Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN AKHIR MAGANG MAHASISWA

PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO DI


PT. WINDU NABATINDO LESTARI KABUPATEN KOTA
WARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

(QUALITY CONTROL CPO AND KERNEL PRODUCTION


PROCESSES)

Disusun Oleh:

LUFIANTO
193020403035

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2022
LAPORAN AKHIR MAGANG MAHASISWA

PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO DI


PT. WINDU NABATINDO LESTARI KABUPATEN KOTA
WARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
(QUALITY CONTROL PRODUCTION CRUDE PALM OIL)

PT. WINDU NABATINDO LESTARI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Magang

Disusun Oleh:
LUFIANTO
193020403035

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2022
PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO DI
PT. WINDU NABATINDO LESTARI KABUPATEN KOTA
WARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
(QUALITY CONTROL PRODUCTION CRUDE PALM OIL)

LUFIANTO
193020403035
Program Studi Teknologi Industri Pertanian
Jurusan Budidaya Pertanian

Disetujui Oleh:

Pembimbing/Penguji I Penguji II

Ir. Muliansyah, M.Si


NIP. 19630908 199302 1 001
Tanggal:

Mengetahui:

Dekan Ketua
Fakultas Pertanian Jurusan Budidaya Pertanian

Dr.Ir. Sosilawaty, M.P Ir. Robertho Imanuel, M.P


IP. 19660326 199303 2 008 NIP. 19640308 198903 1 002
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN MAGANG
Nama Mahasiswa : Lufianto

NIM : 193020403035

Program Studi : Teknologi Industri Pertanian

Tempat Magang : PT. Windu Nabatindo Lestari

Tanggal Magang : 12 Desember 2022 – 12 Maret 2023

Judul Laporan : Proses Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO

di PT. Windu Nabatindo Lestari Kabupaten Kota

Waringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah

(Quality Control Production Crude Palm Oil)

Disetujui untuk diajukan sebagai laporan magang.

Palangka Raya, Maret 2023

Menyetujui, Pembimbing Instansi Magang


Dosen Pembimbing Magang

Ir. MULIANSYAH, M. Si JAKA P NAIBAHO


NIP. 19630908 199302 1 001 (Mill Head Assistant)

Mengetahui,
Ketua Komisi Penjaminan Mutu Program Studi
Teknologi Industri Pertanian

Ir. MULIANSYAH, M. Si
NIP. 19630908 199302 1 001
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kahadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas laporan magang guna untuk melengkapi prosedur dalam kegiatan magang
yang di programkan oleh Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Jurusan
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangkaraya.
Kegiatan pelaksanaan magang dilaksanakan pada PT. Windu Nabatindo Lestari
dengan pabrik kelapa sawit bertempat di Pundu Nabatindo Mill. Pelaksanaan
magang dilakukan dalam kurun waktu selama 3 bulan, dimulai dari tanggal 12
Desember 2022 sampai dengan 12 maret 2023. Dalam kegiatan magang ini hingga
dengan penulisan laporan magang penulis banyak menerima bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing magang Bapak Ir.
Muliansayah, M.Si dan kepada Bapak Jaka P Naibaho selaku pembimbing
lapangan serta kepada seluruh staf, mandor ataupun karyawan dan rekan-rekan
anggota magang sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan magang ini
dengan baik.

Palangka Raya, Maret 2023

Lufianto
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................5
DAFTAR ISI............................................................................................................6
DAFTAR TABEL....................................................................................................7
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................8
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................9
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................10
1.1 Latar Belakang........................................................................................10
1.2 Tujuan Magang........................................................................................10
1.2.1 Tujuan Umum..................................................................................10
1.2.2 Tujuan Khusus.................................................................................10
1.3 Manfaat Magang......................................................................................10
1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa......................................................................10
1.3.2 Manfaat Bagi Program Studi dan Universitas.......................................10
1.3.3 Manfaat Bagi Perusahaan......................................................................10
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan tidak hanya mencakup pembelajaran secara teoritis agar
mendapatkan ilmu pengetahuan tetapi juga pemahaman akan teori yang diperoleh,
keterampilan serta kemampuan bekerja sama, berkomunikasi, dan kemampuan
manajerial. Ilmu, keahilan dan keterampilan tersebut guna meningkatkan sumber
data manusia yang sangat dibutuhkan untuk membangun negeri serta persiapan
peserta didik menghadapi dunia kerja. Salah satu sarana dan prasarana untuk
memperoleh aspek pendidikan tersebut secara lengkap maka dilalukan kegiatan
praktik kerja lapangan atau magang.
Praktek Lapang atau magang merupakan suatu penugasan bagi mahasiswa
untuk melaksanakan magang di Perusahaan atau Instansi yang memiliki Standard
Operasional Prosedur (SOP) dalam bidang teknologi budidaya pertanian secara
luas dengan waktu magang selama 3 bulan. Praktek Lapang bagi mahasiswa
Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, merupakan
kegiatan intra kurikuler (dengan kode mata kuliah 1CHP520061 dan 6 SKS) yang
mewajibkan mahasiswa untuk melakukan kegiatan magang di perusahaan atau
instansi yang relevan sebagai upaya peningkatan pemahaman, wawasan,
keterampilan melakukan pekerjaan, kemampuan bekerja sama, kemampuan
berkomunikasi, dan kemampuan manajerial mahasiswa sebagai calon Sarjana
Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Palangka Raya. Guna untuk merealisasikan kompetensi seperti yang diharapkan,
setelah menyelesaikan pendidikan sehingga dapat memberikan manfaat yang
sangat besar bagi mahasiswa, karena program yang dilaksanakan pada dunia
usaha atau dunia industri dapat memberikan bekal pengalaman yang dapat
membentuk pribadi mahasiswa yang mempunyai keahlian yang profesional,
berkualitas, yang mampu dikembangkan menurut bidang pekerjaannya. Dalam
rangka merealisasikan kompetensi untuk menguasai keterampilan yang
diharapkan dari pendidikan. Salah satu perusahaan yang memiliki persyaratan
magang di Provinsi Kalimantan Tengah yaitu di PT. Windu Nabatindo Lestari
dengan pabrik kelapa sawit bertempat di Pundu Nabatindo Mill.
PT. Windu Nabatindo Lestari (WNL) merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang pengolahan kelapa sawit, Pundu Nabatindo Mill (PNBM)
merupakan salah satu pabrik pengolahan kelapa sawit PT. WNL yang berlokasi di
Metro Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kota Waringin Timur,
Provinsi Kalimantan Tengah. Adapun sebab pemilihan perusahaan tersebut karena
bergerak di bidang industri yang sesuai dengan program studi ilmu yang dikaji,
dimana Program Studi Teknologi Industri Pertanian merupakan wawasan ilmu
pengetahuan yang sangat luas dan mencakup dalam segala bidang industri
pertanian. Dimulai dari faktor-faktor dalam industri seperti faktor manusia
(SDM), alat dan mesin, ekonomi, ke ergonomis, fasilitas pendukung, dimana
dengan memperhatikan berbagai aspek seperti kontrol produksi, kualitas,
keselamatan dan lain sebagainya. Dengan demikian maka di tentukanlah PNBM
sebagai tempat pelaksanaan magang yang bergerak dalam industri pengelolaan
kelapa sawit
Kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq) merupakan tanaman penghasil
minyak nabati yang diunggulkan, dengan minyak nabati yang dihasilkan dari
proses pengolahannya berupa Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO)
yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan industri pangan (minyak goreng dan
margarin), industri kosmetik, dan sebagai bahan bakar alternatif (Sastrosayono,
2003).
Proses pengolahan industri kelapa sawit merupakan proses ekstraksi CPO
secara mekanis yang diikuti dengan proses pemurnian. Pengolahan kelapa sawit
yang baik merupakan memanifestasikan minyak mentah dengan jumlah dan mutu
yang optimal. Secara umum tahapan pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dan
PKO terdiri dari loading ramp, perebusan, perontokan, dan pengepresan dan
pemurnian (Sprianto, 2021). Untuk mencapai dari tujuan tersebut dan
mengendalikan proses guna menunjang kualitas proses produksi maka dilakukan
pengendalian kualitas produksi.
Pengendalian kualitas atau Quality Control merupakan upaya yang
dilakukan perusahaan untuk mempertahankan mutu produk sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan guna mencapai tujuan selama operasi. Pengendalian kualitas
produksi pada industri kelapa sawit (CPO) bertujuan untuk mengetahui CPO atau
kernel yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit dapat memenuhi standar kualitas
yang diperlukan. Dengan pelaksanaan magang ini diharapkan penulis
mendapatkan pengetahuan yang lebih luas tentang proses pengolahan kelapa sawit
dan pengendalian kualitas CPO (Crude Palm Oil).
1.2 Tujuan Magang
Tujuan magang merupakan hasil yang diinginkan dalam proses pelaksanaan
magang yang dimaksudkan untuk dicapai oleh seluruh peserta magang dalam
waktu yang telah ditetapkan. Tujuan magang dibedakan menjadi 2 yaitu, tujuan
umum dan khusus. Tujuan umum yaitu hasil yang diperoleh oleh seluruh peserta
magang, adapun tujuan khusus adalah hasil yang ingin dicapai oleh setip
induvidu.
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari kegiatan magang yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1) Mendapatkan keterampilan dan pengalaman kerja di industri pengolahan
kelapa sawit menjadi CPO dan Kernel.
2) Meningkatkan wawasan dan pengetahuan sebagai penunjang keterampilan
dalam dunia kerja.
3) Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara teori
dengan penerapan nya pada dunia kerja.
4) Memahami bagaimana proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dan
Kernel
5) Mendapatkan keterampilan tambahan dan pengetahuan yang lebih mendalam
tentang quality control CPO and kernel production processes (pengendalian
kualitas proses produksi CPO dam kernel).
1.2.2 Tujuan Khusus
Tugas khusus dilaksanakannya magang di PT. Windu Nabatindo Lestari
Metro Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur,
Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu tentang Pengendalian Kualitas Proses
Produksi CPO dan Kernel terdiri dari tujuan khusus sebagai berikut:
1) Mengetahui dan memahami proses pengendalian kualitas proses produksi crude
palm oil dan kernel
2) Mendapatkan keterampilan dan pengalaman dalam pengendalian kualitas
proses produksi CPO dan kernel
3) Mengetahui standar dan faktor-faktor yang mempengaruhi mutu atau kualitas
dari CPO dan kernel

1.3 Manfaat Magang


Manfaat dari adanya kegiatan magang diharapkan dapat diterima oleh
berbagai pihak diantaranya adalah mahasiswa magang, program studi Teknologi
Industri Pertanian, Universitas Palangkaraya, dan bagi PT. Bumitama Guna Jaya
terkhusus nya Pundu Nabatindo Mill. Manfaat tersebut antara lain yaitu sebagai
berikut:
1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
Adapun manfaat yang dapat diperoleh bagi mahasiswa yaitu:
1. Meningkatkan sumber daya manusia dalam menciptakan moralitas,
kapabilitas dan integritas serta tanggung jawan, kedisiplinan dan etos kerja
sesungguhnya.
2. Meningkatkan pengalaman, kemampuan, dan pengetahuan dalam pengolahan
kelapa sawit menjadi CPO dan kernel.
3. Dapat mengaplikasikan dan menghubungkan antara teori pembelajaran dan
praktiknya di dunia pekerjaan.
4. Mengetahui dan mampu menyesuaikan diri dalam dunia kerja dan
berkomunikasi.
1.3.2 Manfaat Bagi Program Studi Teknologi Industri Pertanian dan
Universitas Palangkaraya
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan ini bagi program studi dan
Universitas yaitu sebagai berikut:
1. Menjalin kerjasama antara Program Studi Teknologi Industri Pertanian,
Universitas Palangka Raya dengan PT. Bumitama Guna Jaya Agro, agar
dapat menciptakan SDM yang lebih baik dan dapat menunjang tenaga kerja di
kemudian hari dengan ilmu yang telah dipelajari.
2. Menjadi tolak ukur kemampuan mahasiswa dalam pemahaman dan peng
aplikasikan teori terkhusus nya dalam bidang industri pengolahan kelapa
sawit menjadi suatu produk.
3. Mengetahui perkembangan mahasiswa dalam dunia kerja dan materi
perkuliahan yang telah diberikan serta sebagai evaluasi pengambil keputusan
di masa mendatang.
1.3.3 Manfaat Bagi Perusahaan
Adapun manfaat bagi perusahaan dengan adanya magang antara lain sebagai
berikut:
1. Terjalinnya kerjasama dan hubungan yang baik antara dunia pendidikan dan
dunia kerja, guna menciptakan SDM yang berkompeten dan berkualitas
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan perusahaan.
2. Membantu memenuhi tenaga kerja bagi perusahaan di masa mendatang
dengan mendidik peserta magang yang terampil dan unggul.
3. Memperkenalkan dan mempromosikan perusahaan kepada dunia pendidikan
guna membangun dan menjalin kerjasama serta sebagai wadah bagi
perusahaan untuk menciptakan citra yang positif.
4. Hasil kegiatan magang dapat dijadikan bahan evaluasi dan masukan dalam
menjadikan lebih baik lagi.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

2.2 Profil Perusahaan


2.3 Fasilitas Perusahaan
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan
2.4.1 Struktur Organisasi
2.4.2 Uraian Tugas
2.5 Perusahaan
2.5.1 Visi dan Misi Perusahaan
Visi
Misi
2.5.2 Pemasaran Perusahaan
BAB III
METODE PELAKSANAAN MAGANG

3.1 Waktu dan Tempat


3.1.1 Waktu Pelaksanaan
Kegiatan magang ini dilaksanakan selama ±12 minggu (3 bulan) yang
dimulai pada tanggal 12 Desember 2022 sampai dengan 12 Maret 2023. Waktu
kegiatan magang dilaksanakan pada hari senin-sabtu, dimulai pada pukul 06.15
WIB-16.30 WIB, adapun pada hari sabtu waktu magang dilaksanakan pada pukul
6.15 WIB sampi dengan pukul 13.00 WIB.
3.1.2 Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan magang bertempat di Pundu Nabatindo Mill, PT.
Windu Nabatindo Lestari, Metro Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten
Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan untuk menunjang kegiatan magang yaitu terdiri dari alat
keselamatan atau APD (alat perlengkapan diri) meliputi helm, sepatu, dan sarung
tangan. Adapun alat lainnya untuk menunjang kegiatan magang yaitu alat tulis,
laptop, kamera, dan handphone.
Sedangkan bahan penunjang lainnya yang digunakan dalam kegiatan magang
ini yaitu terdiri dari jurnal, buku, berbagai literatur terkait industri kelapa sawit
dan buku penuntun kegiatan magang.
3.3 Deskripsi Kegiatan Magang
Kegiatan magang atau praktik lapang merupakan upaya peningkatan
pemahaman, wawasan, keterampilan melakukan pekerjaan, kemampuan bekerja
sama, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan manajerial mahasiswa sebagai
calon Sarjana Program Studi Teknologi Industri Pertanian untuk merealisasikan
kompetensi seperti yang diharapkan, dalam rangka merealisasikan kompetensi
untuk menguasai keterampilan yang diharapkan dari pendidikan. Melalui kegiatan
magang mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja dan dapat mengaplikasikan
antara studi, teori, dan analisis yang diharapkan dapat memberikan solusi atas
permasalahan serta mendapatkan keterampilan di dunia kerja.
Kegiatan magang yang dilaksanakan di Pundu Nabatindo Mill terdiri dari
kegiatan umum yang dilaksanakan dalam waktu 6 minggu, yaitu meliputi proses
pengolahan buah kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil dan kernel. Dimulai dari
pengenalan kegiatan utama atau proses utama sampai dengan kegiatan pendukung
proses produksi guna mencapai tujuan pengolahan. Adapun kegiatan yang
dilaksanakan terdiri dari kegiatan utama yaitu penerimaan TBS sebagai bahan
baku produksi CPO dan kernel, stasiun Loading ramp, sterilizer, tippler dan
thresher, press, empty bunch press, clarification, processing nut dan kernel.
Sedangkan proses pengalahan pendukung yaitu meliputi stasiun boiler, power
house, maintenance, storage tank, dispatch oil, dan pengolahan limbah.
Selain itu terdapat juga kegiatan khusus mahasiswa yang menjadi topik atau
tugas bagi individu, adapun kegiatan khusus yang dilaksanakan yaitu
Pengendalian Kualitas Proses Produksi CPO dan Kernel. Dimana kegiatan ini
dilaksanakan dalam waktu 4 minggu (1 bulan) meliputi kegiatan mempelajari,
memahami dan melaksanakan pengendalian kualitas terhadap kualitas bahan
(TBS dan air), proses (efisiensi dan losses) dan hasil (CPO dan kernel).
3.4 Metode Pelaksanaan Magang
Metode ataupun cara yang digunakan dalam pelaksanaan magang terdiri dari:
1. Observasi
Observasi merupakan serangkaian proses pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan dan kemudian mendata secara sistematis, logis dan
objektif guna memperoleh informasi secara detail. Observasi yang dilakukan
pada pelaksanaan magang di lapangan adalah pada saat proses pengolahan
buah kelapa sawit dan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.
2. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan tatap muka antara pewawancara dengan
sumber informasi, yang dilakukan secara lisan dengan staf ataupun karyawan
untuk menggali informasi lebih mendalam.
3. Praktik Kerja
Praktik kerja adalah melaksanakan kegiatan dengan terlibat langsung dalam
proses pengolahan kelapa sawit atas izin dan pengawasan pihak perusahaan
(operator atau staf).
4. Dokumentasi
Dokumentasi bertujuan untuk memperoleh data pendukung untuk melengkapi
informasi yang diperoleh serta menunjang kebenaran atau keadaan faktual
sesuai dengan topik yang disampaikan.
5. Studi Literatur
Studi literatur ialah pengumpulan informasi dengan mencatat,
mendokumentasikan data yang sesuai atau berkaitan dengan topik pelaksanaan
magang. Studi literatur dalam pelaksanaan magang ini berupa, teks tertulis,
arsip perusahaan, gambar, jurnal, ebook dan lain sebagainya.
3.5 Tahapan Kegiatan
Tahapan kegiatan magang yang telah dilaksanakan yaitu proses produksi CPO
dan kernel pada PKS Pundu Nabatindo Mill yang terdiri dari rangkaian tahapan
sebagai berikut:
1. Pengenalan SOP masuk pabrik dan pengenalan lingkungan pabrik
2. Penerimaan tandan buah segar
3. Persiapan pengolahan tandan buah segar
4. Pengolahan TBS menjadi Crude oil
5. Pemurnian crude oil menjadi CPO
6. Pengolahan biji kelapa sawit menjadi kernel
7. Pengenalan stasiun pendukung (water treatment, boiler, workshop, dan limbah)
8. Tugas khusus (pengendalian kualitas proses produksi CPO dan kernel)
9. Presentasi dan evaluasi laporan akhir
3.6 Analisis Pengendalian Kualitas Proses Produksi
3.6.1 Pengendalian Kualitas Bahan Baku (Tandan Buah Segar)
3.6.2 Pengendalian Kualitas Air
3.6.3 Pengendalian Kualitas CPO
3.6.4 Pengendalian Kualitas Kernel
3.6.5 Pengendalian Losses Produksi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Pengolahan TBS Menjadi CPO dan Kernel


Proses pengolahan TBS (Tandan Buah Segar) menjadi CPO (Crude
Palam) dimulai dari tahapan penerimaan TBS sampai dengan penyimpanan dan
pengiriman CPO. Di antara tahap tersebut, TBS akan melalui proses perebusan,
perontokan, pengepresan, dan proses klarifikasi. Selain itu juga terdapat proses
pemisahan dan pengeringan inti sawit (kernel).
Selain CPO sebagai produk utama, proses pengolahan TBS menjadi CPO
juga menghasilkan beberapa produk samping, seperti jangkos (janjang kosong),
shell (cangkang atau tempurung), fibre (serat sawit), sludge, nut dan kernel (inti
sawit). Produk sampingan tersebut dimanfaatkan dengan dijual atau sebagai
pupuk dan juga bahan bakar pengolahan. Adapun diagram alir proses produksi
CPO dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Diagram Alir Proses Produksi CPO

4.1.1 Fruit Reception Station (Stasiun Penerimaan)


Stasiun penerimaan TBS merupakan tahap awal sebelum pengolahan, yang
bertujuan untuk menerima TBS dari perkebunan perusahaan maupun dari
perkebunan masyarakat dan menampung sementara TBS sebelum diolah lebih
lanjut pada stasiun berikutnya. Pada stasiun penerimaan dilakukan berbagai
tahapan yaitu penerimaan izin masuk TBS, penimbangan dan grading atau sortasi.
Tahapan pertama dilakukan pada area pos security, tahapan selanjutnya yaitu
penimbangan pada area weighbridge (jembatan timbang) dan tahapan ketiga pada
area grading atau sortasi. Tahapan proses stasiun penerimaan dapat dilihat pada
gambar 1.

Gambar Tahapan proses stasiun penerimaan


Penerimaan TBS berdasarkan sumbernya dibagi menjadi dua yaitu
penerimaan TBS internal dan TBS eksternal. TBS internal merupakan buah sawit
yang berasal dari perkebunan perusahaan sedangkan TBS eksternal merupakan
buah sawit yang berasal dari masyarakat atau dari luar perkebunan perusahaan.
Penerimaan TBS dimulai dari petugas keamanan (security), selanjutnya
weighbridge dan grading atau sortasi.
1. Petugas Keamanan
Petugas keamanan dalam hal ini yaitu satpam, yang
berkewajiban memeriksa APD (Alat Perlengkapan
Diri) dan memeriksa segala dokumen yang harus
dipenuhi oleh pengantar TBS untuk dapat menuju
proses selanjutnya. Petugas keamanan juga berperan
Gambar Pos Security (Sumber doc pribadi)
dalam mengatur jalannya alur lalu lintas pada stasiun penimbangan. Tujuan dari
pemeriksaan APD adalah untuk menjaga keselamatan supir dari resiko kecelakaan
yang mungkin terjadi, adapun pemeriksaan dan pencatatan dokumen guna sebagai
informasi apabila terdapat TBS yang tidak terdaftar atau TBS hasil curian. Jika
dalam pemeriksaan oleh security telah memenuhi persyaratan dan telah dilakukan
pencatatan dalam buku registrasi security, maka transportasi mendapatkan no
antrian dan dapat diizinkan masuk ke proses selanjutnya yaitu penimbangan.
2. Penimbangan (Weighbridge)
Dum Truck atau Pikup pengangkut TBS yang telah
melewati pihak keamanan selanjutnya menuju
Weighbridge atau jembatan timbang untuk
mengetahui tonase (berat tandan buah segar).
Dengan cara menghitung berat bruto, tarra, dan
netto. Tonase harus diketahui dan dicatat untuk keperluan administratif dan teknis.
Dari segi administratif tonase berfungsi sebagai transaksi pembelian buah dari
TBS eksternal dan sebagai evaluasi kinerja TBS internal dari sektor hulu
perkebunan. Sedangkan dari segi teknis, berat buah penting diketahui sebagai
analisis rendemen maupun produktivitas, dan lain sebagainya.
Weighbridge merupakan alat yang sangat vital dalam pabrik kelapa sawit yang
menjadi bagian terdepan, karena data kuantitas raw material dan output produce
yang ditentukan berdasarkan weighbridge. Prinsip dari weighbridge yaitu dengan
menimbang berat bruto kemudian di sortasi pada grading dan ditimbang kembali
berat tarra. Adapun spesifikasi dan komponen weighbridge pada PNBM dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Spesifikasi dan Komponen Weighbridge
Spesifikasi WB Jumlah WB 2 unit
Kapasitas masing-masing WB 40 ton
Panjang 12 m
Lebar 3 m
Komponen-komponen Platform, load cell, pondasi timbangan, atap,
WB komputer, printer, lampu indikator, pembaca digital
timbangan.

3. Grading atau Sortasi


Grading merupakan pengklasifikasian atau penggolongan TBS berdasarkan
kriteria fraksi yang telah ditetapkan perusahaan. Pengklasifikasian dilakukan
dengan menyortir TBS yang telah ditimbang berat bruto nya. Tujuan dari sortasi
adalah memilih TBS yang dapat diterima sesuai dengan kriteria yang sudah
ditetapkan oleh perusahaan. Adapun tujuan dari grading yaitu, mengetahui mutu
atau kualitas dari TBS yang diterima. Dimana bahan baku berpengaruh terhadap
kualitas CPO dan produk sampingnya. TBS yang berkualitas akan menghasilkan
CPO dan kernel dengan mutu yang baik begitu juga dengan sebaliknya, dan juga
berfungsi sebagai laporan evaluasi atas mutu TBS yang diperoleh dari perkebunan
dan sebagai evaluasi untuk pabrik, sebagai dasar dalam perhitungan pembayaran
yang harus ditanggung perusahaan kepada pihak ketiga. Dan dalam sortasi untuk
TBS eksternal terdapat beberapa kriteria yang tidak diterima oleh perusahaan,
sehingga apabila tidak masuk ke dalam kriteria buah akan dikembalikan dan
dilakukan pemotongan sebesar 3%, guna sebagai parameter dalam menganalisis
mutu hasil produksi CPO oleh pabrik. Adapun kriteria TBS pada grading dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Kriteria Grading TBS Pabrik Kelapa Sawit PNBM
NO Kriteria Gambar Keterangan
1 Unripe Unripe (0%)
Tidak memiliki brondolan
lepas (Non brondol)

2 Under ripe Under ripe (<8%)


Memiliki brondolan lepas
alami < 2 brondolan/Kg.
3 Ripe Ripe (> 85%)
Memiliki brondolan lepas
alami > 2 brondolan/Kg
sampai dengan 75% lepas dari
totoal brondolan perjanjang

4 Over Ripe Over ripe (<7%)


Memiliki brondolan lepas
75% sampai dengan 90% dari
total brondolan perjanjang.

5 Empty Empty Bunch (0%)


Bunch Memiliki brondolan lepas
90% sampai dengan 100%
dari total brondolan
perjanjang.

Tabel 2. Kriteria Sortasi TBS Pabrik Kelapa Sawit PNBM


N Kriteria Gambar Keterangan DT DK
O
1 Unripe 
2 Under Buah under ripe atau buah 
ripe mengkal adalah TBS yang
dalam massa 1 kg namun
brondolan < 1.

3 Ripe Ripe merupakan buah masak 


dengan brondolan dalam 1
kg TBS > 2 brondolan.

4 Over ripe Over ripe adalah TBS 


dengan brondolan telah
lepas dari tandan bagian
dalamnya.

5 Tandan Tandan kosong adalah TBS 


kosong tanpa brondolan, hanya
menyisakan janjang kosong.

6 Rotten
bunch
7 Abnormal
bunch
8 Brondola Brondolan merupkan buah 
n yang telah lepas dari
janjangnya.
9 Tangkai Tangkai panjang ialah TBS 
panjang dengan tangkai yang
memiliki panjang lebih dari
2.5 cm dari pangkal V buah.

10 Serasah Seresah merupakan sampah-


dan sapah organik yang berupa
Sampah daun, ranting dan dan
berbagai sisa dari vegatis,
sedangkan sampah yaitu
berupa non organik sperti
karung sisa pemuatan sawit

A. Alur Proses Stasiun Penerimaan TBS


Proses penerimaan TBS dimulai dari pos keamanan selanjutnya menuju
Weighbridge, kemudian ke grading untuk dilakukan sortasi. Setelah dilakukan
sortasi terhadap TBS, DT atau transportasi ditimbang kembali untuk memperoleh
berat netto. Adapun tahapan proses penerimaan TBS adalah sebagai berikut:
1. Laporan ke Pos Keamanan
1.1 Supir melapor ke security dengan dum truck atau transport TBS telah siap
di area parkir.
1.2 Security memeriksa APD dan penyerahan SPK oleh supir.
1.3 Security mendata identitas pengantar buah.
1.4 Apabila memenuhi persyaratan selanjutnya diberikan no antrian untuk
menuju Weighbridge.
2. Penimbangan
2.1 No antrian disebutkan, Dum Truck atau transportasi pengangkut TBS naik
ke Weighbridge (WB). Dengan terlebih dahulu memperhatikan light
indikator dan posisi transportasi berada di tengah WB.
2.2 Supir mematikan mesin transportasi dan menyerahkan SPK kepada admin
WB.
2.3 TBS di timbang berat terra hingga pembaca timbangan digital stabil dan
dilakukan input data oleh admin timbangan.
2.4 Selanjutnya QR Code bukti timbangan di serahkan kepada supir untuk
diserahkan kepada grading. Transportasi TBS turun dari WB menuju
grading.
2.5 Setelah dari proses grading, transportasi TBS kembali ditimbang untuk
berat bruto, dengan menyerahkan QR Code bukti telah melakukan
grading.
2.6 Selanjutnya dilakukan pencetakan penimbangan WB oleh admin guna
sebagai bukti penimbangan dan transaksi pembelian TBS.
2.7 Transportasi TBS keluar dari WB
3. Grading dan Sortasi
Grading TBS Internal
3.1 Supir menyerahkan QR Code bukti telah melakukan timbang berat terra
kepada QA (Quality Assurance) dan DT menurunkan TBS pada lantai
grading ataupun lantai loading ramp
3.2 QA menyerahkan bukti

Sortasi TBS External


3.3 Supir menyerahkan QR Code bukti telah melakukan timbang berat terra
kepada mandor sortasi dan dilakukan pemeriksaan APD.
3.4 Mandor grading melakukan scan QR Code WB dan memotret transportasi
TBS.
3.5 Supir menurunkan TBS dan dilakukan sortasi oleh pihak grading. TBS
yang tidak masuk kriteria perusahaan atau tidak diterima perusahaan
dikembalikan. Sortasi dilakukan secara visual.
3.6 Supir mengambil bukti telah melakukan grading (QR Code grading) dan
menuju WB kembali.
B. Persiapan dan Perawatan pada Stasiun Penerimaan
Hal- hal yang dilakukan sebelum kegiatan penerimaan TBS dan perawatan
pada stasiun penerimaan adalah sebagai berikut:
1. Kalibrasi dan pembersihan weighbridge
2. Sapu lantai grading
4.1.3 Loading Ramp Station (Stasiun Loading Ramp)
Stasiun loading ramp adalah rangkaian proses permulaan dalam
pengolahan kelapa sawit, untuk mempersiapkan dalam memasuki proses
pengolahan. Fungsi dari loading ramp yaitu sebagai tempat menampung
sementara TBS dan mengurangi kotoran atau serasah yang terbawa TBS dari
perkebunan sebelum di olah. Namun TBS yang ditampung tidak boleh terlalu
lama untuk tidak diolah karena TBS akan mengalami peningkatan kadar ALB
(Asam Lemak Bebas). Oleh karena diterapkan sistem FIFO (First In First Out)
dimana sesuatu yang diterima terlebih dahulu maka akan dikeluarkan terlebih
dahulu juga, sehingga dapat diartikan sebagai, buah TBS yang diterima pertama
makan akan masuk pengolahan yang pertama.
A. Sistem dan Komponen Stasiun Loading Ramp
Stasiun loading ramp terdiri dari berbagai rangkaian proses dari pengisian lori
hingga masuk ke dalam sterilizer. Komponen utama dalam stasiun loading ram
meliputi loading ramp, lori, transfer carriage dan Capstand.
1. Loading Ramp
Loading ramp merupakan tempat
penampungan sementara TBS dari grading
dan jalur pemuatan ke dalam lori. Loading
ramp terdiri dari lantai loading ramp yang
berfungsi menampung TBS sementara,
dengan kemiringan 30°, kisi-kisi yang
mencegah brondolan atau TBS keluar dari
area dan sebagai keselamatan, pintu sebagai jalur masuk TBS, hopper dan handle
yang bergerak dengan sistem hidrolik untuk membuka dan menutup pintu guna
mengatur TBS masuk ke lori, ganco tangkai panjang yang berfungsi menurunkan
TBS dari lantai loading ramp atau menanggulangi sangkut pada pintu, dan
hydraulic control sistem untuk mengontrol jalannya hidrolik. PNMB memiliki
3mpat loading ramp, adapun loading ramp pada PNBM dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 3. Spesifikasi Loading Ramp PNBM
Loading Ramp, A dan B Komponen Loading Ramp
Loading ram 2 unit Lantai loading ramp
Kapasitas 508 ton/unit Kisi-kisi loading ramp
Panjang 54 m Hopper
Lebar 7,6 m Handle
Jumlah pintu 18 unit/loading ramp Hydraulic control system
Kapasitas pintu 15 ton/pintu Ganco panjang
Sudut kemiringan 30 °
Loading ramp AC dan BD Komponen Loading Ramp
Loading ram 2 unit Lantai loading ramp
Kapasitas 120 ton/unit Kisi-kisi loading ramp
Panjang 24 m Hopper
Lebar 7,6 m Handle
Jumlah pintu 8 unit/loading ramp Hydraulic control system
Kapasitas pintu 15 ton/pintu Plant plat
Sudut kemiringan 30 °

2. Lori (fruit cages)


Lori adalah wadah yang di lengkapi dengan
kerangka dan roda guna untuk menampung TBS
dari loading ramp. Lori berperan terhadap sirkulasi
TBS dari stasiun loading ramp hingga ke threshing.
Lori terdiri dari dinding lori, lubang perforasi, disc
plat, rim, roda dan poros roda, serta bantalan roda. Berikut adalah spesifikasi dari
lori.
Tabel 2. Spesifikasi Lori
Lori Komponen Lori
Jumlah 48 unit Dinding lori
Kapasitas 12 ton/unit Lubang perforasi
Panjang 5,6 m Roda
Lebar 2,6 m
Tinggi 190 m

3. Transfer Carriage
Transfer carriage adalah mesin yang berfungsi
memindahkan atau mendistribusikan lori-lori dari
rail track pengisian TBS menuju rail track sterilizer.
Bagian-bagian transfer carriage terdiri dari, control
panel, electromotor, hydraulic system, rail track
lori, roda dan rail track transfer carriage.
Tabel 3. Spesifikasi Transfer Carriage
Transfer Carriage Komponen
Jumlah 2 unit Control panel
Kapasitas 12 ton/unit Electromotor
Panjang 8 m Hydraulic system
Lebar 2,8 m Roda dan rail trac
4. Capstand
Capstand berfungsi untuk menarik lori-lori dari TBS dengan sistem penggerak
dengan gear box dari electromotor. Nylon rope atau seling sebagai media penarik
lori TBS dan bollard merupakan alat guna membelokkan arah nylon rope untuk
menarik lori, serta control panel atau kendali fungsi untuk menggerakkan
Capstand dengan menghubungkan dan memutus arus listrik yang dikonsumsi oleh
electromotor.
Tabel 4. Spesifikasi Capstand
Capstand Komponen
Jumlah 7 unit Control panel
Kapasitas 48 ton (4 lori) Electromotor
Rope/seling
5. Rail Track
Rail track berfungsi sebagai jalur yang akan dilewati oleh lori TBS. Rail track
harus dalam keadaan tanpa hambatan dengan menjaga kebersihan baik itu dari
brondolan yang terjatuh, minyak, dan hal lainnya yang dapat menghambat lori
sehingga sulit ditarik oleh Capstand dan dari minyak yang menyebabkan lori
dapat tergelincir.
Tabel 5. Spesifikasi Rail Track
Jumlah 6 unit
Kapasitas lori
Panjang persatuan rail track 100 m
Panjang rail track 600 m
Lebar 0,8 m
Tebal 4 inch

C. Alur Proses Stasiun Loading Ramp


Gambar 6. Tahapan Proses Stasiun Loading Ramp

Tahapan dalam proses stasiun loading ramp dimulai dari pemindahan buah
dari lantai grading menuju lantai loading ramp, dengan menggunakan loader atau
dengan menurunkan langsung dari dum truck. Selanjutnya hopper dibuka dengan
handle sehingga TBS turun dari lantai grading masuk ke dalam lori. Setelah lori
terisi penuh hopper kembali ditutup, apabila terdapat TBS yang menyangkut pada
hooper akan diturunkan dengan ganco panjang. Kemudian lori yang telah berisi
TBS di bawa menuju transfer carriage dengan ditarik menggunakan Capstand.
Transfer carriage memindahkan lori dari rail track pengisian lori menuju rail
track sterilizer. Dan tahap selanjutnya lori yang telah berada pada real track di
tarik menuju sterilizer dengan menggunakan Capstand.
D. Prosedur Operasional Stasiun Loading Ramp
Sebelum proses pengolahan dimulai, terdapat persiapan atau langkah awal
sebelum proses dimulai pada stasiun loading ramp, guna menunjang kelancaran
proses produksi. Adapun langkah awal pada stasiun loading ramp adalah sebagai
berikut:
E. Permasalahan dan Solusi Stasiun Loading Ramp
4.1.3 Sterilizer Station (Stasiun Perebusan)
Stasiun sterilizer merupakan area proses perebusan TBS dalam bejana
bertekanan dengan menggunakan steam (uap panas), dimana proses perebusan
menentukan baik buruknya mutu CPO dari suatu pabrik kelapa sawit. Dalam
melakukan proses perebusan steam diperlukan untuk merebus TBS yang
dilakukan secara konveksi dan konduksi dengan mengalirkan uap panas (steam).
Adapun tujuan dari perebusan yaitu sebagai berikut:
1. Menurunkan Kadar Air Dalam Buah
Suhu dan tekanan yang tinggi dalam sterilizer menyebabkan penurunan kadar
air dalam buah dan nut. Semakin rendah kadar air pada daging buah akan
memberikan dampak positif dalam mempermudah proses ekstraksi dan
pemisahan minyak dari komponen-komponen non lemak (non-oil solid) yang
tercampur di dalamnya. Dengan perebusan kadar air pada inti sawit juga
berkurang. Hal ini menyebabkan daya lekat inti dengan cangkang atau
tempurungnya semakin berkurang, sehingga nantinya akan mempermudah
proses pemisahan cangkang.
2. Menonaktifkan Enzim
TBS mengandung enzim lipase yang terus berjalan, dimana enzim tersebut
bertindak sebagai katalisator dalam pembentukan asam lemak bebas. Enzim
lipase yang secara alamiah terdapat pada buah sawit bekerja untuk memecah
molekul-molekul lipid (trigliserida) menjadi molekul-molekul yang lebih
sederhana yaitu asam lemak bebas (ALB) atau free fatty acid (FFA) yang akan
di oksidasi dalam rangka menghasilkan energi untuk mempertahankan siklus
hidup dari buah. Pada proses produksi CPO, keberadaan enzim ini tentu saja
akan menurunkan kandungan dari trigliserida. Sehingga untuk menonaktifkan
enzim yang dapat meningkatkan kadar ALB tersebut dengan perebusan yang
dilakukan dalam suhu minimal 130°. Dan juga men koagulasi zat-zat albumin
agar tidak terikut, agar albumin tidak mengakibatkan campuran minyak dan air
menjadi emulsi yang menyulitkan pada pemisahan stasiun klarifikasi.
3. Mempermudah Pelepasan Buah dari Tandan
Dengan diberi uap panas pada proses perebusan akan merusak seluruh sel-sel
dan jaringan-jaringan dari TBS, termasuk bagian pangkal buah yang menempel
pada tandan. Hal ini menyebabkan buah akan mudah lepas. Dengan
menghidrolisis dan memecahkan zat-zat polisakarida menjadi monosakarida
yang larut, sehingga zat-zat polisakarida yang terdapat pada TBS yang bersifat
sebagai perekat akan cepat terhidrolisis atau proses hidrolisis ini akan
dipercepat oleh proses perebusan.
4. Mempermudah Pemisahan Minyak Dari Daging Buah
TBS yang telah direbus akan melunakkan bagian daging buah sehingga
mempermudah proses pemecahan sel-sel minyak dan mempermudah
mengeluarkannya sehingga pada proses pengepresan akan lebih mudah dan
dengan demikian minyak yang terdapat dalam daging buah dapat dipisahkan
dengan mudah.
5. Mempermudah Penguraian Serabut Pada Biji Buah
Perebusan yang sempurna akan dapat memberikan kemudahan dalam
pelepasan serabut dari biji dalam proses polishing drum, sehingga pemecahan
biji lebih mudah dalam Ripple Mill.
6. Memisahkan Antara Inti dan Cangkang
Proses perebusan akan menurunkan kadar air pada biji buah sehingga akan
menyebabkan inti susut dan cangkang biji tetap. Hal demikian akan
mempermudah dalam proses pemisahan antara ini dengan cangkang.
A. Sistem dan Komponen Stasiun Sterilizer
Untuk mencapai tujuan dan hasil terbaik dari perebusan maka proses
perebusan dapat dilakukan dengan temperatur dan tekanan yang tinggi sehingga
tujuan perebusan dapat tercapai. Namun hal tersebut, apabila temperatur dan
tekanan yang terlalu tinggi dapat berakibat pada mutu yang dihasilkan dan
peralatan yang digunakan. Perebusan menjadi salah satu penentu baik buruknya
mutu dan jumlah minyak yang dihasilkan.
Perebusan pada PT. WNL di Pundu Nabatindo Bumitama Mill (PNBM)
memiliki 4 unit rebusan dengan kapasitas masing-masing 48 ton TBS, dimana
dalam 1 unit rebusan terdapat 4 lori, yang masing-masing lori berkapasitas 12 ton
TBS. Untuk menghasilkan proses perebusan yang maksimal dan meminimalkan
kuantitas kehilangan minyak, PNBM menggunakan alat perebusan sterilizer
horizontal dengan metode triple peak (tiga puncak), dimana dalam proses
perebusan berdurasi 90 menit yang terbagi menjadi 16 step, yaitu sebagai berikut.
Tabel 4. Step-Step Perebusan Triple Peak Pabrik Kelapa Sawit PNBM
No Step Duration (second) In Ex Con
1 Derations 120 x o o
2 Peak 1 450 o x x
3 Kondensat 60 x x o
4 Blow of 45 x o x
5 Derations 120 x o o
6 Second peak 700 o x x
7 Kondensat 120 x x o
8 Blow of 45 x o x
9 Deration 20 x o o
10 Third peak 500 o x x
11 Cooking 850 x x x
12 Kondensat 20 x x o
13 Cooking 850 o x x
14 Cooking 850 x x x
15 Kondensat 250 x x o
16 Blowdown 100 x o o
Keterangan: o = Open
x = Close
GRAFIK STERILIZER
3
2.5
2
Tekanan

1.5
1
0.5
0
0 20 30 90
Time

B. Alur Proses Stasiun Sterilizer

Gambar.1 Tahapan Proses Stasiun Sterilizer


Alur atau tahapan proses di stasiun sterilizer meliputi sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan proses perebusan terlebih dahulu melakukan persiapan.
Adapun hal-hal yang harus dilakukan yaitu, memeriksa dan memastikan
semua alat pada perebusan berfungsi dengan baik, selanjutnya menyiapkan
persediaan steam dengan persediaan steam pada BPV telah mencapai 3 bar
dengan tekanan pada boiler mencapai 20 bar, dan tersedianya TBS sebanyak
240ton atau setara dengan 4 jam pengolahan.
2. Selanjutnya buah restan hasil pengolahan sebelumnya di keluarkan dari
perebusan, dan dilakukan diotorisasi atau pembuangan sisa steam dan udara.
3. Kemudian TBS masuk ke dalam sterilizer dengan ditarik menggunakan
Capstand, dengan terlebih dahulu membuka pintu rebusan dan menurunkan
jembatan sterilizer. Dimana dalam 1 perebusan dapat menampung 4 lori atau
48ton TBS.
4. Setelah lori TBS masuk ke dalam sterilizer pintu ditutup dengan sistem
hidrolik secara manual
5. Apabila kedua pintu telah tertutup dengan rapat, selanjutnya tempatkan
program pada panel control ke mode automatic dan tekan start.
6. Setelah proses perebusan selama 90 menit, pintu sterilizer dibuka dengan
catatan indikator pada gauge menunjukan 0 yang artinya tidak ada steam pada
sterilizer.
7. Selanjutnya lori buah restan dikeluarkan dengan menggunakan Capstand
menuju tippler.
C. Prosedur Operasional Stasiun Rebusan Perawatan pada Stasiun
Sterilizer
Dalam menunjang dan menjaga kelangsungan proses produksi, maka sebelum
proses operasi dilakukan berbagai persiapan dan pemeriksaan. Adapun
pemeriksaan dan persiapan pada stasiun perebusan yaitu sebagai berikut:
1. Pastikan kompresor berfungsi dengan baik
2. Pasang kertas grafik sterilizer sesuai dengan waktu perebusan dimulai
3. Buka valve control steam pada pintu-pintu sterilizer untuk memastikan tekanan
dalam sterilizer nol.
4. Pastikan pintu sterilizer bagian belakang terlebih dahulu dibuka untuk
menghindari agar tidak terjadinya salah pengertian operator loading ramp
5. Pastikan packing pintu rebusan terpasang dan tidak ada yang bocor
6. Bersihkan brondolan yang jatuh pada ring dan pintu rebusan
7. Pada saat menutup pintu, tutup pintu bagian depan sterilizer terlebih dahulu
baru kemudian pintu bagian belakang
8. Pastikan pada saat penguncian pintu sterilizer posisi lock ring harus menutup
disk flange c/w tapered wedge saat posisi pintu sterilizer tertutup dan safety bar
harus disamping stopper
9. Pastikan door limit switch, safety valve berfungsi dengan baik sebelum
menekan tombol star
10. Periksa secara berkala bearing engsel pintu dan long ring dalam kondisi baik
11. Pastikan proses perebusan dengan sistem tipple peak menggunakan 16
langkah perebusan

1. Pembersihan
Adapun perawatan yang dilakukan pada saat sebelum pengolahan maupun
dalam periode waktu tertentu adalah sebagai berikut:
D. Trouble and Solution Station Sterilizer
4.1.4 Tippler & Thresher Station (Stasiun Perontokan/ Pemisahan Buah)
Stasiun perontokan atau pemisahan buah merupakan stasiun yang bertujuan
untuk memisahkan antara janjang dengan brondolan semaksimal mungkin. Dari
hasil proses pemipilan dapat diketahui kualitas perebusan, dimana perebusan yang
tidak sempurna maka tandan dan brondolan akan sulit ter pipil atau terpisah.
Parameter keberhasilan stasiun thresher adalah buah atau brondolan yang tidak
terlepas dari janjang (unstripped bunches) < 2% terhadap EFB.
A. Sistem dan Komponen Stasiun Tippler & Thresher
Mekanisme stasiun tippler adalah buah dalam lori dituang oleh tippler menuju
hopper dan dikontrol oleh auto feeder. Adapun stasiun thresher atau pemipilan
antara janjang dengan brondolan yaitu dengan memutar dan membanting buah
sawit pada drum thresher, akibat dari gaya sentrifugal dengan kecepatan putaran
dan tertarik oleh gaya gravitasi maka buah jatuh atau terbanting, sehingga tandan
akan terpisah dengan brondolan. Brondolan keluar menuju under thresher dan
tandan kosong menuju empty bunch conveyor.
Pabrik kelapa sawit PNBM memiliki 2 tippler dan 3 thresher, dimana 2 drum
thresher sebagai alat operasi utama dan 1 sebagai suku cadang apabila terjadi
trouble pada drum thresher. Selain drum thresher komponen lain pada stasiun
thresher yaitu terdiri dari sebagai berikut.
1. Tippler
Tippler merupakan alat yang digunakan untuk
proses penuangan buah dari lori. Sistem kerja dari
tippler yaitu dengan memutar lori sembilan puluh
derajat sehingga buah tertuang dari lori. Pada
prinsipnya sistem tippler dipilih dibandingkan
hoist crane karena tippler lebih sederhana jika
ditinjau daru konstruksi bangunannya maupun maintenance-nya serta tenaga kerja
yang dibutuhkan. Komponen dari tippler terdiri dari rail dan control panel.
2. Hopper Drum
Hopper drum merupakan pintu control
keluarnya buah restan yang telah dituangkan
oleh tippler sehingga buah yang dituang tidak
mengakibatkan over capacity serta dapat
menampung sementara buah restan.

3. Auto Feeder
Auto feeder berfungsi sebagai pengontrol
buah restan menuju incline conveyor agar tidak
terjadi penyumbatan dan over capacity pada
conveyor, sehingga pada proses stasiun press
tidak terjadi trip. Dimana auto feeder bekerja
secara manual yang di kontrol oleh operator,
dengan membuka atau menjalankan auto feeder secara perlahan, dengan
memperhatikan dan mengatur alur proses agar proses penuangan buah dan umpan
drum thresher berjalan dengan baik.
4. Control System Tippler
Untuk dapat mengoperasikan dan mengatur
dari tippler serta komponennya maka diperlukan
control system. Dimana control system ini berfungsi mengoperasikan tippler
(menuangkan buah dari lori) dan mengoperasikan auto feeder.

5. Incline Conveyor
Incline conveyor merupakan alat pemindahan
bahan atau buah restan dari tippler menuju
horizontal conveyor (pada line B) atau menuju
drum thresher (pada line A dan B). Incline
conveyor pengangkutan material yang digunakan
pada medan tanjakan atau terjal.
6. Horizontal Conveyor
Horizontal conveyor merupakan sistem
mekanik yang berfungsi memindahkan atau alat
pengangkut buah dari tippler menuju drum
thresher. Atau merupakan transportasi
horizontal pemindah buah yang telah dituang
oleh tippler line B ke dalam drum thrasher.
7. Drum Thresher
Dalam pemipilan atau pemisahan antara
janjang dengan brondolan dilakukan dengan
menggunakan drum thresher. Dimana sistem
kerja dari alat ini yaitu dengan membanting
dengan memutar buah, akibat dari gaya
sentrifugal dengan kecepatan putaran dan daya
tarik gaya gravitasi maka buah jatuh atau terbanting, sehingga tandan akan
terpisah dengan brondolan. PNMB memiliki 3 Drum thresher dengan 2 sebagai
alat utama dan 1 sebagai suku cadang apabila terdapat kendala diantara keduanya
atau jika TBS yang diolah sedang dalam kondisi yang melimpah.
8. Under Thresher
Setelah brondolan terpisah dari jenjangnya,
brondolan akan di ditransfer oleh under
thresher menuju proses berikutnya. Under thresher adalah alat pemindah
brondolan dengan screw yang berputar, dengan kecepatan 4-6 rpm, yang terletak
pada setiap bagian bawah pada thresher.
9. Bottom Cross Conveyor
Bottom cross conveyor merupakan alat
transfer brondolan yang menghantarkan
brondolan-brondolan dari setiap under thresher
menuju fruit elevator dan juga menampung
sementara dari over flow pengisian digester
ataupun vibrating screen dan mengantarkan
menuju fruit elevator.
10. Fruit Elevator
Fruit elevator berfungsi untuk mengangkut
brondolan-brondolan dari bottom cross menuju
top cross conveyor. Alat ini terdiri dari sejumlah
timba (bucket) pada rantai dan digerakkan oleh
electromotor. Pada PNBM terdapat 3 fruit
elevator, dimana untuk saat ini yang beroperasi
hanya 2 fruit elevator, dengan 1 fruit elevator sebagai suku cadang.
11. Top Cross Conveyor
Brondolan yang diangkut oleh fruit elevator
selanjutnya di terima dan dibawa oleh top cross
conveyor. Alat ini berfungsi sebagai transportasi
brondolan menuju distribution conveyor.

12. Distribution Conveyor


Distribution conveyor adalah alat yang
berfungsi mendistribusikan brondolan yang
berasal dari top cross conveyor menuju ke
digester. Pada bagian ujung distribution
conveyor terdapat talang yang berfungsi untuk mengembalikan brondolan apabila
telah over flow pada digester.
13. Overflow Fruit (Recalling)
Over flow fruit merupakan alat yang berfungsi
mengembalikan brondolan menuju bottom cross
conveyor apabila pengisian pada digester telah
penuh atau over flow, maka brondolan akan
kembali pada bottom cross conveyor.

B. Alur Proses Stasiun Tippler & Thresher

Gambar 1. Alur Proses Stasiun Thresher


Tahapan atau alur proses pada stasiun tippler dan thresher dimulai dari
keluarnya buah dari perebusan sampai dengan distribusi brondolan menuju stasiun
press. Adapun tahapan pada stasiun thresher adalah sebagai berikut:
1. Buah di dalam lori yang telah dilakukan perebusan selanjutnya di tarik
menggunakan Capstand menuju transfer carriage untuk dipindahkan dari
jalur real perebusan menuju rail penuangan.
2. Selanjutnya transfer carriage memindahkan lori dari ke real penuangan.
3. Kemudian lori di pindahkan menuju ke tippler di tarik dengan menggunakan
Capstand.
4. Berikutnya tippler menuangkan buah dari lori secara perlahan yang
dioperasikan oleh operator melalui control panel. Dan juga mengontrol auto
feeder agar tidak terjadi overloading.
5. Buah yang telah di tuang dari lori di angkut oleh incline conveyor dan
horizontal conveyor menuju drum thresher.
6. Selanjutnya buah di pisahkan dari janjang pada drum thresher dengan
kecepatan 23 rpm.
7. Buah yang telah terpisah dari janjang akan menuju under thresher yang akan
didistribusikan menuju bottom cross conveyor. Adapun janjang kosong
(jangkos) akan di bawa oleh empty bunch conveyor menuju stasiun Empty
Bunch Press.
8. Berikutnya buah di pindahkan menuju stasiun press dengan elevator fruit
menuju top cross conveyor dan akan didistribusikan oleh distribution
conveyor pada digester dalam stasiun press.
C. Prosedur Operasional dan Perawatan Stasiun Tippler & Thresher
Sebelum pengoperasian stasiun tippler dan thresher, diharuskan setiap operator
untuk memastikan tidak ada benda asing yang dapat menyebabkan hambatan
proses ataupun kecelakaan pada saat kerja dan kerusakan pada alat. Pengoperasian
dimulai dari distributing conveyor (dari ujung akhir) menuju tippler (ujung awal).
D. Kontrol Proses Stasiun Tippler & Thresher
Dalam operasional proses pada stasiun tippler dan thresher terdapat beberapa
kontrol atau pengawasan yang diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
1. Penuangan buah, dalam penuangan buah atau pengoperasian tippler yaitu lama
waktu penuangan buah dari lori menentukan tercapai atau tidaknya kapasitas
dari pengolahan. Lama penuangan buah dari lori ke dalam hopper drum atau
auto feeder dapat ditentukan dengan rumus:
Kapasitasrata−ratalori x 60 menit
Waktu penuangan (T ¿=
Kapasitas pabrik
12ton /lori x 60 menit
¿ =12menit
60 ton /menit
Kapasitas pabrik ton / jam
Kapasitas penuangan lori/jam ¿
Kapasitas rata−rataton /lori
60ton/ jam
¿ = 5 lori/jam
12 ton /lori
2. Penuangan pada tippler tepatnya auto feeder harus di kontrol agar tidak over
loading yang dapat menyebabkan trip dan over capacity pada bunch conveyor,
drum thresher dan pada digester.
3. Brondolan yang jatuh pada area tippler harus segera dibersihkan dan fibre serta
sampah yang berserakan dilantai dibersihkan.
4. Putaran drum thresher mempengaruhi terhadap pemipilan, dimana semakin
cepat perputaran drum thresher maka akan semakin tinggi oil losses namun
apabila terlalu lambat perputaran nya maka brondolan tidak akan ter pipil
secara sempurna. Untuk menentukan kecepatan drum thresher dapat ditentukan
dengan rumus sebagai berikut:
40(D−d )/2
N¿
D−d
Dimana: N = putaran drum thresher drum (rpm)
D = diameter drum (m)
d = diameter tandan (m)
40(2−0,3)/2
N¿ = 22 rpm
2−0,3

5.
E. Trouble and Solution Station Sterilizer
4.1.5 Press Station (Stasiun Press) & Empty Bunch Press (Stasiun Janjang
Kosong)
Stasiun press merupakan stasiun yang
berfungsi mengekstrak minyak yang
terkandung pada daging brondolan yang
menghasilkan crude oil dan nut serta
fibre, dengan losses atau kehilangan
minyak pada saat ekstraksi seminimal
mungkin tanpa merusak nut atau memecahkannya. Tidak hanya itu stasiun press
juga menyeimbangkan dalam pencapaian kapasitas dari pabrik.

A. Sistem dan Komponen Stasiun Press


Sistem ataupun mekanisme dari stasiun press adalah dengan melepaskan
daging buah dari biji dengan mengaduk dan mencabik pada digester. Kemudian
selanjutnya untuk mengekstrak minyak dilakukan dengan pressing (tekanan)
dengan menggunakan screw press. Adapun alat dan mesin dalam mencapai tujuan
dari stasiun press yaitu sebagai berikut.
1. Digester
Digester merupakan mesin yang berfungsi
untuk memisahkan daging buah dari biji dengan
mengaduk dan mencabik brondolan, selain itu
digester bertujuan untuk mempermudah proses
pressing, melepaskan sel minyak dari pericarps,
mempertahankan suhu brondolan dan
menghomogenkan masa brondolan. Proses pelumatan dilakukan dengan pisau
pengaduk berputar yang digerakkan oleh electromotor, dan steam sebagai input
guna menjaga temperatur 90-95° untuk menghasilkan ekstraksi minyak yang
efektif pada proses press. PNBM memiliki 8 digester dengan kapasitas masing-
masing 6ton. Adapun bagian-bagian pada digester yaitu electromotor, gear box,
coupling system, chute, steam inlet pipe, short arm, long arm dan expeller arm.
Faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja dari digester adalah level pengisian
volume brondolan > ¾ , temperatur digester > 95 (kecuali pengolahan
continuous), waktu pengadukan selama ± 20menit, dan tingkat kematangan
brondolan.
2. Screw Press
Screw press berfungsi untuk mengekstrak
minyak dengan rendemen yang maksimal dengan
nut pecah yang minimal. Prinsip kerja dari screw
press adalah brondolan di press diantara dua
worm screw yang berputar berlawanan arah di
dalam press cage yang menghasilkan tekanan
axial. Di dalam screw press yang berputar berlawanan arah dengan tekanan
kempa diatur oleh cones yang berada pada ujung pengempaan yang dapat
bergerak maju dan mundur secara hidrolis. Jenis screw press yang terdapat pada
PNBM yaitu automatic hydraulic press dengan type double worm screw yang
berjumlah 8 press dengan kapasitas 15 ton/jam. Screw press terdiri dari
electromotor, strainer, worm screw, press cage, dan adjusting cone.
3. Control Panel
Untuk mengontrol ataupun mengoperasikan
digester dan screw press dilakukan pada control
panel, dengan setiap paket (digester dan screw
press) memiliki masing-masing control panel,
selain itu control panel berfungsi untuk
mengontrol tekanan pada screw press dan
perputaran pada digester.
4. CBC (Cake Breaker Conveyor)
CBC merupakan alat transportasi nut dan fiber
dari hasil proses pengepresan yang selanjutnya
akan di transfer menuju stasiun nut dan kernel.
Tidak hanya sebagai alat transportasi CBC juga
berperan dalam pemisahan dan pengadukan antara
nut dan kernel yang masih menggumpal. PNBM
memiliki 2 CBC dengan tingkat kecepatan putaran 23-26 rpm.
B. Alur Proses Stasiun Press
Gambar 1. Tahapan Proses Stasiun Press
Proses ekstraksi minyak atau proses pengambilan minyak pada brondolan pada
stasiun press terdiri dari beberapa tahapan, guna mengekstrak dan memisahkan
dari daging buah dan bijinya. Adapun tahapan proses pada stasiun press yaitu
sebagai berikut:
1. Brondolan yang telah dipisahkan dari janjang nya pada stasiun thresher pada
tahap akhir stasiun tersebut selanjutnya di distribusikan brondolan oleh
distribution conveyor menuju digester.
2. Selanjutnya digester diisi hingga penuh, namun dengan sebelumnya terdapat
umpan ¾ dari kapasitas digester, dengan pastikan pipa steam pada digester
terbuka. Proses digester berlangsung selama 20 menit.
3. Setelah proses digester selesai, press
C. Prosedur Operasional Stasiun Press
Prosedur operasional stasiun press untuk mencapai hasil yang telah ditentukan
dan menjaga kualitas dari proses press agar dapat maksimal terdapat hal-hal yang
harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut;
1. Pengisian digester harus selalu penuh, minimal 75% dari isi digester dan lama
pengadukan ±20 menit.
2. Temperatur digester dipertahankan pada suhu 93-95°C
3. Lubang saringan pada dasar digester harus lancar dan keran drain dari bottom
digester harus selalu terbuka.
4. Pengaturan hydraulic pada cone press harus dikontrol pada tekanan 50-60 bar
dan arus listrik motor 40-43 ampere.
D. Kontrol Proses Stasiun Press
Dalam operasional proses pada stasiun press terdapat beberapa kontrol atau
pengawasan atau kontrol yang diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
1.
E. Sistem dan Komponen Stasiun Empty Bunch Press (EBP)

4.1.5 Clarification Station (Stasiun Klarifikasi)


Stasiun klarifikasi merupakan
stasiun yang berfungsi untuk
memurnikan minyak dengan
memisahkan antara minyak dengan
komposisi lainnya. Tujuan utama dari
proses klarifikasi adalah untuk
memaksimalkan pengutipan minyak
dengan kualitas yang sesuai standar
dengan meminimalkan semaksimal mungkin oil losses, adapun tujuan lainnya
yaitu mengurangi kadar air, sisa fibre, pasir, dan kotoran lainnya.

A. Sistem dan Komponen Stasiun Klarifikasi


Sistem dari stasiun klarifikasi terdiri dari lima tahapan proses, yaitu pemisahan
dengan pengendapan, penyaringan, gaya sentrifugal, pemurnian dan pengeringan.
Tahapan-tahapan tersebut dengan menggunakan berbagai alat pendukung sebagai
berikut:
1. Sand Trap Tank
Minyak yang keluar dari stasiun press atau crude oil selanjutnya akan dialirkan
menuju sand trap tank, yang berfungsi sebagai penangkap pasir. Mekanisme kerja
dari alat ini adalah dengan pengendapan, dimana minyak yang mengalir akan
ditangkap oleh baffle-baffle dan akan diendapkan pasirnya, kemudian pada bagian
atas yaitu minyak akan dialirkan menuju proses selanjutnya sedangkan pasir dan
NOS akan di drain menuju fat fit adapun temperatur pada sand trap tank yaitu.
PNBM memiliki 2 sand trap tank dengan kapasitas 13 ton.
2. Vibrating Screen Double Deck dan Single Deck
Vibrating screen berfungsi untuk
memisahkan Non-Oil Solid (NOS) seperti
serat sisa fibre, pasir, sampah yang masih
terikut pada crude oil. Vibrating screen
double deck atau vibrating screen dengan
dua tingkat penyaringan dengan ukuran deck
pertama adalah 20 mesh dan pada deck
kedua dengan ukuran 30 mesh, berfungsi untuk memisahkan crude oil dari sand
trap tank. Sedangkan single deck yang hanya terdiri dari satu deck digunakan
setelah crude oil dari sludge tank, dengan ukuran deck 30 mesh. Tujuannya
perbedaan kedua vibrating screen tersebut karena crude oil dari sludge tank lebih
halus atau tidak lebih kotor dibandingkan dari sand trap tank, dan juga karena
proses sebelumnya. PNMB memiliki 4 vibrating screen double deck dan 4
vibrating single deck.
Prinsip kerja dari vibrating screen adalah crude oil dari sand trap tank akan
mengalir dari pipa over flow masuk ke vibrating screen, komponen yang lebih
halus akan menembus lubang dari saringan, sedangkan yang kasar akan tertahan
pada deck dan akan dialirkan dengan getaran menuju sludge waste conveyor yang
akan dikembalikan lagi ke dalam fruit elevator.
3. COT (Crude Oil Tank)
Crude oil tank merupakan wadah
penampung sementara crude oil untuk
mengendapkan pasir atau kotoran lanjutan.
Dalam tangki berbentuk persegi ini dalam pengoperasian nya hal yang perlu
diperhatikan adalah temperatur yang harus terjaga (95-100° C) guna memudahkan
dalam proses pemisahan minyak dengan sludge. Mekanisme dari COT yaitu
Crude Oil setelah di proses oleh vibrating screen masuk menuju tangki COT.
Pada lantai tangki dibuat sekat atau miring agar minyak yang over flow menuju
proses selanjutnya sedangkan pasir dan kotoran lainnya akan tertinggal. COT juga
dilengkapi dengan steam dan termometer guna mengontrol Crude Oil.
4. Balance/ Buffer Tank
Balance tank merupakan tangki persegi
panjang yang berfungsi untuk menampung
sementara crude oil agar dapat seimbang atau
homogen sebelum masuk ke dalam CST dan
tidak. Balance tank terdapat pada setiap CST,
pada PNBMB terdapat 3 balance tank. Prinsip
kerja alat ini adalah crude oil yang dipompakan dari Crude Oil Tank akan di
tampung sementara dan dipisahkan oleh sekat agar crude oil tidak langsung
menuju CST melainkan setelah over flow crude oil menuju CST.
5. CST (Continuous Settling Tank)
Clarifier settling tank adalah tangki dengan
konstruksi berbentuk kerucut pada bagian
bawah. Fungsi dari SCT adalah sebagai tempat
pemisahan oil dengan sludge dengan
berdasarkan massa jenis komponen melalui
pengendapan. Kapasitas CST sangat
mempengaruhi dalam proses pemisahan minyak
dengan sludge, dimana semakin besar kapasitas volume tanki akan semakin baik
pemisahan antara minyak dengan sludge. CST dilengkapi dengan steam inject
sebagai pengatur temperatur, Stirrer arm (pengaduk) berfungsi sebagai mixer agar
mempermudah dan mempercepat dalam proses pemisahan, termometer untuk
control temperatur, pipa drain untuk pembersihan, dan oil skimmer sebagai corong
pengumpul minyak untuk mengatur ketebalan pengutipan minyak dijaga pada
ketinggian 50 cm. Pada PNBM terdapat 3 CST dengan kapasitas…. Mekanisme
dari CST yaitu crude oil yang di tampung sementara pada balance tank masuk ke
dalam bagian tengah tangki. Di dalam tangki oil di mixer dengan putaran 3 rpm
sehingga dengan gaya gravitasi minyak yang memiliki masa jenis lebih ringan
akan ditampung oleh skimmer untuk dikirim ke dalam COT, sedangkan sludge
yang memiliki masa jenis lebih berat akan turun ke bawah. Sludge selanjutnya
akan mengalir melalui pipa under flow yang selanjutnya akan mengalir menuju
sludge tank.
6. Oil Tank
Oil tank merupakan tempat penampung
minyak sementara dari CST untuk menuju
proses selanjutnya yaitu meminimalisir kadar
kotoran dan mengurangi kadar air. Konstruksi
pada oil tank sama dengan sludge tank dimana
berbentuk tangki silinder dengan kerucut pada
bagian bawah. Pabrik PNBM memiliki 2 oil tank dengan kapasitas…Adapun
parameter yang harus diperhatikan pada oil tank adalah temperatur harus dalam
keadaan 70-80°C hal tersebut karena kadar air dan kotoran akan semakin sulit
dipisahkan apabila terlalu rendah, tetapi jika terlalu rendah makan akan
menyebabkan terhidrolisis sehingga minyak akan berubah warna dan memberikan
pengaruh terhadap kualitas minyak.
7. Float Tank
Float tank merupakan tangki persegi yang
berfungsi sebagai penampung minyak
sementara dan juga sebagai umpan minyak dari
oil tank menuju vacuum dryer. Tidak hanya itu
float tank juga berfungsi untuk mencegah udara
masuk ke vacuum dryer serta mengatur agar
feeding minyak yang masuk ke vacuum dryer
konstan.
8. Vacuum Dryer
Untuk mengurangi kadar air pada minyak adalah dengan menggunakan
vacuum dryer, yaitu dengan cara pengeringan atau menguapkan dalam ruang
vacuum, dimana vacuum dryer mampu mengurangi kadar air dari 0.50% menjadi
0.2%. Pada PNBM terdapat dua vacuum dengan menggunakan jenis vacuum
steam injector. Prinsip kerja dari vacuum dryer adalah oil dari float tank di
alirkan menuju vacuum dryer. Di dalam vacuum terjadi pengkabutan dengan
menggunakan steam dari nozel-nozel, sehingga pengkabutan tersebut memisahkan
antara minyak dengan butiran air. Dikarenakan kondisi vacuum yang bersuhu
tinggi atau pengkabutan akan menjadi uap yang akhirnya menguap dan dihisap ke
atas, sedangkan minyak akan turun ke dasar tangki untuk selanjutnya menuju
ditransfer menuju storage tank.
9. Sludge Tank
Sludge tank merupakan tanki yang
berkontraksi tabung dengan bagian bawah
kerucut yang berfungsi sebagai tempat
penampungan sludge sementara. Pada sludge
tank hanya dilengkapi dengan termometer dan
steam injector guna menjaga temperatur dan
termometer sebagai control nya. PNBM memiliki 2 sludge tank dengan
kapasitas…Mekanisme dari sludge tank adalah pipa over flow dari CST akan
mengalir masuk melalui inlet yang terletak pada bagian atas dan masuk ke dalam
sludge tank, selanjutnya akan dialirkan menuju vibrating screen single deck.
10. Collection Tank
Collection tank berfungsi sebagai tempat
penampung sementara minyak yang tercampur
dengan kotoran. Collection tank

11. Daily Tank


Hasil minyak yang telah di proses oleh vibrating screen single deck selanjutnya
akan ditampung sementara dalam tangki daily tank.

12. Sand Cyclone


Sand cyclone berfungsi untuk mengendapkan
pasir dengan menggunakan gaya sentrifugal.
Dimana desain dari sand cyclone berbentuk
tabung silinder sehingga sludge yang melewati
sand cyclone memutar mengikuti gaya
sentrifugal yang mengakibatkan benda yang
memiliki berat jenis lebih berat (pasir-pasir)
akan turun atau mengendap, sedangkan benda
yang memiliki masa lebih ringan akan berlanjut menuju buffer tank sludge.
Prinsip kerja dari alat ini adalah…
13. Sludge Buffer Tank
Sludge buffer tank adalah tempat
penampungan sludge sementara dari sand
cyclone yang selanjutnya akan dialirkan menuju
sludge centrifuge. Konstruksi dari alat ini yaitu
tangki berbentuk silinder dengan pada bagian
ujung bawah berbentuk kerucut. Namun
perbedaannya dari tank lainnya adalah pada
buffer tank tidak terdapat pipa dryer. PNBM hanya memiliki 1 unit buffer tank
dengan kapasitas…..
14. Sludge Centrifuge
Sludge centrifuge berfungsi untuk
memisahkan minyak dari sludge. PNBM
memiliki 9 sludge centrifuge dengan
kapasitas….Mekanisme alat ini adalah dengan
memanfaatkan gaya sentrifugal, sludge yang memiliki berat jenis lebih berat
(heavy phase) akan terlempar keluar melalui nozzle sedangkan minyak dengan
berat jenis lebih ringan (light phase) akan terkumpul di tengah dan kemudian
dialirkan melalui pipa menuju kembali ke CST.
15. Pump
B. Alur Proses Stasiun Klarifikasi
Gambar 1. Tahapan Proses Pada Stasiun Klarifikasi
Alur ataupun tahapan proses pada stasiun klarifikasi dimulai dari sand trap
tank sampai dengan vacuum dryer dan kemudian di alirkan menuju stasiun
penyimpanan minyak. Adapun alur proses stasiun klarifikasi adalah sebagai
berikut:
1. Crude oil (minyak kasar) dari stasiun press dialirkan menuju sand trap tank
melalui pipa under flow. Dalam sand trap tank pasir akan terjebak dan minyak
akan menuju vibrating screen melalui pipa over flow.
2. Kemudian crude oil di saring dengan menggunakan vibrating double deck,
memisahkan antara fibre halus yang masih terbawa pada minyak. Fibre hasil
penyaringan akan di proses kembali pada stasiun press melalui transfer screen
waste conveyer, sedangkan minyak mengalir menuju Crude oil tank.
3. Selanjutnya crude oil tank memisahkan pasir yang masih halus dengan sekat
dan menampung sementara crude oil yang selanjutnya di pompakan menuju
balance tank.
4. Balance tank akan menampung minyak sementara untuk mengurangi debit atau
tekanan pompa dari crude oil tank, yang kemudian crude oil di alirkan menuju
continuous tank untuk dipisahkan antara oil dan sludge.
5. Pada CST oil akan menuju oil tank melalui pengutipan skimmer, adapun
sludge akan menuju sludge oil tank melalui pipa under flow CST.
6. Setelah itu oil akan di simpan sementara pada oil tank dan setelah penuh,
minyak kemudian di transfer menuju float tank sebagai umpan menuju vacuum
dryer, untuk mengurangi kadar air sesuai standar dan kemudian minyak
disimpan pada storage tank.
7. Adapun sludge yang telah ditampung sementara pada sludge tank, kemudian di
saring kembali dengan menggunakan vibrating single deck. Hasil penyaringan
berupa NOS menuju daily tank sedangkan crude oil akan menuju sand cyclone
untuk di pisahkan antara pasir halus dan oil.
8. Dari hasi proses sand cyclone, crude oil menuju buffer tank untuk menampung
crude oil dan sebagai umpan yang selanjutnya di proses pada sludge
centrifuge.
9. Kemudian sludge centrifuge akan memisahkan antara light phase dan heavy
phase, dimana light phase hasil proses sludge centrifuge akan menuju
collection tank sedangkan heavy phase akan menuju recovery beton.
C. Prosedur Operasional Stasiun Klarifikasi
Adapun prosedur operasional pada stasiun klarifikasi adalah sebagai berikut:
1. Pastikan semua pompa dan peralatan berfungsi dengan baik
2. Pastikan kerangan steam injeksi dan spiral menuju CST mendapatkan
temperatur 90-95°C.
3. Pastikan temperatur 90-95°C pada CST dan pengutipan minyak dilakukan
melalui skimmer, seta injeksi steam di tutup apabila telah mencapai suhu guna
untuk menghindari adanya gejolak.
4. Menghidupkan strirer pada CST
5. Menghidupkan vibrating screen sebelum sludge ataupun crude oil masuk
menuju vibrating.
6. Membuka kerangan steam pada sludge tank dengan temperatur 90-95°C
7. Mendrain minyak pada pure oil tank, setelah volume 1/3
8. Mengoperasikan sand cyclone dan menghidupkan sludge pump
9. Membuka kerangan feed air pada hot water tank sampi dengan temperatur 90-
95°C dan menghidupkan pompa hot water tank
10. Membuka kerangan pada hot well tank menuju press separator.
11. Menghidupkan collection pump dan recovery pump.
12. Menghidupkan sludge centrifuge dan oil transfer pump
13. Menghidupkan vacuum pump (tekanan -0.9 kg/cm2) dan memeriksa kembali
kerangan menuju pada storage tank.
D. Kontrol Proses Stasiun Klarifikasi
Hal-hal yang perlu di kontrol atau pengawasan yang dilakukan pada stasiun
klarifikasi guna proses pemisahan minyak dengan komponen lain sesuai standar
yang telah ditetapkan dapat berlangsung dengan baik adalah sebagai berikut:
1. Menjaga temperatur seluruh tanki pada stasiun klarifikasi ≥ 95°C, kecuali pada
oil tank 70-80°C.
2. Ketinggian minyak atau pengutipan minyak pada continuous tank harus ≥ 50
cm dan stream harus selalu berputar pada 3 rpm
3. Oil tank harus dalam keadaan penuh sebelum menuju proses vacuum dryer.
4. Kecepatan sludge centrifuge ≥ 1500 rpm
5. Tekanan pompa sludge cyclone minimal 1,5 kg/cm2
E. PERMASALAHAN DAN SOLUSI PADA STASIUN KLARIFIKASI
4.1.5 Nut & Kernel Station (Stasiun Klarifikasi)
Stasiun nut dan kernel merupakan stasiun yang berfungsi sebagai proses
pengolahan nut, fibre dan kernel. Tujuan dari proses tersebut yaitu untuk
memisahkan campuran antara fibre dan nut, memisahkan antara cangkang dan
kernel, sehingga menghasilkan kernel (inti sawit) dengan standar kualitas yang
ditetapkan, serta meminimalisir losses kernel pada saat pemrosesan nya.
Pemrosesan nut merupakan proses penting ataupun proses vital dalam pabrik
kelapa sawit, karena nut yang akan diproses menjadi kernel merupakan hasil yang
menjadi tujuan utama setelah CPO dalam pengolahan kelapa sawit. Dengan
demikian pemrosesan kernel sangat penting untuk diperhatikan.
A. Sistem dan Komponen Stasiun Kernel
Sistem pengolahan pada stasiun kernel yaitu pemisahan antara fibre dengan
nut, kemudian cangkang dengan kernel dengan kualitas kernel yang sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Pemisahan ataupun proses tersebut dengan
menggunakan metode pemisahan kering dan metode pemisahan basah. Untuk
dapat mencapai tujuan tersebut adapun peralatan yang digunakan pada stasiun nut
dan kernel yaitu sebagai berikut:
1. Depericarper
Depericarper berfungsi untuk memisahkan
nut dengan fibre atau pemisahan antara serat dan
biji. Komponen-komponen dari depericarper
yaitu terdiri dari velocity box, air blending,
separating Colom dan fan. Mekanisme dari
depericarper adalah dengan sistem pneumatic
yaitu pemisahan berdasarkan dengan berat jenis
dengan menggunakan angin. Dimana fibre yang memiliki berat jenis lebih ringan
akan terhisap keluar oleh cyclone fibre sedangkan nut yang memiliki berat jenis
lebih berat akan jatuh ke proses selanjutnya yaitu nut polishing drum. PKS PNBM
memiliki 2unit depericarper
2. Nut Polishing Drum
Nut dan fibre yang belum terpisah dengan
sempurna ataupun benda lain (sampah) yang
terbawa seperti batu, sisa jangkos yang akan
dipisahkan oleh nut polishing drum. Nut
polishing drum merupakan alat yang
berbentuk tabung dilengkapi dengan sekat
yang fungsi utamanya memisahkan antara
serat dengan biji yang masih menempel pada cangkang. Mekanisme alat ini
adalah penggesekan biji sawit secara berulang-ulang pada drum yang berputar,
mengakibatkan terjadinya pergesekan berulang sehingga serabut yang masih
menempel pada biji akan terkikis dan terpisah. Pada ujung nut polishing drum
terdapat lubang-lubang yang berfungsi sebagai tempat keluarnya biji yang telah
dipisahkan dari sampah-sampah. Beberapa hal-hal yang mempengaruhi dari
kinerja nut polishing drum adalah kecepatan putaran, kondisi permukaan dalam,
dan sudut kemiringan. PNBM memiliki 2unit nut polishing drum dengan
kecepatan 17 rpm, kapasitas…Adapun bagian-bagian dari nut polishing drum
yaitu terdiri dari, electromotor, gear box, roda, chain & sprocket.
3. Wet Nut Conveyor
Wet nut conveyor merupakan alat yang
berfungsi memindahkan nut menuju nut
transportasi fun. Nut yang telah di pisahkan
dari seratnya oleh nut polishing drum
selanjutnya akan jatuh ke wet nut conveyor dan
akan di transfer menuju nut transportasi fun.
4. Nut Transportasi Fun
Nut transportasi fun merupakan alat yang
berfungsi memisahkan batu atau kerikil dan
nut, serta sebagai alat transportasi nut menuju
nut cyclone. Mekanisme alat ini adalah
pemisahan berdasarkan berat jenis, dimana
batu yang memiliki masa lebih berat akan
jatuh, sedangkan nut yang memiliki masa lebih ringan akan naik dibawa menuju
proses selanjutnya. PNBM memiliki 2 unit nut transportasi fun.
5. Nut Cyclone
6. Nut Hopper
Nut hopper adalah tempat penampungan nut
sementara sebelum dipisahkan dari cangkangnya
atau sebelum masuk ke dalam ripple mill. Alat ini
terdiri dari bak penampung, plat atau sekat, dan
cyclone. Pada PNBM terdapat 2 unit nut hopper,
dengan kapasitas
7. Ripple Mill
Pemecahan cangkang dengan inti dilakukan
dengan menggunakan alat ripple mill atau dengan
menggunakan nut cracker. Pada PNBM
menggunakan alat ripple mill, prinsip kerja dari
alat ini adalah adanya dua bagian yang bekerja
secara sinergis, dimana terdapat bagian yang
berputar dan bagian yang lain yang diam (rotating rotor & stationary plate)
dengan bentuk bergerigi. Pada prosesnya proses pemecahannya nut akan
mengalami benturan tinggi pada bagian rotating rotor & stationary plate sehingga
mengakibatkan cangkang nut pecah. Hal-hal yang mempengaruhi hasil dari ripple
mill adalah pengaturan kecepatan rotor, tingkat kekeringan nut dan jarak antara
rotor dengan plat bergerigi. Apabila putaran terlalu cepat makan akan
mengakibatkan inti banyak yang terpecah dan jika terlalu lambat akan
mengakibatkan cangkang yang tidak terlepas dari intinya begitupun dengan antar
jarak rotor dan plat. Serta umpan yang berlebihan sehingga dapat mengakibatkan
overflow. Ripple mill terdiri dari as poros, steel rod, rotor, side plat, bearing, body
ripple mill, vanbel, motor, dan stationary plat. Pada PKS PNBM memiliki 5
ripple mill dengan kecepatan, dan berkapasitas
8. Cracked Mixture Conveyor
Setelah nut dipecahkan dari cangkangnya nut di angkut dengan menggunakan
cracked mixture conveyor menuju cracked mixture elevator. Alat ini berfungsi
menampung sementara dari ripple mill dan juga sebagai alat transpor cracked nut.
9. Cracked Mixture Elevator
Cracked mixture elevator merupakan alat yang
berfungsi membawa cracked nut menuju LTDS.
Mekanisme alat ini adalah bucket yang
dipasangkan pada roda dengan electromotor
sebagai penggerak rantai. Dimana bucket
membawa cracked mixture menuju LTDS.
PNBM memiliki 2 cracked mixture elevator.
10. LTDS (Light Tenera Dry Separating)
LTDS merupakan alat yang berfungsi
memisahkan cangkang dan inti yang telah di
pecahkan oleh ripple mill. Pemisahan dalam
LTDS dibagi menjadi 2 tahap yaitu LTDS I dan
II, dimana pada LTDS tahap I terjadi
pemisahan antara serabut, cangkang halus, dan
debu sedangkan pada tahap LTDS II untuk
memisahkan cangkang, inti utuh dan inti pecah. Adapun bagian-bagian dari LTDS
meliputi klep isap sebagai pengatur kecepatan isap udara, fan depericarper untuk
penghisap fibre dan cangkang halus, cyclone, dan ducting sebagai pemisahan
udara dan fibre. Mekanisme alat ini adalah pengutipan inti atau pemisahan dari
cangkang dengan menggunakan aliran udara dari adanya isapan blower dengan
berdasarkan masa jenis dan luas penampang. Adapun faktor yang mempengaruhi
kinerja LTDS yaitu, jumlah umpan dan pengaturan isapan udara. Output dari
LTDS fibre dan cangkang akan menuju conveyor boiler sedangkan kernel akan
menuju proses pemisahan basah. PNBM memiliki 2unit LTDS yaitu line A dan B.
11. Clay Bath
Clay bath merupakan alat yang berfungsi
untuk memisahkan antara cangkang dengan
kernel. Adapun komponen dari alat ini yaitu terdiri dari tabung penampung air
dan CaCO3, kerucut pemisah cangkang dan kernel, mixer, pump, vibrating
screen, pipa outlet dan pipa inlet. Mekanisme kerja dari clay bath adalah
pemisahan berdasarkan berat jenisnya di dalam air, dimana berat jenis antara
kernel dan cangkang yang hampir sama dengan tambahan CaCO3 akan
menambahkan masa pada air atau membuat masa air berada diantara berat kernel
dan cangkang sehingga kernel yang memiliki berat jenis lebih ringan akan
terapung sedangkan cangkang yang memiliki berat jenis lebih ringan akan
tenggelam. Pada PNBM memiliki 2unit clay bath.
12. Wet Kernel Conveyor
Hasil dari clay bath kemudian akan didistribusikan oleh wet kernel conveyor.
Dimana alat ini berfungsi mendistribusikan kernel hasil dari pemisahan clay bath
menuju wet kernel elevator.
13. Wet Kernel Elevator
Wet kernel elevator merupakan alat yang
berfungsi sebagai transportasi kernel dari
pemisahan di clay bath. Proses kinerja dari alat
ini adalah bucket dengan kapasitas 50 gram
yang tergantung pada rantai yang berputar
dengan electromotor sebagai penggerak,
membawa kernel menuju kernel silo. Pabrik
kelapa sawit PNBM memiliki 2unit wet kernel elevator dengan ketinggian 4 m
dan sudut kemiringan 85°.
14. Kernel Silo
Kernel silo berfungsi sebagai tempat
pengeringan kernel dan untuk tempat
menampung sementara kernel. Pengeringan
kernel bertujuan untuk mengurangi kadar air
agar kernel tidak mengalami kerusakan karena
keberadaan air yang dapat mengakibatkan reaksi
biokimia seperti pembentukan asam lemak
bebas, pemecahan protein, dan juga hidrolisis karbon, selain itu tujuan dari
pengeringan adalah agar tidak terjadi kerusakan pada saat proses penyimpanan,
maupun pengangkutan dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Dimana
kandungan air pada kernel sekitar 15-25%, adapun kadar air yang
direkomendasikan yaitu 6-7%. Kernel silo terdiri dari beberapa komponen yaitu,
heater, blower, dan steam. Mekanisme dari kernel silo adalah mengeringkan
kernel pada temperatur 60-80 °C dalam waktu 8 jam dengan menggunakan steam.
Pada pabrik kelapa sawit PNBM terdapat 4unit kernel silo dengan kapasitas
15. Kernel Bin
Kernel bin adalah tempat berbentuk kubus
dengan kerucut pada bagian bawah yang
berfungsi sebagai penampung kernel yang
telah kering dan sesuai dengan standar mutu
yang telah ditetapkan. Pada PKS PNBM
terdapat 1 unit kernel bin dengan kapasitas
dan 6unit dispatch.
B. Alur Proses Stasiun Kernel
Alur proses pada stasiun kernel dimulai dari depericarper sampai dengan
penyimpanan kernel. Adapun tahapan proses pada stasiun kernel yaitu sebagai
berikut:
1. Nut dan fibre dari stasiun press yang masih menggumpal kemudian di
pisahkan dan didistribusikan oleh CBC menuju depericarper (stasiun kernel).
Dimana dalam depericarper fibre akan dipisahkan dari nut berdasarkan berat
jenis, fibre dihisap dengan blower menuju fibre cyclone dan menuju conveyor
boiler sedangkan nut menuju nut polishing drum.
2. Selanjutnya nut yang masih terdapat serabut dan kontaminasi benda lain akan
dipisahkan oleh nut polishing drum, kemudian nut akan jatuh menuju wet nut
conveyor.
3. Kemudian dihisap oleh transport fun menuju nut cyclone, dalam tahap ini
terjadi pemisahan batu dengan nut berdasarkan berat jenis, dimana batu yang
memiliki masa yang lebih berat akan jatuh sedangkan nut yang memiliki
masa jenis lebih ringan akan menuju nut cyclone.
4. Setelah itu nut masuk ke dalam nut hopper melalui nut cyclone untuk
menampung sementara nut dan guna mengontrol umpan pada ripple mill.
Kemudian nut akan turun dari hopper masuk pada ripple mill, dipisahkan
antara cangkang dengan kernel.
5. Selanjutnya cangkang dan kernel di bawa oleh wet kernel conveyor dan wet
kernel elevator untuk dibawa menuju LTDS.
6. Kemudian LTDS akan memisahkan cangkang dan kernel serta debu,
cangkang akan diisap oleh fun menuju shell cyclone, sedangkan kernel yang
telah terpisah dari cangkang seutuhnya akan menuju kernel elevator, adapun
kernel yang masih terdapat cangkangnya akan dipisahkan di clay bath.
7. Lalu cangkang dan kernel dipisahkan dengan clay bath berdasarkan berat
jenis. Dimana cangkang yang telah terpisah menuju penyimpanan cangkang
untuk suku cadang bahan bakar boiler, adapun kernel akan dibawa oleh
kernel conveyor menuju kernel elevator menuju kernel silo.
8. Selanjutnya kernel akan di keringkan pada kernel silo, setelah kering sesuai
standar yang ditetapkan kernel di distribusikan dengan fun menuju tempat
penyimpanan kernel yaitu kernel bin.
C. Prosedur Operasional Stasiun Nut dan Kernel
Adapun langkah kerja pada stasiun nut dan kernel adalah sebagai berikut:
1)
D. Kontrol Proses Stasiun Nut dan Kernel
Berikut adalah hal-hal yang perlu di kontrol pada stasiun nut dan kernel:
1) Pastikan efisiensi pada ripple mill 95-97%
2) Pastikan berat jenis CaCO3 1,1-1,2 kg/m3
3) Segera ganti larutan CaCO3 apabila telah jenuh
4) Pastikan temperatur pada kernel 90-95°C
5) Losses sesuai dengan target produksi (fibre cyclone 0,14%, LTDS 0,04% dan
clay bath 0,03%)
6) Kualitas kernel sesuai dengan standar produksi yaitu moist 7% dan dirt 6%
7) Pembersihan dilaksanakan pada setiap penggantian shift.
E. PERMASALAHAN DAN SOLUSI PADA STASIUN KERNEL
4.2 Stasiun Pendukung Pengolahan TBS Menjadi CPO dan Kernel
4.2.1 Water Treatment Plant Station (WTP)
Stasiun WTP atau stasiun instalasi pengolahan air merupakan stasiun yang
berfungsi mengelola air baku menjadi air yang aman untuk dikonsumsi dan dapat
digunakan dalam proses produksi sesuai dengan parameter yang telah ditetapkan.
Berdasarkan sumbernya secara umum air dibedakan menjadi dua yaitu air
permukaan dan air bawah tanah. Air permukaan merupakan air yang berada diatas
permukaan bumi misalnya air sungai, danau, laut dan waduk. Sedangkan air tanah
adalah air yang berada di dalam perut bumi, misalnya air sumur bor. Berdasarkan
sumbernya kualitas air yang memiliki mutu tinggi adalah air bawah tanah, hal
tersebut karena air tanah rendah akan kontaminasi, tingkat kejernihan nya tinggi,
memiliki kandungan mineral dan mangan yang tinggi, padatan terlarut tinggi
(TDS), padatan tersuspensi rendah (TSS), dibandingkan dengan air permukaan
yang memiliki padatan terlarut rendah (TDS), padatan tersuspensi tinggi (TSS),
kualitas air yang berubah-ubah dan mudah terkontaminasi. Namun pada industri
umumnya menggunakan air permukaan sebagai bahan baku, karena air
permukaan tidak membutuhkan biaya yang besar untuk pengolahannya
dibandingkan air bawah tanah, selain itu pada industri pengolahan TBS menjadi
CPO air yang dibutuhkan untuk bahan baku adalah air yang memiliki kandungan
mineral rendah sesuai dengan kebutuhan boiler.
A. Sistem dan Komponen Stasiun WTP
Sistem stasiun WTP adalah mengelola air baku menjadi air yang aman
dikonsumsi dan air yang aman untuk proses produksi CPO atau dapat diartikan
sebagai proses penjernihan air. Sistem ataupun tahapan dalam proses pengolahan
air pada WTP yaitu melalui tiga tahapan yaitu koagulasi, flokulasi, dan
sedimentasi.
Koagulasi merupakan
Komponen stasiun WTP pada pabrik kelapa sawit di PNBM untuk
mendukung proses pengolahan air pada stasiun WTP yaitu sebagai berikut:
1. Waduk
Waduk adalah tempat penampungan air pada permukaan tanah yang berfungsi
untuk menampung dan menyimpan air saat hujan
maupun dari sungai yang sengaja dibuat oleh
manusia. Air waduk merupakan sumber air yang
digunakan untuk dikonsumsi maupun proses
produksi CPO pada pabrik kelapa sawit di PNBM,
dengan kapasitas waduk mencapai….

2. Raw Water Intake

3. Raw Water Tank


Raw water tank merupakan tangki berbentuk
tabung atau silinder yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan air baku sementara dari waduk.
Kapasitas dari raw water tank adalah …

4. Clarifier Tank
Clarifier tank adalah tangki berbentuk silinder
dengan bagian permukaan berbentuk kerucut
dengan desain pada. Fungsi dari clarifier tank
adalah sebagai tempat terjadinya proses koagulasi,
flokulasi dan pengendapan. Kualitas air yang
dihasilkan dari clarifier tank adalah 75-80 %.
Dimana pada tanki…PNMB terdapat 2 tank clarifier dengan kapasitas masing-
masing
5. Clear Tank
Hasil penjernihan air pada clarifier tank
selanjutnya di tampung pada clear tank. Clear
tank merupakan tangki berbentuk tabung yang
berfungsi menampung air
6. Sand Filter
Sand filter merupakan unit yang berfungsi untuk
menyaring floc atau pasir yang masih terbawa pada air. Proses penyaringan
dengan menggunakan pasir kuarsa dengan nozzle yang terpasang pada bagian
bawah sand filter guna menyaring pasir agar tidak terikut keluar dengan air.
Kualitas air yang dihasilkan dari proses penyaringan pada sand filter
adalah….Stasiun WTP di PNBM memiliki 3 sand filter dengan kapasitas…
7. Domestik Tank (Eksternal) dan Produksi Tank (Internal)

8. Soft Tener
9. Fed Water Tank
10. Deaerator
11. Chemical (Inject Bahan Kimia)
12. Drum Boiler
B. Alur Proses Stasiun WTP
C. Prosedur Operasional WTP
D. Kontrol Proses Stasiun WTP
4.2.2 Boiler Station (Stasiun Boiler)
Stasiun boiler pabrik kelapa sawit merupakan stasiun yang memproduksi
uap panas (steam), guna untuk menunjang proses produksi CPO seperti untuk
memutar turbin untuk energi listrik dan untuk kebutuhan proses, seperti pada
stasiun perebusan, stasiun press, stasiun klarifikasi, nut dan kernel, dan umpan air
boiler. Adapun definisi boiler adalah bejana tertutup bertekanan dengan air
dipanaskan.

Gambar stasiun boiler

A. Sistem dan Komponen Stasiun Boiler


Sistem atau cara kerja daripada boiler adalah dengan memanaskan air pada
bejana melalui pipa-pipa pada ruang bakar dengan mengkonversi energi panas
(thermal) menjadi energi potensial dengan fibre dan shell sebagai bahan bakar,
yang menjadikan air menjadi gas panas (steam). Adapun alat dan mesin pada
stasiun boiler pada pabrik kelapa sawit PNBM yaitu sebagai berikut.
1. Spesifikasi Boiler I
Jenis Boiler : Water Tube Boiler
Model Boiler : Indomarin
Type : TYPW WR-1100
Capacity : 35 ton/hour
Steam Temperature :…
Max allowable working pressure : 24 kg/cm2 G
Year Bult : 2007
Spesifikasi Boiler II
Jenis Boiler : Water Tube Boiler
Model Boiler : Takuma
Type : TYPW N-1300
Capacity : 45 ton/hour
Steam Temperature :…
Max allowable working pressure : 24 kg/cm2 G
Year Bult : 2009
2. Steam Driven Feed Water Pump
Steam driven feed water pump merupakan pompa yang berfungsi untuk
mensuplai air pada upper drum dari deaerator
3. Electric Feed Water Pump
4. Secondary Forced Draft Fan (SFDF)
Secondary FDF berfungsi untuk mendorong masuknya bahan bakar dan
meratakan bahan bakar (fibre dan shell) pada ruang bakar.
5. Compressor
Compressor digunakan untuk menyuplai udara bertekanan guna untuk
mengoperasikan pneumatic spreader dan mechanical soot blower.
6. Pendulum
Pendulum berfungsi untuk mendistribusikan dan membagi bahan bakar yang
masuk melalaui conveyor menuju ruang bakar.
7. Upper Drum
Upper drum merupakan bejana bertekanan yang berfungsi untuk menampung
umpan air yang berasal dari deaerator dan mendistribusikan ke dalam pipa. Selain
itu upper drum juga berfungsi sebagai tempat menampung uap hasil dari
pemanasan.
8. Lower Drum
Lower drum adalah bejana yang berfungsi menerima air dari upper drum untuk
selanjutnya didistribusikan menuju
9. Forced Draf Fan (FDF)
FDF berfungsi untuk menyuplai udara untuk pembakaran pada ruang dapur
guna penyebaran bahan bakar dan pendingin roster.
10. Dust Conveyor
Dust conveyor berfungsi untuk membawa abu menuju penampungan abu
sehingga gas asap dan abu tidak mencemari udara dan daya tahan blowed induced
draft fan.
11. Double Damper
12. Furnace Draft Control
13. Induced Draft Fan (IDF)
IDF berfungsi untuk menghisap gas, asap, serta abu halus keluar dari ruang
bakar menuju cerobong asap.
14. Cerobong Asap
Cerobong asap berfungsi untuk membuang gas pembakaran dan juga untuk
menurunkan temperatur gas panas dari ruang bakar yang dilepaskan ke udara.
15. Kontrol Panel
Kontrol panel merupakan kontrol utama pada boiler untuk mengontrol
seluruh bagian pada seluruh komponen boiler. Pengontrolan dilakukan untuk
mengawasi perubahan yang tejadi pada boiler, baik itu berupa suplai bahan bakar,
suplai air umpan, suplay steam yang dihasilkan, temperatur dan lain sebagainya.
16.
B. Alur Proses Stasiun Boiler
C. Prosedur Operasional Stasiun Boiler
D. Kontrol Proses Stasiun Boiler
4.2.3 Engine Room Station (Stasiun
A.
4.2.4 Limbah
A. Sistem dan Komponen Pengolahan Limbah
B. Alur Proses Pengolahan Limbah
C. Prosedur Pengolahan Limbah
D. Kontrol Proses Pengolahan Limbah
4.2.5 Workshop Station (Stasiun
4.2.6 (Stasiun Penyimpanan)
4.2.7 Laboratorium
4.2.8 Kantor
4.3 Topik Khusus

Anda mungkin juga menyukai