Anda di halaman 1dari 52

Suksesi sekunder terjadi apabila suatu suksesi normal atau ekosistem alami

terganggu/dirusak. Kebakaran, perladangan, penebangan secara selektif,


penggembalaan dan banjir adalah contoh kegiatan manusia yang menimbulkan
gangguan tersebut.
Gangguan ini tidak sampai merusak total tempat tumbuh, sehingga dalam
ekosistem tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada.
Contoh: kondisi hutan yang terlantar atau tanah garapan yang ditinggalkan. Hal
ini menyebabkan perbedaan suksesi sekunder dan suksesi primer terletak pada
kondisi habitat awalnya. Pada suksesi primer, habitat awal terdiri atas substrat
yang sama sekali baru sehingga tumbuh-tumbuhan yang tumbuh pada tahap
awal berasal dari biji dan benih yang datang dari luar. Sedangkan pada suksesi
sekunder, biji dan benih tidak saja berasal dari luar tetapi juga dari dalam habitat
itu sendiri.
Tulisan-Tulisan Berkaitan :
spermatoPenjelasan
Tumbuhan
berbiji
(Spermatophyta)
Gymnospermae dan Angiospermae - Pada materi sebelumnya kita telah
membahas tentang tumbuhan paku (Pteridophyta), yang merupakan
bagian dari Tumbuhan dengan akar, batang dan daun sejati yang disebut
tumbuhan berkormus (kormophyta). Sekarang mari kita pelajari
materi Tumbuhan berbiji (Spermatophyta).
Dibandingkan dengan lumut dan tumbuhan paku, tumbuhan berbiji
(Spermatophyta) merupakan tumbuhan yang paling maju. Ciri utama
Spermatophyta adalah menghasilkan biji sebagai alat reproduksi
generatif. Ciri inilah yang tidak ditemukan pada lumut maupun
tumbuhan paku. Kelengkapan organnya sekilas Spermatophyta setingkat
dengan Pteridophyta karena keduanya sudah memiliki akar, batang,
daun yang sebenarnya. Spermatophyta disebut juga Anthophyta, yang
artinya tumbuhan berbunga.
Dalam klasifikasi divisio Spermatophyta dikelompokkan menjadi dus
subdivisio, yakni subdivisio Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)
dan Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup). Keduanya berbeda
dalam hal letak bakal biji terhadap megasporofil. Pada Gymnospermae
bakal biji terletak pada bagian luar megasporofil, sedangkan pada
Angiospermae bakal biji berada di dalam struktur yang tertutup, di
dalam daun buah yang disebut karpela.

a. Gymnospermae
Tumbuhan yang tergolong dalam Gymnospermae biasanya berupa
pohon, menunjukkan adanya pertumbuhan menebal sekunder karena
adanya kambium. Pada bagian xylem tidak terdapat pembuluh kayu,
hanya trakeid, dan bagian floem tidak mengandung sel pengiring.
Batang tumbuhan Gymnosperame juga tanpa floeterma, kecuali pada
Gnetum gnemon. Bentuk daunnya juga bermacam-macam, seperti
jarum dan pipih lebar. Gymnospermae berakar tunggang. Bunga yang
sebenarnya belum ada, namun memiliki struktur penghasil sel kelamin
berupa mikrosporofil dan makrosporofil yang terkumpul dalam strobilus
(runjung). Selanjutnya Gymnospermae dapat diklasifikasikan menjadi
empat kelas seperti uraian berikut.
1) Kelas Cycadinae
Tumbuhan dalam kelas ini bentuknya mirip pohon palem, berbatang
pendek, kaku, tidak bercabang. Daun-daun tersusun dalam spiral rapat
sekeliling batang, daun yang masih muda menggulung. Alat
perkembangbiakan terdapat dalam runjung yang berkembang dari
kuncup lateral batang. Runjung jantan biasanya lebih kurus dan panjang
daripada runjung betina. Runjung jantan merupakan kumpulan dari
banyak mikrosporofil, dan runjung betina merupakan kumpulan dari
banyak megasporofil.
Contoh: Cycas rumphii (pakis haji) Gymnospermae tidak memiliki
jaringan yang menyelubungi biji yang berasal dari bakal buah.
2) Kelas Coniferinae/Coniferae
Tumbuhan yang tergolong dalam kelas ini habitusnya berupa semak,
perdu, atau pohon dengan tajuk berbentuk kerucut/konus. Kebanyakan
memiliki daun berbentuk jarum. Pada bagian pucuk tangkai terdapat
badan penghasil sel kelamin yang dinamakan strobilus. Ada yang
berumah satu (strobilus jantan dan strobilus betina dalam satu pohon),

ada yang berumah dua (strobilus jantan dan strobilus betina dihasilkan
oleh pohon yang berbeda). Strobilus jantan merupakan kumpulan
mikrosporofil penghasil mikrospora.
Sedangkan strobilus betina merupakan kumpulan megasporofil
penghasil megaspora.
Contoh: Araucaria cunninghamii, Agathis alba (damar), Pinus merkusii,
Pinus silvestris (tusam).
3) Kelas Ginkoinae
Tumbuhan dalam kelas ini berupa pohon dengan tunas yang panjang
dan pendek, daun bertangkai panjang berbentuk kipas dengan tulang
daun bercabang menggarpu. Ginkoinae merupakan tumbuhan
meranggas yang menggugurkan daunnya pada musim gugur. Ginkoinae
berumah dua, rangkaian sporofil terdapat pada tunas pendek dalam
ketiak daun. Strobilus jantan terpisah-pisah dalam ketiak sisik-sisik
pada tunas pendek.
Contohnya: Ginko biloba, berasal dari daratan Tiongkok dan menyebar
kemana-mana melalui Jepang.
4) Kelas Gnetinae
Habitus berupa pohon, berkayu, dan bercabang-cabang yang tumbuh
transversal. Daunnya tunggal dan letaknya berhadapan. Bunganya
majemuk, berkelamin besar, memiliki tenda bunga. Bunga betina
memiliki bakal biji yang tegak (atrop).
Contoh: Gnetum gnemon (melinjo)

b. Angiospermae
Ciri-ciri
Angiospermae
adalah
tumbuhan
berbiji
tertutup
(Angiospermae) di mana bakal bijinya selalu diselubungi oleh suatu
badan yang berasal dari daun-daun buah yang dinamakan bakal buah.

Bakal buah bersama dengan bagian-bagian lain dari bunga akan


membentuk
buah
dengan
biji
di
dalamnya.
Bakal buah (ovarium) terdapat di dasar putik, di dalamnya mengandung
bakal biji (ovulum). Setelah serbuk sari jatuh di kepala putik,
terbentuklah buluh serbuk sari. Kemudian generatif akan membuahi sel
telur membentuk zigot. Akhirnya di dalam biji mengandung calon
individu baru beserta endosperm yang akan melanjutkan generasi
tumbuhan tetuanya.
Sebagian besar tumbuhan anggota Angiospermae batangnya berkayu.
Ada beberapa tumbuhan dalam kelompok ini berupa herba dan
berbatang basah. Ada pula yang batangnya mengalami pertumbuhan
sekunder karena berkambium, namun sebagian yang lain batang tidak
mengalami pertumbuhan sekunder karena tidak berkambium. Ciri ruasruas batang dan percabangan menunjukkan adanya keragaman ciri.
Daunnya pun beragam bentuk, pertulangan daun dan ciri lainnya.
Keanekaragaman juga terlihat pada bunga, terutama jumlah bagianbagian bunga, dalam hal ini kelopak, mahkota, benang sari dan putik.
Tumbuhan berbiji tertutup terdiri atas dua kelas, yaitu kelas
Monocotyledonae dan Dicotyledonae. Kedua kelas tersebut memiliki
perbedaan ciri yang nyata, baik ciri morfologi maupun ciri anatomi.
Untuk lebih memahami tentang dua kelas tumbuhan berbiji ini, pelajari
juga Ciri-Ciri dan Perbedaan Tumbuhan Dikotil dan
Monokotil.
Ciri-Ciri dan Peranan Pisces (Ikan)| Pisces (Ikan) diklasifikasikan dengan
berbagai ciri-ciri dan manfaat atau peranan dari jenis-jenis Pisces (Ikan). Tubuh
ikan memiliki bentuk pipih lateral (misalnya ikan bandeng) atau pipih
dorsoventral (misalnya ikan pari) untuk memudahkan dalam bergerak di air.
Anggota geraknya berupa sirip yang terdiri dari sepasang sirip dada dan juga
sepasang sirip perut. Selain dari itu terdapat pula sirip anal serta sirip punggung
dimana bagian depannya dan belakang tidak berpasangan. Tubuh ikan ditutupi
dari sisik-sisik yang tersusun dari zat kapur. Pada permukaan sisik berlendir
untuk memudahkan gerakan ikan yang ada dalam air. Di sisi kiri kanan
tubuhnya terdapat gurat dengan sisi yang berfungsi sebagai alat keseimbangan.
Gurat isi juga berfungsi dalam menentukan arah arus air dan kedalaman ikan
sewaktu berenang.
Sistem Pernapasan - Ikan bernapas dengan insang. Insang mengandung
pembuluh darah sehingga memiliki warna merah. Air masuk melalui mulut,

melewati insang dan setelah terjadi pertukaran gas, air keluar melalui tutup
insang (operkulum). Tutup insang yang senantiasa membuka dan menutup
untuk mengatur keluar masuknya air. Ada juga ikan yang bernapas dengan paruparu,
yaitu
ikan
Dipnoi.
Sistem Transportasi - Jantung ikan terdiri dari dua ruang yaitu serambi
(atrium) dan bilik (ventrikel). Darah yang memiliki oksigen yang kurang yang
ada pada bagian belakang mengalir ke depan menuju ke serambi kemudian ke
bilik. Bilik yang berotot tebal memompa darah menuju ke insang. Di insang
terjadi pertukaran gas. Darah yang kaya oksigen mengalir ke seluruh tubuh.

Ciri-Ciri Umum - Pisces merupakan Vertebrata akuatik (hidup di air) yang


memiliki ciri-ciri umum. Ciri-ciri umum Pisces (ikan) adalah sebagai
berikut....
Tubuh terdiri dari kepala, badan, dan ekor. Tubuh ditutupi oleh kulit yang
umumnya bersisik dan berlendir. Terdapat empat tipe sisik, yaitu ganoid,
plakoid, stenoid, dan sikloid. Pisces mempunyai sirip untuk berenang.
Endoskleton tersusun tulang rawan atau tulang keras.
Pisces bernapas dengan insang. Insang ditutupi oleh operkulum (tutup
insang). Insang ada yang mengalami perluasan yang disebut dengan
labirin, contohnya pada ikan Trichogaster sp. Helostoma sp, Anabas sp,
dan Osphronemus goramy (gurami). Pisces mempunyai organ tambahan
yang berupa gelembung renag yang berfungsi sebagai pembantu
pernapasan dan juga alat hidrostatis
Pisces bersifat poikilotern (berdarah dingin/suhu tubuh yang dipengaruhi
oleh suhu lingkungan).
Sistem peredaran darah tertutup tunggal, artinya satu kali peredaran,
darah hanya satu kali melalui jantung. Jantung terdiri atas dua ruang yaitu
satu ventrikel dan satu atrium.
Sistem pencernaan yang lengkap dengan
kerongkongan, lambung, usus, dan anus.

dimulai

dari

mulut,

Alat ekskresi yang berupa ginjal dengan tipe pronefron dari mesonefron.
Sistem koordinasi yang terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan sumsum
tulang belakang) dan sistem hormon. Pisces juga mempunyai alat indra

dengan berupa sepasang mata, sepasang telinga dalam, indra pembau dan
juga gurat sisi. Gurat sisi yang terdapat di sepanjang sisi tubuhnya, yang
berfungsi untuk mengetahui perubahan tekanan air.
Alat kelamin yang terpisah atau hermafrodit. Fertilisasi terjadi secara
eksternal (diluar tubuh) atau internal (di dalam tubuh). Pisces yang
bersifat ovipar, ovovivipar, atau vivipar.
Peranan Pisces (ikan) - Pisces memiliki manfaat yang sangat menguntungkan
bagi kehidupan manusia. Peranan pisces (ikan) adalah sebagai berikut...
Daging ikan adalah sumber protein tinggi dan mengandung asam lemak
yang tak jenuh.
Kulit ikan tertentu dapat disamak untuk dibuat tas, dompet, sepatu, dan
juga jaket.
Dipelihara sebagai ikan hias di akuarium
Pemberantasan nyamuk yang secara biologi, sehingga dapat mencegah
muncul dan terjadinya wabah penyakit demam berdarah dan juga
penyakit malaria.
Tulang ikan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan lem.
Sisa-sisa ikan dapat dimanfaatkan dengan dibuat tepung untuk campuran
makanan ternak atau dibuat pupuk tanaman.
Jenis ikan yang ganas dapat menyerang dan juga membahayakan manusia
terutama bagi perenang, misalnya hiu, piranha, ikan macan di afrika,
salem-karper, dan juga ikan kumis dari Amerika selatan.
Suksesi sebagai proses perubahan
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur
yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga
terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan
perkataan lain, suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak
seimbang menuju ekosisteem seimbang.
Akhir proses suksesi komunitas yaitu terbentuknya suatu bentuk komunitas
klimaks. Komunitas klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan stabil (tidak

berubah) yang mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. Komunitas


klimaks ditandai dengan tercapainya homeostatis atau keseimbangan, yaitu
suatu komunitas yang mampu mempertahankan kestabilan komponennya dan
dapat bertahan dari berbagai perubahan dalam system secara keseluruhan.
Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan 2 macam
suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
1. Suksesi primer
Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang
mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk
komunitas baru. Gangguan tersebut dapat terjadi secara alami maupun oleh
campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat berupa tanah longsor,
letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai. Gangguan oleh
campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan (batu bara, timah,
minyak, dan segala sesuatu yang bisa ditambang).
Suksesi primer ini berawal dengan tumbuhnya tumbuhan pionir, biasanya
berupa lumut kerak. Lumut kerak mampu melapukkan batuan menjadi tanah
sederhana. Lumut kerak yang mati akan diuraikan oleh pengurai menjadi zat
anorganik. Zat anorganik ini memperkaya nutrient pada tanah sederhana
sehingga terbentuk tanah yang lebih kompleks. Benih yang jatuh pada tempat
tersebut akan tumbuh subur. Setelah itu akan tumbuh rumput, semak, perdu, dan
pepohonan. Bersamaan dengan itu pula hewan mulai memasuki kkomunitas
yang baru terbentuk. Hal ini diikuti dengan suksesi komunitas hewan. Secara
langsung atau tidak langsung. Hal ini karena sumber makanan berupa tumbuhan
sehingga keberadaan hewan pada suatu wilayah komunitas tumbuhan akan
senantiasa menyesuaikan diri dengan jenis tumbuhan yang ada. Akhirnya
terbentuklah komunitas klimaks atau ekosistem seimbang yang tahan terhadap
perubahan (bersifat homeoesitas).
Salah satu contoh Suksesi primer yaitu peristiwa meletusnya Gunung Krakatau.
Setelah letusan itu, bagian pulau yang tersisa tertutup oleh batu apung dan abu
sampai kedalaman rata-rata 30 m. Adapun peristiwa suksesi primer yang terjadi
setelah meletusnya Gunung Krakatau sebagai berikut :
1. Dalam tahun 1884, setahun setelah letusan, pulau itu hanya merupakan
gurun tanpa kehidupan tumbuhan.
2. Sekitar tahun 1886, vegetasinya terdiri dari lapisan bawah ganggang biruhijau dan lapisan atas yang terutama terdiri dari tumbuhan paku. Paku-pakuan
itu terdiri dari sekitar 26 jenis tumbuhan berpembuluh.

3. Sekitar tahun 1897, vegetasinya terdiri dari rerumputan yang rapat, beberapa
diantaranya setinggi orang. Spesies rumput utamanya yaitu Saccharum
spontaneum, Neyraudia madagascariensis, dan Pennisetum macrostachyum.
Bergabung dengan rerumputan itu terdapat berbagai tumbuhan berkeping biji
dua (dikotil), termasuk berbagai tumbuhan sulur.
4. Dari tahun 1906 sampai 1919 rerumputan yang sama masih ada, tetapi
tumbuhan yang tergabung mencakup Cyperaceae dan beberapa perdu. Terdapat
juga sejalur lahan hutan campur yang terdiri dari pohon hutan campur Ficus dan
Macaranga.
5. Sekitar tahun 1932, jalur-jalur lahan hutan Ficus-Macaranga itu telah
berkembang dan meluas. Hutan itu menjadi sedemikian rindangnya sehingga
hanya terdapat sedikit saja tema teduhan, walaupun pohon muda jumlahnya
masih melimpah. Bahkan di antara vegetasi rumput utamanya pun bertebaran
pohon Ficus dan Macaranga yang sebelumya tidak memberikan ciri
perkembangan lahan hutan campur dari sabana. Di beberapa tempat,
keteduhan di bawah pepohononan itu sudah cukup menekan pertumbuhan
rumput dan memungkinkan pertumbuhan spesies tumbuhan teduhan, seperti
misalnya anggrek tanah Nervilia aragoana. Di dalam jurang terdapat
pertumbuhan pohon dan semak yang lebih subur, yang menggantikan
rerumputan disana, dan humus bahkan telah mulai bertumpuk. Lahan hutan
campuran itu lebih kaya akan spesies daripada sabana rumput, tetapi masih jauh
dan kurang kaya dibandingkan dengan hutan hujan primer.
Jelaslah bahwa pembentukan kembali koloni di Krakatau itu menggambarkan
dominasi yang berturut-turut, pertama-tama oleh kriptogram (di sini terutama
ganggang dan paku-pakuan), disusul oleh tumbuhan jenis terna, dan akhirnya
pepohonan.
Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan, tetapi hanya
mengakibatkan rusaknya sebagian komunitas. Pada komunitas ini, substrat lama
dan sebagian kehidupan lama masih ada. Suksesi ini dapat terjadi oleh
gangguan alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami
dapat berupa banjir, gelombang Tsunami, kebakaran hutan, dan angina kencang.
Adapun gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa penebangan hutan
dan pembukaan lahan dengan membakar hutan.
Kecepatan proses suksesi dipengaruhi oleh beberapa factor berikut :

1. Luas komunitas asal yang rusak karena gangguan.


2. Jenis-jenis tumbuhan yang terrdapat di sekitar komunitas yang terganggu.
3. Kehadiran pemencar benih (serangga, burung, hewan-hewan lainnya)
4. Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang membantu penyebaran
biji, spora, dan benih serta curah hujan.
5. Jenis substrat baru yang terbentuk.
6. Sifat-sifat jenis tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya suksesi.
Suksesi tidak hanya terjadi di daratan, tetapi terjadi pula di perairan misalnya di
danau dan rawa. Danau dan rawa yang telah tua akan mengalami pendangkalan
oleh tanah yang terbawa aliran air. Danau yang telah tua ini disebut eutrofik.
Selanjutnya, berdasarkan tempat terbentuknya, terdapat tiga jenis
komunitas klimaks, yaitu sebagai berikut :
1. Hidroser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air tawar.
2. Haloser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air payau.
3. Xeroser yaitu suksesi yang terbentuk di daerah gurun.
Pembentukan komunitas klimaks ini sangat dipengaruhi oleh musim dan
biasanya komposisinya bercirikan spesies yang dominan.
Berdasarkan pengaruh musim terhadap terbentuknya komunitas klimaks,
terdapat dua teori sebagai berikut :
1. Hipotesis monoklimaks menyatakan bahwa pada daerah musim tertentu
hanya terdapat satu komunitas klimaks.
2. Komunitas poliklimaks mengemukakan bahwa komunitas klimaks
dipengaruhi oleh berbagai factor abiotic yang salah satunya mungkin
dominan.
Sekarang kamu sudah memahami proses terjadinya suksesi yang dapat
membentuk suatu komunitas klimaks. Tidak semua ekosistem akan mengalami
proses suksesi yang sama dengan ekosistem lainnya. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya berbagai macam tipe ekosistem dunia.

Pengertian, Ciri-Ciri, Klasifikasi dan Peranan Aves| Aves (Burung)


diklasifikasikan dari berbagai macam, jenis atas ciri-ciri yang ditemukan dengan
peranan sama dan juga berbeda. Secara umum, Pengertian Aves adalah
vertebrata yang tubuhnya ditutupi oleh bulu yang berasal dari epidermis dan
memiliki berbagai macam adaptasi untuk terbang. Aves meliputi burung, ayam,
angsa, dan bebek (itik). Tubuh aves terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor.
Pada aves terdapat sepasang sayap yang digunakan dan berfungsi untuk terbang
serta kaki yang digunakan untuk berjalan. Tungkai belakang bersisik dengan
bentuk tungkai belakang dengan cakar yang bermacam-macam sesuai dengan
jenis makanan dan cara hidup pada aves tersebut.
Aves memiliki sistem pencernaan makanan yang

dimisalkan pada ayam, ayam memiliki sistem pencernaan yang terdiri dari
paruh, rongga mulut, esofagus, tembolok, perut kelenjar, empedal, usus, rektum,
dan kloaka. Kloaka adalah muara bersama dari saluran urine (ureter), saluran
reproduksi, dan saluran pencernaan makanan. Aves memiliki sistem pernapasan
yang bernapas dengan paru-paru. Selain dari itu, aves memiliki kantong udara
yang membantu saat aves terbang. Aves memiliki jantung yang terbagi atas
empat ruang, yaitu serambi kanan, bilik kanan, serambi kiri dan bilik kiri. Darah
dari seluruh tubuh yang miskin oksigen tersebut akan masuk ke serambi kanan,
kemudian menuju ke bilik kanan. Bilik kanan tersebut akan memompa darah ke
paru-paru dimana paru-paru akan terjadi pertukaran gas. Karbon dioksida
dilepaskan dan oksigen diikat oleh Hemoglobin. Darah kaya oksigen tersebut
kemudian masuk ke serambi kiri lalu ke bilik kiri. Dari bilik kiri darah akan
dipompa ke seluruh tubuh.

Tubuh Aves ditutupi oleh berbagai macam bulu yang terdiri atas zat keratin.
Ada beberapa macam jenis bulu pada Aves. Macam-macam bulu pada Aves
adalah sebagai berikut..
Bulu terbang, berfungsi untuk terbang. Bulu terbang terdiri dari bulu ekor
dan bulu sayap. Bulu ekor berfungsi sebagai kemudi
Bulu kontur, berfungsi sebagai penutup tubuh dan membentuk tubuh
menjadi langsing
Bulu halus, berfungsi untuk menghangatkan tubuh burung. Bulu ini
biasanya merupakan bulu pertama dari pada anak burung. Pada saat itu
tumbuh menjadi dewasa, bulu halus akan rontok kemudian akan diganti
dengan bulu terbang dan bulu kontur. Pada burung dewasa masih
memiliki bulu halus yang terdapat disekeliling ujung kaki.
Ciri-Ciri Umum Aves - Dari berbagai jenis spesies aves, maka perlunya anda
mengenal secara umum ciri-ciri Aves (Burung). Ciri-Ciri Aves (Burung)
adalah sebagai berikut...
Memiliki ukuran tubuh beragam. Tubuh aves terdiri dari kepala, leher,
badan, dan ekor
Mulut berparuh yang tersusun dari zat tanduk, tidak memiliki gigi dan
lidah yang tidak dijulurkan. Bentuk paruh yang beragam sesuai dengan
jenis makanannya.
Memiliki mata yang berkembang baik dengan kelopak mata, membrana
niktitans, dan kelenjar air mata. Umumnya mata aves terdapat dibagian
sisi kepala. Mata burung hantu terletak berdampingan. Telinga yang tidak
berdaun telinga dimana bagian tengahnya terdapa osikula auditori. Aves
memiliki sepasang lubang hidung

Aves mempunyai sepasang kaki yang digunakan untuk berjalan,


bertengger, berenang, mencakar-cakar rumah, memegang makanan, atau
untuk menangkap dan mencengkeram mangsa. Jumlah jari kaki 2,3, dan
4. Kulit kaki bagian bawah dan jari-jarinya tersusun dari zat tanduk yang
keras.
Aves memiliki sayap untuk terbang. Kecepatan terbang sekitar 30-75
km/jam.
Aves bernapas dengan paru-paru yang berhubungan dengan pundi-pundi
udara sebagai alat pernapasan tambahan. Pundi-pundi udara berupa
kantong selaput yang ringan, yaitu sepasang di leher, sebuah di antara
tulang selangka yang bercabang-cabang membentuk kantong udara pada
lengan atas, sepasang di dada depan, sepasang di dada belakang, dan
sepasang di perut. Cadangan udara di dalam pundi-pundi udara berguna
untuk pernapasan pada saat terbang. Pundi-pundi udara akan terisi udara
kembali pada saat burung melayang tanpa mengepakkan sayapnya.
Aves memiliki alat suara siring yang terdapat pada percabangan trakea.
Sistem pernapasan Aves lengkap, meliputi mulut, esofagus
(kerongkongan), tembolok, lambung kelenjar, empedal berdinding tebal
(lambung otot), usus halus, usus besar, dan kloaka. Pada mulut terdapat
kelenjar ludah. Di antara usus halus dan usus besar, terdapat usus buntu
(sekum). Aves memiliki pankreas, hati, dan empedu.
Aves bersifat homoioterm karena mempertahankan suhu tubuhnya
dengan bulu-bulu (bulu sebagai isolator panas). Suhu tubuh sekitar
40,5C-42C.
Alat memiliki peredaran darah ganda, artinya dalam satu kali peredaran
darah ke seluruh tubuh, darah melewati jantung dua kali.
Alat ekskresi berupa ginjal metanefros dan tidak memiliki kandung
kemih
Sistem saraf berupa otak, dengan serebrum dan lobus optikus yang
berkembang baik. Aves memiliki 12 pasang saraf kranial.
Aves bersifat ovipar dan fertilisasi terjadi secara internal. Telur bercabang
keras. Aves betina memiliki satu ovarium (di sebelah kiri tubuh) dan
beberapa spesies mengerami telurnya.

Klasifikasi Aves (Burung) - Terdapat sekitar 8.600 spesies Aves yang masih
hidup dan dikelompokkan /diklasifikasikan ke dalam sekitar 28 ordo.
Klasifikasi Aves adalah sebagai berikut....
Casuariiformes (kasuari), contohnya emu (Dromaius novaehollandiae)
dan kasuari bergelambir ganda (Casuarius casuarius).
Psittaciformes (burung nuri), contohnya betet kepala biru (Pionus
menstruus) dan kakatua berjambul (Cacatua galerita).
Galliformes (unggas), contohnya ayam buras (Gallus domesticus) dan
kalkun (Meleagris gallopavo)
Passeriformes (burung penyanyi), contohnya jalak bali (Leucopsar
rothschildi) dan beo (Gracula religiosa).
Ciconiiformes (burung bangau), contohnya bangau
leucocephala) dan kuntul putih besar (Egretta alba).

(Mycteria

Strigiformes (burung hantu), memiliki bulu yang sangat halus, berekor


pendek, kepala besar dan bulat, mata besar mengarah ke depan yang
dikelilingi piringan wajahnya, paru berkait, cakarnya tajam, dan mencari
makan pada malam hari. Contohnya burung hantu hutan (Strix sp) dan
Hantu sayap bundar (Urgolaux dimorpha).
Falconiformes (burung pemangsa), contohnya elang kepala botak
(Heliacetus leucocephalus), rajawali emas (Aquila chrisaetos) dan alapalap (Microhierax caerulescens)
Columbiformes (burung merpati), contohnya burung dara mahkota elok
(Goura cristata) dan perkutuk (Geopelia striata).

Peranan Aves - Aves memiliki peranan dengan banyak keuntungan dalam


manfaat bagi kehidupan manusia. Peranan Aves adalah sebagai berikut...
Sebagai bahan industri, misalnya bulu entok yang digunakan untuk
membuat kok (Shuttlecock) dan pengisi bantal. Bulu ayam untuk
membuat kemoceng.
Sebagai bahan membuat obat, misalnya sarang burung walet dan telur
itik.
Predator alamiah, memangsa ulat dan serangga
Sebagai hiburan, misalnya pada burung suaranya yang merdu dan burung
yang dapat dilatih dalam permainan sirkus
Telur dan dagingnya dapat dikonsumsi dan kaya akan protein. Sarang
walet dapat dibuat sop sarang burung.

Hubungan ekologis antarkomponen ekosistem dalam suatu sistem ekologi


padaumumnya diperlihatkan dalam bentuk reaksi sifat-sifat fisikokimiawi, lingkungan sebagai hasilinteraksi antarkomponen ekosistem.
Komponen abiotik suatu ekosistem adalah semua unsur-unsur dasar dari
habitat dan lingkungannya, yang mencakup tanah, air, udara, seperti
oksigen dankarbondioksida, nitrat dan fosfat, serta senyawa organik dan
anorganik. Persenyawaan tersebutterdapat sebagai hasil proses
metabolisme atau proses dekomposisi makhluk hidup yang telahmati.
Dalam komponen abiotik termasuk pula faktor lingkungan fisik lain,
yaitu radiasi sinar matahari atau iklim, seperti suhu udara, curah hujan,
kelembaban udara, dan angin. Energiradiasi sinar matahari merupakan
energi yang terbanyak yang diterima oleh tumbuhan-tumbuhanuntuk
proses fotosintesis.Secara mendasar komponen abiotik, seperti O
2

, CO
2
dan nutrien sebagian besar berasaldari hasil pelapukan dan pengendapan
bahan-bahan organik makluk hidup yang telah mati dantidak aktif, bahan
organik atau nutrien yang terlarut dalam ekosistem akuatik. Semua
bahanorganik dan anorganik tersebut merupakan bahan dasar yang
diperlukan untuk daur nutrien (daur biogeokimiawi) dalam
ekosistem.Untuk tumbuh-tumbuhan diperlukan sejumlah unsur esensial
yang menjadi nutrienutama. Tidak semua unsur tersebut diperlukan oleh
setiap jenis tumbuhan dalam kuantitas atau perbandingan yang sama,
tetapi semua tumbuh-tumbuhan akan membutuhkan sejumlah
nutrienminimal untuk pertumbuhannya, dan pada umumnya setiap jenis
tumbuhan memerlukansejumlah nutrien yang spesifik.
2.

KOMPONEN BIOTIK
Komponen biotik adalah semua komponen makluk hidup yang terdapat
dalam ekosistem.Komponen biotik dalam ekosistem, dapat dikelompokan
dari segi perolehan sumber energi(jenjeng makanan) dan segi
strukturnya.1.

Dari segi perolehan sumber energi/ jenjang makanan (


trophic level
) komponen ekosistem terdiridari :a.

Komponen autotropik adalah komponen biotik yang terdiri dari tumbuhan


hijau ataufitoplankton, yaitu organisme yang mampu mensintesis
makanannya sendiri berupa bahanorganik dan bahan anorganik sederhana
dengan bantuan sinar matahari dan butir hijau daun. b.

Komponen hijau tropic, adalah komponen biotik yang terdiri dari hewan,
yaitu organisme yangsumber makanannya diperoleh dari bahan-bahan
organik yang dibentuk oleh komponen autotrof,

menyusunnya kembali dan menguraikan bahan-bahan organik kompleks


yang telah matikedalam senyawa anorganik sederhana. Organisme
heterotrof dapat dibedakan juga kedalamkelompok
biophage
, yaitu organisme yang mengkonsumsi organisme lain; dan
saprophage

, yaituorganisme pengurai bahan-bahan organik dari organisme yang telah


mati.2.

Segi struktur atau penyusun ekosistem terdiri dari 2 komponen, yaitu :a.

Komponen abiotik, meliputi: 1) senyawa anorganik, misalnya oksigen


atau nitrogen, 2) senyawaorganik, misalnya karbohidrat, protein atau
enzim; 3) habitat dan lingkungan, misalnya tanahatau udara atmosfer; b.

Komponen biotik, meliputi: 1) produsen, misalnya tumbuhan hijau atau


fitiplankton, 2)konsumen, misalnya hewan atau manusia; biasanya
makluk hidup yang tidak mampumenghasilkan makanannya sendiri
sebagai sumber energi untuk kehidupannya. Berdasarkansumber makanan
yang dikonsumsi dapat dikelompokan organisme herbivora, karnivora
atau parasit. Organisme herbivora dan karnivora ini sering dinamakan
pula sebagai kelompok konsumen makro.c.

Pengurai atau dekomposer. Kelompok biota ini sebenarnya termasuk


golongan konsumen juga,tetepi sebagai sumber makanan untuk energi
yang diperlukan diperoleh dari makluk hidup yangtelah mati dan
mengalami dekomposisi, misalnya bakteri atau jamur. Kelompok biota
tersebutdinamakan pula dengan konsumen
mikro
atau
sapotroph
.
FUNGSI EKOSISTEM
Suatu ekosistem adalah suatu sistem lingkungan diskrep, secara
struktural maupunfungsional berperan sebagai penunjang kehidupan.Dari
segi fungsional, ekosistem dapat dianalisa menurut:

Lingkaran energi
Sesuai dengan azas pertama dari azas dasar ilmu lingkungan, yaitu
semuaenergi yang memasukisebuah organisme hidup atau populasi atau
ekosistem dapat dianggap sebagai energi yangtersimpan atau terlepaskan.
Energi dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk yang lainnya tetapitidak
dapat hilang,dihancurkan, atau diciptakan.

Rantai makanan
Rantai makanan merupakan perpindahan energi makanan dari sumber
daya tumbuhan melaluiseri organisme atau melalui jenjang makan
(tumbuhanherbivora- carnivora). Pada setiap tahap pemindahan energi,
80

90% energi potensial hilang sebagai panas, karena itu langkah-langkah

dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan lain,
semakin pendek rantaimakanan semakin besar pula energi yang tersedia.
Ada dua tipe dasar rantai makanan:
1.

Rantai makanan rerumputan / perumput (


grazing food chain
) Misal, tumbuhan-herbivora-carnivora2.

Rantai makanan sisa (


detritus food chain
) Bahan mati misal mikroorganisme (detrivora =organisme pemakan sisa)
- predator.

Pola keanekaragaman dalam waktu dan ruang


Merupakan azas ketiga dari azas dasar ilmu lingkungan yaitu
materi,energi, ruang, waktu dankeanekaragaman, semuanya termasuk
kategori sumber alam.

Perkembangan dan evolusi


Dapat didekati dengan azas ketiga belas dari azas dasar ilmu lingkungan,
yaitu lingkungan yangsecara fisik mantap memungkinkan terjadinya
penimbunan keanekaragaman biologi dalamekosistem yang mantap, yang
kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauhlagi.

Pengendalian (cybernetics)
Organisme menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik, akan tetapi
organisme juga dapat embuatlingkungannya menyesuaikan terhadap

kebutuhan biologisnya, misalnya tumbuhan dapatmempengaruhi tanah


tempat tumbuhnya
Platyhelminthes
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
?

Platyhelminthes

Klasifikasi ilmiah
Domai Eukaryota
n:
Kerajaa Animalia
n:
Filum:

Platyhelmint
hes
Kelas

Turbellaria
(Turbellaria)
Trematoda
(Trematoda)
Cestoidea
(Cestoda)

Monogenea
(Monogenea)
Platyhelminthes adalah filum dalam Kerajaan Animalia (hewan). Filum ini
mencakup semua cacing pipih kecuali Nemertea, yang dulu merupakan salah
satu kelas pada Platyhelminthes, yang telah dipisahkan.[1]
Daftar isi
Tubuh pipih dosoventral dan tidak bersegmen. Umumnya, golongan cacing
pipih hidup di sungai, danau, laut, atau sebagai parasit di dalam tubuh
organisme lain.[2] Cacing golongan ini sangat sensitif terhadap cahaya.[2]
Beberapa contoh Platyhelminthes adalah Planaria yang sering ditemukan di
balik batuan (panjang 23 cm), Bipalium yang hidup di balik lumut lembap
(panjang mencapai 60 cm), Clonorchis sinensis, cacing hati, dan cacing pita.[2]
Struktur dan fungsi tubuh
Platyhelminthes merupakan cacing yang tergolong triploblastik aselomata
karena memiliki 3 lapisan embrional yang terdiri dari ektoderma, endoderma,
dan mesoderma.[3] Namun, mesoderma cacing ini tidak mengalami spesialisasi
sehingga sel-selnya tetap seragam dan tidak membentuk sel khusus.[3]
Sistem pencernaan
Sistem pencernaan cacing pipih disebut sistem gastrovaskuler, dimana
peredaran makanan tidak melalui darah tetapi oleh usus.[3] Sistem pencernaan
cacing pipih dimulai dari mulut, faring, dan dilanjutkan ke kerongkongan.[3] Di
belakang kerongkongan ini terdapat usus yang memiliki cabang ke seluruh
tubuh.[3] Dengan demikian, selain mencerna makanan, usus juga mengedarkan
makanan ke seluruh tubuh.[3]
Selain itu, cacing pipih juga melakukan pembuangan sisa makanan melalui
mulut karena tidak memiliki anus.[3] Cacing pipih tidak memiliki sistem transpor
karena makanannya diedarkan melalui sistem gastrovaskuler.[3] Sementara itu,
gas O2 dan CO2 dikeluarkan dari tubuhnya melalui proses difusi.[3]
Sistem syaraf
Ada beberapa macam sistem syaraf pada cacing pipih:[3]

Sistem syaraf tangga tali merupakan sistem syaraf


yang paling sederhana.[3] Pada sistem tersebut, pusat
susunan saraf yang disebut sebagai ganglion otak
terdapat di bagian kepala dan berjumlah sepasang. [3] Dari
kedua ganglion otak tersebut keluar tali saraf sisi yang
memanjang di bagian kiri dan kanan tubuh yang
dihubungkan dengan serabut saraf melintang. [3]
Pada cacing pipih yang lebih tinggi tingkatannya, sistem
saraf dapat tersusun dari sel saraf (neuron) yang
dibedakan menjadi sel saraf sensori (sel pembawa sinyal
dari indera ke otak), sel saraf motor (sel pembawa dari
otak ke efektor), dan sel asosiasi (perantara). [3]
Indera
Beberapa jenis cacing pipih memiliki sistem penginderaan berupa oseli, yaitu
bintik mata yang mengandung pigmen peka terhadap cahaya.[3] Bintik mata
tersebut biasanya berjumlah sepasang dan terdapat di bagian anterior (kepala).[3]
Seluruh cacing pipih memiliki indra meraba dan sel kemoresptor di seluruh
tubuhnya.[4] Beberapa spesies juga memiliki indra tambahan berupa aurikula
(telinga), statosista (pegatur keseimbangan), dan reoreseptor (organ untuk
mengetahui arah aliran sungai).[3] Umumnya, cacing pipih memiliki sistem
osmoregulasi yang disebut protonefridia.[5] Sistem ini terdiri dari saluran
berpembeluh yang berakhir di sel api.[4] Lubang pengeluaran cairan yang
dimilikinya disebut protonefridiofor yang berjumlah sepasang atau lebih.[5]
Sedangkan, sisa metabolisme tubuhnya dikeluarkan secara difusi melalui
dinding sel.[5]
Reproduksi
Cacing pipih dapat bereproduksi secara aseksual dengan membelah diri dan
secara seksual dengan perkawinan silang, walaupun hewan ini tergolong
hermafrodit.[6]
Klasifikasi
Platyhelminthes dapat dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu Turbellaria (cacing
bulu getar), Trematoda (cacing hisap), Monogenea, dan Cestoda (cacing pita).[7]

Kelas Turbellaria merupakan cacing pipih yang


menggunakan bulu getar sebagai alat geraknya,
contohnya adalah Planaria.[7]
Kelas Trematoda memiliki alat hisap yang dilengkapi
dengan kait untuk melekatkan diri pada inangnya karena
golongan ini hidup sebagai parasit pada manusia dan
hewan.[7] Beberapa contoh Trematoda adalah Fasciola
(cacing hati), Clonorchis, dan Schistosoma.[7]
Kelas Cestoda memiliki kulit yang dilapisi kitin sehingga
tidak tercemar oleh enzim di usus inang.[7] Cacing ini
merupakan parasit pada hewan, contohnya adalah Taenia
solium dan T. saginata.[7] Spesies ini menggunakan skoleks
untuk menempel pada usus inang. Taenia bereproduksi
dengan menggunakan telur yang telah dibuahi dan di
dalamnya terkandung larva yang disebut onkosfer.[7]
Siklus Hidup Platyhelminthes
Fasciola hepatica
Telur (bersama feces) -> larva bersilia (mirasidium) -> siput air (lymnea
auricularis atau lymnea javanica) -> sporokista -> redia -> serkaria -> keluar
dari tubuh siput -> menempel pada rumput / tanaman air -> membentuk kista
(metaserkaria) -> dimakan domba(hepatica)/sapi(gigantica) -> usus -> hati ->
sampai dewasa
Chlornosis sinensis
Telur (bersama feces) -> mirasidium -> siput air -> sporosista -> menghasilkan
redia -> menghasilkan serkaria -> keluar dari tubuh siput -> ikan air tawar
(menempel di ototnya) -> membentuk kista (metaserkaria) -> ikan dimakan ->
saluran pencernaan -> hati -> sampai dewasa
Schistosoma javanicum
Telur (bersama feces) -> mirasidium -> siput air -> sporosista -> menghasilkan
redia -> menghasilkan serkaria -> keluar dari tubuh siput -> menembus kulit
manusia -> pembuluh darah vena
Taenia saginata / Taenia Solium

Proglotid (bersama feces) -> mencemari makanan babi -> babi -> usus babi
(telur menetas jadi hexacan) -> aliran darah -> otot/daging (sistiserkus) ->
manusia -> usus manusia (sistiserkus pecah -> skolex menempel di dinding
usus) -> sampai dewasa di manusia -> keluar bersama feces[3][8]
Penyakit yang disebabkan Platyhelminthes

Schistosoma mansoni, penyebab Schistosoma pada manusia.


Beberapa spesies Platyhelminthes dapat menimbulkan penyakit pada manusia
dan hewan.[8] Salah satu diantaranya adalah genus Schistosoma yang dapat
menyebabkan skistosomiasis, penyakit parasit yang ditularkan melalui siput air
tawar pada manusia.[8] Apabila cacing tersebut berkembang di tubuh manusia,
dapat terjadi kerusakan jaringan dan organ seperti kandung kemih, ureter, hati,
limpa, dan ginjal manusia.[3][8] Kerusakan tersebut disebabkan
perkembanganbiakan cacing Schistosoma di dalam tubuh hingga menyebabkan
reaksi imunitas. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit endemik di
Indonesia.[3][8]. Contoh lainnya adalah Clonorchis sinensis yang menyebabkan
infeksi cacing hati pada manusia dan hewan mamalia lainnya.[9] Spesies ini
dapat menghisap darah manusia.[9] Pada hewan, infeksi cacing pipih juga dapat
ditemukan, misalnya Scutariella didactyla yang menyerang udang jenis
Trogocaris dengan cara menghisap cairan tubuh udang tersebut.[1

Pembuahan Ganda pada Angiospermae


Pembuahan ganda adalah proses yang terjadi pada
pembentukan biji tumbuhan angiospermae (berbiji tertutup).
Disebut pembuahan ganda karena terjadi dua pembuahan pada
proses pembentukan biji. Pembuahan pertama menghasilkan
zigot dan pembuahan kedua menghasilkan endosperma
(cadangan makanan).
Baca juga Bagian-Bagian Bunga Angiospermae.

Serbuk sari jatuh ke kepala putik sebagai awal terjadinya


proses penyerbukan pada angiospermae. Inti sel dalam serbuk
sari akan membelah membentuk inti vegetatif, inti generatif 1,
dan inti generatif 2. Setelah beberapa saat, serbuk sari akan
berkecambah membentuk tabung serbuk sari sebagai jalan
menuju kantung embrio. Inti sel serbuk sari nantinya akan
berjalan di sepanjang tabung serbuk sari untuk mencapai
kantung embrio.

Pembentukan tabung serbuk sari


Inti vegetatif akan berperan sebagai penunjuk jalan bagi inti
generatif, inti vegetatif akan berjalan di depan inti generatif.
Setelah sampai di kantung embrio, inti generatif 1 akan
membuahi sel telur membentuk zigot dan inti generatif 2 akan
membuahi inti kandung lembaga sekunder membentuk
endosperma.
Sel telur bersifat haploid (n) akan dibuahi inti generatif 1 yang bersifat haploid
(n) sehingga akan menghasilkan zigot yang bersifat diploid (2n). Inti kandung
lembaga sekunder akan dibuahi oleh inti generatif 2 sehingga terbentuk
endosperma. Endosperma bersifat triploid (3n) karena merupakan penyatuan 2
inti kandung lembaga sekunder dan inti generatif 2 yang masing-masing bersifat
haploid.

Proses pembuahan ganda


Zigot nantinya akan berkembang menjadi calon individu baru,
sedangkan endosperma merupakan cadangan makanan bagi
perkembangan zigot.
Pembuahan ganda hanya terjadi pada angiospermae,
sedangkan padaa gymnospermae menjalani proses yang
berbeda yang disebut pembuahan tunggal. Gymnospermae
hanya mengalami pembuahan tunggal sehingga tidak
menghasilkan endosperma sebagai cadangan makanan.

Peran mollusca yang menguntungkan dan merugikan


Standard
Banyak hewan Mollusca yang dagingnya dapat dimakan (cumi-cumi, siput,
siput) sehingga dapat sifungsikan sebagai sumber protein hewani. Kerang
mutiara menghasilkan butiran mutiara yang bernilai ekonomi tinggi. Beberapa
cinderamata dapat dibuat dari cangkang hewan Mollusca. Selain
menguntungkan beberapa Mollusca seperti siput dan keong sangat merugikan
petani karena sering menimbulkan kerusakan pada tanaman budidaya. Siput
lymmaea sp berperan sebagai inang perantara bagi cacing parasit.
Apakah peran mollusca yang menguntungkan
Umumnya mollusca menguntungkan bagi manusia, namun ada pula yang
merugikan.Peran mollusca yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
Sumber makanan berprotein tinggi, misalnya tiram batu
(Aemaea sp.), kerang (Anadara sp.), kerang hijau (Mytilus
viridis), Tridacna sp., sotong (Sepia sp.)
cumi-cumi (Loligo sp.), remis (Corbicula javanica), dan
bekicot (Achatina fulica).
Perhiasan, misalnya tiram mutiara (Pinctada
margaritifera).
Hiasan dan kancing, misalnya dari cangkang tiram batu,
Nautilus, dan tiram mutiara.
Bahan baku teraso, misalnya cangkang Tridacna sp.
Sumber makanan berprotein tinggi, misalnya tiram batu
(Aemaea sp.), kerang (Anadara sp.), kerang hijau (Mytilus
viridis), Tridacna sp., sotong (Sepia sp.) cumi-cumi (Loligo
sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatina
fulica).
Perhiasan, misalnya tiram mutiara (Pinctada
margaritifera).
Hiasan dan kancing, misalnya dari cangkang tiram batu,
Nautilus, dan tiram mutiara.

Bahan baku teraso, misalnya cangkang Tridacna sp.


Apakah peran mollusca yang merugikan
Mollusca yang merugikan bagi manusia, misalnya bekicot
dan keong sawah yang merupakan hama dari tanaman.
Siput air adalah perantara cacing Fasciola hepatica.
Dan peran Mollusca yang merugikan bagi manusia, yakni
misalnya bekicot dan keong sawah yang merupakan hama
dari tanaman. Siput air adalah perantara cacing Fasciola
hepatica.
Interaksi dengan manusia dan hewan lainnya
Moluska penting bagi manusia serta

hewan lainnya sebagai makanan. Beberapa kerang merupakan sumber utama


kalsium untuk beberapa burung. Konsumsi moluska sudah dimulai berabadabad yang lalu. Memang, manusia menemukan cara untuk menggunakan tiram
untuk meningkatkan pasokan makanan secara tidak langsung: kerang yang
hancur menarik mikro-organisme yang membunuh nematoda yang merupakan
hama pertanian. Moluska juga menyehatkan manusia. Kerang yang langka dan
indah telah berharga sepanjang sejarah dan masih banyak yang sangat berharga
untuk kolektor. Dalam beberapa budaya zaman dulu kerang moluska menjabat
sebagai uang. Sebaliknya, manusia tidak diragukan lagi lebih berbahaya bagi
moluska.
Karena bivalvia adalah penyaring makanan, mereka cenderung menumpuk
polutan dan di banyak tempat mereka dikumpulkan dan dianalisis sebagai
sarana untuk memantau pencemaran air.

Efek polusi pada moluska kerang sangat jelas di perairan pantai, meskipun laut
pembuangan di laut dapat mencemari batang lepas pantai juga. Pencemaran
pesisir telah dalam beberapa dekade terakhir menjadi masalah yang signifikan
dan berkembang, pemahaman yang lebih besar dari efek aktivitas manusia di
habitat dan akan meningkatkan kesadaran aspek degradasi lingkungan.
Ciri-Ciri Tumbuhan paku ( Pteridophyta )
Ciri-Ciri Tumbuhan paku - Tumbuhan paku atau paku-pakuan
merupakan sekelompok tanaman yang mempunyai sistem
pembuluh sejati.
Meskipun mempunyai sistem pembuluh sejati tanaman ini tidak
menggunakan biji untuk berkembang biak tetapi menggunakan
spora.
Wilayah penyebaran Tumbuhan paku tersebar di seluruh
penjuru bumi, kecuali didaerah kering seperti gurun dan daerah
bersalju abadi.
Sebagian besar tanaman paku tumbuh di daerah yang beriklim
tropis dan iklim basah lembab.
Tanaman ini sering tumbuh di lantai-lantai hutan yang sedikit
basah, tebing, pada batang pohon, batu-batuan, dan pinggir
danau.
Jumlah cadangan air sangat mempengaruhi hidup dan
perembangbiakan tanaman ini, karena sangat berpengaruh
pada saat proses perkembang biakan, yaitu pada saat sel
sperma bergerak ke sel telur.

Ciri-Ciri Tumbuhan paku Pteridophyta


tumbuhan paku berbeda dengan lumut karena sudah
mempunyai akar, batang, dan daun. Hal tersebut
membuat tanaman paku termasuk ke dalam kormophyta
berspora.
mempunyai pembuluh angkut pada akar, batang, serta
daun, yaitu pembuluh xilem yang mempunyai fungsi
mengangkut air dan garam mineral dari akar untuk di
salurkan ke daun untuk proses fotosintesis, dan pembuluh
floem yang mempunyai fungsi mengedarkan hasil
fotosintesis ke seluruh bagian tanaman.
memilii dua fase generasi, yaitu sporofit atau
menghasilkan spora dan gametofit atau menghasilkan sel
kela-min.
Fase sporofit pada tumbuhan paku memiliki sifat lebih
dominan jika di bandingkan dengan fase gametofit.
Dilihat dari fungsinya, daun tumbuhan paku-pakuan
dibedakan menjadi dua macam yaitu daun tropofil yang
berfungsi untuk proses fotosintesis dan daun sporofil yang
berfungsi untuk menghasilkan spora.

Sedangkan jika di lihat dari bentuknya, daun tanaman


paku-pakuan dibedakan menjadi daun mikofil yaitu daun
yang berukuran kecil dan daun makrofil yaitu daun yang
berukuran besar.
Habitat hidup tumbuhan paku ada yang di darat ,ada pula
yang di perairan serta ada yang hidupnya menempel. Dan
sangat menyukai daerah yang basah dan lembab.
Saat umurnya masih muda, biasanya tanaman ini
mempunyai daun yang menggulung dan bersisik.
Tahukah kamu ? Tanaman paku dalam hidupnya
mempunyai kemampuan reproduksi secara aseksual
melalui pembentukan gemmae serta proses reproduksi
seksual melalui peleburan gamet jantan dan gamet
betina.
Dalam perjalanan siklus hidup (metagenesis) terdapat
fase sporofit, yaitu tumbuhan paku sendiri.
Memiliki klorofil sehingga cara hidupnya hidupnya
fotoautotrof.
Nah itu tadi sedikit informasi mengenai ciri ciri tumbuhan paku
semoga bermanfaat bagi teman-teman semua.[]
- See more at: http://www.kopi-ireng.com/2015/01/ciri-ciritumbuhan-paku-pteridophyta.html#sthash.rltTaHiD.dpuf
Ciri-ciri Tumbuhan Lumut (bryophyta)
Standard
Kingdom Plantae disebut juga Dunia Tumbuhan karena beranggotakan berbagai
jenis tumbuhan. Anggota kingdom plantae memiliki ciri-ciri umum yang sama.
Semua organisme tumbuhan bersifat eukariotik multiseluler dan sel-selnya
terspesialisasi membentuk jaringan dan organ. Sel tumbuhan memiliki dinding
sel yang terbuat dari selulosa. Tumbuhan juga memiliki klorofil, sehingga
mampu melakukan fotosintesis untuk memenuhi kebutuhan makanannya.
Karena dapat memenuhi kebutuhan makanannya secara mandiri, maka
tumbuhan disebut organisme autotrof. Tumbuhan menyimpan cadangan

makanannya dalam bentuk tepung atau pati. Hampir semua jenis tumbuhan
adalam tumbuhan darat (teresterial). Namun, ada juga tumbuhan yang hidup di
air (akuatik).
Para ahli membagi dunia tumbuhan menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan
tidak berpembuluh (nonvaskuler) dan tumbuhan berpembuluh (vaskuler). Maka
akan dibahas untuk kelompok tumbuhan tak berpembuluh yakni tumbuhan
lumut (Bryophyta), sedangkan tumbuhan berpembuluh yakni tumbuhan paku
(Pterydophyta), bji (Spermatophyta).
Tumbuhan Lumut atau bryophyta adalah kelompok terbesar dari tanaman darat,
yang berjumlah sekitar 25.000 spesies yang berbeda ditemukan di seluruh
dunia. Sebagian besar Tumbuhan Lumut ditemukan di daerah yang lembab dan
basah dengan iklim cukup hangat sampai dingin. Bryophyta dapat menahan
beku di salju tanpa kerusakan. Ciri-ciri Bryophyta (lumut) antara lain
merupakan tumbuhan dengan bentuk tubuh peralihan antara talus dengan
kormus, tidak memiliki pembuluh angkut, mengalami metagenesis, generasi
gametofit lebih dominan, menghasilkan spora, hanya mengalami pertumbuhan
memanjang, tumbuh terutama di tempat yang lembap dan teduh.
A. Ciri-Ciri umum Tumbuhan Lumut
Habitat: di tempat lembap, di lantai dasar hutan, di pohon,
tembok, sumur, dan permukaan batu bata.
merupakan peralihan antara Thallophyta dan Cormophyta
Rhizoid (akar semu), fungsinya untuk melekat pada
substrat dan mengangkut air dan zat-z at hara ke seluruh
bagian tubuh.
Koloni lumut : seperti beledu dan lembaran
Tidak memiliki sistem pembuluh pengangkut
R. vegetatif : pembentukan gemma, penyebaran spora,
dan fragmentasi.
R. generatif : peleburan dua gamet.

Mengalami metagenesis yaitu pergiliran keturunan antara


fase vegetatif (fase sporofit) dan fase generatif (fase
gametofit). Fase gametofit hidupnya lebih lama dari fase
sporofit. Sporofit hidupnya menumpang pada gametofit.
Tumbuhan lumut yang sering kita lihat merupakan fase
gametofit
B. Bentuk dan Ukuran Tubuh Lumut
Tubuh lumut ada yang berbentuk lembaran, misalnya lumut hati
(Hepaticopsida) ada pula yang berbentuk seperti tumbuhan kecil dan tegak,
misalnya lumut daun (Bryopsida). Lumut yang berukuran kecil umumnya
memiliki tinggi sekitar 1 2 cm, sedangkan lumut yang berukuran besar
tingginya sekitar 20 cm.

struktur tubuh lumut


Lumut berbentuk tumbuhan kecil yang berdiri tegak dan memiliki bagianbagian tubuh yang mirip akar, batang, dan daun. Akar sederhana pada lumut
disebut rizoid. Fungsi rizoid adalah untuk menyerap air dan garam mineral,
serta untuk melekat pada habitatnya. Daun lumut sangat tipis (hanya terdiri atas
selapis sel) dan tulang daun terdiri atas beberapa lapis sel. Pada ujung barang
terdapat titik tumbuh yang mengakibatkan lumut tumbuh memanjang. Lumut
hanya mengalami pertumbuhan memanjang dan tidak mengalami pertumbuhan
membesar.

Tubuh lumut tidak memiliki pembuluh angkut floem maupun xilem. Jaringan
pengangkut berupa jaringan empulur. Air diserap oleh rizoid dengan cara
imbibisi, kemudian diedarkn ke seluruh bagian tubuh melalui proses difusi.
Sel-sel tubuh lumut memiliki plastida yang mengandung klorofil a dan b, serta
memiliki dinding sel tetapi tidak diperkuat oleh lignin seperti tumbuhan darat
lainnya.
C. Struktur dan Fungsi Tubuh Lumut Bentuk Gametofit
Gametofit adalah bentuk tumbuhan lumut yang tampak berwarna hijau,
berbentuk lembaran (seperti tumbuhan kecil), dan membentuk alat kelamin
(gametangium) yang menghasilkan gamet (sel kelamin). Sel kelamin jantan
(spermatozoid) dihasilkan oleh alat kelamin jantan yang disebut anteridium,
sedangkan sel kelamin betina (ovum) dihasilkan oleh alat kelamin betina yang
disebut arkegonium. Lumut yang memiliki anteridium sekaligus arkegonium
disebut monoesis (berumah satu) atau homotalus.

gametofit dan sporofit tumbuhan lumut


Lumut yang hanya memiliki salah satu jenis alat kelamin (anteridium atau
arkegonium saja) disebut diesis (berumah dua) atau heterotalus. Gametofit
yang merniliki anteridium disebut gametofit jantan, sedangkan gametofit yang
memiliki arkegonium disebut gametofit betina. Pada gametofit betina akan
tumbuh sporofit.
D. Struktur dan Fungsi Tubuh Lumut Bentuk Sporofit

Sporofit adalah bentuk tumbuhan lumut yang menghasilkan spora. Sporofit ada
yang berwarna kecokelatan, kekuningan, kemerahan, atau keunguan. Sporofit
menumpang di atas gametofit, bertangkai, dan berbentuk seperti terompet atau
kapsul. Sporofit mendapatkan air, garam mineral, dan zat makanan dari
gametofit. Sporofit berukuran lebih kecil daripada gametofit dengan masa hidup
lebih pendek. Sporofit membentuk sporogonium yang merniliki bagian-bagian
vaginula (selaput pangkal tangkai), seta (tangkai), dan sporangium (kotak
spora). Sporagium berbentuk kapsul yang dilindungi oleh kaliptra, misalnya
terdapat pada lumut daun. Sporangium tersusun dari bagian-bagian apofisis,
teka (theca), dan operkulum (penutup). Bila operkulum terlepas maka tampak
gigi peristom yang berfungsi melemparkan spora pada saat udara kering
sehingga spora tersebar. Spora terlindungi oleh sporopollenin. Spora lumut
memiliki bentuk dan ukuran yang sama sehingga disebut homospora atau
isospora.
a. Hepaticopsida (lumut hati)
Ciri-Ciri :
Bentuk: lembaran
Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati
Reproduksi vegetatif: pembentukan gemma dan
fragmentasi. Gemma dihasilkan dari bagian dorsal talus.
Pada setiap gemma terdapat sekumpulan titik tumbuh.
Gemma dewasa terpencar/terlepas dari talusnya karena
tetesan air atau sentuhan serangga kecil. Jika gemma
jatuh di tempat cocok, akan tumbuh menjadi talus
(individu baru).
Reproduksi generatif : membentuk gamet. Dari talus yang
berbentuk seperti lembaran daun, organ anteridium dan
arkegonium muncul mencuat ke atas. peleburan
spermatozoid + ovum zigot talus atau lumut baru
Contoh: Marchantia polymorpha, Marchantia
geminata
arkegonium seperti payung yang memiliki lekuk-lekuk
pada tepinya

anteridium seperti payung yang tepinya rata.


b. Anthoceropsida (lumut tanduk)
ditemukan di sepanjang pinggir sungai, danau atau
selokan
Struktur tubuhnya hampir serupa dengan lumut hati.
Gametofit berupa talus yang sederhana, yaitu berbentuk
cakram dengan tepi bertoreh, dosiventral, tidak ada rusuk
tengah dan tidak ada percabangan menggarpu, tumbuh
melekat pada tanah dengan perantara rizoid.
Gametofitnya berupa talus yang lebar dan tipis dengan
tepi yang berlekuk.
Rizoid berada pada bagian ventral.
Pangkal sporofit dibentuk dengan selubung dari jaringan
gametofit.
Berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini
masih berkerabat paling dekat dengan tanaman
berpembuluh dibanding kelas lain pada tumbuhan lumut.
Struktur anatomi talus (gametofit) homogen, tiap sel
mengandung satu kloroplas dengan satu pirenoid yang
besar.
Pada sisi ventral dari talus terdapat stoma dengan dua sel
penutup yang berbentuk ginjal.
Stoma tersebut hampir selalu terisi dengan lendir, dan
melalui stoma tersebut dapat masuk koloni ganggang biru
Nostoc.
Lumut tanduk ada yang homotalik dan ada yang
heterotalik.
Spogoronium terdiri atas kaki dan kapsul (tidak ada seta),
dinding sporogonium termasuk epidermis terdiri atas sel-

sel yang mengandung kloroplas dan sel-sel epidermis


yang mempunyai stomata.
Kapsul spora berbentuk seperti tanduk, jika masak dapat
pecah dengan arah membujur seperti buah polongan.
Sepanjang poros bujurnya terdapat jaringan yang terdiri
atas sel-sel steril dinamakan kolumela.
Arkespora selain membentuk spora juga membentuk selsel steril yang dinamakan pseudoelatera.
Habitatnya didaerah yang mempunyai kelembapan yang
tinggi.
Contoh : Anthoceros sporophytes
c. Bryopsida (lumut sejati = lumut daun).
ditemukan di daerah yang lembap dan teduh
memiliki batang semu yang tegak dengan lembaran daun
yang tersusun spiralseperti rumput. Ada juga yang
seperti hamparan karpet atau beledu.
Lumut sejati memiliki kutikula dan stomata sehingga
dapat mencegah hilangnya air dari dalam selnya. Jika
datang musim kering secara terus-menerus dan
berlangsung lama, lumut sejati akan mengalami dormansi
layu, berwarna coklat, dan seolah-olah mati. Tetapi setelah
turun hujan, lumut sejati menjadi hijau dan aktivitas
metabolismenya kembali aktif.
Reproduksi vegetatif :fragmentasi, bagian dari tumbuhan
menghasilkan tunas atau kuncup lumut baru.
Gametofit tumbuh tegak atau merayap
Berkembang dari protonema
Mempunyai daun, batang dan rhizoid multiseluler

Daun hanya terdiri dari satu lapis sel dengan rusuk


tengah, tersusun spiral atau melingkari batang.
Arkegonium membentuk kalipra yang menempel diatas
kapsul
Kapsul bagian bawah fotosintetik dan mempunyai stomata
Kapsul mempunyai kolumela, pecah dengan gigi-gigi
peristom, tidak dijumpai adanya elater.
Tangkai (seta) bertambah panjang secara perlahan selama
perkembangan kapsul. Kuat dan biasanya berwarna.
Manfaat Lumut bagi Kehidupan Manusia
Beberapa jenis tumbuhan lumut bermanfaat bagi manusia, antara lain
Marchantia polymorpha sebagai obat hepatitis dan Sphagnum untuk bahan
pembalut dan bahan bakar. Meskipun ukuran tubuhnya kecil, namun lumut
mampu tumbuh dan menutupi areal yang luas sehingga berfungsi untuk
menahan erosi, menyerap air, dan menyediakan sumber air pada saat musim
kemarau. Lumut melakukan fotosintesis sehingga berperan menyediakan
oksigen untuk lingkungannya. Lumut dapat tumbuh di habitat di mana
tumbuhan lain tidak dapat tumbuh, maka lumut termasuk vegetasi perintis
setelah lichen (lumut kerak).
Dapat menahan erosi, mengurangi bahaya banjir, dan
mampu menyerap air sehingga dapat menyediakan air
pada musim kemarau.
Marchantia sp sebagai obat hepatitis/ radang hati.
Sphagnum untuk bahan pembalut.
METAGENESIS LUMUT- PAKU Ini Akan kami sajikan tulisan
sederhana tentang tumbuhan lumut dan paku yang tergolong Dalam
kingdom plantae atau kerajaan tumbuhan . Ini perlu diketahui karena
tumbuhan lumut merupakan jejak evolusi tumbuhan yang masih
sederhana kemudian didapatkan tumbuhan paku yang lebih maju
berlanjut diketemukan pula tumbuhan biji Gymnospermae dan
Angiospermae yang lebih komplek lagi (Jadi urutannya Bryophyta Pterydophyta - Spermatophyta ) Bryophyta atau lumut yang akarnya

masih berupa thallus rhyzoid dan belum punya berkas pengangkut


sehingga disebut Kelompok tumbuhan Non Tracheophyta , tumbuhan
Paku sudah ada akar berupa akar serabut dan sudah punya penbuluh
angkut xylem dan floem sehingga digolongkan tumbuhan Tracheophyta ,
sedang tumbuhan buji Spermatophyta tentu lebihq maju akarnya sudah
ada yang serabut , tunggamg maupun lainnya , jelas Angiospermae ini
mempunyai berkas pengangkut xylem floem . OK , Kali ini tumbuhan
yang saya ingin kenalkan adalah tumbuhan lumut dan paku , Tumbuhan
spermatophyta yang meliputi Gymnospermae dan Angispermae akan
dibahas berikut yang ada di Blog ini juga dengan mencari di search
artikelnya ....semoga bermanfaat dan berkah Detail metagenesis Lumut
(Bryophyta) Dari Spora yang jatuh ditempat lembab - mengakhiri
dormancy lalu berkecambah menjadi Protonema (bayi lumut) Protonema tumbuh besar menjadi Tumbuhan lumut yang berdaun namun
didaunnya tidak berspora , tumbuhan lumut setelah puber kemudian
menghasilkan gametangium - gametangium menghasilkan sel kelamin ,
gametangium atau gonade itu berupa anteridium yang menghasilkan
sperma dan archegonium yang menghasilkan ovum . Dengan kehidupan
lumut yang higrofit maka sperma dari anteridium dengan bantuan air bisa
meluncur secara khemotaksis kearah ovum yang ada di archegonium
bersatu menjadi Zygote - Zygot tumbuh membelah terus secara mitosis
menjadi besar dan tumbuh menggembung membentuk Sporogomnium setelah matting. dan tua menghasilkan spora lagi OK Sedang detail
metagenesis Paku (Pterydophyta) Spora - Prothallium - Tumbuhan Paku
-Sporogomnium BEDA METAGENESIS PAKU DAN LUMUT Setelah
diamati metagenesis lumut dan paku diatas dapat kita simpulkan bahwa
Gametofit paku umurnya lebih pendek dibanding sporofitnya karena yang
terlihat di alam tumbuhan pakunya bukan Prothaliumnya , sedang pada
lumut sebaliknya yang dialam tumbuhan lumutnya maka gametofitnya
lebih lama / dominan hidupnya dibanding sporogonium Tumbuhan paku
ada di bawah skema berarti kromosomnya diploid karena yang dibawah
selalu berasal dari zygot hasil pertemuan dua sel kelamin , sebaliknya
lumut haploid karena ada diatas skema yang terbentuknya hasil dari
perkembangan spora. dan spora itu dibentuknya secara miosis
( pembelahan reduksi) Berikut juga kami tampilkan morfologi tanaman
paku dan lumut Berikut letak spora pada tumbuhan paku , berada di daun
Paku yang di daun itu terdapat sporogonium , sedang di Lumut tidak akan
di jumpai di daun namun di Sporogonium yang menjulang di atas
tumbuhan lumut ( lihat gambatnya ya ) Untuk perbedaan ciri yang lain
dari keduanya yaitu Pada lumut akarnya masih rhizoid , sedang pada
tumbuhan paku akarnya serabut Pada lumut tubuhnya belum terdapat
berkas pengangkut xilem dan floem , sedangkan di paku sudah
mempunyai xilem dan floem sehingga lumut tergolong Non tracheophyta

sedang pada tumbuhan paku tergolong Tracheophyta pada lumut daun


tidak dijumpai spora sedang dipaku terlihat ada sporanya ( sporofil) ,
pada daun paku ketika masih muda menggulung alat pengatur keluarnya
spora di lumut berupa gigi peristome sedangkan di paku berupa anullus
SEKILAS LUMUT DAN PAKU Hingga saat ini tumbuhan nonvaskuler
(lumut daun dan lumut hati dan antocerros ) dikelompokkan bersama
dalam satu divisi tunggal. Divisio itu adalah Bryophyta yang berasal dari
bahasa Yunani Brion yang berarti lumut Gamet Bryophta berkembang
di dalam gametangia. Gametangium jantan dikenal dengan Anteredium,
menghasilkan sperma berflagella. Gametangium betina disebut dengan
Arkogonium yang menghasilkan sel telur. Sel telur tersebut dibuahi di
dalam arkegonium yang kemudian terbentuk zygot didalamnya Zygote
kemudian membelah secara mitosis terus menerus membentuk Embryo
yang kemudian menjadi badan yang menggelembung yang disebut
Sporogonium Walaupun dengan embrio yang terlindungi, bryophta tidak
sepenuhnya tidak memerlukan air , tetap haris ada air namun tidak perlu
habitat perairan , cuku[ ditempat lembab saja cukup ( Hygrophyt_.
Tumbuhan Bryophyta memerlukan air untuk bereproduksi.OK Bryophta
tidak memiliki jaringan yang diperkuat oleh lignin, yang diperlukan
untuk menyokong tumbuhan tinggi seperti tumbuhan di daratan.
Meskipun Bryopyhta dapat merentang secara horizontal sebagai
hamparan lumut, Bryophta selalu memiliki profil yang rendah. Sebagian
besar tingginya hanya 1 - 2 cm. Pada umumnya lumut mempunyai warna
yang benar-benar hijau (ever gteen) Warna hijau itu karena Lumut
mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil a dan b,
Sehingga lumut bisa melakukan Fotosintesis , dengan demikian lumut
bersifat Autotrof. Bryophyta tumbuh di darat dan di tempat-tempat
seperti: tanah, bebatuan, gambut, kulit pohon, dan kondisi ekstrem yang
lain sehingga Lumut digologkan organisme Kosmopoltan . Lumut pada
batangnya belum terdapat berkas pengangkut xylem dan floem Maka
kemudian dikelompokkan dalam tumbuhan Non Tracheophyta .
Tumbuhan lumut mempunyai pergiliran keturunan atau generasi antara
sporofit dan gametofit Generasi Gametofit adalah Generasi yang
menghasilkan sel kelamin Gemerasi itu terdapat pada Tubuhnya sendiri ,
terletak pada ujung batangnya , sehingga Tumbuhan lumut tidak dijumpai
spora pada daunnya Generasi Sporofit adalah menghasalailkan spora ,
[ada lumut pada bagian sporogoniumnya . Jadi bentuk gametofitnya
berupa tumbuhan lumut , dan sporofitnya adalah Sporogoniumnya yang
akan menghasilkan spora yang di dalamnya terdapat sporangium.
Bryophyta berkembang biak dengan spora dan telah menunjukkan
pergantian keturunan yang nyata. Gametofit berupa tumbuhan lumutnya.,
Sporofit berupa sporogonium atau kapsul spora yang terdapat pada
gametofit dan sporofit yang belum terpisah. Dari spora tidak lalu terjadi

tumbuhan lumut, melainkan protonema dulu yang kemudian baru


menjadi lumut. Dalam sistematik lumut dibedakan menjadi tiga kelas :
Kelas Musci (lumut daun): Bryopsida Kelas Hepatica (lumut hati) :
Hepaticopsida Kelas Antoceros : Anthoceropsida Metagenesis
Hepaticopsida Metagenesis Bryopsida Berdasarkan struktur tubuhnya,
Tumbuhan Lumut telah berkormus.(batang akar dan daunnya sudah bisa
dibedakan) Lebih tepatnya lumut merupakan peralihan antara tumbuhan
bertalus dengan tumbuhan berkormus. Untuk lebih detailnya agar anda
bisa mengetahui ke tiga lumut itu lihatlah tabel uraian ke tiga kelas lumut
ini ADAPTASI LUMUT Lumut melakukan adaptasi yang memungkinkan
untuk tumbuh di tanah yaitu, Pertama tumbuhnya diselubungi oleh
kutikula lilin yang menolong tubuhnya menyimpan air. Kedua, gametgametnya berkembang dalam metangia, sebagai akibatnya zigot hasil
vertilisasinya berkembang didalam jaket pelindung. Oleh karena lumut
belum memiliki jaringan pengangkut, maka air masuk ke tubuh lumut
secara imbibisi. Setelah air masuk ke tubuh lumut, kemudian
didistribusikan ke bagian-bagian tumbuhan secara Osmose dengan gaya
kapilaritas maupun aliran sitoplasma. Sistem pengangkutan air seperti itu
menyebabkan lumut hanya dapat hidup di rawa dan tempat-tempat teduh.
Lumut tidak pernah berukuran tinggi dan besar, kebanyakan hanya 1-2
cm, dan seringkali besarnya kurang dari 20cm. SEKILAS PAKU Pakupakuan merupakan golongan tumbuhan yang benar-benar telah
berkormus (mempunyai akar, batang dan daun). Paku-pakuan merupakan
kelompok tumbuhan berpembuluh yang paling sederhana. Kurang lebih
550 juta tahun yang lalu (zaman karbon) hutan paku raksasa
mendominasi permukaan bumi. Semua anggota divisi paku-pakuan
memiliki 4 struktur penting yang tidak terdapat pada ganggang tingkat
tinggi dan terkompleks sekalipun, yaitu lapisan pelindung sel (jaket steril)
yang terdapat di sekeliling organ reproduksi, embrio multiseluler. Yang
terdapat dalam arkegonia, kutikula pada bagian luar membungkus
epidermis sistem transfor internal yang mengangkut air dan zat makanan
dari dalam tanah, sistem ini sama baiknya seperti pengorganisasian
transfor air dan zat makanan pada tumbuhan tingkat tinggi. JADI Ciri
tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan darat sejati,
bentuknya kecil dan panjang, menyukai tempat-tempat yang lembab atau
basah seperti di bebatuan, tanah, dan dinding tua, merupakan peralihan
antara tumbuhan berthallus dan tumbuhan berkormus, mempunyai
kloroflas untuk fotosintesis, tidak mempunyai berkas pengangkut,
reproduksi secara seksual dengan perpaduan antara sel sperma dan sel
telur, berkembangbiak secara kawin (generatif) dan tidak kawin
(vegetatif). Tumbuhan lumut tubuhnya masih berupa thallus, artinya tidak
memiliki akar, batang, dan daun sejati, akan tetapi memiliki bagian yang
menyerupai akar yang disebut rhizoid. Ciri khas tumbuhan paku adalah

mempunyai akar, batang dan daun, umumnya tumbuh di tempat lembab


(higrofit), belum menghasilkan bunga, daunnya yang masih muda yang
merupakan kumpulan kotak spora. Sporangium yang berkumpul akan
membentuk sorus yang kebanyakan terletak pada bagian bawah daun,
reproduksi secara aseksual dengan sporofit, dan reproduksi seksual
dengan gametofit, dan pada batang sudah terdapat epidermis, korteks dan
stele. Tumbuhan paku merupakan jenis tumbuhan kormus, artinya telah
memiliki akar, batang, dan daun sejati serta berkembangbiak dengan
menggunakan spora. Daun muda paku menggulung PERSAMAAN
TUMBUHAN LUMUT DAN PAKU Sama-sama melakukan fotosintesis.
Sama-sama melakukan reproduksi generatif dan vegetatif. Daur hidup
mengalami pergiliran keturunan. Sporofit merupakan keturunan generatif.
Berkembangbiak dengan spora. Sama-sama memiliki klorofil. Samasama menyukai habitat yang lembab. Kebanyakan tinggal di daerah tropis
KEGUNAAN TANAMAN PAKU 1. Untuk sayuran 2. Untuk tanaman
Hias Klasifikasi tumbuhan paku (Pterydophyta)
Siklus Hidup Fasciola Hepatica (Cacing Hati)
Tri handayani
Wawasan
Rabu, 17 April 2013
18 Komentar

sumber gambar: aditya-pandhu.blogspot.com

Siklus hidup Fasciola Hepatica:


1. Telur keluar ke alam bebas bersama faeces domba. Bila menemukan habitat basah. telur
menetas dan menjadi larva bersilia, yang disebut Mirasidium.
2. Mirasidium masuk ke dalam tubuh siput Lymnea akan tumbuh menghasilkan Sporokista.
3. Sporokista seara partenogenesis akan menghasilkan Redia
4. Redia secara paedogenesis akan membentuk serkaria. Serkaria meninggalkan tubuh siput
menempel pada rumput dan berubah menjadi metaserkaria.

5. Metaserkasria termakan oleh hewan ternak berkembang menjadi cacing muda yang
selanjutnya bermigrasi ke saluran empedu pada hati inang yang baru untuk memulai
daur hidupnya.

- See more at: http://mymistyland.blogspot.com/2013/04/siklus-hidup-fasciolahepatica-cacing.html#sthash.balmPXrz.dpuf

Apa itu Tingkatan Trofik


Dalam ekosistem alam dikenal adanya tingkatan trofik suatu kelompok organisme. Menurut
Heddy dkk. (1986), tingkat trofik menunjukkan urutan organisme dalam rantai makanan pada
suatu ekosistem. Oleh karena itu, berbagai organisme yang memperoleh sumber makanan
melalui langkah yang sama dianggap termasuk ke dalam tingkat trofik yang sama.
(Ekosistem)
Berdasarkan
atas
pemahaman
dalam ekosistem dikelompokkan sebagai berikut:

tingkat

trofik,

maka

organisme

a. Tingkat trofik pertama, yaitu semua organisme, maka organisme sebagai produsen. Semua
jenis tumbuhan hijau membentuk tingkat trofik pertama.
b. Tingkat trofik kedua, yaitu semua organisme yang berstatus sebagai herbivora. Semua
herbivora (konsumen primer) membentuk tingkat trofik kedua.
c. Tingkat trofik ketiga, yaitu semua organisme yang berstatus sebagai karnivora kecil
(konsumen sekunder).
d. Tingkat trofik keempat, yaitu semua organisme yang berstatus sebagai karnivora besar
(Karnivora tingkat tinggi).
e. Tingkat trofik kelima, yaitu semua organisme yang berstatus sebagai perombak (dekomposer
dan transformer) atau semua mikroorganisme.
Demikian tulisan tentang tingkatan trofik dalam ekosistem

Tingkatan trofik dalam ekosistem

Baca juga tentang :


Ekos

Ini Akan kami sajikan tulisan sederhana tentang


tumbuhan lumut dan paku yang tergolong Dalam
kingdom plantae atau kerajaan tumbuhan . Ini perlu
diketahui karena tumbuhan lumut merupakan jejak
evolusi tumbuhan yang masih sederhana kemudian
didapatkan tumbuhan paku yang lebih maju berlanjut
diketemukan pula tumbuhan biji Gymnospermae dan
Angiospermae yang lebih komplek lagi (Jadi urutannya
Bryophyta - Pterydophyta - Spermatophyta ) Bryophyta
atau lumut yang akarnya masih berupa thallus rhyzoid
dan belum punya berkas pengangkut sehingga disebut
Kelompok tumbuhan Non Tracheophyta , tumbuhan Paku
sudah ada akar berupa akar serabut dan sudah punya
penbuluh angkut xylem dan floem sehingga digolongkan
tumbuhan Tracheophyta , sedang tumbuhan buji
Spermatophyta tentu lebihq maju akarnya sudah ada
yang serabut , tunggamg maupun lainnya , jelas
Angiospermae ini mempunyai berkas pengangkut xylem
floem . OK , Kali ini tumbuhan yang saya ingin kenalkan
adalah tumbuhan lumut dan paku , Tumbuhan
spermatophyta yang meliputi Gymnospermae dan
Angispermae akan dibahas berikut yang ada di Blog ini
juga dengan mencari di search artikelnya ....semoga
bermanfaat dan berkah Detail metagenesis Lumut
(Bryophyta) Dari Spora yang jatuh ditempat lembab mengakhiri dormancy lalu berkecambah menjadi
Protonema (bayi lumut) - Protonema tumbuh besar
menjadi Tumbuhan lumut yang berdaun namun
didaunnya tidak berspora , tumbuhan lumut setelah
puber kemudian menghasilkan gametangium gametangium menghasilkan sel kelamin , gametangium
atau gonade itu berupa anteridium yang menghasilkan
sperma dan archegonium yang menghasilkan ovum .
Dengan kehidupan lumut yang higrofit maka sperma
dari anteridium dengan bantuan air bisa meluncur
secara khemotaksis kearah ovum yang ada di
archegonium bersatu menjadi Zygote - Zygot tumbuh

membelah terus secara mitosis menjadi besar dan


tumbuh menggembung membentuk Sporogomnium setelah matting. dan tua menghasilkan spora lagi OK
Sedang detail metagenesis Paku (Pterydophyta) Spora Prothallium - Tumbuhan Paku -Sporogomnium BEDA
METAGENESIS PAKU DAN LUMUT Setelah diamati
metagenesis lumut dan paku diatas dapat kita
simpulkan bahwa Gametofit paku umurnya lebih pendek
dibanding sporofitnya karena yang terlihat di alam
tumbuhan pakunya bukan Prothaliumnya , sedang pada
lumut sebaliknya yang dialam tumbuhan lumutnya maka
gametofitnya lebih lama / dominan hidupnya dibanding
sporogonium Tumbuhan paku ada di bawah skema
berarti kromosomnya diploid karena yang dibawah
selalu berasal dari zygot hasil pertemuan dua sel
kelamin , sebaliknya lumut haploid karena ada diatas
skema yang terbentuknya hasil dari perkembangan
spora. dan spora itu dibentuknya secara miosis
( pembelahan reduksi) Berikut juga kami tampilkan
morfologi tanaman paku dan lumut Berikut letak spora
pada tumbuhan paku , berada di daun Paku yang di
daun itu terdapat sporogonium , sedang di Lumut tidak
akan di jumpai di daun namun di Sporogonium yang
menjulang di atas tumbuhan lumut ( lihat gambatnya ya
) Untuk perbedaan ciri yang lain dari keduanya yaitu
Pada lumut akarnya masih rhizoid , sedang pada
tumbuhan paku akarnya serabut Pada lumut tubuhnya
belum terdapat berkas pengangkut xilem dan floem ,
sedangkan di paku sudah mempunyai xilem dan floem
sehingga lumut tergolong Non tracheophyta sedang
pada tumbuhan paku tergolong Tracheophyta pada
lumut daun tidak dijumpai spora sedang dipaku terlihat
ada sporanya ( sporofil) , pada daun paku ketika masih
muda menggulung alat pengatur keluarnya spora di
lumut berupa gigi peristome sedangkan di paku berupa
anullus SEKILAS LUMUT DAN PAKU Hingga saat ini
tumbuhan nonvaskuler (lumut daun dan lumut hati dan

antocerros ) dikelompokkan bersama dalam satu divisi


tunggal. Divisio itu adalah Bryophyta yang berasal dari
bahasa Yunani Brion yang berarti lumut Gamet
Bryophta berkembang di dalam gametangia.
Gametangium jantan dikenal dengan Anteredium,
menghasilkan sperma berflagella. Gametangium betina
disebut dengan Arkogonium yang menghasilkan sel
telur. Sel telur tersebut dibuahi di dalam arkegonium
yang kemudian terbentuk zygot didalamnya Zygote
kemudian membelah secara mitosis terus menerus
membentuk Embryo yang kemudian menjadi badan yang
menggelembung yang disebut Sporogonium Walaupun
dengan embrio yang terlindungi, bryophta tidak
sepenuhnya tidak memerlukan air , tetap haris ada air
namun tidak perlu habitat perairan , cuku[ ditempat
lembab saja cukup ( Hygrophyt_. Tumbuhan Bryophyta
memerlukan air untuk bereproduksi.OK Bryophta tidak
memiliki jaringan yang diperkuat oleh lignin, yang
diperlukan untuk menyokong tumbuhan tinggi seperti
tumbuhan di daratan. Meskipun Bryopyhta dapat
merentang secara horizontal sebagai hamparan lumut,
Bryophta selalu memiliki profil yang rendah. Sebagian
besar tingginya hanya 1 - 2 cm. Pada umumnya lumut
mempunyai warna yang benar-benar hijau (ever gteen)
Warna hijau itu karena Lumut mempunyai sel-sel
dengan plastida yang menghasilkan klorofil a dan b,
Sehingga lumut bisa melakukan Fotosintesis , dengan
demikian lumut bersifat Autotrof. Bryophyta tumbuh di
darat dan di tempat-tempat seperti: tanah, bebatuan,
gambut, kulit pohon, dan kondisi ekstrem yang lain
sehingga Lumut digologkan organisme Kosmopoltan .
Lumut pada batangnya belum terdapat berkas
pengangkut xylem dan floem Maka kemudian
dikelompokkan dalam tumbuhan Non Tracheophyta .
Tumbuhan lumut mempunyai pergiliran keturunan atau
generasi antara sporofit dan gametofit Generasi
Gametofit adalah Generasi yang menghasilkan sel

kelamin Gemerasi itu terdapat pada Tubuhnya sendiri ,


terletak pada ujung batangnya , sehingga Tumbuhan
lumut tidak dijumpai spora pada daunnya Generasi
Sporofit adalah menghasalailkan spora , [ada lumut
pada bagian sporogoniumnya . Jadi bentuk gametofitnya
berupa tumbuhan lumut , dan sporofitnya adalah
Sporogoniumnya yang akan menghasilkan spora yang di
dalamnya terdapat sporangium. Bryophyta berkembang
biak dengan spora dan telah menunjukkan pergantian
keturunan yang nyata. Gametofit berupa tumbuhan
lumutnya., Sporofit berupa sporogonium atau kapsul
spora yang terdapat pada gametofit dan sporofit yang
belum terpisah. Dari spora tidak lalu terjadi tumbuhan
lumut, melainkan protonema dulu yang kemudian baru
menjadi lumut. Dalam sistematik lumut dibedakan
menjadi tiga kelas : Kelas Musci (lumut daun): Bryopsida
Kelas Hepatica (lumut hati) : Hepaticopsida Kelas
Antoceros : Anthoceropsida Metagenesis Hepaticopsida
Metagenesis Bryopsida Berdasarkan struktur tubuhnya,
Tumbuhan Lumut telah berkormus.(batang akar dan
daunnya sudah bisa dibedakan) Lebih tepatnya lumut
merupakan peralihan antara tumbuhan bertalus dengan
tumbuhan berkormus. Untuk lebih detailnya agar anda
bisa mengetahui ke tiga lumut itu lihatlah tabel uraian
ke tiga kelas lumut ini ADAPTASI LUMUT Lumut
melakukan adaptasi yang memungkinkan untuk tumbuh
di tanah yaitu, Pertama tumbuhnya diselubungi oleh
kutikula lilin yang menolong tubuhnya menyimpan air.
Kedua, gamet-gametnya berkembang dalam metangia,
sebagai akibatnya zigot hasil vertilisasinya berkembang
didalam jaket pelindung. Oleh karena lumut belum
memiliki jaringan pengangkut, maka air masuk ke tubuh
lumut secara imbibisi. Setelah air masuk ke tubuh
lumut, kemudian didistribusikan ke bagian-bagian
tumbuhan secara Osmose dengan gaya kapilaritas
maupun aliran sitoplasma. Sistem pengangkutan air
seperti itu menyebabkan lumut hanya dapat hidup di

rawa dan tempat-tempat teduh. Lumut tidak pernah


berukuran tinggi dan besar, kebanyakan hanya 1-2 cm,
dan seringkali besarnya kurang dari 20cm. SEKILAS
PAKU Paku-pakuan merupakan golongan tumbuhan yang
benar-benar telah berkormus (mempunyai akar, batang
dan daun). Paku-pakuan merupakan kelompok
tumbuhan berpembuluh yang paling sederhana. Kurang
lebih 550 juta tahun yang lalu (zaman karbon) hutan
paku raksasa mendominasi permukaan bumi. Semua
anggota divisi paku-pakuan memiliki 4 struktur penting
yang tidak terdapat pada ganggang tingkat tinggi dan
terkompleks sekalipun, yaitu lapisan pelindung sel
(jaket steril) yang terdapat di sekeliling organ
reproduksi, embrio multiseluler. Yang terdapat dalam
arkegonia, kutikula pada bagian luar membungkus
epidermis sistem transfor internal yang mengangkut air
dan zat makanan dari dalam tanah, sistem ini sama
baiknya seperti pengorganisasian transfor air dan zat
makanan pada tumbuhan tingkat tinggi. JADI Ciri
tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan
darat sejati, bentuknya kecil dan panjang, menyukai
tempat-tempat yang lembab atau basah seperti di
bebatuan, tanah, dan dinding tua, merupakan peralihan
antara tumbuhan berthallus dan tumbuhan berkormus,
mempunyai kloroflas untuk fotosintesis, tidak
mempunyai berkas pengangkut, reproduksi secara
seksual dengan perpaduan antara sel sperma dan sel
telur, berkembangbiak secara kawin (generatif) dan
tidak kawin (vegetatif). Tumbuhan lumut tubuhnya
masih berupa thallus, artinya tidak memiliki akar,
batang, dan daun sejati, akan tetapi memiliki bagian
yang menyerupai akar yang disebut rhizoid. Ciri khas
tumbuhan paku adalah mempunyai akar, batang dan
daun, umumnya tumbuh di tempat lembab (higrofit),
belum menghasilkan bunga, daunnya yang masih muda
yang merupakan kumpulan kotak spora. Sporangium
yang berkumpul akan membentuk sorus yang

kebanyakan terletak pada bagian bawah daun,


reproduksi secara aseksual dengan sporofit, dan
reproduksi seksual dengan gametofit, dan pada batang
sudah terdapat epidermis, korteks dan stele. Tumbuhan
paku merupakan jenis tumbuhan kormus, artinya telah
memiliki akar, batang, dan daun sejati serta
berkembangbiak dengan menggunakan spora. Daun
muda paku menggulung PERSAMAAN TUMBUHAN LUMUT
DAN PAKU Sama-sama melakukan fotosintesis. Samasama melakukan reproduksi generatif dan vegetatif.
Daur hidup mengalami pergiliran keturunan. Sporofit
merupakan keturunan generatif. Berkembangbiak
dengan spora. Sama-sama memiliki klorofil. Sama-sama
menyukai habitat yang lembab. Kebanyakan tinggal di
daerah tropis KEGUNAAN TANAMAN PAKU 1. Untuk
sayuran 2. Untuk tanaman Hias Klasifikasi tumbuhan
paku (Pterydophyta)
Keseimbangan Ekosistem
Ekosistem

Ekosistem adalah tempat saling memberi dan menerima antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik terdiri
dari tumbuhan dan hewan. Sedangkan komponen abiotik terdiri dari batu, tanah, air, sungai,
dan lain-lain.Dalam suatu ekosistem harus ada keseimbangan antara produsen dan
konsumen. Kehidupan dapat tetap berlangsung jika jumlah produsen lebih besar dari
konsumen tingkat I. Konsumen tingkat I lebih banyak dari konsumen tingkat II dan
seterusnya.
Dampak Kegiatan Manusia Yang terhadap Ekosistem
Dalam menjalankan kehidupannya, manusia membutuhkan tiga hal pokok. Kebutuhan
pokok tersebut ialah sandang, pangan, dan papan. Semua kebutuhan manusia tersebut
tersedia di alam ini. Tuhan memperbolehkan kamu untuk mengolah alam ini dengan sebaik-

baiknya. Manusia dengan ilmu yang dimilikinya, mengembangkan berbagai teknologi untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Akan tetapi, karena sifat dasar manusia yang tidak pernah
puas, banyak manusia yang mengolah alam dengan teknologi yang dibuatnya, secara tidak
terkendali. Manusia sering tidak memikirkan dampak terhadap keseimbangan lingkungan
dan apa yang terjadi di masa depan. Berikut ini adalah beberapa aktivitas manusia yang
dapat mengubah keseimbangan lingkungan.
Penebangan hutan dan perburuan liar
Hutan merupakan paru-paru. Hutan merupakan tempat resapan serta cadangan air tanah
bagi kehidupan makhluk hidup di bumi.
Selain itu, hutan merupakan tempat tinggal
dan tempat berlindung sebagian besar makhluk hidup. Jika pohon-pohon di hutan ditebang
untuk industri dan pembukaan lahan pertanian secara liar dan berlebihan, akan
berpengaruh terhadap kehidupan yang ada sebelumnya. Daerah resapan air berkurang, dan
suplai oksigen berkurang merupakan akibat penebangan pohon. Selain itu, hewan yang ada
di dalam hutan akan kehilangan tempat tinggal dan sumber makanan. Apalagi dengan
perburuan liar terhadap hewan hewan, akan semakin merusak lingkungan.
Kegiatan Pembangunan
Pembangunan jalan yang melewati hutan dapat merusak lingkungan. Pohon-pohon yang
menjadi tempat tinggal dan sumber
makanan hewan ditebang sehingga hewan
tersebut terancam keberadaannya. Aktivitas ini sangat mengganggu keseimbangan
lingkungan. Daerah-daerah di sekitar perbukitan dapat terkena bencana, seperti banjir dan
tanah longsor.Pengeboran minyak dan penambangan mineral secara terbuka pun akan
menimbulkan kerusakan lingkungan. Akibat kegiatan tersebut cukup sulit untuk
ditanggulangi dan menyebabkan suatu daerah menjadi tidak produktif. Pembangunan pabrik
atau industri juga sangat mempengaruhi lingkungan karena limbah pabrik dapat mencemari
air dan tanah di sekitar pabrik.
Pembuangan Limbah dan Sampah
Sebagian besar aktivitas yang dilakukan manusia pasti menghasilkan sampah atau limbah.
Mulai dari limbah rumah tangga,
pertanian, transportasi, sampai limbah
industri.Plastik yang digunakan sebagai pembungkus merupakan contoh limbah rumah
tangga. Pestisida jika digunakan berlebihan dapat menjadi limbah pertanian. Asap
kendaraan merupakan limbah transportasi. Adapun contoh limbah industriberupa limbah cair
dan asap.Sampah dan limbah tersebut ada yang mudah diuraikandan ada pula yang sulit
diuraikan. Jika pengolahan sampah tidak dilakukan dengan benar, yang terjadi adalah
kerusakan lingkungan. Apakah kamu pernah melihat sungai yang kotor dan bau? Hal itu
merupakan hasil pembuangan sampah dan limbah ke sungai. Akibatnya adalah kerusakan
lingkungan sungai dan akan membunuhmakhluk hidup yang ada di sungai.

Penggunaan pupuk dan pestisida secara belebihan


Pupuk buatan dan pestisida mengandung zat-zat kimia yang berbahaya. Pupuk
ditambahkan pada tanaman untuk menyediakan mineral-mineral yang diperlukan tanaman.
Pestisida digunakan untuk memberantas hama dan penyakit yang menyerang tanaman.
Penggunaan pestisida dan pupuk buatan yang berlebihan menyebabkan pencemaran tanah
dan air, akibatnya beberapa makhluk hidup yang hidup di tanah dan di air akan terbunuh.
Bahkan penggunaan insektisida yang berlebihan juga membuat serangga kebal terhadap
isektisida tersebut sehinnga serangga makin sulit untuk dibasmi.

A. Kondisi yang Memengaruhi Perubahan Ekosistem Pernahkah terbayang oleh kamu,


seperti apakah keadaan bumi pada masa lalu? Samakah dengan keadaan sekarang?
Sejalan dengan perubahan waktu, lingkungan selalu mengalami perubahan. Lingkungan
merupakan segala sesuatu yang berada di luar individu. Jika kita berada di sekolah, maka
lingkungan kita adalah segala sesuatu yang berada di sekolah. Makhluk hidup selalu
berinteraksi dengan lingkungan. Interaksi antara makhluk hidup dan tak hidup dalam suatu
tempat tertentu disebut ekosistem. Jika suatu lingkungan mengalami perubahan maka
ekosistem yang terdapat di situ akan mengalami perubahan juga. Perubahan lingkungan
dapat terjadi secara alamiah dan perubahan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia. 1.
Perubahan Ekosistem secara Alamiah Akhir-akhir ini sering terjadi bencana alam berupa
gunung meletus atau gempa bumi. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat menyebabkan
terjadinya perubahan ekosistem. Misalnya, di hutan sekitar Gunung Merapi di Jawa Tengah
banyak hewan, tumbuhan, dan makhluk hidup lainnya yang hidup di sana. Jika terjadi
gunung meletus di Gunung Merapi maka makhluk hidup di sana akan banyak yang mati.
Begitu pula dengan bencana alam gempa yang terjadi di Indonesia. Dengan peristiwa alam
yang terjadi, ekosistem akan berubah secara drastis. Dalam sebuah ekosistem, jika salah
satu makhluk hidup berkurang makan akan mempengaruhi keadaan makhluk hidup yang
lainnya. Peristiwa alam lain yang juga dapat merusak kesimbangan ekosistem adalah
kebakaran hutan. Baik disengaja maupun tidak sengaja kebakaran hutan mengakibatkan
kerusakan ekosistem yang ada di dalamnya. Bahkan dapat memusnahkan makhluk hidup
yang ada di dalamnya. 2. Perubahan Ekosistem Akibat Perbuatan Manusia Manusia selalu
berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu cara untuk memenuhi
kebutuhannya, manusia memanfaatkan alam dan lingkungannya. Namun pemanfaatannya
secara berlebihan tanpa memikirkan akibatnya. Apa saja kegiatan manusia yang dapat
menyebabkan perubahan ekosistem bahkan kerusakan ekosistem. 3. Pengaruh
Penggunaan Bahan Kimia terhadap Lingkungan Kerusakan lingkungan yang terjadi akhirakhir ini sudah tergolong sangat parah. Pencemaran lingkungan sudah terjadi di hampir
wilayah. Indonesia sebagai negara berkembang, memiliki tingkat kerusakan lingkungan
yang tinggi. Selain akibat dari peristiwa alam dan ulah manusia yang sengaja merusak
lingkungan untuk kepentingan pribadi, penggunaan bahan kimia di lingkungan sekitar kita,

tanpa kita sadari dapat merusak lingkungan dan ekosistemnya. Misalnya, penggunaan
pupuk buatan yang tidak sesuai dengan takaran yang seharusnya. Petani biasanya
menggunakan pupuk untuk menyuburkan tanaman. Karena keinginan untuk menghasilkan
produksi pertanian yang tinggi maka patani tidak jarang menggunakan pupuk secara
berlebihan. Walaupun diberikan dalam jumlah banyak, namun tanaman pertanian memiliki
kemampuan sendiri dalam menyerap pupuk. Akibatnya kelebihan pupuk tersebut akan
mengendap di dalam tanah. Jika terjadi hujan, maka pupuk yang tidak digunakan itu akan
ikut dalam aliran air. Misalnya, aliran air itu bermuara di sungai atau danau. Pada mulanya
pupuk yang berada di dalam danau ini akan menyuburkan tanaman air. Namun, jika
jumlahnya sangat banyak pertumbuhan tanaman air tersebut menjadi tidak terkendali.
Dengan pertumbuhan yang tidak terkendali dari tanaman air akan menutup perairan
sehingga merintangi atau mengganggu transportasi air, mempercepat pendangkalan
perairan, menyumbat saluran irigasi serta instalasi pembangkit listrik tenaga air. Dari
penjelasan di atas dapatkah kamu memperkirakan apa yang seharusnya kita lakukan untuk
menjaga keseimbangan ekosistem dan keseimbangan alam? Lakukan tugas berikut ini! B.
Pemanfaatan Hewan dan Tumbuhan oleh Manusia 1. Jenis Hewan yang Diburu Manusia
Banyak jenis hewan yang diburu dan dibunuh manusia dengan berbagai alasan. Ada yang
diburu untuk diambil dagingnya, tetapi ada juga hewan yang diburu hanya diambil bagianbagian tertentu. Walaupun hanya mengambil bagian tubuh tertentu, terpaksa manusia harus
membunuh hewan tersebut, atau mungkin pengambilan bagian tubuh tersebut berakibat
pada penderitaan hewan sehingga mati. Badak bercula satu, hanya diambil culanya untuk
bahan obat-obatan. Pada saat cula badak tersebut diambil berarti badak tersebut dibunuh
atau di bius dahulu supaya tidak sadar. Hal ini berlangsung terus menerus sehingga
keberadaan badak semakin langka. Padahal kemampuan berkembangbiak badak tersebut
sangat rendah. Belum tentu setahun sekali beranak. Begitu juga dengan gajah. Hewan ini
diburu bukan untuk diambil dagingnya tetapi hanya diambil gadingnya. Orang mengambil
gading gajah harus membius gajah tersebut atau menembak sampai mati. Masih banyak
lagi hewan-hewan yang diburu manusia hanya diambil bagianbagian tubuhnya. Coba isilah
kegiatan berikut ini untuk mengetahui bagian-bagian tubuh hewan yang diambil
manusia.Selain gajah dan badak, beberapa jenis ular dan buaya sering diburu untuk diambil
kulitnya. Kulit hewan tersebut digunakan untuk membuat tas, ikat pinggang, sepatu. Di
negara-negara Afrika, orang memburu hewan buas seperti harimau untuk diambil kulitnya.
Kulit hewan ini digunakan untuk membuat mantel atau selimut. 2. Jenis Tumbuhan yang
Dimanfaatkan Manusia Banyak jenis tumbuhan yang bermanfaat bagi manusia. Selain
sebagai sumber penghasil makanan dan oksigen, tumbuhan juga dimanfaatkan manusia
untuk bahan bangunan, bahan obat, meja, kursi, almari dan peralatan rumah tangga lain.
Bila pengambilan tumbuhan tersebut tidak terkendali maka tumbuhan tertentu akan
mengalami kelangkaan dan akhirnya punah. Tumbuhan yang sering digunakan oleh
manusia sehingga mengarah pada pemusnahan jenis tumbuhan tertentu, contohnya adalah
pohon jati dan pohon cendana. Pohon jati memiliki tekstur kayu yang sangat bagus
sehingga sangat disukai untuk pembuatan mebel. Sedangkan kayu cendana memiliki
kelebihan karena dapat mengeluarkan bau yang sangat harum. Sehingga orang banyak
menggunakannya untuk pigura, kipas, hiasan dinding atau untuk bahan baku pembuatan
sabun dan minyak wangi. Karena kedua tumbuhan tersebut banyak diburu maka jumlahnya

di alam semakin sedikit. Dapatkah kamu menjelaskan atau memberi pendapat, mengenai
apa yang harus kita lakukan agar kelestarian hewan dan tumbuhan tersebut tetap terjaga?

Ada beberapa kegiatan manusia yang menyebabkan terganggunya


keseimbangan ekosistem. Antara lain:

1.
Kegiatan penambangan pohon juga pembakaran hutan. Dua kegiatan
ini bisa menimbulkan kerusakan yang sangat serius bagi ekosistem. Tak
hanya menyebabkan banjir juga longsor, berkurangnya pohon yang
merupakan paru-paru dunia ini akan membuat iklim di bumi terganggu.
Penebangan pepohonan akan membuat tanah tidak lagi terkunci secara
benar sehingga mudah longsor dan udara tidak lagi bida didaur ulang
sehingga kadar oksigen semakin berkurang. Sementara itu, pembakaran
hutan jauh lebih berbahaya lagi sebab bisa membunuh semua makhluk hidup
yang ada di dalam hutan tersebut dan menyebabkan kelangkaan beberapa
tanaman tertentu.
2.
Perburuan hewan yang tak terkendali. Manusia membutuhkan hewan
baik itu sebagai salah satu bahan makanan maupun sebagai rekreasi. Poin
pertama, manusia mengkonsumsi hewan , misalnya ikan, bukan hal yang
merusak jika dilakukan dengan cara yang wajar. Namun, manakala manusia
menangkap ikan dengan bom peledak, racun atau kejut listrik, maka bisa
dipastikan akan berakibat buruk pada keseimbangan lingkungan. Bom ikan
misalnya akan merusak ekosistem terumbu karang yang merupakan tempat
hidup ikan. Poin kedua adalah hewan sebagai rekreasi. Terkadang banyak
manusia yang menangkap hewan hanya untuk dipelihara dan dijual demi
tujuan komersil mislanya bahan garmen dan semcamnya. Hal ini sangat
buruk dan berdampak pada kelangkaan hewan tertentu. Hilangnya satu
organisme hewan dalam satu lingkungan akan berdampak pada
keseimbangan ekosistem.
3.
Kegiatan pemakaian pupuk yang berlebihan. Aktivitas pertanian
manusia juga terkadang bisa mengganggu keseimbangan alam. Pupuk
digunakan untuk memaksimalkan hasil pertanian. Ada dua jenis pupuk yang
digunakan yakni pupuk alami dan pupuk buatan. Penggunaan pupuk alami
tidak membahayakan organisme lainnya sementara itu penggunaan pupuk
buatan atau insektisida misalnya, jika digunakan secara berlebihan akan
berbahaya bagi organisme lainnya misalnya saja burung yang tidak
mengganggu tanaman sama sekali.
4.
Kegiatan pembuangan sampah juga limbah. Ratusan milyar manusia di
dunia ini, setiap melakukan kegiatan pasti menghasilkan sampah juga
limbah. Sebut saja limbah dari rumah tangga, transportasi, pertanian, hingga
limbah industri. Apabila tidak diurai secara cermat makan limbah dan

sampah ini akan mengganggu keseimbangan ekosistem dan mengancam


nyawa organisme lainnya.
5.
Kegiatan yang mencemari lingkungan. Cakupan poin ini adalah
pencemaran terhadap tanah, pencemaran terhadap udara, pencemaran
terhadap suara, dan juga pencemaran terhadap air. Pencemaran tanah terjadi
dengan cara menciptakan limbah yang tak bisa diurai hingga ribuan tahun
lamanya, misalnya saja plastik. Pencemaran suara misalnya oleh suara bising
yang merusak pendengaran organisme. Pemcemaran air misalnya dengan
masuknya bahan padat maupun cair di dalam air yang membahayakan
organisme di dalam air. Sedangkan pencemaran udara adalah masuknya
berbagai polutan ke udara baik itu dari asap kendaraan, debu juga jelaga.
Semua kegiatan tersebut di atas, dalam batas waktu tertentu akan
menyebabkan terganggunyakeseimbangan ekosistem yang berujung pada
sistem kehidupan oranisme termasuk manusia yang juga akan ikut
terganggu. Upaya-upaya untuk menjaga keseimbangan ekosistem mutlak
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai