Anda di halaman 1dari 8

KEANEKARAGAMAN HAYATI TUMBUHAN SPERMATOPHYTA

DIKAWASAN WISATA PANTAI MANGROVE KAMPUNG NIPAH


SERDANG BEDAGAI

Ari Hayati Purba1, Anti Veronika2, Nur Afifah Suwanda3, Nurhasanah Marbun4, Putri Humaira5, Rizki Putri
Ananda Siregar6, Syahro Raihan Tika Nasution7, Naimatussyifa Daulay8
Program Studi Tadris Biologi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
arihayatipurba1212@gmail.com

ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang dilintasi garis khatulistiwa dan terletak di iklim tropis serta memiliki
keanekaragaman tumbuhan yang cukup tinggi. Hutan pantai merupakan bagian dari wilayah pesisir dan
laut yang memiliki potensi sumberdaya alam yang produktif. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
keanekaragaman hayati tumbuhan di kawasan wisata Pantai Mangrove Kampung Nipah Serdang Bedagai,
Populasi dalam penelitian ini adalah semua spesies tumbuhan yang ada di dalam vegetasi pantai
Mangrove. Metode yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan
pada tingkat pohon, tiga suku Rhizophoraceae yakni Rhizophora stylosa (Bakau Hijau), Rhizophora
mucronata (Bakau Bangka), dan Bruguiera gymnorrhiza (Mata Buaya). Sedangkan tujuh suku yang
berbeda pada setiap spesiesnya yakni Aegiceras corniculum (Teruntun), Terminalia catappa (Ketapang),
Thespesia populnea (Kayu Waru), Sonneratia alba (Perepat), Casuarina equisetifolia (Cemara Laut),
Avicennia lanata (Api-Api), Scaevola taccada (Subang-Subang).

Kata kunci: Keanekaragaman hayati; Spermatophyta; Kampung Nipah

ABSTRACT
Indonesia is a country that crossed by the equator and is located in a tropical climate also has a fairly high
diversity of plants. Coastal forest is part of the coastal and marine areas that have the potential for
productive natural resources. The purpose of this study was to determine the biodiversity of plants in the
Mangrove Coast tourist area of Kampung Nipah Serdang Bedagai. The population in this study were all
plant species that exist in the mangrove beach vegetation. The method used is qualitative research. Based
on the results of the study found at the tree level, three Rhizophoraceae tribes namely Rhizophora stylosa
(Green Mangroves), Rhizophora mucronata (Bangka Mangroves), and Bruguiera gymnorrhiza (Crocodile
Eye). While the 7 different tribes in each species are Aegiceras corniculum (Teruntun), Terminalia
catappa (Ketapang), Thespesia populnea (Waru Wood), Sonneratia alba (Perepat), Casuarina
equisetifolia (Sea Fir), Avicennia lanata (Fire), Scaevola taccada (Subang-Subang).

Keywords: Biodiversity; Spermatophyta; Nipah Village


PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang dilintasi garis khatulistiwa dan terletak di iklim tropis.
Lokasi ini menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Jumlah
tumbuhan di Indonesia diperkirakan mencapai 25.000 spesies atau lebih dari 10% dari flora
dunia. Menurut Nandika (2005), Indonesia memiliki keanekaragaman flora dan fauna karena
letak geografisnya yang berada di sekitar garis khatulistiwa dan tersebar di sebagian besar
kepulauan di Indonesia, serta terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia,
sehingga menimbulkan adanya ciri dan karakteristik tertentu pada sumber daya hutan yang
berupa hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis di Indonesia dikenal sebagai hutan terkaya dengan
spesies tumbuhan dan memiliki ekosistem paling kompleks di dunia (Aryani, 2017).
Ekosistem pantai dilihat dari lokasinya umumnya berbatasan dengan ekosistem darat, laut,
dan daerah pasang surut. Hutan mangrove mempunyai guna biologis selaku penyedia nutrien
untuk biota perairan, tempat pemijahan serta asuhan (nursery ground) bermacam berbagai biota.
Guna ekologis hutan mangrove selaku penahan abrasi pantai, amukan angin taufan serta tsunami,
penyerap limbah, penyerap CO2 serta penghasil O2 yang relatif besar dibandingkan jenis hutan
yang lain (Ndruru, dkk., 2021).
Indonesia memiliki keanekaragaman tumbuhan yang cukup tinggi. Golongan tumbuhan biji
(Spermatophyta)-lah yang bersifat dominan di bumi. Tumbuhan spermatophyta terbagi menjadi
dua klasifikasi, yaitu : tumbuhan Gymnospermae dan tumbuhan Angiospermae. Tumbuhan
Gymnospermae adalah tumbuhan yang berbiji terbuka, sedangkan tumbuhan Angiospermae
adalah tumbuhan berbiji tertutup. Komoditas tumbuhan berbiji yang paling banyak adalah
tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). Tumbuhan Angiospermae biasanya dikenal sebagai
tumbuhan berbunga yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas monokotil dan kelas dikotil.
Kajian tentang keanekaragaman tumbuhan masih terus dipelajari dan dikembangkan untuk
kemajuan ilmu pengetahuan. Salah satu penelitian yang dapat dilakukan adalah menemukan
keanekaragaman Spermatophyta di perbukitan Desa Kampung Nipah. Informasi mengenai
keanekaragaman Spermatophyta di Kawasan Wisata Pantai Magrove Kampung Nipah dapat
diketahui dengan kegiatan eksplorasi atau jelajah secara langsung dan inventarisasi. Hasil dari
penelitian dapat menambah informasi dan gambaran tentang kenekaragaman tumbuhan di
Kampung Nipah (Aryani, 2017).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti melakukan penelitian tentang
keanekaragaman tumbuhan Spermatophyta dan manfaatnya yang ditemukan di Kawasan Wisata
Pantai Mangrove Kampung Nipah, Kecamatan Serdang Bedagai, Sumatera Utara.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dikawasan Wisata Pantai Mangrove Kampung Nipah, Kecamatan
Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Waktu penelitian adalah bulan November 2021. Metode yang
digunakan dalam kegiatan yaitu Metode Penelitian. Kualitatif, metode ini digunakan untuk
meneliti obyek yang alamiah, dimana peneliti mengumpulkan data secara triangulasi (gabungan).
Teknik pengambilan data, populasi… tambahkan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada kawasan Wisata Pantai Mangrove
Kampung Nipah, Kecamatan Serdang Bedagai. Ditemukan sebanyak 10 jenis pepohonan dengan
tiga suku yang sama dan tujuh suku yang berbeda pada setiap spesiesnya. Berdasarkan hasil
identifikasi keanekaragaman hayati tumbuhan yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Identifikasi Tumbuhan Biji, Suku dan Ordo Yang Ditemui Di Kawasan Pantai
Mangrove Kampung Nipah
No. Nama Lokal Nama Latin Suku
1. Teruntun Aegiceras corniculatum Myrsinaceae
2. Ketapang Terminalia catappa Combretaceae
3. Kayu Waru / Waru Laut Thespesia populnea Melvaceae
4. Bakau Hijau / Bakau Kecil Rhizophora stylosa Rhizophoraceae
5. Perepat Sonneratia alba Sonneratiaceae
6. Cemara Laut Casuarina equisetifolia Casuarinaceae
7. Bakau Bangka / Bakau Hitam Rhizophora mucronata Rhizophoraceae
8. Api-Api Avicennia lanata Verbenaceae
9. Subang-Subang Scaevola taccada Goodniaceae
10. Mata Buaya / Bakau Daun Besar Bruguiera gymnorrhiza Rhizophoraceae
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan pada Tabel. 1 bahwa pada tingkat pohon,
tiga suku yang sama pada Rhizophoraceae yakni Rhizophora stylosa (Bakau Hijau), Rhizophora
mucronata (Bakau Bangka), dan Bruguiera gymnorrhiza (Mata Buaya). Sedangkan tujuh suku
yang berbeda pada setiap spesiesnya yakni Aegiceras corniculum (Teruntun), Terminalia
catappa (Ketapang), Thespesia populnea (Kayu Waru), Sonneratia alba (Perepat), Casuarina
equisetifolia (Cemara Laut), Avicennia lanata (Api-Api), Scaevola taccada (Subang-Subang).
Perawakan, Daun, Bunga dan Buah Aegiceras cornilatum (L.)
Deskripsi: berupa semak atau pohon kecil yang selalu hijau dan tumbuh lurus dengan ketinggian
pohon mencapai 6m, akar menjalar di permukaan tanah. Kulit kayu bagian luar abu-abu hingga
coklat kemerahan, bercelah, serta memiliki sejumlah lentisel. Daun berkulit terang, berwarna
hijau mengkilat pada bagian atas dan hijau pucat di bagian bawah, seringkali bercampur warna
agak kemerahan. Kelenjar pembuangan garam terletak pada permukaan daun dan gagangnya.
Dalam satu tandan terdapat banyak bunga yang bergantungan seperti lampion, dengan masing-
masing tangkai/gagang bunga panjangnya 8-12 mm. Letak di ujung tandan/tangkai bunga
formasi payung. Daun mahkota 5 putih, ditutupi rambut pendek halus, 5-6 mm. Kelopak bunga 5
putih-hijau. Buah berwarna hijau hingga merah jambu (jika sudah matang). Permukaan halus,
membengkok seperti sabit. Dalam buah terdapat satu biji yang membesar dan cepat rontok.
Ukuran panjang 5-7,5 cm dan diameter 0,7 cm. Manfaat Kulit kayu yang berisi saponin
digunakan untuk racun ikan. Bunga digunakan sebagai hiasan karena wanginya. Kayu untuk
arang. Daun muda dapat dimakan.
Perawakan, Daun, Bunga dan Buah Terminalia catappa (Ketapang)
Deskripsi: memiliki batang bertajuk rindang dengan cabang-cabang yang tumbuh mendatar dan
bertingkat-tingkat. Daun tersebar, sebagian besar berjejalan di ujung ranting, bertangkai pendek
atau hampir duduk. Helaian daun bulat telur terbalik, dengan panjang 8-38 cm dan lebar 5-19
cm, dengan ujung lebar dan pangkal yang menyempit, helaian di pangkal bentuk jantung,
dibagian sisi bawah pangkal daun terdapat kelenjar di kiri-kanan ibu tulang daun, permukaan
atas licin dan bagian bawah berambut halus, berwarna kemerahan jika akan rontok. Bunga
berukuran kecil, terkumpul dalam bulir dekat ujung ranting, panjang 4-8. Sedangkan buah
berbentuk bulat telur gepeng, bersegi atau bersayap sempit. Manfaat biji pohon ketapang bisa
dikonsumsi sebagai pengganti biji kenari dan almond. Biji ketapang berkhasiat untuk
menstabilkan gula darah, mencegah oksidasi berbahaya, dan menurunkan tekanan darah.
Perawakan, Daun, Bunga dan Buah Thespesia populnea (Kayu Waru)
Deskripsi: pohon dengan ketinggian 2-10 m, tebal, berkulit dan permukaannya halus.Tangkai
putik menyatu, berwarna kuning dan ujungnya tumpul. Bunga berisi cairan seperti susu berwarna
kuning yang kemudian akan berubah menjadi merah. Terdapat 3-8 pinak daun di bagian luar
kelopak bunga. Bakal buah juga memiliki cairan berwarna kuning. Buah seperti bola dan
bersegmen, diameter 2,5-4,5 cm. Terdapat 3-4 biji pada setiap ruang/segmen buah yang padat
ditutupi oleh rambut pendek. Manfaat kayunya ringan. Pada masa lalu kulit kayu digunakan
sebagai bahan serat. Daun dan buah digunakan sebagai obat.
Perawakan, Daun, Bunga dan Buah Rhizophora stylosa (Bakau Hijau)
Deskripsi: Pohon dengan satu atau banyak batang, tinggi hingga 10 m. Kulit kayu halus,
bercelah, berwarna abu-abu hingga hitam. Memiliki akar tunjang dengan panjang hingga 3 m,
dan akar udara yang tumbuh dari cabang bawah. Daun berkulit, berbintik teratur di lapisan
bawah. Gagang daun berwarna hijau, panjang gagang 1-3,5 cm, dengan pinak daun panjang 4-6
cm. Daun mahkota 4 putih, ada rambut8 mm. Kelopak bunga 4 kuning hijau, panjangnya 13-19
mm. Benang sari 8 dan sebuah tangkai putik, panjang 4-6 mm. Panjangnya 2,5-4 cm, berbentuk
buah pir, berwarna coklat, berisi 1 biji fertil. Hipokotil silindris, berbintil agak halus. Leher
kotilodon kuning kehijauan ketika matang. Manfaatnya sebagai bahan bangunan, kayu bakar,
dan arang. Masyarakat Aborigin di Australia menggunakan kayu jenis ini untuk pembuatan
bumerang, tombak serta berbagai obyek upacara. Anggur ringan serta minuman untuk mengobati
hematuria (pendarahan pada air seni) dapat dibuat dari buahnya.
Perawakan, Daun, Bunga dan Buah Sonneratia alba (Perepat)
Deskripsi: Pohon selalu hijau, tumbuh tersebar, ketinggian kadang-kadang hingga 15 m. Kulit
kayu berwarna putih tua hingga coklat, dengan celah longitudinal yang halus. Akar berbentuk
kabel di bawah tanah dan muncul kepermukaan sebagai akar nafas yang berbentuk kerucut
tumpul dan tingginya mencapai 25 cm. Daun berkulit, memiliki kelenjar yang tidak berkembang
pada bagian pangkal gagang daun. Gagang daun panjangnya 6-15 mm. Daun mahkota: putih,
mudah rontok. Kelopak bunga: 6-8; berkulit, bagian luar hijau, di dalam kemerahan. Seperti
lonceng, panjangnya 2-2,5 cm. Benang sari: banyak, ujungnya putih dan pangkalnya kuning,
mudah rontok. Seperti bola, ujungnya bertangkai dan bagian dasarnya terbungkus kelopak
bunga. Buah mengandung banyak biji (150-200 biji) dan tidak akan membuka pada saat telah
matang. Ukuran: buah: diameter 3,5-4,5 cm. Manfaat buahnya asam dapat dimakan. Di Sulawesi,
kayu dibuat untuk perahu dan bahan bangunan, atau sebagai bahan bakar ketika tidak ada bahan
bakar lain. Akar nafas digunakan oleh orang Irian untuk gabus dan pelampung.
Perawakan, Daun, Bunga dan Buah Casuarina equisetifolia (Cemara Laut)
Deskripsi: salah satu jenis cemara dari golongan Casuarina. Tumbuhan ini juga memiliki sebutan
lain yaitu Australian pine dan beach she-oak. Tumbuhan ini masih berkerabat dekat
dengan cemara sumatera dan cemara gunung, merupakan tanaman jenis pohon berumah
satu dengan percabangan halus, dan pepagan berwarna coklat-keabu-abuan muda. Bagian
batangnya yang masih muda bertekstur halus sedangkan batang yang tua bertekstur kasar, tebal,
dan beralur. Daun daru cemara laut mudah gugur, tumbuh merunduk, berbentuk seperti jarum
serta berwarna hijau-keabu-abuan. Daun cemara laut mereduksi menjadi seperti lidi yang
berruas-ruas dan berjumlah 7-8 tiap-tiap ruas.  Bunga jantannya berupa bulir memanjang,
tunggal, dan terletak pada bagian terminal sedangkan bunga betina terletak pada cabang berkayu
yang menyamping.
Manfaat Cemara laut merupakan jenis tanaman khas pantai yang potensial untuk rehabilitasi
lahan dan konservasi tanah (RLKT) pantai berpasir. Jenis ini mampu menahan angin laut dan
uap air laut yang mengandung garam, sehingga mampu mendorong perbaikan lingkungan.
Perawakan, Daun, Bunga dan Buah Rhizophora mucronata (Bakau Bangka)
Deskrispi: Pohon dengan ketinggian mencapai 27 m, jarang melebihi 30 m. Batang memiliki
diameter hingga 70 cm dengan kulit kayu berwarna gelap hingga hitam dan terdapat celah
horizontal. Akar tunjang dan akar udara yang tumbuh dari percabangan bagian bawah. Daun
berkulit. Gagang daun berwarna hijau, panjang 2,5-5,5 cm. Pinak daun terletak pada pangkal
gagang daun berukuran 5,5-8,5 cm. Daun mahkota: 4 putih, ada rambut 9 mm. Kelopak bunga: 4
kuning pucat, panjangnya 13-19 mm. Benang sari 8 tak bertangkai. Buah lonjong/panjang hingga
berbentuk telur berukuran 5-7 cm, berwarna hijau kecoklatan, seringkali kasar di bagian pangkal,
berbiji tunggal. Hipokotil silindris, kasar dan berbintil dan leher kotilodon kuning ketika matang.
Ukuran: Hipokotil: panjang 36-70 cm dan diameter 2-3 cm.
Manfaat kayu digunakan sebagai bahan bakar dan arang. Tanin dari kulit kayu digunakan untuk
pewarnaan, dan kadang-kadang digunakan sebagai obat dalam kasus hematuria (perdarahan pada
air seni). Kadang-kadang ditanam di sepanjang tambak untuk melindungi pematang.
Perawakan, Daun, Bunga dan Buah Avicennia lanata (Api-Api)
Deskripsi: Belukar atau pohon yang tumbuh tegak atau menyebar, dapat mencapai ketinggian
hingga 8 meter. Memiliki akar nafas dan berbentuk pensil. Kulit kayu seperti kulit ikan hiu
berwarna gelap, coklat hingga hitam. Memiliki kelenjar garam, bagian bawah daun putih
kekuningan dan ada rambut halus. Formasi bulir (8-14 bunga). Daun Mahkota: 4 kuning pucat-
jingga tua, 4-5 mm. Kelopak bunga 5 dan benang sari 4. Buah seperti hati, ujungnya berparuh
pendek dan jelas, warna hijau agak kekuningan. Permukaan buah berambut halus. Ukurannya
sekitar 1,5 x 2,5 cm. Manfaatnya sebagai kayu bakar dan bahan bangunan.
Perawakan, Daun, Bunga dan Buah Scaevola taccada (Subang-Subang)
Deskripsi: Herba rendah/semak/pohon, dapat mencapai ketinggian hingga 3 m. Formasinya
mengelompok. Daun mahkotanya putih bersih, sering pada bagian dalamnya terdapat strip/garis
berwarna jingga. Tangkai Putik membengkok serta berbentuk kapsul, bulat. Ketika muda
berwarna hijau muda, lalu menjadi putih ketika sudah matang, diameter buah 8-12 mm.
Manfaatnya adalah sebagai pembersih pada ibu nifas setelah melahirkan, akar digunakan, untuk
mengobati sakit perut, kulit kayu dan dedaunan digunakan untuk mengobati kambuh sebuah
penyakit.
Perawakan, Daun, Bunga dan Buah Bruguiera gymnorrhiza (Mata Buaya)
Deskripsi: Pohon yang selalu hijau dengan ketinggian kadang-kadang mencapai 30 m. Kulit
kayu memiliki lentisel, permukaannya halus hingga kasar, berwarna abu-abu tua sampai coklat
(warna berubah-ubah). Akarnya seperti papan melebar ke samping di bagian pangkal pohon, juga
memiliki sejumlah akar lutut. Daun berkulit, berwarna hijau pada lapisan atas dan hijau
kekuningan pada bagian bawahnya dengan bercak-bercak hitam (ada juga yang tidak). Bunga
bergelantungan dengan panjang tangkai bunga antara 9-25 mm. Terletak di ketiak daun,
menggantung. Formasi soliter. Daun Mahkotanya 10-14 putih dan coklat jika tua, panjang 13-16
mm. Kelopak Bunga: 10-14 warna merah muda hingga merah dan panjang 30-50. Buah
melingkar spiral, bundar melintang, panjang 2-2,5 cm. Hipokotil lurus, tumpul dan berwarna
hijau tua keunguan. Ukuran hipokotilnya: panjang 12-30 cm dan diameter 1,5-2 cm. Bagian
dalam hipokotil dimakan (manisan kandeka), dicampur dengan gula. Kayunya yang berwarna
merah digunakan sebagai kayu bakar dan untuk membuat arang.

SIMPULAN
Keanekaragaman hayati tumbuhan pada kawasan Wisata Pantai Mangrove Kampung Nipah,
Kecamatan Serdang Bedagai. Pada tingkat pohon, tiga suku yang sama Rhizophoraceae yakni
Rhizophora stylosa (Bakau Hijau), Rhizophora mucronata (Bakau Bangka), dan Bruguiera
gymnorrhiza (Mata Buaya). Sedangkan tujuh suku yang berbeda pada setiap spesiesnya yakni
Aegiceras corniculum (Teruntun), Terminalia catappa (Ketapang), Thespesia populnea (Kayu
Waru), Sonneratia alba (Perepat), Casuarina equisetifolia (Cemara Laut), Avicennia lanata
(Api-Api), Scaevola taccada (Subang-Subang).

DAFTAR PUSTAKA
Aryani, Ima. 2017 Studi Keanekaragaman Spermatophyta di Perbukitan Daerah Tlogodlingo
Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Proceeding Biology Education
Conference. Vol. 14 (1): 109-113.
Daubenmire, R. F. 1974. Plant and Environment A Text Book of Plant Autecology. New York:
John Willey and Sons.
Kimball, J.W. 1983. Biologi Edisi Kelima. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Leksono, Amin S. 2011. Keanekaragaman Hayati: Teori dan Aplikasi. Malang: Universitas
Brawijaya Press.
Nandika, D. 2005. Hutan Bagi Ketahanan Nasional. Surakarta: UMS Press.
Nduru, Elfia Nurjana dan Fitra Delita. 2021. Analisis Pemanfaatan Hutan Mangrove Oleh
Masyarakat Kampung Nipah Desa Sei Nagalawan Kecamatan Perbaungan Kabupaten
Serdang Bedagai. El-Jughrafiyah. Vol 1 (1): 1-19.
Site. 2011. Ekologi Laut. Jurnal Biologi Indonesia 6 (1).
Weaver, J. E; F.E. Clements. 1938. Plant Ecology. London: McGraw-Hill Company.

Anda mungkin juga menyukai