BAB XII
SPESIFIKASI TEKNIS
Keterangan :
Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan
dilelangkan, dengan ketentuan:
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
A. KETENTUAN UMUM
DAFTAR ISI
1. PERATURAN-PERATURAN TEKNIS
2. PENJELASAN GAMBAR BESTEK DAN RKS
3. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
4. IZIN BANGUNAN
5. BANGSAL KONSULTAN PENGAWAS DAN BANGSAL KERJA/GUDANG
6. JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULE)
7. TENAGA KERJA LAPANGAN KONTRAKTOR
8. TENAGA KERJA/BAHAN/PERALATAN
9. KEAMANAN PROYEK
10. KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN
BAB XII
SPESIFIKASI TEKNIS
A. KETENTUAN UMUM
1. PERATURAN-PERATURAN TEKNIS
Dalam pelaksanaan pekerjaan, bila tidak ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat (RKS) ini maka akan berlaku dan tambahannya, yaitu:
a. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Bangunan di Indonesia (AV.41) tahun1941.
b. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia, untuk Arbitrasi Teknis dari Dewan Teknik
Bangunan Indonesia (DTPI).
c. Peraturan Muatan Indonesia (PMI) tahun 1970/NI – 18.
d. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
e. Peraturan yang dikeluarkan oleh jabatan/instansi pemerintah setempat, yang
berkaitan dangan pelaksanaan bangunan.
Pekerjaan Pekerjaan Pembangunan Gedung Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum IAIN
Tulungagung.
4. IZIN BANGUNAN
4.1. Setelah Surat Pemerintah Mulai Kerja (SPMK) di keluarkan, maka izin bangunan
dan izin lainnya akan di urus oleh Pemberi Tugas, namun pelaksanaan dan
pembiayaannya di tanggung oleh Kontraktor.
4.2. Untuk memulai pekerjaan, maka Kontraktor harus dapat menunjukan kepada
Konsultan Pengawas surat izin bangunan atau minimal tanda bukti bahwa izin
bangunan tersebut sedang diproses.
4.3. Tanpa ada izin bangunan dari Instalasi yang berwenang, maka kontraktor tidak
diperkenankan memasang papan reklame dalam bentuk apapun disekitar
lingkungan proyek.
4.4. Kontraktor diharuskan membuat papan nama Proyek sesuai dengan persyaratan
yang berlaku pada daerah setempat dan harus dipasang paling lambat 7 hari
setelah dimulai pekerjaan.
6.1. Sebelum pekerjaan bangunan dimulai, maka Kontraktor wajib membuat jadwal
pelaksanaan (Time Schedule) yang membuat uraian pekerjaan, waktu pekerjaan,
bobot pekerjaan dan grafik hasil pekerjaan secara terperinci serta jadwal
penggunaan bahan bangunan dan tenaga kerja.
6.2. Untuk pelaksanaan pekerjaan yang terperinci pelaksanaan Kontraktor:
a. harus membuat rencana kerja harian, mingguan dan bulanan yang
diketahui/disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan.
b. harus membuat gambar kerja, untuk pegangan/pedoman bagi kepala tukang
yang harus diketahui Konsultan Pengawas Lapangan.
c. harus membuat daftar yang memuat pemasukan bahan bangunan yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan bangunan.
6.3. Rencana Kerja (Time Schedule) diatas harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawasan dan Pemberi Tugas
6.4. Rencana Kerja (Time Schedule), harus selesai dibuat oleh Kontraktor, paling
lambat 7 (tujuh) hari kalender, setelah SPMK diterima.
6.5. Kontraktor harus memberikan salinan rencana kerja (Time Schedule), sebanyak4
(empat) lembar kepada Konsultan Pengawas dan 1 (satu) lembar harus dipasang
pada dinding bangsal kerja.
6.6. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan
rencana kerja (Time Schedule) yang ada dan harus membuat grafik prestasi
pekerjaan.
7.3. Selain Petugas Pelaksana, maka kontraktor diwajibkan pula melaporkan secara
tertulis kepada Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan Pengawas, tentang susunan
organisasi pelaksana dilapangan (sesuai dengan penawaran) dengan nama dan
jabatan masing-masing.
7.3.1. Tenaga inti yang cukup memadai untuk kegiatan ini yang sekurang-kurangnya
terdiri atas :
No. JABATAN PENGALAMAN JMLH PENDIDIKAN JENIS KUALIFIKASI
(Th.) ORG. SERTIFIKASI
KEAHLIAN +
PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG
XII - 6
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)
NPWP
7.3.2. Pada setiap tahapan pekerjaan konstruksi, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan
tenaga mandor, tukang dan pekerja yang cukup terampil serta cukup jumlahnya,
ditambah 1 (satu) orang draftman bila diperlukan untuk pembuatan shop drawing.
7.3.3. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menambah/mengganti tenaga seperti yang dimaksud
pada butir 1 dan 2 di atas apabila diminta oleh konsultam pengawas berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan teknis yang masuk akal. Kelalaian dalam hal ini dapat
dikenakan sanksi/denda kelalaian sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan direksi.
7.3.4. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, Kontraktor Pelaksana harus membuat
pengaturannya sendiri dalam hal pengangkatan semua staf dan tenaga kerja, lokal atau
lainnya dan mengenai pembayaran, perumahan, makan, transportasi dan pembayaran
yang harus dikeluarkan termasuk kompensasi yang harus menjadi haknya berdasarkan
perundang-undangan Republik Indonesia bilamana pekerjaan telah berakhir.
7.3.5. Kontraktor Pelaksana tidak akan menawarkan pekerjaan kepada pegawai dari Pemilik
Kegiatan selama masa Kontrak dan setelahnya kecuali dengan seijin tertulis dari Pemilik
Kegiatan.
7.3.6. Untuk mendapatkan tenaga Staf dan tenaga kerja pada umumnya, Kontraktor Pelaksana
harus memberikan prioritas utama kepada orang-orang yang tinggal atau berasal dari
tempat lokasi kegiatan.
7.3.7. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan memelihara pada lokasi kegiatan fasilitas
pertolongan pertama dalam kecelakaan yang memadai dan beberapa staf harus mampu
melakukan tugas pertolongan pertama, sesuai dengan keinginan Direksi.
7.3.8. Kontraktor Pelaksana akan secepatnya melapor kepada Direksi bila terjadi peristiwa
kecelakaan di lokasi atau dimana saja yang berhubungan dengan Pekerjaan. Kontraktor
Pelaksana juga harus melaporkan kecelakaan tersebut kepada instansi yang berwenang
apabila laporan tersebut disyaratkan oleh undang-undang.
7.4. Bila dikemudian hari, menurut penilaian Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan
Pengawas, bahwa Pelaksana kurang mampu atau tidak mampu melaksanakan
tugasnya, maka Kontraktor diharuskan mengganti Pelaksana tersebut dan harus
memberitahukan secara tertulis tentang Pelaksana yang baru, demi kelancaran
pekerjaan.
8. TENAGA KERJA/BAHAN/PERALATAN
8.1. Kontraktor harus mendatangkan tenaga kerja yang berpengalaman dan ahli dibidang
pekerjaannya masing-masing, seperti tukang pancang, tukang besi,tukang kayu, tukang
pasang ubin/keramik, tukang cat, tukang atap, instalator mekanikal elektrikal dan tenaga kerja
lainnya.
8.2. Sebelum bahan bangunan didatangkan ke lokasi proyek, maka Pelaksana harus memberikan
contoh bahan bangunan kepada Konsultan Pengwas Lapangan dan bila sesuai dengan
persyaratan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan maka barulah boleh didatangkan
dalam jumlah yang besar menurut keperluan Proyek.
8.3. Mengenai jumlah contoh bahan bangunan yang diberikan dapat dikonsultasikan dengan
Konsultan Pengawas.
8.4. Mendatangkan bahan-bahan bangunan untuk pelaksanaan proyek, harus tepat pada waktunya
dan kualitasnya dapat disetujui oleh Konsultan Pengawas. Semua bahan sebelum
dikerjakan/digunakan harus diajukan dan ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas, lengkap
dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan untuk mendapat persetujuan tertulis.
Jika dipandang perlu untuk mengadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan
pengganti harus telah mendapat persetujuan tertulis Konsultan Pengawas.
Tempat asal/merk pabrik bahan yang digunakan tidak dapat diganti tanpa persetujuan
Konsultan Pengawas atau Tim Teknis.
8.5. Bahan bangunan yang tidak sesuai dengan persyaratan dan ditolak oleh Konsultan Pengawas,
harus segera dikeluarkan dari lokasi Proyek, paling lambat 24 jam sesuai surat pernyataan
penolakan dikeluarkan.
8.6. Bahan bangunan yang berada di lokasi Proyek dan akan dipergunakan untuk pelaksanaan
bangunan, tidak boleh dikeluarkan dari lokasi Proyek.
8.7. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan bahan-bahan bangunan yang memenuhi persyaratan
mutu dan jumlah/volumenya sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan konstruksi sesuai dengan
jadual pelaksanaan.
PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM IAIN TULUNGAGUNG
XII - 8
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)
8.8. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini. Sedangkan bahan-
bahan bangunan yang belum disebutkan di sini akan diisyaratkan langsung di dalam pasal-pasal
mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di belakang.
a. Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan
penyiraman guna pemeliharaannya harus air tawar yang bersih tidak mengandung minyak,
garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dinyatakan memenuhi syarat sebagai air
untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium. Bila air yang digunakan dari
sumber PDAM, maka tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.
b. Semen
Semen yang digunakan adalah Portland Cement (PC) Tipe I sesuai ASTM dan memenuhi
SNI (Standar Nasional Indonesia). Semen harus satu merk untuk penggunaan dalam
pelaksanaan satu satuan komponen bangunan, belum mengeras sebagian atau seluruhnya.
Penyimpanan harus dilakukan dengan cara dan di dalam tempat (gudang) yang memenuhi
syarat untuk menjamin keutuhan kondisi sesuai persyaratan di atas.
c. Pasir
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur,
asam, garam dan bahan organis lainnya yang terdiri atas:
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus , yang lazim disebut pasir urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar adalah
terletak antara 0,075-1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut pasir pasang.
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat rekomendasi
dari laboratorium.
d. Kerikil
Kerikil untuk beton harus menggunakan kerikil dari batu kali hitam pecah, bersih dan
bermutu baik serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
tercantum dalam PBI 1971.
8.9. Pelaksana harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan bangunan agar
upaya pelaksanaannya dapat selesai sesuai dengan waktu yang disediakan.
8.10. Alat-alat yang disediakan oleh Kontraktor, harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan
bila rusak harus segera diperbaiki dan bila tidak dapat dipakai, maka harus segera dikeluarkan
dari lokasi Proyek.
8.11. Untuk bahan-bahan kayu dan besi menggunakan bahan yang tersedia dipasaran dengan
toleransi ukuran maksimal 10% kecuali ditentukan lain dalam Bestek.
8.12. Alat-alat dan bahan-bahan yang berada di tepi jalan malam hari harus diberi lampu merah yang
cukup jelas dan terang agar tidak mengganggu lalulintas/kecelakaan, atau menurut petunjuk
direksi.
8.13. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan/mendirikan barak kerja dan gudang penyimpanan
alat dan bahan bangunan untuk keperluan pekerjaan konstruksi yang kelayakannya akan
dinilai oleh Direksi. Bila Direksi menilai barak/gudang tersebut tidak layak layak dengan alasan-
alasan teknis, maka Kontraktor Pelaksana harus melakukan perbaikan/penyempurnaan sesuai
dengan petunjuk Konsultan Pengawas
8.14. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan / mendirikan barak direksi (direks keet) yang
dilengkapi :
a.Meja rapat dengan tempat duduk dalam jumlah yang cukup
b.Meja, kursi kerja berlaci dan berkunci
c. 1 set dokumen kontrak
Direksi keet tersebut harus dibangun dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Atap : Fiber semen
b. Dinding : Dinding tripleks dengan rangka kayu meranti
c. Pondasi : pondasi batu kali setempat
d. Lantai : rabat beton/concrete block
e. Dilengkapi pula kamar kecil (1,5 x 2 m) beserta penyediaan air bersih dan saluran
pembuangan air kotornya untuk keperluan konsultan pengawas dan tim teknis.
8.15. Kontraktor Pelaksana harus membuat pagar pembatas dan pengaman sekeliling lokasi kegiatan.
Selain itu juga harus membuat papan nama kegiatan yang berisikan data/informasi mengenai
kegiatan, dan terbuat dari kayu dengan tulisan hitam warna dasar putih.
8.16. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan air minum yang cukup ditempat pekerjaan untuk para
pekerja, kotak obat yang memadai untuk PPPK, serta perlengkapan-perlengkapan keselamatan
kerja. Bila terjadi kecelakaan ditempat pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus segera
mengambil tindakan penyelamatan. Biaya pengobatan dan lain-lain sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana (dalam hal ini Kontraktor Pelaksana diwajibkan
mengikuti ASTEK).
8.17. Semua material yang tersebutkan didalam butir 1, 2 dan 3 diatas setelah selesainya
pelaksanaan kembali menjadi milik Kontraktor Pelaksana dan harus dibersihkan dari lapangan
pekerjaan.
8.18. Daftar Peralatan yang harus dimiliki selama pelaksanaan kegiatan ini minimal terdiri
dari:
2. Molen 350 Kg 3 bh
3. Theodolith 1 unit
4. Vibrator 4 unit
7. Compressor 1 unit
9. KEAMANAN PROYEK
10.1. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja,
Kontraktor harus menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena
itu Kontraktor harus mendaftarkan pekerja sebagai peserta Asuransi Sosial
Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) sesuai dengan peraturan Pemerintah yang berlaku.
10.2. Pada pekerjaan-pekerjaan yang mengandung resiko bahaya jatuh, maka
Kontraktor harus menyediakan sabuk/jaring pengaman kepada pekerja tersebut.
10.3. Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka
Kontraktor harus menyediakan sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis
lainnya yang siap dipakai apabila diperlukan.
10.4. Bila terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan yang memerlukan perawatan
yang serius, maka Kontraktor/Pelaksana harus segera membawa korban ke
Rumah Sakit yang terdekat dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada
Pemberi Tugas.
10.5. Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua pekerja/petugas, baik yang berada dibawah
tanggung jawabnya maupun yang berada di pihak ketiga.
10.6. Kontraktor harus menyediakan kamar mandi sementara lengkap dengan closet
dan air bersih yang cukup serta sistem pembuangannya (septicktank dan
peresapan) dalam jumlah yang disesuaikan dengan banyaknya tenaga kerja dan
selalu dijaga kebersihannya.
DAFTAR ISI
PASAL 1 KEADAAN LAPANGAN
PASAL 2 PEKERJAAN PERSIAPAN / PENDAHULUAN
PASAL 3 PEKERJAAN BETON BERTULANG
PASAL 4 PEKERJAAN PASANGAN
PASAL 5 PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA DAN HARDWARE (PENGGANTUNG)
PASAL 6 PEKERJAAN ALUMINIUM
PASAL 7 PEKERJAAN LANTAI DAN LAPIS DINDING KERAMIK
PASAL 8 PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
PASAL 9 PEKERJAAN KACA
PASAL 10 PEKERJAAN PENGECATAN
PASAL 11 PEKERJAAN RAILING TANGGA
PASAL 12 PEKERJAAN CLOSET DAN WASTAFEL
PASAL 13 PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL DAN PLUMBING
PASAL 14 PEKERJAAN WATER PROOFING
PASAL 15 PEKERJAAN PENUTUP
PASAL 1
KEADAAN LAPANGAN
Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, lokasi tempat pekerjaan harus ditinjau lebih
dahulu oleh direksi pekerjaan bersama-sama dengan Kontraktor Pelaksana. Apabila tidak
ada kesamaan antara keadaan lapangan dengan keadaan seperti yang ditunjuk dalam
gambar, maka Kontraktor segera menyampaikan secara tertulis kepada Direksi untuk
mendapatkan penyelesaian lebih lanjut.
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN / PENDAHULUAN
Meliputi seluruh persiapan untuk Pekerjaan Pembangunan Gedung Fakultas Syariah dan
Ilmu Hukum IAIN Tulungagung.
PASAL 3
PEKERJAAN BETON BERTULANG
Pekerjaan meliputi antara lain pembuatan kolom sesuai gambar dan pembongkaran-
pembongkaran beton eksisting yang diperlukan.
3.2 STANDARD
3.3.1 Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai dengan
waktu dan urutan pelaksanaan.
3.3.2 Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak segera setelah diturunkan
dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca,
berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen masih harus
dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras). Jika ada bagian yang tidak dapat
ditekan hancur dengan tangan bebas tanpa alat dan jumlah tidak lebih dari 10%
berat. Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan bebas,
maka jumlahnya tidak boleh melebihi 5% berat dan kepada campuran tersebut
diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan
bahwa kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin.
3.3.3 Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-
bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya misalnya minyak
dan lain-lain). Jenis semen dari merek Tigaroda, Gresik atau Cibinong dan jenis
merek semen yang digunakan adalah mengikat seluruh pekerjaan.
3.3.4 Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis
dan gradasinya, serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari
tercampurnya dengan tanah.
3.4.2 Aggregates
a. Kualitas agregate harus memenuhi syarat SNI. Agregate kasar harus berupa
batu pecah (split) yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya dan padat (tidak porous). Kadar lumpur dari pasir beton tidak
boleh melebihi dari 5% berat kering
b. Dimensi maksimum dari agregate kasar tidak lebih dari 3,0 cm dan tidak lebih
dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang
bersangkutan.
c. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam, dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
3.4.5 Admixture
a. Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara
mencampur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak
diperlukan penggunaan sesuatu admixture
b. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, Pelaksana Pekerjaan
diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari KONSULTAN
PERENCANA mengenai hal tersebut. Untuk itu Pelaksana Pekerjaan diharapkan
memberitahukan nama perdagangan admixture tersebut dengan keterangan
mengenai tujuan,data-data bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentah
utamanya,cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan
lain yang dianggap perlu.
3.5.2.1. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah di tetapkan/yang diperlukan dalam gambar.
3.5.2.2. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-
perkuatan,sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan
kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
3.5.2.3. Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaan licin, bebas dari kotoran(tahi
gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya, sebelum
pengecoran dilakukan dan harus mudah di bongkar tanpa merusak
permukaan beton.
3.5.2.4. Pelaksana Kerja harus memberikan contoh-contoh material
(besi,koral/split pasir dan semen portland) kepada Perencana/MK, untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan ditentukan.
3.5.9 Pembersihan
Jangan dibiarkan puing-puing, sampah sampai tertimbun. Pembersihan harus
dilakukan secara baik dan teratur.
PASAL 4
PEKERJAAN PASANGAN
4.1 SEMEN
Semen untuk pekerjaan menembok harus sama kualitasnya seperti semen yang
ditentukan untuk pekerjaan beton, lihat pasal 4.
4.3 AIR
Air yang dipakai untuk pekerjaan menembok harus sesuai dengan syarat-syarat dalam
pasal 2.
4.4.1 Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang diinstruksikan dalam
gambar-gambar atau dalam uraian dan syarat-syarat ini:
Jenis Adukan M1 1 p.c. : 2 pasir M2 1 p.c. : 4 pasir
4.4.2 Mencampur
Adukan harus dicampur dalam alat tempat mencampur yang telah disetujui atau
dicampur dengan tangan, diatas permukaan yang keras. Sangat dilarang
memakai adukan yang sudah mulai mengeras atau membekukannya untuk
dipakai lagi.
PASAL 5
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA, DAN PEKERJAAN HARDWARE
(PENGGANTUNG)
PASAL 6
PEKERJAAN ALUMINUM
6.2.2 Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat
dari pekerjaan alumunium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
6.2.3 Konstruksi alumunium yang dikerjakan seperti yang ditunjuk dalam detail gambar
termasuk bentuk dan ukuran.
6.2.4 Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil tes,
minimum 100 kg/m².
6.2.5 Ketahanan terhadap udara dan tidak kurang dari 15 m²/hr dan terhadap tekanan
air 15 kg/m² yang harus disertai hasil test.
6.2.6 Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
dipersyaratkan.
6.2.7 Untuk keseragaman warna disyaratkan sebelum proses fabrikasi warna profil-
profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit
jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga
dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan
drill, dengan mesin harus sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah
dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai
berikut.
Untuk tinggi dan lebar 1 mm
Untuk diagonal 2 mm
6.2.8 Accessories Sekrup dan stainless steel galvanized kepala tertanam, weatherstrip
vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan alumunium harus
ditutup caulking dan sealant, angkur-angkur untuk rangkai kusen alumunium
terbuat dari steel tebal 2-3 mm,dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) mikro
sehingga dapat bergeser.
6.2.9 Bahan finishing Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang
bersangkutan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan
lainnya harus diberi lapisan finish dari aquer yang jernih atau anti corrosive
treatment dengan insutating varnish seperti asphaltic varnish atau bahan
insulation lainnya.
6.3.2. Prioritas proses fabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai dengan
membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk perencana/MK meliputi
gambar denah, lokasi, merk,kualitas, bentuk dan ukuran.
6.3.3. Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya
dapat dipertanggung jawabkan.
6.3.6. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet, stap, dan cocok.
6.3.8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dan tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000
kg/cm². celah antara kaca system kusen alumunium harus ditutup oleh sealant.
6.3.10 Untuk fitting hardware dan reinforcing material yang mana kosen alumunium
akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan material yang
bersangkutan harus diberi lapisan chromium menghindari kontak korosi.
6.3.14 Sekeliling tepi yang terlihat berbatasan dengan dinding agar sealent supaya
kedap air dan kedap suara.
6.3.15 Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air
hujan.
PASAL 7
PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPIS DINDING KERAMIK
- Daya Serap : 1%
4. Khusus untuk tangga dilengkapi anti slip (step nosing) yang sejenis
dengan lantainya.
- Ketahanan terhadap
perubahan suhu : Terjamin (ASTM-C 484 / EN – 104)
- Ketahanan warna : Tidak ada penyimpangan warna
(DIN – 51094)
- Ketahanan zat kimia : Tidak meninggalkan noda kimia
(DIN-51091 / EN-106)
- Ketahanan terhadap asam dan basa : Sesuai standar (EN-106)
- Ketahanan terhadap pembekuan : Sesuai standar (UNI-6672
/EN-202)
1. Persiapan Pelaksanaan
2. Pelaksanaan Pekerjaan
PASAL 8
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
8.3.3 Pada pemasangan garis-garis alur harus rapi dan lurus serta mempunyai bidang
yang rata.
PASAL 9
PEKERJAAN KACA
Bahan Kaca
• Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SII 0189/79 dan PBVI 1982.
digunakan produk Standard : - ANSI : American Nat Standard Inst.297-
1-1975 Safety Material Used In Build
• Bahan untuk kaca interior : Colour (tinted fload glass, refleksi glass 40%)
tebal sesuai gambar untuk itu.
• Bahan untuk cermin menggunakan : Clear float glass, tebal minimal 6
mm. Disatu permukaannnya dilapisi (chaemics deposited silver).
Permukaan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-
bercak lainnya.
• ASTM : E6-P3
• PBVI 1982
• Ketebalan kaca harus merata, siku sudut-sudutnya (toleransi 1,5 mm per
m’) potongannya harus lurus, Semua bahan kaca dan cermin sebelum
dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan perencana/MK. Sisi
kaca yang tampak maupun tidak tampak akibat pemotongan harus
digurinda/dihaluskan, hingga membentuk tembereng.
Pemasangan cermin
Cermin ditempel dengan dasar kayu lapis jenis MR yang disekrupkan
pada klose-klose dinding, kemudian dilapis dengan plastik busa tebal
1cm.
Pemasangan cermin menggunakan penjepit aluminium siku/skrup-skrup
kaca yang mempunyai dop penutup steinless steel.
Setelah terpasang, cermin harus dibersihkan dengan cairan pembersih
yang mengandung amoniak .
PASAL 10
PEKERJAAN PENGECATAN
PASAL 11
PEKERJAAN RAILING TANGGA
11.2.1. Bahan:
a. Untuk bahan stainless steell setara “Indah Maspion”.
b. Rangka pipa GIV ukuran 1.5 Inch, serta plat baja 10mm.
11.2.2 Jenis Bahan:Pipa-pipa , tebal 1,8 - 2 mm. Digunakan stainless steel dengan
mutu SS 306 finish mirror dan pipa GIV dengan pengelasan sambungan harus
kuat dan permukaan halus.
11 3.1. Bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari perencana /
pengawas.
11 3.4. Bila dianggap perlu, kontraktor wajib mengadakan test terhadap bahan-
bahan tersebut pada laboratorium yang ditunjuk perencana / pengawas baik
mengenai komposisi,Konsentrasi dan aspek-aspek lain yang ditimbulkannya
biaya atas beban kontraktor.
11 3.5. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji,baik pada
pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan dilapangan oleh
perencana/pengawas atas tanggungan kontraktor tanpa biaya tambahan .
• Pekerjaan stainless steel seperti yang ditunjukkan dalam gambar untuk itu.
• Untuk stainless steel yang dipakai berupa profil-profil pipa dan plat
stainless steel.
• Penyambungan dengan luas harus dilaksanakan dengan kelipatan dan
keahlian yang tinggi, pengelasan harus dengan laslistrik dengan electrode
stainless steel, permukaan yang dilas harus sama rata dan alur lasnya
kelihatan teratur, bekas las-lasan harus dikikir dan dihaluskan tanpa
mengurangi kekuatan lasnya. Las-lasan yang cacat harus dipotong dan
dilas kembali atas biaya pemborong .
• Pembengkokan profil-profil / plat-plat / pipa-pipa harus dilaksanakan
dengan alas bender (pembengkokan) sehingga hasilnya baik, halus dan
tidak cacat-cacat bekas pukulan .Setelah pekerjaan las-lasan, penghalusan
dan pemasangan selesai stainless steeldipoles dengan mesin poles,
kemudian digosok dengan compound memakai kain halus sehingga bersih
dan mengkilap
PASAL 12
PEKERJAAN CLOSET DAN WASTAFEL
12 2.1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan yang diperlukan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan
pengangkutan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang
bermutu baik.
12 2.2. Pekerjaan pemasangan kloset jongkok, kloset duduk dan Wastafel pada
Bangunan didalam kamar mandi atau wc.
12.3.1. Bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari perencana /
pengawas.
12.3.3. Bila dianggap perlu, kontraktor wajib mengadakan test terhadap bahan-
bahan tersebut pada laboratorium yang ditunjuk perencana / pengawas baik
mengenai komposisi,Konsentrasi dan aspek-aspek lain yang ditimbulkannya
biaya atas beban kontraktor.
12.3.4. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji,baik pada
pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan dilapangan oleh
perencana/pengawas atas tanggungan kontraktor tanpa biaya tambahan.
PASAL 13
PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL DAN PLUMBING
Spesifikasi teknis ini menjelaskan tentang uraian syarat-syarat teknis dalam hal
penyediaan, pemasangan, dan pengetesan seluruh peralatan (material) dan instalasi
yang ditunjukkan pada gambar perencanaan untuk pelaksanaan pekerjaan mekanikal
dan elektrikal pada Pekerjaan Pembangunan Gedung Program Teknologi Informatika
dan Ilmu Komputer. Spesifikasi teknis ini meliputi uraian untuk pelaksanaan antara
lain:
A. Gambar-Gambar
Gambar-gambar perencanan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua
accessories dan fixture secara terperinci. Semua bagian tersebut walaupuntidak
digambarkan atau disebutkan secara detail harus disediakan dan dipasang oleh
Pemborong, sehingga sistem dapat bekerja dengan baik, benar dan sesuai standar
yang berlaku. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan instalasi yang pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan
kondisi lapangan. Gambar-gambar arsitektur dan struktur/sipil harus dipakai sebagai
referensi untuk pelaksanaan dan detail "finishing" dari proyek. Sebelum pekerjaan
dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar-gambar kerja dan detail (shop
drawing) sebanyak 3 (tiga) set yang harus diajukan kepada Direksi Pengawas
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan
pemborong dan telah disetujui Direksi Pengawas Lapangan dianggap bahwa
Pemborong telah memahami situasi serta telah berkonsultasi dengan pekerjaan
instalasi lainnya. Pemborong harus membuat catatan yang cermat dari penyesuaian
pelaksanaan pekerjaan di lapangan,catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set
lengkap gambar (kalkir) dan 3(tiga) set lengkap gambar blue print sebagai gambar-
gambar sesuai pelaksanaan (as built drawings). As built drawings harus diserahkan
kepada Direksi Pengawas Lapangan dan Pemberi Tugas (Owner) setelah selesai
pekerjaan. Dalam hal ada keraguan yang ditimbulkan karena kemungkinan kesalahan
penggambaran atau ketidak sesuaian lainnya, pemborong harus segera mengajukan
pertanyaan tertulis kepada Direksi Pengawas Lapangan, PemberiTugas, dan
Perencana untuk mendapatkan penjelasan masalah tersebut dalam pelaksanaan baik
berupa jenis barang, pemasangan maupun pengujian atau pengetesan.
B. Koordinasi
Pemborong pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja
sama dengan Pemborong bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat
berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan. Koordinasi
yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi atau menghambat pekerjaan lainnya.
D. Perlindungan Pemilik
Atas penggunaan bahan dan material, sistem dan lain-lain oleh Pemborong,Pemberi
Tugas (Pemilik) dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis
lainnya. Hal ini Harus menjadi Perhatian dan tanggung jawab Pemborong.
G. Laporan
Pemborong wajib membuat "Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan" yang
memberikan gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan secara
jelas. Laporan tersebut meliputi:
1. Kegiatan Fisik Catatan dan perintah Direksi Pengawas Lapangan yang disampaikan
baik secara lisan maupun tertulis.
2. Hal-hal yang menyangkut masalah:
• Material (masuk atau ditolak)
• Jumlah tenaga kerja
• Keadaan cuaca
• Pekerjaan tambah/kurang Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan
dimana laporan tersebut berisi ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan
minggu lalu sehingga menjadi laporan selama 1 (satu) bulan dan rencana
pekerjaan minggu depan dan satu bulan ke depan. Laporan ini harus
ditandatangani oleh Manager Proyek dan diserahkan pada Direksi Pengawas
Lapangan dan Pemberi Tugas untuk diketahui/disetujui.
K. Masa Pemeliharaan
Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan berjangka
dan pemeriksaan rutin. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine tersebut,
harus dilaksanakan tidak kurang dari dua minggu sekali.
R. Pengawasan
Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh
Direksi Pengawas Lapangan dan Staff-nya. Pada setiap saat Direksi Pengawas
Lapangan atau petugas-petugas/staff harus dapat mengawasi,memeriksa dan menguji
setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan serta Pemborong harus mengadakan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan,
tetapi luput dari pengamatan Direksi Pengawas Lapangan dan stafnya adalah menjadi
tanggung jawab Pemborong.Di tempat pekerjaan, Direksi Pengawas Lapangan
menempatkan petugas-petugas pengawasan yang bertugas setiap saat untuk
mengawasi pekerjaan.
A. Sistem
1. Air Bersih
Sumber air bersih untuk proyek ini berasal dari sumber air tanah atau Sumur
dalam sebagai sumber air utama dan cadangan. Air bersih yang berasal dari
sumur dalam dan sumur dangkal di sambungkan langsung ke Ground Water
Reservoir Tank (GWR).Supply air bersih dari sumur dalam menggunakan
Submersible DeepWell Pump (SDWP) dan dari sumur dangkal menggunakan
Jet Pump. Pengontrolan penggunaan air bersih dari SDWP atau jet pump
maupun PDAM dengan gate valve + pelampung (WLC, water level control)
dan ditambah check valve. Selanjutnya dari Water Reservoir Tank, air bersih
dengan pompa penguat (Booster Pump) secara sistem tangki tekanan
(Hydrophor)otomatis disalurkan ke seluruh Toilet yang ada pada lantai
bangunan hingga siram taman. Supply air bersih dari pompa penguat
(Booster Pump) sebelum dialirkan akan difilterisasi terlebih dahulu dengan
SandFilter dan Carbon Filter. Untuk menentukan kenyamanan bagi
pemakainya, tekanan air pada seluruh unit fixture harus memenuhi syarat-
syarat tekanan air yang ada dalam buku PPI Tahun 1979. Untuk sumber air
tanah telah terjamin kualitas/mutu airnya yang harus dibuktikan dengan hasil
pemeriksaan laboratorim yang tunjuk oleh Direksi Pengawas Lapangan dan
Pemberi Tugas(Owner).
air kotor. Air buangan dari wastafel dan floor drain dipisah dengan buangan
air dari water closed, untuk itu digunakan 2 (dua) pipa tegak dan mendatar
untuk melayani dan mengalirkan kedua jenis air buangan tersebut. Air bekas
yang berasal dari wastafel dan floor drain akan dialirkan langsung ke drainage
bangunan, sedangkan buangan air dari kitchen (dapur kotor) dan ruang cuci
pakaian akan dialirkan masing-masing ke bak penampungan yaitu Grease
Trap dan Neutralizing Tank untuk disaring atau difilter (jika diperlukan) yang
3. Air Hujan
Air hujan yang berasal dari atap bangunan disalurkan melalui beberapa pipa
tegak sampai dibawah lantai satu langsung disalurkan ke drainage bangunan
dan sedangkan untuk atap bangunan lainnya, air hujan jatuh bebas langsung
dialirkan ke drainage/saluran bangunan. Selanjutnya air buangan yang
berada pada seluruh saluran bangunan sebelum dialirkan ke drainage/saluran
kota terdekat, harus dialirkan kesumur resapan, yakni untuk mengurangi
limpahan yang sangat berlebihan atau banjir sekaligus untuk menambah
potensi air tanah. Pemanfaatan air hujan dapat dilakukan, yaitu sebagian air
hujan ditampung dalam tanki air hujan yang selanjutnya akan difilterisasi
(disaring) dengan menggunakan pompa transfer melalui sand filter tank dan
karbon filter untuk disalurkan ke Water Reservoir Tank (WRT). Sedangkan
limpahan dari tanki air hujan akan dialirkan ke drainage bangunan terdekat.
B. Persyaratan Bahan
1. Pipa Air Bersih
Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa pipa air bersih yang
digunakan untuk pemipaan pompa utama air bersih dan pemipaan distribusi
air bersih yaitu pipa baja galvanizer (Galvanized Steelpipe/GIP) medium yang
tahan terhadap tekanan maksimum 50 Kg/Cm2,toleransi tebal (sedang) ±
10%, toleransi diameter luar ± 1% dan harus sesuai dengan standar BS
1387/67, SNI 07 0039- 87, SNI 0161.81. Seluruh sambungan pipa GIP harus
dilas metal dengan penguat yang berupa pelana kuda (Saddle).Produksi :
Setara PPI, Bakrie, Bumi Kaya, KHI, Spindo.
2. Pipa Air Bersih, Air Kotor, Air Bekas, Air Hujan dan Vent
Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa pipa air bersih pada
pemipaan dari Water Reservoir Tank (WRT) ke toilet bangunan menuju unit
fixture toilet dan dari Flow Meter PDAM, harus menggunakan pipa PVC AW
yang tahan terhadap tekanan 10 Kg/cm.
Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa pipa air kotor, air bekas dan
air hujan pada pemipaan dari seluruh toilet dan atap bangunan menuju septic
tank (STP-Biotech System), saluran/drainage bangunan,harus menggunakan
pipa PVC AW yang tahan terhadap tekanan 10Kg/cm. Sesuai dengan standard
SNI-06-0084-1987 dan SII 0344-82. Dinyatakan dalam gambar perencanaan,
bahwa pipa vent pada pemipaan dari seluruh water closed, urinal,
wastafel/Lavatory dankitchen seluruh bangunan, harus menggunakan pipa
PVC D yang tahan terhadap tekanan 8 Kg/cm. Sesuai dengan standard JIS K
6741, SNI-06-0084-1987.Semua peralatan bantu pipa PVC-AW dan PVC-D
seperti fitting, elbow45, reduser (type Concentric), male adapter, tee 45 (Tee
Y) dan lainnya harus dari bahan yang sama dengan pipa yang digunakan,
yang mana sambungan pipa PVC AW berdiameter dibawah 4 cm digunakan
A. Sistem
Sumber daya listrik berasal dari penyambungan sumber daya listrik utama PLN
dengan sistem tegangan TR 380V, 50 Hz.
4. Komponen Panel
Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa komponen panel utama
banyak ragamnya, antara lain:
i. Unit Lightning Arrester R,S,T - phase & Netral, 100 kA, 40kA dan15kA, 400
V untuk tegangan rendah, harus memenuhi persyaratan DIN VDE 0675
part6 LMK, PLN. Produksi : Setara Phoenix Contect,OBO Bettermann,
Merlin Gerin.
j. Meter Pengukur
PASAL 14 :
PEKERJAAN WATER PROOFING
- NI - 3
- ASTM 828
- ASTME - 154
- ASTMD - 146
- TAPP I803 dan 407
Keputusan jenis bahan, warna, tekstur dan produk akan diambil oleh
Konsultan Pengawas dan akan diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak
lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan
tersebut.
14.5 Pelaksanaan
n. Semua protection screed harus diberi lapisan wirenet dengan ukuran grid
<20mm dan diameter 1.0 mm. Protection screed harus dibuat menjadi pelat-pelat
segmental dengan ukuran maksimal 3.0m x 3.0m. Deletasi diantaranya harus
diisi dengan sealant
Setelah pemasangan semua protection screed, maka harus diadakan sekali lagi
test dengan cara merendam semua bagian yang telah di waterproofing dengan
air selama 2x24 jam.
- Bila ada pekerjaan yang harus dibongkar / diperbaiki akan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
PASAL 15 :
PERATURAN PENUTUP.
15.1. Meskipun dalam Bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak
dinyatakan kata-kata yang harus disediakan oleh Pemborong dan tidak disebutkan
dalam penjelasan pekerjaan pembangunan ini, maka pekerjaan tersebut diatas tetap
dianggap ada dan dimuat dalam Bestek ini.
15.2. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan ini, tetapi
tidak diuraikan atau dimuat dalam Bestek ini, tetapi diselenggarakan dan
diselesaikan oleh Pemborong, harus dianggap seakan-akan pekerjaan itu diuraikan
dan dimuat dalam Bestek ini, untuk menuju ke penyerahan yang lengkap dan
sempurna menurut pertimbangan Direksi.