Anda di halaman 1dari 28

SISTEM REM MOBIL (BRAKE SYSTEM)

Rohidin Thea 17.00

SISTEM REM (BRAKE SYSTEM)


Pada setiap kendaraan baik mobil, motor, ataupun kendaraan lainya sistem
rem pasti akan dipasang, karena rem adalah salah satu bagian yang sangat
penting pada sebuah kendaraan.

A. FUNGSI
Sistem Rem berfungsi untuk :
1. Mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan.
2. Memungkinkan parkir pada tempat yang menurun
3. Sebagai alat pengaman dan menjamin pengendaraan yang aman
Advertisement

Gambar: Posisi pemasangan komponen sistem rem


B. PRINSIP REM

Prinsip rem adalah merubah energi panas menjadi energi gerak. Umumnya,
rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan
sistem gerak putar. Efek pengereman (braking effect) diperoleh dari adanya
gesekan yang ditimbulkan antara dua objek / benda.

Gambar : Prinsip kerja rem

C. TIPE REM

Rem yang dipergunakan pada kendaraan bermotor dapat digolongkan


menjadi beberapa tipe tergantung pada penggunaannya.
1. Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan meng-
hentikan kendaraan
2. Rem parkir (parking brake) untuk memarkir kendaraan.
3. Rem tambahan (auxiliary brake) untuk membantu rem kaki dan
digunakan pada kendaraan besar

Rem hidraulis
Rem kaki Rem roda
Rem pneumatis

Center brake
Rem Rem parkir Rem mekanik
Rem roda belakang

Rem tambahan Exhaust brake

D. REM KAKI

Rem kaki (foot brake) dikelompokkan menjadi dua tipe : rem hidraulis
(hydraulic brake) dan rem pneumatis (pneumatis brake).
Rem hidraulis mempunyai keuntungan lebih respon (lebih cepat) dan
konstruksi lebih sederhana, sedangkan rem pneumatis menggunakan
kompre-sor yang menghasilkan udara bertekanan untuk menambah daya
pengereman.

Master silinder (master cylinder)


Mekanisme kerja Booster rem (brake booster)
Katup proporsi (proportioning valve)
Sistem
rem

Tipe tromol (drum brake)


Mekanisme rem
Tipe piringan (disc brake)

E. MEKANISME KERJA

Master Silinder

Bila pedal ditekan, master silinder akan menghasilkan tekanan hidraulis

Cara kerja pedal rem didasarkan pada prinsip tuas yang merubah tekanan
pedal rem yang kecil menjadi besar

F2 = F1 x A
B
F1 : Tenaga pedal (kg)
F2 : Output push rod (kg)
A1 : Jarak pedal ke fulcrum
A2 : Jarak pushrod ke fulcrum
Berdasarkan hukum Pascal :
Tekanan pada zat cair akan dite-ruskan ke segala arah dengan tekanan yang
sama besar.

a. Tipe dan Konstruksi Master Silinde

Ada dua tipe master silinder :


Tunggal dan ganda (tandem)
Pada umumnya untuk sistem rem digunakan master silinder tipe ganda
(tandem), yang mem-punyai keuntungan bila salah satu sistem tidak bekerja
, tetapi sistem lain tetap berfungsi deng-an baik
Pada sistem penggerak roda belakang, piston no.1 untuk roda depan dan
piston no.2 untuk roda belakang. Pada kendaraan penggerak roda depan,
terdapat beban tambahan pada roda depan, untuk mengatasi hal ini digu-
nakan diagonal split hydraulic system

Kendaraan penggerak roda belakang Kendaraan penggerak roda depan

b. Cara Kerja
- Saat pedal rem tidak diinjak
Piston cup no. 1 & 2 terletak di antara inlet port dan compensa-ting port,
sehingga terdapat salu-ran antara cylinder dan reservoir tank.

- Saat pedal rem diinjak


Piston no. 1 bergerak ke kiri dan piston cup menutup compensa-ting port,
sehingga menyebab-kan tekanan hidraulis dalam si-linder bertambah dan
tekanan ini diteruskan ke wheel cylinder kembali ke reservoir.
- Saat pedal rem dibebaskan
Piston kembali ke posisi semula oleh tekanan hidraulis dan te-gangan return
spring, dan mi-nyak kembali ke reservoir.

c. Outlet Check Valve

Pada beberapa master silinder terdapat outlet check valve yang berfungsi
untuk mempertahan-kan tekanan sisa pada pipa rem (1 kg/cm2) untuk
mencegah ter-lambatnya pengereman

1. REM TROMOL (DRUM BRAKE)

Pada rem tromol, kekuatan tena-ga pengereman (self energizing action /


effect) diperoleh dari se-patu rem yang diam menekan bagian dalam tromol
yang ber-putar.
A. KOMPONEN

Komponen rem tromol terdiri dari : backing plate, silinder roda (wheel
cylinder), sepatu rem dan kanvas (brake shoe & lining), tromol rem (brake
drum).

a. Backing Plate

Backing plate terbuat dari baja press, karena sepatu rem terkait pada
backing plate, maka aksi daya pengereman tertumpu pa-da backing plate

b. Silinder Roda

Ada dua tipe silinder roda (wheel silinder): double piston dan single piston.
Bila timbul tekanan hidraulis pada master silinder maka akan menggerak-kan
piston cup, piston akan menekan ke arah sepatu rem, kemudian menekan
tromol rem.
Apabila rem tidak bekerja, piston akan kembali ke posisi semula karena
kekuatan pegas pembalik sepatu rem.
Bleeder plug berfungsi sebagai baut pembuangan udara yang terdapat pada
sistem rem

c. Sepatu Rem dan Kanvas Rem

Sepatu rem terbuat dari plat baja Kanvas rem dipasang dengan cara dikeling
atau dilem
Kanvas terbuat dari campuran fiber metalic, brass, lead, plastic dan
sebagainya
Kanvas harus mempunyai koefi-sien gesek yang tinggi dan harus dapat
menahan panas dan aus

d. Tromol Rem

Tromol rem (brake drum) ter-buat dari besi tuang (gray cast iron)
Ketika kanvas menekan bagian dalam dari tromol akan terjadi gesekan yang
menimbulkan pa-nas yang mencapai suhu 200 - 300°C
B. TIPE REM TROMOL
a. Tipe Leading Trailing

Pada tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan dua piston yang akan
mendorong bagian tas dari tromol rem. Leading shoe lebih cepat aus dari
pada trailing shoe

b. Tipe Two Leading

Tipe ini mempunyai dua wheel silinder yang masing-masing me-miliki satu
piston.
· Keuntungan :
Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya
penge-reman baik

· Kerugian :
Saat kendaraan mundur ke-dua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga
daya pengereman kurang baik

c. Tipe Dual Two Leading

Tipe ini mempunyai 2 silinder ro-da (wheel cylinder), yang ma-sing-masing


memiliki 2 buah piston, dan menghasilkan efek pengereman yang baik saat
ken-daraan maju maupun mundur

d. Tipe Uni-Servo

Tipe ini mempunyai 1 wheel cylinder dengan 1 piston.


Keuntungan :
Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya
penge-reman baik

Kerugian :
Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga
daya pengereman kurang baik

e. Tipe Duo-Servo

Tipe ini merupakan penyempur-naan dari tipe uni-servo yang mempunyai 1


wheel cylinder dengan 2 piston.
Gaya pengereman tetap baik tanpa terpengaruh oleh gerakan kendaraan.

C. CELAH SEPATU REM


Celah yang tidak tepat dapat menyebabkan :

· Celah sepatu rem terlalu besar akan menyebabkan kelambatan pada pe-
ngereman.
· Celah sepatu rem terlalu kecil, rem akan terseret dan menyebabkan
keausan pada tromol dan kanvas
· Celah sepatu rem tidak sama akan menyebabkan kendaraan tertarik ke
satu arah

Oleh karena itu dibutuhkan mekanisme penyetel otomatis celah sepatu rem.
Penyetelan Otomatis Celah Sepatu Rem

Cara Kerja

Saat rem parkir bekerja, maka tuas tertarik ke kiri. Pada saat yang
bersamaan, tuas penyetel berputar searah jarum jam me-ngelilimgi pin
tempat sepatu rem terpasang, memutarkan adjust-ing screw.

a. Celah Sepatu Rem Lebih Besar dari Standar

Saat tuas rem parkir ditarik, maka adjusting lever akan bergerak jauh
melebihi jarak gigi berikut dari adjusting screw. Saat tuas rem parkir dibe-
baskan, adjusting lever akan turun dan memutar adjusting screw sehingga
menyetel celah.

b. Celah Sepatu Rem Standar

Saat rem parkir ditarik, adjusting lever hanya bergerak sedikit (tidak
melebihi gigi berikut pada adjusting wheel). Celah sepatu rem tetap (tidak
berubah).
2. REM CAKRAM (DISC BRAKE)
Rem cakram (disc brake) terdiri dari cakram (disc rotor) yang terbuat dari
besi tuang yang berputar dengan roda, dan disc pad yang berfungsi untuk
men-dorong dan menjepit cakram
Daya pengereman dihasilkan ka-rena gesekan antara disc pad dan disc rotor
Keuntungan :
· Radiasi panas baik
· Bila terkena air lebih cepat kering
· Konstruksi sederhana
· Mudah dalam perawatan serta penggantian pad

Kerugian :
· Self energizing effect kecil
· Membutuhkan tekanan hidraulis yang besar
· Pad lebih cepat aus

A. KOMPONEN-KOMPONEN
Piringan (disc rotor)

Komponen utama Caliper*

Pad rem (disc pad)

* Caliper akan dijelaskan pada “Jenis-jenis Caliper”

a. Piringan (Disc Rotor)

Disc rotor terbuat dari besi tuang dalam bentuk solid (biasa) dan berlubang-
lubang untuk ventilasi
Tipe ventilasi digunakan untuk menjamin pendinginan yang baik untuk
mencegah fading (koefisien gesek berkurang).

TIPE SOLID TIPE VENTILASI TIPE SOLID DENGAN TROMOL

b. Pad Rem

Pad (disc pad) terbuat dari campuran metallic fiber dan serbuk besi, yang
disebut semi-metallic disc pad
Pada pad diberi celah untuk menunjukkan tebal batas pad yang diijinkan
(mempermudah pemeriksaan)
Pada beberapa pad terdapat anti-squel shim yang berfungsi untuk mence-
gah bunyi saat pengereman, dan pad wear indicator untuk menginformasi-
kan keausan pad yang sudah tipis.
B. JENIS-JENIS CALIPER
a. Tipe Fixed Caliper (Double Piston)

Pada tipe ini daya pengereman didapat bila pad ditekan piston secara
hidraulis pada kedua sisi disc.

b. Tipe Floating Caliper

· Cara Kerja

Pada tipe ini hanya terdapat satu piston. Tekanan hidraulis dari master
cylinder mendorong piston (A) dan selanjutnya menekan disc. Pada saat
yang sama tekanan hidraulis menekan sisi pad (B) menyebabkan caliper
bergerak ke kanan dan menjepit cakram dan terjadilah pengereman

C. PENYETELAN OTOMATIS CELAH ROTOR DENGAN PAD


Bila pad menjadi aus, maka celah antara rotor dan pad bertambah dan
memerlukan langkah yang lebih besar. Oleh karena itu dibutuhkan suatu
mekanisme penyetelan celah otomatis yaitu piston seal type adjusting
mechanism
Cara Kerja

1. Celah Normal (Keausan Pad Tidak Ada)


Bila rem dioperasikan ,maka piston seal membentuk elastis seperti pada
gambar. Bila pedal rem dilepas, piston seal akan kembali ke bentuk semula,
dan menarik piston kembali. Besarnya deformasi (amount of deformation)
seal adalah celah pad.

2. Celah Terlalu Besar (Pad Aus)


Saat pad aus, bila rem dioperasikan maka gerakan piston akan lebih jauh,
tetapi besarnya deformasi seal tetap. Bila pedal rem dilepaskan, maka piston
kembali dengan jarak yang sama besar dengan deformasi seal, dan celah
sepatu rem telah distel.

· Saat piston ditekan keluar

· Saat tekanan dibebaskan

3. REM PARKIR
Rem parkir (parking brake) terutama digunakan untuk memarkir kendaraan
Rem parkir terbagi menjadi dua tipe : tipe roda belakang dan tipe center
brake
Kendaraan penumpang menggunakan tipe roda belakang, dan kendaraan
truk atau niaga menggunakan tipe center brake

Cara kerja :

Mekanisme kerja (operating mechanism) pada dasarnya sama untuk tipe


rem parkir roda belakang dan tipe center brake. Tuas rem parkir
ditempatkan ber-dekatan dengan tempat duduk pengemudi. Dengan menarik
tuas rem parkir, maka rem bekerja melalui parking brake cable, intermediate
lever, pull rod, equalizer, parking brake cable kiri dan kanan. Di bawah ini
beberapa tipe tuas yang digunakan tergantung pada design tempat duduk
pengemudi dan sistem kerja yang dikehendaki.

Tuas rem parkir dilengkapi dengan rachet untuk mengatur tuas pada suatu
posisi pengetesan
Pada beberapa tuas rem parkir mur penyetelannya dekat dengan tuas rem
un-tuk memudahkan penyetelan. Kabel rem parkir memindahkan gerakan
tuas ke tromol rem sub-assembly. Pada rem parkir roda belakang, dibagian
tengah kabel diberi equalizer untuk menyamakan daya kerja pada roda kiri
dan kanan
Tuas intermediate (intermediate lever) dipasang untuk menambah daya
pengoperasian

A. BODI REM PARKIR


a. Rem Parkir Tipe Roda Belakang
Bodi rem parkir dikelompokan menjadi dua tipe struktural bergantung pa-da
pada andilnya tromol rem atau piringan rem (menjadi satu) atau kom-ponen
rem yang terpisah

- Tipe rem parkir sharing

- Klasifikasi struktural

- Tipe rem parkir devoted

b. Tipe Rem Parkir Sharing


Tipe rem ini digabungkan dengan rem kaki Hubungannya dilakukan secara
mekanik dengan sepatu rem atau pad rem

1. Kendaraan dengan Tromol Rem

Pada tipe rem parkir ini, sepatu rem akan mengembang oleh brake shoe
lever dan shoe strut.

2. Kendaraan dengan Rem Piringan

Dalam tipe rem parkir ini, meka-nisme rem parkir disatukan da-lam caliper
rem
Gerakan tuas menyebabkan le-ver shaft berputar menyebabkan spindle
menggerakkan piston dan piston mendorong pad men-jepit disc.

c. Tipe Rem Parkir Devoted


Pada tipe rem parkir ini, tromol rem terpisah dari disc brake be-lakang
Cara kerjanya sama dengan tipe rem parkir seperti pada tromol rem.

d. Rem Parkir Tipe Center Brake

Tipe ini banyak digunakan pada kendaraan komersil (niaga)


Tipe ini salah satu dari tipe rem tromol tetapi dipasang antara ba-gian
belakang transmisi dan ba-gian depan propeller shaft
Pada rem parkir tipe ini daya pe-ngeremannya terjadi saat sepatu rem yang
diam menekan bagian dalam tromol yang berputar ber-sama out put shaft
transmisi
Cara kerjanya sama dengan tipe rem parkir seperti pada tromol rem.

4. BOOSTER REM

Booster berfungsi untuk melipat gandakan (2 sampai 4 kali) daya penekanan


pedal, sehingga daya pengereman yang lebih besar dapat diperoleh

Contoh :
Bila pedal rem ditekan dengan gaya 40 kg, gaya ini diperbesar oleh tuas
pedal menjadi 200 kg untuk menekan booster. Misalkan besarnya vakum
pada booster adalah 500 mm.Hg, gaya output yang dihasilkan adalah 410 kg
a. Prinsip keja
Bila vakum bekerja pada kedua sisi piston, maka piston akan terdorong ke
ka-nan oleh pegas. Bila tekanan atmosfir masuk ke ruang A, maka piston
bergerak ke kiri menekan pegas karena adanya perbedaan tekanan,
menyebabkan batang piston menekan piston master silinder.

b. Konstruksi

1. Bagian dalam booster dihubungkan dengan pompa vakum (diesel) atau


intake manifold (bensin) melalui check valve
2. Check valve berfungsi sebagai katup satu arah yang hanya memungkinkan
udara mengalir dari booster ke mesin
3. Ruang booster terbagi menjadi dua bagian oleh diapragm yaitu constant
pressure chamber dan variable pressure chamber
4. Pada control valve mechanism terdapat air valve dan vacum valve
5. Valve operating rod dihubungkan ke pedal rem

c. Cara Kerja
Ketika Pedal Rem Belum Ditekan

Air valve tertarik ke kanan oleh air valve return spring bertemu dengan
control valve sehingga tertutup, dan udara luar tidak bi-sa masuk ke variable
pressure chamber. Vacum valve terbuka menyebabkan terjadinya keva-
kuman pada constant dan vari-able pressure chamber. Piston terdorong ke
kanan oleh pegas diapragma.

Ketika Pedal Rem Ditekan

valve operating rod mendorong air valve dan control valve, me-nyebabkan
vacum valve tertutup dan air valve terbuka. Hal ini me-nyebabkan udara luar
masuk ke variable pressure chamber. Per-bedaan tekanan antara variable
dan constant pressure chamber menyebabkan piston bergerak ke kiri.

5. KATUP PENYEIMBANG
Kendaraan yang mesinnya terle-tak di depan, bagian depannya lebih berat
dibandingkan dengan bagian belakangnya. Bila kenda-raan direm, akan
menyebabkan beban ban depan bertambah dan beban ban belakang berku-
rang

Bila daya cengkeram pengerem-annya berlaku sama pada ke em-pat


rodanya, maka roda bela-kang yang memiliki beban lebih kecil cenderung
akan mengunci lebih dulu sehingga menyebab-kan ngepot (skid)

Dengan alasan tersebut, diperlu-kan proportioning valve yang berfungsi


untuk mengurangi te-kanan hidraulis untuk wheel cylinder roda belakang,
sehing-ga mencegah terjadinya ngepot.
Proportioning valve ditempatkan pada brake pipe belakang

1. JENIS-JENIS PROPORTIONING VALVE


2. PRINSIP KERJA

Tekanan Master Cylinder Tidak Ada

Piston terdorong ke kanan oleh pegas, katup C terbuka

Tekanan Master Cylinder Rendah


Tekanan hidraulis dari master silinder diteruskan dari ruang A ke ruang B
melalui katup C. Tekanan di ruang A dan B menjadi sama.
Tetapi luas permukaan piston di ruang B lebih besar dari pada ruang A,
menyebabkan piston bergerak ke kiri. Gerakan ini berlawanan dengan pegas
yang mendorong piston dan menyetop gerakan piston bila mencapai titik
dimana daya pegas seimbang dengan tekanan hidraulis

Tekanan Master Cylinder Tinggi

Piston makin bergerak ke kiri sampai katup C menutup.


Pada saat ini terjadi split point (titik a pada grafik)
Bila tekanan hidraulis di dalam ruang A dinaikkan lagi, piston bergerak ke
kanan dan membuka katup C. Karena tekanan di ruang B bertambah, piston
bergerak ke kiri karena perbedaan luas penampang dan menutup katup C
Proses ini terjadi secara berulang untuk mengatur tekanan yang bekerja di
wheel cylinder belakang

3. CARA KERJA PROPORTIONING VALVE

Tekanan Master Silinder Rendah

Piston terdorong ke kanan oleh pegas. Minyak rem mengalir dari master
silinder melalui celah an-tara cylinder cup dan piston ke wheel cylinder
belakang.

Tekanan Master Silinder Tinggi

Tekanan minyak mendorong pis-ton ke kiri melawan tegangan pe-gas,


menyebabkan piston menu-tup cylinder cup. Piston terus bergerak ke kiri
menyebabkan volume di sebelah kanan cylin-der cup bertambah dan tekanan
wheel cylinder belakang berkurang.

4. CARA KERJA BLEND PROPORTIONING VALVE


a. Tekanan Master Cylinder Rendah

Cara kerja saat tekanan master cylinder rendah pada blend proportioning
valve sama dengan cara kerja saat tekanan master cylinder rendah pada
proportioning valve

b.Tekanan Master Cylinder Sedang

Cara kerja saat tekanan master cylinder sedang pada blend proportioning
valve sama dengan cara kerja saat tekanan master cylinder tinggi pada
proportioning valve

c. Tekanan Master Cylinder Tinggi

Saat tekanan master cylinder tinggi, by pass valve (II) bekerja, dimana
tekanan minyak rem mendorong piston (1) melawan tegangan pegas. Seal
tidak menutup saluran(4), sehingga tekanan hidraulis di master cylinder
sama dengan wheel cylinder
Pada blend proportioning valve terda-pat dua split point
Tekanan master silinder

6. SISTEM REM ANTI LOCK (ANTI LOCK BRAKE SYSTEM)

Rem anti-lock ini berfungsi untuk mengerem kendaraan dengan cara tidak
langsung mengunci (rem-tidak-rem-tidak-dan seterusnya)

a. KOMPONEN-KOMPONEN DAN FUNGSI

1. Speed Sensor Depan : mendeteksi kecepatan roda pada masing-masing


roda depan.
2. Speed Sensor Belakang : mendeteksi kecepatan roda pada masing-masing
roda depan.
3. Switch Lampu Rem : mendeteksi tanda pengereman dan mengirimkan
signal ke ABS computer.
4. Anti-Lock Warning Light : lampu menyala sebagai peringatan bahwa pada
ABS ada yang tidak berfungsi.
5. ABS Actuator : mengontrol tekanan minyak rem pada masing-masing
wheel cylinder dengan signal dari ABS computer.
6. ABS Computer : dengan signal-signal dari masing-masing speed sensor
komputer menghitung jumlah akselerasi dan deselerasi, dan mengirim signal
ke ABS actuator.

Demikianlah artikel tentang sistem rem yang biasa digunakan pada


kendaraan mobil, semoga dapat bermanfaat buat para pembaca.
Chasis Perawatan Mobil
Share this Article

 Facebook

 Twitter

 Google Plus

Posting Lebih BaruPosting Lama

Related Post

KOPLING SLIP BIKIN BOROS BAHAN BAKAR


Kanpas kopling pada kendaraan bermotor adalah bagian yang angat penting. F ...

TRANSMISI OTOMATIS PADA MOBIL


TRANSMISI OTOMATIS PADA MOBILPada artikel sebelumnya saya telah bahas tent ...

SISTEM SUSPENSI PADA MOBIL


SISTEM SUSPENSI PADA MOBILPada atikel kali ini saya akan membahas tentang ...
Click To Add Comments

MOTTO
"Tekuni profesi kita dengan penuh tanggung jawab, apapun hasilnya biarlah orang
lain yang menilai".

POPULAR POSTS

PENGETAHUAN SEPEDA MOTOR, GAMBAR MESIN, BAGIAN DAN KOMPONEN

ALAT UKUR OTOMOTIF & SST (Special Service Tools)

TRANSMISI MANUAL PADA MOBIL

SISTEM KEMUDI MOBIL

DIFFERENTIAL / GARDAN MOBIL, KOMPONEN, CARA KERJA & FUNGSI


SISTEM KELISTRIKAN BODI PADA MOBIL

SISTEM REM (BRAKE SYSTEM)

SISTEM STARTER MOBIL (STARTING SYSTEM)


POROS PENGGERAK RODA (AXLE SHAFT)

NAVIGASI

 About
 Contact
 Disclaimer

 Privacy

SOSIAL MEDIA
Google+
Youtube
Facebook
Twitter
Pinterest

PENGIKUT

COPYRIGHT 2011 - 2018 © VIAROHIDINTHEA.COM

DESIGN BY GIAN MR | KEMBALI KE ATAS | KEMBALI KE HOMEPAGE

Anda mungkin juga menyukai