Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan akan teknologi dan informasi menuntut kita untuk
cenderung lebih mengikuti proses adaptasi menuju masyarakat yang modern
dimana setiap perubahan memiliki maksud dan tujuan untuk pembangunan
infrastruktur yang lebih baik. Tujuan tersebut dimaksudkan untuk
mengoptimalkan peran teknologi sebagai media penunjang untuk
pembangunan infrastruktur yang mengikuti berkembangnya zaman yang lebih
modern.
Greenhouse atau yang lebih dikenal dengan istilah kumbung di Indonesia
ditinjau dari bentuknya, bahan bangunan dan sistem kontrolnya sangat
beragam. Greenhouse disebut juga rumah kaca (rumah hijau atau rumah
tanaman) adalah sebuah bangunan di mana tanaman dibudidayakan. Sebuah
rumah kaca terbuat dari gelas atau plastik; menjadi panas karena radiasi
elektromagnetik yang datang dari matahari memanaskan tumbuhan, tanah, dan
barang lainnya di dalam bangunan ini.
Untuk mengatasi hal-hal yang merusak alam seperti pemanasan global,
perlunya pembuatan greenhouse sebagai salah satu media untuk mengurangi
pemanasan global.

1.2 Identifikasi Masalah


1. Penggunaan material yang ramah lingkungan belum terlaksana.
2. Struktur bangunan greenhouse yang belum terlalu kuat untuk menahan
beban angin dan tahan api.

1
1.3 Tujuan Perancangan
1. Untuk menjadikan pembuatan greenhouse dengan material yang ramah
lingkungan.
2. Untuk menjadikan kampus Politeknik Negeri Bandung menjadi kampus
yang ramah lingkungan.

1.4 Manfaat Perancangan


1. Sebagai salah satu media untuk mengurangi pemanasan global.
2. Sebagai sarana pembibitan tanaman
3. Sebagai fasilitas yang menjadikan kampus Politeknik Negeri Bandung
ramah lingkungan

2
BAB II
LANDASAN TEORI

Rumah kaca atau green house pada prinsipnya adalah sebuah bangunan
yang terdiri atau terbuat dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan menutup
diseluruh pemukaan bangunan, baik atap maupun dindingnya. Didalamnya
dilengkapi juga dengan peralatan pengatur temperature dan kelembaban udara serta
distribusi air maupun pupuk. Bangunan ini tergolong bangunan yang sangat langka
dan mahal, karena tidak semua tempat yang kita jumpai dapat ditemukan bangunan
semacam ini. Green house biasanya hanya dimiliki oleh Perguruan Tinggi atau
lembaga pendidikan, Balai Penelitian dan perusahaan yang bergerak dibidang
bisnis perbenihan, bunga dan fresh market hortikultura. Namun di negara-negara
pertanian yang sudah maju seperti USA, Australia, Jepang dan negara-negara Eropa
sebagian besar tanaman hortikulturanya ditanam di rumah kaca. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan greenhouse di mancanegara sudah umum
dilakukan. Bahkan mungkin sudah berpuluh tahun sebelum negara kita mengadopsi
tekhnologi tersebut.
Sebenarnya ide awal untuk pembuatan bangunan green house di Indonesia
dilatarbelakangi oleh kegiatan penelitian yang dilakukan lembaga penelitian
maupun dunia pendidikan. Kegiatan penelitian yang dimaksud disini adalah
kegiatan mencari jawaban atau mencari solusi / jalan keluar atau pemecahan
terhadap suatu kasus. Sebagai contoh, bila kita ingin mencari uji ketahanan tanaman
terhadap serangan hama dan penyakit tertentu. Adanya green house yang mampu
menciptakan iklim yang bisa membuat tanaman mampu berproduksi tanpa kenal
musim ini ternyata juga mampu menghindarkan dari serangan hama dan penyakit
yang tidak diujikan. Selain itu dengan adanya green house penyebaran hama dan
penyakit yang diujicoba dapat dicegah . Hal ini berbeda dengan percobaan yang
dilakukan di luar green house dimana dalam waktu yang sangat singkat hama dan
penyakit dapat cepat menyebar luas karena terbawa angin maupun serangga.

3
Secara umum green house dapat didefinisikan sebagai bangun kontruksi
dengan atap tembus cahaya yang berfungsi memanipulasi kondisi lingkungan agar
tanaman di dalamnya dapat berkembang optimal. Manipulasi lingkungan ini
dilakukan dalam dua hal, yaitu menghindari kondisi lingkungan yang tidak
dikehendaki dan memunculkan kondisi lingkungan yang dikehendaki.
Kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki antara lain :
a. Ekses radiasi sinar matahari seperti sinar ultra violet dan sinar infra merah.
b. Suhu udara dan kelembaban yang tidak sesuai.
c. Kekurangan dan kelebihan curah hujan.
d. Gangguan hama dan penyakit.
e. Tiupan angin yang terlalu kuat sehingga dapat merobohkan tanaman.
f. Tiupan angin dan serangga yang menyebabkan kontaminasi penyerbukan.
g. Ekses polutan akibat polusi udara.
Sementara kondisi lingkungan yang dikehendaki antara lain :
a. Kondisi cuaca yang mendukung rentang waktu tanam lebih panjang.
b. Mikroklimat seperti suhu, kelembaban dan intensitas cahaya sesuai dengan
kebutuhan pertumbuhan tanaman.
c. Suplai air dan pupuk dapat dilakukan secara berkala dan terukur.
d. Sanitasi lingkungan sehingga tidak kondusif bagi hama dan penyakit.
e. Kondisi nyaman bagi terlaksananya aktivitas produksi dan pengawasan mutu.
f. Bersih dari ekses lingkungan seperti polutan dan minimnya residu pestisida
g. Hilangnya gangguan fisik baik oleh angin maupun hewan.

Yang dimaksud dengan jenis green house adalah pembedaan ragam green
house berdasarkan material dominan yang digunakan. Pembedaan ini akan
membawa kita pada perbedaan biaya pembangunan dan umur pakai green house.
Semakin kuat dan awet material yang digunakan, akan semakin besar biayanya
tetapi umur green house akan lebih lama.
Untuk negara kita, green house yang biasa digunakan dapat dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu green house bambu, green house kayu dan green house besi.

4
A. Green house bambu.
Green house jenis ini umumnya dipakai sebagai green house produksi. Green house
ini secara umum adalah jenis green house yang paling murah biaya pembuatannya
dan banyak dipakai oleh kalangan petani kita sebagai sarana produksi.

Namun kelemahan dari green house ini adalah umurnya yang relatif pendek dan
bahan materialnya dapat menjadi media timbulnya hama. Karena kekuatan struktur
dan juga masalah biaya, maka green house bambu atapnya terbatas menggunakan
plastik UV.

B. Green house kayu


Lebih baik dari green house bambu adalah gren house dengan material kayu,
terutama jenis kayu yang tahan air, seperti ulin dan bengkirai. Dibanding green
house bambu umur pakai green house kayu biasanya lebih panjang dan kondisi
sanitasi lingkungan lebih baik.

5
Beberapa jenis green house kayu, bagian dinding bawah dibuat dari pasangan bata
yang diplester. Jenis green house ini bahan atapnya sudah lebih bervariasi bisa
plastik, polykarbonat, PVC ataupun kaca.

C. Green house besi.


Dari segi umur pakai dan kwalitas, maka yang terbaik adalah green house yang
menggunakan struktur besi, terlebih besi yang telah di treatment “hot dipped
galvanis”. Struktur yang baik akan mengurangi frekuensi perawatan; sehingga tidak
terjadi stagnan kegiatan., walaupun pada keadaan tertentu perlu dilakukan sanitasi,
tetapi sanitasi yang terjadwal.

6
Dengan struktur yang kuat, maka berbagai jenis tambahan peralatan / optional dapat
dipasangkan pada jenis green house besi, sehingga penggunaan green house dapat
dilakukan secara optimal.

Type green house dibedakan berdasarkan bentuk bangunan atau desainnya.


Bentuk atau desain ini selain berpengaruh pada kekuatan struktur juga sangat
berpengaruh pada kondisi mikroklimat di dalam green house.
Secara umum desain green house uintuk daerah tropis berbeda dengan desain di
daerah empat musim maupun sub tropis. Kecuali desain green house yang memang
dibuat khusus seperti untuk penanaman planlet, induksi akar atau pembuatan stek.
Desain green house daerah tropis ditandai dengan banyaknya bukaan
ventilasi. Karena problem utama dari green house di wilayah tropis adalah suhu
udara yang terlalu tinggi akibat radiasi sinar infra merah.
Sebaliknya pada daerah sub tropis maupun daerah empat musim desain green house
lebih tertutup. Bukaan yang minimal ini dibuituhkan karena pada saat musim dingin
udara hangat akibar radiasi infra merah dipertahankan tidak keluar.
Jadi desain sebuah green house sangat penting untuk pertumbuhan tanaman.
Bagaimana sebuah green house dapat memberikan lingkungan yang kondusif bagi
pertumbuhan tanaman terletak pada desainnya. Bahan utama yang diperlukan untuk
membuat green house tentunya tergantung pada desain, kondisi lingkungan dan
biaya yang kita punyai. Namun pada dasarnya bahan bahan yang dapat di gunakan
untuk membuat green house itu adalah sebagai berikut :

1. Kerangka Green House

Kerangka green house dapat di buat dari berbagai material, seperti :

- Bambu

Bambu banyak di temui di sekitar kita harganyapun terbilang murah. Tapi


dari segi kekutan bambu sangatlah kurang. Kecuali itu mudah lapuk dan keropos
oleh rayap. Bambu cocok untuk green house yang bersifat temporary.

7
- Kayu

Kayu lebih kuat dari pada bambu walaupun kayu tertentu justru lebih mudah
lapuk dan keropos. Kayu yang baik untuk kerangka green house antara lain kayu
jati dan kayu ulin, namun kedua kayu ini mahal harganya dan susah di dapat. Jika
menggunakan kayu yang mudah keropos di sarankan terlebih dahulu di olesi /
disemprot dengan larutan pestisida anti rayap.

- Besi/baja ringan tahan karat

Green house yang di bangun untuk keperluan jangka panjang sebaiknya


menggunakan kerangka dari bahan pipa besi atau baja ringan anti karat (BRC).
Dengan bahan besi ini di jamin lebih kuat terhadap terpaan angin dan perubahan
cuaca.

2. Penutup Green House

Pada dasarnya material penutup green hause adalah dari bahan yang tembus
cahaya matahari, mengingat semua jenis tanaman tidak dapat hidup tanpa cahaya
mathari. Cahaya yang di butuhkan tanman rata-rata dengan panjang gelombang
sekitar 400 – 700 nanometer (Photosynthetically Active Radiation)

Material penutup green house yang tembus cahaya tersebut dapat berbahan
dari kaca maupun plastik. Namun untuk penggunaan kaca tidak banyak dipakai
karena sifatnya yang mudah pecah dan pemasangannya perlu biaya yang tinggi.

Beberapa tipe plastik yang biasa digunakan sebagai penutup green house
antara lain :

a. Acrylic

Acrylic sangat tahan terhadap perubahan cuaca , tahan pecah serta sangat
transparan. Penyerapan sinar ultra violet yang berasal dari matahari lebih tinggi
dibandingkan dengan bahan yang terbuat dari kaca. Penggunaan acrylic sebanyak

8
dua lapis mampu menghantarkan sekitar 83 % cahaya dan mengurangi kehilangan
panas sekitar 20-40% dibandingkan penggunaan 1 lapis. Bahan ini tidak akan
menguning walaupun digunakan dalam waktu yang lama. Namun kekurangan dari
bahan acrylic adalah : mudah terbakar,sangat mahal, dan sangat mudah
tergores/tidak tahan gores.

b. Polycarbonate

Polycarbonate memiliki ciri-ciri : lebih tahan, lebih fleksibel, lebih tipis,


serta lebih murah dibandingkan acrylic. Penggunaan dua lapis polycarbonate
mampu menghantarkan cahaya sekitar 75-80 % dan mengurangi kehilangan panas
sekitar 40% dibandingkan satu lapis. Namun bahan ini sangat mudah tergores,
mudah memuai, gampang menguning, dan akan membuat lapisan kurang
transparan dalam waktu satu tahun (meskipun kini hadir jenis baru yang tidak cepat
menguning).

c. Fiberglass Reinforced Polyester

Bahan ini memiliki sifat-sifat : lebih tahan lama, penampilannya menarik,


harganya terjangkau dibandingkan kaca, serta FRP ini lebih tahan pengaruh
perubahan cuaca. Bahan plastik ini mudah sekali dibentuk menjadi bentuk
bergelombang maupun berupa lempengan. Meskipun demikian kekurangannya
adalah bahan ini mudah memuai.

d. Polyethylene film

Bahan ini sangat murah dibandingkan dengan bahan lainnya namun sifatnya
hanya sementara (kurang tahan lama), bentuknya kurang menarik, serta
membutuhkan penanganan maupun perawatan yang lebih intensif . Selain itu,
bahan ini juga mudah sekali rusak oleh sengatan cahaya matahari, walaupun
mampu bertahan minimal 1 – 2 tahun dengan perawatan lebih intensif. Dikarenakan
bahan ini berupa lembaran lebar sehingga tidak membutuhkan kerangka yang lebih
banyak dan bisa menghantarkan cahaya paling besar.

9
e. Polyvinyl cholride film

Bahan ini mempunyai sifat penghantar emisi yang sangat besar untuk
cahaya dengan panjang gelombang yang besar, dimana bahan ini mampu
menciptakan temperatur udara yang cukup tinggi pada malam hari dan bisa
berfungsi sebagai penghalang sinar ultra violet. Bahan ini lebih mahal dibandingkan
polyethylene film dan cenderung mudah kotor, yang mana harus terus dilakukan
pembersihan agar didapatkan penghantaran cahaya yang lebih baik.

10
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Pelaksanaan program lingkungan hidup ini bersifat kontinu dan
berkesinambungan. Tempat pelaksanaannya di lingkungan kampus Politeknik
Negeri Bandung.

3.2 Metode Pelaksanaan


1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Galian Tanah dan Urugan
3. Pekerjaan Pondasi
4. Pekerjaan Baja ringan (Kerangka)
5. Pekerjaan Tembok
6. Pekerjaan Atap
7. Pekerjaan Pintu
8. Pekerjaan Elektrikal

3.3 Parameter Keberhasilan


1. Terlaksananya pembuatan Civil Greenhouse di kampus Politeknik Negeri
Bandung
2. Menjadikan Civil Greenhouse sebagai salah satu media untuk menciptakan
kampus Politeknik Negeri Bandung yang ramah lingkungan
3. Tercapainya manfaat dan tujuan dibuatnya Civil Greenhouse

3.4 Rancangan Anggaran Biaya


Terlampir.

11
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Rumah kaca atau green house pada prinsipnya adalah sebuah bangunan
yang terdiri atau terbuat dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan
menutup diseluruh pemukaan bangunan, baik atap maupun dindingnya.
Pembuatan civil greenhouse ini bertujuan sebagai salah satu media untuk
mengurangi pemanasan global dan sebagai media untuk menjadikan kampus
Politeknik Negeri Bandung yang ramah lingkungan.
Pelaksanaan program lingkungan hidup ini bersifat kontinu dan
berkesinambungan. Tempat pelaksanaannya di lingkungan kampus Politeknik
Negeri Bandung dengan parameter keberhasilanny adalah tercapainya manfaat
dan tujuan dibuatnya Civil Greenhouse.

12

Anda mungkin juga menyukai