Anda di halaman 1dari 9

OSMOREGULASI

Nama : Filzah Anisa Mayari


Nim : 0310193146
A. Pengertian Osmoregulasi
Osmoregulasi adalah proses mengatur konsentrasi cairan dan
menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh
oleh sel atau organisme hidup. Proses osmoregulasi diperlukan
karena adanya perbedaan konsentrasi cairan tubuh dengan
lingkungan disekitarnya. Jika sebuah sel menerima terlalu banyak
air maka ia akan meletus, begitu pula sebaliknya, jika terlalu
sedikit air, maka sel akan mengerut dan mati. Osmoregulasi juga
berfungsi ganda sebagai sarana untuk membuang zat-zat yang
tidak diperlukan oleh sel atau organisme hidup. Pada manusia,
proses Osmoregulasi terjadi di Ginjal. Maka ginjal disebut
Osmoregulator.
B. Sistem Osmoregulasi pada hewan invertebrata
Secara umum, organ osmoregulasi invertebrata memakai mekanisme filtrasi, reabsorbsi,
dan sekresi yang prinsipnya sama dengan kerja ginjal pada vertebrata yang memproduksi urin
yang lebih encer dari cairan tubuhnya.

1) Osmoregulasi pada serangga

Kehilangan air pada serangga terutama terjadi melalui proses penguapan. Hal ini
dikarenakan serangga memiliki ratio luas permukaan tubuh dengan masa
tubuhnya sebesar 50 kali, bandingkan dengan mamalia yang mempunyai ratio luas
permukaan tubuh terhadap masa tubuhnya yang hanya ½ kali.
2) Osmoregulasi pada Annelida

Cacing tanah seperti Lumbricus terestris merupakan regulator hiperosmotik yang


efektif. Hewan ini secara aktif mengabsorbsi ion-ion. Urine yang diproduksinya
encer, yang secara esensial bersifat hipoosmotik mendekati isoosmotik terhadap
darahnya

3) Osmoregulasi pada Molusca

Pada tubuh keong/siput memiliki permukaan tubuh berdaging yang sangat


permeable terhadap air. bila dikeluarkan dari cangkangnya, maka air akan hilang
secepar penguapan air pada seluas permukaan tubuhnya. Semua keoang atau
siput bernapas terutama dengan paru-paru yang terbentuk dari mantel tubuhnya
dan terbuka keluar melalui lubang kecil. Toleransi terhadap air sangat tinggi.
C. Osmoregulasi pada Vertebrata

1) Osmoregulasi pada Ikan,ikan yang hidup di air tawar


mempunyai cairan tubuh yang bersifat hiperosmotik
terhadap lingkungan, sehingga air cenderung masuk
ketubuhnya secara difusi melalui permukaan tubuh
yang semipermiable. Bila hal ini tidak dikendalikan
atau diimbangi, maka akan menyebabkan hilangnya
garam-garam tubuh dan mengencernya cairan tubuh,
sehingga cairan tubuh tidak dapat menyokong fungsi-
fungsi fisiologis secara normal. Ginjal akan memompa
keluar kelebihan air tersebut sebagai air seni.
2) Osmoregulasi pada Reptil
Hewan dari kelas reptile, meliputi ular, buaya, dan kura-kura memiliki kulit
Yang kering dan bersisik. Keadaan kulit yang kering dan bersisik tersebut
Diyakini merupakan cara beradaptasi yang baik terhadap kehidupan darat,
yakni agar tidak kehilangan banyak air. Untuk lebih menghemat air, hewan
tersebut menghasilkan zat sisa bernitrogen dalam bentuk asam urat, yang
pengeluarannya hanya membutuhkan sedikit air. selain itu, Reptil juga
melakukan penghematan air dengan menghasilkan feses yang kering.
Bahkan, Kadal dan kura-kura pada saat mengalami dehidrasi mampu
memanfaatkan urin encer yang dihasilkan dan disimpan dikandung
kemihnya dengan cara mereabsorbsinya.
3) Osmoregulasi pada Aves
Pada burung pengaturan keseimbangan air ternyata berkaitan erat dengan proses
mempertahankan suhu tubuh. Burung yang hidup didaerah pantai dan memperoleh
makanan dari laut (burung laut) menghadapi masalah berupa pemasukan garam yang
berlebihan. Hal ini berarti bahwa burung tersebut harus berusaha mengeluarkan
kelebihan garam dari tubuhnya. Burung mengeluarkan kelebihan garam tersebut melalui
kelenjar garam, yang terdapat pada cekungan dangkal dikepala bagian atas, disebelah atas
setiap matanya, didekat hidung. Apabila burung laut menghadapi kelebihan garam didalm
tubuhnya, hewan itu akan menyekresikan cairan pekat yang banyak mengandung NaCl.
Kelenjar garam ini hanya aktif pada saat tubuh burung dijenuhkan oleh garam.

4) Osmoregulasi pada Mamalia


Pada mamalia kehilangan air dan garam dapat terjadi lewat keringat. Sementara, cara
mereka memperoleh air sama seperti vertebrata lainnya, yaitu dari air minum dan
makanan. Akan tetapi, untuk mamalia yang hidup dipadang pasir memperoleh air denga
cara minum merupakan hal yang mustahil sebagai contoh kangguru. Kangguru tidak
minum air, tetapi dapat bertahan dengan menggunakan air metabolic yang dihasilkan dari
oksidasi glukosa.
D. Pengaruh Lingkungan Terhadap
Osmoregulasi
Lingkungan Hidup Hewan
Pada dasarnya lingkungan hidup hewan dapat dibagai
menjadi lingkungan air dan lingkungan darat. Lingkungan air
masih dibedakan menjadi lingkungan air laut dan air tawar.
Sedikit sekali hewan darat yang benar-benar telah
Theory 01lingkungan air. MisalnyaTheory
meninggalkan serangga 02 dan
beberapa
Is the closesthewan
planetdarat
to theyang lain, meskipun
Venus dianggap paling
has a beautiful
berhasil
Sun and theberadaptasi
smallest onedengan kehidupan
name anddidarat,
is the namun
second
hidupnya sedikit
in the Solar System banyak masih berhubungan langsung
planet from the Sun
dengan air tawar. Kebanyakan hewan selain serangga, hidup
didalam air atau sangat tergantung pada air.
E. Prinsip-prinsip Dasar Osmoregulasi

Terhadap lingkungan hidupnya, ada hewan air yang membiarkan konsentrasi


cairan tubuhnya berubah-ubah menngikuti perubahan mediumnya
(osmokonformer). Kebanyakan invertebrata laut tekanan osmotic cairan
tubuhnya sama dengan tekanan osmotic air laut. Cairan tubuh demikian
dikatakan isotonic atau isosmotik dengan medium tempat hidupnya. Bila terjadi
perubahan konsentrasi dalam mediumnya,maka cairan tubuhnya disesuaikan
dengan perubahan tersebut (osmokonformitas).
Sebaliknya ada hewan yang mempertahankan agar tekanan osmotik cairan
tubuhnya relative konstan lebih rendah dari mediumnya (hipoosmotik) atau
lebih tinggi dari mediumnya (hiperosmotik). Untuk mempertahankan cairan
tubuh relatif konstan, maka hewan melakukan regulasi osmotic (osmoregulasi),
hewannya disebut regulator osmotic atau osmoregulator. Ada dua macam
regulasi osmotic yaitu regulasi hipoosmotik dan regulasi hiperosmotik. Pada
regulator hipoosmotik, misalnya ikan air laut, hewan ini selalu mempertahankan
konsentrasi cairan tubuhnya lebih tinggi daripada mediumnya (air tawar).

Anda mungkin juga menyukai