Dept. : Engineering
BANGUNGAN GARDU
20 kV Division : Operational
PT. BEKASI POWER No. Doc. : -

1. As - as

15. Luar - luar

16. Dalam - dalam

17. Luar - dalam.

11.4.1 Ukuran - ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam Centi meter
( cm ) untuk pekerjaan Arsitektur dan Sipil, dan ukuran Milimeter ( mm ) untuk pekerjaan
Baja dan Mekanikal / Elektrikal.

11.4.2 Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur, pada dasarnya adalah
ukuran jadi seperti dalam keadaan jadi / selesai ( “finished”).

11.4.3 Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor / Pemborong wajib melaporkan
secara tertulis kepada yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran mana yang
akan dipakai dan dijadikan pegangan

11.4.4 Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran
skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui. Setiap deviasi dari gambar
karena kondisi lapangan yang tak terduga akan ditentukan oleh dan disahkan secara
tertulis. Kontraktor / Pemborong tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran- ukuran
yang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan / Direksi, dan segala
akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong baik dari segi biaya
maupun waktu.

11.5. Perbedaan Gambar

11.5.1 Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat (berlaku).

11.5.2 Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil / Struktur, maka
Kontraktor / Pemborong wajib melaporkannya kepada yang akan memutuskannya setelah
berkonsultasi dengan Perencana.

I-8
Scope : Civil Const.
RENCANA KERJA & SYARAT (RKS)
Dept. : Engineering
BANGUNGAN GARDU
20 kV Division : Operational
PT. BEKASI POWER No. Doc. : -

11.5.3 Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak-telitian di dalam pelaksanaan satu


bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka didalam hal
terdapat ketidak-jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan- perbedaan dan ataupun ketidak-
sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor / Pemborong
diwajibkan melaporkan kepada pemilik, untuk mendapat keputusan gambar mana yang
akan dijadikan pegangan.

11.5.4 Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor / Pemborong
untuk memperpanjang / meng-“klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.

11.6. Shop Drawing

11.6.1 Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat
oleh Kontraktor / Pemborong berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaan lapangan.

11.6.2 Kontraktor / Pemborong wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun yang diminta
oleh .

11.6.3 Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang
belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun di
dalam Buku ini.

11.6.4 Kontraktor / Pemborong wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada pemilik
untuk mendapat persetujuan tertulis dari Pemilik Proyek.

11.6.5 Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor / Pemborong dan diajukan
kepada untuk diminta persetujuannya harus sesuain dengan format standar dari proyek.

11.7. Perubahan, penambahan, pengurangan pekerjaan dan pembuatan “as built drawing“.

11.7.1 Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan
pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.

I-9
Scope : Civil Const.
RENCANA KERJA & SYARAT (RKS)
Dept. : Engineering
BANGUNGAN GARDU
20 kV Division : Operational
PT. BEKASI POWER No. Doc. : -

11.7.2 Setelah pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor / Pemborong


berkewajiban membuat gambar-gambar yang memuat seluruh perubahan, dan sesuai
dengan kenyataan yang telah dikerjakan / dibangun oleh Kontraktor / Pemborong. Biaya
untuk penggambaran “As Built Drawing”, sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor /
Pemborong.

PASAL 12
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG

12.1. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan


sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.

12.2. Kehadiran selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi, menegur atau
memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.

12.3. Kontraktor / Pemborong bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul


akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor / Pemborong berkewajiban memperbaiki
kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor / Pemborong sendiri.

12.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka
Kontraktor / Pemborong berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi
Tugas melalui . Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor / Pemborong bertanggung
jawab atas segala kerusakan yang timbul.

12.5. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang
dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.

12.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong dalam
melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.

12.7. Selama pembangunan belangsung, Kontraktor / Pemborong harus menjaga keamanan


bahan / material, barang milik proyek, milik dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan,
maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.Bila terjadi kehilangan

I - 10
Scope : Civil Const.
RENCANA KERJA & SYARAT (RKS)
Dept. : Engineering
BANGUNGAN GARDU
20 kV Division : Operational
PT. BEKASI POWER No. Doc. : -

bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun yang belum,
adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong dan tidak akan diperhitungkan dalam
biaya Pekerjaan Tambah.

12.8. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas


akibatnya, baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.

12.9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor / Pemborong harus segera mengangkut
bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar
lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.

PASAL 13
KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN - BAHAN

13.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini
maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan dipergunakan
maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam
Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan
syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.

13.1.1 Kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak, semua merk pembuatan atau
merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai
dasar perbandingan kualitas / setara dan tidak diartikan sebagai sesuatu yang mengikat.

13.1.2 Bahan / material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai, harus sesuai dengan
yang tercantum dalam Gambar Kerja dan RKS, memenuhi standar spesifikasi bahan
tersebut, mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.

13.1.3 Disyaratkan dalam satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan
untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.

I - 11
Scope : Civil Const.
RENCANA KERJA & SYARAT (RKS)
Dept. : Engineering
BANGUNGAN GARDU
20 kV Division : Operational
PT. BEKASI POWER No. Doc. : -

13.1.4 Kontraktor / Pemborong terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua


bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada / Direksi dan Perencana
untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut
didatangkan / dipakai.

13.2. Penyimpanan material

Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang bersangkutan
dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.

13.2.1 Penempatan bahan-bahan material diatur dengan pertimbangan yang matang agar
tidak mengganggu kelancaran pekerjaan serta sirkulasi / akses pekerja

13.2.2 Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan (levelling)
menurut petunjuk .

PASAL 14
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

14.1. Bahan-bahan yang didatangkan / dipakai harus sesuai dengan contoh-contoh yang
telah disetujui seperti yang diatur dalam Pasal di atas.

14.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan
afkir / ditolak, harus segera dikeluarkan dari lokasi bangunan / proyek.

14.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh / Perencana dan
ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka / Perencana berhak memerintahkan
pembongkaran kembali kepada Kontraktor / Pemborong, yang mana segala kerugian yang
diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong
sepenuhnya. Disamping itu pihak Kontraktor / Pemborong tetap dikenakan denda sebesar 1
o/oo (satu per mil) dari harga borongan.

14.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari
bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor / Pemborong harus menguji dan memeriksakannya

I - 12
Scope : Civil Const.
RENCANA KERJA & SYARAT (RKS)
Dept. : Engineering
BANGUNGAN GARDU
20 kV Division : Operational
PT. BEKASI POWER No. Doc. : -

ke laboratorium Balai Penelitian Bahan pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut
disampaikan secara tertulis kepada / Direksi / Perencana. Segala biaya pemeriksaan
ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong.

14.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium di atas tentang baik atau tidaknya kualitas
dari bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan-
pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut di atas.

14.6. Bila diminta, Kontraktor / Pemborong harus memberikan penjelasan lengkap tertulis
mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.

PASAL 15
SUPPLIER DAN SUB KONTRAKTOR

15.1. Jika Kontraktor / Pemborong menunjuk Supplier dan atau Kontraktor bawahan (Sub
Kontraktor) didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor/
Pemborong “wajib” memberi-tahukan terlebih dahulu kepada / Direksi untuk mendapatkan
persetujuan.

15.2. Kontraktor / Pemborong wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan dengan Sub


Kontraktor dan Supplier bahan atas petunjuk pemilik proyek.

15.3. Supplier wajib hadir mendampingi di lapangan untuk pekerjaan khusus dimana
pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi
pabrik.

PASAL 16
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

16.1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah


permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan puing- puing
didalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya
atau yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan Pasal-pasal yang lain dari spesifikasi

I - 13
Scope : Civil Const.
RENCANA KERJA & SYARAT (RKS)
Dept. : Engineering
BANGUNGAN GARDU
20 kV Division : Operational
PT. BEKASI POWER No. Doc. : -

ini. Pekerjaan ini mencakup pula perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang
ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.

16.2. akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan menentukan semua pohon, semak,
tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada di tempatnya. Kontraktor /
Pemborong harus menjaga semua jenis benda yang telah ditentukan harus tetap di
tempatnya.

16.3. Segala obyek yang ada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu lapuk,
tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnya yang
muncul, yang tidak diperuntukan berada disana; harus dibersihkan dan atau dibongkar serta
dibuang bila perlu.

PASAL 17
DRAINASE / SALURAN

17.1. Pembuatan drainase / saluran tapak sementara.

Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang ada di tapak,


Kontraktor / Pemborong wajib membuat saluran air sementara yang berfungsi untuk
pembuangan air yang ada untuk menjaga agar lahan konstruksi tetap kering.

17.2. Pemeliharaan drainase yang sudah ada.

Kontraktor / Pemborong harus memelihara drainase yang memasuki, melintasi atau


mempengaruhi tempat kerja.

17.3. Lokasi dan perlindungan utilitas.

I - 14
Scope : Civil Const.
RENCANA KERJA & SYARAT (RKS)
Dept. : Engineering
BANGUNGAN GARDU
20 kV Division : Operational
PT. BEKASI POWER No. Doc. : -

17.3.1 Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor / Pemborong harus melakukan


survey untuk mengetahui detail lokasi segala utilitas yang akan terkena pengaruh
pekerjaan. Hasil survey harus dicatat dalam format rencana sesuai dengan petunjuk.

17.3.2 Bila Kontraktor / Pemborong akan melaksanakan pekerjaan sementara atau


permanen pada daerah sekitar utilitas itu, Kontraktor / Pemborong harus mempergunakan
metoda konstruksi yang memadai, menyediakan peralatan perlindungan yang semestinya,
dalam rangka mencegah kerusakan pada utilitas itu; tanpa ada pembayaran tembahan.

17.3.3 Segala kerusakan pada utilitas yang disebabkan oleh pekerjaan Kontraktor /
Pemborong baik langsung maupun tidak langsung, dianggap sebagai tanggung jawab dari
Kontraktor / Pemborong.

PASAL 18
PENGUKURAN KONDISI TAPAK & PENENTUAN PEIL + 0.00

18.1. Pekerjaan Pengukuran Kondisi Tapak.

18.1.1 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran


kondisi “existing” tapak terhadap posisi rencana bangunan.

18.1.2 Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan yang sebenarnya di
lapangan, harus segera dilaporkan kepada dan Pemilik proyek.

18.1.3 Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat-alat waterpass
dan/atau theodolit.

Setiap tanda yang dibuat oleh ataupun oleh Kontraktor harus dijaga baik-baik. Bila
terganggu atau rusak, harus segera diperbaiki oleh Kontraktor atas tanggungan biaya
sendiri.

Setiap jenis pekerjaan dari bagian apapun, tidak boleh dikerjakan sebelum persiapannya
(setting out) disetujui oleh Pemberi Kerja .

18.2. Pekerjaan Penentuan Peil + 0,00

I - 15
Scope : Civil Const.
RENCANA KERJA & SYARAT (RKS)
Dept. : Engineering
BANGUNGAN GARDU
20 kV Division : Operational
PT. BEKASI POWER No. Doc. : -

Pekerjaan penentuan peil + 0,00 (finishng Arsitektur) adalah permukaan lantai finishing
ruangan Lantai Satu seperti tertera dalam gambar kerja.

Selanjutnya peil + 0,00 ini ditandai dengan patok ukur yang ditentukan di lapangan dan
disetujui oleh Pemberi Kerja .

PASAL 19
PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)

19.1. Patok Ukur

19.1.1 Kontraktor / Pemborong harus membuat patok-patok untuk membentuk garis-garis


sesuai dengan gambar, dan harus memperoleh persetujuan sebelum memulai pekerjaan.
Bila dianggap perlu, dapat merevisi garis-garis / kemiringan dan meminta Kontraktor /
Pemborong untuk membetulkan patok-patok itu.

19.1.2 Patok ukur dibuat dari kayu secukupnya, tertancap kuat ke dalam tanah.

19.1.3 Pada dasarnya, patok ukur ini dibutuhkan sesuai patokan ketinggian atau peil
permukaan yang ada dan tercantum dalam Gambar Kerja.

19.2. Papan Bangunan (bouwplank).

19.2.1 Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan ukuran tebal 3 cm.
dan lebar 15 cm., lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.

19.2.2 Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak satu sama lain adalah
1,50 m. tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau diubah.

19.2.3 Papan bangunan dipasang sejarak 1,00 m. dari as pondasi terluar atau sesuai dengan
keadaan setempat.

19.2.4 Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara satu dengan lainnya atau
rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh .

19.2.5 Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor / Pemborong harus


melaporkan kepada untuk mendapatkan persetujuan.

I - 16
Scope : Civil Const.
RENCANA KERJA & SYARAT (RKS)
Dept. : Engineering
BANGUNGAN GARDU
20 kV Division : Operational
PT. BEKASI POWER No. Doc. : -

19.2.6 Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan
letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.

PASAL 20
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN

20.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor / Pemborong,
tetapi karena bahan / material ataupun komponen jadi maupun mutu pekerjaannya sendiri
ditolak oleh / Direksi, harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya
Kontraktor / Pemborong dalam waktu yang ditetapkan oleh / Direksi.

20.1.1 Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan , dan Kontraktor / Pemborong harus memberikan kesempatan
sepenuhnya kepada Petugas / Ahli dari untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang
akan ditutup dan tidak terlihat.

20.1.2 Kontraktor / Pemborong harus melaporkan kepada kapan setiap pekerjaan sudah
siap atau diperkirakan akan siap diperiksa dan tidak boleh menunda waktu pemeriksaan,
kecuali apabila memberikan petunjuk tertulis kepada Kontraktor / Pemborong apa yang
harus dilakukan.

20.1.3 Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari
waktu diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan, tidak terhitung hari libur / hari raya)
tidak dipenuhi / ditanggapi oleh , maka Kontraktor / Pemborong dapat meneruskan
pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh / Direksi.

20.1.4 Bila Kontraktor / Pemborong melalaikan perintah, / Direksi berhak menyuruh


membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.

20.1.5 Biaya pembongkaran dan pemasangan / perbaikan kembali menjadi tanggungan


Kontraktor / Pemborong, tidak dapat di-klaim sebagai biaya pekerjaan tambah maupun
alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.

20.2. Kemajuan Pekerjaan

I - 17
Scope : Civil Const.
RENCANA KERJA & SYARAT (RKS)
Dept. : Engineering
BANGUNGAN GARDU
20 kV Division : Operational
PT. BEKASI POWER No. Doc. : -

20.2.1 Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh
Kontraktor / Pemborong demikian pula metode / cara pelaksanaan pekerjaan harus
diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh pemberi kerja .

20.2.2 Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut
penilaian telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan
atau pada waktu yang diperpanjang, maka harus memberikan petunjuk secara tertulis
langkah- langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan
dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

20.3. Perintah untuk pelaksanaan.

Bila Kontraktor / Pemborong atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja
dimana bermaksud untu memberikan petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau perintah
itu harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua petugas pelaksana atau petugas yang
ditunjuk oleh Kontraktor / Pemborong untuk menangani pekerjaan itu.

I - 18

Anda mungkin juga menyukai