WORKSHOP PROSPEK PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI PROVINSI SULAWESI SELATAN DALAM RANGKA MENDUKUNG TATA RUANG DAN MP3EI TEMA
Willem P. Riwu
(PUSAT PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM USAHA INDUSTRI-BPKIMI-KEMENPERIN)
DAFTAR ISI
I II
STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI NASIONAL KONDISI INDUSTRI MANUFAKTUR PROPINSI SULAWESI SELATAN
03 14 20
Visi
Membawa Indonesia pada tahun 2025 untuk menjadi negara industri tangguh dunia
Misi
a. Menjadi wahana pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat; b. Menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi nasional; c. Menjadi pengganda kegiatan usaha produktif di sektor riil bagi masyarakat; d. Menjadi wahana (medium) untuk memajukan kemampuan teknologi nasional; e. Menjadi wahana penggerak bagi upaya modernisasi kehidupan dan wawasan budaya masyarakat; f. Menjadi salah satu pilar penopang penting bagi pertahanan negara dan penciptaan rasa aman masyarakat; g. Menjadi andalan pembangunan industri yang berkelanjutan melalui pengembangan dan pengelolaan sumber bahan baku terbarukan, pengelolaan lingkungan yang baik, serta memiliki rasa tanggung jawab sosial yang tinggi.
Pendekatan: A. Pengembangan 35 klaster industri prioritas, terdiri dari 6 kelompok industri prioritas, yakni: 1) Basis industri manufaktur 2) Industri agro 3) Industri transportasi 4) Industri elektronik & telematika 5) Industri penunjang industri kreatif 6) IKM tertentu
INDUSTRI AGRO
INDUSTRI TELEMATIKA
PETRO KIMIA INDUSTRI BARANG MODAL TPT SEMEN SEPATU BAJA ELEKTRONIK INDUSTRI KOMPONEN DLL DLL (BASIS U K M) SDA TERBARUKAN
SUMBERDAYA MANUSIA
BASIS INDUSTRI MANUFAK TUR KOMPETENS I INTI INDUSTRI DAERAH DAYA KREATIF
B. Peningkatan kompetensi inti industri daerah (Industri Unggulan Provinsi/IUP dan Kompetensi Inti Industri Daerah/KIID)
20052009
20102012
20122014
IKM Tertentu
1.Industri Material Dasar (besi & baja, semen, petrokimia, keramik) 2.Industri Permesinan (peralatan listrik & mesin listrik, mesin & peralatan umum) 3.Industri Manufaktur Padat Tenaga Kerja (tekstil & produk tekstil, alas kaki, farmasi)
Fokus
Basis Industri Manufaktur
1.Kelapa sawit 2.Karet dan barang karet 3.Kakao dan Coklat 4.Kelapa
9. Kayu dan barang kayu 10.Hasil perikanan & laut 11.Pulp & kertas 12.Pengolahan susu
Industri Fesyen Industri Kerajinan Industri Batu Mulia Industri Keramik Industri Minyak Atsiri Industri Kecil dan Menengah
Industri tekstil Industri alas kaki Industri furniture Industri Padat Karya Industri Prioritas Khusus
FOKUS
Industri Padat Modal Industri Penghasil barang Modal Industri Perkapalan Indusri Berbasis SDA
Industri Makanan dan Minuman Industri Hilir Kelapa Sawit Industri Hilir Karet Industri Hilir Kakao Industri Hilir Baja & Alumunium Hulu Industri Rumput Laut
Industri furniture
Industri petrokimia
Industri pupuk
Peningkatan Daya Saing Industri Berbasis SDM, Pasar Domestik & Ekspor
Industri perkapalan
Fesyen
Kerajinan
3 4
SASARAN 2010-2014
Pertumbuhan PDB 7,7%; Pertumbuhan Industri Non-Migas 8,95% Kontribusi Industri Pengolahan terhadap PDB 24,67%; Total Tenaga Kerja Industri Pengolahan Non Migas 17,2 juta orang; Total investasi selama 2010-2014 sebesar Rp. 735,9 Trilyun
11
FAKTOR PEMUNGKIN (ENABLING FACTOR) DALAM AKSELERASI INDUSTRI 1. Birokrasi pelayanan yang efektif dan kepastian hukum 2. Infrastruktur pendukung produk dan distribusi/Sistem Logistik Nasional yang memadai 3. Jaminan pasokan bahan baku dan sumber energi dengan harga kompetitif 4. Ketersediaan lahan kawasan industri terutama di Pulau Jawa 5. SDM industri yang handal 6. Penyelesaian hambatan investasi: Divestasi pada Industri Pengolahan Mineral, Aturan Terkait Limbah B3, tata ruang/RTRW 7. Peningkatan penggunaan teknologi 8. Optimalisasi Insentif Fiskal: Tax Holiday, Tax Allowance, BMDTP, Pembebasan PPnBM, Bea Masuk 9. Peningkatan akses pasar dan ekspor 10. Pembiayaan pembangunan industri, terutama yang bersifat pembiayaan jangka panjang Pasal 19-21 RUU Perindustrian
FAKTOR PEMUNGKIN (ENABLING FACTOR) untuk Penguatan Daya Dukung Iklim Industri
Menurunkan biaya modal, biaya energy dan biaya manpower serta
1-Meningkatkan Daya Saing
biaya logistik
(Short-Term)
Peningkatan Faktor Pendukung Industri Membangun kemampuan SDM Industri Membangun R&D industri Penguatan kelembagaan Sertifikasi SDM Industri Menjalin kerjasama MRA dengan negara mitra ( ASEAN dan Non ASEAN)
2,751.7
521.8 2,230.0
2,107.6
871.6 1,236.1
1,308.4
649.1 659.3
2,318.8
987.3 1,331.5
1,904.0
1,398.9 505.1
1,559.8
1,302.6 257.3
1,029.0
995.8 33.3
2,359.7
162.2 2,197.4
1,632.6
274.4 1,358.2
754.9
318.6 436.4
1,697.6
342.3 1,355.3
1,510.5
470.2 1,040.3
1,246.4
535.8 710.6
805.6
653.9 151.7
Berupa produk Nickel dengan porsi sebesar 62,9% dari total ekspor dari Sulawesi Selatan pada tahun 2012 dan 62,2% pada tahun 2013 sampai Agustus.
Pada tahun 2013 terdapat impor yang besar dari negara Fed. Russia berupa pesawat terbang dan komponennya sebesar US$ 397,5 Juta
Manado
Arahan Pengembangan Komoditi Utama Nikel Meningkatkan efisiensi proses penambangan nikel, meningkatkan koordinasi perizinan penambangan serta menciptakan iklim investasi pertambangan yang kondusif. Perikanan Meningkatkan pengawasan overvisi dan mengembangkan proses aktivitas di sektor industri perikanan (industri hilir). Padi dan Jagung Meningkatkan tingkat produktivitas dan penyediaan prasarana penyimpanan Kakao dan Kelapa Memperbaiki teknologi pada aktivitas hilir dan meningkatkan dukungan teknologi di industri hulu
Arahan Pengembangan Infrastruktur Meningkatkan kapasitas dan daya dukung jalan dari pusat pertambangan menuju pelabuhan terutama Konawe Kendari dan Luwu - Kolaka
Palu
Gorontalo
Tidak ada kebutuhan mendesak infrastruktur PU Memperbaiki kualitas jaringan irigasi dan jalan akses dari perkebunan/persawahan ke pusat-pusat ekonomi Meningkatkan kualitas jaringan jalan dari perkebunan utama menuju pusat-pusat ekonomi.
Mamuju
3
Palopo
Soroako
1
Kendari Kolaka
Makassar
Sumber: Diolah dari Roadmap Pembangunan Ekonomi Indonesia
22
23
28 KPI KE SULAWESI
24
Peningkatan jalan Parigi Poso - Tentena - Tidantana (Batas Sulsel) - 298 km.
Peningkatan jalan dari Batas Sultra - Malili Masamba - Palopo - Siwa ( 318 KM )
Peningkatan Jalan Majene - Polewali 49,8 km Peningkatan Jalan Maros Watampone-Pelabuhan Bajo E. (150,74 km)
Peningkatan jalan mendukung kegiatan tambang / industri nikel di Kolaka Utara menuju ke Pelabuhan Lasususa
25
26
Sulawesi
Bali-Nusa Tenggara
Papua-Kep. Maluku
14 Kakao
27
29
30
31
KERANGKA PENGEMBANGAN INDUSTRI KAKAO (PERMENPERIN 113/2009 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI KAKAO)
32
33
34
Jenis Fasilitasi Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah oleh Kementerian Perindustrian
Sampai Thn 2013
Fasilitasi Kajian Pengembangan KIID Kabuputen/Kota Fasilitasi Penetapan Roadmap Pengembangan KIID IUP melalui Peraturan Menteri Perindustrian dan
289 Kab/Kota
25 Provinsi 83 Kab/Kota
Difasilitasi oleh Ditjen PPI dan Ditjen Teknis Terkait
Fasilitasi Implementasi Pengembangan KIID dan IUP berupa pemberian bantuan, mesin/peralatan pendampingan tenaga ahli dan pelatihan
35
kabupaten/kota yang telah difasilitasi dalam pengembangan kompetensi inti industri daerah sampai dg tahun 2013
289
2009 38 KK 2010 25 KK 2012 2013 11 KK 67 KK
Kab/Kota
2006 5 KK
2008 2007 72 KK 71 KK
PULAU
Sumatera
Kalimantan Jawa dan Bali Sulawesi Nusa Tenggara Maluku Papua JUMLAH
73 Kab/Kota
36 Kab/Kota 82 Kab/Kota 49 Kab/Kota 21 Kab/Kota 15 Kab/Kota 13 Kab/Kota 289 Kab/Kota
4 Kab/Kota
7 Kab/Kota 24 Kab/Kota 27 Kab/Kota 12 Kab/Kota 7 Kab/Kota 2 Kab/Kota 83 Kab/Kota
7 Provinsi
2 Provinsi 4 Provinsi 6 Provinsi 2 Provinsi 2 Provinsi 2 Provinsi 25 Provinsi
37
INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI YANG SUDAH DITETAPKAN Industri Unggulan Propinsi (IUP) yang telah Ditetapkan :
No 1 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor Peraturan Menteri No. 138/M-IND/PER/10/2009 Tanggal 14 Oktober 2009 Industri Unggulan 1. Industri Pengolahan Kulit 2. Industri Pengolahan Kayu 2 Sulawesi Tengah No. 139/M-IND/PER/10/2009 14 Oktober 2009 1. Industri Pengolahan Kakao 2. Industri Pengolahan Rumput Laut 3. Industri Pengolahan Ikan 1. Industri Pengolahan Kakao 2. Industri Pengolahan Kopi 3. Industri Pengolahan Ubi Jalar/Batatas 1. Industri Pengolahan Kakao 2. Industri Pengolahan Ikan 3. Industri Makanan Ringan Industri Pengolahan Karet
Papua
No. 140/M-IND/PER/10/2009
14 Oktober 2009
Sumatera Barat
No. 93/M-IND/PER/8/2010
30 Agustus 2010
5 6 7 8 9 10
Sumatera Selatan Lampung Kalimantan Timur Sulawesi Selatan Gorontalo Nusa Tenggara Timur
1. Industri Pengolahan Ubi Kayu 2. Industri Pengolahan jagung 1. Industri Pengolahan Kakao 30 Agustus 2010 2. Industri Pengolahan Karet 1. Industri Pengolahan Kakao 30 Agustus 2010 2. Industri Pengolahan Rumput Laut 1. Industri Pengolahan Jagung 30 Agustus 2010 2. Industri Pengolahan Hasil Laut 1. Industri Pengolahan Jagung 30 Agustus 2010 2. Industri Pengolahan Rumput Laut 38
39
Luas Lahan Kawasan Industri PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI (KEK) di TAHUN 2011 Beberapa Pulau Besar Indonesia pada Tahun 2013
Jumlah Kawasan Industri 55 16
No 1 2
75.89 14.96
7.33 1.82 100.00
3 4
2 1 74
44
10
11 12
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah Kalimantan Timur Total
1
1 1 74
703.00
1,500.00 546.00 30,038.35
2.34
4.99 1.82 100.00
45
46
Pengembangan kawasan industri baru yang diarahkan pada industri berbasis sumberdaya alam dan pengolahan mineral serta memanfaatkan lokasi geografi yang strategis. Mensinergikan pengembangan kawasan industri dengan program MP3EI untuk membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.
48
3.
4. 5. 6. 7.
Mengarah pada pengembangan kota baru Infrastruktur sudah terintegrasi dengan sistem logistik Berorientasi pada pelayanan jasa Pendidikan kekhususan industri Didirikan pusat inovasi Memperhatikan lingkungan, dan Didukung oleh sistem logistik yang efisien dan efektif
49
Bitung : Logistik
Palu: Agroindustri
Gowa: Agroindustri
50
6 7
8 9
Jombang Gowa
Palu Bitung
Masterplan RENSTRA
RENSTRA RENSTRA
51
Daerah
Batu Licin Kariangau RENSTRA RENSTRA
Output
Industri Champion
Besi Baja Minyak dan Gas
3
4 5 6 7
Tanjung Api-Api
Sei Bamban Tanjung Buton Bangka Gresik
RENSTRA
Masterplan Masterplan Masterplan Masterplan
Gasifikasi Batubara
Karet Oleokimia Timah Petrokimia
8
9 10 11 12 13 14 15 16
Lamongan
Jombang Kulonprogo Majalengka Boyolali Halmahera Timur Tangguh Bitung Jeneponto
Perkapalan
Alas Kaki Besi Baja Tekstil Tekstil Ferronikel Minyak dan Gas Warehouse Garam
52
Daerah
Kuala Tanjung (Sumatera Utara) Tanggamus (Lampung) Muara Enim (Sumatera Selatan)
Industri Champion
Industri Alumina Industri Maritim Industri Karet
4
5 6 7 8 9 10 11 12
MasterPlan, RENSTRA
MasterPlan, RENSTRA MasterPlan, RENSTRA MasterPlan, RENSTRA MasterPlan, RENSTRA MasterPlan, RENSTRA MasterPlan, RENSTRA MasterPlan, RENSTRA
Industri Karet
Industri Alumina Industri Teknologi TInggi Industri Kimia Industri Besi Baja Industri Alumina Industri Migas
Pusat Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri BPKIMI Kementerian Perindustrian Lt. 19 Gedung Kementerian Perindustrian Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan Tel. (021) 5251470 Fax. (021) 5251470