KERJA PRAKTEK
Oleh ;
Iqbal Muhajir
Npm. 16520040
Oleh :
Iqbal Muhajir
Npm. 16520040
Mengetahui,
Manager,
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena taufik,
hidayah, kekuatan serta petunjuk-NYA, penulis dapat menyelesaikan laporan
kerja praktek ini dengan judul “Analisa Mesin Press Dengan Kapasitas Produksi
17 Ton/Jam Di Pt Perkebunan Nusantara VII Pabrik Kelapa Sawit Bekri”.
1. Kedua Orang Tua penulis yang selalu memberikan dukungan dan Doanya
baik dalam bentuk moral dan material.
2. Bpk Dedi Tambunan, S.T selaku pembimbing lapangan di Pt Perkebunan
Nusantara VII Pabrik Kelapa Sawit Bekri.
3. Bpk Lukito Dwi Yuono, S.T., M.T selaku pembimbing laporan kerja
praktek ini.
4. Bpk Dwi Irawan, S.T.,M.T selaku ketua prodi teknik mesin.
5. Bapak Mangasal, Bapak Yatin, Bapak Yayan Serta Bapak ibu staff dan
karyawan Pt Perkebunan Nusantara VII Pabrik Kelapa Sawit Bekri yang
telah memberikan bimbingan dan ilmu yang bermanfaat.
6. Para sahabat-sahabat seperjuangan selama KP, Diki Irmawan, Ari Ansori,
Dedi Iskandar.
IQBAL MUHAJIR
NPM. 16520040
iii
DAFTAR ISI
Halaman
iv
3.2. Saat Mesin Beroperasi .................................................................. 20
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 21
press ............................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.7. (a). Loading Ram (b). Lay Out Loading Ram PT
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Hingga saat ini PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) terus melakukan
perubahan dan peningkatan produktivitas dan kualitas untuk menjadi perusahaan
agrobisnis dan agroindustri yang tangguh dan berkarakter global. Oleh karena itu,
kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero)
harus senantiasa di tingkatkan agar dapat meningkatkan prestasi PT. Perkebunan
Nusantara VII (Persero). Salah satunya adalah dengan meningkatkan dan
mempersiapkan pekerja yang profesional di bidangnya.
Pada proses pengolahan minyak kelapa sawit terjadi beberapa proses. Tandan
Buah Segar (TBS) sebelum masuk PPKS Tandan Buah Segar (TBS) akan melalui
stasiun penimbangan, setelah dilakukan penimbangan TBS akan dikirim ke
Loading ramp. Loading ramp adalah tempat penampungan sementara Tandan
Perebusan di sterilizer kemudian ditarik capstan menuju hoisting crane, berfungsi
untuk mengangkat dan memindahkan TBS ke threser, threser adalah alat yang
digunakan untuk pemisahan tandan dan brondolan. Kemudian brondolan menuju
digester menggunakan fruit elevator conveyor. Setelah dilakukan pelumatan pada
bagian alat digester brondolan masuk ke ruang pengepresan.
1.4. Metodologi
Analisa ini memperoleh data sebagai bahan laporan kerja praktek dengan
menggunakan beberapa metode serta pembahasan masalah selama melakukan
2
kerja praktek di PT Perkebunan Nusantara VII Pabrik Kelapa Sawit Bekri,
Metode yang di gunakan adalah sebagai berikut:
3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
4
Selain PT Perkebunan X (Persero) di wilayah Lampung dan Sumatera Selatan
juga didirikan PT Perkebunan XXXI (Persero). Pengelolaan komoditas yang
berbeda. PT Perkebunan XXXI (Persero) mengelola budidaya tebu dan
mendirikan pabrik gula Bunga Mayang di Lampung Utara dan pabrik gula Cinta
Manis di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Pendirian PT Perkebunan XXXI
(Persero) diatur dengan PP RI No. 15 Tahun 1989 yang ditetapkan di Jakarta pada
tanggal 20 Oktober 1980 sedangkan badan hukumnya ditetapkan berdasarkan akte
notaris Imas Fatimah, S.H No. 17 tanggal 1 Agustus 1990.
5
2.2. Keadaan Umum Perusahaan
PTPN VII (Persero) memiliki kantor pusat di Jalan Teuku Umar No. 300,
Kedaton, Bandar Lampung dan memiliki unit usaha yang tersebar di Propvinsi
Lampung sebanyak 12 unit, 2 distrik. Sumatera Selatan 14 unit, 2 distrik, serta
Bengkulu 3 unit, 1 distrik.
6
Gambar 2.1. Lokasi
Sumber : https:petalokasi.org/Kabupaten-LampungTengah-PTPN7-Persero-Bekri
7
2.4. Profil Unit Bekri
Selain itu Unit Bekri juga memiliki produk sampingan sebagai berikut :
8
2. Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 14 Unit Usaha (7 UU di Distrik
MuaraEnim dan 7 UU di Distrik Banyuasin),
3. Provinsi Bengkulu sebanyak 3 Unit Usaha dibawah naungan
DistrikBengkulu. Areal tanaman menghasilkan (TM) terdiri dari : Areal
Inti 78.523 hektar dan Areal Plasma 53.107 hektar.
1. Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh, dan tebu dengan
menggunakan teknologi budidaya dan proses pengolahan yang efektif serta
ramah lingkungan.
2. Mengembangkan industri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet,
kelapa sawit, teh dan tebu) dengan menggunakan teknologi terbarukan.
3. Mengembangkan sumber daya manusia yang berbasis kompetensi.
4. Membangun tata kelola usaha yang efektif.
5. Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders untuk mewujudkan
daya saing guna menumbuh-kembangkan perusahaan.
9
2.6. Struktrur Organisasi Unit Bekri
Bekri adalah salah satu Unit Usaha dengan komoditas kelapa sawit.
Adapun alur proses bisnis Unit Bekri dapat digambarkan sebagai berikut :
10
Kebun K. Sawit
Pengolahan di PPKS
Inti Sawit
LIMBAH Minyak Inti Unit
Sawit Sawit Seinduk
Limbah Cair Digunakan
untuk kompos
Tangki Minyak Tangki Minyak Gudang
Sawit Inti Sawit
CPO dikirim ke
IPMG Panjang Delivery
Order
MIS dan BIS dijual (DO)
ke pembeli sesuai
DO
11
2.8. Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit
Kosong
12
2.8.1. Pemanenan tandan buah
Dalam proses ini didapatkan bahan bahan baku utama dari pohon
kelapa sawit, yaitu Tandan Buah Segar (TBS). Dimana buah yang baru
dipanen dari kebun kelapa sawit biasanya akan langsung diangkut ke pabrik
menggunakan truk, yang sebelumnya buah akan terlebih dahulu masuk dalam
13
Loading Ramp. Setelah itu, tandan buah segar akan melalui jembatan timbang
guna mengukur berat buah yang dipanen.
2.8.2. Penyortiran
(a) (b)
Gambar 2.7. (a). Loading Ramp, (b). Lay Out Loading Ramp PT Perkebunan
Nusantara VII Pabrik Kelapa Sawit Bekri.
14
2.8.3. Perebusan Tandan Buah Segar (TBS)
Input Output
Tujuan dari perebusan tandan buah segar sendiri antara lain adalah
untuk mematikan enzim yang mampu membuat kualitas CPO menurun.
Selain itu proses perebusan juga dapat membuat buah kelapa sawit mudah
terlepas dari tandan atau berondolannya, serta berfungsi untuk memudahkan
daging buah kelapa sawit terlepas dari cangkang dan intinya sekaligus
melunakkannya.
15
2.8.4. Perontokan buah
Pada proses pengolahan CPO yaitu tahap thresher, daging buah yang
masih melekat akan dipisahkan dan berikutnya ditampung serta dibawa oleh
Fruit Conveyor.
Dalam mesin yang berbentuk drum dan bekerja dengan cara berputar
ini, brondolan akan dipisahkan dari tangkai tandannya. Sayangnya, proses
perontokan ini tidak selamanya berhasil 100% merontokkan brondolan. Dan
brondolan yang belum terpisah dari tangkainya tersebut tidak langsung
dibuang melainkan akan masuk dalam thresher kedua.
16
2.8.5. Pengolahan
Gambar 2.10. Mesin Digester Dan Screw Press PT Perkebunan Nusantara VII
Pabrik Kelapa Sawit Bekri.
Tahap atau proses pengolahan Crude Palm Oil selanjutnya sudah masuk
dalam tahap inti yaitu pengolahan daging buah sawit, dimana pengolah
daging buah kelapa sawit ini terdiri dari dua tahap yaitu digester dan screw
press.
Masuk dalam tahap akhir yaitu pengolahan biji sawit yang telah dipress
dalam tahap sebelumnya. Proses pengolahan CPO yang terakhir ini pun
terdiri dari beberapa tahap seperti: Cake breaker conveyor, depericarper, nut
silo, riplle mill, claybath, hydro cyclone, kernel dryner, dan kernel storage.
17
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk lebih jelas mengenai alat screw press ini dapat dilihat pada gambar 1. a
dan b seperti gambar dibawah.
18
b. Worm screw press
Gambar 1. Model mesin screw press (a) dan Worm Screw Press (b) yang
Digunakan Pada pengolahan Kelapa Sawit
Alat hidrolik yang terpasang dibagian depan ialah jenis adjusting cone yang
menekan mulut press sehingga massa bubur terhimpit. Hasil dari pengepresan ini
ialah CPO, fibred dan nut. Dalam operasinya tekanan adjusting cone ialah
sebesar 50 – 60 bar dan dengan kuat arus 35 – 40 ampere. Besar kecilnya
tekanan cone sangat mempengaruhi hasil pemerasan minyak. Bila tekanan
melebihi batas rata – rata maka nut yang pecah akan semakin banyak pula.
Hal ini akan menyebabkan kerugian pada saat pengolahan inti sawit karena
banyak terdapat nut yang pecah. Sedangkan bila tekanan di bawah tekanan
standartnya maka minyak yang dihasilkan akan berkurang. Naik turunnya
tekanan pada adjusting cone dapat disebabkan pasokan listrik tidak memadai.
Sehingga pompa hidrolik tidak dapat bekerja maksimal. Dari proses pengempaan
ini akan menghasilkan minyak kasar dengan kadar 50%, air 42%, dan zat
padat 8%.
19
3.2. Saat mesin beroperasi
Untuk mengefisiensikan proses ekstraksi minyak pada screw press maka hal –
hal yang harus diperhatikan ialah :
kandungan minyaknya tidak boleh terlalu sedikit (karena telah keluar dari
digester). Hal ini dapat menyebabkan worm screw mudah mengalami keausan
dan jika kandungan
minyak tidak dikutip dari digester juga akan menyebabkan losses minyak
akan tinggi. Oleh karena itu pengawasan pada pengutipan minyak harus dijaga
dengan teliti.
20
BAB IV
PEMBAHASAN
𝒏𝒐 Uraian Keterangan
3 Model MP 15
9 Jumlah Ulir 5
21
4.2. Data hasil dan pembahasan
Tekanan screw press yang bekerja pada unit pressan di PKS Begerpang Palm
Oil Mill
Fsp
𝑃𝑠𝑝 = A
sp
Dimana :
a) Daya yang terpakai pada mesin screw press (N) 40 HP = 29827,995 Watt
Gaya aksial yang bekerja pada screw merupakan beban yang diakibatkan oleh
adanya hambatan oleh konus sehingga menimbulkan tekanan. Tekanan ini sebesar
50 – 60 Bar, pada perhitungan diambil tekanan maksimal sebesar 60 Bar ialah :
Pk = 60 Bar
Pk = 60 x 105 N/ m2
22
Perhitungan beban (Wk) yang terjadi pada screw adalah sebagai berikut
(Ansel C. Ugural. 2003. Mechanical Design: An Integrated Approach):
Wk = Pk × A
dimana :
Wk = p
A=π.d.b.n
Keterangan :
Wk = (3 ×106) (0,04428)
= 132840 N
23
Menghitung nilai Momen Torsi (T) yang terjadi pada Worm Screw Press
diperoleh dari persamaan;
2πnT
N=
60
60 N
T=
2πn
60 × 29827,995
T=
2 × 3,14 × 11
1789679,7
T=
69,08
T = 25907 Nm
Keterangan :
Jadi Momen Torsi yang terjadi pada Worm Screw press yaitu : 25907 Nm
T = Fws x rws
T
Fws =
rws
25907 Nm
Fws =
0,185 m
𝐟𝐰𝐬 = 𝟏𝟒𝟎𝟎𝟑𝟕, 𝟖 𝑵
Keterangan :
Karena terdapat 2 worm screw maka besar gaya pada worm screw diperoleh
dengan persamaan:
24
F Worm Screw = 2 x Fws
Jadi gaya yang terjadi pada worm screw press (Fws) sebesar 280075,6 N.
Fbb = mbb.g
Menghitung massa bubur buah yang masuk kedalam press cage (mbb).
Menghitung waktu penekanan yang terjadi pada screw press, Putaran poros
screw adalah 11 rpm, jumlah daun screw (blade) 5 buah. Waktu untuk satu putaran
60 sec
(t) = 11 rpm = 5,45 sec
𝟓
tp = 𝟏𝟏 x 60
tp = 27,27 sec
25
Fbb = 1261,26 kg.m/s2
Fbb = 1261,26 N
Sehingga diperoleh gaya pada Screw Press yaitu penjumlahan dari gaya worm
screw press dengan gaya pada bubur buah:
Jadi besar gaya yang terajadi pada screw press sebesar 281336,86 N
= 0,1074 m2
26
Luas penampang pada poros worm screw press
Ap = π/4 x dp2
= 3,14/4 x (0,18 m)2
= 0,0254 m2
Jadi luas penampang pada Screw Press adalah
Asp = luas penampang pada daun (blade) – luas penampang pada poros
Asp = Aws - Ap
Asp = 0,1074 m2 - 0,0254 m2
Asp = 0,082 m2
Jadi luas penampang pada 2 batang Worm Screw Press yaitu :
Fsp
Psp =
Asp
281336,86
Psp =
0,164
Psp = 1715468,6 N/m2
Sehingga diperoleh tekanan yang terjadi pada screw press adalah : 1715468,6
N/m2
1 kg/cm𝟐
Psp =1715468,6 N/m2 x
98066,5 N/cm𝟐
Sehingga di peroleh tekanan yang terjadi pada screw press adalah: 𝟏𝟕, 𝟒𝟗 N/m2
1 bar
Psp = 17,49 kg/cm2 x
1,0197 kg/cm𝟐
𝐏𝐬𝐩 = 𝟏𝟕, 𝟏𝟓 Bar
27
Dari perhitungan diatas diperoleh tekanan yang terjadi pada screw press yaitu
sebesar 𝟏𝟕, 𝟏𝟓 Bar.
Adapan tekanan hidrolik yang diijinkan PKS Begerpang Palm Oil Mill adalah
50 – 60 Bar. Jadi perbandingan antara tekanan screw press dengan tekanan hidrolik
pada tekanan 50 Bar yaitu :
17,15 Bar 1
= 1 : 2,9
50 Bar 2,9
17,15 Bar 1
= 1 : 3,5
60 Bar 3,5
Jadi dari hasil analisa dan perhitungan diperoleh perbandingan antara tekanan
screw press dengan tekanan hidrolik yang berfungsi sebagai penahan yaitu 1 : 2,9
pada penahan tekanan hidrolik sebesar 50 Bar, dan 1 : 3,5 pada penahan tekanan
hidrolik sebesar 60 Bar.
28
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari perhitungan diatas diperoleh tekanan yang terjadi pada screw press yaitu
sebesar 𝟏𝟕, 𝟏𝟓 Bar. perbandingan antara tekanan screw press dengan tekanan
hidrolik pada tekanan 50 Bar yaitu : 1 : 2,9 dan 1 : 3,5 pada penahan tekanan
hidrolik sebesar 60 Bar.
Dampak penekanan pada proses pengepressan, semakin besar tekanan pada
proses pengepressan kehilangan minyak (losses) akan berkurang tetapi merugikan
produksi kernel karena banyak biji sawit yang pecah, sebaliknya semakin kecil
tekanan maka biji sawit banyak yang utuh tetapi losses pada minyak meningkat
karena banyak minyak yang terikut pada ampas presan.
5.2. Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
Abdi Zentra Aorna Manik. Sabtu, 19 Mei 2012. Laporan Pkl. (online)
(http://abdimanik.blogspot.com/2012/05/laporan-pkl.html?m=1)
Ir.T. Hasballah, Enzo W B Siahan. Desember 2018. Pengaruh Tekanan Screw Press
Pada Proses Pengepresan Daging Buah Menjadi Crude Palm Oil. Jurnal
Darma Agung. Volume XXVI. Halaman 722-729.
Sawit Notif. 13 Februari 2018. Cara Panen Kelapa Sawit Yang Baik Dan Benar.
PlantationKeyTechnologi(PKT).(online).
(https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd
=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwib9Ljb3vvmAhXSZSsKHaglBdEQjh
x6BAgBEAI&url=https%3A%2F%2Fsawitnotif.pkt-
group.com%2F2018%2F02%2F13%2Fcara-panen-tanaman-kelapa-sawit-
yang-baik-dan-
benar%2F&psig=AOvVaw3ykfGfKXFokBGgpbleKIpe&ust=1578838668
227003).