Anda di halaman 1dari 12

KATA PANGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah
ini tepat waktu. Makalah ini merupakan salah satu bentuk tugas pelajaran Biologi
di Sekolah.

Makalah ini berisikan informasi tentang kultur jaringan yang meliputi diantaranya
mengenai pengertian kultur jaringan, teknik kultur jaringan, cara mengkultur dan
beberapa informasi lain yang berkaitan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Sukoharjo, September 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kultur jaringan .............................................................. 2
2.2. Teknik kultur jaringan ..................................................................... 3
2.3. Cara mengkultur jaringan tumbuhan ............................................... 4
2.4. Manfaat Kultur Jaringan ................................................................. 8
2.5. Dampak positif dan negatif kultur jaringan .................................... 8

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan ..................................................................................... 9
3.2. Saran ................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Makalah ini merupakan pemenuhan tugas mata pelajaran Biologi yang
memang harus terpenuhi sebagai nilai tambahan yang sudah ditentukan oleh
bapak dan ibu guru di sekolah. Disamping itu juga makalah ini sangat
bermanfaat bagi pembaca karena pada makalah ini sedikit banyaknya
terdapat ilmu yang dapat diambil sebagai pengetahuan atau wawasan.

Makalah ini sangat bermanfaat khususnya bagi penulis dan juga bagi
pembaca karena pada makalah ini kita bisa mendapatkan ilmu yang lebih
banyak mengenai kultur jaringan mulai dari pengertian, teknik dan berbagai
manfaat dari adanya kultur jaringan tersebut. Mudah-mudahan dengan
adanya makalah ini kita bisa mendapatkan pelajaran berharga.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana pengertian kultur jaringan?
2) Bagaimana teknik kultur jaringan ?
3) Bagaimana cara mengkultur jaringan tumbuhan?
4) Apa manfaat kultur jaringan?
5) Apa dampak positif dan negatif kultur jaringan?

1.3. Tujuan Penulisan


1) Untuk mengetahui pengertian kultur jaringan
2) Untuk mengetahui teknik kultur jaringan
3) Untuk mengetahui cara mengkultur jaringan tumbuhan
4) Untuk mengetahui manfaat Kultur Jaringan
5) Untuk mengetahui dampak positif dan negatif kultur jaringan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kultur jaringan


Kultur jaringan dikenal juga dengan sebutan tissue culture.
- Kultur = budidaya
- Jaringan = sekelompok sel yg mempunyai bentuk dan fungsi yang sama

Jadi, Kultur Jaringan adalah membudidayakan jaringan tanaman menjadi


tanaman baru yang mempunyai sifat sama dengan induknya. Kultur Jaringan
diartikan pula dengan memelihara & menumbuhkan organ tanaman (embrio,
tunas, bunga dsb) atau jaringan tanaman (sel, kalus, protoplast) pada kondisi
aseptik.

Menurut Suryowinoto (1991), kultur jaringan dalam bahasa asing disebut


sebagai tissue culture. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah
sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. jadi, kultur
jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman
kecil yang mempunyai sifat seperti induknya.

Kultur jaringan (Tissue Culture) merupakan salah satu cara perbanyakan


tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan
tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas,
serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara
aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup
yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan
bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur
jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif
tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.

2
Kultur jaringan akan lebih besar keberhasilannya bila menggunakan jaringan
meristem. Jaringan meristem adalah jaringan muda, yaitu jaringan yang
terdiri dari sel-sel yang selalu membelah, dinding tipis, plasmanya penuh dan
vakuolanya kecil-kecil.

Kebanyakan orang menggunakan jaringan ini untuk tissue culture. Sebab,


jaringan meristem keadaannya selalu membelah, sehingga diperkirakan
mempunyai zat hormon yang mengatur pembelahan.

2.2. Teknik kultur jaringan


Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara
vegetatif. Teknik kultur jaringan suatu sel atau irisan jaringan tanaman yang
sering disebut eksplan secara aseptic( in vitro) diletakkan dan dipelihara dalam
medium pada atau cair yang cocok dan dalam keadaan steril.

Dengan cara demikian sebaian sel pada permukaan irisan tersebut akan
mengalami proliferasi dan membentuk kalus. Apabila kalus yang terbentuk
dipindahkan kedalam medium diferensiasi yang cocok, maka akan terbentuk
tanaman kecil yang lengkap dan disebut planlet.

Dengan teknik kultur jaringan ini hanya dari satu irisan kecil suatu jaringan
tanaman dapat dihasilkan kalus yang dapat menjadi planlet dalam jumlah yang
besar.

Pelaksanaan teknik kultur jaringan tanaman ini berdasarkan teori sel seperti
yang dikemukakan oleh Schleiden, yaitu bahwa sel mempunyai kemampuan
autonom, bahkan mempunyai kemampuan totipotensi.

Totipotensi adalah kemampuan setiap sel, darimana saja sel tersebut diambil,
apabila diletakkan dilingkungan yang sesuai akan tumbuh menjadi tanaman

3
yang sempurna. Teknik kultur jaringan akan berhasil dengan baik apabila
syarat-syarat yang diperlukan terpenuhi.

Syarat-syarat :
- Pemilihan eksplan sebagai bahan dasar untuk pembentukkan kalus, syarat
syarat tumbuhan eksplan:
1) Jaringan tersebut sedang aktif pertumbuhanya,diharapkan masih
terdapat zat tumbuh yang masih aktif sehingga membantu
perkembangan jaringan selanjutnya
2) Eksplan yang diambil beerasal dari bagian daun, akar, mata tunas,
kuncup, ujung batang, dan umbi yang dijaga kelestatranya.
3) Eksplan yang diambil dari bagian yang masih muda (bila ditusuk pisau
akan terasa lunak sekali.)

- Penggunaan medium yang cocok, keadaan yang aseptik dan pengaturan


udara yang baik terutama untuk kultur cair.
- Pilih bagian tanaman yang masih muda dan mudah tumbuh yaitu bagian
meristem, seperti: daun muda, ujung akar, ujung batang, keping biji dan
sebagainya. Bila menggunakan embrio bagian bji-biji yang lain sebagai
eksplan, yang perlu diperhatikan adalah kemasakan embrio, waktu imbibisi,
temperatur dan dormansi.

2.3. Cara mengkultur jaringan tumbuhan


Untuk mendapatkan varietas baaru melalui kultur jaringan dapat dilakukan
dengan cara:
1) Isolasi protoplas dari 2 macam varietas yang difusikan. Atau dengan cara
isolasi khloroplas suatu jenis tanaman yang dimasukkan kedalam
protoplas jenis tanaman yg lain, sehingga terjadi penggabungan sifat-
sifat yang baik dari kedua jenis tanaman tersebut hingga terjadi hibrid
somatic.

4
2) Dengan cara menyuntikan protoplas dari tanaman ke tanaman yang lain.
Contohnya: transfer khloroplas dari tanaman tembakau bewarna hijau ke
dalam protoplas tanaman tembakau albino. Hasil nya sangat memuaskan
karena tanaman tembakau menjadi hijau pula.

Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur


jaringan adalah:
a. Pemilihan dan Penyiapan Tanaman Induk Sumber Eksplan
Tanaman tersebut harus jelas jenis, spesies, dan varietasnya serta harus
sehat dan bebas dari hama dan penyakit.

Tanaman indukan sumber eksplan tersebut harus dikondisikan dan


dipersiapkan secara khusus di rumah kaca atau greenhouse agar eksplan
yang akan dikulturkan sehat dan dapat tumbuh baik serta bebas dari
sumber kontaminan pada waktu dikulturkan secara in-vitro.

b. Inisiasi Kultur
Tujuan utama dari propagasi secara in-vitro tahap ini adalah pembuatan
kultur dari eksplan yang bebas mikroorganisme serta inisiasi
pertumbuhan baru (Wetherell, 1976). ini mengusahakan kultur yang
aseptik atau aksenik. Aseptik berarti bebas dari mikroorganisme,
sedangkan aksenik berarti bebas dari mikroorganisme yang tidak
diinginkan.

Dalam tahap ini juga diharapkan bahwa eksplan yang dikulturkan akan
menginisiasi pertumbuhan baru, sehingga akan memungkinkan
dilakukannya pemilihan bagian tanaman yang tumbuhnya paling
kuat,untuk perbanyakan (multiplikasi) pada kultur tahap selanjutnya
(Wetherell, 1976).

5
c. Sentrilisasi
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus
dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan
alat-alat yang juga sterail. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan,
yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada
peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga
harus steril.

d. Multiplikasi atau Perbanyakan Propagul


Tahap ini bertujuan untuk menggandakan propagul atau bahan tanaman
yang diperbanyak seperti tunas atau embrio, serta memeliharanya dalam
keadaan tertentu sehingga sewaktu-waktu bisa dilanjutkan untuk tahap
berikutnya.

Pada tahap ini, perbanyakan dapat dilakukan dengan cara merangsang


terjadinya pertumbuhan tunas cabang dan percabangan aksiler atau
merangsang terbentuknya tunas pucuk tanaman secara adventif, baik
secara langsung maupun melalui induksi kalus terlebih dahulu.

Seperti halnya dalam kultur fase inisiasi, di dalam media harus


terkandung mineral, gula, vitamin, dan hormon dengan perbandingan
yang dibutuhkan secara tepat (Wetherell, 1976). Hormon yang digunakan
untuk merangsang pembentukan tunas tersebut berasal dari golongan
sitokinin seperti BAP, 2-iP, kinetin, atau thidiadzuron (TDZ).

e. Pemanjangan Tunas, Induksi, dan Perkembangan Akar


Tujuan dari tahap ini adalah untuk membentuk akar dan pucuk tanaman
yang cukup kuat untuk dapat bertahan hidup sampai saat dipindahkan dari
lingkungan in-vitro ke lingkungan luar.

6
Dalam tahap ini, kultur tanaman akan memperoleh ketahanannya terhadap
pengaruh lingkungan, sehingga siap untuk diaklimatisasikan (Wetherell,
1976). Tunas-tunas yang dihasilkan pada tahap multiplikasi di pindahkan
ke media lain untuk pemanjangan tunas. Media untuk pemanjangan tunas
mengandung sitokinin sangat rendah atau tanpa sitokinin. Tunas tersebut
dapat dipindahkan secara individu atau berkelompok.

Pemanjangan tunas secara berkelompok lebih ekonomis daripada secara


individu. Setelah tumbuh cukup panjang, tunas tersebut dapat diakarkan.
Pemanjangan tunas dan pengakarannya dapat dilakukan sekaligus atau
secara bertahap, yaitu setelah dipanjangkan baru diakarkan.

Pengakaran tunas in-vitro dapat dilakukan dengan memindahkan tunas ke


media pengakaran yang umumnya memerlukan auksin seperti NAA atau
IBA. Keberhasilan tahap ini tergantung pada tingginya mutu tunas yang
dihasilkan pada tahap sebelumnya.

f. Aklimatisasi
Dalam proses perbanyakan tanaman secara kultur jaringan, tahap
aklimatisasi planlet merupakan salah satu tahap kritis yang sering menjadi
kendala dalam produksi bibit secara masal. Pada tahap ini, planlet atau
tunas mikro dipindahkan ke lingkungan di luar botol seperti rumah kaca ,
rumah plastik, atau screen house (rumah kaca kedap serangga). Proses ini
disebut aklimatisasi.

Aklimatisasi adalah proses pengkondisian planlet atau tunas mikro (jika


pengakaran dilakukan secara ex-vitro) di lingkungan baru yang aseptik di
luar botol, dengan media tanah, atau pakis sehingga planlet dapat bertahan
dan terus menjadi bibit yang siap ditanam di lapangan.

Prosedur pembiakan dengan kultur jaringan baru bisa dikatakan berhasil

7
jika planlet dapat diaklimatisasi ke kondisi eksternal dengan keberhasilan
yang tinggi.

2.4. Manfaat Kultur Jaringan


Melestarikan sifat tanaman induk
Menghasilkan tanaman yang memiliki sifat sama
Menghasilkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang
singkat
Dapat menghasilkan tanaman yang bebas virus
Dapat dijadikan sarana untuk melestarikan plasma nutfah
Untuk menciptakan varietas baru melalui rekayasa genetika. Sel yang telah
direkayasa melalui kultur jaringan sehingga menjadi tanaman baru secara
lengkap
Pelaksanaannya tidak tergantung pada musim.

2.5. Dampak positif dan negatif kultur jaringan

Dampak positif Kultur jaringan :


- mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat,
dan mempunyai sifat seperti induknya
- Pelaksanaannya Tidak membutuhkan tempat yang luas,
- kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin,
- kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan
konvensional.

Dampak negatif Kultur Jaringan :


- Bibit yang dihasilkan mempunyai perakaran yang tidak kuat
- Mempersempit lapangan kerja pembibitan secara konvensional.
- Dapat berakibat hilangnya plasma nutfak dari tanaman tertentu.

8
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kultur Jaringan adalah membudidayakan jaringan tanaman menjadi tanaman
baru yang mempunyai sifat sama dengan induknya. Kultur adalah budidaya
dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang
sama. jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman
menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya.

Beberapa manfaat kultur jaringan yaitu melestarikan sifat tanaman induk,


menghasilkan tanaman yang memiliki sifat sama dan menghasilkan tanaman
baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat.

Dampak positif Kultur jaringan misalnya mampu menghasilkan bibit dengan


jumlah besar dalam waktu yang singkat, dan mempunyai sifat seperti
induknya sedangkan dampak negatif kultur jaringan yaitu contohnya bibit
yang dihasilkan mempunyai perakaran yang tidak kuat dan mempersempit
lapangan kerja pembibitan secara konvensional.

3.2. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Demikianlah tadi Contoh Makalah Kultur
Jaringan Tumbuhan, semoga bermanfaat!

9
DAFTAR PUSTAKA

http://www.pintarbiologi.com/2014/12/sifat-totipotensi-sel-tumbuhan-dan-kultur-
jaringan.html
http://www.wikipedia.com/tumbuhan-dan-kultur-jaringan.html
http://www.tugas-sekolahku.blogspot.co.id/2014/12/teknik-kultur-jaringan.html

10

Anda mungkin juga menyukai