Anda di halaman 1dari 50

STUDI KELAYAKAN

PENGEMBANGAN PASAR HEWAN GRABAG


KECAMATAN GRABAG
KABUPATEN MAGELANG

DINAS PETERNAKAN DAN


PERIKANAN KABUPATEN MAGELANG
1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................1
BAB 1. PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................3
1.2. Maksud, Tujuan, Sasaran, dan Manfaat...................................................................4
1.3. Dasar Hukum............................................................................................................5
1.4. Lingkup Wilayah......................................................................................................6
1.5. Lingkup Pekerjaan....................................................................................................6
1.6. Pendekatan................................................................................................................6
1.7. Metodologi Pekerjaan...............................................................................................7
BAB 2. GAMBARAN UMUM..........................................................................................11
2.1 Letak Geografis Kecamatan Grabag.......................................................................11
2.2 Demografi Desa Grabag Kecamatan Grabag.........................................................12
2.3 Gambaran Pertanian/Peternakan Kabupaten Magelang.........................................15
2.4 Gambaran Umum Pasar Hewan Grabag................................................................15
BAB 3. LANDASAN TEORI.............................................................................................17
3.1 Studi Kelayakan /Feasibility Study (FS)................................................................17
3.2 Tahapan Studi Kelayakan.......................................................................................18
3.3 Sistematika Studi Kelayakan..................................................................................19
BAB 4. PEMBAHASAN....................................................................................................20
4.1 Aspek Pasar............................................................................................................20
4.2 Aspek Fisik.............................................................................................................21
4.3 Aspek Teknis..........................................................................................................24
4.4 Aspek Ekonomi......................................................................................................35
4.5 Aspek Sosial...........................................................................................................39
4.6 Analisis Resiko dan SWOT....................................................................................40
BAB 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI............................................................46
5.1 Kesimpulan.............................................................................................................46
5.2 Rekomendasi..........................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................50

2
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keberadaan pasar tradisional sampai saat ini masih cukup signifikan untuk
mendukung aktivitas perekonomian masyarakat khususnya pedesaaan. Salah satu
aktivitas masyarakat di Kecamatan Grabag yang juga diharapkan menjadi
pendorong perekonomian Kecamatan Grabag terdapat di sub sektor peternakan.
Hasil sektor peternakan berupa sapi, kambing, ayam, dan unggas lainnya dengan
mudah dapat ditawarkan di pasar hewan tradisional ini. Interaksi antara peternak,
pedagang (bisa pula sekaligus peternak), dan pembeli untuk melakukan transaksi
jual beli juga memberi manfaat langsung bagi peternak karena kemudahan akses ke
pasar. Multi efek lainnya dari aktivitas transaksi perdagangan di pasar hewan
adalah timbulnya efek ekonomi multiplier seperti jasa angkut/transportasi, parkir,
warung makan, maupun efek ekonomi lainnya. Selain sebagai sarana pertemuan
antara penjual dengan pembeli, pasar hewan juga sebagai media transaksi sosial
dan budaya.
Dalam upaya meningkatkan akses pasar serta mengefisienkan sistem
pemasaran ternak, maka diperlukan pengelolaan pasar secara optimal baik dalam
hal pengelolaan sarana pemasaran maupun penguatan kelembagaan petani sehingga
Pasar Hewan benar-benar memberikan manfaat dan keuntungan yang optimal bagi
para pelaku pemasaran serta bagi konsumen, sesuai dengan yang diharapkan.
Kabupaten Grabag sebenarnya memiliki sudah memiliki pasar hewan, namun pasar
hewan tersebut kondisinya tidak representatif lagi, karena beberapa permasalah
yakni diantaranya masih belum dikelola dengan baik, kondisi prasarana yang masih
belum maksimal dan tidak dapat digunakan, luas lahan parkir yang minim, dan
berada di tepi jalan utama. Oleh karena itu, dianggap perlu tersedianya fasilitas
pasar hewan yang representatif sehingga memudahkan pemerintah daerah dalam
hal ini dinas peternakan dan kesehatan hewan untuk melakukan kontrol atas
transaksi jual beli hewan, kesehatan ternak dan meminimalkan dampak buruk
lingkungan.
Salah satu upaya untuk pengembangan Pasar Hewan Grabag adalah kegiatan
Studi Kelayakan untuk pengembangan pasar tersebut dengan menyusun studi
kelayakan yang memperhatikan aspek pasar, aspek fisik, teknis, ekonomi dan

3
sosial. Keseluruhan aspek ini akan menentukan dan mempengaruhi kelayakan
pendirian suatu pasar. Keberadan pasar hewan pada gilirannya diharapkan dapat
menghasilkan transaksi jual beli hewan yang tertib, teratur, bersih, tidak berdampak
buruk bagi lingkungan dan sekaligus dapat menjadi salah satu sumber pemasukan
pendapatan bagi pemerintah daerah.

1.2. Maksud, Tujuan, Sasaran, dan Manfaat


1) Maksud
Maksud penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Pasar Hewan
Grabag ini adalah untuk menentukan alternatif dan upaya yang dilakukan untuk
pengembangan Pasar Hewan Grabag. Sedangkan tujuan dari pelaksanaan Studi
Kelayakan Pengembangan Pasar Hewan Grabag ini adalah sebagai berikut:
a. Adanya alternatif dan solusi untuk pengembangan Pasar Hewan Grabag
sehingga menjamin kesinambungan aktivitas perdagangan dan interaksi
sosial ekonomi masyarakat;
b. Menyusun konsep dan implementasi pengembangan Pasar Hewan Grabag
c. Menyusun rekomendasi dan rencana pengembangan Pasar Hewan Grabag
yang dapat memberikan dampak nyata terhadap lingkungan sekitarnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung.

2) Sasaran
a. Tersusun data yang lengkap dan menyeluruh terhadap potensi, permasalahan
dan solusi pengembangan Pasar Hewan Grabag meliputi aspek kesediaan
kelembagaan, sumber daya manusia, program kerja, potensi, dan pemasaran
b. Tersusun pemodelan penataan Pasar Hewan Grabag yang didasari
pembangunan yang berkelanjutan/ ramah lingkungan
c. Mapping kondisi aktual berikut dengan rencana pemanfaatan sumber daya
sekitar Pasar Hewan Gragab, memadukan pembangunan dengan
mengidentifikasi dan menganalisis potensi yang ada, menentukan tata pola
penataan lanskap kawasan, serta membuat kemungkinan alternatif
pengembangannya.

4
3) Manfaat Studi Kelayakan
Manfaat dari Studi Kelayakan yang dilakukan di Pasar Hewan Grabag
adalah sebagai berikut:
a. Mendapatkan hasil studi mengenai Pasar Hewan Grabag apakah perlu
dikembangkan atau tidak.
b. Mendapatkan rekomendasi mengenai pengembangan Pasar Hewan Grabag.

1.3. Dasar Hukum


Dasar hukum dalam Kegiatan penyusunan studi kelayakan Pembangunan
Pasar Hewan Grabag ini adalah :
1) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang
No. 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
2) Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4737).
3) Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2013 tentang Pemberdayaan Peternak
(Lembaran Negara Tahun 2013 No. 6 Tambahan Negara Nomor 5391).
4) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 8 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Peternakan dan Kesehatan Hewan.
5) Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 65 Tahun 2015 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 8 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Peternakan dan Kesehatan Hewan.
6) Peraturan Daerah Kabupaten Magelang No. 23 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Pasar.
7) Peraturan Daerah Kabupaten Magelang No. 3 Tahun 2009 tentang Retribusi
Pasar.
8) Peraturan Daerah Kabupaten Magelang nomor 5 Tahun 2011 tentang rencana
tata ruang wilayah Kabupaten Magelang tahun 2010 – 2030.
9) Peraturan Bupati Kabupaten Magelang No. 22 Tahun 2016 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Magelang No. 7 Tahun 2013 tentang
Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko
Modern.

5
1.4. Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah penyusunan studi kelayakan pembangunan Pasar Hewan
Grabag Kabupaten Magelang adalah Pasar Hewan di Kecamatan Grabag,
Kabupaten Magelang.

1.5. Lingkup Pekerjaan


1) Melakukan kajian pada data primer dan data sekunder, peta-peta tematik dan
literatur terkait untuk penyusunan Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Hewan
Grabag
2) Melakukan kajian teknik konteks fisik alam lingkungan kondisi Pasar Hewan
Grabag
3) Melakukan kajian secara ekonomi dan sosial terkait konteks dampak
pembangunan Pasar Hewan Grabag
4) Melakukan kajian terhadap peluang dan kendala untuk pembangunan Pasar
Hewan Grabag

1.6. Pendekatan
Dalam pelaksaan pekerjaan penyusunan Studi Kelayakan Pembangunan Pasar
Hewan Grabag terdapat dua kelompok besar produk pekerjaan.
1) Produk pertama berupa konsepsi strategi pembangunan untuk menentukan
langkah-langkah rekomendasi melalui pentahapan program-program
pembangunan Pasar Hewan Grabag
2) Produk kedua adalah bentuk rekomendasi umum konsep rancangan komponen-
komponen pembangunan Pasar Hewa Grabag

Berangkat dari substansi pekerjaan ini, maka dibutuhkan pendekatan secara


menyeluruh dengan maksud keluaran yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan
aktual dan menjadi pemecah terhadap isu-isu pembangunan Pasar Hewan Grabag.
Selanjutnya pelaksanaan pendekatan ini membutuhkan cara-cara untuk mencapai
sasaran dari tujuan Studi Kelayakan ini, sehingga dibutuhkan metodologi dalam
pengerjaannya yang lebih detail. Metodologi pelaksanaan pekerjaan ini akan
dibahas dalam setiap tahap pelaksanaannya dalam sub bab berikutnya.

6
1.7. Metodologi Pekerjaan
Metodologi analisis yang digunakan dalam Studi Kelayakan ini dibagi
menjadi dua kelompok yaitu analisis secara keruangan (Spatial) dan analisis non
keruangan (Aspatial). Kedua analisis ini akan dijadikan dasar melakukan kajian
pada variable-variabel berdasarkan studi empiris maupun literatur yang relevan
terhadap substansi penyusunan Studi Kelayakan pembangunan Pasar Hewan
Grabag.
1) Metode Analisis Keruangan
Metode analisis keruangan pada dasarnya meliputi komponen-komponen
pembentuk ruang fisik. Dalam konteks pekerjaan ini aspek teknis menjadi
bagian dari aspek pendekatan secara keruangan. Analisis ini digunakan sebagai
salah satu cara untuk menghasilkan usulan rekomendasi pembangunan dan
pengembangan secara teknis dalam bentuk rencana dan rancangan kebutuhan
infrastruktur pendukung berdasarkan kondisi fisik pembagunan Pasar Hewan
Grabag. Secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1. Variabel Analisis Keruangan
Variabel keruangan Hasil kajian Arahan hasil kajian
Tipologi Wilayah 1. Potensi, kendala, peluang 1. Strategi dan
1. Topografi dan hambatan dalam program
konteks fisik alami Pembangunan
2. Potensi dan peluang Pasar Hewan
pembangunan Pasar Grabag
Hewan Grabag 2. Kebutuhan
Aksesibilitas 3. Tingkat preferensi pembeli infrastuktur
1. Preferensi orang dan persyaratan minimum pendukung
kebutuhan infrastruktur 3. Rencana dan
rancangan
Sumber : Kajian Konsultan, 2019
2) Metodologi Analisi non Keruangan
Metode analisis non keruangan pada dasarnya meliputi komponen-
komponen ekonomi dan sosial. Secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 1.2.

7
Tabel 1.2 Variabel Analisis non-Keruangan
Variabel kajian non Hasil kajian Arahan hasil kajian
keruangan
1. Ekonomi Potensi, 1. Nilai ekonomis terhadap
- PP kendala, pembangunan Pasar
- ROI peluang dan Hewan Grabag
- NPV hambatan dalam 2. Strategi dan program
2. Sosial konteks aspek pembangunan dan
- Pola perilaku non keruangan pengembangan dari
- Perspektif masyarakat aspek sosial, ekonomi
dan budaya

3) Analisis
a) Keruangan dan non Keruangan
Dari hasil analisis data baik dari aspek keruangan dan non keruangan
selanjutnya akan dirumuskan dalam matrik SWOT. Sedangkan untuk
melakukan perumusan konsep pengembangan wilayah akan dilakukan
analisis strategi pengembangan bidang kegiatan yang dianalisis. Langkah
perumusan awal dalam menentukan strategi pengembangan adalah dengan
melakukan analisis Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT).
Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan rumusan strategi pembangunan
Pasar Hewan Grabag yang berasal dari lingkup internal maupun eksternal.
b) Analisis SWOT
Analisis SWOT yang dilakukan dalam kajian ini untuk memberikan
gambaran strategi dalam penyusunan Studi Keyakan pembangunan Pasar
Hewan Grabag. Sebelum analisis SWOT dilakukan, langkah awal yang perlu
dilakukan adalah dengan memetakan komponen SWOT yang terdiri dari
faktor intenal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa kekuatan dan
kelemahan, sedangkan faktor eksternal adalah peluang dan ancaman.
Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui sejauh mana potensi dan
kelemahan yang ada di wilayah studi untuk mendapatkan analisis pemecahan
masalah. Matrik analisis SWOT ditunjukkan oleh Tabel 1.3

8
Tabel 1.3 Matrik Analisis SWOT
Peluang (opportunnities ) Ancaman (threats)
Kekuatan Bagaimana cara agar Bagaimana cara menggunakan
(Streght) kekuatan memiliki daya kekuatan untuk meminimalisir
pengungkit untuk menjadi dampak ancaman .
manfaat dari suatu peluang
Kelemahan Bagaimana cara Bagaimana memperbaiki
(Weakness) memastikan bahwa kelemahan yang kemudian
kelemahan yang dimiliki memiliki dampak nyata pada
tidak menghalangi peluang suatu ancaman.

Penyusunan Studi Kelayakan pembangunan Pasar Hewan Grabag di


Kecamatan Grabag Kabupatan Magelang melalui 4 tahap (Gambar 1.1) :
a) Tahap identifikasi : tahap ini berisikan kegiatan observasi primer dan
sekunder dimaksudkan untuk mendapatkan informasi-informasi pada
variabel kajian secara keruangan maupun non keruangan.
b) Tahap analisis SWOT : tahap ini hasil identifikasi kemudian dianalisis ke
dalam matrik SWOT sehingga diketahui kelompok komponen baik secara
keruangan maupun non keruangan yang perlu diperhatikan dalam konteks
pembangunan Pasar Hewan Grabag. Analisis SWOT akan menunjukkan
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang merupakan gambaran dari
faktor internal dan eksternal.
c) Tahap konsultasi publik : tahap ini adalah tahap hasil analisis SWOT
kemudian dirumuskan ke dalam arahan secara konseptual baik dari rencana
pembangunan, pengembangan dan rancangan dimensional secara teknis pada
infrastruktur pendukung. Pada tahap ini bentuk-bentuk konseptual rancangan
dan rencana sudah dipaparkan dengan berbagai alternatifnya, konsepsi
tersebut merupakan refleksi dari optimalisasi kekuatan dan peluang dengan
maksud untuk meminimalisir kelemahan dan ancaman.
d) Tahap penyusunan Studi Kelayakan : merupakan tahap dimana penyusunan
strategi program, dan rencana serta rancangan pengembangan pembangunan
Pasar Hewan Grabag dipilih sebagai suatu pilihan yang ideal dalam rangka
rekomendasi kekuatan dan peluang secara internal. Rekomendasi ini
selanjutnya diterjemahkan ke dalam pentahapan proritas program.

9
Gambar 1.1 Metodologi Tahapan Perencanaan Studi Kelayakan
Pembangunan Pasar Hewan Grabag

10
BAB 2. GAMBARAN UMUM

2.1 Letak Geografis Kecamatan Grabag


Secara administratif Kecamatan Grabag terletak di bagian utara dari
Kabupaten Magelang yang berada di perlintasan lalu lintas ekonomi antara
Temanggung-Semarang dan Magelang dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut:
1. Sebelah Utara : Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung
2. Sebelah Timur : Kecamatan Ngablak dan Kecamatan Pakis
3. Sebelah Selatan : Kecamatan Tegalrejo
4. Sebelah Barat : Kecamatan Secang dan Kabupaten Temanggung
Ketinggian Ibukota Kecamatan Grabag 680 mdpl, luas wilayah Kecamatan
Grabag adalah 8.604,021 Ha, jumlah penduduk 91.257 jiwa dengan kepadatan
penduduk 1.214 jiwa/km2 yang terdiri dari 28 Desa. Peta administrasi Kabupaten
Magelang dan Kecamatan Grabag dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.2.
Secara rinci luasan tiap desa di Kecamatan Grabag dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Gambar 2.1 Peta Kabupaten Magelang


Sumber: Kecamatan Grabag dalam angka 2018

11
Tabel 2.1.Desa di Kecamatan Grabag

No Desa Luas Wilayah (Ha)

1 Lebak 238.874
2 Pucungsari 102.750
3 Sugihmas 329.055
4 Pesidi 233.736
5 Giriwetan 200.230
6 Cokro 198.755
7 Salam 189.795
8 Ketawang 990.875
9 Banaran 335.995
10 Baleagung 429.175
11 Klegen 144.844
12 Sumurarum 427.197
13 Kalikuto 226.662
14 Banyusari 516.591
15 Kartoharjo 138.576
16 Grabag 460.126
17 Kleteran 130.235
18 Ngasinan 354.430
19 Tirto 326.450
20 Tlogorejo 218.954
21 Sambungrejo 392.725
22 Citrosono 553.520
23 Sidogede 185.272
24 Kalipucang 234.380
25 Seworan 150.494
26 Banjarsari 317.498
27 Losari 220.627
28 Ngrancah 356.200
Total 8.604.021
Sumber : Kecamatan Grabag Dalam Angka 2018

2.2 Demografi Desa Grabag Kecamatan Grabag


Jumlah penduduk di Kecamatan Grabag tahun 2017 tercatat 91.257 orang
terdiri dari 46.266 laki-laki dan 44.991 perempuan. Perbandingan jenis kelamin
(sex ratio) di Kecamatan Grabag sebesar 103 yang artinya dari jumlah penduduk
laki-laki di Kecamatan Grabag lebih banyak 103 persen dibandingkan jumlah
pendudukan perempuan. Sedangkan jumlah penduduk di Desa Grabag tahun 2018
tercatat 13.501 jiwa. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dan kepadatan
wilayah ditunjukkan oleh Tabel 2.2 dan Tabel 2.3.

12
Gambar 2.2 Peta Kecamatan Grabag
Sumber data : Kecamatan Grabag Dalam Angka 2018
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Desa Grabag Tahun 2017
Penduduk
Desa Dewasa Anak-anak Total Penduduk
L P L P
Grabag 4.517 4.852 2.118 2.014 13.501
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Magelang

13
Tabel 2.3 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Desa Grabag Tahun 2017
Desa Luas Wilayah (km2) Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk
Grabag 4,62 13.501 2,922
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Magelang

Dengan kontur wilayah yang berbukit-bukit, sebagian besar penduduknya


bermata pencaharian sebagai petani. Sebagian besar sawahnya mendapat
pengairan yang terus menerus sepanjang tahun karena wilayah Grabag juga
merupakan hulu kali Elo yang melintas di sisi timur kota Magelang. Di wilayah
Grabag ini pula terdapat sebuah mata air besar bernama Tuk Mas yang merupakan
penyuplai utama air di PDAM Kota Magelang. Di dekat mata air ini juga terdapat
Prasasti Tuk Mas yang diperkirakan merupakan peninggalan kerajaan Mataram
Kuno.
Penggunaan lahan di Kecamatan Grabag, dikutip dari publikasi Kecamatan
Grabag dalam Angka, 2018, terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu luas tanah sawah
3.158,373 ha dan luas tanah kering 5.445,648 ha. Kecamatan Grabag merupakan
salah satu Kecamatan di Kabupaten Magelang yang berpotensi di sektor pertanian.
Dengan rincian tanah sawah irigasi seluas 69.393 ha, tanah sawah sederhana
155.038 ha, dan sawah tadah hujan 11.000 ha. Adapun tahan kering non pertanian
berupa tegal/kebun seluas 110.430 ha, pekarangan/bangunan seluas 109.765 ha
dan lain-lain 4.500 ha.
Kecamatan Grabag terbagi menjadi 28 desa yang diantaranya adalah Terdiri
Dari 181 Dusun, 268 Rukun Warga (RW), dan 844 Rukun Tetangga (RT). Diantara
28 desa yang ada, desa yang memiliki wilayah terluas merupakan Desa Citrosono
dengan luas wilayah sebesar 553.520 ha, sedangkan desa yang paling terkecil
adalah Desa Pucungsari dengan luas wilayah yang hanya mencakup 102.750 ha.
Sebagaimana diketahui bahwa jumlah RW dan RT terbanyak terdapat pada Desa
Grabag dengan jumlah RW sebanyak 37 RW dan 101 RT. Selanjutnya jumlah RW
dan RT terkecil Di Desa Ngrancah Dengan Jumlah RW 4 dan RT 8. Dari 28 desa
tersebut tiap desa di pimpin kepala desa, Sedangkan untuk sekertaris desa ada 10
saja dikarenakan ada kekosongan yang sampai tahun 2017 belum terisi.

14
Ternak dan unggas juga dipelihara oleh sebagian masyarakat Kecamatan
Grabag. Untuk ternak, populasi terbesar adalah sapi potong. Populasi terbesar
kedua adalah domba, populasi terbesar ketiga adalah kambing. Sedangkan untuk
unggas, tercatat populasi ayam kampung sebanyak 48.815 ekor, ayam ras petelur
sebanyak 57.728 ekor, dan ayam ras pedaging sebanyak 132.628 ekor.

2.3 Gambaran Pertanian/Peternakan Kabupaten Magelang


Sektor pertanian/peternakan di Kabupaten Magelang saat ini memberikan
kontribusi terbesar terhadap pendapatan daerah. Hal ini terlihat dari struktur
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Magelang tahun 2017 yakni
sebesar 21,78%. Peranan setiap sektor ekonomi dalam perekonomian dapat
diketahui dari angka distribusi presentase PDRB Kabupaten Magelang tahun 2017
dengan sektor pertanian 21,78%, industri pengolahan 21,69%, perdagangan besar
dan eceran 13.75%, konstruksi 9,46%, jasa pendidikan 6,06%, dll. Adapun rincian
PDRB Kabupaten Magelang perkapita dari tahun 2013 sampai 2017 ditunjukkan
oleh Tabel 2.4. Dalam konteks pembangunan dan penataan pasar Kabupaten
Magelang memiliki basis lahan pertanian dan ternak yang dapat dioptimalkan
penggunaannya.
Tabel 2.4 PDRB per kapita Kabupaten Magelang
Atas Dasar Harga Atas Dasar Harga
Tahun Berlaku Konstan
(Juta rupiah) (Juta rupiah)
2013 16,05 13,93
2014 17,77 14,54
2015 19,39 15,15
2016 20,77 15,81
2017 22,11 16,46
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Magelang Menurut
Lapangan Usaha 2013-2017

2.4 Gambaran Umum Pasar Hewan Grabag


Pasar Hewan Grabag yang terletak di jalan Sunan Geseng, Sawahan,
Grabag, Kec. Grabag ini sendiri mempunyai waktu operasi setiap hari Legi, mulai
pukul 07.00-15.00 WIB. Pasar Hewan Grabag ini sebagaimana pasar hewan lain
terdapat fasilitas pasar berupa Kios 10 blok (berukuran 12 m2), los pedagang sapi
200 buah dan los kambing 100 buah , dan lesehan berukuran 2 m2. Fasilitas
pendukung lainnya berupa area parkir yang kurang representatif (terlalu sempit), 1

15
mushola, 3 toilet, 1 bangunan timbang hewan, dan 1 bangunan pengurus pasar.
Fasilitas bongkar muat dilakukan secara bersamaan di ruang pakrir. Selain itu,
karena luas parkir yang terlalu sempit maka sebagian mobil dan motor parkir di
bahu jalan utama dan beberapa motor parkir di tempat parkir yang dikelola oleh
masyarakat sekitar. Pedagang (sekaligus peternak) maupun pembeli Pasar Hewan
Grabag berasal dari masyarakat disekitar Kabupaten Magelang seperti Ambarawa,
Temanggung, dan masyarakat Grabag sendiri.

16
BAB 3. LANDASAN TEORI

3.1 Studi Kelayakan /Feasibility Study (FS)


Studi kelayakan adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
dapat/tidaknya suatu investasi dilakukan dengan berhasil. Keberhasilan dapat
diartikan dalam arti yang luas maupun terbatas, terutama digunakan oleh pihak
swasta yang berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi. Investasi yang
diteliti bisa investasi berskala besar sampai dengan investasi yang sederhana.
Tentu saja semakin besar investasi yang akan dilaksanakan, semakin luas dampak
yang terjadi. Dampak yang muncul bisa berbagai macam, dalam penelitian ini
setidaknya menyangkut tiga aspek yaitu :
1) Dampak Fisik yaitu apakah kegiatan tersebut akan mengakibatkan perubahan
pada tata letak fisik, bentuk, dan fungsi dari lokasi terjadinya proyek
2) Dampak Sosial yaitu apakah kegiatan tersebut dapat mengakibatkan perubahan
pola sosial, interaksi antar masyrakat, perubahan sikap, dll
3) Dampak Ekonomi yaitu apakah kegiatan tersebut dapat membantu
meningkatkan kualitas ekonomi/taraf hidup masyarakat, terciptanya berbagai
macam bentuk usaha, dll

Adapun tujuan dilakukannya studi kelayakan menurut Husnan dan


Muhammad (2000) adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal
yang besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Tentunya studi
kelayakan ini akan memakan biaya, tapi biaya tersebut relatif kecil apabila
dibandingkan dengan resiko kegagalan. Adapun menurut Kasmir dan Jakfar
(2007) setidaknya ada 5 (lima) alasan mengapa studi kelayakan dilakukan, yaitu :
1) Menghindari resiko kerugian
Bertujuan untuk meminimalkan resiko yang dapat dikendalikan maupun yang
tidak. Mengingat kondisi masa depan penuh dengan ketidakpastian sehingga
perlu dilakukan analisis studi kelayakan.
2) Mempermudah perencanaan
Studi kelayakan turut membantu perencanaan kegiatan. Kegiatan perencanaan
meliputi jumlah modal yang diperlukan, waktu pelaksanaan, lokasi, cara
pelaksanaan, besarnya keuntungan, dll

17
3) Mempermudah pelaksanaan pekerjaan
Perencanaan yang disusun sebagai hasil dari studi kelayakan dapat
mempermudah implementasi bisnis, seperti kegiatan bisnis dapat dilakukan
secara sistematik dan terlaksana sesuai dengan tujuan utama
4) Memudahkan pengawasan
Pengawasan dilakukan agar usaha tetap pada jalur dan sesuai dengan tujuan
awal
5) Mempermudah pengendalian
Jika terjadi penyimpangan, makan akan mudah memperbaikinya dan dapat
langsung dikendalikan sehingga tidak terlalu jauh menyimpang dari tujuan
awal.

3.2 Tahapan Studi Kelayakan


Setiap studi kelayakan akan dilakukan yang namanya penilaian suatu
gagasan usaha/proyek. Penilaian tersebut kemudian dianalisis dan dievaluasi yang
standar ideal tiap proyek/usaha. Tahapan-tahapan analisis studi kelayakan yaitu:
1) Tahap persiapan
Tahap ini adalah tahap untuk menentukan apakah studi kelayakan untuk suatu
atau beberapa usulan proyek perlu diadakan atau tidak. Pada tahap ini
merupakan bagian dari desain penelitian yang meliputi seluruh proses
perencanaan dan pelaksanaan studi.
2) Tahap penelitian
Tahap penelitian adalah tahap bekerja mengumpulkan data di lapangan baik
kualitatif maupun kuantitatif.
3) Tahap tabulasi dan penyusunan data
Sesudah mendapatkan data, data kemudian dikumpulkan dan dikelompokkan
menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data-data yang telah
terkumpul kemudian ditabulasi dan disusun berdasarkan sistematika atau
tujuan penelitian
4) Tahap pengolahan dan penyusunan data
Sesudah semua data terkumpul dan ditabulasi, data-data tersebut diolah dan
dianalisis kemudian disusun ke dalam sebuat laporan. Berhasilnya suatu

18
penelitian dan juga studi kelayakan sangat ditentukan oleh kualitas laporan
yang dibuat.
5) Tahap evaluasi
Pada tahap ini dilakukan pembandingan data-data yang telah terkumpul
dengan standar yang telah ditentukan sejak awal. Evaluasi ini merupakan
teknis perhitungan untuk membandingkan data yang terkumpul dengan kriteria
yang digunakan. Inti dari tahapan ini adalah segala aspek yang relevan dengan
studi kelayakan dianalisis dengan membandingkan antara standar awal dengan
data yang terkumpul, dipapakrkan permasalahannya dan dikemukakan saran-
saran untuk pemecahannya.

3.3 Sistematika Studi Kelayakan


Tugas studi kelayakan dalam arti luas meliput penilaian terhadap aspek fisik,
ekonomi, dan sosial. Ketiga aspek tersebut mempunyai bobot yang sama, sehingga
kesimpulan dan kelayakan proyek/gagasan yang direncanakan harus didasarkan
pada integrasi hasil temuan semua aspek.

19
BAB 4. PEMBAHASAN

Dalam penyusunan studi kelayakan Pasar Hewan Grabag di Desa Grabag,


Kecamatan Grabag, akan dilakukan analisis secara menyeluruh. Hal ini dimaksudkan
agar didapatkan gambaran menyeluruh mengenai kondisi Pasar Hewan Grabag. Adapun
aspek yang akan dianalisis meliputi pasar, fisik, ekonomi, dan sosial. Berdasarkan aspek
tersebut akan disimpulkan apa saja kendala dan peluang yang ada, sehingga dapat
memberikan gambaran baik secara strategis maupun teknis yang kemudian akan
diturunkan ke dalam bentuk program dan kegiatan beserta prioritas pengembangan dan
pengelolaannya sebagai keluaran (outcome) dari pekerjaan ini. Alat analisis yang
digunakan dalam studi kelayakan terkait erat dengan ketersediaan data primer dan
sekunder. Hasil analisis setiap aspek akan memberikan kesimpulan yang selanjutnya
akan dibuat matrik Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT).

4.1 Aspek Pasar


Aspek pasar merupakan faktor pertama dan penting yang dipertimbangkan
untuk memprediksi perkembangan Pasar Hewan Grabag. Jumlah ternak yang
diperjual belikan di Pasar Hewan Grabag untuk sapi 80-120 ekor/pasaran dan
kambing/domba 70-110/pasaran. Jumlah rata-rata hewan ternak yang diperjual
belikan di Pasar Hewan Grabag pada tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Jumlah rata-rata hewan ternak Pasar Hewan Grabag


Jumlah
Tahun
Sapi Kambing/Domba
2018 4.800 4.320
Sumber : Kantor Pasar Hewan Grabag 2019

Jumlah total ternak yang ada di Kecamatan Grabag dari tahun 2011 sampai
2017 (data tahun 2016 tidak ada) dapat dilihat pada Tabel 4.2

20
Tabel 4.2 Jumlah Populasi Ternak di Kecamtan Grabag Tahun 2011 – 2017
Jumlah
Tahun
Sapi Potong Kambing Domba
2011 6.389 2.160 4.712
2012 6.498 2.327 5.019
2013 6.498 2.426 5.137
2014 6.531 2.438 5.163
2015 6.545 2.446 5.175
2017 6.534 2.446 6.876
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang, 2017
Trend pertambahan jumlah ternak di Kecamatan Grabag dari tahun 2020 sampai
2024 dapat dilihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 Trend Jumlah Populasi Ternak di Kecamatan Grabag


Tahun 2020 – 2024
Jumlah
Tahun
Sapi Potong Kambing Domba
2020 6.600 2.564 7.522
2021 6.609 2.592 8.005
2022 6.623 2.623 8.452
2023 6.642 2.657 8.664
2024 6.647 2.666 9.187

Tampak jumlah ternak yang dijual di Pasar Hewan Grabag masih dibawah
dari total hewan ternak yang terdapat di Kecamatan Grabag, oleh karena itu
pembangungan Pasar Hewan Grabag layak untuk didirikan dari aspek pasar.

4.2 Aspek Fisik


4.1.1 Aspek Tata Ruang
Tata ruang Pasar Hewan Grabag berdiri pada tanah yang datar dan berada
di dekat dengan saluran air baik itu di depan pasar maupun di belakang pasar.
Adapun pintu keluar dan masuk dari Pasar Hewan Grabag berjumlah 1 buah.
Pasar Hewan Grabag juga memiliki berbagai fasilitas seperti tempat parkir
motor dan mobil, tempat penjualan sapi dan kambing, serta kios tempat
berjualan.

21
Gambar 4.1 Pintu Gerbang Pasar Hewan Grabag

Gambar 4.2 Saluran Air di Depan Pasar Hewan Grabag

Gambar 4.3 Lahan Kosong di sekitar Pasar Hewan Grabag

22
Gambar 4.4 Tempat Parkir Mobil

Gambar 4.5 Tempat Parkir Motor

Gambar 4.6 Lokasi Penjualan Sapi

23
Gambar 4.7 Lokasi Penjualan Kambing

Gambar 4.8 Lokasi Kios

4.3 Aspek Teknis


Dengan dilakukannya analisis aspek teknis ini diharapkan dapat memberikan
kondisi aktual untuk kebutuhan pembangunan/pengembangan Pasar Hewan
Grabag.
1) Pintu masuk utama Pasar Hewan Grabag
Kondisi pintu masuk utama di Pasar Hewan Grabag belum mencukupi,
terutama bagi kendaraan bak terbuka, truk dan sepeda motor. Kondisi pintu
masuk (gerbang) yang hanya berjumlah 1 buah dengan lebar sekitar 6 meter
menyebabkan jalur keluar masuk Pasar sering terjadi kemacetan, selain itu hal
ini diperparah terjadinya penumpukan tempat parkir mobil, motor, dan
bongkat muat (sapi, kambing, pakan ternak). Oleh karena itu perlu diadakan
perbaikan tentang penataan jalur kelur masuk pasar, bisa dengan memisahkan
jalur keluar masuk menjadi 2 buah.

24
Gambar 4.9 Lokasi Alternatif Keluar Pasar
2) Tempat parkir dan lokasi bongkar muat
Kondisi dan penempatan lokasi parkir di Pasar Hewan Grabag belum
maksimal. Kondisi ini dapat terlihat dari masih tercampurnya lokasi parkir
antara sepeda motor, kendaraan bak terbuka, truk dan bongkar muat (hewan
dan pakan ternak) serta kurang luasnya tempat parkir dan penataan lokasi yang
belum tertata. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut yaitu
dengan memisahkan lokasi parkir antara mobil dan motor dengan tempat
bongkar muat (hewan dan pakan). Lokasi tempat parkir sepeda motor dan
mobil dapat dipindahkan pada lokasi lahan yang masih kosong disekitar pasar.
Untuk lokasi parkir kendaraan yang baru perlu dilakukan pemadatan/cavling
block untuk menghindari becek ketika musim hujan tiba dan diberi atap.
Lokasi tempat transit pakan juga perlu dibuat khusus agar tidak menyebabkan
penumpukan kendaraan di dalam pasar.

Gambar 4.10 Penumpukan kendaraan

25
Gambar 4.11 Lokasi alternatif pembuatan lahan parkir mobil 1

Gambar 4.12 Lokasi alternatif pembuatan lahan parkir mobil 2

Gambar 4.13 Lokasi alternatif pembuatan lahan parkir mobil 3

26
Gambar 4.14 Lokasi alternatif penambahan parkir sepeda motor

Gambar 4.15 Tempat Pakan Ternak

Gambar 4.16 Lokasi Alternatif Pakan Ternak

Pemindahan lokasi tempat pakan ternak pada Gambar 4.15 dapat


dilakukan di tempat Gambar 4.16. Pemilihan lokasi yang baru berdasarkan
pertimbangan lokasi yang dekat dengan tempar parkir mobil dan penjualan
hewan sapi.

27
3) Tempat penampungan sampah
Saat ini tempat sampah yang ada masih berjumlah 1 dan belum
termanfaatkan dengan baik, karena pengunjung masih membuang sampah
disembarang tempat. Oleh karena itu diperlukan kerjasama antar pengunjung
dan pengelolan tentang kesadaran membuang sampah pada tempatnya. Selain
itu perlu diadakan penambahan tempat sampah baru. Sampah yang masih
menumpuk sebagai mana yang ditunjukkan oleh Gambar 4.17 perlu
dibersihkan dan dibuatkan lokasi tempat sampah yang baru. Adapun tempat
sampah yang baru berada dekat dengan jalur keluar pasar sehingga sampah
yang telah terkumpul bisa langsung diambil oleh dinas kebersihan seperti pada
Gambar 4.19.

Gambar 4.17 Lokasi pembuangan Sampah 1

Gambar 4.18 Lokasi pembuangan Sampah 2

28
Gambar 4.19 Lokasi pembuangan Sampah 3
4) Lokasi penempatan Penjual Unggas
Pasar Hewan Grabag saat ini baru digunakan untuk tempat jual beli
hewan ternak seperti sapi, kambing dan domba. Untuk kedepannya ada
rencana untuk menggabungkan/memindahkan pedagang unggas dari Pasar
Grabag ke Pasar Hewan Grabag. Berdasarkan data yang kami himpun ada
sejumlah 67 pedagang unggas ( 15 burung, 5 kelinci, 16 ayam, 1 entok, 25
burung hias, dan 5 bebek). Lokasi perencanaan penempatan pedagang unggas
dapat menggunakan lahan kosong seperti pada Gambar 4.20.

Gambar 4.20 Lokasi Alternatif Penempatan Penjual Unggas

29
5) Penataan sarana dan prasarana
Keadaan fisik dari bangunan kios yang ada di Pasar Hewan Grabag
sudah mengalami kerusakan di berbagai tempat. Gambar 4.21 dan Gambar
4.22 menunjukkan kondisi terkini dari 10 kios dan tempat berjualan kambing
dan domba. Kios pasar (Gambar 4.21) yang sudah ada nantinya dapat
dirombak dan dialihfungsikan menjadi tempat berjualan kambing dengan
sedikit modifikasi yaitu dengan mempertahankan atap dan pintu-pintu kios
dibongkar. Hal ini bertujuan untuk memberikan ruang yang luas untuk tempat
berjualan kambing tanpa mengganggu sirkulasi udara disekitar tempat. Adapin
tempat penjualan kambing yang lama (Gambar 4.22) akan dilalih fungsikan
menjadi toko yang menghadap ke utara (jalan utama). Adanya perombakan ini
diharapkan dapat meningkatkan jumlah penyewa kios yang selama ini masih
rendah dan mengoptimalkan penggunaan tata ruang pasar.

Gambar 4.21 Kondisi fisik toko di Pasar Hewan Grabag

Gambar 4.22 Lokasi penjualan kambing dan domba

30
6) Gardu Kontrol
Gardu kontrol yang ada saat ini berjumlah 1 buah dan belum
termanfaatkan sebagaimana mestinya, sehingga perubahan tata kelola ruang
lokasi gardu kontrol perlu dilakukan. Terlihat pada Gambar 4.23 gardu kontrol
tertutupi oleh mobil yang terparkir didepan bangunan. Jumlah dan lokasi gardu
kontrolpun perlu dilakukan perombakan. Untuk menunjang kegiatan
operasional perlu dibuat 2 gardu kontrol. Adapun lokasi perencanaan
pembangunan gardu kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.24

Gambar 4.23 Lokasi gardu kontrol saat ini

Gambar 4.24 Lokasi alternative gardu kontrol

7) Tempat Pengumpulan Kotoran Hewan


Tempat Pengumpulan kotoran hewan pada Pasar Hewan Grabag saat ini
belum ada, oleh karena itu perlu dibuatkan tempat untuk pengumpulan kotoran
hewan. Lokasi yang dapat digunakan ditampilkan sebagaimana Gambar 4.25.

31
Gambar 4.25 Lokasi tempat pengumpulan kotoran hewan

8) IPAL komunal
Adanya kotoran padat dan limbah cair yang dihasilkan oleh Pasar
Hewan Grabag saat ini masih belum ada penanganan khusus yang dilakukan.
Mengingat adanya rencana penggabungan hewan ternak dengan hewan unggas
tentunya akan meningkatkan jumlah limbah yang dihasilkan, hal ini apabila
tidak dicermati lama kelamaan akan menimbulkan pencemaran lingkungan.
Maka diusulkan dibuat IPAL komunal, jenis IPAL ini dipilih karena bersifat
tertutup, tidak membutuhkan lokasi yang luas dan tidak menghasilkan bau.
Sehingga baik untuk lingkungan. Gambar 4.26 menunjukkan rencana lokasi
pembangunan IPAL komunal.

Gambar 4.26 Lokasi rencana pembangunan IPAL komunal

32
9) Pembuatan atap tambahan
Selama ini tempat penjualan sapi masih dilakukan di ruang terbuka dan
langsung terpapar sinar matahari, hal ini menimbulkan ketidak nyamanan bagi
para penjual, pembeli dan hewan ternak. Hal ini juga berdampak pada lebih
sedikitnya tempat tersebut digunakan untuk berjualan sapi, oleh karena itu
diperlukan upaya untuk memberikan rasa nyaman bagi penjulan, pembeli dan
hewan. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan memberikan tutup
atap di tempat berjualan tersebut. Lokasi penjualan dapat dilihat pada Gambar
4.27 sampai Gambar 4.29

Gambar 4.27 Lokasi penjualan sapi 1

Gambar 4.28 Lokasi penjualan sapi 2

33
Gambar 4.29 Lokasi penjualan sapi 3
10) Lokasi kantor
Lokasi kantor Pasar Hewan Grabag saat ini berada di tengah-tengah
pasar dan persis disamping arah masuk penjualan hewan kambing dan sapi.
Mengingat jumlah parkir mobil yang masih terbatas dan untuk memudahkan
kegiatan bongkar muat hewan ternak, maka lokasi kantor ini dapat dipindahkan
ke tempat yang lain. Gambar 4.30 menunjukkan lokasi kantor Pasar Hewan
Garabag saat ini dan Gambar 4.31 menunjukkan lokasi alternatif kantor Pasar
Hewan Grabag yang baru.

Gambar 4.30 Lokasi Kantor Pasar Hewan Grabag saat ini

34
Gambar 4.31 Lokasi alternatif kantor Pasar Hewan Grabag
11) Gudang
Saat ini terdapat 1 bangunan kosong yang tidak digunakan. Bangunan
ini dapat dialihfungsikan menjadi gudang tempat menyimpan peralatan dan alat-
alat operasional Pasar Hewan Grabag. Gambar 4.32 menunjukkan lokasi
bangunan tersebut.

Gambar 4.32 Bangunan gudang


4.4 Aspek Ekonomi
Ditinjau dari aspek ekonomi suatu pengembangan Pasar Hewan Grabag
dapat dikatakan layak apabila manfaat yang diterima lebih besar dibandingkan
ongkos atau investasi yang dikeluarkan. Prinsip inilah yang menjadi acuan utama
dalam proses perekonomian sebagai upaya dalam mencapai kesejahteraan.
1) Pendataan
Sampai saat ini belum ada data total pengunjung dan penjual Pasar Hewan
Grabag yang tercatat secara rapi dan teratur. Padahal dengan mengetahui
jumlah pengunjung dapat digunakan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan
kegiatan jual/beli, pembuatan program-progam dalam rangka promosi pasar

35
maupun untuk perencanaan pembangunan pasar. Oleh karena itu sebaiknya
dilakukan pendataan secara teratur baik itu jumlah penyewa kios, pedagang,
parkir dan sebagainya. Sehingga, prinsip yang digunakan dalam perhitungan
dari aspek ekonomi ini menggunakan prinsip projected revenue and cost
(perkiraaan)
2) Manajemen keuangan
Penyusunan manajemen keuangan dilakukan untuk mengestimasi seberapa
besar pendapatan dan pengeluaran yang dilakukan ketika pasar akan dirombak
dan dikelola ulang. Pada studi kelayakan ini digunakan 4 alat (tools) estimasi
yakni Payback Period (PP), analisis Return of Investment (ROI), Net Present
Value (NPV), dan Benefit Cost Ratio (BCR).
Pendapatan Pasar Hewan Grabak berasal dari :
1. Retribusi pedagang hewan :
Sapi : Rp 6.000 (@ Ekor)
Kambing : Rp 2.500 (@ Ekor)
Timbangan hewan : Rp 1.000 (@ Ekor)
2. Retribusi kios, toilet :
Kios : Rp 39.600 (@ Bulan)
Lesehan : Rp 500 /meter/minggu
Toilet : Rp 140.000 (@ Bulan)
3. Parkir :
Mobil : Rp 4.000 (@ buah)
Motor : Rp 2.000 (@ buah)

Estimasi Pendapatan Pasar Hewan Grabag ditunjukkan oleh Tabel 4.4


Asumsi perhitungan (kapasitas maksimum) :
Sapi : 200 ekor/minggu
Kambing/Domba : 100 ekor/minggu
Kios : 10 buah/minggu
Lesehan/los : 20 pedagang
Mobil : 50 buah/minggu
Motor : 250 buah/minggu
Kios Unggas : 70 pedagang/minggu
Tabel 4.4 Estimasi Pemasukan Pasar Hewan Grabag Tahun 2020 - 2024
Parkir Penyewaan
Ternak dan
Kios Lesehan Toilet Mobil dan Lapak Total
Tahun Timbangan
(Rp) (Rp) (Rp) Motor Unggas (Rp)
(Rp)
(Rp) (Rp)
2020 84.000.000 4.752.000 960.000 1.680.000 30.720.000 33.264.000 157.392.000
2021 84.000.000 4.752.000 960.000 1.680.000 30.720.000 33.264.000 157.392.000
2022 84.000.000 4.752.000 960.000 1.680.000 30.720.000 33.264.000 157.392.000
2023 84.000.000 4.752.000 960.000 1.680.000 30.720.000 33.264.000 157.392.000

36
2024 84.000.000 4.752.000 960.000 1.680.000 30.720.000 33.264.000 157.392.000

Rincian :
Area Parkir Mobil : 2,3m x 5m /unit mobil x 50 mobil = 575 m2
Area Parkir Motor : 0,75m x 2m/unit motor x 250 motor = 375 m2

Pengeluaran bulanan dianggap tidak ada karena biaya untuk pegawai pasar (PNS),
tukang parkir, bersih dan listrik ditanggung dinas terkait.
Tabel 4.5 Estimasi Anggaran Biaya
Pekerjaan : Penataan Ulang Pasar Hewan Grabag
Lokasi : Pasar Grabag Desa Grabag Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang
Harga Harga Total
No Uraian Satuan
Satuan (Rp) (Rp)
1 Pintu Gerbang 2 buah 25.000.000 50.000.000
2 Renovasi Parkir 750 m2 100.000 75.000.000
3 Pembangunan Kios 10 buah 10.000.000 100.000.000
Pembangunan Tempat
4 3 buah 1.000.000 3.000.000
Pakan Ternak
Pembangunan Tempat
5 2 buah 2.000.000 4.000.000
Sampah
Pembelian tanah untuk
6 100 m2 500.000 50.000.000
jalan akses keluar
7 IPAL komunal 1 buah 50.000.000 50.000.000
Renovasi atap tempat
8 1176 m2 200.000 235.200.000
hewan
9 Pembuatan kantor baru 1 buah 30.000.000 30.000.000
Renovasi tempat jualan
10 240 m2 200.000 48.000.000
kambing
Pembuatan gardu
11 2 buah 30.000.000 60.000.000
kontrol
Pembuatan tempat
12 500 m2 200.000 100.000.000
jualan unggas
13 Pembelian Lahan Parkir 200 m2 500.000 100.000.000
Total Rp 905.200.000

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat digunakan untuk mengestimasi Payback Period


(PP), Return of Invesment (ROI), dan analisis Net Present Value (NPV), setelah
dilakukan pengembangan hasil analisisnya sebagai berikut :

a. Payback Period (PP)

37
Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan
untuk mengembalikan semua biaya investasi yang telah dikeluarkan
untuk pengembangan dan operasional Pasar Hewan Grabag.
PP pada tahun 2018
PP : (Total investasi x 1 tahun) : keuntungan
PP : (Rp 905.200.000 x 1) : Rp 157.392.000
PP : 5,75 tahun
Dapat disimpulkan bahwa untuk mengembalikan seluruh biaya yang
dikeluarkan memerlukan waktu selama 6 tahun.
b. Return of Investment (ROI)
Return of Investment dalam analisis keuangan mempunyai arti yang
sangat penting. Analisi ROI ini merupakan analisis yang sudah lazim
digunakan untuk mengukur keefektivitasan dari seluruh operasi
perusahaan. Dengan demikian ROI menghubungkan keuntungan yang
diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah investasi yang
digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi.
Laba
ROI : Total Aset  100
157.392.000
ROI :  100
905.200.000
ROI : 17,38 %

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan di atas diperoleh


kesimpulan bahwa laba atas investasi atau tingkat pengembalian
investasi yang nantinya akan dihasilkan sebesar 17,38 %.

c. Net Present Value (NPV)


Perhitungan NPV didasarkan pada peirode 10 tahun dengan arus kas
pada periode 0 sebesar Rp 905.200.000 (dari perhitungan Tabel 4.5) dan
periode 1 sebesar Rp 157.392.000 (dari perhitungan Tabel 4.4). Discount
rate yang digunakan adalah penjumlahan antara BI 7 Days Repo Rate
(suku bunga acuan BI) dan nilai inflasi (year on year) yang disadur
langsung dari laman resmi Bank Indonesia pada bulan Agustus 2019.
Nilai BI 7 Days Repo Rate adalah 5,5% dan nilai inflasi Agustus 2019
adalah 3,49%, sehingga dari kedua nilai tersebut diperoleh discount rate
yang digunakan dalam perhitungan ini sebesar 8,99%. Hasil perhitungan
NPV selama 10 tahun disajikan dalam Tabel 4.6.

38
Tabel 4.6. Hasil Perhitungan Net Present Value (NPV) basis 10 Tahun
Periode Present Value
Arus Kas Total Arus Kas
(Tahun dari Arus Kas
(Rp) (NPV) (Rp)
ke-) (Rp)
0 (905.200.000) (905.200.000) (905.200.000)
1 157.392.000 144.409.578 (760.790.421)
2 157.392.000 132.498.007 (628.292.413)
3 157.392.000 121.568.958 (506.723.454)
4 157.392.000 111.541.387 (395.182.066)
5 157.392.000 102.340.937 (292.841.129)
6 157.392.000 93.899.383 (198.941.746)
7 157.392.000 86.154.126 (112.787.619)
8 157.392.000 79.047.735 (33.739.883)
9 157.392.000 72.527.512 38.787.628
10 157.392.000 66.545.107 105.332.735
Keterangan:
Tanda “( )” atau “kurung” menunjukkan bahwa nilai tersebut negatif.
Berdasarkan nilai NPV pada tahun ke Sembilan belas (9), investasi yang
dilakukan untuk merevitalisasi Pasar Hewan Grabag memberikan
pengembalian yang POSITIF dan layak.

4.5 Aspek Sosial


Peranan pasar sebagai pusat ekonomi maupun sebagai pusat kebudayaan
akan mendatangkan dampak sosial bagi masyarakat disekitarnya, karena pasar
bukan hanya sekedar ruang, akan tetapi sebagai lembaga sosial yang terbentuk
sebagai akibat proses interaksi sosial dan kebutuhan masyarakatnya. Hubungan
sosial yang intim antara pelaku pasar yakni pembeli, pedagang dan masyarakat
seringkali berlanjut bahkan setelah proses jual beli terjadi hingga membentuk
suatu jaringan seperti relasi, pertemanan, persaudaraan hingga kekeluargaan. Hal
ini tidak lain salah satunya disebabkan ketika terjadi interaksi antar pelaku pasar,
para pembeli merasakan keramahan penjual sehingga membuat pembeli betah dan
nyaman. Faktor ini menjadi modal yang baik sebagai salah satu syarat
pengembangan suatu pasar.

4.6 Analisis Resiko dan SWOT


1) Analisis resiko
Untuk merealisasikan suatu investasi, secara ekonomi kegiatan investasi
tersebut selalu dapat dihubungkan dengan resiko dan hasil, dimana kegiatan
investasi diharapkan memberikan hasil yang positif jika dibandingkan dengan

39
resikonya. Demikian juga dengan pengembangan yang akan dilakukan di
Pasar Hewan Grabag tentu memiliki resiko kegiatan, salah satu resiko usaha
akan timbul adalah adanya pengadaan atau pembangunan yang tidak tepat
guna. Oleh karena itu penyusunan studi kelayakan dapat meminimalisir resiko
tersebut. Resiko-resiko dalam pengembangan Pasar Hewan Grabag tidak lepas
dari faktor eksternal maupun internal.
2) Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan bagian dari management strategi dengan
menganalisis faktor eksternal dan internal.
Analisis faktor eksternal peluang dan ancaman :
Peluang/Opportunity :
1. Pertumbuhan penduduk yang meningkat
2. Berpotensi dikembangkan
3. Adanya dukungan pemerintah Kabupaten Magelang dalam bentuk
kebijakan dan keuangan
4. Peran serta dan kerjasama yang baik dengan masyarakat sekitar Pasar
Hewan Grabag
5. Adanya pangsa pasar yang potensial
6. Harga yang bersaing
Ancaman/Threat :
1. Belum terkelola dengan baik
2. Kondisi dampak lingkungan yang belum dikelola dengan baik
3. Adanya pasar hewan lain di Kabupaten Magelang
4. Konsumen semakin sensitif terhadap harga

Analisis faktor internal kekuatan/kelemahan


Kekuatan/Strength
1. Adanya dukungan dari pemerintah Magelang dalam bentuk kebijakan dan
keuangan
2. Akses lokasi mudah
3. Adanya hubungan kerjasama antar masyarakat sekitar

Kelemahan/Weakness
1. Kurangnya sarana dan prasarana penunjang bagi kegiatan jual beli di pasar
seperti tempat penampungan sementara sampah, penataan lokasi penjual,
dan belum tersedia alat pemadam kebakaran.
2. Belum terkelola dengan baik lahan parkir dan lokasi bongkar muat
3. Jalur pintu keluar masuk belum dilakukan pemisahan, sehingga sering
terjadi penumpukan dan kemacetan kendaraan.
4. Kondisi kios kurang rapi dan rusak

40
Tabel 4.7 ETOP (Environment Threat and Opportunity Profile) Rencana
Pengembangan (Revitalisasi) Pasar Hewan Grabag
FAKTOR STRATEGI
Bobot Nilai Faktor Skor
Lingkungan Eksternal
Peluang
Pertumbuhan penduduk yang
0.3939 2 0.8535
meningkat
Berpotensi dikembangkan 0.7273 4 2.9091
Adanya dukungan
pemerintah Kabupaten
0.6364 4 2.2273
Magelang dalam bentuk
kebijakan dan keuangan
Peran serta dan kerjasama
yang baik dengan
0.5152 3 1.4596
masyarakat sekitar Pasar
Hewan Grabag
Adanya pangsa pasar yang
0.3636 2 0.7273
potensial
Harga yang bersaing 0.5758 3 1.8232
Ancaman
Belum terkelola dengan baik -0.5152 -3 1.4596
Kurangnya papan
-0.5758 -3 1.8232
informasi/petunjuk arah
Kondisi dampak lingkungan
yang belum dikelola dengan -0.1515 -1 0.1263
baik
Adanya pasar hewan lain di
-0.6667 -4 2.4444
Kabupaten Magelang
Konsumen semakin sensitif
-0.3030 -2 0.5051
terhadap harga
TOTAL 1.0000 16.3586

41
Tabel 4.8 SAP (Strategic Advantages Profile) Rencana Pengembangan
(Revitalisasi) Pasar Hewan Grabag
FAKTOR STRATEGI
Bobot Nilai Faktor Skor
Lingkungan Internal
Kekuatan
Adanya dukungan dari
pemerintah Magelang dalam
1.3846 3 4.1538
bentuk kebijakan dan
keuangan
Akses lokasi mudah 1.4615 3 4.6282
Adanya hubungan kerjasama
0.8462 2 1.5513
antar masyarakat sekitar
Harga yang kompetitif 1.8462 4 7.3846
Kelemahan
Kurangnya sarana dan
prasarana penunjang bagi
kegiatan jual beli di pasar
seperti tempat penampungan
-0.6923 -2 1.0385
sementara sampah, penataan
lokasi penjual, dan belum
tersedia alat pemadam
kebakaran
Belum terkelola dengan baik
lahan parkir dan lokasi -0.9231 -2 1.8462
bongkar muat
Jalur pintu keluar masuk
belum dilakukan pemisahan,
sehingga sering terjadi -1.0000 -2 2.1667
penumpukan dan kemacetan
kendaraan
Kondisi kios kurang rapi dan
-1.0769 -2 2.5128
rusak
Promosi tidak maksimal -0.8462 -2 1.5513
TOTAL 1.0000 26.8333
Keterangan :
Analisis SWOT dilakukan terhadap sampel uji sebanyak 6 koresponden.

42
Gambar 4.33. Hasil Analisis SWOT Revitalisasi Pasar Hewan Grabag

Hasil analisis ETOP revitalisasi Pasar Hewan Grabag memberikan nilai


keluaran sebesar positif 16.3586 (Tabel 4.7); sementara itu hasil analisis SAP
memberikan nilai positif 26.8333 (Tabel 4.8). Kedua nilai tersebut
diaplikasikan pada diagram SWOT kemudian ditarik garis lurus hingga
diperoleh titik pertemuan antara kedua angka tersebut. Hasil kombinasi kedua
analisis dapat dilihat pada Gambar 4.33.
Berdasarkan diagram pada Gambar 4.33, dapat disimpulkan posisi revitalisasi
Pasar Hewan Grabag berada pada kuadran I. Hal ini berarti revitalisasi Pasar
Hewan Grabag berada pada situasi dimana memiliki kekuatan lebih besar
daripada kelemahannya, dan memiliki peluang yang besar untuk
mengembangkan usahanya. Dalam kuadran I strategi yang dapat diterapkan
adalah strategi Aggresive yaitu:
1. Merupakan posisi yang sangat menguntungkan.
2. Sebuah bidang mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat
memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal.

43
3. Seyogyanya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan
yang agresif.

Beberapa strategi yang dapat diambil dalam pengembangan Pasar Hewan


Grabag sebagai berikut :
1. Strategi SO
a) Perlu adanya peran serta pemerintah daerah dalam pengembangan Pasar
Hewan Grabag mengingat adanya pertumbuhan jumlah penduduk yang
meningkat tiap tahunnya.
b) Akses lokasi tempat yang mudah dijangkau, berpeluang untuk
dikembangkan.
2. Strategi WO
a) Dengan adanya dukungan dari pemerintah diharapkan dapat
memperbaiki kekurangan yang ada pada Pasar Hewan Grabag seperti
perbaikan toko, pembangunan lahan parkir, perluasan pintu gerbang
pasar, pemisahan jalur keluar masuk pasar, penataan ulang pedagang.
b) Adanya peran serta masyarakat diharapkan turut membantu suksesnya
program pemerintah daerah dalam bentuk relokasi pedagang unggas ke
Pasar Hewan Grabag.
3. Strategi ST
a) Dengan adanya dukungan dari pemerintah diharapkan dapat membantu
perbaikan tata kelola pasar dan pengawasan pembuangan limbah pasar.
b) Adanya sosialiasi dari pemerintah dan peran aktif dari masyarakat untuk
turut memperhatikan dampak lingkungan yang dihasilkan dari
sampah/limbah pasar.
4. Strategi WT
a) Dikhawatirkan apabila kelemahan-kelemahan yang ada pada Pasar
Hewan Grabag tidak dilakukan perbaikan maka dapat mengurangi
jumlah pengunjung sehingga perlu adanya dukungan dari semua pihak.
b) Apabila tidak diperhatikannya limbah yang dihasilkan oleh pasar dan tata
kelola jalur keluar masuk pasar akibatnya dapat mencemari lingkungan
dan menyebabkan kemacetan jalur di depan Pasar Hewan Grabag.

44
BAB 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan kajian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pasar Hewan Grabag merupakan salah satu pasar terdapat di Kabupaten
Magelang yang layak untuk dilakukan pembangunan.
2. Dengan kondisi yang ada saat ini perlu dilakukan pengembangan dan penataan
Pasar Hewan Grabag meliputi penambahan dan renovasi sarana prasarana.
3. Sarana dan prasarana yang perlu dilakukan renovasi maupun penambahan
diantaranya :
a. Pintu keluar masuk pasar
b. Tempat parkir dan lokasi bongkar muat
c. Tempat penampungan sampah
d. Tempat penjual unggas
e. Pembangunan kios dan relokasi tempat penjual kambing
f. Gardu kontrol
g. Tempat pengumpulan kotoran hewan
h. IPAL komunal
i. Pembuatan atap tambahan
j. Relokasi dan pembangunan kantor pasar
4. Pay Period (PP) rencana pengembangan Pasar Hewan Grabag berdasarkan
perhitungan keuntungan dan nilai investasi yang dikeluarkan bahwa untuk
mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan memerlukan waktu sebanyak
5,75 tahun untuk dapat mengembalikan biaya pengeluaran tersebut.
5. Return of Investment (ROI) rencana pengembangan Pasar Hewan Grabag
diperoleh angka sebesar 17,38 %.
6. Nilai Net Present Value (NPV) pada tahun ke sembilan belas (9), investasi
yang dilakukan untuk merevitalisasi Pasar Hewan Grabag memberikan
pengembalian yang POSITIF sehingga layak untuk dilakukan revitalisasi atau
pengembangan.

45
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan kelayakan studi, berikut
beberapa rekomendasi yang bisa dipertimbangkan.
1. Pemisahan Jalur Keluar Masuk Kendaraan
Salah satu faktor utama terjadinya kepadatan/kemacetan di pasar adalah
terjadinya penumpukan kendaraan di pintu masuk pasar, oleh karena itu perlu
dilakukan pemisahan jalur keluar masuk kendaraan. Minimal disediakan dua
pintu, satu untuk masuk pasar dan satu untuk keluar pasar. Luasan area parkir
perlu ditambah untuk mengakomodir jumlah kendaraan motor maupun mobil.
Salah satu caranya dengan membeli lahan disamping Pasar Hewan Grabag
yang selama dimiliki oleh warga. Tempat parkir untuk motor dan mobil
dipisahkan, dengan disediakan tukang parkir pada jalur masuk dan keluar
pasar. Tukang parkir bertugas untuk memberikan karcis, menarik retribusi
dan mengatur keluar masuk kendaraan dari area pasar.
2. Penataan Bangunan
Penataan ulang pasar dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan pedagang
ke suatu tempat sesuai dengan jenis jualannya, membongkar rumah-rumah
liar dan dibuatkan los untuk tempat berjualan unggas dengan ukuran yang
bervariasi 2 x 2 m untuk unggas umum dan 4 x 4 untuk ayam. Sedangkan
kios yang sudah ada perlu dilakukan perombakan menjadi area tempat
penjualan kambing, kios yang baru dibuat menghadap utara (jalan utama)
dengan menggunakan lokasi bekas penjualan kambing. Masing-masing kios
perlu disediakan tempat sampah. Jumlah tempat pembuangan sampah (TPS)
yang saat ini hanya berjumlah satu, perlu dibuat satu lagi yang ditempatkan
didekat jalur keluar pasar untuk mempermudah truk pengangkut sampah
mengambil sampah tersebut. Sebaiknya lokasi TPS ditempatkan terpisah dari
bangunan pasar memiliki akses yang berbeda dari akses pengunjung dan
bongkar muat pasar.
Selama ini kegiatan bongkar muat (hewan dan pakan ternak) dilakukan
bertumpukan dengan area parkir dan jalur keluar masuk pasar sehingga perlu
dilakukan upaya memperluas dengan melakukan relokasi kantor yang ada di
pasar. Adapun lokasi tempat pakan ternak perlu dipindahkan ke area yang
khusus yaitu dengan memanfaatkan area bekas bangunan liar yang dapat

46
didirikan bangunan dan ditempatkan dekat dengan area penjualan sapi.
Tempat berjualan sapi perlu dibuat atap tambahan dengan harapan dapat
membuat pengunjung dan hewan ternak merasa nyaman. Perlu penambahan
gardu kontrol berjumlah 2 (dua) buah masing-masing ditempatkan di dekat
pintu masuk dan dekat pintu keluar. Penataan sarana dan prasarana Pasar
Hewan Grabag merujuk kepada SNI 01-6159-1999.
3. Pembuatan IPAL Komunal
Salah satu dampak negatif dari adanya kegiatan jual beli hewan dan unggas di
pasar adalah ditimbulkannya limbah berupa sisa-sisa bagian hewan seperti
darah, jeroan dan kotoran. Oleh karena itu diperlukan pembuatan IPAL
komunal untuk meminimalisir terjadinya pencemaran disekitar pasar.
Keberadaan saluran air disekitar pasar dapat dimanfaatkan sebagai sumber
kebutuhan air untuk IPAL. Untuk kedepannya diharapkan dilakukan
pendataan secara berkala, teratur, dan rapi mengenai kegiatan apa saja yang
dilakukan di pasar. Seperti pendataan jumlah parkir kendaraan, jumlah
pengunjung, jumlah pedagang, jumlah retribusi, dll yang sekiranya
dibutuhkan. Data-data tersebut dapat digunakan sebagai sumber evaluasi
kegiatan pasar maupun sebagai bahan pertimbangan pengembangan pasar
selanjutnya.
4. Perlu adanya kajian UKL UPL
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan maka setiap usaha/kegiatan yang melakukan pengembangan
yang berpotensi menimbulkan dampak wajib melaksanakan kajian UKL-UPL
(Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup).
5. Perlu adanya kajian Andalalin
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2011 tentang Manajemen
dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas
maka setiap usaha/kegiatan yang akan menimbulkan gangguan keamanan,
keselamatan, ketertiban, kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan wajib
dilakukan analisis dampak lalu lintas.

47
6. Penyusunan DED
Perlu dilaksanakannya penyusunan DED (Detail Engineering Design) sebagai
tolok ukur rencana pembangunan sarana dan prasarana di Pasar Hewan
Grabag.

48
DAFTAR PUSTAKA

Wiyadi,Sri. 2018. Kecamatan Grabag dalam Angka. Magelang:BPS Kabupaten


Magelang.
Indriani, Lestari.2018.Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Magelang Menurut
Lapangan Usaha 2013-2017.Magelang:BPS Magelang.
https://magelangkab.bps.go.id/dynamictable/2018/11/16/218/populasi-ternak-menurut-
kecamatan-dan-jenis-ternak-di-kabupaten-magelang-2017.html. Diakses pada
6 Oktober 2019

49
50

Anda mungkin juga menyukai