Anda di halaman 1dari 61

XII - 1

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)

BAB XII
SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan :
Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan
dilelangkan, dengan ketentuan:
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

PETUNJUK UNTUK PESERTA


Peserta Tender harus membaca dan mempelajari seluruh gambar kerja, rencana kerja dan
syarat ini dengan seksama untuk memahami benar-benar maksud dan isi dokumen
tersebut secara keseluruhan maupun setiap bagian. Tidak ada gugatan yang akan
dipertimbangkan jika gugatan itu disebabkan karena peserta tidak membaca, tidak
memahami, tidak memenuhi petunjuk, ketentuan dalam gambar, atau pertanyaan
kesalahpahaman apapun mengenai arti dari isi dokumen ini.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


XII - 2
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)

A. KETENTUAN UMUM

DAFTAR ISI
1. PERATURAN-PERATURAN TEKNIS
2. PENJELASAN GAMBAR BESTEK DAN RKS
3. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
4. IZIN BANGUNAN
5. BANGSAL KONSULTAN PENGAWAS DAN BANGSAL KERJA/GUDANG
6. JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULE)
7. TENAGA KERJA LAPANGAN KONTRAKTOR
8. TENAGA KERJA/BAHAN/PERALATAN
9. KEAMANAN PROYEK
10. KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


XII - 3
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)

BAB XII
SPESIFIKASI TEKNIS

A. KETENTUAN UMUM

1. PERATURAN-PERATURAN TEKNIS

Dalam pelaksanaan pekerjaan, bila tidak ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat (RKS) ini maka akan berlaku dan tambahannya, yaitu:
a. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Bangunan di Indonesia (AV.41) tahun1941.
b. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia, untuk Arbitrasi Teknis dari Dewan Teknik
Bangunan Indonesia (DTPI).
c. Peraturan Muatan Indonesia (PMI) tahun 1970/NI – 18.
d. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
e. Peraturan yang dikeluarkan oleh jabatan/instansi pemerintah setempat, yang
berkaitan dangan pelaksanaan bangunan.

2. PENJELASAN GAMBAR BESTEK DAN RKS

Dalam pelaksanaan pekerjaan, maka berlaku dan mengikat, yaitu:


a. Gambar Bestek, Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
b. Berita Acara Penjelasan (Anwijing).
c. Berita Acara Penunjukan.
d. Surat Keputusan Pimpinan Unit tentang Penunjukkan Pelaksanaan Pekerjaan.
e. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
f. Surat Penawaran beserta lampiran-lampiranya.
g. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) yang disetujui oleh Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas. Kontraktor dan Konsultan Pengawas diharuskan meneliti
rencana gambar Bestek dan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS), termasuk
penambahan / pengurangan atau perubahan yang tercantum dalam berita acara
Anwijing.
h. Bila terdapat perselisihan antara rencana gambar Bestek dengan rencana kerja dan
syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat adalah rencana kerja dan syarat-syarat
kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan yang jelas mengakibatkan
kerusakan/kelemahan konstruksi harus mendapat keputusan Konsultan Pengawas.
i. RKS dan Gambar saling melengkapi.Bila di dalam gambar menyebutkan lengkap
sedangkan RKS tidak,maka gambar yang harus diikuti,begitu juga sebaliknya.
j. Bila terdapat perbedaan antara rencana gambar Bestek yang satu dengan rencana
gambar Bestek yang lain, maka diambil rencana gambar Bestek yang ukuran skalanya
lebih besar.
k. Bila perbedaan-perbedaan tersebut diatas menimbulkan keragu-keraguan,sehingga
menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan, maka harus segera
dikonsultasikan Perencana dan keputusan-keputusannya harus dilaksanakan.

3. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan Pekerjaan Pembangunan Gedung Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum IAIN
Tulungagung.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


XII - 4
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)

4. IZIN BANGUNAN

4.1. Setelah Surat Pemerintah Mulai Kerja (SPMK) di keluarkan, maka izin bangunan
dan izin lainnya akan di urus oleh Pemberi Tugas, namun pelaksanaan dan
pembiayaannya di tanggung oleh Kontraktor.
4.2. Untuk memulai pekerjaan, maka Kontraktor harus dapat menunjukan kepada
Konsultan Pengawas surat izin bangunan atau minimal tanda bukti bahwa izin
bangunan tersebut sedang diproses.
4.3. Tanpa ada izin bangunan dari Instalasi yang berwenang, maka kontraktor tidak
diperkenankan memasang papan reklame dalam bentuk apapun disekitar
lingkungan proyek.
4.4. Kontraktor diharuskan membuat papan nama Proyek sesuai dengan persyaratan
yang berlaku pada daerah setempat dan harus dipasang paling lambat 7 hari
setelah dimulai pekerjaan.

5. BANGSAL KONSULTAN PENGAWAS DAN BANGSAL KERJA/GUDANG

5.1. Kontraktor harus membuat bangsal Konsultan Pengawas yang berukuran 4 m x 9


m, dengan menggunakan bahan-bahan sederhana seperti tongkat, lantai papan,
dinding papan/plywood, atap seng dan pintu harus dilengkapi dengan kunci yang
baik serta cukup jendela dan ventilasi/penerangan. Kantor tersebut tidak bersatu
dengan gudang atau bangsal Kontraktor.
5.2. Bangsal Konsultan Pengawas tersebut harus dilengkapi dengan:
a. Satu buah meja tulis ukuran 120 cm x 240 cm.
b. Dua buah kursi sebagai perlengkapan meja tulis.
c. Satu set meja kursi tamu.
d. Satu buah papan tulis yang berukuran 120 cm x 240 cm.
e. Satu buah meja besar yang berukuran 120 cm x 240 cm, untuk keperluan
pertemuan/rapat di lapangan.
f. Pada meja besar harus dilengkapi denga kursi panjang yang sesuai dengan
kebutuhan rapat/pertemuan di lapangan.
g. Sebuah ruangan toilet dan dapur kecil sederhana dengan cukup persediaan air
bersih.
5.3. Kontraktor harus membuat bangsal kerja untuk pekerjaan dan gudang untuk
menyimpan bahan-bahan bangunan dan peralatan pekerjaan dan pintunya harus
mempunyai kunci yang kuat/baik untuk keamanan bahan/perlengkapan.
5.4. Tempat mendirikan bangsal Konsultan Pengawas, bangsal kerja dan gudang,akan
ditentukan kemudian dan dikonsultasikan dengan Pemberi Tugas.
5.5. Bangsal Konsultan Pengawas dan perlengkapannya, harus sudah siap dilokasi
Bangunan, sebelum pekerjaan dimulai atau paling lambat 10 hari sesudah SPMK
diterima. Setelah selesai pekerjaan tersebut, bangsal dan perlengkapannya
menjadi milik Pemberi Tugas.
5.6. Pembongkaran Bangsal Konsultan Pengawas, bangsal kerja dan gudang adalah
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan bahan bongkaran menjadi milik Pemberi
Tugas.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


XII - 5
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)

6. JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULE)

6.1. Sebelum pekerjaan bangunan dimulai, maka Kontraktor wajib membuat jadwal
pelaksanaan (Time Schedule) yang membuat uraian pekerjaan, waktu pekerjaan,
bobot pekerjaan dan grafik hasil pekerjaan secara terperinci serta jadwal
penggunaan bahan bangunan dan tenaga kerja.
6.2. Untuk pelaksanaan pekerjaan yang terperinci pelaksanaan Kontraktor:
a. harus membuat rencana kerja harian, mingguan dan bulanan yang
diketahui/disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan.
b. harus membuat gambar kerja, untuk pegangan/pedoman bagi kepala tukang
yang harus diketahui Konsultan Pengawas Lapangan.
c. harus membuat daftar yang memuat pemasukan bahan bangunan yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan bangunan.
6.3. Rencana Kerja (Time Schedule) diatas harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawasan dan Pemberi Tugas
6.4. Rencana Kerja (Time Schedule), harus selesai dibuat oleh Kontraktor, paling
lambat 7 (tujuh) hari kalender, setelah SPMK diterima.
6.5. Kontraktor harus memberikan salinan rencana kerja (Time Schedule), sebanyak4
(empat) lembar kepada Konsultan Pengawas dan 1 (satu) lembar harus dipasang
pada dinding bangsal kerja.
6.6. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan
rencana kerja (Time Schedule) yang ada dan harus membuat grafik prestasi
pekerjaan.

7. TENAGA KERJA LAPANGAN KONTRAKTOR

7.1. Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasanya dilapangan (Pelaksana), yang


mempunyai pengetahuan dibidang Teknik Sipil/Bangunan, cakap, gesit dan
berwibawa terhadap pekerja yang dipimpinnya dan bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan pekerjaan. Penunjukan ini harus dikuatkan dengan surat resmi dari
Kontraktor yang ditujukan kepada Pemberi Tugas dan tembusannya kepada
Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan Pengawas.
7.2. Pelaksana harus berpendidikan minimum Sarjana (S1) Jurusan Teknik Sipil dan
mempunyai pengalaman kerja lapangan minimum 5 tahun.

7.3. Selain Petugas Pelaksana, maka kontraktor diwajibkan pula melaporkan secara
tertulis kepada Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan Pengawas, tentang susunan
organisasi pelaksana dilapangan (sesuai dengan penawaran) dengan nama dan
jabatan masing-masing.

7.3.1. Tenaga inti yang cukup memadai untuk kegiatan ini yang sekurang-kurangnya
terdiri atas :
No. JABATAN PENGALAMAN JMLH PENDIDIKAN JENIS KUALIFIKASI
(Th.) ORG. SERTIFIKASI
KEAHLIAN +
PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG
XII - 6
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)

NPWP

S1 Teknik Sipil/ SKA Madya + Struktur/Teknik


1. Project Manager 10 1
Arsitektur NPWP Sipil
S1 Teknik Sipil/ SKA Madya +
2. Site Manager 8 1 Struktur/Arsitek
Arsitektur NPWP
Site Engineer SKA Madya +
3. 8 1 S1 Teknik Sipil Struktur
Sruktur NPWP
Pelaksana
S1 Teknik Sipi, SKA Madya +
4. Struktur,dan 8 3 Struktur,Arsitek
arsitek NPWP
Arsitektur
5. Surveyor 6 1 S1 T. Geodesi SKA Muda + NPWP Surveyor
8. Quality Assurance 6 1 S1 Teknik Sipil Sertifikasi QA Pengawas Mutu
Quality
9. Quantity Surveyor 6 1 S1 Teknik Sipil SKA Muda+ NPWP
Surveyor
10. Pelaksana K3 6 1 S1 Teknik Sipil SKA Muda + NPWP K3 Konstruksi
Drafter/Pelaksana D3 T.
11. 5 2 SKT Juru Gambar
Gambar Sipil/Arsitektur
12. Logistik 5 1 D3 T. Sipil
S1 Ekonomi/
13. Administrasi 5 1
Akutansi

7.3.2. Pada setiap tahapan pekerjaan konstruksi, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan
tenaga mandor, tukang dan pekerja yang cukup terampil serta cukup jumlahnya,
ditambah 1 (satu) orang draftman bila diperlukan untuk pembuatan shop drawing.
7.3.3. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menambah/mengganti tenaga seperti yang dimaksud
pada butir 1 dan 2 di atas apabila diminta oleh konsultam pengawas berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan teknis yang masuk akal. Kelalaian dalam hal ini dapat
dikenakan sanksi/denda kelalaian sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan direksi.
7.3.4. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, Kontraktor Pelaksana harus membuat
pengaturannya sendiri dalam hal pengangkatan semua staf dan tenaga kerja, lokal atau
lainnya dan mengenai pembayaran, perumahan, makan, transportasi dan pembayaran
yang harus dikeluarkan termasuk kompensasi yang harus menjadi haknya berdasarkan
perundang-undangan Republik Indonesia bilamana pekerjaan telah berakhir.
7.3.5. Kontraktor Pelaksana tidak akan menawarkan pekerjaan kepada pegawai dari Pemilik
Kegiatan selama masa Kontrak dan setelahnya kecuali dengan seijin tertulis dari Pemilik
Kegiatan.
7.3.6. Untuk mendapatkan tenaga Staf dan tenaga kerja pada umumnya, Kontraktor Pelaksana
harus memberikan prioritas utama kepada orang-orang yang tinggal atau berasal dari
tempat lokasi kegiatan.
7.3.7. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan memelihara pada lokasi kegiatan fasilitas
pertolongan pertama dalam kecelakaan yang memadai dan beberapa staf harus mampu
melakukan tugas pertolongan pertama, sesuai dengan keinginan Direksi.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


XII - 7
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)

7.3.8. Kontraktor Pelaksana akan secepatnya melapor kepada Direksi bila terjadi peristiwa
kecelakaan di lokasi atau dimana saja yang berhubungan dengan Pekerjaan. Kontraktor
Pelaksana juga harus melaporkan kecelakaan tersebut kepada instansi yang berwenang
apabila laporan tersebut disyaratkan oleh undang-undang.
7.4. Bila dikemudian hari, menurut penilaian Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan
Pengawas, bahwa Pelaksana kurang mampu atau tidak mampu melaksanakan
tugasnya, maka Kontraktor diharuskan mengganti Pelaksana tersebut dan harus
memberitahukan secara tertulis tentang Pelaksana yang baru, demi kelancaran
pekerjaan.

8. TENAGA KERJA/BAHAN/PERALATAN

8.1. Kontraktor harus mendatangkan tenaga kerja yang berpengalaman dan ahli dibidang
pekerjaannya masing-masing, seperti tukang pancang, tukang besi,tukang kayu, tukang
pasang ubin/keramik, tukang cat, tukang atap, instalator mekanikal elektrikal dan tenaga kerja
lainnya.
8.2. Sebelum bahan bangunan didatangkan ke lokasi proyek, maka Pelaksana harus memberikan
contoh bahan bangunan kepada Konsultan Pengwas Lapangan dan bila sesuai dengan
persyaratan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan maka barulah boleh didatangkan
dalam jumlah yang besar menurut keperluan Proyek.
8.3. Mengenai jumlah contoh bahan bangunan yang diberikan dapat dikonsultasikan dengan
Konsultan Pengawas.
8.4. Mendatangkan bahan-bahan bangunan untuk pelaksanaan proyek, harus tepat pada waktunya
dan kualitasnya dapat disetujui oleh Konsultan Pengawas. Semua bahan sebelum
dikerjakan/digunakan harus diajukan dan ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas, lengkap
dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan untuk mendapat persetujuan tertulis.
Jika dipandang perlu untuk mengadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan
pengganti harus telah mendapat persetujuan tertulis Konsultan Pengawas.
Tempat asal/merk pabrik bahan yang digunakan tidak dapat diganti tanpa persetujuan
Konsultan Pengawas atau Tim Teknis.
8.5. Bahan bangunan yang tidak sesuai dengan persyaratan dan ditolak oleh Konsultan Pengawas,
harus segera dikeluarkan dari lokasi Proyek, paling lambat 24 jam sesuai surat pernyataan
penolakan dikeluarkan.
8.6. Bahan bangunan yang berada di lokasi Proyek dan akan dipergunakan untuk pelaksanaan
bangunan, tidak boleh dikeluarkan dari lokasi Proyek.

8.7. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan bahan-bahan bangunan yang memenuhi persyaratan
mutu dan jumlah/volumenya sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan konstruksi sesuai dengan
jadual pelaksanaan.
PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG
XII - 8
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)

8.8. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini. Sedangkan bahan-
bahan bangunan yang belum disebutkan di sini akan diisyaratkan langsung di dalam pasal-pasal
mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di belakang.
a. Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan
penyiraman guna pemeliharaannya harus air tawar yang bersih tidak mengandung minyak,
garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dinyatakan memenuhi syarat sebagai air
untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium. Bila air yang digunakan dari
sumber PDAM, maka tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.
b. Semen
Semen yang digunakan adalah Portland Cement (PC) Tipe I sesuai ASTM dan memenuhi
SNI (Standar Nasional Indonesia). Semen harus satu merk untuk penggunaan dalam
pelaksanaan satu satuan komponen bangunan, belum mengeras sebagian atau seluruhnya.
Penyimpanan harus dilakukan dengan cara dan di dalam tempat (gudang) yang memenuhi
syarat untuk menjamin keutuhan kondisi sesuai persyaratan di atas.
c. Pasir
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur,
asam, garam dan bahan organis lainnya yang terdiri atas:
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus , yang lazim disebut pasir urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar adalah
terletak antara 0,075-1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut pasir pasang.
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat rekomendasi
dari laboratorium.
d. Kerikil
Kerikil untuk beton harus menggunakan kerikil dari batu kali hitam pecah, bersih dan
bermutu baik serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
tercantum dalam PBI 1971.
8.9. Pelaksana harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan bangunan agar
upaya pelaksanaannya dapat selesai sesuai dengan waktu yang disediakan.
8.10. Alat-alat yang disediakan oleh Kontraktor, harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan
bila rusak harus segera diperbaiki dan bila tidak dapat dipakai, maka harus segera dikeluarkan
dari lokasi Proyek.
8.11. Untuk bahan-bahan kayu dan besi menggunakan bahan yang tersedia dipasaran dengan
toleransi ukuran maksimal 10% kecuali ditentukan lain dalam Bestek.
8.12. Alat-alat dan bahan-bahan yang berada di tepi jalan malam hari harus diberi lampu merah yang
cukup jelas dan terang agar tidak mengganggu lalulintas/kecelakaan, atau menurut petunjuk
direksi.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


XII - 9
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)

8.13. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan/mendirikan barak kerja dan gudang penyimpanan
alat dan bahan bangunan untuk keperluan pekerjaan konstruksi yang kelayakannya akan
dinilai oleh Direksi. Bila Direksi menilai barak/gudang tersebut tidak layak layak dengan alasan-
alasan teknis, maka Kontraktor Pelaksana harus melakukan perbaikan/penyempurnaan sesuai
dengan petunjuk Konsultan Pengawas
8.14. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan / mendirikan barak direksi (direks keet) yang
dilengkapi :
a.Meja rapat dengan tempat duduk dalam jumlah yang cukup
b.Meja, kursi kerja berlaci dan berkunci
c. 1 set dokumen kontrak
Direksi keet tersebut harus dibangun dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Atap : Fiber semen
b. Dinding : Dinding tripleks dengan rangka kayu meranti
c. Pondasi : pondasi batu kali setempat
d. Lantai : rabat beton/concrete block
e. Dilengkapi pula kamar kecil (1,5 x 2 m) beserta penyediaan air bersih dan saluran
pembuangan air kotornya untuk keperluan konsultan pengawas dan tim teknis.
8.15. Kontraktor Pelaksana harus membuat pagar pembatas dan pengaman sekeliling lokasi kegiatan.
Selain itu juga harus membuat papan nama kegiatan yang berisikan data/informasi mengenai
kegiatan, dan terbuat dari kayu dengan tulisan hitam warna dasar putih.
8.16. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan air minum yang cukup ditempat pekerjaan untuk para
pekerja, kotak obat yang memadai untuk PPPK, serta perlengkapan-perlengkapan keselamatan
kerja. Bila terjadi kecelakaan ditempat pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus segera
mengambil tindakan penyelamatan. Biaya pengobatan dan lain-lain sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana (dalam hal ini Kontraktor Pelaksana diwajibkan
mengikuti ASTEK).
8.17. Semua material yang tersebutkan didalam butir 1, 2 dan 3 diatas setelah selesainya
pelaksanaan kembali menjadi milik Kontraktor Pelaksana dan harus dibersihkan dari lapangan
pekerjaan.

8.18. Daftar Peralatan yang harus dimiliki selama pelaksanaan kegiatan ini minimal terdiri
dari:

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


XII - 10
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)

No. JENIS ALAT JUMLAH KETERANGAN

1. Schafolding 2000 unit

2. Molen 350 Kg 3 bh

3. Theodolith 1 unit

4. Vibrator 4 unit

5. Bar Cutter 2 unit

6. Bar Bending 2 unit

7. Compressor 1 unit

8. Genset sealent ( 21.kva) 1 unit

9. KEAMANAN PROYEK

9.1. Kontraktor diharuskan menjaga terhadap barang-barang milik Proyek,Konsultan


Pengawas dan Pihak ketiga yang ada di lapangan, baik terhadap pencurian maupun
pengrusakan.
9.2. Untuk maksud diatas maka Kontraktor harus membuat pagar pengaman dari bahan
kayu dan seng serta perlengkapan lainnya yang dapat menjamin keamanan.
9.3. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat-alat, dan hasil
pekerjaan, maka akan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat
diperhitungkan dalam pekerjaan tambah/kurang atau pengunduran waktu
pelaksanaan.
9.4. Apabila terjadi kebakaran, maka Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya.
Untuk mencegah bahaya kebakaran Kontraktor harus menyiapkan minimal tabung
pemadam (fire extinguiser 4 Kg) yang siap dipakai dan ditempatkan pada tempat-
tempat yang strategis dan mudah dicapai.

10. KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN

10.1. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja,
Kontraktor harus menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena
itu Kontraktor harus mendaftarkan pekerja sebagai peserta Asuransi Sosial
Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) sesuai dengan peraturan Pemerintah yang berlaku.
10.2. Pada pekerjaan-pekerjaan yang mengandung resiko bahaya jatuh, maka
Kontraktor harus menyediakan sabuk/jaring pengaman kepada pekerja tersebut.
10.3. Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka
Kontraktor harus menyediakan sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis
lainnya yang siap dipakai apabila diperlukan.
10.4. Bila terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan yang memerlukan perawatan
yang serius, maka Kontraktor/Pelaksana harus segera membawa korban ke
Rumah Sakit yang terdekat dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada
Pemberi Tugas.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


XII - 11
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)

10.5. Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua pekerja/petugas, baik yang berada dibawah
tanggung jawabnya maupun yang berada di pihak ketiga.
10.6. Kontraktor harus menyediakan kamar mandi sementara lengkap dengan closet
dan air bersih yang cukup serta sistem pembuangannya (septicktank dan
peresapan) dalam jumlah yang disesuaikan dengan banyaknya tenaga kerja dan
selalu dijaga kebersihannya.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


XII - 12
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)

B. SYARAT–SYARAT TEKNIS PEKERJAAN

DAFTAR ISI
PASAL 1 KEADAAN LAPANGAN
PASAL 2 PEKERJAAN PERSIAPAN / PENDAHULUAN
PASAL 3 PEKERJAAN BETON BERTULANG
PASAL 4 PEKERJAAN PASANGAN
PASAL 5 PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA DAN HARDWARE (PENGGANTUNG)
PASAL 6 PEKERJAAN ALUMINIUM
PASAL 7 PEKERJAAN LANTAI DAN LAPIS DINDING KERAMIK
PASAL 8 PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
PASAL 9 PEKERJAAN KACA
PASAL 10 PEKERJAAN PENGECATAN
PASAL 11 PEKERJAAN RAILING TANGGA
PASAL 12 PEKERJAAN CLOSET DAN WASTAFEL
PASAL 13 PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL DAN PLUMBING
PASAL 14 PEKERJAAN WATER PROOFING
PASAL 15 PEKERJAAN PENUTUP

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


B. SYARAT–SYARAT TEKNIS PEKERJAAN

PASAL 1
KEADAAN LAPANGAN

Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, lokasi tempat pekerjaan harus ditinjau lebih
dahulu oleh direksi pekerjaan bersama-sama dengan Kontraktor Pelaksana. Apabila tidak
ada kesamaan antara keadaan lapangan dengan keadaan seperti yang ditunjuk dalam
gambar, maka Kontraktor segera menyampaikan secara tertulis kepada Direksi untuk
mendapatkan penyelesaian lebih lanjut.

PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN / PENDAHULUAN

2.1 LINGKUP PEKERJAAN

Meliputi seluruh persiapan untuk Pekerjaan Pembangunan Gedung Fakultas Syariah dan
Ilmu Hukum IAIN Tulungagung.

2.2 PEKERJAAN PERSIAPAN

2.2.1 Peralatan Pendukung Pekerjaan dan Lain Sebagainya


Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan secara sempurna dan efesien dengan urutan yang teratur, termasuk
semua alat-alat yang dipergunakan seperti: TC,katrol(keretan), instalasi, steger,
alat pengangkat mesin-mesin, pekerja-pekerja, alat-alat penarik, bahan-bahan
dan lain sebagainya yang diperlukan oleh Pemborong dan untuk menyingkirkan
semua alat-alat tersebut pada waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak
berguna lagi, dan untuk memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya.

2.2.2 Direksi Keet


Pemborong harus menyediakan dan mendirikan semua bangunan sementara
direksi keet untuk keperluan kegiatan kantor lapangan lengkap dengan perabot
dan peralatan masing-masing seluas 50 m2, dan juga tempat penyimpanan
barang-barang Penggunaan bangunan yang ada di lapangan untuk maksud-
maksud ini hanya diizinkan setelah Pemborong memperoleh persetujuan tertulis
dari Lembaga yang bersangkutan. Semua boukeet/perlengkapan pemborong
dan sebagainya tetap menjadi milik pemborong dihitung sebagai biaya sewa
selama pelaksanaan proyek. Pada waktu penyelesaiaan harus dibongkar.

2.2.3 Pembangkit Tenaga Listrik Sementara


Setiap pembangkit tenaga listrik sementara atau penerangan buatan yang
dipergunakan untuk pekerjaan, harus disediakan olehPemborong, termasuk
pemasangan semetara dari kabel-kabel, meteran,upah dan tagihan serta
pemberesannya kembali waktu pekerjaan selesai, adalah beban pemborong.

2.2.4 Penyediaan Air Kerja


Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan apabila mungkin dapat dari
sumber yang sudah ada. Pemborong harus membuat sambungan-sambungan
PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG
sementara yang diperlukan atau cara lain untukmengalirkan air dan
mencabutnya kembali pada waktu pekerjaan selesai dan membetulkan segala
pekerjaan yang tertanggu. Tidak diperbolehkan menyambung dan mengambil air
dari saluran induk,lobang penyedot (tap point), reservoir dan sebagainya, tanpa
terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas. Apabila air
didapat dari sumber lain, pemborong harus membayar segala ongkos
penyambungan, air yang dipakai, dan pembongkaran kembali. Pemberi Tugas
dalam hal ini tidak bertanggung jawab atau mengganti biaya yang dikeluarkan
oleh Pemborong untuk keperluan itu.

2.2.5 Pencegahan Pelanggaran Wilayah


Pemborong diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar tempat
pekerjaan dan harus mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain
yang berdekatan.

2.2.6 Orang-Orang yang Tidak Berkepentingan


Pemborong harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki
tempat pekerjaan dan dengan tegas tetapi sopan memberikan perintah
sedemikian rupa kepada ahli tekniknya yang bertugas dan para penjaga.

2.2.7 Perlindungan Terhadap Milik Umum


Pemborong harus menjaga agar jalanan umum, jalan kecil dan pemakaian jalan,
bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya, serta
memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan umum maupun pejalan
kaki, selama kontrak berlangsung. Pemborong juga bertanggung jawab atas
gangguan dan pemindahan yang terjadi atas utilitas (kelengkapan umum)
seperti saluran air, telepon, listrik,dan sebagainya, yang disebabkan oleh
operasi-operasi pemborong. Ia akan diminta membayar segala ongkos dan biaya
untuk yang berhubungan dengan pemasangannya kembali serta perbaikan-
perbaikannya.

2.2.8 Perlindungan Terhadap Bangunan-Bangunan yang Ada


Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, pemborong bertanggung jawab penuh
atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas jalan- jalan, saluran-saluran
pembuangan dan sebagainya, di tempat pekerjaan dan kerusakan-kerusakan
sejenis yang disebabkan karena operasi-operasi pemborong dalam arti kata
yang seluas-luasnya. Itu semua harus diperbaiki oleh Pemborong hingga dapat
diterima Pemberi Tugas.

2.2.9 Penjagaan, Pembuatan Pagar dan Papan Nama Proyek


Pemborong bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan, dan perlindungan
terhadap pekerjaan yang yang dianggap penting selama pelaksanaan kontrak,
siang dan malam hari. Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab terhadap
pemborong dan sub pemborong atas kehilangan atau kerusakan bahan-bahan
bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan
Pemborong wajib mengadakan, mendirikan dan memelihara pagar sementara
(pagar proyek) yang diperlukan untuk keamanan dan perlindungan terhadap
pekerjaan dan umum, juga membayar segala upah dan biaya yang resmi untuk

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


keperluan tersebut. Pagar proyek tersebut dari seng gelombang dicat sebelah
luarnya, dan juga pembuatan papan nama proyek.

2.2.10 Perlindungan Pekerjaan


Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan, termasuk
bahan bangunan dan perlengkapan instalasi di tempat pekerjaan, hingga
kontrak selesai dan diterima Pemberi Tugas. Ia harus mengingat perlengkapan
bahan-bahan dari segala kemungkinan kerusakan untuk seluruh pekerjaan,
termasuk bagian-bagian yang dilaksanakan oleh sub pemborong dan mengingat
agar pekerjaan bebas dari air hujan lebat dan banjir, dengan jalan
melindunginya memakai tutup yang layak, memompa, menimba atau seperti
apa yang dikehendaki atau diintruksikan.

2.2.11 Kesejahteraan, Keamanan dan Pertolongan Pertama


Pemborong harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan
tindakan pengamanan yang untuk melindungi para pekerja dan tamu pekerjaan.
Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini selain untuk memuaskan Pemberi
Tugas, juga harus menurut (memenuhi) ketentuan undang-undang yang berlaku
pada waktu ini. Dipekerjaan Pemborong wajib mengadakan perlengkapan yang
cukup untuk pertolongan pertama, yang mudah dicapai, sebagai tambahan
hendaknya disetiap site ditempatkan paling sedikit seorang petugas yang telah
dilatih dalam soal-soal mengenai pertolongan pertama.

PASAL 3
PEKERJAAN BETON BERTULANG

3.1 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan meliputi antara lain pembuatan kolom sesuai gambar dan pembongkaran-
pembongkaran beton eksisting yang diperlukan.

3.2 STANDARD

a. PUBI-1982 NI-3 : Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia


b. Tata Cara Perhitungan struktur beton untuk Bangunan Gedung SK SNI T-15-1991-03
c. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI-2)
d. Petunjuk Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah
dan Gedung SKBI-2.3.53.1987
e. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (NI-5)
f. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8)
g. ASTM C-150 “Spesification for Fortland Cement”
h. ASTM C-33 “Standard Spesification for Concrete Aggregates”.
i. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
j. Peraturan Bangunan Nasional 1978
k. “American Society for Testingand Material” (ASTM)
l. “American Concrete Institute” (AC)
m. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
oleh Konsultan Pengawas
n. Peraturan-peraturan yang lain supaya disediakan Pelaksana Pekerjaan di site.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


3.3 PENYIMPANAN

3.3.1 Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai dengan
waktu dan urutan pelaksanaan.

3.3.2 Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak segera setelah diturunkan
dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca,
berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen masih harus
dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras). Jika ada bagian yang tidak dapat
ditekan hancur dengan tangan bebas tanpa alat dan jumlah tidak lebih dari 10%
berat. Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan bebas,
maka jumlahnya tidak boleh melebihi 5% berat dan kepada campuran tersebut
diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan
bahwa kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin.

3.3.3 Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-
bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya misalnya minyak
dan lain-lain). Jenis semen dari merek Tigaroda, Gresik atau Cibinong dan jenis
merek semen yang digunakan adalah mengikat seluruh pekerjaan.

3.3.4 Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis
dan gradasinya, serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari
tercampurnya dengan tanah.

3.4 PERSYARATAN BAHAN/PRODUK

3.4.1 Portland Cement


a. Portland cement jenis II, menurut NI-8 atau type I, menurut ASTM dan
memenuhi S.400, menurut Standard Portland Cement yang ditentukan Asosiasi
Semen Indonesia.
b. Untuk permukaan beton expose, harus dipakai 1 merk semen saja.
c. Kekuatan tes kubus semen minimal 300 kg cm persegi

3.4.2 Aggregates
a. Kualitas agregate harus memenuhi syarat SNI. Agregate kasar harus berupa
batu pecah (split) yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya dan padat (tidak porous). Kadar lumpur dari pasir beton tidak
boleh melebihi dari 5% berat kering
b. Dimensi maksimum dari agregate kasar tidak lebih dari 3,0 cm dan tidak lebih
dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang
bersangkutan.
c. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam, dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


3.4.3 Air
a. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang
dapat mengurangi mutu pekerjaan.
b. Kandungan chlorida tidak boleh melebihi 500 ppm dan komposisi sulfat(SO3)
tidak boleh melebihi 1000 ppm. Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas
dapat minta kepada Pelaksana Pekerjaan supaya air yang dipakai diperiksa di
Laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Pelaksana
Pekerjaan.

3.4.4 Besi Beton


a. Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat
mengurangi lekatnya pada beton. Kecuali ditentukan lain dalam gambar,
digunakan besi mutu BJTP 24 ø < 13 mm.
b. Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk
mengatur jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada
tempatnya.
c. Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping
adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari
laboratorium baik pada saat pemesanan maupun secara periodik minimum
masing-masing dua (dua) contoh percobaan (stres strain) dan pelengkungan
untuk setiap 20 ton besi. Pengetesan dilakukan pada laboratorium yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas (hanya untuk beton struktur)

3.4.5 Admixture
a. Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara
mencampur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak
diperlukan penggunaan sesuatu admixture
b. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, Pelaksana Pekerjaan
diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari KONSULTAN
PERENCANA mengenai hal tersebut. Untuk itu Pelaksana Pekerjaan diharapkan
memberitahukan nama perdagangan admixture tersebut dengan keterangan
mengenai tujuan,data-data bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentah
utamanya,cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan
lain yang dianggap perlu.

3.5 SYARAT PELAKSANAAN

3.5.1 Kualitas Beton


a. Kecuali yang ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah K-125 :
fc’9,8 Mpa., mutu K350 :fc'=31,2 Mpa. Evaluasi penentuan karakteristik ini
digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam SNI Mutu beton K-125 :
fc’ 9,8 Mpa digunakan pada umumnya untuk kolom-kolom praktis dan bagian-
bagian lain yang tidak memikul beban, kecuali ditentukan lain. Mutu beton
K350 :fc'=31,2 Mpa digunakan pada kolom, balok dan plat struktur.
b. Pelaksana Pekerjaan harus memberikan jaminan atas kemampuannya
membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di
lain tempat atau dengan mengadakan trial-mixed dilaboratorium yang
ditunjuk.
PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG
c. Test selama pekerjaan
d. Pelaksana Pekerjaan harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas
beton yang dibuat dengan disahkan oleh Konsultan Pengawas dan laporan
tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis
tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium. Penunjukkan laboratorium
harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
e. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 10±2 cm. Cara
pengujian slump adalah sebagai berikut:
Contoh: beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton atau
plat baja, cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan
tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi diameter 16 mm panjang 60 cm
dengan ujung yang bulat (seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara
serupa untuk dua lapisan berikutnyasetiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan
setiap tusukan harus masuk dalam satu lapisan yang dibawahnya. Setelah
atasnya diratakan, maka dibiarkan ½ menit lalu cetakan diangkat perlahan-
lahan dan diukur penurunnya (nilai slump).
f. Pengujian kubus/silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang
disetujui Konsultan Pengawas.
g. Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dengan ditutup karung basah tapi
tidah tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara
terbuka.
h. Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk
umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari
65% kekuatan yang diminta 28 hari, dengan catatan tampa adanya bahan
tambahan admixture. Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan
angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton
setempat dengan cara-cara seperti yang ditetapkan dalam SNI dengan tidak
menambah beban biaya bagi Pemberi Tugas.
i. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung
setelah seluruh komponen adukan masuk dalam mixer.
j. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya komponen-komponen beton.
k. Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.

3.5.2 Pekerjaan Acuan/Bekisting

3.5.2.1. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah di tetapkan/yang diperlukan dalam gambar.
3.5.2.2. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-
perkuatan,sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan
kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
3.5.2.3. Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaan licin, bebas dari kotoran(tahi
gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya, sebelum
pengecoran dilakukan dan harus mudah di bongkar tanpa merusak
permukaan beton.
3.5.2.4. Pelaksana Kerja harus memberikan contoh-contoh material
(besi,koral/split pasir dan semen portland) kepada Perencana/MK, untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan ditentukan.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


3.5.2.5. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat
penyimpanan yang aman, sehingga mutu dan bahan terjamin sesuai
persyaratan.
3.5.2.6. Kawat pengikat bevel beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0.40mm.
Kawat pengikat bevel beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang
di tentukan dalam Nl-2 (PBI tahun 1971).
3.5.2.7. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi
penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya
hujan, harus diperhatikan.
3.5.2.8. Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah
pengecoran.

3.5.3 Penggantian Besi

a. Pelaksana Pekerjaan harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah


sesuai dengan apa yang tertera pada gambar.
b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Pelaksana Pekerjaan atau
pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan
pembesian yang ada maka:
• Pelaksana Pekerjaan dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertera dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan
pada Perencana untuk sekadar informasi.
• Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pelaksana Pekerjaan
sebagai pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan
setelah ada persetujuan tertulis dari Perencana.
• Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut
hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari perencana.
Mengajukan usul dalm rangka tersebut diatas adalah merupakan juga
keharusan dari Pelaksana Pekerjaan.
a. Jika Pelaksana Pekerjaan tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang
sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan:
• Harus persetujuan Konsultan Pengawas dan Perencana.
• Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempatkan tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah jumlah luas).
• Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan kemampuan penampang
berkurang.
• Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian
ditempat tersebut atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan
pembetonan atau penyampaian penggetar.
b. Toleransi Besi

3.5.4 Perawatan Beton


a. Beton harus dilindungi dari pengarus panas, sehingga tidak terjadi penguapan
cepat.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
c. Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit selama 10 hari setelah
pengecoran.
d. Khusus elemen vertikal harus dipakai curing coumpound.

3.5.5 Tanggung Jawab Pelaksana Pekerjaan


Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab penuh atas kualitas sesuai dengan
ketentuan-ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-gambar yang diberikan.
Adanya atau kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas Atau
perencana yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/menegur atau memberi
nasihat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut diatas.

3.5.6 Perbaikan Permukaan Beton


Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, kropos dengan campuran
adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh
dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dan sepengatahuan Konsultan
Pengawas. Jika ketidak sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk
menghasilkan permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Konsultan
Pengawas, maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas
beban biaya Pelaksana Pekerjaan. Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah
susunan yang tidak teratur, pecah/retak, ada gelombang udara, kropos,
berlubang, tonjolan dan yang lain yang tidak sesuai dengan bentuk yang
diharapkan/diinginkan.

3.5.7 Bagian-bagian yang tertanam dalam beton


a. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.
b. Diperhatikan juga tempat kelos-kelos untuk kosen atau instalasi.

3.5.8 Hal-hal Lain (“Miscellaneous item”)


a. Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal dibeton bekas jalan
kerja sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk
pondasi alat-alat mekanik dan elektronik yang ukuran, rencana dan
tempatnya berdasarkan gambar-gambar rencana mekanikal dan elektrikal.
Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan
permukaannya.
b. Pegangan plafond dari besi beton diameter 6 mm dengan jarak x dan
y :150cm. Dipasang pada saat sebelum pengecoran beton dan
penggantungan harus dikaitkan pada tulangan pelat atau balok.

3.5.9 Pembersihan
Jangan dibiarkan puing-puing, sampah sampai tertimbun. Pembersihan harus
dilakukan secara baik dan teratur.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


3.5.10 Contoh yang harus disediakan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus memberikan
contoh material: split, pasir, besi beton, PC untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan dipakai
sebagai standart/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim
oleh Pelaksana Pekerjaan ke lapangan.
c. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-
contoh yang telah disetujui dibangsal Konsultan Pengawas.

3.5.11 Sparing Conduit dan pipa-pipa


a. Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.
b. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar pelaksanaan
dan bila tidak ada dalam gambar, maka pemborong harus mengusulkan dan
minta persetujuan dari Konsultan Perencana.
c. Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran
dan diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
d. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu
pengecoran.
e. Sekeliling sparing harus diperkuat dengan tulangan-tulangan silang yang
ditentukan dalam gambar detail standart.

3.5.12 Penghentian Pengecoran Sementara


Dapat dilakukan pada waktu pengecoran pelat/balok dengan jarak minimal 2h (h
= tinggi balok) dihitung dari tepi kolom/balok yang bersilangan. Pengecoran
dihentikan dengan kemiringan 60˚ terhadap dasar balok/plat.

3.5.13 Pengecoran Sambungan Beton


Harus dilakukan dengan tambahan bahan addictive seperti larutan ADIBOND
atau setara.

3.6 KEAHLIAN DAN PERTUKANGAN


Pelaksana Pekerjaan harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi
dan penyelesaiannya. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung
diatas tanah, harus dibuat lantai kerja dari beton ringan dengan campuran (semen :
pasir : koral = 1:3:5). Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang
yang berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaannya, Semua pekerjaan yang
dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan standart yang berlaku.

PASAL 4
PEKERJAAN PASANGAN

4.1 SEMEN
Semen untuk pekerjaan menembok harus sama kualitasnya seperti semen yang
ditentukan untuk pekerjaan beton, lihat pasal 4.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


4.2 PASIR
Pasir untuk pekerjaan menembok harus sama kualitasnya dengan pasir yang
ditentukan untuk pekerjaan beton. Pasir laut yang dicuci bersih kualitasnya sesuai
hanya boleh dipakai bila pasir biasa yang sesuai tidak dapat diperoleh dan hanya
setelah disetujui oleh Pemberi Tugas.

4.3 AIR
Air yang dipakai untuk pekerjaan menembok harus sesuai dengan syarat-syarat dalam
pasal 2.

4.4 JENIS ADUKAN

4.4.1 Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang diinstruksikan dalam
gambar-gambar atau dalam uraian dan syarat-syarat ini:
Jenis Adukan M1 1 p.c. : 2 pasir M2 1 p.c. : 4 pasir

4.4.2 Mencampur
Adukan harus dicampur dalam alat tempat mencampur yang telah disetujui atau
dicampur dengan tangan, diatas permukaan yang keras. Sangat dilarang
memakai adukan yang sudah mulai mengeras atau membekukannya untuk
dipakai lagi.

4.5 PEKERJAAN PLESTERAN

4.5.1 Lingkup Pekerjaan


Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan plesteran sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang baik. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding
bagian dalam dan luar serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar.

4.5.2 Persyaratan Bahan


a. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satuan pabrik/produk untuk
satu pekerjaan).
b. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
c. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10

Penggunaan adukan plesteran :


a. Adukan 1 pc : 2 ps, dipakai untuk plesteran rapat air.
b. Adukan 1 pc : 4 ps, dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya.
c. Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC.

4.5.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


a. Plesteran dilaksanakan sesuai standart spesifikasi dari bahan yang digunakan
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas dan persyaratan
tertulis dalam Uraian dan Syarat-syarat Pekerjaan ini.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau
pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Konsultan Pengawas sesuai
Uraian dan Syarat-syarat Pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.
c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mengikuti semua petunjuk dalam
gambar arsitektur, terutama pada gambar detail dan gambar potongan
mengenai ukuran tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
d. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
e. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting dan kemudian diketrek (scratch) terlebih dahulu dan semua lubang
bekas pengikat bekisting atau form tie harus tertutup adukan plester.
f. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan di
finish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan
plesterannya).
g. Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan memakai
spesi air.
h. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaanya
diberi alur-alur garis horizontal diketrek (scrath) untuk memberi ikatan yang
lebih baik terhadap bahan finishingnya, kecuali untuk yang menerima cat.
i. Pasangan kepala plesteran dibuat jarak 1 meter, dipasang tegak dan
menggunakan keping-keping setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang.
j. Plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang
dinyatakan dalam gambar. Tebal plesteran minimum 2,5 cm, jika ketebalan
melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu daya lekat dari
plesterannya pada bagian pekerjaan yang diijinkan Konsultan Pengawas.
k. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam
satu bidang datar, harus diberi naat tali air dengan ukuran lebar 0,7 dan
didalamnya 0,5 cm kecuali bila ada petunjuk lain didalam gambar.
l. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau
cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 meter. Jika melebihi
Pelaksana Pekerjaan berkewajiban memperbaiki dengan biaya atas tanggungan
Pelaksana Pekerjaan.
m.Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar
tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindungi dari terik matahari lansung dengan bahan
penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
n. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran
harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dapat dinyatakan dapat
diterima oleh Konsultan Pengawas dengan biaya atas tanggungan Pelaksana
Pekerjaan. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Pelaksana
Pekerjaan harus selalu menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-
kurangnya 2 kali setiap hari.
o. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum difinish,
Pelaksana Pekerjaan wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-
kerusakan pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi
tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan dan wajib diperbaiki.
p. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih 2 minggu.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


4.6 PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

4.6.1 Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksanakannya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
b. Standart:
• Batu bata harus memenuhi NI-10
• Semen portland harus memenuhi NI-8
• Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
• Air harus memenuhi PVBI-1982 pasal 9

4.6.2 Persyaratan Bahan


Bata harus bata biasa dari tanah liat, hasil produksi lokal dengan ukuran nominal
kira-kira 6 cm x 12 cm x 24 cm, yang dibakar dengan baik dan bersudut runcing
dan rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran. Meskipun ukuran bata yang
biasa diperoleh di suatu daerah mungkin berbeda dengan ukuran tersebut diatas,
harus diusahakan supaya tidak menyimpang dari ukuran-ukuran tersebut. Sesuai
dengan pasal 81 dari A.V. 1041, minimum daya tekan ultimate harus 30 kg/cm2.

4.6.3 Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Pasangan batu bata/bata merah, dengan menggunakan adukan campuran 1 pc
: 4 pasir pasang.
b. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan
sloof sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai dasar, dinding didaerah
basah setinggi 160 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding yang ada
pada gambar menggunakan simbol adukan transraam/kedap air digunakan
aduk rapat air (1pc : 2pasir pasang).
c. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga
jenuh.
d. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1
cm, dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
e. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
f. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maximum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
g. Bidang dinding ½ bata yang luasnya lebih besar dari 12 m² ditambahkan
kolom dan balok penguat (kolom praktis).
h. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
i. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap
bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton
diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata
sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukanlain.
j. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5%.
Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


k. Pasangan baru bata untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan
pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.

PASAL 5
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA, DAN PEKERJAAN HARDWARE
(PENGGANTUNG)

5.1 PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENUTUP DARI LOGAM (HARDWARE)

5.1.1 Lingkup Pekerjaan


Hardware untuk jendela/pintu

5.1.2 Syarat-Syarat Umum


Semua pekerjaan besi halus sesuai dengan yang tertera dalam gambar, harus
dihasilkan dari pabrik-pabrik yang terkenal dan disetujui, dipilih atau yang selaras
dengan yang dikehendaki oleh Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas.

5.1.3 Persyaratan Bahan


a. Kunci-kunci
Kunci-kunci mengikuti spesifikasi jenis dan tipe yang telah diberikan oleh
Perencana. Tiap kunci harus mempunyai 2 anak kunci yang berselimut nikel,
dijadikan satu dan diikat dengan kawat dan masing-masing diberi merk nomor
pintu.
b. Pegangan dan engsel-engsel
Pegangan dan engsel-engsel terbuat dari logam yang digalvanisir dengan type
dan finish yang sesuai.
c. Produk
Supaya digunakan merk-merk yang cukup terkenal setara Sess Kwalitas1.
Pemborong harus mengajukan contoh untuk disetujui Konsultan Pengawas.

5.1.4 Syarat-syarat Pelaksanaan


Semua pemasangan Hardware untuk jendela/pintu, menggunakan paku ulir,
dipasangkan dengan sistem putar (tidak digetok/dipukul). Untuk Hardware yang
menggunakan paku ulir besar, harus dilobangi terlebih dahulu atau dibor sesuai
ukuran yang dibutuhkan.

PASAL 6
PEKERJAAN ALUMINUM

6.1. Lingkup Pekerjaan


a) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b) Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen bovenlicht seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari kerja.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


6.2. Persyaratan Bahan

6.2.1 Kosen Alumunium yang digunakan :


 Bahan :Dari bahan Alumunium flaming system
 Bentuk Profil :Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/pengawas Untuk
kusen jendela dan curtain wall luar dibuat system framless.
 Warna Profil :Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Pelaksana Kerja)
 Pewarna :Colour Anodized 18 micron, tebal minimum 1,8 mm
 Nilai Deformasi :Diijinkan maksimal 2 mm.
 Produk yang dipakai adalah YKK, Alexindo atau yang setara

6.2.2 Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat
dari pekerjaan alumunium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.

6.2.3 Konstruksi alumunium yang dikerjakan seperti yang ditunjuk dalam detail gambar
termasuk bentuk dan ukuran.

6.2.4 Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil tes,
minimum 100 kg/m².

6.2.5 Ketahanan terhadap udara dan tidak kurang dari 15 m²/hr dan terhadap tekanan
air 15 kg/m² yang harus disertai hasil test.

6.2.6 Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
dipersyaratkan.

6.2.7 Untuk keseragaman warna disyaratkan sebelum proses fabrikasi warna profil-
profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit
jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga
dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan
drill, dengan mesin harus sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah
dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai
berikut.
 Untuk tinggi dan lebar 1 mm
 Untuk diagonal 2 mm

6.2.8 Accessories Sekrup dan stainless steel galvanized kepala tertanam, weatherstrip
vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan alumunium harus
ditutup caulking dan sealant, angkur-angkur untuk rangkai kusen alumunium
terbuat dari steel tebal 2-3 mm,dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) mikro
sehingga dapat bergeser.

6.2.9 Bahan finishing Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang
bersangkutan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan
lainnya harus diberi lapisan finish dari aquer yang jernih atau anti corrosive
treatment dengan insutating varnish seperti asphaltic varnish atau bahan
insulation lainnya.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


6.3 Syarat-syarat Pelaksanaan

6.3.1. Sebelum memulai Pelaksanan Kerja diwajibkan meneliti gambar-gambar dan


kondisi dilapangan, ukuran dan peil lubang dalam membuat contoh jadi untuk
semua detail sambungan dan profil alumunium yang berhubungan dengan
system konstruksi bahan lain.

6.3.2. Prioritas proses fabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai dengan
membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk perencana/MK meliputi
gambar denah, lokasi, merk,kualitas, bentuk dan ukuran.

6.3.3. Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya
dapat dipertanggung jawabkan.

6.3.4. Potongan alumunium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk


menghindarkan penempelan debu pada permukaannya. Disarankan untuk
mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaannya.

6.3.5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah


bagian dalam agar sambungan tidak tampak oleh mata.

6.3.6. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet, stap, dan cocok.

6.3.7. Angkur-angkur untuk rangka/kosen alumunium terbuat dari steelplate setebal 2-


3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.

6.3.8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dan tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000
kg/cm². celah antara kaca system kusen alumunium harus ditutup oleh sealant.

6.3.9. Disyaratkan bahan kusen alumunium dilengkapi oleh kemungkinan-


kemungkinan sebagai berikut :

a) Dapat menjadi kosen untuk dinding kaca mati.


b) Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar,dll.
c) Sistem kosen dapat menampung kaca frameless.
d) Untuk system partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa harus
dimainkan secara penuh yang merusak baik lantai maupun langit-langit.
e) Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.

6.3.10 Untuk fitting hardware dan reinforcing material yang mana kosen alumunium
akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan material yang
bersangkutan harus diberi lapisan chromium menghindari kontak korosi.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


6.3.11 Toleransi pemasangan kosen alumunium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm
yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.

6.3.12 Khususnya untukpenahan jendela gerak alumunium agardiperhatikan sebelum


rangka kosen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan
dinding) yang melekat pada lubang bawah dan atas harus dengan waterpass.

6.3.13 Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada


ruangan yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat
digunakan syntheticribber atau bahan synthetic resin. Penggunaan ini pada
swingdoor dan double door.

6.3.14 Sekeliling tepi yang terlihat berbatasan dengan dinding agar sealent supaya
kedap air dan kedap suara.

6.3.15 Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air
hujan.

PASAL 7
PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPIS DINDING KERAMIK

7.1. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

7.1.1. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi tenaga, kerja, bahan-bahan, peralatan dan


alat-alat bantu lainnya untuk keperluan peiaksanaan pekerjaan
yang bermutu baik.

2. Pemasangan lantai keramik tiles ini dipasang pada seluruh


detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar, berikut plint
/ skirting dan nosing tangga.

3. Lingkup pekerjaan termasuk penyediaan spare keramik


masing-masing warna sebanyak 5 m2.

7.1.2. Persyaratan Bahan

- Jenis : Ceramic Tile


: Ukuran :20 x 20cm, 30 X 30cm, 30
x 60cm, Skirting 10 x 30 cm

Produksi ROMAN atau setara Bentuk sudut, jenis dan ukuran


disesuaikan dengan jenis ceramic pada bidang lantai.

- Ketebalan : Minimum 6 mm atau sesuai gambar

- Daya Serap : 1%

- Kekerasan : Minimum 6 skala Mohs

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


- Kekuatan Tekan : Minimum 900 kb per cm2

- Daya Tanah Lengkung : Minimum 350 kg/cm2

- Mutu : Tingkat 1 (satu) Extruded Single Firing


Tahan asam dan basa

- Chemical Resistant : Konsisten terhadap PVBB 1970 (NI-3)


pasal 33 D ayat 17-23

- Bahan Pengisi : Grout semen / berwarna,


ex. AM 53 atau setara yang disetujui.

- Bahan Perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 pasir

- Warna, tekstur : Akan ditentukan kemudian

7.1.3. Pengendalian Pekerjaan

1. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan


peraturan- peraturan ASTM, peraturan keramik Indonesia
SNI.SO4-1989-F, SNI.S06-1989-F dan SNI.S05-1989-F.

2. Semen Portland harus memenuhi SNI.S04-1989-F, pasir dan air


harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI.S04-
1989-F dan SNI.T15-1991-03 dan ASTM.

3. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu


harus diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Perencana /
Pengawas.

7.1.4. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop


drawing mengenai pola keramik.

2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak


retak, cacat dan bernoda.

3. Adukan pasangan / pengikat dengan adukan campuran 1 PC : 3


pasir pasang dan ditambah bahan perekat seperti yang diisyaratkan
atau dapat pula digunakan acian PC murni dan ditambah bahan
perekat.

4. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih


(tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh.

5. Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang


permukaan yang benar-benar rata, tidak bergelombang dengan
memperhatikan kemiringan didaerah basah dan teras.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


6. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain
(siar-siar), harus sama lebarnya, maksimum 3 mm yang
membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan
sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus
sesamanya.

7. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat


pemotongan keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik.

8. Setiap luas pemasangan keramik 5 m2 harus dipasang


expansion joint selebar 15 mm dengan menggunakan sealant atau
bahan yang khusus untuk itu.

9. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan / beban


selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat
dari pekerjaan lain.

10. Keramik plint / skirting terpasang siku terhadap lantai,


dengan memperhatikan siar-siarnya bertemu siku dengan siar
lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.

11. Lantai yang akan dipasangi terlebih dahulu harus dipadatkan,


agar pasangan tidak turun / retak sewaktu menerima beban di
atasnya.

12. Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus


dibersihkan dari debu, cat dan kotoran lainnya.
Kemudian dikasarkan agar pelekat adukan spesi lebih sempurna.

13. Sewaktu keramik dipasang permukaan keramik bagian


belakang
harus terisi padat dengan semen.

14. Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan gambar,


demikian juga pengambilan as pemasangan.

15.Nad keramik diisi dengan bahan semen tertentu yang tahan


asam, basa serta kedap air. Warna perekat nad ini disesuaikan
dengan warna keramik.

16. Pengisian / pengecoran nad dilakukan paling cepat 24 jam


setelah keramik dipasang.

17. Sewaktu pengisian nad ini, keramik harus benar-benar melekat


dengan kuat pada lantai. Sebelum diisi, celah-celah naad ini
harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan kotoran lain.

18. Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak


terkena adukan / air semen.

19.Kotoran semen dan lain-lain yang menempel dipermukaan


keramik pada waktu pengecoran naad, harus segera dibersihkan
sebelum mengering / mengeras.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


20. Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus di
lap / di sapu hingga bersih.

21.Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi,


baik, tidak miring tidak bergelombang, terpasang dengan kuat.

22.Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap


basah atau bahan-bahan pembersih lunak yang ada dipasaran.

23.Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat


digunakan sikat baja atau bahan pembersih khusus, disesuaikan
dengan jenis kotorannya.

24.Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan,


maka pada beberapa bagian harus disediakan alur-alur
expansion. Alur-alur expansion ini harus diisi dengan bahan
yang elastis / sealant sesuai dengan gambar dan mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.

7.2. PEKERJAAN LANTAI HOMOGENEOUS TILE

7.2.1. Lingkup Pekerjaan

1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga


kerja, bahan bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya,
termasuk pengangkutan yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar,
memenuhi uraian dan syarat-syarat di bawah ini serta memenuhi
spesifikasi dan persyaratan dari pabrik pembuatnya.

2. Melaksanakan pekerjaan lantai homogeneous tile dengan


mengikuti ketentuan dari pabrik pembuatnya, hingga diperoleh
hasil pekerjaan yang baik dan memuaskan.

7.2.2. Persyaratan Bahan

1. Homogeneous tile dibuat dari bahan yang khusus digunakan untuk


bahan homogeneous tile, diproses secara mekanis dan dibakar
dengan proses single firing (pembakaran tunggal) dalam oven
dengan suhu yang sesuai.

2. Tebal minimal 6 - 8 mm, dengan permukaan diglasur hingga


menghasilkan warna dan kilap permukaan yang rata dan seragam
(lapisan permukaan dari kelas heavy duty).

3. Ukuran nominal untuk lantai 40x40cm, dimana sudut-sudutnya


membentuk sudut siku-siku 90º, secara keseluruhan bentuk
dan ukurannya harus seragam.

4. Khusus untuk tangga dilengkapi anti slip (step nosing) yang sejenis
dengan lantainya.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


5. Bahan grouting harus berkualitas baik dengan warna yang sesuai
dengan lantainya.

6. Homogeneous tile harus memenuhi standar :


- Presisi Persegi : 1% (ASTM-C 502)
- Ukuran sisi : 1,5% (ASTM-C 499)
- Ketebalan : 1% (ASTM-C 499)
- Ketajaman sudut : 1% (ASTM-C 502)
- Kerataan Permukaan : 1% (ASTM-C 485)
- Daya serap air : ≤ 0,5% (ASTM-C 373)
- Kekuatan tentur (MOR) : 250 P (ASTM-C 468)
≥ 27 N/mm2 (EN – 100)
- Kekuatan dalam satuan Mohs : ≥ 6 (EN – 101)
- Ketahanan terhadap gesekan : ≥ 100 (ASTM-C-501)
≤ 205 mm3 (EN-102)
-6 -1
- Koefisien pemuaian : 9 x 10 xK (EN-103)

- Ketahanan terhadap
perubahan suhu : Terjamin (ASTM-C 484 / EN – 104)
- Ketahanan warna : Tidak ada penyimpangan warna
(DIN – 51094)
- Ketahanan zat kimia : Tidak meninggalkan noda kimia
(DIN-51091 / EN-106)
- Ketahanan terhadap asam dan basa : Sesuai standar (EN-106)
- Ketahanan terhadap pembekuan : Sesuai standar (UNI-6672
/EN-202)

7. Kualitas produksi buatan dalam negeri


Homogeneous tile : Gelaisy atau setara
Grouting : AM atau setara

8. Warna dari homogeneous tile, plint serta grouting akan


ditentukan oleh Pemberi Tugas / Konsultan Perencana.

7.2.3. Syarat Pelaksanaan Pekerjaan Lantai Homogeneous Tile

1. Persiapan Pelaksanaan

a) Sebelum memulai pemasangan penutup lantai,


Kontraktor terlebih dahulu harus menyerahkan contoh-contoh
penutup lantai yang akan dipasang lengkap dengan penjelasan
spesifikasinya untuk mendapat persetujuan dari Konsultan
Perencana. Contoh-contoh tersebut apabila oleh Konsultan
Pengawas dianggap perlu, harus di test di laboratorium yang
PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG
sudah disetujui Konsultan Pengawas. Biaya penngujian di
laboratorium ini menjadi tanggung jawab Kontraktor

b) Kontraktor harus membuat metode pelaksanaan dan shop


drawing untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas. Shop drawing harus menunjukkan pola
pemasangan homogeneous tile yang baik dan pola yang
menerus ke dinding (bila dinding memakai finishing yang
sejenis).

c) Kontraktor harus membuat mock-up pemasangan lantai


homogeneous tile (dan menerus ke dinding) untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

d) Sebelum memulai pemasangan penutup lantai,


Kontraktor terlebih dahulu harus memeriksa semua pekerjaan
yang nantinya akan ditutup oleh bahan penutup lantai.

e) Pekerjaan yang harus diperiksa diantaranya adalah :

- Pekerjaan pemasangan instalasi-instalasi di bawah lantai


misalnya pipa-pipa, conduit dan sebagainya.
- Pekerjaan waterproofing
- Dan lain-lain yang dianggap perlu

f) Sesudah pekerjaan-pekerjaan tersebut selesai diperiksa,


Kontraktor harus meminta persetujuan Konsultan Pengawas
untuk melanjutkan pekerjaannya.

g) Sebelum pemasangan lantai homogeneous tile, alas


permukaan lantai harus dibuat rata terlebih dahulu.

h) Kecuali ditentukan lain pada lantai dasar yang akan dipasang


penutup lantai terlebih dahulu tanahnya harus dipadatkan
agar pasangannya tidak turun / retak sewaktu menerima
beban di atasnya.

2. Pelaksanaan Pekerjaan

a) Pemasangan homogeneous tile harus dilaksanakan oleh


tenaga kerja yang berpengalaman dalam jenis pekerjaan ini.

b) Sebelum homogeneous tile dipasang harus disortir terlebih


dahulu. Homogeneous tile yang ukurannya tidak sama, tidak
siku, mempunyai perbedaan warna, melengkung, tidak boleh
dipasang dan harus dikeluarkan dari lapangan.

c) Sedapat mungkin pemotongan homogenous tile harus dihindari


kecuali jika tercantum dalam gambar. Pemotogan harus
dilakukan dengan hati- hati tanpa pinggirnya bergerigi.
Potongan homogeneous tile tidak boleh lebih kecil dari ½
ukuran tile, kecuali jika tercantum dalam gambar.

d) Adukan alas homogeneous tile harus penuh pada permukaan


bawah homogeneous tile tidak boleh ada bagian yang kosong.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


e) Setiap sambungan atau naat homogeneous tile harus dibuat
selebar 1 @ 2 mm dan masing-masing membentuk garis
lurus yang lebarnya sama. Bila lantai homogeneous tile
berhubungan dengan homogeneous tile dinding, maka naat
harus dibuat lurus dan menerus antara naat lantai dengan naat
dinding.

f) Setelah homogeneous tile dipasang, permukaannya harus


dibersihkan dengan lap yang dibasahi air hingga diperoleh
permukaan lantai yang benar-benar bersih, bebas dari noda-
noda semen dan sebagainya.

g) Hasil pemasangan homogeneous tile harus merupakan


suatu permukaan yang rata, datar, tidak bergelombang
dengan alas adukan yang penuh dan merata (bila lantai
diketuk tidak berbunyi).

h) Selama 3x24 jam sesudah homogeneous tile selesai terpasang,


permukaannya tidak boleh di injak sama sekali.

i) Sesudah homogeneous tile terpasang, permukaannya harus


dijaga terhadap kemungkinan-kemungkinan terkena cairan-
cairan dan benda - benda lain yang mungkin bisa menimbulkan
cacat, noda-noda dan sebagainya. Apabila hal ini terjadi
Kontraktor harus memperbaiki cacat tersebut hingga pulih
kembali seperti semula.

PASAL 8
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

8.1. LINGKUP PEKERJAAN

8.1.1 Pekerjaan pembuatan dan pemasangan penggantung langit-langit.

8.1.2 Pekerjaan pembuatan dan pemasangan rangka langit-langit serta semua


perlengkapan lainnya, yang menjadikan kesempurnaan pekerjaan rangka itu
sendiri, serta sehubungan dengan kolom-kolom dan dinding-dinding sesuai
gambar kerja.

8.1.3 Pemasangan penutup rangka

8.1.4 Pemasangan pembuatan dan pemasangan penggantung langit-langit dalam


ruang desain dan persyaratannya dari desain interior.

8.2. PERSYARATAN BAHAN

8.2.1 Rangka langit-langit/plafond


a. Pada lantai satu dipakai furing metal dengan mengacu persyaratan
pemasangan yang disetujui konsultan pengawas
b. Pada lantai dua dipakai aluminium dengan ukuran yang mengacu pada
gambar kerja.
PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG
c. Aluminium rangka plafond lantai dua bertumpu pada aluminium sesuai
dengan gambar kerja.

8.2.2 Penutup langit-langit


a. Jenis : Gypsumboard
b. Tebal : 9 mm
c. Ukuran : 122 x 244 cm
d. Produk : JayaBoard atau setara
e. Standart : Interior lathing dan Furring, class O fire resistance

8.2.3 Penutup langit-langit


a. Jenis : Kalsiboard
b. Tebal : 6 mm
c. Ukuran : 122 x 244 cm
d. Produk : Eternit atau setara
e. Standart : Interior lathing dan Furring, class O fire resistance

8.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

8.3.1 Pada pemasangan rangka-rangka penggantung dan pekerjaan baja lainnya


harus memenuhi persyaratan baja.

8.3.2 Pemasangan penutup langit-langit harus memenuhi syarat teknis yang


dikeluarkan pabrik dimana bahan-bahan langit-langit tersebut digunakan.

8.3.3 Pada pemasangan garis-garis alur harus rapi dan lurus serta mempunyai bidang
yang rata.

8.3.4 Semua peraturan-peraturan/normalisasi-nomalisasi yang dipakai harus yang


berlaku di Indonesia misalnya SKSNI dan lain-lain.

8.3.5 Persyaratan Pelaksanaan Pemasangan Penggantung Langit-langit.


a. Pemborong wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua
ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja.
b. Detail dan sambungan dari bagian-bagian kontruksi yang tidak tercantum
dalam gambar tetapi ada dalam pelaksanaanya, maka Kontraktor/Pelaksana
wajib melengkapi gambar tersebut berupa shopdrawing dan harus disetujui
oleh Pengawas.
c. Perubahan bahan atau detail berhubungan alasan tertentu yang kuat dapat
diterima contoh material dan shop drawing harus diajukan dan diusulkan
kepada Pengawas harian untuk mendapatkan persetujuan dari pengawas dan
Perencana.
d. Semua perubahan yang disetujui ini dapat dilaksanakan tanpa ada biaya
perubahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang
mengakibatkan pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan
kurang.
e. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu
pemasangan yang diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian Pelaksana

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


harus dilaksanakan pemborong tanpa diajukan sebagai tambahan
pekerjaan/biaya.
f. Pola pelaksanaan pemasangan rangka plafond harus sudah memperhatikan
pola pemasangan lampu dan pekerjaan lainnya serta modul penutup langit-
langit.

8.3.6 Persyaratan pelaksanaan pemasangan penutup langit-langit


a. Pemborong wajib meneliti seluruh pekerjaan lain yang terkait erat dengan
pekerjaan ini.
b. Kebenaran pemasangan dalam kaitannya terhadap pekerjaan lainnya
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
c. Sebelum dilaksanakan pemasangan daun penutup langit-langit Pelaksana
Pekerjaan Wajib memeriksa seluruh pekerjaan lain yang berada di dalam
ruang plafond (instalasi mekanikal dan Elektrikal).
d. Pelaksananaan pekerjaan baru boleh dilaksanakan apabila seluruh pekerjaan
tersebut telah selesai dilaksanakan.
e. Sebelum pemasangan gypsum board harus dilaksanakan pengukuran elevasi
permukaan bawah rangka plafond, Rangka plafond harus sudah pada satu
elevasi yang sama.
f. Penutup langit-langit GRC tebal 6 mm dipakai di daerah basah dan luar sesuai
dengan gambar kerja.
g. Untuk keperluan inspeksi / control pemeriksaan diatas plafond maka
dibuatkan lubang untuk orang/petugas masuk ( disarankan pada areal
ruangan km/wc ).

PASAL 9
PEKERJAAN KACA

9.1. PEKERJAAN KACA

9.1.1. Lingkup pekerjaan


Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna. Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

9.1.2. Persyaratan bahan


Kaca adalah benda yang terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya
mencapai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat
diperoleh dari proses-proses tarik tembus cahaya, gilas pengambangan (Float
Glass)Toleransi lebar dan panjang Ukuran panjang dan lebar tidak boleh
melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik. Kesikuan Kaca
lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta potongan
yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan
adalah 1,5 mm per meter.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


9.1.2. Cacat-cacat
 Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai dengan
ketentuan dari pabrik.
 Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang
berisi gas yang terdapat pada kaca).
 Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pandangan.
 Kaca harus bebas dari keretakan ( garis-garis pecah pada kaca baik
sebagian atau seluruh tebal kaca).
 Kaca harus bebas dari gumpalan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan
lebar ke arah luar/masuk).
 Harus bebas dari benang (String) dan gelombang (Wave), benang adalah
cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah
permukaan kaca yang berubah dan mengganggu pandangan.
 Harus bebas dari bintik-bintik (Spots), awan (cloud) dan goresan
(scratch).
 Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
 Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
 Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui
toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira-
kira 0,3 mm.

Bahan Kaca
• Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SII 0189/79 dan PBVI 1982.
digunakan produk Standard : - ANSI : American Nat Standard Inst.297-
1-1975 Safety Material Used In Build
• Bahan untuk kaca interior : Colour (tinted fload glass, refleksi glass 40%)
tebal sesuai gambar untuk itu.
• Bahan untuk cermin menggunakan : Clear float glass, tebal minimal 6
mm. Disatu permukaannnya dilapisi (chaemics deposited silver).
Permukaan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-
bercak lainnya.
• ASTM : E6-P3
• PBVI 1982
• Ketebalan kaca harus merata, siku sudut-sudutnya (toleransi 1,5 mm per
m’) potongannya harus lurus, Semua bahan kaca dan cermin sebelum
dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan perencana/MK. Sisi
kaca yang tampak maupun tidak tampak akibat pemotongan harus
digurinda/dihaluskan, hingga membentuk tembereng.

9.1.3. Syarat-syarat pelaksanaan


Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian
dan syarat pekerjaan dalam buku ini. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan
ketelitian. Semua bahan yang telah dipasang harus disetujui oleh pengawas
dan tim teknis. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan,
dari benturan dan diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak
boleh menggunakan kapur.Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas
yang direkatkan dengan menggunakan lem aci. Pemotongan kaca harus rapi
dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka minimal 10 mm masuk
kedalam alur kaca pada kosen. Pembersih akhir dari kaca harus
menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan cairan pembersih
kaca.Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa
melalui kosen, harus diisi dengan lem silikon warna transparan cara
pemasangan dan persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang
dikeluarkan oleh pabrik. Cermin dan kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus
lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan pecah pada setelan/tepinya,
bebas dari segala noda dan goresan. Cermin yang terpasang sesuai dengan
contoh yang telah diserahkan dan semua terpasang harus disetujui pengawas
dan tim teknis, jenis cermin sesuai dengan yang telah disebutkan dalam
syarat pemakaian bahan material dalam uraian dan syarat pekerjaan tertulis
ini type VVV polished, tebal 5 mm. Pemotongan cermin harus rapi dan lurus,
diharuskan menggunakan alat potong kaca khusus.

Pemasangan cermin
 Cermin ditempel dengan dasar kayu lapis jenis MR yang disekrupkan
pada klose-klose dinding, kemudian dilapis dengan plastik busa tebal
1cm.
Pemasangan cermin menggunakan penjepit aluminium siku/skrup-skrup
kaca yang mempunyai dop penutup steinless steel.
 Setelah terpasang, cermin harus dibersihkan dengan cairan pembersih
yang mengandung amoniak .

PASAL 10
PEKERJAAN PENGECATAN

10.1. PEKERJAAN PENGECATAN (Bagian Luar dan Bagian Dalam)

10.1.1 Lingkup Pekerjaan


a. Persiapan permukaan yang akan cat.
b. Pengecatan semua permukaan sesuai spec/gambar dengan warna dan
bahan yang telah ditentukan sesuai yang dipilih oleh konsultan perencana,
konsultan Pengawas, tim teknis.

10.1.2 Persyaratan Bahan


a. Standard : - PVBI : 54,58 1982.
b. N.I : 4
c. ASTM : D – 361
d. BS : 3900-1970e. AS : K-41

10.1.3 Ketentuan Bahan


a. Untuk dinding luar bagunan dipakai cat khusus exterior, produk ICI
Weathershield atau yang setara.
b. Untuk dinding interior digunakan:
• Plamir digunakan produksi ICI atau yang setara

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


• Cat untuk dinding luar dan dalam, kolom, langit-langit dan sebagainya,
harus memakai cat emulsi/acrylic berdasarkan alkydresins, dengan cat
dasarnya yang tahan alkali seperti yang telah ditentukan.
c. Pekerjaan cat kayu harus mengandung bahan sintetis
d. Untuk finishing interior kayu (list dsb) digunakan melamik, produk :
Niponpaint atau yang setara.

10.1.4 Daftar Bahan-bahan


a. Setelah kontrak ditandatangani, pemborong harus secepatnya,
mengajukan daftar dari semua bahan yang akan dipakai untuk pekerjaan
pengecatan dan dekorasi kepada Pemberi Tugas.
b. Semua warna dipilih oleh Konsultan Pengawas dan pemborong harus
memasukkan dalam penawaran biaya untuk mengadakan contoh warna-
warna untuk disetujui.
c. Semua bahan cat harus diperoleh dari levalinsir yang telah disetujui.
d. Semua cat harus dipergunakan dan dipulaskan betul-betul sesuai dengan
instruksi pabriknya. Juga plamur dan cat dasarnya harus yang dikeluarkan
oleh pabrik yang sama untuk masing-masing lapisan permukaan. Tidak
boleh mencampurkan bahan pengering atau bahan-bahan lain kedalam
cat, jika tidak disarankan oleh pabrik cat dan sebagainya.

10.1.5 Syarat-syarat Pelaksanaan.


a. Pekerjaan Pengecatan Dinding Luar dan Dalam
• Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh
bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
• Untuk dinding luar bangunan digunakan cat khusus luar jenis ICI
Weathershiled atau yang setara, warna ditentukan perencana/konsultan
pengawas.
• Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat jenis Emulsi
Acrylic merk ICI Dulux atau yang setara, ditentukan Konsultan
Pengawas/perencana.
• Sebelum dinding dicat, plesteran dan acian sudah harus benar-benar
kering dan bersih, tidak retak-retak dan Pelaksana Pekerjaan meminta
persetujuan Konsultan Perencana.
• Dinding yang akan dicat diberi 1 (satu) lapis alkali resistance sealer
• Setelah diberi 1 (satu) lapis alkali resistance sealer masih terdapat retak
rambut maka segera diberi plamur yang satu merk.
• Setelah pekerjaan plamur selesai maka diberikan kembali 1 (satu) lapis
alkali resistance sealer.
• Lapisan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistance sealer
yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis acrylic emulsion dengan
kekentalan cat sesuai persyaratan pabrik.
• Pemborong diharuskan membuat contoh (mock up) cat dengan ukuran
1,00 x 2,00 m untuk disetujui.
• Untuk warna-warna yang sejenis, Pelaksana Pekerjaan diharuskan
menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor pencampuran
(batchnumber) yang sama.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


• Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang
utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga
terhadap pengotoran-pengotoran.

b. Pekerjaan Pengecatan Besi


• Persiapan Umum Sebelum meneruskan pekerjaan pengecatan, ruangan
area pengecatan harus bersih dan dijaga agar tidak ada debu
berterbangan. Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan
sesuai dengan cara yang telah disetujui dan diuraikan dalam bab-bab
yang relevan. Dalam pelaksanaan pekerjaan itu harus disediakan
banyak lap-lap bersih. Melakukan percobaan pengecatan, terutama
(untuk bidang-bidang yang luas) untuk disetujui Konsultan Pengawas.

c. Pekerjaan Pengecatan Langit-langit


• Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit
gysum board, pelat beton atau bagian-bagian yang ditentukan gambar.
• Cat yang digunakan merk ICI Dulux atau setara, jenis Vinyl Acrylic
warna ditentukan Konsultan Pengawas setelah melakukan percobaan
pengecatan.
• Plamur yang digunakan adalah plamur tembok yang satu merek dengan
cat yang akan digunakan.
• Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecatan dinding
dalam pasal ini, kecuali tidak digunakannya lapis alkali resistance sealer
pada pengecatan langit-langit.

PASAL 11
PEKERJAAN RAILING TANGGA

11.1. Lingkup Pekerjaan

11 1.1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenagakerja, bahan-bahan


yang diperlukan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan pengangkutan yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang bermutu baik.

11 1.2. Pekerjaan handrail tangga pada tangga Bangunan menggunakan pipa


stainless stell.

11.2. Persyaratan Bahan

11.2.1. Bahan:
a. Untuk bahan stainless steell setara “Indah Maspion”.
b. Rangka pipa GIV ukuran 1.5 Inch, serta plat baja 10mm.

11.2.2 Jenis Bahan:Pipa-pipa , tebal 1,8 - 2 mm. Digunakan stainless steel dengan
mutu SS 306 finish mirror dan pipa GIV dengan pengelasan sambungan harus
kuat dan permukaan halus.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


11.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

11 3.1. Bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari perencana /
pengawas.

11 3.2. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan di atasteknis operatif


sebagai informasi bagi perencana .

11 3.3. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus disesuaikan supaya disesuaikan


supaya disediakan kontraktor di site.

11 3.4. Bila dianggap perlu, kontraktor wajib mengadakan test terhadap bahan-
bahan tersebut pada laboratorium yang ditunjuk perencana / pengawas baik
mengenai komposisi,Konsentrasi dan aspek-aspek lain yang ditimbulkannya
biaya atas beban kontraktor.

11 3.5. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji,baik pada
pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan dilapangan oleh
perencana/pengawas atas tanggungan kontraktor tanpa biaya tambahan .

11 3.6. Bila perencana / pengawas memandang perlu pengujian dengan fasilitas


yang dibutuhkan, untuk terlaksananya pekerjaan tersebut adalh menjadi
tanggung jawab kontraktor.

11 3.7. Pekerjaan baja tahan karat.

• Pekerjaan stainless steel seperti yang ditunjukkan dalam gambar untuk itu.
• Untuk stainless steel yang dipakai berupa profil-profil pipa dan plat
stainless steel.
• Penyambungan dengan luas harus dilaksanakan dengan kelipatan dan
keahlian yang tinggi, pengelasan harus dengan laslistrik dengan electrode
stainless steel, permukaan yang dilas harus sama rata dan alur lasnya
kelihatan teratur, bekas las-lasan harus dikikir dan dihaluskan tanpa
mengurangi kekuatan lasnya. Las-lasan yang cacat harus dipotong dan
dilas kembali atas biaya pemborong .
• Pembengkokan profil-profil / plat-plat / pipa-pipa harus dilaksanakan
dengan alas bender (pembengkokan) sehingga hasilnya baik, halus dan
tidak cacat-cacat bekas pukulan .Setelah pekerjaan las-lasan, penghalusan
dan pemasangan selesai stainless steeldipoles dengan mesin poles,
kemudian digosok dengan compound memakai kain halus sehingga bersih
dan mengkilap

PASAL 12
PEKERJAAN CLOSET DAN WASTAFEL

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


12.2. Lingkup Pekerjaan

12 2.1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan yang diperlukan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan
pengangkutan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang
bermutu baik.

12 2.2. Pekerjaan pemasangan kloset jongkok, kloset duduk dan Wastafel pada
Bangunan didalam kamar mandi atau wc.

12.2. Persyaratan Bahan

12.2.1. Bahan:Untuk bahan Kloset dan Wastefel setara TOTO

12.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

12.3.1. Bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari perencana /
pengawas.

12.3.2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus disesuaikan supaya disesuaikan


supaya disediakan kontraktor di site.

12.3.3. Bila dianggap perlu, kontraktor wajib mengadakan test terhadap bahan-
bahan tersebut pada laboratorium yang ditunjuk perencana / pengawas baik
mengenai komposisi,Konsentrasi dan aspek-aspek lain yang ditimbulkannya
biaya atas beban kontraktor.

12.3.4. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji,baik pada
pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan dilapangan oleh
perencana/pengawas atas tanggungan kontraktor tanpa biaya tambahan.

12.3.5. Bila perencana / pengawas memandang perlu pengujian dengan fasilitas


yang dibutuhkan, untuk terlaksananya pekerjaan tersebut adalh menjadi
tanggung jawab kontraktor.

PASAL 13
PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL DAN PLUMBING

13.1 SYARAT-SYARAT UMUM

Spesifikasi teknis ini menjelaskan tentang uraian syarat-syarat teknis dalam hal
penyediaan, pemasangan, dan pengetesan seluruh peralatan (material) dan instalasi
yang ditunjukkan pada gambar perencanaan untuk pelaksanaan pekerjaan mekanikal
dan elektrikal pada Pekerjaan Pembangunan Gedung Program Teknologi Informatika
dan Ilmu Komputer. Spesifikasi teknis ini meliputi uraian untuk pelaksanaan antara
lain:

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


13.1.1 Pekerjaan Mekanikal dan Plumbing, terdiri dari:
a. Syarat-syarat teknis Pekerjaan Plumbing.
b. Syarat-syarat teknis Pekerjaan Pemadam Kebakaran.

13.1.2 Pekerjaan Elektrikal, terdiri dari:


a. Syarat-syarat teknis Pekerjaan Kelistrikan.
b. Syarat-syarat teknis Pekerjaan Penyalur Petir.
Spesifikasi Teknis, Gambar Perencanaan dan Bill Of Quantity ini
merupakan dokumen penawaran yang tidak dapat dipisah-pisahkan atau
satu kesatuan, dan apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau
peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan
hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi
teknis atau bill of quantity saja, maka Pemborong harus tetap
melaksanakannya sesuai dengan standard dan peraturan yang berlaku.

A. Gambar-Gambar
Gambar-gambar perencanan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua
accessories dan fixture secara terperinci. Semua bagian tersebut walaupuntidak
digambarkan atau disebutkan secara detail harus disediakan dan dipasang oleh
Pemborong, sehingga sistem dapat bekerja dengan baik, benar dan sesuai standar
yang berlaku. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan instalasi yang pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan
kondisi lapangan. Gambar-gambar arsitektur dan struktur/sipil harus dipakai sebagai
referensi untuk pelaksanaan dan detail "finishing" dari proyek. Sebelum pekerjaan
dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar-gambar kerja dan detail (shop
drawing) sebanyak 3 (tiga) set yang harus diajukan kepada Direksi Pengawas
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan
pemborong dan telah disetujui Direksi Pengawas Lapangan dianggap bahwa
Pemborong telah memahami situasi serta telah berkonsultasi dengan pekerjaan
instalasi lainnya. Pemborong harus membuat catatan yang cermat dari penyesuaian
pelaksanaan pekerjaan di lapangan,catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set
lengkap gambar (kalkir) dan 3(tiga) set lengkap gambar blue print sebagai gambar-
gambar sesuai pelaksanaan (as built drawings). As built drawings harus diserahkan
kepada Direksi Pengawas Lapangan dan Pemberi Tugas (Owner) setelah selesai
pekerjaan. Dalam hal ada keraguan yang ditimbulkan karena kemungkinan kesalahan
penggambaran atau ketidak sesuaian lainnya, pemborong harus segera mengajukan
pertanyaan tertulis kepada Direksi Pengawas Lapangan, PemberiTugas, dan
Perencana untuk mendapatkan penjelasan masalah tersebut dalam pelaksanaan baik
berupa jenis barang, pemasangan maupun pengujian atau pengetesan.

B. Koordinasi
Pemborong pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja
sama dengan Pemborong bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat
berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan. Koordinasi
yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi atau menghambat pekerjaan lainnya.

C. Daftar Bahan dan Contoh

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


Dalam waktu tidak lebih dari 14 (empat belas) hari setelah Pemborong menerima
pemberitahuan meneruskan pekerjaan, kecuali apabila ditunjuk lain oleh Direksi
Pengawas Lapangan, Pemborong diharuskan menyerahkan daftar dari bahan dan
material yang akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 3(tiga) yang
didalamnya tercantum nama dan alamat, katalog dan keterangan lain yang dianggap
perlu oleh Direksi Pengawas Lapangan. Persetujuan oleh Direksi Pengawas Lapangan
akan diberikan atas dasar diatas. Pemborong harus menyerahkan contoh bahan dan
material yang akan dipasang kepada Direksi Pengawas Lapangan. Semua biaya yang
berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi
tanggungan Pemborong. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud
didalam spesifikasi teknis ini, berstandar mutu dan keadaan baru.Pekerjaan haruslah
dilakukan oleh tenaga ahli. Pemborong diwajibkan untuk mengecek kembali atas
segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang dan apabila terdapat
keraguan,Pemborong harus segera menghubungi Direksi Pengawas Lapangan dan
Perencana untuk berkonsultasi. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas
peralatan, yang sebelumnya tidak dikonsultasikan dengan Direksi Pengawas Lapangan
dan Perencana, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi tanggung jawab
Pemborong. Untuk itu pemilihan peralatan dan material harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pengawas Lapangan, Pemberi Tugas dan perencana.
Penggantian merk bahan dan material dapat dilakukan dengan persetujuan dan
ketentuan dari Direksi Pengawas Lapangan, Pemberi Tugas dan Perencana.

D. Perlindungan Pemilik
Atas penggunaan bahan dan material, sistem dan lain-lain oleh Pemborong,Pemberi
Tugas (Pemilik) dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis
lainnya. Hal ini Harus menjadi Perhatian dan tanggung jawab Pemborong.

E. Pengetesan dan Persetujuan


Pemborong harus melakukan semua pengetesan yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, disaksikan oleh Direksi Pengawas
Lapangan dan Perencana. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk
percobaan tersebut, merupakan tanggung jawab Pemborong. Semua peralatan-
peralatan yang sudah dikirim dan dipasang, harus memenuhi standar dan ketentuan
pengetesan dengan benar,selanjutnya pemborong harus melaksanakan pengujian
secara keseluruhan dari peralatan-peralatan yang terpasang, disaksikan oleh team
Pemberi Tugas,Direksi Pengawas Lapangan dan Perencana.Hal ini termasuk pula
peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan
oleh pabrik pembuat, harus disediakan oleh Pemborong. Dan jika sudah ditest dan
ternyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan standar yang berlaku dan
ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya dapat
diserahkan kepada Direksi Pengawas Lapangan untuk disetujui.

F. Masa Garansi dan Serah Terima Pekerjaan


Peralatan utama harus digaransikan selama 1 (satu) sampai 3 (tiga) tahun terhitung
dari penyerahan kedua. Selama masa garansi, Pemborong diwajibkan untuk
mengatasi segala kerusakan-kerusakan dari pada peralatan utama yang dipasangnya
tanpa ada biaya tambahan. Selama masa garansi tersebut,Pemborong pekerjaan
instalasi ini masih harus menyediakan tenaga ahli yang dapat dihubungi setiap saat.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti
dari hasil pemeriksaan atas instalasi, dengan pernyataan benar dan baikyang
ditandatangani bersama oleh instalatur yang melaksanakan pekerjaan tersebut,
Direksi Pengawas Lapangan dan melampirkan sertifikat pengujian yang sudah
disahkan oleh Badan Instansi yang berwenang. Jika pada masa garansi tersebut,
Pemborong tidak melaksanakan atau tidak memenuhi teguran-teguran atas
perbaikan, penggantian, kekurangan selama masa garansi, maka Direksi Pengawas
Lapangan berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan atau kekurangan tersebut pada
pihak lain atas biaya dari Pemborong yang melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.
Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Pemborong harus mengadakan
semacam pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada Tenaga calon-calon
operator untuk setiap pekerjaan yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas(Owner).Training
tentang pengoperasian dan perawatan tersebut harus lengkap dengan3 (tiga) set
operating maintenance and repair manual books, sehingga para petugas atau
operator dapat mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan.

G. Laporan
Pemborong wajib membuat "Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan" yang
memberikan gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan secara
jelas. Laporan tersebut meliputi:

1. Kegiatan Fisik Catatan dan perintah Direksi Pengawas Lapangan yang disampaikan
baik secara lisan maupun tertulis.
2. Hal-hal yang menyangkut masalah:
• Material (masuk atau ditolak)
• Jumlah tenaga kerja
• Keadaan cuaca
• Pekerjaan tambah/kurang Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan
dimana laporan tersebut berisi ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan
minggu lalu sehingga menjadi laporan selama 1 (satu) bulan dan rencana
pekerjaan minggu depan dan satu bulan ke depan. Laporan ini harus
ditandatangani oleh Manager Proyek dan diserahkan pada Direksi Pengawas
Lapangan dan Pemberi Tugas untuk diketahui/disetujui.

Pemborong harus menyerahkan Laporan Pengetesan kepada Direksi dalam mengenai


hal-hal sebagi berikut:
1. Hasil pengetesan tahanan isolasi kabel dan pemberian tegangan.
2. Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3. Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain. Semua pengetesan dan atau
pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Direksi Pengawas Lapangan
pekerjaan ini.

H. Penanggung Jawab Pelaksana


Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Pemborong harus menempatkan
seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman serta harus
selalu berada di lapangan/site, yang bertindak selaku wakil dari Pemborong dan
mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis,bertanggung jawab
penuh dalam menerima segala instruksi-instruksi dari Direksi Pengawas Lapangan.
Penanggung jawab tersebut harus berada ditempat pekerjaan selama jam kerjadan

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


pada saat diperlukan dalam pelaksanaan, atau pada saat yang dikehendaki oleh
Direksi Pengawas Lapangan di dalam pelaksanaan harus disampaikan langsung
kepada pihak Pemborng melalui penanggung jawab Pemborong.

I. Perubahan, Penambahan dan Pengurangan Pekerjaan


Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar-gambar rencana yang
disesuaikan dengan kondisi di lapangan harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan
Direksi Pengawas Lapangan. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Pemborong
harus menyerahkan gambar perubahan yang dimaksud Direksi Pengawas Lapangan
dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui. Pengajuan perubahan material, gambar
rencana dan lain sebagainya, harus diajukan oleh Pemborong kepada Direksi
Pengawas Lapangan secara tertulis. Perubahan-perubahan material dan gambar
rencana yang mengakibatkan pekerjaan tambah kurang harus disetujui secara tertulis
oleh Direksi Pengawas Lapangan.

J. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran


Pemborong tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam rangka
pemasangan instalasi ini maupun pengembaliannya seperti keadaan semula adalah
termasuk pekerjaan Pemborong instalasi ini. Pembobokan,pembongkaran,
pengeboran dan sebagainya hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis
dari Direksi Pengawas Lapangan.

K. Masa Pemeliharaan
Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan berjangka
dan pemeriksaan rutin. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine tersebut,
harus dilaksanakan tidak kurang dari dua minggu sekali.

L. Kantor Pemborong, Gudang dan Los Kerja


Pemborong diperbolehkan membuat ruang kantor, gudang dan los kerja dihalaman
tempat pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi lapangan,
penyimpanan barang/bahan serta peralatan kerja dan sebagai area/tempat kerja
(peralatan pekerjaan kasar) dimana pelaksanaan tugas instalasi berlangsung, dapat
dilaksanakan bila terlebih dahulu mendapatkan izin dari Pemberi Tugas dan Direksi
Pengawas Lapangan

M. Penjagaan dan Kebakaran


Pemborong wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang
disimpan di tempat kerja (gudang lapangan).Kehilangan yang diakibatkan oleh
kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut diatas, menjadi tanggung jawab
Pemborong. Pemborong wajib menyediakan peralatan pemadam kebakaran
(pemadam api ringan) yang diletakkan dalam kantor lapangan dan gudang.

N. Penerangan dan Sumber Daya


Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang
dianggap perlu, harus diberi penerangan yang cukup. Daya listrik baik untuk
keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/daya kerja harus disediakan
oleh Pemborong.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


O. Kebersihan dan Ketertiban
Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat
pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam keadaan bersih.
Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik di dalam gudang
maupun diluar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya
pemeriksaan dan tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain. Peraturan-peraturan
yang lain tentang ketertiban akan di keluarkan oleh Direksi Pengawas Lapangan pada
waktu pelaksanaan.

P. Kecelakaan dan Peti PPPK


Terjadinya kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini,maka
Pemborong diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban
atau para korban, serta melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan
departemen yang bersangkutan/berwenang (dalam hal inipolisi dan Departemen
Tenaga Kerja) dan mempertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap,guna keperluan pertolongan
pertama pada kecelakaan harus selalu ada ditempat pekerjaan.

Q. Bagan Penyelenggara dari Pemborong


Pimpinan harian pada pelaksanaan pekerjaan oleh Pemborong harus diserahkan
kepada penyelenggara dengan kualifikasi ahli, berpengalaman dan mempunyai
wewenang penuh untuk mengambil keputusan. Site Manager harus berada ditempat
pekerjaan selama jam-jam kerja dan setiap saat yang diperlukan Pemberi Tugas dan
Direksi Pengawas Lapangan. Site Manager mewakili Pemborong ditempat pekerja
dapat bertindak penuh kepada Direksi Pengawas Lapangan. Petunjuk dan perintah
Direksi Pengawas Lapangan didalam pelaksanaan, disampaikan langsung kepada Site
Manager wakil Pemborong, sebagai penanggung jawab di lapangan.Pemborong
diwajibkan untuk menjalankan disiplin yang ketat terhadap semua pekerja (buruh)
dan pegawainya, kepada mereka yang melanggar terhadap peraturan umum
mengganggu ataupun merusak ketertiban, berlaku tidak wajar,melakukan perbuatan
yang merugikan terhadap pelaksanaan pekerjaan, harus segera dikeluarkan dari
tempat pekerjaan atas perintah pengawas harian. Bila Pemborong lalai, maka akan
dikenakan tindakan sesuai dengan yang dimaksud dalam pasal denda.

R. Pengawasan
Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh
Direksi Pengawas Lapangan dan Staff-nya. Pada setiap saat Direksi Pengawas
Lapangan atau petugas-petugas/staff harus dapat mengawasi,memeriksa dan menguji
setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan serta Pemborong harus mengadakan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan,
tetapi luput dari pengamatan Direksi Pengawas Lapangan dan stafnya adalah menjadi
tanggung jawab Pemborong.Di tempat pekerjaan, Direksi Pengawas Lapangan
menempatkan petugas-petugas pengawasan yang bertugas setiap saat untuk
mengawasi pekerjaan.

13.2 LINGKUP PEKERJAAN


Spesifikasi teknis ini menjelaskan tentang uraian syarat-syarat teknis dalam hal
penyediaan, pemasangan dan pengujian seluruh lingkup pekerjaan instalasi
Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing yang terdiri dari:

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


13.2.1 Pekerjaan Mekanikal (Plumbing)
a. Pengurusan ijin dan penyambungan sumber air bersih dari PDAM daerah
setempat.
b. Pengurusan ijin dan penyambungan sumber air bersih dari sumur dalam
maupun dangkal kepada pihak Badan yang berwenang pada daerah
setempat.
c. Pengadaan dan pemasangan pompa sumur dangkal (Jet Pump) dan
Submersible Deep Well Pump air bersih serta pengeboran sumur dalam
dan dangkal untuk sumber air bersih.
d. Pengadaan dan pemasangan peralatan sistem pengolahan air kotor (Septic
Tank) dengan Biotech System, sistem pengolahan air bekas(buangan) dari
ruang cuci dengan Neutralizing Tank dan dari ruang dapur kotor dengan
Grease Trap.
e. Pengadaan dan pemasangan sistem penyaluran dan penampungan air
hujan dengan sumur resapan dan saluran/drainase bangunan.
f. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih, air kotor, air bekas,
pipa vent dan air hujan lengkap dengan elbow, tee, reduser,klem, dan
accessories lainnya.
g. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh
peralatan plumbing.
h. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plumbing yang terpasang.

13.2.2 Pekerjaan Elektrikal (Kelistrikan)


a. Pengurusan dan penyambungan daya listrik PLN Sistem TM/TM. 20kVolt ke
pihak PLN daerah setempat.
b. Pengurusan dan penyambungan daya listrik PLN Sistem TR/TR400/230 Volt
ke pihak PLN daerah setempat.
c. Pengadaan dan pemasangan panel utama tegangan menengah (TM)lengkap
dengan komponen-komponen panelnya.
d. Pengadaan dan pemasangan Transformator Stap-Up 20 kV/400 V, 50Hz
lengkap dengan komponen pengamanannya.
e. Pengadaan dan pemasangan seluruh type dan ukuran kabel tegangan
menengah 20 kV.
f. Pengadaan dan pemasangan seluruh panel-panel tegangan rendah lengkap
dengan komponen-komponen panelnya.
g. Pengadaan dan pemasangan seluruh type dan ukuran kabel tegangan
rendah 400/230 V.
h. Pengadaan dan pemasangan sistem pembumian pengaman lengkapdengan
bak kontrol dan elektroda pembumian.
i. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dalam dan luar
serta stop kontak lengkap dengan kabel instalasi, isolasi penyambungan
kabel, pipa pelindung kabel, junction box, kotak saklar dan stop kontak, dan
accessories lainnya.
j. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis lampu penerangan, saklar,dan
stop kontak.
k. Pengadaan dan pemasangan instalasi listrik untuk AC dan Fan.
l. Pengetesan dan pengujian seluruh instalasi kelistrikan yang terpasang.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


13.2.3 Pekerjaan Penyalur Petir
a. Pengadaan dan pemasangan Unit Splizen (Air Terminal) penyalur petir
sistem elektrostatis.
b. Pengadaan dan pemasangan tiang penyanggah air terminal penyalur petir.
c. Pengadaan dan pemasangan instalasi penyalur petir dan system pentanahan
penangkal petir lengkap dengan bak kontrol, alat ukur dan elektroda
pentanahan.
d. Pengetesan dan pengujian seluruh instalasi penyalur petir system
elektrostatis dan sistem conventional (sangkar faraday).

13.3 SUB KON MEKANIKAL ELEKTRIKAL


Adalah badan hukum yang bergerak di bidang pemborong mekanikal elektrikal
bangunan serta terdaftar dalam Daftar Rekanan Mampu Provinsi dan memiliki Tanda
Daftar Rekanan yang masih berlaku serta memenuhi persyaratan yang ditentukan
oleh Pemberi Tugas, adapun persyaratan lainnya adalah:

a. Berdomisili di wilayah setempat dan sekitarnya.


b. Mempunyai Pas Kerja PLN (Sikka Golongan A) dan Pas PAM-wilayah yang masih
berlaku.
c. Mempunyai tenaga pelaksana yang berpengalaman.
d. Mempunyai pengalaman dalam pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing yang
dinyatakan dengan referensi dan mampu berperan sebagai patner dari pemborong
utama (pekerjaan Sipil).
e. Membuat Time Schedule pelaksanaan pekerjaan MEP.
f. Mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.

13.4 PROSEDUR PELAKSANAAN


Syarat-syarat pelaksanaan antara lain:
a. Pemborong pekerjaan MEP dalam bangunan ini harus mempertanggung jawabkan
pekerjaan secara teknis dan instalasi kepada pimpinan proyek.
b. Pemborong harus dapat menerima dan menyetujui gambar instalasi yangdiberikan
oleh perencana.
c. Pemborong harus menempatkan tenaga ahli di lapangan, agar setiap waktudapat
memberikan penjelasan dengan pimpinan proyek.
d. Pemborong harus membuat gambar kerja yang mengacu pada gambar
perencanaan dan disetujui pemberi tugas serta disahkan pimpinan proyek.
e. Pemborong harus mengadakan pengujian seluruh pekerjaan instalasi Mekanikal dan
Elektrikal yang disaksikan oleh pemberi tugas.
f. Pekerjaan instalasi MEP dinyatakan selesai bila pihak pemborong telah - 102 -
menyatakan:
• Surat hasil pengetesan dan pengujian instalasi.
• Telah mendapatkan surat keterangan dari pimpinan proyek, yang menyatakan
bahwa pekerjaan telah selesai 100%.
• Menyerahkan gambar As Buil Drawing sebanyak 3 (tiga) set yang telah diketahui
Perencana, Pemberi Tugas dan disahkan Direksi Pengawas Lapangan.
• Seluruh material pada Pekerjaan MEP harus mempunyai purna jual yang
terjamin dan garansi minimal 9 (sembilan) bulan sampai dengan 1 (satu)tahun.
g. Kerusakan material sebelum penyerahan kedua menjadi tanggung jawab
pemborong.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


h. Pemborong harus melaksanakan masa pemeliharaan selama 3 s/d 6 bulan.

13.5 SYARAT-SYARAT TEKNIS

13.5.1 Uraian Umum


1. Pemborong harus menyerahkan daftar dan contoh material kepada pemberi
tugas dan pimpinan proyek untuk mendapatkan persetujuan.
2. Semua material harus baru dan bila terjadi kerusakan pada material tersebut
pada saat pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus mengganti dengan yang
baru.
3. Penggantian merk dari material dapat dilakukan dengan persetujuan dan
ketentuan dari pemberi tugas dan pimpinan proyek.
4. Pengajuan gambar kerja dari pemborong harus dilakukan sebelum pekerjaan
dilaksanakan.

13.5.2 Uraian Teknis Pekerjaan Mekanikal (Plumbing)

A. Sistem
1. Air Bersih
Sumber air bersih untuk proyek ini berasal dari sumber air tanah atau Sumur
dalam sebagai sumber air utama dan cadangan. Air bersih yang berasal dari
sumur dalam dan sumur dangkal di sambungkan langsung ke Ground Water
Reservoir Tank (GWR).Supply air bersih dari sumur dalam menggunakan
Submersible DeepWell Pump (SDWP) dan dari sumur dangkal menggunakan
Jet Pump. Pengontrolan penggunaan air bersih dari SDWP atau jet pump
maupun PDAM dengan gate valve + pelampung (WLC, water level control)
dan ditambah check valve. Selanjutnya dari Water Reservoir Tank, air bersih
dengan pompa penguat (Booster Pump) secara sistem tangki tekanan
(Hydrophor)otomatis disalurkan ke seluruh Toilet yang ada pada lantai
bangunan hingga siram taman. Supply air bersih dari pompa penguat
(Booster Pump) sebelum dialirkan akan difilterisasi terlebih dahulu dengan
SandFilter dan Carbon Filter. Untuk menentukan kenyamanan bagi
pemakainya, tekanan air pada seluruh unit fixture harus memenuhi syarat-
syarat tekanan air yang ada dalam buku PPI Tahun 1979. Untuk sumber air
tanah telah terjamin kualitas/mutu airnya yang harus dibuktikan dengan hasil
pemeriksaan laboratorim yang tunjuk oleh Direksi Pengawas Lapangan dan
Pemberi Tugas(Owner).

2. Air Kotor dan Air Bekas


Buangan air dari wastafel atau lavatory dan floor drain disebut dengan air
bekas dan buangan air dari water closed dan urinal disebut dengan

air kotor. Air buangan dari wastafel dan floor drain dipisah dengan buangan
air dari water closed, untuk itu digunakan 2 (dua) pipa tegak dan mendatar
untuk melayani dan mengalirkan kedua jenis air buangan tersebut. Air bekas
yang berasal dari wastafel dan floor drain akan dialirkan langsung ke drainage
bangunan, sedangkan buangan air dari kitchen (dapur kotor) dan ruang cuci
pakaian akan dialirkan masing-masing ke bak penampungan yaitu Grease
Trap dan Neutralizing Tank untuk disaring atau difilter (jika diperlukan) yang

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


selanjunya dialirkan kedrainage/saluran bangunan. Air kotor yang berasal
dari water closed &urinal pada seluruh lantai bangunan akan dialirkan ke
septic tank dengan pengolahan limbah Biotech System dan selanjutnya dapat
dialirkan ke drainage bangunan.

3. Air Hujan
Air hujan yang berasal dari atap bangunan disalurkan melalui beberapa pipa
tegak sampai dibawah lantai satu langsung disalurkan ke drainage bangunan
dan sedangkan untuk atap bangunan lainnya, air hujan jatuh bebas langsung
dialirkan ke drainage/saluran bangunan. Selanjutnya air buangan yang
berada pada seluruh saluran bangunan sebelum dialirkan ke drainage/saluran
kota terdekat, harus dialirkan kesumur resapan, yakni untuk mengurangi
limpahan yang sangat berlebihan atau banjir sekaligus untuk menambah
potensi air tanah. Pemanfaatan air hujan dapat dilakukan, yaitu sebagian air
hujan ditampung dalam tanki air hujan yang selanjutnya akan difilterisasi
(disaring) dengan menggunakan pompa transfer melalui sand filter tank dan
karbon filter untuk disalurkan ke Water Reservoir Tank (WRT). Sedangkan
limpahan dari tanki air hujan akan dialirkan ke drainage bangunan terdekat.

B. Persyaratan Bahan
1. Pipa Air Bersih
Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa pipa air bersih yang
digunakan untuk pemipaan pompa utama air bersih dan pemipaan distribusi
air bersih yaitu pipa baja galvanizer (Galvanized Steelpipe/GIP) medium yang
tahan terhadap tekanan maksimum 50 Kg/Cm2,toleransi tebal (sedang) ±
10%, toleransi diameter luar ± 1% dan harus sesuai dengan standar BS
1387/67, SNI 07 0039- 87, SNI 0161.81. Seluruh sambungan pipa GIP harus
dilas metal dengan penguat yang berupa pelana kuda (Saddle).Produksi :
Setara PPI, Bakrie, Bumi Kaya, KHI, Spindo.

2. Pipa Air Bersih, Air Kotor, Air Bekas, Air Hujan dan Vent
Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa pipa air bersih pada
pemipaan dari Water Reservoir Tank (WRT) ke toilet bangunan menuju unit
fixture toilet dan dari Flow Meter PDAM, harus menggunakan pipa PVC AW
yang tahan terhadap tekanan 10 Kg/cm.
Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa pipa air kotor, air bekas dan
air hujan pada pemipaan dari seluruh toilet dan atap bangunan menuju septic
tank (STP-Biotech System), saluran/drainage bangunan,harus menggunakan
pipa PVC AW yang tahan terhadap tekanan 10Kg/cm. Sesuai dengan standard
SNI-06-0084-1987 dan SII 0344-82. Dinyatakan dalam gambar perencanaan,
bahwa pipa vent pada pemipaan dari seluruh water closed, urinal,
wastafel/Lavatory dankitchen seluruh bangunan, harus menggunakan pipa
PVC D yang tahan terhadap tekanan 8 Kg/cm. Sesuai dengan standard JIS K
6741, SNI-06-0084-1987.Semua peralatan bantu pipa PVC-AW dan PVC-D
seperti fitting, elbow45, reduser (type Concentric), male adapter, tee 45 (Tee
Y) dan lainnya harus dari bahan yang sama dengan pipa yang digunakan,
yang mana sambungan pipa PVC AW berdiameter dibawah 4 cm digunakan

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


perekat(lem) sedangkan yang berdiameter diatas 4 cm digunakan rubber ring
joint. Bentuk dan bahan untuk peralatan unit fixture seperti: kran air
dinding,floor drain, clean out, roof drain, water closed, wastafel dan lain-
lain,harus mengikuti desain dari interior ruang toilet. Produksi : Setara
Rucika, Pralon, Wavin, Super Intilon.

3. Fire Extinguiser System (Pemadam Api Ringan/PAR)


Fire extinguiser system (PAR) adalah jenis portable dalam mengatasi
kebakaran yang harus disediakan pada areal atau ruang tertentu.PAR yang
harus digunakan dari bahan serbuk kimia multipurpose drychemical (ABC
Fire) yakni NH4H2PO4, tabung dari bahan iron stell,memiliki pressure 20
Kg/Cm2 dan ditempatkan dalam kotak panelter pasang di dinding.Produksi :
Setara Yamato, Appindo, Chuub.

13.5.3 Uraian Teknis Pekerjaan Elektrikal Instalasi Kelistrikan

A. Sistem
Sumber daya listrik berasal dari penyambungan sumber daya listrik utama PLN
dengan sistem tegangan TR 380V, 50 Hz.

B. Bahan dan Material


1. Kabel Tegangan Menengah
Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa Kabel distribusi tegangan
menengah 20 kV adalah jenis N2XSEFGbY - 24 kVolt untuk pemasangan
didalam tanah dan N2XSY - 24 kVolt untuk pemasangan dipit trench cable
dan di rak kabel (udara) harus telah memenuhi persyaratan, SPLN 43-
5;1986, IEC 502-1983, PUIL-2000, LMK, PLN.Produksi : Setara Supreme,
Kabelindo, Kabelmetal.

2. Panel Tegangan Rendah


Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa Box panel listrik ada 3 jenis,
yaitu jenis pemasangan didinding (wall mounted enclosure), jenis
pemasangan dilantai (standing mounted enclosed) yang kontruksinyadari plat
baja dengan tebal plat 2 mm dan dicat oven, IP 55 dan jenisinbow waterproof
(PVC High Impact) dengan pintu transparan, IP 54serta memenuhi
persyaratan PUIL-2000, LMK, PLN.Produksi : Setara Simetri, OniPanel, Japa
Panel, SIER, Hager, Hansel.

3. Kabel Tegangan Rendah


Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa Kabel distribusi tegangan
rendah adalah jenis NYFGbY - 0.6/1 kVolt untuk pemasangandi-dalam tanah
dan NYY - 0.6/1 kVolt untuk pemasangan di atas plafon(udara) harus telah
memenuhi persyaratan SNI 04-2701-1992, SPLN43-1 198, PUIL- 2000, LMK,
PLN.Produksi : Setara Supreme, Kabelindo, Kabelmetal, Voksel.

4. Komponen Panel
Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa komponen panel utama
banyak ragamnya, antara lain:

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


a. Pemutus tenaga MCCB, 3 phasa, 45 kA, 36 kA, 25 kA, dan 18 kA,pemutus
tenaga mini MCB, 3 phasa, 15 kA, 10 kA, dan 8 kA, MCB 1phasa, 8 kA dan
5 kA yang telah memenuhi persyaratan SPLN108/SLI 175/IEC 989, dan
IEC 947-2, LMK, PLN.Produksi : Setara Terasaki, Merlin Gerin, AEG, ABB.
b. Automatic Tranfer Switch (ATS) atau sistem tukar (Interloc). Satupelat
dudukan sehingga lebih menjamin aspek keamanan dan lebih mudah
dalam pemasangan. Kedua pemutus tenaga (MCCB, 4 pole,50 kA)
dilengkapi mekanisme motor yang sama sehingga bisa beroperasi secara
otomatis dan system interlok mekanis dan elektris mencegah kedua
pemutus tenaga menutup secara serentak walaupun hanya sesaat, dan
memenuhi standar LMK.Produksi : Setara Terasaki, Merlin, AEG, ABB
c. Fuse Links dari jenis HRC Fuse/phasa, 100 kA dengan rating voltage
500/660 Volt lengkap dengan solid links (dudukan HRCfuse) dengan rating
current 1 step diatas rating current HRC Fuseserta harus memeliki alat
pencabut HRC Fuse (Fuse Handle) standard SFS 2371, dimana semuanya
sesuai dengan standar IEC269-1, IEC 32 B, PUIL- 2000, LMK.Produksi :
Setara Stomberg, AEG, ABB, Littelfuse.
d. Kapasitor Bank Kapasitor harus dari jenis Self Healing Dry Type,yaitu jenis
kering (Metallized Polypropylene Film) yang bisa
memperbaiki kerusakan sendiri dan memiliki ketentuan-ketentuan,antara
lain:
• Rating Voltage : 525 Volt, pada sistem 400 (NO Load).
• Sistem Koneksi : 3 phasa, Delta.
• Rating Frequency : 50 Hz.
• Toleransi kapasitas : - 5 % s/d + 10 %.
• Tingkat Insulasi : 3 kV (power frequency) & 15 kV(Impulse).
• Temperatur category : -40 C s/d 50 C.
• Discharge time to 50 V : < 60 detik.
• Losses at + 20 C : < 0,5 W/kVar.
• Protection class : IP 42.
• Continuous over Voltage : 10 % (1,1 x Un).
• Continuous over current : 30 % (1,3 x In).
• Harus memenuhi standar IEC 831-1, IEC 831-2 (1996), PUIL-
2000,LMK.Produksi : Setara Nokian.
e. Blocking Reactor (Detuned Filter) Blocking reactor harus dari material
kumparan tembaga jenis Polyeter Resin yang pencetakannya dalam
keadaan Vakum dan tekanan tinggi dengan thermal resistance 150 C,
digunakan untuk melindungi kapasitor bank dari kerusakan akibat
kelebihan tegangan atau gelombang arus Harmonic yang terlalu tinggi
dandalam menghindari resonansi serta menurunkan presentasi harmonic
pada jaringan listrik. Ketentuan ketentuan lainnya yang harus dipenuhi,
antara lain:

• Rating Voltage : 400 Volt.


• Rating Frequency : 50 Hz.
• Detuning factor : 7 %.
• Separate source test : 3 kV – 1 min.
• Ambient temperature : 40 C.
• Inductance of the reactor : 3 % tuning accuracy.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


• Protection class : IP 23.
• Harmonic load : UH3 = 0,5 & UH5 = UH7 = 5 % Based on Un.
• Insulation class : T 40.
• Harus memenuhi standar IEC 76/3, VDE 0532831-2, PUIL-
2000,LMK.Produksi : Setara Nokian.
f. Automatic Power Factor Regulator (APFR)APFR untuk mengatur step
kapasitor secara otomatis yang menggunakan teknologi digital
(Microprocessor) yang dipasang langsung pada panel atau rel DIN, koneksi
(penyambungan) antar phasa atau phasa – netral yang memiliki
ketentuan-ketentuan sebagai berikut ;
• Rating Voltage : 230/400 Volt.
• Rating Frequency : 50 Hz 2 % automatic selection.
• Current transformer (CT) : 5A, 0,7 VA.
• Accuracy class : 1,5 %.
• Ambient temperature : 0 C s/d 40 C.
• Protection class : IP 40 (pada panel) & IP 20 (pada rel DIN).
• Jumlah step automatic : 6 Step.
• Kontrol & Proteksi : 6 jenis alarm, yaitu factor daya rendah, factor daya
terlalu kapasitif atau induktif, kelebihan atau kekurangan tegangan,
kelebihan arus, temperature terlalu tinggi, dan sebagainya.
• Operational sequence : 4 Program regulasi
• Harus memenuhi standar EN 50082-2 & EN 50081-2 EMC, PUIL-2000,
LMK.Produksi : Setara Nokian.

g. Relay Pengaman yang digunakan antara lain:


• Earth Fault Relay (Rele arus bocor bumi), proteksi terhadap kontak
langsung, tidak langsung dan api, tegangan kerja 220 V, 50 Hz,
sensitivitas arus sebesar 0,003 s/d 0,3 A, tunda waktu selama 0 s/d1
detik, suhu operasi sebesar -10 s/d 50
• Short Circuit Relay (Rele arus hubung singkat), proteksi terhadap arus
hubungan singkat atau akibat adanya variasi terhadap arus yang
semestinya, tegangan kerja 220 V, 50 Hz, kontak keluaran 10A (power
faktor = 1), tunda waktu selama 0,2 detik, suhu operasi sebesar -10 s/d
50 C.
• Under and Over Voltage Relay (Rele turun dan naiknya
tegangan),proteksi terhadap turunnya dan naiknya tegangan yang
semestinya pada sistem tak stabil, tegangan kerja 220 V, 50Hz,
sensitivitas tegangan sebesar 15% dari tegangan kerja, tunda waktu
selama0,3 detik, suhu operasi sebesar -10 s/d 50 C.
• Fase Fault Relay (rele kesalahan phasa), proteksi terhadap kehilangan
salah satu phasa, kesalahan urutan phasa dan ketidakseimbangan beban
antar ketiga phasa terlalu besar,tegangan kerja 220 V, 50 Hz, kontak
keluaran 10 A (power faktor =1), tunda waktu 1 detik, suhu operasi
sebesar -10 s/d 50 C.
• Relay Kontrol Tegangan, pengamanan peralatan pada instalasi terhadap
tegangan yang semestinya pada system tak stabil, mengaktifkan
pengisian batere bila tegangan jatuh di bawah ambang batas, tegangan
kerja 220 V, 50 Hz, sensitivitas tegangan sebesar 10% dari tegangan

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


kerja, waktu tanggapan selama 200 milidetik, suhu operasi sebesar -5
s/d 55 C.
• Relay Kontrol Arus, pengamanan peralatan pada instalasi listrik akibat
adanya variasi terhadap arus yang semestinya, dipasang sebagai
tambahan terhadap system control dengan kontak keluaran 8 A (Cos fi=
1) 250 V, tegangan kerja 220 V, 50 Hz, sensitivitas tegangan sebesar
10% dari tegangan kerja, waktu tanggapan selama 200 mili detik, suhu
operasi sebesar -5 s/d 55 C.
• Reverse Power Relay (Rele daya balik), proteksi terhadap adanya daya
balik baik dari sumber utama (PLN) maupun sumber cadangan diesel
genset sehingga kedua sumber tidak boleh terinterkoneksi walaupun
sesaat. Relay-relay pengaman harus sesuai dengan standar PUIL- 2000,
LMK dan IEC.Produksi : Setara Merlin Gerin, AEG, Omron.
h. Peralatan Kontrol
• Kontrol Stater Motor, untuk kapasitas dibawah 5.000 Watt harus
menggunakan sistem Direct On Line (DOL) yang terdiri dari tiga
komponen, yakni Breaker, Contactor, Thermal Overload dengansirkit
kontrol tegangan 230 V, 50 Hz dan dilengkapi dengan tombol tekan ON-
OFF, lampu tanda untuk start, stop dan fault/kesalahan.
• Kontrol Stater Motor, untuk kapasitas diatas 5.000 Watt harus
menggunakan sistem Star Delta yang terdiri dari tiga komponen,yakni
Breaker, Star Contactor, Delta Contactor, Line Contaktor lengkap dengan
kontak blok tunda waktu, Thermal Overloaddengan sirkit kontrol
tegangan 230 V, 50 Hz dan dilengkapi dengan tombol tekan ON-OFF,
lampu tanda untuk start, stop dan fault/kesalahan.
• Voltmeter Cam Switch (Saklar Voltmeter) 7 (tujuh) posisi dengan arus
thermal 12 A, tegangan kerja 230 V, 50 Hz,
• Ammeter Cam Switch (Saklar Ammeter) 4 (empat) posisi dengan arus
thermal 12 A, tegangan kerja 230 V, 50 Hz.
• Change Over Cam Switch (Saklar Alih) 3 (tiga) posisi (Manual,OFF, Outo)
dengan arus thermal 20 A, teganga kerja 230 V, 50 Hz.
• Pushbutton (Tombol Tekan) dengan bentuk bundar sring return,type
flush dengan posisi NO, berwarna merah untu stop dan berwarna hijau
untuk start.
• Emergency Pushbutton dengan bentuk bundar latching key releasedia.40
mm dengan posisi NC, berwarna merah.
• Lampu Tanda lengkap dengan lampu type protected Led, tegangan kerja
230 V, 50 Hz, dengan penutup plastic berwarna putih, Hijau,Merah,
kuning dan biru.
• Peralatan kontrol harus sesuai dengan standar PUIL-2000, LMK dan
IEC.Produksi : Setara Merlin Gerin, AEG, ABB, Siemens.

i. Unit Lightning Arrester R,S,T - phase & Netral, 100 kA, 40kA dan15kA, 400
V untuk tegangan rendah, harus memenuhi persyaratan DIN VDE 0675
part6 LMK, PLN. Produksi : Setara Phoenix Contect,OBO Bettermann,
Merlin Gerin.
j. Meter Pengukur

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


• Volt Meter (Pengukur tegangan listrik), kapasitas 1,2 x In continue,kelas
1,5, skala 0-500V, ukuran 144x144 atau 96x96, ketelitian1,5%, suhu
operasi -10 s/d 50 C.
• Amper Meter (Pengukur arus listrik), kapasitas 1,2 x In continue,kelas
1,5, skala 0-500A, ukuran 144x144 atau 96x96, ketelitian1,5%, suhu
operasi -10 s/d 50 C.
• Frekwensi Meter, Cos Phi Meter, dan lainnya harus berukuran 144x144
atau 96x96, ketelitian 1,5%, kelas 1,5, suhu operasi -10s/d 50 C.
• Kilo Watt Meter (kWh-Meter) dari jenis 1 phase dan 3 phase harus sesuai
dengan data teknis PLN dan LMK. Meter-meter pengukur sesuai dengan
standar LMK, IEC 51.Produksi : Setara Schlumberge, AEG.k. Busbar dan
sepatu kabel serta perekatnya (Mur dan Baut) adalah jenis tembaga
dengan konduktifitasnya sebesar 99,99% yang dilengkapi dengan warna
phasa, netral dan pembumian sesuai persyaratan BS 1977, DIN 46235,
LMK, PLN.Produksi : Setara Catu, Unibell, Voksel.

5. Instalasi Listrik (Penerangan, Stop Kontak, Unit AC, dan lain-lain)


a. Kabel instalasi listrik adalah jenis NYM 3 core 500 Volt untuk 1phasa yang
telah memenuhi persyaratan SII 0209-78, VDE 0250,LMK, PLN.Produksi :
Setara Supreme, Kabelindo, Kabelmetal, Voksel.b. Pipa dan fleksibel
conduite pelindung kabel instalasi listrik dan accessories lainnya adalah
jenis PVC high impac yang telah memenuhi persyaratan BS 6099, BS
4607, LMK, PLN.Produksi : Setara EGA, Waler, Marshall Tuplex.
6. Elektroda Pembumian
Elektroda pembumian adalah dari bahan tembaga pejal dengan
konduktifitasnya sebesar 99,99% yang telah memenuhi standard BS1977,
DIN 46235, LMK, PLN.Produksi : Setara Catu, Unibell.

7. Saklar dan Stop Kontak


a. Saklar memiliki rating voltage 250 V, 10 A type rocker dengan jenis single
gang, double gang maupun multiple gang.
b. Stop kontak 1 phasa normal memiliki rating voltage 250 V, 16 A dan stop
kontak 1 phasa khusus dilengkapi saklar dan lampu tanda memiliki rating
voltage 250 V, 13 A.Saklar dan stop kontak tersebut diatas harus
memenuhi persyaratan IEC, SPLN, LMK dan harus dilengkapi dengan box
daribahan metal anti karat atau mouled plastic.

2. Batang Peninggi (Penyanggah Air Terminal)


Batang peninggi untuk air terminal adalah tiang tembaga pejal berdiameter 100
mm dengan tinggi 24 meter telah memenuhi standard BS 1977, LMK,
PLN.Produksi : Setara PPI, Bakrie.
3. Kabel Penghantar
Kabel penghantar untuk instalasi penangkal petir adalah jenis NYY 0.6/1kV yang
telah memenuhi persyaratan LMK, PLN.Produksi : Setara Supreme, Kabelindo,
Kabelmetal, Voksel.
4. Elektroda Pembumian
Elektroda pembumian dari bahan tembaga pejal yang telah memenuhi standard
BS 1977, DIN 46235, LMK, PLN.Produksi : Setara Catu, Unibell.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


13.6 OUTLINE SPECK PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL DANPLUMBING

13.6.1 Pekerjaan Mekanikal dan Plumbing


A. Instalasi Plumbing – (Produk/Merek harus Setara)
• Pengolahan limbah air kotor : Bio-Master, Bio-Primatec.
• Pompa air bersih : Grundfos, Landini, Matra, Bombas Ideal, EQual.
• Pipa utama di ruang pompa : PPI, Bakrie, Bumi Kaya, KHI, Spindo.
• Pipa Plumbing : Rucika, Pralon, Wavin, Super Intilon,Super Swallow.
• Peralatan pengaturan air bersih (10 bar) : Toyo, Mizu, Astam, Kitz.

B. Instalasi Pemadam Kebakaran – (Produk/Merek harus Setara)


• Pemadam api ringan (PAR) : Yamato, Appindo, Chuub.

13.6.2 Pekerjaan Elektrikal


A. Instalasi Listrik (Arus Kuat) – (Produk/Merek harus Setara)
• Panel tegangan rendah : Simetri, OniPanel, JapaPanel, Hager,Hansel.
• Kabel 1 kVolt : Supreme, Jembo Cable, Kabelindo, Kabelmetal,Voksel.
• Rak kabel : OniRack, Metosu, Nobi.
• Komponen Panel TR : Terasaki, Merlin Gerin, AEG, ABB.
• Relay Pengaman : Merlin Gerin, AEG, Omron.
• Lightning arrester : OBO B., Phonic Contec, MG.
• Unit Instrument : Schlumberge, AEG, Crompton, Fuji Electric,Circutor,
unibell.
• Peralatan pembumian pengaman : Catu, Unibell.
• Pipa pelindung kabel : EGA, Waler, Marshall Tuplex.
• Unit saklar dan stop kontak : MK, Legrand.
• Armatur lampu : OniLight, Metosu, Phillips.
• Unit alat lampu : Phillips, Atco, BJB.
• Kapasitor bank : Nokian, Merlin Gerin.
• Kabel kontrol : BICC Brand-Rex, Avaya.

B. Pekerjaan Instalasi Penyalur Petir – (Produk/Merek harus Setara)


• Air terminal system elektrostatis : Prevectron, Ese Tech. Apollo,Zeus, Kurn.
Kabel 1 kVolt : Supreme, Jembo Cable, Kabelindo,Kabelmetal, Voksel.
• Lightning counter : Prevectron, OBO Bettermann, Phonic Contec.
• Peralatan pembumian pengaman : Catu, Unibell.
• Pipa pelindung kabel : EGA, Waler, Marshall Tuplex.

PASAL 14 :
PEKERJAAN WATER PROOFING

14.1 Lingkup pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan


alat- alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
Bagian ini meliputi pekerjaan “kedap air” (waterproofing) pada ruang panel, toilet,
ground water reservoir, tepi beton-beton bagian atas, dan daerah atap lantai

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


beton expose dan ruang lain yang tercantum dalam gambar dan petunjuk
Konsultan Pengawas.
Pada penyambungan arah horizontal pengecoran dinding beton yang terkena
tanah
atau air harus dipasang water stop tinggi 300 mm.

14.2 Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam :

- NI - 3
- ASTM 828
- ASTME - 154
- ASTMD - 146
- TAPP I803 dan 407

14.3 Bahan - bahan

a. Waterproofing Elastometric Coating (Exposed)


 Waterproofing Elastometric Coating (Exposed) adalah
waterproofing membrane yang dilaksanakan dengan sistem coating,
tahan UV (ultra violet), tanpa screed pelindung (exposed).
 Waterproofing Elastometric Coating ini digunakan pada bagian
canopy- canopy kecil diatas jendela yang juga digunakan sebagai tempat
peletakan outdoor unit AC.
 Standar kualitas adalah produksi dari PENETRON, atau setara.

b. Waterproofing Elastometric Coating (Non Exposed)


 Waterproofing Elastometric Coating (Non Exposed) adalah
waterproofing Membrane yang dilaksanakan dengan sistem coating, tetapi
tidak tahan terhadap sinar ultra violet (UV), sehingga harus diberi
pelindung (screed) + Wiremesh.
 Waterproofing type ini digunakan pada bagian atap plat beton,
toilet, janitor, serta bagian-bagian lain sesuai dengan gambar rencana.
 Standar kualitas adalah produksi dari SHELL DURAKOTE, atau setara.

c. Persyaratan Bahan Kedap Air Untuk Rangka / Kosen dan


Sambungan Kaca :

 Untuk eksterior adalah S – Dine caulking dan Sealant 4200 Polysulfide


atau yang setara dan disetujui Konsultan Pengawas.
 Bahan tidak bersifat mengisap dan tebal sealant yang tampak
minimal harus 3 mm.
 Bahan pembersih untuk pemasangannya seperti Xilol, Toluene atau
yang setara yang disetujui Konsultan Pengawas.
 Gunakan neoprene rubber dengan kekerasan 90° atau lebih untuk
bahan setting blocks untuk dudukan kaca dengan ukuran :
2
Panjang : ( 25 x luas kaca dalam m ) mm
Lebar : ( tebal kaca + 5 ) mm
Tebal : 6 s/d 12 mm
 Untuk sambungan kaca digunakan high modulus acetate silicon
sealant atau yang setara dan disetujui Konsultan Pengawas.
PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG
14.4 Contoh - contoh

 Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap dan jaminan


dari pabrik minimal 10 (sepuluh) tahun.

 Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas


untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

 Keputusan jenis bahan, warna, tekstur dan produk akan diambil oleh
Konsultan Pengawas dan akan diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak
lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan
tersebut.

Apabila diperlukan, Kontraktor wajib membuat “mock up” sebelum


pekerjaan dimulai / dipasang.

14.5 Pelaksanaan

a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Pengawas untuk


mendapatkan persetujuannya, lengkap dengan ketentuan / persyaratan
dari pabrik yang bersangkutan. Bahan-bahan yang tidak disetujui harus diganti
atas tanggungan Kontraktor.

b. Apabila dianggap perlu diadakan penukaran/penggantian, maka bahan-


bahan pengganti harus disetujui Konsultan Pengawas berdasarkan
contoh yang diajukan oleh Kontraktor.

c. Sebelum pekerjaan dimulai di atas suatu permukaan, permukaan harus bersih,


pengerjaannya harus sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Peil-peil dan
ukuran harus sesuai dengan gambar.

d. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan


dari pabrik yang bersangkutan dan atas petunjuk Konsultan Pengawas.

e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan pada suatu tempat apabila


ada kelainan / perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan

f.Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan


dengan pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya,
maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.

g. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman


(aplikator resmi produk tersebut) dan terlebih dahulu harus
mengajukan “metode pelaksanaan” sesuai dengan spesifikasi dari pabriknya
untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

h. Permukaan beton dimana waterproofing akan dipasang harus


memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Halus dan rata bebas dari tonjolan tajam dan rongga-rongga.

 Bersih dari segala kotoran, debu, batuan kecil dan minyak.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


 Beton minimum harus berumur 7 (tujuh) hari, dan dalam kondisi
kering
(tidak ada air yang terlihat dipermukaan beton).

i. “Corner Detail” pada setiap sambungan bidang horizontal dan vertikal


harus diberi “filler” cement mortar, dan detail overlap sesuai dengan standard
drawing dari pabrik.

j. Joint pada seluruh “construction joint” dan “expansion joint” harus


diberi Waterstop.

k. Pemasangan pada bidang horizontal harus dipasang sesuai


dengan kemiringan bidang permukaan, dari “low point” ke “high point”.
Untuk bidang vertical dipasang vertical memanjang dengan panjang
maksimum
2,5 m. Pada setiap sambungan overlap, baik pada bidang horizontal maupun
vertical harus diberi penguat mastic. Overlap bidang vertical minimum 50 cm.

l. Flood test, harus dilaksanakan dengan minimum ketinggian air 5 cm dan


minimum selama 24 jam.
m. “Protection”, waterproofing (non exposed) harus secepat mungkin
dilindungi dengan menggunakan Servipak Protection Board atau Screed
Protection dengan wiremesh dengan tebal minimum 25 mm, atau dengan
pasangan dinding bata.
Pekerjaan screed dan wiremesh atau pemasangan bata sebaiknya
dilaksanakan oleh applicator waterproofing itu sendiri apabila pihak
Main Contractor ingin melaksanakan pekerjaan tersebut pada saat
pelaksanaan harus diawasi oleh Supervisor dari applicator tersebut untuk
meyakinkan tidak ada benda tajam yang dapat merusak lapisan waterproofing.

n. Semua protection screed harus diberi lapisan wirenet dengan ukuran grid
<20mm dan diameter 1.0 mm. Protection screed harus dibuat menjadi pelat-pelat
segmental dengan ukuran maksimal 3.0m x 3.0m. Deletasi diantaranya harus
diisi dengan sealant

Kemiringan / sloping protection screed harus diatur sedemikian rupa sehingga


semuanya mengarah ke sistem pembuangan yang telah direncanakan oleh
MEP. Pelaksana harus mengkoordinasikan dengan pihak Pengawas di
lapangan.

Setelah pemasangan semua protection screed, maka harus diadakan sekali lagi
test dengan cara merendam semua bagian yang telah di waterproofing dengan
air selama 2x24 jam.

o. Pelaksanaan struktur utama harus melakukan dewatering selama


pekerjaan pemasangan waterproofing berlangsung dan bilamana diperlukan
harus melakukan ini secara continu siang malam.

14.6 Pengujian Mutu Pelaksanaan

- Kontraktor wajib untuk melakukan percobaan / pengetesan hasil pekerjaan


atas biaya Kontraktor seperti dengan cara memberi siraman diatas permukaan
yang telah diberi lapisan kedap air minimal 2x24 jam.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG


- Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.

- Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas


semua pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat
lainnya sebagai akibat dari kegagalan dari bahan / hasil pekerjaan yang

- digunakan, selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan


memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.

- Bila ada pekerjaan yang harus dibongkar / diperbaiki akan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

PASAL 15 :
PERATURAN PENUTUP.

15.1. Meskipun dalam Bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak
dinyatakan kata-kata yang harus disediakan oleh Pemborong dan tidak disebutkan
dalam penjelasan pekerjaan pembangunan ini, maka pekerjaan tersebut diatas tetap
dianggap ada dan dimuat dalam Bestek ini.

15.2. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan ini, tetapi
tidak diuraikan atau dimuat dalam Bestek ini, tetapi diselenggarakan dan
diselesaikan oleh Pemborong, harus dianggap seakan-akan pekerjaan itu diuraikan
dan dimuat dalam Bestek ini, untuk menuju ke penyerahan yang lengkap dan
sempurna menurut pertimbangan Direksi.

PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG

Anda mungkin juga menyukai