Anda di halaman 1dari 19

1

PEKERJAAN PERENCANAAN
KEGIATAN :
PEMELIHARAAN/REHABILITASI GEDUNG KANTOR DAN BANGUNAN
LAINNYA
TAHUN ANGGARAN 2023

PEKERJAAN :
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (TAMAN AFSP)

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


(RKS)

Konsultan Perencana :

KONSULTAN PERENCANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (TAMAN AFSP)


2

SYARAT-SYARAT UMUM & TEKNIS


KEGIATAN PEMELIHARAAN / REHABILITASI GEDUNG KANTOR DAN BANGUNAN LAINNYA
PEKERJAAN KONSULTAN PERENCANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (TAMAN AFSP)
LOKASI : AREA KANTOR DISTANHORBUN
TAHUN ANGGARAN 2023

PERSIAPAN PELAKSANAAN
Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini,
Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama Bill of Quantity (BOQ), Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-
syarat Teknis.
Didalam hal terdapat ketidakjelasan dan perbedaan-perbedaan informasi di dalam pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan
mengadakan pertemuan dengan Konsultan pengawas dan Direksi Pekerjaan untuk mendapat kejelasan pelaksanaan.
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja, BOQ serta Buku Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknis.

LINGKUP PEKERJAAN :
Pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan rencana dalam gambar dokumen perencanaan dan gambar kerja,
antara lain:

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Cetak Banner Nama Proyek
2 Pelaporan, Dokumentasi & AS Built Drawing
3 Mobilisasi Peralatan dan Bahan
4 Normalisasi dan pembuangan sampah kolam existing

II. PEKERJAAN TANAH


1 Pek. Cut & Fill dipadatkan
2 Pek. Urugan puing campur tanah dipadatkan
3 Pek. Galian Tanah Biasa
III. PEKERJAAN PASANGAN
1 Pek. Pasang Cerucuk Bambu dia. 6 - 10 cm
2 Pondasi Batu Belah 1SP : 3PP
3 Pek. Pasang Kansteen Taman
4 Pek. Paving Block Warna tb. 8 cm K.300 hidrolik
5 Pek. Paving Block Natural tb. 8 cm K.300 hidrolik
6 Pek. Plesteran 1 PC : 5PS tb. 15 mm
7 Pek. Acian
IV. PEKERJAAN GERBANG MASUK
1 Pek. Plesteran 1 PC : 5PS tb. 15 mm
2 Pek. Acian
3 Pek. Pintu Gerbang Masuk (Sliding & Swing)
4 Pek. Pengecatan Dinding
5 Pek. Plat Duecker

Pekerjaan yang tidak tercantum dalam Lingkup diatas sudah termasuk dalam jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan
sesuai gambar rencana kerja.

1.1. PEKERJAAN PERSIAPAN

KONSULTAN PERENCANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (TAMAN AFSP)


3

- Meliputi : Pek.Papan nama kegiatan,pengukuran kembali site,pek.administrasi dan dokumentasi,pek.mobilisasi


matrial dan pek.bongkaran jalan.

PASAL 2
MEMULAI KERJA
Dalam waktu 1 (satu) hari setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), Pihak Pemborong sudah dapat
memulai melaksanakan pembangunan fisik, dan paling lambat 7 hari apabila setelah 1 (satu) bulan
Kontraktor/Pemborong/Pengadaan yang daitetapkan belum melaksanakan pembangunan fisik dilapangan, maka akan
diberlakukan ketentuan yang tertuang dalam Syarat-syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-syarat Khusus Kontrak
(SSKK).
PASAL 3
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
Di lapangan, Kontraktor/Pemborong wajib menunjuk dan melaporkannya kepada Direksi Pekerjaan/Konsultan
pengawas seorang Kuasa Kontraktor atau biasa disebut Pelaksana yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan
pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor/Pemborong,
Dengan adanya Pelaksana tidak berarti bahwa Kontraktor/Pemborong lepas tanggung jawab sebagian maupun
keseluruhan terhadap kewajibannya.
Bila dikemudian hari menurut pendapat Direksi dan Konsultan pengawas bahwa Pelaksana dianggap kurang mampu
atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka Direksi Pekerjaan akan memberitahukan kepada
Kontraktor/Pemborong secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.

PASAL 4
RENCANA KERJA
Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan dilapangan, Kontraktor/Pemborong wajib membuat Rencana Kerja
Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-Chart dan S-Curve Bahan dan Tenaga.
Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan pengawas, paling lambat
dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterima Kontraktor/Pemborong.
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan pengawas akan disahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Kontraktor/Pemborong wajib membuat salinan Rencana Kerja untuk diberikan kepada Direksi Pekerjaan dan
Konsultan pengawas.
Kontraktor/Pemborong harus selalu dalam pelaksanaan pembangunan pekerjaan sesuai dengan Rencana Kerja
tersebut diatas.
Konsultan pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor/Pemborong berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

PASAL 5
LOS KERJA
Los Kerja
Kontraktor/Pemborong harus menyediakan Los Kerja diperlengkapi dengan kursi, meja, serta alat-alat kantor yang
diperlukan.
Kontraktor/Pemborong berkewajiban menjaga kebersihan Los Kerja serta inventarisnya.
Los Kerja yang dibuat dan dibiayai oleh Kontraktor/Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan/pekerjaan
tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh pihak Pemborong.

PASAL 6
KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA
Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup di tempat pekerjaan
untuk para pekerja.
Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK ditempat pekerjaan.

KONSULTAN PERENCANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (TAMAN AFSP)


4

Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, kontraktor bertanggung jawab atas
keselamatan dan keamanan pekerjaan, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Direksi, dalam
hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor/Pemborong selekas mungkin memberitahukan kepada Konsultan pengawas
dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban kecelakaan itu.

PASAL 7
TENAGA DAN SARANA KERJA
Kontraktor/Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya
untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap
bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan
selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserah
terimakannya pekerjaan tersebut kepada Direksi.
Tenaga kerja / tenaga ahli.
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan volume pekerjaan yang akan
dikerjakan.
Peralatan bekerja.
Menyediakan alat-alat bantu, seperti alat-alat pengangkat dan pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang
benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
Bahan-bahan bangunan.
Menyediakan bahan-bahan bangunan tepat pada waktunya.
Penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja.
 Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat instalasi air di tapak proyek atau di
supply dari luar.
 Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak.
Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan pengawas/ Direksi.
 Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat
selama masa pembangunan.
Penggunaan Diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas
petunjuk Konsultan pengawas.

PASAL 8
PERSYARATAN DAN STANDARISASI
Persyaratan Pelaksanaan.
Untuk menghindari klaim dari pihak Pengguna (User) dikemudian hari maka Kontraktor harus betul-betul
memperhatikan pelaksanaan pekerjaan jalan dengan memperhitungkan ukuran jadi (finished) sesuai persyaratan
ukuran pada Gambar Kerja, BOQ dan Buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis. Kontraktor wajib melaksanakan
semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan
bangunan yang dipergunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan atau petunjuk yang
diberikan oleh Konsultan pengawas.
Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib memperhatikan dan melakukan koordinasi
dengan Direksi Pekerjaan yang menyangkut pekerjaan,dan mendapat ijin tertulis dari Konsultan pengawas.
Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan calon pemborong harus menyediakan:
- Wakil sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama pelaksanaan pekerjaan
dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.
- Buku harian untuk:
 Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
 Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail pekerjaan.
- Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah:
 1 (satu) kamera.
 1 (satu) alat ukur jangka sorong.
 1 (satu) alat pita ukur panjang 50 m dan 5 m.

KONSULTAN PERENCANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (TAMAN AFSP)


5

PASAL 9
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
1) Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian dan Laporan Mingguan mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik teknis maupun Administratif.
2) Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Kontraktor/Pemborong harus memberikan data-data yang diperlukan
menurut data dan menurut keadaan sebenarnya.
3) Laporan-laporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk bahan monitoring.

PASAL 10
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
1) Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat/berlaku adalah
gambar.
2) Apabila terdapat revisi-revisi pada aligment, lokasi, seksi (bagian) dan detail gambar mungkin akan dilakukan
didalam waktu pelaksanaan kerja dan dituangkan dalam
3) Shop Drawing. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar tersebut dan
spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau gambar kerja
yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan
pengawas dan disahkan oleh Direksi Pekerjaan.
4) Konsultan pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang semestinya untuk memenuhi
ketentuan gambar dan spesifikasinya.
Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan bagian dan ukuran yang
tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari Konsultan pengawas.
5) Ukuran
a. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar Pelengkap meliputi:
As-as
Luar-luar
Dalam-dalam
Luar-dalam
b. Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam mm (millimeter) dan cm (centimeter).
c. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja pada dasarnya adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai
(finished)
d. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada Konsultan
pengawas yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan
pegangan.
e. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan ditentukan oleh Konsultan
pengawas dan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
6) Perbedaan gambar
Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian didalam pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan selalu
mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka didalam hal terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan,
ataupun ketidak sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan
kepada Konsultan pengawas secara tertulis, mengadakan pertemuan dengan Direksi Pekerjaan dan Konsultan
pengawas, untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.

PASAL 11
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
a. Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah disetujui
Konsultan pengawas.
b. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat teknis dinyatakan afkir/ditolak oleh Konsultan pengawas
harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selambat-lambatnya dalam tempo 1 x 24 jam dan tidak
boleh dipergunakan.

c. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan pengawas/Direksi dan ternyata
masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Direksi berhak memerintahkan pembongkaran kembali

KONSULTAN PERENCANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (TAMAN AFSP)


6

kepada kontraktor yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi
tanggungan Kontraktor sepenuhnya.
d. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-bahan tersebut,
maka kontraktor harus dan memeriksakannya ke laboratorium balai penelitian Bahan–bahan Pemerintah
untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan kepada Konsultan pengawas/ Direksi secara tertulis.
Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor.
e. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut di atas Pelaksana tidak diperkenanakan melanjutkan
pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut.
f. Bila diminta oleh Konsultan pengawas, Kontraktor harus memberikan penjelasan lengkap tertulis
mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.

PASAL 12
SUPPLIER & SUB KONRAKTOR
a. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor Bawahan (Sub-Kontraktor) didalam hal pengadaan
material dan pemasangannya, maka kontraktor “wajib” memberitahukan terlebih dahulu kepada
Konsultan pengawas dan Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
b. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan pengawas di lapangan untuk pekerjaan khusus dimana
pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai intruksi pabrik.

PASAL 13
PEMBERSIHAN LAPANGAN
a. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah permukaan, dan
pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan puing-puing di dalam daerah kerja, kecuali benda-
benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai dengan
ketentuan pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini.Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan/penjagaan
tumbuhan dan benda-benda yang ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.
b. Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu busuk, tunggul, akar, serpihan,
tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada
di sana, harus dibersihkan
c. dan/ atau dibongkar, dan dibuang bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus dibuang dari
daerah sampai kedalamam sekurang-kurangnya 50 cm di bawah elevasi lubang galian sesuai Gambar Kerja.
Lubang-lubang akibat pembongkaran harus diurug dengan material yang memadai dan dipadatkan sampai
90% dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T 99.

PASAL 14
PENGUKURAN KONDISI TAPAK DAN PENENTUAN PEIL ± 0.00
A. Pekerjaan pengukuran kondisi tapak
1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran kondisi “existing” tapak
terhadap posisi rencana pekerjaan. Hasil pengukuran harus diserahkan kepada Direksi/ K o n s u l t a n
pengawas.
2) Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan yang sebenarnya di lapangan, harus
segera dilaporkan ke Konsultan pengawas untuk disahkan Direksi Pekerjaan.
3) Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat-alat waterpass/theodolit.

4) Personil dan perlatan survey harus meliputi dan tidak hanya terbatas pada :
a. Personil :
 1 orang pekerja surveyor
b. Peralatan Pengukuran (Survey) :
 2 wild NAK levels;
 2 pita meteran baja dengan panjang 50 m;
 2 steel measuring rod (4m);
 2 target pole
c. Patok-patok survey, dam macam-macam alat yang diperlukan dalam survey

KONSULTAN PERENCANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (TAMAN AFSP)


7

SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN


PASAL 1
UMUM
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan meliputi pengadaan secara memadai akan tenaga Ahli, alat-alat Bantu dan bahan material sesuai dengan jenis
pekerjaan yaitu :

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Cetak Banner Nama Proyek
2 Pelaporan, Dokumentasi & AS Built Drawing
3 Mobilisasi Peralatan dan Bahan
4 Normalisasi dan pembuangan sampah kolam existing

II. PEKERJAAN TANAH


1 Pek. Cut & Fill dipadatkan
2 Pek. Urugan puing campur tanah dipadatkan
3 Pek. Galian Tanah Biasa
III. PEKERJAAN PASANGAN
1 Pek. Pasang Cerucuk Bambu dia. 6 - 10 cm
2 Pondasi Batu Belah 1SP : 3PP
3 Pek. Pasang Kansteen Taman
4 Pek. Paving Block Warna tb. 8 cm K.300 hidrolik
5 Pek. Paving Block Natural tb. 8 cm K.300 hidrolik
6 Pek. Plesteran 1 PC : 5PS tb. 15 mm
7 Pek. Acian
IV. PEKERJAAN GERBANG MASUK
1 Pek. Plesteran 1 PC : 5PS tb. 15 mm
2 Pek. Acian
3 Pek. Pintu Gerbang Masuk (Sliding & Swing)
4 Pek. Pengecatan Dinding
5 Pek. Plat Duecker

Pekerjaan lain-lain dan segala sesuatu yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan ini

PASAL 2
PEMBERSIHAN LAPANGAN
2.1. Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih dahulu dibersihkan dari berbagai kotoran,
sampah, puing-puing dan segala sesuatu yang akan mengganggu pelaksanaan.
2.2. Barang yang tidak digunakan lagi harus dikeluarkan dari lokasi Tapak/ Site Kontruksi dan dikumpulkan di tempat/
lokasi tertentu yang ditunjukkan Direksi.

PASAL 3
PEKERJAAN GALIAN TANAH DAN URUGAN

UMUM

1. Uraian
Pekerjaan tanah mencakup pekerjaan–pekerjaan yang berhubungan dengan penggalian dan penimbunan
atau pembuangan tanah, batu – batu atau material lain dari atau ketempat pekerjaan untuk pelaksanaan
pembuatan saluaran ari, selokan, oprit, pembuangan material – material yang tidak digunakan, pembuangan
lapisan tanah atas, pembuagan bekas – bekas longsor, yang kesemuanya sesuai dengan spesifikasi in dan
Gambar Rencana dalam hal kedudukan, kemiringan dan bentuk penampangnya.

KONSULTAN PERENCANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (TAMAN AFSP)


8

2. Macam Galian
Penggalian dibagi dalam empat macam galian seperti tersebut dibawah ini :
1. Galian tanah biasa
2. Galian batu
3. Galian konstruksi
4. Galian tambahan
3. Alinyemen Horizontal dan Vertikal
Direksi akan memberikan letak / kedudukan dari PI (Point os Intersection), PT (Point of Tangent) dan
kemiringan. Gambar Rencana akan menjelaskan keterangan tentang lengkung horizontal dan vertikal, serta
besarnya kemiringan melintang (super elevation) dimana perlu. Konstraktor akan mengerjakan pematokan
dengan sepengetahuan dan seijin Direksi sebelum meneruskan pekerjaan – pekerjaan berikutnya.
Permukaan tanah dasar ( grade level ) setelah dipadatkan harus sesuai dengan Gambar Rencana.
Penyimpanan yang diijinkan harus + 2 cm untuk tebal perkerasan 25 cm atau lebih dan + 1 cm untuk tebal
perkerasan kurang daru 25 cm.
4. Jumlah Perkerasan
Jumlah pekerjaan dari macam – macam galian dan timbunan yang akan diperhitungkan pembiayaannya,
terbatas hanya pada ukuran – ukuran yang tercantum dalam Gambar Rencana, Gambar – gambar standar,
Gambar – Gambar Profil Melintang dan Memanjang yang disyahkan oleh Direksi. Galian / Timbunan yang
dikerjakan diluar pembatasan – pembatasan itu tidak akan diberikan pembayaran. Galian dan timbunan
diluar yang ditentukan tidak akan dibayar. Kelebihan penggalian harus di timbun kembali sesuai dengan
petunjuk Direksi dengan bahan lapis pondasi atas atau lapis pondasi bawah tanpa harus dibayar lagi. Apakah
sisa timbunan dapat dibiarkan begitu saja atau harus dipindahkan tergantung pada keputusan Direksi.
5. Jumlah Pekerjaan Tanah yang akan dibayar, dilihat dari banyaknya volume material diukur dari tempat
asalnya dan diperhitugkan dengan cara luas ujung rata – rata ( average end area metthode ), bila pernah
diajukan dan disetujui tidak diperbolehkan untuk ditinjau kembali dengan maksud mengoreksi dengan
menggunakan cara perhitungan yang lebih teliti.
6. Pembongkaran Rintangan – Rintangan
Harga satuan yang disebut dalam Kontrak untuk semua macam galian harus sudah termasuk pembonkaran
segala material dalam bentuk apapun yang terdapat dalam galian sesuai dengan yang tercantum pada
gambar rencana, membongkar dan memindahkannya menurut petunjuk Direksi. Material tersebut dapat
berupa : tembok lama, pasangan batu, beton, batu – batuan keras perkerasan jalan lama dan sebagainya.
Hanya batu besar dengan ukuran lebih besar dari 0,5 m3 atau bangunan pasangan batu, bata beton yang
berukuran lebih besar dari 1 m 3, akan dibayar sesuai dengan mata pembiayaan untuk “ galian batu “ dan “
pembongkaran”.
7. Pemindahan Aliran Air
Kecuali untuk galian konstruksi, tidak akan diadakan pembayaran tersendiri untuk mengatur atau
pemindahan aliran air pada waktu sebelum dan sesudah penggalian.
Pembiayaan untuk perlindungan ( Sheeting ), perkuatan tepi ( Shoring ), Pemompaan dan pengeringan
seperti yang dikehendaki Direksi, harus sudah tercakup dalam Harga Penawaran untuk penggalian.
Kontraktor harus menyediakan pasilitas secukupnya untuk pekerjaan pengeringan atau penyimpangan jalan
air bila perlu untuk melindungi dan menyelamatkan pekerjaan. Kontraktor harus juga mempersiapkan sistem
drainase / saluran – saluran pembuangan yang perlu agar saluran air pada musim hujan nanti berjalan lancar.
Pengaturan saluran untuk maksud menyelamatkan / melindungi pekerjaan lain serta pemeliharaannya agar
tetap bersih, sudah harus termasuk dalam Harga Penawaran.

Tidak diadakan pembayaran tersendiri untuk itu.


8. Pembersihan dan Pengupasan Badan jalan
( 1 ) Macam Pekerjaan
Pekerjaan pembersihan dan pengupasan terdiri dari pembersihan segala macam tumbuh – tumbuhan,
pohon – pohon, semak – semak , tanaman lain, sampah – sampah dan bahan – bahan lain yang
menggangu dan termasuk pencabutan akar – akar, sisa – sisa konstruksi dan sisa – sisa material dari
pekerjaan – perjaan pembersihan. Sehubugan degan persiapan pelaksanaan pekerjaan berikutnya
sesuai petunjuk Direksi.
( 2 ) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembersihan dilakukan pada jalur selebar 30 m atau lebih, sesuai petunjuk Direksi.
Pada jalan yang terletak didaerah galian, semua tunggul – tunggul kayu dan akar – akar pohon harus
dibersihkan sampai kedalaman tidak kurang dari 50 cm dibawah permukaan akhir. Pada daerah
timbunan, dimana lapisan tanah atas dan atau material – material yang tidak diingini harus dibongkar
atau harus dipadatkan, semua tunggul – tunggul kayu serta akar – akarnya harus dibersihkan sampai
pada kedalaman paling sedikit 50 cm dibawah permukaan lapis pondasi.
Pada Gambar Rencana, pembersihan badan jalan hanya ditujukan kepada tiga macam tanaman :
- Karet Hutan / pohon perkebunan
- Tanaman Liar / Hutan

KONSULTAN PERENCANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (TAMAN AFSP)


9

- Tanaman terpencar
( 3 ) Pembuangan lapisan tanah atas
Pada daerah yang akan ditimbun kontraktor harus mengerjakan pekerjaan pembuangan tanah atas
kesekitar tempat pekerjaan.
Pada umumnya pekerjaan pembuangan lapisan tanah atas hanya mencakup pekerjaan membuang
tanah humus atau tanah subur yang biasa digunakan untuk bercocok tanam. Pembuagan tanah itu
tidak boleh kurang dari kedalaman 30 cm, diukur secara vertikal atau seperti petunjuk Direksi dan
lapisan tanah atas itu harus dipisahkan dari hasil galian tanah lainnya. Pekerjaan pembuangan lapisan
tanah atas ini diatur pembiayaannya pada galian biasa
( 4 ) Cara Pengukuran Hasil
Jumlah yang diukur untuk pembayaran pekerjaan ini adalah luas tanah dalam hektar yang telah
dibersihkan dalam batas – batas sesuai dengan petunjuk Direksi.
Pembersihan tanah yang perlu untuk pemasangan konstruksi permanen diukur tersendiri.
Pembersihan tanah untuk jalan – jalan dan konstruksi – konstruksi sementara tidak akan dibiayai
khusus.

Nomor Uraian Satuan


1 Pembersihan pada daerah dengan tanaman karet Meter Persegi
hutan
2 Pembersihan pada Daerah pada tanaman hutan. Meter Persegi
3 Pembersihan daerah dengan tanaman terpencar Meter Persegi

9. Digunakan atau tidaknya Hasil Galian


Material hasil galian yang cukup baik, yang terletak didaerah pekerjaan harus digunakan / dipakai untuk
keperluan yang sesuai seperti misalnya timbunan badan jalan, pelebaran jalan atau pengisian lubang – lubang
bekas galian, sesuai dengan petunjuk Direksi.
Material – material sisa dari penggunaan tersebut diatas serta material – material yang dianggap oleh Direksi
tidak dapat dipakai lagi, harus dibuang diluar daerah milik jalan, sebagai galian biasa atau galian batu menurut
jenisnya dan dibayar sesuai dengan harga satuan untuk itu.
Pemakaian tanah – tanah subur / tanah pertanian untuk tempat pembuangan bekas galian harus dihindari.
10. Selokan – selokan
Kontraktor harus membangun / membuat selokan – selokan tepi jalan simpangan – simpangan, pintu – pintu
masuk dan keluarnya seperti yang tercantum pada Gambar Rencana, atau atas petunjuk Direksi, baik secara
sementara atau permanen, agar supaya air tidak mengganggu konstruksi timbunan. Lapis tanah dasar, lapis
pondasi bawah atau lapis pondasi atas, selama pekerjaan berlangsung.
Kontrakstor harus juga mengusahakan sistem pengaliran air yang cukup baik dan pertahapan yang seksama
agar sistem drainase itu sudah dapat berjalan sebagai mana mestinya sebelum pekerjaan pada badan jalan
dimulai.
Kontraktor diharuskan selalu membersihkan saluran – saluran tersebut sehingga jalanya air selalu lancar,
kerusakan perkerjaan akibat tidak cukup baiknya aliran air akan menjadi tanggung jawab kontraktor
sepenuhnya.
Pembayaran untuk galian selokan samping ( side ditches ) dan simpangan yang bersifat permanen harus
dicakup dalam Harga penwaran dan termasuk galian tanah biasa atau galian batu sesuai dengan jenisnya.
11. Pemindahan Sungai / Saluran Air
Bila tercantum pada Gambar Rencana atau bila dikehendaki oleh Direksi, Kontraktor akan membicarakannya
dengan Direksi untuk menetapkan penampang saluran pengganti. Pekerjaan pemindahan sungai / saluran
air ini diperhitungkan dan dibayar sebagai galian tanah biasa atau galian batu sesuai dengan jenisnya.
12. Pemindahan / pembongkaran tanah lepas dan batuan lepas
Tanah lepas atau batuan–batuan lepas harus dipindahkan / dibongkar dari lereng–lereng timbunan / galian
sesuai dengan petunjuk Direksi. Pembayaran untuk pekerjaan itu termasuk pekerjaan galian tanah biasa.
13. Longsoran tanah, tepi–tepi dan perataan lereng–lereng.
Direksi akan memerintah untuk memindahkan / membongkar longsoran tanah konstruksi tepi –tepi pada
lereng atau di atas lereng galian atau bila menurut pendapatnya lereng–lereng tersebut. Menunjukan gejala
tidak setabil dan perlu diratakan.
Pembayaran untuk itu harus dimasukan dalam harga penawaran sebagai galian batu atau galian tanah biasa
sesuai dengan jenisnya.

GALIAN TANAH BIASA

1. Uraian

KONSULTAN PERENCANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (TAMAN AFSP)


10

Galian tanah biasa harus mencakup semua galian yang bukan galian batu, galian untuk Kontruksi, atau galian
untuk material/bahan baku.
2. Pembongkaran dan pembuangan material-material yang tidak diinginkan. Bila Direksi menghendaki,
kontraktor harus membongkar/membuang material-material yang tidak diinginkan dalam pekerjaan
timbunan badan jalan ketempat lain. Bila material-material yang tidak diinginkan itu memang harus dibuang,
tanah yang digunakan untuk menimbun kembali sebagai gantinya harus dipadatkan setiap tebal 15 cm.
Pembayaran untuk pemadatan itu termasuk dalam Harga Penawaran untuk penggalian tanah biasa. Bila
tanah/material yang tidak diinginkan itu terletak dibawah muka air tanah dan material lainnya, dengan tebal
paling tidak 30 cm maka pemadatan dapat ditiadakan, dengan persetujuan Direksi.
3. Konglomerat
Bila material dalam daerah galian adalah konglomerat sehingga untuk membongkarnya Direksi menganggap
tidak perlu diadakan pemboran dan peledakan. Kontraktor harus menggunakan alat gali yang diperlengkapi
gigi baja, atau perlengkapan lain untuk melaksanakannya. Bila digunakan alat-alat ledak maka pekerja7an
dengan tersebut diperhitungkan sebagai galian batu.
4. Cara pengukuran hasil kerja
Cara pengukuran hasil pekerjaan adalah jumlah volume dari material yang akan digali, yang dihitung dengan
cara luas ujung rata-rata, atau cara perhitungan prisma. Material tersebut harus diukur pada keadaan aslinya
sebelum pelaksanaan galian atau cara lain yang disetujui oleh Direksi. Profil dan penampang skala yang tepat
dan lengkap harus dibuat oleh Konrtaktor diatas kertas kalkir dan diperiksa oleh Direksi. Bila telah memenuhi
syarat dan dapat disetujui, akan menjadi dasar pembayaran. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi
sebanyak 3 (tiga) kopi dari gambar kalkir yang telah disetujui itu beserta perhitungan volumenya.
5. Dasar Pembayaran
Galian tanah biasa akan dibayarkan tersendiri dalam hal-hal seperti dibawah ini .
1. Bila material hasil galian untuk jalan ini ditentukan secara tertulis oleh Direksi sebagai material yang tidak
diinginkan untuk dipakai sebagai bahan timbunan.
2. Bila material hasil galian untuk jalan ini lebih banyak dari yang diperlukan untuk kontruksi timbunan,
akan tetapi dalam hal diman material tersebut bukan material yang lebih dikarenakan adanya galian
tambahan (open horrowpit) yangn dikerjakan oleh Kontraktor untuk kepentingannya sendiri. Untuk
menghitung jumlah volume keperluan timbunan seperti yang dimaksud diatas, maka volume timbunan
tersebut perlu dikoreksi dengan faktor pemadatan 0,85 untuk tanah biasa dan faktor pengembangan
1,20 untuk batu-batuan. Bila Direksi menghendaki hasil dari galian tanah biasa akan dipakai untuk untuk
bahan baku bagi pekerjaan lainnya (misalnya batu-batuan atau batu pecah guna pelaksanaan perkerasan
atau untuk beton), pekerjaan tersebut tidak akan dibayar tersendiri tapi termasuk dalam Harga
Penawaran untuk satuan pekerjaan yang menggunakan bahan baku tersebut. Jumlah pekerjaan galian
tanah biasa akan dicantumkan dalam Harga Penawaran dan disebutkan dalam nomor mata pembiayaan
seperti dibawah ini. Harga tersebut termasuk segala pembiayaan yang perlu untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

Nomor Uraian Satuan


1 Galian biasa Meter kubik

GALIAN TANAH
1. Uraian
Galian batu terdari dari pekerjaan menggali/membongkar batu-batuan sebesar 1 m3 atau lebih pada daerah
galian. Termasuk batua-batuan konglomerat yang menurut pendapat Direksi diperlukan bongkaran dengan
alat-alat bor dan bahan peledak.
2. Bahan Peledak
(1) Kontraktor harus menyediakan bangunan gudang yang memenuhi syarat dan terletak pada tempat yang
sesuai guna menyimpan bahan-bahan peledak yang harus diatur penyimpanannya yang jumlahnya
sesuai dengan petunjuk Direksi. Gudang itu harus diberi tanda-tanda yang mudah dilihat dan semua
pintu-pintunya dilengkapi dengan kunci-kunci yang baik. Peralatan keamanan yang cukup agar orang-
orang yang yang tidak berkepentingan tidak dapat masuk.
(2) Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas penegeluaran bahan-bahan peledak dan pemakaiannya.
Penggunaan alat peledak hanya akan dipercayakan kepada orang-orang tertentu yang memiliki keahlian
dan pengalaman serta tanggung jawab yang cukup, diketahui dan disetujui oleh Direksi serta sesuai
dengan peraturan-peraturan lain yang mengatur hal tersebut.
(3) Pemboran dan peledakan harus dikerjakan seteliti mungkin agar sedekat mungkin dengan bentuk akhir
(profil) yang dikehendaki tetapi sesedikit mungkin merusak material yang dimaksudkan sebagai
bidang/bentuk akhir (Profil) yang tercantum didalam Spesipikasi atau Gambar Rencana. Peledakan yang
menggunakan bor trowongan atau cara lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor dimana
untuk itu tidak dibenarkan adanya tuntutan tambahan pembiayaan yang diakibatkan oleh
kerusakan/penyimpangan dari bentuk akhir (profil) yang telah disyahkan oleh Direksi.

KONSULTAN PERENCANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (TAMAN AFSP)


11

(4) Pelaksanaan harus dikerjakan dengan teliti dan sangat hati-hati agar tidak merusak bangunan lain.
Pekerjaan yang telah selesai tidak membahayakan keselamatan pekerja/orang lain. Alat-alat peledak
harus disiapkan dengan sempurna dan hanya alat-alat peledak dengan kekuatan sedang boleh dipakai.
Catatan/Gambar skets tentang penempatan tentang bahan-bahan peledak serta banyaknya harus
disimpan dengan baik oleh kontraktor untuk kepentingan pemeriksaan oleh Direksi.
(5) Bila Direksi menghendaki, Kontraktor harus memasang jaring yang kuat untuk melindungi keselamatan
pekerjaan, bangunan milik orang lain dan pekerjaan sendiri. Peledakan hanya boleh dilakukan pada
waktu-waktu tertentu sesuai dengan petunjuk Direksi.
(6) Direksi dapat menunjukan cara penggalian batu dengan alat-alat lain selain peledak, bila menurut
pendapatnya cara peledakan akan membahayakan keselamatan jiwa, bangunan-bangunan yang
berdekatan atau persiapan peledakan tidak memenuhi syarat. Bila lalu lintas harus dihentikan
sementara, Kontraktor harus mengajukan surat permintaan izin kepada yang berwenang dengan
sepengetahuan Direksi.
3. Permukaan Lapis Tanah Dasar dalan Galian Batu
Galian batu harus dikerjakan sampai mencapai kedudukan permukaan lapis tanah dasar seperti yang
dicantumkan pada Gambar Rencana.
4. Cara Pengukuran Hasil Pekerjaan
Jumlah yang akan dibayar adalah banyaknya volume yang telah digali dan seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, material tersebut diukur pada keadaan aslinya (semula) sebelum pelaksanaan pembersihan
(clearing&grubing).
5. Dasar Pembayaran
Akan disediakan pembayaran terdiri hanya untuk hal-hal tersebut dibawah ini :
(1) Bila material yang dihasilkan dari galian batu ini dinyatakan secara tertulis oleh Direksi tidak memenuhi
syarat untuk dipakai sebagai bahan timbunan.
(2) Bila material yang dihasilkan dari galian batu ini melebihi keperluan untuk menimbun, dengan catatan
bahwa material lebih ini bukan karena kontraktor membuat galian lain atas kehendaknya sendiri.
Bila Direksi menghendaki untuk memakai material hasil galian ini guna pekerjaan-pekerjaan lainnya (misalnya
: pasangan batu atau bahan batu pecah untuk perkerasan), galian batu ini tidak akan dibayar tersendiri atau
dianggap sebagai bagian dari pekerjaan yang menggunakan bahan itu dan sudah termasuk dalam harga
penawaran dan dibayar sesuai dengan mata pembiayaan yang bersangkutan. Jumlah yang akan dibayar sesuai
dengan harga penawaran persatuan untuk pembiayaan yang akan disebut dibawah ini , termasuk segala
pembiayaan yang perlu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut sebaik-baiknya.

Nomor Uraian Satuan


1 Galian batu Meter kubik

GALIAN KONTRUKSI

1. Uraian
Galian kontruksi termasuk galian tanah atau batu, dalam batas pekerjaan yang disebut dalam Spesifikasi ini
atau tercantum dalam Gambar Rencana. Semua galian yang disebut sebagai galian batu atau galian tanah
biasa tidak termasuk dalam galian kontruksi. Galian Kontruksi terbatas pada galian-galian untuk lantai pondasi
jembatan, gorong-gorong, tembok penahan tanah, tembok sayap dan saluran-saluran lain serta kontruksi-
kontruksi lainnya. Pekerjaan ini harus juga termasuk pekerjaan untuk menimbun kembali lubang-lubang galian
kelebihan dengan material yang baik, membuang kelebihan material, pengeringan yang perlu/pemompaan
perlindungan/membuat garis batas kontruksi Krib, Confferdam, pembongkaran yang perlu sehubungan
dengan itu dan pembongkaran konstruksi lama atau sebagian dari itu.
2. Lingkup Pekerjaan
Galian Konstruksi akan diklarifikasi dalam pengukuran dan pembiayaan sebagai berikut :
(1) Galian Tanah Konstruksi
(2) Galian Batu Konstruksi terdiri dari galian material yang biasa, atau yang menurut Direksi penggaliannya
perlu menggunakan bor dan bahan peledak atau alat lainnya.
(3) Galian Konstruksi dimana timbul persoalan air tanah pada kedalaman lebih dari 20 cm dari permukaan
air konstan dimana biasanya air tanah naik pada penggalian pondasi.
3. Penggalian
Kontraktor harus memberi tahu Direksi sebelum mulai mengerjakan galian sehingga pengukuran penampang
dan peil dapat dilakukan pada keadaan tanah yang belum terganggu. Permukaan tanah yang berdekatan
dengan kontruksi ini tidak dibenarkan untuk diganggu tanpa izin dari Direksi. Galian pondasi untuk kontruksi
atau lantai pondasi harus digali pada batas-batas kemiringan dan peil yang tercantum pada Gambar Rencana
atau atas petunjuk Direksi. Galian tersebut harus mempunyai ukuran yang cukup agar penempatan kontruksi
atau lantai pondasi dengan ukuran-ukuran sesuai dengan Gambar Rencana atau atas petunjuk Direksi. Galian

KONSULTAN PERENCANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (TAMAN AFSP)


12

tersebut harus mempunyai ukuran yang cukup agar penempatan konstruksi atau lantai pondasi dengan
ukuran – ukuran sesuai dengan Gambar Rencana mudah dilaksanakan. Peil dasar lantai pondasi seperti yang
tercantum pada Gambar Rencana, tidak boleh dianggap bersifat pasti. Direksi dapat menentukan perubahan
ukuran atau peil dari lantai pondasi bila dipandang perlu, agar pondasi tersebut dapat berfungsi sebaik –
baiknya. Batu – batu besar kayu – kayu dan benda – benda lainnya yang mengganggu dalam galian harus
dibuang sesudah galian selesai dilakukan. Kontraktor harus memberitahukan akan hal ini kepada Direksi. Tidak
diperkenankan memasang lantai pondasi, material pondasi atau memasang gorong – gorong sebelum Direksi
setuju ukuran dan kedalaman galian, material – material pondasi, serta konstruksi – konstruksi yang akan
dipasang pada lubang galian tersebut.
4. Cara Pengukuran Harus Pekerjaan
Pengukuran volume tidak diperhitungkan untuk galian – galian yang dilakukan di bawah bidang dasar pondasi
atau dibawah bidang batas bawah yang ditentukan oleh Direksi atau galian yang diakibatkan oleh
pengembangan tanah, pemancangan, longsor, bergeser, runtuh atau karena sebab – sebab lain. Bila Direksi
memerintahkan penggalian timbunan badan jalan yang telah jadi maka galian ini akan diperhitungkan sebagai
galian konstruksi. Kedalaman dasar pondasi yang tercantum pada Gambar Rencana hanya bersifat
pendekatan, perubahan – perubahan sesuai dengan ketentuan Direksi dapat diadakan tanpa tambahan
pembiayaan. Volume galian konstruksi dimana timbul air akan dibayar tersendiri hanya untuk galian yang
dilakukan sampai kedalaman lebih dari 20 cm dibawah muka air tanah konstan pada lubang galian.
5. Dasar Pembayaran
Jumlah yang diukur dengan cara tersebut diatas, tanpa memperhitungkan cara dan material akan dibuang,
akan dibayar menurut harga satuan sesuai dengan mata pembiayaan yang akan disebut dibawah ini. Harga
tersebut harus telah mencakup semua pekerjaan yang perlu dan hal – hal lain yang umum dikerjakan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik – baiknya.

Nomor Uraian Satuan


1 Galian Konstruksi ( Tanah Biasa ) Meter Kubik
Galian Konstruksi ( Batu – batuan ) Meter Kubik

GALIAN TAMBAHAN
1. Uraian
Biaya galian tambahan terdiri dari galian pada tanah ( Daerah ) yang terletak dekat tempat pekerjaan, tapi
bukan dari tempat galian yang harus dikerjakan untuk kepentingan badan jalan dan galian konstruksi.
2. Penggunaan galian tambahan
Material yang didapat dari galian tambahan, biasanya digunakan untuk konstruksi timbunan yaitu bila tidak
mungkin didapatkan material dari daerah galian untuk kepentingan badan jalan. Kontraktor dapat juga
memutuskan untuk memakai material galian tambahan bila dipandang lebih baik daripada menggunakan
material hasil galian dario daerah galian untuk badan jalan. Persetujuan Direksi dalam hal ini adalah perlu dari
segi penggunaan, macam dan sifat tanah guna keperluan tersebut. Akan tetapi hal ini jumlah total material
yang didapat dari galian untuk kepentingan badan jalan sesudah dikurangi dengan jumlah yang dianggap oleh
Direksi tidak sesuai untuk digunakan, merupakan jumlah yang seharusnya digunakan oleh kontraktor. Bila
material dari galian tambahan melebihi jumlah tersebut yang disebabkan karena terlalu banyaknya penggalian,
maka kelebihan tersebut tidak akan diperhitungkan sebagai galian biasa atau galian baru. Galian tambahan
harus terletak sekurang – kurangnya 30 cm dari kaki timbunan atau ujung galian, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi. Jarak dari tempat pekerjaan tidak boleh dijadikan suatu alasan untuk mendapatkan tambahan
pembayaran.
3. Ganti Rugi
Ijin pemilik tanah dimana galian tanah tersebut akan diadakan adalah mutlak diperlukan. Pembiayaan yang
harus dikeluarkan untuk mendapat ijin tersebut sepenuhnya tanggungan kontraktor. Keadaan tanah tersebut
sesudah pekerjaan selesai sesuai dengan ketentuan Direksi dan Pemilik tanah yang bersangkutan.
4. Pengukuran Hasil Kerja
Galian tambahan tidak akan diukur dan dibayar tersendiri.
5. Dasar Pembayaran
Untuk pekerjaan ini tidak diadakan pembayaran tersendiri, akan tetapi sudah termasuk sebagai
bagian/pengganti dari pekerjaan “ Pengurugan “ ( Lihat pekerjaan pengurugan badan jalan ).

Pasal 4
PEKERJAAN PAVING BLOCK

1. . Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan :

KONSULTAN PERENCANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (TAMAN AFSP)


13

Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelaksanaan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan jalan untuk paving block. Ada beberapa hal yang terkait dalam pekerjaan ini yaitu :
a. Pembersihan lahan
b. Persiapan tanah untuk timbunan
c. Pekerjaan pemadatan
d. Pembuatan lapis screening
e. Pemasangan paving block

1.2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong


harus mengukur kembali semua titik elevasi dan koordinat-koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan
di lapangan, Kontraktor wajib membuat gambar-gambar penyesuaian dan harus mendapat persetujuan Pengawas.

2. Bahan-Bahan

2.1. Bahan Lapis Batu screening yang di campur dengan agregat halus sering disebut base corse.Screening untuk
Paving Block
a. Sumber Bahan

Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk lapis ini biaya dari pencarian dan pekerjaan
muat, angkut, bongkar ke lokasi pekerjaan harus sudah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Kontrak
harus melaporkan lokasi tersebut kepada Konsultan Pengawas secepatnya secara tertulis disertai keterangan
tentang kualitas bahan, perkiraan kuantitas bahan dan rencana operasi pengangkutan bahan ke lokasi
proyek. Bahan tersebut harus memenuhi persyaratan dalam spesifikasi.

b. Bahan Batu screening yang di campur dengan agregat halus sering disebut base
corse.tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi limit seperti di bawah ini :

c. Bahan screening dengan uluran 5 s/d 10 mm ini lebih baik karena memberikan hasil yang stabil umumnya digunakan
untuk campuran dalam proses perkerasan jalan bisa untuk jalan dengan volume ringan maupun berat, tetapi juga
memerlukan pengontrolan yang lebih ketat pada saat pemadatan. Untuk menghindarkan karakteristik
pemadatan yang berbeda-beda harus diusahakan agar sumber dari screening tersebut adalah satu.

2.2. Bahan Paving Block

Paving Block dengan tebal 8 mm, natural dan warna, untuk jalan atau sirkulasi kendaraan. Dengan type sesuai dengan
gambar arsitektur dan memiliki kuat tekan minimal 225 kg/cm2.

Pasal 3. Pelaksanaan

3.1. Pekerjaan Timbunan Tanah

Bahan timbunan harus baik untuk pekerjaan lapisan jalan, jika dipadatkan harus dapat mencapai hasil nilai CBR minimal
yang disyaratkan sebesar 6 %. Jika digunakan bahan timbunan yang tidak atau kurang baik dan tidak tercapai nilai CBR
minimal tersebut, ini harus dibongkar dan diganti dengan bahan yang baik tanpa adanya tambahan pembiayaan untuk itu.
Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas tentang tahapan-tahapan persiapan untuk pekerjaan subgrade
dan Kontraktor harus mengulangi pekerjaan pemadatan, jika dianggap perlu, untuk tercapainya derajat kepadatan yang
diinginkan atau disyaratkan. Sebelum dipadatkan, dalamnya suatu lapisan yang akan dipadatkan tidak boleh lebih dari 20
cm. Setiap lapisan lepas harus dipadatkan dengan stamper yang ukurannya telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

KONSULTAN PERENCANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (TAMAN AFSP)


14

Pemadatan harus dimulai dari tepi timbunan dengan arah longitudinal, kemudian menggeser kearah sebelah dalam
(ketengah jalan). Lapisan terakhir harus diselesaikan dalam keadaan rata atau halus sampai pada suatu lapisan dengan
kerataan yang diinginkan.
Lereng-lereng urugan harus dibuat serapih mungkin dan tidak longsor.

Adapun hal yang harus diperhatikan adalah :

a. Pemerliharaan terhadap bagian pekerjaan yang telah selesai


Bagian lapisan timbunan yang telah selesai harus dijaga terhadap kemungkinan retak-retak akibat pengeringan yang cepat
atau akibat “traffic” kendaraan proyek atau hal-hal lain yang menyebabkan lapisan tersebut rusak dan terganggu
strukturnya.

b. Test atau pengujian


Test akan dilakukan baik di laboratorium maupun di lapangan, untuk mengetahui kepadatan maksimum, derajat kepadatan
lapangan, nilai CBR lapangan dan lain-lain yang dianggap perlu pada lapisan ini. Pembiayaan test-test ini menjadi
tanggungan Kontraktor.

3.2. Pekerjaan Lapis Pasir untuk Paving Block

a. Penyimpanan :

Bedding sand harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak tercampur dengan tanah/kotoran disekitarnya.
Tempat penimbunan harus mempunyai drainase yang baik dan harus terlindung dari hujan sehingga air tetap merata.

b. Penghamparan Pasir / bedding sand :

Pasir harus dihamparkan dengan rata diatas lapisan dasar (base course) sampai ketebalan 4 cm padat dengan
memperhatikan kadar air ketebalan 4 cm padat dengan memperhatikan kadar air dan karakteristik gradasinya.
Permukaan yang dihasilkan harus rata. Bila concrete block telah selesai dipasang dan terlihat
permukaan yang tidak rata maka paving block tersebut harus diangkat kembali, pasir diratakan lagi sampai diperoleh
hasil yang rata. Bedding sand ini harus mempunyai kepadatan dan ketebalan yang sama sehingga pemampatan
akibat pemadatan merata. Lapisan yang lepas / belum dipadatkan biasanya mempunyai ketebalan 5 sampai 15 mm
lebih tebal dari ketebalan padat yang disyaratkan. Selama penghamparan kadar air harus uniform dan pasir
yang belum dipadatkan tersebut harus dilindungi terhadap segala bentuk pemadatan dan lalu lintas, sampai paving
block selesai dipasang dan bersama-sama. Bila ada bagian lapisan pasir yang tidak sengaja terkompaksi sebelum
paving digaruk dan diratakan. Waktu penghamparan harus diperhitungkan dengan baik sehingga tidak terdapat lapisan
pasir lepas yang tidak sempat ditutup dengan paving block pada hari yang sama.

3.3. Pekerjaan Lapis Permukaan untuk Paving Block

a. Paving Block harus diletakkan berhimpitan satu dengan lainnya dengan pola sesuai dengan gambar lansekap di atas
bedding sand yang belum dipadatkan tapi sudah selesai diratakan. Lebar celah antar block tidak boleh lebih dari 4
mm, celah ini harus merupakan garis lurus dan saling tegak lurus, untuk itu diperlukan pemasangan snar pada 2
arah yang saling tegak lurus untuk mengontrol letak dan ikatan antar block.

b. Cara meletakkan block dan pengisian celah antara :

Dalam memasang block harus diusahakan agar untuk pengisian celah antara block dengan elemen-elemen lain seperti
pinggiran saluran, bingkai jalan, bak kontrol dan lain-lain, dipergunakan block dengan ukuran tidak dari 25 % dari ukuran
utuh. Ruang antara yang masih tersisa harus diisi setelah pemadatan awal dari paving block. Untuk celah lebih besar dari
25 mm tetapi kurang dari 50 mm, dipergunakan aggregate halus dengan ukuran 10 mm dan mortar kering untuk celah
yang lebih kecil. Untuk bagian-bagian jalan yang menanjak, menurun, pemasangan block harus dilakukan dari
bagian terendah kebagian yang lebih tinggi. Pola pemasangan dan warna agar dibuat sesuai gambar, Kontraktor wajib
membuat gambar kerja untuk pola di daerah-daerah khusus.

c. Pemadatan Awal :

Alat kompaksi untuk keperluan ini harus merupakan "mechanical flat plate vibrator", dengan karekteristik sebagai
berikut :
- Plat dasar mempunyai luas : 0,25 - 0,50 m2.
- Gaya pemadatan yang dapat diberikan sebesar 1,5 ton sampai 2,0 ton.
- Frekuensi getaran : 75 - 100 Hz.

KONSULTAN PERENCANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (TAMAN AFSP)


15

Paving Block harus terletak dengan mantap diatas bedding sand. Pemadatan harus dilakukan
segera setelah pemasangan paving block dengan minimal 2 passes. Jarak antara bagian yang dipadatkan sampai
bagian dimana sedang dilakukan pemasangan block tidak boleh kurang dari 1,50 m. Adalah sangat penting untuk
memadatkan bedding sand segera setelah pemasangan block sehingga dapat dihindari berpindahnya pasir yang
masih dalam keadaan lepas karena bergeraknya block yang tidak diletakkan dengan baik atau adanya air yang mengalir
ketempat tersebut. Pemadatan harus diulangi pada daerah selebar 1,00 m diukur dari akhir pemasangan /
pemadatan yang dilakukan pada hari sebelumnya melanjutkan dengan pekerjaan selanjutnya. Semua block yang rusak
selama pemadatan dan selama masa pemeliharaan harus segera diganti dengan yang baru tanpa adanya biaya
tambahan.Pejalan kaki boleh menggunakan jalan concrete block ini setelah pemadatan awal sebelum
penghamparan pasir pengisi, tetapi sebiknya setelah sambungan atau celah antar block terisi pasir dan dipadatkan.

d. Pasir pengisi (joint filling) :

Pasir yang dipergunakan untuk mengisi celah antar block harus mempunyai gradasi sedemikian rupa sehingga 90 %
dari berat lolos dari tapis 1,18 mm (BS-410).
Pasir ini harus cukup kering sehingga dapat mengisi celah-celah dengan baik. Bahan ini bebas dari garam dan zat-zat
lain yang dapat merusak material paving block.
Segera setelah pemadatan awal dan pengisian akhiran-akhiran, pasir pengisi harus segera dihamparkan dan
diratakan dengan sapu sepanjang permukaan jalan atau trotoar dan dimasukkan ke dalam celah-celah antara dengan
bantuan kompaktor. Celah harus benar-benar terisi oleh pasir kasar.
Kompaktor dari jenis lain boleh dipergunakan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Sebagai langkah pemadatan terakhir, permukaan jalan / trotoar harus dipadatkan dengan mechanical flat plate vibrator,
sehingga diperoleh permukaan yang padat dan rata dengan kemiringan terhadap kedua arah tepi jalan sebesar 2 %.

e. Lubang / alur pada grass block harus diisi dengan tanah subur hingga ke dasar block, guna penanaman rumput.

f. Toleransi :

Toleransi ukuran bahan :


Bahan harus mempunyai panjang dan lebar yang seragam dengan toleransi maximum tidak lebih dari 3 mm terhadap
tebal nominalnya.
Toleransi kerataan permukaan jalan :

Toleransi kerataan permukaan akhir level block harus 10 mm dari permukaan yang tercantum
dalam gambar, sehubungan dengan peil permukaan saluran air dll.

Deviasi diukur dengan jidar lurus sepanjang 3 meter atau tempalte tidak boleh melebihi 8 mm dan perbedaan
level dari satu block terhadap block disebelahnya tidak boleh melebihi 2 mm

PASAL 5
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
 Beton tanpa tulangan 10 x 20 cm (disesuaikan dengan gambar)
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1 Semen
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Struktur.

2.2 Pasir
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, keras, bersih dari tanah
dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan organik.

2.3 Air
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur.Minyak, asam, bahan organik, basa garam dan kotoran lainnya
dalam jumlah yang dapat merusak.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

KONSULTAN PERENCANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (TAMAN AFSP)


16

a. Campuran & Mutu Beton.


Cor Beton menggunakan campuran Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan beton bertulang non
struktural ini adalah K-175. Termasuk untuk pekerjaan beton penjepit paving.
b. Pembesian
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokan, sambungan, kait-kait, dan
sengkang(ring), persyaratannya harus sesuai dengan NI-2 (PBI-1971).
c. Pekerjaan Acuan/Bekisting
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan dalam Gambar
Kerja. Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran tahi gergaji, potongan
kayu, tanah, lumpur, dan sebagainya.
d. Pengecoran Beton
Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan
ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan panahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat
dilaksanakan atas persetujuan Direksi.
e. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting
Pekerjaan pembongkaran acuan/ bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari Direksi/
Pengawas lapangan. Setelah bekisting dibuka, tidak dijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan Direksi/ Pengawas lapangan.
f. Penulangan beton kolom sesuai Gambar kerja dan atau seperti terurai dalam pekerjaan beton di bab lain
dalam buku ini.

Pasal 6
SUMUR RESAPAN
SUMUR RESAPAN
Sumur resapan, sebenarnya telah banyak digunakan oleh nenek moyang kita, yaitu dengan membuat
lubang-lubang galian di kebun halaman serta memanfaatkan sumur-sumur yang tidak terpakai sebagai
penampung air hujan. Konsep dasar sumur resapan pada hakekatnya adalah memberi kesempatan dan
jalan pada air hujan yang jatuh di atap atau lahan yang kedap air untuk meresap ke dalam tanah dengan
jalan menampung air tersebut pada suatu sistem resapan. Berbeda dengan cara konvensional dimana
air hujan dibuang atau dialirkan ke sungai diteruskan ke laut, dengan cara seperti ini dapat mengalirkan
air hujan ke dalam sumur-sumur resapan yang dibuat di halaman rumah. Sumur resapan ini merupakan
sumur kosong dengan kapasitas tampungan yang cukup besar sebelum air meresap ke dalam tanah.
Dengan adanya tampungan, maka air hujan mempunyai cukup waktu untuk meresap ke dalam tanah,
sehingga pengisian tanah menjadi optimal. Berikut adalah langkah - langkah yang dilakukan untuk
membuat SUMUR RESAPAN

1. Perencanaan Sumur Resapan Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Departemen


Pekerjaan Umum (1990) telah menyusun standard tata cara perencanaan teknis sumur resapan air
hujan untuk lahan pekarangan yang dituangkan dalam SK SNI T-06-1990 F. Metode PU menyatakan
bahwa dimensi atau jumlah sumur resapan air hujan yang diperlukan pada suatu lahan pekarangan
ditentukan oleh curah hujan maksimum, permeabilitas tanah dan luas bidang tanah, yang dapat
dirumuskan sebagai berikut:
H = ( D.I.A t - D.K.As ) / ( As + D.K.P )
Dimana:
D = durasi hujan (jam)
I = intensitas hujan (m/jam)
A t = luas tadah hujan (m2), dapat berupa atap rumah atau permukaan tanah yang diperkeras.
K = permeabilitas tanah (m/jam)
P = keliling penampung sumur (m)
As = luas penampang sumur (m2)
H = kedalaman sumur (m)

KONSULTAN PERENCANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (TAMAN AFSP)


17

2. Konstruksi Sumur Resapan Pada dasarnya sumur resapan dapat dibuat dari berbagai macam bahan
yang tersedia di lokasi. Yang perlu diperhatikan bahwa untuk keamanan, sumur resapan perlu
dilengkapi dengan dinding (Gambar di bawah ini). Bahan-bahan yang diperlukan untuk sumur resapan
meliputi:
1. Saluran pemasukan / pengeluaran dapat menggunakan pipa besi, pipa pralon, buis beton, pipa
tanah liat, atau dari pasangan batu.
2. Dinding sumur dapat menggunakan anyaman bambu, drum bekas, tangki fibreglass, pasangan
batu bata, atau buis beton.
3. Dasar sumur dan sela-sela antara galian tanah dan dinding tempat air meresap dapat diisi
dengan ijuk atau kerikil.
Contoh Konstruksi Sumur Resapan

GRILL CAST IRON UK. 40 X 40 CM

15 30 15 SLOOF BETON 15 X 25
5 30 5

25
PAS. PIVA PVC 4'' PENGHUBUNG PAS. PIVA PVC 4'' PENGHUBUNG

BUIS BETON Ø 30 CM
200

BATU PECAH 1/2 TB. 5 CM


105

BATU PECAH 5/7 TB. 10 CM

30

3. Persyaratan Sumur Resapan Sekalipun sumur resapan bnyak mendatangkan manfaat, namun
pembuatannya harus memperhatikan syarat – syarat yang diperlukan untuk mendapatkan hasil yang
optimal. Berikut ini syarat – syarat pembuatan sumur resapan :
 Persyaratan umum
a) Sumur resapan air hujan dibuat pada lahan yang lolos air dan tahan longsor
b) Sumur resapan air hujan harus bebas kontaminasi / pencemaran limbah.
c) Air yang masuk sumur resapan adalah air hujan.
d) Untuk daerah sanitasi lingkungan buruk, sumur resapan air hujan hanya menampung
dari atap dan disalurkan melalui talang.
e) Mempertimbangkan aspek hidrogeologi, geologi dan hidrologi.

4. Keadaan muka air tanah Sumur resapan dibuat pada awal daerah aliran yang dapat ditentukan dengan
mengukur kedalaman dari permukaan air tanah ke permukaan tanah di sumur sekitarnya pada musim
hujan.
5. Permeabilitas tanah Permeabilitas tanah yang dapat dipergunakan untuk sumur resapan dibagi menjadi
tiga kelas, yaitu:
a) Permeabilitas tanah sedang (genuh/lanau, 2,0 – 6,5 cm/jam)
b) Permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus, 6,5 – 12,5 cm/jam)
c) Permeabilitas tanah cepat (pasir kasar, lebih besar 12,5 cm/jam)

6. Penempatan Untuk memberikan hasil yang baik, serta tidak menimbulkan dampak negatif,
penempatan sumur resapan harus memperhatikan kondisi lingkungan setempat. Penempatan sumur
resapan harus memperhatikan letak septictank, sumur air minum, posisi rumah, dan jalan umum. Table
di bawah ini memberikan batas minimum jarak sumur resapan terhadap bangunan lainnya.
7. Pemeriksanaan Sumur resapan air hujan perlu diperiksa secara periodik setiap 6 bulan sekali untuk
menjamin kontinuitas operasi sumur resapan. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
a. Aliran masuk
b. Bak Kontrol
c. Kondisi sumur resapan.

PASAL 7
PAS. KERB/KANSTIN TYPE B UK. 20X30X50 ; K-350
1. Persiapan Landasan Kerb (Curbing)

KONSULTAN PERENCANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (TAMAN AFSP)


18

Lokasi yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus dibersihkan dan digali sampai bentuk dan ke dalaman
yang diperlukan, dan landasan kerb ini harus dipadatkan sampai suatupermukaan yang rata. Semua
bahan yang lunak dan tidak sesuai harus dibuang dan digantidengan bahan yang memenuhi serta harus
dipadatkan sampai merata

2. Pemasangan
Kerb harus dipasang dengan teliti sesuai dengan detil, garis dan elevasi yang ditunjukkandalam Gambar
atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Setiap kerbyang akan dipasang pada
suatu kurva dengan radius kurang dari 20 meter harus dibuat denganmenggunakan cetakan lengkung
atau unit-unit pracetak yang melengkung.

3. Sambungan
Unit-unit kerb dan jenis-jenis pracetak lainnya harus dipasang dengan sambunganyang serapat
mungkin

4. Penimbunan Kembali
Setelah suatu pekerjaan beton yang dicor di tempat mengeras dan unit-unit kerb telahdipasang
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, maka setiap lubang galianyang tersisa harus
ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui. Bahan ini harus diisi dandipadatkan sampai merata dalam
lapisan-lapisan yang tidak melebihi ketebalan 15 cm. Semuacelah di antara kerb baru dan tepi perkerasan
yang ada harus diisi kembali dengan jeniscampuran aspal yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, kecuali
dalam Gambar telah ditunjukkandengan jelas bahwa pengisian kembali ini tidak diperlukan

5. Jalan Masuk Kendaraan Yang Memotong Trotoar


Bilamana jalan masuk kendaraan yang memotong trotoar diperlukan, maka sebagianunit-unit kerb harus
dibentuk khusus atau dipasang lebih rendah dengan peralihan yang cukuplandai sebagaimana
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh DireksiPekerjaan. Kontraktor harus
menyediakan bahan kerb tersebut dan melaksanakan pekerjaan inisesuai dengan Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

6. Kuat Tekan
Kuat tekan rata - rata tidak boleh kurang dari 350 Kg/Cm2 dan jumlah sample untuk 250 m’ adalah
minimal 3 buah.

7. Bentuk
Bahan yang dipakai adalah Curbing dengan panjang 50 cm dengan dimensi 20 x 30 x 50cm atau yang
setara dan sesuai dengan gambar kerja, dengan ukuran sesuai dengan spesifikasihasil pabrikan. Bahan
yang digunakan untuk kerb adalah bahan khusus buatan pabrik.

8. Penyelesaian Tepi Perkerasan


 Sisi tepi perkerasan dipasang kerb beton pracetak dengan bentuk sebagaimana telah tertera
dalam gambar rencana atau ditentukan lain oleh Direksi Teknik dan mutu bahanyang setara
dengan beton K-350, dengan uji kuat tekan 350 kg/cm2 (cor basah).2.

 Bukaan atau pelaluan air pada kanstin atau kerb harus dipasang sedemikian sehingga dapat
meloloskan aliran air dari badan jalan atau tidak terjadi genangan pada badan jalan saat musim
hujan.3.

KONSULTAN PERENCANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (TAMAN AFSP)


19

 Kontraktor harus mengadakan perbaikan kembali atas bagian - bagian yang mengalami
kerusakan

PASAL 8
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN
Pembersihan tapak kontruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam Lingkup Pekerjaan yang tercantum
di Gambar kerja dan terurai dalam buku ini dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak
digunakan lagi setelah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.
Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sebagainya harus dikeluarkan dari tapak kontruksi.Selama
pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material, barang maupun bangunan
yang dilaksanakan sampai tahap serah terima

Bogor November 2023


KONSULTAN PERENCANA
CV. DUA PUTRA CONSULT

HERDIANSYAH
Direktur

KONSULTAN PERENCANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (TAMAN AFSP)

Anda mungkin juga menyukai