Oleh :
MEGIYAN DANA WINATA
1011611039
Diajukan oleh:
Megiyan Dana Winata
1011611039
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Mesin
Fakulta Teknik
Universitas Bangka Belitung
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat melakukan kerja praktik di PT. GUNUNG SAWIT BINA LESTARI.
Penulis melakukan kerja praktik dimulai sejak tanggal 10 Juni hingga 10 Juli 2019
sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan kerja praktik dengan
judul PERAWATAN PADA MESIN PRESS CVM P15. Laporan kerja praktik ini
dibuat berdasarkan observasi dan wawancara secara langsung dengan karyawan di PT.
GUNUNG SAWIT BINA LESTARI selama dilakukannya kegiatan kerja praktik.
Kesuksesan dalam melakukan kerja praktik dan menyelesaikan laporan kerja praktik
tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya.
2. Bapa dan Ema yang selalu memberikan dukungan serta doa yang tiada henti
kepada penulis.
3. Meri Fitriyana adik perempuan tercinta yang selalu memberi semangat dan
dukungan penuh kepada penulis.
4. Ibu Firlya Rosa, S.S.T.,M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin.
5. Bapak Saparin S.T., M.Si. selaku Dosen Pembimbing.
6. Dosen dan Staf Jurusan Teknik Mesin.
7. Bapak Yap Keow selaku Mill Advisor di PT. GUNUNG SAWIT BINA
LESTARI.
8. Bapak Muchlis dan Bapak Abdullah Sani selaku Mill Manager
9. Seluruh karyawan dan staf PT. GUNUNG SAWIT BINA LESTARI khususnya
di bagian Workshop.
10. Seluruh Keluarga Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin beserta Alumni yang
telah mendukung penulis, khususnya teman - teman Teknik Mesin angkatan
2016.
iii
Akhir kata penulis berharap semoga laporan kerja praktik ini dapat berguna dan
bermanfaat untuk menambah wawasan pengetahuan bagi penulis dan pembaca.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. vii
v
3.7.2 Solusi Pencegahan ......................................................................... 23
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi .................................................................... 6
Gambar 3.1 Motor listrik ............................................................................... 11
Gambar 3.2 Speed reducer ............................................................................ 12
Gambar 3.3 Press Body ................................................................................. 12
Gambar 3.4 Gear Box .................................................................................... 13
Gambar 3.5 Double Worm Screw .................................................................. 14
Gambar 3.6 Press Cage ................................................................................. 14
Gambar 3.7 Tie Rod ....................................................................................... 15
Gambar 3.8 Hydraulic Cone .......................................................................... 16
Gambar 3.9 Hydraulic Motor Drive .............................................................. 16
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
mesin press yang digunakan untuk memeras buah sawit yang sudah di lumat agar
minyaknya keluar.
Mesin press di PT. GUNUNG SAWIT BINA LESTARI berjumlah delapan unit
dengan kapasitas produksi yang sama yaitu 15 Ton/jam. Mesin press merupakan mesin
yang berperan cukup penting karena digunakan untuk mengambil minyak yang
terkandung dalam buah sawit. Hal ini dapat dilihat karena apabila terjadi kerusakan
pada mesin press maka produksi akan terhambat karena jumlah mesin yang digunakan
berkurang. Dalam kondisi buah sawit yang masuk ke pabrik tidak terlalu banyak hal
ini mungkin masih bisa tertutupi oleh mesin press lainnya, akan tetapi saat memasuki
musim panen raya dan kondisi buah yang masuk banyak, hal ini akan menyebabkan
proses produksi memakan waktu lebih lama, dan juga memaksa mesin bekerja lebih
lama begitu juga para karyawan sehingga perlu dilakukan jam lembur dan akan
menambah biaya produksi. Untuk memastikan agar mesin-mesin mampu bekerja
optimal setiap saat maka perlu dilakukan perawatan yang teratur untuk menjaga kondisi
mesin, oleh karena itu pada kerja praktik ini penulis akan fokus pada perawatan mesin
press dan akan dituangkan dalam laporan kerja praktik yang berjudul : “PERAWATAN
DAN ANALISA KERUSAKAN SHORT DRIVE SHAFT MESIN PRESS CVM P15”.
2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan masalah yang dapat diambil adalah :
1. Mengetahui kerusakan yang terjadi pada mesin PRESS CVM P15.
2. Mengetahui penyebab kerusakan yang terjadi pada mesin PRESS CVM P15.
3. Mengetahui solusi pencegahan agar tidak terjadi kerusakan pada mesin PRESS
CVM P15.
4. Mengetahui perawatan pada mesin PRESS CVM P15.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat kerja praktik di PT.GUNUNG SAWIT BINA LESTARI yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengetahui dunia kerja di PT.GUNUG SAWIT BINA
LESTARI khususnya pada perawatan dan sistem kerja bagian - bagian mesin
yang digunakan untuk produksi.
2. Menambah pengalaman mahasiswa dengan ikut serta secara langsung dalam
mengatasi masalah yang sering terjadi pada mesin selama kegiatan kerja praktik
agar lebih siap bersaing didunia kerja ketika lulus nanti.
3. Dapat menambah wawasan mahasiswa mengenai pengoperasian dan perawatan
mesin yang ada di lapangan.
4. Membuka link pekerjaan bagi mahasiswa.
5. Memberikan informasi kepada perusahaan tentang solusi pencegahan, apabila
terjadi kerusakan pada mesin PRESS CVM P15.
6. Meningkatkan kesadaran perusahan mengenai betapa pentingnya melakukan
perawatan pada tiap mesin khususnya mesin PRESS CVM P15.
3
Provinsi Bangka Belitung. Adapun kegiatan kerja praktik ini dilakukan sejak
tanggal 10 Juni 2019 s/d 10 Juli 2019.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5
c. Memberikan latihan yang komprehensif, informasi dan pengarahan
mengenai aspek keselamatan dan kesehatan kerja kepada semua pihak.
d. Memastikan semua pekerja memahami tanggung jawab mereka untuk
bekerja dengan selamat dan menghindarkan terjadinya kecelakaan baik bagi
pekerja sendiri maupun teman kerja lain.
6
1. Menerapkan praktek-praktek terbaik dalam pengelolaan budidaya dan
pengolahan hasil kelapa sawit yang berlaku dibisnisnya.
2. Melaksanakan aktivitas perusahaan perkebunan dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan.
3. Menjadi tempat kerja bagi karyawannya yang aman,sehat dan sejahtera
4. Memperlakukan sumber daya manusia sebagai aset strategis dan
mengembangkannya secara optimal.
5. Membantu mengembangkan dan memberikan nilai ekonomi kepada masyarakat
sekitar.
1. Penimbangan
Proses pengolahan dimulai dari penimbangan buah, bertujuan untukmengetahui
jumlah produksi yang masuk Tandan Buah Segar baik dari kebun sendiridan
pembelian TBS dan mengetahui produksi keluar (pengiriman Crude Palm
Oildan Inti Kelapa Sawit) serta berat tandan rata-rata. Jenis timbangan yang
digunakanadalah merek buatan lokal yang berkapasitas 60 ton dengan
menggunakan sistemIndikator/load cell dan sistem computer.
2. Bongkar dan Sortir
Setelah ditimbang TBS kemudian dibongkar dan dilakukan penyortiran
berdasarkan tingkat kematangan buah. Hal ini dilakukan untuk menjaga
kualitas minyak yang akan dihasilkan. Setelah disortir TBS dimasukkan
kedalam loading Ramp kemudian diangkut oleh konveyor untuk mengisi lori-
lori pengangkut. Satu set lori pengangkut terdiri dari 6 lori dan masing-masing
berkapasitas 5 ton TBS, sehingga satu set lori mengangkut TBS seberat 30 ton.
7
3. Perebusan (Sterilizer)
Setelah TBS mengisi lori-lori pengangkut, selanjutnya lori-lori ini akan ditarik
menggunakan danmasuk ke tangki perebusan. Kapasitas tangki perebusan
hanya satu set lori atau sekitar 30 ton TBS dalam sekali proses. Lamanya proses
perebusan kira-kira sekitar 60-90 menit bergantung kepada kondisi dan kualitas
TBS.
4. Perontokan Berondolan
Setelah direbus TBS kemudian dituang kedalam penampungan dan diangkut
oleh konveyor menuju ke tempat perontokan. Proses perontokan ini bertujuan
untuk memisahkan berondolan dari janjangnya. Berondolan yang sudah rontok
akan diangkut oleh konveyor ke proses selanjutnya sedangkan janjang akan
diangkut oleh konveyor ke pembuangan limbah.
5. Pelumatan (Digester)
Berondolan yang sudah dipisahkan tadi kemudian masuk ke tempat pelumatan
atau digester. Didalam digester ini berondolan akan dilumat atau dihaluskan,
prinsip kerja digester ini mirip seperti blender. Proses ini kira-kira
membutuhkan waktu selama 15 menit. Hasil dari proses ini berupa berondolan
yang sudah halus atau disebut Press Cake.
6. Pengpresan atau Pengempaan
Setelah berondolan dilumat didalam Digester dan menjadi Press Cake,
selanjutnya Press Cake akan di press untuk diambil minyaknya. Proses
pengepressan ini sendiri menggunakan dua Worm Screw yang diapasang
didalam saringan atau Press Cage dan dibantu dengan Hydraulic Cone. Pada
proses ini lah minyak sawit dipisahkan dari serabut dan kernelnya. Serabut dan
kernel tadi akan keluar menuju pengolahan kernel, sedangkan minyak tadi akan
menuju ke stasiun pemurnian untuk diolah lebih lanjut.
8
BAB III
STUDI KASUS
9
akan menghasilkan minyak kasar. Semua kerja motor-motor listrik dan juga hidrolik
pada mesin press di kendalikan dengan sabuah panel listrik.
2. Speed Reducer
Speed Reducer digunakan untuk menurunkan putaran yang dihasilkan di Driven
Pulley, Speed Reducer yang digunakan memiliki rasio gear sebesar 59:1
sehingga putaran akhir yang diteruskan ke mesin press sebesar 11 rpm.
10
3. Press Body
Press bodi ini mencakup keseluruhan bagian mesin press yang terdiri dari gear
box, double worm screw, press cage, tie rod, hydraulic cone dan lain-lain yang
sudah dirakit sedemikian rupa. Didalam prees body inilah proses penekanan
adonan atau press cake terjadi sehingga didapatkan minyak sawit kasar.
11
b. Double Worm Screw
Double Worm Screw terbuat dari bahan baja tuang. Double Worm Screw
mempunyai ukuran yang berbeda tergantung kapasitas olah. Sistem kerjanya
adalah double worm screw berputar berlawanan arah untuk mendorong press
cake keluar, penggunaanya mempunyai batas waktu tertentu hingga
penggantian spare part selanjutnya. Kecuali, jika Double Worm Screw patah
artinya harus diganti dengan segera.
c. Press Cage
Press cage terbuat dari plat baja yang ditambahkan plat mild steel dengan
tebal 8 mm agar lebih kokoh. Seperti kacamata, press silinder terdiri dari dua
bulatan yang terhubung di bagian tengahnya.
12
d. Tie Rod
Tie Rod adalah komponen berbentuk seperti poros pejal dengan kedua
ujungnya yang memiliki ulir yang berlawanan arah antara Tie Rod sebelah
kiri dan Tie Rod sebelah kanan. Tie Rod berfungsi untuk mengunci Double
Worm Screw dengan Short Drive Shaft agar tidak lepas.
e. Hydraulic Cone
Hydraulic Cone. Alat ini ditambahkan pada mesin press agar mampu
memberikan tekanan lawan kepada daya dorong Double Worm Screw
terhadap press cake. Selanjutnya, minyak akan keluar dari prees cake
melalui press silinder.
13
4. Hydraulic Motor Drive
Bagian ini berisi seperangkat sistem hidrolik seperti motor listrik, pompa, selang,
dan pressure gauge yang berfungsi mendorong Hydraulic Cone supaya
memberikan tekanan balik terhadap press cake yang keluar dari press body
sehingga proses penekanan lebih optimal.
14
1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai rencana produksi.
2. Menjaga kualitas produk itu sendiri dan kegiatan produksi tidak terganggu.
3. Kegiatan maintenance secara efektif dan efesien keseluruhannya, dalam artian
mengurangi biaya serendah mungkin.
4. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan para
pekerja.
5. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas
terhadap modal yang diinvestasikan terhadap perusahaan tersebut.
15
4. Perawatan Prediktif
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau
kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya
perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat – alat
monitor yang canggih.
5. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan pada
peralatan dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat
– alat dan tenaga kerjanya.
6. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
Adalah pekerjaan perawatan yang harus segera dilakukan karena terjadi
kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga. Selain jenis – jenis perawatan yang
telah disebutkan di atas, terdapat juga beberapa jenis pekerjaan lain yang bisa
dianggap merupakan jenis pekerjaan perawatan seperti :
a. Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of maintenance).
Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan tanpa dilakukan
perawatan, karena harga peralatan lebih tinggi dibandingkan dengan biaya
perawatan. Atau alasan lainnya adalah apabila perkembangan teknologi
sangat cepat, peralatan tidak dirancang untuk waktu yang lama atau banyak
komponen rusak tidak memungkinkan lagi diperbaiki.
b. Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement). Dengan telah
ditentukan waktu mengganti peralatan dengan peralatan yang baru, berarti
industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan perawatan, kecuali
untuk melakukan perawatan dasar yang ringan seperti pelumasan dan
penyetelan. Ketika peralatan telah menurun kondisinya langsung diganti
dengan yang baru. Cara penggantian ini mempunyai keuntungan antara lain,
pabrik selalu memiliki peralatan yang baru dan siap pakai.
16
3.4.4 Strategi Perawatan
Pemilihan program perawatan akan mempengaruhi kelangsungan produktivitas
produksi perusahaan. Karena itu perlu dipertimbangkan secara cermat mengenai
bentuk perawatan yang akan digunakan terutama berkaitan dengan kebutuhan
produksi, waktu, biaya, keterandalan tenaga perawat dan kondisi peralatan yang
dikerjakan. Dalam menentukan perawatan, banyak ditemui kesulitan – kesulitan di
antaranya :
1. Tenaga kerja yang terampil.
2. Ahli teknik yang berpengalaman.
3. Instrumentasi yang cukup mendukung.
4. Kerja sama yang baik diantara bagian perawatan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi perawatan :
1. Umur peralatan/mesin produksi.
2. Tingkat kapasitas pemakaian mesin.
3. Kesiapan suku cadang.
4. Kemampuan bagian perawatan untuk bekerja cepat.
5. Situasi pasar, kesiapan dan lain – lain (Anonim, 2009).
17
2. Pengecekan seal oli
Unutk memastikan proses pelumasan berjalan dengan baik salah satu hal yang
harus diperhatikan adalah ketersediaan pelumas. Kondisi seal oli yang baik
mencegah terjadinya kebocoran pelumas sehingga ketersediaan pelumas tetap
terjaga.
3. Pengecekan kondisi bearing
Periksa kondisi bearing dan pastikan kondisi pelumas bersih, pelumas yang
bersih akan memastikan umur bearing yang lebih Panjang. Sebaiknya bearing
yang sudah terpasang jangan dilepas lagi, apabila terpaksa maka harus
menggunakan alat yang sesuai dan jangan biarkan bearing terbuka terlalu lama.
Bersihkan bearing dengan mineral turpentine jika diperlukan.
18
short drive shaft patah sebelum waktunya, maka hal ini yang perlu diteliti lebih lanjut
karena akan menghambat proses produksi dan merugikan perusahaan. Analisa
sederhana yang bisa digunakan untuk mengetahui penyebab patahnya short drive shaft
adalah dengan melihat dari bekas patahannya. Apabila bekas patahnnya rata dan tajam
di bagian tepi maka kemungkinan besar faktor penyebabnya karena momen bending
yang berlebih akibat dari rangkaian short drive shaft, worm screw, dan lengthening
shaft yang sudah tidak satu sumbu lagi. Penyebab dari ketidak satu sumbuan itu sendiri
bisa dari kondisi bearing yang sudah longgar, alur pasak pada short drive shaft atau
worm screw yang longgar dan bisa juga dudukan lengthening shaft yang sudah longgar.
Kemudian apabila bekas patahannya cenderung acak dan kasar tetapi tumpul dibagian
tepi, maka kemungkinan besar faktor penyebabnya adalah beban puntir yang
berlebihan akibat mesin yang bekerja lebih berat. Maksud dari beban kerja mesin yang
berlebih disini adalah saat tekanan yang diberikan oleh hydraulic cone melebihi batas
yakni 50-60 bar dan beban arus pada motor listrik melebihi 45 ampere. Sebenarnya
tekanan pada hydraulic cone bisa pasang pada posisi otomatis untuk menyesuaikan
tekanan sesuai dengan kondisi Press Cake yang masuk kedalam mesin press sehingga
menjaga agar beban arus pada motor listrik dipertahankan sebesar 40 ampere. Akan
tetapi kondisi di daerah sekitar mesin yang kotor bisa menyebabkan kesalahan
pembacaan sensor-sensor yang ada pada mesin sehingga terjadilah error. Belum lagi
kondisi pressure gauge yang kebanyakan sudah tidak berfungsi akibat bocor. Hal ini
terjadi karena kurangya kesadaran dari karyawan yang bertugas di stasiun press dan
juga karyawan yang bertugas di workshop untuk bersama-sama menjaga dan
memperhatikan kondisi mesin. Selain itu, kondisi Press Cake yang masuk kedalam
mesin press juga mempengaruhi beban kerja mesin. Apabila Press Cake yang masuk
terlalu kering minyak yang dihasilkan sedikit dan serabut atau fiber akan lebih kasar
dan menyebabkan macet. Sebaliknya apabila press cake terlalu basah maka dibutuhkan
tekanan lebih besar untuk mengurangi oil looses, hal ini akan menyebabkan persentase
nut yang pecah dan juga beban motor bertambah sehingga merugikan perusahaan.
19
Apabila hal-hal diatas tidak segera ditangani, ini akan berdampak pada
kelangsungan perusahaan dan kepercayaan konsumen karena terhambatnya proses
produksi.
20
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan kerja praktik di PT. GUNUNG SAWIT BINA
LESTARI maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Mesin press merupakan mesin yang berperan cukup penting dalam pengolahan
sawit karena di mesin inilah pengambilan minyak dilakukan.
2. Komponen-komponen pada mesin press harus dilakukan perawatan secara rutin
supaya bisa bekerja dengan optimal dan mengurangi kerugian perusahaan.
3. Penyebab kerusakan yang terjadi mesin press adalah kelebihan beban kerja,
kondisi skitar mesin yang kotor dan human error
4. Penyebab kerusakan pada komponen Shirt Drive Shaft adalah faktor kelelahan,
momen bending berlebih akibat perputaran yang tidak satu sumbu, dan momen
puntir berlebih akibat kelebihan beban kerja.
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis dapat memberikan saran yang
dapat menjadi pertimbangan dalam melakukan perawatan pada mesin press :
1. Selalu lakukan pengecekan dan perawatan setiap komponen mesin press untuk
mengurangi frekuensi kerusakan dan menghambat proses produksi sehingga
merugikan perusahaan.
2. Selalu segera lakukan perbaikan dan penggantian pada setiap komponen mesin
press apabila terjadi kerusakan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Dalam Laporan Kerja Praktik Arif Budi Santoso 2018. Bangka :
Universitas Bangka Belitung.
Zuhairmi, Adhisa. Tugas Akhir: Analisa Kerusakan Screw Press pada Pengolahan
Crude Palm Oil.Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Subekti, Purwo. Jurnal: Analisa Kerusakan Short drive Kempa Ulir pada Pabrik kelapa
Sawit. Riau: Universitas Pasir Pengaraian
https://www.kharisma-sawit.com/index.php/blog/112-seluk-beluk-screw-press-
mesin-inti-di-pabrik-kelapa-sawit. Diakses Pada Tanggal 15 Juli 2019
https://docplayer.info/61937536-Pengaruh-tekanan-screw-press-terhadap-kehilangan-
minyak-pada-ampas-press-oleh-marthen-buntu-nim.html. Diakses Pada
Tanggal 15 Juli 2019
https://www.academia.edu/30612494/Laporan_magang_muhammad_ilham_D1C.
Diakses Pada Tanggal 15 Juli 2019
22
LAMPIRAN
Kondisi mesin press yang kotor saat tidak beroperasi