PENDAHULUAN
A.
Rumusan Masalah.
Untuk mencapai tujuan perancangan mesin pemarut dan
Manfaat
Adapun manfaat dari rancang mesin pemarut dan pemeras
menengah.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
15
6
5
9
14
4
10
11
3
12
2
13
Keterangan gambar:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tabung pemeras
Katup penekan
Motor listrik
Pulley penggerak
Poros
Pulley yang digerakkan
Bantalan poros penekan
8
1.
Spesifikasi Mesin
Spesifikasi mesin pemarut dan pemeras kelapa parut
mengoptimalkan bahan-
11
melainkan diganti
dengan tenaga motor listrik.
b) Spesifikasi mesin yang ergonomis dengan dimensi yang nyaman
bagi operator dan mudah disesuaikan dengan ruang kerja mesin
berdimensi panjang 50 cm x lebar 50 cm x tinggi 100 cm.
c) Mudah dalam pengoperasian serta perawatan cadang mesin.
d) Higenis bila digunakan untuk produksi bahan pangan.
3.
12
Perancan
gan
Persyaratan
Gaya
Kinematik
a
Tingkat
kebutuhan
D
D
D
D
13
Geometri
Energi
Material
Ergonomi
Sinyal
Keselama
tan
Produksi
10 Perawata
n
11 Transforta
si
beroperasi
c. Menggunakan sistem
transmisi agar didapat
keuntungan mekanis.
a. Panjang berkisar 1000 mm
b. Lebar berkisar 1000 mm
c. Tinggi berkisar 2000 mm
d. Dimensi dapat diperbesar
dan diperkecil
a. Menggunakan tenaga motor
b. Dapat diganti dengan
penggerak lain
a. Mudah didapat dan murah
harganya
b. Tahan korosi dan cuaca
c. Sesuai standar teknis
d. Umur pemakaian yang
panjang
e. Sifat mekanisnya baik
a. Sesuai dengan kebutuhan
b. Tidak bising
c. Mudah dioperasikan
a. Petunjuk pengoperasian
mudah dipahami
a. Kontruksi harus kokoh
b. Bagian yang berbahaya
ditutup
c. Tidak menimbulkan polusi
a. Dapat diproduksi bengkel
kecil
b. Suku cadang murah dan
mudah didapat
c. Biaya produksi relatif murah
d. Dapat dikembangkan lagi
a. Biaya perawatan murah
b. Perawatan mudah dilakukan
c. Perawatan secara berkala
a. Mudah dipindahkan
b. Tidak perlu alat khusus untuk
memindahkan
D
D
D
W
D
W
D
D
D
D
D
D
W
D
D
D
D
D
D
D
W
W
D
D
W
D
W
14
Bahan
Keterangan
o
1
Varian yang
dipilih
Besi siku
mesin
Transmisi 3
Roda gigi
Transmisi 2
Motor listrik 3
Sumber penggerak
fasa
pemeras
Sabuk V-Belt
Transmisi 1
dan pully
7
Motor listrik
Sumber penggerak
pemarut
15
Bantalan
Dudukan/penumpu
poros
Penahan
bantalan
16
17
BAB III
METODE PERANCANGAN
A.
18
Landasan Skematik
Dalam perancangan suatu elemen mesin ada beberapa
Daya penggerak
Penggerak merupakan sumber tanaga dari proses
20
HP. Pemilihan
(sularso, 1997:7)
Dimana:
P= Daya yang ditransmisikan (kW)
2.
Pd
fc
= Faktor koreksi
Poros
Poros merupakan salah satu bagian dari mesin yang sangat
5,1
KC T
a t b
1 /3
..................................................................
..(Sularso, 1997:8)
Dimana:
21
ds
= diameter poros
a
=tegangan tarik
kt
=faktor koreksi
cb
=faktor lenturan
T
3.
= torsi
Bantalan
Bantalan merupakan elemen mesin yang mampu
22
P=
W
ld
.........................................................................................(Sularso,
1997:109)
Dimana:
P=tekanan bantalan
w=beban bantalan
Bantalan dapat dikelompokan atas 2 bagian dilihat dari segi elemenya
yaitu :
a)
b)
1)
Bantalan luncur
2)
Bantalan gelinding
b.
1)
Bantalan radial
2)
Bantalan aksial
3)
23
Bila harga [
Fa
V .Fr
Fa
V .Fr
],
tunggal.
Bila harga [
Fa
V .Fr
fh = fn . C / P.................................................................................(sularso, 1997:136)
Dimana :
fh = Fakto umur
fn = Faktor kecepatan
Lh = umur nominal
C = Beban nominal dinamis spesifik [ Kg ]
P = Beban eqivalen dinamis [ Kg ]
d. Umur nominal bantalan
Lh = 500 fh3 ...............................................................................(Sularso, 1997:136)
4.
Sabuk V-belt.
Sabuk V-Belt merupakan material alternatif yang dapat
25
n2
Dp
=diameter nominal (mm)
dp
=diameter nominal (mm)
26
27
5.
Pulley
Pulley digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros ke poros yang
lain.
71-100
34
11,95
101-125
36
11,92
38
12,30
125-160
34
15,58
161-200
36
16,07
38
16,29
200-250
34
21,18
251-315
36
21,45
38
21,72
Diameter
Lo
Ko
9,2
4,5
8,0
15,0
10,0
12,5
5,5
9,5
19,0
12,5
16,9
7,0
12,0
25,5
17,0
28
6.
355-450
36
30,77
38
31,14
500-630
36
36,95
38
37,45
24,6
9,5
15,5
37,0
24,0
28,7
12,7
19,3
44,5
29,0
putaran puli yang digerakkan keroda gigi untuk memutar poros ulir penekanan
santan dengan putaran dari roda gigi keporos. Adapun jenis roda gigi yang dipakai
mesin pemeras kelapa adalah roda gigi kerucut lurus
29
d
z
.........................................................................................
(Sularso,1997:214)
Untuk menentukan modul (m) maka dirumuskan
m
d
z
.........................................................................................
(Sularso,1997:214)
Menentukan jarak bagi diametral maka dirumuskan
DP
z 1
d '' in
.............................................................................
(Sularso,1997:215)
Untuk hubungan DP dan m maka dapat dirumuskan
m
25,4
DP
....................................................................................
(Sularso, 1997:215)
Dimana:
t =jarak bagi lingkar
d =diameter lingkaran jarak bagi
z =jumlah gigi
m =modul
DP=jarak bagi diametral
Dalam perancangan ini akan dibahas mengenai roda gigi kerucut lurus.
Pada teori umumnya dianggap bahwa roda gigi kerucut lurus merupakan benda
kaku yang hampir tidak mengalami perubahan bentuk untuk jangka waktu yang
30
lama. Bagian-bagian roda gigi kerucut lurus dapat dilihat pada gambar dibawah
ini :
n1
n2
.....................................................................................(Sularso, 1997:268)
dengan perbandingan
n1
n2
= 1 : 1, maka i = 1
d1 2 R sin zm
...................................................................(Sularso, 1997:268)
Dimana :
d1
R = sisi kerucut
31
z =jumlah gigi
m =modul
Untuk mencari diameter lingkaran jarak bagi maka dirumuskan
perbandingan
z1
z2
d mz
....................................................................................(Sularso, 1997:269)
Dimana:
d =diameter lingkar jarak bagi
m=modul
z= jumlah gigi
Sisi kerucut:
R d /( 2 sin )
Dimana:
R= sisi kerucut
d =diameter lingkar jarak bagi
Tinggi kepala:
hk = (1 +
x1
)m ..........................................................................(Sularso, 1997:269)
Dimana :
hk = tinggi kepala
x1
= perubahan kepala
m = modul
Tinggi kaki:
h f (1 x1 )m c k
32
Dimana:
hf = tinggi kaki
Ck =kelonggaran puncak untuk pinion 0,188 m
Tinggi gigi:
H 2m c k
Dimana:
H=tinggi gigi
b.
.............................................................................(Sularso, 1997:238)
amun bila daya yang ditransmisikan merupakan daya nominal dari sebuah motor
N
listrik, dapat dipilih fc = 1.
Pd f c .P
.................................................................................(Sularso, 1997:238)
Pd
Ft.v
102
..................................................................................(Sularso, 1997:238)
maka :
Ft
102.Pd
V
Dimana :
Pd = daya rencana (Kw) pada perhitungan ini daya rencana yang
digunakan.
Maka kecepatan keliling pada lingkaran jarak bagi roda gigi yang mempunyai
putaran
n1
(rpm) adalah
33
d b1n1
60 x1000
..............................................................................(Sularso, 1997:238)
Dimana:
v =kecepatan keliling
d b1
=diameter jarak bagi
n1
7.
=putaran
Cetakan
Pada mesin pemarut dan pemeras kelapa parut ini, untuk
4 (D)
.L......................................................................................(
)
Dimana:
V
= Volume tabung
= Diameter tabung
= Panjang tabung
BAB IV
PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA
A.
1.
Tabung pemeras
Pada perancangan mesin pemarut dan pemeras kelapa
( ) 150
Dv= di +
( 2t )
Dimana:
Dv
dp
= 32 mm
di
= Diameter tabung
= 150 mm
= 4 mm
150
Dv=
Dv= 22500+ 4
Dv = 300 mm
35
Sin
di
= Dv
Sin
150
= 300 =0,5
= 37,7
kemiringan
dv
dp
= sin
dv
32
= 37,7
maka diperoleh
= 0,84 mm
Tabel 1.1. Dimensi dan ukuran perencanaa tabung pemeras
Dimensi
Tebal katup penekan
Tebal plat
Diameter luar tabung (
Panjang tabung (L)
Ukuran
50 mm
4 mm
150-4 =146 mm
500-50 =450 mm
4 (D)
.L
Dimana:
V= Volume tabung (mm)
D= Diameter tabung 146 (mm)
L= Panjang tabung 450 (mm)
Maka:
36
Vtabung
D tabung 2 . L
Vtabung
(146)
= 7529877
. 450 mm
mm2
. Maka
kelapa
.p
3
= 7529877 . 0,802x1 0
mk= 6,038 Kg
Dari hasil uji coba dilapangan sebelumnya, jumlah putaran yang
dibutuhkan oleh cetakan selama 60 detik sebanyak 1 kali.
Maka kapasitas alat pemeras kelapa santan dapat dihitung yaitu
Q
= M.n .60
Dimana :
Q
= massa kelapa [ kg ]
= Jumlah putaran
= M..n. .60
Maka :
= 6,038 . 1 . 60
37
= 362,28 [kg/jam]
= 362 [kg/jam]
2.
2
D dengan kekuatan tarik 91 kg/ mm
x=
4
mp
Dimana:
mp
=Panjang poros
6
3
=7,85.1 0 (kg/ mm )
= Diameter poros
=32 (mm)
=1000 (mm)
Jadi:
2
4
mp
6
= 0,785.1024.1000. 7,85.10
= 6,42 Kg
38
= mp + mk
= 6,42 + 6,038
= 12,458 Kg
Dari konstruksi mesin, poros penekan akan mengalami
1.
Data motor
Data motor yang digunakan pada mesin pemarut dan
Pemarut
Pemeras
Daya
0,5 HP
2 HP 3 Fasa
Putaran
1400 rpm
1400 rpm
Daya rencana
2 kw
1400 rpm
n1
n2
Dimana:
i
n2
n1
i=
n1 1450
=
=4,8 rpm
n2 300
d 2 n1
=
d 1 n2
Dimana:
i = perbandingan putaran (rpm)
d2
d1
n2
n1
i=
d 2 n1 1450 4,8
= =
=
( perbandingan puli ) 5 :1
d 1 n2 300
1
5 d
= 1 =d 2=5 d 2 . diameter puli ( d 1 )=6 inchi , maka d 2=5 x 6=30inchi
1 d2
Daya motor yang dibutuhkan untuk menekan mesin
pemaras kelapa parut berasal dari motor listrik. Dalam hal ini
daya yang dipakai dalam proses pemeras kelapa parut adalah
daya maksimum yang dibutuhkan.
Pada tabel 3.1 terlihat bahwa puli tipe E diameter
minimum yang diizinkan 450 mm dan diameter minimum
40
n2
) 300
d2
d p3
(diameter puli 2)
= 30 inchi =762 mm
(diameter puli 3 )
= 6 inchi =152 mm
n2
(putaran puli)
n3
2.
= 4,8 rpm
Perbandingan reduksi
Perbandingan reduksi ini dapat dihitung dengan cara
C.
n1 4,8
=
=0,016
n2 300
Perencanaan Pemilihan Puli dan Sabuk-V
41
A
65
B
115
C
175
D
300
E
450
diizinkan
Diameter min. Yang
95
145
225
350
550
dianjurkan
(Sularso,
1997:169)
5.
sebagai berikut:
42
v=
d p . n1
60.1000
762.4,8
60000
3657
= 60000
= 0,06 m/s
Kecepatan v adalah 0,06 < 30 m/s, jadi baik
6.
1
L=2 C+ ( d p + D p ) +
D pd p ) 2
(
2
4C
=2(550) +
3,14
1
2
( 762+152 ) +
(152762)
2
4.550
43
3,14
1
(
914
)
+
(372)
=1.100 + 2
2.200
= 1.100 +1434,9 +0,16
= 2535 mm
Berdasarkan pada tabel 1.1 didapat ukuran V-belt yang
digunakan 100 inchi.
Tabel 3.1. Faktor-faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan, fc
Daya yang akan ditransmisikan
Daya rata-rata yang diperlukan
Fc
1,2-2,0
0,8-1,2
Daya normal
1,0-1,5
fc
= Faktor koreksi
44
Penyelesaian:
Pd
= 1,2 x 1,8 kW
= 2,16 kW
diasumsikan
= 2,2 kW
....(Sularso, 1997:7)
Sehingga:
T =9,74 x 10 5
Pd
n1 ............................................................................
(Sularso, 1997: )
Dimana:
Pd
2
1400
T = 1477 (kg.mm)
Maka diperoleh:
Pd =
45
Pd =
( 1477) (151,76 )
102
= 2,19 Hp
46
dk
Dk
5
5
d s 1 +10= 22,4+10=47,3 ( mm ) , DB 1=50(mm)
3
3
5
5
d s 2 +10= 31,5+ 10=62,5 ( mm ) , DB 2=70(mm)
3
3
Kecepatan linear sabuk-V (m/s) adalah
d p n1
V= 60 x 1000
47
95 x 1400
Maka diperoleh: V= 60 x 1000
= 2,2 (m/s)
V : 30
2,2 (m/s) < 30 (m/s), baik
E.
Perencanaan Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari
2
kg/ m
ds
(mm) maka
T
5,1T
= 3
3
( d s /16)
d s ......................................................................
(Sularso, 1997: 7)
Dimana:
= Tegangan
= Diameter poros
48
(kg/mm2).
(kg/mm2) sesuai
B/( Sf1 x Sf 2)
............................................................................
(Sularso, 1997:8)
Dimana:
a
B
Sf 1
Sf 2
= Faktor keamanan
Maka:
2
49
ds
(mm) :
5,1
1/ 3
k C T
a t b
......................................................................
d s=
(Sularso, 1997:8)
Maka untuk menentukan diameter poros penggerak dan
yang digerakkan adalah:
5,1
2,0 x 1,5 x 1477 1/ 3
4,83
d s 1=
= 16,7 (mm),
ds1
= 22,4 (mm)
5,1
2,0 x 1,5 x 7142 1 /3
4,83
d s 2 =
= 28,2 (mm),
ds2
= 31,5 (mm)
Perencanaan Pasak
Suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan
50
adalah
ds
poros adalah
F=
T
d s /2
.......................................................................................(Sularso,
1997:25)
Maka diperoleh data sebagai berikut:
d s 1=22,4 ( mm )
d s 2=31,5 ( mm )
T 1 =1477 ( kg . mm )
T 2 =7142(kg . mm)
t2
t1
= 2,8 (mm)
= 2,1 (mm)
t1
= 5,5 (mm)
51
t2
= 2,9 (mm)
ka
2
(kg/m m ) yang
ditimbulkan adalah:
ka =
F
b l .......................................................................................
(Sularso, 1997:25)
Dari tegangan geser yang diijinkan
pasak
l1
ka
2
(kg/m m ), panjang
F
b .l 1 .............................................................................
ka
(Sularso, 1997:25)
Bahan yang dipilih untuk pasak S45C dicelup dingin dan
dilunakkan, maka:
B=70
( mmkg ), Sf
2
k1
x Sf k 2=6 x 3=18
131
3,9
5 xl1
l 1 6,71(mm)
P 1=
131
8,0
l2 x 2,1
l 2 7,79(mm)
l= 7,79 (mm)
52
lk
= 12 (mm)
:5x5
: 12 (mm)
Bahan pasak
dilunakkan
453
3,9
14 x l1
l 1 8,29(mm)
P 2=
453
8,0
l2 x 2,9
l 2 19,5(mm)
l = 19, 5 (mm)
lk
= 40 (mm)
: 14 x 9
: 40 (mm)
Bahan pasak
dilunakkan
53
G.
Bantalan
Perencanaan pemilihan untuk bantalan pada mesin
Kekeras
Tekanan
Temperatur
an Hb
maksimum yang
maksimum
diperbolehkan
yang
(kg/ mm
Besi cor
Perunggu
Kuningan
Perunggu fosfor
Logam putih berdasar
Sn
Logam putih berdasar
Pb
Paduan Cadmium
Kelmet
Paduan Aluminium
Perunggu timah
160-180
50-100
80-150
100-200
20-30
15-20
30-40
20-30
45-50
40-80
0,3-0,6
0,7-2,0
0,7-2,0
1,5-6,0
0,6-1,0
0,6-0,8
1,0-1,4
1,0-1,8
2,8
2,0-3,2
diperbolehkan (
150
200
200
250
150
150
250
170
100-150
220-250
hitam
(Sularso, 1997: )
H.
roda gigi lurus, yang berukuran 140mm, tebal 30mm,dengan jumlah gigi 52, dan
diameter jarak pembagi 135 mm.
1.
Modul
M=
D
N
Dimana :
54
M = Modul
D = Diameter jarak bagi
N = Banyak gigi
Maka :
M=
M=
D
N
135
52
M = 2,6
2.
P=
.D
N
...................................................................................( Sularso,1997;214 )
Dimana :
P = Jarak bagi lingkaran
D = Diameter jarak bagi
N = Banyak gigi
Maka :
P=
P=
.D
N
3,14.135mm
52
55
P = 8,15 [mm]
3.
L=
D d
2
Dimana :
L = Jarak titik pusat
D = Diameter jarak bagi penggerak
d = Jarak bagi yang digerakkan
Maka :
L=
L=
D d
2
130,5130,5
2
L = 130,5 [mm]
4.
...............................................................................................................
(sularso, 1997 )
Dimana :
n1 = putaran roda gigi [rpm]
n2 = putaran poros [rpm]
d1 = dia meter roda gigi [mm]
d2 = diameter poros [mm]
Maka :
56
n1.d1 = n2.d2
n2 x d2
d1
n1 =
39 rpm . 20mm
135 mm
n1 =
n1 =
780
135
n1 = 5, 7 [rpm]
5.
V =
.db1.n1
60.1000
Dimana :
db : Diameter jarak bagi
V : Kecepatan
Kecepatan pada roda gigi adalah :
V =
.db1.n1
60
3,14.0,135.39
60
= 0,27 [ m/s ]
57
6.
Gaya tangensial
Ft =
Mt
/ r ........................................................................................( sularso,
1997 )
Dimana :
Ft = Gaya tangensial [ N ]
Mt = Momen Torsi
r
=
= 2,67 [ N ]
7.
Gaya radial
Fr = Ft . tg .....................................................................................( sularso, 1997 )
Dimana :
Fr = Gaya radial roda gigi
[N]
Tegangan lentur
58
Ft
b.2. y
b =
.......................................................................................(sularso, 1997 )
Dimana :
b = Tebal gigi [ mm ]
y= Nilai dari tabel
Ft= gaya tangensial [ N ]
b= tegangan lentur [ Kg/mm2 ]
Dari tabel faktor roda gigi didapat nilai dari z = 50 , nilai y = 0,408
Maka tegangan lentur yang terjadi pada roda gigi adalah :
Ft
b.2. y
b=
2,67[ N ]
20.2.0,408[mm 2 ]
=
= 0,00128 [ N ]
= 1,6.10-2 [ Kg/mm2 ]
9.
Ft 2 Fr 2
2,67 2 0,96 2
=
7,12 0,926
=
59
6,8352
=
= 2,6 N
10.
=F.r
.......................................................................................(sularso, 1997 )
= 0,18 . 0,01
= 0,0018 [Nm]
11.
2 .n
60.1000
2.3,14.5,7.
60.1000
.0,0018
0,42374
60000
= 4x10-6 [Hp]
Maka daya yang direncanakan
Pd = Fc . P
= 1,5 . 4x10-6
= 6 x10-6 [ Hp ]
I.
Konstruksi Rangka
Spesifikasi rangka yang dibuat mempunyai dimensi 1000 x
Komponen
Besi siku
Bahan
BJ 37
Dimensi
60
2
3
4
Elektroda E
0,6 mm
3,6 mm
6013
61
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
62
DAFTAR PUSTAKA
Sularso, Kiyotsu, 1997, Elemen-Elemen Mesin,
63
LAMPIRAN GAMBAR
Pandangan Atas
64
65
66