Anda di halaman 1dari 7

JONATAN HUTAPEA

Xll TKR 1, 6 MARET 2021

PEMELIHARAAN/SERVICE CHASIS
Apa itu pengertian sistem rem? Dan apa saja fungsi-fungsi dari sistem rem tersebut?
Rem adalah suatu peranti untuk memperlambat atau menghentikan gerakan roda. Karena
gerak roda diperlambat, secara otomatis gerak kendaraan menjadi lambat. Sistem rem
menggunakan prinsip perubahan energi dari energi gerak ke energi panas. Ini adalah kebalikan
dari mesin, mesin kendaraan menggunakan perubahan energi dari panas pembakaran ke bentuk
gerakan. Namun, saat gerakan itu disalurkan ke roda ada mekanisme lain yang memperlambat
putaran roda dengan mengubahnya kembali ke bentuk energi panas. Ini karena energi tidak dapat
dibuat dan dimusnahkan, sehingga untuk menghilangkan ebagian energi pada roda kendaraan,
harus diubah ke bentuk lain. Bentuk perubahan energi yang paling memungkinkan adalah
perubahan ke energi panas. Dengan kata lain, sistem pengereman menjadi salah satu komponen
keselamatan aktif pada setiap kendaraan.
Fungsi sistem rem bagi kendaraan yaitu untuk memperlambat kecepatan atau
menghentikan gerakan roda kendaraan, mengatur kecepatan selama berkendara dan untuk
menahan kendaraan saat parkir dan berhenti pada jalan yang menurun atau menanjak.
1. Jenis-Jenis Sistem Rem Pada Mobil
a) Rem cakram, merupakan salah satu jenis rem yang menggunakan bidang gesek
berupa piringan cakram. Rem cakram atau rem piringan merupakan salah satu jenis
rem yang menggunakan prinsip jepit untuk memperlambat dan menghentikan
kendaraan. Kampas rem digerakkan oleh piston rem sehingga menjepit piringan
cakram. Dua buah kampas rem akan terdorong dengan arah saling mendekati dimana
pada bagian tengahnya terdapat piringan cakram. Rem cakram biasanya digunakan
pada roda bagian depan atau kendaraan keluarga. Hal ini karena gaya gesek rem
cakram lebih kecil daripada rem tromol. Namun dikarenakan arah kampas kopling
berlawanan dengan gerakan cakram dan saling menjepit satu dengan yang lain
menyebabkan rem cakram lebih responsif. Artinya dengan gerakan sedikit sudah
mampu mengurangi atau menghentikan laju kendaraan. Rem cakram memiliki
beberapa kelebihan diantaranya yaitu lebih responsif dalam proses pengereman, serta
sirkulasi udara yang lebih baik karena rem cakram mempunyai mekanisme terbuka.
Hal ini menyebabkan rem cakram dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup
lama. Namun rem cakram juga mempunyai beberapa kekurangan diantaranya yaitu
tidak mampu menghentikan gerakan kendaraan yang memiliki momentum besar. Hal
ini disebabkan oleh bidang gesek rem cakram yang kecil sehingga tidak mampu
melawan putaran roda. Rem cakram pada umumnya dibagi menjadi dua tipe
Berdasarkan kalipernya yaitu tipe kaliper tetap (fixed caliper) dan tipe kaliper
luncur (floating caliper).
Tipe kaliper tetap (fixed caliper), didalam kaliper terdapat dua piston yang terletak
pada kedua sisi  kaliper. Ketika pedal rem ditekan maka tekanan hidrolik cairan
rem dari master silinder akan diteruskan ke kaliper, kemudian tekanan hidrolik
tersebut akan menekan kedua piston yang berada di kedua sisi kaliper tersebut
untuk selanjutnya akan menekan pad rem agar terjadi pengereman. Penggunaan
dua piston di kedua sisi kaliper ini akan memberikan keuntungan berupa gaya
pengereman yang terjadi akan lebih besar di bandingkan dengan rem cakram yang
hanya menggunakan satu piston. Selain itu, gaya pengereman pada kedua pad
sebelah kiri dan kanan akan sama besar. Karena pada tipe ini menggunakan dua
JONATAN HUTAPEA
Xll TKR 1, 6 MARET 2021

piston sehingga dapat menghasilkan gaya pengereman yang leih besar maka rem
tipe fixed caliper ini  cocok digunakan pada kendaraan-kendaraan yang
membutuhkan gaya pengereman yang cukup besar. Bila dilihat dari kontruksinya,
rem cakram tipe fixed caliper ini memiliki konstruksi yang lebih kompak dan
dengan konstruksi ini proses menghilangkan panas akibat yang ditimbulkan saat
pengereman akan lebih cepat. Untuk tipe kaliper luncur (floating caliper), di dalam
kaliper untuk rem cakram tipe ini terdapat satu atau dua piston, namun piston-
piston tersebut hanya terdapat pada salah satu sisi kalipernya. Pada rem cakram
tipe floating kaliper ini konstruksinya lebih sedikit dibandingkan dengan tipe fixed
caliper sehingga membuat kaliper lebih ringan. Cara kerja dari rem cakram tipe
floating caliper ini yaitu, ketika pedal rem di tekan maka akan menekan piston
pada master silinder dan selanjutnya akan ditekan dan disalurkan ke kaliper. Pada
kaliper, tekanan hidrolik ini akan menekan piston dan selanjutkan akan menekan
pad lalu menekan piringan. Pada saat yang sama tekanan hidrolik ini akan menekan
sisi pad dan menyebabkan kaliper bergerak ke kanan sehingga kedua pad rem akan
menjepit cakram dan terjadilah gaya pengereman.
b) Rem tromol, merupakan salah satu jenis rem yang menggunakan bidang gesek berupa
kampas rem dan tromol yang berbentuk drum. Rem tromol memanfaatkan sepasang
sepatu rem atau brake pad yang akan terdorong oleh silinder roda dan bergesekan
serta menahan bagian dalam dari tromol yang ikut berputar bersama-sama dengan
roda, untuk memperlambat atau menghentikan kendaraan. Rem tromol memiliki
bidang gesek yang lebih luas. Hal ini dapat dilihat dari ukuran kampas rem yang lebih
lebar serta panjang. Oleh karena itu daya pengereman rem tromol lebih besar
daripada jenis rem lainnya. Rem tromol banyak digunakan untuk roda bagian
belakang, serta kendaraan-kendaraan niaga seperti bus atau truk yang membutuhkan
tenaga pengereman yang besar. Rem tromol sebenarnya masih dapat dibagi lagi
menjadi beberapa jenis. Walaupun terdapat berbagai penggolongan rem tromol,
namun jenis leading dan trailing merupakan jenis rem tromol yang paling banyak
dipakai pada kendaraan penumpang dan kendaraan komersial. Rem tromol memiliki
beberapa keuntungan yaitu tahan lama karena bidang gesek rem tromol yang lebih
luas dibanding jenis rem lainnya. Namun rem tromol juga memiliki kekurangan yaitu
penyebaran panas yang agak lebih sulit dibanding dengan rem piringan karena
mekanisme rem tromol yang tertutup.  Ada sekitar 6 jenis rem tromol yaitu:
I. Rem tromol non servo digunakan pada kendaraan yang lebih kecil, dengan
sistem penggerak roda tipe Front Wheel Drive (FWD). Sedangkan pada
kendaraan roda empat atau lebih rem tromol jenis ini digunakan sebagai rem
parkir dengan menggunkan tuas sebagai mekanismenya.
Ketika pedal rem ditekan, silinder roda hidrolik akan mendorong sepatu keluar
untuk menekan tromol yang berputar dan menimbulkan gesekan sehingga
memperlambat kendaraan. Ketika pedal dibebaskan, pegas pengembali menarik
sepatu rem kembali ke posisi semula.
II. Rem tromol leading triling ini menggunakan satu wheel cylinder dengan dua
piston yang mendorong sepatu rem (brake shoe) bagian atas untuk menekan
permukaan tromol. Pada Jenis rem ini, bagian leading shoe lebih cepat aus
dibandingkan dengan bagian trailing shoe. Ketika pedal rem ditekan silinder
roda mendorong dengan tekanan yang sama pada setiap sepatu rem.
JONATAN HUTAPEA
Xll TKR 1, 6 MARET 2021

Pada gilirannya, hal ini memaksa bagian atas setiap sepatu luar menuju tromol,
dan masing-masing sepatu rem bertumpu ada penahan yang terletak di bagian
bawah dari backing plate. Gesekan tromol menarik sepatu rem yang depan
(leading) sehingga akan lebih kuat menekan tromol yang merupakan kekuatan
bantuan pada silinder roda.  Sepatu sekunder tidak terdapat self-energizing
sehingga tidak memberikan gaya pengereman tambahan pada silinder
roda. Ketika tromol berputar ke arah sebaliknya, maka akan terjadi hal yang
sebaliknya. Dalam sistem leading-trailing kampas rem primer dan sekunder
biasanya bentuk dan ukurannya sama.
III. Rem tromol non servo tipe two leading digunakan pada kendaraan yang kecil
atau besar pada roda depan. Pada rem roda depan menerima tambahan sebagian
beban roda belakang pada saat kendaraan di rem. Tekanan silinder roda
mendorong kedua sepatu rem ke luar. Jika tromol berputar ke arah maju kedua
sepatu rem terdapat self-energizing karena mendapat pengaruh dari putaran
tromol (gerakan sepatu rem searah dengan putaran tromol) keduanya menjadi
sepatu leading atau primer. Tetapi pada saat tromol berputar ke arah mundur
maka kedua sepatu rem menjadi trailing atau sekunder semua karena berlawanan
arah dengan putaran tromol sehingga tidak memiliki self-energizing effect.
IV. Rem tromol tipe duo two leading hampir sama dengan tipe two leading akan
tetapi tipe duo two leading menggunakan dua silinder roda masing - masing
dengan dua piston dengan demikian semua sepatu rem memiliki self-energizing
effect, baik kendaraan bergerak maju atau mundur.
V. Pada rem servo kedua sepatu primer dan sekunder berkontribusi terhadap proses
pengereman. Sistem rem servo menggunakan piston silinder roda piston tunggal
(servo) atau menggunakan slinder roda dengan piston ganda (duo servo), yang
terpasang di bagian atas dari backing plate. Bagian bawah sepatu rem (dudukan
sepatu rem) tidak melekat pada backing plate. Sebaliknya, sepatu yang
terhubung melalui penyetel roda bintang yang mengambang.
VI. Pada tipe ini mempunyai 1 wheel cylinder dengan 1 piston. Dan pada adjusting
screw (baut penyetel) dapat bergerak bebas. Keuntungannya, ketika kendaraan
maju kedua sepatu rem menjadi leading. Kerugiannya, ketika kendaraan mundur
kedua sepatu rem menjadi trailing.
Ketika pedal rem ditekan Kedua sepatu dipaksa keluar terhadap rotating tromol
rem dengan piston silinder roda. Ketika sepatu primer menekan ke dalam
tromol, ia terpengaruh putaran tromol. Rotasi ini diteruskan ke sepatu sekunder
melalui floating penyetel roda bintang yang mengambang. Kekuatannya transfer
ini disebut tindakan servo. Self-energizing effect akan muncul pada kedua
sepatu rem pada saat kendaran berjalan maju, sedangkan pada saat kendaraan
bergerak mundur maka kedua sepatu rem menjadi sekunder.
VII. Rem tromol tipe duo servo sama dengan rem tromol tipe servo dengan
perbedaannya adalah pada tipe duo servo menggunakan silinder roda dengan
dua piston dengan demikian baik kendaraan bergerak maju atau mundur self-
energizing effect akan muncul pada kedua sepatu rem.
2. Pemeriksaan-Pemeriksaan Pada Sistem Rem Cakram Dan Rem Tromol
a) Rem cakram
I. Pemeriksaan rem cakram secara visual
JONATAN HUTAPEA
Xll TKR 1, 6 MARET 2021

- Memeriksa jumlah minyak rem


Pemeriksaan sistem rem cakram  secara visual yang pertama adalah
memeriksa ketinggian dari cairan rem (minyak rem) yang ada di dalam
reservoir pada master silinder serta memeriksa sistem hidrolik rem dari
kemungkinan terjadinya kebocoran. Apabila cairan rem berkurang dari
batas minimal (low) maka periksa apakah terjadi kebocoran pada sistem,
lakukan perbaikan apabila terjadi kebocoran lalu baru tambahkan cairan
rem pada reservoir.
- Memeriksa kondisi dan keausan pad rem
Periksalah kondisi pad rem secara visual meliputi kausan pada pad rem
yang tidak merata atau ada bagian dari pad rem yang patah (retak),
mengkilap, terdistorsi atau juga apabila terkena oli. Apabila ditemui
masalah-masalah di atas maka sebaiknya gantilah pad rem. Periksa keuasan
pad rem dengan melihat indikator keausan pada pad rem. Ada tiga macam
indikator keausan pad rem yaitu, (a)Indikator keausan pad rem dengan
menggunakan alur pada bagian pad rem. (b)Indikator keausan pad rem
dengan menggunakan bunyi. Plat indikator keausan yang melekat pada pad
rem akan berbunyi apabila plat ini menyentu piringan (cakram). Semakin
tipis pad rem maka semakin dekat ujung kontak plat indikator ke piringan.
(c)Indikator keausan pad rem secara elektrik dengan menggunakan konektor
listrik yang dipasangkan pada pad rem. Apabila pad rem telah habis maka
konektor listrik akan menempel pada piringan sehingga rangkaian lampu
indikator akan mendapatkan massa dan akan menyala.
II. Pemeriksaan rem cakram dengan pengukuran
- Memeriksa ketebalan piringan
ukurlah ketebalan dari piringan rem pada 8 titik yang berbeda menggunakan
micrometer. Bandingkan hasil pengukuran ini dengan spesifikasi ketebalan
piringan pada kendaraan tersebut. Apabila ketebalan piringan ternyata
berada di bawah batas minimal maka gantilah piringan cakram dengan yang
baru.
- Memeriksa run out piringan
sebelum melakukan pemeriksaan run out atau keolengan piringan, hal-hal
yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah melepas kaliper rem dan
memeriksa kondisi alur piringan dari kemungkinan kotor, berkarat atau
retak. Pastikanlah bahwa kondisi piringan benar-benar bersih agar saat
melakukan pengukuran dapat mendapatkan hasil yang tepat. Dengan
menggunakan alat ukur dial indicator periksa run out piringan.
- Memeriksa ketebalan pad rem
Ketebalan pad rem juga dapat diukur dengan menggunanakan alat ukur
jangka sorong dengan pengukuran kedalaman atau dengan menggunakan
penggaris. Bandingkan hasil pengukuran dengan batas ketebalan minimum.
Apabila telah melebihi batas minimum maka gantilah pad rem.
- Memeriksa mekanisme peluncur kaliper (pada kaliper tipe floating)
Oleskan paslin atau gemuk pada bushing peluncur kaliper dan karet penutup
debu kemudian pasangkan kaliper pada kerangka. Gerakkan kaliper ke
JONATAN HUTAPEA
Xll TKR 1, 6 MARET 2021

kanan dan ke kiri, kaliper harus dapat baik. Apabila gerakan kaliper macet
atau keras maka lakukan perbaikkan pada mekanisme peluncur kaliper.
b) Rem tromol
Langkah-langkah pemeriksaan rem tromol:
I. Lepas roda dan tromol rem
II. Periksa kebocoran minyak rem pada silinder roda. Bukalah kedua karet pelindung
pada siinder roda perhatikan apabila terdapat kebocoran minyak rem,bongkarlah
silinder roda,periksalahsilinder roda dari karat dan kerusakan lainnya
III. Periksalah ketebalan pelapis sepatu rem. Bila ketebalan pelapis sepatu kurang dari
batas minimum atau terlihatnya tanda-tanda keausan yang tidak merata,gantilah
sepatu rem bila perlu
IV. Periksa backing plat terhadap keausan atau kerusakan
V. Oleskan gemuk pada bagian backing plat yang bersinggungan dengan sepatu rem.
VI. Periksa mekanisme penyetelan otomatis
VII. Periksa celah antara sepatu rem dan tromol rem
VIII. Ukuran diameter dalam tromol sepatu rem. Periksa bahwa selisih adalah sama
dengan satu
IX. Bersihkan sepatu rem dengan kertas amplas
X. Bersihkan bagian tromol
XI. Tiupkanlah udara bertekanan tinggi dari kompresor pada rem tromol untuk
membersihkan bagian rem dari kotoran atau debu
XII. Pasang tromol rem dan roda belakang
XIII. Isi tanki cadangan minyak rem dan lakkukan pembuangan udara sistem rem
XIV. Periksa kebocoran minyak rem
3. Pengaruh Tekanan Angin Ban Pada Kendaraan Serta Kerusakan Ban Dan Velg

a) Tekanan angin ban yang tepat adalah cara yang baik agar keausaan ban merata dan
akan nyaman di kendarai jika sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan oleh
pabriknya.
b) Tekanan angin yang kurang akan sangat berbahaya jika tetap dikendarai, karena
dengan tekanan yang kurang, ban menjadi membawa beban yang berlebih. Kalau
dipaksakan terus menerus maka dinding samping ban yang akan kalah. Akibatnya
bisa mengalami pecah ban di jalan. Jika tekanan angin kurang keausan ban pasti tidak
akan merata, sisi luar ban akan cepat habis dibanding bagian tengah ban dan bahan
bakar akan lebih boros lagi jika tekanan angin tersebut kurang.
c) Tekanan angin yang berlebihan akan mempercepat penggantian ban karena bagian
tengah ban akan lebih cepat habis jika tekanan angin ban berlebihan dan jikalau tidak
cepat ditangani akan berbahaya saat mobil akan dikendarai.
Kerusakan-kerusakan pada ban yang sering terjadi diataranya, keausan normal, keausan
ban tidak merata, ban benjol, ban terkena tusukan benda asing, kerusakan ban bagian
samping dan ban kehilangan kelenturan/keras. Sedangkan kerusakan pada velg yang
JONATAN HUTAPEA
Xll TKR 1, 6 MARET 2021

sering terjadi diataranya, sering melewati jalan yang berlubang, tekanan angin pada ban
tidak sesuai dan ukuran ban tidak sesuai dengan velg.
4. Free Play Brake Pedal
Kita tahu bahwa tinggi pedal rem ke lantai itu 150,9 mm dan ternyata ada kekosongan
yang terdapat pada pedal rem, kekosong tersebut dinamakan free play. Free play atau
jarak main bebas merupakan langkah pedal rem ketika pedal rem ditekan belum terasa
hambatan sama sekali atau sering disebut dengan speleng. Free play ini harus ada pada
pedal rem karena apabila pedal rem tidak memiliki free play maka push rod dapat
dalam keadaan selalu menekan master silinder rem sehingga sistem rem akan bekerja
terus menerus walaupun pedal rem belum ditekan.

Adapun cara untuk pemeriksaan free play ini yaitu :


a) Pastikan mesin kendaraan pada posisi mati, kemudian injak pedal rem beberapa
kali untuk memastikan tidak ada kevakuman yang tertinggal pada boster rem
(untuk sistem rem yang dilengkapi dengan boster rem).
b) Tekan pedal rem sampai terasa mulai adanya hambatan, kamudian ukur jarak
antara tinggi pedal sebelum ditekan dan setelah ditekan dan terasa mulai ada
hambatan.
c) Bandingkan hasil pengukuran free play dengan nilai spesifikasi pada kendaraan
tersebut.
d) Apabila hasil pengukuran tidak sesuai dengan nilai spesifikasi maka lakungan
penyetelan free play pedal rem.
e) Untuk melakukan penyetelan free play pedal rem dapat dilakukan dengan menyetel
celah pedal rem dengan switch lampu rem.
5. Jenis-Jenis Suspensi Pada Kendaraan
Suspensi mobil adalah perangkat yang berguna untuk meredam getaran dan guncangan
saat mobil melewati jalan yang kurang bagus. Hal tersebut tentunya berkaitan dengan
kenyamanan, keamanan, dan pengendalian atau handling dalam berkendara. Karena itu,
suspensi memiliki berbagai jenis tipe dan desain untuk menjalankan tugasnya tersebut.
Tanpa suspensi mobil yang kita kendarai pasti rasanya seperti naik gerobag. Bahkan
kendaraan simpel seperti becak atau sepeda pun memakai suspensi untuk menambah
kenyamanan walaupun dari segi desain suspensi itu sendiri masih sangat simpel. Setiap
tipe suspensi tentunya memiliki kebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut ini
adalah jenis-jenis suspensi pada mobil yang di aplikasikan pada mobil jaman sekarang.
a) Suspensi MacPherson. Nama suspensi mobil ini diambil dari nama penemunya, yaitu
Earle MacPherson. Suspensi Macpherson memiliki posisi tegak lurus dan ditopang
oleh sebuah peredam kejut (shockbreaker), yang sekaligus menjadi titik pusat sumbu
sudut caster pada mobil. Banyak jenis mobil yang menggunakan tipe suspensi ini
karena harganya yang terjangkau, komponennya sangat simple dan mudah ditemukan
di pasaran. Biasanya suspensi ini di aplikasikan ke mobil tipe LMPV (Low MVP) dan
sedan mid yang dimana sebagian besar menggunakan suspensi Macpherson. Tetapi,
konstruksi dari suspensi MacPherson ini membuat mobil berbelok tanpa mengubah
JONATAN HUTAPEA
Xll TKR 1, 6 MARET 2021

sudut kemiringan ban, sehingga ini dapat mengurangi daya cengkramnya terhadap
aspal.
b) Suspensi Double Wishbone. Ciri yang paling menonjol dari suspensi double
wishbone adalah adanya dua buah swing arm (lengan) yang menopang kerangka
sistem suspensi ini, yakni lower dan upper arm. Keunggulan dari suspensi ini adalah,
suspensi ini dapat membuat pengendalian mobil menjadi lebih optimal dan stabil.
Lalu suspensi double wishbone ini mempunyai desain kerangka yang terlihat kokoh
membuat sudut geometri pada roda akan tetap konstan saat mobil berbelok. Suspensi
ini banyak digunakan oleh kendaraan-kendaraan bertipe MPV dan SUV atau
kendaraan besar yang menunggulkan kenyamanan. Namun, pemilik mobil pun harus
menyiapkan waktu yang cukup banyak ketika harus membongkar sistem suspensi ini
karena bentuk dan bagian bagian dari suspensi ini yang rumit. Termasuk saat ingin
mengganti shockbreaker. Begitu juga apabila ingin melakukan perawatan rutin,
misalnya spooring.
c) Suspensi multi-link. Tipe suspensi mobil yang satu ini merupakan pengembangan
dari sistem suspensi double wishbone. Pastinya, suspensi multi-link ini punya sistem
konstruksi yang lebih rumit daripada double wishbone karena terdapat tiga lengan
(arm) atau lebih. Oleh karena itu, suspensi multi-link memiliki sambungan konstruksi
dari beragam lokasi dan sudut. Fungsinya yaitu untuk memanipulasi arah gaya yang
akan diterima oleh roda, baik dari arah depan, samping, dan arah lainya. Walaupun
suspensi ini terbilang lebih rumit namun, suspensi multi-link ini diklaim memiliki
daya cengkram yang lebih baik daripada kedua suspensi di atas, bahkan saat melewati
jalan berlubang sekalipun. Selanjutnya pada pengendalian mobil pun juga akan lebih
sempurna. Kelemahanya tentu jelas adalah saat terjadi kerusakan dan harus
melakukan penggantian komponen. Membongkar suspensi ini akan lebih rumit
daripada wishbone, membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak, dan dari segi
harganya tergolong mahal.
d) Air suspension. Air suspension (suspensi udara), adalah suspensi yang sekarang
sedang ramai diaplikasikan oleh para modifikator mobil. Suspensi ini terdiri dari
kompoen kompresor, tabung udara, berbagai macam selang, dan suspensinya itu
sendiri yang saling berkaitan satu sama lain menjadi sebuah konstruksi suspensi. Air
suspension ini sendiri sangat praktis untuk mengatur ground clearance pada mobil
karena pengendara tidak perlu repot membongkar kaki-kaki. Bahkan, sudah ada air
suspension yang terintegrasi dengan aplikasi di iOS dan Android. Jadi, proses
pengaturan ketinggian pada mobil bisa dilakukan lewat smartphone kalian.
e) Suspensi independent
Yang terakhir adalah suspensi independent , didesain secara khusus dengan sistem
antara roda kiri, kanan, dan belakang mobil tidak dihubungkan secara langsung
melainkan di hubungkan dengan sebuah arm axle sehingga misal roda belakang kiri
menginjak lubang maka mobil tidak akan goyang berlebihan karena hanya suspensi
kiri saya yang bergerak dan yang lainnya tidak. suspensi ini biasa di temui dan
diaplikasikan ke dalam jenis mobil mewah.

Anda mungkin juga menyukai