Disusun Oleh:
(D1061161046)
Dosen Pembimbing:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Oleh:
Dosen Pembimbing,
i
SURAT KETERANGAN SELESAI KERJA PRAKTEK
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan hikmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan akhir kerja
praktek ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Penyusunan ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Kerja
Praktek di Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis dibimbing dan diarahkan serta
mendapatkan saran, baik secara langsung maupun secara tidak langsung sehingga
sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr.rer.nat. Ir R.M Rustamaji M.T selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura.
2. Bapak Dr. Eng Mohammad Sofitra, ST, MT selaku Kepala Program Studi
Teknik Industri Universitas Tanjungpura.
3. Bapak Noveicalistus H Djanggu, ST, MT selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memebantu dan memberikan bimbingan dalam proses
pemberkasan pelaksanaan Kerja Praktek.
4. Bapak Dedi Wijayanto, ST, MT selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek
yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam proses penyusunan
laporan Kerja Praktek.
5. Bapak Edirianto selaku Factory Manager (FM) yang telah memberikan jalan
dan membantu sehingga kami dapat melaksanakan Kerja Praktek di PKS
Kedukul PT. CITRANUSA INTISAWIT.
6. Bapak Hatirsata Dasinglolo selaku ASKEP Maintenance (worshop) yang
telah memberikan bimbingan dan arahan selama menjalankan Kerja Praktek
di PKS Kedukul PT. CITRANUSA INTISAWIT.
7. Bapak Isdarmansyah selaku ASKEP Pengolahan (Produksi) yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama menjalankan Kerja Praktek di
PKS Kedukul PT. CITRANUSA INTISAWIT.
8. Bapak Muliadi dan Bapak Yudi Putro selaku bagian KTU/Kasie yang telah
membantu proses administrasi dalam pelaksanaan selama menjalankan Kerja
Praktek di PKS Kedukul PT. CITRANUSA INTISAWIT.
iii
9. Bapak Yudha Deskanta Sebayang selaku Asisten Maintenance bagian listrik
yang juga sebagai Pembimbing Lapangan 1 yang telah banyak membantu,
mengarahkan, memberikan saran masukan, dan membimbing selama
pelaksanaan Kerja Praktek di PKS Kedukul PT. CITRANUSA INTISAWIT
10. Bapak Faisal Suryananta selaku Asisten Maintenance bagian mekanik umum
yang juga sebagai Pembimbing Lapangan 2 yang telah membantu,
mengarahkan, memberikan saran masukan, dan membimbing selama
pelaksanaan Kerja Praktek di PKS Kedukul PT. CITRANUSA INTISAWIT.
11. Bapak Zulkifly D Simanjuntak dan Bapak Jonanthan B Simatupang selaku
Asisten Pengolahan (produksi) yang telah membantu dan memberikan saran,
selama pelaksanaan Kerja Praktek di PKS Kedukul PT. CITRANUSA
INTISAWIT.
12. Bapak Rafles Ritonga selaku Asisten Komposting yang telah membantu dan
memberikan saran, selama pelaksanaan Kerja Praktek di PKS Kedukul PT.
CITRANUSA INTISAWIT.
13. Bapak Anggi selaku Asisten Quality Control (laboratorium) yang telah
membantu dan memberikan saran, selama pelaksanaan Kerja Praktek di PKS
Kedukul PT. CITRANUSA INTISAWIT.
14. Keluarga dan sahabat yang telah banyak mendoakan dan memberi dukungan
dari segala aspek.
15. Keluarga besar PKS Kedukul PT. CITRANUSA INTISAWIT yang turut
membantu selama pelaksanaan Kerja Praktek.
Penulis menyadari dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, yang
bersifat membangun guna perbaikan laporan ini. Semoga dengan adanya laporan
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
iv
ABSTRAKSI
v
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI.......................................................................................................... v
2.5.1 Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi Crude Palm Oil (CPO) ........... 10
vi
2.5.3 Stasiun Pendukung Proses Pengolahan ........................................... 30
LAMPIRAN ......................................................................................................... 70
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
1
jenis rebusan yang dipakai di PKS Kedukul adalah jenis rebusan horizontal.
Pada proses produksi yang berlangsung di PKS Kedukul terkhusus di stasiun
perebusan (sterilizer) terdapat kendala yang kerap dihadapi yang dapat
mempengaruhi kelancaran produksi dalam proses pengolahan TBS. Terdapat
permasalahan yang dihadapi oleh PKS Kedukul pada proses produksinya
terkhususnya pada pada proses perebusan TBS di stasiun perebusan
(sterilizer). Proses perebusan TBS terkendala karena terjadinya kegagalan
fungsi dari mesin/alat prduksi yang membuat adanya downtime bahkan
breakdown. Permasalahan ini membuat proses produksi terkendala sehingga
perusahaan/pabrik menjadi unproduktif sehingga perlu diperhatikan dan juga
diatasi. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dalam menulis laporan
Kerja Praktek ini mengambil judul “PENERAPAN PREVENTIF
MAINTENANCE PADA STASIUN PEREBUSAN (STERILIZER
STATION) DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED
MAINTENANCE (RCM) - CONSEQUENCE OF FAILURE ANALYSIS
(COFA) DI PT. CITRANUSA INTISAWIT, PKS KEDUKUL”.
1.2 Ruang Lingkup Kerja Praktek
Pabrik kelapa sawit Kedukul PT. CITRANUSA INTISAWIT merupakan
suatu usaha milik swasta yang bergerak di bidang pengolahan minyak kelapa
sawit (CPO) dan inti sawit (kernel). Pabrik ini dinyatakan mulai beroperasi
pada tanggal 2 Desember 2006 dengan sumber bahan baku dari kebun inti
(KDE), kebun plasma (SME, THE, TME, TPE dan LBE) dan kebun pihak
ketiga (KBE, SPE dan SKE). Adapun kapasita PKS ini adalah 60.000 kg
TBS/jam.
Divisi maintenance adalah suatu divisi yang bertugas dan bertanggung
jawab untuk melakukan perawatan dan perbaikan mesin produksi si suatu
perusahaan/pabrik. Divisi maintenance pada PKS Kedukul terdapat 2 bagian
maintenance yaitu mekanik dan elektrik yang masing-masing terdiri dari 1
asisten mintenance dan 1 Asisten Kepala (ASKEP) maintenance. Adapun
kegiatan yang dilakukan pada saat kegiatan kerja praktek di PKS Kedukul
pada divisi maintenance adalah:
1. Ikut briefing dalam pembagian jobdesc.
2
2. Mempelajari Maintenance pada peralatan produksi.
3. Mengikuti kegiatan Maintenance.
1.3 Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan dari kerja praktek yang dilakukan di PKS Kedukul adalah
sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman di
dalam dunia kerja.
2. Mahasiswa mengetahui dan memahami bagaimana cara kerja dan fungsi
dari stasiun perebusan (Sterilizer).
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami permasalahan yang terjadi
pada stasiun perebusan (sterilizer).
4. Mahasiswa dapat mengtahui dan memahami keilmuan Teknik Industri
yang dapat diterapkan untuk menangani permasalahan yang terjadi.
1.4 Batasan Masalah
Pada penyusunan laporan kerja praktek ini terdapat batasan-batasan dalam
pembahasannya. Supaya tepat sasaran dilakukan pembatasan ruang lingkup
pembahasannya, yaitu:
1. Proses pengolahan kelapa sawit di PKS Kedukul.
2. Departemen maintenance di PKS Kedukul.
3. Standar operational Prosedure (SOP) maintenance di PKS Kedukul.
4. Perawatan dan perbaikan pada stasiun rebusan (sterilizer) di PKS Kedukul.
1.5 Waktu dan Tempat Kerja Praktek
Proses kegiatan Kerja Praktek (KP) dilakukan di Pabrik Pengolahan
Kelapa Sawit (PKS). Adapun waktu dan lokasinya adalah sebagai berikut:
Lokasi : PKS Kedukul PT. CITRANUSA INTISAWIT.
Alamat : Desa Kedukul, Kecamatan Mukok, Kabupaten Sanggau.
Waktu : 1 Juli 2019 s/d 9 Agustus 2019.
3
Tabel 1.1 Gantt Chart Proses Kerja Praktek
4
1.6 Sistematika Penulisan
Laporan penulisan kerja praktek adalah laporan mengenai hasil yang
didapatkan selama melakukan Kerja Praktek. Adapun penyusunan laporan ini
dibuat dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang dilakukannya kerja praktek pada suatu
perusahaan beserta alasan pemilihan tempat kerja praktek, ruang lingkup
kerja praktek, tujuan kerja praktek, dan jadwal kerja praktek. Penjelasan
ruang lingkup kerja praktek berisi tentang divisi apa saja yang mencakup
beserta tugas dan tanggung jawab divisi terpilih yang ada di lokasi kerja
praktek. Penjelasan tujuan kerja praktek berisi tentang apa saja tujuan yang
ingin dicapai saat melakukan kerja praktek. Penjelasan jadwal kerja praktek
menggunakan gantt chart dari proses awal hingga akhir, yaitu pengajuan
permohonan kerja praktek hingga penyusunan laporan dan asistensi.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisi mengenai sejarah perusahaan, visi, dan misi perusahaan, dan
struktur organisasi. Penjelasan sejarah perusahaan berisi tentang asal usul
beserta sejarah berdirinya PKS Kedukul PT. CITRANUSA INTISAWIT,
Kedukul. Penjelasan visi, misi, dan tujuan perusahaan berisi tentang kegiatan
dan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan. Penjelasaan struktur
organisasi perusahaan berisi tentang struktur kepengurusan yang ada di PKS.
Kedukul PT. CITRANUSA INTISAWIT. Terdapat juga penjelasan umum
tentang proses pengolahan kelapa sawit yang terjadi di PKS Kedukul PT.
CITRANUSA INTISAWIT dan juga penjelasan mengenai loading ramp.
BAB III DESKRIPSI KEGIATAN KERJA PRAKTEK
Bab ini berisi mengenai job description, tanggung jawab dan wewenang
kerja, dan output kerja. Penjelasan job description berisi tentang penjelasan
pekerjaan yang dilakukan oleh divisi produksi. Penjelasan tanggung jawab
dan wewenang kerja berisi tentang pekerjaan dan wewenang yang dimiliki
selama melakukan kerja praktek. Penjelasan output kerja berisi tentang hasil
yang didapat oleh mahasiswa setelah melakukan kerja praktek.
5
BAB IV PEMBAHASAN HASIL KERJA PRAKTEK
Bab ini berisi mengenai wawasan pengalaman kerja praktek, permasalahan
yang ditemui saat kerja praktek, dan keilmuan teknik industri yang dapat
diaplikasikan. Penjelasan wawasan pengalaman kerja praktek berisi tentang
pembahasan permasalahan yang akan dibahas. Penjelasan permasalahan yang
ditemui saat kerja praktek berisi tentang permasalahan apa saja yang ditemui
saat melakukan kerja praktek. Penjelasan keilmuan teknik industri yang dapat
diaplikasikan berisi tentang apa saja ilmu-ilmu yang berkaitan dengan teknik
industri yang dapat diaplikasikan terhadap permasalahan yang ditemui.
BAB V PENUTUP
Bab ini, berisi mengenai kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi tentang
hasil yang didapat serta menjawab tujuan kerja praktek yang telah ditentukan
pada bab I. Saran berisi tentang saran yang diberikan oleh mahasiswa
terhadap lokasi kerja praktek untuk kedepannya.
6
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
7
2.3.2 Misi Perusahaan
Adapun misi yang akan dilakukan oleh PKS Kedukul adalah:
1. Menjadi produsen dengan biaya produksi rendah melalui hasil produksi
yang tinggi dan operational yang efektif dan efisien.
2. Meningkatkan kulitas Sember Daya Manusia (SDM), proses produksi
dan teknologi secara berkesinambungan.
3. Dapat melebihi harapan konnsumen dengan memastikan standar kualitas
yang tinggi.
4. Berperan sebaggai perusahaan yang bertanggung jawab didalam segala
aspek penggelolaan usahanya, termasuk praktik-praktik yang sehat dan
berkelanjutan dalam menjaga lingkunag hidup dan sosial.
5. Meningkatkan nilai bagi para pemangku kepentingan secara
berkesinambungan.
8
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan
9
2.5 Proses Pengolahan Kelapa Sawit di PKS Kedukul
Pengolahan (produksi) yang ada di PKS Kedukul terdapat dua jenis
tujuan produk, yaitu pengolahan kelapa sawit menjadi produk Crude Palm
Oil (CPO) dan pengolahan kelapa sawit menjadi produk inti sawit (Kernel).
Adapun diagram flow proses produksi CPO dan Kernel dapat dilihat pada
lembar lampiran (hal 69). Dalam proses produksi terdapat kapasitas masing-
masing produk pada hasil akhir. Adapun kapasitas hasil produk dapat dilihat
pada diagram Mass Balance berikut:
Tandan Buah
Segar
100%
10
keluar masuk ke dalam lingkungan pabrik, seperti tandan buah segar
(TBS), kernel, CPO dan lainnya. PKS Kedukul memiliki 2 unit jembatan
timbang.
Spesifikasi Timbangan:
Tipe : Digital System
Kapasitas : 60.000 kg
Akurasi : 5 - 10 kg
Load Cell : 6 Load Cell
Tipe indikator : AD-4321 A c/w RS 232
Ukuran : 12 m x 3 x 10 mm
Pada stasiun penerimaan buah sawit terdapat dua jenis sawit yang
diterima yaitu buah sawit inti dengan tanda terima menggunakan nota
barcod dan buah sawit plasma yang diterima dari petani dengan tanda
terima menggunakan nota tulis tangan. Adapun beberapa prosedur
penerimaan buah sawit pada PKS Kedukul adalah sebagai berikut :
1. Syarat penerimaan buah di cek oleh kerani timbang.
2. Satpam memastikan truk berada tepat ditengah timbangan serta supir
dan kernet harus keluar dari truk.
3. Timbang truk berisi.
4. Masukkan nama kebun, divisi, nomor seri SPB, nomor polisi
kendaraan, jumlah janjangan, tahun tanam dan nama supir.
5. TBS di tuang ke Loading Ramp.
6. Timbang truk kosong
11
2. Stasiun Loading Ramp
Loading ramp berfungsi sebagai tempat penampungan buah kelapa
sawit sementara sebelum di masukkan kedalam lori melalui bunch feding
conveyor. PKS Kedukul memiliki dua buah loading ramp dengan
spesifikasi sebagai berikut:
12
Gambar 2.5 Stasiun Rebusan
13
Kecepatan : 26 Rpm.
Kapasitas : 40 Ton/jam.
Diameter : 2,3 m.
Panjang : 6 m.
5. Stasiun Press
14
4. Screw Press.
Screw Press berfungsi untuk mengekstrak seluruh kandungan minyak
dari brondolan yang masuk dari stasiun bantingan dengan cara
mengempa daging buah sehingga minyak mentah akan terpisah dari
fiber dan nut. Terdapat 6 unit Screw Press di PKS Kedukul 4 unit
berkapasitas 25 Ton/Jam dan 2 unit berkapasitas 15 Ton/Jam.
5. Minyak dari Press masuk ke Sand Trap Tank
Sand trap tank berfungsi mengendapkan pasir yang terdapat pada
crude oil sehingga tidak terbawa ke stasiun berikutnya (klarifikasi).
Adapun kapasitas sand trap tank adalah 5 m3.
6. Vibrating Screen
Crude oil vibrating screen berfungsi memisahkan kotoran dari crude
oil seperti fiber dan partikel lainnya. Kapasitas crude oil vibrating
screen adalah 25 ton/jam
7. Crude Oil Tank
Crude oil tank berfungsi sebagai penampung crude oil sementara
sebelum dipompakan ke stasiun klarifikasi Crude oil tank mempunyai
kapasitas sebesar 15 m3.
6. Stasiun klarifikasi
15
a. Sand Trap Tank
17
d. Continous Setling Tank (CST)
18
akan mengalir melalui pipa under flow yang selanjutnya akan
dikirim ke sludge tank.
e. Sludge Tank
19
Sand cyclone berfungsi meminimalisir kandungan pasir pada
sludge dengan memanfaatkan gaya sentrifugal 30 m3/jam. Setelah dari
sand cyclon, sludge yang masih mengandung minyak di alirkan ke
centrifuge (separator).
g. Centrifuge (Separator)
20
mengalirkannya ke sand trap tank. Adapun kapasitas skimmed adalah
3 m3 .
i. Bak Condesate
21
k. Oil Tank
22
gaya sentrifugal dimana kotoran dan air yang terkandung di dalam
minyak (berat jenis nya lebih besar dari berat jenis minyak) akan
terlempar keluar sedangkan minyak akan mengumpul di tengah dan
akan dipompakan ke luar menuju ke vacuum drier. Adapun kapasitas
maksimal oil purifire di PKS Kedukul adalah 12,5 Ton CPO/Jam.
m. Vacuum Drayer
23
n. Storage Tank
25
Fungsi nut polising drum adalah membersihkan permukaan nut hasil
keluaran CBC dari serabut yang masih menempel, sehingga
mempermudah pemecahan nut pada ripple mill. Serabut yang masih
menempel pada nut dilepaskan di nut polishing drum dengan cara
dibanting dan digesekkan ke body nut polishing drum berulang-ulang
dengan bantuan lifting bar (plat pelempar) yang mengangkat dan
membanting. Adapun kapasitas polising drum adalah 6 ton nut/jam.
Selain berfungsi untuk membanting, lifting bar juga berfungsi untuk
mendorong nut hingga nut keluar dari pervorated plat (plat berlubang).
Serabut yang terpisah akan didistribusikan oleh conveyor menuju boiler
(sebgai bahan bakar) Sedangkan nut masuk ke nut silo melalui nut siklon.
4. Nut Cyclone (Nut Transfer Fun)
26
5. Nut Silo
27
7. Light Transport Dry Separator (LTDS)
29
J. Bulk Silo
31
(1700 KW) dan akan di alirkan ke panel untuk kemudian di
distribusikan ke berbagai kebutuhan listrik di pabrik maupun
domestik. Selanjutnya sisa steam dari turbin akan di alirkan ke tabung
back preassure vessel (BPV).
c. Back Preassure Vessel (BPV)
BPV adalah bejana bertekanan tempat penampungan steam hasil sisa
dari turbin. Steam yang ada di BPV ini yang akan di supply ke
berbagai kebutuhan steam pada proses produksi. Adapun tekanan
kerja steam pada BPV adalah 3,1 bar dan suhu steam pada BPV harus
terjaga sebesar 150 °C.
d. Steam Accumulator
Steam akumulator adalah bejana bertekanan berisi steam yang
dialirkan langsung dari boiler. Adapun fungsi dari steam accumulator
adalah sebagai make up steam apabila teradi kekurangan steam pada
BPV.
3. Water Treatment Plant (WTP)
32
softener yang bertujuan untuk melakukan pemurnian lanjutan dengan
memurnikan ion positif dan negatif (bantuan resin) dan akan dialirkan ke
feedt tank yang berfungsi untuk memanasi 60 °C – 80 °C. Setelah itu
akan dialirkan ke daerator untuk dilakukan pemansan air lanjutan sebesar
95 °C – 99 °C dan akan di pompakan ke boiler sebagai umpan air.
2.7 Stasiun Perebusan (Sterilizer)
Rebusan (sterilizer) adalah suatu bejana uap yang mempunyai tekanan
yang berfungsi untuk merebus Tandan Buah Segar (TBS) dengan media uap
panas (steam) dengan tekanan sebesar 3 kg/cm2. Stasiun perebusan
(sterillizer) adalah proeses pengolahan pertama yang dilakukan dan sangat
berpengaruh terhadap proses selanjutnya. Adapaun jenis perebusan yang
dipakai di PKS Kedukul adalah jenis rebusan horizontal.
2.7.1 Tujuan Perebusan
Adapun tujuan dari perebusan adalah sebagai berikut:
1. Menonaktifkan enzim-enzim lipase yang dapat menyebabkan kenaikan
FFA (Free Fatty Acid).
2. Melunakkan brondolan untuk memudahkan pelepasan/pemisahan daging
buah dan nut sawit (nut) di Digester.
3. Memudahkan proses pemisahan molekul-molekul minyak dari daging
buah (Stasiun Press) dan mempercepat proses pemurnian minyak
(Stasiun Klarifikasi).
4. Mengurangi kadar air inti sawit (kernel) sampai < 20% sehingga lebih
mudah dalam pemecahaanya.
2.7.2 Peralatan Dan Fungsinya
Adapun peralatan dan fungsi dari sterilizer adalah sebagai berikut:
1. Unit sterilizer berfungsi sebagai tempat perebusan (TBS).
33
2. Pipa dan valve inlet, berfungsi untuk memasukkan steam (uap) ke
sterilizer.
34
Gambar 2.40 Pipa Auxiliary Steam
35
Gambar 2.43 Safety valve.
36
Gambar 2.46 Air Compressor
Dengan:
S : jumlah tabung rebusan (sterilizer) yang ada di pabrik.
N: jumlah Lori yang ditampung dalam 1 tabung rebusan.
C: kapasitas isi masing-masing lori.
T: waktu (lama perebusan + waktu buka dan tutup rebusan).
Maka sesuai data yang ada di PKS Kedukul didapat perhitungan:
Diketahui: S = 2 Unit (Yang beroperasi)
N = 8 Lori
C = 7,5 Ton
T = (Lama Perebusan 90m + Buka dan tutup rebusan 15m)
Maka kapasitas 1 rebusan adalah:
37
Sementara kapasitas rebusan dalam 1 siklus perebusan adalah:
TOTAL
TIME
STEP INLET COND EXH AUX TIME PROSES PEAK
(menit)
(menit)
Buang
1 O O C C 1 1
Udara
2 O C C O 12 13 Peak 1
1
Buang
3 O O C C 0,5 13,5
Condensate
4 C O O C 2 15,5 Blow Up 1
Buang
5 O O C C 0,1 15,6
Udara
6 O C C O 16 31,6 Peak 2
2
Buang
7 O O C O 0,5 32,1
Condensate
38
8 C O O C 3 35,1 Blow Up 2
Buang
9 O O C O 0,1 35,2
Udara
Peak 3
10 O O C C 14 49,2 (masa
tahan)
Buang
11 O C C O 0,1 49,3
Kondensate
Peak 3
12 O C C O 14 63,3 (masa
tahan)
3
Buang
13 O O C O 0,1 63,4
Kondensate
Peak 3
13(2,
14 O C C O 83,4 (masa
7,15)
tahan)
Buang
15 O O C O 1 84,4
Kondensate
39
5. Menjaga kebersihan lingkungan kerja.
6. Membuka grafik rebusan untuk diperiksa dan ditanda tangani oleh
Asisten proses.
7. Membuat laporan kerusakan unit mesin (jika terjadi kerusakan) untuk
diserahkan ke Divisi Maintenance.
40
BAB III
DESKRIPSI KEGIATAN KERJA PRAKTEK
41
Pembagian kerja diakukan berdasarkan urgensi ataupun tingkat keparahan
situasi kerja yang akan dilakukan. Asisten maintenance akan membagi kerja
sesuai kapasitas dan kemampuan mekanik untuk melakukan suatu pekerjaan.
Hal ini dillakukan agar penanganan terhadap perawatan dan perbaikan yang
dilakukan lebih efektif dan efisisien.
3.2 Tanggung Jawan dan Wewenang Kerja
Pihak manajemen PKS Kedukul memberikan tanggung jawab dan
wewenang kerja kepada setiap mahasiswa magang demi mendukung
pelaksanaan kerja praktek. Hal ini diterapkan sebagai bekal pengalaman agar
mahasiswa dapat bertanggung jawab dalam menjalankan pekerjaannya dan
menggunakan wewenang yang diberikan oleh perusahaan dengan bijak.
Adapun beberapa tanggung jawab dan wewenang kerja yang antara lain
sebaga berikut :
1. Mematuhi dan mentaati segala peraturan dan kebijakan yang telah
ditetapkan oleh pihak perusahaan/pabrik.
2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang telah disediakan oleh
perusahaan dan selalu tetap mejaga Kesehatan dan Keselematan Kerja
(K3).
3. Melakukan pengamatan dan diskusi untuk mendapatkan informasi dalam
penyusunan laporan.
4. Menganalisa permasalahan yang ada kemudian dapat memberikan metode
atau solusi dalam mengatasi permasalahan tersebut.
5. Mengikuti brieffing terkait permasalahan dilapangan.
6. Melakukan eksekusi terhadap masalah yang sudah dibahas.
3.3 Output Kerja
Adapun Output kerja yang dihasilkan selama melakukan kerja praktek
adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui sistem Maintenance di PKS Kedukul.
2. Mahasiswa dapat memberikan ide terhadap penyelesaian permasalahan
yang ditemui pada saat kerja praktek.
3. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang didapat pada perkuliahaan ke
dalam kerja praktek yang dilakukan.
42
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL KERJA PRAKTEK
43
4.2 Prosedur Perawatan dan Perbaikan
Perawatan dan perbaikan (maintenance) di PKS Kedukul memiliki
beberapa tahapan dalam prosesnya. Terdapat juga beberapa pihak yang
berperan (terkait) dalam prosesnya. Apabila di tuangkan kedalam bentuk
diagram, tahapan proses perawatan dan perbaikan yang ada di PKS Kedukul
yaitu:
Mulai
Laporan Kerusakan
- Div. Proses
- Div. QC
- Div. Lainnya
ASST. MAINTENANCE
- Menyusun Jobdesc
KERANI MEKANIK
MANAGER
- Membuatkan MO - Menggajukan MO
FACTORY
pengambilan material -Melakukan Perbaikan
Ya
Laporan Progres
Selesai
44
kepada kerani bengkel untuk dibuatkan Maintenance Order (MO) sebagai
dasar pengambilan material ke warehouse (gudang). Setelah mendapatkan
material yang dibutukan maka mekanik melakukan kegiatan
perawatan/perbaikan. Data maintenance order (MO) akan dilaporakan secara
rutin kepada manejer pabrik. Setelah selesai melakukan kegiatan
perbaikan/pemeliharaan para mekanik melaporkan kepada divisi yang
bersangkutan untuk tindak yang lebih lanjut. Maka pekerjaan selesai.
4.3 Perawatan dan Perbaikan Pada Stasiun Perebusan (Sterilizer)
4.3.1 Perawatan Pada Stasiun Perebusan (Sterilizer)
Perawatan pada sterilizer diperlukan agar tidak terjadi kerusakan yang
dapat menghambat proses pengolahan kelapa sawit, pengecekan secara
teratur seminggu sekali perlu dilakukan untuk semua bagian peralatan
sterilizer seperti pada liner, railtrack, strainer pipa dan steam valve. Bila
ditemukan kerusakan pada bagian sterilizer maka harus segera diambil
tindakan. Berikut jenis perawatan yang dilakukan:
1. Kebocoran liner body atau pintu harus di perbaiki dengan di las kembali
agar efektifitas perebusan tidak berkurang. Bila plat aus sudah tipis harus
diganti.
2. Pipa uap dan pipa kondensat
Bila terjadi kebocoran harus segera di ganti karena bila tidak dapat
berpotensi mengganggu kelancaran proses produksi, menyebabkan
kebisingan dan mengotori lingkungan sekitarnya.
3. Kerangan /Valve
Kerangan butterfly pada buangan kondensat yang paling sering
mengalami kebocoran, bila terjadi kebocoran periksa seal teplon bila
rusak harus diganti.
4. Pintu
Pada bagian pintu yang sering aus adalah bagian bawah. Hal ini karena
sering terendam air condensat, bila packing pintu tidak dapat lagi
dudukan pada groove atau parit maka groove pintu perlu di dilas atau
kalau kerusakkannya parah harus direkondisi lagi.
45
5. Cantilever rail bridge
Pemeriksaan dilakukan pada rail/square yang harus centre pada rail
sterilizer.
6. Rail dalam rebusan.
Pada bagian rail (jalur lori dalam rebusan) sering mengalami kerusakan
seperti bengkok, sompel ataupun patah sehingga menyebabkan lori tidak
dapat berjalan dengan baik (macet), maka perlu dilakukan perawatan
yaitu dengan menjaga kebersihan seperti berondolan, minyak dan
sampah. Selain itu juga tetap memperhatikan kondisi rail jika sudah
terdapat tanda-tanda cacat segera dilakukan tindakan perbaikan.
4.3.2 Perbaikan Pada Stasiun Perebusan (Sterilizer)
Pada stasiun sterilizer terdapat beberapa perbaikan yang kerap
dilakukan, baik secara mekanik maupun elektrik. Adapun salah satu
kegiatan perawatan dan perbaikan yang dilakukan yatiu:
Perbaikan Gandengan Lori
46
Dilakukan penggantian gandengan lori dengan yang baru. Adapun
langkah-langkah perbaikan yang dilakukan, yaitu:
1. Pisahkan lori yang rusak ke ujung rel parkiran.
47
Gambar 4.6 Proses Pemasangan Pengunci
49
2. Membuka Pen Recorder Chart.
50
6. Pasang kembali Cover Grfic Chart Recorder
51
9. Pasang kembali sekrup pengunci kertas Recorder Chart.
11. Kencangkan sekrup cover dan jika sudah selesai tutup kembali
Recorder Chart Sterilizer dengan baik.
4.4 Permasalahan Yang Sering Dihadapi
Pada saat proses kerja praktek mahasiswa pekerja praktek di PT.
Citranusa Intisawit PKS Kedukul diberikan kesempatan untuk mengamati dan
mempelajari lingkungan kerja dan aktivitas yang berlangsung di seluruh
lingkungan pabrik seperti kegiatan prouduksi (pengolahan), kegiatan
perawatan dan perbaikan (maintenance), pengendalian kualitas (quality
control) dan kegiatan lainnya. Selain itu peserta kerja praktek juga diberikan
kesempatan untuk belajar mengoperasikan alat dan mesin prouduksi dalam
bimbingan operator ataupun mandor. Pada porses kerja praktek yang
dilakukan mahasiswa melihat terdapat beberapa masalah yang terjadi di
lingkunagan pabrik yang seharusnya segera diselesaikan. Adapun
permasalahan yang ditemui selama kerja praktek direkap pada tabel berikut
ini:
52
Tabel 4.1 Rekapitulasi Permasalahan Yang Ditemui
Kerusakan Mesin dan Peralatan Kerap terjadi kerusakan pada lori sehingga
53
Kadar ALB relatif tinggi pada CPO maupun
Kuaitas produk (CPO dan
QC dan KERNEL hasil produksi
4 Kernel) tidak sesuai harapan
Environment Kadar Air yang cukup tinggi pada CPO dan
(standar)
KERNEL hasil produksi
Kondisi lingkungan kerja yang kurang
ergonomis dan sangat berbahaya
Rawan terjadi kecelakaan kerja
Para pekerja yang masih kurang mematuhi
peraturan K3 yang berlaku di perusahaan
Penulis yang juga termasuk salah satu peserta kerja praktek yang
ditempatkan di divisi pemeliharaan (maintenance). Divisi maintenance adalah
divisi yang berfokus pada perawatan dan perbaikan mesin dan peralatan
produksi. Oleh karena itu, permasalahan yang difokuskan oleh penulis adalah
permasalahan pemeliharaan (maintenance). Adapun permasalahan yang di
fokuskan adalah kerusakan mesin/alat produksi yang kerap terjadi saat proses
produksi di khususkan pada stasiun perebusan (sterilizer). Kegagalan fungsi
peralatan/mesin produksi yang teradi mengakibatkan proses produksi
terkendala seperti teradi breakdown, waste time, waste energy dan kerugian-
kerugian lainnya yang menyebabkan perusahaan/pabrik tidak produktif dalam
operasionalnya. Rincian permasalahan pada kasus ini dirincikan pada cause
and effect diagram dibawah ini:
54
Mesin/Peralatan Material
Manusia
Lingkungan Metode kerja
55
4.5 Keilmuan Teknik Industri Yang Dapat Diterapakan
Pembelajaran teoritis saat perkuliahan banyak memberikan wawasan
ilmu khususnya keilmuan Teknik Industri yang diharapkan dapat
diaplikasikan pada permasalahan nyata yang ditemui oleh mahasiswa saat
melakukan kerja praktek. Setelah mengidentifikasi permasalahan-
permasalahan yang ada dengan analsis sebab akibat, selanjutnya dilakukan
studi literatur yang bertujuan untuk menemukan dan memilih keilmuan yang
dapat di terapkan sebagai usulan metodoe penyelesaian. Adapun metode
penyelesaian yang dapat di terapkan di rekap pada tabel sebagai berikut:
56
Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, terdapat 12 poin mengenai
permasalahan di pabrik yang disarankan kepada pihak pabrik PKS Kedukul
untuk segera diatasi. Adapun poin-poin tersesbut adalah sebagai berikut:
1. Permasalahan tingginya downtime proses produksi akibat terjadinya
kerusakan mesin/peralatan produksi (gagal fungsi) saat proses produksi
berlangsung. Hal ini terjadi karena tindakan perawatan dan perbaikan yang
dilakukan oleh Divisi Maintenance masih kurang efektif yaitu reaktive
maintenancce saat terjadi kerusakan. Poin ini berkaitan dengan poin 2
sampai poin 4 sehingga dapat diterapkan ilmu yang serupa.
Permasalahan tingginya downtime produksi akibat mesin/peralatan
produksi gagal fungsi saat produksi berlangsung dapat diatasi dengan
menerapakan preventif maintenance. Kegiatan preventif maintenance di
lakukan dengan metode Reliability Centerd Maintenancce (RCM) dan
Consequence Of Failure Analiysis (COFA). Metode Reliability Centerd
Maintenancce adalah metode optimasi perawatan yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan industri dalam efisiensi dan efektivitas kegitan
produksi dan perawatan. Adapun prosedur dalam penerapan metode ini
dapat dilihat pada flowchart dibawah ini:
57
Mulai A
Studi Lapangan:
- PKS Kedukul Pengolahan Data:
- Pemilihan Sistem dan Pengumpulan Informasi
- Pendefinisian Batasan Sistem
Studi Literatur: - Deskripsi Sistem dan Blok Diagram Fungsi
- Sistem Produksi - Deskripsi Fungsi Sistem dan Kegagalan Sistem
- Difinisi Maintenance - Analisis COFA
- Jenis-jenis Maintenance - Analisis COFA Logic Tree
- Preventif Maintenance - Pemilihan Tindakan
- Reability Centered Maintenance
- Consequence of Failure analysis
- Reliability
Pengujian Pola Distribusi dan Reliability:
- Software SPSS
Perumusan Masalah
Tidak
Apakah Data Berpola
Tujuan Penenlitian Normal dan
Reliability?
Ya
Pemilihan Metode:
- Reliability Centered Maintenance Penentuan Total Minimum
Downtme dan Interval Perawatan
Optimum
Pengumpulan Data:
- Flow Proses Produksi
- Data Meisn/Perlatan Produksi Jadwal Preventif
- Frekuensi Breakdown Mesin/Peralatan Produksi Maintenance
- Interval Waktu Kerusakan
- Jenis-jenis Kerusakan Mesin/Peralatan Mesin
- Cara Perawatan dan Perbaikan Mesin
Selesai
Penjelasan flowchrat:
1) Studi Lapangan
Tahap ini dilakukan pengematan secara langsung untuk dapat
mengidentifikasi kondisi eksisting perusahaan/pabrik (PKS Kedukul).
2) Studi Literatur
Tahap ini dilakuakan untuk pengumpulan informasi yang berkaitan
dengan permasalahan sistem produksi, perawatan dan perbaikan mesin
(maintenance), jenis-jenis maintenance, preventive maintenance,
reliability centered maintenance (RCM), consequence of failure
analysis (COFA) dan reliability.
3) Perumusan Masalah
58
Berdasarkan Pengamatan yang dilakukan di PKS Kedukul bahwa
tindakan maintenance yang kurang baik mengakibatkan
mesin/peralatan produksi kerap gagal fungsi yang berakibat fatal bagi
kelangsungan proses produksi. Oleh karena itu, perlu diusulkan
penerapan preventif maintenance untuk mengatasi tingginya downtime
akibat mesin/peralatan produksi gagal fungsi dengan menggunakan
metode Rliability Centered Maintenance.
4) Penentuan Tujuan Penenlitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk merencanakan dan menerapkan suatu
kegiatan perawatan dan perbaikan (maintenance) yang terstruktur dan
berkala dengan sifat preventif maintenance sehingga kehandalan
mesin/peraltan produksi dapat ditingkatkan.
5) Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung dan
pengumpulan data historis. Pengumpulan data langsung dilakukan
dengan observasi terhadap proses maintenance dan pengumpulan data
historis dilakukan dengan pengamatan secara tidak langsung yaitu
mengunakan arsip dokumen yang ada di perusahaan/pabrik. Adapun
data-data yangn digunakan adalah flow prose produski, data
mesin/peralatan produksi, frekuensi breakdown mesin/peralatan
produksi, interval waktu kerusakan, jenis-jenis kerusakan
mesin/peralatan produksi, cara perawatan dan perbaikan yang dilakuan.
6) Pemilahan metode
Tahap ini dilakukan untuk mencari metode penyelesaian sesuai
permasalahan yang sedang terjadi yaitu menggunakan metode
Reliability Centered maintenance.
7) Pengolaan data
Pada tahap ini dilakukan pengolahan daa yang diperoleh dari pihak
perusahaan/pabrik sesuai dengan metode RCM. Adapaun prosedur
pengolahan data dengan metode RCM yaitu:
59
a) Pemilihan sistem dan pengumpulan informasi sistem yang akan
dikaji agar tidak terlalu melebar yang mana pada kasus ini adalah
proses perebusan TBS di stasiun perebusan (Sterilizer Station).
b) Pendefinisian batasan sistem, untuk menghindari tumpang tindih
antara satu sistem dengan sistem lainnya.
c) Deskripsi sistem dan blok diagram fungsi
60
Pada gambar diatas dapat dilihat kegiatan yang dilakukan pada
sistem dan mesin/peraltan yang digunakan seperti pada sistem
produksi kernel silo terdapat aktivitas pengelasan dan alat yang
digunakan adalah nozzle Ø 3 mm.
d) Mendeskripsikan fungsi sistem dengan kegagalan fungsi
61
Gambar 4.21 Contoh Tabel COFA
f) Logic Tree Analysis (LTA)
62
Gambar 4.23 Contoh Tabel Rekap LTA
64
Gambar 2.27 Contoh Tabel Penentuan Jadwal Preventif
65
untuk menganalisis permasalahan yang berhubungan dengan kulitas
mengunakan 7 macam alat dan teknik.
5. Permasalahan rawannya kecelakaan kerja yang terjadi di PKS Kedukul
dapat di minimalisir dengnan menerapkan SMK3 yang terstruktur dan
berkelanjutan.
66
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi lapangan yang diperoleh selama proses kerja praktek
di PKS Kedukul dapat disimpulkan beberapa hal, yakni:
1. Rebusan (stelirizer) adalah suatu alat yang berfungsi untuk menonaktifkan
asam lemak bebas (ALB) pada buah, memudahkan lepasnya berondolan
dari janjang, mempermudah proses pelumatan (ekstraksi), dan pemurnian
(klarifikasi) lebih efisien dengan. Adapun cara kerja rebusan (sterilizer) di
PKS Kedukul yaitu memanfaatkan steam bertekanan yang di alirkan ke
dalam bejana rebusan dari stasiun supply power dengan menerapkan
sistem perebusan triple peak (tiga puncak). Proses satu siklus perebusan
menghabiskan waktu sebesar 90-115 menit dengan dengan kapasitas 66,74
ton/siklus menggunakan tekanan (steam) sebesar 1,5 bar (peak 1), 2 bar
(peak 2) dan 2,8-3 bar (peak 3).
2. Kerusakan yang umum terjadi di stasiun perebusan (sterilizer) yaitu
kerusakan pada lori (cantolan, gandengan, bushing roda, sisi sompel),
kebocoran pada pipa, kerusakan pada rail dallam rebusan (bengkok,
patah,dll). Kerusakan ini bersifat mengganggu proses pengolahan
(produksi) sehingga mempengaruhi tingkat produktifitas PKS Kedukul.
3. Perawatan dan perbaikan yang dilakukan pada stasiun perebusan
(sterilizer) yaitu berupa tindakan reactive maintenance yaitu tindakan
perbaikan secara reaktif saat terjadinya kerusakan diwaktu proses
pengolahan, seperti pengelasan saat terjadi kebocoran pada pipa, perbaikan
lori di stasiun sterilizer dan perbaikan-perbaikan lainnya. Sementara itu,
untuk mencegah (memperkecil kemungkinan) permasalahn teradinya
kerusakan yang tidak diinginkan pada saat proses pengolahan (produksi)
berlangsung yang tentunya dapat berakibat fatal terhadap produktifitas
PKS Kedukul, maka haruslah dilakukan tindakan preventife maintenance,
yaitu tindakan perawatan dan perbaikan dengan sifat pencegahan.
Kegiatan preventif maintenance dapat dillakukan dengan metode
Reliability Centered Maintenance (RCM).
67
5.2 Saran
Adapaun saran yang dapat disampaikan kepada pihak perusahaan adalah:
1. Sebelum memulai kegiatan produksi maupun maintenance sebaiknya
mengadakan briefing agar terjalin komunikasi dan koordinasi atara atasan
dengan karyawan maupun sesama karyawan.
2. Sebaiknya melakukan pengawasan (kontrol) secara berkelanjutan terhadap
proses perawatan dan perbaikan peralatan dan mesin produksi untuk
memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan baik operator
mesin maupun mekanik terselesaikan/dikerjakan sesuai Standart
Operational Prosedure (SOP) dan dengan metode kerja yang tepat.
3. Sebaiknya menerapakan preventif maintenance dengan metode Reliability
Centered Maintenance untuk mengatasi kegagalan fungsi mesin/alat
produksi yang dapat mengakibatkan kegagalan proses produksi.
68
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penulis; Buku Datar Mesin PKS Kedukul PT. CITRANUSA INTISAWIT,
2019.
69
LAMPIRAN
Diagram Flow Proses Produksi CPO dan Kernel
PKS Kedukul
PENERIMAAN
BUAH
LOADING RAMP
STERILIZER
TIPPLER
Janjangan
Kosong
THRESHER
Janjangan Berondolan
Kosong
HOPPER BUNCH PRESS DIGESTER
Oil
Oil Fiber + Nut
PRESS
VIBRATING
Fiber
SAND TRAP FIBRE
DEPERICARPER
Sludge + Oil TANK CYCLONE
Oil
Sludge STORAGE TANK KERNEL SILO
Sludge
KOLAM LIMBAH
70