Anda di halaman 1dari 19

KARYA ILMIAH

BANGUN MESIN PEMBUAT MIE

KARYA :

Dani Setiawan 1)
Akademi Teknik Soroako
1)

E-mail : dani@ats-sorowako.ac.id

Simon Parekke 2)
2)
Akademi Teknik Soroako

DI SUSUN OLEH :
MUHAMMAD REGGY SHEPTYAN
TEKNIK MESIN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI


DR. KHEZ MUTTAQIEN
PURWAKARTA
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan laporan kegiatan yang berjudul "Bangun Mesin Pembuat Mie", Karya Dani Setiawan
dengan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya, diharapkan
saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan kegiatan ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi pembaca.

Purwakarta 3 January 2022

ii
Abstrak

Proses pembuatan mie dengan cara tradisional memerlukan keterampilan khusus,


tenaga yang lebih besar dan memiliki kapasitas produksi yang lebih rendah
dibandingkan dengan menggunakan mesin khusus. Sejumlah mesin pembuat mie telah
dibuat, namun beberapa dari mesin tersebut hanya membantu dalam proses
pemotongan mie. Beberapa mesin telah dilengkapi alat pemipih adonan, selain alat
pemotong mie, yang menghasilkan mie dengan penampang 2 mm × 2 mm, namun
belum dilengkapi dengan kemampuan untuk mengatur ketebalan adonan mie. Dalam
penelitian ini dilakukan peninjauan terhadap mesin yang digunakan oleh dua UMKM
(Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) lokal di kabupaten Luwu Timur. Penelitian ini
menghasilkan alat pemipih dan pemotong mie dalam sebuah konstruksi mesin tunggal
yang telah dilengkapi dengan kemampuan mengatur ketebalan adonan mie, dan
menghasilkan mie dengan penampang 3 mm × 3 mm. Dalam penelitian ini juga
ditemukan permasalahan utama dalam pengoperasian mesin seperti ini. Dari hasil uji
coba diperoleh temuan bahwa adonan yang tidak kalis menyebabkan melengketnya
adonan pada poros pemipih dan pemotong, penaburan terigu pada proses pemipihan
dan pemotongan dapat mengurangi tingkat kelengketan adonan, dan adonan yang
lebih tebal memiliki tingkat kelengketan yang lebih rendah.
Kata Kunci: pemipih mie, pemotong mie, UMKM, luwu timur.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul……………………………………………………………………..i
Kata Pengantar……………………………………………………………………..ii
Abstrak……………………………………………………………………………..iii
Daftar Isi ................................................................................................………….iv

BAB I PENDAHULUAN......................................................……………………..1
 Latar Belakang................................................................................................1
 Rumus Masalah……………………………………………………………...1
 Tujuan Penelitian………………………………………………………….…1
 Manfaat Penelitian…………………………………………………………...1

BAB II METODE PENULISAN/PENELITIAN………………………………...2


 Pengamatan pada UMKM Lokal…………………………………………………………………..2
 Rancangan Mesin dan prinsif kerja………………………………………………………………2
 Perhitungan Elemen Mesin………………………………………………………………………….3

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………….10


 Pengoperasikan Mesin Pembuat Mie…………………………………………10

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...........................………………………11


 Kesimpulan...................................................................………………………11
 Saran…………………………………………………………………………..11

DAFTAR PUSTAKA............................................................………………………12

iv
BAB I
PENDAHULUAN
 Latar Belakang
Di Indonesia, mie merupakan salah satu bahan makanan pokok. Berdasarkan data dari World
Instant Noodles Association (WINA), jumlah konsumsi mie instan di Indonesia pada 2019 mencapai
12,52 miliar sajian, di bawah China sebesar 41,45 miliar sajian. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai
negara konsumen mie terbanyak kedua di dunia. Makanan yang berbahan dasar tepung terigu ini
menjadi salah satu pilihan favorit masyarakat sebagai pengganti nasi karena pengolahannya yang
relatif mudah.
 Rumus Masalah
Proses pembuatan mie mentah dengan cara tradisional yang memerlukan keterampilan khusus
dan tenaga yang besar mengakibatkan rendahnya jumlah produksi mie. Salah satu alat tradisional
pembuatan mie adalah dengan menggunakan bambu besar dengan kapasitas produksi 1/5 kali
dibandingkan menggunakan mesin pemotong mie yang berhasil dibuat menggunakan motor listrik
dengan daya 0,5 hp dan kecepatan putar 1400 rpm (Purnomo, 2019). Penelitian lain telah
menghasilkan alat bantu pomotongan adonan mie menggunakan motor listrik berdaya 0,5 hp yang
menghasilkan mie dengan penampang mie sebesar 2 mm × 2 mm dengan kapasitas produksi 3,32
kali lebih besar dibandingkan dengan
pemotongan secara tradisional (Rofarsyam, 2017). Namun mesin-mesin tersebut hanya membantu
dalam proses pemotongan saja sedangkan pemipihan adonan masih dilakukan secara manual. Proses
pemipihan adonan yang harus dilakukan secara berulang-ulang agar mie benar-benar pulen
membutuhkan porsi waktu produksi yang cukup lama (Rustandi, 2011). Beberapa penelitian telah
menghasilkan alat pemipih dan pemotong mie sekaligus yang menggunakan motor dengan daya 0,5
hp dan kecepatan putar 1400 rpm (Sinaga & Sihombing, 2020), yang salah satunya menghasilkan mie
dengan penampang mie sebesar 2 mm × 2 mm.
 Tujuan Penelitian
Berdasarkan hasil peninjauan secara langsung pada dua UMKM lokal, sebagian pedagang lokal
telah menggunakan alat bantu pemipihan dan pomotongan adonan mie sehingga pembuatan mie
menjadi lebih mudah. Alat tersebut digerakkan oleh tenaga manusia dengan cara memutar engkol
yang terhubung pada poros pemipih atau poros pemotong. Pada satu UMKM, alat pembuat mie
tersebut tidak terdiri dalam satu konstruksi mesin sehingga membutuhkan waktu lagi dalam
perpindahan dari proses pemipihan ke proses pemotongan. Selain itu, kapasitas alat tersebut relatif
kecil dan masih menggunakan tenaga manusia sebagai tenaga penggerak sehingga alat tersebut
masih kurang mendukung dalam proses produksi massal.
 Manfaat Penelitian
Karya ini menghasilkan rancang bangun mesin pembuat mie yang memipihkan adonan basah yang
kemudian dipotong-potong sehingga membentuk mie dengan profil dan dimensi tertentu. Mesin ini
digerakkan dengan tenaga motor dan telah dirancang dalam satu konstruksi mesin dengan dimensi
yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pelaku UMKM setempat sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kapasitas produksi mie mereka. Mesin dirancang dengan spesifikasi: dimensi mesin
800 mm × 600 mm × 1200 mm dengan daya motor penggerak 0,5 hp dan kecepatan putaran 1400
rpm yang menghasilkan potongan mie berdimensi 3 mm × 3 mm sesuai kebutuhan UMKM lokal.

1
Dalam penelitian ini juga diamati apa permasalahan utama dalam penggunaan mesin seperti ini.
BAB II
METODE PENULISAN/PENELITIAN

 Pengamatan pada UMKM Lokal


Sebelum membuat rancangan dilakukan peninjauan secara langsung pada dua UMKM lokal untuk
mempelajari mesin pembuat mie yang digunakan, memperoleh data kapasitas produksi, dan
informasi mengenai tuntutan rancangan. Pada UMKM Warung Mas Gendut di kecamatan
Wawondula, kabupaten Luwu Timur, ditemui fakta bahwa proses pemipihan dan pemotongan mie
dilakukan menggunakan dua alat yang terpisah, dengan kapasitas produksi mie sebesar 1 kg/jam.
Pada UMKM Warung Idaman Sumasang di kecamatan Nuha, kabupaten Luwu Timur, alat pemipih
dan pemotong terpadu dalam satu konstruksi mesin tunggal dengan kapasitas produksi mie sebesar 2
kg/jam.

 Rancangan Mesin dan Prinsip Kerja


Gambar 1 memperlihatkan hasil rancangan mesin pembuat mie. Mesin ini menggunakan motor
listrik 1 fasa tipe GMYL-712-4 dengan daya 0,5 hp, tegangan 220 V, dan kecepatan putar 1400 rpm
sebagai penggerak. Tujuh buah roda gigi digunakan untuk mereduksi kecepatan putaran menjadi 50
rpm. Sistem transmisi menggunakan puli dan sabuk dua tingkat dengan rasio tiap tingkat sebesar
1:4.

Gambar 1. Rancangan mesin pembuat mie

Prinsip kerja dari mesin pembuat mie ini adalah putaran motor listrik dihantarkan melalui sistem
transmisi puli dan sabuk dengan poros penghubung antara puli dan roda gigi sehingga memutar
poros pemipih yang menekan adonan mie menjadi tipis. Adonan masuk melalui saluran masuk (A).
Kemudian adonan akan masuk ke dalam poros pemotong sehingga akan terpotong dengan dimensi
yang telah ditentukan, yaitu ukuran 3 mm × 3 mm, dan keluar melalui saluran keluar (B).
Keterangan:
1. Sumber putaran dari motor listrik.
2. Poros penghubung digerakkan dengan perantara puli dan sabuk.
3. Putaran diteruskan melalui roda gigi dan memutar poros pemipih yang permanen.
4. Roda gigi meneruskan putaran ke roda gigi perantara.
5. Roda gigi perantara meneruskan putaran ke roda gigi yang terhubung dengan poros pemotong.

2
6. Roda gigi menyebabkan poros pemotong 1 berputar.
7. Roda gigi menyebabkan poros pemipih berputar.
8. Roda gigi menyebabkan poros pemotong 2 berputar sehingga adonan terbentuk menjadi mie.
Ketebalan adonan saat dipipihkan dapat diatur dengan pengatur ketebalan adonan mie. Adonan
mengalami proses pemipihan yang bukan hanya satu kali saja sehingga menghasilkan adonan mie
yang lebih pulen.

 Perhitungan Elemen Mesin


Kecepatan putaran dari motor listrik sebesar 1400 rpm akan dipindahkan ke poros penghubung
dengan menggunakan sistem transmisi puli dan sabuk.

𝑛3
𝑛4

𝑛2

𝑛1

Gambar 2. Kecepatan putaran puli

Diameter puli 1 dan 3 adalah 3” (76,2 mm), dan diameter puli 2 adalah 12” (304,8 mm). Kecepatan
putaran puli kedua adalah

𝑛1 𝑑1 1400 rpm ∙ 76,2 mm


𝑛 = = = 350 rpm
2 𝑑 304,8 mm
2

Kecepatan putaran puli ketiga adalah 𝑛3 = 𝑛2 dan kecepatan putaran puli keempat adalah 𝑛4 = 87,5
rpm. Diameter puli 4 adalah

𝑛3𝑑3 350 rpm ∙ 76,2 mm


𝑑= = = 304,8 mm
4 𝑛 87,5 rpm
4

Selanjutnya dilakukan perhitungan panjang keliling sabuk dengan bantuan diagram berikut.

3
Gambar 3. Diagram sistem transmisi

Jarak antarporos adalah 𝐶1 = 410 mm dan 𝐶2 = 400 mm. Panjang sabuk pertama adalah

𝜋 3
𝐿 = 2𝐶 (𝑑 − 𝑑 )2
+ (𝑑 + 𝑑 ) +
1 1 2 1 2 2 1
8𝐶1

𝜋 3
= 2 ∙ 410 mm +(76,2 mm + 304,8 mm) + (304,8 mm − 76,2 mm)2
2 8 ∙ 410 mm

≈ 1466,3 mm

Panjang sabuk kedua adalah

𝜋 3
𝐿2 = 2𝐶2 + (𝑑3 + 𝑑4 ) + (𝑑4 − 𝑑3)2
2 8𝐶1

4
𝜋 3
= 2 ∙ 400 mm + (76,2 mm + 304,8 mm) + (304,8 mm − 76,2 mm)2
2 8 ∙ 400 mm

≈ 1447,5 mm

Gambar 4 menunjukkan dua buah roda gigi dengan jumlah gigi 𝑧1 = 40 dan 𝑧2 = 54.

𝑛5

𝑛6

Gambar 4. Kecepatan putaran roda gigi pada poros penghubung dan


poros pemipih

Kecepatan putaran roda gigi pertama adalah 𝑛5 = 𝑛4 = 87,5 rpm dan kecepatan putaran roda gigi
kedua adalah

𝑛5 𝑧1 87,5 rpm ∙ 40
𝑛6 = = ≈ 64,815
rpm 54
𝑧2

Gambar 5 menunjukkan tiga buah roda gigi dengan jumlah gigi 𝑧3 = 𝑧4 = 31 dan 𝑧5 = 42.

𝑛8 𝑛7

𝑛10
𝑛9

𝑛11

Gambar 5. Kecepatan putaran roda gigi pada poros pemipih dan poros pemotong
5
Kecepatan putaran roda gigi ketiga adalah 𝑛7 = 𝑛6 , kecepatan putaran roda gigi keempat adalah 𝑛8 = 𝑛7 , dan kecepatan
putaran roda gigi kelima adalah

𝑛8𝑧3 64,815 rpm ∙ 31


𝑛9 = = ≈ 47,84 rpm
𝑧5
42

Kecepatan putaran roda gigi keenam adalah 𝑛10 = 𝑛9 dan kecepatan putaran roda gigi ketujuh adalah 𝑛11 = 𝑛10 .
Diameter poros yang dihitung adalah poros 1 dengan beban yang berasal dari motor listrik dengan daya 𝑃 = 0,5 hp ≈
372,84 watt dan kecepatan putaran 𝑛 = 1400 rpm. Daya tersebut diteruskan dengan menggunakan transmisi puli
dan sabuk, dengan diameter puli 𝑑1 = 76,2 mm. Besar momen puntir dari motor listrik adalah

9550𝑃 9550 ∙ 372,84 W


= ≈ 2543,3 N mm
𝑀𝑝1 =
𝑛 1400 rpm

𝐹𝑢2

𝐹𝑢1

𝐹𝐵
𝐹𝐴

Gambar 6. Gaya-gaya pada poros

6
7
2𝑀𝑝1 2 ∙ 2543,3 N mm
𝐹𝑢1 = = ≈ 66,75 N
76,2 mm
𝑑1

Momen puntir pada poros 1 adalah

1 1
𝑀𝑝2 = 𝐹𝑢1 𝑑2 ≈ ∙ 66,75 N ∙ 304,8 mm = 10172,7 N mm
2 2
Besar gaya keliling yang terjadi pada sabuk 2 adalah

2𝑀𝑝2 2 ∙ 10172,7 N mm
𝐹𝑢2 = = = 267 N
76,2 mm
𝑑3

Gambar 7 adalah diagram benda bebas (DBB) yang digunakan untuk menggambarkan arah dan besar
gaya-gaya yang bekerja pada poros.

Gambar 7. DBB dan diagram momen

𝐹𝑢2 𝐹𝑢1

𝐹𝐵 𝐹𝐴

55 mm 55 mm 100 mm

𝑀𝑏2

𝑀𝑏1

𝑀𝑏3

Gaya-gaya reaksi pada tumpuan poros ditentukan menggunakan syarat kesetimbangan statis sebagai
berikut:

8
∑ 𝑀𝐴 = 0

−𝐹𝑢1 ∙ 100 mm − 𝐹𝑢2 ∙ 155 mm + 𝐹𝐵 ∙ 210 mm = 0

−66,75 N ∙ 100 mm − 267 N ∙ 155 mm + 𝐹𝐵 ∙ 210 mm = 0

𝐹𝐵 = 228,86 N

∑ 𝐹𝑦 = 0

𝐹𝐴 − 𝐹𝑢1 − 𝐹𝑢2 + 𝐹𝐵 = 0

𝐹𝐴 − 66,75 N − 267 N + 228,86 N = 0

𝐹𝐴 = 104,89 N

Momen bengkok diberikan oleh

𝑀𝑏1 = 𝐹𝐴 ∙ 100 mm = 10489 N mm

𝑀𝑏2 = 𝐹𝐴 ∙ 155 mm − 𝐹𝑢1 ∙ 55 mm = 12586,7 N mm

𝑀𝑏3 = 𝐹𝐴 ∙ 210 mm − 𝐹𝑢1 ∙ 110 mm − 𝐹𝑢2 ∙ 55 mm = 0

9
Dengan demikian, momen bengkok maksimal adalah 12586,7 N mm dan besar momen gabungan
dengan adalah

𝑀𝑅 2
= √𝑀 2 + 0,75(𝛼0 𝑀𝑝2
𝑏,𝑚𝑎𝑘𝑠
) ≈ 15363,52 N mm

Diameter poros minimum dengan tegangan bengkok ijin 𝜎𝑏,𝑖𝑗 = 47 N⁄mm2 adalah

3 𝑀𝑅
≈ 14,8 mm
𝑑=√
0,1𝜎𝑏,𝑖𝑗

Berdasarkan perhitungan di atas, maka diameter minimum untuk poros 1 adalah 14,8 mm. Pada
mesin pembuat mie, poros yang digunakan memiliki diameter 25 mm.

10
𝐹𝐵 = 228,86 N

∑ 𝐹𝑦 = 0

𝐹𝐴 − 𝐹𝑢1 − 𝐹𝑢2 + 𝐹𝐵 = 0

𝐹𝐴 − 66,75 N − 267 N + 228,86 N = 0

𝐹𝐴 = 104,89 N

Momen bengkok diberikan oleh

𝑀𝑏1 = 𝐹𝐴 ∙ 100 mm = 10489 N mm

𝑀𝑏2 = 𝐹𝐴 ∙ 155 mm − 𝐹𝑢1 ∙ 55 mm = 12586,7 N mm

𝑀𝑏3 = 𝐹𝐴 ∙ 210 mm − 𝐹𝑢1 ∙ 110 mm − 𝐹𝑢2 ∙ 55 mm = 0

Dengan demikian, momen bengkok maksimal adalah 12586,7 N mm dan besar momen gabungan dengan adalah

2
𝑀𝑅 = √𝑀 2 + 0,75(𝛼0 𝑀𝑝2

11
) ≈ 15363,52
𝑏,𝑚𝑎𝑘𝑠 N mm

Diameter poros minimum dengan tegangan bengkok ijin 𝜎𝑏,𝑖𝑗 = 47 N⁄mm2 adalah

3 𝑀𝑅
𝑑=√ ≈ 14,8 mm
0,1𝜎𝑏

Berdasarkan perhitungan di atas, maka diameter minimum untuk poros 1 adalah 14,8 mm. Pada mesin
pembuat mie, poros yang digunakan memiliki diameter 25 mm.

12
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

 Pengoperasikan Mesin Pembuat Mie


Mesin yang dihasilkan diuji untuk mengetahui apa permasalahan yang dapat terjadi pada
pemakaian mesin semacam ini. Dalam sebuah penelitian, masalah yang ditemui dalam penggunaan
mesin ini adalah sifat kelengketan adonan. Dalam penelitian tersebut, kelengketan adonan diatasi
dengan penaburan gandum pada adonan (Rahadi, 2012). Dalam penelitian ini digunakan tepung
terigu untuk mengurangi kelengketan adonan.
Untuk penelitian kualitatif, bagian hasil memuat bagian-bagian rinci dalam bentuk sub topik-sub
topik yang berkaitan langsung dengan fokus penelitian dan kategori-kategori.

Tabel 1. Uji coba pengoperasian mesin pembuat mie


Pengujian I Pengujian II Pengujian III
Adonan dipipihkan Adonan ditaburi Adonan ditaburi
2x kemudian masuk terigu sebelum terigu sebelum
ke poros pemotong. dipipihkan. dipipihkan.
Adonan melengket pada Adonan tidak Semakin tebal adonan,
poros pemipih. sepenuhnya maka adonan semakin
Kelengketan adonan juga melengket pada tidak melengket pada
disebabkan oleh tidak poros pemipih. poros pemipih.
kalisnya adonan.
Adonan juga melengket Pada poros pemotong, Poros pemotong
pada utas menghasilkan
mie tidak terpisah utas mie ukuran 3 x 3
sepenuhnya mm
poros pemotong. antara satu dengan yang sesuai yang diharapkan.
lain.

Pada pengujian pertama, adonan dipipihkan 2x dan masuk ke poros pemotong. Setelah
pemipihan pertama, adonan tidak ditaburi terigu melainkan hanya dilipat dan dipipihkan kembali.
Hasilnya, adonan melengket pada poros pemipih dan pemotong. Namun melengketnya adonan
tersebut juga disebabkan oleh adonan yang tidak kalis. Pada pengujian kedua, adonan ditaburi terigu
saat proses pemipihan. Hasilnya, adonan tidak sepenuhnya melengket pada poros pemipih, namun
hasil pemotongan tidak sepenuhnya terpisah antara satu potongan dengan potongan yang lain. Pada
pengujian ketiga, diperoleh fakta bahwa adonan yang lebih tebal membuat adonan tidak melengket
pada poros. Potongan mie dengan ukuran 3 mm × 3 mm dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan adonan yang dibuat dari 1 kg tepung terigu, 400 ml telur dan 1 sendok teh garam, dibutuhkan
waktu sekitar 3 menit untuk pemipihan 2 hingga 3 kali dan waktu sekitar 5 menit untuk pemotongan.

13
PENUTUP

 Simpulan
Penelitian rancang bangun ini menghasilkan mesin pembuat mie, yaitu pemipih dan
pemotong mie, dengan ketebalan pemipihan adonan yang dapat diatur sesuai kebutuhan.
Mesin ini menggunakan penggerak berupa motor listrik 1 fasa dengan daya 0,5 hp, tegangan
220 V, dan kecepatan putar 1400 rpm. Tujuh buah roda gigi digunakan untuk mereduksi
kecepatan putaran menjadi 50 rpm. Sistem transmisi menggunakan puli dan sabuk dua
tingkat dengan rasio tiap tingkat sebesar 1:4. Dari hasil uji coba diperoleh temuan bahwa
adonan yang tidak kalis menyebabkan melengketnya adonan pada poros pemipih dan
pemotong, penaburan terigu pada proses pemipihan dan pemotongan dapat mengurangi
tingkat kelengketan adonan, dan semakin tebal adonan maka semakin rendah tingkat
kelengketan adonan.

 Saran
Mesin ini dapat dioptimasi dengan menambahkan penabur terigu otomatis pada proses
pemipihan untuk mempermudah operator mesin dalam mengurangi tingkat kelengketan
adonan.

Ucapan Terima Kasih


Ucapan Terima Kasih diberikan kepada institusi Akademi Teknik Soroako yang telah
memberikan dukungan finansial dan fasilitas untuk melaksanakan penelitian rancang
bangun mesin pembuat mie ini.

14
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, R. D., Tiyasmihadi, T., & Sidi, P. (2018). Perancangan dan pembuatan mesin roll
press cutting otomatis penggiling adonan mie. Conference on Design, Manufacture,
Engineering and Its Application. Surabaya.
Purnomo, J. D. (2019). Perancangan alat pencetak mie yang ergonomis. Institut Teknologi
Nasional Malang, Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri. Malang:
Tugas Akhir.Program Studi Teknik Industri.
Rahadi, A. S. (2012). Perancangan mesin pemipih dan pemotong adonan mie. Universitas
Negeri Yogyakarta, Fakultas Teknik Program Studi Teknik Mesin. Yogyakarta: Proyek
Akhir.Program Studi Teknik Mesin.
Rofarsyam. (2017, April). Mesin pemotong adonan mie mekanisme gerak rotasi penggerak
motor listrik 0,5 hp. Jurnal Rekayasa Mesin, 12(1).
Rustandi, D. (2011). Powerful UKM: produksi mi (1 ed.). (C. Prabowo, Ed.) Solo: Solo
Metagraf.
Setiawan, B. D. (2015). Perancangan mesin pemipih dan pemotong adonan mie. Universitas
Wijaya Putra Surabaya, Fakultas Teknik Program Studi Teknik Mesin. Surabaya: Tugas
Akhir.Program Studi Teknik Mesin.
Sinaga, R., & Sihombing, R. (2020, Desember). Perancangan mesin pemipih dan pemotong
adonan mie dengan kapasitas produksi 35 kg/jam. Jurnal Rotor, 2(1).
World Instant Noodles Association.(n.d.). (Nissin Foods Holdings Co.,Ltd.) Retrieved
2020, from
https://instantnoodles.org/en/common_en/pdf/EN_MARKET_VOLUME_3LG_A4_202
0.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai