BAB I
KETENTUAN- KETENTUAN TEKNIS
PASAL I
PERATURAN- PERATURAN TEKNIS
Dalam pelaksanaan pekerjaan, bila tidak ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat- Syarat (RKS) ini,
maka akan berlaku dan mengikat peraturan - peraturan dibawah ini, termasuk segala perubahan dan
tambahannya, yaitu :
1.1. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Bangunan di Indonesia (AV.41) tahun 1941.
1.2. Keputusan- keputusan dari Mejelis Indonesia, untuk Abitrasi Teknik dari Dewan Teknik
Bangunan Indonesia (DTPI).
1.3. Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBI ) tahun 1971 / NI.2.
1.4. Peraturan Perencanaan Konstruksi Baja Indonesia (PPKBI) tahun 1980.
1.5. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI ) tahun 1971/NI.5.
1.6. Peraturan Muatan Indonesia (PMI) tahun 1970 / NI -18.
1.7. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
1.8. SKSNI 03-2847-2002.
1.9. Peraturan-peraturan dan standar yang telah disesuaikan dengan peraturan dan standar internasional,
antara lain VDE, BS, NEC, IEC , dsb.
1.10. Peraturan-Peraturan yang dikeluarkan oleh Jawatan / Instansi Pemerintah setempat, yang
berkaiatan dengan pelaksanaan bangunan
PASAL 2
PENJELASAN GAMBAR BESTEK DAN RKS
1
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (Speksifikasi Teknis)
B A B II
PERSIAPAN PENDAHULUAN
PASAL 1
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
PASAL 2
IZIN BANGUNAN
2.1. Setelah Surat Perintah Kerja (SPK) dikeluarkan, maka izin bangunan dan izin lainnya akan diurus oleh
Pemberi Tugas, namun pelaksanaan dan pembiayaannya akan ditanggung oleh Kontraktor.
2.2. Untuk memulai pekerjaan, maka Kontraktor harus dapat menunjukkan kepada Konsultan Pengawas
surat izin bangunan atau minimal tanda bukti bahwa izin bangunan tersebut sedang diproses.
2.3. Tanpa adanya izin bangunan dari Instalasi yang berwenang, maka Kontraktor tidak diperkenankan
memasang papan reklame dalam bentuk apapun disekitar lingkungan proyek.
2.4. Kontraktor diharuskan membuat papan nama Proyek sesuai dengan persyaratan yang berlaku pada
daerah setempat dan harus dipasang paling lambat 7 hari setelah dimulai pekerjaan.
PASAL 3
BANGSAL KONSULTAN PENGAWAS DAN BANGSAL KERJA /GUDANG
3.1. Kontraktor harus membuat bangsal Konsultan Pengawas yang berukuran 4 m x 8 m, dengan
menggunakan bahan - bahan sederhana seperti tongkat, lantai papan, dinding papan/plywood,
atap seng dan pintu harus dilengkapi dengan kunci yang baik serta cukup jendela dan
ventilasi/penerangan. Kantor tersebut tidak bersatu dengan gudang atau bangsal kontraktor.
3.2. Bangsal Konsultan Pengawas tersebut harus diperlengkapi dengan :
3.2.1. Dua buah meja tulis ukuran 80 cm x 120 cm.
3.2.2. Dua buah kursi sebagai perlengkapan meja tulis.
3.2.3. Satu set meja kursi tamu.
3.2.4. Satu buah papan tulis yang berukuran 120 cm x 240 cm.
3.2.5. Sebuah meja besar yang berukuran 120cm x 240cm, untuk keperluan pertemuan/rapat di
lapangan.
3.2.6. Pada meja besar harus dilengkapi dengan kursi panjang yang sesuai dengan kebutuhan
rapat/pertemuan dilapangan.
3.2.7. Sebuah ruang toilet dan dapur kecil sederhana dengan cukup persediaan air bersih.
3.3. Kontraktor harus membuat bangsal kerja untuk pekerja dan gudang untuk menyimpan bahan - bahan
bangunan dan peralatan pekerjaan dan pintunya harus mempunyai kunci yang baik/kuat untuk
keamanan bahan/perlengkapan.
3.4. Tempat mendirikan bangsal Konsultan Pengawas, bangsal kerja dan gudang, akan ditentukan
kemudian dan dikonsultasikan dengan Pemberi Tugas.
3.5. Bangsal Konsultan Pengawas dan perlengkapannya, harus sudah siap dilokasi Bangunan, sebelum
pekerjaan dimulai atau 10 hari sesudah SPK diterima. Setelah selesai pekerjaan tersebut, bangsal dan
perlengkapannya menjadi milik Pemberi Tugas.
3.6. Pembongkaran bangsal Konsultan Pengawas, bangsal kerja dan gudang adalah menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan bahan bongkaran menjadi milik Pemberi Tugas.
2
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (Speksifikasi Teknis)
PASAL 4
JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULE)
4.1. Sebelum pekerjaan bangunan dimulai, maka Kontraktor wajib membuat jadwal pelaksanaan (Time
Schedule) yang memuat uraian pekerjaan, waktu pekerjaan, bobot pekerjaan dan grafik hasil
pekerjaan secara terperinci serta jadwal penggunaan bahan bangunan dan tenaga kerja.
4.2. Untuk pelaksanaan pekerjaan yang, terperinci Pelaksana Kontraktor :
- harus membuat rencana kerja harian, mingguan dan bulanan yang diketahui/disetujui oleh
Konsultan Pengawas Lapangan.
- harus membuat gambar kerja, untuk pegangan / pedoman bagi kepala tukang yang
harus diketahui Konsultan Pengawas Lapangan.
- harus membuat daftar yang memuat pemasukan bahan bangunan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan bangunan pada pasal 1.
4.3. Rencana Kerja (Time Schedule) diatas harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Pemberi
Tugas.
4.4. Rencana Kerja ( Time Sehedule ), harus sudah selesai dibuat oleh Kontraktor, paling lambat 7 ( tujuh
) hari kalender, setelah SPK diterima.
4.5. Kontraktor harus memberikan salinan rencana kerja (Time Schedule), sebanyak 4 ( empat ) lembar
kepada Konsultan Pengawas dan 1 ( satu ) lembar harus dipasang pada dinding bangsal kerja.
4.6. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan rencana kerja (
Time Schedule ) yang ada dan harus membuat grafik prestasi pekerjaan.
PASAL 5
TENAGA KERJA LAPANGAN KONTRAKTOR
5.1. Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasanya dilapangan (Pelaksana), yang mempunyai
pengetahuan dibidang Teknik Sipil/Bangunan, cakap, gesit dan berwibawa terhadap pekerja
yang dipimpinnya dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan. Penunjukkan ini harus
dikuatkan dengan surat resmi dari Kontraktor yang ditujukan kepada Pemberi Tugas dan
tembusannya kepada Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan Pengawas.
5.2. Pelaksana harus mempunyai tenaga ahli dilapangan diantaranya :
a) Pelaksana, pendidikan minimun SMA sederajat dan mempunyai pengalaman minimun 2 tahun
memiliki SKT (TS031) Pelaksana Saluran Irigasi/SKT (TS032) Pelaksana Bangunan Irigasi 1
orang.
b) Memiliki Sertifikasi Keselamatan Kerja dan Kesehatan (K3) Pendidikan Minimal SMA Sederajat
Pengalaman 0 Tahun.
5.3. Selain Petugas Pelaksana, maka Kontraktor diwajibkan pula melaporkan secara tertulis kepada
Team Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan Pengawas, tentang susunan organisasi pelaksana
dilapangan dengan nama dan jabatannya masing- masing.
5.4. Bila dikemudian hari, menurut penilaian Team Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan Pengawas,
bahwa Pelaksana kurang mampu atau tidak mampu melaksanakan tugasnya, maka Kontraktor
diharuskan mengganti pelaksana tersebut dan harus memberitahukan secara tertulis tentang
pelaksana yang baru, demi kelancaran pekerjaan.
PASAL 6
TENAGA KERJA/BAHAN/PERALATAN
6.1. Kontraktor harus mendatangkan tenaga kerja yang berpengalaman dan ahli dibidang pekerjaannya
masing- masing, seperti tukang pancang, tukang besi, tukang kayu, tukang batu, tukang pasang
ubin/keramik, tukang cat, tukang atap, instalator mekanikal elektrikal, dan tenaga kerja lainnya.
6.2. Sebelum bahan bangunan didatangkan ke lokasi Proyek, maka Pelaksana harus memberikan contoh
bahan bangunan kepada Konsultan Pengawas Lapangan dan bila sesuai dengan persyaratan dan
3
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (Speksifikasi Teknis)
disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan maka barulah boleh didatangkan dalam jumlah yang
besar menurut keperluan Proyek.
6.3. Mengenai jumlah contoh bahan bangunan yang diberikan dapat dikonsultasikan dengan Konsultan
Pengawas.
6.4. Mendatangkan bahan-bahan bangunan untuk pelaksanaan Proyek, harus tepat pada waktunya dan
kwalitetnya dapat disetujui oleh Konsultan Pengawas.
6.5. Bahan bangunan yang tidak sesuai dengan persyaratan dan ditolak oleh Konsultan Pengawas,
harus segera dikeluarkan dari lokasi Proyek, paling lambat 24 jam sesudah surat pernyataan
penolakan dikeluarkan.
6.6. Bahan bangunan yang berada dilokasi Proyek dan akan dipergunakan untuk pelaksanaan bangunan,
tidak boleh dikeluarkan dari lokasi Proyek.
6.7. Pelaksana harus menyediakan alat - alat yang diperlukan untuk pelaksanaan bangunan :
Peralatan yang dibutukan saat pelaksanaan
No. Jenis/Tipe Alat Jumlah Kapasitas
1. Dump Truck 1 Unit Minimal 4 m3
2. Ready mix 1 Unit Minimal 5 m3
3. Exavator 1 Unit Maksimal PC75
4. Vibrator Beton 1 Unit -
5. Alat Pancang 1 Unit 500kg
6. Jack Hammer 1 Unit -
.
6.8. Alat - alat yang disediakan oleh Kontraktor, harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan bila
rusak harus segera diperbaiki dan bila tidak dapat dipakai, maka harus segera dikeluarkan dari lokasi
Proyek.
PASAL 7
KEAMANAN PROYEK
7.1. Kontraktor diharuskan menjaga keamanan terhadap barang- barang milik Proyek, Konsultan
Pengawas dan Pihak ketiga yang ada dilapangan, baik terhadap pencurian maupun pengrusakan.
7.2. Untuk maksud diatas. maka Kontraktor harus membuat pagar pengaman dari bahan kayu dan
seng serta perlengkapan lainnya yang dapat menjamin keamanan.
7.3. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat- alat dan hasil.pekerjaan, maka akan
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam pekerjaan tambah/kurang
atau pengunduran waktu pelaksanaan.
7.4. Apabila terjadi kebakaran, maka Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk mencegah
bahaya kebakaran tersebut, Kontraktor harus menyediakan alat pemadam kebakaran yang siap
dipakai dan ditempatkan pada tempat- tempat yang strategis dan mudah dicapai.
PASAL 8
KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN
8.1. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, Kontraktor harus
menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu Kontraktor harus mengikutkan
pekerja sebagai peserta asuransi sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan Pemerintah yang
berlaku.
8.2. Pada pekerjaan - pekerjaan yang mengandung resiko bahaya jatuh, maka Kontraktor harus
menyediakan sabuk pengaman kepada pekerja tersebut.
8.3. Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka Kontraktor harus
menyediakan sejumlah obat- obatan dan perlengkapan medis lainnya yang siap dipakai
apabila diperlukan.
8.4. Bila terjadi musibah atau kecelakaan dilapangan yang memerlukan perawatan yang serius, maka
Kontraktor/Pelaksana harus segara membawa korban ke Rumah Sakit yang terdekat dan segera
melaporkan kejadian tersebut kepada Pemberi Tugas.
4
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (Speksifikasi Teknis)
8.5. Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi syarat- syarat
kesehatan bagi semua pekerja/petugas, baik yang berada dibawah tanggung jawabnya maupun
yang berada dibawah pihak ketiga
Pasal 9
BAHAN – BAHAN DAN PEMERIKSAAN
9.1 Semua bahan-bahan yang akan dipergunakan harus bahan yang berkualitas baik dan dapat diterima
oleh Pemimpin Proyek dan Direksi, Pengawas Lapangan.
9.2 Bahan-bahan yang telah diafkir atau ditolak oleh Direksi / Pengawas lapangan harus dipindahkan dari
lokasi pekerjaan, dalam hal ini jika pemborong / pelaksana tidak memindahkan dalam waktu 1x24 jam,
maka Direksi pengawas berhak memindahkannya dengan biaya dari Pemborong.
9.3 Semua pekerjaan penambahan atau pengurangan hanya dilaksanakan pemborong setelah mendapat
perintah / persetujuan secara tertulis dari Pemimpin Proyek atau Direksi.
BAB III
URAIAN PEKERJAAN
Pasal 1
IKHTISAR PEKERJAAN
Pasal 2
PAPAN NAMA PROYEK
2.1. Pemborong diwajibkan memasang Papan nama Proyek ditempat lokasi proyek dan dipancangkan
yang mudah dilihat umum.
2.2. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan proyek dan dicabut
kembali setelah mendapat persetujuan Kepala Proyek.
2.3. Bentuk, ukuran dan isi papan nama Proyek akan ditentukan kemudian.
Pasal 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
3.2. Pengukuran
a. Kontraktor harus mengadakan pengukuran kembali terhadap tapak proyek bangunan exist
dengan teliti, disaksikan oleh Pengawas lapangan untuk mengetahui batas-batas tapak,
peil/ketinggian tanah, letak pohon-pohon dan bangunan yang tidak akan dibongkar (jika ada)
dengan menggunakan alat-alat waterpas dan theodolith.
5
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (Speksifikasi Teknis)
b. Jika terdapat perbedaan antara gambar dengan keadaan lapangan sebenarnya, maka pengawas
lapangan akan mengeluarkan keputusan tentang hal tersebut, dan kontraktor wajib melakukan
penggambaran kembali tapak proyek, lengkap dengan keterangan mengenai peil/ketinggian
tanah, batas-batas, letak pohon-pohon dan sebagainya.
c. Ukuran-ukuran pokok dari pekerjaan dapat dilihat dalam gambar, ukuran-ukuran yang tidak
tercantum, tidak jelas atau saling berbeda harus segera dilaporkan kepada pengawas lapangan.
Apabila dianggap perlu, Pengawas Lapangan berhak memerintahkan kepada kontraktor untuk
merubah ketinggian, letak atau ukuran suatu bagian pekerjaan.
d. Semua ketetapan pekerjaan pengukuran dan sudut siku-siku harus terjamin dan diperhatikan
ketelitian yang sebesar-besarnya dengan menggunakan alat-alat waterpas dan theodolith.
e. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang hanya diperkenankan untuk bagian-
bagian kecil yang telah disetujui oleh pengawas lapangan. Pengambilan dan Pemakaian ukuran-
ukuran yang keliru, adalah menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.
Pasal 4
PEKERJAAN BONGKARAN DAN GALIAN
6
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (Speksifikasi Teknis)
a. Pekerjaan urugan tanah bekas lubang galian dilaksanakan disekitar pondasi,sampai ketinggian
yang ditentukan pada rencana gambar bestek.
b. Pengurugan kembali lubang yang dibuat dengan tanah bekas galian harus dikonsultasikan
dengan konsultan pengawas lapangan. Dan bila ternyata baik untuk tanah urug, artinya tidak
tercampur dengan humus atau bahan-bahan lain yang menggangu pemadatan tanah,maka dapat
dipakai sebagai bahan urugan tersebut.
c. Urugan pasir, dipergunakan pasir urug atau pasir pasang disesuaikan dengan kebutuhan. Pasir
harus bersih dari kotoran-kotoran atau biji-bijian yang dapat tumbuh. Urugan pasir dipakai untuk
mengurug / menguatkan lapisan tanah di bawah pondasi tebal 5 cm dan untuk pemadatan
digunakan alat pemadat berupa hand press atau stamper, juga dengan penyiraman air secukupnya.
Pasal 5
PEKERJAAN PONDASI
5.1. Untuk pekerjaan ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek.
5.2. Pekerjaan Pancangan.
a. Tiang pancang yang dipakai untuk Pondasi menerus dari kayu galam dia 8 s/d 10 cm dengan
panjang 2 meter.
b. Pelaksanaan pemancangan harus dilaksanakan sesuai dengan gambar sehingga tidak terjadi
pemancangan diluar pondasi atau pemancangan tidak vertikal.
c. Pemancangan dilakukan dengan alat pancang (kepala babi) / mesin penumbuk dengan berat
sesuai keperluan.
d. Jumlah pancangan tiap pondasi menerus dilaksanakan sesuai jumlah dan jarak dalam gambar, dan
kepala tiang pancang yang sudah pecah saat ditumbuk supaya dihentikan dan dipotong sesuai
ketinggian.
5.3. Pekerjaan Pondasi.
a. Pondasi yang dipergunakan adalah pondasi plat beton bertulang menerus dengan ukuran sesuai
dengan gambar rencana.
b. Dibagian bawah pondasi plat beton menerus dikerjakan lantai kerja beton mutu K-100 /
campuran 1 : 3 : 5 dengan ketebalan sesuai gambar rencana.
c. Pekerjaan pondasi menerus Di buat dari beton bertulang Mutu K-225 ( Ready Mix ), pembesian
dan kedalamannya dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.
d. Pembuatan pondasi harus dalam keadaan lobang galian pondasi kering, jika terdapat air
didalamnya harus dipompa keluar, serta diusahakan supaya tanah tepi galian tidak longsor.
e. Pekerjaan Pondasi harus didasarkan pada pengukuran dan papan bangunan yang diteliti.
7
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (Speksifikasi Teknis)
Pasal 6
PEKERJAAN PASANGAN / BETON
6.1. Semen
a. Semua yang di pakai portland semen satu merk yang telah disahkan/disetujui oleh yang
berwenang, dan memenuhi syarat sebagai mana diuraikan dalam PBI 1971, serta memenuhi
control kualitas dengan dengan Auto-XRF dan XRD, memenuhi standart sstem manajemen mutu
ISO 9001, memenuhi standard system manajemen laboraturium ISO 17025 dan memenuhi
standart system manajemen ISO 14001.
b. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterimakan dalam kantong asli
dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
c. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak diperkenankan
dipergunakan, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
d. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong sama sekali tidak diperbolehkan untuk
dipergunakan.
e. Harus di simpan dalam gudang yang mempunyai ventilasi cukup dan tidak terkena air, diletakan
pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai, tidak boleh ditumpuk sampai
tingginya melebihi 2 m, dan setiap pengiriman baru harus dipisahkan dan diberi tanda dengan
maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut pengirimannya.
6.2. Pasir
a. Pasir harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik bahan organik maupun lumpur,
tanah, karang, garam dan sebagainya. Sesuai dengan syarat PBI 1971
b. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan
c. Bahan pengisi harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah
supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain.
d. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.
6.3. Air
Air untuk adukan dan merawat beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak atau
campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen
8
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (Speksifikasi Teknis)
finishing kasar harus di buat dari papan terentang, lain-lain yang digunakan harus dengan seijin
pengawas lapangan.
b. Konstruksi
Cetakan harus di buat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat dicegah getaran yang merusak
atau lengkungan akibat tekanan adukan beton yang cair atau sudah padat. Cetakan harus di buat
sedemikian rupa hingga mempermudah pemadatan pengecoran tanpa merusak konstruksi. Kayu
yang digunakan untuk penunjang harus terdiri dari kayu yang bermutu baik (dolken) sehingga
dapat menjamin kekuatan dan kekakuannya.
Bambu sama sekali tidak boleh di pakai sebagai tiang penyangga.
9
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (Speksifikasi Teknis)
tinggi, jendela-jendela harus di buat pada cetakan untuk mengurangi terlalu tinggi jatuhnya
adukan.
k. Apabila ada pertemuan dengan beton yang sudah dicor, bidang pertemuan harus disiram dengan
air semen kental.
Pasal 7
PASANGAN DINDING SALURAN
7.1 Pasangan dinding saluran menggunakan pasangan batu gunung dengan campuran 1:4.
7.2 Penambahan diding saluran pasangan batu gunung terdapat pada ruas ruas G – H dan I-J’ pada (
saluran Buanan ).
Pasal 8
PEKERJAAN PLESTERAN / ACIAN
8.1 Plesteran dinding lama dibongkar sesuai dengan ukuran gambar kerja dan kemudian diplester
kembali.
8.2 Dinidng plesteran yang berlubang juga ditamabal / diplester kembali.
8.3 Semua pekerjaan siring yang akan diplester harus disiram air terlebih dulu, untuk plesteran siring
kola mini menggunakan campuran 1 : 2.
10
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (Speksifikasi Teknis)
8.4 Untuk plesteran diharapkan beton tersebut disiram, dikasarkan, disiram lagi dan dibersihkan baru
kemudian diplester.
8.5 Pekerjaan Acian dilakukan apabila umur plesteran minimal 3 hari.
8.6 Bahan Acian menggunakan semen ( PC ), permukaan plesteran yang akan diaci harus di jenuhkan
dahulu dengan menggunakan air.
Pasal 9
PEKERJAAN INSTALLASI AIR
9.1 Untuk Pekerjaan Installasi Air masuk dan air keluar menggunakan pipa 3” AW dengan
kualitas yang sangat baik.
9.2 Untuk saluran pembuang pada bagian bawah dicor dengan menggunakan beton
mutu K-225
P a s a l 10
PENUTUP
10.1 Meskipun dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-
bahan tidak dinyatakan kata-kata yang harus disediakan oleh Pemborong, atau yang harus dibuat,
dipasang oleh Pemborong, tetapi pekerjaan-pekerjaan dan bahan-bahan ini dinyatakan / dimuat
dalam R.K.S, tetapi menjadi bagian dari pekerjaan Pembangunan ini, Perkataan-perkataan tersebut
diatas tetap dianggap ada dan dimuat dalam R.K.S. ini.
10.2 Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan Pembangunan, tetapi tidak dimuat dan
diuraikan dalam R.K.S ini, tetapi diselenggarakan dan diselesaikan oleh Pemborong, hal
tersebut harus dianggap ada, seakan-akan dimuat kata demi kata dalam R.K.S ini, untuk menuju
penyerahan selesai yang lengkap dan sempurna, sesuai menurut pertimbangan Direksi.
11
Spesifikasi Teknis 22
11.URAIAN PEKERJAAN, IDENTIFIKASI BAHAYA, DAN PENETAPAN RISIKO
I PEKERJAAN PENDAHULUAN
Menginjak Bahaya Fisik Penggunaan 1 1 1 Rendah/ Penggunaan Pengawas
benda-benda APD (Sarung Kecil APD (Sarung lapangan/
tajam tangan, tangan, Sepatu quality
Tersandung dan Sepatu safty, safty, Helm, engineer
jatuh Helm, masker),
Terpeleset masker), rambu
Anggota tubuh rambu peringatan dll
tergores peringatan dll
Kaki tertusuk
22
Spesifikasi Teknis 23
Kulit mengelupas
23
Spesifikasi Teknis 24
24