Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Singkong adalah sejenis buah dari tanaman umbi-umbian yang tumbuh di


dalam tanah. Singkong berbentuk silinder yang ujungnya mengecil dengan
diameter rata - rata sekitar 2-5 cm dan panjang sekitar 20-30 cm. Singkong
biasanya diperdagangkan dalam bentuk masih kulit. Umbinya mempunyai kulit
yang terdiri dari dua lapis yaitu kulit luar dan kulit dalam. Daging umbi
berwarna putih dan kuning (Muchtadi dan Sugiyono, 1989).

Singkong merupakan salah satu sumber karbohidrat yang baik bagi tubuh.
Beberapa penelitian bahkan menyatakan bahwa singkong jauh lebih banyak
kandungan karbohidratnya dibandingkan dengan nasi sebagai menu utama
makanan orang Indonesia. Selain itu singkong juga mengandung protein, lemak,
mineral vitamin B, vitamin K, serat dan merupakan bahan makanan dengan
kandungan kalori yang sangat tinggi. Kandungan kalori yang tinggi di dalam
singkong membuat singkong lebih lama saat dicerna oleh tubuh.

Sebagai bahan masakan, singkong biasa dijadikan sebagai bahan makanan


utama maupun makanan ringan. Banyak cara untuk mengolah singkong dengan
cara direbus, digoreng, dipanggang, atau dibakar. Salah hasil pengolahan
singkong yaitu dijadikan keripik singkong. Selama ini masih banyak penjual
penjual keripik singkong di daerah Madura, yang cara pembuatan keripik
singkongnya masih menggunakan alat parut sederhana, dimana cara tersebut
kurang aman yang mana dapat melukai tangan dan kurang efektif dari segi
waktu.

Berdasarkan hal tersebut, akan dirancang dan diwujudkan sebuah Mesin


Perajang dan Penggoreng Singkong Semi Otomatis. Pada mesin perajang dan
penggoreng singkong semi otomatis ini digunakan motor listrik sebagai

1
penggerak dan mata pisau lingkaran yang dirancang untuk memotong singkong
dalam sekali proses. Perancangan ini diharapkan mampu meningkatkan nilai
tambah dan efisiensi dari sebuah proses pembuatan kripik singkong.

Dewasa ini bidang agrobisnis memang merupakan primadona baru


bagi masyarakat indonesia sebagai ladang usaha yang cukup memberikan
prospek yang menggembirakan. Bidang ini tidak hanya meliputi hal-hal yang
berkaitan dengan pertanian sebelum panen, tetapi yang justru lebih
berkembang adalah industri pengolahan hasil-hasil pertanian (pasca panen).
Satu hal yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa bidang ini ternyata
dikuasai oleh industri rumah kecil dan menengah yang sebenarnya adalah
industri rumah tangga. Selain itu dikarenakan makin sulitnya mendapatkan
pekerjaan, sehingga menyebabkan tenaga kerja tidak lagi berharap untuk
bekerja di pabrik-pabrik atau industri. Para calon tenaga kerja pada umumnya
kini mengalihkan perhatiannya untuk menjadi pengusaha-pengusaha baru
yang tidak memerlukan modal usaha yang besar. Dalam hal ini pemerintah
membantu para pengusaha baik yang besar maupun kecil dalam segala hal,
untuk meningkatkan produk yang dihasilkan baik dalam segi kualitas maupun
kuantitasnya.

1.2. Tujuan Umum dan Khusus

Pelaksanaan tugas perancangan mesin ini mempunya beberapa tujuan,


yaitu:

Tujuan Umum:

1. Untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah perancangan Mesin pada


jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, USU.
2. Menambah wawasan mahasiswa terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
dunia keteknikkan
3. Untuk menambah wawasan dalam Proses perancangan.
4. Adapun syarat untuk bisa mengambil mata kuliah Tugas Desain Elemen
Mesin yaitu dengan lulus dari mata kuliah Proses Pengembangan Desain

2
(capstone design) , Praktikum/tugas Menggambar CAD ,Praktikum/ Tugas
Menggambar Teknik, dan mata kuliah Menggambar Teknik I

Tujuan Khusus:

1. Membantu para produsen keripik khususnya produsen keripik singkong agar


mempermudah dalam proses pengirisan singkong menjadi keripik.
2. Mengefisiensikan atau mempercepat proses yang dilakukan dalam pengiris
singkong

1.3. Batasan Masalah

Adapun yang menjadi Batasan masalah dalam tugas perancangan mesin


pengiris singkong ini adalah :

1. Mesin ini digunakan dalam industri rumah tangga yang sudah terpasang
instalasi listrik
2. Pembuatan rangka
3. Penggerak dari mesin perajang ini adalah electromotor ½ HP
4. Pembatasan kontruksi terbatas pada rangka, poros, bantalan, pully, belt, piring
tempat pisau

1.4. Manfaat

Manfaat dari perancangan ini adalah:

Bagi dunia industri:

1. Mengembangkan teknologi dalam penghasilan enegi dari proses mesin


pengiris singkong..
2. Memberikan informasi/pengetahuan kepada masyarakat maupun dunia
perindustriaan mengenai pembuatan Mesin Pengiris Singkong.

Bagi mahasiswa:

1. Memberikan informasi atau menambah wawasan kepada mahasiswa Teknik


Mesin Universitas Sumatera Utara tentang perencanaan Mesin Pengiris
singkong agar mendapat hasil yang efesien.

3
2. Penulis berharap bahasan pada laporan tugas rancang ini dapat memberikan
informasi tentang apa itu mesin pengiris singkong, bagaimana prinsip
kerjanya dan apa saja kelebihan dan kekurangannya.
3. Serta dengan adanya cara untuk membuat mesin pengiris singkong, dapat
mempermudah bagi siapa saja yang tertarik dan ingin mencoba membuat
mesin pengiris singkong sendiri.
4. Menigkatkan daya kreatifitas, inovasi, dan keahlian mahasiswa.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Singkong dan Olahannya


Singkong merupakan tanaman tipikal daerah tropis. Iklim yang
panas dan lembab dibutuhkan untuk pertumbuhannya sehingga tanaman
ini tidak dapat tumbuh pada suhu kurang dari 100C. Suhu optimum
pertumbuhannya sekitar 25-270C dan tumbuh baik pada ketinggian 1500
meter atau lebih diatas permukaan laut. Curah hujan yang diperlukan ratarata 500-
5000 mm per tahun. Singkong dapat tumbuh pada tanah berpasir
hingga tanah liat, maupun pada tanah yang rendah kesuburunnya (Grace,
1977). Umbi singkong berbentuk silinder yang ujungnya mengecil
dengan diameter rata-rata sekitar 2-5 cm dan panjang sekitar 20-30 cm.
Singkong biasanya diperdagangkan dalam bentuk masih kulit. Umbinya
mempunyai kulit yang terdiri dari dua lapis yaitu kulit luar dan kulit
dalam. Daging umbi berwarna putih dan kuning (Muchtadi dan Sugiyono,
1989).

Keripik adalah makanan ringan yang digemari masyarakat. keripik


tergolong jenis makanan craker yaitu makanan yang bersifat kering dan
renyah dengan kandungan lemak yang tinggi. Renyah adalah keras dan
mudah patah. Sifat renyah pada craker ini akan hilang jika produk
menyerap air. Produk ini banyak disukai karena rasanya enak, renyah, dan tahan
lama, praktis dan mudah dibawa dan disimpan (sulistyowati,
2004).

2.2. Perangkat Keras pada Mesin Pengiris Singkong

Untuk pembuatan keripik singkong (umbi kentang dll) diperlukan


mesin guna mempercepat proses pengirisannya, yang disebut Mesin
Perajang Singkong. Kapasitas mesin ditentukan oleh kebutuhan industri
atau berdasarkan konsumen

5
Adapun perangkat keras yang ada di dalam mesin pengiris singkong
adalah sebagai berikut:

1. Motor AC

AC motor merupakan motor listrik yang digerakkan oleh arus bolak-balik


yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini
terbuat dari memanfaatkan gaya atau force yang dihasilkan oleh medan magnet
berputar yang karena adanya arus bolak-balik yang mengalir melalui kumparan
nya. AC Motor terdiri dari dua komponen utama :

a. Stator stasioner yang ada di bagian luar.

b. Rotor dalam yang menempel pada poros output.

AC motor dapat bergerak melalui prinsip kemagnetan.. AC Motor sederhana


berisi sebuah kumparan / coils dan dua magnet tetap (fixed magnets) yang
mengelilingi poros. Ketika muatan listrik diterapkan pada kumparan,maka
kumparan tersebut akan menjadi electromagnet dan kemudian akan menghasilkan
medan magnet. Hal tersebut akan membuat kumparan bergerak dan mulai putar,
sehingga motorpun dapat bekerja.

Gambar 2.1. Motor AC

6
Sumber : teknomesin.com

2. Belt dan Pulley

Belt termasuk alat pemindah daya yang cukup sederhana dibandingkan


dengan rantai dan roda gigi. Belt terpasang pada dua buah pulley atau lebih,
pulley pertama sebagai penggerak sedangkan pulley yang kedua berfungsi
sebagai yang digerakkan. Belt inilah yang nantinya berperan sebagai pemindah
daya dari motor AC menuju pulley yang berhubungan dengan mata pisau dan
pengaduk.

Belt yang digunakan adalah jenis V-Belt dengan penampang melintang


berbentuk trapezium karena transmisi ini tergolong sederhana dan memilik
gaya gesek yang besar dibandingkan belt yang lainnya, selain itu dari sisi
ekonomisnya V-Belt lebih murah dibandingkan dengan penggunaan transmisi
yang lain.

Gambar 2.2. Pulley dan Belt

Sumber : teknomesin.com

3. Mata Pisau

Mata pisau yang terbuat dari bahan stainless stell yang tentunya dipilih
agar mata pisau tidak mudah berkarat. Mata pisau ini dibuat sedemikian rupa

7
agar nantiya proses perajangan dapat dilakukan dengan mudah dan hasil
perajangan sesuai dengan apa yang diinginkan.

Gambar 2.3. Mata Pisau

Sumber : teknomesin.com

4. Bearing

Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang
peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu
sebuah poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang
berlebih. Bantalan harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen
mesin lainnya dapat bekerja dengan baik.

8
Gambar 2.4. Bearing

Sumber : teknomesin.com

5. Pasak

Seperti halnya baut dan sekrup, pasak digunakan untuk membuat


sambungan yang dapat dilepas yang berfungsi untuk menjaga hubungan
putaran relatif antara poros dengan elemen mesin yang lain seperti : Roda gigi,
Pulley, Sprocket, Impeller dan lain sebagainya.

Distribusi tegangan secara aktual pada sambungan pasak tidak dapat


diketahui secara lengkap, maka dalam perhitungan tegangan disarankan
menggunakan faktor keamanan sebagai berikut :

 Untuk torsi yang tetap dan konstan N = 1,5

 Untuk beban kejut yang kecil (rendah) N = 2,5

 Untuk beban kejut yang besar terutama bolak – balik N =4,5

Pada pasak yang rata, sisi sampingnya harus pas dengan alur pasak agar
pasak tidak menjadi goyah dan rusak.ukuran dan standard yang digunakan
terdapat dalam lapisan. Untuk pasak, umumnya dipilih bahan yang mempunyai
kekuatan tarik lebih dari 60 kg/ mm2, lebih kuat daripada porosnya. Kadang
sengaja dipilih bahan yang sengaja lemah untuk pasak, sehingga pasak terlebih
dahulu rusak daripada porosnya. Ini disebabkan harga pasak yang murah serta
mudah menggantinya.

6. Poros

Poros adalah penopang bagian mesin yang diam, berayun atau berputar,
tetapi tidak menderita momen putar dan dengan demikian tegangan utamanya
adalah tekukan (bending). Poros dalam mesin ini berfungsi untuk meneruskan
tenaga bersama-sama dengan putaran. Setiap elemen mesin yang berputar,

9
seperti cakara tali, pulley, sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda gigi,
dipasang berputar terhadap poros pendukung yang tetap atau dipasang tetap
pada poros pendukung yang berputar.

Gambar 2.5. Poros

Sumber : maksindo.com

2.3. Perangkat Lunak

Perangkat lunak meliputi rancangan yang membentuk mesin pengiris


singkong, disini sowtware yang kami gunakan dalam perancangan mesin
pengiris singkong ini adalah software solidwork, adapun gambar rancangan
yang telah kami buat adalah berikut:

10
Gambar 2.6. Rancangan Mesin Pengiris

Sumber : Solidwork

BAB III

METODOLOGI PERANCANGAN

3.1. Diagram Alur Perancangan

MULAI

STUDI LITERATUR OBSERVASI

PERENCANAAN DESAIN

PERENCANAAN DIMENSI

PEMILIHAN BAHAN
PERANCANGAN MESIN
PERHITUNGAN

PEMBUATAN MESIN

TIDAK
UJI COBA

PEMBUATAN LAPORAN

11
SELESAI
3.2. Metode Pengerjaan

Dalam kegiatan ini dirancang mesin perajang dan penggoreng singkong semi
otomatis. Untuk dapat mencapai hasil tersebut maka langkah-langkah kegiatan
yang akan dilakukan ada beberapa tahap meliputi observasi, studi literatur, dan
lain lain.

3.3. Observasi

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui gaya pemotongan pada singkong


sehingga dapat merencanakan komponen – komponen mesin yang lain.
Disamping itu kami mengkaji bahan yang ada di pasaran

3.4. Studi literatur

Pada tahap awal dilakukan studi literatur yang berhubungan dengan


perencanaan komponen – komponen dan bahan yang digunakan serta dimensi
yang membuat mesin ini bekerja dengan maksimal.

Disamping itu dilakukan pencarian data dan literatur dari internet, buku / text
book, diktat yang mengacu pada referensi, dan tugas akhir yang berkaitan dan
berhubungan dengan singkong, mata potong, dan pemotongan singkong.

3.5. Perencanaan Desain Mesin

Perencanaan awal ini didasari pada hasil kaji literatur, kaji karakteristik,
desain, dan dimensi dari mesin yang sudah ada. Dari rancangan awal ini diperoleh
konsep mesin perajang dan penggoreng singkong semi otomatis Perancangan
awal ini dimaksudkan untuk mendapatkan desain yang selanjutnya akan
diterapkan pada alat tersebut dengan memperhatikan data-data yang diperoleh dari
studi literatur maupun observasi.

3.6. Perencanaan Dimensi dan Pemlihan komponen

Perancangan dimulai dari bentuk penyusunan dan ukuran alat yang dibuat
menggunakan software solidworks. Kemudian dilakukan pemilihan bahan yang

12
dibutuhkan untuk perangkaian alat, dimana komponen-komponen tersebut
memiliki kualitas yang baik dan harga yang sesuai.

3.7. Pembuatan Mesin

Tahap pembuatan mesin ini didasarkan pada desain, dimensi dan kebutuhan
alat yang diperlukan. Setelah semua dipersiapkan maka selanjutnya dibuat mesin
atau produk yang siap untuk diuji dengan memasukkan bahan atau singkong yang
akan dipotong dan di goring .

3.8. Pengujian Mesin

Dilakukan beberapa kali pengoperasian pada mesin tersebut agar dapat


melihat kinerja, karakteristik, dan keandalannya. Hasil dari pengujian tersebut
dibandingkan dari segi ekonomis dan cara pengoperasiaannya sesuai dengan apa
yang diharapkan atau masih belum, kalau sudah dianalisa maka akan dilanjutkan
dengan pembuatan laporan.

3.9 Pembuatan Laporan

Tahap ini adalah tahap terakhir dari pembuatan mesin perajang dan
penggoreng singkong, dengan membuat laporan dari tahap observasi hingga
pengujian alat.

3.10. Metode Pengujian

Pada waktu menguji alat ini kami meletakkan singkong dengan diameter 70
mm dan singkong yang berbeda diameter ukurannya yaitu singkong dengan
diameter 80 mm dan dengan panjang 300 mm, yang bertujuan untuk
menghasilkan produk yang lebih baik serta dapat menganalisa kinerja mesin,
apabila ada salah satu komponen yang mengalami kerusakan maka dilakukan
perbaikan.

13
BAB IV

PERHITUNGAN RANCANGAN

4.1. Desain dan Gambar Teknologi Mesin Pengiris Singkong

Desain konstruksi mesin perajang singkong ditentukan atas


berbagai pertimbangan sebagai berikut :

A. Mesin perajang singkong tidak menggunakan tenaga penggerak


manusia sebagai penggerak utamanya melainkan diganti dengan tenaga
motor listrik.
B. Spesifikasi mesin yang ergonomis dengan dimensi yang nyaman bagi
operator dan mudah disesuaikan dengan ruang kerja mesin berdimensi
panjang 650 mm x lebar 600 mm x tinggi 750 mm.
C. Mudah dalam pengoperasian, perawatan maupun pergantian suku
cadang mesin.
D. Pisau perajang dapat diatur untuk menentukan ketebalan hasil rajangan
sesuai dengan yang diinginkan.
E. Mesin perajang singkong ini tidak mengaplikasikan bahan yang
berbahaya bagi keselamatan.
F. Mesin perajang ini tidak menimbulkan pencemaran udara.
G. Pada saat beroperasi, mesin ini tidak menimbulkan suara yang bising

4.2. Perhitungan Komponen Meisn Pengiris Singkong

A. Motor

Untuk menggerakan pisau pemotong singkong menggunakan motor


listrik dengan kapasitas ½ Hp.

P = 1/2 Hp.

N = 1400 rpm.

Tegangan = 110/240 volt.

14
B. Poros

Poros ini untuk menghubungkan Puli dengan roda penggerak yang


menggunakan listrik maupun manual (engkol). Adapun V-belt untuk
menggerakan pisau pemotong singkong. Poros mesin pemotong yang
dibuat mempunyai panjang 310mm yang ditopang oleh 2 buah bearing.
Setelah menganalisa jarak poros selanjutnya perlu menghitung
perencanaan poros mesin pengiris singkong.

P = 0.5 Hp = 0,372849 kw,

n = 180 Rpm,

fc = 1.2

Daya yang ditransmisikan

P = 0.5 Hp = 0.372849 kW
Putaran poros.
n = 180 rpm
Torsi yang dihasilkan.
T = 𝑃 .72658,1
𝑛 = 150 Kg/cm ~ 1500 Kg/mm
Tegangan geser yang timbul.
𝜏 = 5,1 𝑇/𝑑𝑠³ = 5,1 . 1500/21³ = 0,826 kg/mm2
Sebagai keamanan awal maka faktor koreksi diambil lebih kecil.
fc = 1.2
Adapun dalam perhitungan poros didapat nilai.
Pd= fc x p = 0.447418
Momen puntir rencana
Pd = 0.447418
n = 180
T = 9.74 x 105 pd
n = 9.74 x 248.5 = 2420,39 kg/mm

15
Material poros yang dipergunakan untuk memotong singkong ST37,
kekuatan tarik 𝜎B = 37
kg/mm2. Dalam perhitungan sf1 dan sf2 dengan batas kelelahan puntir sf1
=6 dan sf2 = 2, karena
dipertimbangkan pengaruh kekasaran permukaan material.
Tegangan geser
𝜏g = 𝜎B /𝑠𝑓1 . 𝑠𝑓2 = 3 kg/mm2
Faktor Koreksi Puntiran dan Lenturan. Momen puntir jika beban
dikenakan dengan kejutan besar kt = 1.5 – 3.0 maka diambil kt = 1,5
Momen lentur dinyatakan km dengan harga 1.5–3.0. Faktor tersebut
ditinjau apakah poros berputar dengan pembebanan momen lentur yang
tetap, mengalami tumbukan ringan atau mengalami tumbukan berat.
Berdasarkan pertimbangan yang diperhitungkan alat pemotong singkong
menggunakan km = 3,0 karena mengalami tumbukan berat.
Diameter Poros
ds= [5.1/𝜏𝑔 kt . km . Tg]1/3
ds = 21.267 cm ~ 21 cm

C. Transmisi Pulley dan Sabuk V

Mesin pemotong singkong ini terdiri dari beberapa transmisi yaitu puli,
sabuk vee belt, poros, serta motor listrik. Cara penggerak sistem transmisi,
dimulai dari puli 1, menggerakan ke puli 2.3, dan 4 dengan menggunakan
v belt, dan selanjutnya ditransmisikan ke poros, poros disini akan
memutarkan dudukan pisau, untuk mengiris singkong. Rangkaian sistem
transmisi sabuk V (V-belt)

D. Pulley dan Sabuk V

Untuk mereduksi putaran dari n1=1400 rpm menjadi n3 = 462 rpm. Alat
pemotong singkong ini mempunyai variasi beban yang diperkirakan
selama bekerja 4-5 setiap hari dan dengan waktu koreksi 1,5.

16
Perhitungan perancangan poros
p = ½ HP
Pd = fc x P = 0.55927
T = 9,74x1C5 pd/n = 3019,4 kg/mm
Penampang V-belt yang digunakan : Tipe A
Diameter pulley
dp1 = 75 mm
dp2 = 100 mm
dp3 = 75 mm
dp4 = 226 mm
d. Kecepatan V-Belt
V1 = 𝜋 . 𝑑𝑝2 . 𝑛1/60 𝑥 1000 = 7,326 m/s
V2 = 𝜋 . 𝑑𝑝4 . 𝑛2/60 𝑥 1000 = 12,418 m/s

E. Baut

Dalam perancangan mesin pengiris singkong baut yang digunakan untuk


mengikat pisau pengiris, perancang menggunakan baut M14 dengan
beban W = 400 kg. Waktu koreksi yang dibutuhkan 1.2, d1 11,835 mm,
Sf = 6, fc = 1.2, 𝜎B = 42 kg / mm2. Adapun W = Beban tarik aksial pada
baut, Sf = Faktor keamanan, 𝜎B = Kekuatan tarik, d1 = Diameter inti baut
M14, perhitungan yang didapat.
Tegangan yang diijinkan
𝜎a = 𝜎𝑏/𝑠𝑓 = 7 kg/mm2
b. Beban tarik aksial
𝜎t =𝑤/ 𝐴 = 𝑤 /(𝜋4)(0,8𝑑)² ≤ 𝜎a = 5.7 kg/mm2 ≤ 𝜎a
Diameter inti
d1 ≥ √2 𝜎𝑤a
d1 ≥ 10,690

Dipilih ulir metris kasar


d1 = 11,835 mm ≥ 10.690, d = 14 mm p = 2 mm
Jumlah lilitan

17
z = 𝑤/𝜋𝑑₂ℎ𝑞 = 3.1

Tekanan kontak pada permukaan ulir


q = 𝑤/𝜋𝑑₂ℎ𝑧 ≤ qa = 2,987 ≈ 3 (kg/mm2) ≈ baik
Tinggi kaitan mur
H = z.p = 6.2 mm
Gaya W memiliki tegangan geser pada luas permukaan silinder (𝜋𝑑1 kpz)
dimana k.p memiliki tebal ulir luar dan besar tegangan geser untuk ulir K
≈ 0.84 dan j ≈ 0.75

maka di dapat.
𝜏b = 𝑤/𝜋𝑑1 𝑘𝑝𝑧 = 2.07 (kg/mm2)
Tebal ulir pada mur
𝜏n = 𝑤/𝜋𝐷𝑗𝑝𝑧 = 2,066 (kg/mm2)

F. Pegas

Pegas ulir dapat menerima beban maksimum W 100 kg. Dengan defleksi
antara 18-20 mm, Panjang pegas 350 mm,diameter lilitan adalah 35 mm
dan diameter kawat 4mm, dalam perhitungan modulus geser 8000 kg/cm,
D = 32 mm. Adapun W = Beban maksimum (kg), d = Diameter kawat
(mm), 𝛿 = Lendutan ( mm), G = Modulus geser, D = Diameter lilitan rata
rata (mm), didalam perhitungan pegas ulir.
Pertimbangan atau persyaratan kerja
Indek Pegas (C) = 𝐷/𝑑 = 8 mm
Momen puntir
T = (D/2).W = 1600 (kg.mm)
Faktor tegangan Walk ( K)

K = 4𝑐 -1 /4𝑐 -4 + 0,615 /𝑐 = 1.18


Tahanan puntir kawat
Zp = (π/16) d3 = 12.56

Tegangan geser

18
𝜏 = K 8 𝐷 𝑊₁/𝜋𝑑₃ = 76.9 kg/mm²
Jumlah lilitan yang bekerja
𝛿 = 8𝑛𝐷³𝑊₁/𝑑4𝐺 = 100,000000/26214400 = 3,8
Lendutan total
𝛿t = 𝛿 3,5/𝑛 = 18.4 mm → (18-20 mm) baik
Konstanta pegas
W₁ = k 𝛿t
𝑘 = 𝑊1/ 𝛿t = 5.43 kg/mm

4.3. Analisis Hasil Rancangan

A. Kekuatan poros

Dimensi poros memiliki diameter 21 mm dengan panjang 310 mm.


Tegangan geser yang diijinkan 3 kg/mm2 dan torsi yang dihasilkan adalah 1500
kg/mm2 sehingga tegangan geser yang timbul diperoleh 0,826 kg/mm2 jadi dapat
dikatakan bahwa konstruksi aman karena tegangan geser timbul 𝜏𝑔 > 𝜏

B. Sistem transmisi puli dan sabuk

Sistem transmisi pada mesin pengiris singkong ini menggunakan puli


dengan putaran motor 1400 rpm, diameter puli penggerak adalah 75mm. Puli
pada poros tengah terdapat 2 buah masing – masing 75mm dan 100mm
sedangkan puli penggerak pada poros tempat dudukan pisau berdiameter 250
mm. Bahan puli yang memiliki sifat yang kuat dan ringan.

C. Baut dan Mur

Untuk menyambung kedua komponen pada motor listrik, dudukan


bearing, mengikat pisau pada dudukan pisau pengiris singkong,dan sebagai
pengikat pendorong singkong. Baut ini dipergunakan pada mesin pemotong
singkong menggunakan baut M14 sebanyak 20 buah baut, yang terbuat dari baja
ST
37 dengan tegangan yang diijinkan 7 kg/ mm2 dan beban tarik aksial sebesar 5,7
kg/mm2 baut M14 sangat cocok digunakan untuk mesin pengiris singkong karena

19
tegangang yang diijinkan lebih besar dari beban tarik aksial.

D. Bantalan Pada Poros

Bantalan yang digunakan pada mesin pengiris singkong ini adalah


bantalan berbetuk bola yang dipergunakan pada dudukan bantalan sebanyak 4
buah bantalan merk Pillow Block Bearing, UC 204 diameter luar 50mm, dan
diameter dalam 21mm. Supaya putaran pada poros dapat berputar dengan lancar
maka yang perlu diperhatikan oleh operator mesin pengiris singkong itu sendiri
adalah sistem pelumasan dengan menggunakan oli, karena oli merupakan sistem
pelumasan yang cukup baik.

E. Rangka

Rangka mesin pengiris singkong berfungsi sebagai dudukan pada


komponen mesin pengiris singkong yang terbuat dari profil U dan kotak dengan
panjang 65 cm dan lebar 60 cm yang terbuat dari baja ST37. Cara penyambungan
rangka pada mesin pengiris singkong ini perancang menggunakan proses las
karena proses las merupakan proses yang tepat untuk penyambungan.

F. Pegas

Pegas merupakan benda elastis yang digunakan untuk menyimpan energy


mekanis. Pegas untuk pengiris singkong ini terbuat dari kawat baja dengan
lambang SUP dengan diameter kawat 4mm Panjang 350mm yang berfungsi
sebagai tenaga pendorong pada dudukan pendorong singkong, konstanta pegas
pada mesin pengiris singkong ini adalah sebesar 5.43 kg/mm, lendutan 18–20
mm dan lendutan total adalah sebesar 18.2 mm. pegas ini sangat baik digunakan
karena lendutan total masih di kisaran angka pada lendutan.

G. Penguji Alat

Uji kinerja mesin perlu dilakukan untuk mengetahui hasil kinerja mesin
yang telah dibuat. Selain dapat mengetahui kualitas hasil kinerja mesin, uji
kinerja diharapkan dapat mengetahui kekurangan– kekurangan pada mesin yang
telah dibuat.

20
BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang kami peroleh dari perancangan ini adalah


sebagai berikut:

1. Dengan alat yang kami rancang ini yaitu mesin pengiris singkong ini kami
dapat membantu para produsen khususnya produsen keripik singkong karena
dapat mempermudah dalam proses pengirisan singkong menjadi keripik. Alat
ini juga dapat membantu produsen dengan menghemat biaya dalam proses
pengirisan singkong dengan menghemat kariawan.

2. Alat ini juga membantu para produsen singkong dalam menghemat waktu
pengirisan singkong, karena mesin ini memiliki tingkat efisiensi waktu yang
tinggi, dan para produsen juga tidak memerlukan banyak kariawan dalam
proses pengirisan singkong dan dengan begitu akan membuat penghematan
yang cukup besar.

21
DAFTAR PUSTAKA

[1] M. Abdul Mukhyi, “PENERAPAN TEKNOLOGI SISTEM


INFORMASI DAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA USAHA
KECIL MENENGAH,” Semin. Ilm. Nas. Komput. dan Sist. Intelijen
Audit. Univ. Gunadarma, 2008.
[2] F. Wulandari, “UJI KADAR PROTEIN TAPE SINGKONG (Manihot
utilissima) DENGAN PENAMBAHAN SARI BUAH NANAS (Ananas
comosus),” Skripsi, 2008.
[3] A. P. Cardoso et al., “Processing of cassava roots to remove
cyanogens,” J. Food Compos. Anal., 2005, doi:
10.1016/j.jfca.2004.04.002.
[4] “Potential utilization of cassava pulp for ethanol production in
Indonesia,” Sci. Res. Essays, 2012, doi: 10.5897/SREX11.022.
[5] Pasisko, Andik. 2005 : Mesin Pemotong Ketela. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya
[6] Hermanto, Bambang dan Andi Setiyanto. 2007 : Modifikasi Mesin
Pemotong Singkong Kontinu Dengan Hasil Potongan Berbentuk Oval
dan Empat Persegi Panjang. Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya
[7] Riyadi. 2009 : Perencanaan Mekanisme dan Daya Pada Mesin
Pemotong Singkong. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
[8] S. Askar, “Daun Singkong dan Pemanfaatannya Terutama sebagai
Pakan Tambahan,” Wartazoa, 1996.
[9] S. Prabawati, N. Richana, and Suismono, “Inovasi Pengolahan
Singkong Meningkatkan Pendapatan dan Diversifikasi Pangan,” Sinar
Tani Ed. 4-10 Mei 2011 No.3404 Tahun XLI, 2011.
[10] K. Rangkuti, M. Ainul, and A. D. Putri, “Analisis nilai tambah keripik
singkong pada Kelompok

22
23

Anda mungkin juga menyukai