Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN

KERJA PRAKTEK

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII PABRIK KELAPA SAWIT BEKRI


Sinar Banten Bekri
Lampung Tengah
Provinsi Lampung
(12 Agustus – 12 September 2019)

ANALISA MESIN PRESS DENGAN KAPASITAS PRODUKSI


17 TON/JAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
PABRIK KELAPA SAWIT BEKRI

Oleh ;
Iqbal Muhajir
Npm. 16520040

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2019
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII PABRIK KELAPA SAWIT BEKRI


Ds. Sinar Banten Kec. Bekri Lampung Tengah

ANALISA MESIN PRESS DENGAN KAPASITAS PRODUKSI


17 TON/JAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
PABRIK KELAPA SAWIT BEKRI

Oleh :

Iqbal Muhajir
Npm. 16520040

Metro, 12 Januari 2020


Menyetujui,

Pembimbing Kerja Praktek Pembimbing Lapangan

LUKITO DWI YUONO, S.T., M.T DEDI TAMBUNAN, S.T


NIDN. 0211037401 NPP.

Mengetahui,

*Ketua Program Studi Teknik Mesin *Pimpinan Perusahaan

Manager,

DWI IRAWAN, S.T., M.T


NIDN. 0231128602

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena taufik,
hidayah, kekuatan serta petunjuk-NYA, penulis dapat menyelesaikan laporan
kerja praktek ini dengan judul “Analisa Mesin Press Dengan Kapasitas Produksi
17 Ton/Jam Di Pt Perkebunan Nusantara VII Pabrik Kelapa Sawit Bekri”.

Penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan


yang telah diberikan kepada penulis dalam menyusun laporan kerja praktek ini,
terutama kepada :

1. Kedua Orang Tua penulis yang selalu memberikan dukungan dan Doanya
baik dalam bentuk moral dan material.
2. Bpk Dedi Tambunan, S.T selaku pembimbing lapangan di Pt Perkebunan
Nusantara VII Pabrik Kelapa Sawit Bekri.
3. Bpk Lukito Dwi Yuono, S.T., M.T selaku pembimbing laporan kerja
praktek ini.
4. Bpk Dwi Irawan, S.T.,M.T selaku ketua prodi teknik mesin.
5. Bapak Mangasal, Bapak Yatin, Bapak Yayan Serta Bapak ibu staff dan
karyawan Pt Perkebunan Nusantara VII Pabrik Kelapa Sawit Bekri yang
telah memberikan bimbingan dan ilmu yang bermanfaat.
6. Para sahabat-sahabat seperjuangan selama KP, Diki Irmawan, Ari Ansori,
Dedi Iskandar.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan baik isi


maupun penulisan. Sehingga penulis berharap adanya kritik dan saran yang dapat
membangun. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca.

Metro, 12 Januari 2020

IQBAL MUHAJIR
NPM. 16520040

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
1.4 Metodologi ..................................................................................... 2
1.5 Batasan Masalah............................................................................. 3
1.6 Manfaat .......................................................................................... 3

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ................................................................ 4

2.1. Sejarah Perusahaan........................................................................ 4

2.2. Keadaan Umum Perusahaan ............................................................. 6

2.3. Lokasi Dan Jenis Komoditi PT Perkebunan Nusantara VII.......... 6

2.4. Profil Unit Bekri ............................................................................ 8

2.5. Visi Dan Misi Perusahaan ............................................................. 9

2.6. Struktur organisasi Unit Bekri ...................................................... 10

2.7. Proses Bisnis Unit Bekri ............................................................... 10

2.8. Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit .................................................. 12

BAB III TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 18

3.1. Screw press.................................................................................... 18

iv
3.2. Saat Mesin Beroperasi .................................................................. 20
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 21

4.1. Spesifikasi Mesin Screw Press ...................................................... 21

4.2. Data Hasil Dan Pembahasan ......................................................... 22

4.3. Perhitungan Gaya Worm Screw Press .......................................... 22

4.4. Perhitungan Gaya Pada Bubur Buah ............................................. 25

4.5. Perhitungan Luas Penampang Screw Press .................................. 26

4.6. Perhitungan Tekanan Screw Press ................................................ 27

4.7. Perbandingan antara tekanan hidrolik dengan tekanan Screw

press ............................................................................................... 28

4.8. Dampak Tekanan Pada Proses Pengepressan ............................... 28

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 29

5.1 Kesimpulan .................................................................................... 29

5.2 Saran ............................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Lokasi ............................................................................. 7


Gambar 2.2. Struktur Organisasi Unit Bekri ..................................... 10
Gambar 2.3. Proses Bisnis Unit Bekri ............................................... 11

Gambar 2.4. Alur Proses Pengolahan ................................................ 12

Gambar 2.5. Alur Proses Pengolahan ................................................ 12

Gambar 2.6. Setasiun Penimbang ...................................................... 13

Gambar 2.7. (a). Loading Ram (b). Lay Out Loading Ram PT

Perkebunan Nusantara VII Pabrik Kelapa Sawit Bekri . 14

Gambar 2.8. Layout Stasiun Rebusan .............................................. 15

Gambar 2.9. Thresher ........................................................................ 16

Gambar 2.10. Mesin Digester Dan Screw Press PT Perkebunan

Nusantara VII Pabrik Kelapa Sawit Bekri ..................... 17

Gambar 3.1. Mesin Screw Press ........................................................ 18

Gambar 3.2. Worm Screw Press ........................................................ 19

Gambar 3.3. Screw Press Pada Keadaan Operasi .............................. 20

Gambar 4.1. Diameter Daun (blade) Worm Screw Press .................. 26

Gambar 4.2. Diameter Poros Worm Screw Press .............................. 26

vi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Fraksi buah ........................................................................ 14


Tabel 4.1. Spesifikasi Mesin Screw Press .......................................... 21

vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah perusahaan agrobisnis dan


agroindustri yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang didirikan dengan maksud untuk turut serta dalam melaksanakan dan
menunjang kebijaksanaan program pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan nasional pada umumnya serta subsektor perkebunan pada
khususnya dengan tujuan memupuk keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip
perusahaan yang sehat.

Hingga saat ini PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) terus melakukan
perubahan dan peningkatan produktivitas dan kualitas untuk menjadi perusahaan
agrobisnis dan agroindustri yang tangguh dan berkarakter global. Oleh karena itu,
kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero)
harus senantiasa di tingkatkan agar dapat meningkatkan prestasi PT. Perkebunan
Nusantara VII (Persero). Salah satunya adalah dengan meningkatkan dan
mempersiapkan pekerja yang profesional di bidangnya.

Pada proses pengolahan minyak kelapa sawit terjadi beberapa proses. Tandan
Buah Segar (TBS) sebelum masuk PPKS Tandan Buah Segar (TBS) akan melalui
stasiun penimbangan, setelah dilakukan penimbangan TBS akan dikirim ke
Loading ramp. Loading ramp adalah tempat penampungan sementara Tandan
Perebusan di sterilizer kemudian ditarik capstan menuju hoisting crane, berfungsi
untuk mengangkat dan memindahkan TBS ke threser, threser adalah alat yang
digunakan untuk pemisahan tandan dan brondolan. Kemudian brondolan menuju
digester menggunakan fruit elevator conveyor. Setelah dilakukan pelumatan pada
bagian alat digester brondolan masuk ke ruang pengepresan.

Proses pengepressan sanggatlah penting karena untuk memisahkan minyak,


serabut dan kernel. Pada proses pengolahan di Screw press minyak yang
dihasilkan masih banyak mengandung kotoran dan air. Screw press yang sering
timbul terjadi kerusakan yaitu karena keausan daun screw press dan keretakan
poros screw press di akibatkan karena tekanan dan gesekan dalam proses
pengepresan yang terus menerus.

Pendistribusian brondolan dari digester masuk ke screw press secara langsung


yang terus menerus, dan dimungkinkan sisa hasil pengepresan sebelumnya
membatu sehingga pada awal start pengepresan terjadi penekanan screw yang
sangat kuat, oleh karena itu sering terjadi retak pada poros screw press.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas adapun rumusan permasalahan yang di ambil di


kerja pratek, yaitu :

1. Bagaimana mekanisme proses pengempaan cake pada screw press ?

2. Apa dampak tekan pada proses pengepresan ?

1.3. Tujuan Kerja Pratek

Tujuan Kerja Praktek di PTPN 7 (Persero) Sinar Banten,Bekri Kabupaten


Lampung Tengah Provinsi Lampung. mempunyai tujuan yaitu :

1. Mengetahui mekanisme proses pengempaan cake pada screw press.

2. Mengetahui dampak tekan pada proses pengepresan

1.4. Metodologi

Analisa ini memperoleh data sebagai bahan laporan kerja praktek dengan
menggunakan beberapa metode serta pembahasan masalah selama melakukan

2
kerja praktek di PT Perkebunan Nusantara VII Pabrik Kelapa Sawit Bekri,
Metode yang di gunakan adalah sebagai berikut:

1. Metode Wawancara (interview)

Metode ini dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan


tanya jawab / interview secara langsung dengan karyawan yang bekerja di PT
Perkebunan Nusantara VII Pabrik Kelapa Sawit Bekri.

2. Metode Pengamatan (observation)

Metode pengamatan merupakan salah satu teknik pengumpulan data


dengan cara melakukan pengamatan secara langsung di perusahaan yang
bersangkutan, tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang benar dan
akurat, sehingga dapat mengetahui bagaimana proses pengolahan kelapa
sawit di PT Perkebunan Nusantara VII Pabrik Kelapa Sawit Bekri.

1.5. Batasan Masalah

Dalam keterbatasan waktu Kerja Praktek maka penulis membatasi


pembahasan supaya tidak melebar, penulis hanya membahas :

1. Daya motor 40 HP.


2. Screw ulir ganda.

1.6. Manfaat Kerja Pratek

1. Praktikan mengetahui proses bisnis di PT Perkebunan Nusantara VII


Pabrik Kelapa Sawit Bekri.

2. Praktikan mampu melakukan kerja sama serta diskusi dengan pihak-pihak


pelaksana kerja di PT Perkebunan Nusantara VII Pabrik Kelapa Sawit
Bekri.
3. Praktikan mendapatkan wawasan dan pengetahuan tentang kelapa sawit
terkhusus di PT Perkebunan Nusantara VII Pabrik Kelapa Sawit Bekri.

3
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PTPN VII (Persero) dahulu merupakan perkebunan pada masa penjajahan


Belanda yang bertujuan mengeksploitasi kekayaan sumber daya alam Indonesia.
Hal tersebut dilakukan dengan membangun kebun tanaman industri yang berada
di sepanjang Pulau Sumatera.

Pada tahun 1942 Belanda mengakui kedaulatan bangsa Indonesia dan


meninggalkan Indonesia. Namun pengambilalihan kekuasaan eks perkebunan
Belanda baru dapat diwujudkan secara hukum pada tanggal 10 November 1957.
Untuk memperkuat legalitas pengambilalihan tersebut, pemerintah Indonesia
mengeluarkan UU Nasionalisasi No. 86 Tahun 1958 Jo. PP No. 14 Tahun 1959
dilanjutkan dengan PP No. 141-175 yang menjadikan seluruh perkebunan tersebut
dibagi dan dibentuk unit-unit usaha. Pada tahun 1963 diadakan pembagian
wilayah berdasarkan komoditas. Wilayah Lampung dan Sumatera Selatan banyak
mempunyai komoditas karet, sehingga perkebunan pada kedua daerah tersebut
digabung dalam Perusahaan Negara Perkebunan IX (PNP) yang berkantor pusat di
Lampung.
Pembagian wilayah dilakukan kembali untuk efesiensi manajemen melalui PP
No. 14 tanggal 13 April 1968, sehingga PNP IX berubah nama menjadi
Perusahaan Negara Perkebunan X (PNP X) dengan wilayah kerja tetap di 2 (dua)
propvinsi yaitu Lampung dan Sumatera Selatan.
Pada tahun 1980 perubahan status dilakukan dari Perusahaan Negara (PN)
menjadi Perseroan Terbatas (PT). Perubahan status tersebut dilakukan
berdasarkan pada akte notaris GHS Lumban Tobing, S.H No. 53 tanggal 30 Juni
1980 dengan nama PT Perkebunan X Persero (PTP X Persero). Perubahan status
dilakukan dengan tujuan agar perusahaan dapat mandiri baik dari sisi manajemen
maupun produksi.

4
Selain PT Perkebunan X (Persero) di wilayah Lampung dan Sumatera Selatan
juga didirikan PT Perkebunan XXXI (Persero). Pengelolaan komoditas yang
berbeda. PT Perkebunan XXXI (Persero) mengelola budidaya tebu dan
mendirikan pabrik gula Bunga Mayang di Lampung Utara dan pabrik gula Cinta
Manis di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Pendirian PT Perkebunan XXXI
(Persero) diatur dengan PP RI No. 15 Tahun 1989 yang ditetapkan di Jakarta pada
tanggal 20 Oktober 1980 sedangkan badan hukumnya ditetapkan berdasarkan akte
notaris Imas Fatimah, S.H No. 17 tanggal 1 Agustus 1990.

Pada tahun 1994 Menteri Pertanian RI menetapkan konsolidasi seluruh


BUMN sektor pertanian dengan titik fokus perkebunan. Pada tahun 1996
berdasarkan konsolidasi tersebut, PT Perkebunan XXXI (Persero) yang
berkedudukan di Bandar Lampung dan PT Perkebunan XXXI (Persero) yang
berkedudukan di Palembang dilebur menjadi 1 (satu) yaitu PT Perkebunan Group
Lampung. Selanjutnya perusahaan diberikan mandat untuk mengelola proyek
pengembangan PT Perkebunan XI (Persero) di Lahat, Sumatera Selatan, dan
proyek pengembangan PT Perkebunan XIII (Persero) di Bengkulu yang kemudian
seluruh pengelolaannya dibawah satu kesatuan manajemen dengan nama PT
Perkebunan Nusantara VII (Persero) yang berkantor pusat di Bandar Lampung.

PTPN VII (Persero) didirikan berdasarkan Tri Darma Perkebunan, yaitu:

1. Mempertahankan dan meningkatkan sumbangan dibidang perkebunan bagi


pendapatan nasional melalui upaya produksi dan pemasaran dari berbagai
jenis komoditi perkebunan untuk kepentingan konsumen dalam negeri dan
ekspor non migas (devisa);
2. Memperluas lapangan kerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
rakyat pada umumnya serta meningkatkan taraf hidup petani dan karyawan
pada khususnya;
3. Memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan, air, serta
kesuburan tanah.

5
2.2. Keadaan Umum Perusahaan

PTPN VII (Persero) dibentuk berdasarkan PP No. 12 tahun 1996 tanggal 14


Februari oleh Notaris Hukum Kamil, S.H. yang tertuang dalam akte No. 40
Tanggal 11 Maret 1998 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dengan
keputusan No. C – 28335 H.T.01.01 tanggal 8 Agustus 1996. Telah dimaklumkan
pada Berita Negara No. 80 tanggal 4 Oktober 1996. PTPN VII (Persero)
melakukan usaha dalam bidang prkebunan dengan komoditi utama yang
dibudidayakan yaitu, karet, kepala sawit, teh, tebu dan kakao. Wilayah kerja
PTPN VII (Persero) meliputi wilayah Lampung, Sumatera Selatan, dan Bengkulu.

2.3. Lokasi dan Jenis Komoditi PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)

PTPN VII (Persero) memiliki kantor pusat di Jalan Teuku Umar No. 300,
Kedaton, Bandar Lampung dan memiliki unit usaha yang tersebar di Propvinsi
Lampung sebanyak 12 unit, 2 distrik. Sumatera Selatan 14 unit, 2 distrik, serta
Bengkulu 3 unit, 1 distrik.

PTPN VII (Persero) bergerak dalam bidang agribisnis dengan komoditas


utama yang diusahakan mencakup 4 jenis yaitu karet, kepala sawit, teh, dan tebu.
Keseluruhan komoditi dikelola dengan teknologi yang modern, manajemen
terpadu dan didukung sumber daya yang profesional di bidangnya.

6
Gambar 2.1. Lokasi
Sumber : https:petalokasi.org/Kabupaten-LampungTengah-PTPN7-Persero-Bekri

7
2.4. Profil Unit Bekri

Unit Bekri merupakan salah satu Unit Perkebunanyang dimiliki Perusahaan


Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII dengan komoditas kelapa sawit
dibawah Wilayah Distrik Way Seputih. Unit Bekri berada di Desa Sinar Banten,
Kecamatan Bekri, Lampung Tengah. Komoditas yang ada adalah Kelapa Sawit
dengan produk yang dihasilkan adalah CPO (Crude Palm Oil), PKO (Palm Kernel
Oil) dan BIS (Bungkil Inti Sawit). Unit Bekri memiliki PPKS dengan kapasitas 50
ton/jam, PPIS dengan kapasitas 50 ton/hari dan pabrik kompos dengan kapasitas 8
ton/jam.

Batas wilayah Unit Bekri adalah :

 Utara : Kecamatan Padang Ratu Gunung Sugih

 Selatan : Kecamatan Bangun Rejo Natar

 Timur : Kecamatan Gunung Sugih

 Barat : Kecamatan Padang Ratu Bangun Rejo

Selain itu Unit Bekri juga memiliki produk sampingan sebagai berikut :

 Tandan Kosong diolah menjadi Pupuk Kompos

 Limbah Abu Dust Collector di diaplikasikan untuk Pupuk Tanaman Kelapa


Sawit
 Limbah Cair diaplikasikan untuk Pupuk Tanaman Kelapa Sawit
 Limbah Solid diaplikasikan untuk Pupuk Tanaman Kelapa Sawit
 Cangkang dan fiber Kelapa Sawit digunakan untuk bahan bakar Boiler di
PPKS, Pabrik Teh, dan Pabrik Gula

2.4.1. Wilayah Kerja PTPN VII

Wilayah kerja pengelolaan PTPN VII yang tersebar di Propinsi


Lampung meliputi wilayah kerja sebagaimana jelaskan berikut ini:

1. Provinsi Lampung sebanyak 10 Unit Usaha (6 UU di Distrik Sekampung


dan4 UU di Distrik Seputih),

8
2. Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 14 Unit Usaha (7 UU di Distrik
MuaraEnim dan 7 UU di Distrik Banyuasin),
3. Provinsi Bengkulu sebanyak 3 Unit Usaha dibawah naungan
DistrikBengkulu. Areal tanaman menghasilkan (TM) terdiri dari : Areal
Inti 78.523 hektar dan Areal Plasma 53.107 hektar.

2.5. Visi dan Misi Perusahaan

2.5.1 Visi Perusahaan

PTPN VII (Persero) menjadi perusahaan agribisnis berbasis karet, kelapa


sawit, teh, dan tebu yang tangguh serta berkarakter global. Memiliki daya saing
yang prima, melalui peningkatan produktivitas, mutu, skala ekonomi usaha dan
dukungan industri hilir. Mempunyai karakteristik perusahaan berkelas dunia
dengan proses bisnis dan kinerja yang prima serta menghasilkan produk yang
berstandar internasional.

2.5.2. Misi Perusahaan

PTPN VII (Persero) memiliki misi sebagai berikut :

1. Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh, dan tebu dengan
menggunakan teknologi budidaya dan proses pengolahan yang efektif serta
ramah lingkungan.
2. Mengembangkan industri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet,
kelapa sawit, teh dan tebu) dengan menggunakan teknologi terbarukan.
3. Mengembangkan sumber daya manusia yang berbasis kompetensi.
4. Membangun tata kelola usaha yang efektif.
5. Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders untuk mewujudkan
daya saing guna menumbuh-kembangkan perusahaan.

9
2.6. Struktrur Organisasi Unit Bekri

Gambar 2.2. Struktur Organisasi Unit Bekri

2.7. Proses Bisnis Unit Bekri

Bekri adalah salah satu Unit Usaha dengan komoditas kelapa sawit.
Adapun alur proses bisnis Unit Bekri dapat digambarkan sebagai berikut :

10
Kebun K. Sawit

TBS Unit Seinduk TBS TBS


Kemitraan/Pembeliann

Pengolahan di PPKS

Inti Sawit
LIMBAH Minyak Inti Unit
Sawit Sawit Seinduk
Limbah Cair Digunakan

untuk Land Aplikasi


Pengolahan di PPKS
Limbah Padat antara

lain cangkang untuk


Minyak Bungkil
bahan bakar, dan tankos Inti Sawit Inti Sawit

untuk kompos
Tangki Minyak Tangki Minyak Gudang
Sawit Inti Sawit

Pesanan dari 7.12

CPO dikirim ke
IPMG Panjang Delivery
Order
MIS dan BIS dijual (DO)
ke pembeli sesuai
DO

Gambar 2.3 Proses Bisnis Unit Bekri

11
2.8. Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit

Proses pengolahan di PPKS bertujuan untuk mengolah bahan baku berupa


tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang berasal dari kebun UU inti dan dari
kemitraan untuk diolah menjadi CPO dan Inti sawit dengan kualitas yang baik dan
losses yang serendah mungkin.

Kapasitas pabrik PPKS Bekri telah mengalami peningkatan kapasitas olah,


yang sebelumnya kapasitas 40 T/J dan setelah optimalisasi kapasitas menjadi 50
T/J.

Tahapan proses pengolahan di PPKS Bekri adalah sebagai berikut:

Timbangan Loading Sterilizer Thresher


TBS
Ramp

Pabrik Biji Press


Inti / Kernel
Tandan

Kosong

Boiler Fibre + Shell

Storage Limbah Cair &


CPO Klarifikasi Padat
Tank

Gambar 2.4. Alur Proses Pengolahan

12
2.8.1. Pemanenan tandan buah

Gambar 2.5. Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit


(sumber:https://sawitnotif.pkt-group.com/2018/02/13/cara-panen-tanaman-kelapa-
sawit-yang-baik-dan-benar/)

Gambar 2.6. Setasiun Penimbangan


(sumber:http://kimirochimi.blogspot.com/2012/10/jembatan-timbang-pks-rama-
rama.html)

Dalam proses ini didapatkan bahan bahan baku utama dari pohon
kelapa sawit, yaitu Tandan Buah Segar (TBS). Dimana buah yang baru
dipanen dari kebun kelapa sawit biasanya akan langsung diangkut ke pabrik
menggunakan truk, yang sebelumnya buah akan terlebih dahulu masuk dalam

13
Loading Ramp. Setelah itu, tandan buah segar akan melalui jembatan timbang
guna mengukur berat buah yang dipanen.

2.8.2. Penyortiran

(a) (b)

Gambar 2.7. (a). Loading Ramp, (b). Lay Out Loading Ramp PT Perkebunan
Nusantara VII Pabrik Kelapa Sawit Bekri.

Setelah masuk pabrik pengolahan minyak kelapa sawit, proses


pembuatan CPO berikutnya adalah penyortiran atau pemilahan tandan buah
segar. Dimana buah kelapa sawit akan dipisahkan menurut kematangannya.

Proses ini merupakan proses yang begitu penting karena kematangan


buah sawit akan mempengaruhi rendemen minyak, yang antara lain adalah
sebagai berikut ini rinciannya.

Fraksi buah Kategori Jumlah brondolan


Fraksi 00 (F-00) Sangat mentah (afkir) Tidak ada
Fraksi 0 (F-0) Mentah 1-12,5% buah luar
Fraksi 1 kurang matang 12,5-25% buah luar
Fraksi 2 matang I 25-50% buah luar
Fraksi 3 matang II 50-75% buah luar
Fraksi 4 lewat matang 75-100% buah luar
Fraksi 5 terlalu matang buah dalam membrondol

Tabel 2.1. Fraksi buah

14
2.8.3. Perebusan Tandan Buah Segar (TBS)

Input Output

Gambar 2.8. Layout Stasiun Rebusan

Proses pengolahan CPO selanjutnya adalah perebusan tandan buah


segar atau TBS, pertama-tama TBS akan direbus dalam sebuah wadah khusus
yang memiliki lubang (cage), kemudian langsung dipindahkan ke dalam
sterilizer yang berbentuk bejana berjalan dengan tekanan udara 2,6 hingga 3.0
kg/cm2.

Tujuan dari perebusan tandan buah segar sendiri antara lain adalah
untuk mematikan enzim yang mampu membuat kualitas CPO menurun.
Selain itu proses perebusan juga dapat membuat buah kelapa sawit mudah
terlepas dari tandan atau berondolannya, serta berfungsi untuk memudahkan
daging buah kelapa sawit terlepas dari cangkang dan intinya sekaligus
melunakkannya.

15
2.8.4. Perontokan buah

Gambar 2.9. Thresher

Pada proses pengolahan CPO yaitu tahap thresher, daging buah yang
masih melekat akan dipisahkan dan berikutnya ditampung serta dibawa oleh
Fruit Conveyor.

Dalam mesin yang berbentuk drum dan bekerja dengan cara berputar
ini, brondolan akan dipisahkan dari tangkai tandannya. Sayangnya, proses
perontokan ini tidak selamanya berhasil 100% merontokkan brondolan. Dan
brondolan yang belum terpisah dari tangkainya tersebut tidak langsung
dibuang melainkan akan masuk dalam thresher kedua.

16
2.8.5. Pengolahan

Gambar 2.10. Mesin Digester Dan Screw Press PT Perkebunan Nusantara VII
Pabrik Kelapa Sawit Bekri.

Tahap atau proses pengolahan Crude Palm Oil selanjutnya sudah masuk
dalam tahap inti yaitu pengolahan daging buah sawit, dimana pengolah
daging buah kelapa sawit ini terdiri dari dua tahap yaitu digester dan screw
press.

2.8.6. Pemurnian minyak kelapa sawit

Setelah lulus dalam proses screw press kemudian akan didapatkan


minyak kasar yang kemudian akan dimasukkan dalam stasiun Clarifikasi.

proses pemurnian minyak sendiri akan melalui beberapa tahap yang


antara lain adalah tahap sand trap tank, vibro separator, vertical clarifier tank,
oil tank, oil purifier vacuum dryer, sludge tank, sand cyclone, brush strainer,
sludge separator dan storage tank.

2.8.7. Pengolahan biji sawit

Masuk dalam tahap akhir yaitu pengolahan biji sawit yang telah dipress
dalam tahap sebelumnya. Proses pengolahan CPO yang terakhir ini pun
terdiri dari beberapa tahap seperti: Cake breaker conveyor, depericarper, nut
silo, riplle mill, claybath, hydro cyclone, kernel dryner, dan kernel storage.

17
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Screw press


Cara yang paling umum dipakai untuk mengekstraksi minyak kasar dari
buah kelapa sawit yang telah mengalami pelumatan adalah dengan menggunakan
pengempaan (pressing). Fungsi dari Screw Press adalah untuk memeras
berondolan yang telah dicincang, dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak
kasar. Mesin ini terdiri dari 2 batang besi campuran yang berbentuk spiral (screw)
dengan susunan horizontal dan berputar berlawanan arah. Sawit yang telah
dilumatkan akan terdorong dan ditekan oleh cone pada sisi lainnya, sehingga
buah sawit menjadi terperas (Mangoensoekarjo, 2003, hlm 348).

Untuk lebih jelas mengenai alat screw press ini dapat dilihat pada gambar 1. a
dan b seperti gambar dibawah.

a. Mesin Screw press

Gambar 3.1. Mesin Screw Press


(Sumber : http://pabrik- sawit.blogspot.com/2010/08/alat-
pabrik-kelapa-sawit-screw-press.html)

18
b. Worm screw press

Gambar 3.2. Worm Screw Press


(Sumber : http://pabrik- sawit.blogspot.com/2010/08/alat- pabrik-kelapa-
sawit-screw-press.html)

Gambar 1. Model mesin screw press (a) dan Worm Screw Press (b) yang
Digunakan Pada pengolahan Kelapa Sawit

Di dalam proses pengempaan, bubur buah yang telah lumat akan


diperas dari ampas secara padat dari segala arah serta mendapat gaya perlawanan
hidrolik. Putaran screw juga akan membawa ampas keluar dari pressan menuju
Cake Breaker Conveyor untuk proses selanjutnya.

Alat hidrolik yang terpasang dibagian depan ialah jenis adjusting cone yang
menekan mulut press sehingga massa bubur terhimpit. Hasil dari pengepresan ini
ialah CPO, fibred dan nut. Dalam operasinya tekanan adjusting cone ialah
sebesar 50 – 60 bar dan dengan kuat arus 35 – 40 ampere. Besar kecilnya
tekanan cone sangat mempengaruhi hasil pemerasan minyak. Bila tekanan
melebihi batas rata – rata maka nut yang pecah akan semakin banyak pula.

Hal ini akan menyebabkan kerugian pada saat pengolahan inti sawit karena
banyak terdapat nut yang pecah. Sedangkan bila tekanan di bawah tekanan
standartnya maka minyak yang dihasilkan akan berkurang. Naik turunnya
tekanan pada adjusting cone dapat disebabkan pasokan listrik tidak memadai.
Sehingga pompa hidrolik tidak dapat bekerja maksimal. Dari proses pengempaan
ini akan menghasilkan minyak kasar dengan kadar 50%, air 42%, dan zat
padat 8%.

19
3.2. Saat mesin beroperasi

Gambar 3.3. Screw Press pada Keadaan Operasi


(Sumber : http://pabrik- sawit.blogspot.com/2010/08/alat- pabrik-kelapa-sawit-
screw-press.html)

Untuk mengefisiensikan proses ekstraksi minyak pada screw press maka hal –
hal yang harus diperhatikan ialah :

1. Tekanan proses. Jika tekanan proses tidak maksimal maka dapat


menyebabkan losses minyak yang tinggi atau persentase broken kernel yang
tinggi.

2. Suhu daging buah yang keluar dari digester harus 90 – 95 oC sehingga


pemisahan minyak dapat berjalan sempurna.

3. Kondisi worm screw, press cage maupun cone harus diperhatikan


meliputi pengecekan keausannya, karena mempengaruhi hasil minyak yang
didapat, jika lubang pori press cage tersumbat maka minyak akan terbawa
keluar bersama dengan ampas.

4. Daging buah yang telah dilumatkan,

kandungan minyaknya tidak boleh terlalu sedikit (karena telah keluar dari
digester). Hal ini dapat menyebabkan worm screw mudah mengalami keausan
dan jika kandungan

minyak tidak dikutip dari digester juga akan menyebabkan losses minyak
akan tinggi. Oleh karena itu pengawasan pada pengutipan minyak harus dijaga
dengan teliti.

20
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Spesifikasi Mesin Screw press

𝒏𝒐 Uraian Keterangan

1 Kapasitas (Q) 15-17 ton/jam

Horizontal Double Screw


2 Type
Worm

3 Model MP 15

4 Tekanan konus (cone) (P) 50 – 60 Bar

5 Clearance (pitch) 260 mm

6 Putaran Poros (n) 9-11 rpm

7 Siklus Input Kontinu

8 Berat worm screw (w) 750 kg

9 Jumlah Ulir 5

Tabel 4.1. Spesifikasi Mesin Screw Press

21
4.2. Data hasil dan pembahasan

Didalam proses pengepressan buah kelapa sawit digunakan pressan yang


berbentuk screw dengan menggunakan peralatan worm screw yang ditahan oleh
tekanan hidrolik. Adapan tekanan hidrolik yang diijinkan PKS Begerpang Palm
Oil Mill adalah 50 – 60 Bar.

Tekanan screw press yang bekerja pada unit pressan di PKS Begerpang Palm
Oil Mill
Fsp
𝑃𝑠𝑝 = A
sp

Dimana :

Fsp = Gaya pada Screw Press (N)

Asp = luas penampang Screw Press (m2)

Data yang diperoleh yaitu :

a) Daya yang terpakai pada mesin screw press (N) 40 HP = 29827,995 Watt

b) Putaran Screw Press (n) = 11 rpm

c) Diameter Worm Screw Press (dws) = 370mm = 0,37 m

d) Diameter Poros Screw Press (dp) = 180 mm = 0,18 m

e) Jumlah daun Screw Press = 5 buah

f) Kapasitas Screw Press = 17 Ton/jam = 17000 Kg/jam

g) Gravitasi (g) = 9,8 m/𝑠 2

4.3. Perhitungan Gaya Worm Screw Press

Gaya aksial yang bekerja pada screw merupakan beban yang diakibatkan oleh
adanya hambatan oleh konus sehingga menimbulkan tekanan. Tekanan ini sebesar
50 – 60 Bar, pada perhitungan diambil tekanan maksimal sebesar 60 Bar ialah :
Pk = 60 Bar

Pk = 60 x 105 N/ m2

22
Perhitungan beban (Wk) yang terjadi pada screw adalah sebagai berikut
(Ansel C. Ugural. 2003. Mechanical Design: An Integrated Approach):

Wk = Pk × A

dimana :

Wk = p

A = luas penampang screw tegak lurus terhadap poros

Diameter Worm Screw Press

Dimana luas penampang sebuah screw diperoleh (Ansel C. Ugural. 2003.


Mechanical Design: An Integrated Approach) :

A=π.d.b.n

A = π (370) (40) (1)

A = 46472 mm2 = 46472 × 10-6 m2

Keterangan :

A = luas penampang screw tegak lurus terhadap poros

d = Diameter Worm Screw Press

b = Daya yang terpakai

n = Jumlah Worm Screw Press

dengan tan λ = p/πdm λ = 17,630

Untuk penampang screw tegak lurus sumbu poros, ialah :

A = (46472 × 10-6) cos 17,630


= 0,04428 m2
Beban untuk sebuah screw (tekanan hidrolik dibagi oleh 2 konus, sehinga
harga Pk = 6 ×106/2 = 3 ×106) maka persamaan menjadi :

Wk = (3 ×106) (0,04428)

= 132840 N

23
Menghitung nilai Momen Torsi (T) yang terjadi pada Worm Screw Press
diperoleh dari persamaan;

2πnT
N=
60
60 N
T=
2πn
60 × 29827,995
T=
2 × 3,14 × 11
1789679,7
T=
69,08

T = 25907 Nm

Keterangan :

N = Daya yang terpakai pada mesin screw press

n = Putaran Screw Press

Jadi Momen Torsi yang terjadi pada Worm Screw press yaitu : 25907 Nm

Sehingga Gaya Worm Screw diperoleh dari persamaan diatas :

Dimana diameter Worm Screw = 370 mm = 0,37 m

Jadi rws = 0,185 m

T = Fws x rws
T
Fws =
rws
25907 Nm
Fws =
0,185 m
𝐟𝐰𝐬 = 𝟏𝟒𝟎𝟎𝟑𝟕, 𝟖 𝑵

Keterangan :

Fws = Gaya worm screw press

T = Momen torsi yang terjadi pada worm screw press

rws = Jari-jari worm screw press

Karena terdapat 2 worm screw maka besar gaya pada worm screw diperoleh
dengan persamaan:

24
F Worm Screw = 2 x Fws

F Worm Screw = 2 x 140037,8 N

F Worm Screw = 280075,6 N

Jadi gaya yang terjadi pada worm screw press (Fws) sebesar 280075,6 N.

4.4. Perhitungan Gaya pada bubur buah

Gaya pada bubur buah diperoleh dari persamaan :

Fbb = mbb.g

Menghitung massa bubur buah yang masuk kedalam press cage (mbb).

mbb = Kapasitas Screw Press x Waktu Penekanan

Menghitung waktu penekanan yang terjadi pada screw press, Putaran poros
screw adalah 11 rpm, jumlah daun screw (blade) 5 buah. Waktu untuk satu putaran

60 sec
(t) = 11 rpm = 5,45 sec

Terdapat 5 buah daun (blade), maka waktu penekanan membutuhkan 5 kali


putaran. Maka waktu penekanan (tp) :

𝟓
tp = 𝟏𝟏 x 60

tp = 27,27 sec

Sehingga diperoleh massa bubur buah yaitu :

mbb = Kapasitas Screw Press x Waktu Penekanan


mbb = 17000 kg/jam x 27,27 s
mbb = 4,72 kg/s x 27,27 s
mbb = 128,7 kg

Sehingga diperoleh gaya pada bubur buah yaitu :

Fbb = mbb x gravitasi


Fbb = 128,7 kg x 9,8 m/s2

25
Fbb = 1261,26 kg.m/s2
Fbb = 1261,26 N
Sehingga diperoleh gaya pada Screw Press yaitu penjumlahan dari gaya worm
screw press dengan gaya pada bubur buah:

Fsp = Fws + Fbb


Fsp = 280075,6 N + 1261,26 N
Fsp = 281336,86 N

Jadi besar gaya yang terajadi pada screw press sebesar 281336,86 N

4.5. Perhitungan luas penampang Screw Press

Gambar 4.1. Diamaeter Daun (blade) Worm Screw Press


Luas penampang Daun (blade) worm screw press
Aws = π/4 x dws2

= 3,14/4 x (0,37 m)2

= 0,1074 m2

Gambar 4.2. Diamaeter Poros Worm Screw Press

26
Luas penampang pada poros worm screw press

Ap = π/4 x dp2
= 3,14/4 x (0,18 m)2
= 0,0254 m2
Jadi luas penampang pada Screw Press adalah

Asp = luas penampang pada daun (blade) – luas penampang pada poros
Asp = Aws - Ap
Asp = 0,1074 m2 - 0,0254 m2
Asp = 0,082 m2
Jadi luas penampang pada 2 batang Worm Screw Press yaitu :

A screw press = 2 x Asp


A screw press = 2 x 0,082 m2
A screw press = 0,164 m2

Jadi luas penampang Screw Press diperoleh sebesar 0,164 m2

4.6. Perhitungan Tekanan Screw Press

Fsp
Psp =
Asp
281336,86
Psp =
0,164
Psp = 1715468,6 N/m2

Sehingga diperoleh tekanan yang terjadi pada screw press adalah : 1715468,6
N/m2

1 kg/cm𝟐
Psp =1715468,6 N/m2 x
98066,5 N/cm𝟐

Psp = 𝟏𝟕, 𝟒𝟗 N/m2

Sehingga di peroleh tekanan yang terjadi pada screw press adalah: 𝟏𝟕, 𝟒𝟗 N/m2

1 bar
Psp = 17,49 kg/cm2 x
1,0197 kg/cm𝟐
𝐏𝐬𝐩 = 𝟏𝟕, 𝟏𝟓 Bar

27
Dari perhitungan diatas diperoleh tekanan yang terjadi pada screw press yaitu
sebesar 𝟏𝟕, 𝟏𝟓 Bar.

4.7. Perbandingan antara Tekanan hidrolik dengan Tekanan Screw Press

Adapan tekanan hidrolik yang diijinkan PKS Begerpang Palm Oil Mill adalah
50 – 60 Bar. Jadi perbandingan antara tekanan screw press dengan tekanan hidrolik
pada tekanan 50 Bar yaitu :

17,15 Bar 1
= 1 : 2,9
50 Bar 2,9

Sedangkan perbandingan antara tekanan screw press dengan tekanan hidrolik


pada tekanan 60 Bar yaitu :

17,15 Bar 1
= 1 : 3,5
60 Bar 3,5

Jadi dari hasil analisa dan perhitungan diperoleh perbandingan antara tekanan
screw press dengan tekanan hidrolik yang berfungsi sebagai penahan yaitu 1 : 2,9
pada penahan tekanan hidrolik sebesar 50 Bar, dan 1 : 3,5 pada penahan tekanan
hidrolik sebesar 60 Bar.

4.4. Dampak Tekanan Pada Proses Pengepressan

Pada proses pengepressan di unit pressan dengan menggunakan mesin screw


press, dapat diketahui bahwa semakin besar tekanan maka kerugian minyak pada
ampas pressan dapat ditekan sekecil mungkin tetapi merugikan produksi kernel
karena banyak biji sawit yang pecah. Sebaliknya semakin kecil tekanan maka
produksi kernel akan meningkat karena biji sawit banyak yang utuh tetapi kerugian
minyak kelapa sawit yang terikut pada ampas pressan semakin tinggi.

28
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Screw Press adalah mesin yang melanjutkan proses pelumatan dari


digester,worm screw press berputar berlawanan arah dengan kecepatan 11 rpm, dan
adanya tekanan screw yang di tahan cone, massa terperas minyak keluar melalui
lubang-lubang press cage,minyak terpisahkan dari serabut dan biji.

Dari perhitungan diatas diperoleh tekanan yang terjadi pada screw press yaitu
sebesar 𝟏𝟕, 𝟏𝟓 Bar. perbandingan antara tekanan screw press dengan tekanan
hidrolik pada tekanan 50 Bar yaitu : 1 : 2,9 dan 1 : 3,5 pada penahan tekanan
hidrolik sebesar 60 Bar.
Dampak penekanan pada proses pengepressan, semakin besar tekanan pada
proses pengepressan kehilangan minyak (losses) akan berkurang tetapi merugikan
produksi kernel karena banyak biji sawit yang pecah, sebaliknya semakin kecil
tekanan maka biji sawit banyak yang utuh tetapi losses pada minyak meningkat
karena banyak minyak yang terikut pada ampas presan.

5.2. Saran

Setelah melaksanakan kerja praktek selama satu bulan penulis menyarankan


kepada PT Perkebunan Nusantara VII Pabrik Kelapa Sawit Bekri agar dapat
mempertahankan dan meningkatkan unjuk kerja mesin press karna sudah dalam
keadaan stabil dan memiliki nilai efisiensi yang baik. Pada penulisan laporan ini
penulis menyadari masih banyak kekurangan sehingga penulis mengharapkan saran
yang dapat membangun agar laporan ini dapat menjadi lebih baik.

29
DAFTAR PUSTAKA

Abdi Zentra Aorna Manik. Sabtu, 19 Mei 2012. Laporan Pkl. (online)
(http://abdimanik.blogspot.com/2012/05/laporan-pkl.html?m=1)

Agroindustri.id. Beginilah Proses Pengolahan CPO Menjadi Minyak Goreng. Situs


Industri Pertanian Indonesia. (online). (proses pengolahan tbs menjadi cp).

Ir.T. Hasballah, Enzo W B Siahan. Desember 2018. Pengaruh Tekanan Screw Press
Pada Proses Pengepresan Daging Buah Menjadi Crude Palm Oil. Jurnal
Darma Agung. Volume XXVI. Halaman 722-729.

Rochimi. 01 Oktober 2012. Jembatan Timbang PKS Rama-Rama.


Kimirochimi.blogspot.com.(online).
(http://kimirochimi.blogspot.com/2012/10/jembatan-timbang-pks-rama-
rama.html).

Sawit Notif. 13 Februari 2018. Cara Panen Kelapa Sawit Yang Baik Dan Benar.
PlantationKeyTechnologi(PKT).(online).
(https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd
=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwib9Ljb3vvmAhXSZSsKHaglBdEQjh
x6BAgBEAI&url=https%3A%2F%2Fsawitnotif.pkt-
group.com%2F2018%2F02%2F13%2Fcara-panen-tanaman-kelapa-sawit-
yang-baik-dan-
benar%2F&psig=AOvVaw3ykfGfKXFokBGgpbleKIpe&ust=1578838668
227003).

(online). (Sumber : https:petalokasi.org/Kabupaten-LampungTengah-PTPN7-


Persero-Bekri).

(online). (Sumber : http://pabrik- sawit.blogspot.com/2010/08/alat- pabrik-kelapa-


sawit-screw-press.html).
31
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai