Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL STT( Sistematika Tumbuhan Tingkat Tinggi)

IDENTIFIKASI JENIS TUMNUHAN PAKU-PAKUAN DI


MEURANDEH DAYAH, LANGSA

Disusun oleh:
Kasa Nova Turnip (170602005)
Annisa Mauliza (170602006)

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SAMUDRA
BAB 1 PENDAHULUAN

Negara Indonesia merupakan Negara yang sebagian wilayahnya berupa hutan. Hutan
adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan yang berisi sumberdaya alam hayati yang
didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dan yang lainnya tidak
dapat dipisahkan.Hutan secara umum dikenal sebagai suatu sumberdaya yang sangat unik, yang
member manfaat sangat beragam bagi kehidupan baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Tumbuhan epifit merupakan bagian signifikan dari seluruh jenis tumbuhan yang dapat dijumpai
di hutan tropis. Epifit merupakan salah satu kelompok tumbuhan penyusun komunitas hutan,
jenisnya sangat beranekaragam mulai dari algae, lumut, jamur, paku-pakuan, anggrek hingga
tumbuhan berkayu.

Tumbuhan paku merupakan kelompok tumbuhan yang termasuk dalam divisi


Pteriodophyta. Tumbuhan paku menyenangi daerah yang lembab. Tumbuhan paku
dikelompokkan dalam satu divisi yang jenis-jenisnya telah jelas mempunyai kormus dan dapat
dibedakan dalam tiga bagian pokok yaitu akar, batang, dan daun. Cara untuk mengenal
tumbuhan paku yaitu umumnya dicirikan oleh pertumbuhan pucuknya yang melingkar.
Disamping itu pada permukaan bawah daunnya ada bintik-bintik yang kadangkadang tumbuh
teratur dalam barisannya, menggerombol dan tersebar. Bintik-bintik itu adalah kotak spora. yang
dikenal dengan istilah sporangium. Dengan spora ini tumbuhan paku dapat memperbanyak diri.
Secara tidak langsung, kehadiran tumbuhan paku turut memberikan manfaat dalam memelihara
ekosistem hutan antara lain, membantu menjaga lahan pegunungan terhadap bahaya erosi serta
mengatur tata guna air dalam tanah sehingga membuat tanah tetap lembab.

Menurut Polunin (1994) bahwa tumbuhan paku yang sering digunakan sebagai tanaman
hias adalah family Licopodiinae karena tumbuhan suka panas, serta tumbuhan paku yang sering
digunakan dalam pembuatan karangan bunga adalah paku kawat (Lycopodium sp.).
Helminthostachyszeylanica merupakan salah satu tumbuhan paku yang telah lama digunakan
oleh masyarakat sebagai obat tradisional (Fitryadan Anwar, 2009).

Meurandeh Dayah adalah sebuah gampong yang terletak di kecamatan Langsa


Lama, kota Langsa, Aceh, Indonesia. Gampong ini dibentuk pada tahun 2010 dari pemekaran
Gampong Meurandeh. Adanya berbagai jenis tanaman yang tumbuh di sekitaran gampong
Meurandeh Dayah tersebut menjadikan keberadaan ekosistem tersusun dengan baik, karena
peranan dari tumbuhan itu adalah sebagai pemasok oksigen ke lingkungan dan sebagai sumber
makanan bagi organism heterotof. Tapi disamping itu masih banyak jenis tumbuh-tumbuhan
terutama tumbuahan jenis paku-pakuan yang belum diketahui namanya, jenis,serta fungsi
tanaman paku tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam proses pembelajaran biologi peserta didik mengalami kesulitan dalam


menyebutkan atau mengingat nama latin. Oleh karena itu proses pembelajaran biologi tidak
hanya sekedar interaksi komunikasi dan materi dari pendidik kepada peserta didik, tetapi harus
dapat menciptakan interaksi langsung antara peserta didik dengan obyek belajar yang dipelajari
yaitu lingkungan. Lingkungan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi yang dapat
menunjang siswa lebih mengenal lingkungan dengan melakukan pengamatan dan kegiatan
ilmiah. Melalui kegiatan ilmiah siswa dapat pengalaman baru yang tidak dijumpai dengan hanya
membaca buku. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu adanya penelitian identifikasi tumbuhan
paku di Kawasan Gampong Meurandeh Dayah, kecamatan Langsa yang dapat digunakan
sebagai sumber belajar biologi di sekolah dan untuk memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai jenis-jenis tumbuhan paku sejati terutama yang bermanfaat bagi kehidupan.
Sehubungan dengan kepentingan tersebut maka dilakukan penelitian yang berjudul Identifikasi
Tumbuhan Paku (Filicopyta) di Gampong Meurandeh Dayah, kecamatan Langsa Sebagai
Sumber Belajar Biologi..

Sehubungan dengan hal tersebut maka dilakukan penelitian yang berjudul Identifikasi
Tumbuhan Paku-pakuan di Gampong Meurandeh Dayah, kecamatan Langsa Sebagai Sumber
Belajar Biologi. Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
jenis-jenis tumbuhan paku-pakuan di Gampong Meurandeh Dayah, kecamatan Langsa.
BAB II METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan tempat

Adapun waktu penilitian ini dilakukan dari November 2019 di Gampong Meurandeh
Dayah, kecamatan Langsa.

Metode penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas koran,dan plastik beras
Positioning System (GPS), loope kecil, kamera, label gantung, alat tulis, spidol permanen,
selotip, dan buku identifikasi.Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2019 di Gampong
Meurandeh Dayah, kecamatan Langsa. Pengambilan data dilakuan dengan metode ekspolarasi
atau jelajah, artinya peneliti menjelajahi setiap sudut suatu lokasi. Penelitian ini bersifat
eksploratif, yaitu dengan mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi jenis tumbuhan paku
yang dijumpai dalam jalur pengamatan. Jalur pengamatan mengikuti jalur jalan atau track yang
sudah ada. Data yang dicatat terdiri atas nama jenis, bentuk pertumbuhan, ciri dan ukuran
morfologi tumbuhan, bentuk, ukuran dan letak sorus, lokasi tempat tumbuh, serta potensi
pemanfaatan oleh masyarakat setempat.

Pengambilan spesimen secara lengkap dilakukan untuk kepentingan identifikasi jenisnya.


Apabila waktu yang tersedia masih cukup memadai sedangkan seluruh lokasi telah terjelajahi,
maka sebaiknya dilakukan penyusuran kembali di lokasi yang sama dengan tujuan mengetahui
apakah tumbuhan yang di lokasi tersebut telah terkumpul semua (Rugayah, 2004). Sampel yang
berhasil dikumpulkan selanjtunya diidentifikasi dengan cara mencocokkan ciri morfologi sampel
dengan buku acuan yang sudah ada. Data hasil penelitian dianalisis secara kualitatif. Hasil
penelitian ini dianalisa secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan foto. Hasil
inventarisasi akan menjadi sumber bahan ajar biologi melalui identifikasi
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat 8 spesies yang ditemukan dilokasi
penelitian yang terdiri dari 6 famili dan 4 ordo. Spesies yang ditemukan di lokasi penelitian
didominasi oleh spesies dari ordo Polipodiales yakni sebanyak spesies, sedangkan spesies
lainnya dari ordo Cyatheales. Ordo Polipodiales lebih banyak ditemukan pada lokasi penelitian
sebab kondisi lingkungan pada lokasi penelitian sangat sesuai bagi kelangsungan hidup spesies
tersebut

Tabel 1. Spesies-Spesies Tumbuhan Paku Sejati yang ditemukan pada Kawasan


Gampong Meurandeh Dayah, kecamatan Langsa.

No ordo family Genus Spesies


1 Cycadales Cycadaseae persoon Cycas L. Cycas cirinalis
aspleniaceae asplenium Asplenium
nindus
dennstaedtiaceae pteredium Pteredium
aqualium
nephrolepis Neprolepis
dryopteridaceae cardiofolia
2 Polypodidales dryopteris D.filix-mas
Pteridaceae Pteris P.vittata
Pteris P.ensiformis
4 pteriales pteridales Adiantumm L. Adiantum
capillus-veneris

Data hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa menujukan bahwa family


Polypodiaceae memiliki komposisi genus dan family tertinggi dibandingkan dengan famililainya.
Famili dengan komposisi genus dan spesies paling sedikit dari family Aspleniaceae.
3.2 pembahasan

a. Cycas cirinalis

Pakis haji adalah sebuah tanaman hias yang tidak membutuhkan sinar matahari dalam
jumlah yang sangat banyak. Maka dari itu, tanaman ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai
sebuah tanaman indoor. Berikut adalah beberapa karakteristik dari tanaman ini, yaitu diantaranya
adalah :Termasuk kedalam tumbuhan biji terbuka yang memiliki bentuk seperti pohon kelapa.
Memilki daun yang terbuka dengan tulang daun yang sejajar. Pada daun yang masih muda akan
menggulung seperti tanaman paku. Memiliki batang yang bulat dan tidak bercabang. Susunan
anak daunnya berpasang-pasangan. Sebuah tanaman yang memiliki akar tunggang. Klorofil yang
terdapat didalam tanaman ini tidak ada di Kloroplas, melainkan tersebar kesemua bagian
sitoplasma. Mempunyai sebuah pigmen fikosianin. Pada tumbuhan Cycas jantan memiliki
sebuah runjung yang berukuran lebih besar diabndingkan dengan betinanya, yang tumbuh dari
ujung batang.

Klasifikasi Cycas cirinalis

Kingdom : Plantae

Divisi : Cycadophyta

Kelas : Cycadopsida

Ordo : Cycadales

Family : Cycadaceae

Genus : Cycas

Species : Cycas cirinalis

b. Asplenium nindus

Paku sarang burung (Asplenium nidusmerupakan jenis tumbuhan paku populer


sebagai tanaman hias halaman. Paku ini mudah dikenal karena tajuknya yang
besar, entalnya dapat mencapai panjang 150 cm dan lebar 20 cm, menyerupai daun pisang.
Peruratan daun menyirip tunggal. Warna helai daun hijau cerah, dan menguning bila terkena
cahaya matahari langsung. Spora terletak di sisi bawah helai, pada urat-urat daun,
dengan sori tertutup semacam kantung memanjang (biasa pada Aspleniaceae). Ental-ental yang
mengering akan membentuk semacam "sarang" yang menumpang pada cabang-cabang pohon.
"Sarang" ini bersifat menyimpan air dan dapat ditumbuhi tumbuhan epifit lainnya. Paku ini
kebanyakan epifit, tetapi sebetulnya dapat tumbuh di mana saja asalkan terdapat bahan organik
yang menyediakan hara. Karena merupakan tumbuhan bawah tajuk, ia menyukai naungan.
kingdom : plantae

Divisi : Pteridophyta
Class : Polipodiopsida
Ordo : Polypodiales
Family : Aspleniaceae
Genus : Asplenium
Spesies : A. Nidus

c. Pteredium aqualium

Tanaman paku Pteredium aqualium mempunyai ciri khusus sehingga mudah untuk
mengenali tumbuhan yang satu ini. Selain bentuk daun serta batangnya. Untuk lebih lengkapnya
mengenai ciri-ciri tumbuhan paku bisa dilihat di bawah ini. Berbeda dengan lumut, tumbuhan
paku mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Oleh karena itu tumbuhan ini termasuk ke dalam
jenis kormophyta berspora Setiap bagian tanaman seperti batang, daun, dan akar sudah
mempunyai pembuluh angkut yakni xilem yang berfungsi untuk mengedarkan hasil fotosintesis
ke seluruh bagian tumbuhan. Proses perkembangbiakannya melalui dua proses yakni fase
sporofit (menghasilkan spora) dan fase gametofit (menghasilkan sel kelamin). Berdasarkan
fungsinya daun paku terbagi menjadi dua, yakni daun tropofil (untuk fotosintesis) dan daun
sporofil (proses pembentukan spora). Berdasarkan bentuk daunnya, tumbuhan ini dibagi menjadi
dua yakni daun kecil dan daun ukuran besar. Habitat tumbuh tumbuhan paku berada di darat, ada
di perairan ada juga yang menempel pada kayu lapukKetika masih muda biasanya tumbuhan
paku menggulung dan bersisik. Tumbuhan paku mempunyai klorofil sehingga cara hidupnya
dengan cara fotoautotrof

Klasifikasi

Kingdom : plantae

Divisi :thraceophyta

Kelas :popypoidopsida

Ordo : polypodales

Family : Dennstaedtiineae

Genus : Pteredium

Spesiess : Pteredium aqualium


d. Neprolepis cardiofolia

Paku pedang (Nephrolepis) merupakan sekelompok tumbuhan paku dengan sekitar


40 jenis yang mudah dikenali karena entalnya memanjang berbentuk pedang. Terna epifit atau
setengah epifit, mudah dijumpai tumbuh di tepi-tepi sungai, tebing, atau pada batang palem serta
pohon lain. Rimpangnya tipis, menyerupai akar. Dari rimpangnya tumbuh ental yang
memanjang, dapat mencapai 1,5m panjang, dengan anak-anak daun tersusun menyirip tunggal,
mirip pedang atau mata tombak. Dalam taksonomi saat ini, Nephrolepis dimasukkan dalam
suku Lomariopsidaceae, walaupun banyak yang menganggap Nephrolepis lebih baik
dikelompokkan sebagai genus tunggal dari suku Nephrolepidaceae. Sistem lain memasukkannya
ke dalam Davalliaceae. Di Indonesia dan daerah Asia tropis lainnya, Nephrolepis mudah
dijumpai di rumah-rumah atau kebun. Tumbuhan ini mudah beradaptasi karena
bersifat epifit dan memiliki rimpang yang tahan kering yang menjalar ke mana-mana. Beberapa
jenisnya, seperti Nephrolepis exaltata, N. duffii, dan N. cordifolia, dikenal sebagai tanaman
hias populer dan memiliki banyak kultivar. N. biserrata biasa dijumpai di batang-batang palem
di kebun atau hutan.

Kingdom : plantae

Divisi :pteredophyta

Kelas :pteridopopsida

Ordo : polypodales

Family : lomoriasidopceae

Genus : Neprolepis

Spesiess : Neprolepis cardiofolia

e. paku suplir (adiantum cuneatum)

Suplir adalah tumbuhan paku populer untuk penghias ruang atau taman yang termasuk
dalam marga Adiantum, yang tergolong dalam anaksuku Vittarioideae, suku Pteridaceae . Suplir
memperbanyak diri secara generatif dengan spora yang terletak pada bagian tepi sisi
bawah daun yang sudah dewasa. Suplir memiliki penampilan yang khas, yang membuatnya
mudah dibedakan dari jenis paku-pakuan lain. Daunnya tidak berbentuk memanjang, tetapi
cenderung membulat. Spora terlindungi oleh sporangium yang dilindungi oleh indusium.
Kumpulan indusia (sorus) berada di sisi bawah daun pada bagian tepi yang agak terlindung oleh
lipatan daun. Tangkai entalnya khas karena berwarna hitam dan mengkilap, kadang-kadang
bersisik halus ketika dewasa. Sebagaimana paku-pakuan lain, daun tumbuh dari rimpang dalam
bentuk melingkar ke dalam (bahasa Jawa: mlungker) seperti tangkai biola (disebut circinate
vernation) dan perlahan-lahan membuka. Akarnya serabut dan tumbuh dari rimpang.
Kingdom :plantae

Divisi :pteredophyta

Kelas :filicenae

Ordo :polypodales

Family :polypodiceae

Genus : adiantum

Spesiess : adiantum cuneatum

f. paku sayur (Diplazium esculentum)


Merupakan sejenis paku/pakis yang biasa dimakan ental mudanya sebagai sayuran oleh
penduduk Asia Tenggara dan kepulauan di Samudera Pasifik. Paku ini biasanya tumbuh di tepi
sungai atau di tebing-tebing yang lembap dan teduh. Pemanfaatanya biasanya digulai ("gulai
paku") atau dijadikan lalap setelah direbus terlebih dahulu. Konsumsi mentah tidak dianjurkan
karena mengandung asam sikimat yang mengganggu pencernaan manusia.Paku sayur biasanya
tidak dibudidayakan. Pedagang mencari di hutan atau kebun lalu dijual.
Kingdom : plantae

Divisi :pteridophyta

Kelas :pteridopsida

Ordo :athyriales

Family : athyriceae

Genus : diplazium

Spesies : D.esculentum
g. pteris vitta

Pteris vittata termasuk paku tanah yaitu paku-pakuan yang hidup di tanah, tembok, dan
tebing terjal. Jenis paku ini menyukai kelembapan. Rimpangnya menjalar pada pemukaan batuan
dan akar-akarnya masuk ke celah-celah batu. Pteris vittata merupakan paku jenis herba,
memiliki daun majemuk menyirip, tepi daunya rata. Bentuk daunya memanjang, berukuran ±3,5
cm, daun Pteris sp. tergolong anisofil yaitu daunya terdiri dari dua ukuran yaitu yang satu lebih
besar dari yang lainnya (Moertolo, 2004). Daun muda menggulung dan akan membuka jika
telah dewasa. Batang Pteris vittata berbentuk bulat beralur secara longitudinal, beruas-ruas
panjang dan kaku, permukaan pada batangnya halus. Pada batangnya tidak di terdapat rambut.
Warna batang Pteris vittata hijau kecoklatan. Letak akar Pteris vittata yaitu pada pangkal
rimpang yang tegak dan bentuk akarnya tipis, kasar, dan warnanya coklat tua. Permukaan bawah
daun Pteris vittata terdapat sori (bentuk tunggal dari sorus), setiap sorus berisi kelompok
sporangia (penghasil spora).

Kingdom : Plantae
Divisi : Pterydophyta
Kelas : Filicopsida
Ordo : Polipodiales
Famili : Pteridaceace
Genus : Pteris
Spesies : Pteris vittata

i. Kalakai (Stenochlaena palustris)


Sejenis paku-pakuan angguta suku Blechnaceae. Pucuk daun kalakai ini biasa
dibuat jadi sayuran di berbagai wilayah . Kalakai merupakan tanaman jenis pakis atau
paku-pakuan, termasuk dalam famili pteridaceae yang banyak tumbuh dan
berkembang di Kalimantan Tengah. Tanaman ini mempunyai masa panen yang relatif
singkat (4-6 hari) artinya dalam jangka waktu tersebut dapat dilakukan panen
kembali, dan tumbuh baik pada daerah-daerah yang mempunyai kelembaban tinggi
seperti lahan gambut (Mirmanto, 2003). Kalakai berkembang secara vegetatif dengan
kemampuan yang cukup tinggi. Terdapat perbedaan kecepatan pertumbuhan antara
pada musim kemarau dengan musim hujan. Pada musim kemarau kecepatan
pertumbuhan kalakai lebih lambat dibanding musim hujan. Hal ini disebabkan adanya
perbedaan kemampuan memproduksi biomas dan terbatasnya jumlah air yang dapat
dimanfaatkan (Rahajoe dan Kohyama, 2003).
Kingdom : plantae
Divisi :pteridophyta
Kelas :pteridopsida
Ordo :blechnales
Family : blechnaleceae
Genus :stenochlaena
Spesies : s. palutris
BAB IV. PENUTUP

4.1 kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tumbuhan paku Berdasarkan


penelitian yang telah dilakukan, terdapat 8 spesies yang ditemukan dilokasi penelitian yang
terdiri dari 8 famili dan 4 ordo. Spesies yang ditemukan di lokasi penelitian didominasi oleh
spesies dari ordo Polipodiales yakni sebanyak spesies, sedangkan spesies lainnya dari ordo
Cyatheales. Ordo Polipodiales lebih banyak ditemukan pada lokasi penelitian sebab kondisi
lingkungan pada lokasi penelitian sangat sesuai bagi kelangsungan hidup spesies tersebut

Data hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa menujukan bahwa family


Polypodiaceae memiliki komposisi genus dan family tertinggi dibandingkan dengan famililainya.
Famili dengan komposisi genus dan spesies paling sedikit dari family Aspleniaceae

4.2 Saran

Tumbuhan paku memiliki potensi pemanfaatan yang cukup baik untuk dikembangkan
lebih lanjut sebagai bahan obat, bahan makanan dan tanaman hias sehingga perlu dilakukan
kegiatan eksplorasi pada bagian lain dari kawasan Kawasan Gampong Meurandeh Dayah,
kecamatan Langsa. untuk melengkapi data keanekaragaman jenis tumbuhan khususnya
tumbuhan paku yang terdapat didalamnya
DAFTAR PUSTAKA

Fitrya dan Anwar, L.2009. Uji Aktivitas Anti kanker Secara In Vitro dengan Sel Murine
P-388 Senyawa Flavonoid dari Fraksi Etilasetat Akar Tumbuhan Tunjuk Langit (Helmyn
thostachis Zeylanica (Linn) Hook). Jurnal Penelitian Sains. 12(1): 1-4.

Polunin, N.1994. Pengantar Geografi Tumbuhan, Yogyakarta : Gadjah Mada University


Press.

Rugayah,ElizabethA. Widjaja, Praptiwi. 2004, Pedoman Pengumpulan Data


Keanekaragaman Flora, Bogor : LIPI.

SriMulyani.E.S. 2006. Anatomi Tumbuhan Rendah, Yogyakarta :Penerbit Kanisius.


Sujalu,A.P. 2007. Identifikasi Keanekaragaman Paku-Pakuan (Pteridophyta) Epifit Pada
Hutan Bekas Tebangan Di Hutan Penelitian Malinau-Cifor Seturan. Media Konservasi
12(1):38-48.

Van C.G.G.J., dan Steenis.2013. Flora, untuk sekolah di Indonesia. Jakarta: PT Balai
Pustaka (Persero).

Asbar. 2004. Jenis Paku-pakuan (Pteridophyta) di Sekitar Air Terjun Tirta Rimba Hutan
Wana Osena Desa Sumber Sari Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan. Skripsi.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Haluoleo. Kendari (Tidak
diterbitkan).
As, M. 2005. Keanekaragaman dan Potensi Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Hutan
Desa Lampeapi Kecamatan Wawonii Barat Kabupaten Konawi. Skripsi. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Haluoleo. Kendari (Tidak
diterbitkan).
BKSDA Sulut. 2005. Rencana Pengelolaan Cagar Alam Gunung Ambang Propinsi
Sulawesi Utara. Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Utara. Manado.

Anda mungkin juga menyukai