Anda di halaman 1dari 27

otomotif

Senin, 10 Mei 2010

SISTEM REM
Sistem rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan
kendaraan serta memberikan kemungkinan
dapat memparkir kendaraan di tempat yang menurun.

sistcm rem hidrolik,

dasar kerja pengereman


Rem bekerja dengan dasar
pemanfaatan gaya gesek

Tanaga gerak putaran


roda diubah oleh proses gesekan menjadi tenaga panas dan tenaga panas itu segera dibuang ke
udara luar.

Pengereman pada roda dilakukan dengan cara menekan


sepatu rem yang tidak berputar
terhadap tromol (brake drum)
yang berputar bersama roda sehingga menghasilkan gesekan

Tenaga gerak kendaraan akan dilawan oleh tenaga


gesek ini sehingga kendaraan dapat berhenti.

Macam-macam rem
Menurut penggunaannya rem mobil dapat dikelompokkan segai berikut :
a)Rem kaki, digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan. Menurut
mekanismenya rem kaki dibedakan lagi menjadi :
Rem hidrolik
Rem pneumatik
b) Rem parkir digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
c) Rem pembantu, digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang
digunakan pada truk dan kendaraan berat.

Rem hidrolik
Rem hidrolik paling banyak digunakan pada mobil-mobil penumpang dan truk ringan.
Mekanisme kerja dan bagian-bagian dari rem ini
ditunjukkan pada

Ini merupakan penggambaran secara


sederhana dari yang ditunjukkan pada gambar 3.33 di muka.

Master silinder
Master silinder berfungsi meneruskan tekanan dari pedal menjadi tekanan hidrolik minyak rem
untuk menggerakkan sepatu rem (pada model rem tromol) atau menekan pada rem (pada model
rem piringan).

Cara kerja master silinder


Bila pedal rem ditekan, batang piston akan mengatasi tekanan
pegas pembalik (return piston) dan piston digerakkan ke depan. Pada
waktu piston cup berada di ujung torak, compresating port akan
tertutup. Bila piston maju lebih jauh lagi, tekanan minyak rem di dalam silinder akan bertambah
dan mengatasi tegangan pegas outlet
untuk membuka katup

Bila pedal rem dibebaskan, maka piston akan mundur ke


belakang pada posisinya semula (sedikit di dekat inlet port) karena
adanya desakan pegas pembalik. Dalam waktu yang bersamaan katup
outlet tertutup. Ketika piston kembali, piston cup mengerut dan
mungkinkan minyak rem yang ada "di sekeliling piston cup dapat
mengalir dengan cepat di sekeliling bagian luar cup masuk ke sillnder,
hingga silinder selalu terisi penuh oleh minyak rem. Sementara itu
tegangan pegas-pegas sepatu rem atau pad rem pada roda bekerja
membalikan tekanan pada minyak rem yang berada pada pipa-pipa
untuk masuk kembali ke master silinder
Boster rem
Boster rem termasuk alat tambahan pada sistem rem yang berfungsi melipatgandakan tenaga
penekanan pedal. Rem yang dilengkapi dengan boster rem disebut rem servo (servo brake).

Boster rem
ada yang dipasang menjadi satu dengan master silinder, tetapi ada
juga yang dipasang terpisah.

memperlihatkan salah satu model boster rem yang menggunakan kevacuman mesin untuk
menambah tekanan hidrolik.

Cara kerja boster rem

Bila pedal rem ditekan maka tekanan silinder hidrolik membuka


sebuah katup, sehingga bagian belakang piston mengarah ke luar
Adanya perbedaan tekan antara bagian depan dan belakang piston
mengaklbatkan torak terdorong ke dapan
(lihat

Bagian depan piston yang menghasilkan tekanan yang tinggi ini dihubungkan
dengan torak pada master silinder.
Bila pedal dibebaskan, katup udara akan menutup dan ber
hubungan lagi dengan intake manifold. Dengan terjadinya kevacum
yang sama pada kedua sisi piston, tegangan pegas pembalik mendesak
piston ke posisi semula.

Katup pengimbang
Bila mobil mendadak direm maka sebagian besar kendaraan bertumpu pada roda depan. Oleh
karena itu, pengereman roda depan harus Iebih besar karena beban di depan lebih besar daripada
di belakang
Dengan alasan tersebut diperlukan alat pembagi tenaga pengereman yang disebut katup
pengimbang (katup proporsional). Alat ini
bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidrolik pada silinder
roda belakang, dengan demikian daya pengereman roda belakang lebih
kecil daripada daya pengereman roda depan.
model katup pengimbang
penempatan alat ini dalam sistem rem pada gambar 3.33 di atas).

Rem model tromol


Pada rem model tromol, kekuatan tenaga pengereman diperlukan
dari sepatu rem yang diam menekan permukaan tromol bagian dalam
yang berputar bersama-sama roda. Bagian bagian utama dari rem tromol
ini ditunjukkan

yaitu backing plate, silinder roda, sepatu


rem dan kanvas, tromol, dan mekanisme penyetelan sepatu rem.

1) Backing plate
Backing plate

dibaut pada rumah poros (axel housing) bagian belakang. Karena sepatu rem terkait pada
backing plate maka aksi daya pemgereman bertumpu pada backing plate:.

Silinder roda
Silinder roda yang terdiri atas bodi dan piston, berfungsi untuk
dorong sepatu rem ke tromol dengan adanya tekanan hidrolik dari master silindcr. Satu atau dua
silinder roda digunakan pada tiap unit rem
(tergantung dari modelnya). Ada dua macam silinder roda, yaitu:
a) Model double piston, yang bekerja pada sepatu rem dari kedua
arah

b) Model single piston, yang bekerja pada sepatu rem hanya satu
arah

Sepatu rem dan kanvas


Kanvas terpasang pada sepatu rem dengan rem dikeling (untuk
kendaraan besar) atau dilem (untuk kandaraan kecil). Lihat
4) Tromol rem.
Tromol rem yang berputar bersama roda Ietaknya sangat dekat
dengan kanvas. Tetapi saat pedal rem tidak diinjak, keduanya tidak saling bersentuhan.

memperlihatkan salah satu tipe tromol


rem yang disebut tipe leading-trailling shoe. Pada tromol rem tipe ini
bagian ujung bawah sepatu rem diikat oleh pin-pin dan bagian atas sepatu berhubungan dengan
silinder roda. Silinder roda bertugas mendorong sepatu-sepatu ke arah luar seperti ditunjukkan
tanda panah.

Bila tromol rem berputar ke arah depan dan pedal rem diinjak,
sepatu rem akan mengembang keluar dan bersentuhan (bergesekan)
dengan tromol rem. Sepatu rem sebelah kiri (primary shoe) terseret
searah dengan arah putaran tromol, sepatu bagian kiri ini disebut
leading shoe.

Sebaliknya sepatu rem sebelah kanan (secondari shoe) bekerja mengurangi gaya dorong pada
sepatu rem, disebut sebagai
trailling shoe. Bila tromol berputar ke arah belakang (kendaraan
mundur), leading shoe berubah menjadi trailling shoe dan trailling
shoe menjadi leading shoe. Tetapi pada saat maju maupun mundur
keduanya tetap menekan dengan gaya pengereman sama. .
e. Rem model cakram
Rem cakram (disk brake) pada dasarnya terdiri atas cakram yang
dapat berputar bersama-sama roda dan pada (bahan gesek) yang dapat menjepit cakram.
Pengereman terjadi karena adanya gaya gesek dari pad-pad pada kedua sisi dari cakram dengan
adanya tekanan dari piston-piston hidrolik. Prinsip kerja rem model cakram ini ditujukkan secara
skema pada

dan contoh konstruksinya diperlihakan pada

Sistem suspensi terletak di antara bodi atau rangka dan roda-roda


dan berfungsi menyerap kejutan-kejutan yang ditimbulkan oleh keadaan jalan, sehingga
memberikan kenyamanan pengendara.

sistem suspensi
1. Komponen suspensi

Pegas
Pegas berfungsi menyerap kejutan dari jalan dan getaran roda-roda
agar tidak diteruskan ke bodi secara langsung, juga untuk mencegah daya cengkeram ban
terhadap permukaan jalan.
beberapa tipe pegas

s/d

b. Shock Absorber
Dalam menyerap kejutan-kejutan, pegas harus bekerja sama
dengan Shock absorber . Tanpa shock absorber pegas
akan bergetar naik turun lébih lama. Shock absorber mampu meredam
getaran pegas Seketika dan membuangnya menjadi energi panas.

c. Ball joint
Ball joint selain berfungsi sebagai sumbu putaran roda juga menerima beban vertikal maupun
lateral. di dalam ball joint
terdapat gemuk untuk melumasi bagian yang bergesekan. Pada setiap
periode tertentu gemuk harus diganti.

Stabilizer bar
Stabilizer bar (batang penyetabil) berfungsi mengurangi kemiringan mobil akibat gaya
sentrifugal pada saat mobil membelok. Disamping itu, untuk menambah daya jejak ban. Pada
suspensi depan,
stabllizer bar biasanya dipasang pada kedua lower arm melalui bantalan
karet dan linkage, Pada bagian tengah diikat ke rangka atau bodi
pada dua tempat melalui bushing.

Strut bar
Strut bar berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak bergerak
mundur pada saat menerima kejutan dari permukaan jalan yang tidak
rata atau dorongan akibat terjadi pengereman.
lateral control rod
komponen ini dipasang di antara poros penyangga (axel) dan bodi mobil. Fungsinya untuk
menahan axel selalu pada posisinya bila menerima beban samping.

Model-model suspensi
Menurut konstruksinya ada dua modal utama suspensi, yaitu
suspensi poros kaku dan suspensi bebas.

Suspensi poros kuku (suspensi rigid)


Semula semua suspensi mobil menggunakan model ini, bahkan
sekarang pun masih banyak digunakan pada kendaraan berat. Poros kaku
(yang tunggal) dihubungkan ke rangka atau bodi dengan pegas (pagas
daun atau pegas koil) dan shock absorber Jadi, tidak ada lengan-lengan
suspensi seperti pada suspensi independen.

b. Suspensi bebas (suspensi independen)


Biasanya suspensi independen ini digunakan pada roda
mobil penumpang atau truk kecil. Tetapi sekarang suspensi bebas
banyak digunakan juga pada roda belakang mobil penumpang.
Pada suspensi independen roda-roda kiri dan kanan tidak dihubungkan secara langsung pada
poros tunggal. Kedua roda bergerak secara bebas tanpa saling mempengaruhi.
Dengan demikian, gangguan terhadap sebuah roda ditanggulangi hanya roda itu saja. Salah satu
model suspensi independen ditunjukkan pada

SISTEM BAHAN BAKAR


Sebelum dilakukan pembakaran, udara dan bensin harus dicmpur lebih dahulu sehingga menjadi
berbentuk kabut (gas).
Untuk mendapatkan campuran tersebut dibutuhkan suatu sistem, yaitu sistem bahan bakar.
Komponen-komponen dari sistem bahan bakar sebagai berikut :

tangki bensin
Tangki bensin berfungsi untuk menyimpan persediaan bensin sebelum disalurkan ke dalam
sistem bahan bakar.

saringan bensin
saringan bensin berfungsi menyaring bensin sebelum diisap oleh pompa dan disalurkannya ke
karburator

pompa bensin
pompa bensin berfungsi menghisap bensin dari tangki dan menyalurkannya ke karburator.

Pompa bensin yang digunakan pada mobil ada dua macam, yakni pompa bensin

bensin elektrik

Pada pompa bensin mekanik, membran berfungsi menghisap dan menekan bensin. Mémbran
digerakkan oleh tuas penggerak,
sedangkan tuas penggerak sendiri digerakkan oleh bubungan (nok) pada poros nok (camshaft).

Sedangkan gas sisa pembakaran dikeluarkan ke pipa pembuangan


melalui manifold keluar (exhaust manyfold).

Pipa gas buang berfungsi menyalurkan gas bekas pembakaran dari manifold keluar, sedangkan
knalpot berfungsi meredam suara agar pipa gas buang tidak mengeluarkan suara yang kasar.

Karburator
Dalam karburator udara dan bensin dicampur, sehingga menghasilkan campuran yang sesuai
dengan kondisi kerja mesin. konstruksi dasar sebuah karburator model arus turun. Karburator
model arus turun ini paling banyak dipakai pada kendaraan mobil.
Bentuk dasar karburator terdiri atas ruang pencampur dan ruang pelampung. Pada ruang
pencampur terdapat venturi, nosel, dan katup, sedangkan pada ruang pelampung terdapat katup,
jarum dan pelampung. Prinsip kerja dari karburator ini adalah sebagai berikut :

Ketika piston sedang langkah isap dan katup gas dibuka, udara masuk dari saluran atas ke dalam
silinder melalui venturi. Di daerah venturi, udara rnenjadi bertekanan Iebih rendah dibanding di
ruang pelampung akibat perbedaan tekanan ini maka bensin dari ruang
pelampung akan mangalir ke venturi melalui nosel kemudian bensin dan udara bercampur hingga
berbentuk kabut. Di dalam karburator, terdapat beberapa sistem, yaitu sistem
pelampung sislem stasioner dan kecepahm rendah, sistem kecepatan tinggi primer; sistem
kecepatan tinggi sekunder; sistem daya besar, sistem percepatan, sistem cuk, katup termostat,
dan katup solenoid

sistem pelampung berfungsi menampung bensin yang akan disalurkan ke sistem pengisian bahan
bakar.

a) Saringan, untuk menyaring bensin yang akan ke ruang pelampung.


b) Katup jarum dan (3) pelampung untuk mengatur tinggi rendahnya bensin di ruang pelampung.
c) Pipa ventilasi, untuk menghubungkan ruang pelampung dengan
saluran atas (udara luar) agar tekanannya sama,

Sistem stasioner dan putaran rendah


Sistem ini berfungsi untuk memberikan campuran udara dan
bensin pada seat mesin berputar lambat atau katup gas masih tertutup.

Sistem kecepatan tinggi primer


Sistem ini disebut juga sistem utama yang berfungsi memberikan
campuran bénsin dan udara pada saat putaran mesin sedang dan
tinggi.

.
Sistem kecepatan tinggi sekunder
Sistem ini berfungsi memberikan campuran bensin dan udara
pada saat mesin berputar dengan kecepatan tinggi.

sistem daya besar


Sistem ini berfungsi memberikan campuran bensin dan udara
saat mesin membutuhkan output daya yang besar.

Sistem percepatan
Sistem percepatan berfungsi menambah campuran bensin dan
udara pada saat kendaraan dipercepat atau pedal gas diinjak secara
tiba-tiba.

Sistem cuk
Sistem cuk digunakan pada saat star awal mesin, ketika suhu di ,
sekeliling mesin masih dingin.

Dalam sistem cuk ini terdapat mekanik fast idle yang berfungsi untuk membuka sedikit katup
cuk agar tidak terjadi campuran yang terlalu gemuk.

katup thermostat
katup termostat berfungsi menambah udara ke dalam karburator pada saat di sekeliling mesin
panas, misalnya saat kendaraan berjalan
cuaca panas atau jalanan macet.

Katup solenoid
Katup solenoid berfungsi membuka dan menutup saluran campuran bensin dan udara pada jet
ekonomiser agar tidak terjadi dieiseling pada waktu kunci kontak dimatikan.
5 Komponen mesin yang paling sering
menjadi masalah dan Indikasinya

Bila mesin anda terasa bergetar secara tidak normal ada kemungkinan itu disebabkan karena satu
atau lebih komponen mesin yang bermasalah. Walaupun anda tidak akan membenahinya sendiri
tetapi anda wajib tahu beberapa komponen mesin yang paling sering bermasalah sehingga tidak
mudah dibodohi oleh "bengkel nakal" dan membuat biaya perbaikan membengkak.

Berikut adalah beberapa komponen mesin yang kerap menjadi penyebab mesin mobil bergetar
tidak normal: distributor, koil, busi, sistem injeksi atau karburator (salah satu), dan setelan idle
katup karburator.

Pendeteksian komponen rusak harus diawali dengan pengetahuan akan fungsi komponen
tersebut. Berikut fungsi masing-masing komponen dan indikasi kerusakannya:

1. Distributor
Komponen ini berfungsi menyuplai tenaga hasil pengapian ke semua komponen
penggerak di rangkaian mesin. Bila pendisribusian tenaga terganggu otomatis mesin
bekerja dengan tidak baik.

2. Koil
Koil berfungsi untuk membangkitkan energi listrik. Sehingga bila rusak, maka proses
pengapian juga tidak akan terjadi. Hal serupa juga terjadi pada busi, yang berfungsi untuk
memantik proses pengapian.

3. Busi
Busi yang aus akan terlihat dari bentuk kepalanya yang sudah rusak atau bisa juga
renggang. Bila anda menemukan salah satu busi bermasalah anda wajib mengganti satu
set (seluruh busi mesin anda) karena biasanya kondisi busi lainnya tidak jauh berbeda.
4. Sistem injeksi (Khusus mobil bersistem injeksi, bukan karburator)
Sistem injeksi ini adalah sistem distribusi bahan bakar yang mengalirkan bahan bakar
kedalam silinder mesin.

Sebenarnya komponen ini jarang rusak namun sering kali menimbulkan gejala bila
kotor/tersumbat. Indikasi injector (sistem injeksi) tersumbat yaitu mesin akan bergetar
kasar yang tiba-tiba muncul dan segera hilang kala gas diinjak dalam-dalam dan putaran
mesin tinggi.

Coba lakukan langkah berikut:


- Nyalakan mesin dan masukan gigi pada posisi netral
- Injak pedal gas dalam-dalam secara tiba-tiba (seperti mau ngebut)- Bila mesin terasa
terbatuk; bahasa sehari-harinya "nge-brebet" kemungkinan besar injector anda kotor.

Solusinya adalah dengan melakukan Injector Cleaning. Ada beberapa metode diantaranya
Ulrasonic dan Interject Service. Injector Cleaning sebaiknya dilakukan setiap 40.000 km
untuk menjaga sistem ini selalu prima.

Sebagai catatan, bensin Premium lebih kotor dibandingkan Pertamax dan Pertamax+
sehingga otomatis mobil yang menggunakan bensin Premium Injectornya cenderung
lebih cepat kotor.
5. Karburator
Secara fungsi sama dengan injektor yaitu memasok bensin ke silinder namun karburator
bekerja secara mekanis manual sedangkan injektor yang sudah elektronik.

Setelan katup Karburator


Ini bukan komponen, hanya settingan saja. Bila setelan idle katup terlalu tinggi katup
karburator tak menutup sempurna, dan menyebabkan supply bahan bakar ke silinder
terlalu banyak (membanjir).

Semoga pengetahuan dasar ini membuat anda lebih percaya diri dan tidak panik saat mesin mobil
anda mulai menunjukan gejala bergetar tidak norma

Komponen kelistrikan mesin

tabel

Sebelum memeriksa koil, panaskan dahulu sampai suhu kerjanya

a. Ukur hambatan pada gulungan primer dengan ohm meter


(skala X 1). Hambatan gulungan primer 3.1 ohm

b.Ukur hambatan pada gulungan sekunder dengan ohm meter (skala 1.000). Hambatan gulungan
sekunder 7,2 — 10,8 kilo ohm

c. Ukuran hambatan isolasi (sekat) antara terminal utama dan rumahnya. Gunakan tegangan 500
V untuk mengukur jangkauan
(range) hambatan. Hambatan normal I0 M ohm

d. Ukuran hambaaqn resistor luar dengan menggunakan ohm meter


(skala X 1), Hambatan resistornya 1,6 ohm.

penyetruman ulang aki


a. Keluarkan aki dari kendaraan. '
b. Lepaskan semua penutup aki,
c. Lakukan penyetruman/pengisian.
Penyetruman cepat : 6A atau lebih, max. 20A
Penyetruman lambat : 5A atau kurang
d. Tambah air aki bila perlu di saat pengisian.
e. Saat pengisian, dinginkan aki hingga airnya tidak melebihi 55 C.
F. Pengisian dilakukan sekali lagi jika berat jenis masih di bawah
berat jenis isi penuh.

distributor
Memeriksa kerja distributor
a. Tarik rem tangam dan ganjal.
b. Periksa ketinggian pelampung pada karburator.
c. Pasang tachometer kc mesin.
d. Panaskan mesin sampai suhu kerja normal.
e. Pnaskan lampu timing pada kabel busi no. 1.
f. Hidupkan mesin. Set putaran idel (stasioner) 800 rpm, atau lihat
spesifikasi.
g. Dengan lampu timing lihat posisi tanda waktu pengapian 5
BTDC (stasioner), atau lihat spesifikasi.
h. Kendorkan baut pengikat distributor dan putar distributor sampai
tanda timing pada puli kruk as bertemu dengan tanda pada tutup
rantai timing.
i. Kencangkan baut pengikat distributor dan periksa kembali timingnya

3. Menyetel celah platina


a. Periksa celah platina. Jika perlu bengkokkan braket yang tidak
bergerak dan mémastikan platina membuat hubungan di tengah
kontaknya.
b. Putar mesin dam hentikan pada celah platina terbesar,
c. Masukkan feeler di antara platina. Kendorkan kadua sekrupnya,
dan stel sampai diperoleh celah yang benar. Celah 0,5 krang lebih 0,05 mm,
atau lihat spesifikasi.
d. Kencangkan sekrup dan periksa kembali celahnya.

4._ Mengukur sudul dwell (dwellangle)


a. Pasangkan dwellmeter pada mesin.
b. Hidupkan mesin pada putaran idle (stasioncr).
c. Ukur dwellengle. Dwell angle 49°- 55°C, atau lihat spesifikasi
d. Jika tidak sesuai dengan speifisikasi, stel celahnya. ·
c. Jika dwellengle tidak dapat distel, periksa, dan pérbaiki atau ganti bagian-bagian berikut:
1) Cam (nok platina pada rotor)
2) Platina
5. Memeriksa pemaju sentrifugal (senlrifugal advance)
a. Panaskam mesin sampai suhu kerja.
b. Matikan semua perlengkapan asesori.
c. Periksa putaran idle dan waktu pengapian, harus tepat.
d. Copot selang vakum dari kontrol vakum dan tutup ujung selangnya.
e. Saat putaran mesin naik secara berangsur-angsur, periksa sudut maju pola jadi dengan lampu
timing.
terlalu banyak maju .......... per alat pcngatur lemah (jika peralat pengatur patah, majunya besar
skali).
Mundur ............................... pemberat alat pengatur atau cam(nok) tidak bekerja.

6. Pemaju vakum (vacuum advance)


a. Panaskan mesin sampai suhu kerja.
b. Matikan semua perlengkapan.
c. Periksa putaran idle dan waktu pengapian, harus tepat.
g. Lepaskan selang vakum dari kontrol vakum dan tutup ujung
selang.
e. Hidupkan mesin pada putaran idle.
f. Ikatkan pompa vakum pada kontrol vakum dan periksa gerakan
timing saat diberi vakum.

7. Melepaskan distributor dari mesin


Lepaskan bagian-bagian distributor menurut urutan berikut:
I. Kabel busi dan tutup disnibutor.
2. Selang vakum.
3. Baut.
4. Distributor.

8. Membongkar distributor
a. Buka klep penahan tutup distributor dan angkat tutupnya.
b. Lepaskan rotor.
c. Kendorkan sekrup terminal utama dan lepaskan kabel kondensor serta kabel utama. .
d. Lepaskan kondensor
e. Lepaskan sekrup serta kasa pelumas kam dan platina.
f . Lepaskan sekrup dan klip dan kontrol vakum.
g. Lepaskan sekrup, kabel, dan dudukan platina.
h. Lepaskan sekrup dan kam.
i. Keluarkan pin pengilat gigi dengan menggunakan drip yang sesuai dan lepaskan gigi dan ring.
j. Lepaskan batang (shaft) dari rumah distributor.
k. Lepaskan per klip, dan pemberat alat pengukur.

9, Memerikse kondisi distributor


a. Periksa tutup dari keretakan, penumpukan karbon, dan adanya percikan api. Jika terdapat
kondisi seperti itu ganti tutup
b. Bersihkan karat yang ada terminal kabel busi.
c. periksa rotor dari keretakan atau tanda-tanda terbakar pada ujung logam. Kalau ada, tanda-
tanda tersebut ganti rotor.
d. periksa titik kontaknya dari keausan, terbakar, penipisan, dan lubang. Kalau ada sedikit,
bersihkan platina dengan amplas. Tapi kaIau banyak ganti platina.
e. periksa tegangan per pada lengan yang bergerak (platina) dengan cara sebagai berikut:

1) Kaitkan skala per pada lengan yang bergerak dengan sudut 90"C.
2) Catat skala penunjukan pada saat platina mulai bergerak.
3) Jika tidak sesuai spesifikasi. Ganti platina. Tegangan maks:' 4,9 N (0,5 kg, 1,1 lb), atau lihat
spesifikasi.

Periksa kapasitas kondensor dengan cara sebagai berikut:


1) Ukur kapasitas kondcnsor dengan menggunakan tester.
2) jika tidak ada, periksa dengan mengganti kondensor baru
Setelah itu periksa apakah mesin hidup dengan lancar.
Kapasitas: 0,20 - 0,24 F.

Memasang kembali distributor


Pemasangan kebalikan dari membukanya. Perhatikan hal-hal berikut:
a. Bubuhi O-ring dengan 0li mesin.
b. Pastikan piston N0.1 pada posisi titik mati atas (TMA).
c. Pasang setelah tanda kesejajaran pada distributor pas.
d. Stel waktu pengapian setelah dipasang.

2. Parsiapan servis
a. Pastikan pemasangan sambungan aki tidak terbalik. Karena dapat merusak rectifier (kiprok).
b. jangan menggunakan tester tegangan tinggi, karena menyebabkan rectifier rusak.
c. Ingat tegangan aki ke terminal B pasia alternator,
d. jangan hidupkan mesin saat terminal L dan R dilepas.

Gambar I0. 16. TerminaI·terminal pada alternator


3. Pemeriksaan kerja sistem pengisian
a. Berikan arus dan tegangan seperti pada gambar.
b. Kunci kontak OFF
c. Ukur tegangan antara terminal L dan masa. Bila pengukuran tidak O V berarti altenator rusak.
d. Kunci kontak ON baca voltmetcr. Kalau hasilnya 0 V ada kerusakan pada alternator atau
kabel-kabelnya. Jika tegangan yang mendekati tegangan aki ada hubungan pendek
pada terminal F dan braket belakang alternator. Kalau tegangan lebih
rendah dari aki kerusakan ada pada regulator I C. Posisi terminal F,
lihat

Memeriksa tegangan Iampu beban


a. Periksa dan pastikan aki berisi.
b. Pasang pengukur ampere dan pengukur tegangan seperti pada gambar. Pastikan penunjukan
tegangan, 0 V ·
c. Kunci kontak ON, periksa dan pastikan hasil pengukur tegangan di bawah tegangan aki (1- 3
V). Jika hasilnya sama dengan tegangan aki kerusakan pada alternator.
d. Buat hubungan singkat ke terminal pada pengukur ampere.
Hidupkan mesin, setelah itu lanjutkan pemeriksaan hubungan
singkatnya.

Catatan:
Hati-hari saat menghidupkan mesin, arus yang ke starter jangan mengalir ke pengukur ampere.
f. pada kondisi tanpa beban, naikkan putar sampai 5.000 rpm(putaran mesin 2.000~ 2.500 rpm).
atau sesuai spesifikasi.
g. Baca Penunjuk pada pengukur tegangan dan pengukur ampere.
Ampere 5A atau kurang, Tegangan (penyetelan tegangan)
14,7 + 0,3 V (pada 20°C), atau sesuai spesifikasi.

5. Memeriksal alternator dengan pemberian beban


a. Lepaskan kabel negatif aki.
b. Pasangkan pengukur ampere dan pengukur tegangan seperti pada
gambar.

c. Pasangkan kabel negatif aki.


d. Hidupkan mesin.
e. Beri beban dengan menyalakan lampu besar.
f. Secara bertahap naikkan putaran mesin. Jika tegangan dari aki lebih besar berarti ada arus yang
dihasilkan, tak ada gangguan

Memcriksa alternator dengun pemberian »»~»


6. melepas alternator dari mesln
a. Lepaskan kabel negatif aki.
b. Lepaskan sabuk pemutar altenator.
c. Lepaskan dari terminal B alternator, sambungan termlna L dan R, serta lepaskan kabel dari
klip,
d. Lepaskan baut, mur, dan alternator.

F. Membongkar alternator
a. Lepaskan sekrup dan peredam bunyi.
b. Lepaskan mur, puli, kipas, dan spacer (pengatur jarak).
c. Lepaskan baut panjang.
d. Pisahkan rumah bagian depan. Bukan dengan obeng melalui lubang pada rumah depan.
e. Lepaskan rotor dari rumah depan.
f. Lepaskan sekrup serta lager penahan (bearing retainer). Tahan bos lager rumah depan dan
tekan lager pada rumahnya. (IniI dilakukan bila lagemya rusak).
g. Lepaskan solder pada dioda dan kabel kumparan stator.
h. Lepaskan stator dari rumah belakang.
i. Lepaskan sekrup serta rumah kol insulator dan terminal.
j. Lepaskan sekrup, dioda, dan pendingin dari rumah belakang,

pemeriksaan gulungan stator


a. Periksa kumparan stator dari kemungkinan putus/hubungan pendek dengan ohmmeter.
b. Untuk memeriksa sirkit yang terputus, sambung kabel pengukur seperti pada
gambar 10.19a
c.Jika tidak ada hubungan, ganti kumparan stator.
d, Untuk memeriksa hubungan singkat, sambungkan kabel pengukur yang satu ke inti yang
lainnya ke kabel kumparan. Periksa hubungannya.

e. Jika ada hubungan, ganti stator.

{ 9. Memerikso rotor
a. Periksa sirkit yang terputus. Ukur hambatan antara slip ring seperti
pada gambar 10.20a. Spesifikasi 5 - 6 ohm, atau lihat spesifikasi lain.
b. Jika tidak sesuai spesifikasi, ganti rotor.
c. Periksa hubungan pendek dan hubungan antara. masing-masing slip ring dengan inti, seperti
pada

d. Jika ada hubungan, ganti stator.

10. Memeriksa dioda


Dioda. alternator ada dua jenis, positif dilalui arus dari kabel timah hitam ke kotak. Tidak ada
arus dari kotak ke kabel, untuk dioda negatif kebaliknnya.
a, Periksa hubungan antara kabel positif dau kotak dengan ohmmeter
b, Balikkan kabel tester dan lihat hubungannya.
c. Jika arus mengalir pada kedua arah atau tidak ada sama sekali,ganti dioda dan pendingin.

11 Mameriksa borstel
a. Ganti borstel bila panjangnya tinggi dua per tiga. Tegangan per
borstel = 360 gr (0,8 lb), atau lihat spesifikasi.
b. Ukur tegangan per.
c. Jika Iemah ganti per.

Memeriksa barstel

12.Memeriksa bearing rotor


Periksa kelancaran putaran, bunyi tidak normal lager depan dan
belakang. Ganti, jika tidak normal ditemukan.

13. Merakit dan memasang kembali alternator


a. Pemasangan adalah kebalikan membongkarnya. Perhtikan hal berikut:
l) Waktu memasang rotor ke sarang belakang dan stator borstel dengan menyelipkan kawat lurus
yang kuat ini dimasukkan melalui sarang depan dan belakang; seperti
yang diperlihatkan gambar.
2) Waktu menyolder kawat dioda tidak boleh dari 20 detik, Panas mengakibatkan dioda rusak.
b. Pemasangan kebalikan dari melepaskannya. Perhatikan hal-hal
berikut :
1) Pemasangan tali pemutar berbentuk V harus masuk ke dalam alur puli.
2) Stel tegangan sabuk pemutar.

motor starter

2. Memeriksa kerja motor starter


a. Hubungkan secara langsung terminal B dan M pada starter dengan menggunakan kabél.
b. Starter harus berputar dengan lancar tanpa bunyi abnormal
c, Jika putaran terlalu pelan, tidak berputar atau ada bunyi; abnormal, lepaskan starter dan
periksa. Pastikan hal-hal berikut sebelum melepaskannya
1) Kondisi ampere aki.
2) Terminal aki tidak kendor atau berkarat.
3) Kondisi kabel.
4) Kondisi pada kunci kontak.
5) Mosin macet.
Perhatikan : Hati-hati saat starter bekerja. Mesin bisa saja hidup
3. Pembongkaran dan pemasangan motor starter
a. Urutan pembongkaran seperti berikut:
1) Lepaskan kabel negatif aki.
2) Dongkrak kendaraan dan topang dengan stan pengaman
3) Lepaskan kabel dari starter.
4) Lepaskan starter

b. Pemasangan, kebalikan dari membongkarnya.

Pemeriksaan fungsi bagian-bagian


tes (pull-in)
1) Sambungkan kabel pada aki seperti pada

2) Jika pinion bergera ke arah luar, berarti saklar bekerja


normal.

Catatan: Hati-hati jangan memberikan arus terus mengalir lebih dari 10 detik.

Tes tahan (hold·in)


1) Setelah selesai melakukan tes pulI-in, lapaskan kabel terminal M (pinion).
2) Jika pinion tidak kembali, berarti kumparan penahan berfungsi dengan baik.

c. Tes baiik

I) Sambungkan aki antara terminal M pada saklar magnet bodi seperti pada gambar
2) Tarik pinion keluar sampai berhenti.
3) Pinion harus kembali secepatnya ke posisi semula saat hubungan aki dilepaskan.

5. Penyetelan celah pinion


a. Lepaskan sambungan pada terminal M.
b. Saat aki dihubungkan antara terminal S dan bodi starter, pinion bergerak keluar berhenti.
Kemudian ukur celah antara pinion dan stopper. Hat-hati, jangan memberikan arus terus-
menerus, lebih dari 20 detik. Celah pinion 0,5 — 2,0 mm.

Menyetel celah pinion I?

c. Jika celah pinion tidak sesuai standard, stel dengan menambah atau mengurangi washer (plat)
yang berasa antara saklar magnet dan braket depan. Celah menjadi kecil jika washer ditambah.
Pembongkaran dan pemasangan motor starter
a. Lepaskan field strap dari terminal pada saklar magnetik.
b. Lepaskan sekrup, saklar magnet, per, dan washer (ring) dari rumah putar.
c. Lepaskan plunyer dari tuas pemutar.
d. Lepaskan baut panjang dan sekrup. Setelah itu lepaskan (penutup) dan washer (ring).
e. Pisahkan mekanisme yoke dari rumah putar.
f. Lepaskan per dan dudukannya.
g. Lepaskan armatur dan kopling overruning dari rumah putar.
h. Lepaskan tuas pemutar.
i. Lepaskan ring penahan pinion dengan menyetelnya,
j. Tekan pinion dan kopling overruning
k. Pemasangan, kebalikan dari pembongkarannya.

7. Pemeriksaan armatur (angker)


a. Periksa hubungan armatur dengan masa dan kemungkinan adanya sentuhan hubungan pendek.
b. Periksa massa, salah satu pentolan tester ke masing-masing lapisan. Sedangkan pentolan satu
lagi ke inti atau poros. Jika terjadi
hubungan, ganti ermatur.
c. Untuk memeriksa hubungan pendek, gunakan tester.
1) Taruh armatur pada tester dan tahan steel strip pada armatur
2) Putar armatur pelan-pelan dengan tangan. Jika ada hubungan pendek, steel strip akan menarik
koil.
d. Ganti armatur kalau perlu.

8. Pemeriksaan komutator
a. Periksa komutator jika kotor, berubah warna, atau terbakar, bersihkan dengan amplas dan cuci
dengan larutan pembersih.
b. Setelah dibersihkan, potong celah mika antara lapisan dalamnya
Garnbar 10.33.

Memeriksa komutzztar

9. Pemeriksaan kumparan (field coil)


Untuk mancegah kumparan ke massa berhubungan dengan tester tempelkan satu pentolan tester
ke yoke atau inti kutub. Pentolan tester satu lagi ke terminal kumparan, Jika ada hubungan, ganti
kumparan

10. Pemeriksaan penahan borstel


a. Periksa hubungan penahan borstel ke masa.
b. Tempelkan salah satu pentolan tester ke penahan borstel yang satu lagi ke yoke seperti pada

c. Jika ada hubungan, ganti penahan borstel


1. Pemeriksaan borstel (brush) dun pernya
a. Periksa borstel. Ganti jika keausan lebih dari sepertiga panjang aslinya.
b. Ukur tekanan per. Tekaman per 14 - 18 N (1,4 1,8 kg, 3,1 - 4,0 lb), atau lihat spesifikasi.
c. Jika tidak sesuai spesifikasi, ganti borstel.
d. Periksa celah antara as armatur shaft dan as. Jika kendor, ganti as

SISTEM PENGAPIAN DENGAN BATERE

Sistem pengapian pada mesin bensin berfungsi mcmbakar campuran


udara dan bensin di ruang bakar pada akhir langkah kompresi,

sehingga dihasiikan daya mekanik akibat pembakaran tersebut

memperlihatkan konstruksi sistem pengapian yang menggunakan


batere sebagai sumber listriknya, disebut sebagai sistem pengapian batere

1. Komponen komponen sistem pengapian

a. Batere
Batere sebagai penyedia arus listrik tegangan rendah (l2 V)
untuk coil.

b. Kunci kontak
Pada sistem pengapian, kunci kontak berfungsi menghubungkan
memutuskan aliran listrik dari batere ke ignition coil.

c. Ignition coil
Ignition coil berfungsi menaikkan tegangan listrik yang diterima dari
batere menjadi tegamgan tinggi (10,000 — 20.000 volt) yang di-
perlukan untuk pengapian. Untuk mempertinggi tegangan listrik tersebut
pada ignition coil terdapat dua kumparan, yaitu:

1) Kumparan primer (primary coil)


Kumpamn primer berfungsi menimbulkan medan magnet pada
signition coil, sehingga menghasilkan induksi pada kumparan kumparannya. Ciri dari kumparan
primer ini adalah yang penampangnya besar tetapi gulungannya sedikit (150 - 300 lilitan) dan
berada di sebelah luar kumparan sekunder.
2) Kumparan sekunder (secondary coil)
Kumparan sekunder berfungsi menginduksi tegangan menjadi
lebih tinggi yang selanjumya dialirkan ke busi untuk menimbulkan
pecikan api. Ciri dari kumparan ini mempunyai penampang kecil
dengan lilitan yang sangat banyak (15.000 — 30.000 lilitan) dan berada
disebelah dalam lilitan primer.

Kedua kumparan tersebut melilit pada inti besi (core) yang terbuat dari baja silikon tipis yang
digulung ketat. Untuk mencegah terjadinya hubungan singkat (short circuit) antara lapisan
kumparan yang berdekatan disekat dengan kertas yang mempunyai tahanan sekat yang tinggi.
Salah satu ujung kumparan primer dihubungkan dengan termnal negatif primer, sedangkan ujung
yang lainnya dihubungkan dengan
terminal positif primer.

Kumparan sekunder dihubungkan dengan cara


serupa, di mana salah satunya dihubungkan dengan kumparan primer
lewat (pada) terminal positif primer, sedang ujung yang lain dihubungkan
dengan terminal tegangan tinggi melalui sebuah pegas.

d. Distributor
Secara umum distributor berfungsi membagi-bagikan arus yang
bertegangan tinggi dari ignition coil ke busi - busi yang terdapat pada
setiap silinder.

Secara khusus fungsi distributor dapat dibagi menjadi


4 bagian, yaitu bagian pemutus arus, bagian distributor, governot
advancer, dan vacum advancer

1) Bagian pemutus arus

Terdiri atas breaker point (contact point) nok (camlobe) dan kondensor.

- Breaker point, berfungsi memutuskan arus listrik dan menghubungkannya dari kumparan
primer coil ke massa agar terjadi induksi pada kumparan sekunder coil.

- Nok (comlobe), berfungsi mengungkit breaker point agar dapat


memutus dan menghubungkan arus listrik pada kumparan primer
coil. Konstruksi breaker poin dan nok (camlobe) ditunjukan
pada

- Kondensor
berfungsi menghilangkan atau mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada breaker point.

Terbakamya kondensor sering juga terjadi karcna kondensor yang


dipakai tidak sesuai dengan kapasitasnya atau kapasitasnya
normal.

Kapasitas kondensor diukur dalam mikro farad

2) Bagian distributor

Bagian distributor berfungsi membagi-bagikan tegangan tinggi yang dihasilkan oleh kumparan
sekunder pada ignition coil ke busi pada tiap-tiap silinder. Bagian ini terdiri atas
tutup distributor dan rotor.

3) Bagian governor advancer


Bagian ini berfungsi memajukan saat pengapian sesuai dengan
pertambahan putaran mesin.

mcmperlihatkan keadaan

(a) governor advancer sebelum bekerja dan (b) saat bekerja.

4) Bagian vacum advancer


Bagian ini berfungsi memundurkan atau memajukan saat pengapian ketika beban mesin
bertambah atau berkurang. Vacum advancer terdiri atas breaker plate dan vacum advancer, yang
bckerjaa tas dasar kevakuman yang terjadi dalam intake manifold. Perhatikan keadaan vacum
advancer sebelum bekerja dan saat bekerja pada

5) Busi (spark plug)


Busi berfungsi menghasilkan bunga api listrik antara kedua
elektrodanya untuk membakar campuran gas pada ruang bakar. Percikan bunga api ini diperoleh
dari tegangan tinggi yang dihasilkan igntion coil.

Antara elektroda tengah dan sisi diberi renggang (gap) sebesar

0,6 - 0,8 mm. Pada celah inilah terjadinya loncatan api listrik
busi. Bagian elektroda elektroda busi ini akan segera menjadi
kotor oleh gas-gas sisa pembakaran, oleh karena itu, bagian ini harus
dibersihkan pada selang waktu tertentu. Bagian bagian busi selengkapnya ditunjukkan pada
Sistem pelumasan mesin

seluruh peralatan yang bergerak didalam suatu motor bakar selalu mengadakan pergesekan, untuk mengatasinya
diperlukan minyak pelumas tidak diperhatikan

pada suatu motor bakar, maka akan mengakibatkan :


a) bagian peralatan yang bergesekan akan cepat aus

b) timbulnya panas yang berlebihan


c) tenaga mesin berkurang
d)dan timbul karat

pelumasan yang teratur dan selalu memperhatikan mutu minyak pelumas dapat memperpanjang usia motor terha
kerusakan karena terhindar dari :
a) keausan silinder
b) terbakarnya bantalan
c) pengotoran busi
d) kemacetan cincin torak
e) pelumpuran
f) deposit
g) pemborosan bahan bakar

karena itu fungsi pelumasan meliputi pekerjaan sebagai berikut:


a) melumas bagian-bagian yang bergerak untuk mengurangi keausan dan kerugian daya gesek.
b) meredam kejutan-kejutan antara bantalan dan bidang-bidang lumas lainnya sehingga mengurangi kebisingan
suara motor dan memperpanjang usia mesin
c) menyumbat baik rongga-rongga yang terdapat diantara cincin-cincin torak dan dinding silinder
d) membantu mendinginkan mesin dengan menghanyutkan panas yagn timbul akibat gesekan
e) membantu membersihkan bidang-bidang lumas dengan jalan menghanyutkan abu atau pasir-pasir akibat gesek

bagian-bagian yang penting dari motor yang memerlukan pelumasan ialah:


a) dinding silinder dan torak
b) bantalan poros engkol dan batang penggerak
c) bantalan poros kam
d) mekanisme katup
e) pena poros
f) kipas angin
g) pompa
h) mekanisme pengapian

dalam pasaran minyak pelumas kekentalan sering diukur dengan angka SAE(society automotif engineer), misal
SAE10 (ENCER SEKALI)
SAE20 (lebih kental).

makin besar angka SAEnya maka minyak pelumas makin kental. minyak pelumas makin encer bila dipanaskan d
makin kental
bila di dinginkan, karena tiu makin rendah temperatur motor makin sukar di start.

i dalam mesin terdapat bagian-bagian yang bergerak, Untuk mencegah keausan akibat gesekan pada bagian yang
bergerak maka disalurkanlah minyak pelumas (oli) melaluisistem pelumasan.

Minyak pelumas selain berfungsi mencegah keausan akibat gesekan, juga dapat membantu mendinginkan mesin,
memperbaiki kerapatan antara ring piston dengan dinding silinder, mencegah karat dan membersihkan bagianp-
bagian mesin.

Komponen-komponen sistem pelumasan


a) Pompa oli
Pompa oli berfungsi mengisap oli dan menyalurkannya ke
bagian-bagian mesin yang perlu dilumasi.

Saringan oli
Saringan oli berfungsi menyaring kotoran yang terdapat dalam oli. Saringan oIi dipasang di luar mesin, agar mud
melakukan pertiannya.

Katup pengatur tekanan oli

Katup pengatur tekanan oli (oil pressure relief valve), berfungsi mengatur tekanan oli yang disalurkan ke sistem
pelumasan. Pada tekanan minyak yang tinggi (rpm tinggi,
katup akan membuka dan kelebihan oli akan disalurkan ke bak oIi melalui lubang by pass.Sehingga tekanan oli y
masuk ke sistem pelumasan dapat dibatasi
besarnya.
Diposkan oleh otomotif di 03:35

0 komentar:

Poskan Komentar

Posting Lama Beranda


Langgan: Poskan Komentar (Atom)
Pengikut

Arsip Blog
 ▼  2010 (2)

o ▼  Mei (2)

 SISTEM REM Sistem rem berfungsi untuk mengurangi k...

 Bahan dan peralatan : 1. Kunci set nosel injeksi ...

Mengenai Saya
otomotif
Lihat profil lengkapku

Anda mungkin juga menyukai