Seperti yang dijelaskan diatas, sistem rem ini merupakan mekanisme perlambatan
kecepatan kendaraan. Dengan kata lain, sistem pengereman menjadi salah satu komponen
keselamatan aktif pada mobil dan motor.
Sistem rem menggunakan prinsip perubahan energi dari energi gerak ke energi panas.
Ini adalah kebalikan dari mesin, mesin kendaraan menggunakan perbubahan energi dari
panas pembakaran ke bentuk gerakan. Namun, saat gerakan itu disalurkan ke roda ada
mekanisme lain yang memperlambat putaran roda dengan mengubahnya kembali ke
bentuk energi panas.
Ini karena energi tidak dapat dibuat dan dimusnahkan, sehingga untuk menghilangkan
sebagian energi pada roda kendaraan, harus diubah ke bentuk lain. Bentuk perubahan
energi yang paling memungkinkan adalah perubahan ke energi panas.
Kita tahu, kalau gesekan pasti menimbulkan panas. Panas tersebut timbul karena proses
perubahan energi dari energi gerak yang saling bergesekan menjadi energi panas.
Sehingga temperatur permukaan benda yang bergesekan lebih tinggi, namun gerakan
benda tersebut melemah.
Dalam sistem rem, gesekan ini diperoleh antara piringan yang terhubung dengan roda
(berputar) dengan kampas rem yang terhubung dengan chasis kendaraan (diam).
Namun seperti yang anda ketahui, gesekan ini pasi menghasilkan panas. Dan panas, bisa
melelehkan logam. Sehingga harus ada penyesuaian material pada piringan dan kampas
rem.
Kalau dua benda ini berbahan logam, pasti gesekan akan menimbulkan panas yang cukup
besar juga suara yang cukup kasar. Namun kalau dua benda ini terbuat dari bahan organik
(isolator) maka ketahanannya lemah sehingga akan cepat tergerus.
Dari kondisi ini, maka piringan rem yang berputar dibuat dari bahan besi solid. Besi ini,
juga dibuat dengan permukaan gesek yang halus agar saat bergesekan, tidak
menimbulkan suara yang berisik.
Sementara kampas rem, umumnya terbuat dari bahan organic (keramik, asbes ) yang
memiliki permukaan lebih kasar. Sehingga tetap memiliki gaya gesek yang besar.
Jenis – Jenis Sistem Rem
Advertisement
Rem tromol, adalah sistem pengereman tertutup yang menggunakan komponen berbentuk
seperti mangkuk yang diletakan dibagian luar kampas rem.
Komponen berbentuk mangkuk ini, dinamakan tromol dan terhubung dengan roda
kendaraan.
Sementara didalam tromol rem, terdapat dua buah kampas rem yang memiliki luas
penampang cukup lebar. Saat rem diaktifkan, maka dua kampas rem ini akan menekan
permukaan dalam tromol rem ke arah luar. Sehingga gerakan tromol dan roda bisa
terhenti.
Selengkapnya, bisa anda simak pada artikel ini ; Komponen dan cara kerja rem tromol
Rem cakram, adalah sistem rem terbuka yang menggunakan metode penjepitan piringan
untuk menghentikan putaran piringan rem.
Selain dua jenis rem diatas, jika dikupas lebih detail ada 8 macam sistem rem. Anda bisa
membaca artikel berikut ; 8 Jenis Sistem Rem Kendaraan beserta Cara kerjanya
Nama komponen pada sistem rem, memang berbeda tiap jenis rem. Tapi, kalau secara
umum komponen sistem rem terbagi menjadi tiga bagian yakni ;
1. Komponen input
Komponen input, merupakan bagian sistem rem yang berfungsi sebagai tempat aktifasi
sistem pengereman. Dari komponen inilah, pengemudi mengaktifkan sistem rem.
Biasanya yang termasuk dalam komponen input adalah pedal rem pada mobil, atau tuas
rem pada sepeda motor.
2. Komponen penghubung
Komponen penghubung, adalah bagian sistem rem yang menghubungkan gerakan pada
input menuju aktuator rem. Meski bagian ini hanya menghubungkan, namun
konstruksinya juga harus diperhitungkan agar tidak mengalami kerugian tenaga.
Yang masuk dalam bagian ini, adalah kawat rem pada sistem rem mekanis atau kalau
yang lebih maju menggunakan hidrolik dan pada bus biasanya menggunakan tekanan
angin.
3. Aktuator rem
Aktuator rem, adalah komponen yang bertindak langsung menghentikan putaran roda. Di
bagian inilah proses perubahan energi dari energi putar ke energi panas terjadi. Kinerja
aktuator rem, hanya akan aktif saat pengemudi mengaktifkannya melalui bagian input.
Yang termasuk dalam aktuator rem, adalah rem cakram, rem tromol dan rem parkir.
Selain sistem pengereman yang terdapat pada roda, ada pula pengereman yang tidak
terdapat pada roda kendaraan. Contohnya engine brake.
Engine brake, juga sama dengan rem roda yang berfungsi untuk memperlambat laju
kendaraan. Namun engine brake tidak mampu mengentikan kendaraan hingga 0 KM/jam.
Ini karena prinsip kerja engine brake berbeda dengan sistem rem gesek.
Engine brake memanfaatkan RPM mesin yang lebih rendah untuk memperlambat putaran
roda yang lebih tinggi dari RPM mesin. Sehingga, saat rem ini diaktifkan mobil terasa
tertahan.
Meski tidak bisa menghentikan laju kendaraan hingga 0 Km/Jam, engine brake ini cukup
berguna saat memperlambat laju kendaraan di kecepatan tinggi. Karena aktifasinya juga
mudah, tinggal lepas gas (tanpa injak kopling) maka engine brake akan aktif.
Memeriksa Dan Memperbaiki Kerusakan
Sistem Kopling Mobil
Plat kopling adalah salah satu komponen di mobil yang akan mengalami keausan seiring
pemakaian.
Plat kopling selalu bersinggungan dengan pressure clutch dan flywheel sehingga komponen-
komponen tersebut dapat mengalami berbagai macam kerusakan yang diakibatkan oleh panas
yang dihasilkan oleh pergesekan antar komponen.
Sistem Kopling
Plat kopling yang masih dalam kondisi bagus pun bisa tidak berfungsi dengan maksimal akibat
beberapa hal seperti :
Terkena oli
Kopling selip akan menghasilkan gesekan dan panas yang lebih besar. Semakin panas
permukaan kampas kopling maka daya cengkramnya juga semakin kecil sehingga gejala selip
semakin terasa, hal tersebut seperti lingkaran setan yang dapat mengakibatkan terbakarnya
plat kopling dan akhirnya juga merusak permukaan flywheel dan pressure clutch.
Jadi semakin cepat gejala kopling selip tersebut diketahui dan diperbaiki maka dapat
mencegah terjadinya kerusakan pada komponen yang lain.
Pemakaian plat kopling dikatakan normal jika keausan plat kopling terjadi pada kilometer yang
cukup tinggi (diatas 50.000 Km).
Kebocoran oli mesin dari seal crankshaft belakang atau oli transmisi dari seal input shaft dapat
mengenai permukaan plat kopling dan menyebabkan gejala selip.
Jika plat kopling yang masih cukup baru namun telah mengalami gejala selip mungkin
dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut ini :
Salah satu cara untuk memeriksa gejala kopling selip dengan melakukan test drive dan
menjalankan mobil dengan kecepatan rendah pada gigi tinggi. Jika mobil tetap berjalan maka
menandakan gejala kopling selip.
Ganjal roda
Hidupkan mesin
Lepaskan pedal kopling secara perlahan (Pastikan tidak ada orang yang berdiri didepan
kendaran saat melakukan hal ini)
Jika mesin segera mati saat pedal kopling dilepaskan berarti plat kopling masih
bagus.
Jika mesin tetap hidup saat pedal kopling dilepaskan secara penuh berarti plat
kopling sudah selip
Jika mobil menggunakan dual-mass flywheel, gejala selip juga dapat diakibatkan oleh
kerusakan pada flywheel. Periksa secara seksama pada kopling yang lama dari adanya tanda
bekas panas yang berlebihan pada pressure clutch, kondisi permukaan plat kopling yang
terlepas dan adanya kontaminasi oli pada permukaan plat kopling.
Jika tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan tersebut maka kemungkinan gejala selip tersebut
disebabkan oleh kerusakan dual-mass flywheel.
Kopling gemertak
Gemertak pada kopling adalah sentakan yang terjadi saat kopling terhubung. Hal ini biasanya
disebabkan adanya oli atau gemuk pada permukaan plat kopling, namun dapat juga disebabkan
oleh beberapa hal dibawah ini :
Alur poros plat kopling atau alur input shaft rusak atau aus
Penyebab eksternal yang dapat menimbulkan gejala kopling gemertak antara lain engine
mounting atau transmisi kendur atau pecah, pemasangan komponen drive train yang tidak tepat
pada chasis mobil, keausan pada universal joint atau CV Joint, cross member transmisi kendur,
keausan pada release fork, spring bushing belakang kiri kendur.
Gejala kopling bunyi
Munculnya bunyi mendecit dan dengung pada sistem kopling biasanya disebabkan keausan
dan kerusakan bearing.
Berikut beberapa penyebab bunyi di dalam sistem kopling :
Pilot bearing/ bushing tidak terpasang dengan benar,aus atau kurang pelumasan.
Inputshaft aus
Hidupkan mesin
Jika terdengar bunyi suara seperti besi digerinda saat plat kopling terhubung, kemungkinan
penyebabnya adalah bearing input shaft.
Jika terdengar bunyi mendecit saat pedal koping diinjak dan ditahan biasanya penyebabnya
adalah pilot bearing atau bushing yang rusak.
Jika terdengar bunyi mencicit yang semakin keras saat pedal kopling diinjak secara perlahan
mengindikasikan kerusakan release bearing.
Jika terdengar bunyi mencicit saat mesin idle di posisi netral dan bunyi hilang saat pedal kopling
diinjak perlahan maka kemungkinan bunti tersebut berasal dari titik kontak antara fork dan pivot
ball.
Jika kopling tidak dapat terlepas dengan sempurna saat pedal kopling diinjak secara penuh
maka plat kopling akan tetap memutar inputshaft .
Hal ini akan membuat pengemudi sulit memindahkan persneling dari posisi netral kegigi satu
dan yang lainnya, menimbulkan suara berisik saat memindahkan gigi transmisi, atau
menyebabkan mesin mati saat kendaraan akan berhenti.
Hal lain yang dapat menyebabkan kopling nyangkut atau tidak dapat terlepas bisa juga karena
penggunaan oli transmisi yang terlalu kental yang akan menjadi sangat kental pada cuaca
dingin.
Periksa juga kabel kopling, release fork dan pivot ball. Sistem hidrolis yang tersumbat serta
keausan pada seal-seal master cylinder kopling juga dapat membuat injakan pedal kopling
menjadi lebih berat.
Sebagai contoh jika plat kopling yang dilepas terlihat basah karena oli maka penyebab
kebocoran oli tersebut harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum plat kopling yang baru
dipasang.
Jika tuas-tuas pada diafragma pressure clutch terlihat aus yang tidak wajar maka ada
kemungkinan pemasangan release bearing sebelumnya tidak tepat, sistem hidrolis tidak
memberikan tekanan dengan sempurna, release cable macet self adjuster tidak disetel dengan
benar atau rusak atau kebiasaan pengemudi yang selalu menempelkan kakinya pada pedal
kopling saat mobil berjalan.
Jika keausan tuas diafragma pressure clutch tidak merata kemungkinan plat kopling mengalami
distorsi saat pemasangan akibat baut pressure clutch tidak dikencangkan secara merata.
Disarankan untuk mengganti plat kopling, pressure clutch, release bearing dan pilot
bearing/bushing serta melakukan pembubutan permuakaan flywheel yang sudah tidak rata.
Menggunakan komponen berkwalitas dari suplier terpercaya merupakan jaminan terhindar dari
masalah saat pemasangan dan kerusakan yang tidak diinginkan.
Komponen lain yang juga harus diganti saat melakukan penggantian plat kopling adalah release
cable pada mobil yang masih menggunakan sistem kopling mekanikal.
Pada kendaraan yang sudah menggunakan sistem kopling hidrolis dan kilometer tempuhnya
sudah cukup tinggi maka ada baiknya untuk melakukan penggantian master cylinder dan slave
cylinder juga.
Kenapa..?
Slave cylinder merupakan komponen yang berada pada bagian paling bawah dari sistem
kopling hidrolik sehingga kotoran yang terakumulasi cukup lama akan terkumpul pada slave
cylinder.
Kotoran ini akan menimbulkan karat yang dapat mengganggu sistem kopling, dengan
melakukan penggantian slave cylinder diharapkan akan menghindari masalah saat kendaraan
digunakan.
Jika tidak mau melakukan penggantian slave cylinder setidaknya kuraslah minyak kopling
seluruhnya dan ganti dengan yang baru.
Jika permukaan flywheel tidak rata, beralur, runoutnya berlebihan, terkontaminasi oli, gemuk
dan kotoran maka dapat menimbulkan masalah pada sistem kopling.