Anda di halaman 1dari 13

KERANGKA ACUAN MAGANG

SISTIM TATA AIR LAHAN GAMBUT PADA PERKEBUNAN KELAPA


SAWIT (Elais guineensis J)

(Studi Kasus di PT. Bara Eka Prima, Kecamatan Kumpeh Kabupaten


Muaro Jambi)

Oleh :

Rovikul Manan
D1A014069

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2017
Lembar Pengesahan

Judul : Sistem Tata Air Lahan Gambut Pada Perkebunan


Kelapa Sawit (Elais guineensis J) (Studi Kasus di
PT. Bara Eka Prima Kecamatan Kumpeh
Kabupaten Muaro Jambi)
Nama Mahasiswa : Rovikul Manan
NIM : D1A014069
Telp./Fax./E-mail : +6285357279761/ Rovikulmanan@gmail.com
Nama Pembimbing Magang : Agus Kurniawan, S.P., M.Si.
Telp./Fax./E-mail : +6281367662238
Nama Instansi Tempat Magang : PT. Bara Eka Prima
Alamat Magang : Kec. Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi
Waktu Pelaksanaan : 8 minggu (September s/d Oktober 2017)

Menyetutui, Mahasiswa,
Pembimbing Magang

Agus Kurniawan, S.P., M.Si Rovikul Manan


NIP. NIM. D1A014069

Mengetahui,
Ketua Komisi Magang

Ardhian Saputra, S.P., M.Si


NIP. 197910092006041001
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha
Kuasa, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun da
menyelesaikan Kerangka Acuan Kegiatan Magang dengan judul Water
Management Lahan Gambut Pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elais guineensis J),
Studi Kasus di PT. Bara Eka Prima Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi
yang Insya Allah kegiatan magang ini akan dilaksanakan pada bulan September
mendatang.
Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Agus Kurniawan, S.P., M.Si
selaku dosen pembimbing magang yang telah membimbing dan membantu selama
proses penyusunan kerangka acuan magang sehingga dapat terealisasikan.

Jambi, Agustus 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .............................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... iv
I. PENDAHULUAN .......................................................................
1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2. Tujuan .................................................................................... 3
II. METODE PELAKSANAAN MAGANG ..................................
2.1. Waktu dan Tempat ................................................................ 4
2.2. Ruang Lingkup Kegiatan ...................................................... 4
2.3. Metode Pelaksanaan Magang ............................................... 4
2.4. Jadwal Rencana Kegiatan ..................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 6
LAMPIRAN ........................................................................................ 7

ii
DAFTAR TABEL

iii
DAFTAR GAMBAR

iv
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis J) adalah tanaman perkebunan penting
penghasil minyak makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati
(biodiesel). Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas ekspor non migas
yang menjadi unggulan dalam menyumbang pendapatan devisa negara dan
masih berpeluang untuk terus berkembang.
Perkembangan kelapa sawit dari tahun ke tahun terus meningkat.
Menurut data dari Ditjen Perkebunan, pada tahun 2013 luasan lahan kelapa
sawit di Indonesia mencapai 10,4 juta Ha dan meningkat menjadi 10,75 juta
Ha di tahun 2014. Produksi CPO nasional pada tahun 2013 mencapai 27,78
juta ton dan meningkat menjadi 29,27 juta ton pada 2014. Komoditas
perkebunan kelapa sawit diperkirakan akan terus berkembang dimasa
mendatang. Ditjen Perkebunan mengestimasi bahwa pada tahun 2016, luasan
lahan diperkirakan akan menjadi 11,67 Ha dengan total produksi mencapai
33,5 juta ton (Ditjen Perkebunan Kementrian Pertanian, 2015).
Volume nilai ekspor minyak sawit baik CPO dan PKO terus meningkat
setiap tahunnya. Pada tahun 2013 saja, total nilai ekspor minyak sawit sudah
mencapai 20,57 juta ton dengan nilai uang mencapai USD 15,83 juta. Pada
tahun 2014, total nilai ekspor minyak sawit mencapai 22,89 juta ton dengan
nilai uang mencapai USD 17,46 juta (Ditjen Perkebunan Kementrian Pertanian,
2015). Dengan total nilai ekspor yang begitu besar dan diperkirakan akan terus
meningkat, tidak salah jika kelapa sawit menjadi primadona komoditas
perkebunan di Indonesia dan menjadi salah satu sumber devisa pendapatan
negara dari sektor perkebunan.
Di Provinsi Jambi, perkebunan kelapa sawit merupakan areal
perkebunan terluas kedua setelah perkebunan karet (Dinas Komunikasi dan
Informatika Prov Jambi, 2015). Menurut Ditjen Perkebunan Kementan (2015),
luas lahan sawit di Provinsi Jambi pada tahun 2014 mencapai 692,967 Ha
dengan total produksi 1.77 juta ton. Pada tahun 2016, Ditjen perkebunan
mengestimasi luasan perkebunan akan menjadi 757.214 Ha dengan total

1
produksi mencapai angka 2,08 juta ton (Ditjen Perkebunan Kementrian
Pertanian, 2015).
Perkebunan kelapa sawit umumnya diusahakan pada lahan lahan
mineral. Namun dengan semakin sempit dan terbatasnya lahan usaha, arah
pengembangan perkebunan kelapa sawit mulai dikembangkan pula pada lahan-
lahan gambut. Hardjowigeno (2010), menjelaskan bahwa lahan gambut adalah
lahan/tanah dengan kandungan bahan organik tinggi lebih dari 20% (C-Org
>12% untuk tekstur pasir dan >30% untuk tekstur liat) dengan ketebalan lebih
dari 40 Cm. Lebih lanjut Agus dan Subiksa (2008), menyatakan bahwa bahan
organik penyusun lahan gambut terbentuk dari sisa-sisa tanaman yang belum
melapuk sempurna karena kondisi lingkungan yang jenuh air dan miskin unsur
hara.
Pengembangan perkebunan kelapa sawit dari lahan mineral ke lahan
gambut tidak bisa dipungkiri. Hal ini karena potensi lahan gambut yang luas
dan masih memiliki peluang besar untuk terus dikembangkan menjadi lebih
produktif. Hooijer dkk., (2006) melaporkan bahwa konsesi lahan gambut yang
dijadikan perkebunan kelapa sawit meliputi 14% dari total luasan lahan gambut
di Indonesia. Menurut data dari Balitbang Sumberdaya Lahan Pertanian
(2011), total luas lahan gambut di Indonesia mencapai 14, 9 juta. Lahan gambut
terluas terdapat di Pulau Sumatra, yaitu 6.436.649. Provinsi Jambi sendiri
memiliki total luas lahan gambut seluas 621.089 Ha atau 9,65% dari total luas
lahan gambut keseluruhan yang ada di Indonesia.
Karakteristik fisik gambut yang penting dalam pemanfaatanya untuk
pertanian meliputi berat isi (bulk density), daya menahan beban (bearing
capacity), subsiden (penurunan permukaan), sifat mengering tidak balik
(irrevesible drying) dan kadar air tinggi (Ratmini, 2012). Gambut memiliki
porositas yang tinggi sehingga mempunyai daya menyerap air yang sangat
besar. Karena sifatnya itu, gambut memiliki kemampuan sebagai penambat
(reservoir) air tawar yang cukup besar sehingga dapat menahan banjir saat
musim hujan dan sebaliknya melepaskan air tersebut pada musim kemarau
(KKPLG Nasional, 2006).

2
Pengelolaan air merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan
dalam budidaya kelapa sawit dilahan gambut. Pengelolaan air yang dilakukan
berupa pembuatan saluran drainase supaya keadaan air dapat terkendali dan
tidak mengganggu pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit. Teknologi
pengelolaan air pada lahan gambut diantaranya adalah pembuatan kanal.
Namun, efek dari lahan gambut yang dikanalisasi justru malah merugikan.
Diantara efek merugikannya yaitu lahan gambut mengalami subsiden, kering
dan mudah terbakar. Pembuatan bendungan/ sekat perlu dilakukan untuk
menjaga ketersediaan air dilahan gambut sehngga produktvitas tanaman tetap
optimal dan juga sebagai antisipasi kebakaran pada musim kemarau. Oleh
karena itu, pengelolaan lahan gambut untuk pengembangan sektor pertanian
perlu dilakukan upaya pengelolaan terutama pada sektor hidrologi atau tata air
lahan gambut sehingga manfaat lahan gambut sebagai sumberdaya alam
mampu menyediakan media tumbuh yang baik bagi tanaman dan gambut
sebagai sumber daya alam tetap lestari dan dapat di manfaatkan secara
berkelanjutan.
Budidaya tanaman pada lahan gambut harus menerapkan teknologi
pengelolaan air yang disesuaikan dengan karakreristik gambut dan jenis
tanaman (Agus dan Subiksa, 2008). Teknologi pengelolaan air (Water
mangement) merupakan kunci utama keberhasilan usaha tani pertanian lahan
rawa pasang surut. Apabila bisa mengendalikan keluar masuknya air ke lahan
maka sudah dapat dipastikan usaha tani itu akan mendekati keberhasilan.
(Suriadikarta, ____).
Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan kegiatan magang
di perusahaan yang berada pada areal gambut untuk mempelajari sistem tata
kelola air lahan gambut yang ditanami kelapa sawit.
1.2. Tujuan
Tujuan umum kegiatan magang adalah untuk memepelajari teknik
budidaya perkebunan kelapa sawit di lahan gambut. Tujuan khusus dari
kegiatan magang ini adalah untuk mempelajari sistem tata kelola air pada lahan
gambut yang ditanami komoditas perkebunan kelapa sawit di PT. Bara Eka
Prima Kecamataan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi.

3
II. METODE PELAKSANAAN
2.1. Waktu dan Tempat
Waktu kegiatan magang dilaksanakan selama 8 minggu dimulai
dari awal mingu bulan September sampai akhir minggu bulan Oktober 2017.
Tempat pelaksanaan magang bertempat di areal perkebunan kelapa
sawit milik PT. Bara Eka Prima Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro
Jambi.
2.2. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan magang ini meliputi sistem tata kelola air
lahan gambut, metode pengelolaan air pada kanal gambut, sekat/bendungan/
blok kanal/ pintu air pada kanal, desain penataan saluran drainase,
dimensi/ukuran saluran drainase (primer, sekunder dan tersier),
pemantauan tinggi muka air lahan gambut, observasi pertumbuhan dan
produksi tanaman kelapa sawit pada perbedaan tinggi muka air dan lain-
lain.
2.3. Metode Pelaksanaan
Dalam kegiatan magang, beberapa metode yang digunakan, mulai
dari kegiatan yang sifatnya non partisipasi hingga kegiatan bersifat
partisipasi dalam kegiatan teknis di lapangan.
1. Diskusi
Melakukan diskusi dengan pihak perusahaan baik asisten lapangan
maupun pembimbinng lapangan
2. Wawancara
Melakukan tanya-jawab dengan pihak perusahaan dan divisi bagian
water management
3. Observasi lapangan
Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan peninjauan
langsung ke lapangan.
4. Melibatkan diri langsung dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan air
dan kegiatan lain seputar kegiatan di perkebunan kelapa sawit
5. Dokumentasi

4
Pengambilan gambar menggunakan kamera, sebagai dokumen atau
arsip kegiatan yang telah dilakukan selama berada di lapangan.
2.4.Jadwal Rencana Kegiatan
Bulan ke-1 Bulan ke-2
Jenis Kegiatan Mg Mg Mg Mg Mg Mg Mg Mg
1 2 3 4 1 2 3 4
Tiba di lokasi
1. Perkenalan dengan pihak
perusahaan
2. Presentasi proposal magang
3. Mendapat arahan dari pihak
perusahaan
4. Melihat gambaran perusahaan,
dengan melakukan peninjauan
Pengamatan langsung di lapangan dan
pengambilan data terkait teknik
pengelolaan air dan sistem tata kelola air
lahan gambut
1. Pengamatan langsung di
lapangan dan pengambilan data
ketinggian muka air tanah dan
desain sistem drainase
2. Diskusi dan wawancara dengan
kepala bagian tata kelola air dan
asisten lapangan maupun pekerja
lapangan
1. Mempelajari langsung di
lapangan bagaimana sistem tata
kelola air
2. Diskusi dan wawancara dengan
kepala bagian tata kelola air,
asisten lapangan dan pekerja
lapangan
Ikut serta dalam kegiatan perusahaan
Penyusunan draf laporan
Seminar hasil di perusahaan
Kembali ke Fakultas Pertanian
Universitas Jambi

5
DAFTAR PUSTA KA
Agus F dan IGM Subiksa. 2008. Lahan Gambut: Potensi Untuk Pertanian dan
Aspek Lingkungan. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry
Centre (ICRAF). Bogor, Indonesia.
Balitbang Sumberdaya Lahan Pertanian. 2011. Peta Lahan Gambut Indonesa Skala
1:250.000. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya
Lahan Pertanian. Balitbang Pertanian Kementrian Pertanian. Bogor,
Indonesia.
Dariah A, E Maftuah dan Maswar. ____. Panduan Pengelolaan Berkelanjutan
Lahan Gambut Terdegradasi: Karakteristik Lahan Gambut. Balai
Penelitian Tanah Bogor. Bogor. Hal 16-29.
Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jambi. 2015. Potensi Unggulan
Sumber Daya Alam Perkebunan Kelapa Sawit. Jambi.
Direktorat Jendral Perkebunan Kementrian Pertanian. 2015. Statistik Perkebunan
Indonesia 2014-2016 Kelapa Sawit. Jakarta.
Hardjowigeno S. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
Hoiijer A, M Silvius, H Wosten dan S Page. 2006. PEAT-CO2: Assesment of CO2
Emissions From Drained Peatlands In SEA Asia. Report R&D Project
Q3943. Wetlands International Delft Hydraulics.
Ratmini NPS. 2012. Karakteristik dan Pengelolaan Lahan Gambut Untuk
Pengembangan Pertanian. Jurnal Lahan Suboptimal Vol 1(2): 197-206.
Suriadikarta DA. ____. Teknologi Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan.
Balittanah Balitbang Pertanian. Bogor.

6
LAMPIRAN
Water Management Lahan Gambut Pada Perkebunan Kelapa Sawit
(Elais guineensis J)
Water Management
Lahan Gambut
Perkebunan Kelapa Sawit (Elais guineensis J)

(Studi Kasus di PT. Bara Eka Prima, Kecamatan Kumpeh Kabupaten


Muaro Jambi

Anda mungkin juga menyukai