TUGAS AKHIR
HENRI SITUMORANG
0801367
PROGRAM STUDI
BUDIDAYA PERKEBUNAN
Menyetujui,
Pembimbing I
Mengetahui,
Tanggal lulus :
RINGKASAN
RINGKASAN ............................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
D. Tujuan Penelitian .........................................................................................5
E. Manfaat Penelitian ......................................................................................5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit .............................................6
1. Akar ( Radix ) .........................................................................................6
2. Batang ( Caulis ) .....................................................................................6
3. Daun ( Folium ) ......................................................................................7
4. Bunga ( Flos ) .........................................................................................7
5. Buah ( Fructus ) dan biji .........................................................................8
B. Kelas kesesuaian Lahan Utuk Tanaman Kelapa Sawit ..................................8
C. Umur ekonomis tanaman kelapa sawit ....................................................... 12
D. Pengertian Replanting dan Teknik Replanting .......................................... 15
III. METODOLOGI ....................................................................................... 20
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 20
B. Metode Penelitian ..................................................................................... 20
C. Pengamatan Parameter ............................................................................... 20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Informasi Umum Kebun ......................................................................... 21
B. Alasan Dilakukannya Replantin. ............................................. 23
C. Tahapan-tahapan replanting ................................................................... 25
D. Biaya replanting .................................................................................. ... 36
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tercatat memiliki perkembangan yang sangat pesat. Hal ini terlihat dari luas areal
kelapa sawit yang meningkat tajam sejak tahun 1968 hingga tahun 1997. Dimana
pada periode tahun 1968-1997 tersebut, luas areal kelapa sawit meningkat hampir
21 kali lipat yaitu dari 120.000 ha pada tahun 1968 menjadi 2.516.079 ha pada
perkebunan kelapa sawit di Indonesia sudah mencapai 7,3 juta ha lebih. Dari
jumlah itu, mampu menghasilkan sedikitnya 21,5 juta ton crude palm oil ( CPO)
per tahunnya.
dan diperkirakan ke depannya akan jauh lebih pesat lagi. Bahkan, pada 2014
Ahmad ( 2010 ), karena komoditas ini semakin penting artinya bagi dunia, yaitu
sebagai salah satu sumber bahan bakar alternatif. Selain itu, kelapa sawit juga
merupakan salah satu komoditi unggulan nasional yang berperan sangat penting
depannya. Kita tidak bisa terus menerus berharap dari perluasan, kita juga akan
tanaman yang berumur diatas 10 tahun berat tandan rata-rata sama untuk setiap
tahunnya. Tanaman tua berumur lebih dari 15 tahun memiliki tandan yang lebih
berat dibandingkan dengan tanaman yang muda. Semakin tinggi kandungan unsur
hara di dalam tanah, semakin tinggi juga produktifitas kelapa sawit, selain kondisi
tanah, curah hujan dan hama juga mempengaruhi produktivitas tanaman kelapa
Menurut Susanto dan Hartono ( 2002 ), pada tahun 2002 saja perkelapa
sawitan Indonesia telah masuk babak baru yakni telah memasuki generasi kedua
dan bahkan daerah Sumatera Utara dan sebagian Lampung rata-rata memasuki
generasi ke tiga atau ke empat. Diperkirakan pada tahun 2002 luas areal kelapa
sawit yang siap untuk di replanting adalah sekitar 1,5 juta ha. Apabila digunakan
asumsi kelapa sawit yang akan direplanting tiap tahun adalah 5% maka setiap
tanaman kelapa sawit yang sudah turun dan sulitnya pemanenan karena tanaman
sudah terlalu tinggi. Saat ini ada sejumlah perkebunan kelapa sawit melakukan
kelapa sawit 15-17 tahun. Oleh karena itu perlu dibuat konsep yang aman
Sistem peremajaan tanaman kelapa sawit memiliki dua cara yaitu dengan
cara replanting dan under planting, pada penelitian ini akan dibahas mengenai
sistem replanting.
B. Perumusan Masalah
Umur ekonomis tanaman kelapa sawit yang saat ini digunakan dalam
perhitungan teknis maupun ekonomis adalah 25 tahun. Hal ini berarti bahwa
setelah berumur 25 tahun, tanaman kelapa sawit tidak lagi menguntungkan untuk
semaakin berkurang jumlah populasi tegakan yang ada maka jumlah produksi
dipengaruhi oleh umur tanaman yang sudah tua dan juga tumbang karena
Produksi juga dipengaruh oleh umur tanaman terhadap berat tandan yang
dihasilkan. Untuk tanaman yang berumur diatas 10 tahun berat tandan rata-rata
sama untuk setiap tahunnya. Tanaman tua berumur lebih dari 15 tahun memiliki
sawit yang sudah tua dan tidak produktif lagi. Teknik peremajaan tanaman kelapa
sawit dilakukan dengan sistem tanpa bakar yakni segala kegiatan tidak
dalam pengolahan limbah yang dihasilkan kebun atau pakbrik kelapa sawit (
Guritno, 199 ).
Dari hal tersebut diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang
kajian biaya peremajaan tanaman kelapa sawit ( Elais guinensis Jacq ) dengan
sistem replanting.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui biaya replanting
D. Manfaat penelitian
dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini
sebagai berikut:
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Pteropsida
Kelas : Angiospermae
Subkelas : Monocotyledoneae
Subfamilia : Cocoideae
Genus : Elaeis
Vegetatif dan Generatif. Bagian Vegetatif meliputi akar, batang dan daun.
1. Akar ( Radix )
Kecambah kelapa sawit yang baru tumbuh memiliki akar tunggang, tetapi
akar ini mudah mati dan segera diganti dengan akar serabut. Akar serabut
akar serabut tumbuh lurus ke bawah ( vertikal ) dan sebahagian tumbuh mendatar
2. Batang
batang dan disekitar poros tersebut terbentuk daun-daun yang ukurannya semakin
bertambah besar. Setelah tanaman berumur 4 tahun, batang mulai memperlihatkan
pertumbuhan memanjang.
melekat kukuh dan sukar terlepas walaupun daun telah kering dan mati. Pada
Sunarko, 2008 )
3. Daun
burung atau ayam. Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisinya. Anak-anak daun ( Foliage leaflet )
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun. Ditengah-tengah setiap anak daun
tanaman, semakin luas permukaan atau semakin banyak jumlah daun maka
produksi akan meningkat karena proses fotosintesis akan berjalan dengan baik.
Proses fotosintesis akan optimal jika luas permukaan daun mencapai 11 m2 (
Lubis, 1992 )
4. Bunga ( Flos )
Susunan bunga terdiri dari karangan bunga yang terdiri dari bunga jantan
( tepung sari ) dan bunga betina (putik ). Namun ada juga tanaman kelapa sawit
Umumnya bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam dua tandan yang
terpisah. Namun adakalanya bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam tandan
yang sama, namun bunga jantan selalu masak lebih dahulu. Masa reseptif
( masa putik dapat menerima tepung sari ) adalah 3x24 jam. Setelah itu putik akan
meruncing dan garis tengah bunga kecil, sedangkan bunga betina bentuknya agak
bulat dengan ujung kelopak agak rata dan garis tengah lebih besar( Fauzi dkk,
2008 ).
Buah kelapa sawit tersusun dari kulit buah yang licin dan keras (epicarp),
daging buah ( mesocarp ) dari susunan serabut (fibre) dan mengandung minyak,
kulit biji (endocarp) atau cangkang/ tempurung yang berwarna hitam dan keras,
daging biji ( endosperm ) yang berwarna putih dan mengandung minyak, serta
Dura Afrika panjangnya 2-3 cm dan bobot rata-rata mencapai 4 gram, sehingga
dalam 1 kilogram terdapat 250 biji. Biji Dura Deli memiliki bobot 13 gram per
biji, dan biji tenera Afrika rata-rata memiliki bobot 2 gram per biji.
Biji kelapa sawit umumnya memilki periode dorman ( masa non aktif ).
sekitar 50%. Agar perkecambahan dapat berlangsung lebih cepat dan tingkat
(SPT) yang ditemukan pada suatu areal. Untuk keperluan evaluasi lahan maka
sifat fisik lingkungan sautu wilayah dirinci kedalam suatu kualitas lahan ( land
qualities ) dan setiap kualitas lahan biasanya terdiri dari satu atau lebih karateristik
lahan atau land characteristic ( Bambang sulistyo dkk, 2010 ). Data karateristik
tersebut meliputi :
a. Ketinggian Tempat
Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh hingga ketinggian tempat 1.000 m diatas
b. Topografi
bisa ditanami kelapa sawit, tetapi pertumbuhannya kurang baik. Sementara itu,
lahan yang kemiringannya lebih dari 25 sebaiknya tidak dipilih sebagai lokasi
c. Drainase
yang jelek bisa menghambat kelancaran penyerapan unsur hara dan proses
nitrifikasi akan terganggu, sehingga tanaman akan kekurangan unsur nitrogen (N).
Karena itu, drainase tanah yang akan dijadikan lokasi perkebunan kelapa sawit
harus baik dan lancar, sehingga ketika musim hujan tidak tergenang ( sunarko,
2008 ).
d. Iklim
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada suhu udara 27 C
jumlah bulan kering kurang dari 3 ), curah hujan optimal berkisar 1.750-2.500
Beberapa hal yang menentukan sifat fisik tanah adalah tekstur, struktur
kedalaman permukaan tanah. Tekstur tanah ringan dengan kandunagn pasir 20-
60%, debu 10-40% dan liat 20-50%. Tanah yang kurang cocok adalah tanah
Sedangkan sifat kimia tanah dapat dilihat dari tingkat keasaman dan
tanah dengan sifat kimia yang istimewa sebab kekurangan suatu unsur hara dapat
diatasi dengan pemupukan. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH tanah antara 4,0-
Tanaman kelapa sawit tumbuh baik pada tanah yang memiliki kandungan
unsur hara yang tinggi, dengan C/N mendekati 10 dimana C 1% dan N 0,1 %.
Daya tukar Mg dan K berada pada batas normal, yaitu untuk Mg 0,4 1,0 me/100
gram, sedangkan K 0,15-1,20 me/100 gram.
Secara lengkap kelas kesesuain lahan dengan beberapa faktor pembatas dan
klasifikasi kelas kesesuaian untuk lahan Kelapa Sawit dapat kita lihat pada tabel 1
dan 2 berikut ini :
Tabel 1 kriteria kesesuaian lahan untuk kelapa sawit pada tanah mineral
Karateristik
No lahan Simbol Intensitas faktor pembatas
Bulan kering
2 (bln) K <1 1-2 2-3 >3
Ketinggian
3 DPL (m) L 0-200 200-300 300-400 >400
Bentuk
wilayah berombak,
/kemiringan Datar-berombak bergelombang bergelombang- Berbukit-bergunung
4 lereng (%) W <8 8-15 berbukit 15-30 >30
batuan di
permukaan
dan di dalam
tanah (%
5 volume) B <3 3-15 15-40 >40
Kedalaman
6 efektif (cm) S >100 100-75 75-50 <50
Lempung
berdebu,lempung liat, liat
liat berpasir, berpasir,
lempung liat lempung Pasir
berdebu, berpasir, berlempung,
7 tekstur tanah T lempung berliat lempung debu liat berat, pasir
Kelas Kesesuaian Lahan Kriteria
Kelas S1 (Sangat Sesuai ) Unit lahan yang memiliki tidak lebih dari satu
pembatas ringan (optimal)
Kelas S3 ( Agak Sesuai ) Unit lahan yang memiliki lebih dari satu
pembatas sedang dan atau tidak memiliki
lebih dari satu pembatas berat
Kelas N1(Tidak Sesuai Bersyarat) Unit lahan yang memiliki dua atau lebih
pembatas berat yang masih dapat diperbaiki
Untuk tanaman yang berumur di atas 10 tahun berat tandan rata-rata sama untuk
setiap tahunnya. Tanaman tua berumur lebih dari 15 tahun memiliki tandan yang
lebih berat dibandingkan dengan tanaman yang muda. Semakin tinggi kandungan
unsur hara di dalam tanah, semakin tinggi juga produktivitas kelapa sawit, selain
kondisi tanah, curah hujan dan hama juga mempengaruhi produktivitas tanaman
penting mengingat dana dan tenaga yang harus disediakan cukup besar. Selain
perusahaan. Umur ekonomis tanaman kelapa sawit yang saat ini digunakan dalam
perhitungan teknis maupun ekonomis adalah 25 tahun. Hal ini berarti bahwa
setelah berumur 25 tahun, tanaman kelapa sawit tidak lagi menguntungkan untuk
panen relatif mahal masih dipertahankan. Sebaliknya pada tanaman muda, laju
pertambahan produksi relatif cepat dengan biaya eksploitasi yang lebih kecil
dibandingkan dengan tanaman tua. Oleh karena itu, produktivitas lahan tidak
mencapai maksimum.
Pada umumnya laba dan produksi tanaman tua berumur 24 dan 25 tahun
sudah berada di bawah rerata produksi dalam satu siklus. Oleh karena itu,
lebih awal dari tanaman pengganti diduga cukup besar. Menurut Manalu, Buana
dan Purba (2011), siklus pengusahaan tanaman kelapa sawit 22 tahun pada lahan
S-1, 23 tahun pada lahan S-2 dan S-3 memberikan keuntungan rerata tahunan
yang lebih besar dari keuntungan yang dihasilkan pengusahaan tanaman selama
25 tahun. Oleh karena itu, dalam pengusahaan tanaman kelapa sawit secara
teknologi.
Rata-
rata 11 21 24 10 20 22 10 19 20
sawit yang sudah tua dan tidak produktif lagi. Menurut standar prosedur operasi,
( 2007 ) Ada 4 teknik replanting yang dianjurkan pada tanaman kelapa sawit :
4. Metode Underplanting
Pangkal Batang, biaya ( cost ) Replanting, hasil panen /corp performance, dan
masa kosong tidak produksi T.O dan TBM atau follow period ( standar prosedur
opersai, 2007 ). Namun saat ini metode yang sering di anjurkan adalah metode
Teknik tanpa bakar ( zero burning ) berarti tidak ada kegiatan pembakaran
sama sekali baik dalam program peremajaan atau dalam pengolahan limbah yang
pekerjaan persiapan lahan mulai dari penumbangan sampai dengan lahan siap
dan dirumpuk. Pertimbangan teknik replanting ini adalah produksi ( Susanto dan
Hartono, 2002 )
merupakan kunci dalam aplikasi teknik tanpa bakar in adalah penumbangan dan
dalam persiapan lahan dan sangat bergantung kepada keadaan topografi dan
kering adalah lahan yang tidak pernah terendam air dalam waktu jangka lama,
sebaliknya lahan basah adalah lahan yang tidak kering atau selamanya terendam
air. Sampai sejauh ini, peremajaan dengan teknik tanpa bakar dengan
ini hanya sesuai untuk lahan yang bertopografi datar berombak ( tingkat
memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Disamping itu kandungan nutrisi yang
jumlahnya cukup besar di dalam tanaman kelapa sawit yang akan diremajakan
akan didaur ulang kembali ke dalam tanah melalui proses dekomposisi tanaman
tersebut. Kandungan hara tanaman dari daur ulang tersebut akan mengurangi
Menurut Purba dkk (1997) penerapan teknik tanpa bakar dapat diperoleh
bulan.
sawit tanpa bakar yaitu udara bebas dari pencemaran asap dan kesuburan tanah
bahan organik dan anorganik tanah. Dengan meningkatnya bahan organik tanah
secara langsung meningkatkan kesuburan fisik dan kimia tanah seperti perbaikan
tekstur tanah, kapasitas penahanan air dan kapasitas tukar kation meningkat,
teknik tanpa bakar ini sangat bergantung kepada populasi tanaman sawit tua yang
akan diremajakan.
pembusukan dalam peremajaan kelapa sawit disajikan dalam tabel 4 berikut ini:
Tabel 4. |Kandungan hara dari residu batang sawit tua pada peremajaan
Hara (Kg/ha )
Bagian tnaman N P K Mg
relatif tidak bergantung kepada iklim terkecuali pada kondisi yang terlalu basah
peremajaan dengan cara bakar, penanaman baru dapat dilakukan setelah 6-8 bulan
penumbangan. Setelah itu, pembakaran baru dapat dilakukan setelah ada periode
sama dengan cara bakar. Tetapi dalam kandungan hara daun, khususnya hara P
dan K, pada tahun ketiga setelah tanam lebih tinggi pada teknik tanpa bakar di
banding dengan teknik bakar. Sedangkan dalam hal produksi, ternyata tidak ada
perbedaan produksi pada panen tahun pertama antara teknik bakar dan teknik
tanpa bakar.
Perbandingan produksi panen TBS dengan teknik bakar dan tanpa bakar
B. Metode Penelitian
pengumpulan data dan analisa deskriptif, yang dilakukan dengan mengambil data
C. Pengamatan Parameter
Perapat kabupaten Labuhan Batu Provinsi Sumatera Utara. Luas areal perkebunan
ini adalah 349,59 ha, dimana areal tersebut dibagi menjadi 3 bagain tahun tanam
baru yakni tahun 2008 dengan luas areal 133,62 ha, tahun tanam 2009 dengan
luasan 125,74 dan tahun tanam 2010 dengan luasan areal 90,23 ha.
rahayu
digolongkan kedalam kelas kesesuaian lahan kelas II dan kelas III dengan
Pada tabel di bawah ini dapat di lihat pembagian blok dan luas areal
serta tahun tanam baru tiap-tiap blok pada kebun PT. Binanga mandala :
umumnya menunjukkan kesuburan tanah yang tergolong rendah dan agak rendah.
Kemasaman ( pH ) tanah berkisar antara 4,7 5,5 yang tergolong agak rendah.
umur 25 tahun, setelah berumur lebih dari 25 tahun kelapa sawit memang masih
memiliki produksi, namun produksi yang dihasilkan sudah tidak optimal lagi dan
Tinggi tanaman kelapa sawit setelah lebih dari 13 tahun perlu dilakukan
selain pemanen akan menggunakan alat panen atau eggrek yang tinggi bahkan
bersambung rotasi panen untuk tanaman diatas 13 m juga akan semakin berkurang
Produksi dimana produksi yang baik pada setiap hektarnya adalah 20-22 ton/ ha/
tahun, pada kebun PT Binanga Mandala produksi yang di capai pada tahun 2009
melakaukan replanting.
sawit adalah jumlah tegakan yang optimal yakni 143 phn/ha dengan demikian
jumlah produksi yang didapat juga akan optimal, namun pada sat ini jumlah
tegakan yang ada di kebun Binanga Mandala adalah dibawah 100 phn/ha, dengan
replanting.
C. Tahapan-tahapan Replanting
1. Land clearing
a. Pancang Rumpukan
telah ditumbang dengan arah Utara Selatan dan dengan sistem 2 : 1 artinya dua
barisan tanaman disusun/dirumpuk pada satu baris, dimana lebar rumpukan adalah
2 meter dan lebar antar rumpukan 15,6 m (jarak tanam 9 x 7,8 m).
b. Penumbangan
dengan kapasitas kerja rata-rata 180 pokok dengan waktu kerja 10 jam per hari
Setiap pangkal batang harus dibongkar atau digali dan tanah galiannya
ukuran lubang 1,5 x 1,5 x 1 meter, tujuannya adalah untuk mencegah intensitas
memanjang dan lebar rumpukan tidak lebih dari 2 meter serta jarak antara
e.Perencekkan Pelepah
Agar rumpukan terlihat rapi dan bersih seluruh pelepah yang berserakan
harus dipotong dan ditumpukan pada rumpukan bagian atas. Pekerjaan ini
2. Pengawetan Tanah
replanting bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik dan juga kimia tanah sehingga
tanah akan jauh lebih subur dari sebelumnya akibat pemakain bahan organic
maupun unsur hara yang ada di dalam tanah selama masa 25 tahun yang lalu.
Kegiatan pengawetan tanah dilakukan dengan berbagi cara diantaranya adalah
pemerataan tanah, membajak dengan alat berat atau mekanis dan juga
penambahan unsur hara dengan cara penambahan pupuk sebelum lahan di tanami.
Penanaman kacangan pada teras areal dilakukan pada bibir teras dengan
b. Pemancangan
Areal datar
Untuk mendapatkan letak dan barisan tanaman yang teratur maka terlebih
dahulu dilakukan pemancangan areal, pemancangan pada areal yang rata jarak
barisan dan antara pokok sesuai dengan jarak tanam yang direncanakan.
Ada 3 jenis jarak tanam (planting distance) kelapa sawit yang diterapkan di
Cara memancang:
Tentukan arah Utara Selatan dengan Kompas, kemudian ambil arah Timur
Barat.
Tentukan pancang kepala Utara Selatan setiap 9,00 m dan tentukan juga
pancang kepala Timur Barat setiap 15,6 m dan ditengahnya dibuat pancang
kepala yang maju setengah jarak tanam. Untuk arah Utara Selatan dapat ditarik
dengan menggunakan kawat yang sudah dibuat ukuran 9,00 m dan diberi tanda
untuk mengisi anak pancang atau dengan cara menambah dari pancang kepala
Pancang point pada area teras tidak sama dengan pancang point pada area
datar, pancang point pada area teras harus disesuaikan dengan jarak antar teras,
point pada teras jaraknya 1,5 m dari dinding teras. Lihat table dibawah ini.
Mempermudah penanaman
kelalaian pada waktu tanam akan berakibat bibit yang ditanam akan kering dan
mati atau mengalami gangguan sehingga pertumbuhannya tidak normal, hal ini
Lobang tanaman diberi pupuk CIRP sebanyak 400 gr/lubang dan dibagi 2
bagian, satu bagian didalam lobang dan sisanya ditanah galian top soil
Bibit diecer dan diletakkan disamping lobang tanaman.
cm, bila lubang kurang dalam maka harus didalamkan dan bila terlalu dalam
sudah lurus dan tegak baru diiris/disayat sisi kiri dan kanan polybag
gejik. Tahap II, lobang ditimbun penuh sampai permukaan bibir lobang
Circle atau tanah disekitarnya kalau belum rata benar harus diratakan
kembali 1 1,5 m.
kacangan 117,092,806.00
Gaji 54,056,212.00
3%
40%
Dari data diatas maka didapat kesimpulan bahwasanya biaya terbesar adalah
pada saat pembuatan terasbdan jalan sebesar 40% dari Rp. 1,691,553,775.00,
sedangkan biaya termurah pada gaji yakni 3 %.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Total biaya yang dikeluarkan oleh PT. Binanga Mandala Afdeling Aek
dengan menggunakan sistem replanting dengan luas areal tahun tanam 2008
dengan luas areal 133,62 ha adalah sebesar Rp. 1.691. 553.775, dan biaya Biaya
per hektar yang di keluarkan adalah sebesar Rp. 1.691. 553.775 / 133,62 ha = Rp.
12.659.435,53
B.Saran
tenaga dan biaya yang ada sehingga kelebihan biaya yang lebih besar lagi dapat di
Guritno, P. 1995 konsep Zero burning. Warta Pusat Penelitian Tanaman Kelapa
Sawit, Medan ., Vol 3 (1):15-20
Http://Sinartani.Com/Informasi-Terkini/Sorotan/437.Html
Http://Google.Co.Id/Search?Hl=Id&Source=Hp&Biw=1366&Bih=575&Q=Pere
majaan+Kelapa+Sawit&Oq=Peremajaan+Kelapa+Sawit&Aq=F&Aqi=&A
ql=&Gs_Sm=E&Gs_Upl=1133l11335l0l12176l23l19l0l0l0l0l2011l4787l0
.7.8-1.1l9l0