MEKANISASI PERTANIAN
OLEH:
AGROTEKNOLOGI B
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat diharapkan agar di masa yang akan datang dapat lebih baik lagi. Penulis
sangat berharap agar tugas ini dampar bermanfaat bagi kita semua untuk sekarang
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................1
1.2 Tujuan .............................................................................................2
BAB II ISI
2.1 Alat dan Mesin Pemanen Padi .......................................................3
2.2 Alat Pemanen Kelapa Sawit ..........................................................12
2.3 Alat dan Mesin Pemanen Tebu ......................................................15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................21
3.2 Saran ..............................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Ani-Ani ......................................................................................................3
2. Reaper ........................................................................................................5
3. Komponen Penyusun Mesin Combine Harvester ................................................ 8
4. Mekanisme Kerja Combine Harvester .......................................................10
5. Bagian-Bagian Combine Harvester ..........................................................10
6. Tritools Mori .............................................................................................13
7. JPS-PH-260 (2.1 Metres) ..........................................................................13
8. JPS-PH-260JT (3.1 Metres - 2 in 1) ..........................................................14
9. TSP-PH-260 (4.8 Metres) .........................................................................14
10. Fungsi Lain Mesin Tritools Mori ..............................................................15
11. Chopper Harvester ....................................................................................16
12. Cane Thumper ...........................................................................................18
13. Wholestalk Harvester ................................................................................20
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
Petani yang memiliki lahan yang luas sering kali menghadapi hambatan
dalam setiap kegiatan budidaya karena keterbatasan sumber daya terutama tenaga
kerja di bidang pertanian serta didukung dengan masih rendahnya tingkat
produktivitas tenaga kerja pertanian tersebut. Hal ini karena hampir sebagian besar
tenaga kerja pertanian saat ini sudah memasuki usia non
produktif sementara generasi muda lebih banyak terjun di sektor lain baik industri
maupun sektor informal sebagai akibat dari rendahnya minat mereka untuk terjun
langsung ke lahan pertanian. Oleh karena itu perlu dikembangkan
sistem budidaya pertanian berbasis teknologi (mekanisasi pertanian) berupa mesin
pemanen padi yang dapat mempermudah kerja petani.
1.2. Tujuan
BAB II
ISI
Ani-ani adalah sebuah alat memanen atau pemotong batang padi yang
terbuat dari kayu, pegangannya terbuat dari selongsong bambu kecil dan sebilah
pisau kecil yang ukurannya tidak lebih besar dari telapak tangan. Masyarakat Sunda
atau Jawa dahulu selalu memakai Ani-ani sebagai alat untuk memanen padi.
Dengan ani-ani tangkai bulir padi dipotong satu-satu, sehingga proses ini memakan
banyak pekerjaan dan waktu, namun keuntungannya ialah, berbeda dengan
penggunaan sebuah clurit atau arit, tidak semua batang ikut terpotong. Dengan
demikian, bulir yang belum masak tidak ikut terpotong.
Pada saat memanen atau memotong padi masyarakat adat tradisional Sunda
tidak membenarkan atau melarang memanen padi menggunakan golok atau arit.
Menurut masyarakat tradisional Sunda yang masih kukuh memangku adat dalam
memanen padi mereka percaya bahwa dewi padi Sari Pohaci Sanghyang
Sri berjiwa halus dan lembut sehingga sangat ketakutan apabila melihat arit atau
golok.
4
Selain itu juga ada kepercayaan bahwa padi yang akan dipanen, merupakan
perwujudan sang dewi, harus diperlakukan dengan hormat dan lembut dipotong
satu persatu, tidak boleh dibabat secara kasar begitu saja. Sampai sekarang tradisi
kepercayaan itu masih banyak diamalkan oleh sebagian kalangan masyarakat Sunda
dan Jawa pada umumnya, misalnya upacara tradisional panen padi masyarakat
Sunda yang disebut Seren Tahun.
Karena alat ini ukurannya cukup kecil dan penggunaannya pun sangat
sederhana di mana Ani-ani hanya bisa memotong batang bulir padi satu persatu.
Dari segi efisiensi alat tradisional ini cukup banyak memakan waktu dan beda
dengan cara di arit atau pakai clurit yang bisa memotong batang padi dalam jumlah
yang banyak sekaligus.
Kelebihan Ani-ani adalah para petani bisa lebih selektif dalam memotong
batang padi dan tidak semua padi dapat dipanen atau dipotong pada saat yang sama
karena biasanya kalau yang masih hijau para petani akan menyisakan untuk dipanen
di kemudian hari.
2.1.2. Reaper
Mesin reaper dioperasikan oleh satu orang dan dibantu 2 orang untuk
mengikat atau mengarungkan. Tenaga motor penggeraknya berkisar antara 2,5
sampai 3 Daya Kuda (DK). Kapasitas kerja dari reaper adalah antara 30-35 jam
setiap hektar dengan satu alur pemotongan, sedangkan yang tiga alur
pemotongan berkisar antara 18-20 jam tiap hektar.
1. Motor bakar
Jenis motor bakar yang digunakan biasanya motor bakar bensin karena
kebutuhan tenaganya tidak terlalu besar, yaitu 3-5 Daya kuda.
2. Tangan Pengait
Tangan pengait bekerja secara otomatis, fungsinya adalah untuk
mengait/menarik batang padi ke arah pisau pemotong.
3. Pisau pemotong
Pisau pemotong pada umumnya berupa pisau berputar dan berbentuk
lingkaran di mana tepinya bergerigi (seperti gergaji) tajam. Penajaman pisau
pemotong perlu dilakukan bila sudah bekerja sekitar 300-600 jam kerja
memotong.
4. Pelempar otomatis
Bagian ini tugasnya melempar sejumlah padi yang terpotong dari tempat
pengumpulan. Proses pelemparan berjalan secara otomatis setelah padi yang
terpotong terkumpul pada ukuran tertentu.
5. Roda
Roda berfungsi untuk menjalankan atau menggerakkan alat ini.
7
Kelemahan dari penggunaan dari mesin ini adalah bagi varietas padi
yang mudah rontok, di mana akan banyak padi yang rontok akibat getaran
atau perlakuan oleh mesin. Kelemahan lainnya adalah biaya awal yang tinggi, yaitu
harga pembeliannya dan harga bahan bakar yang terus meningkat. Akan tetapi
keuntungan-keuntungannya adalah sebagai berikut :
1. Kapasitas kerjanya (jam/ha) tinggi
2. Hanya membutuhkan 2-3 orang untuk panen dalam 1 hektar
3. Biaya panen per hektar relatif lebih rendah dibandingkan dengan cara
tradisional.
4. Kehilangan gabah di sawah relatif lebih rendah bagi varietas padi yang
5. sukar rontok.
6. Dapat dimiliki kelompok tani secara koperasi.
Combine adalah suatu alat mekanisme pertanian yang serba komplit dan
canggih dalam pengoperasiannya, dimana combine tersebut dapat bekerja pada
areal sawah yang luas,namun hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat
karena combine ini dilengkapi dengan alat pemotong, perontok dan mengarungkan
padi dalam suatu proses kinerja saja (Hisbuan, 1999). Dengan demikian waktu
pemanen lebih singkat dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia
(manual) serta tidak membutuhkan jumlah tenaga kerja manusia yang besar seperti
pada pemanenan tradisional. Penggunaan alat ini memerlukan investasi yang besar
dan tenaga terlatih yang dapat mengoperasikan alat ini ( Barokah, 2001).
Combine harvester atau hanya menggabungkan, adalah mesin yang panen
tanaman biji-bijian. Nama ini berasal dari yang menggabungkan tiga operasi
terpisah yang terdiri dari pemanenan - menuai, perontokan, dan menampi dalam
suatu proses tunggal. Di antara hasil panen dengan menggabungkan adalah
gandum, oat, rye, barley, jagung (jagung), kedelai dan rami (biji rami). Jerami
limbah ditinggalkan di lapangan adalah sisanya kering batang dan daun tanaman
dengan nutrisi terbatas yang baik cincang dan tersebar di lapangan atau diterjunkan
untuk pakan dan tempat tidur untuk ternak.
8
Pada dasarnya proses panen padi dapat dilakukan melalui dua macam cara,
yaitu melalui cara tradisional dan menggunakan mesin perontok padi tipe stasioner.
Mengingat adanya beberapa jenis lahan, maka kedua cara tersebut dirasa belum
maksimal, sehingga perlu dilakukan perancangan dan pengembangan produk mesin
pemanen padi (combine) portable. Mesin ini mempunyai kemampuan kerja
merontokkan bulir padi dari batangnya dan sekaligus dapat menebang batang padi
tersebut ( Departemen Pertanian, 1993).
1. Reel
2. Cutter bars
3. Stripping header auger
4. Control cab
5. Chassis assembly
6. Chute
7. Grain tank
8. Centrifugal blower
9. Concave sieve
10. Threshing cylinder
11. Cylinder cap
12. Vibrating sieves
9
1. Kumparan penarik
2. Batang pemotong
3. Kepala auger
4. Konveyor biji-bijian
5. Perangkap batu
6. Drum perontok
7. Cekungan
8. Pembawa jerami
9. Nampan biji-bijian
10. Kipas
11. Ayakan yang dapat diatur
11
Tanaman yang akan dipanen masuk ke nomor (2) dengan dipotong batang
bawahnya menggunakan batang pemotong. Setelah itu dialirkan ke perontok (6)
menggunakan auger (3) dan konveyor (4). Biji-bijian yang rontok akan jatuh ke
nampan di bawahnya (9), dengan memanfaatkan getaran yang dihasilkan mesin,
biji-bijian mengalir ayakan (11) dan ayakan utama (12) lalu jatuh ke kaki auger biji-
bijian (15) untuk dibawa ke tangki biji-bijian (16). Sementara jerami yang mungkin
masih mengandung biji-bijian dibawa sambil digetarkan di pembawa jerami (8).
Biji-bijian yang tersisa akan jatuh ke ayakan (11) dan mengikuti aliran biji-bijian
utama. Tongkol atau kepala biji-bijian berukuran cukup besar sehingga tidak dapat
lolos ayakan utama. Tongkol akan kembali ke perontok (6) untuk dirontokkan
kembali. Jerami akan dikeluarkan melalui penekan jerami (chaffer) (17).
hamparan sawah langsung terpisah dari tangkainya, dan langsung bisa dikemas.
Damen atau pohon padi juga terpotong lembut..
5. Keuntungan lain, mesin ini tidak boros bahan bakar. Untuk mengoperasikan alat
bermesin diesel 45 PK (44,38 HP) ini, hanya dibutuhkan solar sebanyak 30
liter/ha.
PT. Tritools Indonesia sendiri telah berkiprah selama lebih dari 20 tahun
dalam kancah bisnis Plywood Industry, namun pada awal tahun 2013 telah
melebarkan sayapnya untuk berkiprah dalam bisnis Palm Oil Industry. Tujuannya
tidak lain adalah untuk dapat memberikan perlayanan terbaik kepada perkebunan
sawit mulai dari Petani plasma hingga Perusahaan sawit yang membutuhkan
penerapan sistem panen dengan mesin.
Alat Panen ini cukup mudah digunakan dan hemat bahan bakar (1.5 - 2.5
liter / hari - 8 jam penggunaan) dilengkapi dengan Motor 2 Tak (Bensin+oli) dengan
Merk KOMATSU - ZENOAH & MITSUBISHI (brand terkemuka dari Jepang,
15
teruji dan handal) membuat kinerja alat ini menjadi maksimal, dapat bekerja 8 - 10
jam / hari. Untuk menunjang perlayanan purna jual, PT. Tritools Indonesia telah
hadir di beberapa Provinsi di Indonesia seperti Sumatera Utara (Medan), Riau,
Sumatera Selatan (Palembang) dan beberapa tempat lainnya yang masih dalam
proses pengembangan seperti di Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
1. Trimer, attachment gear case khusus dengan fungsi untuk merapikan tanaman
2. Chain Saw, attachment gear case khusus yang berfungsi untuk memotong
batang pohon dengan diameter sesuai spec.
3. Brush Cutter, attachment gear case khusus yang berfungsi sebagai alat
pemotong rumput.
4. Pruner saw, merupakan mata pisau gergaji yang berfungsi untuk memotong
ranting pohon di mana gear case yang digunakan sama dengan gear case alat
panen sawit.
Kekurangan dari alat ini adalah tidak dapat membedakan mana tebu yang
baik dan mana tebu yang tidak baik, karena sistem pemotongannya merata tanpa
ada pemilihan batang tebu.
1. Kapasitas/ prestasi alat : 0,14 Ha/ jam = 10 ton/ jam = 70 ton/ hari
2. Kualitas pekerjaan : Pandas, rata tanah, dan potongan tebu tidak pecah
3. Jumlah tenaga kerja : 1 operator dan 8 helper/ hari per-70 ton
4. Kebutuhan BBM : 0.5 liter/ jam
Cara kerja dari cane thumper pada umumnya sama dengan cara kerja mesin
reaper pada pemanen padi, di mana di bagian depan mesin terletak pisau yang saling
bergesekan sehingga batang tebu dapat terpotong pada ujung pangkalnya dan masih
dalam keadaan lonjoran batang tebu.
Sebenarnya kelebihan dari alat ini sama dengan dengan alat tradisional,
karena hasil pemotongan dalam bentuk lonjoran sehingga mudah dalam pemilihan
mana tebu yang baik dan tebu yang tidak baik.
19
Kekurangannya adalah alat ini cenderung bahaya, karena tidak ada kofer
pada pisaunya, sehingga rawan terkena tanah dan batu, sehingga pisaunya mudah
tumpul dan berkarat.
Tercampur kotoran
Kebersihan batang tebu panen
(tanah)
Lama waktu tunggu setalah dipanen sebelum digiling Lebih dari 24 jam
Kelebihan dari alat ini adalah pemanenan lebih cepat, efisiensi tinggi dan
hasil potongan masih dalam bentuk lonjoran tebu panjang sehingga mudah dalam
pengangkutan. Dapat juga dilakukan pemilihan tebu yang baik dan yang tidak.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Alat dan mesin pemanen untuk komoditas tanaman padi adalah ani-ani,
reaper, dan combine harvester. Ani-ani merupakan alat panen padi secara
tradisional sedangkan reaper dan combine harvester merupakan alat pemanen padi
yang sudah modern karena menggunakan ilmu dan teknologi pertanian sehingga
durasi pengerjaan proses pemanenan lebih efisien dalam hal waktu dan tenaga.
Alat pemanen untuk komoditas tanaman kelapa sawit adalah Tritools Mori
(Trimor). Timor diproduksi oleh perusahaan Indonesia yaitu PT. Tritools Indonesia
yang bekerja sama dengan perusahaan Agriculture terkemuka di Taiwan yaitu Mori.
Trimor dibagi berdasarkan daya jangkauannya terhadap proses pemanenan buah
kelapa sawit, yaitu JPS-PH-260 (2.1 Metres) dengan jangkauan panen pohon
dengan ketinggian max 3.5 meter, JPS-PH-260JT (3.1 Metres - 2 in 1) dengan
jangkauan panen pohon dengan ketinggian max 4.5 meter, dan TSP-PH-260 (4.8
Metres) Telescopic Harvester dengan jangkauan panen pohon dengan ketinggian
max 6.5 meter.
Alat dan mesin pemanen untuk komoditas tanaman tebu adalah Choper
Harvester, Cane Thumper, dan Wholestalk Harvester. Dari ketiga alat dan mesin
22
pemanen tebu, alat dan mesin yang paling efektif digunakan adalah Chopper
Harvester karena hasil potongannya kecil-kecil dan bersih.
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Barokah, N. I. 2001. Uji Kinerja dan Losses Combine Harvester Type CA 85 ML.
Skripsi. Jurusan Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB.
Bogor.
Hasibuan, F. 1999. Kajian Teknis dan Ekonomis Pemakaian Head Feed Combine
Harvester ( CA 385 EG ) Di Daerah Sukamadi, Kabupaten Subang, Jawa
Barat. Skripsi. Jurusan Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian.
IPB. Bogor.
Mahyuddin. 2015. Pengenalan Alat dan Mesin Pemanen Padi. Program Studi
Pendidikan Teknologi Pertanian. Fakultas Teknik. UNM. Makasar.
24
Mandum, Donya. 2016. Makalah Alat dan Mesin Panen dan Pasca Panen Padi dan
Kelapa Sawit. From: file:///E:/FAPERTA%20UNRI/SEMESTER%204/
MEKANISASI/ALAT%20PEMANENAN/%5E%5E%20BLOG%20ANE
UK%20AGRO%20%5E%5E_%20MAKALAH%20ALAT%20DAN%20
MESIN%20PANEN%20&%20PASCA%20PANEN%20PADA%20TAN
AMAN%20PADI%20dan%20KELAPA%20SAWIT.html. Diakses pada
hari Minggu, 14 Mei 2017.
Hamzah. 2013. Alat Panen Padi. Jurusan Agroteknologi. Fakultas Pertanian. UR.
Pekanbaru.