Anda di halaman 1dari 29

TUGAS

MEKANISASI PERTANIAN

ALAT DAN MESIN PEMANEN

OLEH:

MUHAMMAD KRISSANDY RIZKI


1506115120

AGROTEKNOLOGI B

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas mata kuliah Mekanisasi Pertanian.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih memiliki kekurangan

yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun

sangat diharapkan agar di masa yang akan datang dapat lebih baik lagi. Penulis

sangat berharap agar tugas ini dampar bermanfaat bagi kita semua untuk sekarang

maupun yang akan datang.

Pekanbaru, Mei 2017

Penulis
ii

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................1
1.2 Tujuan .............................................................................................2
BAB II ISI
2.1 Alat dan Mesin Pemanen Padi .......................................................3
2.2 Alat Pemanen Kelapa Sawit ..........................................................12
2.3 Alat dan Mesin Pemanen Tebu ......................................................15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................21
3.2 Saran ..............................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ani-Ani ......................................................................................................3
2. Reaper ........................................................................................................5
3. Komponen Penyusun Mesin Combine Harvester ................................................ 8
4. Mekanisme Kerja Combine Harvester .......................................................10
5. Bagian-Bagian Combine Harvester ..........................................................10
6. Tritools Mori .............................................................................................13
7. JPS-PH-260 (2.1 Metres) ..........................................................................13
8. JPS-PH-260JT (3.1 Metres - 2 in 1) ..........................................................14
9. TSP-PH-260 (4.8 Metres) .........................................................................14
10. Fungsi Lain Mesin Tritools Mori ..............................................................15
11. Chopper Harvester ....................................................................................16
12. Cane Thumper ...........................................................................................18
13. Wholestalk Harvester ................................................................................20
iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Cara Kerja Mesin Choper Harvester ....................................................17


2. Cara Kerja Mesin Wholestalk Harvester ..............................................19
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di Indonesia panen merupakan kata yang cukup familiar, panen merupakan


suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh seluruh petani untuk memetik atau
mengambil hasil dari apa yang telah mereka tanam atau kerjakan. Negara
kita merupakan negara agraris yang hampir 65% penduduknya adalah petani,
mereka bekerja di ladang dengan bercucuran keringat dengan hasil yang kadang
tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan dan tidak sebanding dengan kerja
keras petani.

Petani yang memiliki lahan yang luas sering kali menghadapi hambatan
dalam setiap kegiatan budidaya karena keterbatasan sumber daya terutama tenaga
kerja di bidang pertanian serta didukung dengan masih rendahnya tingkat
produktivitas tenaga kerja pertanian tersebut. Hal ini karena hampir sebagian besar
tenaga kerja pertanian saat ini sudah memasuki usia non
produktif sementara generasi muda lebih banyak terjun di sektor lain baik industri
maupun sektor informal sebagai akibat dari rendahnya minat mereka untuk terjun
langsung ke lahan pertanian. Oleh karena itu perlu dikembangkan
sistem budidaya pertanian berbasis teknologi (mekanisasi pertanian) berupa mesin
pemanen padi yang dapat mempermudah kerja petani.

Panen merupakan salah satu kegiatan budidaya tanaman yang perlu


mendapat perhatian khusus. Saat panen merupakan waktu kritis, karena untuk
tanaman tertentu, apabila saat panen terlambat maka kualitas maupun kuantitas
hasil atau produksinya akan turun bahkan dapat rusak sama sekali.

Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi pertanian, maka


diperlukan suatu perubahan (penyesuaian) khususnya dalam budidaya tanaman,
sehingga selaras dengan perkembangan kondisi alam, perkembangan teknologi,
sosial dan masyarakat. Tuntutan kebutuhan manusia akan pakan mendesak pemikir
2

untuk memecahkan masalah-masalah bagaimana meningkatkan produksi,


meningkatkan produksi kerja sesuai dengan waktu yang tersedia.

Dalam meningkatkan produksi, salah satu aspek yang harus ditekan


serendah mungkin adalah masalah kehilangan produksi di waktu panen. Sedangkan
dalam meningkatkan kemampuan kerja adalah bagaimana menekan waktu yang
dibutuhkan dalam menanam dalam satuan luas tertentu. Ini bertujuan agar dalam
waktu yang cepat dapat memungut hasil yang optimum dengan kehilangan produksi
serendah mungkin dan efisiensi kerja serendah mungkin.

1.2. Tujuan

Tugas makalah ini bertujuan untuk mengenal dan mengetahui jenis-jenis


alat dan mesin pemanen terhadap komoditas tanaman tertentu agar tidak salah
dalam menggunakan alat dan mesin pemanen sesuai dengan komoditas tanaman
sasaran.
3

BAB II

ISI

2.1. Alat Panen Padi


2.1.1. Ani-Ani

Gambar 2.1. Ani-Ani

Ani-ani adalah sebuah alat memanen atau pemotong batang padi yang
terbuat dari kayu, pegangannya terbuat dari selongsong bambu kecil dan sebilah
pisau kecil yang ukurannya tidak lebih besar dari telapak tangan. Masyarakat Sunda
atau Jawa dahulu selalu memakai Ani-ani sebagai alat untuk memanen padi.
Dengan ani-ani tangkai bulir padi dipotong satu-satu, sehingga proses ini memakan
banyak pekerjaan dan waktu, namun keuntungannya ialah, berbeda dengan
penggunaan sebuah clurit atau arit, tidak semua batang ikut terpotong. Dengan
demikian, bulir yang belum masak tidak ikut terpotong.

Pada saat memanen atau memotong padi masyarakat adat tradisional Sunda
tidak membenarkan atau melarang memanen padi menggunakan golok atau arit.
Menurut masyarakat tradisional Sunda yang masih kukuh memangku adat dalam
memanen padi mereka percaya bahwa dewi padi Sari Pohaci Sanghyang
Sri berjiwa halus dan lembut sehingga sangat ketakutan apabila melihat arit atau
golok.
4

Selain itu juga ada kepercayaan bahwa padi yang akan dipanen, merupakan
perwujudan sang dewi, harus diperlakukan dengan hormat dan lembut dipotong
satu persatu, tidak boleh dibabat secara kasar begitu saja. Sampai sekarang tradisi
kepercayaan itu masih banyak diamalkan oleh sebagian kalangan masyarakat Sunda
dan Jawa pada umumnya, misalnya upacara tradisional panen padi masyarakat
Sunda yang disebut Seren Tahun.

Karena alat ini ukurannya cukup kecil dan penggunaannya pun sangat
sederhana di mana Ani-ani hanya bisa memotong batang bulir padi satu persatu.
Dari segi efisiensi alat tradisional ini cukup banyak memakan waktu dan beda
dengan cara di arit atau pakai clurit yang bisa memotong batang padi dalam jumlah
yang banyak sekaligus.

Kelebihan Ani-ani adalah para petani bisa lebih selektif dalam memotong
batang padi dan tidak semua padi dapat dipanen atau dipotong pada saat yang sama
karena biasanya kalau yang masih hijau para petani akan menyisakan untuk dipanen
di kemudian hari.

Kapasitas kerja panen secara tradisional diukur dengan jumlah orang-jam


yang dibutuhkan tiap hektar. Sebagai contoh panen dengan sabit, kebutuhan
orang jam adalah 148 orang jam/Ha untuk memotong dan mengikat padi. Ini
berarti bila panen dengan sabit dilakukan oleh satu orang pria akan membutuhkan
waktu 148 jam, atau sebaliknya bila ada 148 orang yang memanen dengan sabit,
hanya dibutuhkan 1 jam untuk memanen satu hektar.

Dengan hasil tradisional ini, kehilangan gabah di lapang diperkirakan


berkisar antara 8 sampai 10 persen dari hasil per hektar. Kehilangan ini
diakibatkan oleh gabah yang rontok dari tangkainya atau karena pencucian-
pencucian dan terinjak-injak ke dalam tanah. Bila dengan ani-ani padi dipotong
pada 15-20 cm dari ujung malai, sedangkan dengan sabit dipotong sekitar 10-20
cm dari permukaan tanah.
5

2.1.2. Reaper

Gambar 2.2. Reaper

Reaper merupakan mesin pemanen untuk memotong padi sangat cepat.


Prinsip kerjanya mirip dengan cara kerja orang panen menggunakan sabit. Mesin
ini sewaktu bergerak maju akan menerjang dan memotong tegakan tanaman dan
menjatuhkan atau merobohkan tanaman tersebut ke arah samping mesin reaper dan
ada pula yang mengikat tanaman yang terpotong menjadi seperti berbentuk sapu
lidi ukuran besar.

Spesifikasi mesin reaper adalah sebagai berikut:


1. Jangkauan potong : lebar 50 cm, tinggi 100 cm
2. Tangki : 5.5 liter
3. Full belt dan gear box
4. Tali rafia : panjang 1200 m/roll berat 1.4 kg, sekali ikat
38-40cm
5. Dimensi : 205x80x105 cm
6. Kapasitas panen : 0.2-0.6 hektar/jam Berat : 220 kg.
7. Berat Mesin : 8,9 Kg
8. Motor Penggerak : Type 1pe40F-6C (1,45)
9. Kecepatan putaran : 3800 - 4000 putaran per menit (rpm)
10. Konsumsi bahan bakar : 0,7 liter per jam
6

11. Komposisi perbandingan gasoline dan Oli 2T (25 - 30:1)


Reaper bekerja mengait rumpun padi, kemudian memotong dan selanjutnya
dilempar ke sebelah kanan mesin di atas permukaan tanah. Setiap lemparan terdiri
dari 3-10 rumpun tanam padi tergantung dari jumlah alur pemotongan dari mesin.
Untuk memudahkan pengangkutan ke tempat perontokan biasanya diikat dulu atau
dimasukkan ke dalam karung agar tidak banyak gabah yang hilang karena rontok
dari rantainya.

Mesin reaper dioperasikan oleh satu orang dan dibantu 2 orang untuk
mengikat atau mengarungkan. Tenaga motor penggeraknya berkisar antara 2,5
sampai 3 Daya Kuda (DK). Kapasitas kerja dari reaper adalah antara 30-35 jam
setiap hektar dengan satu alur pemotongan, sedangkan yang tiga alur
pemotongan berkisar antara 18-20 jam tiap hektar.

Bagian-bagian utama dari mesin reaper adalah sebagai berikut:

1. Motor bakar
Jenis motor bakar yang digunakan biasanya motor bakar bensin karena
kebutuhan tenaganya tidak terlalu besar, yaitu 3-5 Daya kuda.
2. Tangan Pengait
Tangan pengait bekerja secara otomatis, fungsinya adalah untuk
mengait/menarik batang padi ke arah pisau pemotong.
3. Pisau pemotong
Pisau pemotong pada umumnya berupa pisau berputar dan berbentuk
lingkaran di mana tepinya bergerigi (seperti gergaji) tajam. Penajaman pisau
pemotong perlu dilakukan bila sudah bekerja sekitar 300-600 jam kerja
memotong.
4. Pelempar otomatis
Bagian ini tugasnya melempar sejumlah padi yang terpotong dari tempat
pengumpulan. Proses pelemparan berjalan secara otomatis setelah padi yang
terpotong terkumpul pada ukuran tertentu.
5. Roda
Roda berfungsi untuk menjalankan atau menggerakkan alat ini.
7

Kelemahan dari penggunaan dari mesin ini adalah bagi varietas padi
yang mudah rontok, di mana akan banyak padi yang rontok akibat getaran
atau perlakuan oleh mesin. Kelemahan lainnya adalah biaya awal yang tinggi, yaitu
harga pembeliannya dan harga bahan bakar yang terus meningkat. Akan tetapi
keuntungan-keuntungannya adalah sebagai berikut :
1. Kapasitas kerjanya (jam/ha) tinggi
2. Hanya membutuhkan 2-3 orang untuk panen dalam 1 hektar
3. Biaya panen per hektar relatif lebih rendah dibandingkan dengan cara
tradisional.
4. Kehilangan gabah di sawah relatif lebih rendah bagi varietas padi yang
5. sukar rontok.
6. Dapat dimiliki kelompok tani secara koperasi.

2.1.3. Combine Harvester

Combine adalah suatu alat mekanisme pertanian yang serba komplit dan
canggih dalam pengoperasiannya, dimana combine tersebut dapat bekerja pada
areal sawah yang luas,namun hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat
karena combine ini dilengkapi dengan alat pemotong, perontok dan mengarungkan
padi dalam suatu proses kinerja saja (Hisbuan, 1999). Dengan demikian waktu
pemanen lebih singkat dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia
(manual) serta tidak membutuhkan jumlah tenaga kerja manusia yang besar seperti
pada pemanenan tradisional. Penggunaan alat ini memerlukan investasi yang besar
dan tenaga terlatih yang dapat mengoperasikan alat ini ( Barokah, 2001).
Combine harvester atau hanya menggabungkan, adalah mesin yang panen
tanaman biji-bijian. Nama ini berasal dari yang menggabungkan tiga operasi
terpisah yang terdiri dari pemanenan - menuai, perontokan, dan menampi dalam
suatu proses tunggal. Di antara hasil panen dengan menggabungkan adalah
gandum, oat, rye, barley, jagung (jagung), kedelai dan rami (biji rami). Jerami
limbah ditinggalkan di lapangan adalah sisanya kering batang dan daun tanaman
dengan nutrisi terbatas yang baik cincang dan tersebar di lapangan atau diterjunkan
untuk pakan dan tempat tidur untuk ternak.
8

Pada dasarnya proses panen padi dapat dilakukan melalui dua macam cara,
yaitu melalui cara tradisional dan menggunakan mesin perontok padi tipe stasioner.
Mengingat adanya beberapa jenis lahan, maka kedua cara tersebut dirasa belum
maksimal, sehingga perlu dilakukan perancangan dan pengembangan produk mesin
pemanen padi (combine) portable. Mesin ini mempunyai kemampuan kerja
merontokkan bulir padi dari batangnya dan sekaligus dapat menebang batang padi
tersebut ( Departemen Pertanian, 1993).

Komponen-komponen penyusun mesin combine harvester yaitu sebagai


berikut:

Gambar 2.3. Komponen Penyusun Mesin Combine Harvester

1. Reel
2. Cutter bars
3. Stripping header auger
4. Control cab
5. Chassis assembly
6. Chute
7. Grain tank
8. Centrifugal blower
9. Concave sieve
10. Threshing cylinder
11. Cylinder cap
12. Vibrating sieves
9

13. Re-threshing device


14. Grain auger

Pemanen kombinasi (combine harvester) adalah mesin yang memanen


tanaman serealia. Serealia adalah jenis tumbuhan golongan tanaman padi-
padian/rumput-rumputan (Gramineae) yang dibudidayakan untuk menghasilkan
bulir-bulir berisi biji-bijian sebagai sumber karbohidrat/pati. Mesin ini, seperti
namanya, merupakan kombinasi dari tiga operasi yang berbeda, yaitu menuai,
merontokkan, dan menampi, dijadikan satu rangkaian operasi. Di antara serealia
yang dipanen antara lain gandum, oat, rye, barley, jagung, kedelai, dan flax. Batang
serealia atau jerami ditinggalkan di lahan untuk memberikan nutrisi dan menambah
kadar organik bagi tanah, atau dikumpulkan kembali dengan mesin baler (pembuat
bale, gulungan jerami) dan dipadatkan untuk diberikan ke hewan ternak. Pemanen
kombinasi adalah salah satu penemuan penting di bidang pertanian karena mampu
menghemat biaya tenaga kerja dan mengefisiensikan usaha tani.

Secara umum fungsi operasional dasar combine harvester adalah sebagai


berikut:
1. Memotong tanaman yang masih berdiri
2. Menyalurkan tanaman yang terpotong ke silinder
3. Merontokkan gabah dari tangkai atau batang
4. Memisahkan gabah dari jerami
5. Membersihkan gabah dengan cara membuang gabah kosong dan benda asing.
10

Mekanisme kerja Combine Harvester adalah sebagai berikut:

Gambar 2.4. Mekanisme Kerja Combine Harvester

Gambar 2.5. Bagian-Bagian Combine Harvester

1. Kumparan penarik
2. Batang pemotong
3. Kepala auger
4. Konveyor biji-bijian
5. Perangkap batu
6. Drum perontok
7. Cekungan
8. Pembawa jerami
9. Nampan biji-bijian
10. Kipas
11. Ayakan yang dapat diatur
11

12. Ayakan utama


13. Konveyor tongkol
14. Pendaur ulang tongkol
15. Auger biji-bijian
16. Tangki biji-bijian
17. Penekan jerami
18. Kabin pengemudi
19. Mesin
20. Auger pengeluaran
21. Impeller

Tanaman yang akan dipanen masuk ke nomor (2) dengan dipotong batang
bawahnya menggunakan batang pemotong. Setelah itu dialirkan ke perontok (6)
menggunakan auger (3) dan konveyor (4). Biji-bijian yang rontok akan jatuh ke
nampan di bawahnya (9), dengan memanfaatkan getaran yang dihasilkan mesin,
biji-bijian mengalir ayakan (11) dan ayakan utama (12) lalu jatuh ke kaki auger biji-
bijian (15) untuk dibawa ke tangki biji-bijian (16). Sementara jerami yang mungkin
masih mengandung biji-bijian dibawa sambil digetarkan di pembawa jerami (8).
Biji-bijian yang tersisa akan jatuh ke ayakan (11) dan mengikuti aliran biji-bijian
utama. Tongkol atau kepala biji-bijian berukuran cukup besar sehingga tidak dapat
lolos ayakan utama. Tongkol akan kembali ke perontok (6) untuk dirontokkan
kembali. Jerami akan dikeluarkan melalui penekan jerami (chaffer) (17).

Kelebihan dari mesin combine tersebut yaitu :


1. Tidak perlu banyak waktu untuk mempelajarinya.
2. Tenaga yang dibutuhkan maksimal hanya tiga orang, satu operator/driver, dua
orang lainnya bertugas mengatur pengemasan gabah.
3. Dengan menggunakan Combine Harvester ini, petani hanya butuh waktu 1-2 jam
untuk memanen 1 ha.
4. Petani tidak lagi mengeluarkan tenaga dan waktu ekstra untuk merontokkan
bulir-bulir padi dari tangkainya. Sekali jalan, padi yang masih berdiri di
12

hamparan sawah langsung terpisah dari tangkainya, dan langsung bisa dikemas.
Damen atau pohon padi juga terpotong lembut..
5. Keuntungan lain, mesin ini tidak boros bahan bakar. Untuk mengoperasikan alat
bermesin diesel 45 PK (44,38 HP) ini, hanya dibutuhkan solar sebanyak 30
liter/ha.

Kekurangan dari mesin combine harvester tersebut yaitu :


1. Hanya saja, Combine Harvester ini memiliki keterbatasan. Mesin ini akan sulit
bekerja pada lahan dengan ke dalam lumpur 20 cm atau lebih.
2. Di samping itu, alat ini juga tidak berfungsi efektif pada lahan dengan
kemiringan tinggi. Akses jalan menuju area panen juga menjadi kendala.
3. Tidak cocok digunakan untuk lahan yang berukuran kecil.
4. Dengan harga yang begitu mahal membuat petani susah untuk memiliki mesin
combine harvester tersebut.

2.2. Alat Panen Kelapa Sawit


2.3.1. Tritools Mori (Trimor)

Semakin berkembangnya bisnis sawit menjadikan kebutuhan alat panen


kian tinggi dari tahun ke tahun. Sebagai upaya peningkatan produktivitas diiringin
dengan semakin berkurangnya SDM sekarang ini, PT. Tritools Indonesia
mengembangkan produk alat panen bermotor / mekanis untuk industri kelapa
sawit. PT. Tritools Indonesia bekerjasama dengan MORI (Perusahaan Argiculture
terkemuka di Taiwan) telah berhasil mengembangkan alat panen sawit mekanis /
bermotor. Dimana penggunaan alat ini mampu meningkatkan produktivitas
pemanen dibandingkan dengan penggunaan alat panen manual. Alat panen jenis ini
telah banyak digunakan dibeberapa negara seperti Colombia, India, Thailand dan
Malaysia. Dan Sebagai Exclusive Distributor Produk "MORI" di Indonesia, PT.
Tritools Indonesia siap untuk memberikan pelayanannya dalam mendistribusikan
produk alat panen sawit mekanis MORI yang kami sebut dengan sebutan
"TRITOOLS MORI" (TRIMOR), baik dari segi penjualan maupun layanan purna
jual (spare part).
13

PT. Tritools Indonesia sendiri telah berkiprah selama lebih dari 20 tahun
dalam kancah bisnis Plywood Industry, namun pada awal tahun 2013 telah
melebarkan sayapnya untuk berkiprah dalam bisnis Palm Oil Industry. Tujuannya
tidak lain adalah untuk dapat memberikan perlayanan terbaik kepada perkebunan
sawit mulai dari Petani plasma hingga Perusahaan sawit yang membutuhkan
penerapan sistem panen dengan mesin.

Gambar 2.6. Tritools Mori

PT. Tritools Indonesia menyediakan 3 Jenis Alat Panen TRIMOR dengan


ukuran panjang yang berbeda, yaitu :
1. JPS-PH-260 (2.1 Metres) - jangkauan panen pohon dengan ketinggian max 3.5
meter.

Gambar 2.7. JPS-PH-260 (2.1 Metres)


14

2. JPS-PH-260JT (3.1 Metres - 2 in 1) - jangkauan panen pohon dengan


ketinggian max 4.5 meter.

Gambar 2.8. JPS-PH-260JT (3.1 Metres - 2 in 1)

3. TSP-PH-260 (4.8 Metres) Telescopic Harvester - jangkauan panen pohon


dengan ketinggian max 6.5 meter.

Gambar 2.9. TSP-PH-260 (4.8 Metres)

Alat Panen ini cukup mudah digunakan dan hemat bahan bakar (1.5 - 2.5
liter / hari - 8 jam penggunaan) dilengkapi dengan Motor 2 Tak (Bensin+oli) dengan
Merk KOMATSU - ZENOAH & MITSUBISHI (brand terkemuka dari Jepang,
15

teruji dan handal) membuat kinerja alat ini menjadi maksimal, dapat bekerja 8 - 10
jam / hari. Untuk menunjang perlayanan purna jual, PT. Tritools Indonesia telah
hadir di beberapa Provinsi di Indonesia seperti Sumatera Utara (Medan), Riau,
Sumatera Selatan (Palembang) dan beberapa tempat lainnya yang masih dalam
proses pengembangan seperti di Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

Alat panen mekanis ini memiliki 5 fungsi dalam 1 alat (5 in 1 multifungsi),


selain digunakan sebagai alat panen sawit juga bisa dipergunakan sebagai :

1. Trimer, attachment gear case khusus dengan fungsi untuk merapikan tanaman
2. Chain Saw, attachment gear case khusus yang berfungsi untuk memotong
batang pohon dengan diameter sesuai spec.
3. Brush Cutter, attachment gear case khusus yang berfungsi sebagai alat
pemotong rumput.
4. Pruner saw, merupakan mata pisau gergaji yang berfungsi untuk memotong
ranting pohon di mana gear case yang digunakan sama dengan gear case alat
panen sawit.

Gambar 2.10. Fungsi Lain Mesin Tritools Mori


16

2.3. Alat dan Mesin Pemanen Tebu


2.3.1. Choper Harvester

Spesifikasi mesin Choper Harvester adalah sebagai berikut:

1. Mode : Mencacah potong


2. Power : 260 HP (CUMMINS)
3. Min Radius Belok : 5.2 m
4. Kemampuan Tanjakan : <15o
5. Max Pengereman Jarak : <8m
6. Mesin Berat : 11000 KGS
7. Pemotongan atas berbagai langkah vertikal : 1300-1400 mm
8. Disc pisau kisaran bergerak vertikal : <310 mm
9. Untuk jarak baris : 1 - 1,2 m
10. Perjalanan kecepatan seperti panen : 2-5 km / jam
11. Perjalanan kecepatan : <26 km / ha
12. Mencacah panjang : 180-250 mm
13. Produktivitas dalam jam kerja bersih : > 20 ton / ha
14. Bahan bakar : 30 liter / jam

Gambar 2.11. Chopper Harvester


17

Cara kerja mesin Choper harvester yaitu:


Tabel 2.1. Cara Kerja Mesin Choper Harvester
Indikator Chopper Harvester
Proses pemanenan tebu Tebu yang sudah dipotong pada
pangkal batangnya akan dipotong lagi menjadi
potongan-potongan yang lebih pendek
Ukuran batang tebu Potongan-potongan pendek
panen
Kebersihan batang tebu Hampir tidak tercampur kotoran
panen
Kapasitas angkut Lebih tinggi
kendaraan pengangkut
batang tebu panen
Lama waktu tunggu Kurang dari 16 jam
setelah dipanen
sebelum digiling
Aplikasi Cocok untuk lahan berproduktivitas tinggi,
tanaman tebu tegak dan rebah, areal lahan
berukuran lebar

Chopper Harvester memotong tebu berupa potongan-potongan berukuran


pendek. Tebu yang sudah dipotong pada pangkal batangnya akan dipotong lagi
menjadi potongan-potongan lebih pendek yang disebut billet dengan ukuran 20-40
cm.

Kelebihan dari alat chopper harvester adalah pemanenan sehingga proses


pemanenan dapat dilakukan dengan cepat, sehingga tidak membutuhkan waktu
yang lama, hasil potong dapat langsung di angkut ke dalam mobil karena tebu dalam
keadaan sudah di potong-potong kecil. Efisiensi biaya karena cukup dua operator
dalam sekali jalan.
18

Kekurangan dari alat ini adalah tidak dapat membedakan mana tebu yang
baik dan mana tebu yang tidak baik, karena sistem pemotongannya merata tanpa
ada pemilihan batang tebu.

2.3.2. Cane Thumper

Hasil pengujian aplikasi Cane Thumper adalah sebagai berikut:

1. Kapasitas/ prestasi alat : 0,14 Ha/ jam = 10 ton/ jam = 70 ton/ hari
2. Kualitas pekerjaan : Pandas, rata tanah, dan potongan tebu tidak pecah
3. Jumlah tenaga kerja : 1 operator dan 8 helper/ hari per-70 ton
4. Kebutuhan BBM : 0.5 liter/ jam

Gambar 2.12. Cane Thumper

Cara kerja dari cane thumper pada umumnya sama dengan cara kerja mesin
reaper pada pemanen padi, di mana di bagian depan mesin terletak pisau yang saling
bergesekan sehingga batang tebu dapat terpotong pada ujung pangkalnya dan masih
dalam keadaan lonjoran batang tebu.

Sebenarnya kelebihan dari alat ini sama dengan dengan alat tradisional,
karena hasil pemotongan dalam bentuk lonjoran sehingga mudah dalam pemilihan
mana tebu yang baik dan tebu yang tidak baik.
19

Kekurangannya adalah alat ini cenderung bahaya, karena tidak ada kofer
pada pisaunya, sehingga rawan terkena tanah dan batu, sehingga pisaunya mudah
tumpul dan berkarat.

2.3.3. Wholestalk Harvester

Tabel 2.2. Cara Kerja Mesin Wholestalk Harvester

Indikator Wholestalk Harvester

Memotong tebu pada


pangkal batang dekat
permukaan tanah,
Proses pemanenan tebu
kemudian dibawa ke
belakang dan disusun di
atas guludan

Lonjoran (batang tebu


Ukuran batang tebu panen
utuh)

Tercampur kotoran
Kebersihan batang tebu panen
(tanah)

Kapasitas angkut kendaraan pengangkut batang tebu


Lebih rendah
panen

Lama waktu tunggu setalah dipanen sebelum digiling Lebih dari 24 jam

Cocok untuk lahan tebu


Aplikasi berproduktivitas
sedang, tanaman

Wholestalk Harvester memotong tebu pada pangkal batang dekat dengan


permukaan tanah, kemudian dibawa ke belakang dan disusun di atas guludan.
Dengan demikian, tebu hasil panen masih berupa lonjoran batang tebu (utuh) yang
diletakkan di atas permukaan tanah.
20

Gambar 2.13. Wholestalk Harvester

Kelebihan dari alat ini adalah pemanenan lebih cepat, efisiensi tinggi dan
hasil potongan masih dalam bentuk lonjoran tebu panjang sehingga mudah dalam
pengangkutan. Dapat juga dilakukan pemilihan tebu yang baik dan yang tidak.

Kekurangannya adalah kebersihan batang tebu kurang, sehingga masih


perlu tahap pembersihan lagi, sehingga memerlukan kerja dua kali dalam
pemanenan.
21

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Panen merupakan salah satu kegiatan budidaya tanaman yang perlu


mendapat perhatian khusus. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi
pertanian, maka diperlukan suatu perubahan (penyesuaian) khususnya dalam
budidaya tanaman, sehingga selaras dengan perkembangan kondisi alam,
perkembangan teknologi, sosial dan masyarakat. Tuntutan kebutuhan manusia akan
pakan mendesak pemikir untuk memecahkan masalah-masalah bagaimana
meningkatkan produksi, meningkatkan produksi kerja sesuai dengan waktu yang
tersedia.

Alat dan mesin pemanen untuk komoditas tanaman padi adalah ani-ani,
reaper, dan combine harvester. Ani-ani merupakan alat panen padi secara
tradisional sedangkan reaper dan combine harvester merupakan alat pemanen padi
yang sudah modern karena menggunakan ilmu dan teknologi pertanian sehingga
durasi pengerjaan proses pemanenan lebih efisien dalam hal waktu dan tenaga.

Alat pemanen untuk komoditas tanaman kelapa sawit adalah Tritools Mori
(Trimor). Timor diproduksi oleh perusahaan Indonesia yaitu PT. Tritools Indonesia
yang bekerja sama dengan perusahaan Agriculture terkemuka di Taiwan yaitu Mori.
Trimor dibagi berdasarkan daya jangkauannya terhadap proses pemanenan buah
kelapa sawit, yaitu JPS-PH-260 (2.1 Metres) dengan jangkauan panen pohon
dengan ketinggian max 3.5 meter, JPS-PH-260JT (3.1 Metres - 2 in 1) dengan
jangkauan panen pohon dengan ketinggian max 4.5 meter, dan TSP-PH-260 (4.8
Metres) Telescopic Harvester dengan jangkauan panen pohon dengan ketinggian
max 6.5 meter.

Alat dan mesin pemanen untuk komoditas tanaman tebu adalah Choper
Harvester, Cane Thumper, dan Wholestalk Harvester. Dari ketiga alat dan mesin
22

pemanen tebu, alat dan mesin yang paling efektif digunakan adalah Chopper
Harvester karena hasil potongannya kecil-kecil dan bersih.

3.2. Saran

Sebagai mahasiswa yang ahli dalam kegiatan pertanian harus senantiasa


untuk belajar dan belajar dengan memanfaatkan waktu yang ada tanpa menyia-
nyiakannya. Agar kelak nanti kita bisa menciptakan alat teknologi pertanian yang
begitu canggih lagi dibandingkan dengan mesin pemanen yang ada sekarang ini.
23

DAFTAR PUSTAKA

Barokah, N. I. 2001. Uji Kinerja dan Losses Combine Harvester Type CA 85 ML.
Skripsi. Jurusan Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB.
Bogor.

Departemen Pertanian. 1993. Pasca Panen Padi. Badan Pendidikan dan


Latihan Pertanian.

Harvester, Mori Palm. 2013. Alat Panen Sawit Mekanis. From:


file:///E:/FAPERTA%20UNRI/SEMESTER%204/MEKANISASI/ALAT
%20PEMANENAN/ALAT%20PANEN%20SAWIT%20MEKANIS%20_
%20BERMOTOR%20%20MOTORIZED%20CUTTER%2020DODOS%
20EGREK%20BERMOTOR.html. Diakses pada hari Minggu, 14 Mei
2017.

Hasibuan, F. 1999. Kajian Teknis dan Ekonomis Pemakaian Head Feed Combine
Harvester ( CA 385 EG ) Di Daerah Sukamadi, Kabupaten Subang, Jawa
Barat. Skripsi. Jurusan Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian.
IPB. Bogor.

Irvansyah, Ari. 2015. Makalah Mesin Pemanen Tebu. From:


file:///E:/FAPERTA%20UNRI/SEMESTER%204/MEKANISASI/ALAT
%20PEMANENAN/MAKALAH%20MESI%20PEMANEN%20TEBU%
20-%20PINTAR%20MENCARI%20ILMU.html. Diakses pada hari
Minggu, 14 Mei 2017.

Mahyuddin. 2015. Pengenalan Alat dan Mesin Pemanen Padi. Program Studi
Pendidikan Teknologi Pertanian. Fakultas Teknik. UNM. Makasar.
24

Mandum, Donya. 2016. Makalah Alat dan Mesin Panen dan Pasca Panen Padi dan
Kelapa Sawit. From: file:///E:/FAPERTA%20UNRI/SEMESTER%204/
MEKANISASI/ALAT%20PEMANENAN/%5E%5E%20BLOG%20ANE
UK%20AGRO%20%5E%5E_%20MAKALAH%20ALAT%20DAN%20
MESIN%20PANEN%20&%20PASCA%20PANEN%20PADA%20TAN
AMAN%20PADI%20dan%20KELAPA%20SAWIT.html. Diakses pada
hari Minggu, 14 Mei 2017.

Hamzah. 2013. Alat Panen Padi. Jurusan Agroteknologi. Fakultas Pertanian. UR.
Pekanbaru.

Rifal, Muhammad. 2013. Makalah Mekanisasi. From:


file:///E:/FAPERTA%20UNRI/SEMESTER%204/MEKANISASI/ALAT
%20PEMANENAN/Dari%20akhir%20ke%20awal_%20Makalah%20Mek
anisasi.html. Diakses pada hari Minggu, 14 Mei 2017.

Anda mungkin juga menyukai