Anda di halaman 1dari 26

SPESIFIKASI TEKNIS

A. SYARAT – SYARAT TEKNIS UMUM

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

Kegiatan : Pengembangan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) – KUMKM


: Prov. Sumatera Barat
Pekerjaan : Pengembangan PLUT-KUMKM
Lokasi : Kota Padang
Tahun Anggaran 2018

Sarana Pekerjaan :
a. Tenaga kerja/ tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
b. Alat–alat Bantu pelaksanaan, alat-alat pengangkut yang dipergunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
c. Bahan–bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang akan
dilaksanakan tepat pada waktunya.

Cara pelaksanaan :
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan–ketentuan
dalam Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS), Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan serta
mengikuti petunjuk/Pengelola Teknis Proyek.

PASAL 2
GAMBAR - GAMBAR

Renca Kerja dan Syarat – syarat dilampiri :


a. Gambar rencana denah, Tampak dan Potongan
b. Gambar detail serta gambar sarana pendukung lainnya.

PASAL 3
PENGATURAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam rencana Rencana Kerja
dan Syarat–syarat (RKS) ini,berlaku dan mengikat ketentuan–ketentuan di bawah ini
termasuk segala perubahan dan tambahannya :
- Perpres 54 tahun 2010 dengan lampiran – lampiran
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 71)
- NI – 5, Peraturan Konstruksi Indonesia
- Peraturan Kontruksi Baja yang berlaku di Indonesia
- Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN setempat
- Peraturan Umum dari Dinas Keselamat Kerja Departemen Tenaga Kerja.
- Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia (PKKI 1961)
- Peraturan Muatan Indonesia.
- Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan Bangunan.
2. Gambar Bestek yang dibuat oleh Konsultan Perencana dan telah disyahkan oleh pemberi
tugas dan Pengelola Teknis Proyek.
a. Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS).
b. Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing).
c. Surat Penawaran beserta lampiran – lampiranya.
d. Jadwal Pelaksanaan ( Time Schedulle ) yang telah disetujui oleh Pemberi tugas.
Spesifikasi Teknis
PASAL 4
PENEMPATAN BANGUNAN DAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

1. Penempatan gedung di sesuaikan dengan Block Plan/Gambar Situasi yang ada (menurut
petunjuk pengawas lapangan/pihak user /pihak proyek) .
2. Penyedia Jasa harus mengadakan penelitian yang seksama terutama mengenai kondisi
tanah/ lahan yang ada, sehingga dalam estimasi perhitungan volume tidak terjadi
kesalahan-kesalahan yang mengakibatkan harga penawaran menjadi rendah.
3. Kelalaian dan ketidaktelitian Penyedia Jasa dalam hal ini tidak dapat di jadikan alasan untuk
mengajukan klaim.
4. Dalam hal pengurusan izin mendirikan bangunan (IMB) merupakan kewajiban Penyedia
Jasa yang berkoordinasi dengan pihak owner, segala biaya administrasi ditanggung oleh
pihak Penyedia Jasa.
5. Penempatan bangunan disesuaikan dengan Garis Sepadan Bangunan (GSB) berdasarkan
peraturan pemerintah setempat.

PASAL 5
PENJELASAN GAMBAR BESTEK DAN RKS

1. Penyedia Jasa dan Konsultan Pengawas diharuskan meneliti rencana gambar bestek dan
rencana kerja dan syarat–syarat (RKS), termasuk penambahan/pengurangan atau perubahan
yang tercantum dalam berita acara Aanwijzing.
2. Bila terdapat perselisihan antara bestek dengan rencana kerja dan syarat–syarat (RKS), maka
yang mengikat adalah rencana kerja dan syarat–syarat ini.
3. Bila terdapat perbedaan antara rencana gambar bestek yang satu dengan rencana gambar
bestek yang lain, maka diambil rencana gambar bestek yang ukuran skalanya lebih besar.
4. Bila perbedaan–perbedaan tersebut diatas menimbulkan keragu-raguan, sehingga akan
menimbulkan kesalahan–kesalahan dalam pekerjaan, maka harus segera dikonsultasikan
kepada Konsultan Pengawas atau Konsultan Perencana dan keputusan–keputusannya harus
dilaksanakan.

PASAL 6
PERSIAPAN DILAPANGAN

1. Papan nama proyek harus dipasang sedemikian rupa sehingga terbaca dari luar batas
daerah kerja atau bentuknya/penempatannya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
Pengeluaran biaya untuk pembuatan papan nama proyek adalah tanggung jawab
Kontraktor. Pemasangan, bentuk dan isi harus sesuai dengan persyaratan Pemerintah
Daerah setempat dan mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
2. Kontraktor harus membuat kantor di lokasi proyek untuk tempat Manager Proyek/wakil
Kontraktor bekerja, dilengkapi dengan peralatan kantor yang dibutuhkan.
3. Kontraktor juga harus menyediakan gudang dengan luas yang cukup untuk menyimpan
bahan-bahan bangunan dan peralatan-peralatan agar terhindar dari gangguan cuaca dan
pencurian.

PASAL 7
JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULE)

1. Sebelum pekerjaan bangunan dimulai, maka Penyedia Jasa wajib membuat jadwal
pelaksanaan (time schedule) yang membuat uraian pekerjaan, waktu pekerjaan, bobot
pekerjaan dan grafik hasil pekerjaan secara terperinci serta jadwal penggunaan bahan
bangunan dan tenaga kerja.

Spesifikasi Teknis
2. Untuk peleksanaan pekerjaan yang terperinci, Pelaksanan Penyedia Jasa :
- Harus membuat rencana kerja harian, mingguan, bulanan yang diketahui/disetujui oleh
Konsultan Pengawas Lapangan.
- Harus membuat gambar kerja, untuk pegangan/pedoman bagi kepala tukang yang harus
diketahui Konsultan Pengawas Lapangan.
- Harus membuat daftar yang memuat pemasukan bahan bangunan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan bangunan.
3. Rencana Kerja (time schedule) diatas harus mendapat persetujuan konsultan pengawas dan
pemberi tugas.
4. Rencana Kerja (time schedule) harus selesai dibuat Penyedia Jasa paling lambat 7 hari setelah
SPK diterima.
5. Penyedia Jasa harus memberikan salinan Time Schedule kepada konsultan pengawas,
pemberi tugas dan 1 (satu) lembar dipasang dibangsal kerja.
6. Konsultan pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Penyedia Jasa berdasarkan Time
Schedule yang ada dan Penyedia Jasa harus membuat grafik prestasi pekerjaan.

PASAL 8
KUASA PENYEDIA JASA DILAPANGAN

1. Di lapangan pekerjaan, Penyedia Jasa wajib menunjuk kuasa Penyedia Jasa atau biasa
disebut Pelaksana Lapangan yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Penyedia Jasa,berpendidikan minimum Sarjana
Muda Teknik atau STM Jurusan Bangunan atau disesuaikan dengan kontrak.
2. Dengan adanya pelaksana, tidak berarti Penyedia Jasa lepas tanggung jawab sebagian
ataupun keseluruhan kewajibannya.
3. Bilamana kemidian hari menurut pendapat Pengelola Teknis Proyek, pelaksana kurang
mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada
Penyedia Jasa secara tertulis untuk mengganti pelaksana.
4. Dalam waktu 7 ( tujuh ) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Penyedia Jasa sudah
harus menunjuk pelaksana baru atau Penyedia Jasa sendiri (Penanggungjawab/ Direktor
Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.

PASAL 9
JAMINAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Penyedia Jasa diwajibkan menyediakan obat–obatan menurut syarat–syarat Pertolongan


Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang selalu dalam keadaan siap digunakan dilapangan
untuk mengatasi kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja dilapangan.
2. Segala hal yang menyangkut jaminan social dan keselamatan para pekerja wajib diberikan
oleh Penyedia Jasa sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku.

PASAL 10
ALAT – ALAT PELAKSANAAN

Semua alat–alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia Jasa sebelum
pekerjaan fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap dipakai, antara lain :
 Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur jika diperlukan
 Pompa air system pengeringan jika diperlukan.

Spesifikasi Teknis
PASAL 11
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/ kurang diberitahukan dengan tertulis atau ditulis
dalam Buku Harian oleh Direksi serta persetujuan pemberi tugas.
2. Pekerjaan tambah/ kurang hanya berlaku apabila memang nyata ada perintah dari Pemberi
Tugas.
3. Buku harian merupakan perintah tertulis dari konsultan pengawas dan pemberi kerja dan
harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.
4. Biaya pekerjaan tambah/ kurang diperhitungkan menurut daftar harga satuan pekerjaan
yang dimasukan oleh Penyedia Jasa yang pembayarannya diperhitungkan bersama dengan
angsuran terakhir.
5. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuannya
akan ditentukan lebih lanjut oleh Direksi dan Pengelola Teknis bersama–sama dengan
Penyedia Jasa dengan persetujuan Pemberi tugas.
6. Untuk pekerjaan tambah tidak dijadikan alasan. Penyebab keterlambatan penyerahan
pekerjaan, tetapi Konsultan Pengawas dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu
karena adanya pekerjaan tambah tersebut.

PASAL 12
SYARAT – SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

1. Semua bahan–bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat – syarat yang
ditentukan.
2. Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan Penyedia Jasa wajib
memberitahukan.
3. Semua bahan bangunan yang akan dipergunakan harus diperiksa oleh konsultan pengawas
untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Penyedia Jasa dilapangan pekerjaan, tetapi
ditolak pemakaiannya oleh konsultan pengawas,harus segera dikeluarkan dari lapangan
pekerjaan selambat–lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dari jam penolakan.
5. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan oleh Penyedia Jasa,tetapi ditolak
pemakainya oleh konsultan pengawas, pekerjaan tersebut harus dibongkar selambat–
lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dari jam penolakan.
6. Apabila konsultan pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut,konsultan
pengawas berhak mengirim bahan–bahan ke Balai Penelitian Bahan–Bahan (Laboratorium)
yang terdekat untuk diteliti. Biaya penelitian menjadi tanggungan Penyedia Jasa apapun
hasil penelitian bahan tersebut.

PASAL 13
PEMERIKSAAN PEKERJAAN

1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan telah selesai,akan tetapi
belum diperiksa oleh konsultan pengawas, Penyedia Jasa diwajibkan meminta persetujuan
kepada konsultan pengawas. Apabila konsultan pengawas telah menyetujui bagian
pekerjaan tersebut, Penyedia Jasa dapat meneruskan pekerjaan tersebut.
2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2x24 jam tidak dipenuhi konsultan
pengawas, Penyedia Jasa dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya
diperiksa dianggap telah disetujui oleh konsultan pengawas. Hal ini kecuali bila konsultan
pengawas minta perpanjang waktu.
3. Bila Penyedia Jasa melanggar ayat 1 pasal ini konsultan pengawas berhak menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya
pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

Spesifikasi Teknis
Pasal 14
BAHAN-BAHAN UMUM

1. SEMEN PORTLAND

a. Kualitas, semen portland yang digunakan adalah yang disetujui Direksi dan
telahmemenuhi syarat Standar Indonesia (N.I.8) atau memenuhi standar mutu dan cara
Uji Semen Portland (SII-0013-81). Semen yang digunakan hasil produk (semen Padang)
dan tidak boleh memakai semen (PC) yang sudah mengeras (Sweping) khusus untuk
mengerjakan beton konstruksi harus memakai mutu yang sejenis dan memenuhi syarat
teknis.
b. Banyaknya semen yang dipergunakan disesuaikan dengan jumlah takaran yang
diperlukan pada setiap jenis pekerjaan. Pelaksana harus mencatat setiap penerimaan dan
pengeluaran semen dari gudang penyimpanan yang digunakan untuk tiap jenis
pekerjaan pada hari itu.
c. Penyimpanan semen harus ditempatkan dalam gudang yang terlindung dari cuaca
dan bebas dari kelembaban udara, mempunyai lantai penyimpanan maksimal 30 cm
diatas tanah. Penumpukan dalam zak semen tidak boleh lebih dari 2 m tingginya.

2. BAJA TULANGAN

a. Baja tulangan yang dipakai adalah minimal harus sesuai dengan PBI 1971 setara
produksi Krakatau Steel dengan mutu sebagai berikut :

Diameter Jenis Barang Mutu Tau (To, 2)

8, 10, 12 mm Polos U.24 2.400 Kg/cm2

16 mm Ulir U.32 3.200Kg/cm2


Keterangan :
Tau : tegangan leleh karakteristik
To. 2 : tegangan karakteristik yang memberikan tegangan tetap 0.20%

b. Kawat beton untuk pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan diameter
minimal 1 ( satu ) mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak menempuh
seng.
c. Besi dan kawat beton seperti dimaksud diatas harus bebas dari kotoran-kotoran,
karat, minyak, cat, kulit giling serta bahan lain yang mengurangi daya lekat terhadap
beton.
d. Sambungan dan panjang kawat besi beton harus sesuai dengan PBI 1971 dan buku
Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok
Bertulang untuk Gedung 1983

3. AGREGAT HALUS (PASIR)

a. Pasir untuk pasangan batu dan beton harus bebas dari gumpalan tanah liat, bahan-
bahan organik, asam, garam, alkali dan bahan-bahan lainnya yang merupakan
substansi perusak. Jumlah prosentase dan segala substansi yang merugikan adalah tanah
berbutir halusberatnya tidak boleh lebih dari 5%, menurut pemeriksaan
laboratorium, atau memenuhi SII-0052-80 tentang “Mutu dan Cara Uji Agregat Beton”.
b. Gradasi pasir untuk campuran beton disesuaikan dengan syarat-syarat pada PBI-
1971 atau standar “Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal” (SK NIT-
015-1990-03).

Spesifikasi Teknis
4. AGREGAT KASAR (KERIKIL, BATU PECAH/BELAH)

a. Agregat harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah pecah, tipis,
mengandung alkali dan bahan-bahan organis lainnya sesuai SII-0052-80 tentang
Mutu dan Cara Uji Agregat Beton.
b. Bagian yang aus tidak melebihi 50% berat agregat sesuai dengan pengujian mesin Los
Angeles (Abrams Test).
c. Bagian agregat yang pipih dan lonjong tidak melebihi 5% berat agregat, dan
permukaan agregat harus kasar, massif, solid dan tidak berpori.
d. Ukuran butir antara 20 mm sampai dengan 25 mm dengan susunan gradasi dan
persyaratannya sesuai dengan PBI-1971 atau menurut standar “Tata Cara Pembuatan
Rencana Campuran Beton Normal” (SK.SNIT-15-1990-03).

5. A I R

Air yang dipakai untuk campuran beton, spesi/mortel, plesteran dan pasangan lainnya
harus bebas dari lumpur, minyak asam, bahan organik, garam dan kotoran lainnya dalam
jumlah yang dapat merusak konstruksi. Air got tidak boleh dipakai, sebaiknya dipakai air
dari sumur, PAM atau disesuaikan dengan standar yang berlaku pada PBI-1971.

6. KAYU

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan secara lengkap tenaga, alat-alat, dan bahan-bahan, serta
pembuatan dan pemasangan pekerjaan kayu arsitektural yang terdiri dari:
a. Pekerjaan kayu kasar. Kayu untuk pekerjaan ini adalah kayu Kelas II atau seatara
Marsawa.
b. Pekerjaan kayu halus, yakni pekerjaan daun pintu panel dan kusen pintu. Kayu
untuk pekerjaan tersebut di atas adalah kayu Kelas II atau seatara Marsawa.
c. Lembaran kayu tripleks . Spesifikasinya adalah :
 semua tripleks untuk Plafond harus mempunyai permukaan yang rata,
bebas dari goresan, retak, dan noda.
 Tripleks harus memiliki kekuatan rekat yang tahan terhadap air dan
cuaca, venir muka dan belakang berkualitas sama, dari mutu IBB standar SII-
0404, dan berasal dari merek dagang yang dikenal baik.
 Kayu lapis yang digunakan harus memiliki ketebalan sesuai dengan
petunjuk gambar kerja dan digunakan di tempat-tempat seperti ditunjukkan
dalam gambar kerja.
 Semua alat pengencang seperti paku sekrup, baut angkur, dan lainnya harus
dari baja lapis galvanis/antikarat dalam ukuran sesuai dengan petunjuk
gambar kerja atau kebutuhan standar yang berlaku.
 Semua lem dan perekat harus dari jenis kedap air, seperti setara dengan
produk neoprene based/synthetic resin based.

d. Pekerjaan kayu lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.

Persyaratan Bahan
a. Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering, lurus, tanpa cacat mata
kayu, putih kayu, dan tidak pecah dan retak.
b. Kayu untuk jenis yang ditentukan harus berkualitas baik, kelas awet, dan
kelas kuat sesuai dengan PKKI dan jenis pekerjaan seperti tersebut dalam
daftar. Kayu harus bebas getah, celah, mata kayu besar yang lepas atau mati,
susut pinggirannya, dan cacat yang parah.
c. Sebelum pelaksanaan, material yang akan digunakan harus sesuai dengan
contoh yang disetujui konsultan pengawas. Contoh bahan harus diserahkan
kepada pengawas lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum pengadaan
Spesifikasi Teknis
dan pelaksanaan pekerjaan. Semua kayu, kayu lapis dan papan harus terjamin
kualitas dan kadar air yang disyaratkan.
 Konstruksi kayu terlindung dari hujan, rangka-rangka dan bilah-bilah
kadar airnya 18-20%.
 Kayu untuk penyelesaian interior kadar airnya 18%.

7. BAHAN-BAHAN LAIN

a. Bahan-bahan yang diperlukan dalam pekerjaan Kegiatan, baik yang bersifat bahan
dasar maupun bahan yang telah jadi produksi harus terdiri dari bahan yang
berkualitas baik, tanpa cacat dan disetujui oleh Direksi.
b. Bahan-bahan additive boleh dipakai bila telah disetujui oleh Pengawas.
c. Untuk Bahan pada tiang bendera pada pekerjaan ini menggunakan Pipa Stainlist Steel.
Menggunakan pipa 2” dan 1,5” dengan ketinggian 4m.

B. SYARAT – SYARAT TEKNIS KHUSUS

PASAL 1
PEKERJAAN PENDAHULUAN

Pekerjaan Pendahuluan adalah suatu pekerjaan awal yang merupakan suatu kesatuan pekerjaan
yang tidak terpisahkan dari pekerjaan utama yang diatur dalam Rencana Kerja dan Syarat –
syarat (RKS) dan Surat Perjanjian / Kontrak yang meliputi :
a. Pengambilan Foto Dokumentasi, Foto Dokumentasi harus dilakukan pada waktu :
a. Pekerjaan ( 0%, 25%, 50%, 75%, 100% )
b. Setiap jenis/item pekerjaan (proses dan finish)
c. Setiap Pengajuan Pembayaran Angsuran
d. Setelah masa pemeliharaan berakhir.
e. Foto harus berwarna ukuran postcard sebanyak masing – masing 3 ( tiga ) lembar
disusun dalam album dan diberi keterangan.
b. Sebelum rekanan Penyedia Jasa mengadakan persiapan di lokasi sebelumnya harus
memenuhi prosedur tentang tata cara perijinan / berkenaan untuk memulai dengan
persiapan-persiapan pembangunan kepada Pemerintah daerah setempat yang
bersangkutan terutama tentang dimana harus membanguna bangunan sementara.
c. Pada saat mengadakan persiapan dan pengukuran Direksi pengawas lapangan harus
sudah memulai aktif untuk mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.
d. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelumnya tiap-tiap bagian pekerjaan
dilaksanakan, harus mendapatkan ijin tertulis dari Pengawas Direksi Lapangan untuk
dapat meneruskan bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala.
e. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai Penyedia Jasa harus mempersiapkan
keperluan-keperluan lapangan diantaranya pembuatan gudang pemyimpanan bahan
material dan alat-alat kerja / gudang bahan dan gudang kerja.
f. Lapangan/lokasi pekerjaan yang dipakai untuk bangunan ini harus dibersihkan terlebih
dahulu dari rumput-rumput serta semak-belukar. Humus tanah dan tanah lempung
harus dikeluarkan dari lokasi yang akan dibangun.
g. Bouwplank dipasang pada patok kayu kasau berukuran 5/7, tertancap ditanah sehingga
tidak tidak dapat digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 1.50 m satu
dengan yang lainnya.
h. Bouwplank dibuat dari kayu kasau dengan ukuran tebal 3 cm dan lebar 15 cm dipasang
lurus dan diserut rata pada sisi disebelah atasnya. Tinggi sisi atas papan bangunan harus
sama satu dengan yang lainnya dan rata / waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh
Direksi/Pengawas Lapangan.

Spesifikasi Teknis
i. Bouwplank dipasang minimum sejarak 2 m dari as pondasi terluar. Apabila kondisi
lapangan tidak memungkinkan, bouwplank diletakkan sesuai dengan petunjuk Direksi
Lapangan.
j. Setelah selesai pemasangan bouwplank, Penyedia Jasa harus melaporkan kepada Direksi
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan dan harus menjaga serta memelihara
keutuhan dan ketetapan letak bouwplank selama pembangunan sampai dinyatakan
tidak diperlukan lagi oleh Direksi Lapangan. Jika terdapat peraturan ukuran antara
gambar-gambar detail, yang mengikat adalah ukuran-ukuran pada gambar-gambar
utama, namun demikian hal-hal tersebut harus dilaporkan terlebih dahulu kepada
Direksi/Pengawas/PPTK untuk penegasan sebelum dilaksanakan.
k. Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru sebelumnya dan sesudah
pelaksanaan pekerjaan ini adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
l. Penetapan ukuran dan sudut-sudut siku harus tetap dijaga dan diperhatikan dengan
teliti dan sebenar-benarnya, antara lain dengan mempergunakan waterpass dan
Meteran.
m. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan mempelajari dengan seksama
rencana tapak dan titik mula/awal pembangunan dan referensi koordinat, pengukuran
sesuai petunjuk Direksi/Pengawas Lapangan atau seperti yang tercantum dalam gambar
kerja.
n. Papan Nama Kegiatan sepanjang tidak ditentukan lain papan nama proyek harus dibuat
sesuai dengan peraturan pemerintah daerah setempat, yang mencantumkan antara lain
nama proyek, nama pekerjaan, biaya pelaksanaan, waktu pelaksanaan, nama Penyedia
Jasa dan lain-lain. Biaya pembuatan papan nama proyek ini semuanya menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa.

PASAL 2
PEKERJAAN PONDASI

PEKERJAAN TANAH
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan tanah dan galian adalah :
a. Galian tanah untuk pondasi
b. Timbunan Tanah
c. Urugan pasir di bawah lantai

Pelaksanaan
a. Galian tanah dilaksanakan untuk lobang pondasi, lain-lain yang diperlukan untuk
menunjang pekerjaan lainnya.
b. Dalam, lebar dan panjang masing-masing galian harus disesuaikan menurut kebutuhan
masing-masing keperluan, sebagai pedoman lihat ukuran-ukuran dalam rencana gambar.
c. Jika terdapat genangan di dalam galian tanah tersebut, sebelum dilaksanakan pekerjaan
lobang tersebut harus dikeringkan/dipompa keluar dan dialirkan ke daerah terbuka
sehingga tidak mengganggu pekerjaan lainnya. Untuk Penyedia Jasa harus menyediakan
pompa air yang selalu berada di lokasi pekerjaan dan siap untuk dioperasikan.
d. Urugan tanah dilaksanakan untuk mengisi lobang bekas galian yang tidak terisi oleh
pasangan, dan sekeliling bangunan yang kurang rata dan bergelombang. Untuk
peninggian lantai dimulai dari muka tanah asli sampai 20 cm di bawah muka lantai.
Pemadatan dilaksanakan lapis demi lapis dan disiram dengan air sampai rata dengan
ketebalan lapis maximal 20 cm.
e. Urugan pasir urug dilaksanakan untuk meratakan permukaan sebelum dimulai
pelaksanaan lantai kerja/beton tumbuk dengan ketebalan 10 cm atau sesuai dengan
gambar kerja.
f. Seluruh bagian site yang direncanakan untuk perletakan bangunan harus ditimbun
sampai mencapai ketinggian yang ditentukan, tanah timbunan harus cukup baik, bebas
dari sisa-sisa (rumput, akar-akar dan lain-lainnya) dan dapat mencapai CBR minimal 4 %
rendam air. Dalam hal ini harus mengikuti petunjuk-petunjuk pengawas teknik.

Spesifikasi Teknis
g. Tanah urug harus ditempatkan dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 30 cm dan
harus dipadatkan sebaik-baiknya dengan penambahan air secukupnya.

PEKERJAAN PONDASI DAN PASANGAN BATU KALI


Syarat-syarat Pekerjaan Pondasi adalah :
a. Semua pekerjaan pondasi batu boleh dilaksanakan apabila galian tanah telah diperiksa
dan disetujui oleh Direksi Lapangan baik ukuran/diameter maupun kedalamannya.
b. Semua pekerjaan pondasi harus dilaksanakan sesuai gambar dengan menggunakan spesi
yang ditentukan untuk masing-masing pondasi.
c. Air tanah atau air buangan yang menggenang dalam lubang/parit pondasi harus
dipompa keluar sampai dasar lubang galian menjadi kering.
d. Sebelum pondasi dipasang, harus dibuat profil-profil pondasi dari kayu setiap
sudut/ujung galian yang bentuk serta ukuranya sama dengan penampang pondasi yang
akan dipasang. Tidak diperkenankan mempergunakan profil-profil pondasi dari bambu.

Pelaksanaan
 Batu yang digunakan untuk pondasi harus batu kali atau batu gunung, berwarna abu-
abu hitam dan keras.
 Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari kayu pada
setiap pojok-pojok galian, yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang
pondasi.
 Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setidaknya sedalam
minimum 10 cm, disiram dan diratakan dan diatasnya diberi aanstampang batu kali
pecah yang dipasang sesuai dengan gambar kerja.
 Pondasi batu kali menggunakan adukan campuran 1 PC : 4 pasir pasang untuk kepala
pondasi digunakan adukan kedap air campuran 1 PC : 2 pasir, setinggi 20 cm, dihitung
dari permulaan atas pondasi.
 Adukan harus mengisi setiap rongga diantara batu kali sedemikian rupa.
 Untuk sloof diatas pondasi batu kali dibuat stek-stek sedalam 50 cm tiap 1 m dengan
diameter besi minimum 10 mm.

PEKERJAAN PONDASI TAPAK


Syarat-syarat Pekerjaan Pondasi adalah :
a. Semua pekerjaan pondasi boleh dilaksanakan apabila galian tanah telah diperiksa dan
disetujui oleh Direksi Lapangan baik ukuran/diameter maupun kedalamannya.
b. Semua pekerjaan pondasi harus dilaksanakan sesuai gambar dengan menggunakan
spesifikasi yang ditentukan untuk pondasi.
c. Air tanah atau air buangan yang menggenang dalam lubang/parit pondasi harus
dipompa keluar sampai dasar lubang galian menjadi kering.
d. Sebelum pondasi dikerjakan, harus dibuat profil-profil pondasi dari kayu yang bentuk
serta ukuranya sama dengan penampang pondasi yang akan dipasang. Tidak
diperkenankan mempergunakan profil-profil pondasi dari bambu.

Pelaksanaan :
 Sebelum pekerjaan dimulai segala sesuatu yang menunjang pekerjaan ini telah harus
disediakan seperti material pasir, semen, koral, atau batu pecah dan besi beton yang
spesifikasi teknis pekerjaan atau yang telah disetujui oleh pengawas lapangan, begitu
juga dengan peralatan, semuanya harus siap pakai sehingga nanti dalam pelaksanaan
pekerjaan yang terputus atau terbengkalai.
 Setelah syarat-syarat dipenuhi, pekerjaan bisa dilaksanakan dengan memasang
profil/ begisting pondasi.
 Penempatan tulangan pondasi yang telah disiapkan sebelumya, sesuai dengan
gambar rencana.
 Pengecoran baru dapat dilaksanakan ketika pekerjaan telah diperiksa terlebih
dahulu oleh Direksi Lapangan.

Spesifikasi Teknis
PEKERJAAN PONDASI SUMURAN
Syarat-syarat Pekerjaan Pondasi adalah :
a. Semua pekerjaan pondasi harus dilaksanakan sesuai gambar dengan menggunakan
spesifikasi yang ditentukan untuk pondasi sumuran.
b. Sebelum pondasi dikerjakan, harus dibuat profil-profil pondasi dari kayu yang bentuk
serta ukuranya sama dengan penampang pondasi yang akan dipasang. Tidak
diperkenankan mempergunakan profil-profil pondasi dari bambu.
c. Pekerjaan galian tanah dilaksanakan pada sisi bagian dalam pipa beton pondasi,
sehingga pipa beton akan turun sesuai dengan kedalaman pondasi sesuai dengan gambar
rencana.
d. Setelah galian tanah dan pipa beton selesai dilaksanakan kemudian bagian dasar pondasi
diisi dengan beton cyclopen K-225, bagian tengah diisi dengan batu kali 40% + dengan K-
175 kemudian bagian atas pondasi ditutup kembali dengan beon cyclopen K-225 dengan
ketebalan disesuaikan dengan gambar rencana.
e. Pembesian Pondasi dan Pembesian Poor harus disesuaikan dengan gambar rencana.

Pelaksanaan :
 Sebelum pekerjaan dimulai segala sesuatu yang menunjang pekerjaan ini telah harus
disediakan seperti material pasir, semen, koral, atau batu pecah dan besi beton yang
spesifikasi teknis pekerjaan atau yang telah disetujui oleh pengawas lapangan, begitu
juga dengan peralatan, semuanya harus siap pakai sehingga nanti dalam pelaksanaan
pekerjaan yang terputus atau terbengkalai.
 Setelah tanah mencapai kedalaman yang di tentukan sesuai dengan gambar kerja
dan perintah direksi, masukkan cincin beton pertama kedalamnya. Hati2 saat
memindahlan cincin beton ini dan pastikan tepat masuk kedalam lubang galian tanah
dan lakukan secara berulang cincin betonnya sesuai banyak yang terdapat pada
gambar dan perintah direksi.
 Agar susunan cincin beton terangkai kuat anda bisa menambal celah-celahnya
dengan adukan semen dan pasir. Biarkan tambalan ini selama beberapa saat agar
mengering sebelum benar-benar menutup saumuran.
 Buat adukan beton sebagai pengisi pondasi sumuran yang terdiri atas semen, pasir,
kerikil, dan air. Pastikan semua adukan tercampur rata sebelum digunakan.
 Masukkan batu kali terlebih dahulu kedalam sumuran hingga ketinggian sesuai pada
gambar kerja. Jangan lupa tuangkan adukan beton diatasnya. Atur sedemikian rupa
agar adukan beton ini bisa masuk ke celah-celah tumpukan batu kali dan
mengikatnya.
 Masukkan lagi ketinggian batu kali sesuai pada gambar kerja. Jangan lupa tuangkan
lagi adukan beton diatas gundukan batu kali tersebut. Demikian langkah-langkah
seterusnya hingga seluruh volume sumuran terisi penuh oleh batu kali dan adukan
beton.
 Dibagian atas pondasi sumuran ini, Anda bisa melakukan pekerjaan pembesian
untuk membuat kolom bangunan.

Spesifikasi Teknis
PASAL 3
PEKERJAAN BETON BERTULANG

Lingkup Pekerjaan :
Yang dimaksud dengan pekerjaan beton adalah semua yang dinyatakan dalam gambar
rencana sebagai beton, seperti balok, kolom, sloof, kolom / balok praktis dan lain-lainnya.

Pelaksanaan :
a. Pekerjaan Konstruksi

Konstruksi Diameter Jenis Barang Mutu Mutu Beton

Pondasi Plat ( Ø8 ) f’c = 19,3 Mpa


Polos&Ulir U.24 & U.32
Setempat ( D 12mm ) (K-225)
f’c = 14,5 Mpa
(K-175)
( Ø10 )
Pondasi Sumuran Polos&Ulir U.24 & U.32 &
( D 16mm )
f’c = 19,3 Mpa
(K-225)
f’c = 19,3 Mpa
Sloof ( S1 ) Ø8, 12mm Polos U.24
(K-225)
( Ø8, 12, ) f’c = 21,7 Mpa
Sloof ( S2 ) Polos&Ulir U.24 & U.32
( D 16mm ) (K-250)
( Ø8, 12, ) f’c = 21,7 Mpa
Sloof ( S3 ) Polos&Ulir U.24 & U.32
( D 16mm ) (K-250)
( Ø10 ) f’c = 21,7 Mpa
Kolom ( K1 ) Polos&Ulir U.24 & U.32
( D 16mm ) (K-250)
( Ø8 ) f’c = 21,7 Mpa
Kolom ( K2 ) Polos&Ulir U.24 & U.32
( D 16mm ) (K-250)
f’c = 19,3 Mpa
Kolom ( K3 ) ( Ø8, 12 ) Polos U.24
(K-225)
( Ø8 ) f’c = 21,7 Mpa
Kolom ( K4 ) Polos&Ulir U.24 & U.32
( D 16mm ) (K-250)
f’c = 14,5 Mpa
Kolom 13/25 KJ2 Ø8, 10mm Polos U.24
(K-175)
Kolom 15/20 KJ3 & f’c = 14,5 Mpa
Ø8, 12mm Polos U.24
KJ4 (K-175)
f’c = 14,5 Mpa
Kolom Praktis (KP) Ø8, 10mm Polos U.24
(K-175)
( Ø8, 12, ) f’c = 21,7 Mpa
Balok ( B1 ) Polos&Ulir U.24 & U.32
( D 16mm ) (K-250)
( Ø8, 10, ) f’c = 21,7 Mpa
Balok ( B2 ) Polos&Ulir U.24 & U.32
( D 16mm ) (K-250)
( Ø8, 10, f’c = 21,7 Mpa
Balok ( B3 ) Polos U.24
13mm ) (K-250)
f’c = 19,3 Mpa
Balok ( B4 ) Ø8, 12mm Polos U.24
(K-225)
f’c = 14,5 Mpa
Balok Late ( BL ) Ø8, 10mm Polos U.24
(K-175)

Spesifikasi Teknis
Sementara untuk pekerjaan cor beton lantai kerja pada pondasi plat setempat, bak
kontrol dan lantai kerja pada selasar menggunakan beton Mutu K-100 f’c = 7,4 Mpa.

Sebelum melakukan pekerjaan beton Penyedia Jasa harus menyerahkan JMF (Job
Formula Design) sesuai karakteristik beton yang digunakan kepada direksi/pengawas.

b. Semua pekerjaan beton harus mengikuti persyaratan ketentuan yang tercantum pada:
a. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SKSNI T-15-1991-03.
b. PUBB NI-3 tahun 1970, NI-8 tahun 1964.
c. PBI NI-2 tahun 1971 terutama mengenai :
1. Syarat – syarat bahan untuk semua pekerjaan beton (PBI 1971, NI-2, Bagian II bab
3 Pasal 3.1 sampai dengan Pasal 3.9).
2. Syarat – syarat pelaksanaan pekerjaan beton (PBI 1971, NI-2, Bagian II bab 4-5-6
seluruh pasal).
3. Syarat – syarat pekerjaan tulangan NI-2 (PBI-1991), Bagian IV bab 8 seluruh
pasal).
c. Penakaran semen dan agregat (halus dan kasar), harus dengan kotak-kotak takaran
yang sama volumenya, sesuai dengan hasil perhitungan Mix design. Banyaknya air
untuk campuran beton ditentukan sedemikian rupa, sehingga mudah dikerjakan sesuai
penggunaanya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang tepat, kekedapan serta
kekuatan yang dikehendaki.
d. Penepatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar
cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-bagian konstruksi.
e. Ukuran diameter besi yang digunakan untuk masing-masing pembesian dalam struktur
beton agar disesuaikan dengan gambar kerja dan tidak berkarat. Dan untuk ukuran
harus yang sesungguhnya.
f. Dan dalam pengikatan terhadap tulangan digunakan kawat bendrat yang baik/tidak
karat, serta pengikatan agar berputar(ikatan ganda) / tidak satu sisi besi tulangan
diperiksa juga kekecangan dari pengikatan tersebut terutama pada sambungan-
sambungan atau overlap besi.
g. Semua Pekerjaan Beton harus diaduk rata dengan alat pencampur beton (concrete
mixer / molen ) dan untuk memadatkan campuran beton mengunakan alat pengetar.
h. Untuk mendapatkan ukuran dan bentuk beton yang sesuai dengan rencana maka
bekesting / cetakan beton harus kuat dan expose beton tidak terjadi keropos di hasil
jadi beton.
i. Untuk kendali mutu beton maka di adakan test Kuat Tekan beton yang dimana beton
tidak struktur atau struktur harus di test kuat tekan beton atau diadakan test sample
beton dengan silinder ukuran diameter 15 cm dan panjang 30 cm untuk kuat tekan
mengacu pada permintaan struktur sesuai dengan RKS dan analisa biaya. Dengan Hasil
test yang ada maka hasil laporan test untuk persyaratan pemgambilan termijn dan
sebagai alat ukur kualitas beton tersebut. Jumlah sampel diambil 3 sampel untuk
masing-masing item pekerjaan beton.
j. Semua semen yang dipergunakan harus dari jenis I menurut peraturan Semen Portland
Indonesia-1972 NI.8 atau C-150 type atau British Standard BS. 12. Semen harus sampai
di tempat pekerjaan dalam kondisi baik, masih dalam kantongnya asli dari pabrik. Merk
PC dianjurkan produksi dalam negeri dalam hal ini semen yang digunakan adalah
semen Padang type I.
k. Sebelum pengecoran dimulai harus dipastikan bahwa bekisting betul-betul telah kuat
dan kaku, besi tulangan telah berada pada posisi yang benar sesuai dengan gambar
kerja, serta beton deking telah mencukupi sesuai kebutuhan.
l. Kayu bekisting digunakan kayu Bekisting papan tebal 2 cm dengan tulang-tulang kayu
dengan ukuran minimal 4/6 cm yang cukup jumlah dan cukup kuat menahan beban
beton yang akan dicor.
m. Beton harus dicorkan sedekat-dekatnya ke tujuan. Untuk pengecoran suatu unit atau
bagian pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti, dan tidak boleh terputus tanpa
persetujuan dari Direksi / Pengawas.

Spesifikasi Teknis
n. Pengecoran harus diselesaikan sebelum adukan mulai mengental yang dalam keadaan
normal biasanya dalam waktu 30 menit. Tidak diijinkan mengecor pada waktu hujan
turun, kecuali jika Penyedia Jasa mengambil tindakan yang bisa mencegah kerusakan
beton dan telah disetujui oleh Direksi/Pengawas.
o. Adukan beton harus dipadatkan secara seksama, dengan menggunakan alat penggetar.
Penggetaran harus dimulai pada saat adukan dituangkan dan dilanjutkan sampai
adukan berikutnya.
p. Pembongkaran cetakan harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti petunjuk
Direksi/Pengawas. Beton yang masih muda tidak diizinkan untuk dibebani. Segera
setelah cetakan dibongkar, permukaan beton diperiksa. Jika terdapat kemungkinan
yang cacat, harus segera diperbaiki, diplester dengan campuran sedemikian rupa hingga
sesuai dengan warna, tekstur dan rupanya dengan permukaan beton yang berdekatan.
Hal ini perlu diperhatikan, terutama untuk beton exposed.
q. Umumnya, diperlukan waktu minimum 2 hari sebelum cetakan dibuka untuk dinding-
dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan disamping lainnnya, tujuh hari
untuk dinding-dinding pemikul, dan 21 hari untuk balok-balok dan plat atap.
r. Bahan-bahan bekas yang sudah tidak dipergunakan lagi harus dikumpulkan dan
disingkirkan keluar lapangan agar tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan
selanjutnya.
s. Seluruh pekerjaan pembuatan dan pembongkaran bekisting ini harus sesuai dengan
P91 – 1971.

Khusus untuk pekerjaan ini pelaksanaan pekerjaan beton dapat menggunakan


Sitemix/Readymix, khusus untuk pekerjaan balok dan plat lantai struktur harus
dilaksanakan dengan Readymix.

PASAL 4
PEKERJAAN DINDING & PLESTERAN

PEKERJAAN DINDING
1. Seluruh pasangan dinding batu bata dibuat dengan adukan/spesi 1 PC : 4 Ps. Kecuali
untuk pasangan kedap air seperti dinding Kamar mandi, pasangan bata 30 cm diatas
pondasi, pasangan saluran keliling, selasar keliling dan pasangan bata untuk septictank
menggunakan pasangan bata 1 PC : 2 Ps.
2. Pasangan batu bata harus dilaksanakan lapis demi lapis, dengan tebal adukan tiap lapis
tetap rata. Harus disediakan alat bantu agar dapat melakukan pengontrolan setiap saat
sehubungan dengan kelurusan dari pasangan batu bata tersebut.
3. Untuk memudahkan melekatkan plesteran, maka siar-siar dari pasangan batu bata
harus dikorek lebih kurang 0,5 cm serta sambungan bata dirapikan.
4. Batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai
gelembung udara hilang dan tidak dibenarkan memasang batu bata yang patah.
5. khusus untuk pasangan bata diatas kozen, dipasang bata Rolagh atau bata tegak untuk
mencegah keretakan antara sambungan dinding dan kozen.
6. Penyedia Jasa wajib membuat angkur dinding atau stek-stek dinding yang dikaitkan ke
kolom dengan panjang 40 cm tiap enam lapis bata, dengan diameter besi minimum 10
mm.
7. Pas. Keramik 40x40 motif batu alam ( Setara Centro ) dikerjakan pada tiang teras dan
pada dinding diatas dag teras. Pasangan keramik harus dilakukan dengat teliti.
8. Pekerjaan list beton 3x15cm pada tiang teras, kanopy, dan didinding dag diatas teras,

PEKERJAAN PLESTERAN
1. Plesteran dinding dengan adukan 1 PC : 4 Ps dilaksanakan pada semua dinding batu bata
dengan spesi 1 PC : 4 Ps. Kecuali untuk pasangan kedap air seperti dinding kamar mandi,
pasangan bata 30 cm diatas pondasi, selasar keliling dan pasangan bata untuk septictank
menggunakan adukan 1 PC : 2 Ps dilaksanakan pada bata dengan spesi 1 Pc : 2 Ps.
2. Untuk pekerjaan plesteran tidak dibenarkan memakai bahan kapur.

Spesifikasi Teknis
3. Untuk afwerking/acian beton digunakan adukan/spesi 1 Pc : 1 Ps, sebelumnya
permukaan beton harus dikasarkan dan dilebur dengan air semen terlebih dahulu agar
plesteran betul-betul melekat pada bidang beton yang diplester.
4. Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran
yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar).
5. Sebelum diplester dilaksanakan semua pipa-pipa listrik, pipa leding dan pipa lainnya
yang melalui dinding tembok harus telah dipasang terlebih dahulu serta dinding harus
disiram dengan air secara merata.
6. Plesteran akhir halus, lurus dan sama rata baik vertikal maupun horizontal.
7. Bidang-bidang plesteran yang menunjukan hasil kurang, tidak memuaskan, tidak rata,
tidak tegak lurus, retak-retak, keropos dan sebagainya, maka bagian tersebut harus
diperbaiki/diulang.
8. Plesteran bata dapat/boleh dilaksanakan apabila atap telah dipasang, serta bahan pasir
untuk plesteran harus diayak cukup halus.
9. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan-bahan penutup yang bisa
mencegah penguapan air secara cepat.
10. Jika terjadi keretakan sebagati akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus
dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Perencana/MK dengan biaya atas tanggungan Penyedia Jasa.
11. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Penyedia Jasa harus selalu menyiram
dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
12. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum difinish, Penyedia Jasa
wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran
bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan
wajib diperbaiki.
13. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur
lebih dari 2 (dua) minggu.

PASAL 5
PEKERJAAN DINDING PARTISI GYPSUM Dan PLINT GRC

PEKERJAAN DINDING PASRTISI GYPSUM 9mm DOUBLE + RANGKA BAJA RINGAN

1. Langkah pekerjaan partisi gypsum meliputi : Pembuatan dan pengajuan gambar


shop drawing, Material yang digunakan, Persiapan lahan kerja, Persiapan Material
kerja.
2. Lakukan pengukuran terlebih dahulu dengan menentukan dan menandai (marking)
pada bagian lantai dan dinding pemasangan dinding partisi gypsum.
3. Pasangan rangka baja ringan pada bagian lantai dinding mengikuti marking. Dimana
rangka baja ringan menggunakan profil Supertruss C. 75.75 (tinggi profil 75mm dan
ketebalan dasar baja 0,75mm) yang bermutu baik.
4. Pastikan dan cek rangka baja sudah terpasang tegak lurus (siku).
5. Bahan partisi gypsum menggunakan Gypsum board ( 120cm x 240cm x 9mm ) setara
jayaboard.
6. Pasang lembaran gypsum board pada rangka baja dengan perkuatan dengan
menggunakan sekrup gypsum.
7. Lembaran Gypsum board dipasang satu sisi dahulu, untuk memudahkan pekerjaan
instalasi mekanikal dan elektrikal. Setelah Instalasi mekanikal dan elektrikal
terpasang baru lembaran gypsum board sisi berikutnya dipasang.
8. Cek kerataan permukaan pasangan dinding partisi gypsum board.
9. Sambungan antar gypsm board diberi textile tape dan dicompound lalu gosok
dengan ampelas halus untuk mendapat permukaan yang rata.
10. Pekerjaan terakhir adalah finishing cat permukaan gypsum.

Spesifikasi Teknis
PEKERJAAN PLINT GRC PADA DINDING PARTISI GYPSUM
1. Langkah pekerjaan Plint Grc meliputi : Pembuatan dan pengajuan gambar shop
drawing, Material yang digunakan, Persiapan lahan kerja, Persiapan Material
kerja.
2. Lakukan pengukuran terlebih dahulu dengan menentukan dan menandai
( marking) pada bagian dinding partisi gypsum.
3. Pemasangan Plint GRC dilakukan pada sisi bawah partisi atau pada kaki partisi,
pastikan plint GRC terpasang dengan benar, Bertujuan untuk menutupi bagian
bawah partisi agar terlihat bagus.

PASAL 6
PEKERJAAN LANTAI DAN PENUTUP LANTAI/DINDING

a. Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan permukaan yang keras, bersih
dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya yang dapat mengurangi mutu
pasangan. Tebal lapisan pasir urug yang disyaratkan minimum 10 cm, atau sesuai gambar,
disiram air dan ditimbris sehingga diperoleh kepadatan yang maksimal.
b. Untuk Pengecoran Lantai menggunakan beton mutu K-175 lalu diberi acian (jika tidak
dipasang keramik terutama pada bagian selasar).
c. Lantai beton tumbuk permukaannya harus dibuat benar-benar rata, dengan
memperlihatkan kemiringan lantai di daerah basah dan teras.
d. Untuk lantai yang direncanakan tidak menggunakan Granite dan keramik, maka ketebalan
cor adalah 7 cm, dan kemudian diaci rata dengan semen dicampur air.
e. Untuk lantai yang direncanakan menggunakan granite dan keramik sebagai penutup lantai,
ketebalan cor lantai adalah 7 cm.
f. Untuk tangga dipasang step nossing, fungsi step nossing sebagai keamanan. Step nossing
diletakkan pada anak tangga bisa juga bertujuan sebagai pelindung ujung anak tangga.
g. Pada pekerjaan ini granite dipasang setara Garuda ukuran 60x60 cm.

PASAL 7
PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM

1. Rangka Plafond
a. Sebelum pemasangan rangka langit-langit dilaksanakan, perlu diperhatikan
pekerjaan yang erat hubungannya dengan pekerjaan tersebut adalah : Elektrikal –
penerangan
b. Bila pekerjaan tersebut tidak tercantum pada gambar rencana langit-langit, maka
harus diteliti dahulu pada gambar instalasi pekerjaan yang dimaksud dengan
Direksi/Pengawas.
c. Rangka langit-langit dibuat dari Rangka Besi Hollow Galvanum 2x4
d. Semua besi hollow untuk rangka langit-langit telah diseleksi dengan baik tidak
cacat-cacat lainnya.
e. Semua bahan yang akan dipasang harus disetujui terlebih dahulu oleh
Direksi/Pengawas.
f. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukan harus rata, lurus
dan waterpass.

2. Penutup Plafond
 Setelah rangka plafond hollow terpasang dengan benar, rata, dan kuat. Maka
Lembaran Gypsum ( Gypsum Board 120cm x 240cm x 9mm setara jaya board)
dapat dimulai dipasang.
 Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar, sehingga
kepala sekrup hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran gypsum.

Spesifikasi Teknis
 Tekan ujung sekrup perlahan kedalam permukaan lembaran gypsum sebelum
menjalankan mesin bor untuk memasukkan skrup ( Sekrup berfungsi sebagai titik
perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30cm).
 Setelah lembaran gypsum terpasang semua, cek leveling permukaan plafond.
 Untuk gypsum sambungan antar a pertemuan diberi textile tape dan di compound
kemudian digosok dengan ampelas untuk mendapatkan permukaan yang rata/flat.
 Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok dengan amplas halus.

3. List Profil
 Pemasangan list gypsum dipasang profil gypsum 8x10 cm pada pertemuan antara
dinding dan plafond.

PASAL 8
PEKERJAAN PLAFOND UPVC PANELS + RANGKA BESI HOLLOW GALVANUM

1. PEKERJAAN PLAFOND UPVC PANELS


a. Menyiapkan peralatan yang umumnya digunakan untuk memasang plafond.
b. Plafond yang digunakan plafond UPVC Panels lebar 20 cm setara sunda plafond.
c. Pemasangan plafond UPVC panels dimulai dari memasang kerangka Besi hollow
galvanum 2x4 pada tembok , kemudian menyusul memasang rangka sesuai dengan
model yang akan digunakan. Agar plafond memiliki ketinggian yang sama pada
setiap sudut, maka diharuskan ‘’menimbang’’ ketinggian dengan selang sebagai
waterpass.
d. Pasang list plafond terlebih dahulu pada salah satu sudut tembok.
e. Pasang lembaran plafond satu-persatu dengan sistem knock-down. Agar ukuran pas
maka potong terlebih dahulu lembaran plafond UPVC panels . Demikian seterusnya
memasang plafond sesuai dengan hasil pengukuran tadi.
f. Proses finishing memeriksa hasil pasangan terutama pada list, jika masih terlihat
tidak rapi, maka harus diperbaiki, kemudian rekatkan juga dengan lem karet (rubber
sealant). Pemasangan plafond UPVC panels ini tidak perlu pengecatan seperti
plafond lainnya.
g. Terakhir membersihkan plafond dengan kain lap bersih dan halus.

PASAL 9
PEKERJAAN KOZEN PINTU & JENDELA

1. Kusen Pintu dan Jendela Alumunium


1.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan kusen alumunium, penyetelan kusen alumunium sesuai dengan
gambar rencana pemasangan, kaca pada kusen alumunium, serta pemasangan kusen
alumunium pada dinding-dinding atau tempat yang sesuai dengan gambar rencana dan
meliputi pembuatan shop drawing.

1.2 Bahan-bahan
Alumunium
a. Extruder : PT. ALCAN atau setara dan sesuai SII extrusi 0695-82
b. Kadar Campuran : Alloy- 6063 T5/Billet yang digunakan harus aslinya,
Tidak terbuat dari bahan-bahan scrap / sisa
c. Anodsizing : Ketebalan lapisan diseluruh permukaan alumunium
coating
d. Profil : Standard produksi PT. Jaya Alumunium atau setara.

1.3. Caulking dan Sealant


Bahan yang digunakan dari jenis poly sulfide yang setara dengan “Sadofose Rubber
Seal 1 K ” atau “Expandite Thioflex.One”, atau “ABC Thiocaulk” dan bahan-bahan
Spesifikasi Teknis
tambahan sebagai berikut :
a. Back up material (bahan pengisi) dari polyethylene foam atau bahan lain yang
sejenis yang disetujui Pengawas Lapangan.
b. Dempul, Bestial dengan NI-3 Pasal 42. Bahan pembersih yang digunakan untuk
pemasangan caulking dan sealant antara lain adalah-xylpl, xylene dan toluene.

1.4 Gambar Rencana Pembuatan


a. Kontraktor diharuskan untuk mempersiapkan gambar kerja dengan ukuran-
ukuran yang disesuaikan dilapangan.
b. Kontraktor diharuskan untuk merencanakan sistim pemasangan dengan
memperhitungkan keamanan terhadap defleksi yang bisa terjadi akibat bentangan,
tekanan angin dan sebagainya, dengan rekomendasi pabrik pembuatnya dan
peraturan-peraturan muatan yang berlaku.

1.5 Pekerjaan Fabrikasi


Bahan yang dipakai sebelum diproses fabrikasi harus diseleksi dahulu sesuai dengan
bentuk, toleransi, ukuran, ketebalan yang dipersyaratkan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan, kemudian dikerjakan secara maksimal dengan mesin
potong, mesin punch, edrill, sehingga hasil yang telah dirangkai mempunyai toleransi
ukuran.
1.6 Pemasangan
a. Pekerjaan pembuatan / penyetelan dan pemasangan kusen aluminium beserta
kaca harus dilaksanakan oleh sub Kontraktor aluminium ahli yang mendapat
persetujuan dari Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.
b. Ketika dibawa ke lapangan, samoa aluminium harus dilindungi dengan "eacquer
Film" atau bahan.lain yang disetujui oleh Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.
c. Ketika plesteran dilaksanakan, tepi-tepi kusen harus dilindungi dengan plastic
tape atau zinc chromate frimer (pemis-transparant). Bagian-bagian lain dapat
tetap dilindungi dengan "Lacquer Film" sampai pekerjaan selesai.
d. Penggunaan pcmis pada permukaan yang caulking atau sealant tidak dibenarkan
diberikan
e. Pemasangan kusen harus dilengkapi dengan weather seal" (backing strip),
didalam dan diluar sebagai lapisan pengisi, sebelum sealant dipasang.
f. Untuk mendapatkan ukuran-ukuran yang tepat, sub Kontraktor aluminium harus
datang kelapangan dan. melakukan pengukuran-pengukuran.
g. Pemasangan kusen aluminium ke tembok / kolom / balok harus menggunakan
anker yang kuat.
h. Antara tembok / kolom dan kusen harus diisi dengan"seal" yang elastis, untuk
jendela-jendela luar.
i. Pemasangan kaca-kaca terhadap kusen aluminium juga harus menggunakan
"seal" yang berupa, alur karet.
j. Sambungan-sambungan vertikal maupun, horizontal sambungan sudut maupun
silang demikian juga pengkombinasian profil-profil alumunium harus dipasang
sempurna, dengan sekrup-sekrup pengaku. Sekrup-sekrup tidak boleh kelihatan.
k. Dalam keadaan ditutup atau dibuka, kaca-kaca tidak boleh bergetar yang
menandakan kurang sempurnanya pemasangan seal keliling.
l. Selain tidak, bergetar, pemasangan seal harus menjamin bahwa tidak akan terjadi
kebocoran yang diakibatkan oleh air hujan maupun udara basah dari luar.
m. Pemasangan kaca I panel kaca harus dilakukan dari arah dalam bangunan untuk
memudahkan penggantian.
n. Kontraktor wajib menjaga kusen-kusen aluminium dan bidang-bidang kaca yang
sudah terpasang dari kotoran-kotoran seperti air semen, cat plesteran dan lain-
lain serta mengamankannya dari benturan-benturan.

Spesifikasi Teknis
2. Pekerjaan Daun Pintu dan Jendela Kaca Rangka Alumunium

2.1. Lingkup Pekerjaan


a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu dan jendela panil kaca seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.

2.2. Persyaratan Bahan

2.2.1. Bahan Rangka


a. Dari bahan alumunium framing system dari produk dalam negeri ex ALCAN
atau setara, disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
b. Bentuk dan ukuran profil disesuaikan terhadap shop drawing yang telah
disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
c. Warna profil alumunium framing colour anodized (contoh warna diajukan
oleh Kontraktor untuk disetujui Konsultan Perencana).
d. Warna powder coating ditentukan kemudian, tebal bahan minimal 1,8 mm.
e. Nilai batas deformasi yang diijinkan adalah 2 mm. Bahan yang diproses
pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama sesuai dengan
bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, pewarnaan
yang disyaratkan oleh Konsultan Perencana, Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas.
f. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-
syarat dari pekerjaan alumunium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan.
g. Daun pintu dengan konstruksi panel kaca rangka alumunium, seperti yang
ditunjukkan dalam gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
2.2.2. Penjepit kaca digunakan penjepit kaca dari bahan karet yang bermutu baik dan
memenuhi persyaratan yang ditentukan dari pabrik, pemasangan disyaratkan
hanya 1 (satu) sambungan serta harus kedap air dan bersifat structural seal.
2.2.3. Bahan panil kaca daun pintu, jendela, partisi menggunakan jenis kaca sesuai
dengan tercantum dalam pasal 15 spesifikasi ini (Pekerjaan Kaca). Semua
bahan kaca yang digunakan harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida
maupun bercak-bercak lainnya dari produksi Asahimas atau setara.

2.3. Persyaratan Pelaksanaan

2.3.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti


gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-lubang),
termasuk mempelajari bentuk, pola, layout penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2.3.2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat pekerjaan
harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
2.3.3. Harus diperhatikan sema sambungan siku untuk rangka alumunium dan
penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak
tidak boleh ada cacat bekas penyetelan.
2.3.4. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
2.3.5. Daun pintu, jika diperkukan harus menggunakan sekrup galvanized atas
persetujuan Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas tanpa meninggalkan bekas
cacat pada permukaan yang tampak. Untuk daun pintu panel kaca setelah
dipasang harus rata dan tidak bergelombang dan tidak melintir.

Spesifikasi Teknis
2.3.6. Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan yang terkoordinasi antara
bagian-bagian yang terkait dengan pekerjaan kusen tersebut, seperti :
pekerjaan dinding, plafond dan variasinya, lantai dan plint, dan lain sebagainya
untuk memperoleh hasil yang baik. Untuk itu kontraktor harus mampu
mengkoordinasikan dengan baik semua pekerjaan yang terkait tersebut.
Kesalahan, cacat, kurang memenuhi persyaratan pekerjaan yang timbul
sebagia akibat tidak adanya atau kurangnya koordinasi, harus
diperbaiki/diganti dan seluruh biayanya ditanggun oleh kontraktor.

Pekerjaan Perlengkapan Pintu dan Jendela


Semua hardware yang digunakan seluruhnya harus baru, kualitas baik, buatan pabrik yang
dikenal dan sesuai dengan ketentuan spesifikasi. Apabila ada perubahan atau penggantian
hardware harus mendapat persetujuan dari konsultan pengawas/ direksi. Kontraktor wajib
mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas/direksi.

Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik sebelum dan
sesudah pemasangan.

Persyaratan Pelaksana
a. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup lengkap
dalam gambar kerja atau yang diminta direksi/ perencana. Shop drawing ini harus jelas
mencantumkan dan menggambarkan semua data yang diperlukan termasuk pengajuan
contoh bahan,keterangan produk, cara pemasangan, dan spesifikasi/ persyaratan khusus
sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuat.
b. Shop drawing harus disetujui oleh konsultan pengawas/ direksi sebelum pelaksanaan
pekerjaan.
c. Engsel atas dipasang ±28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah dipasang ± 32
cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua
engsel tersebut.
d. Kunci Tanam dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai. Tanda pengenal anak kunci harus
dipasang sesuai dengan pintunya.
a. Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu dan jendela harus rapi dan sesuai dengan letak
posisi yang telah ditentukan dalam gambar kerja atau petunjuk konsultan pengawas/direksi.

PASAL 10
PEKERJAAN KACA

Pekerjaan Kaca
1. Lingkup Pekerjaan.
a. Meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan semua peralatan serta pesanan
semua kaca kecuali kaca untuk cermin sesuai dengan gambar dan persyaratannya.
b. Mengatur pekerjaan kaca dengan pekerjaan-pekerjaan lain yang bersangkutan,
terutama pekerjaan kusen aluminium.

Sebelum Pekerjaan Pemasangan Kaca dimulai maka :


a. Kontraktor diwajibkan memberikan contoh-contoh bahan terlebih dahulu untuk
disetujui dan diparaf Pengawas dan Direksi, lengkap dengan brosur dan data teknis.
b. Sebelum mendapatkan hasil yang baik, Kontraktor harus bekerja sama / koordinasi
dengan baik bidang pekerjaan -pekerjaan lain.
c. Kontraktor diwajibkan memeriksa pekerjaan lain yang bersangkutan dilapangan dan
melaporkan kepada Direksi bila ada hal-hal yang dapat mempengaruhi pekerjaan.

Spesifikasi Teknis
2. Bahan.
Pekerjaan kaca sesuai gambar rencana setaraf Ex Asahi Mas. Warna kaca bening tebal 5, 8,
dan 12 mm.

3. Pengerjaan / Pemasangan :
a. Sebelum pemasangan kaca, semua kotoran-kotoran dan bekas-bekas minyak harus
dibersihkan hingga tidak mengganggu perekatan.
b. Kaca harus dipasang rata dan tegak lurus pada kusen-kusennya.
c. Pemotongan kaca harus sedemikian rupa sehingga mudah dipasang tanpa paksaan.
d. Pemasangan kaca untuk Curtain Wall harus di sealant terhadap kusen aluminium.
e. Pemasangan kaca untuk Curtain Wall harus dilakukan sebelah dalam, untuk
mempermudah penggantian kaca apabila kemudian hari ada yang pecah.
f. Kaca harus duduk dengan baik pada kusen kosen dan tidak bergetar setelah dipasang.
g. Permukaan kaca harus diberi tanda-tanda peringatan dari “Tape” atau bahan lain yang
tidak menimbulkan cacat pada kaca setelah dibersihkan.
h. Sebelum pekerjaan diserahkan, permukaan kaca harus bersih dari segala kotoran, tanda-
tanda dan sebagainya. Pembersihan harus dengan bahan sesuai yang ditunjuk supplier
dan disetujui oleh Pengawas.

4. Jaminan Pekerjaan.
a. Pemborong harus menyerahkan jaminan tertulis dari pabrik pembuat bahan yang
menyatakan bahwa bahan yang digunakan adalah dalam keadaan baru, baik, tidak rusak
dan dapat berfungsi dengan baik.
b. Jaminan bahan dan pekerjaan yang harus diserahkan oleh pemborong harus berlaku
selama + 10 tahun, dan apabila dalam masa tersebut kerusakan pekerjaan akibat ketidak
mampuan bahan yang dipergunakan, maka dalam waktu yang singkat pemborong harus
memperbaiki bagian yang rusak tersebut tanpa adanya tambahan biaya.

PASAL 11
PEKERJAAN KAP/ATAP

1. Untuk Pekerjaan ini Rangka Atap Dipakai profil Supertruss C. 75.75 (tinggi profil 75
mm dan ketebalan dasar baja 0,75 mm) yang bermutu baik.
2. Perhatian semua ukuran, sambungan dan hubungannya dengan material lain, dengan
mengikuti semua petunjuk gambar rencana secara seksama.
3. Pekerjaan Pemasangan harus dikerjakan dengan rapi, tanpa menimbulkan
kerusakan-kerusakan pada bahannya.
4. Pada pekerjaan ini Penutup Atap yang dipakai adalah Atap Genteng Metal Zincalum
setara addesia, produk atap harus yang berstandar SNI. Untuk Perabung dan Kielgot
adalah merek sejenis dan berstandar SNI. Warna Atap Untuk pekerjaan ini
tergantung direksi
5. Untuk Perabung dan Kielgot adalah merek sejenis dan berstandar SNI.
6. Pemasangan atap harus tersusun rapi kesegala arah, rata, lurus/lengkung mengikuti
petunjuk atap dan pada setiap sambungan (overlap) satu dengan yang lainnya harus
sesuai dengan persyaratan dari pabrik.
7. Daerah bukaan seperti Perabung, Kielgot harus dipasang karpet kedap air,
pemasangan harus rapi supaya tidak terjadi kebocoran dan rembesan air.
8. Ukuran kuda-kuda diambil kemiringan sebesar 20 ( dua puluh derajat )atau di
sesuaikan gambar.
9. Kedudukan kuda-kuda sebelum dipasang angker / pengikat harus diwaterpas,
supaya jangan terjadi kemiringan pada kuda-kuda tersebut.
10. Lesplank terbuat dari GRC, ukuran tinggi sesuai dengan gambar.
11. Sebelum dipasang Penyedia Jasa diwajibkan mengajukan contoh Material/ bahan
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan pelaksanaan.

Spesifikasi Teknis
12. Semua hasil pekerjaan kap atap harus rapi, datar dan tanpa cela, hasil pekerjaan
harus mendapat persetujuan dari Direksi & Konsultan Pengawas.
13. Semua bahan agar dapat disetujui oleh pemasangannya harus diperhatikan benar-
benar dan dipasang sedemikian rupa agar jangan sampai terlihat bergelombang dan
alurnya tidak lurus, yang mengakibatkan kelihatan tidak estetika.
14. Pemborong harus menyerahkan kepada konsultan pengawas dan pemberi tugas
berupa contoh bahan atap dan kuda-kuda baik warna atau jenis bahan yang akan
digunakan untuk mendapatkan persetujuan pemakaian bahan tersebut
15. Pada pekerjaan Vocal Point rangka atap yang digunakan adalah menggunakan pipa
Galvanis 3’’ dengan ketebalan 2,8 mm. Kemudian untuk gording menggunakan baja
profil kanal uk. 75.35.15.
16. List plank pada pekerjaan atap vocal point menggunakan list plank ACP. Dimana list
plank ACP ini menggunakan rangka hollow 40.40.
17. Untuk Lesplank pada vocal point ini menggunakan ACP Setara Seven (PVDF 0,3
Ukuran 1,22 x 2,44).
18. Atap yang digunakan pada pekerjaan Vocal Point ini menggunakan Spandek
Zincalume dengan ketebalan 0,25mm. Seluruh pekerjaan atap ini harus selalu
berkoordinasi dengan konsultan pengawas dan pemberi tugas.
19. Pemasangan atap dan rangka atap harus dilakukan olh tenaga ahli yang beprofesi
pada pekerjaan pemasangan rangka dan terlebih dahulu pelaksanaannya harus
disetujui direksi atau pengawas.

Pasal 12
PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR

1. Pekerjaan Air Bersih dan Air Kotor


a) Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan sanitasi adalah KM/WC, sistem air bersih, air kotor,
septictank.

b) Pipa PVC
 Pipa PVC yang digunakan adalah jenis AW setara Wavin, Pipa PVC yang
digunakan adalah PVC kaku yang dibuat dari akstusi bahan utama polivinil
choride dalam keadaan panas tanpa tambahan bahan plastizer dengan
kandungan murni minimum 92,5%.
 Pipa PVC tersebut harus tahan tekanan air minimum 35 kg/cm2, mempunyai
kuat tarik 500 kg/cm2 pada suhu 15 oC, tidak retak pada uji pilin, titik lunak
minimum pada suhu 78 oC dan persyaratan lain sesuai dengan SII 0344-80 atau
PUBI 1982 pasal 64.

c) Pemasangan Pipa Air Limbah menggunakan pipa Φ 4 ” Pipa PVC AW.

2. Instalasi Air Kotor.


1). Penyambungan air kotor dari lantai KM/WC harus dibuang ke saluran drainase kalau
ada bisa juga ke septictankdengan pipa pembuang dari PVC AW 3” dan 4”.
2). Semua lubang air kotor pada lantai KM/WC dipasang Floor Drain. Kotoran WC dibuang
ke Septictank dengan pipa PVC AW 3’’ Dan 4’’ .
3). Jika belum memungkinkan bersih maka perlu ditambah dengan bak kontrol agar
mudah dalam pembersihan

Spesifikasi Teknis
Pasal 13
PEKERJAAN PLUMBING DAN SANITAIR

LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang harus dilaksanakan meliputi :

- Pemasangan pipa air kotor dan air bersih, termasuk juga pemasangan alat-alat
lainnya seperti wastafel, urinoir, dan closet jongkok.
- Instalasi pipa bersih untuk distribusi didalam bangunan sampai ke alat-alat
penerimaan atau kran-kran, lengkap dengan sambungan-sambungan dan
perlengkapan yang diperlukan.
- Penyambungan pipa air bersih dari jalur pipa axisting ke pipa air bersih masuk
gedung lengkap perlengkapan yang diperlukan.
- Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor, kotoran dari sanitair fixture ke
septictank bidang resapan seperti yang diperhatikan pada Gambar Rencana.
- Testing instalasi pipa air bersih, pembuangan air kotor, sesuai dengan gambar-
gambar dan uraian kerja dan syarat-syarat.

PEDOMAN PELAKSANAAN

1. Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas Kontraktor harus :


- Mengadakan bahan-bahan dan tenaga buruh
- Alat-alat yang diperlukan.
2. Kontraktor harus meminta izin yang diperlukan untuk menjalankan instalasi yang
diuraikan dalam uraian kerja dan syarat-syarat. Semua biaya untuk izin dan
kemungkinan adanya denda-denda menjadi tanggungan kontraktor.
3. Kontraktor harus mempelajari dan memahami gambar-gambar dan uraian kerja
dan syarat-syarat untuk Pekerjaan Arsitektur, Struktur, Elektrikal agar dapat
mengetahui hal-hal mana yang akan mengganggu/mempengaruhi pekerjaan
plumbing. Apabila timbul persoalan, Kontraktor wajib mengajukan saran
penyelesaian paling lambat 1 (satu) minggu sebelum bagian pekerjaan itu
seharusnya dilaksanakan. Keputusan terakhir pada direksi.
4. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua pipa,
fitting, katup-katup dan fixtures secara terperinci. Semua bagian-bagian tersebut
walaupun tidak digambarkan dan disebut secara spesifik harus disediakan
dipasang oleh Kontraktor apabila diperlukan agar diperoleh instalasi yang lengkap
dan bekerja dengan baik sesuai dengan syarat-syarat untuk pekerjaan plumbing
dan memuaskan Direksi.
5. Gambar-gambar perencanaan dan spesifikasi perencanaan ini tidak dapat
dipisahkan dan harus dianggap sebagai satu kesatuan. Apabila ada sesuatu bagian
pekerjaan, bahan dan hanya dinyatakan dalam gambar perencanaan saja atau
dalam spesifikasi perencanaan saja, maka Kontraktor harus melaksanakan tanpa
biaya tambahan.
6. Kontraktor Plumbing bertanggung jawab atas rusaknya atau hilangnya bahan dan
peralatan untuk instalasi ini. Bahan/peralatan yang rusak atau hilang harus diganti
oleh Kontraktor atas tanggungannya.
7. Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik, pembongkaran-
pembongkaran bagian bangunan hanya diperkenankan setelah kontraktor
menerima izin tertulis dari Direksi. Kontraktor harus membuat gambar detail agar
diketahui dengan tepat misalnya letak dan ukuran lubang-lubang pada dinding dan
lantai yang diperlukan untuk menembusnya pipa. Kontraktor bertanggung jawab
atas ukuran (dimensi) dan lokasi lubang-lubang tersebut dan apa bila perlu harus
melakukan pembobokan/penambahan tanpa penambahan biaya.

Spesifikasi Teknis
8. Dalam waktu 10 (sepuluh) hari kalender setelah penugasan pekerjaan plumbing
ini, Kontraktor harus mengajukan daftar yang lengkap dari bahan-bahan dan
peralatan-peralatan yang akan dipasang serta brosur-brosur atau gambar kerja
dari pabrik yang membuatnya untuk mendapat persetujuan pembelian dari
Direksi.
9. Pembagian untuk data shop Drawing yang diserahkan untuk bahan peralatan,
mesin-mesin dan peletakannya tidak melepas tanggung jawab Kontraktor untuk
memasang peralatan-peralatan yang mempunyai efisiensi yang diminta.
Persetujuan tersebut juga tidak melepas tanggung jawab kontraktor terhadap
kesalahan-kesalahan dan kegagalan-kegalan.
10. Pengujian atau bahan peralatan/fixture harus dilakukan oleh bahan-bahan rencana
dan berdasarkan standard yang berlaku.

PASAL 14
PEKERJAAN LISTRIK
1. Lingkup Pekerjaan
 Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan listrik pada proyek ini antara lain :
a. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel untuk seluruh jaringan instalasi
listrik dalam gedung.
b. Pengadaan dan pemasangan penerangan lampu / almateur, saklar, stop
kontak.
c. Pengadaan dan Pemasangan kabel listrik (sekering kast)
d. Pengadaan dan pemasangan sistem pertanahan / arde
e. Pengadaan dan pemasangan alat-alat / material bantu untuk instalasi.
 Yang diartikan dalam lingkup pekerjaan ini adalah dalam arti yang luas dari
pengadaan, pemasangan, pengujian, percobaan dan pemeliharaan, seluruh
sistem instalasi yang tertulis didalam spesifikasi teknis dan gambar dokumen
lelang. Masuk pula dalam lingkup pekerjaan ini adalah, pengadaan dan
pemasangan seluruh peralatan, serta accessories yang mungkin secara detail
tidak tergambarkan/tidak terspesifikasikan dengan sempurna, namun merupakan
komponen dari instalasi ini sebagai sesuatu sistem, untuk bekerja/ beroperasinya
dengan sempurna dan baik.
 Pemasangan instalasi listrik dilakukan oleh badan atau biro yang mempunyai
sertifikasi ketenaga listrikan.

2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan instalasi dimulai, Penyedia Jasa harus membuat gambar-
gambar pengamatan untuk pelaksanaan (shop Drawing) yang diperlukan untuk
diperiksa dan disyahkan oleh Direksi.
b. Jika terjadi kesalahan dan kelalaian Penyedia Jasa yang mengakibatkan instalasi
berbeda-beda dengan “shop drawing” yang telah disetujui sebelumnya maka
Penyedia Jasa harus membongkar, memperbaiki mengganti dan mengembalikan
dengan benar. Seluruh biaya dari kesalahan tersebut menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.

3. Syarat-syarat Teknis
a. Sistem kelistrikan yang bekerja pada proyek ini adalah 220/380 volt – 50 Hz.
Pemasangan dan pekerjaan harus berpegang pada aturan-aturan dan standar-
standar yang berlaku pada PUIL.
b. Ukuran dan jenis kawat pengantar dari 3 (tiga) macam yaitu :
o NWFGBY : Kawat penghantar dari PLN ke main panel
o Kabel-kabel untuk stop kontak dan titik lampu penerangan Untuk stop kontak
dan titik lampu penerangan jenis kabel yang dipakai adalah jenis NYM 3x2.5
mm dengan pipa pelindung PVC ∅ 5/8”.

Spesifikasi Teknis
o Instalasi untuk kabel daya memakai NYY 2x2,5mm + PVC ¾”, NYY 2x4 mm +
PVC 1”, NYY 4x4 mm2PVC 1,5”, NYY 4x6 mm2 NYA 4 mm.
Seluruh pekerjaan kabel diatas harus menggunakan standar yang sudah
direkomendasi dari LMK dan mempunyai standar SII.
c. Kabel NYFGBY jika dipasang pada penyeberangan jalan yang dilalui oleh
kendaraan berat, harus berada dalam pipa galvanis yang diameter pipa 2,50 x lebih
besar dari diameter kabel dan sekitar pipa diberi pasir sebelum penimbunan.
d. Kabel NYY dipasang sebagai penghantar dari main panel ke lantai dan dipasang
inbow / di dalam dinding tembok dengan menggunakan pipa PVC ¾ “ dan diklem.

e. Kabel NYM dipergunakan sebagai hantaran dari panel lantai ke lampu-lampu,


sakelar dan stop kontak yang mempunyai luas penampang terkecil 25 mm. System
pemasangan dapat diklem langsung pada rangka plafond dengan jarak klem 50 cm.
Untuk stop kontak dan sakelar pemasangannya harus menggunakan pipa PVC dia.
¾ “ dipasang di dalam dinding tembok. Sambungan-sambungan yang ada harus
berada didalam kotak sambung (Junstion box) dan penyambungan kabel harus
sesuai dengan nama dan warnanya serta tidak dibenarkan adanya sambungan
didalam pipa pelindung (conduit).
f. Tahanan isolasi terpasang yang tidak ditanahkan disaratkan minimal 1000 ohm
untuk setiap 1 (satu) volt tegangan nominal. Pengujian dilakukan dengan mager.
g. Untuk tindakan pengamanan terhadap sentuhan akibat dari kegagalan isolasi
maka semua panel harus ditanahkan dan juga stop kontak-stop kontak.
h. Elektroda pertanahan pipa galvanis diameter 1.5 “ dan ditanam horizontal,
kedalaman harus sampai pada permukaan air tanah atau setelah pertanahan lebih
kecil dari 4 ohm. Luas penampang pertanahan sekuang-kurangnya sama dengan
dengan penampang hantaran listrik yang besar.
i. Sakelar dipasang pada ketingian 1.50 meter dari lantai dengan system inbow serta
menggunakan material dari merek yang berbaik. Merek yang dipakai adalah setara
Broco.
j. Stop kontak terbuat dari bahan yang tidak kondektur (ebonite, plastic) dengan
system 3 phase, dengan terminal pertanahan, serta dipasang inbow pada
ketinggian 40 cm diatas lantai. Kemampuan rating current : 10 A – 500 Volt.
Pole : 1 Phase + netal + earth
Merek stop kontak yang dipakai adalah setara Broco.
k. Panel / PBH
Cover panel terbuat dari besi plat. Minimal tebal 2 mm, warna abu-abu serta
pemasangan / kedudukan harus kuat dan tidak bergetar.
Komponen-komponen terdiri dari :
1. Normalisasi open fuse breakers (auto breakers)
2. Miniatur Cirkuit Breakers (MCB)
MBC yang digunakan dengan kemampuan pemutus arus lebih dari hubungan
singkat yang bekerja secara kontiniu.
3. Fuse Lord Breakers Switcht, yang bias memutus arus pada saat berbeban.
4. Ampere meter, system moving iron AC ketelitian 1,5 % atau sesuai dari type
untuk dipasang pada panel.
5. Volt meter, disesuaikan dengan kebutuhan panel terpasang.
6. Pilot lamp / lampu indicator :
R = Merah
S = Kuning
T = Biru
7. Penerangan / lampu
Penerangan / lampu yang digunakan adalah : Lampu bohlam LED 18 Watt dan
Lampu bohlam LED 4 Watt (Phillips) yang penempatannya disesuaikan
dengan gambar. Semua Armatur lampunya harus merk yang sama.

Spesifikasi Teknis
PASAL 15
PEKERJAAN CAT
1. Pengecatan
a. Pengecatan Dinding
 Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran
bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
 Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran, atau noda
lain dalam kondisi kering.
Langkah kerja cat adalah:
Lapisan pertama : ± 50% air
Lapisan kedua : ± 25% air
Lapisan ketiga : ± 25% air
 Untuk dinding-dinding luar dan dalam bangunan digunakan cat setara Catilac.
Warna putih atau ditentukan bersama dengan Direksi/Pengawas.
 Plamur yang digunakan adalah plamur tembok sesuai yang
disyaratkan/spesifikasi dan produk cat yang dipakai. Plamur yang digunakan
adalah Plamur setara RJ London.
 Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering, tidak
ada retak-retak dan Penyedia Jasa meminta persetujuan kepada
Direksi/Pengawas.
 Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan
lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
 Sesudah 7 hari plamur terpasang dan diampelas halus, kemudian dibersihkan
dengan bulu ayam sampai bersih betul.
 Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh,
rata, licin.
b. Pengecatan Plafond
 Yang termasuk pekerjaan cat plafond adalah Plafond gypsum dan GRC atau
bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
 Cat yang digunakan setara Catilac (warna ditentukan oleh Direksi). Warna
ditentukan bersama-sama Direksi/Pengawas setelah melaukan percobaan
pengecatan.
 Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran, atau noda
lain dalam kondisi kering.
Langkah kerja cat adalah:
Lapisan pertama : ± 50% air
Lapisan kedua : ± 25% air
Lapisan ketiga : ± 25% air

 Pengecatan dilakukan sepertia urutan kerja berikut: diplamur terlebih dahulu


kemudian setelah betul-betul kering lalu diamplas sampai rata, kalau masih
ada bagian-bagian yang masih belum rata harus didompul lagi serta diamplas,
Kemudian satu kali jalan dengan cat dasar, pekerjaan cat dapat dilaksanakan
apabila pekerjaan pendahuluan ini betul-betul sempurna, selanjutnya dicat
warna 3 kali jalan sampai rata dengan merek setara Catilac (warna Putih).

Spesifikasi Teknis
PASAL 16
PENUTUP

Walaupun dalam bestek ini tidak lengkap dicantumkan satu persatu baik mengenai bahan
bangunan dan lain-lain sebagainya, tetapi tercantum dalam AV maka pekerjaan tersebut harus
dikerjakan dan bukan merupakan pekerjaan tambahan. Hal-hal di luar ini apabila terdapat
ketidakcocokan dalam pelaksanaan akan diselesaikan dengan musyawarah.

Spesifikasi Teknis

Anda mungkin juga menyukai