Anda di halaman 1dari 4

Roadmap Industri Kelapa Sawit Indonesia

Memasuki Revolusi Industri 4.0

Pada saat ini dunia tengah berada di era revolusi industri ke-4 (Industry 4.0) yang diwarnai dengan
implementasi kecerdasan buatan (artificial intelligence), super-computer, bigdata, cloud
computation, dan inovasi digital yang terjadi dalam kecepatan eksponensial luar biasa yang akan
berdampak secara langsung terhadap ekonomi, industri, pemerintahan, dan bahkan politik global.

Revolusi Industri 4.0 sendiri ditandai dengan proses industrialisasi yang cerdas (smart industry)
mengacu pada penerapan otomatisasi machine-to-machine dan komunikasi human-to-machine,
artificial intelligence (AI), serta pengembangan teknologi digital yang berkelanjutan.

Revolusi Industri 4.0 juga dimaknai sebagai upaya transformasi menuju perbaikan proses dengan
mengintegrasikan lini produksi (production line) dengan dunia siber, dimana semua proses produksi
berjalan secara online melalui koneksi internet sebagai penopang utama.

Aplikasi Teknologi Digital pada Bisnis Perkebunan

Sebagai pemain utama dalam industri kelapa sawit global, Indonesia perlu secepatnya berbenah.
Efisiensi proses dan operasional di sektor hulu (upstream) mutlak segera dilakukan khususnya
menyangkut kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak tenaga kerja seperti misalnya pekerjaan
lapangan (infield activities) antara lain perawatan tanaman, perawatan lahan, kegiatan pemupukan,
penyiangan, pemanenan dan pengangkutan buah hingga penimbangan dan sortasi. Hal ini mengingat
di sektor ini ditengarai kerapkali terjadi inefisiensi waktu dan biaya.

Implementasi teknologi digital di industri perkebunan, khususnya kelapa sawit, akan memudahkan
banyak pekerjaan di lapangan. Tak perlu lagi membuat data statistik yang dikumpulkan dari sejumlah
kebun sawit secara manual. Kemudahan dan keunggulan lain dari teknologi digital adalah dapat
mengcapture gambar atau foto dari tandan buah segar, selain juga lokasi kebunnya secara presisi
dengan menggunakan tablet atau smart-phone yang dapat diakses melalui GPS Satelit.

Dengan demikian, para manager lapangan tak hanya dapat dengan mudah melacak dan memantau
aktivitas di kebun secara real-time, tapi mereka juga dapat melihat sendiri kualitas buah sawit dan
mengetahui dengan tepat area mana saja yang mengalami masalah. Dan hebatnya, semua itu tak perlu
kehadiran mereka di lapangan.

Selain kemudahan dalam mentransfer data dari lapangan ke lembar Excel di komputer dan juga
membuat laporan mengenai kualitas buah sawit, digitalisasi sektor industri perkebunan juga

PT. eKomoditi Solutions Indonesia


Menara Thamrin 14th Floor
Jl. MH Thamrin Kav. 3 Jakarta 10250 | info@ekomoditi.id | www.ekomoditi.id
Tel. +62 21 3983 0160
memudahkan dalam mendata kehadiran karyawan (morning muster) dan pekerja lapangan untuk
kemudian mengolah data tersebut untuk keperluan pengupahan dan insentif.

Pada prinsipnya penggunaan teknologi digital adalah mengganti proses manual dengan teknologi
digital, sehingga dapat menekan biaya operasional, mempercepat pengiriman data dan informasi,
menciptakan transparansi, dan menghindari manipulasi laporan. Selain daripada itu, penerapan sistem
digital di sektor perkebunan dapat menekan kecurangan karena terdapat kegiatan kontrol secara
digital, sehingga akan tercipta efisiensi biaya dan membantu peningkatan produktivitas industri
perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

Di Indonesia penerapan industri 4.0 dalam bidang perkebunan, khususnya kelapa sawit, sudah saatnya
diterapkan secara konsisten, dan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas mengurangi biaya
operasional, serta efisiensi yang berujung pada meningkatkan ekspor produk dalam negeri.

Guna meningkatan produktivitas dan efisiensi secara optimal tersebut, maka teknologi pendukung
revolusi industri 4.0 mutlak segera diimplementasikan, antara lain penerapan Internet of Things (IoT),
Advance Robotic (AR), Artificial Intelligence (AI) dan Digitalized Infrastructure (DI).

Transformasi struktural dari sektor pertanian ke sektor industri juga akan meningkatkan pendapatan
per kapita dan mengantarkan masyarakat Indonesia dari agraris menuju ekonomi yang mengandalkan
proses peningkatan nilai tambah industri yang diakselerasi oleh perkembangan teknologi digital.

Digitalisasi Industri Hulu (Up-Stream)

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang berperan dalam pertumbuhan
ekonomi nasional, dengan kontribusinya yang cukup besar dalam menghasilkan devisa dan
penyerapan tenaga kerja. Perkembangan industri hilir kelapa sawit di Indonesia adalah selaras dengan
pertumbuhan areal perkebunan dan produksi kelapa sawit sebagai sumber bahan baku.

Disamping menghasilkan produk CPO, pengolahan tandan buah segar (TBS) juga menghasilkan
produk Palm Kernel Oil (PKO). Produksi PKO meningkat seiring dengan meningkatnya produk
CPO, yakni sekitar 10% dari CPO yang dihasilkan.

Digitalisasi Industri Antara (Mid-Stream)

Dari minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO) dapat diproduksi berbagai jenis produk
antara (mid-stream) sawit yang digunakan sebagai bahan baku bagi industri hilirnya baik untuk
kategori pangan ataupun non pangan. Diantara kelompok industri antara sawit termasuk didalamnya
industri olein, stearin, oleokimia dasar (fatty acid, fatty alcohol, fatty amines, methyl ester, glycerol)

PT. eKomoditi Solutions Indonesia


Menara Thamrin 14th Floor
Jl. MH Thamrin Kav. 3 Jakarta 10250 | info@ekomoditi.id | www.ekomoditi.id
Tel. +62 21 3983 0160
Digitalisasi Industri Hilir (Down-Stream)

Dari produk antara sawit dapat diproduksi berbagai jenis produk yang sebagian besar adalah produk
yang memiliki pangsa pasar potensial, baik untuk pangsa pasar dalam negeri maupun pangsa pasar
ekspor. Pengembangan industri hilir kelapa sawit perlu dilakukan mengingat nilai tambah produk
hilir sawit yang tinggi. Jenis industri hilir kelapa sawit spektrumnya sangat luas, hingga lebih dari
100 produk hilir yang telah dapat dihasilkan pada skala industri. Namun baru sekitar 23 jenis produk
hilir (pangan dan non pangan) yang sudah diproduksi secara komersial di Indonesia.

Beberapa produk hilir turunan CPO dan PKO yang telah diproduksi diantaranya untuk kategori
pangan: minyak goreng, minyak salad, shortening, margarine, Cocoa Butter Substitute (CBS),
vanaspati, vegetable ghee, food emulsifier, fat powder, dan es krim. Adapun untuk kategori non
pangan diantaranya adalah surfaktan, biodiesel, dan oleokimia turunan lainnya.

Table 01
Road Maps to Industry 4.0 Palm Oil Plantations Industry

UPSTREAM MIDSTREAM DOWNSTREAM

INDUSTRY Industri pengolahan Industri Oleokimia Industri Pangan dan


TBS (Tandan Buah Energi terbarukan (Bio-
Segar) diesel)

PRODUCTS Crude Palm Oil, Palm Olein, Stearin, Fatty Industri Pangan :
Kernel Oil, Renewable Acid, Fatty Alcohol, Minyak goreng, minyak
Mill Effluent Fatty Amines, Methyl salad, Shortening,
Esther dan Glycerol Margarine, Cocoa
Butter Substitute,
Vegetable Ghee, Food
Emulsifier, Fat Powder,
Ice Cream, etc.

Industri Non Pangan :


Surfaktan, dan
Biodiesel

IMPLEMENTASI Pengelolaan Pengelolaan Proses Pengelolaan proses


Perkebunan secara Industri secara modern industrialisasi yang
modern dengan dengan menggunakan cerdas (smart industry)
penggunaan perangkat Enterprise Resources mengacu pada
digital (Digitalisasi Planning (ERP) dalam peningkatan
manajemen management proses otomatisasi, machine-
perkebunan) dan produksi to-machine dan human-
to-machine

PT. eKomoditi Solutions Indonesia


Menara Thamrin 14th Floor
Jl. MH Thamrin Kav. 3 Jakarta 10250 | info@ekomoditi.id | www.ekomoditi.id
Tel. +62 21 3983 0160
Dalam konteks menghadapi revolusi industri 4.0 inilah sektor industri Kelapa Sawit di Indonesia
perlu segera berbenah terutama dalam aspek teknologi digital. Hal ini mengingat penguasaan
teknologi digital akan menjadi kunci utama yang menentukan daya saing Indonesia.

Sebab jika tidak, maka industri kelapa sawit Indonesia akan semakin tertinggal dari negara-negara
lainya. Jika tidak melakukan peningkatan mulai dari sektor hulu hingga sektor hilir, kita bukan saja
tidak akan mampu mencapai target, namun justru akan tertinggal oleh negara-negara lain yang lebih
siap di pasar global maupun domestik.

Tantangan Industri Kelapa Sawit Indonesia

Saat ini, Indonesia merupakan salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Nilai ekspor
minyak sawit telah berkontribusi besar terhadap Pendapatan Nasional Bruto, sehingga memberikan
kewajiban dan tanggung jawab bagi negara dan para pemangku kepentingan, untuk terus
menyediakan komoditas ini bagi konsumsi global dan dalam negeri.

eKomoditi memiliki tanggung jawab untuk memberdayakan bisnis perkebunan kelapa sawit agar
industri kelapa sawit Indonesia menjadi perkebunan modern dan untuk memastikan semua komoditas
kelapa sawit memiliki daya saing di pasar global.

Beberapa aplikasi yang telah dikembangkan oleh eKomoditi Solutions Indonesia antara lain adalah
(1) Electronic Plantations Control System (ePCS) yang merupakan aplikasi untuk mengontrol
kegiatan operasional perkebunan berbasis android, (2) Enterprise Resource Planning (ERP) sebagai
perangkat untuk mengelola bisnis perusahaan secara digital, dan (3) PlantationDirectory.com sebagai
marketplace untuk produk-produk perkebunan dan jual beli perkebunan.

Table 02
Peran Serta eKomoditi Solutions Indonesia Pada Industri Kelapa Sawit

ePCS Application ERP System Plantation Directory


SOFTWARE Electronic Plantations Enterprise Resources Commodities and
Control System (ePCS) Planning (ERP Plantation Marketplace
System)

APPLICATION Controlling Infield Finance Accounting, Commodities trading,


Activities, Paperless Business Controlling, Buying & Selling
Report (Digitalized), Materials Plantations, Plantation
Acceleration Data Management, HR Survey, Financial Study
Transfer, Thematic Management, and and Valuation,
Plantations Maps, and No Sales and Distribution Agronomic Training
Internet Connection and Assessment
--0--
PT. eKomoditi Solutions Indonesia
Menara Thamrin 14th Floor
Jl. MH Thamrin Kav. 3 Jakarta 10250 | info@ekomoditi.id | www.ekomoditi.id
Tel. +62 21 3983 0160

Anda mungkin juga menyukai