Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat tuhan Yang Maha Esa Karena
dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah tentang mesin pengering dan penyangrai biji kopi.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita dalam desain sebuah produk .Saya juga menyadari
bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna.Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman ubi kayu sebagian besar merupakan perkebunan rakyat dengan penerapan
teknologi yang masih terbatas. Bila penerapan teknologi pengolahan di perkebunan
ubi kayu rakyat tersebut diperbaiki, produksinya bisa ditingkatkan. Teknologi yang
perlu diupayakan adalah pemarutan ubi kayu. Komoditas ubi kayu merupakan
tanaman lokal yang banyak dibudidayakan, dengan penerapan teknologi tepat guna
dalam proses pengolahannya, produksi ubi kayunya tinggi dan berdampak positif
bagi petani yaitu peningkatan pendapatan akibat produktifitas yang tinggi. Selain itu
peningkatan pendapatan juga diperoleh dari sektor lain yaitu efisiensi tenaga kerja
yang digunakan. Apabila dengan cara tradisional banyak tenaga kerja, maka dengan
adanya mesin pemarut ubi kayu ini tenaga kerja yang dibutuhkan akan menurun dan
yang dibutuhkan hanya operator mesin. Saat ini banyak desain mesin parut dengan
menggunakan satu rol parut saja dengan menggunakan motor bensin atau motor
listrik
3
Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta
mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama
mesin pemarut adalah tenaga motor, dimana tenaga motor digunakan untuk
menggerakkan atau memutar alat parut. Dalam kehidupan sehari – hari kita
sering menjumpai mesin pemarut singkong, mesin pemarut ini biasanya sering
kita jumpai di warung – warung, pasar – pasar, rumah makan dan pedagang kaki
lima. Dalam kesempatan ini penulis ingin mendesain alat pemarut lain yang lebih
efisien dan mudah digunakan, dimana konstruksi mesin/alat ini cukup sederhana
dan memiliki keunggulan dari hasil yang diciptakannya bila dibandingkan
dengan alat pemarut manual dan yang sebelumnya telah dibuat, karena dapat
melakukan pekerjaan dalam jumlah yang banyak serta hasil yang diciptakannya
lebih bagus dan cepat.
adalah:
1. Bagi Mahasiswa:
2. Bagi Universitas:
3. Bagi Masyarakat:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Di Indonesia, ketela pohon menjadi bahan pangan pokok setelah beras dan
jagung. Manfaat daun ketela pohon sebagai bahan sayuran memiliki protein
cukup tinggi, atau untuk keperluan yang lain seperti bahan obat-obatan. Kayunya
dapat digunakan sebagai pagar kebun atau di desa-desa sering digunakan sebagai
dijadikan bahan dasar pada industri makanan dan bahan baku industri pakan.
tanam. Singkong merupakan tanaman tipikal daerah tropis. Iklim panas dan lembab
dibutuhkan untuk pertumbuhannya sehingga tanaman ini tidak dapat tumbuh pada
suhu kurang dari 10oC. Suhu optimum pertumbuhan sekitar 25-27oC dan tumbuh
7
baik pada ketinggian 1500 m atau lebih. Curah hujan yang diperlukan rata-rata 500-
5000 mm per tahun. Singkong dapat tumbuh pada tanah berpasir hingga tanah liat,
maupun pada tanah yang rendah kesuburannya (Grace, 1977).
mentega dapat dipanen dalam waktu 9-10 bulan. Ubi kayu mentega
jika direbus akan menghasilkan rasa yang manis dan empuk. Pada
umumnya Ubi kayu mentega lebih bagus digunakan dalam pembuatan
tape karena menghasilkan tape dengan tektur yang tidak terlalu
lembek.
8
serta sianida (HCN). Secara umum ubi kayu dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu ubi kayu manis yang tidak beracun dan ubi kayu pahit yang
beracun.
Zat yang bersifat racun pada ubi kayu adalah HCN (asam sianida).
Menurut Sosrosoedirjo dan Samad (1983), berdasarkan kadar HCN, ubi kayu
dapat dibedakan menjadi empat golongan yaitu :
a. Ubi kayu yang tidak berbahaya dengan kadar kurang dari 50 mg
HCN tiap kg ubi kayu (Contoh: Adira 1, Gading).
b. Ubi kayu yang agak beracun dengan kadar 50 – 80 mg HCN tiap kg
ubi kayu segar (Contoh: Adira IV).
c. Ubi kayu yang beracun dengan kadar 80 – 100 mg HCN tiap kg ubi
kayu segar.
d. Ubi kayu yang sangat beracun dengan kadar lebih dari 100 mg HCN
9
BAB III
METODE PERANCANGAN
Mata Parutan:
Parutan ini berfungsi
sebagai pemarut ubi
Motor listrik: menjadi halus, dan
Berfungsi sebagai pemutar terbuat dari alumunium
poros pemarut dan di selimuti ukiran Rumah parutan:
pakukecil. Berfungsi sebagai rumah
parutan yang terbuat
dari plat stenless
Start
Selesai
BAB IV
HASIL PERANCANGAN
1. Mata Pemarut
Rumah parut adalah tempat untuk mata parut dan tempat memarut
ubi agar hasil parutannya tidak tercecer kemana- mana. Bahan yang
digunakan iyalah stainless steel.
4. Motor Listrik
Motor listrik pada desain ini berfungsi sebagai penggerak poros drum
roaster yang akan di putar.
15
5.
6. Kopling
8. Bearing
Bearing berfungsi sebagai dudukan besi ass poros drum roaster yang di
mana terletak di kedua dinding samping lemari pengering
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan , perhitungan di atas, maka dapat saya simpulkan
bahwasannya :
1. Mesin pengeringan kopi menggunakan motor listrik sebagai penggerak dari
mata parut.
2. Komponen-komponen yang digunakan dari mesin pemarut ubi kayu
elektronik adalah rangka utama, stainless stell, motor listrik, kopling, corong
keluar, dan rumah mata parut.
3. Sistem transmisi menggunakan poros pisau mata parut.
4. Waktu yang diperlukan dalam memarut adalah seberapa besar ubi yang akan
diparut
5. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat mesin pengering kopi sebesar
Rp.1.695.000
5.2 Saran
1) Saran Proses penyempurnaan mesin masih diperlukan untuk meningkatkan
kualitas mesin, usulan perbaikan rancangan mesin antara lain:
3) 2. Corong keluar hasil parut ubi kayu gunakan yang agak lonjong agar hasil
pemarutan kelapa tidak berceceran.
DAFTAR PUSTAKA
http://ditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/statistik/2015/KOPI%2020
13%20-2015.pdf
Winarno, F. G. 1993. Pengantar Teknologi Bahan. PT. Gramedia. Jakarta.
Hendarson, S. M. and R. L. Perry. 1976. Agricultural Process Engineering. 3 rd
ed. The AVI publ. Co., Inc, Wesport, Connecticut, USA.