“ KULTUR JARINGAN “
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS PAPUA
2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami nikmat Iman, kesehatan, serta keselamatan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah dari mata kuliah Bioteknologi yang berjudul
“Kultur Jaringan Tumbuhan”.
Makalah ini berisi 3 bab yakni bab 1 berupa pendahuluan yang merupakan
uraian gambaran umum dari kultur jaringan. Bab 2 berupa pembahasan dari kultur
jaringan berupa sejarah kultur jaringan, pengertian kultur jaringan, media serta
alat yang digunakan dalam kultur jaringan dan aplikasi kultur jaringan tumbuhan.
Dan bab 3 berupa kesimpulan yang berupa ringkasan dari pembahasan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. saya menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.............................................................................................................5
1.3 Tujuan......................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
BAB III............................................................................................................................22
PENUTUP.......................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................24
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
6
pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian
tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap.
Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan
menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang
dilakukan di tempat steril.
Saat ini teknik kultur jaringan tumbuhan bukan hanya sebagai sarana
untuk mempelajari aspek-aspek fisiologi dan biokimia tanaman saja, tetapi sudah
berkembang menjadi metode untuk berbagai tujuan yakni :
7
dengan sifat genetis yang sama dapat diperoleh hanya dengan berasal dari satu
mata tunas. Oleh karena itu metoda ini menjadi salah satu alternatif dalam
perbanyakan tanaman secara vegetatif.
b. Pebaikan Tanaman
Dalam usaha perbaikan tanaman melalui metoda pemuliaan secara
konvensional, untuk mendapatkan galur murni diperlukan waktu enam sampai
tujuh generasi hasil penyerbukan sendiri maupun persilangan. Melalui teknik
kultur jaringan, dapat diperoleh tanaman homosigot dalam waktu singkat dengan
cara memproduksi tanaman haploid melalui kultur polen, antera atau ovari yang
diikuti dengan penggandaan kromosom. Tanaman homosigot ini dapat digunakan
sebagai bahan pemuliaan tanaman dalam rangka perbaikan sifat tanaman.
c. Produksi Tanaman yang Bebas Penyakit
Teknologi kultur jaringan telah memberikan kontribusinya dalam
mendapatkan tanaman yang bebas dari virus. Pada tanaman yang telah terinfeksi
virus, sel-sel pada tunas ujung (meristem) merupakan daerah yang tidak terinfeksi
virus. Dengan cara mengkulturkan bagian meristem akan diperoleh tanaman yang
bebas virus.
d. Transformasi Genetik
Teknik kultur jaringan telah menjadi bagian penting dalam membantu
keberhasilan rekayasa genetika tanaman (transfer gen). Sebagai contoh transfer
gen bakteri (seperti gen cry dari Bacillus thuringiensis) ke dalam sel tanaman
akan terekspresi setelah regenerasi tanaman transgeniknya tercapai.
8
e. Produksi Senyawa Metabolit Sekunder
Jadi, Kultur jaringan tumbuhan juga dapat digunakan untuk memproduksi
senyawa biokimia (metabolit sekunder) seperti alkaloid, terpenoid, phenyl
propanoid dll. Teknologi ini sekarang sudah tersedia dalam skala industri. Sebagai
contoh produksi secara komersial senyawa “shikonin” dari kultur sel
Lithospermum erythrorhizon.
Kegunaan utama dari kultur jaringan adalah untuk mendapatkan tanaman
baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat, yang mempunyai
sifat fisiologi dan morfologi sama persis dengan induknya. Dari teknik kultur
jaringan tanaman ini diharapkan juga memperoleh tanaman baru yang bersifat
unggul.
Secara lebih rinci dan jelas berikut ini akan dibahas secara khusus manfaat
dari kultur jaringan antara lain:
Mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang
relatif singkat, yang mempunyai sifat fisiologi dan morfologi sama persis
dengan induknya. Dari teknik kultur jaringan tanaman ini diharapkan juga
memperoleh tanaman baru yang bersifat unggul.
Dapat diperoleh sifat-sifat tanaman yang dikehendaki
Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu
tanaman dewasa
Produksi tanaman bebas virus dengan teknik kultur meristem.
Pelestarian plasma nutfah tanaman juga dapat dilakukan dengan teknik
kultur jaringan dengan penyimpanan untuk jangka panjang dengan
penggunaan nitrogen cair pada temperatur –196oC. Ada juga penyimpanan
sementara, yaitu pada temperatur antara 0oC sampai –9oC.
Untuk dapat menghasilkan tanaman dengan jumlah banyak dan beragam.
Perbanyakan tanaman secara besar-besaran telah dibuktikan
keberhasilannya pada perkebunan kelapa sawit dan tebu. Dengan cara
kultur jaringan dapat klon suatu komoditas tanaman dalam relatif cepat.
Manfaat yang dapat diperoleh cukup banyak, misalnya: di luar pulau Jawa
akan didirikan suatu perkebunan yang membutuhkan bibit tanaman dalam
jumlah ribuan, maka sudah dapat dibayangkan betapa mahalnya biayanya
hanya untuk trasnportasi saja. Hal ini dapat diatasi denga usaha kultur
jaringan, karena hanya perlu membawa beberapa puluh botol planlet yang
berisi ribuan bibit. Dengan cara ini dapat menghemat waktu dan biaya
9
yang cukup banyak dalam persiapan pemberangkatan ataupun
transportasinya. Pada ekspor anggrek, misalnya, orang luar negeri
menghendaki bunga anggrek yang seragam baik bentuk maupun
warnanya. Dalam hal ini dapat dipenuhi juga dengan usaha kultur jaringan.
Bibit-bibit tanaman dari usaha mericlono (tanaman hasil budidaya
meristem) akan berharga lebih mahal, karena induknya dipilih dari
tanaman yang mempunyai sifat paling bagus (unggul).
Usaha yang paling tepat untuk melestarikan tanaman yang terancam
punah. Dengan usaha kultur jaringan ini, populasi dari tanaman tersebut
akan terselamatkan, bahkan dapat bertambah, sekaligus sifat-sifat yang
dimiliki oleh tanaman tersebut tetap terjamin.
Kultur jaringan juga mempunyai manfaat yang besar dibidang farmasi,
karena dari usaha ini dapat dihasilkan metabolit skunder upaya untuk
pembuatan obat-obatan, yaitu dengan memisahkan unsur-unsur yang
terdapat di dalam kalus ataupun protokormus, misalnya alkoloid, steroid,
dan terponoid. Dengan ditemukannya cara mendapatkan metabolit
skunderdari kalus suatu eksplan yang di tumbuhkan dalam medium kultur
jaringan, maka berarti dapat menghemat waktu dan tenaga. Persenyawaan
yang bermanfaat yang diambil dari kalus dapat ditingkatkan kadarnya
dengan cara memanipulasinya.
Kultur jaringan juga sangat bermanfaat dibidang fisiologi tanaman. Pada
tanaman anggrek misalnya, telah berhasil diketahui bahwa jika ujung
akarnya diiris melintang akan memperlihatkan warna tertentu. Warna
tersebut nantinya akan sama dengan warna bunganya. Hal ini sangat
berguna dalam bidang perdangan bunga hias, sebab walaupun tanamannya
belum berbunga orang sudah dapat mengetahui warna bunga yang akan
muncul.
Melalui perbanyakan vegetatif dengan kultur jaringan ternyata juga
berpengaruh terhadap devisa negara. Misalnya, dengan terlaksananya
ekspor tanaman anggrek ke negara lain, maka akan menaikkan devisan
negara dibidang pertanian.
10
Pelaksanaannya tidak tergantung pada musim
1. Kultur meristem
Kultur meristem adalah kultur yang menggunakan eksplan yang berasal
dari jaringan meristem, biasanya di peroleh dari meristem apikalnatau meristem
tunas aksilar. Pada ujung pucuk, jaringan ini berada dibagian dalam, oleh karena
itu, untuk mengambil jaringan ini agar dapat digunakan sebagai eksplan, kita
membutuhkan mikroskop.
Jadi pada setiap pengambilan sampel, terlebih dahulu dilakukan pengirisan
bagian pucuk secara transversal, lalu jaringan meristem yang tertutupi oleh
primordia daun akan dapat diambil, semua kegiatan ini dilakukan dibawah
mikroskop. Apabila kultur meristem ini adalah untuk mengeliminir penyakit,
terutama virus, karena jaringannya jauh berada dibagian dalam, sehingga penetrasi
penyakit diharapkan belum menjauhkan jaringan ini, penyimpanan plasma nutfah
bebas virus.
Kultur meristem telah banyak diterapkan pada berbagai tanaman. Pada
anggrek cymbidium, ternyata dengan teknik ini dapat dihasilkan kelipatan jumlah
planlet dibanding kultur lainnya. Tanaman yang dihasilkan dari kultur meristem
ini berasal dari jaringan vegetatif, sehingga planlet yang dihasilkan berupa klon
( seragam ).
Untuk pelaksanaan perbanyakan mikro dengan teknik kultur jaringan ini,
apabila kita mengguanakan eksplannya adalah daerah meristem pucuk (yaitu
bagian ujung dari pucuk, dimana jaringannya terdapat dibagian dalam dan banyak
dilapisi oleh jaringan – jaringan primordial yang nantinya akan membentuk tunas
dan daun ) yang berukuran sangat kecil ( 0,2 mm ), dan dalam pelaksanaanya
digunakan perlakuan pemberian zat kimia untuk membunuh penyakit, maka hasi
yang diperoleh kemungkinan besar adalah bebas patogen.
Tanaman yang dihasilkan dari kultur meristem disebut meriklon
( mericlone ). Saat ini sudah banyak beredar anggrek meriklon terutama, vanda
dan cymbidium, karena harganya yang cukup mahal. Namun sayangnya anggrek –
anggrek tersebut adalah hasil import dari negara Taiwan. Tanaman meriklon
lainnya adalah kedelai, kentang, anyelir, capsella.
Melalui kultur m eristem, jaringan meristem sebagai sumber eksplan dapat
langsung diregenerasikan untuk membentuk tunas dengan subkultur berulang dan
menggunakan variasi ZPT, atau melalui fase kalus terlebih dahulu, seperti yang
telah dilakukan ahli kultur jaringan morel, yang memperoleh meristem poucuk
anggrek yang bebas virus, kemudian dikulturkan membentuk kalus, kemudian
dikulturkan untuk membentuk protocorm dan akhirnya dikulturkan untuk
berdiferensiasi lebih lanjut guna membentuk tunas dan akar.
11
2. Kultur protoplasma
Protoplas adalah sel dalam keadaan telanjang. Fusi protoplas (yang terjadi
didalam sel tanpa campur tangan manusia) adalah proses alamiah yang terjadi
pada tumbuhan rendah sampai tingkat tinggi. Pada proses pembuahan terjadi
penyatuan gamet jantan (sub protoplas) dengan gamet betina (protoplas) menjadi
zigot (hibrida seksual). Sel-sel tanaman tingkat tinggi berhubungan satu dengan
lainnya melalui plasmodesmata, hubungan sel melalui plasmodesmata ini
merupakan fusi protoplas dengan protoplas terapi terjadi secara alamiah.
Modifikasi genetik dengan fusi protoplas bertujuan untuk :
Mengatasi masalah ilompatibilitas
Mengatasi masalah sterilitas
Mendapatkan sifat yang diinginkan
Melalui fusi sel guna menghasilkan hibrida somatik
Mendapatkan tanaman bebas virus, penyakit
Mendapatkan tanaman dengan variasi somaklonal yang baik
Protoplas dapat diisolasi secara mekanik dengan menggunakan prinsip
proses plasmolisis sel, juga dapat diisolasi secara enzimatis. Umummnya saat ini
digunakan cara terakhir ini. Enzim-enzim digunakan untuk mengisolasi protoplas
antara lain : sellulase, driselase. Zymolase, pectiolyase, pectinase, hemisellulase,
maserase.
Sumber protoplas yang umum untuk diisolasi adalah : daun (paling sering
digunakan), pucuk, buah, akar, nodul akar. Jaringan mesofil daun (diutamakan
berasal dari in-vitro) yang paling mudah diisolasi karena susunannya yang jarang
sehingga penetresi enzim lebih cepat.
Seluruh rangkaian isolasi protoplas, menurut sterilitas lebih tinggi
dibanding dengan kultur in vintro biasa. Hal ini di karenakan kita bekerja dengan
sel telanjang. Media untuk mengkulturkan protoplas maupun hasil fusi hasil
12
protoplas umumnya adalah media Ms atau Bs dengan berbagai modifikasi garam
mineral ZPT.
Osmotikum sangat dibutuhkan mulai dari prosesi isolasi mengkulturkan
hasil fusi protoplas, hingga terbentuk dinding sel. Larutan osmotikum biasanya
digunakan mannitol dan sorbitol. Setelah dinding sel terbentuk maka harus
diteteskan media tanpa manitol atau sorbitol, untuk menurunkan tekanan osmotik.
Jika tekanan osmotik tetap tinggi dan regenerasi sel menjadi terhambat.
Fusi sel (protoplas) tanaman dilakukan dengan cara memfusikan dua
macam protoplas yang sama atau berbeda. Teknik fusi protoplas yang
dikembangkan saat ini:
Fusi antara protoplas dengan protoplas
Fusi antara sub prtoplas dengan protoplas
Fusi antara sub protoplas dengan sub protoplas sub protoplas terdiri dari
sitoplasma ( protoplas tanpa inti ), inti (karyoplas, protoplas mini), kloroplas
mitokondria.
3. Kultur Kalus
Pada awal kultur kalus bertujuan untuk mempelajari proses dediferensiasi
dan diferensiasi sel dan jaringan pada kultur in vitro dan memperoleh kalus dari
eksplan yang dikulturkan. Saat ini kultur kalus dan suspensi sel banyak dilakukan
dalam penelitian untuk menghasilkan metabolit sekunder.
Kalus adalah kumpulan masa sel yang amorphus yang terdiri dari sel-sel
atau jaringan-jaringan yang membelah diri terus menerus. Kalus tersusun oleh sel-
sel parenkim yang mana ikatannya dengan sel lainnya sangat rengggang. Jaringan
13
ini belum mengalami deferensiasi lanjut. Untuk menginduksi terbentuknya tunas
diperlukan media regenerasi dengan modifikasi ZPT.
Kemampuan jaringan dalam menbentuk kalus sangat terkait dengan:
Umur fisiologi jaringan waktu isolasi dilakukan. Jaringan yang masih
meristematis lebih mudah penanganannya dibanding jaringan yang sudah
berdeferensiasi
Musim pada saat tanaman diisolasi
Jenis tanaman-tanaman berkayu seperti manggis sangat sulit untuk
mendapatkan kalus yang variable.
Bagian tanaman yang diisolasi, bagian yang sudah tua akan memerlukan
modifikaasi dengan merejuvenilisasikan sel nya kembali.
Medium yang digunakan untuk kultur kalus adalah medium dasar dengan
modifikasi ZPT. Umumnya digunakan auksin 2,4-0, kadang-kadang digunakan
bahan organik kompleks seperti sari pisang, air kelapa.
Eksplan yang digunakan untuk menginduksi kalus adalah : batang, akar,
daun, embrio, kotiledon dan lainnya. Eksplan awal ini kemudian ditempatkan
pada media padat. Kalus yang tumbuh, harus disubkultur ke media baru dalam
kurun waktu tertentu, agar keterwidiaan hara dan airnya tetap ada dan mencegah
terhambatnya pertumbuhan kalus akibat keluarnya senyawa-senyawa hasil
metabolisme kalus tersebut.
Subkultur dapat dilakukan ke media yang sama atau media regenerasi. Hal
ini tergantung kepada tujuan subkultur tersebut. Untuk tujuan menghasilkan
senyawa atau metabolit sekunder maka jangan menggunakan media regenerasi.
Namun subkultur yang berulang-ulang dengan sumber eksplan yang terdiri dari
sel-sel yang heterogen yang dapat menyebebkan perubahan berupa :
Aberasi kromosom, dapat terjadi pematahan kromosom, mengakibatkan
terjadinya mutasi gen.
Poliploidi, yang disebabkan oleh pembelahan kromosom yang tidak diikuti
dengan terbentuknya dinding sel anak, sehingga terjadi penggandaan jumlah
kromosom.
Delesi, translokasi, substitusi
Untuk melakukan praktek kultur kalus, dari pengalaman penulis
menunjukkan, penempatan pada daerah gelap tanpa sinar akan lebih memacu
pembentukan kalus. Hal ini dapat kita pahami bersama karena untuk proses
pembentukan kalus, zat pengatur tumbuh yang sangat berperan adalah auksin.
Auksin akan sangat baik bekerja dengan kondisi gelap. Sementara dengan adanya
14
cahaya maka kerja auksin akan terganggu, sehingga kalus yang dihasilkan juga
tidak baik kualitasnya.
Perlakuan membungkus dengan kain hitam pada tanaman yang akan
diinduksi kalusnya, pada tanaman krisan menunjukkan respon yang sangat baik,
dengan memperlihatkan kumpulan kalus yang terbentuk lebih banyak dibanding
botol yang tidak dibungkus kain hitam.
Kalus yang baik adalah kalus yang uriable dan mempunyai spot-spot hijau
pada permukaan atasnya. Kalus yang padat akan sulit beregenerasi membentuk
emrio somatik dan tunas.
4. Kultur Suspensi
Kultur suspensi sangat berguna dalam penelitian metabolit primer maupun
sekunder, juga untuk regulasi nitrogen didalam organ dan asimilasi sulfur,
metabolisme karbohidrat dan karbon fotosintetik. Namun kultur sel kulit dipakai
untuk penelitian-penelitian path-way (biosintesis) senyawa tertentu.
Kultur sel dilakukan dengan menggunakan eksplan adalah kalus. Kalus
dipindahkan ke media cair untuk menginduksi sel-sel independen atau inisiasi
suspensi sel. Pada kutur sel ini juga harus dilakukan subkultur secara periodik,
tergantung tujuannya yaitu ke media yang sama atau modifikasi untuk
memperbanyak suspensi sel atau ke media regenerasi (media padat). Untuk
regenerasi harus didahulukan menginduksi munculnya tunas, setelah muncul
tunas kemudian baru diinduksi pembentukan akar.
Umumnya kultur sel digunakan untuk :
Sumber protoplas
Perlakuan dengan mutagen kimia, penyakit dan lain-lain.
Memproduksi metabolit sekunder
15
Untuk keperluan seleksi in vitro dalam pemuliaan tanaman
Kultur sel harus terus berkembang terutama untuk melihat hubungan
tanaman dengan mikroba, tidak hanya dalam pembentukan tunas tetapi juga dalam
proses biokimia dan perkembangan virus, phytotoksin, resistensi penyakit.
5. kultur anther/haploid
Kultur anther (anther culture) sering juga disebut kultur haploid jika
serbuk sari yang digunakan sebagai sumber eksplan maka disebut kultur serbuk
sari (polen culture). Kultur serbuk sari ini lebih tepat disebut kultur haploid
dibanding dengan kultur anther. Kultur haploid lain adalah kultur ovul, dimana
sebagai sumber eksplannya adalaah ovul. Kultur haploid adalah kultur yang
menghasilkan tanaman haploid. Tanaman haploid adalah tanaman yang memiliki
jumlah kromosom yang sama dengan jumlah kromosom gamet (N).jadi tidak
harus sama dengan kromosom dasar. Untuk tanaman diploid (2N), jumlah
kromosom gamet (N) adalah sama dengan kromosom dasar, tetapi untuk tanaman
tetraploid (4N) maka jumlah kromosom gamet adalah 2 kali kromosom dasar
(N=2X). Dengan demikian istilah haploid pada tanaman tetraploid dibedakan atas
dihaploid (N=2X) dan monohaploid (N=X)
Keuntungan dari tanaman haploid adalah :
Semua sifat ditampilkan dalam kondisi monohaploid, baik sifat dominan
ataupun resesif
Seleksi pada level haploid jauh lebih mudah dibanding level ploidi yang tinggi
Penggandaan kromosom tanaman haploid akan menghasilkan tanaman
dihaploid yang homozigot, penggandaan kromosom berikutnya akan
menghasilkan tanaman tetraploid homozigot
Hibridisasi seksual dengan tanaman diploid akan menghasilkan tanaman
triploid
16
2.6 Media Kultur Jaringan Tumbuhan
A. GARAM-GARAM ANORGANIK
Garam-garam mineral merupakan gabungan unsur-unsur esensial makro
dan mikro. Konsentrasi optimum dari tiap-tiap komponen untuk mencapai
kecepatan pertumbuhan yang maksimal untuk berbagai tanaman sangatlah
bervariasi.
17
Merupakan unsur yang dibutuhkan dalam jumlah besar yang terdiri atas :
C, H, O, N, S, P, K, Ca, dan Mg.
A.2 Unsur Mikro
Merupakan unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit yang terdiri atas :
Cl, B, Mo, Mn, Cu, Fe, Zn, Co.
B. ZAT-ZAT ORGANIK
Zat-zat organik yang biasanya ditambahkan pada medium kultur jaringan
adalah gula, myo-inosito, vitamin, asam-asam amino, dan zat pengatur tumbuh.
Gula
Gula diberikan pada medium kultur jarinagan berfungsi untuk sumber
energy yang diperlukan untuk induksi dan pertumbuhan sel, kalus, tunas tanaman.
Myo-inositol
Myo-inositol ditambahkan pada medium untuk membantu differensiasi
dan pertumbuhan jaringan. Myo-inositol merupakan perantara pada
perubahan glukosa menjadi asam galakturonat, juga berperan sebagai
precursor untuk pembentukan pektin dan penyusunan dinding sel.
Vitamin
Vitamin ditambahkan pada medium untuk mempercepat pertumbuhan dan
differensiasi kalus, serta menurunkan stress tanaman/eksplan. George dan
Sherringtone mengungkapkan beberapa macam vitamin yang umum
digunakan pada berbagai macam medium dasar antara lain : Thiamin-HCl,
Nicotinic, Acid, Pyridoxin HCl, Ca D-Pantotenate, Biotic, Folic, dan lain-
lain.
Asam-asam Amino
Asam amino merupakan sumber N organik yang lebih cepat diambil
daripada N anorganik didalam medium yang sama. Sumber N yang
berbeda ini, akan memberikan pengaruh yang berbeda juga. Adapun asam-
asam amino yang sering digunakan pada medium dasar, pada umumnya
adalah : L-Argarin, L-Apartic acid, L-Cystein, L-Glutamate, L-Asparagin,
L-Methionine, L-Tyrosine, Glycine.
Zat Pengatur Tumbuh
Merupakan komponen yang dibutuhkan untuk pembuatan media.
18
C. SUBSTANSI ORGANIK KOMPLEKS
Banyak jenis subtansi organic kompleks yang telah dicobakan ke medium
kultur jaringan antara lain yeast ekstraks, mal ekstraks, bermacam-macam bahan
tanaman seperti air kelapa, endosperm jagung, orange juice, tomato juice, dll.
Beberapa yang sudah digunakan adalah air kelapa, yang diindikasikan
mengandung sitokinin endogen yang tinggi sehingga diharapkan dapat
menginduksi tunas tanaman. Penelitian terakhir mendapatkan kandungan air
kelapa yaitu asam amino, asam organic, asam nukleat, purin, gula, gula alcohol,
vitamin, mineral, zat pengatur tumbuh.
ZPT yang terdapa didalam air kelapa adalah :
1. 9-B-D ribofuranosyl zeatin
2. Zeatin
3. N-N-Diphenyl urea
4. 2(3-methyl but 2-eyl amino)-purin 6-one
Beberapa kelemahan subtansi organik kompleks ini (kecuali air kelapa)
adalah tidak konsisten kadarnya dan tidak diketahui dengan pasti komposisinya.
Media kultur jaringan tumbuhan sangat ditentukan oleh :
PH Media
PH tertentu dibutuhkan untuk pertumbuhan jaringan tanaman agar tidak
mengganggu fungsi membrane sel dan PH sitoplasma. Jaringan yang
ditumbuhkan pada medium kultur biasanya mempunyai PH berkisar antara 4,8-
5,8. PH ini perlu dipertahankan selama medium kultur digunakan.
Bahan Pemadat
Medium yang komposisinya sudah ditetapkan, diberi bahan pemadat.
Bahan pemadat yang sering digunakan adalah agar-agar sejumlah 7-10 gr/l. Bahan
pemadat lain yang jarang digunakan adalah gelrite, yakni bahan yang lebih bening
dari pada agar-agar. Pemakaian gelrite juga lebih sedikit dibanding dengan agar-
agar untuk mencapai kepadatan yang sama sekitar 2 gr/l.
19
Penggunaan bahan pemadat baik gelrite maupun agar-agar memiliki
banyak kelemahan yaitu :hanya sebagian eksplan yang kontak dengan medium
terjadi gradient nutrisi yang tidak sama, mobilitas zat hara menjadi kurang baik
dan terjadi akumulasi zat-zat toksik yang dikeluarkan oleh eksplan.
Arang Aktif
Arang aktif merupakan arang yang dihasilkan dari proses pemanasan yang
menggunakan uap atau udara yang panas. Bahan ini dapat mengabsorbsi berbagai
bahan(zat). Banyak digunakan dalam medium inisiasi, regenasi, dan pengakaran
tanaman kultur.
Beberapa pengaruh zat arang aktif didalam kultur jaringan tumbuhan
adalah :
Mengabsorbsi senyawa toksik yang terdapat dalam media.
Mengabsorbsi ZPT.
Merangsang perakaran.
Memacu pertumbuhan jumlah anakan.
2) Inisiasi
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan
dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur
jaringan adalah tunas.
3) Sterilisasi
21
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus
dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat
yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan
etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi
yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
4) Multiplikasi
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam
eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari
adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung
reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di
tempat yang steril dengan suhu kamar.
5) Pengakaran
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya
pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan
mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat
pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi
oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan
gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan
bakteri).
22
6) Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan
aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu
dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari
udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat
rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu
beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan
dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan
bibit generatif.
Kelebihan
1.Bibit (hasil) yang didapat berjumlah banyak dan dalam waktu yang singkat
2.Sifat identik dengan induk
23
3.Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki
4.Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman
dewasa
Kerugian
1. Bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap hama penyakit dan udara
luar
2. Bagi orang tertentu, cara kultur jaringan dinilai mahal dan sulit.
3. Membutuhkan modal ivestasi awal yang tinggi untuk bangunan
(laboratorium khusus), peralatan dan perlengkapan.
4. Diperlukan persiapan SDM yang handal untuk mengerjakan perbanyakan
kultur jaringan agar dapat memperoleh hasil yg memuaskan
5. Produk kultur jaringan pd akarnya kurang kokoh
6. Mahal
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
24
Kelebihan Kultur Jaringan
1. Bibit (hasil) yang didapat berjumlah banyak dan dalam waktu yang singkat
2. Sifat identik dengan induk
3. Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki
4. Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman
dewasa
25
Pelaksanaannya tidak tergantung pada musim
DAFTAR PUSTAKA
https://www.berbagaireviews.com/2018/05/sejarah-kultur-jaringan-dan-
pengertian.html
https://leqi.files.wordpress.com/2009/02/sejarah-singkat-kultur-jaringan-tanaman.pdf
https://p4ndhit.files.wordpress.com/2010/03/sejarah-kultur-jaringan-tumbuhan1.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Ir.%20Victoria%20Henuhili,
%20%20M.Si./Kultur%20Jaringan%20_%20ppt.pdf
26
27