Anda di halaman 1dari 22

DESAIN PRODUK

MESIN PEMARUT UBI

Disusun Oleh :

NAMA : YOS SAM KRISBIANTORO (51733520033)

DOSEN PENGAMPU : Ir.BATUMAHADI SIREGAR, S.T.,M.T.

PROGRAM STUDI D3 – TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat tuhan Yang Maha Esa Karena
dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah tentang mesin pengering dan penyangrai biji kopi.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita dalam desain sebuah produk .Saya juga menyadari
bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna.Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri dan orang
yang membacanya.Sebelumnya saya mohon maaf apa bila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun
dari bapak demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Medan, Januari 2021

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI .....................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iii


BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar belakang ........................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3
1.3 Tujuan Perancangan ...............................................................................3
1.4 Manfaat perancangan..............................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................5
2.1 Pengertian Ubi Kayu ..............................................................................5
2.2 Macam-Macam Varietas Ubi Kayu......................................................... 7
2.3 Senyawa Kimia Pada Ubi Kayu .............................................................. 8

BAB III METODE PERANCAGAN .................................................................9


3.1 Skema Atau Desain Peralatan Mesin Pemarut Ubi .................................. 9
3.2 Proses Perancangan ................................................................................10
3.3 Tempat Perancangan...............................................................................11
BAB IV HASIL PERANCANGAN ................................................................... 12

4.1 Gambar Rancangan Bangun Mesin Pemarut Ubi .................................... 12


4.2 Bagian Dan Fungsi Komponen ............................................................... 13
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 17

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 17


5.2 Saran ......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18
iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pemarut ubi Tradisional .................................................................. 2


Gambar 2.1 Ubi kayu ......................................................................................... 6
Gambar 3.1 Skema Atau Desain Peralatan Mesin Pemarut Ubi .......................... 9
Gambar 3.2 Rancangan Produk ..........................................................................10
Gambar 4.1 Gambar Mesin Pemarut Ubi ............................................................ 12
Gambar 4.2 Mata Pemarut ................................................................................. 13
Gambar 4.3 Rangka Pemarut Ubi ....................................................................... 13
Gambar 4.4 Rumah Pemarut Kelapa .................................................................. 14
Gambar 4.5 Motor Listrik .................................................................................. 14
Gambar 4.6 Kopling........................................................................................... 15
Gambar 4.7 Corong Hasil Parutan ......................................................................15
Gambar 4.8 Bearing ........................................................................................... 16
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era zaman modern ini kita umat manusia kini dalam segala macam pekerjaan
terutama untuk kebutuhan hidup sudah dimudahkan dengan alat-alat yang canggih
dalam berbagai ragam bentuk dan jenisnya, guna alat-alat atau mesin-mesin yang
canggih dan modern tersebut diciptakan untuk membuat suatu produk atau hasil
produksi lebih cepat dan ekonomis contohnya adalah alat mesin pemarut ubi kayu
elektronik. Ubi kayu merupakan komoditas pangan lokal yang berpotensi perlu
dikembangkan guna mendukung ketahanan pangan lokal. Permasalahan yang
dihadapi masyarakat terdapat pada kendala dalam pemarutan singkong, dimana belum
adanya mesin pemarut singkong yang spesifikasinya sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Pemarutan ubi kayu selama ini dilakukan dengan menggunakan mesin
parut kelapa yang spesifikasinya tidak sesuai jika digunakan untuk pemarutan ubi
kayu. Dari segi pengolahannya terdapat perbedaan antara kelapa dan ubi kayu, secara
umum pada pengolahan kelapa tujuan pemarutan untuk diperoleh santannya
sementara pada ubi kayu untuk diambil ampasnya, dimana pada pengolahan pangan
lokal khususnya di Siborong – borong, sebagian besar hasil parutan ubi kayu
diinginkan mempunyai tekstur yang halus agar sesuai dengan makanan lokal yang
akan dibuat contohnya adalah jajanan tradisional.Oleh karena itu, untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut di rancanglah alat pengeringan menggunakan bahan bakar
gas LPG sebagai energi panas agar meningkatnya hasil produksi kopi. Alat
pengeringan menggunakan jenis tipe rak bertingkat dengan ruang bakar dan konveksi
paksa menggunakan kipas/fas untuk memperoleh laju perpindahan kalor yang
maksimal agar mendapatkan pengering yang optimal.
2

Gambar 1.1 Pemarut Ubi Tradisional

Tanaman ubi kayu sebagian besar merupakan perkebunan rakyat dengan penerapan
teknologi yang masih terbatas. Bila penerapan teknologi pengolahan di perkebunan
ubi kayu rakyat tersebut diperbaiki, produksinya bisa ditingkatkan. Teknologi yang
perlu diupayakan adalah pemarutan ubi kayu. Komoditas ubi kayu merupakan
tanaman lokal yang banyak dibudidayakan, dengan penerapan teknologi tepat guna
dalam proses pengolahannya, produksi ubi kayunya tinggi dan berdampak positif
bagi petani yaitu peningkatan pendapatan akibat produktifitas yang tinggi. Selain itu
peningkatan pendapatan juga diperoleh dari sektor lain yaitu efisiensi tenaga kerja
yang digunakan. Apabila dengan cara tradisional banyak tenaga kerja, maka dengan
adanya mesin pemarut ubi kayu ini tenaga kerja yang dibutuhkan akan menurun dan
yang dibutuhkan hanya operator mesin. Saat ini banyak desain mesin parut dengan
menggunakan satu rol parut saja dengan menggunakan motor bensin atau motor
listrik
3

Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta
mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama
mesin pemarut adalah tenaga motor, dimana tenaga motor digunakan untuk
menggerakkan atau memutar alat parut. Dalam kehidupan sehari – hari kita
sering menjumpai mesin pemarut singkong, mesin pemarut ini biasanya sering
kita jumpai di warung – warung, pasar – pasar, rumah makan dan pedagang kaki
lima. Dalam kesempatan ini penulis ingin mendesain alat pemarut lain yang lebih
efisien dan mudah digunakan, dimana konstruksi mesin/alat ini cukup sederhana
dan memiliki keunggulan dari hasil yang diciptakannya bila dibandingkan
dengan alat pemarut manual dan yang sebelumnya telah dibuat, karena dapat
melakukan pekerjaan dalam jumlah yang banyak serta hasil yang diciptakannya
lebih bagus dan cepat.

1.2 Rumusan masalah


Dari batasan masalah diatas dapat dirumuskan permasalahaan yaitu sebagai
berikut :
a) Bagaimana cara menciptakan mesin pemarut ubi kayu elektronik agar dapat
bekerja secara efisien dalam waktu singkat ?
b) Apa sajakah alat dan bahan dalam pembuatan mesin pemarut ubi kayu
elektronik ?
c) Bagaimana proses percobaan atau pengujian mesin pemarut ubi kayu
elektronik ?
d) Bagaimana cara merawat mesin pemarut ubi kayu elektronik ?

1.3 Tujuan Perancangan


Adapun tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara menciptakan mesin pemarut ubi kayu elektronik
agar dapat bekerja secara efisien dalam waktu singkat.
2. Untuk mengetahui alat dan bahan dalam pembuatan mesin pemarut ubi
kayu elektronik.
3. Untuk mengetahui proses percobaan atau pengujian mesin pemarut ubi
kayu elektronik.
4

4. Untuk mengetahui cara merawat mesin pemarut ubi kayu elektronik.

1.4 Manfaat Perancangan


Adapun manfaat yang diperoleh dari mesin pemarut ubi kayu elektronik

adalah:

1. Bagi Mahasiswa:

a) a) Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya

(D3) Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri

Medan Meningkatkan pengetahuan tentang perancangan

dan kreativitas mahasiswa.

b) Sebagai suatu penerapan teori dan praktik kerja yang

didapat selama dibangku perkuliahan.

c) Manambah pengetahuan daya kreatifitas, inovasi, dan

keahlian mahasiswa dalam mengembangkan suatu karya

teknologi tepat guna.

2. Bagi Universitas:

d) Sebagai bahan kajian kuliah di Teknik Mesin Universitas

Negeri Medan dalam mata kuliah bidang teknik mesin.

e) Dapat memberikan informasi perkembangan teknologi

terbaru di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Universitas

Negeri Medan kepada institusi pendidikan lain.

3. Bagi Masyarakat:

Diharapkan dengan adanya mesin ini mampu meningkatkan

kualitas dan kuantitas produksi dalam usaha pemanfaatan

limbah tandan kosong kelapa sawit.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ubi Kayu


Tanaman Ubi Kayu merupakan salah satu jenis tanaman dari hasil
pertanian yang utama di Indonesia. Keunggulan dari tanaman ini adalah mudah
tumbuh sekalipun pada tanah kering dan miskin unsur hara serta tahan terhadap
serangan penyakit maupun tumbuhan pengganggu (gulma). Singkong berasal
dari benua Amerika, tepatnya dari Brasil. Penyebarannya hampir ke seluruh
dunia, antara lain Afrika, Madagaskar, India, dan Tiongkok. Tanaman ini masuk
ke Indonesia pada tahun 1852. Singkong berkembang di negara- negara yang
terkenal dengan wilayah pertaniannya.
Ubi kayu berbentuk seperti silinder yang ujungnya mengecil dengan diameter
rata-rata 2 – 5 cm dan panjang sekitar 20 – 30 cm. Ubi kayu biasanya
diperdagangkan dalam bentuk masih berkulit. Umbinya memiliki kulit yang
terdiri dari dua lapis yaitu kulit luar dan kulit dalam. Daging ubi berwarna putih
atau kuning. Dibagian tengah daging umbi terdapat suatu jaringan yang tersusun
atas serat. Ubi kayu segar banyak mengandung air dan pati. Pengeringan umbi-
umbian sering dilakukan sebagai usaha pengawetan (Muchtadi, 1989).

Di Indonesia, ketela pohon menjadi bahan pangan pokok setelah beras dan

jagung. Manfaat daun ketela pohon sebagai bahan sayuran memiliki protein

cukup tinggi, atau untuk keperluan yang lain seperti bahan obat-obatan. Kayunya

dapat digunakan sebagai pagar kebun atau di desa-desa sering digunakan sebagai

kayu bakar untuk memasak.Dengan perkembangan teknologi, ketela pohon

dijadikan bahan dasar pada industri makanan dan bahan baku industri pakan.

Selain itu digunakan pula pada industri obat-obatan (Rukmana, 1997).


6

Gambar 2.1 Ubi kayu


Bentuk singkong bermacam-macam, dan walaupun kebanyakan berbentuk
silinder dan meruncing. Beberapa diantaranya bercabang (Lies Suprapti, 2005).
Adapun klasifikasi tanaman singkong menurut Michael Twest dalam Putri (2015)
adalah sebagai berikut:
1. Kingdom : Plantae atau tumbuh-tumbuhan
2. Divisi : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji
3. Sub divisi : Angiospermae atau berbiji tertutup
4. Kelas : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua
5. Ordo : Euphorbiales
6. Famili : Euphorbiaceae
7. Genus : Manihot
8. Spesies : Manihot utilissima Pohl.; Manihot esculenta Crantz sin.

Ciri-ciri utama singkong jalaktowo adalah jenis singkong jalaktowo


memiliki warna daging yang putih, dengan diamater kurang lebih 7 – 10 cm. Lama
waktu panen singkong jalaktowo kurang lebih 8 hingga 12 bulan setelah

tanam. Singkong merupakan tanaman tipikal daerah tropis. Iklim panas dan lembab
dibutuhkan untuk pertumbuhannya sehingga tanaman ini tidak dapat tumbuh pada
suhu kurang dari 10oC. Suhu optimum pertumbuhan sekitar 25-27oC dan tumbuh
7

baik pada ketinggian 1500 m atau lebih. Curah hujan yang diperlukan rata-rata 500-
5000 mm per tahun. Singkong dapat tumbuh pada tanah berpasir hingga tanah liat,
maupun pada tanah yang rendah kesuburannya (Grace, 1977).

2.2 Macam-Macam Varietas Ubi Kayu


Macam-macam varietas ubi kayu unggul menurut jenisnya adalah
sebagai berikut :
a. Ubi Kayu Adira I pada umumnya mempunyai kulit luar berwarna
cokelat, serta kulit bagian dalam yang berwarna kuning. Warna daging
ubi kayu yaitu berwarna kuning. Singkong adira I dapat dipanen dalam
7-10 bulan. Singkong adira I jika direbus akan menghasilkan rasa yang
enak dan empuk.
b. Ubi kayu Malang Ubi Kayu malang I pada umumnya mempunyai kulit
luar yang berwarna cokelat muda, serta kulit bagian dalam yang
berwarn aputih. Warna daging singkong yaitu bewarna putih. Ubi kayu
malang dapat dipanen dalam waktu 9- 10 bulan. Ubi kayu malang jika
direbus akan menghasilkan rasa yang manis dan empuk.
c. Ubi kayu Mentega (Ubi kayu kuning) Ubi kayu mentega pada
umumnya mempunyai bentuk yang lonjong dan bertangkai sedang,
kulit luarnya berwarna cokelat, serta kulit bagian dalam berwarn
akuning. Warna daging pada Ubi kayu mentega yaitu berwarna
kuning. Ubi kayu mentega

mentega dapat dipanen dalam waktu 9-10 bulan. Ubi kayu mentega
jika direbus akan menghasilkan rasa yang manis dan empuk. Pada
umumnya Ubi kayu mentega lebih bagus digunakan dalam pembuatan
tape karena menghasilkan tape dengan tektur yang tidak terlalu
lembek.
8

2.3 Senyawa Kimia Pada Ubi kayu


Secara umum kandungan zat dalam tanaman Ubi kayu ialah karbohidrat,
fosfor, kalsium, vitamin C, protein, zat besi dan vitamin B1 (Rumayar et al,
2012). Singkong mengandung komposisi kimia yang terdiri dari kadar air
60%, pati 35%, serat kasar 2,5%, kadar lemak 0,5% dan kadar abu 1% (Barrett
dan Damardjati, 2015).
Komposisi kimia ubi kayu hampir sama dengan komposisi umbi-umbian
lain didaerah tropis. Komposisi tersebut dapat dipengaruhi oleh varietas
tanaman, tanah, umur, iklim (Misgiyarta, 2009). Ubi kayu mengandung pati
yang sangat tinggi. Kandungan pati sangat dipengaruhi oleh umur ubi kayu.
Semakin tua umur ubi kayu maka kandungan patinya semakin besar (Ainuri,
1992). Pati ubi kayu merupakan granula berwarna putih, berukuran 5-35
mikron, yang disintesa dari tanaman melalui polimerissasi dari sejumlah besar
glukosa dan tersedianya sebagai persediaan makanan selama masa
pertumbuhan. Pati merupakan polimer glukosa yang saling mengikat melalui
ikatan oksigen pada rantai 1,4-glikosidik pada rantai lurus dan 1,6 pada rantai
cabang (Meyer, 1973). Ubi kayu memiliki sifat atau karakter sebagai berikut:
mengandung air (65%), kadar pati (34,6%),

serta sianida (HCN). Secara umum ubi kayu dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu ubi kayu manis yang tidak beracun dan ubi kayu pahit yang
beracun.
Zat yang bersifat racun pada ubi kayu adalah HCN (asam sianida).
Menurut Sosrosoedirjo dan Samad (1983), berdasarkan kadar HCN, ubi kayu
dapat dibedakan menjadi empat golongan yaitu :
a. Ubi kayu yang tidak berbahaya dengan kadar kurang dari 50 mg
HCN tiap kg ubi kayu (Contoh: Adira 1, Gading).
b. Ubi kayu yang agak beracun dengan kadar 50 – 80 mg HCN tiap kg
ubi kayu segar (Contoh: Adira IV).
c. Ubi kayu yang beracun dengan kadar 80 – 100 mg HCN tiap kg ubi
kayu segar.
d. Ubi kayu yang sangat beracun dengan kadar lebih dari 100 mg HCN
9

BAB III
METODE PERANCANGAN

3.1 Skema Atau Desain Peralatan Mesin Pemarut Ubi

Mata Parutan:
Parutan ini berfungsi
sebagai pemarut ubi
Motor listrik: menjadi halus, dan
Berfungsi sebagai pemutar terbuat dari alumunium
poros pemarut dan di selimuti ukiran Rumah parutan:
pakukecil. Berfungsi sebagai rumah
parutan yang terbuat
dari plat stenless

Rangka dudukan: Corong hasil parutan:


Rangka ini terbuat dari besi siku, Corong ini berufungsi sebagai
yang berfungsi sebagai dudukan jalannya hasil parutan ke
semua komponen parutan. penampungan

Gambar 3.1 Skema Atau Desain Peralatan Mesin Pemarut Ubi


10

3.2 Proses Perancangan

Start

Melakukan Observasi dan Mendesain Alat

Melakukan Tahapan Perancangan

Melakukan Tahapan Pembuatan Alat

Melakukan Tahapan Pengujian Alat

Selesai

Gambar 3.2 Rancangan Produk


11

3.3 Tempat Perancangan


Pembuatan dan perakitan “Rancang Bangun Mesin Pemarut Ubi” ini
dilaksanakan di Workshop Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Negeri Medan (UNIMED).
12

BAB IV
HASIL PERANCANGAN

4.1 Gambar Rancang Bangun Mesin Pemarut Ubi

Gambar 4.1 Gambar Mesin Pemarut Ubi


13

4.2 Bagian Dan Fungsi Komponen

1. Mata Pemarut

Gambar 4.2 Mata Pemarut

Mata parut ini terbuat dari pipa almunium , dimana di bagian


permukaan sekeliling pipa diukir menjadi seperti paku-paku kecil yang
sedemikian rupa sehingga dapat memarut bahan ubi .

2. Rangka Pemarut Ubi

Gambar 4.3 Rangka Pemarut ubi

Rangka ini merupakan komponen sebagai tempat dudukan motor listrik


dan rumah pemarut. Bahan yang digunakan untuk mrembuar rangka
adalah besi siku.Proses pembuatan rangka ini dilakukan dengan memotong
besi siku yang berukuran 22 cm kemudian dibending sesuai dengan konsep
rancangan yang telah dibuat kemudian di las.
14

3. Rumah Pemarut Ubi

Gambar 4.4 Rumah Pemarut Ubi

Rumah parut adalah tempat untuk mata parut dan tempat memarut
ubi agar hasil parutannya tidak tercecer kemana- mana. Bahan yang
digunakan iyalah stainless steel.

4. Motor Listrik

Gambar 4.5 Motor Listrik

Motor listrik pada desain ini berfungsi sebagai penggerak poros drum
roaster yang akan di putar.
15

5.
6. Kopling

Gambar 4.6 Kopling

Kopling adalah sebuah elemen mesin yang berfungsi untuk


menyambungkan motor listrik dengan mata parut agar tidak ada getaran dan
juga putaran stabil. Dengan panjang 40 mm berdiameter 20 mm , besar lubang
untuk motor listrik sebesar 12 mm dan besar lubang untuk mata parut sebesar
18 mm

7. Corong Hasil Parutan

Gambar 4.7 Corong Hasil Parutan

Corong keluar hasil parutan adalah tempat keluarnya hasil parutan


ubi dan jatuh ke baskom yang sudah dilektakkan di bawah.Bahan yang
digunakan iyalah stainless steel.
16

8. Bearing

Gambar 4.8 Bearing

Bearing berfungsi sebagai dudukan besi ass poros drum roaster yang di
mana terletak di kedua dinding samping lemari pengering
17

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan , perhitungan di atas, maka dapat saya simpulkan
bahwasannya :
1. Mesin pengeringan kopi menggunakan motor listrik sebagai penggerak dari
mata parut.
2. Komponen-komponen yang digunakan dari mesin pemarut ubi kayu
elektronik adalah rangka utama, stainless stell, motor listrik, kopling, corong
keluar, dan rumah mata parut.
3. Sistem transmisi menggunakan poros pisau mata parut.
4. Waktu yang diperlukan dalam memarut adalah seberapa besar ubi yang akan
diparut
5. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat mesin pengering kopi sebesar
Rp.1.695.000

5.2 Saran
1) Saran Proses penyempurnaan mesin masih diperlukan untuk meningkatkan
kualitas mesin, usulan perbaikan rancangan mesin antara lain:

2) 1. Bahan teknik untuk kontruksi menggunakan bahan yang bagus supaya


tahan terhadap karat dan koros.

3) 2. Corong keluar hasil parut ubi kayu gunakan yang agak lonjong agar hasil
pemarutan kelapa tidak berceceran.

4) 3. Pada saat pembersihan corong keluar setelah penggunaan sebaiknya


menggunakan kain yang bersih dan kering, jangan menggunakan air.
18

DAFTAR PUSTAKA

http://ditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/statistik/2015/KOPI%2020
13%20-2015.pdf
Winarno, F. G. 1993. Pengantar Teknologi Bahan. PT. Gramedia. Jakarta.
Hendarson, S. M. and R. L. Perry. 1976. Agricultural Process Engineering. 3 rd
ed. The AVI publ. Co., Inc, Wesport, Connecticut, USA.

Anda mungkin juga menyukai