Anda di halaman 1dari 15

SISTEM REM TOYOTA

1.

Landasan Teori
a. Pengertian rem
Mobil modern memiliki rem cakram di roda bagian depan, dan tipe tromol pada bagian
roda belakang, beberapa mobil saat ini bahkan sudah menganut system rem cakram pada seluruh
roda, yaitu memiliki rem cakram di keempat roda. Ini adalah bagian dari sistem rem yang
melakukan pekerjaan yang sebenarnya untuk menghentikan mobil, serta dapat memperlambat
laju kecepatan mobil saat pedal rem di injak, bahkan rem befungsi saat mobil berhenti di tempat
yang menurun atau menanjak.
System rem sangat berperan penting pada mobil, bahkan bisa disimpulkan bahwa rem
adalah bagian terpenting dalam mobil, karena kendaraan pada dasarnya diciptakan demi
kemudahan, kenyamanan dan paling penting adalah keamanan pengendara mobil tersebut.
karena tanpa adanya rem maka tidak ada pula kata keselamatan bagi pengendara, karena mobil
modern saat ini telah mempunyai spesifikasi volume kecepatan mesin yang tinggi, maka dari itu
rem sangat penting untuk mengimbangi kemajuan performa dari mobil itu sendiri. Rem
cakramadalah perangkat pengereman yang digunakan pada kendaraan modern. Rem ini bekerja
dengan menjepit cakram yang biasanya dipasangkan pada roda kendaraan, untuk menjepit
cakram digunakan caliper yang digerakkan oleh piston untuk mendorong sepaturem (brake
pads) ke cakram. Dan berikut adalah gambar desain dari cakram depan serta gambar tromol
bagian belakang pada mobil Toyota Avanza.

Gambar 1. Sketsa Rem mobil pada Toyota Avanza


Dasar kerja pengereman Rem bekerja dengan dasar pemanfaatan gaya gesek. Tanaga gerak
putaran roda diubah oleh proses gesekan menjadi tenaga panas dan tenaga panas itu segera
dibuang ke udara. Pengereman pada roda dilakukan dengan cara menekan kampas rem yang
tidak berputar terhadap piringan cakram yang berputar bersama roda sehingga menghasilkan
gesekan. Tenaga gerak kendaraan akan dilawan oleh tenaga gesek ini sehingga kendaraan dapat
berhenti. Komponen utama dari sebuah disc brake adalah:
i. The brake pads.
ii. The caliper, yang berisi sebuah piston.
iii. Rotor, yang di-mount ke hub.
Kelebihan dari rem cakram adalah dapat digunakan dari berbagai suhu, sehingga hampir
semua kendaraan menerapkan sistem rem cakram sebagai andalanya. selain itu rem cakram tahan
terhadap genangan air sehingga pada kendaraan yang telah menggunakan rem cakram dapat
menerjang banjir.
Kemudian rem cakram memiliki sistem rem yang berpendingin diluar (terbuka) sehingga
pendinginan dapat dilakukan pada saat mobil melaju, ada beberapa cakram yang juga dilengkapi
oleh ventilasi (ventilatin disk) atau cakram yang memiliki lubang sehingga pendinginan rem
lebih maksimal digunakan.
Kegunaan rem cakram banyak dipergunakan pada roda depan kendaraan karena gaya
dorong untuk berhenti pada bagian depan kendaraan lebih besar dibandingkan di belakang
sehingga membutuhkan pengereman yang lebih pada bagian depan. Namun, rem cakram masih
mempunyai sedikit kekurangan, yaitu Rem cakram yang sifatnya terbuka memudahkan debu dan
lumpur menempel, lama kelamaan lumpur (kotoran) tersebut dapat menghambat kinerja
pengeraman sampai merusak komponen pada bagian caliper, seperti piston bila dibiarkan lama.
2.

Macam-macam rem menurut penggunaannya :


Menurut penggunaannya rem mobil dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Rem kaki: Rem kaki digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan.
Menurut mekanismenya rem kaki dibedakan lagi menjadi dua, yaitu rem secara hidrolik dan rem
secara pneumatic.

b. Rem parkir: Rem parkir digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.


c. Rem pembantu: Rem pembantu digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan
pada truk dan kendaraan berat. Rem hidrolik paling banyak digunakan pada mobil-mobil
penumpang dan truk ringan.
d. Rem Darurat: Di dalam mobil dengan rem cakram di keempat roda, rem darurat harus
digerakkan oleh suatu mekanisme yang terpisah daripada rem utama dalam kasus dari total rem
utama kegagalan. Sebagian besar mobil menggunakan kabel untuk rem darurat actuate.
Beberapa mobil dengan roda empat rem cakram memiliki rem drum terpisah diintegrasikan ke
dalam pusat roda belakang. Rem drum ini hanya untuk sistem rem darurat, dan itu hanya
digerakkan oleh kabel, tetapi tidak memiliki hidrolika. Berikut adalah contoh gambarnya :
Gambar 2. Gambar Rem Darurat
3.

Nama-nama bagian rem cakram dan fungsinya :


a. Piringan rotor: sebagai wadah/tempat bergesekannya piringan, dengan kampas rem.

Gambar 3. Piringan Rotor


b. Selang rem: Sebagai jalannya aliran minyak rem.

Gambar 4. Selang Rem


c. Plat pad: Sebagai penahan rem plat momen.
d. Plat momen: Untuk menahan silinder agar tidak jatuh.
e. Pegas penahan pad: Untuk menahan pad rem agar tidak goyang dan tidak lepas.

Gambar 5. Gambar Keseluruhan


f.

Kampas

Rem:

Untuk

menghentikan

atau

memperlambat

piringan

menghentikan/memperlambat laju kendaraan saat piston rem menekan kampas rem.

Gambar 6. Kampas Rem


g. Pegas anti berisik: Pencegahan bunyi berisik saat pengereman.
h. Shim anti cicit: Untuk mengganjal pad rem agar tidak lepas.
i. Master Silinder Rem: Sebagai wadah/rumah pad rem.

Gambar 7. Master Silinder Rem


j. Piston: Alat pendorong pad rem.

rotor

dan

Gambar 8. Piston Rem


k. Ring set: Pencegahan kebocoran minyak rem saat piston bergerak pada rumah piston (caliper).
l. Karet pelindung (Boot): Melindungi bushing.
m. Caliper rem: sebagai rumah ring set, piston rem, dan juga kampas rem.

Gambar 9. Kaliper Rem


4.

Mekanisme Kerja

a. Master Silinder
Master silinder berfungsi meneruskan tekanan dari pedal menjadi tekanan hidrolik, minyak
rem untuk menekan rem (pada model rem cakram).
Cara kerja master silinder dengan cara bila pedal rem ditekan, batang piston akan
mengatasi tekanan pegas pembalik (return piston) dan piston digerakkan ke depan. Pada waktu
piston cup berada di ujung torak compresating port akan tertutup. Bila piston maju lebih jauh
lagi, tekanan minyak rem di dalam silinder akan bertambah dan mengatasi tegangan pegas outlet
untuk membuka katup.
Bila pedal rem dibebaskan, maka piston akan mundur kebelakang pada posisinya semula
(sedikit di dekat inletport) karena adanya desakan pegas pembalik. Dalam waktu yang
bersamaan katup outlet tertutup. Ketika piston kembali, piston cup mengerut dan mungkinkan
minyak rem yang ada di sekeliling pistoncupdapatmengalir dengan cepat di sekeliling bagian
luar cup masuk ke sillnder, hingga silinder selalu terisi penuh oleh minyak rem. Sementara itu
tegangan pegas-pegas sepatu rem atau pad rem pada roda bekerja membalikan tekanan pada
minyak rem yang berada pada pipa-pipa untuk masuk kembali ke master silinder.

Ada dua tipe silinder, yaitu tipe silinder tunggal dan tipe silinder ganda. Master silinder
tipe ganda banyak digunakan dibandingkan tipe silinder tunggal. Berikut adalah contoh gambar
master silinder :

Gambar 10. Gambar Master silinder


b. Booster rem (brake booster)
Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk segerah
menghentikan kendaraan. Boster rem melipat gandakan daya pemekanan pedal, sehingga daya
pengereman yang lebih besar di perlukan. Boster dapat dipasang menjadi satu dengan master
silinder (type integral) atau dapat juga dipasang secara terpisah dari master silinder itu sendiri.
Boster rem mempunyai diafragma (memberan) yang bekerja dengan adanya perbedan
tekanan antara tekanan atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari dalam intake manifold
mesin. Master silinder di hubungkan dengan pedal dan memberan untuk memperoleh daya
pengereman yang besar dari langkah pedal yang minimum.
Booster rem dirancang sedemikian rupa sehingga hanya tenaga bosternya saja yang hilang
dengan sendirinya, rem akan memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar, tetapi
kendaran dapat direm normal tanpa bantuan booster. Untuk kendaran yang digerakkan oleh
mesin diesel, booster remnya diganti dengan pompa vacum karena kevacuman yang terjadi pada
intake manifold pada mesin diesel tidak cukup kuat.
Booster body dibagi menjadi bagian depan (ruang tekan tenaga) dan bagian belakang
(ruang tekan variasi), dan masimg-masing ruang dibatasi dengan memberan dan piston booster.
Mekanisme katup pengontrol (control valve mechanis). Termasuk katup udara, katup vakum,
katup pengontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang penggerak
katup (valve operating road).

Masalah yang sering timbul Remnya terasa Magel : yaitu rem terasa keras dan tidak pakem
!!!! ini terjadi karena Ruang A (ruangan dekat brake master) tidak dapat dibuat Vacuum sehingga
tidak ada yang membantu proses pengereman, hal ini terjadi karena adanya seal booster yang
bocor atau kemungkinan lain Valve tidak dapat membuka hubungan antara ruang B (ruangan
dekat dengan pedal rem) dengan udara luar. Selain kesalahan pada boster dimungkinkan juga
kesalahan terjadi pada supply Vacuum yang tidak sempurna (misalnya selang vacuum bocor atau
mampet). Jika terjadi kebocoran seal boster biasanya ditandai dengan suara angin berdesisi
disekitar pedal rem/boster. Hal ini mengakibatkan mesin anda tidak dapat idle / langsam
sempurna yang pada akhirnya akan membuat kendaraan anda boros

Gambar 11. Gambar Booster Rem

c. Katup Pengimbang
Kendaran dihentikan dengan adanya gesekan antara ban dan ditambah jalan. Gesekan ini
akan sesuai adanya pembagian beban pada roda. Biasanya kendaran yang mesinnya terletak
didepan, bagian depannya lebih berat dibandingkan dengan bagian belakangnya, bila kendaran
direm, maka titik pusat gravitasi akan pindah kedepan (bergerak maju) disebabkan adanya gaya
intertia, dan karena adanya beban yang besar menyatu pada bagian depan.
Bila daya cengkram pengeremannya berlaku sama terhadap keempat rodanya, maka roda
belakang akan terkunci (menyebabkan slip antara ban dan permukan jalan) ini disebabkan oleh
daya pengereman terlalu besar dengan terkuncinya roda belakang gesekan akan menurun, dan
roda belakang bergerak kekanan dan kekiri dan sukar terkontrol. Dengan alasan tersebut,
diperlukan alat pembagi tenaga sehingga dapat diberikan pengereman yang lebih besar untuk
roda depan dari pada roda belakang atas tersebut disebut katup pengembali (proportioning

valve). Alat ini bekerja secara otomatis menurutkan tekanan hidraulis pada silinder roda belakang
dengan demikian daya pengereman (daya cengkeram) pada roda belakang akan berkurang.
Di samping katup pengembali, efek yang sama akan diperoleh dari load silinder and
proportioning valve (LSPV) yang merubah tekanan awal split point dari roda-roda belakang
sesuai. Dengan beban, proportioning and by pass valve (P dan BV) yang meneruskan tekanan
master silinder langsung ke silinder roda tanpa melalui katup P bila system rem dapat tidak
berfungsi, katup decelaration sensing proportioning valve (DSPV) yang membedakan tekanan
awal split point sesuai dengan, deselerasi selama pengereman dan perlengkapan lainnya.
Gambar 12. Gambar Katup Pengimbang
d. Rem Cakram
Rem cakram (disc brake) pada dasarnya terdiri pada cakram yang terbuat dari besi tuang
(disc rotor) yang berputar dengan roda dan bahan gesek (dalam hal ini disc pad) yang
mendorong dan menjepit cakram. Daya pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara disc
pad dan cakram (disc).Karakteristik dari cakram hanya mempunyai sedikit aksi energi sendiri
(self energizing action), daya pengereman itu sedikit dipengaruhi oleh fluktualisi koefisien gesek
yang manghasilkan kestabilan tinggi.Selain itu, karena permukaan bidang gesek selalu terkena
udara, radiasi panasnya terjamin baik, ini dapat mempengaruhi dan menjamin dari tekanan air.
Rem cakram mempunyai batasan pembuatan pada bentuk dan ukuranya. Ukuran disc tambahkan
tekanan hidraulis yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengereman yang efisien, juga pad
akan lebih cepat aus dari pada sepatu rem pada rem tromol.

Gambar 13. Gambar Komponen Rem Cakram


e. Piringan (disc)

Umumnya cakram atau piringan (disc rotor) dibuat dari besi tuang dalam bentuk biasa
(solid) dan berlubang-lubang untuk ventilasi.

Gambar 14.Disc Brake


f. Pad rem
Pad (disc pad) biasanya dibuat campuran metalikfiber dan sedikit serbuk besi.Tipe ini disebut
dengansemi metalik disc pad. Pada pad diberi garis celah untuk menunjukan tabel pad (batas
yang diijinkan). Dengan dengan demikian mempermudah pengecekan keausan pad.Pada
beberapa pad, penggunaan metalik plat (disebut dengan anti-sequal shim) dipasang pada sisi
piston dari pad untuk mencegah bunyi disaat pengereman berlangsung.
Gambar 15. Pad Rem

5.

Jenis-jenis Kaliper
Kaliper juga disebut dengan cylinder body, memanggang piston-piston dan dilengkapi dengan
saluran dimana minyak rem disalurkan ke silinder. Kaliper dikelompokan sebagai berikut
menurut jenis pemasangannya:

a. Type Fixed Caliper (double piston).


Fixed Caliper adalah dasar desain yang sangat baik dan dijamin dapat bekerja lebih akurat.
Namun demikian radiasi panasnya terbatas karena silinder rem berada antara cakram dan velg,
menyebabkan sulit tercapainya pendinginan. Untuk itu hal ini membutuhkan penambahan
komponen yang banyak. Untuk mengatasi hal tersebut jenis Caliper Fixed ini sudah jarang
digunakan.

Gambar 16. Gambar Type Fixed Caliper (double piston)


b. Type Floating Caliper (single piston)
Single-piston floating-caliper disc brake berpusat diri dan menyesuaikan diri. Yang caliper dapat
meluncur dari sisi ke sisi sehingga akan bergerak ke pusat setiap kali rem diterapkan. Karena
tidak ada penarikan bantalan dari disk, bantalan cahaya selalu tetap kontak dengan rotor (piston
karet segel dan setiap goyangan di rotor dapat benar-benar menarik bantalan kecil jauh dari
rotor). Hal ini penting karena piston di rem berdiameter jauh lebih besar daripada yang ada di
master silinder. Jika piston rem ditarik ke dalam silinder, mungkin diperlukan beberapa aplikasi
dari pedal rem cukup untuk memompa cairan ke silinder rem untuk melibatkan bantalan rem.
Gambar 17. Gambar Type Floating Caliper (single piston).
c. Kerusakan yang sering terjadi pada system rem cakram
Pada saat anda mengendarai kendaraan dari waktu ke waktu, anda pasti pernah merasakan
perbedaan yang anda alami, kadang pedal rem terasa aneh, kadang terdengar suara berdecit, atau
mungkin kejadian lain yang membuat kaget anda.
Pertama-tama kita harus mengetahui dulu bagaimana cara kerja rem, rem bekerja dengan
merubah gaya gesek untuk menghentikan laju kendaraan. Pada saat anda menekan pedal rem,
minyak rem akan mengalir ke pipa rem dan menekan piston dan diteruskan ke kampas rem,
kemudian bergesekan dengan cakram dan menghentikan laju putarannya. Semakin kencang
tekanan yang diberikan pada pedal rem semakin kuat juga tekanan yang diberikan ke cakram dan
semakin cepat juga kendaraan berhenti.
Setelah anda mengetahui cara kerja rem sekarang kita bahas masalah pertama, apa yang
terjadi bila system rem mengalami kebocoran. Bila sistem rem mengalami kebocoran maka
udara akan masuk kedalam sistem rem, dan pedal rem akan terasa membal. Seperti yang
dikatakan oleh Bernouli bahwa cairan dapat meneruskan tekanan tanpa kehilangan force
(daya) sedikitpun. Nah, jika sistem rem anda mengalami kebocoran maka tekanan pedal rem
tidak akan sesuai dengan yang anda berikan karena ada udara di dalamnya. Begitu juga bila
kampas rem anda mulai tipis maka respon untuk berhenti akan semakin lama, karena jarak (gap)
antara kampas dengan cakram.
d. Suara gesekan yang sangat keras (grinding/scratching)

Suara ini karena gesekan antara besi kampas rem dengan cakram. Kerusakan akibat gesekan ini
sudah tidak dapat diperbaiki dan segera melakukan penggantian terhadap piringan cakram
dengan pembelian seperangkat kampas rem dan cakram. Untuk menghindarinya, lakukan
pengecekan rem secara berkala, ganti kampas rem bila ketebalannya minimal 3mm untuk
kampas rem depan cakram. Atau dapat dilihat dari visualnya, yaitu kampas rem telah dekat
dengan pembatas indikasinya. Jika melebihi dari indikasi tersebut, batas indikasi akan
menggesek piringan cakram dan akibatnya piringan juga akan termakan dan berakibat ketidak
rataan dari konstruksi piringan cakram.
e. Rem terasa menarik ke kiri atau ke kanan (brake pulls)
Ini berarti ada kebocoran pada salah satu kaliper rem, untuk mengetahui bagian mana begini
caranya, bila rem terasa menarik ke arah kanan berarti kebocoran terjadi pada lawannya yaitu di
sebelah kiri, karena kaliper sebelah kiri tidak mampu memberikan tekanan yang sama dengan
yang kanan (ini dapat diartikan terjadi kebocoran di sebelah kiri) begitu juga sebaliknya. Jika
terasa seperti itu, sebaiknya selang rem harus segera diganti demi keamanan pengendara itu
sendiri.
f. Pedal rem bergetar saat di injak
Ini akibat piringan bergelombang atau tidak rata. Penyebabnya, kualitas kampas atau piringan
(jika sudah pernah diganti) tidak sesuai. Kondisi ini bisa terjadi pada mobil matik karena malas
menggunakan rem parkir saat berada di lampu merah. Jadi, pengendara tetap menginjak rem
sementara posisi gigi tidak di netral. Karena sifat besi ketika panas memuai, permukaan yang
ditekan kampas rem akhirnya menimbulkan gelombang. Pemicu lainnya, akibat permukaan
kampas rem tidak rata, atau joint steer yang merupakan pertemuan antara rack steer dan column
steer (gagang setir atas) longgar. Selain itu, bisa berasal dari kondisi tie-rod yang oblak.

g. Arah mobil tidak lurus


Ketika rem diinjak, mobil cenderung lari ke kiri atau kanan. Kondisi ini dikarenakan salah satu
rem tidak bekerja sempurna lantaran piston berkarat dan minyak rem kotor. Jangan injak rem
mendadak dan memberi tekanan keras karena mobil bisa oleng dan terbalik.
h. Rem Ambles
Kondisi ini terjadi saat pedal tidak memberikan tekanan normal dan seperti ngempos saat
mengerem. Rem "ambles" bisa terjadi karena 3 hal, adanya angin palsu yang disebabkan proses

penggantian minyak kurang sempurna, dan kebocoran pada sistem yang lebih sering terjadi pada
kaliper. Terakhir, master rem yang tidak presisi akibat sil sudah tidak bisa menahan tekanan.
"Lain masalahnya jika ketika diinjak, posisinya lebih dalam. Itu menandakan kampas rem habis".
Untuk mengantisipasi saat-saat terjadi hal yang darurat, lakukan pengereman dengan cara
mengocok pedal untuk mendapatkan tekanan yang sesuai dan berhenti sempurna.

6. Perawatan Sistem Rem


a. Memeriksakan ke bengkel resmi atau langganan Anda tentang keluhan pada system rem cakram
Anda.
b. Lakukan perawatan berkala yang teratur setiap 10.000 km (ganti kampas rem depan-belakang).
c. Setelah 20.000 km (servis besar ganti kampas dan kuras minyak rem). Hindari budaya
mengerem saat lampu merah dengan posisi transmisi aktif buat model otomatis. Sebaiknya,
gunakan rem parkir atau posisi "P".
d. Saat kondisi cakram dan rem sedang panas, jangan disiram air. Biasanya terjadi saat melakukan
cuci mobil otomatis.
e. Setiap menempuh 10.000 km bersihkan debu-debu dengan disc cleaner berupa cairan dengan
cara disemprot. Debu dan kotoran akan rontok. Untuk hasil maksimal, setelah disemprot, lap
dengan kain.
f. Biasanya bila sudah menempuh 100.000 km, selain sil-sil rem diganti, kampas dan cakram
diampelas agar permukaan tetap rata. Bisa juga jarak tempuh di bawah itu bila rem sudah
menimbulkan bunyi decit lantaran kampas sudah tipis, berdebu atau permukaan cakram tidak
rata. Jika cakram yang tidak rata, diatasinya dengan dibutut. Tapi ingat batas maksimumnya, bila
sudah terlalu tipis atau retak, cakram sebaiknya diganti.
g. Pada kemasan minyak rem ada tulisan DOT (Department of Tranportation) dibarengi dengan
angka, itu menunjukkan tingkat kekentalan dan titik didihnya. Semisal DOT 3, 4, dan 5, sama
dengan perbedaan kaliper rem 4 sampai 8 pot. Semakin tinggi spek pot, pemakaian minyak
remnya menggunakan DOT yang tinggi.
h. Untuk rem standar bisa menggunakan DOT 3 atau 4. Lain jika sistem penghenti laju sudah
dimodifikasi untuk mengimbangi tenaga mesin yang besar, pakai DOT 5 karena bahannya
menggunakan silikon. Selain titik didih tinggi, tidak mudah menguap.
7.

Permasalahan Yang Terjadi

Permasalahan yang sering terjadi pada rem mobil cakram adalah rem bergetar saat di injak,
kendali berbelok kekanan atau kekiri saat direm, rem ambles dan masih banyak lagi. Dan
kerusakan yang sering terjadi telah disebutkan pada penjelasan diatas tadi.
Bisa karena kampas rem sudah mencapai batas yang telah ditentukan, caliper rem pada
ring setnya bocor, selang rem bocor, piston berkarat, dudukan caliper tidak sempurna, dan juga
adanya angina saat penggantian minyak rem.
8.

Penanganan Masalah
Agar tidak terjadi permasalahan yang telah di jelaskan seperti di atas tadi, kita harus sering
mengecek kondisi rem, minyak rem, dan kebocoran yang mungkin telah ada di selang rem
ataupun kalipernya. Setelah 20.000 km ganti kampas dan kuras minyak rem. Hindari budaya
mengerem saat lampu merah dengan posisi transmisi aktif buat model otomatis.Sebaiknya,
gunakan rem parkir atau posisi "P".
Saat kondisi cakram dan rem sedang panas, jangan disiram air.Biasanya terjadi saat
melakukan cuci mobil otomatis.Setiap menempuh 10.000 km bersihkan debu-debu dengan disc
cleaner berupa cairan dengan cara disemprot. Jika telah mencapai 100.000km ganti sil-silnya
beserta ringnya 1 set.

9.

Alat dan Bahan

a. Alat
Dongkrak
Jack Stand
Kunci Ban ukuran 21mm
Kunci Ring-Pass 14mm atau Ring 12-14mm
Obeng Minus
Traker Kaliper Rem
Kunci Ring-Pass ukuran 10mm
b. Bahan
Gemuk
Brake Pads / Kampas Rem
10. Langkah Pembongkaran
1) Kendorkan mur pada ban menggunakan kunci ban berukuran 21mm.

2) Kemudian, dongkrak pada sambungan bodi samping atau di tengah-tengah.


3) Letakkan jack stand pada posisi yang tepat dan kuat.
4) Kemudian turunkan dongkrak perlahan.
5) Setelah itu, kendorkan lagi mur ban kemudian lepaskan ban. Letakkan ban dibawah mobil untuk
keamanan jika jack stand meleset.
6) Setelah itu, kendorkan baut pada caliper rem menggunakan kunci ring pas ukuran 14mm atau
menggunakan kunci ring 12-14mm.
7) Setelah itu, gunakan kunci obeng minus untuk mengeluarkan kampas rem dengan cara
mencongkelnya.
11. Penggantian Sparepart
Ganti kampas rem yang lama dengan yang baru dan pasang kekaliper rem.
12. Pemasangan
1) Pasang caliper remnya kembali dan pasang juga bautnya. Kencangkan baut tersebut
menggunakan kunci ring pas ataupun ring ukuran 14mm.
2) Setelah semua terpasang, lakukan pembuangan angin pada saluran pembuangannya dengan
menggunakan kunci ring-pass ukuran 10mm.
3) Pedal rem dikocok-kocok (ditekan perlahan sampai batasnya, kemudian dilepaskan, dan ditekan
lagi) sampai berkali-kali, setelah cukup lama, tekan pedal rem dan tahan. Selagi menahan,
kendorkan saluran pembuangan tadi menggunakan kunci 10mm.
4) Saat minyak rem keluar dari saluran pembuangan, kencangkan lagi saluran tersebut. Kemudian
kocok-kocok lagi pedal remnya dan tahan lagi. Jika perlu, lakukan hal ini sambil mesin mobil
dinyalakan agar minyak rem yang bercampur angina keluar dengan cepat.
5) Lakukan hal tadi 3-4 kali, kemudian rasakan pedal remnya saat diinjak. Jika sudah sesuai
standarnya, berarti anginya telah terbuang sempurna. Jangan lupa untuk mengisi minyak remnya
kembali.
6) Siram dengan air pada saluran pembuangannya. Ingat, minyak rem jangan sampai terkena cat
bodi, karena akan mengelupas.
7) Setelah hal diatas telah dilakukan dengan sempurna, pasang kembali ban kanan kiri dan
kencangkan mur sampai ban berputar dan kencangkan sedikit lagi.
8) Dongkrak pada bagian samping atau tengah yang kuat.

9) Ambil jack stand yang tadi dipasang untuk menyangga mobil. Kemudian turunkan dongkrak
perlahan.
10) Hal terakhir adalah kencangkan lagi mur rodanya.

Anda mungkin juga menyukai