Anda di halaman 1dari 9

PERANCANGAN MESIN PEMIPIL BIJI JAGUNG UNTUK

MENINGKATKAN HARGA JUAL

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Diajukan untuk memenuhi persyaratan penyelesaian program S-1
Jurusan Mesin Fakultas Teknik Unjani.

Oleh :
RIKY APRIANDA
2114161035

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2019
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perancangan sistem adalah kegiatan merancang detil dan rincian dari
sistem yang akan dibuat sehingga sistem tersebut sesuai dengan requirement
yang sudah ditetapkan dalam tahap analisa sistem. Menurut Kenneth dan Jane
(2006:G12).
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting kehidupan
manusia yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi suatu negara, terutama
di Indonesia. Jagung merupakan bahan baku industri pakan dan pangan serta
sebagai makanan pokok di beberapa daerahdi Indonesia. Dalambentuk biji
utuh, jagung dapat diolah misalnya menjadi tepung jagung,beras jagung, dan
makanan ringan (pop corn dan jagung marning). Jagung dapat pula diproses
menjadi minyak goreng, margarin, dan formula makanan (Firmansyah, 2006).
Di Indonesia jagung merupakan komoditi tanaman pangan yang
penting, namun tingkat produksi belum optimal. Para petani masih secara
tradisional dalam melakukan penanganan untuk pasca panen. Terutama
penanganan pada waktu pemipilan jagung. Pada dasarnya memipil jagung
menggunakan tenaga manusia memerlukan waktu dan tenaga yang lebih
banyak, menyebabkan produktifitas menjadi lambat. Sehingga penggunaan
mesin pemipil jagung sangatlah membantu karena lebih efisien, menghemat
waktu dan tenaga (Rudi 2018).
Mesin pemipil biji jagung termasuk dalam kategori mesin Decorticator
yaitu mesin yang bekerja untuk melucuti kulit, kulit kayu, kulit kacang, batang
tanaman, dan biji-bijian. Kerja mesin pemipil ini yaitu melepaskan biji jagung
dari tongkolnya dengan menggunakan poros berputar di beri pisau-pisau yang
dipasang sejajar dan melingkar dengan di beri jarak tertentu. Putaran poros
tersebut bersumber dari motor listrik yang di transmisikan dengan sistem puli.
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian rumusan-rumusan masalah akan


dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kenapa biji jagung harus dipisahkan?
2. Bagaimana proses perancangan mesin pemipil jagung?

1.3. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran berbagai hal berikut:
1. Menentukan spesifikasi mesin pemipil jagung
2. Menentukan kapasitas mesin pemipil jagung

1.4. Manfaat Penelitian


Dari hasil penelitian ini memperoleh beberapa manfaat, sebagai berikut:
1. Hasil perhitungan dari rancangan dapat di jadikan patokan untuk rancang
bangun mesin
2. Penelitian ini dilakukan untuk mempercepat dan menghemat energi Petani
saat memipil jagung
3. Sebagai referensi untuk pembaca atau adik tingkat yang akan mengambil
Tugas Akhir.

1.5. Batasan Masalah


Supaya penelitian ini lebih terarah, peneliti menentukan Batasan masalah
sebagai berikut:
1. Mesin yang di rancang hanya untuk pemipil jagung
2. Sistem transmisi yang digunakan menggunakan pulley
3. Penyajian penelitian ini berbentuk perhitungan dan Gambar Teknik
1.6. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan Metode Kuantittif yaitu dengan
melakukan observasi dan mengumpulkan data di lapangan. Dan melakukan
analisis pada perancangan mesin dengan hasil akhir Perhitungan dan Gambar
Teknik.

1.7. Sistematika Penulisan


1. Bab 1 Pendahuluan, dalam bab ini menguraikan latar belakang masalah,
perumusan masalah, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.
2. Bab 2 Landasan Teori, Pada bab ini berisikan tinjauan umum tentang
pengertian perancangan , DBB, mengitung momen, menghitung transmisi
sistem pulley, menentukan material, menentukan factor keamnan.
3. Bab 3 Metodologi Penelitian, Bab ini berisikan tentang metode yang
dijalankan untuk mendapatkan hasil pengujian.
4. Bab 4 Hasil dan Pembahasan, pada bab ini berisikan tentang hasil dan
pembahasan yang diperoleh dari rancangan mesin meliputi sistem
transimisi pulley, hasil-hasil perhitungan.
5. Bab 5 Kesimpulan dan Saran, pada bab ini berisikan kesimpulan dan
saran dari hasil percobaan yang telah di analisa.

1.8. Lokasi Penelitian


Desa Gudang Kahuripan dan Desa Lembang, Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat, Indonesia
2. DASAR TEORI
2.1. Definisi Jagung
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung
umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai
tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas
sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan
(seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m
meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Batang jagung tegak dan
mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau
gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman
berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul
dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol
produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul
dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai
varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari
lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
Pengeringan jagung dapat dilakukan secara alami atau buatan. Secara
tradisionaljagung dijemur di bawah sinar matahari sehingga kadar air berkisar 9–
11 %. Biasanya penjemuran memakan waktu sekitar 7-8 hari. Penjemuran dapat
dilakukan di lantai, dengan alas anyaman bambu atau dengan cara diikat dan
digantung. Secara buatan dapat dilakukan dengan mesin pengering untuk
menghemat tenag manusia, terutama pada musim hujan. Terdapat berbagai cara
pengeringan buatan, tetap) prinsipnya sama yaitu untuk mengurangi kadar air di
dalam biji dengan panaspengeringan sekitar 38-43 derajat C, sehingga kadar air
turun menjadi 12-13 %. Mesin pengering dapat digunakan setiap saat dan dapat
dilakukan pengaturan suhu sesuai dengan kadar air biji jagung yang diinginkan.
2.2. Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung
Mesin pemipil jagung merupakan mesin yang berfungsi sebagai perontok
dan pemisah antara biji jagung dengan tongkol dalam jumlah yang banyak dan
secara kontinyu. Mesin ini menggunakan motor penggerak sebagai sumber
tenaganya, dan menggerakkan poros engkol agar bisa memipil jagung.
Kini mesin pemipil jagung banyak dibutuhkan petani jagung dan industri
kecil menengah. Proses pemipilan umunya masih dengan menggunakan tenaga
manusia yang akan memakan waktu dan tenaga yang banyak. Mesin pemipil
jagung ini untuk memudahkan dan mempercepat proses pemisahan antara
tongkol jangung dengan biji jagung setelah proses pengeringan.

2.3. Rangka

Pada alat/mesin pemipil jagung ini rangka merupakan suatu


komponen yang sangat mendukung semua komponen-komponen dari
alat/mesin pengaduk. Hal ini di karenakan rangka merupakan penompang
semua komponen-komponen lain yang ada pada alat/mesin pengaduk,
sehingga beban yang akan di terima rangka relatif besar di bandingkan
komponen yang lain. Kontruksi pada rangka juga harus di perhatikan, untuk
mendapatkan rangka yang kuat maka dalam mendesain bentuk dari rangka
haruslah benar dan baik. Rangka yang kokoh akan membuat umur
alat/mesin menjadi lebih panjang atau awet.

Selain itu, rangka merupakan bagian/komponen yang vital dalam


merancang alat/mesin pengaduk. Pemilihan bahan dasar rangka juga sangat
berpengaruh terhadap hasil pembuatan alat/mesin pengaduk.Memilih bahan
dasar yang kokoh dan baik merupakan hal utama yang harus di
perhatikan.selain konstruksi rangka yang baik dan kokoh, bahan dasar
rangka juga harus kuat dan mampu di kerjakan fabrikasi dan pemesinan.

2.4. Poros

Poros merupakan pendukung suatu momen putar dan mendapat tegangan


puntir atau tegangan puntir dengan tekuk. Menurut arah memanjangnya maka di
bedakan poros yang bengkok dengan poros tirus biasa, poros pejal atau poros
berlubang, keselurahannya rata atau dibuat mengecil. Menurut penampang
melintangnya di sebutkan sebagai poros bulat atau poros profil. Itu di kenal juga
poros engsel, poros teleskop,poroslentur dan lain-lain.

Pengaman poros terhadap penggeseran memanjang diperoleh melalui


peralihan poros pada tempat bantalan atau cincin pengaman. Untuk
merencanakan sebuah poros, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan
a. Kekuatan poros

b. Kekakuan poros

c. Putaran kritis

d. Korosi

e. Bahan poros
2.4.1. Macam-Macam Poros

Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut


pembebanannya sebagai berikut :
1. Poros transmisi
2. Spindel
3. Gandars

2.4.2. Dasar-Dasar Perhitungan Poros


Menentukan Gaya Pada Poros
Tegangan lentur izin poros (𝝉a )

Diameter Poros yang Diijinkan

Tegangan Maksimum Poros


2.4.3. Menentukan Faktor Keamanan

Untuk menentukan dengan bahan s – C dengan pengaruh massa dan


baja paduan faktor keamanannya diambil harga 6,0 yang dinyatakan
dengan Sƒ1. Apabila poros tersebut akan diberi alur pasak atau dibuat
alur bertangga, karena pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar dan
juga pengaruh kekerasan permukaan maka dalam perhitungan diberi
faktor keamanan yang dinyatakan dengan Sf2 dengan harga 1,3
samapai 3,0
(Sumber : Sularso, Elemen Mesin, hal: 8)

Anda mungkin juga menyukai