PENDAHULUAN
1
repetitif sebanyak ± 3000 kali. Kegiatan repetitif ini akan
dapat menyebabkan keluhan musculoskuletal.
2
parutan yang begitu sempurna. Adapun kekurangan dari mesin
ini adalah proses pemarutan harus kelapa yang sudah dikupas
atau dipisahkan dari tempurungnya.
3
Gambar 1.3. Mesin pemarut kelapa dengan mesin
4
mempermudah pengerjaan pemarutan dan pemerasan kelapa.
Proses pemarutan sama halnya dengan proses pemarutan yang
telah ada sebelumnya, tetapi hasil parutan pada mesin ini tidak
sama seperti parutan mesin lainnya yang harus dipindahkan dari
tempat satu ketempat yang lain untuk proses pemerasan.
B. Rumusan Masalah.
5
memperhatikan hasil (kekentalan santan). (4). Kerangka pada
mesin serta berbagai macam sambungan yang ada
diasumsikan aman untuk pemakaian.
C. Manfaat
Adapun manfaat dari rancang mesin pemarut dan pemeras
kelapa parut dengan daya 2 HP ini adalah sebagai berikut:
6
BAB II
LANDASAN TEORI
7
pemeras santan. Dengan pertimbangan mesin yang fleksibel
bertenaga gerak motor listrik berdaya 2 HP 3 fasa diharapkan
dapat menjawab kebutuhan manusia membuat santan dalam
kapasitas kecil.
15 7 8
6
5
9
14
4 10
11
3
12
2
1 13
Keterangan gambar:
1. Tabung pemeras
2. Katup penekan
3. Motor listrik
4. Pulley penggerak
5. Poros
6. Pulley yang digerakkan
7. Bantalan poros penekan
8
8. Roda gigi pinyon dan besar
9. Pemarut
10. Corong kelapa/Input
11. Bantalan dan dudukan
12. Rangka mesin
13. Corong santan/Output
14. Sabuk v-belt
15. Poros penekan
9
siap diolah dengan dimensi telah ditentukan. Proses
menghasilkan santan terjadi akibat gaya tekan aksial F yang ada
pada saat poros tekan ulir berputar.
10
1. Spesifikasi Mesin
11
a) Mesin pemarut dan pemeras kelapa parut tidak menggunakan
tenaga penggerak manusia sebagai penggerak utamanya
melainkan diganti dengan tenaga motor listrik.
b) Spesifikasi mesin yang ergonomis dengan dimensi yang nyaman
bagi operator dan mudah disesuaikan dengan ruang kerja mesin
berdimensi panjang 50 cm x lebar 50 cm x tinggi 100 cm.
c) Mudah dalam pengoperasian serta perawatan cadang mesin.
d) Higenis bila digunakan untuk produksi bahan pangan.
12
c. Mempunyai dimensi yang sesuai sehingga tidak memenuhi
ruangan dan nyaman pada saat pengoperasian.
d. Proses perawatan mudah.
e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk.
13
beroperasi
c. Menggunakan sistem D
transmisi agar didapat
keuntungan mekanis.
3 Geometri a. Panjang berkisar 1000 mm D
b. Lebar berkisar 1000 mm D
c. Tinggi berkisar 2000 mm D
d. Dimensi dapat diperbesar W
dan diperkecil
4 Energi a. Menggunakan tenaga motor D
b. Dapat diganti dengan W
penggerak lain
5 Material a. Mudah didapat dan murah D
harganya D
b. Tahan korosi dan cuaca D
c. Sesuai standar teknis D
d. Umur pemakaian yang D
panjang
e. Sifat mekanisnya baik
6 Ergonomi a. Sesuai dengan kebutuhan D
b. Tidak bising W
c. Mudah dioperasikan D
7 Sinyal a. Petunjuk pengoperasian D
mudah dipahami
8 Keselama a. Kontruksi harus kokoh D
tan b. Bagian yang berbahaya D
ditutup D
c. Tidak menimbulkan polusi
9 Produksi a. Dapat diproduksi bengkel D
kecil D
b. Suku cadang murah dan
mudah didapat W
c. Biaya produksi relatif murah W
d. Dapat dikembangkan lagi
10 Perawata a. Biaya perawatan murah D
n b. Perawatan mudah dilakukan D
c. Perawatan secara berkala W
11 Transforta a. Mudah dipindahkan D
si b. Tidak perlu alat khusus untuk W
memindahkan
14
Berdasarkan cara kerja identifikasi kebutuhan dan
keterangan spesifikasi mesin kebutuhan mesin dalam
memperoleh nilai ergonomis dan ekonomis, maka dapat
digunakan alternatif penyelesaian tugas design dan perancangan
dengan menggunakan matriks morfologi (tabel 2).
15
9 Bantalan Dudukan/penumpu
poros
16
b.) Atur sistem arus dengan menghidupkan motor listrik dengan
menghubungkan saklar ke stop kontak dan posisikan saklar
pada posisi ON
c.) Lakukan proses pemarutan kelapa
d.) Setelah selesai proses pemarutan, selanjutnya lakukan proses
menghidupkan motor listrik dengan menghubungkan
saklar ke stop kontak dan posisikan pada posisi ON
e.) Tambahkan sedikit air pada kelapa parutan dengan takaran yang
sesuai dengan kapasitas yang dimasukkan
f.) Lakukan proses penekanan kelapa parut didalam tabung
g.) Santan kelapa akan keluar dari saluran corong penekanan
h.) Lihat hasil santan, apabila santan kekentalan maka ulang satu
kali lagi
17
BAB III
METODE PERANCANGAN
18
Gambar 3.2. Diagram alir perancangan mesin
19
a. Harus memenuhi persyaratan kesehatan pengguna
b. Harus memenuhi ketelitian dan kecepatan produksi
c. Mesin harus efisiensi dan hemat biaya produksi
d. Mesin yang kuat dan umur yang cukup panjang
e. Ramah lingkungan dan rasio daya-erat mesin tertentu
f. Tingkat kebisingan yang rendah
2. Bidang ekonomi, meliputi:
a. Ketersediaan barang
b. Biaya pengerjaan
c. Biaya permesinan
d. Harga bahan
e. Waktu pengerjaan
C. Landasan Skematik
Dalam perancangan suatu elemen mesin ada beberapa
aspek yang harus diperhatikan. Salah satu aspek tersebut
adalah pemilihan jenis bahan teknik yang akan digunakan.
Pemilihan bahan untuk elemen atau komponen sangat
berpengaruh terhadap kekuatan elemen tersebut. Penentuan
bahan yang tepat pada dasarnya merupakan kompromi antara
berbagai sifat, lingkungan dan cara penggunaan sampai dimana
sifat bahan dapat memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
1. Daya penggerak
20
penekanan santan pada kelapa parut harus dilakukan pergerakan
naik turun, sedangkan untuk sistem pemarutan kelapa
(sularso, 1997:7)
Dimana:
P= Daya yang ditransmisikan (kW)
Pd
= Daya rencana (kW)
fc
= Faktor koreksi
2. Poros
ds
= [ 5,1
KC T
τa t b ] 1 /3
..................................................................
..(Sularso, 1997:8)
Dimana:
21
ds
= diameter poros
a
=tegangan tarik
kt
=faktor koreksi
cb
=faktor lenturan
T
= torsi
3. Bantalan
W = wl
.........................................................................................
(Sularso,1997:107)
22
W
P= ld
.........................................................................................(Sularso,
1997:109)
Dimana:
P=tekanan bantalan
w=beban bantalan
1) Bantalan luncur
2) Bantalan gelinding
1) Bantalan radial
2) Bantalan aksial
23
Pr = X . V . Fr + Y . Fa………………………......……….......( Sularso, 1997:135 )
Pa = X . Fr + Y. Fa
Dimana :
V = Faktor rotasi
Fa = Beban aksial [ Kg ]
Fr = Beban radial [ Kg ]
Fa
V .Fr
Kriteriaa pemiliha X dan Y adalah dari harga [ ],
Fa
V .Fr
Bila harga [ < e ], maka harga X = 1 daan Y = 0 untuk bantalan baris
tunggal.
Fa
V .Fr
Bila harga [ > e ], maka harga x = 0,56 dan harga Y dipilh sesuai dengan
harga perbandingan Fa / Co.
24
fh = fn . C / P.................................................................................(sularso, 1997:136)
Dimana :
fh = Fakto umur
fn = Faktor kecepatan
Lh = umur nominal
4. Sabuk V-belt.
25
serta jika dibandingkan dengan transmisi roda gigi dan rantai,
sabuk V-belt bekerja lebih halus dan tak bersuara.
n1 D p
=
n2 d p ....................................................................................
Dimana:
n1
= putaran motor (rpm)
n2
=putaran puli penggerak (rpm)
Dp
=diameter nominal (mm)
dp
=diameter nominal (mm)
26
Gambar 2.3. Ukuran penampang sabuk-V
27
5. Pulley
Type Diameter W Lo K Ko e f
A 71-100 34 11,95
B 125-160 34 15,58
C 200-250 34 21,18
28
D 355-450 36 30,77 24,6 9,5 15,5 37,0 24,0
Adapun fungsi roda gigi tersebut adalah sebagai pemindah daya dari
putaran puli yang digerakkan keroda gigi untuk memutar poros ulir penekanan
santan dengan putaran dari roda gigi keporos. Adapun jenis roda gigi yang dipakai
mesin pemeras kelapa adalah roda gigi kerucut lurus
29
d
t
z
.........................................................................................
(Sularso,1997:214)
d
m
z
.........................................................................................
(Sularso,1997:214)
z 1
DP
d '' in
.............................................................................
(Sularso,1997:215)
25,4
m
DP
....................................................................................
(Sularso, 1997:215)
Dimana:
z =jumlah gigi
m =modul
Dalam perancangan ini akan dibahas mengenai roda gigi kerucut lurus.
Pada teori umumnya dianggap bahwa roda gigi kerucut lurus merupakan benda
kaku yang hampir tidak mengalami perubahan bentuk untuk jangka waktu yang
30
lama. Bagian-bagian roda gigi kerucut lurus dapat dilihat pada gambar dibawah
ini :
n1 n2
dengan perbandingan : = 1 : 1, maka i = 1
Diameter sementara roda gigi yang pertama
d1 2 R sin zm
...................................................................(Sularso, 1997:268)
Dimana :
d1
= diameter sementara roda gigi pertama
R = sisi kerucut
δ = sudut kerucut jarak bagi
31
z =jumlah gigi
m =modul
Untuk mencari diameter lingkaran jarak bagi maka dirumuskan
z1 z2
perbandingan = = 1, maka untuk mencari diameter lingkaran jarak bagi
roda gigi standart.
d mz
....................................................................................(Sularso, 1997:269)
Dimana:
m=modul
z= jumlah gigi
Sisi kerucut:
R d /( 2 sin )
Dimana:
R= sisi kerucut
d =diameter lingkar jarak bagi
= sudut kerucut jarak bagi
Tinggi kepala:
x1
hk = (1 + )m ..........................................................................(Sularso, 1997:269)
Dimana :
hk = tinggi kepala
x1
= perubahan kepala
m = modul
Tinggi kaki:
h f (1 x1 )m c k
32
Dimana:
hf = tinggi kaki
Tinggi gigi:
H 2m c k
Dimana:
H=tinggi gigi
Dimana :
Pd = daya rencana (Kw) pada perhitungan ini daya rencana yang
digunakan.
Maka kecepatan keliling pada lingkaran jarak bagi roda gigi yang mempunyai
n1
putaran (rpm) adalah
33
d b1n1
v
60 x1000
..............................................................................(Sularso, 1997:238)
Dimana:
v =kecepatan keliling
d b1
=diameter jarak bagi
n1
=putaran
7. Cetakan
.L......................................................................................(
)
Dimana:
V = Volume tabung
D = Diameter tabung
L = Panjang tabung
BAB IV
PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA
34
1. Tabung pemeras
Pada perancangan mesin pemarut dan pemeras kelapa
√
Dv= di +
2
( 2t ) 2
Dimana:
Dv=√ 22500+ 4
Dv = 300 mm
35
di
Sin ∝ = Dv
150
Sin ∝ = 300 =0,5
∝ = 37,7 °
dp
dv = sin∝
32
dv = 37,7
= 0,84 mm
Tabel 1.1. Dimensi dan ukuran perencanaa tabung pemeras
Dimensi Ukuran
Tebal katup penekan 50 mm
Tebal plat 4 mm
150-4 =146 mm
Diameter luar tabung ( ∅¿
Panjang tabung (L) 500-50 =450 mm
Dimana:
V= Volume tabung (mm)
D= Diameter tabung 146 (mm)
L= Panjang tabung 450 (mm)
Maka:
36
D tabung ¿ 2 . L
Vtabung = π
¿
4
π 2
Vtabung = 4 (146) . 450 mm
= 7529877 mm2
−3
= 7529877 . 0,802x1 0
mk= 6,038 Kg
Dari hasil uji coba dilapangan sebelumnya, jumlah putaran yang
dibutuhkan oleh cetakan selama 60 detik sebanyak 1 kali.
Q = M.n .60
Dimana :
Q = M..n. .60
= 6,038 . 1 . 60
37
= 362,28 [kg/jam]
= 362 [kg/jam]
Dimana:
mp = Massa poros (kg)
L =Panjang poros =1000 (mm)
−6 3
p = Massa jenis baja =7,85.1 0 (kg/ mm )
−6
= 0,785.1024.1000. 7,85.10
= 6,42 Kg
38
Dengan demikian massa total (beban radial) yang dialami poros
adalah:
Fr = mp + mk
= 6,42 + 6,038
= 12,458 Kg
Dari konstruksi mesin, poros penekan akan mengalami
beban kombinasi yaitu beban puntir yang disebabkan oleh
adanya torsi.
n1
i=
n2
Dimana:
39
n2
= putaran poros pada puli (rpm)
n1
= putaran poros pada motor listrik (rpm)
n1 1450
i= = =4,8 rpm
n2 300
d 2 n1
i= =
d 1 n2
Dimana:
d1
= diameter poros pada motor listrik (rpm)
n2
= putaran poros pada puli (rpm)
n1
= putaran poros pada roda gigi (rpm)
d 2 n1 1450 4,8
i= = = = ( perbandingan puli ) 5 :1
d 1 n2 300 1
5 d
¿ = 1 =d 2=5 d 2 . diameter puli ( d 1 )=6 inchi , maka d 2=5 x 6=30inchi
1 d2
40
yang dianjurkan 550 mm puli 30 inchi termasuk kedalam
diameter minimum yang dianjurkan.
n2
Jadi, perbandingan puli 5:1 putaran pada puli ( ) 300
d2
300 rpm, jadi diameter pada puli( ) 30 inchi, sedangkan pada
Maka diketahui:
d p2
¿
¿
(diameter puli 2) = 30 inchi =762 mm
d p3
¿
¿
(diameter puli 3 ) = 6 inchi =152 mm
n2
(putaran puli) = 4,8 rpm
n3
(putaran poros roda gigi) = 300 rpm
2. Perbandingan reduksi
n1 4,8
i= = =0,016
n2 300
41
Pemilihan penampang sabuk ini dapat ditentukan
dengan cara melihat daya rencana yaitu sebesar 2 HP, dan
putaran poros penggerak 1400 rpm. Berdasarkan diagram
pemilihan sabuk, maka didapat penampang sabuk V dengan tipe
A.
Penampang A B C D E
Diameter min. Yang 65 115 175 300 450
diizinkan
Diameter min. Yang 95 145 225 350 550
dianjurkan
(Sularso,
1997:169)
42
d p . n1
v=
60.1000
762.4,8
¿
60000
3657
= 60000
= 0,06 m/s
π 1
L=2 C+ ( d p + D p ) + ( D p−d p ) 2
2 4C
3,14 1 2
=2(550) + ( 762+152 ) + (152−762)
2 4.550
43
3,14 1
( 914 ) + (372)
=1.100 + 2 2.200
= 2535 mm
Pd =f c . P (Kw) ............................................................................
(Sularso, 1997:7)
Dimana:
fc
= Faktor koreksi
44
Penyelesaian:
Pd
= 1,2 x 1,8 kW
= 2,16 kW
diasumsikan = 2,2 kW
....(Sularso, 1997:7)
Sehingga:
Pd
T =9,74 x 10 5
n1 ............................................................................
(Sularso, 1997: )
Dimana:
Pd
= Daya rencana (kW)
T = 1477 (kg.mm)
Maka diperoleh:
( 1477 / 1000) (2. 3,14. 1400/ 60)
Pd =
102
45
( 1477) (151,76 )
Pd =
102 = 2,19 Hp
46
Gambar 3.4. Diagram pemilihan sabuk-V
D min= 95 (mm)
5 5
d s 2 +10= 31,5+ 10=62,5 ( mm ) , DB 2=70(mm)
3 3
47
95 x 1400
Maka diperoleh: V= 60 x 1000 = 2,2 (m/s)
V : 30
E. Perencanaan Poros
ds
dibebankan pada suatu diameter poros (mm) maka
2
tegangan geser τ kg/ m yang terjadi adalah:
T 5,1T
τ= = 3
d s ......................................................................
3
(π d s /16)
(Sularso, 1997: 7)
Dimana:
τ = Tegangan
48
τa
(kg/mm2) untuk pemakaian umum pada poros
τa
dengan berbagai cara. dihitung atas dasar batas kelelahan
σB
yang besarnya kira-kira 45% dari kekuatan tarik (kg/mm2).
σB
Batas kelelahan puntir adalah 18% dari (kg/mm2) sesuai
τ a =σ B/( Sf1 x Sf 2)
............................................................................
(Sularso, 1997:8)
Dimana:
τa
= Tegangan tarik yang dizinkan
σB 2
= Tegangan tarik (kg/ mm ¿
Sf 1 Sf 2
, = Faktor keamanan
Maka:
2
τ a =58/ ( 6,0 x 2,0 ) =4,83( kg/mm )
49
beban lentur. Maka diperoleh rumus untuk menentukan diameter
ds
poros (mm) :
5,1 1/ 3
k C T¿
τa t b
......................................................................
d s=¿
(Sularso, 1997:8)
5,1
2,0 x 1,5 x 1477 ¿ 1/ 3
4,83
d s 1=¿
ds1
bantalan anggaplah diameter poros = 22,4 (mm)
5,1
2,0 x 1,5 x 7142 ¿1 /3
4,83
d s 2 =¿
ds2
bagian bantalan poros yang digerakkan = 31,5 (mm)
F. Perencanaan Pasak
50
ds
adalah (mm), maka gaya tangensial F (kg) pada permukaan
poros adalah
T
F= d s /2
.......................................................................................(Sularso,
1997:25)
d s 1=22,4 ( mm )
d s 2=31,5 ( mm )
T 1 =1477 ( kg . mm )
T 2 =7142(kg . mm)
t2
Kedalaman alur pasak pada naf = 2,1 (mm)
Fds 2
= 7142 / (31,5 /2) = 453 (kg)
51
t2
Kedalaman alur pasak pada naf = 2,9 (mm)
τ ka 2
Dengan demikian tegangan geser (kg/m m ) yang
ditimbulkan adalah:
F
τ ka =
b l .......................................................................................
(Sularso, 1997:25)
τ ka 2
Dari tegangan geser yang diijinkan (kg/m m ), panjang
l1
pasak (mm) yang diperlukan dapat diperoleh:
F
τ ka ≥
b .l 1 .............................................................................
(Sularso, 1997:25)
τ ka =70/18=3,9(kg /mm2)
131
τ k 1= ≤3,9 l 1 ≥ 6,71(mm)
5 xl1
131
P 1= ≤ 8,0 l 2 ≥ 7,79(mm)
l2 x 2,1
l= 7,79 (mm)
52
lk
= 12 (mm)
453
τ k 2= ≤ 3,9 l 1 ≥ 8,29(mm)
14 x l1
453
P 2= ≤8,0 l 2 ≥ 19,5(mm)
l2 x 2,9
l = 19, 5 (mm)
lk
= 40 (mm)
l k /d s=¿ 40/ 31,5 = 26,66, 0,75 < 26,66 > 1,5, baik
Ukuran pasak : 14 x 9
53
G. Bantalan
Roda gigi yang digunakan untuk memindahkan daya pada mesin adalah
roda gigi lurus, yang berukuran Ø140mm, tebal 30mm,dengan jumlah gigi 52, dan
diameter jarak pembagi 135 mm.
1. Modul
D
N
M= .....................................................................................( sularso, 1997;214 )
Dimana :
54
M = Modul
N = Banyak gigi
Maka :
D
N
M=
135
52
M=
M = 2,6
Dimana :
N = Banyak gigi
Maka :
.D
N
P=
3,14.135mm
52
P=
55
P = 8,15 [mm]
Dimana :
Maka :
D d
2
L=
130,5130,5
2
L=
L = 130,5 [mm]
Dimana :
Maka :
56
n1.d1 = n2.d2
n2 x d2
d1
n1 =
39 rpm . 20mm
135 mm
n1 =
780
135
n1 =
n1 = 5, 7 [rpm]
.db1.n1
60.1000
V = ........................................................................( sularso, 1997;238 )
Dimana :
V : Kecepatan
.db1.n1
60
V =
3,14.0,135.39
60
=
= 0,27 [ m/s ]
57
6. Gaya tangensial
Mt
Ft = / r ........................................................................................( sularso,
1997 )
Dimana :
Ft = Gaya tangensial [ N ]
Mt = Momen Torsi
0,18[ Nm]
0,0675[m]
Ft =
= 2,67 [ N ]
7. Gaya radial
Fr = Ft . tg θ .....................................................................................( sularso, 1997 )
Dimana :
Fr = 2,67 . tg 20°
= 0,96 [ N ]
8. Tegangan lentur
58
Ft
b.2. y
σb = .......................................................................................(sularso, 1997 )
Dimana :
b = Tebal gigi [ mm ]
Dari tabel faktor roda gigi didapat nilai dari z = 50 , nilai y = 0,408
Ft
b.2. y
b=
2,67[ N ]
20.2.0,408[mm 2 ]
=
= 0,00128 [ N ]
= 1,6.10-2 [ Kg/mm2 ]
Ft 2 Fr 2
F=
2,67 2 0,96 2
=
7,12 0,926
=
59
6,8352
=
= 2,6 N
= 0,0018 [Nm]
= 1,5 . 4x10-6
= 6 x10-6 [ Hp ]
I. Konstruksi Rangka
60
2 Besi kanal UNP
3 Plat baja tipis 0,6 mm
4 Las busur listrik Elektroda E ∅ 3,6 mm
6013
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
62
DAFTAR PUSTAKA
63
LAMPIRAN GAMBAR
Pandangan Atas
64
65
66